Top Banner
PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK ORIENTASI REALITA OLEH : KELOMPOK 7 KELAS 6A 1. Agus Prasetyo 12.321.003 2. Davi Ardianto 12.321.013 3. Faizah Minarni 12.321.023 4. Ika Yunita Sari 12.321.030 5. Iqbal Lathuf P. 12.321.032 6. Novita Pristyawati 12.321.043 7. Zainul Hasandityas 12.321.059 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA
33

Proposal Realita

Apr 10, 2016

Download

Documents

Davi D-Self

TAK JIWA
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Proposal Realita

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK ORIENTASI REALITA

OLEH :

KELOMPOK 7

KELAS 6A

1. Agus Prasetyo 12.321.003

2. Davi Ardianto 12.321.013

3. Faizah Minarni 12.321.023

4. Ika Yunita Sari 12.321.030

5. Iqbal Lathuf P. 12.321.032

6. Novita Pristyawati 12.321.043

7. Zainul Hasandityas 12.321.059

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG

2015

Page 2: Proposal Realita

Lembar pengesahan

Proposal ini dibuat dan mengambil kasus dari ruang “…” di RS…..

pada saat praktek Kesehatan jiwa keperawatan untuk melakukan TAK (terapi

aktivitas kelompok)

Jombang, 04 Mei 2014

Mengetahui

CI ruang “……” Pembimbing

keperawatan

RS….. STIKES ICME

Jombang

Page 3: Proposal Realita

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat serta hidayah kepada kita semua, sehingga berkat

Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan proposal tentang ”Terapi

Aktivitas Kelompok Orientasi Realita” untuk memenuhi tugas

Keperawatan Jiwa.

Makalah ini disusun dengan harapan agar tiap mahasiswa mampu

berfikir kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi masalah-masalah

yang timbul di tengah masyarakat dan bisa berpartisipasi secara aktif.

Dalam penyusunan makalah ini kami tidak luput dari berbagai pihak yang

terkait. Oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada:

1) Ketua STIKES ICME JOMBANG Dr. H. M. Zainul Arifin, Drs.

M.Kes.

2) KaProdi S1 Keperawatan Muarrofah, S.Kep.,Ns.M.Kes

3) Dosen pembimbing mata kuliah Keperawatan Jiwa, Asrina

Pitayanti, S.Kep,Ns.,M.Kes

4) Teman – teman sekelas kami yang telah membantu dan mendukung

kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan

tepat waktu.

Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, kami mengharapkan

saran dan kritik dari pembaca yang bersifat membangun sehingga kami

dapat menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi

kehidupan dan dalam proses belajar.

Jombang, 18 Mei 2015

Penyusun

Page 4: Proposal Realita

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia sebagai mahluk social yang hidup berkelompok

dimana satu dengan yang lainnya saling berhubungan untuk memenuhi

kebutuhan social. Kebutuhan social yang dimaksud antara lain : rasa

menjadi milik orang lain atau keluarga, kebutuhan pengakuan orang

lain, kebutuhan penghargaan orang lain dan kebutuhan pernytaan diri.

Secara individu selalu berada dalam kelompok, sebagai contoh

individu berada dalam satu keluarga. Dengan demikian ada dasarnya

individu memerlukan hubungan timbal balik, hal ini bisa melalaui

kelompok.

Penggunaan kelompok dalam praktek keperawatan jiwa

memberikan dampak positif dalam upaya pencegahan dalam

upaya pencegahan, pengobatan atau terapi serta pemulihan kesehatan

seseorang. Meningkatnya penggunaan kelompok terapeutik, modalitas

merupakan bagian dan memberikan hasil yang positif terhadap

perubahan perilaku pasien/klien, dan meningkatkan perilaku adaptif dan

mengurangi perilaku maladaptive.

Beberapa keuntungan yang diperoleh individu atau klien

melalui terapi aktivitas kelompok melalui dukungan (support),

pendidikan meningkatkan pemecahan masalah, meningkatkan hubungan

internasional dan juga meningkatkan uji realitas (reality testing) pada

klien dengan gangguan orientasi realitas.

Terapi aktifitas kelompok sering digunakan dalam praktek

kesehatan jiwa, bahkan dewasa ini terapi aktivitas kelompok merupakan

hal yang penting dari keterampilan terapeutik dalam keperawatan.

Terapi kelompok telah diterima profesi kesehatan.

Page 5: Proposal Realita

Pimpinan kelompok dapat menggunakan keunikan individu

untuk mendorong anggota kelompok untuk mengungkapkan masalah

dan mendapatkan bantuan penyelesaian masalahnya dari kelompok,

perawat juga adaptif menilai respon klien selama berada dalam

kelompok.

