Top Banner

of 22

Proposal Thesis Elnusa

Jul 17, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

Estemasi Cadangan Hidrokarbon Menggunakan Metode Volumetric

PROPOSAL TESIS

DESTY WINDY UTAMI, SSi 211100034

PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK GEOLOGI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN YOGYAKARTA 2012

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Cadangan minyak bumi dan gas alam saat ini berasal dari pori-pori batuan reservoir, umumnya batu pasir, dolomit dan gamping. Jumlah minyak dan gas yang terkandung dalam suatu batuan reservoir didapat berdasarkan pada porositas dan saturasi hidrokarbon. Dengan menambah data volume dari formasi batuan reservoir kita dapat mengestimasi total cadangan hidrokarbon batuan reservoir dan juga seberapa komersil reservoir tersebut untuk di produksi. Untuk menghitung volume batuan reservoir maka ketebalan formasi batuan reservoir dan penyebarannya harus diketahui. Parameter utama yang di butuhkan dalam mengestimasi kandungan hidrokarbon dalam batuan reservoir adalah porositas, saturasi hidrokarbon, ketebalan, area, dan permeabilitas. Sebagian besar parameter di dapat dari analisa well (well-logs, cutting, coring, PVT dll) yaitu, porositas, saturasi hidrokarbon, permeabilitas. Sedangkan ketebalan dan area penyebaran formasi batuan reservoir didapat dari eksplorasi seismik refleksi. Maka dari itu kelangsungan proses eksplorasi menjadi produksi sangat bergantung pada analisa petrofisika pada formasi batuan reservoir. Analisa petrofisika reservoir batupasir ini di lakukan pada salah satu sumur di PT X. Studi pada tulisan ini dilakukan pada reservoir batupasir formasi x yang di interpretasikan merupakan formasi batuan reservoir pada petroleum system di daerah x.

I.2 Rumusan Masalah Mengumpulkan data log komposit yang dibutuhkan untuk analisa petrofisika seperti log Caliper, log SP, log GR, log Resistivitas, log Sonik, log Neutron dan log Densitas untuk kemudian melakukan tabulasi data terhadap kurva log tersebut. Kemudian bagaimana caranya menghitung parameter petrofisika seperti suhu formasi, porositas, saturasi air formasi, saturasi filtrasi lumpur, volume serpih, resistivitas formasi, resistivitas air formasi. Bagaimana merekonstruksi reservoir batu pasir kemudian di hitung volumenya berdasarkan hidrokarbon reservoir tersebut. peta kurva kedalaman (depth structure map). Untuk kemudian mengestimasi kandungan

I.3 Tujuan Penelitian Mengestimasi kandungan hidrokarbon berupa minyak bumi pada reservoir berdasarkan data well logs.

I.4 Manfaat Penelitian Dengan melakukan perhitungan parameter petrofisika reservoir kita akan mendapat beberapa karakter reservoir seperti porositas, permeabilitas dan saturasi, dari data bottom hole kita akan mendapat informasi tekanan, suhu, dan faktor volume dengan demikian kita dapat mengestimasi kandungan hidrokarbon. dan untuk kemudian menjadi bahan pertimbangan untuk menjadikan sumur tersebut sebagai sumur produksi atau meninggalkannya (abandoned well).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Karakteristik Batuan Reservoir Karakteristik atau sifat-sifat fisik batuan dapat diketahui dari hasil analisa log atau anlisa core, analisa log dilakukan dengan data rekaman log melalui serangkaian perhitungan untuk menentukan nilai dari sifat-sifat fisik batuan reservoir. pada analisa log dilakukan identifikasi lapisan reservoir serta litologinya, penentuam porositas, saturasi, dan sifat petrofisik lainnya. Analisa core memiliki pengertian analisa batuan hasil coring yang dilakukan di laboratorium.

2.1.1 Porositas Porositas ditandai dengan () adalah perbandingan antara volume ruang pori terhadap volume total batuan. Porositas merupakan salah satu data untuk menentukan volume hidrokarbon di reservoir. Dalam setiap perhitungan, porositas yang selalu digunakan adalah porositas efektif. Pengertian porositas terbagi atas : Porositas efektif, adalah perbandingan antara volume pori yang saling berhubungan dengan volume total batuan

Porositas absolute, adalah perbandingan antara seluruh volume pori dengan volume batuan.

