Top Banner

of 23

Proses Pembuatan Jelly Sweet Candy

Jul 20, 2015

Download

Documents

Muhammad Nuradi
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

Proses Pembuatan Jelly sweet candy KARYA ILMIAH

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Madrasah Aliyah Negeri Sukoharjo Program Ilmu Keagamaan Semester Genap Tahun Pelajaran 2011 / 2012

Oleh :

Nama

: Muhammad Nurad

No Induk : 0 Kelas : XI Alam II

MADRASAH ALIYAH NEGERI SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2011 / 2012Jalan K.H Samanhudi Jetis Sukoharjo

BAB I PENDAHULUAN

1.

Latar Belakang

Sistem koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan suspensi (campuran kasar). Sistem koloid ini mempunyai sifat-sifat khas yang berbeda dari sifat larutan atau suspensi. Keadaan koloid bukan ciri dari zat tertentu karena semua zat, baik padat, cair, maupun gas, dapat dibuat dalam keadaan koloid. Sistem koloid sangat berkaitan erat dengan hidup dan kehidupan kita sehari-hari. Cairan tubuh, seperti darah adalah sistem koloid, bahan makanan seperti susu, keju, nasi, dan roti adalah sistem koloid. Cat, berbagai jenis obat, bahan kosmetik, tanah pertanian juga merupakan sistem koloid, begitu pula dengan jelly. Jelly ataupun jelly sweet candy adalah salah satu makanan ringan yang cukup populer dan sering dikonsumsi setiap orang termasuk anak-anak karena rasanya yang manis dan bercita rasa yang beraneka ragam. Berbagai produk jelly buatan pabrik sudah sering terdengar di telinga. Seperti Jelly drink, Yuppi, Nutrijell, Oki jelly, dan sebagainya. Kita tahu bahwa pembuatan jelly hasil pabrik tersebut memakai bahan-bahan kimia berbahaya yang jika sering dikonsumsi akan berdampak buruk bagi konsumen yang menikmati.

Jelly sweet candy dapat dibuat sendiri menggunakan bahan-bahan alami seperti rumput laut, gelatin dan kulit ikan pari. Membuat jelly dengan menggunakan kulit ikan pari memang terasa asing di telinga. Oleh karena itu penulis mencoba membuat jelly sweet candy menggunakan kulit ikan pari yang berhubungan dengan sub bab koloid.

1.

Rumusan Masalah

Dalam karya tulis ini penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana penerapan konsep koloid dalam pembuatan jelly sweet candy dari kulit ikan pari.

1.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1. Penerapan konsep koloid dalam pembuatna jelly sweet candy dari kulit ikan pari.

1.

Metode Penulisan

Metode yang digunakan dalam penyusunan karya tulis ini yaitu dengan: 1. Metode Penelitian Penulis melakukan penelitian dengan alat dan bahan yang mendukung tujuan penelitian.

2. Metode Deskrpitif Data yang telah terkumpul dianalisis dan diinterpretasikan sesuai dengan apa adanya kemudian dideskripsikan sesuai dengan tujuan penelitian. 1.

Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi: 1. Siswa SMA Fransiskus dalam pembuatan jelly sweet candy menggunakan kulit ikan pari. 2. Masyarakat yang ingin membuat jelly sweet candy dengan bahan-bahan alami menggunakan kulit ikan pari.

BAB II

LANDASAN TEORI

1. Konsep Koloid

2.1.1 Sistem Koloid

Koloid adalah suatu sistem metastabil atau bisa dikatakan seolah-olah stabil. Hal itu dikarenakan, koloid akan memisah pada waktu tertentu. Dalam sisi ini koloid bisa dikatakan berbeda dengan larutan, karena larutan biasanya akan terikat dengan stabil. Koloid bisa pula dikatakan sebagai suatu suspensi partikel-partikel kecil yang mempunyai ukuran tertentu dalam suatu medium kontinyu yang terdiri atas fase terdispersi dengan ukuran tertentu dalam medium pendespersi. Zat yang didispersikan disebut fase terdispersi, sedangkan medium yang digunakan untuk mendespersikan disebut medium pendispersi. .( www.chem-is-try.org)

