BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Saat ini merokok adalah hal yang biasa di lingkungan masyarakat, bahkan merokok memperlihatkan citra kejantanan diri bagi seorang laki-laki, sebab santer terdengar laki-laki tanpa merokok bukanlah lelaki sejati. Meskipun bahaya yang ditimbulkan dari merokok itu sendiri dapat menyebabkan penyakit yang dapat membunuh seseorang baik yang menghisap rokok itu sendiri maupun yang hanya menghirup asapnya saja tapi tetap saja budaya merokok malah semakin menjadi trend sampai saat ini. Telah kita ketahui bersama bahwa rokok itu sangat membahayakan kesehatan dan bersifat merusak. Menurut ilmu kedokteran, sekali batang rokok yang di bakar akan menggeluarkan sekitar 4000 bahan kimia termasuk nikotin dan gas karbon monoksida (CO) yang menimbulkan berbagai penyakit. Berbagai hasil penelitian di berbagai Negara membenarkan bahwa merokok merusak kesehatan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun gencar mengkampanyekan gerakan anti
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Saat ini merokok adalah hal yang biasa di lingkungan masyarakat, bahkan
merokok memperlihatkan citra kejantanan diri bagi seorang laki-laki, sebab santer
terdengar laki-laki tanpa merokok bukanlah lelaki sejati. Meskipun bahaya yang
ditimbulkan dari merokok itu sendiri dapat menyebabkan penyakit yang dapat
membunuh seseorang baik yang menghisap rokok itu sendiri maupun yang hanya
menghirup asapnya saja tapi tetap saja budaya merokok malah semakin menjadi trend
sampai saat ini. Telah kita ketahui bersama bahwa rokok itu sangat membahayakan
kesehatan dan bersifat merusak. Menurut ilmu kedokteran, sekali batang rokok yang
di bakar akan menggeluarkan sekitar 4000 bahan kimia termasuk nikotin dan gas
karbon monoksida (CO) yang menimbulkan berbagai penyakit. Berbagai hasil
penelitian di berbagai Negara membenarkan bahwa merokok merusak kesehatan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun gencar mengkampanyekan gerakan anti
merokok. Jadi masalah merokok tidak hanya menjadi masalah nasional tetapi juga
menjadi masalah dunia (istiqomah, 2003).
Menurut Survey Sosial Ekonomi Nasional (2008), di Indonesia rokok
menyebabkan 9,8% kematian karena penyakit paru kronik dan emfisima, 5% stroke.
Wanita yang merokok mengalami penurunan atau penundaan kemampuan hamil,
pada pria meningkatkan risiko impotensi sebesar 50%. Seorang bukan perokok yang
menikah dengan perokok mempunyai risiko kanker paru sebesar 20-30% lebih tinggi
daripada mereka yang pasangannya bukan peroko dan juga risiko mendapatkan
penyakit jantung.
Menurut menteri kesehatan, Indonesia masih menjadi Negara terbesar Ke-3
dalam jumlah perokok di dunia. Dari tahun 2000-2010 mengalami peningkatan, baik
dikalangan perokok laki-laki maupun perempuan. Jumlah perokok laki-laki dengan
usia di atas 15 tahun sudah mencapai 66%. Sedangkan perokok perempuan 4%. Juga
yang meningkat adalah perokok pemula yang berusia muda seperti 10-14 tahun.
Dalam kehidupan sahari-hari seringkali ditemui orang merokok di mana-mana,
baik di kantor, di pasar ataupun di tempat lainnya, dikalanggan rumah tangga sendiri
atau bahkan di sekolah, namun kebiasaan merokok di negeri ini tetap tidak bisa
dihilangkan, bahkan semakin meningkat. Takala penduduk di sejumlah Negara
mengurangi konsumsi mereka terhadap rokok, orang Indonesia justru malah
sebaliknya. Kebiasaan merokok dimulai dengan adanya rokok pertama. Umumnya
rokok pertama dimulai saat usia remaja. Saat ini jumlah perokok terus bertambah,
khususnya di Negara-negara berkembang (Depkes RI, 2009).
