Top Banner

of 26

Proposal Tesis Siska New Dito

Oct 11, 2015

Download

Documents

Ric Lee

proo
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

SEKOLAH PASCASARJANAINSTITUT PERTANIAN BOGORBOGOR2014SISKA RAHMAWATIANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGI RANTAI PASOK PAKAN TERNAK PADA UPT PRODUKSI PETERNAKAN DAN JASA POLITEKNIK NEGERI JEMBER

Judul Tesis: Analisis Pengembangan Strategi rantai Pasok Pakan Ternak Pada UPT Produksi Peternakan dan JasaNama:Siska RahmawatiNIM:P056111943.10EK

Disetujui olehKomisi Pembimbing

Dr. Arif Satria, SP, M.Si KetuaDr. Ir. Budi Hariono, M.SiAnggota

Diketahui oleh

Ketua Program StudiManajemen dan Bisnis

Dr Ir Arief Daryanto, MEcDekan Sekolah Pascasarjana

Dr Ir Dahrul Syah, MSc. Agr

PRAKATA

Segala puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT yang telah memberikan keselamatan, rahmat dan nikmat-Nya yang begitu banyak sehingga dapat menyelesaikan Proposal Penelitian Tesis yang berjudul Analisis Pengembangan Startegi Rantai Pasok Pakan Ternak Pada UPT Produksi Peternakan dan Jasa, dapat tersusun dengan baik.Proposal ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar MST pada Program Pascasarjana Magister Manajemen Terapan Agribisnis Jurusan Manajemen dan Bisnis, Institute Pertanian Bogor Dual Mode Politeknik Negeri Jember. Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 s/d Desember 2013 di Kebupaten Jember. Penulis menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari sempurna. Oleh karenanya penulis menerima kritik dan saran dari berbagai pihak demi kesempurnaan proposal penelitian ini. Demikian proposal ini penulis buat, akhir kata semoga proposal penelitian ini dapat diterima dan dilanjutkan

Bogor, September 2013

Siska Rahmawati

DAFTAR ISIPENGESAHANiPRAKATAiiDAFTAR ISIiiiRINGKASANivBAB I. PENDAHULUAN11.1 Latar Belakang 11.2 Rumusan Masalah41.3 Tujuan Penelitian41.4 Manfaat Penelitian ..................................................................... 41.5 Ruang Lingkup .......................................................................... 5BAB II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN62.1 Kerangka Teoritis................. 6 2.1.1 Strategi dan Manajemen Strategi 6 2.1.2 Rantai Pasok dan Manajemen Rantai Pasok .........................7 2.1.3 Strategi Manajemen Rantai Pasok82.2 Kajian Penelitian Terdahulu102.3 Kerangka Pemikiran12BAB III. METODE PENELITIAN133.1 Lokasi dan Waktu133.2 Pendekatan Penelitian133.3 Data Yang Diperlukan dan Sumbernya133.4 Teknik Pengumpulan Data dan Informasi133.5 Teknik Pengambilan Contoh143.6 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ..........................................15 3.6.1 Analisis Faktor Internal dan Eksternal ...............................15 3.6.2 Analisis SWOT ...............................................................16 3.6.3 Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) ......................18 3.6.4 Agregate Planning ...........................................................20DAFTAR PUSTAKA

RINGKASAN

iv

Kabupaten Jember adalah daerah yang mempunyai potensi menjadi centra produksi pakan ternak, dimana faktor-faktor yang mempengaruhi produksi seperti tenaga kerja, sumber daya atau bahan baku, dan besarnya luasan untuk pendirian pabrik sangat memadai. Untuk pemenuhan sumber bahan baku, Jember merupakan daerah yang sangat banyak menghasilkan bahan baku pembuatan pakan ternak baik itu pakan ternak ruminansia maupun ternak non ruminansia seperti jagung, katul, kopra, minyak ikan dan lain-lain. Namun dalam memproduksi pakan ternak di Kabupaten jember belum berbasis bisnis sehingga belum memberikan hasil dan keuntungan yang optimal bagi produsen selain itu Kabupaten Jember juga mempunyai visi untuk menjadikan produksi pakan ternak sebagai penghasil pakan ternak terbaik di Jawa timur. Oleh karena itu perlu adanya pengembangan strategi rantai pasok pakan ternak guna peningkatan daya saing.Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan strategi pengembangan rantai pasok pakan ternak guna peningkatan daya saing di Kabupaten Jember. Untuk merumuskan strategi perlu mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi, pengidentifikasian ini menggunalan alat anlisis IFE dan EFE serta analisis SWOT, sedangkan untuk merumuskan strategi peningkatan daya saingnya menggunakan alat analisis Analytical Hierarchy Process.