1. Koloid Pelindung

Koloid pelindung adalah koloid yang dapat melindungi koloid dari proses koagulasi atau penggumpalan. Pada gelatin sol hidrofil akan lebih stabil terghadap elektrolit dari pada sol hidrofob. Karena itu, koloid seperti gelatin atau lem arab digunakan untuk mencegah pengendapan koloid hidrofob terhadap elektrolit. Koloid seperti gelatin ini disebut sol pelindung, karena melindungi koloid hidrofob terhadap koagulasi. Sebagai contoh adalah pen-stabilan

sol emas yang hidrofob terhadap penambahan elektrolit NaCl dengan menambah gelatin. (www.faperta.ugm.ac.id)

2.1.3

Koloid Liofob dan Liofil

Koloid yang memiliki medium dispersi cair dibedakan atas koloid liofil dan koloid liofob. Suatu koloid disebut koloid liofil jika terdapat gaya tarik-menarik yang cukup besar antara zat terdispersi dengan mediumnya. Partikel-partikel koloid dapat mengadsorpsi cairan sehingga terbentuk selubung cairan disekeliling partikel koloid. Jika cairannya berupa air maka istilahnya adalah hidrofil.

Koloid hidrofil mempunyai gugus ionik atau gugus polar di permukaannya sehingga mempunyai interaksi yang baik dengan air. Butir-butir koloid liofil/hidrofil dapat mengadsorpsi molekul mediumnya sehingga membentuk suatu selubung. Hal tersebut disebut solvatasi/hidratasi sehingga koloid terhindar terhindar dari agregasi (pengelompokan). Sol hidrofil tidak akan menggumpal pada penambahan sedikit elektrolit. Zat padat yang dipisahkan dari sol hidrofil dicampurkan kembali dengan air, maka dapat membentuk kembali sol hidrofil, atau dengan kata lain bersifat reversible. Contoh sol hidrofil adalah kanji, protein dan agar-agar.

Ciri-ciri sol hidrofil : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Mengadsorpsi mediumnya. Dapat dibuat dengan konsentrasi yang relatif besar. Tidak mudah digumpalkan dengan penambahan elektrolit. Viskositas lebih besar daripada mediumnya. Bersifat reversibel. Efek Tyndall lemah. (http://callbowo.wordpress.com)

1. Kestabilan Koloid Banyak koloid yang harus dipertahankan dalam bentuk koloid untuk penggunaannya. Contoh: es krim, tinta, cat. Untuk itu digunakan koloid lain yang dapat membentuk lapisan di sekeliling koloid tersebut. Koloid lain ini disebut koloid pelindung. Contoh: gelatin pada sol Fe(OH)3. (www.iptekda.lipi.go.id)

2.2

Tentang Jelly Sweet Candy

1. Jelly

Kata "jeli" berasal dari bahasa Prancis "gel" yang berarti "congeal" atau beku. Jeli termasuk makanan bereputasi internasional. Rasa buahnya yang tajam memubuatnya terkenal secara mendunia. Di Indonesia, jeli kalah populer dibandingkan agar-agar. Memang kedua jenis makanan ini serupa tapi tak sama. Serupa karena bahan pembuatnya sama, yaitu ekstrak rumput laut kering alga merah (karagenan). Menjadi tidak sama karena genus (kelas) mereka berbeda. Ciri khusus jeli adalah teksturnya yang lebih kenyal dibanding agar-agar. Jeli juga tidak mudah pecah di mulut sebelum digigit atau ditekan ke dinding langit-langit. (http://cbn-portal.com)

1. Gelatin

Gelatin adalah suatu jenis protein yang diekstraksi dari jaringan kolagen kulit, tulang atau ligamen (jaringan ikat) hewan. Pembuatan gelatin merupakan upaya untuk mendayagunakan limbah tulang yang biasanya tidak terpakai dan dibuang di rumah pemotongan hewan. Penggunaan gelatin dalam industri pangan terutama ditujukan untuk mengatasi permasalahan yang timbul khususnya dalam penganekaragaman produk.

