Top Banner
MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR LOGAM MESIN SUB SEKTOR PENGELASAN MENGELAS DENGAN PROSES LAS GAS METAL LOG.OO05.017.01 BUKU INFORMASI DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS Jl. Jend. Gatot Subroto Kav.51 Lt.7.B Jakarta Selatan
34

Prosedur Pengelasan

Jun 28, 2015

Download

Documents

Agus Riyanto

Buku Modul SMk Teknik kendaraan ringan
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Prosedur Pengelasan

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI

SEKTOR LOGAM MESIN

SUB SEKTOR PENGELASAN

MENGELAS DENGAN PROSES LAS GAS METAL

LOG.OO05.017.01

BUKU INFORMASI

DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS

Jl. Jend. Gatot Subroto Kav.51 Lt.7.B Jakarta Selatan

Page 2: Prosedur Pengelasan

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan

Kode Modul LOG.OO05.017.01

Judul Modul: Mengelas dengan Proses Las Gas Metal Buku Informasi Versi: 08-05-2006 Halaman: 1 dari 33

DAFTAR ISI

Daftar Isi ............................................................................................................ 1 BAB I PENGANTAR .......................................................................................... 2

1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi ............................... 2 1.2. Penjelasan Modul ........................................................................ 2 1.3. Pengakuan Kompetensi Terkini (RCC) ........................................... 3 1.4. Pengertian-pengertian Istilah ....................................................... 4

BAB II STANDAR KOMPETENSI ........................................................................... 5

2.1. Peta Paket Pelatihan ................................................................... 5 2.2. Pengertian Unit Standar .............................................................. 5 2.3. Unit Kompetensi yang Dipelajari .................................................. 6

2.3.1. Judul Unit ..................................................................... 6 2.3.2. Kode Unit ...................................................................... 6 2.3.3. Deskripsi Unit ................................................................ 6 2.3.4. Elemen Kompetensi ....................................................... 6 2.3.5. Kriteria Unjuk Kerja ........................................................ 6 2.3.6. Batasan Variabel ............................................................ 7 2.3.7. Panduan Penilaian ......................................................... 8 2.3.8. Kompetensi Kunci .......................................................... 9

BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN

3.1. Strategi Pelatihan ....................................................................... 10 3.2. Metode Pelatihan ....................................................................... 10

BAB IV MATERI UNIT KOMPETENSI .................................................................... 12 BAB V SUMBER -SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI

5.1. Sumber Daya Manusia ................................................................ 31 5.2. Sumber-sumber Perpustakaan ..................................................... 31 5.3. Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan ............................................... 33

Page 3: Prosedur Pengelasan

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan

Kode Modul LOG.OO05.017.01

Judul Modul: Mengelas dengan Proses Las Gas Metal Buku Informasi Versi: 08-05-2006 Halaman: 2 dari 33

BAB I

PENGANTAR 1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi

• Apakah pelatihan berdasarkan kompetensi?

Pelatihan berdasarkan kompetensi adalah pelatihan yang memperhatikan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan di tempat kerja agar dapat melakukan pekerjaan dengan kompeten. Standar Kompetensi dijelaskan oleh Kriteria Unjuk Kerja.

• Apakah artinya menjadi kompeten ditempat kerja? Jika anda kompeten dalam pekerjaan tertentu, anda memiliki seluruh keterampilan, pengetahuan dan sikap yang perlu untuk ditampilkan secara efektif ditempat kerja, sesuai dengan standar yang telah disetujui.

1.2. Penjelasan Modul

1.2.1. Desain Modul

Modul ini didisain untuk dapat digunakan pada Pelatihan Klasikal dan Pelatihan Individual/mandiri : • Pelatihan klasikal adalah pelatihan yang disampaiakan oleh seorang pelatih. • Pelatihan individual/mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan oleh peserta dengan

menambahkan unsur-unsur/sumber-sumber yang diperlukan dengan bantuan dari pelatih.

1.2.1. Isi Modul a. Buku Informasi

Buku informasi ini adalah sumber pelatihan untuk pelatih maupun peserta pelatihan.

b. Buku Kerja

Buku kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap pertanyaan dan kegiatan praktik baik dalam Pelatihan Klasikal maupun Pelatihan Individual / mandiri. Buku ini diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi : Kegiatan-kegiatan yang akan membantu peserta pelatihan untuk mempelajari

dan memahami informasi. • Kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor pencapaian

keterampilan peserta pelatihan. • Kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan dalam

melaksanakan praktik kerja.

Page 4: Prosedur Pengelasan

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan

Kode Modul LOG.OO05.017.01

Judul Modul: Mengelas dengan Proses Las Gas Metal Buku Informasi Versi: 08-05-2006 Halaman: 3 dari 33

c. Buku Penilaian

Buku penilaian ini digunakan oleh pelatih untuk menilai jawaban dan tanggapan peserta pelatihan pada Buku Kerja dan berisi : • Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai pernyataan

keterampilan. • Metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian keterampilan peserta

pelatihan. • Sumber-sumber yang digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencapai

keterampilan. • Semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku Kerja. • Petunjuk bagi pelatih untuk menilai setiap kegiatan praktik. • Catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan.

1.2.1. Pelaksanaan Modul Pada pelatihan klasikal, pelatih akan : • Menyediakan Buku Informasi yang dapat digunakan peserta pelatihan sebagai

sumber pelatihan. • Menyediakan salinan Buku Kerja kepada setiap peserta pelatihan. • Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama dalam penyelenggaraan

pelatihan. • Memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban / tanggapan dan

menuliskan hasil tugas praktiknya pada Buku Kerja. Pada Pelatihan individual / mandiri, peserta pelatihan akan : • Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama pelatihan. • Menyelesaikan setiap kegiatan yang terdapat pada buku Kerja. • Memberikan jawaban pada Buku Kerja. • Mengisikan hasil tugas praktik pada Buku Kerja. • Memiliki tanggapan-tanggapan dan hasil penilaian oleh pelatih.

1.3. Pengakuan Kompetensi Terkini (RCC)

• Apakah Pengakuan Kompetensi Terkini (Recognition of Current Competency). Jika anda telah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk elemen unit kompetensi tertentu, anda dapat mengajukan pengakuan kompetensi terkini (RCC). Berarti anda tidak akan dipersyaratkan untuk belajar kembali.

• Anda mungkin sudah memiliki pengetahuan dan keterampilan, karena anda telah :

a. Bekerja dalam suatu pekerjaan yang memerlukan suatu pengetahuan dan keterampilan yang sama atau

b. Berpartisipasi dalam pelatihan yang mempelajari kompetensi yang sama atau c. Mempunyai pengalaman lainnya yang mengajarkan pengetahuan dan

keterampilan yang sama.

Page 5: Prosedur Pengelasan

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan

Kode Modul LOG.OO05.017.01

Judul Modul: Mengelas dengan Proses Las Gas Metal Buku Informasi Versi: 08-05-2006 Halaman: 4 dari 33

1.4. Pengertian-pengertian Istilah

Profesi Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang menuntut sikap, pengetahuan serta keterampilan/keahlian kerja tertentu yang diperoleh dari proses pendidikan, pelatihan serta pengalaman kerja atau penguasaan sekumpulan kompetensi tertentu yang dituntut oleh suatu pekerjaan/jabatan. Standardisasi Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan serta menerapkan suatu standar tertentu. Penilaian / Uji Kompetensi Penilaian atau Uji Kompetensi adalah proses pengumpulan bukti melalui perencanaan, pelaksanaan dan peninjauan ulang (review) penilaian serta keputusan mengenai apakah kompetensi sudah tercapai dengan membandingkan bukti-bukti yang dikumpulkan terhadap standar yang dipersyaratkan. Pelatihan Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai suatu kompetensi tertentu dimana materi, metode dan fasilitas pelatihan serta lingkungan belajar yang ada terfokus kepada pencapaian unjuk kerja pada kompetensi yang dipelajari.

Kompetensi Kompetensi adalah kemampuan seseorang untuk menunjukkan aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan serta penerapan dari ketiga aspek tersebut ditempat kerja untuk mwncapai unjuk kerja yang ditetapkan. Standar Kompetensi Standar kompetensi adalah standar yang ditampilkan dalam istilah-istilah hasil serta memiliki format standar yang terdiri dari judul unit, deskripsi unit, elemen kompetensi, kriteria unjuk kerja, ruang lingkup serta pedoman bukti. Sertifikat Kompetensi Adalah pengakuan tertulis atas penguasaan suatu kompetensi tertentu kepada seseorang yang dinyatakan kompeten yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi. Sertifikasi Kompetensi Adalah proses penerbitan sertifikat kompetensi melalui proses penilaian / uji kompetensi.