1 PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangIndustri pakan ternak di dalam negeri sangat berperan mendukung industri peternakan dalam menyediakan ketersediaan konsumsi daging dan produk turunannya bagi masyarakat sebagai tambahan sumber protein. Pakan memiliki kontribusi 70% dari total biaya produksi peternakan, sehingga tetap menjadi suatu bisnis yang cerah. Secara umum industri pakan ternak nasional cukup memiliki peluang yang baik. Dilihat dari tingkat produksi, industri pakan ternak mengalami pertumbuhan rata-rata 8,4% dalam periode lima tahun terakhir. Akan tetapi, kebutuhan bahan baku saat ini masih tergantung impor, terutama jagung dari Amerika dan Brasil. Tingginya harga bahan baku impor, mengakibatkan harga pakan ternak dipasar domestik melambung. Pemerintah dalam jangka pendek akan mendorong pabrik pakan ternak yang selama ini masih menggunakan bahan baku impor sebagai campuran, untuk menggunakan bahan baku lokal guna menurunkan harga pakan ternak di dalam negeri.Pada umumnya daerah Kabupaten Jember adalah daerah yang mempunyai potensi menjadi centra produksi pakan ternak, dimana faktor-faktor yang mempengaruhi produksi seperti tenaga kerja, sumber daya atau bahan baku, dan besarnya luasan untuk pendirian pabrik sangat memadai. Untuk pemenuhan sumber bahan baku, Jember merupakan daerah yang sangat banyak menghasilkan bahan baku pembuatan pakan ternak baik itu pakan ternak ruminansia maupun ternak non ruminansia seperti jagung, katul, kopra, minyak ikan dan lain-lain. Namun disamping itu banyak juga faktor-faktor yang mempengaruhi produksi pakan ternak, bisa jadi faktor-faktor tersebut disebabkan dari salah satu faktor seperti bahan baku, dimana harga dan ketersediaan bahan baku yang terhambat oleh adanya faktor musiman.UPT Pakan Ternak Politeknik Negeri Jember merupakan salah satu produsen penyedia pakan ternak di Kabupaten Jember. UPT Pakan Ternak berdiri pada bulan Nopember 2007 dengan jumlah pelanggan peternak sejumlah 35 peternak non ruminansia. Konsumen pakan ternak UPT Produksi dan Jasa Polije terdiri dari peternak mikro dan makro. Sehingga peranannya sangat penting dalam menunjang agribisnis peternakan khususnya di Jember. Produk Pakan Ternak yang dihasilkan meliputi pakan ternak non ruminansia dan pakan ternak ruminansia. UPT Pakan Ternak pada awalnya hanya melayani kegiatan praktikum mahasiswa, tetapi melihat peluang akan banyaknya permintaan pakan ternak khususnya pakan ternak non ruminansia atau unggas maka UPT Pakan Ternak menerima pesanan dari para peternak. Untuk memenuhi permintaan akan pakan ternak, UPT Pakan Ternak menambah mesin pembuat pakan ternak untuk dapat melayani permintaan dari para Peternak.UPT Pakan Ternak sebagai salah satu produsen penyedia pakan ternak di Kabupaten Jember, belum sepenuhnya menerapkan Good Agriculture Process (GAP) dan Good Manufacturing Process (GMP) karena pabrik yang digunakan untuk memprodukasi pakan ternak masih berslaka mini plan sehingga produksi yang dihasilkan belum dapat memenuhi kebutuhan pakan ternak di Kabupaten Jember sehingga masih belum memiliki daya saing dengan produk-produk pakan pabrikan lainnya. Rantai pasok yang terbatas mempengaruhi produksi dan juga distribusi dari produk pakan ternak UPT PPJ Polije ini. Selain masalah daya saing, sistem rantai pasok pakan ternak yang terlalu panjang dan pemerataan pendapatan dalam rantai pasok pakan ternak yang masih rendah merupakan masalah yang harus segera dibenahi. Rantai pasok merupakan jaringan dari berbagai organisasi yang saling berhubungan yang mempunyai tujuan yang sama, yaitu menyelenggarakan pengadaan atau penyaluran barang tersebut (Indrajit dan Pranoto, 2002). Salah satu cara untuk meningkatkan daya saing pakan ternak dan kesejahteraan petani yaitu dengan menerapkan strategi rantai pasok yang berkesinambungan dan mampu mengefisiensikan sistem rantai pasok pakan ternak sehingga pemerataan pendapatan diantara anggota jaringan rantai pasoknya dapat tercapai. Rumusan strategi rantai pasok dianggap penting karena akan dijadikan sebagai acuan oleh anggota rantai pasok dalam melakukan aktifitas mereka. Adanya strategi rantai pasok menjadikan setiap anggota rantai pasok mengetahui apa yang harus dilakukan untuk membangun sistem rantai pasok yang lebih baik. Saat ini belum terdapat strategi rantai pasok yang komprehensif yang mampu mengakomodasi kepentingan semua pihak dalam rantai pasok pakan ternak. Oleh karena itu, dibutuhkan rumusan strategi rantai pasok yang bertujuan untuk meningkatkan daya saing pakan ternak dan membentuk sistem rantai pasok pakan ternak yang berkesinambungan.

1.2 Rumusan MasalahKondisi rantai pasok pakan ternak Polije di kabupaten Jember saat ini masih belum terintegrasi dengan baik. Hal ini berakibat pada pemerataan pendapatan di antara anggota rantai pasok menjadi rendah dan kualitas kualitas pakan ternak yang dihasilkan belum mampu berdaya saing dengan produk pakan ternak pabrikan lainnya. Permasalahan ini menunjukan betapa pentingnya strategi rantai pasok yang komprehensif yang mampu menunjang kesinambungan, efisiensi dan daya saing pakan ternak di Kabupaten Jember. Penelitian ini berusaha untuk menjawab beberapa permasalahan yang berkaitan dengan perumusan rantai pasok pakan ternak yaitu:a. Kondisi rantai pasok saat ini.b. Faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi rantai pasok pakan ternak.c. Strategi peningkatan daya saing dan efisiensi produksi pakan ternak.