Klien dengan gangguan jiwa sikotik, mengalami penurunan

daya nilai realitas (reality testing ability). Klien tidak lagi mengenali

tempat, waktu, dan orang-orang di sekitarnya. Hal ini dapat

mengakibatkan klien merasa asing dan menjadi pencetus terjadinya

ansietas pada klien. Untuk menanggulangi kendala ini, maka perlu ada

aktivitas yang memberi stimulus secara konsisten kepada klien tentang

realitas di sekitarnya. Stimulus tersebut meliputi stimulus tentang

realitas lingkungan, yaitu diri sendiri, orang lain, waktu, dan tempat.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa Pengertian Terapi Aktivitas Kelompok Orientasi Realita?

1.2.2 Apa Tujuan Terapi Aktivitas Kelompok Orientasi Realita?

1.2.3 Bagaimana Masalah Keperawatan/ Sasarannya?

1.2.4 Bagaimana Aktivitas dan indikasi TAK orientasi realitas?

1.2.5 Bagaimana Penilaian Pada Kegiatan Terapi Aktivitas Kelompok

Orientasi Realita ?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Mahasiswa mampu mempraktekkan dan memahami terapi aktivitas

kelompok orientasi realita pada pasien gangguan jiwa.

1.3.2 Tujuan Khusus

1) Memahami Pengertian Terapi Aktivitas Kelompok Orientasi Realita

2) Memahami Tujuan Terapi Aktivitas Kelompok Orientasi Realita

3) Mengetahui Masalah Keperawatan/ Sasarannya

Page 6: Proposal Realita

4) Mengerti Aktivitas dan indikasi TAK orientasi realitas

5) Mengerti Cara Penilaian Pada Kegiatan Terapi Aktivitas Kelompok

Orientasi Realita.

1.4 Manfaat

1) Bagi Penulis

Diharapkan makalah ini dapat meningkatkan pengetahuan dan

wawasan kepada mahasiwa mengenai konsep terapi aktivitas

kelompok dengan orientasi realita agar saat praktika nanti bisa

mengaplikasikan dalam asuhan keperawatan dengan baik.

2) Bagi Pembaca

Diharapkan agar pembaca dapat mengetahui tentang konsep terapi

aktivitas kelompok dengan orientasi realita lebih dalam sehingga dapat

mencegah serta mengantisipasi diri.

Page 7: Proposal Realita

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Terapi Aktivitas Kelompok Orientasi Realita

Gangguan orientasi realitas adalah ketidakmampuan

membedakan lamunan dan kenyataan sehingga muncul perilaku yang

sukar dimengerti dan menakutkan.

Kelompok adalah kumpulan individu yang memiliki hubungan

satu dengan yang lain, saling bergantungan dan mempunyai norma yang

sama (struart & laraia, 2001).

Terapi Aktivitas Kelompok ( TAK ) Orientasi Realitas adalah

upaya untuk mengorientasikan keadaan nyata kepada klien, yaitu diri

sendiri, orang lain, lingkungan/tempat, dan waktu.

Klien dengan gangguan jiwa psikotik mengalami penururnan

daya nilai realitas (reality testing ability). Klien tidak lagi mengenali

tempat, waktu, dan orang-orang di sekitarnya. Hal ini dapat

mengakibatkan klien merasa asing dan mendi pencetus terjadinya

ansietas pada klien. Untuk menanggulangi kendala ini, maka perlu ada

aktivitas yang memberi stimulus secara konsisten kepada klien tentang

realitas disekitarnya. Stimulus tersebut meliputi stimulus tentang realitas

lingkungan, yaitu diri sendiri, orang lain, waktu, dan tempat.

2.2 Tujuan Terapi Aktivitas Kelompok Orientasi Realita

Tujuan dari pelaksanaan TAK Orientasi Realita yaitu :

2.2.1 Tujuan Umum

Klien mampu mengenali orang, tempat dan waktu sesuai kenyataan.

2.2.2 Tujuan Khusus

a. Klien mampu mengenal tempat ia berada dan pernah berada.

b. Klien mengenal waktu dengan tepat

c. Klien dapat mengenal diri sendiri dan orang-orang di sekitarnya

dengan tepat

Page 8: Proposal Realita

2.3 Aktivitas dan Indikasi TAK Orientasi Realitas

Aktivitas TAK orientasi realitas, dimana aktivitas yang

dilakukan tiga sesi berupa aktivitas pengenalan orang, tempat, dan

waktu. Klien yang mempunyai indikasi TAK orientasi realitas adalah

klien halusinasi, dimensia, kebingungan, tidak kenal dirinya, salah

mengenal orang lain, tempat dan waktu (Keliat dan Akemat, 2005).

