Top Banner
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbedaan nilai tukar suatu negara (kurs) pada prinsipnya ditentukan oleh besarnya permintaan dan penawaran mata uang (Tajul, 2000: 129). Kurs dapat dijadikan alat untuk mengukur kondisi perekonomian suatu negara. Pertumbuhan nilai mata uang yang stabil menunjukkan bahwa negara tersebut memiliki kondisi Ekonomi yang relatif baik atau stabil (Dornbusch, 2008:453). Seperti yang telah diketahui, nilai mata uang suatu Negara terhadap mata uang Negara lain relatif tidak konstan atau bersifat fluktuatif. Setiap mata uang selalu menghadapi kemungkinan terjadinya apresiasi atau depresiasi nilai tukar terhadap mata uang Negara lain. Demikian halnya yang terjadi dengan mata uang Indonesia yakni Rupiah yang mengalami fluktuasi terhadap dollar Amerika Serikat. Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997-1998 merupakan salah satu krisis ekonomi terparah sepanjang sejarah negara Indonesia. Hal ini terlihat jelas melalui penurunan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang ditutup pada level
42

Proposal Skirpsi

Apr 12, 2016

Download

Documents

Cecep Rahman
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Proposal Skirpsi

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perbedaan nilai tukar suatu negara (kurs) pada prinsipnya ditentukan oleh

besarnya permintaan dan penawaran mata uang (Tajul, 2000: 129). Kurs dapat

dijadikan alat untuk mengukur kondisi perekonomian suatu negara. Pertumbuhan

nilai mata uang yang stabil menunjukkan bahwa negara tersebut memiliki kondisi

Ekonomi yang relatif baik atau stabil (Dornbusch, 2008:453). Seperti yang telah

diketahui, nilai mata uang suatu Negara terhadap mata uang Negara lain relatif tidak

konstan atau bersifat fluktuatif. Setiap mata uang selalu menghadapi kemungkinan

terjadinya apresiasi atau depresiasi nilai tukar terhadap mata uang Negara lain.

Demikian halnya yang terjadi dengan mata uang Indonesia yakni Rupiah yang

mengalami fluktuasi terhadap dollar Amerika Serikat.

Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997-1998 merupakan

salah satu krisis ekonomi terparah sepanjang sejarah negara Indonesia. Hal ini terlihat

jelas melalui penurunan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang ditutup pada level

Page 2: Proposal Skirpsi

2

Rp 4.850/dollar AS pada tahun 1997 dan meluncur dengan cepat ke level Rp

13.800/dollar AS pada 22 Januari 1998, begitu pula harga Emas yang kurang lebih

harganya tidak stabil beriringan dengan Kurs Dolar. Data dari tahun 2004 sampai

2013 menunjukan kecenderungan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar dari

tahun ke tahun terus ada, dapat dilihat pada table 1.

Tahun Kurs Rupiah

Terhadap Dolar**

Penjualan Bersih*

Harga Emas**

Prosentase (%)

2004 8.935 2.858,54 409,87

2005 9.712 3.251,24 445,42 0.0867

2006 9.167 5.629,40 604,65 0.3575

2007 9.136 12.008,20 697,32 0.1533

2008 9.680 9.591,98 872,40 0.2511

2009 10.394 8.711,37 974,39 0.1169

2010 9.084 8.744,30 1.227,50 0.2598

2011 8.779 10.346,43 1.619,63 0.3195

2012 9.465 10.449,88 1.711,85 0.0569

2013 12.189 11.298,32 1.411,23 (0.1756)

Catatan : * Dalam milliar Rupiah ** Harga rata-rata harian spot rate pertahun

Fluktuasi nilai tukar yang terjadi akan sangat mempengaruhi berbagai aspek

dalam perusahaan pada khususnya. Seperti dikutip dalam Jurnal yang berjudul “ The

Impact of Real Exchange Rate Movements on Service Sector” bahwa dalam jurnal ini,

ditemukan implikasi yang signifikan yaitu Fluktuasi nilai tukar, yang mana nilai tukar

Page 3: Proposal Skirpsi

3

mempengaruhi profit (Baggs, Beaulieu, and Fung 2008:22). Penelitian tersebut

menjelaskan bahwa faktor nilai tukar juga dapat mempengaruhi besarnya jumlah

penerimaan profit sebuah perusahaan.

Seperti yang dikatakan, ketidakstabilan nilai tukar ini menyebabkan adanya

perubahan peneriamaan pendapatan dan perubahan profit. Sebenarnya hal ini tidak

luput dari kebijakan Pemerintah yang menggunakan sistem nilai tukar mengambang

bebas (freely floating exchange rate). Yang mana kebijakan ini menyebabkan

pergerakan nilai tukar menjadi bebas tanpa adanya pengendalian.

Indonesia mulai menerapkan sistem nilai tukar mengambang bebas pada

periode 1997 hingga sekarang. Dikatakan pula dalam buku sejarah Bank Indonesia di

Bidang Moneter periode 1997 – 1999 bahwa sejak pertengahan Juli 1997, Rupiah

mengalami tekanan yang mengakibatkan semakin melemahnya nilai Rupiah terhadap

US Dollar. Untuk mengatasi tekanan tersebut, Bank Indonesia melakukan intervensi

baik melalui spot exchange rate (kurs langsung) maupun forward exchange rate (kurs

berjangka) dan untuk sementara dapat menstabilkan nilai tukar Rupiah. Namun untuk

selanjutnya tekanan terhadap depresiasi Rupiah semakin meningkat. Oleh karena itu

Page 4: Proposal Skirpsi

4

dalam rangka mengamankan cadangan devisa yang terus berkurang, pada tanggal 14

agustus 1997, Bank Indonesia memutuskan untuk menghapus rentang intervensi

sehingga nilai tukar Rupiah dibiarkan mengikuti mekanisme pasar.

Kebijakan ini yang membuat nilai tukar berdampak lebih besar bagi

perusahaan dibandingkan apabila terdapat intervensi dari Pemerintah. Sistem ini

berpotensi mengakibatkan adanya fluktuasi kurs yang tidak terkendali yang nantinya

akan berdampak pada operasi sebuah perusahaan. Hal tersebut dapat tercermin dari

profit yang diterima perusahaan akan sangat bergantung pada besarnya selisih kurs.

