Top Banner
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) DALAM UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR DASAR – DASAR ELEKTRONIKA BAGI SISWA KELAS X TAV SMK NEGERI 39 JAKARTA DI SUSUN OLEH M. NING ISKANDAR 5215083427 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO - FAKULTAS TEKNIK
38

Proposal Tugas Metlit ( Tugas 3)

Jun 22, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Proposal Tugas Metlit ( Tugas 3)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENT

(TGT) DALAM UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR DASAR –

DASAR ELEKTRONIKA BAGI SISWA KELAS X TAV SMK NEGERI 39

JAKARTA

DI SUSUN OLEH

M. NING ISKANDAR

5215083427

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO - FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

JANUARI 2012

Page 2: Proposal Tugas Metlit ( Tugas 3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat

dan hidayah-Nya, sehingga proposal penelitian ini telah selesai meskipun jauh

dari sempurna. Peneliti berharap proposal penelitian ini, dapat diterima dan

bermanfaat bagi semua pihak, khususnya dalam bidang pendidikan.

Proposal penelitian ini disusun untuk menjelaskan tentang PENERAPAN

MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) DALAM

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR DASAR – DASAR

ELEKTRONIKA BAGI SISWA KELAS X TAV SMK NEGERI 39 JAKARTA

karena dengan penelitian ini sangat berguna untuk mengetahui sejauh mana hasil

belajar yang dicapai dalam pemberian tugas pekerjaan rumah.

Dalam penyusunan proposal penelitian ini peneliti banyak menghadapi kesulitan

baik dalam penyusunan maupun dalam pengumpulan data. Tetapi semua itu dapat

peneliti atasi. Oleh karena itu, peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada

pihak-pihak yang telah membantu, terutama :

1. Orang tua yang telah memberikan doa dan dukungan moril maupun

materil.

2. Bapak Dr. Bambang Dharma Putra, M.Pd sebagai dosen pembimbing

dalam penelitian.

3. Semua pihak yang telah membantu, yang tidak dapat disebutkan satu

persatu.

Page 3: Proposal Tugas Metlit ( Tugas 3)

Proposal penelitian ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, peneliti

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kelengkapan

proposal penelitian ini. Akhir kata semoga proposal penelitian ini dapat

bermanfaat bagi peneliti khususnya dan pembaca umumnya.

Jakarta, Januari 2012

Peneliti

Page 4: Proposal Tugas Metlit ( Tugas 3)

BAB I 

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah investasi jangka panjang yang memerlukan usaha

dan dana yang cukup besar, hal ini diakui oleh semua orang atau suatu

bangsa demi kelangsungan masa depannya. Demikian halnya dengan

Indonesia menaruh harapan besar terhadap pendidikan dalam perkembangan

masa depan bangsa ini, karena dari sanalah tunas muda harapan bangsa

sebagai generasi penerus dibentuk.

Meski diakui bahwa pendidikan adalah investasi besar jangka

panjang yang harus ditata, disiapkan dan diberikan sarana maupun

prasarananya dalam arti modal material yang cukup besar, tetapi sampai saat

ini Indonesia masih berkutat pada permasalahan klasik dalam hal ini yaitu

kualitas pendidikan. Problematika ini setelah dicoba untuk dicari akar

permasalahannya adalah bagaikan sebuah mata rantai yang melingkar dan

tidak tahu darimana mesti harus diawali.

SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) kelompok teknologi industri

sebagai suatu lembaga formal yang memiliki tugas dan tanggung jawab

dalam penyelenggaraan system pendidikan yang mengacu pada

perkembangan teknologi di dunia industri. Salah satu sekolah menengah

kejuruan yang telah melaksanakan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan

Page 5: Proposal Tugas Metlit ( Tugas 3)

Pendidikan) adalah SMKN 39 Jakarta Pusat. Secara khusus pemerintah

telah merancang struktur kurikulum yang sangat baik mencakup mata

pelajaran umum dan mata pelajaran kejuruan

Pada tahun 2006 untuk siswa kelas X semua sekolah wajib

menyusun KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) tanpa

perkecualian, sehingga tuntutan masyarakat terhadap pendidikan disekolah

berbeda-beda. Akan tetapi satuan pendidikan boleh mengadopsi atau

mengadopsi model KTSP yang tersedia dengan mempertimbangkan

kebutuhan dan potensi peserta didik serta kondisi sumber daya pendidikan

sekolah yang bersangkutan.