BAB II

STANDAR KOMPETENSI

Page 6: Prosedur Pengelasan

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan

Kode Modul LOG.OO05.017.01

Judul Modul: Mengelas dengan Proses Las Gas Metal Buku Informasi Versi: 08-05-2006 Halaman: 5 dari 33

2.1. Peta Paket Pelatihan

Untuk mempelajari modul ini perlu membaca dan memahami modul-modul lain yang berkaitan diantaranya : 2.1.1. Mengelas dengan proses las gas oksigen asetelin ( Las karbit )

Log.OO05.017.01 2.1.2. Menerapkan Prinsif – prinsif Keselamatan dan Kesehatan Kerja di

lingkungan kerja Log OO01.002.01 2.1.3. Menggambar dan membaca sketsa Log.OO09.001.01 2.1.4. Membaca gambar teknik OO09.002.01

2.2. Pengertian Unit Standar

Apakah Standar Kompetensi? Setiap Standar Kompetensi menentukan :

a. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mencapai kompetensi. b. Standar yang diperlukan untuk mendemonstrasikan kompetensi. c. Kondisi dimana kompetensi dicapai.

Apa yang akan Anda pelajari dari Unit Kompetensi ini? Anda akan mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan dipersyaratkan untuk “Menerapkan prosedur-prosedur mutu”. Berapa lama Unit Kompetensi ini dapat diselesaikan? Pada sistem pelatihan berdasarkan kompetensi, fokusnya ada pada pencapaian kompetensi, bukan pada lamanya waktu. Peserta yang berbeda mungkin membutuhkan waktu yang berbeda pula untuk menjadi kompeten dalam keterampilan tertentu. Berapa banyak/kesempatan yang Anda miliki untuk mencapai kompetensi? Jika Anda belum mencapai kompetensi pada usaha/kesempatan pertama, Pelatih Anda akan mengatur rencana pelatihan dengan Anda. Rencana ini akan memberikan Anda kesempatan kembali untuk meningkatkan level kompetensi Anda sesuai dengan level yang diperlukan. Jumlah maksimum usaha/kesempatan yang disarankan adalah 3 (tiga) kali.

Page 7: Prosedur Pengelasan

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan

Kode Modul LOG.OO05.017.01

Judul Modul: Mengelas dengan Proses Las Gas Metal Buku Informasi Versi: 08-05-2006 Halaman: 6 dari 33

2.3. Unit Kompetensi yang Dipelajari

Dalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk dapat : • mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan. • mengidentifikasikan apa yang telah dikerjakan peserta pelatihan. • memeriksa kemajuan peserta pelatihan. • menyakinkan bahwa semua elemen (sub-kompetensi) dan criteria unjuk kerja telah

dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian. KODE UNIT : LOG.OO05.017.01

JUDUL UNIT : Mengelas Dengan Proses Las Gas (Metal)

DESKRIPSI UNIT : Unit ini menggambarkan kegiatan melakukan pengelasan dengan proses las gas (metal) secara manual yang meliputi persiapan material, pengesetan mesin las dan elektroda berdasarkan spesifikasi, menghubungkan dan mengeset peralatan pengelasan dengan cara aman, mengidentifikasi metoda pengelasan untuk mencegah terjadinya distorsi, proses pengelasan sesuai dengan tujuan umum sesuai kualitas standar pada beberapa posisi, memeriksa hasil pengelasan/cacat pengelasan pada sambungan secara visual, memperbaiki kerusakan/cacat pengelasan dan membuat catatan pengelasan sesuai prosedur oprasi standar.

ELEMEN KOMPETENSI

KRITERIA UNJUK KERJA

01 Menyiapkan material untuk pengelasan

1.1 Persyaratan pengelasan ditentukan berdasarkan spesifikasi pekerjaan pengelasan

1.2 Material disiapkan dengan benar dengan menggunakan perkakas dan teknik 1.3 Material dipasang/diletakkan sesuai spesifikasi,

bilamana diperlukan 02 Mengeset mesin las dan

elektroda

2.1 Mesin las dan barang-barang yang digunakan diidentifikasi berdasarkan prosedur pengelasan yang telah ditentukan dan spesifikasi dan/atau gambar-gambar teknik

03 Menghubungkan dan mengeset peralatan pengelasan

3.1 Peralatan pengelasan dihubungkan dan diset dengan aman dan benar berdasarkan prosedur operasi standar

3.2 Percobaan dilakukan dan diperiksa berdasarkan

spesifikasi.

Page 8: Prosedur Pengelasan

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan

Kode Modul LOG.OO05.017.01

Judul Modul: Mengelas dengan Proses Las Gas Metal Buku Informasi Versi: 08-05-2006 Halaman: 7 dari 33

04 Mengidentifikasi metoda pencegahan distorsi (pergeseran)

4.1 Metoda pencegahan distorsi ditentukan 4.2 Tindakan yang tepat dilakukan untuk mengurangi dan memperbaiki distorsi

05 Mengelas material dengan proses yang benar sesuai kualitas yang diterangkan oleh AS1554 Tujuan Umum

5.1 Las dilakukan dengan benar pada posisi datar, horizontal dan vertikal sesuai dengan spesifikasi.

5.2 Distorsi dikurangi 5.3 Sambungan dibersihkan sesuai spesifikasi

dengan menggunakan perkakas dan teknik yang tepat

06 Memeriksa pengelasan/cacat pengelasan

6.1 Sambungan las diperiksa secara visual sesuai spesifikasi.

6.2 Cacat pengelasan diidentifikasi

07 Memperbaiki kerusakan/cacat pengelasan

7.1 Cacat pengelasan dihilangkan dengan meminimalkan kerugian kekuatan logam dengan menggunakan teknik dan peralatan yang tepat

08 Membuat catatan pengelasan

8.1 Catatan pengelasan dibuat sesuai dengan spesifikasi dan prosedur operasi standar.

BATASAN VARIABEL

Pekerjaan ini dilakukan terhadap berbagai jenis material untuk fabrikasi berat maupun ringan. Pekerjaan dapat dilakukan sendiri atau dalam tim dengan menggunakan mutu standar, keselamatan (safety) dan prosedur pekerjaan dan pengelasan, dan keahlian untuk mempraktekkan berbagai kegiatan fabrikasi. Kualitas pengelasan diharuskan untuk memenuhi Tujuan Umum atau yang sederajat. Material yang dilas umumnya berupa baja berkarbon rendah dan baja tahan karat (stainless steel). Persiapan material meliputi pengesetan arus listrik (ampere), hubungan ke tanah (ground), sirkuit tambahan, elektroda pengikis dengan berbagai kondisi, dll. Tindakan perbaikan dengan menggunakan proses pemanasan dapat mencakup peralatan oksigen-asetilen dan pengikis busur udara. Gerinda juga dapat digunakan. Dalam proses pemanasan (termal), perkakas tangan dan/atau listrik dibutuhkan, sebaiknya lihat unit-unit yang berhubungan Apabila pengelasan dilakukan pada posisi di atas kepala, Unit LOG.OO05.018.01 (Mengelas tingkat lanjutan dengan proses las gas metal) sebaiknya dipilih juga. PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks Penilaian Unit ini sebaiknya dinilai pada lokasi kerja, di luar lokasi kerja atau kombinasi keduanya.

Kompetensi dalam unit ini ditunjukkan oleh individu yang bekerja sendiri atau bekerja dalam suatu tim/kelompok. Lingkungan penilaian tidak boleh merugikan peserta.

2. Kondisi Penilaian Peserta akan disediakan seluruh perkakas, perlengkapan, material dan dokumentasi

yang diperlukan. Peserta diijinkan untuk mengacu pada dokumen-dokumen berikut: 2.1 Prosedur kerja yang relevan.