Apabila nilai tukar rupiah terhadap Dollar AS mengalami penguatan maka

akan membuat kerugian bagi perusahaan yang melakukan ekspor karena mata uang

dollar AS sedang melemah, dan sedangkan apabila nilai tukar Rupiah sedang

melemah terhadap Dollar AS maka akan mendatangkan keuntungan bagi perusahaan.

Hal ini disebabkan karena menguatnya nilai Rupiah berarti semakin sedikitnya

Rupiah yang dikeluarkan untuk mendapatkan senilai satu Dollar AS, begitu juga

sebaliknya. Apalagi ditambah dengan proses penukaran mata uang asing ke mata

Page 5: Proposal Skirpsi

5

uang domestic yang secara langsung dapat memperlihatkan kenyataan bahwa akan

ada selisih didalamnya.

Tidak dapat dipungkiri bahwa dampak dari fluktuasi kurs ini sangan terasa

bagi perusahaan domestic swasta maupun milik pemerintah. Dalam konteks

perusahaan negara salah satu perusahaan pertambangan yang terdiversifikasi dan

terintegrasi secara vertikal yang berorientasi ekspor. Yang kegiatannya mencakup

eksplorasi, penambangan, pengolahan serta pemasaran dari komoditas bijih nikel,

feronike, emas, perak, bauksit dan batubara. Memiliki konsumen jangka panjang

yang loyal di Eropa dan Asia yang melakukan beberapa kegiatan dengan pihak luar

dengan nilai mata uang menggunakan dollar AS, sehingga secara langsung terdapat

keterkaitan antara nilai tukar kurs dengan profit PT Aneka Tambang Tbk yang

diterima melalui kegiatan ekonominya.

Menurut Requena dan Walker (2005:231) dalam jurnalnya yang berjudul “

The Impact of Exchange Rate Fluctuation on Profit Margin : The UK Car Market”,

dalam pembahasan mengenai dampak fluktuasi kurs pada perusahaan tersebut,

Page 6: Proposal Skirpsi

6

diungkapkan bahwa penerimaan laba disesuaikan atau dipengaruhi oleh fluktuasi nilai

kurs.

Sejalan dengan Jurnal diatas, Menurut Hamdy Hady (2005:10)

mengemukakan bahwa pengaruh keuangan internasional melalui ekspor dan impor

dapat dilihat dari analisa input impor atau output ekspor yang dipengaruhi oleh

fluktuasi nilai tukar atau kurs mata uang dalam negeri dan mata uang luar negeri .

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk mengangkat

masalah tersebut manjadi sebuah bahan penulisan ilmiah dengan judul “ANALISIS

PENGARUH FLUKTUASI NILAI TUKAR TERHADAP PROFIT PT ANTAM

Tbk. ”

1.2 Identifikasi Masalah

a) Peningkatan profit perusahaan tidak selalu dipengaruhi oleh fluktuasi nilai

tukar.

b) Fluktuasi nilai tukar akan mempengaruhi beban operasional perusahaan.

c) Fluktuasi nilai tukar mempengaruhi pendapatan bersih perusahaan

1.3 Rumusan dan Batasan Masalah

Page 7: Proposal Skirpsi

7

1.3.1 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian ini, maka yang akan menjadi pokok

rumusan masalah adalah : “ apakah fluktuasi nilai tukar berpengaruh pada profit PT.

Antam Tbk. ?”

1.3.2 Batasan Masalah

Penelitian ini membahas tentang identifikasi faktor pada kurs dollar

Amerika Serikat yang mempengaruhi profit PT Antam Tbk. agar pembahasan

tidak terlalu meluas dan lebih fokus dengan arah tujuan semula, maka penulis

memberika pembatasan masalah, antara lain :

a. Penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu 2004 - 2013 dengan

memfokuskan pada perubahan nilai tukar dolar Amerika dan profit

khususnya net profit.

b. Pembahasan ini hanya sebatas pengidentifikasian perubahan kurs dollar

AS dan pengaruhnya terhadap profit PT. Antam Tbk. dimana perusahaan

telah memiliki acuan nilai tukar dollar AS tersendiri yang tertera dalam

laporan keuangannya.

Page 8: Proposal Skirpsi

8

c. PT. Antam Tbk. dalam kegiatannya mencakup melakukan ekspor bahan

tambang ke Eropa dan Asia.

d. Pembahasan ini hanya berdasarkan transaksi spot market.

1.3.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh

fluktuasi nilai tukar terhadap profit PT. Antam Tbk.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Praktis

a. Bagi Penulis

Menerapkan ilmu yang diperoleh selama masa perkuliahan dan

diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang hal-hal yang

mempengaruhi profotabilitas sehingga dapat membandingkan antara

kenyataan dalam praktik dengan teori-teori selama ini dipelajari. Serta

Page 9: Proposal Skirpsi

9

memberikan gambaran tentang pengaruh kurs terhadap profit khususnya

PT. Antam Tbk.

b. Bagi Perusahaan

Dapat dijadikan tolak ukur keberhasialan tingkat operasional perusahaan

dalam pengembangan perusahaan sehingga dapat lebih ditingkatkan lagi

kinerja perusahaannya agar dapat memaksimalkan laba yang diperoleh.

Dan dapat memberikan informasi mengenai pengaruh kurs terhadap profit

sehingga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam

pengambilan keputusan .

c. Bagi Universitas

Penelitian ini diharapkan dapat menambah daftar kajian pustaka dan

referensi khususnya bagi mahasiswa / mahasiswi yang ingin melakukan

penelitian dengan pembahasan serupa .

Page 10: Proposal Skirpsi

10

BAB II

LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1. Fluktuasi Nilai Tukar

Fluktuasi nilai tukar merupakan gejolak naik turunnya nilai kurs suatu mata

uang terhadap mata uang lainnya. Yang dimana gejolak tersebut akan mempengaruhi

dan memberikan efek bagi perusahaan melalui selisih kurs. Menurut Mann (dalam

Yaw Yin Wang, 2002:2) yaitu dikatakan bahwa “perubahan nilai tukar akan terserap

atau masuk kedalam profit, dimana pada akhirnya akan mempengaruhi kondisi

sebuah perusahaan”. Kondisi fluktuasi kurs bukan hanya mempengaruhi pada bidang

perdagangan namun juga pada nantinya akan mempengaruhi keadaan laba. Semua ini

termasuk didalam kegiatan perusahaan, yang bisa dikatakan bahwa fluktuasi kurs

juga mempengeruhi perusahaan itu sendiri khusunya dalam hal keuangan. Sehingga

faktor nilai tukar patut untuk diperhatikan dalam ruang lingkup perusahaan, sebagai

salah satu faktor yang harus dipertimbangkan untuk melakukan operasi perusahaan.