Rokok bagi kehamilan bisa bermacam macam. Bisa mengakibatkan asupan
oksigen yang berkurang bagi bayi hingga terjadinya kelainan janin yang menakutkan.
Akibat yang ditimbulkan dari asap rokok yang menyebabkan saluran oksigen yang
menurun akan mengakibatkan bayi yang lahir dengan berat yang tidak normal. Hal ini
bukan saja berlaku bagi wanita atau ibu yang merokok saja namun bagi para wanita
perokok pasif. Sedemikian berbahayanya rokok bagi keslamatan ibu hamil dan bayi,
maka sebisa mungkin kita menjauhkan asap rokok dari wanita hamil dan bayi. Selain
zat yang berbahaya yang ditimbulkan dari rokok, data yang ada menyebutkan bahwa
kenaikan bayi yang lahir tidak normal dari tahun ke tahun mengalami peningkatan.
Bahaya rokok bagi kehamilan sangat mempengaruhi kesehatan dewasa ini. Ancaman
keguguran juga bisa dialami oleh wanita perokok dan perokok pasif. Dampak buruk
asap rokok ini juga bisa mengakibatkan cacat janin, berat badan lahir rendah, bahkan
gangguan jiwa. Zat-zat kimia tersebut mereduksi jumlah sel yang dihasilkan di dalam
tubuh dan otak janin. Nikotin yang terandung di dalam rokok membuat pembuluh-
pembuluh darah menjadi mengkerut, sehingga mengurangi persediaan darah untuk
plasenta yang berakibat terganggunya pertumbuhan janin. - Dalam darah perokok
kadar karbon moniksidanya lebih tinggi.
faktor penyebab untuk merokok biasanya kalah seandainya beradu argumen
dengan pakar yang ahli tentang potensi berbahaya atas apa ditimbulkan dari
kebiasaan merokok baik bagi dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan. Harus diakui
banyak perokok yang mengatakan bahwa merokok itu tidak enak tetapi dari sekian
banyak pamflet, selebaran, kampanye anti rokok, sampai ke bungkus rokoknya diberi
peringatan akan bahaya kesehatan dari rokok, tetap tak bisa mengubris secara massal
berkurangnya kebiasaan merokok dan jumlah perokok.
Upaya pencegahan dan penaggulangan rokok
Dalam pencegahan rokok pada usia dini dan perokok pasif bertujuan bagaimana
caranya mereka yang belum pernah merokok menjadi tidak merokok/perokok dan
bagaimana caranya perokok agar tidak mengganggu orang lain dengan asap
rokoknya. Adapun strateginya antara lain: meningkatkan Bea Cukai Rokok,
menghapus promosi rokok, peringatan bahaya merokok, menyediakan area bebas
rokok.
Berdasarkan studi pendahuluan dengan metode wawancara di RW VIII
Kelurahan Pahandut Kecamatan Pahandut sebanyak 10 orang didapatkan hasil bahwa
8 orang tidak terlalu mengetahui bahaya merokok sedangkan 2 orang mengetahui
tentang bahaya merokok. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Tingkat pengetahuan Warga Terhadap Bahaya
Merokok di GG Kurnia RW VIII Kelurahan Pahandut Palangka Raya Provinsi
Kalimantan Tengah Tahun 2013.
1.2. Perumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Bagaimanakah Tingkat
Pengetahuan Warga Tentang Bahaya Merokok di GG Kurnia RW VIII Kelurahan
Pahandut Palangka Raya Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2013.
1.3. Tujuan penelitian
1.3.1.Tujuan Umum
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan warga tentang bahaya merokok di GG
Kurnia RW VIII Kelurahan Pahandut Palangka Raya Provinsi Kalimantan Tengah
Tahun 2013.
1.3.2.Tujuan khusus
1) Untuk mengetahui pengetahuan pengetahuan masyarakat tentang bahaya merokok
di RT 001 RW VIII Kelurahan Pahandut Kecamatan Pahandut Gang Kurnia pada
tingkat baik.
2) Untuk mengetahui pengetahuan pengetahuan masyarakat tentang bahaya merokok
di RT 001 RW VIII Kelurahan Pahandut Kecamatan Pahandut Gang Kurnia pada
tingkat cukup.