SMK Negeri 39 Jakarta merupakan salah satu bagian dari

pendidikan formal yang memiliki 3 (tiga) program studi. Salah satu

diantaranya yaitu Audio Video. Program studi Audio Video mempunyai

beberapa kompetensi yang seluruhnya dijadikan judul mata diklat. Salah

satu dari mata diklat itu yaitu Teori Dasar Elektronika dengan Standar

Kompetensi Menguasai Dasar-dasar Elektronika. Mata diklat ini diberikan

pada kelas X semester I. Salah satu solusi yang dapat diterapkan untuk

meningkatkan hasil belajar adalah dengan mengubah cara belajarnya dan

menggunakan model pembelajaran yang dapat merangsang keaktifan siswa

dalam belajar. Salah satu model pembelajaran itu adalah penerapan model

pembelajaran Teams games Tournament (TGT).

Page 6: Proposal Tugas Metlit ( Tugas 3)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka rumusan

permasalahan yang diajukan dalam proposal ini adalah :

Apakah melalui penerapan model pembelajaran Teams games

Tournament (TGT) dapat meningkatkan prestasi belajar dasar-dasar

elektronika siswa kelas X Teknik Audio Video SMK Negeri 39 Jakarta ?

C. Pembatasan Masalah

Dari latar belakang masalah dan berbagai permasalahan yang telah

diidentifikasi di atas, maka perlu adanya pembatasan masalah dalam

penelitian ini, pembahasan masalah hanya mencakup:

“Apakah dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

Teams Games Tournamnet (TGT) dapat meningkatakan hasil

belajar Dasar – Dasar Elektronika”?

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan

pembatasan masalah maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

“PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAMES

TOURNAMENT (TGT) DALAM UPAYA PENINGKATAN HASIL

BELAJAR DASAR –DASAR ELEKTRONIKA BAGI SISWA KELAS X

TEKNIK AUDIO VIDEO (TAV) SMK NEGERI 39 JAKARTA”.

Page 7: Proposal Tugas Metlit ( Tugas 3)

E. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan peneliti yang diharapkan dari penelitian ini menjadi masukan bagi

guru dan siswa untuk meningkatkan kegiatan pembelajaran melalui

penerapan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT).

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah “Untuk mengetahui

apakah melalui model pembelajaran Teams Games Tournament

(TGT).dapat meningkatkan hasil belajar dasar-dasar elektronika bagi siswa

kelas X TAV SMK Negeri 39 Jakarta.”

F.  Manfaat Hasil Penelitian 

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

a. Sekolah

1. Dalam hal ini adalah SMK Negeri 39 Jakarta dengan hasil

penelitian ini diharapkan SMK Negeri 39 Jakarta dapat lebih

meningkatkan kegiatan pembelajaran melalui model pembelajaran

Teams Games Tournament (TGT) agar prestasi belajar siswa lebih

baik dan perlu dicoba untuk diterapkan pada pelajaran lain.

2. Berbagi informasi dengan sekolah lain dalam menerapkan

pembelajaran.

Page 8: Proposal Tugas Metlit ( Tugas 3)

b. Guru

1. Guru sebagai bahan masukan guru dalam meningkatkan mutu

pendidikan di kelasnya.

2. Menambah wawasan guru untuk menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT).

3. Menjadi umpan balik untuk mengetaui kesulitan siswa yang

dihadapi siswa.

c. Siswa

1. Menggembangkan kemmapuan berfikir, belajar mandiri, serta kerja

sama dalam kegiatan belajar dasar – dasar elektronika.

2. Menciptakan pembelajaran yang menyenangkan melalui model

pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT).