2.1.2 Nilai Tukar

Page 11: Proposal Skirpsi

11

Nilai tukar atau yang sering juga disebut dengan kurs menurut Hamdy Hady

(2012:65) adalah mata uang asing dan alat pembayaran lainnya yang digunakan untuk

melakukan atau membiayai transaksi ekonomi keuangan internasional dan yang

mempunyai catatan kurs resmi pada bank sentral. Definisi lain menurut Herlinawati

(2004:81) mengemukakan bahwa nilai tukar adalah harga suatu mata uang terhadap

mata uang negara lainnya. Beberapa pengertian lain dari nilai tukar :

a. Pengertian lain dari nilai tukar yang diungkapkan oleh Sawaldjo

Puspopranoto (2004:121) yaitu harga dimana mata uang suatu negara

dipertukarkan dengan mata uang lainnya.

b. Adapun pengertian lain oleh Floyd A. Bea, (2003:390) yaitu foreign

exchange rates are essentially prices for currencies expressed in units of

other currencies.

c. Dan menurut Frank J. Fabozzi (2002) dalam bukunya Foundations of

Financial Markets Institution memberikan definisi tentang nilai tukar

yaitu An exchange rate is defined as the amount of one currency that

Page 12: Proposal Skirpsi

12

can be exchanger per unit of another currency, of the price if one

currency in terms in another currency.

Dari pengertian-pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa nilai tukar

merupaka suatu nilai atau harga yang digunakan untuk menukar mata uang suatu

Negara dengan mata uang Negara lain. Atau dalam arti lainnya yaitu sejumlah uang

dari suatu mata uang tertentu yang dapat dipertukarkan dengan satu unit mata uang

Negara lainnya. Nilai tukar akan digunakan sebagai variabel dalam penelitian ini

adalah nilai tukar Rupiah terhadap dollar Amerika Serikat atau Rp/US$ . Dengan

berdasarkan pengertian nilai tukar diatas maka nilai Rupiah terhadap Dollar AS

dapat diartikan sebagai besarnya rupiah yang harus dikeluarkan untuk memperoleh

satu Dollar AS.

Dalam mekanisme pasar, kurs dari suatu mata uang akan selalu mengalami fluktuasi

(perubahan-perubahan) yang berdampak langsung pada harga barang ekspor dan

impor. Perubahan yang dimaksud adalah:

a. Apresiasi, yaitu peristiwa menguatnya nilai tukar mata uang secara

otomatis akibat adanya kekuatan-kekuatan penawaran dan permintaan

Page 13: Proposal Skirpsi

13

atas mata uang yang bersangkutan dalam sistem pasar bebas. Sebagai

akibat dari ini, harga pokok Negara itu bagi pihak luar negeri akan

semakin mahal, sedangkan harga impor bagi penduduk domestik

menjadi lebih murah.

b. Depresiasi, yaitu berlawanan dengan Apresiasi dimana merupakan

peristiwa penuruanan nilai tukar mata uang secara otomatis akibat

adanya kekuatan-kekuatan penawaran dan permintaan atas mata uang

yang bersangkutan dalam sistem pasar bebas. Sebagai akibat dari ini,

harga pokok Negara itu bagi pihak luar negeri akan semakin murah,

sedangkan harga impor bagi penduduk domestik menjadi lebih mahal.

Ada dua macam transaksi nilai tukar, yaitu :

a. Forward transaction, dimana transaksi dalam valuta asing di sini

penyerahannya dilakukan pada tanggal tertentu yang telah disetujui,

dengan nilai tukar ditentukan pada saat kontrak dan nilai tukar pada

Forward transaction ini disebut dengan forward exchange rate (Agus

Budi Santoso, 2003 : 116)

Page 14: Proposal Skirpsi

14

b. Spot transaction, dimana valuta asing di sini penyerahannya dilakukan

segera dalam jangka waktu maksimal dua hari setelah transaksi. Pada

transaksi ini nilai tukar ditentukan pada saat terjadinya transaksi dan

nilai tukar untuk spot transaction disebut dengan spot exchange rate.

Sejalan dengan berubahnya kondisi ekonomi, nilai tukar juga bisa berubah

secara substansional. Selain itu nilai tukar dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :

a. Nilai tukar normal , dimana nilai tukar merupakan harga relatif dari

mata uang dua Negara

b. Nilai tukar riil, dimana nilai tukar riil merupakan harga relative dari

barang-barang kedua Negara. Nilai tukar riil juga bisa disebut dengan

term of trade.

2.1.3 Sistem Nilai Tukar

Perdagangan internasional melibatkan penggunaan mata uang valuta asing.

Secara umum, nilai tukar tergantung pada kebijakan moneter suatu Negara. Menurut

Hady (2012: 24-29) sistem penting dalam nilai tukar, yaitu:

Page 15: Proposal Skirpsi

15

a. Sistem nilai tukar tetap, sistem di mana nilai tukar mata uang domestic

ditetapkan berdasarkan keputusan pemerintah. Kelebihan dari sistem ini

adalah adanya kepastian nilai tukar yang dapat meningkatkan

ekspektasi. Tetapi kelemahannya adalah hurs yang beraku tidak selalu

menggambarkan tingkat kelangkaan yang sebenarnya. Bisa terjadi nilai

tukar yang ditetapkan permintah terlalu tinggi dibandingkan dengan

kurs pasar (overvalued). Atasu sebaliknya, nilai tukar yang ditetapkan

pemerintah terlalu rendah dibanding dengan kurs pasar (undervalued).

b. Sistem nilai tukar mengambang (floating exchange rate), adalah sistem

kurs mengambang yang ditetapkan melalui mekanisme kekuatan

permintaan dan pemawaran pada bursa valas. Sistem kurs mengambang

dibagi atas sistem kurs mengambang murni (freely floating system),

yaitu penentuan kurs valas di bursa valas terjadi tanpa campur tangan

pemerintah. Dan sustem kurs mengambang terkendali (managed

floating system ), yaitu penentu kurs valas di bursa valas terjadi dengan

campur tangan pemerintah yang mempengaruhi penawaran dan

Page 16: Proposal Skirpsi

16

permintaan valas melalui berbagai kebijakan di bidang moneter, fiscal,

dan perdagangan luar negeri.

c. Sistem nilai tukar terkait (pagged exchange rate), sistem nilai tukar ini

ditetapkan dengan cara mengaitkan nilai tukar mata uang suatu negara

dengan nilai tukar mata uang negara lain atau sejumlah mata uang

tertentu.