Rumus porositas adalah : = Vb - VgrVb (1) Vb Vgr = Porositas, % = Bulk Volume (volume total), cm3/cc = Volume Butiran, cm3/cc

Porositas dinyatakan dalam pu (porositas unit) atau persen. Menurut proses terbentuknya porositas dibagi menjadi :

Porositas primer Adalah porositas yang terbentuk pada waktu pengendapan batuan, dimana besar kecilnya dipengaruhi oleh : susunan bulir, pemilahan bulir, kompaksi dan sedimentasi, bentuk atau kebundaran butir.

Porositas sekunder Ialah porositas yang terjadi oleh adanya proses geologi setelah proses pengendapan batuan, dalam prosesnya dipengaruhi oleh : rekristalisasi, retakan, rekahan, kekar, serta pelarutan.

2.1.2 Saturasi Fluida Saturasi fluida adalah perbandingan antara pori-pori batuan yang ditempati fluida dengan total volume batuan atau bisa disebut bagian dari ruang pori yang berisi fluida. Saturasi fluida adalah ukuran kejenuhan fluida di dalam pori-pori batuan. Pada proses produksi, saturasi minyak berkurang dengan naiknya produksi kumulatif minyak dan pori-pori yang kosong diganti oleh air atau gas bebas. Disamping itu, berlangsungnya proses produksi disertai dengan penurunan tekanan dan bila melewati tekanan titik gelembung akan mengakibatkan munculnya fasa gas yang mengakibatkan saturasi gas bertambah dan saturasi minyak berkurang. Hal ini akan mengurangi permeabilitas efektif batuan terhadap minyak, sehingga dapat menurunkan Indeks Produktivitas.

2.2 Well Logging Loging sumur (Well Logging) juga dikenal dengan borehole logging adalah cara untuk mendapatkan rekaman log yang detail mengenai formasi geologi yang terpenetrasi dalam lubang bor. Log dapat berupa pengamatan visual sampel yang diambil dari lubang bor (geological log), atau dalam pengukuran fisika yang

dieroleh dari respon perangkat instrumen yang di pasang didalam sumur (geohysical log). Well loging dapat digunakan dalam bidang eksplorasi minyak dan gas, groundwater, mineral, environmental and geotechnical. Jenis logging :1. Pencatatan ketika kegiatan pemboran masih berjalan, dengan media lumpur,

sering disebut sebagai Mud Logging. Data yang diperoleh: Jenis Batuan, Kekerasan Batuan, Kandungan Fluida.2. Pencatatan setelah kegiatan pemboran selesai, media yang digunakan adalah

kabel, disebut Wireline Logging. Data yang didapat: Resistivitas Batuan, Beda Potensial ketebalan mud cake, Densitas Batuan, Sifat Radioaktif Batuan, Sifat Rambat Suara, Temperatur Formasi, dll Wireline logging dibagi menjadi dua jenis yaitu : Openhole Logging

Logging yang dilakukan pada sumur/lubang bor yang belum dilakukan pemasangan casing. Semua jenis log dapat dilakukan. Casedhole Logging

Logging yang dilakukan pada sumur/lubang bor yang sudah dilakukan pemasangan casing. Hanya log tertentu: - Gammaray - Caliper - NMR - CBL Sedangkan berdasarkan segi waktu terdapat tiga macam log yaitu:

Log lapangan (aqusition log), log ini ditandai dengan tulisan field print log ini merupakan log lapangan yang belum pernah di koreksi

Log transmisi, log ini ditulis sebagai field transmitted log. Log ini memiliki pengertian bukan merupakan log lapangan, log ini dikirim dari lapangan melalui satelit atau telepon.

Log hasil proses, log ini adalah log yang sudah di edit di dalam computer CSU, tidak harus di lapangan, biasanya log ini di tandai dengan tulisan Flic dan nomor referensi.

Gambar 2.4 kondisi lubang bor

Gambar 2.4 merupakan kondisi lubang bor pada daerah permeabel, dimana akan terbentuk tiga zona, yaitu: flushed zone, zone of transition (anulus), uninvaded zone. 2.2.1 Caliper Caliper adalah log yang difungsikan untuk mengukur diameter lubang bor. Caliper dapat digunakan untuk melihat kemulusan lubang bor dan juga melihat apakah batuan formasi tersebut permeable atau tidak. Suatu pemboran tidak selalu mendapati lubang bor yang mulus bisa saja terjadi washout, breakout atau terdapat mudcake, dll. Hal tersebut dapan mempengaruhi nilai pembacaan dari beberapa alat. Gambar 2.5 (a) mendeskripsikan bagaimana alat two arm caliper, gambar 2.5 (b) mendeskripsikan tentang bagaimana alat caliper log melakukan pengukuran diameter lubang bor.