3. Meningkatkan hasil belajar siswa khusunya pada mata pelajaran

Dasar – Dasar Elektronika.

d. Peneliti

1. Memperoleh pengalaman strategi pembelajaran, melakukan seleksi

materi, dan mengembangkan seleksi instrument.

2. Memperoleh pengalaman tentang pelaksanaan model pembelajaran

kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) yang berorientasi

pada hasil belajar siswa

Page 9: Proposal Tugas Metlit ( Tugas 3)

BAB II

KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN PERUMUSAN

HIPOTESIS

A. Kerangka Teoritis

1. Hakikat Belajar

Skinner berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada

saat orang belajar maka responya menjadi lebih baik dan sebaliknya

bila tidak belajar responya menjadi menurun sedangkan menurut

Gagne belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat

stimulasi limgkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi

kapasitas baru ( Dimyati, 2002-10). Sedangkan menurut kamus umum

bahasa Indonesia belajar diartikan berusaha ( berlatih dsb )supaya

mendapat suatu kepandaian ( Purwadarminta : 109 ). Belajar dalam

penelitian ini diartikan segala usaha yang diberikan olh guru agar

mendapat dan mampu menguasai apa yang telah diterimanya dalam hal

ini adalah pelajaran Dasar Dasar Eelektronika Teknik Audio Video.

2. Hakikat Hasil Belajar

Hasil belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa setelah

mengikuti serangkaian kegiatan instruksional tertentu. Hasil belajar

yang dicapai oleh siswa erat kaitannya dengan rumusan instruksional

yang direncanakan oleh guru sebelumnya. Hasil dan bukti belajar

ialah adanya perubahan tingkah laku orang yang belajar yang terjadi

Page 10: Proposal Tugas Metlit ( Tugas 3)

karena proses kematangan dan hasil belajar bersifat relatif menetap,

misalnya dati tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak mengerti menjadi

mengerti. Menurut Mudjiono (2000), bahwa hasil dan bukti belajar

adalah adanya perubahan tingkah laku orang yang belajar.

Menurut Howard Kingsley (Sudjana, 1989), ada tiga macam

hasil belajar yakni (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan

dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita, yang masing-masing dapat

golongan, dapat diisi dengan bahan yang diterapkan dalam kurikulum

sekolah. Benyamin Bloom berpendapat bahwa tujuan pendidikan

yang hendak kita capai terdiri dari tiga bidang, yaitu bidang kognitif,

bidang afektif, dan bidang psikomotorik.

Setiap kegiatan yang berlangsung pada akhirnya kita ingin

mengetahui hasilnya, demikian pula dengan pembelajaran. Untuk

mengetahui hasil kegiatan pembelajaran, harus dilakukan pengukuran

dan penilaian. Pengukuran adalah suatu usaha untuk mengetahui

sesuatu seperti apa adanya, sedangkan penilaian adalah usaha yang

bertujuan untuk mengetahui keberhasilan belajar dalam penguasaan

kompetensi (Haling, 2002). Dengan demikian pengukuran hasil

belajar adalah suatu usaha untuk mengetahui kondisi status

kompetensi dengan menggunakan alat ukur sesuai dengan apa yang

diukur, sedangkan penilaian adalah usaha untuk membandingkan hasil

pengukuran dengan patokan yang ditetapkan.

3. Hasil Belajar Dasar – Dasar Elektronika 

Page 11: Proposal Tugas Metlit ( Tugas 3)

Seperti yang telah di jelaskan sebelumnya bahwa hasil belajar

adalah hasil yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti serangkaian

kegiatan instruksional tertentu. Maka hasil belajar dasar – dasar

elektronika adalah hasil belajar yang dicapai oleh siswa yang erat

kaitannya dengan rumusan instruksional yang direncanakan oleh guru

sebelumnya pada hal ini adalah penyesuaian pencapaian indikator

kriteria keberhasilan dalam hasil belajar atau Ketuntasan Kriteria

Minimal (KKM) yang telah di tetapkan oleh seorang guru sebelum

mengajar pada silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Dalam hal ini tentunya seorang guru hendaknya menentukan terlebih

dahulu Standar Kompetensi serta Kompetensi Dasar apa saja yang

akan di ajarkan dalam kegiatan pembelaran yang semuanya telah

tertuang dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan silabus

dalam hal ini adalah mata pelajaran Dasar - Dasar Elektronika.