Berdasarkan keputusan Bank Indonesia, Indonesia menggunakan sistem nilai

tukar mengambang bebas sejak 14 Agustus 1997 sampai sekarang. Dalam sistem ini

Bank Indonesia melakukan intervansi di pasar valuta asing karena semata-mata

menjaga kestabbilan nilai tukar Rupiah yang lebih banyak ditentukan oleh kekuatan

pasar. Hal inilah yang menyebabkan pergerakan nilai tukar yang tidak konsisten

sehingga muncul fluktuasi nilai tukar dimana kebabasan begerak dari Dollar AS pada

khususnya tidak dikendalikan.

Mata uang yang sering digunakan sebagai alat pembayaran dan kesatuan

hitung dalam transaksi ekonomi dan keuangan internasional disebut sebagai hard

currency, yaitu mata uang yang nilainya relatif stabil dan kadang-kadang mengalami

Page 17: Proposal Skirpsi

17

apresiasi atau kenaikan niali terhadap mata uang lainnya. Hard currency pada

umumnya berasal dari negara-negara industri maju, seperti Amerika Serikat (USD),

Jepang (JPY) dan Uni Eropa (EUR).

Sedangkan Soft Currency adalah mata uang lemah yang jarang digunakan

sebagai alat pembayaran dan kesatuan hitung karena nilainya relatif tidak stabil dan

sering mengalami depresiasi atau penurunan nilai terhadap mata uang lainnya. Soft

currency ini umumnya berasal dari negara-negara berkambang, seperti Rupiah –

Indonesia, Peso - Filipina, Bath - Thailand, dan Rupee - India.

Menurut Hamdy Hady kurs dinyatakan penting karena :

a. Dengan adanya kurs maka perdaganan internasional (ekspor – impor)

dapat dilakukan.

b. Dengan adanya kurs maka pembayaran transaksi komersial dan

financial antara Negara dapat terlaksana.

c. Dengan adanya kurs maka kerjasama lalu lintas pembayaran antar bank

devisa di dunia dapat terlaksana.

Page 18: Proposal Skirpsi

18

d. Dengan adanya kurs maka transaksi jual beli valuta asing (valas) dapat

dilalukan.

e. Dengan adanya kurs maka uang kartal berfungsi sebarai barang

komoditi yang dapat diperjual belikan

f. Karena adanya kurs maka cek perjalanan valas dapat diterbitkan dan

diedarkan oleh bank-bank devisa dunia.

g. Dengan adanya kurs, orang dapat bepergian antarnegara.

Menurut Hamdy Hady (2012:69) sistem penulisan harga atau nilai

suatu valuta asing yang dinyatakan dalam baluta asing lainnya dikenal ada 2(dua)

macam, yaitu:

a. Direct Quotation

Merupakan sistem yang menyatakan nilai mata uang suatu Negara

(domestic currency) yang diperlukan atau yang diperoleh untuk satu unit

valuta asing. Penulisannya dilakukan dengan menempatkan nilai

domestic currency didepan dan unit foreign currencynya dibelakang.

Contoh: Rp. 9.000,-/ USD: Rp Rp. 5.500,-/SGD

Page 19: Proposal Skirpsi

19

b. Indirect Quotation

Merupakan sistem yang menatakan niali valusa asing (foreign currency)

yang di perlukan atau di perolleh untuk satu unit domestic currency.

Penulisannya dilakukan dengan menmpatkan nilai foreign currency

didepan dan unit domestic currency dibelakang.

Contoh: USD 0, 0000833/Rp; SGD 0, 001176/Rp

2.1.4 Faktor yang mempengaruhi nilai tukar

Aliran valuta asing yang besar dan cepat untuk memenuhi tuntuan

perdagangan, investasi, dan spekulai dari suatu tempat yang surplus ke tempat yang

deficit dapat terjadi karena adanya faktor – faktor atau kondisi yang berbeda sehingga

berpengaruh dan menimbulkan perbedaan kurs valas asing di masing - masing

tempat. Menurut Hamdy HAdy (2012:109) faktor yang menyebabkan mengapa kurs

berubah:

a. Supply dan demand foreign currency

b. Posisi Balance of Payment (BOP)

c. Tingkat income

Page 20: Proposal Skirpsi

20

d. Pengawasan pemerintah

e. Ekspektasi, spekulasi, dan rumor

2.1.5 Profit (Laba)

Setiap perusahaan umumnya ingin mendapatkan profit yang optimal, karena

dengan adanya profit maka menejemen akan dapat memprediksi apakah perusahaan

tersebut akan terus berjalan atau justru harus berhenti. Keberhasilan perusahaan dapat

dilihat dari tingkat laba yang diperoleh perusahaan itu sendiri karena tujuan utama

perusahaan pada umumnya adalah untuk memperoleh profit yang maksimum dan

laba merupakan faktor yang menentukan bagi kelangsungan hidup perusahaan itu

sendiri.

Mengenai pengertian profit itu sendiri, banyak orang yang memberikan

pendapat yang berbeda, seperti beberapa pengertian profit menurut para ekonom dan

sumber-sumber penelitian.

Commite on Terminology (Sofyan Syarif H., 2004) mendefinisikan laba

sebagai jumlah yang berasal dari pengurangan harga pokok produksi, biaya lain dan

kerugian dari penghasilan atau penghasilan operasional.