Page 9: Prosedur Pengelasan

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan

Kode Modul LOG.OO05.017.01

Judul Modul: Mengelas dengan Proses Las Gas Metal Buku Informasi Versi: 08-05-2006 Halaman: 8 dari 33

2.2 Spesifikasi produk dan fabrikasi yang relevan. 2.3 Kode-kode, standar-standar, manual-manual, dan bahan-bahan referensi yang

relevan. 2.4 Peserta akan diminta untuk: 2.4.1 Secara lisan, atau dengan cara-cara komunikasi lainnya, menjawab

pertanyaan yang diajukan oleh penilai. 2.4.2 Menyebutkan kolega-kolega/rekan kerja yang dapat dihubungi untuk

mendapatkan bukti-bukti kecakapan apabila diperlukan. 2.4.3 Menunjukkan bukti sertifikat/penghargaan pelatihan-pelatihan di luar kerja

yang berhubungan dengan unit ini, penilai harus yakin bahwa peserta tersebut dapat melakukan secara cakap dan konsisten seluruh elemen-elemen unit ini seperti yang telah ditetapkan dalam kriteria-kriteria, termasuk pengetahuan yang diperlukan.

3. Aspek kritis

Unit ini dapat dinilai bersama dengan unit-unit lain mengenai keselamatan (safety), kualitas, komunikasi, penanganan material, pencatatan dan pelaporan yang berhubungan dengan pengesetan peralatan pembanding pengukuran atau unit-unit lain yang membutuhkan penerapan ketrampilan dan pengetahuan yang dicakup oleh unit ini. Kompetensi dalam unit ini tidak dapat dinyatakan hingga semua unit yang diwajibkan telah dipenuhi.

4. Catatan khusus Selama penilian peserta akan: 4.1 selalu menunjukkan praktek kerja yang aman. 4.2 memberikan informasi tentang proses, kejadian, atau tugas-tugas yang

dilaksanakan untuk menjamin suatu lingkungan kerja yang aman dan efisien. 4.3 mempertanggungjawabkan kualitas pekerjaannya. 4.4 selalu merencanakan tugas-tugas dan meninjau kembali persyaratan-persyaratan

suatu tugas apabila diperlukan. 4.5 melakukan seluruh tugas sesuai dengan prosedur operasi standar. 4.6 melakukan seluruh tugas sesuai dengan spesifikasinya. 4.7 menggunakan cara-cara, praktek-praktek, proses-proses teknik dan prosedur di

tempat kerja, tugas-tugas tersebut diselesaikan dalam jangka waktu yang layak sehubungan dengan aktivitas-aktivitas khusus di tempat kerja.

5. Pedoman penilai

5.1 Amati bahwa seluruh spesifikasi dan gambar yang berhubungan dikumpulkan 5.2 Pastikan bahwa Persyaratan pengelasan dapat diidentifikasi. 5.3 Amati bahwa material yang akan dilas disiapkan dengan menggunakan perkakas

dan teknik yang sesuai berdasarkan prosedur di tempat kerja 5.4 Pastikan bahwa Persyaratan penyiapan material dapat diidentifikasi. 5.5 Amati bahwa Material yang akan dilas dipasang, diletakkan dan dijepit sesuai

spesifikasi berdasarkan prosedur di tempat kerja. 5.6 Amati bahwa contoh-contoh peralatan pemegang/penjepit material dapat

ditunjukkan. Hubungan antara bagian yang akan dilas yang diperlukan dapat diidentifikasi. Metoda penjepitan yang tepat untuk pengaplikasiannya dapat diidentifikasi.

5.7 Pastikan bahwa penggunaan berbagai macam mesin las dapat ditunjukkan. Penggunaan berbagai macam elektroda dapat ditunjukkan. Mesin las yang tepat

Page 10: Prosedur Pengelasan

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan

Kode Modul LOG.OO05.017.01

Judul Modul: Mengelas dengan Proses Las Gas Metal Buku Informasi Versi: 08-05-2006 Halaman: 9 dari 33

untuk suatu tugas yang diberikan dapat diidentifikasi. Elektroda yang tepat untuk suatu tugas yang diberikan dapat diidentifikasi.. Persyaratan ventilasi/pengeluaran udara yang tepat dapat diidentifikasi

5.8 Amati bahwa peralatan pengelasan dihubungkan dan diset dengan benar berdasarkan prosedur keselamatan dan prosedur di tempat kerja.

5.9 Pastikan bahwa hubungan antara kekuatan arus listrik, elektroda dan ketebalan material dapat ditunjukkan. Pengesetan yang tepat untuk suatu tugas yang diberikan dan pemilihan peralatan/elektroda dapat diidentifikasi

5.10 Amati bahwa percobaan pengelasan dilakukan sesuai dengan prosedur di tempat kerja. Percobaan pengelasan diperiksa kesesuaiannya dengan spesifikasi berdasarkan prosedur di tempat kerja. Bilaman perlu, pengesetan disetel untuk memastikan kesesuaian dengan spesifikasi

5.11 Pastikan bahwa spesifikasi pengelasan yang akan dicapai dapat diidentifikasi. Tindakan yang diambil jika percobaan tidak memenuhi spesifikasi dapat dijelaskan.

5.12 Pastikan bahwa metoda pencegahan distorsi pada material yang dilas dapat ditunjukkan. Metoda pencegahan distorsi yang tepat untuk suatu tugas yang diberikan dapat diidentifikasi

5.13 Amati bahwa metoda pencegahan distorsi yang tepat dilakukan dalam proses pengelasan. Bilamana perlu, distorsi pada material yang dilas diperbaiki sesuai dengan prosedur di tempat kerja.

5.14 Pastikan bahwa metoda perbaikan distorsi pada material yang dilas dan aplikasinya dapat ditunjukkan

5.15 Amati bahwa Las dilakukan dengan benar pada posisi datar, horizontal dan vertikal dan sesuai dengan spesifikasi yang sederajat berdasarkan prosedur di tempat kerja.

5.16 Pastikan bahwa persyaratan pengelasan yang memenuhi 1554 GP atau yang sederajat dapat diidentifikasi.

5.17 Amati bahwa bilaman perlu, teknik pencegahan distorsi yang tepat dilakukan sesuai dengan prosedur di tempat kerja.

5.18 Amati bahwa sambungan dibersihkan dengan menggunakan perkakas dan teknik yang tepat sesuai dengan prosedur di tempat kerja.

5.19 Pastikan bahwa metoda pembersihkan sambungan las dapat ditunjukkan. 5.20 Amati bahwa sambungan las diperiksa secara visual untuk melihat

kerusakan/cacat. 5.21 Pastikan bahwa cacat pengelasan yang umumnya dapat dilihat oleh mata dapat

diidentifikasi. 5.22 Amati bahwa bilamana perlu cacat pengelasan diidentifikasi. 5.23 Amati bahwa bila diperlukan, cacat pengelasan dihilangkan sesuai dengan

prosedur kerja setempat. Minimum kerugian kekuatan logam dihilangkan bersama dengan cacat pengelasan.

5.24 Pastikan bahwa metoda penghilangan cacat pengelasan dan penerapannya dapat ditunjukkan.

5.25 Amati bahwa catatan pengelasan diselesaikan dengan akurat sesuai dengan prosedur operasi standar.

5.26 Pastikan bahwa catatan pengelasan yang dibuat dapat diidentifikasi. Frekuensi detail pengelasan dicatat dapat diidentifikasi. Alasan pembuatan pencatatan pengelasan dapat diberikan.

Page 11: Prosedur Pengelasan

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan

Kode Modul LOG.OO05.017.01

Judul Modul: Mengelas dengan Proses Las Gas Metal Buku Informasi Versi: 08-05-2006 Halaman: 10 dari 33

KOMPETENSI KUNCI

NO KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT INI TINGKAT

1. Mengumpulkan, mengorganisir dan menganalisa informasi 3

2. Mengkomunikasikan ide-ide dan informasi 2

3. Merencanakan dan mengorganisir aktivitas-aktivitas 2

4. Bekerja dengan orang lain dan kelompok 2

5. Menggunakan ide-ide dan teknik matematika 2

6. Memecahkan masalah 2

7. Menggunakan teknologi 1

Page 12: Prosedur Pengelasan

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan

Kode Modul LOG.OO05.017.01

Judul Modul: Mengelas dengan Proses Las Gas Metal Buku Informasi Versi: 08-05-2006 Halaman: 11 dari 33

BAB III

STRATEGI DAN METODE PELATIHAN 3.1. Strategi Pelatihan

Belajar dalam suatu sistem Berdasarkan Kompetensi berbeda dengan yang sedang “diajarkan” di kelas oleh Pelatih. Pada sistem ini Anda akan bertanggung jawab terhadap belajar Anda sendiri, artinya bahwa Anda perlu merencanakan belajar Anda dengan Pelatih dan kemudian melaksanakannya dengan tekun sesuai dengan rencana yang telah dibuat.