Dasar - Dasar Elektronika adalah salah satu mata pelajaran

kejuruan teknik audio video yang ada di SMK. Bahkan sebagian mata

pelajaran ada yang sudah menjadi mata diklat pada kejuruan teknik

audio video. Hasil belajar yang dicapai dapat di lihat melalui hasil

belajar teori atau praktik pada saat kegiatan pembelajaran dan

tentunya mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

dan silabus yang digunakan pada saat Kegiatan Belajar dan Mengajar

(KBM).

4. Hakikat Model Pembelajaran

Page 12: Proposal Tugas Metlit ( Tugas 3)

Model dirancang untuk mewakili realitas yang sesungguhnya,

walaupun model itu sendiri bukanlah realitas dari dunia yang

sebenarnya. Atas dasar pengertian tersebut, maka model mengajar

dapat dipahami seb agai kerangka konseptual yang mendeskripsikan dan

melukiskan prosedur yang sistematik dalam mengorganisasikan

pengalaman belajar dan pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar

tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi perencanaan pengajaran

bagi para guru dalam melaksanakan aktivitas pembelajaran (Sagala,

2005:176).

Model pembelajaran adalah pola pembelajaran khusus yang

direncanakan untuk mencapai tujuan belajar tertentu ( Agustian,

2004:8). Model pembelajaran sesungguhnya disusun untuk mengarahkan

belajar, dimana guru membantu siswa untuk memperoleh informasi,

ide, keterampilan, nilai, cara berfikir dan mengekspresikan dirinya

(Joyce et al, 2009:7).

5. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran

yang berdasarkan faham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif

merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota

kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam

menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus

saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi

Page 13: Proposal Tugas Metlit ( Tugas 3)

pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai

jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran

Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang

mengutamakan kerjasama diantara siswa untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri:

1. Untuk memuntaskan materi belajarnya, siswa belajar dalam kelompok

secara bekerja sama

2. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi,

sedang dan rendah

3. Jika dalam kelas terdapat siswa-siswa yang heterogen ras, suku,

budaya, dan jenis kelamin, maka diupayakan agar tiap kelompok

terdapat keheterogenan tersebut.

4. Penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok daripada

perorangan.

Tujuan Pembelajaran Kooperatif

1. Hasil belajar akademik , yaitu untuk meningkatkan kinerja siswa dalm

tugas-tugas akademik. Pembelajaran model ini dianggap unggul dalam

membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang sulit.

2. Penerimaan terhadap keragaman, yaitu agar siswa menerima teman-

temannya yang mempunyai berbagai macam latar belakang.

3. Pengembangan keterampilan social, yaitu untuk mengembangkan

keterampilan social siswa diantaranya: berbagi tugas, aktif bertanya,

Page 14: Proposal Tugas Metlit ( Tugas 3)

menghargai pendapat orang lain, memancing teman untuk bertanya,

mau mengungkapkan ide, dan bekerja dalam kelompok.

Fase-fase Model Pembelajaran Kooperatif :

Fase Indikator Aktivitas Guru

1 Menyampaikan tujuan

dan memotivasi siswa

Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang

ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan

memotivasi siswa

2 Menyajikan informasi Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan

jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan

3 Mengorganisasikan siswa

ke dalam kelompok-

kelompok belajar

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana

caranya membentuk kelompok belajar dan

membantu setiap kelompok agar melakukan

transisi efisien

4 Membimbing kelompok

bekerja dan belajar

Guru membimbing kelompok-kelompok belajar

pada saat mengerjakan tugas

5 Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi

yang telah dipelajari atau masing-masing

kelompok mempresentasikan hasil kerjanya

6 Memberikan

penghargaan

Guru mencari cara untuk menghargai upaya atau

hasil belajar siswa baik individu maupun

Page 15: Proposal Tugas Metlit ( Tugas 3)

kelompok.