Page 21: Proposal Skirpsi

21

Menurut FASB (Financial Accounting Standards Board) statement

mengartikan laba (rugi) sebagai kelebihan penghasilan atas biaya selama satu periode

akutansi.

Menurut Stise Skousen (2009:240) laba adalah pengambilan investasi kepada

pemilik. Hal ini mengukur nilai yang dapat diberikan oleh entitas kepada investor dan

entitas masih memiliki kekayaan yang sama dengan porsi awalnya.

Menurut Suwardjono (2008:464) laba dimaknai sebagai imbalan atas upaya

perusahaan menghasilkan barang dan jasa. Ini berarti laba merupakan kelebihan

pendapatan diatas biaya (biaya total yang melekat dalam kegiatan produksi dan

penyerahan barang / jasa).

Menurut Soermarsono SR (2004:227) angka terakhir dalam laporan laba rugi

adalah laba bersih (net income). Jumlah ini merupakan kenaikan bersih terhadap

modal. Sebaliknya, apabila perusahaan menderita rugi, angka terakir dalam laporan

laba rugi adalah rugi bersih (net loss).

Jenis – Jenis Laba:

Menurut Soemarsono S.R (2002:74) jenis – jenis laba terdiri dari:

Page 22: Proposal Skirpsi

22

a. Laba bersih adalah selisih lebih pendapatan atau beban - beban dan

merupakan kenaikan bersih atas modal yang berasal dari kegiatan

usaha.

b. Laba bruto adalah selisih antara penjualn bersih dengan harga pokok

penjualan.

c. Laba usahan adalah jumlah akumulasi laba besih dari beban usaha atau

laba usaha adalah laba yang diperoleh semata-mata dari kegiatan

utama perusahaan.

d. Laba ditahan adalah jumlah akumulasi laba bersih dari sebuah

perseroan terbatas dikurangi distribusi laba yang dilakukan dan

menurus Soemarsono S.R (2002:76) faktor – faktor yang

mempengaruhi laba :

a. Biaya

Biaya yang timbul dari perolehan atau mengolah suatu produk atau

jasa akan mempengaruhi harga jual produk yang bersangkutan

b. Harga jual

Page 23: Proposal Skirpsi

23

Harga jual pokok atau jasa akan mempengaruhi besarnya volume

penjualan produk atau jasa yang besangkutan

c. Volume penjualan dan produksi

Besarnya volume penjualan berpengaruh terhadap volume produksi

produk atau jasa tersebut, selanjutnya volume produksi akan

mempengaruhi besar kecilnya biaya produksi.

2.1.6 Pengaruh fluktuasi nilai terhadap profit

Tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu faktor yang dapat mempengaruhi

laba secara jelas adalah nilai tukar. Hal tersebut dibuktikan dari banyak jurnal yang

mengangkat penelitian tersebut dan teori – teori yang menggabarkan keterkaitan

antara keduanya. Disamping itu hal ini disebabkan adanya transaksi perdagangan

internasional perusahaan dimana perusahaan menggunakan mata uang asing sebagai

alat pembayaran. Efek yang diberikan dari nilai tukar cukup kuat terasa apabila

pergerakan nilai tukar sedang melemah otomatis akan membuat laba meningkat dan

sebaliknya, selisih kurs translasi yang menyebabkan hal tersebut. Pada saat translasi

mata uang, terdapat selisih nilai antara mata uang domestik dengan mata uang asing.

Page 24: Proposal Skirpsi

24

Yang mana selisih tersebut yang menentukan apakah perusahaan mengalami surplus

atas defisit laba.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Imam Agus Setiyantoro (2011) dalam

sekripsinya yang berjudul “Pengaruh tingkat inflasi, suku bunga SBI, nilai tukar

rupiah, dan ukuran perusahaan terhadap laba perusahaan pertambangan” memiliki

kesimpulan bahwa nilai tukar rupiah berpengaruh terhadap laba perusahaan, baik

secara parsial maupun simultan. Fluktuasi kurs merupakan pergerakan nilai tukar,

dalam penelitian tersebut nilai tukar sangat berpengaruh berarti fluktiasi kurs juga

sangat berpengaruh karena fluktuasi adalah pergerakan dari nilai tukar itu sendiri.

Dan menurut Baggs, Beaulieu, and Fung (2008:23) yang menyatakan bahwa

dalam pembahasaan yang dilakukan, ditemukan hubungan yang signifikan bahwa

nilai tukar mempengaruhi profit. Contoh kasus yang dapat dijadikan referensi adalah

perusahaan berbasis global yaitu McDonald Corp. yang merasakan pukulan bagi

profitnya diakibatkan oleh adanya perubahan nilai tukar (www.cbsnews.com).

Selain kasus McDonald Corp. terdapat pula beberapa perusahaan yang

merasakan pengaruh nilai tukar yang berfluktuasi yang mengakibatkan perubahan

Page 25: Proposal Skirpsi

25

profit yaitu Cocacola, Pepsi, Revlon dan Nestle (www.cbsnews.com) .hal ini dapat

menambah acuan bahwa memang terjadi hubungan dan juga terdapat pengaruh antara

nilai tukar dan profit.

Selain beberapa penelitian yang menyatakan terdapat pengaruh antara nilai

tukar dan profit, adapun penelitian yang menyatakan sebaliknya. Seperti yang dikutip

yaitu:

a. Menurut Saghil Ahmed (2009) yang menyatakan bahwa “tidak terlalu

banyak menelitian yang menyatakan bahwa nilai tukar dapat

mempengaruhi profit”.

b. Menurut Ben. U.O dan Godwin. A. (2010) bahwa “dalam kenyataan

studi tidak terdapat pengaruh penting antara nilai tukar dengan profit”.

c. Diungkapkan oleh Baldwin dan Lyons (2005:17) yaitu “berapapun

perubahan nilai tukar atau pergerakannya tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap profit”.

Dari beberapa sumber yang menyatakan dukungan dan kontra tersebut,

penulis memiliki pemahaman dan pemikiran yang sama dengan penelitian yang

Page 26: Proposal Skirpsi

26

mengatakan bahwa nilai tukar memiliki pengaruh terhadap profit. Hal ini dikarenakan

penulis memiliki objek penelitian yang merupakan perusahaan yang berbeda.