Persiapan/perencanaan a. Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar dengan

tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar Anda. b. Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca. c. Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan dengan

pengetahuan dan pengalaman yang telah anda miliki. d. Merencanakan aplikasi praktik pengetahuan dan keterampilan Anda. Permulaan dari proses pembelajaran a. Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktik yang terdapat pada

tahap belajar. b. Merevisi dan meninjau materi belajar agar dapat menggabungkan pengetahuan

Anda. Pengamatan terhadap tugas praktik a. Mengamati keterampilan praktik yang didemonstrasikan oleh Pelatih atau orang yang

telah berpengalaman lainnya. b. Mengajukan pertanyaan kepada Pelatih tentang konsep sulit yang Anda temukan. Implementasi a. Menerapkan pelatihan kerja yang aman. b. Mengamati indicator kemajuan personal melalui kegiatan praktik. c. Mempraktikkan keterampilan baru yang telah Anda peroleh. Penilaian Melaksanakan tugas penilaian untuk penyelesaian belajar Anda.

3.2. Metode Pelatihan Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan. Dalam beberapa kasus, kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan.

Page 13: Prosedur Pengelasan

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan

Kode Modul LOG.OO05.017.01

Judul Modul: Mengelas dengan Proses Las Gas Metal Buku Informasi Versi: 08-05-2006 Halaman: 12 dari 33

Belajar secara mandiri Belajar secara mandiri membolehkan Anda untuk belajar secara individual, sesuai dengan kecepatan belajarnya masing-masing. Meskipun proses belajar dilaksanakan secara bebas, Anda disarankan untuk menemui Pelatih setiap saat untuk mengkonfirmasikan kemajuan dan mengatasi kesulitan belajar. Belajar Berkelompok Belajar berkelompok memungkinkan peserta untuk dating bersama secara teratur dan berpartisipasi dalam sesi belajar berkelompok. Walaupun proses belajar memiliki prinsip sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing, sesi kelompok memberikan interaksi antar peserta, Pelatih dan pakar/ahli dari tempat kerja. Belajar terstruktur Belajar terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang dilaksanakan oleh Pelatih atau ahli lainnya. Sesi belajar ini umumnya mencakup topic tertentu.

Page 14: Prosedur Pengelasan

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan

Kode Modul LOG.OO05.017.01

Judul Modul: Mengelas dengan Proses Las Gas Metal Buku Informasi Versi: 08-05-2006 Halaman: 13 dari 33

BAB IV MATERI UNIT KOMPETENSI

1. PERALATAN GMAW

Gas Metal Arc Welding (GMAW) adalah proses pengelasan yang energinya diperoleh dari busur listrik. Busur las terjadi diantara permukaan benda kerja dengan ujung kawat elektroda yang keluar dari nozzle bersama-sama dengan gas pelindung. GMAW biasanya dioperasikan secara semi otomatis, sehingga dengan pesatnya perkembangan dunia kerja konstruksi yang membutuhkan pengelasan yang cepat dan kualitas tinggi, maka proses GMAW sudah dijadikan alternatif proses pengelasan yang banyak digunakan, mulai dengan pekerjaan konstruksi ringan sampai berat . Untuk melaksanakan pekerjaan las ini diperlukan peralatan utama yang relatif lebih rumit jika dibandingkan dengan peralatan Las Busur Manual ( MMAW ), di mana disamping pembangkit tenaga dan kabel-kabel las juga diperlukan perangkat pengontrol kawat elektroda, botol gas pelindung serta perangkat pengatur dan penyuplai gas pelindung. Sedang alat-alat bantu serta keselamatan dan kesehatan kerja adalah relatif sama dengan alat-alat bantu pada proses pengelasan dengan MMAW.

a. Peralatan Utama

Peralatan utama adalah peralatan yang berhubungnan langsung dengan proses pengelasan, yakni minimum terdiri dari :

mesin las unit pengontrol kawat elektroda ( wire feeder ) tang las beserta nozzle kabel las dan kabel kontrol botol gas pelindung regulator gas pelindung

1. Mesin Las

Sistem pembangkit tenaga pada mesin GMAW pada prinsipnya adalah sama dengan mesin MMAW yang dibagi dalam 2 golongan, yaitu : Mesin las arus bolak balik (Alternating Current / AC Welding Machine) dan Mesin las arus searah (Direct Current / DC Welding Machine), namun sesuai dengan tuntutan pekerjaan dan jenis bahan yang dilas yang kebanyakan adalah jenis baja, maka secara luas proses pengelasan dengan GMAW adalah menggunakan mesin las DC. Umumnya mesin las arus searah ( DC ) mendapatkan sumber tenaga listrik dari trafo las ( AC ) yang kemudian diubah menjadi arus searah dengan voltage yang konstan (constant-voltage ). Pemasangan kabel-kabel las ( pengkutuban ) pada mesin las arus searah dapat diatur /dibolak-balik sesuai dengan keperluan pengelasan, ialah dengan cara :

• Pengkutuban langsung (Direct Current Straight Polarity / DCSP/DCEN) • Pengkutuban terbalik (Direct Current Reverce Polarity / DCRP/DCEP)

Page 15: Prosedur Pengelasan

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan

Kode Modul LOG.OO05.017.01

Judul Modul: Mengelas dengan Proses Las Gas Metal Buku Informasi Versi: 08-05-2006 Halaman: 14 dari 33

Pengkutuban langsung (DCSP/DCEN) : Dengan pengkutuban langsung berarti kutub positif (+) mesin las dihubungkan dengan benda kerja dan kutub negatif (-) dihubungkan dengan kabel elektroda. Dengan hubungan seperti ini panas pengelasan yang terjadi 1/3 bagian panas memanaskan elektroda sedangkan 2/3 bagian memanaskan benda kerja. Pengkutuban terbalik (DCRP/ DCEP) : Pada pengkutuban terbalik, kutub negatif (-) mesin las dihubungkan dengan benda kerja, dan kutub positif (+) dihubungkan dengan elektroda. Pada hubungan semacam ini panas pengelasan yang terjadi 1/3 bagian panas memanaskan benda kerja dan 2/3 bagian memanaskan elektroda.

2. Wire Feeder Unit

Alat pengontrol kawat elektroda (wire feeder unit) adalah alat/ perlengkapan utama pada pengelasan dengan GMAW. Alat ini biasanya tidak menyatu dengan mesin las, tapi merupakan bagian yang terpisah dan ditempatkan berdekatan dengan pengelasan. Fungsinya adalah sbb :

menempatkan rol kawat elektroda menempatkan kabel las ( termasuk tang las dan nozzle ) dan sistem saluran

gas pelindung mengatur pemakaian kawat elektroda ( sebagian tipe mesin, unit

pengontrolnya terpisah dengan wire feeder unit ) mempermudah proses/ penanganan pengelasan, di mana wire feeder tersebut

dapat dipindah-pindah sesuai kebutuhan.

Gambar 1 : Bagian-bagian Utama Wire Feeder

Sistem mekanik wire feeder

Dudukan Rol Kawat

Page 16: Prosedur Pengelasan

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan

Kode Modul LOG.OO05.017.01

Judul Modul: Mengelas dengan Proses Las Gas Metal Buku Informasi Versi: 08-05-2006 Halaman: 15 dari 33

Tang Las ( Welding Gun / Torch )

Gambar 2 : Welding Torch

4. Kabel Las

Pada mesin las terdapat kabel primer ( primary power cable ) dan kabel sekunder atau kabel las ( welding cable ). Kabel primer ialah kabel yang menghubungkan antara sumber tenaga dengan mesin las. Jumlah kawat inti pada kabel primer disesuaikan dengan jumlah phasa mesin las ditambah satu kawat sebagai hubungan pentanahan dari mesin las. Kabel sekunder ialah kabel-kabel yang dipakai untuk keperluan mengelas, terdiri dari kabel yang dihubungkan dengan tang las dan benda kerja serta kabel-kabel kontrol. Inti Penggunaan kabel pada mesin las hendaknya disesuaikan dengan kapasitas arus maksimum dari pada mesin las. Makin kecil diameter kabel atau makin panjang ukuran kabel, maka tahanan/hambatan kabel akan naik, sebaliknya makin besar diameter kabel dan makin pendek maka hambatan akan rendah. Pada ujung kabel las biasanya dipasang sepatu kabel untuk pengikatan kabel pada terminal mesin las dan pada penjepit elektroda maupun pada penjepit masa.