1.3 Tujuan Penelitian Analisis rumusan strategi rantai pasok pakan ternak ini bertujuan sebagai berikut: a. Menganalisis kondisi rantai pasok pakan ternak. b. Mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi rantai pasok pakan ternak .c. Merumuskan strategi peningkatan daya saing dan efisiensi produksi pakan ternak.

1.4 Manfaat PenelitianManfaat perumusan strategi rantai pasok pakan ternak yang dihasilkan dalam penelitian ini sebagai berikut:1. Bagi perusahaan/UPT hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan strategi yang paling tepat dalam mengembangkan usaha pakan ternak khususnya ternak non ruminansia.2. Para pelaku usaha, memberikan masukan strategi yang paling tepat dalam mengembangkan usaha pakan ternak skala mikro. pada akhirnya akan dapat meningkatkan kesejahteraan pelaku usaha pakan.3. Bagi para pengambilan keputusan, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam merumuskan strategi peningkatan daya saing dan meningkatkan efisiensi produksi pakan ternak juga mengetahui faktor internal dan eksternal yang dapat meningkatkan daya saing. 4. Bagi pemerintah, hasil penelitian ini memberikan model strategi pengembangan usaha pakan ternak skala mikro. sehingga dapat di terapkan dalam mengembangkan usaha pakan ternak mikro lainnya di kabupaten Jember.

1.5 Ruang LingkupRuang Lingkup WilayahPenelitian ini dilakukan pada pelaku usaha pakan ternak di Jember khususunya UPT Produksi Peternakan dan Jasa Politeknik Negeri Jember. Adapun bahan baku produksi pakan ternak diperoleh dari seluruh suplier yang ada di kabupaten Jember.Ruang Lingkup PembahasanKajian rumusan strategi rantai pasok pakan ternak ini mencakup integrasi aliran barang dan informasi mulai dari sumber bahan baku (petani) hingga pengiriman produk ke konsumen tingkat tinggi. Cakupan rantai pasok pakan ternak ini sebenarnya sangat luas, dengan keterbatasan waktu dan kendala lainnya. penelitian ini di fokuskan mulai dari Suplier, proses produksi, distribusi sampai ke konsumen.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Kerangka Teoritis2.1.1. Strategi dan Manajemen StrategiStrategi berasal dari bahasa Yunani kuno yang berarti "seni berperang". Suatu strategi mempunyai dasar-dasar atau skema untuk mencapai sasaran yang dituju. Jadi, pada dasarnya strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan (Umar, 2008). Menurut Siagian (2004), istilah strategi semula bersumber dari kalangan militer dan secara populer sering dinyatakan sebagai kiat yang digunakan oleh para jenderal untuk memenangkan peperangan. Menurut David (2006), strategi adalah alat untuk mencapai tujuan jangka panjang. Strategi merupakan tindakan potensial yang membutuhkan keputusan manajemen tingkat atas dan sumberdaya perusahaan dalam jumlah yang besar. Mulyadi (2001) mengatakan bahwa strategi adalah pola tindakan utama yang dipilih untuk mewujudkan visi organisasi melalui misi. Dengan tindakan berpola perusahaan dapat mengerahkan seluruh sumberdaya secara efektif ke perwujudan visi organisasi. Strategi juga didefinisikan sebagai sekumpulan tindakan terintegrasi yang konsisten dengan visi jangka panjang organisasi yang memberikan nilai kepada pelanggan dengan suatu struktur biaya yang memungkinkan pencapaian keunggulan hasil yang berkelanjutan. Definisi lainnya, strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian, strategi hampir selalu dimulai dari apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar yang baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti. Perusahaan perlu mencari kompetensi inti didalam bisnis yang dilakukan (Hamel dan Prahalad dalam Umar, 2008). Manajemen Strategik dapat didefinisikan sebagai seni dan pengetahuan dalam merumuskan, mengimplementasikan, dan serta mengevaluasi keputusan-keputusan lintas fungsional yang memampukan sebuah organisasi mencapai tujuannya. Manajemen strategis berfokus pada usaha untuk mengintegrasikan manajemen, pemasaran, keuangan/akuntansi, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan, serta sistem informasi komputer untuk mencapai keberhasilan organisasional (David, 2003).

2.1.2. Rantai Pasok dan Manajemen Rantai Pasok Menurut Indrajit dan Pranoto (2002), rantai pasokan adalah suatu sistem tempat organisasi menyalurkan barang produksi dan jasanya kepada para pelanggannya. Rantai ini juga merupakan jaringan dari berbagai organisasi yang saling berhubungan yang mempunyai tujuan yang sama, yaitu menyelenggarakan pengadaan atau penyaluran barang tersebut. Model rantai pasokan yaitu suatu gambaran mengenai hubungan mata rantai dari pelaku-pelaku tersebut yang dapat membentuk seperti mata rantai yang terhubung satu dengan yang lain. Salah satu faktor kunci untuk mengoptimalkan rantai pasok adalah dengan menciptakan alur informasi yang bergerak secara mudah dan akurat diantara jaringan atau mata rantai tersebut, dan pergerakan barang yang efektif dan efisien yang menghasilkan kepuasan maksimal pada para pelanggan. Manajemen rantai pasokan merupakan strategi alternatif yang memberikan solusi dalam menghadapi ketidakpastian lingkungan untuk mencapai keunggulan kompetitif melalui pengurangan biaya operasi dan perbaikan pelayanan konsumen dan kepuasan konsumen. Manajemen rantai pasokan menawarkan suatu mekanisme yang mengatur proses bisnis, meningkatkan produktivitas dan mengurangi biaya operasional perusahaan (Annatan dan Ellitan, 2008).Menurut Heizer dan Render (2010), manajemen rantai pasokan merupakan integrasi aktivitas pengadaan bahan dan pelayanaan, pengubahan barang setengah jadi dan produk akhir, serta pengiriman kepada pelanggan. Seluruh aktivitas ini mencakup aktivitas pembelian dan pengalihdayaan, ditambah fungsi lain yang penting bagi hubungan pemasok dengan distributor. Tujuan dari seluruh aktivitas rantai pasokan adalah membangun sebuah rantai pemasok yang memusatkan perhatian untuk memaksimalkan nilai bagi pelanggan.Ruang lingkup manajemen rantai pasok meliputi:1. Rantai pasokan yang mencakup seluruh kegiatan arus dan transformasi barang mulai dari bahan mentah, sampai penyaluran ketangan konsumen termasuk aliran informasinya. Bahan baku dan aliran informasi adalah rangkaian dari rantai pasokan.2. Rantai pasokan sebagai suatu sistem tempat organisasinya menyalurkan barang produksi dan jasa kepada para pelanggannya (Siagian, 2005).