3) Untuk mengetahui pengetahuan pengetahuan masyarakat tentang bahaya merokok
di RT 001 RW VIII Kelurahan Pahandut Kecamatan Pahandut Gang Kurnia pada
tingkat kurang.
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1.Teoritis
Diharapkan penelitian ini dapat berguna memperkuat teori dan konsep ilmu
kebidanan kesehatan masyarakat khususnya, pelayanan kesehatan bagi warga di GG
Kurnia RW VIII Kelurahan Pahandut Palangka Raya Provinsi Kalimantan Tengah
Tahun 2013.
1.1.1 Praktis
1.1.1.1 Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan masukan bagi pengajar dan pembaca dalam perkuliahan serta
dapat digunakan sebagai bahan tambahan kepustakaan dalam penelitian selanjutnya.
1.1.1.2 Peneliti
Peneliti mendapat pengalaman tentang riset kebidanan serta menambah
wawasan pengetahuan dan pengembangan diri, khususnya dalam bidang riset
kebidanan.
1.1.1.3 Tempat Penilitian
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan infomasi bagi warga tentang
bahaya merokok di GG Kurnia RW VIII Kelurahan Pahandut Palangka Raya Provinsi
Kalimantan Tengah Tahun 2013.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Pengetahuan
2.1.1 Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia yang sekedar menjawab pertanyaan
“what” misalnya: apa air, apa manusia, apa alam, dan sebagainya (Notoadmojo,
2005:3).
Pengetahuan adalah hasil atau dan dini terjadi setelah orang melakukan
pengindraan terhadap satu obyek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba sehingga sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Jadi pengetahuan
merupakan hasil pengindraan kita (Notoadmojo, 2005:127-128).
Pengetahuan mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru
didalam diri orang tersebut terjadi proses sebagai berikut:
1) Awareness (Kesadaran) dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui
terlebih dahulu terhadap stimulasi (Obyek).
2) Interest (Merasa tertarik) terhadap stimulasi atau obyek tersebut disini sikap
obyek mulai timbul.
3) Evaluation (Menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulasi tersebut
bagi dirinya, hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
4) Trial, dimana subyek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang
dikehendaki.
5) Adaption, dimana subyek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,
kesadaran dan sikap terhadap stimulasi. Namun demikian dari penelitian
selanjutnya Rogers menyimpulkan bahwa perubahan perilaku tidak selalu
melewati tahap diatas (Notoadmojo, 2005:128).
2.1.2 Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan yang dicakup dalam demain kognitif menurut Soekijo
Notoadmojo (2005) mempunyai 6 tingkatan yaitu:
1) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah di pelajari
sebelumnya, pada tingkatan ini reccal (mengingat kembali) terhadap sesuatu yang
spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsang yang diterima. Oleh sebab
itu tingkatan ini adalah yang paling rendah.
2) Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar
tentang objek yang di ketahui dan dapat menginter prestasikan materi tersebut secara
benar tentang objek yang dilakukan dengan menjelaskan, menyebutkan contoh dan
lain-lain.
3) Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi dan kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat
diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip
dan sebagainya dalam kontak atau situasi yang lain.
4) Analisis (Analysis)
Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan suatu materi atau objek ke
dalam komponen-komponen tetapi masih didalam suatu struktur organisasi tersebut
dan masih ada kaitan satu sama lain, kemampuan analisis ini dapa dilihat dari
penggunaan kata kerja dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan,
mengelompokkan dan sebagainya.
5) Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
Dengan kata lain sintesis ini suatu kemampuan untuk menyusun, dapat
merencanakan, meringkas, menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan yang
telah ada.
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap
suatu materi atau objek penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang
ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
2.1.3 Cara Memperoleh Pengetahuan
Pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari pengalaman yang berasal dari
berbagai macam sumber, misalnya: media massa, media elektrotik, buku petunjuk,
petugas kesehatan, media poster, kerabat dekat dan sebagainya
Menurut Notoadmojo (2005) dari berbagai macam cara yang telah di gunakan
untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah, dapat dikelompokkan
menjadi dua yakni: cara tradisional atau non ilmiah dan cara modern atau yang
disebut dengan cara ilmiah.