6. Hakikat Model Pembelajaran TGT

TGT adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang

menempatkan siswa dalam kelompok – kelompok belajar yang

beranggotakan 5 sampai 6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis

kelamin dan suku kata atau ras yang berbeda.

Menurut Slavin pembelajaran kooperatif tipe TGT terdiri dari 5

langkah tahapan yaitu : tahap penyajian kelas (class precentation), belajar

dalam kelompok (teams), permainan (geams),

pertandingan (tournament), dan perhargaan kelompok ( team

recognition). Berdasarkan apa yang diungkapkan oleh Slavin, maka model

pembelajaran kooperatif tipe TGT memiliki ciri – ciri sebagai  berikut.

a)      Siswa Bekerja Dalam Kelompok – Kelompok Kecil

Siswa ditempatkan dalam kelompok – kelompok belajar yang

beranggotakan 5 sampai 6 orang yang memiliki kemampuan, jenis

kelamin, dan suku atau ras yang berbeda. Dengan adanya heterogenitas

anggota kelompok, diharapkan dapat memotifasi siswa untuk saling

membantu antar siswa yang berkemampuan lebih dengan siswa yang

berkemampuan kurang dalam menguasai materi pelajaran. Hal ini akan

menyebabkan tumbuhnya rasa kesadaran pada diri siswa bahwa belajar

secara kooperatif sangat menyenangkan.

Page 16: Proposal Tugas Metlit ( Tugas 3)

b)      Games Tournament

Dalam permainan ini setiap siswa yang bersaing merupakan wakil

dari kelompoknya. Siswa yang mewakili kelompoknya, masing – masing

ditempatkan dalam meja – meja turnamen. Tiap meja turnamen ditempati

5 sampai 6 orang peserta, dan diusahakan agar tidak ada peserta yang

berasal dari kelompok yang sama. Dalam setiap meja turnamen

diusahakan setiap peserta homogen.

c)      Penghargaan Kelompok

Langkah pertama sebelum memberikan penghargaan kelompok

adalah menghitung rerata skor kelompok. Untuk memilih rerata skor

kelompok dilakukan dengan cara menjumlahkan skor yang diperoleh oleh

masing – masing anggota kelompok dibagi dengan dibagi dengan

banyaknya anggota kelompok. Pemberian penghargaan didasarkan atas

rata – rata poin yang didapat oleh kelompok tersebut.

Dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ada beberapa

tahapan yang perlu ditempuh, yaitu :

(1) Mengajar (teach)

Mempersentasekan atau menyajikan materi, menyampaikan

tujuan, tugas, atau kegiatan yang harus dilakukan siswa, dan

memberikan motivasi.

(2)  Belajar Kelompok (team study)

Siswa bekerja dalam kelompok yang terdiri atas 5 sampai 6

orang dengan kemampuan akademik, jenis kelamin, dan ras /

Page 17: Proposal Tugas Metlit ( Tugas 3)

suku yang berbeda. Setelah guru menginformasikan materi,

dan tujuan pembelajaran, kelompok berdiskusi dengen

menggunakan LKS. Dalam kelompok terjadi diskusi untuk

memecahkan masalah bersama, saling memberikan jawaban

dan mengoreksi jika ada anggota kelompok yang salah dalam

menjawab.

(3) Permainan (game tournament)

Permainan diikuti oleh anggota kelompok dari masing –

masing kelompok yang berbeda. Tujuan dari permainan ini

adalah untuk mengetahui apakah semua anggota kelompok

telah menguasai materi, dimana pertanyaan – pertanyaan yang

diberikan berhubungan dengan materi yang telah didiskusikan

dalam kegiatan kelompok.

(4) Penghargaan kelompok (team recognition)

Pemberian penghargaan (rewards) berdasarkan pada rerata

poin yang diperoleh oleh kelompok dari permainan.