Gambar 1. Struktur Manajemen Rantai PasokanPrinsip manajemen rantai pasok pada dasarnya merupakan singkronisasi dan koordinasi aktivitas-aktivitaas yang terkait dengan aliran bahan baku atau produk, baik yang ada dalam suatu organisasi maupun antar organisasi. Sebuah rantai pasokan sederhana memiliki komponen komponen yang disebut channel yang terdiri atas pemasok, manufaktur, distribution centre, wholesaler dan retailer yang semuanya bekerja menuju proses akhir. Sebuah rantai pasok bisa saja melibatkan sejumlah industri manufaktur dalam suatu rantai hulu ke hilir. Tidak selamanya sebuah rantai pasok berupa rantai lurus (Anatan dan Elitan, 2008).

2.1.3. Strategi Manajemen Rantai Pasok

Strategi manajemen rantai pasokan meliputi tidak hanya hal-hal yang berkaitan dengan internal perusahaan, tetapi juga berkaitan dengan hal-hal eksternal perusahaan diantaranya mencakup keputusan strategis mengenai jaringan pasokan, yang mencakup keputusan mengenai pemasok mana yang akan dipilih, pemasok utama mana yang akan dijadikan mitra kerja jangka panjang dimana akan didirikan lokasi gudang dan pabrik, apakah akan melaksanakan sendiri kegiatan logistik dan sebagainya. Pujawan (2005) mendefinisikan strategi rantai pasok sebagai kumpulan kegiatan dan aksi strategis di sepanjang rantai pasok yang menciptakan rekonsiliasi antara apa yang dibutuhkan pelanggan akhir dengan kemampuan sumberdaya yang ada pada rantai pasok tersebut. Tujuan strategis rantai pasok adalah menghasilkan produk yang murah, berkualitas, tepat waktu, dan bervariasi.

Dalam prosesnya strategi manajemen rantai pasok memiliki tiga tujuan, yaitu :1. Menurunkan biaya, strategi manajemen rantai pasok yang diterapkan harus mampu menurunkan biaya logistik yang terjadi.2. Menurunkan modal, strategi ditujukan untuk meminimalisasi tingkat investasi dalam strategi logistik.3. Meningkatkan pelayanan, startegi manajemen rantai pasok harus secara proaktif dijalankan salah satunya yaitu perbaikan pelayanan.Menurut Sisilian dan Satir dalam Siagian (2005), unsur-unsur pembuat strategi manajemen rantai pasok adalah:1. Faktor Primera. Keunggulan Bersaing Secara umum keunggulan bersaing dapat diperoleh melaluidiferensiasi produk, kepeloporanbiaya, dan respon yang cepat yang ditandai dengan sifat fleksibel, reliabel, cepat tanggap terhadap perubahan.b. Fleksibilitas PermintaanFleksibilitas dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu produk, campuran produk, volume, dan tipe pengantaran. Pengukuran dan fleksibilitas dapat dilihat dari ketepatan pengantaran,peramalan permintaan yang tepat dan lain sebagainya.2. Faktor Sekundera. ProsesFaktor kapabilitas sangat berkaitan dengan sejauh mana perusahaan dapat menjalankan aktivitas-aktivitas yang dibutuhkan dan sangat tergantung pada tipe kegiatan.b. Kematangan ProsesFaktor kematangan proses sangat berkaitan dengan tingkat kinerja proses, bagaimana proses ini dapat tanggap dan memenuhi penawaran pasar.c. Risiko StrategiRisiko yang dimaksud disini adalah adanya penyebaran risiko, yaitu risiko yang diterima perusahaan akibat adanya kebocoran informasi tentang produk dan layanannya, baik itu yang diterima atau diberikan pemasok, sehingga persaing dapat mengetahui strategi-strategi perusahaan.

2.2 Kajian Penelitian TerdahuluTabel Penelitian TerdahuluNo.JudulMetodeHasilPerbedaan

1.