2.3.1 Settingan tempat

: Leader : coleader : peserta : observer

: fasilitator ::operator

2.3.2 PERAN DAN FUNGSI TERAPIS 

1. Leader 

Tugas :

Memimpin jalannya terapi aktifitas kelompok.

Merencanakan, mengontrol, dan mengatur jalannya terapi.

Menyampaikan materi sesuai tujuan TAK.

Menyampaikan Tata tertib TAK

Memimpin diskusi kelompok.

Menutup acara diskusi.

Page 9: Proposal Realita

2. Co Leader 

Tugas : 

Membuka acara

Mendampingi Leader

Mengambil alih posisi Leader jika Leader blocking

Menyerahkan kembali posisi kepada leader

3. Fasilitator 

Tugas : 

Ikut serta dalam kegiatan kelompok

Memberikan stimulus dan motivator pada anggota kelompok

untuk aktif mengikuti jalannya terapi.

4. Observer

Tugas :

Mencatat serta mengamati respon klien (dicatat pada format yang

tersedia)

Mengawasi jalannya aktivitas kelompok dari mulai persiapan,

proses, hingga penutupan.

5. Operator

Tugas :

Mengatur alur permainan (Menghidupkan dan mematikan

musik)

Timer (Mengatur waktu).

2.3.3 PEMBAGIAN TUGAS TERAPIS

a. Leader : Ika Yunita Sari

b. Coleader : Iqbal Lathuf P.

c. Operator : Faizah Minarni

d. Fasilitator :1. Agus Prasetyo 2. Zainul Hasandityas

e. Observer :1. Davi Ardianto 2. Novita Pristyawati

Page 10: Proposal Realita

2.4 Cara Penilaian pada Kegiatan Terapi Aktivitas Kelompok Orientasi

Realita

Sesi 1 Pengenalan Orang

1. Tujuan

1) Klien mampu mengenal nama-nama perawat.

2) Klien mampu mengenal nama-nama klien lain.

2. Setting

1) Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.

2) Ruangan nyaman dan tenang

3. Persiapan alat

1) Spidol

2) Papan nama sejumlah klien dan perawat yang ikut TAK

3) Bola tenis

4) Tape recorder

5) Kaset lagu

4. Metode

1) Dinamika kelompok

2) Diskusi dan tanya jawab

Page 11: Proposal Realita

5. Langkah Kegiatan

1) Persiapan

a. Memilih klien sesuai dengan indikasi

b. Membuat kontrak dengan klien

c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2) Orientasi

a. Salam terapeutik

Salam dari terapis kepada klien.

b. Evaluasi/validasi

Menanyakan perasaan klien saat ini.

c. Kontrak

a) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengenal orang

b) Terapis menjelaskan aturan main berikut.

Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus

minta izin kepada terapis.

Lama kegiatan 45 menit.

Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.

3) Tahap Kerja

a. Terapis membagikan papan nama untuk masing-masing klien.

b. Terapis meminta masing-masing klien menyebutkan nama

lengkap, nama panggilan, dan asal.

c. Terapis meminta masing-masing klien menuliskan nama

panggilan di papan nama yang dibagikan

d. Terapis meminta masing-masing klien memperkanalkan diri

secara berurutan, searah jarum jam dimulai dari terapis,

meliputi : nama lengkap, nama panggilan, asal, dan hobi.

e. Terapis menjelaskan langkah berikutnya: tape recorder akan

dinyalakan, saat music terdengar bola tenis dipindahkan dari

satu klien ke klien lain. Saat music dihentikan, klien yang

sedang memegang bola tenis menyebutkan nama lengkap,

Page 12: Proposal Realita

nama panggila, asal, dan hobi dari klien yang lain (minimal

nama panggilan)

f. Terapis memutar tape recorder dan menghentikan. Saat music

berhenti klien yang sedang memegang bola tenis menyebutkan

nama lengkap, nama panggilan, aasal, dan hobi klien yang lain.

g. Ulangi langkah f sampai semua klien mendapatkan giliran.

h. Terapis memberikan pujian untuk setiap keberhasilan klien

dengan mengajak klien lain bertepuk tangan.