(a)

(b)

Gambar 2.5 (a) gambar alat two arm caliper, (b) gambar kondisi pengukuran log caliper

Fungsi caliper log :

Mendeteksi mudcake sebagai pertanda lapisan permeable Mendateksi washout, caves, dan kerusakan lubang bor lainnya Mendeteksi stress dari formasi batuan

2.2.2 Spontaneous Potential Log (Log SP)

Kurva sp adalah rekaman perbedaan potensial antara elektroda yang bergerak di dalam bor dan elektroda di permukaan, satuannya adalah milivolt (mV). Pada lapisan serpih kurva SP umumnya berupa garis lurus yang disebut garis dasar serpis (shale base line). Sedangkan pada lapisan permeable kurva SP menyimpang dari garis dasar serpih dan mencapai garis konstan pada lapisan permeable yang cukup tebal, yaitu garis dasar pasir (sand base line). Penyimpangan kurva SP dapat kekiri atau ke kanan tergantung kadar garam dari air formasi dan filtrasi lumpur. SP tidak direkam di dalam lubang sumur yang diisi oleh lumpur yang tak konduktif, karena dibutuhkan medium yang dapat menghantarkan arus listrik antara elektroda alat dan formasi. Jika filtrasi lumpur dan kadar garam air formasi hamper sam, maka penyimpangan kurva SP akan kecil dan menjadi kurang bergun. Pada keadaan normal, jika lumpur pemboran lebih tawar dari pada air formasi (RwRmf) maka SP akan menyimpang kea rah kanan (SP positif) dari garis dasar serpih. Adapun kegunaan dari log SP, yaitu :

Mengidentifikasi lapisan permeabel Memperkirakan batas lapisan dan ketebalan suatu lapisan Menentukan harga resistivitas air formasi (Rw) Korelasi antar sumur Penyimpangan SP disebabkan oleh aliran arus listrik di dalam lumpur.

Penyebab Utamanya adalah dari dua kelompok tenaga electromotive di dalam formasi, yaitu komponen elektokimia dan elektrokinetik. Komponen tersebut berasal dar ipemboran lubang yang memberikan kontak listrik kepada berbagai cairan formasi. Kemiringan kurva SP pada setiap kedalaman adalah sebanding dengan intensitas arus SP dalam lumpur pada kedalaman tersebut intensitas arus listrik

adalah maksimum pada batas-batas lapisan permeabel, sehingga kemiringan kurva SP maksimum pada batas-batas tersebut (ada titik belok). Maka pada titik belok kurva SPsuatu batas lapisan dapat dicari. Bentuk kurva dan besarnya defleksi SP bergantung pada beberapa faktor, yaitu :

Rasio dari resistivitas filtrasi lumpur (Rmf) dengan resistivitas air (Rw) Ketebalan (h) dan resistivitas sebenarnya (Rt) dari lapisan permeable. Resistivitas daerah terinvasi oleh rembesan filtrasi lumpur Resistivitas dari formasi-formasi yang berdekatan (Rs) Resistivitas lumpur (Rm), dan diameter lubang bor (dh)

2.2.3 Gamma Ray Log ( Log GR) Log GR merupakan pengukuran radioaktifitas alami dari formasi batuan. Radioaktifitas yang di tangkap Log GR pada umumnya berasal dari unsure radioaktif yang terdapat pada batuan seperti Uranium (U), Thorium (Th) , dan Potasium (K). sinar gamma ini mampu menembus batuan dan terdeteksi oleh sensor yang biasanya berupa detektor sintilasi. Setiap GR yang terdeteksi akan menimbulkan pulsa yang tercatat persatuan waktu. Harga defleksi GR tergantung dari jenis dan jumlah unsure-unsur radio aktif. Semakin besar intensitas radioaktif maka semakin besar pula defleksinya. Pada lapisan sedimen nilai log biasanya merefleksikan kandungan shale dari formasi. Ini dikarenakan unsur radioaktif cendrung mengendap pada serpih atau lempung. Formasi bersih biasanya memiliki kandungan radioaktif yang kecil, kecuali terdapat kontaminasi radioaktif dan seperti abu vulkanik atau granite wash. Karena unsur-unsur radioaktif banyak terdapat di mineral lempung maka log GR digunakan dalam interpretasi batuan pasir-lempung untuk menghitung volume lempung (Vshale). Secara khusus log GR berguna untuk definisi lapisan permeable disaat sp tidak berfungsi dikarenakan lapisan sangat resistif atau jika kurva SP kehilangan