Prayugo (2010), Analisis Rantai Nilai Ayam Ras Pedaging Untuk Meningkatkan Daya Saing (Studi Kasus di PT. Cahrin Pokphand Indonesia, Tbk). Hasil penelitian merumuskan strategi peningkatan daya saing pada rantai nilai di PT. Charon Pokphand Indonesia, Tbk adalah (1) product upgrading, dilakukan dengan mengoptimalisasi produksi DOC dan pakan, mengembangkan produksi pakan di pulau Kalimantan, meningkatkan kualitas ayam, menambah produksi ayam olahan, dan memperkuat manajemen stok vaksin dan obat; (2) process upgrading, dilakukan dengan mengkonversi penggunaan kandang terbuka menjadi kandang tertutup serta menigkatkan biosekuriti kandang dan lingkungan; (3) functional upgrading, dilakukan dengan membentuk kluster oleh para peternak; dan (4) channel upgrading, dilakukan dengan meningkatkan edukasi pada masyarakat tentang konsumsi daging ayam dan mempertajam strategi bisnis produk olehan ayam. Arjakusuma (2011), Analisis Rantai Nilai Industri Pengolahan SusuPT. Cisarua Mountain Dairy, Tbk (CIMORY). Hasil penelitian merumuskan bahwa efisiensi produksi yang dilakukan terhadap tingkat produksi para peternak anggota KUD yang menjadi mitra kerja dari Cimory, bahwa faktor rataan umur ternak serta jumlah ternak, menjadi faktor yang paling dominan dalam meningkatkan tingkat produktivitas sapi perah. Selain itu, dapat diketahui juga bahwa faktor jam kerja efektif menjadi faktor yang tidak menentukan tingkat produktivitas dari sapi perah. Sedangkan hasil analisis fungsi produksi, juga dapat disimpulkan bahwa semua responden peternak yang menjadi mitra kerja dari Cimory sudah berada pada tingkat produktivitas efisien. Sementara dari hasil analisis identifikasi hambatan, ternyata masih banyak sekali kekurangan yang selama ini terjadi pada Cimory terutama yang berasal dari pemasok susu segar.Agung Cahya Nugraha (2011). Analisis Rumusan Strategi Rantai Pasokan Minyak Akar Wangi Di Kabupaten Garut, Jawa Barat. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis rantai pasok minyak akar wangi, menganalisis faktor internal dan eksternal rantai pasok minyak akar wangi dan merumuskan strategi rantai pasok minyak akar wangi. Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada para petani, pengumpul akar, pengumpul minyak dan penyuling minyak akar wangi yang berada di Kab. Garut.. Faktor internal dan eksternal rantai pasok dianalisis menggunakan analisis IFE dan EFE. Perumusan strategi dilakukan dengan analisis SWOT dari faktor internal dan eksternal yang didapat. Proses pemilihan strategi rantai pasok menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP). Alternatif strategi yang berhasil di bangkitkan dari matriks SWOT dan hasil pembobotan menggunakan AHP.Kharisma Fathanita (2007). Strategi Supply Chain Untuk Industri Furniture Studi Kasus PT. Indo Furnitama Raya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui karakteristik permintaan pasar produk dan karakteristik supply serta kemampuan supply chain. Selanjutnya dengan melakukanperhitungan hasil kuisioner dan data sekunder pengamatan, diadakan pemetaan produk dalam analisa strategi fit dan analisa kuadran. Sehingga dari hasil bahasan strategi tersebut dapat memberikan alternatif strategi supply chain yang dapt diterapkan sesuai harapan dan tujuan perusahaan. Dari hasil analisia strategi fit menunjukkan bahwa indoor furniture dan decking merupakan produk yang sesuai bersifat fingsional dengan penggunaan biaya yang lebih efisien dari pada produk flooring ataupun Outdoor furniture. Apabila dilihat dari pemetaannya, bahwa Outdoor dan flooring merupakan produk inovatif. Demikian pula pada analisa kuadran bahwa kelompok indoor furniture dan decking merupakan produk fungsioanal yang mempunyai karakter ketidakpastian pasar dan ketidakpastian supply yang rendah. Outdoor furniture mempunyai ketidakpastian pasar tinggi dan ketidakpastian supply rendah. Sedangkan flooring mempunyai ketidakpastian pasar dan ketidakpastian supply yang tinggi. Wemvi Risyana (2008). Kinerja Supply Chain Management Komoditi Ayam Nenek (Grand Parent Stock Broiler) di PT. Galur Prima Cobbindo Sukabumi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa mekanisme di PT Galur Prima Cibbindo Sukabumi dalam menjamin ketersediaan bahan baku dan bahan penolong dari pemasoknya dengan menggunakan alternatif supply chain management (SCM) , yang kedua bertujuan untuk menganaisis pola rantai pasokan (supply chain) komoditi bibit GPS dari perusahaan peternakan ini hingga ke tingkat konsumen atau perusahaan pembibitan ayam sebar atau parent stock (PS), dan tujuan ketiga adalah untuk mengkaji manfaat dan kendala yang dihadapi perusahaan apabila menggunakan SCM sebagai alternatif untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Secara keseluruhan tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa perusahaan dalam meningkatkan daya saing perusahaan dengan menggunakan alternatif supply chain management. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode deskriptif dan kuantitatif serta critical path method dalam menganalisis aktivitas perusahaan.

2.3 Kerangka PemikiranAlur proses dan pemikiran dari penelitian Analisis Rumusan Strategi Rantai Pasokan Pakan Ternak Pada Unit Pelaksana Teknis Produksi Peternakan dan Jasa Politeknik Negeri Jember. dapat disajikan dan dijelaskan melalui kerangka pemikiran pada skema berikut ini :

KONSUMENDISTRIBUSIPROSES PRODUKSISUPLIER

REKOMENDASI STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING, PENINGKATAN EFISIENSI PRODUKSIMETODE ANALISISFGDIFEEFESWOTAHPVariabelHargaKualitasKepuasanVariabelKetepatan waktuInfrastrukturVariabelTenaga kerjaMesinWaktuPackagingKualitas dan kuantitasVariabelHargaKuantitas bahan bakuKualitas bahan bakuKeberlanjutan

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan WaktuPenelitian dilaksanakan di kabupaten Jember. Pemilihan ini didasarkan karena kab. Jember merupakan alternatif usaha pakan ternak yang menjanjikan. Banyak sekali bahan baku pakan ternak yang bisa diperoleh dengan mudah. Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan dari bulan Pebruari sampai dengan April 2014.