Gelatin merupakan protein yang diperoleh dari hidrolisis kolagen yang secara alami terdapat pada tulang atau kulit binatang. Dalam industri pangan, gelatin luas dipakai sebagai salah satu bahan baku dari jeli. (http://wikipedia.com)

2.2.3

Pembutan Gelatin

Gelatin komersial yang ada di pasaran dikategorikan sebagai gelatin tipe A (Asam) dan tipe B (Basa). Pengelompokan ini berdasarkan jenis prosesnya, yaitu proses perendaman asam dan basa. Proses perendaman asam menghasilkan gelatin tipe A dan perendaman basa menghasilkan gelatin tipe B. Gelatin tipe A umumnya memiliki titik isoelektrik (titik pengendapan protein) pada PH yang lebih tinggi (7.5 - 9.0) dari PH isoelektrik gelatin tipe b (4.8 - 5.0). Sedangkan gelatin ikan dikategorikan sebagai gelatin tipe A.

Secara ekonomis, proses asam lebih disukai dibandingkan dengan proses basa. Hal ini karena peresndaman yang dilakukan dalam proses asam relatif lebih singkat dibanding dengan proses basa. Setelah mengalami perendaman bahan dinetralkan untuk kemudian diekstraksi dan dipekatkan (evaporasi). Bahan yang telah mengalami pemekatan dikeringkan untuk kemudian mengalami proses penggilingan atau penghancuran menjadi partikel yang lebih kecil atau sesuai dengan standar tertentu.( www.chem-is-try.org_artikel_kimia_gelatin)

2.2.4 Manfaat Gelatin

Gelatin sangat penting dalam rangka diversifikasi bahan makanan, karena nilai gizinya yang tinggi yaitu terutama akan tingginya kadar protein khususnya asam amino dan rendahnya kadar lemak. Gelatin kering mengandung kira-kira 84 - 86 % protein, 8 - 12 % air dan 2 - 4 % mineral. Dari 10 asam amino essensial yang dibutuhkan tubuh, gelatin mengandung 9 asam amino essensial, satu asam amino essensial yang hampir tidak terkandung dalam gelatin yaitu triptofan. (http://infohalal.com)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1

Alat dan Bahan

3.1.1

Alat yang diperlukan :

1. Blender 2. Ember atau Baskom 3. Gelas 4. Cetakan 5. Sendok 6. Kompor 7. Panci 8. Pengaduk Kayu 9. Kain Saringan 10. Saringan Teh 11. Pisau

3.1.2

Bahan yang diperlukan :

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Kulit Ikan Pari Gelatin Air Asam Cuka Gula Essence Pewarna Makanan Coklat Bubuk Gula Warna

3.2

Cara Pembuatan

1. Pembuatan bubuk ikan pari :

1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan seperti baskom, asam cuka, air dan pisau. 2. Pisahkan kulit ikan pari dengan dagingnya menggunakan pisau. 3. Ambil kulit ikan pari yang sudah dipisahkan, lalu rendam pada baskom dengan larutan asam cuka 1:10 bila konsentrasi asam cuka kuat atau 1:4, bila asam lemah. 4. Rendam kulit ikan pari selama 12 jam, setelah itu angkat dan bilas kulit ikan pari dari baskom dengan air mengalir sampai bersih. 5. Jika kulit tidak bau lagi, lanjutkan ke langkah no 6. Namun, jika kulit masih mengeluarkan bau yang tidak sedap, direndam lagi dengan larutan asam cuka selama 3-4 jam, lalu cuci kembali dengan air mengalir. 6. Jika setelah proses perendaman kulit ikan pari hancur, maka kulit terlebih dahulu di ekstrak, jika tidak lanjutkan ke langkah no 7. 7. Kulit dijemur selama 3 hari samapai kering dan usahakan menjemur saat panas terik. 8. Kulit ikan pari yang sudah kering diblender hingga menjadi bubuk.

1. Pembuatan Jelly Sweet Candy :

1. Siapakan alat dan bahan yang diperlukan. 2. Kentalkan 4 sendok bubuk ikan pari dengan 1 gelas air dan gula secukupnya pada panci. 3. Lalu tunggu hingga mendidih dan aduk hingga larut. 4. Setelah mendidih diamkan sesaat, lalu saring dengan saringan the untuk memisahkan sisa bubuk yang tidak tercampur dengan baik. 5. Tambahkan essence dan pewarna makanan sesuai selera. Gunakan essence dan pewarna makanan yang memiliki bau yang cukup kuat untuk mengimbangi bau amis yang masih tersisa. 6. Lalu tuang ke dalam cetakan dan taburkan gula warna diatasnya. 7. Masukkan ke dalam lemari pendingin, dan tunggu hingga mengeras dan terbentuk jelly sweet candy.