B. Kerangka Berfikir

Proses belajar mengajar (PBM) dipandang berkualitas jika

berlangsung efektif, bermakna dan ditunjang oleh sumber daya yang

wajar. Proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil jika siswa

menunjukkan tingkat penguasaan yang tinggi terhadap tugas-tugas belajar

yang harus dikuasai dengan sasaran dan tujuan pembelajaran. Oleh karena

Page 18: Proposal Tugas Metlit ( Tugas 3)

itu guru sebagai pendidik bertanggung jawab merencanakan dan

mengelola kegiatan-kegiatan belajar mengajar sesuai dengan tuntutan

tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada setiap mata pelajaran.

Di dalam proses belajar mengajar, guru harus memiliki strategi

agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisiensi, mengena pada tujuan

yang diharapkan. Salah satu strategi yang harus dimiliki oleh guru adalah

harus menguasai cara – cara penyajian atau biasa disebut model

pembelajaran.

Model pembelajaran adalah pola pembelajaran khusus yang

direncanakan untuk mencapai tujuan belajar tertentu. Dalam hal ini guru

menngunakan metode pembelajaran yang berbeda dari sebelumnya dengan

tujuan agar siswa dapat berfikir kritis, kreatif, dan mengembangkan kerja

sama antar tim dalam pembelajaran kooperatif

Berbagai macam-macam model pembelajaran, model pembelajaran

kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) diharapkan dapat

diharapkan siswa dapat lebih berminat dalam belajar mata pelajaran Dasar

– Dasar Elektronika dan dapat memberikan solusi dalam memahami

materi, serta memberikan keaktifan, perhatian, belajar memecahkan

masalah yang dapat berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa dalam

rangka perbaikan proses belajar mengajar. Dengan demikian diharapkan

agar siswa dapat meningkatkan prestasinya.

C. Perumusan Hipotesis

Page 19: Proposal Tugas Metlit ( Tugas 3)

Hipotesis yang akan diajukan dalam proposal penelitian ini adalah

Jika pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament

(TGT) diterapkan maka ada peningkatan hasil belajar Dasar – Dasar

Elektronika pada siswa kelas X Teknik Audio Video (TAV) SMK NEGERI

39 Jakarta.

BAB III

Page 20: Proposal Tugas Metlit ( Tugas 3)

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang akan di ajukan dalam proposal penelitian ini adalah

SMK Negeri 39 Jakarta.

2. Waktu Penelitian

Dengan beberapa pertimbangan dan alasan penulis menentukan

menggunakan waktu penelitian selama 3 bulan Maret s/d Mei.

B. Subyek penelitian

Subyek yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah siswa kelas X

SMK Negeri 39 Jakarta dengan jumlah sampel siswa 40 orang.

C. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang diterapkan dalam hal ini antara lain :

1. Perencanaan

Meliputi penyampaian Rencana Perencanaan Pembelajaran (RPP),

materi pelajaran, Guru membentuk siswa ke dalam beberapa grup, membantu

pekerjaan siswa, latihan soal, pembahasan latian soal, ulangan harian. Bagian

ini berisikan perlakuan yang akan diberikan kepada siswa sesuai dengan yang

tertulis pada rencana tindakan. Di luar itu adalah pembelajaran-biasa yang

telah anda lakukan sehari-hari, tidak perlu dituliskan di sini. Harus dibedakan

Page 21: Proposal Tugas Metlit ( Tugas 3)

benar antara pembelajaran biasa dengan PTK. Yang dituliskan dalam siklus

hanyalah bagian yang diteliti saja.

2. Tindakan ( Action )

Pada fase Tindakan ini kegiatan mencakup :

Siklus I, meliputi : Pendahuluan, kegiatan pokok dan penutup.

Siklus II ( sama dengan I )

Siklus III ( sama dengan I dan II )

3. Pengamatan

Bagian ini berisikan hasil pengamatan menggunakan berbagai

instrument Yang perlu diperhatikan dalam hal ini adalah sifat triangulasi dan

saturasi data. Hasil-hasil pekerjaan siswa yang otentik dapat disajikan di sini.