3.2 Pendekatan PenelitianPendekatan penelitian ini adalah penelitian survei. Penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. (Singarimbun dan Effendi, 1995:3) dan pengumpulan data internal perusahaan.

3.3 Data Yang di Perlukan dan SumbernyaData yang dikumpulkan berupa data kuantitatif dan kualitatif. Sumber data penelitian ini adalah:1. Data primer merupakan data mentah yang diperoleh secara langsung melalui wawancara dengan pihak yang berhubungan dengan penelitian yang sedang dilakukan, kemudian akan diolah untuk tujuan tertentu sesuai dengan kebutuhan.2. Data sekunder merupakan data yang telah dikumpulkan lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data.

3.4 Teknik Pengumpulan Data dan InformasiSesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian dalam penelitian ini digunakan instrumen penelitian dalam bentuk kuesioner untuk memperoleh data-data penelitian tentang Analisis Rumusan Strategi Rantai Pasokan Pakan Ternak Pada UPT Produksi Peternakan Dan Jasa Politeknik Negeri Jember.Salah satu media untuk mengumpulkan data dalam penelitian pendidikan maupun penelitian sosial yang paling populer digunakan adalah melalui kuisioner. Kuisioner ini juga sering disebut sebagai angket di mana dalam kuisioner tersebut terdapat beberapa macam pertanyaan yang berhubungan erat dengan masalah penelitian yang hendak dipecahkan, disusun, dan disebarkan ke responden untuk memperoleh informasi di lapangan. (Sukardi, 2009:76)Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya sedangkan data sekunder merupakan data yang telah tersedia. Dalam penelitian ini data primer diperoleh langsung dari lokasi penelitian melalui dua metode:1. WawancaraPada teknik ini peneliti datang berhadapan muka secara langsung dengan responden atau subjek yang diteliti. Mereka menanyakan sesuatu yang telah direncanakan kepada responden. Hasilnya dicatat sebagai informasi penting dalam penelitian ini. Pada wawancara ini dimungkinkan peneliti dengan responden melakukan tanya jawab secara interaktif maupun secara sepihak saja misalnya dari peneliti saja. (Sukardi, 2009:79)2. DokumentasiCara lain untuk memperoleh data dari responden adalah menggunakan teknik dokumentasi. Pada teknik ini, peneliti dimungkinkan memperoleh informasi dari bermacam-macam sumber tertulis atau dokumen yang ada pada responden atau tempat, di mana responden bertempat tinggal atau melakukan kegiatan sehari-harinya. (Sukardi, 2009:81)

3.5 Teknik Pengambilan ContohPopulasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006:130). Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009:61). Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2009:62).Pengambilan sampel penelitian ini menggunakan purposive sampling dengan pertimbangan keahlian responden. Adapun responden yang akan diwawancarai meliputi:1. Kepala UPT Produksi Peternakan dan Jasa2. Pemilik UD. Segar Jaya sebagai Suplier Bahan Baku produksi3. Kepala Dinas Perindustrian Kabupaten Jember4. Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Jember5. Distributor6. Ketua Asosiasi Peternak

3.6 Teknik Pengolahan dan Analisis Data3.6.1. Focus Group Discusion 3.6.2. Analisis Faktor Internal Dan EksternalTahapan dalam melakukan audit internal dan eksternal adalah memasukan data dan informasi dari lingkungan yang dianalisis ke dalam Internal Factor Evaluation (IFE) dan External Factor Evaluation (EFE). Matriks IFE dan EFE merupakan salah satu teknik perumusan strategi yang penting dan merupakan langkah awal dari kerangka kerja perumusan yang disebut tahapan input (Input Stage), yaitu tahap meringkas informasi dasar yang diperlukan untuk merumuskan strategi. Matriks ini berisi pernyataan misi dan menyediakan informasi dasar yang diperlukan untuk merumuskan strategi pemasaran secara sukses dengan syarat alat ini harus disertai dengan penilaian kualitatif (dalam hal ini intuitif) yang baik (David, 2009).Tahapan membuat matriks EFE :1. Membuat daftar critical success factor (faktor-faktor utama yang mempunyai dampak pada kesuksesan atau kegagalan usaha) untuk aspek eksternal mencakup peluang (opportunities) dan ancaman (threats)2. Menentukan bobot (weigth) dari critical success factors. Penentuan bobot melalui pairweis comparison dengan skala saatnya 1 hingga 9. Bobot menunjukkan kepentingan relatif dari faktor tersebut agar berhasil dalam industri tersebut. Jumlah seluruh bobot yang diberikan pada faktor harus sama dengan 1,03. Memberikan peringkat antara 1 sampai 4 pada setiap faktor utama untuk menunjukkan seberapa efektif kinerja rantai pasok saat ini dalam merespon faktor tersebut dimana skala yang digunakan adalah:4 = responnya sangat bagus 3 = responnya diatas rata-rata2 = responnya rata-rata1 = responnya dibawah rata-rata4. Mengalikan bobot setiap faktor dengan peringkatnya untuk menentukan skor bobot5. Menjumlahkan skor rata-rata untuk setiap variabel guna menentukan skor bobot