Selain itu penulis melihat perbedaan pendapat yang terjadi dikarenakan

memang dari segi hal yang di teliti penulis memiliki penelitian yang berbeda dengan

para pakar. Disisi lain terdapat kemungkinan bahwa penelitian yang mereka lakukan

bukan merupakan penelitian tentang suatu perusahaan melainkan lebih kepada suatu

Negara. Untuk itu pendapat pendukung dan kontradiksi tidak menjadi permasalahan.

2.1.7 Hasil penelitian yang relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Putri Nataya Harahap (2013) dalam

skripsinya yang berjudul “ Analisis pengaruh kurs Dollar terhadap pendapatan

perusahaan pelayaran Niaga (Studi kasus : PT. Burung Laut periode 1997 – 2002)”

menunjukan pengaruh positif antara fluktuasi kurs dollar AS dengan terhadap

pendapatan, yang nantinya juga pasti berkaitan dengan laba perusahaan. Penelitian ini

mengindikasikan bahwa semakin kuat / tinggi nilai tukar rupiah terhadap dollar

Amerika maka pendapatan perusahaan akan semakin menurun. Dan hal tersebut dapat

berdampak pada laba (profit) yang menurun.

Page 27: Proposal Skirpsi

27

Dan penelitian yang dilakukan oleh Imam Agus Setiantoro (2011) dalam

skripsinya yang berjudul “Pengaruh tingkat inflasi, suku bunga SBI, nilai tukar

rupiah, dan ukuran perusahaan terhadap laba perusahaan pertambangan” memiliki

kesimpulan bahwa secara simultan dan parsial nilai tukar rupiah berpengaruh

terhadap laba perusahaan.

2.2 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan telaah pustaka yang telah di uraikan sebelumnya maka akan

diuji apakah fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat akan

berpengaruh pada laba perusahaan dalah hal ini PT. Antam Tbk.

Page 28: Proposal Skirpsi

28

Gambar 2.1

Kerangka pemikiran

Pengaruh Fluktuasi nilai tukar terhadap profit

PT. Antam Tbk.

Visi

Menjadi

korporasi global

berbasis

pertambangan

dengan

pertumbuhan

sehat dan standar

kelas dunia”.

Misi

Menghasilkan produk-produk berkualitas tinggi

yaitu nikel, emas dan material lain, dengan

mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja

serta memperhatikan kelestarian lingkungan,

beroperasi secara efisien (berbiaya rendah),

memaksimalkan shareholders dan stakeholders

value, meningkatkan kesejahteraan karyawan,

berpartisipasi didalam upaya mensejahterakan

Tujuan

1. Menciptakan nilai

pemegang saham.

2. Menurunkan biaya

produksi

3. Peningkatan revenue

Sasaran

1. Investor

Asing

2. Konsumen

Dalam

Negeri

Faktor Lingkungan

Global

Kondisi Dalam Negeri

- Nilai Tukar

- Harga Emas Dunia

- Faktor Keamanan

- Permintaan Eksport

- Investor Asing

- Inflasi

- Kecelakaan kerja

- Kebijakan Pemerintah

- Permintaan Emas

Kebijakan Perusahaan

Penetapan Harga

Laba Perusahaan

Page 29: Proposal Skirpsi

29

2.3 Hipotesis

Hipotesis merupakan pernyataan tentang sesuatu atau nilai suatu parameter

yang untuk sementara waktu diangkap benar atau dengan kata lain hipotesis

merupakan jawaban terhadap pertanyaan yang dikemukakan didalam perumusan

masalah. Jadi hipotesis adalah kesimpulan sementara yang diambil, kesimpulan dapat

benar atau salah. Hipotesis diambil berdasarkan teori - teori yang ada, yang

mengatakan bahwa apa yang diteliti memang berhubungan. Berikut teori – teori yang

penulis kumpulkan sebagai landasan hipotesis:

Teori tentang hubungan antara fluktuasi kurs dan profit melalui penelitian

yang dilakukan oleh Imam Agus Setiantoro(2011) dalamnya yang berjudul “

Pengaruh tingkat inflasi, suku bunga SBI, nilai tukar rupiah, dan ukuran perusahaan

terhadap laba perusahaan pertambangan” memiliki kesimpulan bahwa nilai tukar

rupiah berpengaruh terhadap laba perusahaan , baik secara parsial maupun simultan.

Fluktuasi kurs merupakan pergerakan nilai tukar dalam penelitian tersebut nilai tukar

sangat berpengaruh berarti fluktuasi kurs juga sangat berpengaruh karena fluktuasi

adalah pergerakan dari nilai tukar itu sendiri .

Page 30: Proposal Skirpsi

30

Dan mengutip pernyataan Requena and Walker (2005:231) bahwa dalam

hasil penelitian yang dilakukan dinyatakan penerimaan profit disesuaikan atau

dipengaruhi oleh fluktuasi nilai kurs.

Selain itu menurut Beggs, Beaulieu, and Fung (2008:23) yang menyatakan

bahwa dalam pembahasan yang dilakukan, ditemukan hubungan yang signifikan

bahwa nilai tukar mempengaruhi nilai profit.

Hipotesis

Berdasarkan teori tersebut diatas maka hipotesis penelitian ini diduga ada

pengaruh antara fluktuasi kurs terhadap profit:

Ho: β = 0: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara fluktuasi nilai tukar

terhadap profit PT. Antam Tbk.

Ha: β ≠ 0: Terdapat pengaruh yang signifikan antara fluktuasi nilai tukar terhadap

profit PT. Antam Tbk.

Page 31: Proposal Skirpsi

31

BAB III

METODOLOGI PENELIATIAN

3.1 Kategori Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif, yaitu penelitian

tentang data yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam bentuk angka-angka,

meskipun juga berupa data kualitatif sebagai pendukungnya, seperti kata-kata atau

kalimat yang dikutip dari sebuah jurnal, artikel, dan buku-buku. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui apakah ada korelasi (hubungan) antara variable X dan Y

yaitu pengaruh antara fluktuasi nilai tukar terhadap profit PT. Antam Tbk. dan dalam

pengolahannya dan pengujiannya menggunakan alat SPSS versi 17.0.