3.3

Cara Ekstraksi Bila Terjadi Kegagalan

1. Masukkan kulit ikan pari yang hancur pada baskom. 2. Ekstrak dengan air panas dengan suhu sekitar 700 - 800C. 3. Saring dengan kain, agar gelatin yang ingin kita ambil pada kulit ikan pari tidak banyak terbuang. 4. Kentalkan kembali dengan air panas dengan volume dikurangi setengahnya dari sebelumnya. 5. Saring kembali dengan kain bersih. 6. Agar hasil ekstraksi tidak banyak terbawa angin saat menjemur, hasil ekstraksi, di oven hingga kering untuk menggantikan proses penjemuran. 7. Tumbuk atau haluskan gelatin dari kulit ikan pari hasil ekstraksi yang sudah kering.

BAB IV PEMBAHASAN

BAB V PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari hasil pembahasan yang telah dijelaskan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa system koloid sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Salah satu contoh jenis koloid yaitu gelatin dapat digunakan untuk membuat agar- agar atau jelli. Gelatin yang merupakan suatu jenis protein yang diekstraksi dari jaringan kolagen kulit, tulang atau ligamen(jaringan ikat) hewan babi,sapi, ikan dan lain-lain, mampu memberikan tekstur yang kenyal. Sifat gelatin ini dapat digunakan untuk membuat jeli.

Selain itu, gelatin memiliki nilai zat yang tinggi, yaitu tingginya kadar protein khususnya asam amino dan rendahnya kadar lemak. Kulit ikan pari apabila diolah dengan baik akan menghasilkan kegunaan yang sama seperti gelatin yaitu dapat digunakan untuk membuat jelli. Hal ini disebabkan adanya jaringan kolagen yang terdapat di dalam kulit ikan pari. Karena sama dengan prinsip gelatin yang dapat dibuat dari bahan yang kaya kolagen seperti kulit dan tulang hewan .

4.2 Saran

Jika ingin membuat jeli atau agar- agar, lebih baik gunakan gelatin atau kulit ikan pari yang sudah diolah. Ini bagus untuk tubuh, karena gelatin memiliki protein yang tinggi dan kadar lemak yang sedikit. Penggunaan gelatin dan kulit ikan pari ini juga dapat menjadi salah satu upaya mendayagunakan limbah kulit atau tulang hewan. Dalam pembuatan kulit ikan pari menjadi bubuk perlu diperhatikan cara pembuatan dengan baik. Apabila dalam proses pengolahan atau pembuatan tidak maksimal, maka hasilnya pun kurang maksimal. Yang mungkin perlu diperhatikan antara lain, yaitu setelah proses menjemur, pastikan kulit telah kering. Dan apabila setelah proses perendaman kulit menjadi hancur, lakukan ekstraksi.

LAMPIRAN CARA MEMBUAT JELLY SWEET CANDY

DARI KULIT IKAN PARI

1. Kulit ikan pari drendam pada baskom dengan konsentrasi 1:10 selama 12 jam.

2. Bilas dengan air mengalir sampai bersih. Kemudian dijemur selama 3 hari.

3. Setelah itu belender kulit ikan pari yang telah kering sampai menjadi bubuk.

4. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.

5. Masukan 240 ml air dan 4 sendok bubuk kulit ikan pari atau sekitar 34 gram kedalam panci. Tambahkan gula pasir secukupnya.

6. Aduk-aduk sampai mendidih.

7. Setelah mendidih, angkat dan saring menggunakan saringan teh.

8. Berikan essence dan pewarna makanan sesuai selera.

9. Tuang dalam cetakan dan biarkan sampai mengeras. Bisa juga letakan dalam freezer agar jeli cepat membeku.

DAFTAR PUSTAKA

"Cuka," Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2003), hal 222.

Ensiklopedi Indonesia seri Fauna (Jakarta: PT Ikrar Mandiriabadi, 2003).

Goenawan, J. 1999. Kimia untuk Sekolah Menengah Umum kelas 2. Jakarta: Grasindo.

"Koloid," Ensiklopedi Nasional Indonesia (Jakarta: PT Delta Pamungkas, 1997), hal. 40.

http://cbn-portal.com

http://infohalal.com

http://wikipedia.com

http://www.chem-is-try.org

http://www.faperta.ugm.ac.id

http://www.iptekda.lipi.go.id

http://www.republika.com