Tahapan membuat matriks IFE adalah sebagai berikut:1. Membuat daftar critical success factor (faktor-faktor utama yang mempunyai dampak pada kesuksesan atau kegagalan usaha) untuk aspek internal mencakup perihal kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness)2. Menentukan bobot (weigth) dari critical success factors. Penentuan bobot melalui pairweis comparison dengan skala saatnya 1 hingga 9. Bobot menunjukkan kepentingan relatif dari faktor tersebut agar berhasil dalam industri tersebut. Jumlah seluruh bobot yang diberikan pada faktor harus sama dengan 1,03. Memberikan peringkat antara 1 sampai 4 pada setiap faktor utama untuk menunjukkan seberapa efektif kinerja rantai pasok saat ini dalam merespon faktor tersebut dimana skala yang digunakan adalah:4 = responnya sangat bagus 3 = responnya diatas rata-rata2 = responnya rata-rata1 = responnya dibawah rata-rataUntuk kelemahan harus diwakli oleh skor 1 atau 2, dan untuk kekuatan harus diwakili skor 3atau 4.4. Mengalikan bobot setiap faktor dengan peringkatnya untuk menentukan skor bobot5. Menjumlahkan skor rata-rata untuk setiap variabel guna menentukan skor bobot total untuk setiap organisasi.

3.6.2.Analisis SWOT Matriks Strengths Weaknesses Opportunities Threats (SWOT) merupakan matching tool yang penting untuk membantu para manajer mengembangkan empat strategi (David, 2009). Keempat strategi yang dimaksud adalah sebagai berikut :a. Strategi SO (Strengths - Opportunities)Strategi ini menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk meraih peluang-peluang yang ada di luar perusahaan. Pada umumnya, perusahaan berusaha melaksanakan strategi WO, ST, atau WT untuk menerapkan strategi SO. Oleh karena itu, jika perusahaan memiliki banyak kelemahan, mau tidak mau perusahaan harus mengatasi kelemahan itu agar menjadi kuat.

b. Strategi WO (Weaknesses - Opportunities)Strategi ini bertujuan untuk memperkecil kelemahan-kelemahan internal perusahaan dengan memanfaatkan peluang-peluang eksternal.c. Strategi ST (Strengths - Threats)Melalui strategi ini perusahaan berusaha menghindari atau mengurangi dampak dari ancaman-ancaman eksternal.d. Strategi WT (Weaknesses - Threats)Strategi ini merupakan taktik untuk bertahan dengan cara mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman. Suatu perusahaan yang dihadapkan pada sejumlah kelemahan internal dan ancaman eksternal pada dasarnya berada pada posisi yang berbahaya. Beberapa strategi yang bisa dilakukan antara lain : merger, declared bankcrupty, retrench atau liquidation.Langkah-langkah berikut adalah yang membuat analisis SWOT antara lain :1. Persiapan : Menyamakan Pemahamana) perlunya identifikasi terhadap peluang dan ancaman yang dihadapi serta kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan melalui faktor-faktor yang memengaruhi.b) mengumpulkan jenis dan kualitas data dan informasi yang internal dan eksternal yang diperlukanc) menyamakan langkah-langkah (prosedur) dalam melakukan analisis eksternal dan internal2. Mengidentifikasi Faktor Internal dan Eksternala) faktor internal (identifikasi kekuatan dan kelemahan)b) faktor eksternal (identifikasi peluang dan ancaman)c) melakukan pembobotan3. Membuat Matriks Evaluasi Faktor Internal dan Evaluasi Faktor EksternalHasil identifikasi faktor-faktor kunci internal yang merupakan kekuatan dan kelemahan, pembobotan dan rating dipindahkan ke tabel matriks evalusi faktor internal, sedangkan untuk faktor kunci eksternal yang merupakan peluang dan ancaman, pembobotan dan rating dipindahkan ke tabel evaluasi faktor eksternal.

4. Membuat Matriks Posisi Perusahaan

Kuadran IIIStrategi Turn-AroundKuadran IStrategi Agresif

Kuadran IVStrategi DefensiveKuadran IIStrategi Diversifikasi

Matriks ini menggambarkan dengan jelas peluang da ancaman eksternal yang dihadapi oleh perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matrik ini menghasilkan empat alternatif setrategis, yaitu:a) Strategi SOb) Strategi STc) Strategi WOd) Strategi WT