3.2 Desain Penelitian

3.2.1 Objek Penelitian

Objek yang dijadikan penelitian ini adalah untuk mengukur pengaruh

fluktiasi nilai tukar dollar AS terhadap kemungkinan perolehan profit perusahaan

komoditi pertambangan yang melakukan ekspor, dan intinya berpengaruh dengan

Page 32: Proposal Skirpsi

32

adanya fluktuasi nilai tukar sehingga memberikan efek terhada profit. Penulis

melakuakn penelitian melalui PT. Antam Tbk. Alasan penulis memilih perusahaan

tersebut dikarenakan dari perusahaan sejenis yang bersifat terbuka, PT. Antam Tbk.

memiliki laporan keuangan yang jelas, lengkap, dan mudah dianalisi. Di sisi lain

kondisi PT. Antam Tbk. relative stabil, sehingga penulis lebih mudah dalam

pengambilan data.

3.2.2 Sampel

Sampel penelitian ini adalah PT. Antam Tbk. yang merupakan perusahaan

yang bergerak dalam komoditi pertambangan. Perusahaan tersebut dipilih karena

perusahaan tersebut memiliki laporan keuangan selama periode 2004 – 2013 yang

lengkap dan merupakan perusahaan yang sesuai dengan pembahasan yang

diinginkan. Perusahaan ini diangkap tepat karena informasi mengenai nilai tukar dan

profit diberitahukan secara jelas dalam laporan keuangannya.

3.2.3 Operasionalisasi Variabel

a. Variabel terikat (Dependent Variable)

Page 33: Proposal Skirpsi

33

Variabel terikat (Dependent variable) dalam penelitian ini adalah

profit dalam hal ini net profit PT Antam Tbk. selama periode 2004 –

2013. Data variable net profit diukur dengan satuan unit jutaan Rupiah

yang dinotasikan dengan Y.

b. Variabel Bebas ( Independent Variable )

Variabel Bebas ( Independent Variable ) dalam penelitian ini adalah

fluktuasi nilai tukar yaitu nilai tukar yang ditetapkan oleh PT. Timah

Tbk. dalam kegiatan ekspornya selama periode 2007 – 2011 yang

dimana nilai tukar tersebut dinotasikan dalam bentuk Rupiah. Dalam

hal ini kondisi nilai tukar yang ditetapkan oleh PT. Antam Tbk. dapat

berubah naik maupun turun.

Keterangan :

X = Nilai tukar

Y = Profit (net profit)

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data

Page 34: Proposal Skirpsi

34

Data dalam penelitian ini diperoleh dengan melakukan dtudi literature

dengan memakai data sekunder yang berupa data runtutan waktu (time series) tahun

2004 hingga tahun 2013. Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, penulis

menggunakan metode dokumentasi, dimana metode ini adalah salah satu cara untuk

memperoleh data sekunder yang dilakukan dengan jalan mengambil data yang

diterbitkan dan dipublikasikan dari instansi atau lembaga yang terkait dengan

penelitain ini melalui website resmi PT. Antam Tbk. (www.antam.com ) .

Data pokok pengamatan adalah nilai tukar yang menjadi acuan perusahaan

dan net profit. Dan juga ditunjang dengan data laporan keuangan yang diperoleh dari

Bursa Efek Indonesia dengan situs resminya ( www.idx.com ) yang penulis akses di

Indonesia Capital Market Electronic Library (Icamel) guna melengkapo laporan

keuangan perusahaan. Selain itu pengumpulan data dan informasi juga dilakukan

dengan cara mengambil dari internet, artikel, jurnal dan mempelajari buku – puku

pustaka yang menunjgan proses penelitian ini .

3.2.5 Teknik Pengolahan Data

Page 35: Proposal Skirpsi

35

Data penelitian penulis dari situs resmi PT. Antam Tbk. ( www.antam.com )

dan situs resmi Bursa Efek Jakarta yaitu ( www.idx.com ) dimana penulis melakukan

pengambilan data langusng pada Indonesian Capital Market Elecctronic Library

(Icamel) dalam bentuk laporan keuangan yang bersifat tahunan yaitu periode 2004 -

2013. Langkah – langkah yang penulis lakukan dalam menganalisis data yaitu :

a. Editing

Sebelum data diolah, data tersebut diedit terlebih dahulu. Dengan kata

lainm data atau keterangan yang telah dikumpulkan perlu dibaca

sekali lagi dan diperbaiki jika masih terdapat hal – hal yang salah atau

masih meragukan .

b. Entry Data

Entry Data dilakukan setalah data diperiksa dan diperbaiki untuk

memastikan tidak ada data yang hilang, kemudian dimasukan ke

dalam database untuk dianalisis.

c. Tabulating

Page 36: Proposal Skirpsi

36

Tabulating adalah memasukkan data ke dalam table – table. Dan

mengatur angka – angka sehingga dalam dihitung jumlah kasus dalam

berbagai kategori. Penulis menggunakan alat SPSS versi 17.0 dalam

menguji penelitian ini, karena penulis ingin mengetahui berapa besar

pengaruh dan tingkat signifikan antara variable X dan Y.

Dengan alat SPSS, penulis mencoba membaca pengaruh yang ditimbulkan

dari fluktuasi nilai tukar terhadap profit melalui hasil yang nantinya akan ditunjukkan

dalam uji korelasi. Hasil akhir dari pengujian menggunakan SPSS tersebut, korelasi

nya terletak pada nilai koefisien korelasi yang ditunjukkan. Menurut Sugiyono

(2009) pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut :

0,00 – 0,100 = sangat rendah

0,20 – 0,399 = rendah

0,40 – 0,599 = sedang

0,60 – 0,799 = kuat

0,80 – 1,000 = sangat kuat

( ) ( )∑ ∑∑∑

∑ ∑∑

−−

=

2222yynxxn

yxxynr

Page 37: Proposal Skirpsi

37

3.2.6 Teknik Pengujian Hipotesis

Untuk melihat pengaruh yang diakibatkan fluktuasi nilai tukar terhadap

profit, maka dipergunaan dengan alat regresi dengan :

Y = a + bX + e

dimana :

Y= profit (net profit)

X= nilai tukar

a = konstanta

b = koefisien regresi masing – masing variable

e = variable penggangu

a. Uji Statistik

Uji statistik digunakan untuk mengetahui apakah variable fluktuasi nilai

tukar mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap profit. Uji statistik yang

digunakan adalah Uji t, Uji F, dan koefisien determinasi ( r2 ).