2.1.3.1 Cara Tradisional Atau Non Ilmiah
Cara tradisional terdiri dari empat cara yaitu:
1) Trial and Error, dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan mungkin
sebelum adanya peradaban. Bila seseorang menghadapi persoalan atau masalah,
upaya yang dilakukan hanya dengan mencoba-coba saja, dilakukan dengan
menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila
kemungkinan tersebut tidak berhasil maka di coba kemungkinan yang lain sampai
berhasil.
2) Kekuasaaan Atau Otoritas, kebiasaan dan tradisi yang dilakukan oleh orang,
penalaran, dan tradisi-tradisi yang dilakukan. Kebiasaan ini tidak hanya terjadi
pada masyarakat tradisional saja, melainkan juga terjadi pada masyakat modern.
Kebiasaan-kebiasaan ini seolah-olah diterima dari sumbernya berbagai kebenaran
yang mutlak. Sumber pengetahuan ini dapat berupa pemimpin-pemimpin
masyarakat baik formal maupun informal, ahli agama, pemegang pemerintahan
dan sebagainya.
3) Berdasarkan pengalaman pribadi, merupakan sumber pengetahuan atau
pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan.
4) Jalan Pikiran, sejalan perkembangan, kebudayaan umat manusia, cara berpikir
umat manuasia, ikut berkembang. Manusia telah mampu menggunakan
penalarannya dalam memperoleh pengetahuan. Baik melalui induksi maupun
deduksi. Induksi dan deduksi pada dasarnya adalah cara melahirkan pemikiran
secara tidak langsung melalui pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan.
2.1.3.2 Cara Modern Atau Cara Ilmiah
Cara baru memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis dan
ilmiah yang disebut metode ilmiah. Kemudian metode berfikir induktif bahwa dalam
memperoleh kesimpulan dilakukan dengan mengadakan observasi langsung,
membuat catatan terhadap semua fakta sehubungan dengan objek yang diamati
(Notoatmodjo, 2005:11-18).
2.1.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
Pengetahuan ini dapat membentuk keyakinan sehingga seorang berperilaku
sesuai keyakinannya tersebut. Ada 3 (tiga) faktor yang mempengaruhi kehidupan
manusia:
2.1.4.1 Faktor predisposisi
1) Umur
Umur adalah usia individu yang terhitung mulai saaat dilahirkan sampai berulang
tahun, semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan
lebih matang dalam berfikir dan bekerja.
2) Pendidikan
Pendidikan merupakan suatu proses meningkatkan kecerdasan, keterampilan,
mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat
juang dan rasa tanggung jawab (Addinsyah, 2010).
Semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah menerima Informasi,
sehingga semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaiknya pendidikan
yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-
nilai yang di perkenalkan.
3) Pengalaman
Pengalaman merupakan guru yang terbaik. Pepatah tersebut dapat diartikan
bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu
merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu
pengalaman pribadipun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan.
4) Pekerjaan
Menurut Markum (1991) bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita
waktu, bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan
keluarga.
2.1.4.2 Faktor Pendukung
1) Informasi
Informasi adalah penerangan, pemberitahuan, kabar atau berita tentang suatu
keseluruhan makna yang menunjang amanat. Informasi memberikan pengaruh
kepada seseorang meskipun orang tersebut mempunyai tingkat pendidikan rendah
tetapi jika ia mendapatkan Informasi yang baik dari berbagai media, maka hal ini
dapat meningkatkan pengetahuan orang tersebut.
2) Lingkungan
Lingkungan adalah Seluruh kondisi yang ada di sekitar manusia dan pengaruhnya
dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok. Menurut
Ann Manner (1998) lingkungan memberikan pengaruh sosial pertama bagi
seseorang dimana seseorang dapat mempelajari hal-hal yang baik dan juga hal-hal
yang buruk tergantung pada sifat kelompok dalam lingkungan alam (Nursalam,
2001:133).