karakternya (jika Rmf=Rw), atau juga ketika sp tidak dapat direkam karena lumpur yang digunakan tidak konduktif (oil base mud). Dan dapat digunakan di dalam casing (casedhole logging).. Adapun kegunaan dari Log GR adalah : Membedakan lapisan berpori dan permeable dengan lapisan yang non-

permeabel Membedakan batas lapisan dan korelasi antar sumur. Menghitung kandungan serpih pada formasi batupasir Identifikasi litologi Mendeteksi kandungan unsur radioaktif

2.2.4 Resistivity Log Log Resistivitas dibagi menjadi dua yaitu laterolog dan induksi, pada prinsipnya mengukur tahanan formasi untuk menghantarkan arus listrik apabila dialiri arus listrik. Semakin besar tahanan jenis (resistivitas) semakin kecil daya hantarnya. Prinsip dasar laterolog adalah memfokuskan arus listrik secara lateral ke dalam formasi dalam bentuk lembaran tipis. Ini dicapai dengan menggunakan arus pengawal (bucking current) yang fungsinya untuk mengawal arus utama (measured current). Masuk ke dalam formasi sedalam-dalamnya. Dengan mengukur tegangan listrik yang diperlukan untuk menghasilkan arus listrik utama yang besarnya tetap, resistifitas dapat di hitung dengan hokum ohm. Alat laterolog disebut sebagai alat resistivitas. Prinsip alat induksi, dimana alat tersebut dilengkapi dengan sondeyang terdidi dari dua kumparan disusun dalam batangan fiberglass non-konduktif. Suatu rangkaian isolator menghasilkan arus konstan pada kumparan pemancar. Apabila

kumparan di aliri listrik bolak-balik akan menghasilkan medan magnet di sekeliling sonde. Medan magnet ini menghasilkan arus-eddy (eddy-current) di dalam formasi sekitar alat sesuai dengan hokum Faraday. Formasi konduktif di sekitar alat bereaksi dengan kumparan-kumparan kecil. Arus-eddy pada dilirannya menghasilkan medan magnet sendiri yang dideteksi dengan kumparan penerima. Kekuatan dari arus pada penerima adalah sebanding dengan kekuatan dari medan magnet yang dihasilkan dan sebanding dengan arus eddy dan juga konduktifitas dari formasi.maka alat induksi disebut alat konduktifitas. Daya hantar suatubatuan merupakan fungsi dari jenis fluida yang mengisi pori-pori dalm batuan. Resistivitas dari formasi bergantung pada : Resistivitas air Formasi Jumlah air formasi Struktur geometri pori-pori

2.2.5 Neutron Log (NPHI) Log NPHI (Neutron Porosity Hydrogen Index) digunakan untuk menentukan porositas batuan dengan mengukur banyaknya atom hidrogen dalam batuan. Pada prinsipnya log ini memancarkan partikel neutron ke dalam batuan. Bila partikelpartikel ini bertemu dengan ato-atom hidrogen bebas dalam batuan maka akan terjadi tumbukan-tumbukan yang mengakibatkan sebagian ion-ion neutron kehilangan energi, sehingga hanya sebagian partikel neutron yang dapat kembali dan direkam oleh alat penerima (gambar 2.6). Makin banyak atom hydrogen dalam batuan maka akan semakin sedikit partikel neutron yang akan kembali dan pada defleksi log Neutron akan lebih besar. Banyaknya atom hidrogen dalam batuan tergantung pada jenis batuan, porositas serta kandungan fluida di dalamnya.

Gambar 2.6 prinsip kerja log Neutron

Tanggapan alat neutron terutama mencerminkan banyaknya atom hidrogen di dalam formasi. Karena banyaknya atom hydrogen dalam formasi. Karena minyak dan air mempunyai jumlah hidrogen per-unit volume yg hamper sama, neutron akan memberikan tanggapan porositas fluida dalam formasi bersih. Tetapi Log neutron tidak bisa membedakan antara atom hydrogen bebas dengan atom hydrogen yang secara kimi terikat pada mineral batuan. Sehingga tanggapan log Neutron terhadap formasi lempung yang banyak memiliki atom hydrogen dalam susunan molekulnya seolah-olah memiliki porositas yang tinggi.