Gambar 3 : Sepatu Kabel

5. Regulator Gas Pelindung

Fungsi utama dari regulator adalah untuk mengatur pemakaian gas. Untuk pemakain gas pelindung dalam waktu yang relatif lama, terutama gas CO2 diperlukan pemanas ( heater-vaporizer ) yang dipasang antara silinder gas dan regulator. Hal ini diperlukan agar gas pelindung tersebut tidak membeku yang berakibat terganggunya aliran gas.

Page 17: Prosedur Pengelasan

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan

Kode Modul LOG.OO05.017.01

Judul Modul: Mengelas dengan Proses Las Gas Metal Buku Informasi Versi: 08-05-2006 Halaman: 16 dari 33

Gambar 4 : Silinder dan Regulator Gas Pelindung

b. Alat-alat Bantu

1. Sikat Baja Untuk membersihkan hasil las, yaitu pengaruh oksidasi udara luar sehingga rigi-rigi las benar-benar bebas dari terak, selain itu digunakan untuk membersihkan bidang benda kerja sebelum dilas.

2. Alat Penjepit ( Smit Tang ) Untuk memegang benda kerja yang panas dipergunakan alat ( tang )penjepit dengan macam-macam bentuk, seperti bentuk moncong rata, moncong bulat, moncong srigala dan moncong kombinasi.

Gambar 5 : Smit Tang

3. Tang Pemotong Kawat Pada kondisi tertentu, terutama setiap akan memulai pengelasan kawat elektroda perlu dipotong untuk memperoleh panjang yang ideal. Untuk itu diperlukan tang pemotong kawat.

Sikat baja

Page 18: Prosedur Pengelasan

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan

Kode Modul LOG.OO05.017.01

Judul Modul: Mengelas dengan Proses Las Gas Metal Buku Informasi Versi: 08-05-2006 Halaman: 17 dari 33

Gambar 6 : Pemotongan Kawat

c. Pemasangan dan Penyetelan Peralatan

1. Pemasangan Peralatan GMAW Berikut ini adalah gambar pemasangan satu unit peralatan/perlengkapan GMAW yang biasa digunakan untuk pengerjaan konstruksi sedang sampai berat :

Gambar 7 : Perlengkapan GMAW

wire feeder botol gas pelindung

regulator

mesin las

nozzle

kabel las & control

tang las

Tang pemotong kawat

Page 19: Prosedur Pengelasan

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan

Kode Modul LOG.OO05.017.01

Judul Modul: Mengelas dengan Proses Las Gas Metal Buku Informasi Versi: 08-05-2006 Halaman: 18 dari 33

2. Penyetelan Peralatan GMAW Sebelum dilakukan pengelasan, perlu dilakukan penyetelan-penyetelan pada peralatan las. Hal ini dilakukan agar peralatan/ mesin las disiapkan sesuai dengan jenis dan tuntutan pekerjaan. Penyetelan-penyetelan tersebut dilakukan, baik pada mesin las maupun pada alat-alat pendukung lainnya, seperti : wire feeder dan pada tang las serta nozzle,. a. Penyetelan Mesin Las : Pada mesin las tidak banyak diperlukan penyetelan, kecuali hanya penyetelan penggunaan jenis arus pengelasan, yaitu DCRP atau DCSP atau disesuaikan dengan jenis/ tuntutan pekerjaan. Namun, khusus untuk penggunaan kawat elektroda solid (solid wire) selalu menggunakan pengkutuban DCRP ( tang las dihubungkankan dengan kutup positif ) b. Penyetelan Wire Feeder: Penyetelan pada wire feeder merupakan hal yang penting dalam pengelasan dengan GMAW, di mana pada wire feeder terdapat roda (rol) yang berjumlah 2 atau 4 buah yang berfungsi untuk memutar atau mendorong kawat elektroda pada saat proses pengelasan terjadi. Penyetelan yang dilakukan adalah : - Menyesuaikan ukuran alur roda dengan ukuran kawat elektroda. Beberapa tipe roda

hanya cukup dengan membalik posisi roda supaya sesuai dengan ukuran kawat elektroda, tapi pada pada tipe yang yang lain kadan kala harus mengganti ukuran roda yang sesuai.

- Mengatur/ menyetel tekanan roda terhadap kawat elektroda agar kawat dapat terputar secara lancar.

Gambar 8 : Penyetelan Wire Feeder

c. Penyetelan pada Tang Las: Ada dua hal utama yang perlu dilakukan pada tang las ( welding/ eletrode gun), yaitu : menyesuaikan ukuran contact tip dengan diameter kawat elektroda dan menyesuaikan tipe nozzle dengan kebutuhan pekerjaan.

inlet guide

Outlet guide

Baut pengatur tekanan roda

Roda penggerak

Page 20: Prosedur Pengelasan

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan

Kode Modul LOG.OO05.017.01

Judul Modul: Mengelas dengan Proses Las Gas Metal Buku Informasi Versi: 08-05-2006 Halaman: 19 dari 33

2. PENGOPERASIAN GMAW

a. Pengaturan Besar Arus dan Tegangan Pengelasan

Besarnya arus dan tegangan pengelasan adalah tergantung pada tebal bahan dan diameter kawat elektroda serta posisi pengelasan atau berdasarkan WPS pekerjaan tersebut. Tabel berikut ini adalah ketentuan umum penyetelan/ pengaturan besaran arus dan tegangan pengelasan berdasarkan diameter kawat elektroda :

Diameter

Kawat Arus ( Amper ) Tegangan

(Volt) Tebal Bahan

0,6 mm 0,8 mm 0,9 mm 1,0 mm 1,2 mm 1,6 mm

50 – 80 60 – 150 70 – 220

100 – 290 120 – 350 160 – 390

13 – 14 14 – 22 15 – 25 16 – 29 18 – 32 18 – 34

0,5 – 1,0 mm 0,8 – 2,0 mm 1,0 – 10 mm 3,0 – 12 mm 6,0 – 25 mm

12,0 – 50 mm

b. Duty Cycle

Semua tipe mesin las diklasifikasikan/ diukur berdasarkan besarnya arus yang dihasilkannya ( current output ) pada suatu besaran tegangan ( voltage ). Ukuran ini ditetapkan oleh fabrik pembuatnya sesuai dengan standar yang berlaku pada negara pembuat tersebut atau standar internasional, di mana standar tersebut menetapkan kemampuan maksimum mesin las untuk beroperasi secara aman dalam batas waktu tertentu. Salah satu ukuran dari mesin las adalah persentase dari “duty cycle”. Duty cycle adalah persentase penggunaan mesin las dalam periode 10 menit, di mana suatu mesin las dapat beroperasi dalam besaran arus tertentu secara efisien dan aman tanpa mengalami beban lebih ( overload ). Sebagai contoh, jika suatu mesin las berkemampuan 300 Amper dengan duty cycle 60%, maka artinya mesin las tersebut dapat dioperasikan secara aman pada arus 300 Amper pengelasan selama 60% per 10 menit penggunaan ( 6/10 ). Jika penggunaan mesin las tersebut dibawah 60% ( duty cycle diturunkan ), maka arus maksimum yang diizinkan akan naik. Dengan demikian, jika misalnya ‘duty cycle’ nya hanya 35% dan besar arusnya tetap 300 Amper, maka mesin las akan dapat dioperasikan pada 375 Amper. Hal tersebut berdasarkan perhitungan :

• Selisih : 60% - 35 % = 25 % • Peningkatan : 25/60 x 300 = 125, sehingga 60% x 125 = 75 Amper. • Arus maksimum yang diizinkan = 75 + 300 = 375 Amper.