2.1.5 Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan kuesioner yang menyatakan
tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden
(Notoadmojo, 2003:130). Skala ini menggunakan data kuantitatif yang berbentuk
angka-angka yang menggunakan alternatif jawaban serta menggunakan peningkatan
yaitu kolom menunjukkan letak ini maka sebagai konsekuensinya setiap centangan
pada kolom jawaban menunjukkan nilai tertentu. Dengan demikian analisa data
dilakukan dengan mencermati banyaknya centangan dalam setiap kolom yang
berbeda nilainya lalu mengalihkan frekuensi pada masing-masing kolom yang
bersangkutan. Disini peneliti hanya menggunakan 2 pilihan yaitu:
“Benar” (B)
“Salah” (S)
Prosedur berskala atau (scaling) yaitu penentu pemberian angka atau skor yang
harus diberikan pada setiap kategori respon perskalaan. Untuk mengukur
pengetahuan menggunakan rumus:
Keterangan:
P : Presentase
f : Jumlah jawaban yang benar
h : Jumlah skor maksimal jika semua pertanyaan di jawab benar
Berdasarkan perhitungan, kemudaian hasilnya di interprestasikan dalam
beberapa kategori yaitu:
Baik : 76 – 100%
Cukup baik : 56 – 75%
Kurang baik : 40 – 55%
Tidak baik : < 40%
2.2 Konsep Dasar Manusia
2.2.1 Pengertian Masyarakat
Masyarakat adalah sejumlah manusia yang merupakan satu kesatuan golongan
yang berhubungan tetap dan mempunyai kepentingan yang sama.Seperti; sekolah,
keluarga,perkumpulan, Negara semua adalah masyarakat. Menilik kenyataan di
lapangan, suatu kelompok masyarakat dapat berupa suatu suku bangsa. Bisa juga
berlatar belakang suku.Dalam pertumbuhan dan perkembangan suatu masyarakat.
Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang telah memiliki tatanan kehidupan,
norma-norma, adat istiadat yang sama-sama ditaati dalam lingkungannya. Tatanan
kehidupan, norma-norma yang mereka miliki itulah yang dapat menjadi dasar
kehidupan sosial dalam lingkungan mereka, sehingga dapat membentuk suatu
kelompok manusia yang memiliki ciri-ciri kehidupan yang khas, Azrul Azwal (2000)
2.2.2 Ciri-Ciri Masyarakat
Dari berbagai pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa masyarakat itu
memiliki cirri-ciri sebagai berikut:
1) Interaksi diantara sesama anggota masyarakat
2) Di dalam masyarakat terjadi interaksi sosial yang merupakan hubungan sosial
yang dinamis yang menyangkut hubungan antar perseorangan, antar kelompok-
kelompok maupun antara perseorangan dengan kelompok, untuk terjadinya
interaksi sosial harus memiliki dua syarat, yaitu kontak sosial dan komunikasi.
3) Menempati wilayah dengan batas-batas tertentu
4) Suatu kelompok masyarakat menempati suatu wilayah tertentu menurut suatu
keadaan geografis sebagai tempat tinggal komunitasnya, baik dalam ruang
lingkup yang kecil RT/RW, Desa Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten, Propinsi,
dan bahkan Negara.
5) Saling tergantung satu dengan lainnya
6) Anggota masyarakat yang hidup pada suatu wilayah tertentu saling tergantung
satu dengan yang lainnya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Tiap-tiap
anggota masyarakat mempunyai keterampilan sesuai dengan kemampuan dan
profesi masing-masing. Mereka hidup saling melengkapi, saling memenuhi agar
tetap berhasil dalam kehidupannya.
7) Memiliki adat istiadat tertentu/kebudayaan
8) Adat istiadat dan kebudayaan diciptakan untuk mengatur tatanan kehidupan
bermasyarakat, yang mencakup bidang yang sangat luas diantara tata cara
berinteraksi antara kelompok-kelompok yang ada di masyarakat, apakah itu
dalam perkawinan, kesenian, mata pencaharian, sistem kekerabatan dan
sebagainya.
9) Memiliki identitas bersama
10) Suatu kelompok masyarakat memiliki identitas yang dapat dikenali oleh anggota
masyarakat lainnya, hal ini penting untuk menopang kehidupan dalam
bermasyarakat yang lebih luas. Identitas kelompok dapat berupa lamang-lambang
bahasa, pakaian, simbol-simbol tertentu dari perumahan, benda-benda tertentu
seperti alat pertanian, mata uang, senjata tajam, kepercayaan dan sebagainya.