3.6.3. Metode Analytical Hierarchy ProcessAnalytical Hierarchy Process (AHP) merupakan suatu metode yang pertama kali dikembangkan oleh Thomas L. Saaty, ahli matematika dari Universitas of Pisburgh, Amerika Serikat pada awal tahun 1970-an. Pada penerapan metode AHP yang diutamakan adalah kualitas data dari responden, tidak tergantung pada kuantitasnya (Saaty, 1991). Dalam metode ini, ada tiga prinsip dalam memecahkan persoalan dengan analisa logis eksplisit, yaitu:1. Penyusunan Hirarki Dalam menyusun hirarki, terlebih dahulu didefinisikan persoalan,dan dekomposisi, yaitu memecah persoalan yang utuh menjadi unsur unsurnya. Apabila perusahaan akan merencanakan startegi promosi, maka perlu diketahui tujuan utama dari kegiatan promosi dan faktor faktor apa yang dipertimbangkan dalam menyusun startegi promosinya. Analisis terhadap faktor faktor tersebut dalam AHP dilakukan dengan membuat struktur hirarki. Hirarki yang dihasilkan dapat berupa hirarki lengkap dan tidak lengkap. Jika ingin mendapatkan hasil yang akurat, pemecahan dilakukan terhadap unsur unsur pada level maupun yang dipilih sampai tidak mungkin dilakukan pemecahan lebih lanjut, sehingga didapatkan beberapa tingkatan dari persoalan tadi. Proses analisis ini dinamakan hirarki. Dalam struktur hirarki lengkap, jumlah tingkatan faktorfaktor tergantung pada pemilihan peneliti, secara umum, unsur yang digunakan pada hirarki adalah faktor, aktor, tujuan, dan alternatif.2. Penerapan PrioritasPrinsip ini membuat penilaian tentang kepentingan relatif dua unsur pada suatu tingkat tertentu dalam kaitannya dengan tingkat diatasnya. Penilaian ini merupakan inti dari AHP, karena akan berpengaruhterhadap prioritas unsur unsurnya. Hasil penilaian ini lebih sesuai jika disajikan dalam bentuk matriks perbandingan berpasangan. Pertanyaan yang diajukan dalam penyusunan skala kepentingan adalah (a) unsur mana yang lebih (penting/disukai/mungkin/....) ? dan (b) berapa kali lebih ( penting / disukai / mungkin/...) ?Agar diperoleh skala yang bermanfaat ketika membandingkan dua unsur, seseorang yang akan memberikan jawaban perlu pengertian menyeluruh tentang unsur unsur yang dibandingkan dan relevansinya terhadap kriteria atau tujuan yang dipelajari. Hasil dari penilaian ini akan disajikan dalam bentuk matriks Pairwise Comparison.3. Konsistensi LogisKonsistensi memiliki dua makna. Pertama adalah bahwa obyek obyek serupa dapat dikelompokkan sesuai dengan keseragaman dan relevansi. Serta yang kedua adalah menyangkut tingkat hubungan antar obyek obyek yang didasarkan pada kriteria tertentu. Sistem hierarki keputusan memiliki bentuk yang saling berkaitan, yang tersusun dari fokus, turun ke tujuantujuan, kemudian ke pelaku pelaku, komponen sistem hirarki keputusan dalam AHP tidak memiliki prosedur yang pasti, sehingga sistem tidak harus terbentuk secara mutlak dari komponenkomponen seperti yang telah disebutkan. Fokus dalam tahap ini adalah komponenkomponen sistem yang dipilih dan digunakan dalam bentuk sistem hirarki yang ada. Hal ini diidentifikasikan berdasarkan kemampuan analisis dalam menemukan unsurunsur tersebut tergantung dari penguasaan para analis terhadap persoalan.4. Metode AHP diperlukan untuk penentuan bobot bagi elemen di satu level yang akan berpengaruh terhadap bobot elemen pada level dibawahnya. Pada akhirnya metode AHP dapat digunakan untuk menghitung bobot pada setiap level untuk penilaian dan preferensi secara ringkas dan padat. Proses ini dengan jelas menunjukkan bahwa demi pengambilan keputusan yang sehat dalam situasi kompleks diperlukan prioritas dan perimbangan (trade off ).

6

PUSTAKA

Anonim. Tanpa Tahun. Manajemen Rantai Pasokah&gbv=2&oq=manajemen+rantai+pasok&gs_l=heirloomhp.1.2.0l10.2022.6766.0.70059.22.12.0.10.10.0.127.1108.9j3.12.0...0.0...1c.1.lTVsyHbbpUEDaniel,Mr. 2009. Agregate Planning (AP)http://mrdaniels.files.wordpress.com/2009/02/ap.pdf [ 29 Januari 2013 ]Indenesian Commercial Newsletter. 2009. Perkembangan Industri Pakan Ternak Di Indonesia. http://www.datacon.co.id/MakananTernak2008.html [ 26 Januari 2013 ]Kharisma Fathanita. 2007. Strategi Supply Chain Untuk Industri Furniture Studi Kasus PT. Indo Furnitama Raya.http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Master-7161-2504202601-judul.pdf [ 8 April 2013 ]Nugraha, Agung Cahya. 2011. Analisis Rumusan Strategi Rantai Pasokan Minyak Akar Wangi Di Kabupaten Garut, Jawa Barat. http://dosen.narotama.ac.id/wp-content/uploads/2012/03/Analisis-Rumusan-Strategi-Rantai-Pasokan-Minyak-Akar-Wangi-Di-Kabupaten-Garut-Jawa-Barat.pdf [ 26 Januari 2013 ]Risyana, Wemvi. 2008. Kinerja Suplly Chain Management Komoditi Ayam Nenek (Grand Parent Stock Broiler) Di PT. Galur Prima Cobbindo Sukabumi. http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/2999/A08wri.pdf?sequence=5 [ 8 April 2013]Satria. 2007. Agregate Planning (On Overview)http://bysatria.wordpress.com/2007/03/11/aggregate-planning-an-overview/ [ 29 Januari 2013 ]Setiawan, Alim S. 2009. Studi Peningkatan Kinerja Manajemen Rantai Pasok Sayuran Dataran Tinggi Terpilih Di Jawa Barat.http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/43237/2009ase1.pdf?sequence=5 [ 26 Januari 2013 ]http://www.google.com/search?hl=en&source=hp&q=manajemen+rantai+pasok+adal