Page 21: Prosedur Pengelasan

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan

Kode Modul LOG.OO05.017.01

Judul Modul: Mengelas dengan Proses Las Gas Metal Buku Informasi Versi: 08-05-2006 Halaman: 20 dari 33

c. Kawat Elektroda GMAW adalah salah satu jenis proses las cair (fusion welding) yang banyak digunakan pada pengerjaan konstruksi ringan sampai berat. Hasil maksimal akan dapat dicapai apabila jenis kawat elektroda yang digunakan sama dengan jenis logam yang di las. Jenis logam yang dapat di las menggunakan GMAW ada beberapa macam antara lain :

• Baja tegangan tinggi dan menengah • Baja paduan rendah • Baja tahan karat • Aluminium • Tembaga • Tembaga paduan, dll

Bentuk kawat elektroda yang digunakan pada GMAW secara umum adalah solid wire: dan flux cored wire , di mana penggunaan kedua tipe tersebut sangat tergantung pada jenis pekerjaan. Solid wire digunakan secara luas untuk mengelas konstruksi ringan sampai sedang dan dioperasikan pada ruangan yang relatif tertutup, sehingga gas pelindungnya tidak tertiup oleh angin. Sedang flux cored wire lebih banyak dipakai untuk pengelasan konstruksi sedang sampai berat dan tempat pengelasannya memungkinkan lebih terbuka (ada sedikit tiupan angin). Untuk menjaga agar kawat elektroda tidak rusak atau berkarat, terutama dalam penyimpanan, maka perlu dikemas. Kemasan/ pengepakan yang banyak dijumpai dalam perdagangan adalah berupa gulungan ( rol ) di mana berat gulungan kawat yang banyak digunakan adalah 15 kg, 17 kg dan 30 kg.

d. Gas Pelindung Gas-gas pelindung untuk GMAW adalah pelindung untuk mempertahankan/ menjaga stabilitas busur dan perlindungan cairan logam las dari kontaminasi selama pengelasan, terutama dari atmosfir dan pengotoran dearah las. Fungsi utama gas pelindung adalah untuk membentuk sekeliling daerah pengelasan dengan media pelindung yang tidak bereaksi dengan daerah las tersebut.

1. Jenis-jenis Gas Pelindung. Jenis gas pelindung yang digunakan untuk mengelas baja karbon dan baja paduan adalah sebagai berikut :

• Campuran Argon + oksigen • Campuran Argon + carbon dioksida • Campuran Argon + karbon dioksida + oksigen • Karbon dioksida

Page 22: Prosedur Pengelasan

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan

Kode Modul LOG.OO05.017.01

Judul Modul: Mengelas dengan Proses Las Gas Metal Buku Informasi Versi: 08-05-2006 Halaman: 21 dari 33

Adapun penggunaan gas pelindung secara umum khususnya pada solid wire diatur antara 14 – 18 l/menit ( disesuaikan dengan WPS ).

2. Perbandingan Penggunaan Gas Pelindung

Logam Gas Catatan Argon + CO2 Argon mengontrol percikan

dan melindungi busur. CO2 memperbaiki input dan menguragi biaya

Argon + CO2 +Oksigen Diperlukan apabila memperbaiki sifat mekanik

Baja karbon rendah

CO2 Biaya rendah, panas input tinggi akan tetapi ada percikan terak

e. Keselamatan dan Kesehatan Kerja GMAW

Pekerjaan GMAW adalah salah satu jenis pekerjaan yang cukup berpotensi menyebabkan gangguan terhadap kesehatan atau malah dapat menyebabkan kecelakaan kerja. Gangguan kesehatan atau kecelakaan dapat diakibatkan oleh beberapa faktor, yakni operator atau teknisi las itu sendiri, mesin dan alat-alat las, atau lingkungan kerja, namun secara umum ada beberapa resiko kalau bekerja dengan proses GMAW, yaitu kejutan listrik ( electric shock ), sinar las, debu dan asap las dan luka bakar serta kebakaran.

1. Kejutan Listrik Kecelakaan akibat kejutan listrik dapat terjadi setiap saat, baik itu pada saat pemasangan peralatan, penyetelan atau pada saat pengelasan. Resiko yang akan terjadi dapat berupa luka bakar, terjatuh, pingsan serta dapat meninggal dunia. Jika terjadi kecelakaan akibat kejutan listrik, maka dapat dilakukan langkah-langkah berikut :

• Tarik penderita dengan benda kering (karet, plastik, kayu, dan sejenisnya) pada bagian-bagian pakaian yang kering.

• Penolong berdiri pada bahan yang tidak bersifat konduktor ( papan, sepatu karet)

• Doronglah penderita dengan alat yang sudah disediakan. • Bawalah kerumah sakit dengan segera.

PERHATIAN ! Luka-luka akan menjadi lebih parah dengan pemindahan ( pertolongan ) yang terburu-buru.

Page 23: Prosedur Pengelasan

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan

Kode Modul LOG.OO05.017.01

Judul Modul: Mengelas dengan Proses Las Gas Metal Buku Informasi Versi: 08-05-2006 Halaman: 22 dari 33

Upaya mencegah kecelakaan pada mesin GMAW :

Kabel primer harus terjamin dengan baik, mempunyai isolasi yang baik. Kabel primer usahakan sependek mungkin

Hindarkan kabel-kabel las dari goresan, loncatan bunga api dan kejatuhan benda panas

Periksalah sambungan-sambungan kabel, apakah sudah ketat, sebab persambungan yang longgar dapat menimbulkan panas yang tinggi serta dapat mengganggu kestabilan arus las.

Jangan meletakkan tang las pada meja las atau pada benda kerja Perbaikilah segera kabel-kabel yang rusak Pemeliharaan dan perbaikan mesin las sebaiknya ditangani oleh orang yang

ahli di bidangnya. Jangan mengganggu komponen-komponen dari mesin las.

2. Sinar las Dalam proses pengelasan timbul sinar yang membahayakan operator las dan pekerja lain didaerah pengelasan. Sinar yang membahayakan tersebut adalah :

Cahaya tampak Sinar infra merah Sinar ultra violet

a. Cahaya Tampak : Benda kerja dan kawat elektroda yang mencair pada GMAW mengeluarkan cahaya tampak Semua cahaya tampak yang masuk ke mata akan diterusksn oleh lensa dan kornea mata ke retina mata. Bila cahaya ini terlalu kuat, maka mata akan segera menjadi lelah dan kalau terlalu lama mungkin menjadi sakit, walaupun rasa lelah dan sakit pada mata tersebut sifatnya hanya sementara.

b. Sinar Infra Merah : Sinar infra merah berasal dari busur listrik. Adanya sinar infra merah tidak segera terasa oleh mata, karena itu sinar ini lebih berbahaya, sebab tidak diketahui, tidak terlihat. Akibat dari sinar infra merah terhadap mata sama dengan pengaruh panas, yaitu akan terjadi pembengkakan pada kelopak mata, terjadinya penyakit kornea dan kerabunan. Jadi jelas akibat sinar infra merah jauh lebih berbahaya dari pada cahaya tampak. Sinar infra merah selain berbahaya pada mata juga dapat menyebabkan terbakar pada kulit berulang-ulang (mula-mula merah kemudian memar dan selanjutnya terkelupas yang sangat ringan).

c. Sinar Ultra Violet Sinar ultra violet sebenarnya adalah pancaran yang mudah terserap, tetapi sinar ini mempunyai pengaruh yang besar terhadap reaksi kimia yang terjadi didalam tubuh. Bila sinar ultra violet yang terserap oleh lensa melebihi jumlah tertentu , maka pada mata terasa seakan-akan ada benda asing didalamnya dalam waktu antara 6 sampai

Page 24: Prosedur Pengelasan

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan

Kode Modul LOG.OO05.017.01

Judul Modul: Mengelas dengan Proses Las Gas Metal Buku Informasi Versi: 08-05-2006 Halaman: 23 dari 33

12 jam, kemudian mata akan menjadi sakit selama 6 sampai 24 jam. Pada umumnya rasa sakit ini akan hilang setelah 48 jam.

Pencegahan Kecelakaan karena Sinar Las :

Memakai pelindung mata dan muka ketika mengelas, yaitu kedok atau helm las.

Memakai peralatan keselamatan dan kesehatan kerja ( pakaian pelindung ) pakaian kerja , apron / jaket las, sarung tangan , sepatu keselamatan kerja ).

Buatlah batas atau pelindung daerah pengelasan agar orang lain tidak terganggu (menggunakan kamar las yang tertutup, menggunakan tabir penghalang.

Kedok las dan helm las dilengkapi dengan kaca penyaring (filter) untuk menghilangkan dan menyaring sinar infra merah dan ultra violet ( Gambar 9 & 10) . Filter dilapisi oleh kaca bening atau kaca plastik yang ditempatkan disebelah luar dan dalam, fungsinya untuk melindungi filter dari percikan-percikan las.

Gambar 9 : Kedok dan Helm Las Gambar 10 : Kaca Penyaring

Adapun ukuran ( tingkat kegelapan / shade ) kaca penyaring tersebut berbanding lurus dengan besarnya amper pengelasan.