Faktor yang mempengaruhi kurva porositas neutron (N) adalah : Lempung/Serpih Dimana mempunyai porositas yang besar namun permeabilitas yang mendekati nol. Dimana pori-porinya jenuh oleh air asin (pengaruh lingkungan pengendapan). Dengan demikian pengaruh adanya lapisan permeable akan memperbesar harga porositas neutron (N). Kekompakan Batuan Batuan kompak dimana porositasnya mendekati nol persen berpengaruh menurunkan harga N hingga minimum. Sehingga kekompakan batuan yang bervariasi juga akan memperkecil harga N. Kandungan air asin/ air tawar Kandungan air asin/air tawar akan memperbesar harga N ke harga yang mendekati harga porositas sebenarnya. Kandungan minyak Sedikitnya prosentase air dalam batuan yang didominasi oleh minyak akan menurunkan harga N batuan. Kandungan gas Lapisan yang mengandung gas adalah paling sedikit mengandung air. Sehingga kadang-kadang harga porositasnya rendah daripada porositas formasi sesungguhnya. Log Neutron dapat digunakan untuk memperkirakan porositas dari shaly formation dengan cara berikut :

=, n ss(n shVsh).(2) d-sh d-ss = koreksi porositas neutron, (fraksi) = porositas neutron pada zona yang shale, (fraksi) = porositas neutron pada daerah yang sand, (fraksi)

2.2.6. Density Log (RHOB) Log RHOB (Bulk Density) digunakan untuk mengukur densitas elektron di dalam batuan. Pada prisipnya log ini memancarkan sinar gamma dengan intensitas tertentu oleh alat pemancar ke dalam batuan. Selanjutnya partikel sinar gamma akan bertumbukan dengan electron-elektron dalam batuan, dimana makin banyak electron dalam batuan maka semakin padat batuan itu. Sehingga sinar gamma yang kembali akan semakin berkurang intensitasnya. Pada log ini terdapat receiver yang mencacah sinar gama kembali. Semakin lemah intensitas yang dicacah, maka makin banyak eletron dalam batuan dan berarti semakin rapat batuan tersebut. Semakin besar harga rapat satuan maka porositasnya akan semakin kecil. Besar kecil nya energi yang diterima bergantung pada : Besar densitas matrik batuan Besarnya porositas batuan. Besarnya densitas kandungan yang ada di dalam pori-pori batuan. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kurva log densitas yaitu : Batuan sangat kompak Batuan yang sangat kompak porositasnya menddekati harga nol. Sehingga per-satuan volume (cc) seluruhnya/hamper seluruhnya teriri dari matriks batuan. Dengan demikian batuan tersebut memiliki densitas paling besar dimana = 0 dan kondisi ini disebut densitas matrik. Setiap jenis batuan mempunyai harga densitas matrik yang berbeda-beda. Batuan homogen dengan porositas tertentu

Mengandung air asin, mempunyai densitas lebih rendah daripada yang seluruhnya berisi matrik Mengandung minyak, densitas batuan lebih rendah daripada berisi air asin. Karena densitas air asin lebih besar dibandingkan minyak. Mengandung gas, densitas batuan lebih besar dibandingkan yang berisi minyak Batubara (coal) mempunyai densitas paling rendah dibandingkan semua jenis batuan. Densitas matrik dari batuan (ma) dalam gr/cc adalah sebagai berikut : Sandstone Limestone Dolomite Anhydrite = 2,65 gr/cc = 2.71 gr/cc = 2.85 gr/cc = 2.95 gr/cc

Porositas dari density log ditentukan dengan cara: =,, ma .- b ma - f (3) ma = densitas matrik (gr/cc) b = pembacaan dari density log (gr/cc) f = densitas fluida di flushed zone (gr/cc)

Dapat juga digunakan untuk memperkirakan porositas pada shally formation dengan cara: Selanjutnya density log dan neutron logdapat digunakan sebagai salah satu langkah untuk mencari porositas D-N efektif dengan cara : Jika tidak ada gas effect (ND) , ND=N+D.. ...(4) Jika ada gas effect (N>D) , ND=N+D .-ND=N+D... ....