4) Tahap Terminasi

a. Evaluasi

a) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK

b) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.

b. Tindak lanjut

Terapis menganjurkan klien menyapa orang lain sesuai dengan

nama panggilan.

c. Kontrak yang akan dating

a) Terapis membuat kontrak untuk TAK yang akan datang,

yaitu “Mengenal Tempat”.

b) Menyepakati waktu dan tempat.

6. Evaluasi dan Dokumentasi

1) Evaluasi

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada

tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai

dengan tujuan TAK. Untuk TAK orientasi realitas orang,

kemampuan klien yang diharapkan adalah dapat menyebutkan

nama, panggilan, asal, dan hobi klien lain. Formulir evaluasi

sebagai berikut.

Page 13: Proposal Realita

Sesi 1 : TAK

Orientasi realitas orang

Kemampuan mengenal orang lain

No. Aspek yang dinilaiNama Klien

1. Menyebutkan nama klien lain

2. Menyebutkan nama panggilan klien lain

3. Menyebutkan asal klien lain

4. Menyebutkan hobi klien lain

Petunjuk:

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama

klien.

2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien

mengetahui nama, panggilan asal, dan hobi klien lain. Beri tanda

(√) jika klien mampu dan tanda (x) jika klien tidak mampu.

2) Dokumentasi

Dokumentasikan pada catatan proses keperawatan tiap klien.

Contoh : klien mengikuti TAK orientasi realitas orang. Klien

mampu menyebutkan nama, nama panggilan, asal, dan hobi klien

lain di sebelahnya. Anjurkan klien mengenal klien lain di ruangan.

Page 14: Proposal Realita

Sesi 2: Pengenalan Tempat

1. Tujuan

a. Klien mampu mengenal nama rumah sakit

b. Klien mampu mengenal nama ruangan tempat dirawat

c. Klien mampu mengenal kamar tidur

d. Klien mampu mengenal tempat tidur

e. Klien mampu mengenal ruan perawata, ruang istirahat, ruang

makan, kamar mandi, dan WC

2. Setting

a. Terapis dan klien duduk bersama dalam limgkaran

b. Ruangan tempat perawatan klien

3. Alat

a. Tape recorder

b. Kaset lagu “dangdut

c. Bola tenis

4. Metode

a. Diskusi kelompok

b. Orientasi lapangan

5. Langkah Kegiatan

1) Persiapan

a. Membuat kontrak dengan klien

b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2) Orientasi

a. Salam terapeutik

a) Salam dari terapis kepada klien

b) Terapis dank lien memakai papan nama

b. Evaluasi/ validasi

a) Menanyakan perasan klien saat ini

b) Menanyakan apakah klien masih mengingat nama-nama klien

yang lain

Page 15: Proposal Realita

c. Kontrak

a) Terapis menggunakan tujuan kegiatan,yaitu mengenal tempat

yang biasa dilihat.

b) Terapis menjelaskan aturan main berikut.

Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus

minta izin kepada terapis.

Lama kegiatan 45 menit.

Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai

3) Tahap Kerja

a. Terapis menanyakan kepada klien nama rumah sakit, nama

ruangan; klien diberi kesempatan menjawab. Beri pujian pada

klien yang mampu menjawab dengan tepat.

b. Terapis menjelaskan dengan menyalakan lagu dangdut, sedangkan

bola tennis diedarkan satu persatu ke peserta yang lain searah

jarum jam. Pada saat lagu berhenti, klien yang sedang memegang

bola tennis akan diminta menyebutkan nama rumah sakit dan nama

ruangan tempat klien dirawat.

c. Terapis menyalakan menghentikan lagu, dan meminta klien

memegang bola tennis untuk menyebutkan nama ruangan dan

nama rumah sakit. Kegiatan ini diulang sampai semua peserta

mendapat giliran.

d. Terapis memberikan pujian saat klien telah menyebutkan dengan

benar.

e. Trapis mengajak klien berkeliling serta menjelaskan nama dan

fungsi ruangan yang ada. Kantor perawat, kamar mandi, WC,

ruang istirahat, ruang TAK, dan ruangan lainnya.

4) Tahap Terminasi

a. Evaluasi

a) Terapis mennyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.

b) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.

Page 16: Proposal Realita

b. Tindak lanjut

a) Terapis menganjurkan klien untuk menghapal nama-nama

tempat.

c. Kontrak yang akan datang

a) Menyepakati kegiatan TAK yang akan datang, yaitu mengenal

waktu.

b) Menyepakati waktu dan tempat.

6. Evaluasi dan Dokumentasi

1) Evaluasi

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada

tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai

dengan tujuan TAK. Untuk TAK orientasi realitas tempat,

kemampuan klien yang diharapkan adalah mengenal tempat di

rumah sakit.