2.2.3 Unsur-unsur Masyarakat
1) Unsur-unsur suatu masyarakat:
(1) Harus ada perkumpulan manusia dan harus banyak.
(2) Telaah bertempat tinggal dalam waktu lama disuatu daerah tertentu.
(3) Adanya aturan atau undang-undang yang mengatur masyarakat untuk menuju
kepada kepentingan dan tujuan bersama.
2.2.4 Unsur Pembentukan Masyarakat
Masyaraka dapat terbentuk atas berbagai unsure yang melatar belakanginya
antara lain.
2.2.4.1 Kategiri social.
Adalah kesatuan manusia yang terbentuk karena adnya kesamaan yang objektif
dalam setiap manusianya, seperti jenis kelamin, usia, dan pendapatan.
2.2.4.2 Golongan social.
Adalah kesatuan manusia yang ditandai dengan ciri-ciri tertentu, golongan
social terikat oleh system nilai, moral, dan adat istiadat tertentu yang berlaku pada
masyarakat tersebut.
2.2.4.3 Komunitas.
Adalah suatu kesatuan hidup manusia yang menempati wilayahnya dan
berinteraksi menurut suatu system adat istiadat serta terikat/dibatasi oleh wilayh
geografis.
2.2.4.4 Kelompok.
Adalah sekumpulan manusia yang berinteraksi antar anggotanya mempunya
norma yang berkembang dan adanya rasa identitas yang sama, serta mempunyai
organisasi dan system pimpnan.
2.2.4.5 Perhimpunan.
Adalah kesatuan manusia yangh berdasarkan sifat, tugas, yang sifat
hubungannya berdasarkan kontak serta pimpinan berdasarkan kontrak.
2.2.5 Tipe-tipe Masyarakat
1) Menurut Gilin and Gilin lembaga masyarakat dapat diklasifikasikan sebagai
berikut, Dilihat dari sudut perkembangannya:
(1) Cresive Institution
Lembaga masyarakat yang paling primer, merupakan lembaga-lembaga
yang secara tidak disengaja tumbuh dari adat istiadat masyarakat, misalnya
yang menyangkut: hak milik, perkawinan, agama dan sebagainya.
(2) Enacted Institution
Lembaga kemasyarakatan yang sengaja dibentuk untuk memenuhi tujuan
tertentu, misalnya yang menyangkut: lembaga utang-piutang, lembaga
perdagangan, pertanian, pendidikan yang kesemuanya berakar kepada
kebiasaan-kebiasaan tersebut disistematisasi, yang kemudian dituangkan ke
dalam lembaga-lembaga yang disyahkan oleh negara.
2) Dari sudut sistem nilai yang diterima oleh masyarakat
(1) Basic institution
Lembaga kemasyarakatan yang sangat penting untuk memelihara dan
mempertahankan tata tertib dalam masyarakat, diantaranya keluarga, sekolah-
sekolah yang dianggap sebagai institusi dasar yang pokok.
(2) Subsidiary institution
Lembaga-lembaga kemasyarakatan yang muncul tetapi dianggap kurang
penting, karena untuk memenuhi kegiatan-kegiatan tertentu saja. Misalnya
pembentukan panitia rekreasi, pelantikan/wisuda bersama dan sebagainya.
3) Dari sudut pandang masyarakat
(1) Approved atau social sanctioned institution
Adalah lembaga yang diterima oleh masyarakat seperti sekolah, perusahaan,
koperasi dan sebagainya.
(2) Unsanctioned institution
Adalah lembaga-lembaga masyarakat yang ditolak oleh masyarakat, walaupun
kadang-kadang masyarakat tidak dapat memberantasnya, misalnya kelompok
penjahat, pemeras, pelacur, gelandangan dan pengemis dan sebagainya.
(3) General institution
Adalah lembaga masyarakat didasarkan atas faktor penyebarannya. Misalkan
karena dikenal hampir semua masyarakat dunia.