(5)

2.2.7 Sonic Log (Acoustic Log) Sonic log merupakan jenis peralatan logging yang digunakan untuk mengukur porositas batuan, mengukur volume batuan dan digunakan dalam interpretasi seismik dalam pembuatan sintetik seismogram, serta mengindikasikan adanya rekahan. Log sonik merekam kalambatan suara di dalam formasi pada tiap kedalaman. Log sonik memiliki transmiter yang memancarkan gelombang suara dengan dua atau lebih receiver yang menangkap dan merekam gelombang tersebut (gambar 2.7). Alat penerima akan merakam waktu perambatan bunyi dalam batuan atau interval transit time (t) dalam satuan mickro seconds.

Gambar 2.7 alat log Sonik 2.2.8 Side Wall Core Side Wall Core (SWC) adalah alat yang digunakan untuk mengambil contoh batuan formasi di sekitar dinding sumur. contoh batuan diambil dengan cara penembakan bullet tabung pada alat SWC ke dinding lapisan sumur pada kedalaman tertentu (gambar 2.8), SWC di gunakan setelah log utama di interpretasikan. SWC digunakan untuk : Deskripsi batuan yang diperkirakan mengandung hidrokarbon Melihat adanya kenampakan minyak (oil show) dengan menggunakan Flouroskop. Menghitung pemeabilitas Menghitung porositas

Gambar 2.8 alat log side wall core

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pengumpulan Data Untuk mendukng hasil penelitian dan pembahasan dapat dilakukan lebih efektif maka dibutuhkan data masukan yang di perlukan. 3.1.1 Data Sumur Pada umumnya terdapat tiga macam data sumur yaitu data ASCII (American Standard Code for Information Interchange) atau dikenal juga dengan nama LAS (Log ASCII Standard) untuk di olah secara digital (software), data Log Header (kepala log) memuat informasi dari suatu sumur, dan Log composite

(komposit log) adalah tampilan log berupa 3 (tiga) kolom atau track berupa kurva sinyal output dari masing-masing log. Pada penelitian kali ini data sumur yang digunakan hanya komposit log dan kepala log. Data well log pada penelitian ini meliputi Log GR, Log Caliper, Log Densitas (RHOB dan DRHO)dan PhotoElectric Factor (PEF), Log Neutron (NPHI), Log SP, Log Resistivitas (MSFL, LLS, LLD), dan Log Sonik (DT), juga data tambahan seperti tension dan bit size.

3.1.2 Peta Struktur Kedalaman (Depth Structure Map) Pada penelitian ini di gunakan peta struktur kedalaman dari sumur penelitian. Dari peta ini digunakan untuk menghitung luas tutupan reservoir, yang akan di gunakan untuk mengsetimasi cadangan hidrokarbon. 3.2 Hasil Yang Diharapkan Hasil yang diharapkan yaitu didapatkan informasi mengenai caangan Hidrokarbon. Penelitian ini di lakukan dengan menghitung parameter-parameter petrofisika reservoir hidrokarbon untuk kemudian melakukan pengestimasian cadangan dengan mengggunakan metode volumetric 3. 3 Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam rentang waktu Agustus January.n o 1 2 4 5 6 7 8 9 Kegiatan Januari Februari Maret April Mei Juni

Pembuatan Proposalstudi literatur pengambilan data pengolahan data interpretasi data penulisan Thesis seminar Thesis sidang

Daftar Pustaka

Ahmed, Tarek 2010: Reservoir Engineering Handbook. Oxford: Gulf Professional Publishing. Asquith, George and Gibson, Charles 1982: Basic Well Log Analysis For Geologists. Oklahoma: The American Association of Petroleum Geologists. Harsono, Adi 1997: Evaluasi Formasi dan Aplikasi Log. Schlumberger Oilfield Services. Khan, M. Nasir 1989: Introduction to Wireline Log Interpretation. Oil and Gas Development Corporation. Lake, Larry W. 2007 : Petroleum Engineering Handbook.USA: Society of Petroleum Engineers. Schlumberger 1989: Schlumberger Log Interpretation Principles/Aplications. Texas: Schlumberger Wireline and Testing. Schlumberger 1997: Schlumberger Log Interpretation Charts. Texas: Schlumberger Wireline and Testing. Tiab, Djebbar and Donaldson, Erle C. 2004:Petrophysics Theory and Practice of Measuring Reservoir Rock And Fluid Transport Properties. Oxford: Gulf Professional Publishing.