Berikut ini ketentuan umum perbandingan antara ukuran penyaring dan besar amper pengelasan pada proses GMAW :

AMPER UKURAN PENYARING

Sampai dengan 150 Amper 10

150 – 250 Amper 11

250 – 300 Amper 12

300 – 400 Amper 13

Lebih dari 400 Amper 14

Page 25: Prosedur Pengelasan

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan

Kode Modul LOG.OO05.017.01

Judul Modul: Mengelas dengan Proses Las Gas Metal Buku Informasi Versi: 08-05-2006 Halaman: 24 dari 33

3. Debu dan Asap Las Debu dan asap las besarnya berkisar antara 0,2 μm sampai dengan 3 μm yang biasanya terdiri dari jenis debu eternit dan hidrogen rendah. Butir debu atau asap dengan ukuran 0,5 μm dapat terhisap, tetapi sebagian akan tersaring oleh bulu hidung dan bulu pipa pernapasan, sedang yang lebih halus akan terbawa ke dalam dan ke luar kembali. Debu atau asap yang tertinggal dan melekat pada kantong udara diparu-paru akan menimbulkan penyakit, seperti sesak napas dan lain sebagainya. Karena itu debu dan asap las perlu dapat perhatian khusus.

Pencegahan kecelakaan karena debu dan asap las : a. Peredaran udara atau ventilasi harus benar-benar diatur dan diupayakan, di

mana setiap kamar las dilengkapi dengan pipa pengisap debu dan asap yang penempatannya jangan melebihi tinggi rata-rata / posisi wajah ( hidung ) operator las yang bersangkutan.

b. Menggunakan kedok/ helm las secara benar, yakni pada saat pengelasan berlangsung harus menutupi sampai di bawah wajah ( dagu ), sehingga mengurangi asap/ debu ringan melewati wajah.

c. Menggunakan baju las (Apron) terbuat dart kulit atau asbes. d. Menggunakan alat pernafasan pelindung debu, jika ruangannya tidak ada

sirkulasi udara yang memadai ( sama sekali tidak ada ).

d. Luka Bakar

Luka bakar dapat terjadi karena : Logam panas Busur cahaya Loncatan bunga api

Luka bakar dapat diakibatkan oleh logam panas karena adanya pencairan benda kerja antara 12000C –15000C , sinar ultra violet dan infra merah; hal ini dapat mengakibatkan luka bakar pada kulit. Luka bakar pada kulit dapat menyebabkan kulit melepuh / terkelupas, dan dapat menyebabkan kanker kulit. Luka bakar pada mata mengakibatkan iritasi ( kepedihan, silau ) yang sangat fatal menyebabkan katarak pada mata. Luka bakar yang diakibatkan oleh loncatan bunga api adalah loncatan butiran logam cair yang ditimbulkan oleh cairan logam. Biarpun bunga api itu kecil, tapi dapat melubangi kulit melalui pakaian kerja, lobang kancing yang lepas atau pakaian kerja yang longgar.

Page 26: Prosedur Pengelasan

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan

Kode Modul LOG.OO05.017.01

Judul Modul: Mengelas dengan Proses Las Gas Metal Buku Informasi Versi: 08-05-2006 Halaman: 25 dari 33

Pencegahan Luka Bakar : Untuk mencegah luka bakar, operator las harus memakai baju kerja yang lengkap yang meliputi :

• Baju kerja (overall) dari bahan katun • Apron / jaket kulit • Sarung tangan kulit • Topi kulit ( terutama untuk pengelasan posisi di atas kepala ) • Sepatu kerja • Helm / kedok las • Kaca mata bening, terutama pada saat membuang terak.

Penyalaan Busur Las Arus listrik yang mengalir dari dan atau ke permukaan benda kerja mengakibatkan terjadinya busur listrik diantara ujung kawat elektroda dan permukaan benda kerja, sekali busur listrik ini terbentuk, kawat elektroda akan mengalir secara otomatis dengan kecepatan tertentu dari gulungan kawat las ke dalam busur dan membentuk kawah las. Kawah las dan ujung kawat elektroda dilindungi oleh gas pelindung dari kemungkinan terjadinya kontaminasi atmosfir. Aliran arus, kawat las dan gas pelindung di aktifkan oleh operator melalui triger yang terdapat pada tang las atau welding gun Gambar berikut ini menunjukkan proses pengelasan GMAW.

Gambar 11 : Proses Pengelasan dengan GMAW

Page 27: Prosedur Pengelasan

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan

Kode Modul LOG.OO05.017.01

Judul Modul: Mengelas dengan Proses Las Gas Metal Buku Informasi Versi: 08-05-2006 Halaman: 26 dari 33

PROSEDUR PENGELASAN PADA PELAT POSISI FLAT DAN HORIZONTAL

a. Prosedur Umum Secara umum, prosedur-prosedur yang harus dilakukan setiap kali akan, sedang dan setelah pengelasan dengan menggunakan GMAW adalah meliputi hal-hal berikut ini :

Adanya prosedur pertolongan pertama pada kecelakaan ( P3K ) dan prosedur penanganan kebakaran yang jelas/tertulis.

Periksa sambungan-sambungan kabel las, yaitu dari mesin las ke kabel las dan dari kabel las ke benda kerja / meja las serta sambungan dengan tang las.. Harus diyakinkan, bahwa tiap sambungan terpasang secara benar dan rapat.

Periksa saklar sumber tenaga, apakah telah dihidupkan. Pakai pakaian kerja yang aman. Konsentasi dengan pekerjaan. Setiap gerakan nozzle / kawat elektroda harus selalu terkontrol. Berdiri secara seimbang dan dengan keadaan rileks. Periksa, apakah penghalang sinar las/ ruang las sudah tertutup secara benar. Tempatkan tang elektroda pada tempat yang aman jika tidak dipakai. Selalu gunakan kaca mata pengaman ( bening ) selama bekerja di dalam bengkel. Bersihkan terak atau percikan las sebelum melanjutkan pengelasan berikutnya. Matikan mesin las bila tidak digunakan. Jangan meninggalkan tempat kerja dalam keadaan kotor dan kembalikan

peralatan yang dipakai pada tempatnya.

b. Persiapan Bahan Las

Persiapan bahan las tiap jenis proses pengelasan pada prinsipnya tidak berbeda, terutama bila dibandingkan dengan persiapan bahan las pada proses Las Busur Manual (SMAW), baik persiapan sambungan tumpul ( butt ) maupun untuk sambungan sudut ( fillet ), kecuali WPS untuk pekerjaan tertentu menghendaki lain. ( Metode-metode persiapan tersebut juga telah dibahas pada Paket Las busur Manual-IIIA / Unit BSDC 0701 )

1. Pembuatan Kampuh Las Pembuatan kampuh las dapat di lakukan dengan beberapa metode, tergantung bentuk sambungan dan kampuh las yang akan dikerjakan. Metode yang biasa dilakukan dalam membuat kampuh las, khususnya untuk sambungan tumpul dilakukan dengan mesin atau alat pemotong gas (brander potong). Mesin pemotong gas lurus (Straight Line Cutting Machine) dipakai untuk pemotongan pelat, terutama untuk kampuh-kampuh las yang di bevel, seperti kampuh V atau X, sedang untuk membuat persiapan pada pipa dapat dipakai Mesin pemotong gas lingkaran (Circular Cutting Machine) atau dengan brander potong manual atau menggunakan mesin bubut.

Page 28: Prosedur Pengelasan

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan

Kode Modul LOG.OO05.017.01

Judul Modul: Mengelas dengan Proses Las Gas Metal Buku Informasi Versi: 08-05-2006 Halaman: 27 dari 33

Namun untuk keperluan sambungan sudut ( fillet ) yang tidak memerlukan kampuh las dapat digunakan mesin potong pelat (guletin) berkemampuan besar, seperti Hidrolic Shearing Machine. Adapun pada sambungan tumpul perlu persiapan yang lebih teliti, karena tiap kampuh las mempunyai ketentuan-ketentuan tersendiri, kecuali kampuh I yang tidak memerlukan persiapan kampuh las, sehingga cukup dipotong lurus saja. 2. Las Catat Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan las catat (tack weld) adalah sebagai berikut :

• Bahan las harus bersih dari bahan-bahan yang mudah terbakar dan karat. • Pada sambungan sudut cukup di las catat pada kedua ujung sepanjang

penampang sambungan ( tebal bahan tersebut ). Bila dilakukan pengelasan sambungan sudut ( T ) pada kedua sisi, maka konstruksi sambungan harus 90° terhadap bidang datarnya. Bila hanya satu sisi saja, maka sudut perakitannya adalah 3° - 5° menjauhi sisi tegak sambungan, yakni untuk mengantisipasi tegangan penyusutan / distorsi setelah pengelasan.