(4) Restricted institution
Adalah lembaga-lembaga agama yang dianut oleh masyarakat tertentu saja,
misalnya Budha banyak dianut oleh Muangthai, Vietnam, Kristen khatolik
banyak dianut oleh masyarakat Italic, Perancis, Islam oleh masyarakat Arab
dan sebagainya.
2.3 Konsep Dasar Rokok
2.3.1 Pengertian Rokok
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang sekitar 70-120 mm
(bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun
tembakau yang telah di cacah (Ellizabet,2010).
2.3.2 Komponen Dalam Rokok
Menurut Aditama (2006) bahwa asap rokok mengandung sekitar 4000 bahan
kimia. Secara umum komponen rokok dibagi menjadi dua yaitu:
2.3.2.1 Komponen Gas
Komponen Gas adalah bagian yang dapat melewati filter yang terdapat di
dalam asap rokok antara lain: Carbon monoksida (CO), amonia, acrloin, benzopiren,
lutidin, colidin, metal alcohol, formalin, arsenic dan lain-lain. Caldwell (2009)
menambahkan bahwa gas carbon monoksida (CO) akan mdah terikat dalam
hemoglobin sehingga mengganggu darah dalam mengalirkan oksigen keseluruh
tubuh, tidak jarang orang meninggal dunia akibat keracunan gas carbon monoksida
(CO) terlalu banyak. Benzopiren dan lutidin berasal dari tar tembakau yang dapat
menyebabkan kanker. Colidin menyebabkan kelumpuhan dan lambat laun
mengakibatkan kematian. Metil alkohol menimbulkan kebutaan. Formalin sering
digunakan untuk mengawatkan mayat. Arsenik merupakan sejenis racun yang dipakai
untuk membunuh tikus.
2.3.2.2 Komponen Padat
Komponen Padat adalah bagian yang tertinggal pada filter berupa berupa
nikotin dan tar. Nikotin merupakan bahan adiktif yang menimbulkan ketergantungan
atau kecanduan. Tar adalah kumpulan beribu-ribu bahan kimia yang terdapat dalam
rokok. Tar bersifat karsinogen/penyebab kanker.
2.3.2.3 Mekanisme patofisiologi merokok
Asap yang dihembuskan pada saat merokok di bedakan atas: asap utama (main
stream smoke) dan asap samping (side steram smoke). Asap utama merupakan bagian
asap tembakau yang di hirup langsung oleh perokok, sedangkan asap samping
merupakan asap tembakau yang di sebar ke udara bebas dan dapat di hirup oleh orang
yang berada diruangan yang sama yang dikenal perokok pasif (Nasir, 2009).
2.3.3 Bahaya rokok
Banyak penelitii memuktikan bahwa kebiasaan rokok meningkatkan resiko
timbulnya berbagai penyakit seperti:
2.3.3.1 Stroke
Penyumbatan pembuluh darah otak yang bersifat mendadak atau stroke banyak
di kaitkan dengan merokok. Resiko stroke dan resiko kematian lebih tinggi dari
perokok dibandingkan bukan perokok (Ellizabet, 2010).
2.3.3.2 Impotensi
Nikotin yang beredar melalui darah akan dibawa keseluruh tubuh, termasuk
organ-organ reproduksi. Zat ini dapat menganggu proses spermatogenesis sehingga
kualitas sperma menjadi buruk. Selain merusak kualitas sperma, rokok juga menjadi
faktor resiko, gangguan fungsi seksual, khususnya gangguan disfungsi Ereksi
(Ellizabet, 2010).
2.3.3.3 Kanker
Merokok dapat menyebabkan kanker. Kematian akibat kanker yang disebabkan
oleh merokok pun semakin meningkat. Kematian karena kanker (terutama kanker
paru-paru) meningkat 20 kali lebih besar dibandingkan orang yang tidak merokok.
Berbagai jenis kankeryang resikonya meningkat akibat merokok antara lain kanker,
trakea, bronkus, paru-paru, kanker mulut dan orofaring, kanker lambung, kanker
kandung kemih, kanker esophagus, kanker ginjal, dan ureter (Ellizabet, 2010).