4. Refleksi, dimana perlu adanya pembahasan antara siklus – siklus tersebut

untuk dapat menentukan kesimpulan atau hasil dari penelitian.Refleksi

berisikan penjelasan tentang keberhasilan atau kegagalan yang terjadi

setelah selang waktu tertentu. Refleksi diakhiri dengan perencanaan

kembali untuk siklus berikutnya.

Page 22: Proposal Tugas Metlit ( Tugas 3)
Page 23: Proposal Tugas Metlit ( Tugas 3)

Alur ilustrasi pelaksanaan tindakan dari siklus I sampai dengan siklus

selanjutnya

D. Instrument penelitian

Instrument penelitian yang digunakan dalam pengajuan proposal ini adalah:

1. Data Hasil Belajar Siswa Kelas X Teknik Audio Video (TAV)

Dalam hal ini peneliti hanya mengambil sampel 40 siswa pada data hasil

belajar siswa pada mata pelajaran dasar – dasar elektronika.

2. Dokumen siswa

Dokumen siswa berupa catatan siswa untuk menunjang lembar observasi

berkurangnya kemalasan maupun kebosanan siswa. Dokumen siswa

dilihat dan dicatat peneliti pada setiap akhir pelajaran.

3. Catatan Lapangan

Catatan – catatan lapangan diperlukan untuk merekam kejadian – kejadian

selama proses pembelajaran berlangsung. Catatan lapangan meliputi

perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Berdasarkan dari hasil

refleksi ini peneliti dapat melakukan perbaikan – perbaikanterhadap

rencana awal.

4. Wawancara dengan siswa

Wawancara dengan siswa dilaksanakan setiap akhir siklus dengan

pemilihan siswa yang diwawancarai secara acak sesuai dengan kebutuhan

refleksi untuk perbaikan pada tindakan siklus berikutnya. Pedoman

wawancara dengan siswa menitikberatkan pada tanggapan dan kesulitan

belajar siswa selama proses pembelajaran berikutnya.

Page 24: Proposal Tugas Metlit ( Tugas 3)

E. Teknik analisis data

Data hasil belajar siswa berupa tes akan dianalisis dengan menggunakan

skor yang berdasarkan penilaian acuan patokan, dihitung berdasarkan skor

maksimal yang mungkin dicapai oleh siswa. Nilai yang diperoleh

dikelompokkan menjadi lima kategori, yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang,

rendah dan sangat rendah. Pedoman pengkategorian hasil belajar siswa  yang

digunakan dapat dilihat pada Tabel 1. Di samping itu juga dideskripsikan hasil

pengamatan aktifitas pembelajaran dan perilaku siswa yang diketahui dari

hasil pengamatan dengan menggunakan lembar observasi yang terjadi pada

pelaksanaan proses belajar mengajar.

Tabel. 1. Tingkat penguasaan dan kategori hasil belajar siswa

Tingkat Penguasaan Kategori

8,0-10 Sangat Tinggi

6,6-7,9 Tinggi

5,6-6,5 Sedang

40-5,5 Rendah

0-3,9 Sangat Rendah

Page 25: Proposal Tugas Metlit ( Tugas 3)

DAFTAR PUSTAKA

Pumomo. Edy dan Munadi, Sudji. Evaluasi Hasil Belajar Dalam Implementasi

Kurikulum Berbasis Kompetensi Di sekolah Menengah Kejuruan.2005.FT UNY.

Arikuntro,Suharsini, Donald Ary, dan Arief Furchan, Pengantar Penelitian

Dalam Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional, 1982

Nana Sudjana. (2005) Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosda

Karya. Suharsimi Arikunto dkk (2007) Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi

Aksara.

Bambang Dharmaputra, "Penyusunan Silabus dalam KTSP SMK," Jurnal 8

Pendidikan, vol.3, No.4, 1-10 (Jakarta, April 2008).

Page 26: Proposal Tugas Metlit ( Tugas 3)

Arikunto, S. 2001. Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara.

PengertianBelajardanHasilBelajar.Dalamhttp://duniabaca.com/pengertian-

belajar-hasil-belajar.html.diunduh pada 4 mei 2011.