Dilas ke dua sisi Dilas satu sisi

Gambar 12 : Persiapan Sambungan T

• Pada sambungan tumpul kampuh V, X, U atau J perlu dilas catat pada

beberapa tempat, tergantung panjang benda kerja. Untuk panjang benda kerja standar untuk uji profesi las (300 mm) dilakukan tiga las catat, yaitu kedua ujung dan tengah dengan panjang las catat antara 15 -20 mm atau tiga sampai empat kali tebal bahan las.

90°

3° - 5°

Las catat

Page 29: Prosedur Pengelasan

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan

Kode Modul LOG.OO05.017.01

Judul Modul: Mengelas dengan Proses Las Gas Metal Buku Informasi Versi: 08-05-2006 Halaman: 28 dari 33

Sedang untuk panjang benda kerja dibawah atau sama dengan 150 mm dapat dilas catat pada kedua ujung saja.

Gambar 13 : Persiapan Sambungan Tumpul Kampuh V

c. Metode Pengelasan

1. Arah Pengelasan

Arah pengelasan yang dapat dilakukan pada las menggunakan GMAW ada dua, yaitu arah maju dan arah mundur

Pengelasan arah maju adalah apabila holder atau welding gun atau tang las dipegang tangan kanan, arah pengelasan dimulai dari sisi kanan ke kiri.

Pengelasan arah mundur adalah apabila holder atau welding gun atau tang las dipegang tangan kanan, arah pengelasan dimulai dari sisi kiri ke kanan.

Arah maju Arah mundur

Dari kedua arah pengelasan tersebut, untuk konstruksi yang sedang dan berat, arah maju lebih dianjurkan, dengan alasan dalam proses pengelasan akan terjadi cleaning action pada permukaan yang disambung lebih baik, di samping itu jalur yang akan dilas akan dapat dilihat dengan kebih jelas apabila dibanding dengan arah mundur. Walaupun demikian arah pengelasan mundur lebih sering digunakan pada pengelasan logam yang tipis.

3° - 5°

1 3 2

Page 30: Prosedur Pengelasan

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan

Kode Modul LOG.OO05.017.01

Judul Modul: Mengelas dengan Proses Las Gas Metal Buku Informasi Versi: 08-05-2006 Halaman: 29 dari 33

2. Gerakan/ayunan Tang Las Gerakan/ayunan tang las (welding gun) pada GMAW, terutama dipengaruhi oleh:

• Bentuk sambungan • Tebal bahan • Lebar persiapan sambungan • Jenis bahan • Posisi pengelasan.

Gerakan/ayunan tang las diupayakan lurus, apabila tidak memungkinkan gerakan lurus (misal pengelasan arah naik) diusahakan menggunakan ayunan ke samping seminimal mungkin. Misal lebar ayunan untuk setiap jalur maksimal 15 mm

Berikut ini disajikan beberapa bentuk gerakan/ayunan pengelasan yang banyak digunakan pada pengelasan menggunakan GMAW, terutama pengelasan pada posisi tegak :

Tanpa diayun Setengah melingkar atau zig zag Menusuk ( segi tiga )

atau

Flat/ horizontal/ OH

Tegak

Page 31: Prosedur Pengelasan

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan

Kode Modul LOG.OO05.017.01

Judul Modul: Mengelas dengan Proses Las Gas Metal Buku Informasi Versi: 08-05-2006 Halaman: 30 dari 33

3. Sudut Pengelasan Salah satu faktor yang ikut menentukan kualitas hasil pengelasan adalah sudut pengelasan. Yang dimaksud dengan sudut pengelasan adalah sudut yang dibentuk oleh permukaan bahan dengan tang las/ welding gun

Sudut pengelasan yang disarankan pada beberapa posisi adalah seperti berikut:

1. Posisi Flat

2. Posisi Horizontal Sambungan T

Jalur 1 Jalur Jalur 3

. Posisi Horizontal pada Sambungan Tumpul

90°

45° 60 - 70° 30° - 40°

70° - 85°

70° - 85°

Page 32: Prosedur Pengelasan

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan

Kode Modul LOG.OO05.017.01

Judul Modul: Mengelas dengan Proses Las Gas Metal Buku Informasi Versi: 08-05-2006 Halaman: 31 dari 33

4. Posisi Tegak

0 - 15°

45°

Page 33: Prosedur Pengelasan

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan

Kode Modul LOG.OO05.017.01

Judul Modul: Mengelas dengan Proses Las Gas Metal Buku Informasi Versi: 08-05-2006 Halaman: 32 dari 33

BAB IV SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN

UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI 5.1. Sumber Daya Manusia

Pelatih Pelatih Anda dipilih karena dia telah berpengalaman. Peran Pelatih adalah untuk : a. Membantu Anda untuk merencanakan proses belajar. b. Membimbing Anda melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap

belajar. c. Membantu Anda untuk memahami konsep dan praktik baru dan untuk menjawab

pertanyaan Anda mengenai proses belajar Anda. d. Membantu anda untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang

Anda perlukan untuk belajar Anda. e. Mengorganisir kegiatan belajar kelompok jika diperlukan. f. Merencanakan seorang ahli dari tempat kerja untuk membantu jika diperlukan. Penilai Penilai Anda melaksanakan program pelatihan terstruktur untuk penilaian di tempat kerja. Penilai akan :

a. Melaksanakan penilaian apabila Anda telah siap dan merencanakan proses belajar dan penilaian selanjutnya dengan Anda.

b. Menjelaskan kepada Anda mengenai bagian yang perlu untuk diperbaiki dan merundingkan rencana pelatihan selanjutnya dengan Anda.

c. Mencatat pencapaian / perolehan Anda. Teman kerja/sesama peserta pelatihan Teman kerja Anda/sesama peserta pelatihan juga merupakan sumber dukungan dan bantuan. Anda juga dapat mendiskusikan proses belajar dengan mereka. Pendekatan ini akan menjadi suatu yang berharga dalam membangun semangat tim dalam lingkungan belajar/kerja Anda dan dapat meningkatkan pengalaman belajar Anda. 5.2. Sumber-sumber Perpustakaan Pengertian sumber-sumber adalah material yang menjadi pendukung proses pembelajaran ketika peserta pelatihan sedang menggunakan Pedoman Belajar ini.

Page 34: Prosedur Pengelasan

Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan

Kode Modul LOG.OO05.017.01

Judul Modul: Mengelas dengan Proses Las Gas Metal Buku Informasi Versi: 08-05-2006 Halaman: 33 dari 33

Sumber-sumber tersebut dapat meliputi : 1. Buku referensi (text book)/ buku manual servis 2. Lembar kerja 3. Diagram-diagram, gambar 4. Contoh tugas kerja Ada beberapa sumber yang disebutkan dalam pedoman belajar ini untuk membantu peserta pelatihan mencapai unjuk kerja yang tercakup pada suatu unit kompetensi. Prinsip-prinsip dalam CBT mendorong kefleksibilitasan dari penggunaan sumber-sumber yang terbaik dalam suatu unit kompetensi tertentu, dengan mengijinkan peserta untuk menggunakan sumber-sumber alternative lain yang lebih baik atau jika ternyata sumber-sumber yang direkomendasikan dalam pedoman belajar ini tidak tersedia/tidak ada.

Sumber-sumber bacaan yang dapat digunakan :

Judul Pengarang Judul Judul

: : : :

Aplikasi pengelasan B4T Departemen perindustrian Sopar Napitupulu

Modul MEC 05 Las busur manual dasar TEDC Bandung

Dasar pengelasan MIG/MAG (BSDC 0712 )

5.3. Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan

1. Botol CO2 11. Sarung Tangan Las

2. Regulator CO2 12. Sikat baja

3. Tang jepit 13. Kapur/pengguris/penitik

4. Mistar baja 14. Meja kerja

5. Selang Las dan Mur 15. Kunci botol

6. Palu besi 16. Kunci Inggris

7. Nosel 17. Selotipe

8 Pembersih Lubang Nosel

9. Kacamata Las

10. Baju Las

Bahan : Besi baja lunak dengan ketebalan 5 s/d 10 mm