2.3.3.4 Jantung
Nikotin yang terkandung dalam rokok menyebabkan efinefrin dan norepinefrin
dalam darah meningkat, yang menyebabkan jantung berdebar lebih cepat dan
pembuluh darah berkontraksi atau menyempit. Debar jantung yang lebih cepat akan
meningkatkan kebutuhan akan oksigen pada otot jantung. Sementara itu, persediaan
oksigen menjadi menurun karena oksigen yang ada akan diikat oleh carbon
monoksida (CO) yang di hasilkan rokok. Dalam hal ini nikotin yang berperan
membuat irama jantung tidak teratur, menimbulkan kerusakkan lapisan dalam
pembuluh darah, sehingga serangan jantung menggikutinya (Bangun, 2008).
2.3.3.5 Kanker paru
Menurut badan POM RI bahwa satu dari sepuluh dari perokok berat akan
menderita kanker paru. Pada kasus dapat berakibat fatal dan menyebabkan kematian
(Nasir, 2009). Merokok dapat menyebabkan perubahan strutur dan fungsi saluran
nafas dan jaringan paru-paru. Pada saluran nafas besar sel mukosa membesar
(hypertrofi) dankelenjar mucus bertambah banyak (hyperplasia). Pada saluran nafas
kecil, terjadi radang ringan sehingga penyempitan akibat bertambahnya sel dan
penumpukan lender. Pada jaringan paru-paru, terjadi peningkatan jumlah sel radang
dan kerusakan alveoli (Caldwell, 2009).
2.3.3.6 Kelainan sperma
Berbagai racun rokok dapat merusak DNA yang mengubah bentuk sperma,
yang akhirnya menyebabkan keguguran atau kelahiran cacat (Ellizabet, 2010).
2.3.3.7 Pengaruh rokok pada gigi
Jumlah karang gigi pada perokok cenderung lebih banyak daripada yang bukan
perokok. Karang gigi yang tidak di bersihkan akan menimbulkan berbagai keluhan
seperti gusi berdarah. Gigi dapat berubah warna karena efek tembakau (Suyanto,
2009).
2.3.3.8 Pengaruh rokok pada rambut
Merokok dapat menurunkan sistem kekebalan sehingga perokok lebih mudah
terserang penyakit seperti lupus erimatosis yang bisa menyebabkan kerontokkan
rambut ( Ellizabet, 2010).
2.3.4 Perokok Pasif
Perokok pasif adalah seseorang yany tidak memiliki kebiasaan merokok, namun
terpaksa harus menghisap asap rokok yang dihembuskan oleh orang lain yang
kebetulan ada di dekatnya. Meskipun perokok pasif tidak merokok, tetapi perokok
pasif memiliki resiko yang sama dengan perokok aktif dalam hal terkena penyakit
yang di sebabkan oleh perokok (Ellizabet, 2010).
Perokok pasif menyerap asap melalui selaput lender yang melapisi mulut,
tenggorokan, dan hidung. Ludah yang terdapat di dalam mulut membantu melartkan
nikotin dengan cepat. Nikotin yang berada di dalam ludah terus berjalan melewati
batang tenggorokan dan akhirnya tertimbun di lambung. Kemampuan serap selaput
lender yang berada di mulut, tenggorokan dan hidung hamper sama kapasitasnya
dengan selaput lender yang melapisi paru-paru (Caldwell, 2009).
2.4 Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian adalah hubungan antara konsep-konsep yang ingin
diamati atau diukur melalui penelitian-penelitian yang akan dilakukan (Notoadmodjo:
2002:124). Berdasarkan teori yang telah diuraikan sebelumnya, maka kerangka
konsep yang mendasari penelitian ini adalah sebagai berikut:
Keterangan:: Diteliti : Berpengaruh: Berhubungan : tidak diteliti
Gambar 2.1 Berdasarkan kerangka konsep di atas, informasi yang di terima Warga mempengaruhi Tingkat pengetahuanWarga Tentang Bahaya Merokok di GG Kurnia RW VIII Kelurahan Pahandut Palangka Raya Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2013.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
1) Pendidikan
2) Sumber informasi
3) Umur
4) Pengalaman
5) Lingkungan
Tingkat pengetahuan warga tentang bahaya merokok.
Rokok:1) Pengertian rokok2) Bahaya rokok3) Perokok pasif4) Komponen dalam rokok