1. Uji tf

Page 38: Proposal Skirpsi

38

Uji t digunakan untuk menguji dan mengetahui pengaruh variable bebas secara

parsial terhadap variable terikat, yaitu pengaruh dari variable independen yang

berarti fluktuasi nilai tukar terhadap profit yang merupakan variable independenya.

Seperti hal nya dengan uji hipotesis secara simultan, pengambilan keputusan uji

hipotesis secara parsial juga didasarkan pada nilai probabilitas yang didapatkan dari

hasil pengolahan data melalui SPSS Statistik Parametik (Santoso 2004:168) sebagai

berikut :

a. Jika probabilitas > 0,05 maka Ho di terima

b. Jika probabilitas < 0,05 maka Ho di tolak

pada uji t, nilai probabilitas dapat dilihat pada hasil pengolahan dari program SPSS

pada table coefficient kolom sig atau significance.

2. Uji F

Kebalikan dari Uji t, Uji F digunakan untuk menguji apakah variable bebas

berpengaruh secara simultan terhadap variabel terikat. Menurut Ghazali (2007:88) uji

statistik F pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel independen yang

dimasukan dalama model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap

Page 39: Proposal Skirpsi

39

variabel dependen. Pengambilan keputusan didasarkan pada nilai probabilitas yang

didapatkan dari hasil pengolahan data melalui program SPSS Statistik Parametik

(Santoso 2004:168) sebagai berikut :

a. Jika probabilitas > 0,05 maka Ho di terima

b. Jika probabilitas < 0,05 maka Ho di tolak

Nilai probabilitas dari uji F dapat dilihat pada hasil pengolahan dari program SPSS

pada tabel ANOVA kolom sig atau significance.

3. Koefisien Determinasi ( R2 )

Menurut Ghazali (2007:87) koefisien determinasi ( R2 ) pada intinya

mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel

dependen. Nilai koefisien determinasi adalah nol dan satu. Nilai (R2) yang kecil

berarti kemampuan variabel – variabel dalam menjelaskan variasi – variasi

independen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel – variabel

independen memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi

variasi variabel indepanden. Secara umum koefisien determinasi untuk data silang

(cross section) relative rendah karena adanya variasi yang besar antara masing –

Page 40: Proposal Skirpsi

40

masing pengamatan, sedangkan untuk data runtutan waktu ( time series ) biasnya

memiliki nilai koefisien determinasi yang tinggi.

Kelemahan mendasar menggunakan koefisien determinasi adalah bias

terhadap jumlah variabel independen yang dimasukan ke dalam model. Setiap

tambahan variabel independen, maka ( R2 ) pasti meningkat tidak peduli apakah

variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Oleh

karena itu banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan adjusted ( R2 ) pada

saat mengevaluasi mana model regresi terbaik. Nilai adjusted ( R2 ) dapat naik atau

turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model.

Dalam penelitian ini menggunakan regresi linier sederhana maka variabel

independen yaitu fluktuasi nilai tukar secara parsial mempengaruhi dan secara

simultan mempengaruhi variabel dependent yaitu profit yang dinyatakan dengan (R2)

untuk menyatakan pengaruh tersebut. Sedangkan ( R2 ) untuk menyatakan koefisien

determinasi parsial variabel independen terhadap variabel independen. Angka R

square didapat dari pengolahan data melalui SPSS yang bias dilihat pada table model

summary kolom R square.

Page 41: Proposal Skirpsi

41

DAFTAR PUSTAKA

Bags, J., Beaulieu, Fung. (2008). The Impact of Real Exchange Rate

Movements on Service Sector. Journal of economic, Financial, and Administration

Service. Volume X. hal :22

Unit Khusus Museum Bank Indonesia . Sejarah Bank Indonesia di Bidang

Moneter Periode 1997-1999. http://www.bi.go.id . Diakses 20 Agustus 2014

Silvente, F.R. and Walker,J. (2005). The Impact of Exchange Rate

Fluctuation on Profit Margin: UK Car Market 1971-2002. Journal of Applied

Economic. Volume X.Hal 231

Biggs,T. (2011). Impact of Exchange Rate Fluctuation on Economic of

Mozambique. Journal of USAID Financing. Volume XXX. Hal : 45-46

Hady, Hamdy. (2012). Manajemen Keuangan Internasional. Edisi Ketiga.

Jakarta : Mitra Wacana Media

Herliawati, Erna. (2004). Jurnal Indonesia Membangun. Volume 1. Hal: 8

Puspopranoto,S. (2004). Keuangan Perbankan dan Pasar Keuangan. Jakarta

LP3ES.

Beam,F.A. (2003). Akutansi Keuangan Lanjutan Jilid 1. Edisi Kedelapan .

Jakarta : Salemba Empat

Page 42: Proposal Skirpsi

42

Santosa, A.B. (2003). Analisa Faktor – factor yang Mempengaruhi Nilai

Tukar Rupiah Terhadap Dollar AS. Jurnal Bisnis dan Ekonomi. Volume 10 Hal:116

Michael, N.B. (2011). An Impact Analysis of Foreign Exchange Rate

Volatility on Nigeria’s Export Performance. European Journal of Economic,

Financial, and Administration Service. Volume 37.hal:48

Alam,R. (2010). The link Between Real Exchange Rate and Export Earning.

International Review of Business Research Paper. Volume 6.

Wang,K.L. and Barret,C.B. (2007). Estimating the Efffect of Exchange

Rate Volatility on Exports Volumes. Journal of economic, Financial, and

Administration Service. Volume 11.hal:23

Ahmed,S. (2009). Are export Sensitive to Changes in the Exchange Rate.

International finance Discusions Paper.

Keputusan Bank Indonesia UU No. 3 Thun 2004 pasal 7 tentang Bank

Indonesia

www.idx.co.id

Suwardjo, S. (2009). Akutansi Keuangan Edisi Keenam Belas. Jakarta

Salemba: Empat

Soemarsono,S.R. (2004). Akutansi Suatu Pengantar Buku 1. Edisi Kelima.

Jakarta: Salema Empat