Sesi 2 : TAK

Orientasi realitas tempat

Kemampuan mengenal tempat di rumah sakit

No. Aspek yang dinilaiNama Klien

1. Menyebutkan nama rumah sakit

2. Menyebutkan nama ruangan

3. Menyebutkan letak kantor perawat

4. Menyebutkan letak kamar mandi dan WC

5. Menyebutkan letak kamar tidur

Page 17: Proposal Realita

Petunjuk:

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama

klien.

2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien

mengenal tempat-tempat di ruang rawat dan nama rumah sakit.

Beri tanda (√) jika klien mampu dan tanda (x) jika klien tidak

mampu.

2) Dokumentasi

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada

catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti

Sesi 2, TAK orientasi realitas tempat. Klien mampu menyebutkan

nama ruangan dan letak kamar ridur yang lain belum mampu.

Orientasikan klien dengan tempat-tempat di ruangan.

Page 18: Proposal Realita

Sesi 3 : Pengenalan Waktu

1. Tujuan

a. Klien dapat mengenal waktu dengan tepat

b. Klien dapat mengenal tanggal dengan tepat

c. Klien dapat mengenal hari dengan tepat

d. Klien dapat mengenal tahun dengan tepat

2. Setting

a. Terapis dank lien duduk bersama dalam lingkaran.

b. Klien berada di ruangan yang ada kalender dan jam dinding.

3. Alat

a. Kalender

b. Jam dinding

c. Tape recorder

d. Kaset lagu dangdut

e. Bola tenis

4. Metode

a. Diskusi

b. Tanya jawab

5. Langkah kegiatan

1) Persiapan

a. Mengingatkan kontrak kepada klien perserta Sesi 2 TAK

orientasi realitas.

b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.

2) Orientasi

a. Salam terapeutik

a) Salam dari terapis kepada klien

b) Terapis dank lien memakai papan nama

b. Evaluasi / validasi

a) Menanyakan perasan klien saat ini

b) Menanyakan apakah klien masih mengingat nama-nama

ruangan yang sudah dipelajari.

Page 19: Proposal Realita

c. Kontrak

a) Terapis menggunakan tujuan kegiatan, yaitu mengenal waktu.

b) Terapis menjelaskan aturan main berikut.

Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus

minta izin kepada terapis.

Lama kegiatan 45 menit.

Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai

3) Tahap kerja

a. Terapis menjelaskan kegitan yang akan dikerjakan.

b. Terapis menjelaskan akan menghidupkan tape recorder,

sedangkan bola tenis diedarkan dari satu klien ke klien lain. Pada

saat music berhenti, klien yang memegang bola menjawab

pertanyaan dari terapis.

c. Terapis menghidupkan music dan mematikan music. Klien

mengedarkan bola tenis secara bergantiam searah jarum jam.

Saat music berhenti, klien yang memegang bola siap menjawab

pertanyaan terapis tentang tanggal, bulan, tahun, hari, dan jam

saat itu. Kegitan ini diulang sampai semua klien meendapat

giliran.

d. Terapis memberikan pujian kepada klien setelah memberikan

jawaban dengan tepat.

4) Tahap terminasi

a. Evaluasi

a) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.

b) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.

b. Tindak lanjut

Terapis meminta klien member tanda/mengganti kalender setiap

hari.

Page 20: Proposal Realita

c. Kontrak yang akan datang

a) Menyepakati kegiatan TAK yang akan datang sesuai dengan

indikasi klien.

b) Menyepakati waktu dan tempat.

6. Evaluasi dan Dokumentasi

1) Evaluasi

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada

tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai

dengan tujuan TAK. Untuk TAK orientasi realitas orang,

kemampuan klien yang diharapkan adalah dapat mengenal waktu,

hari, tanggal, bulan, dan tahun. Formulir evaluasi sebagai berikut

Sesi 3 : TAK

Orientasi realitas tempat

Kemampuan mengenal waktu

No. Aspek yang dinilaiNama Klien

1. Menyebutkan jam

2. Menyebutkan hari

3. Menyebutkan tanggal

4. Menyebutkan bulan

5. Menyebutkan tahun

Page 21: Proposal Realita

Petunjuk:

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama

klien.

2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien

mengenal waktu, hari, tanggal, bulan, dan tahun. Beri tanda (√)

jika klien mampu dan tanda (x) jika klien tidak mampu.

2) Dokumentasi

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK, pada

catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti

Sesi 3, TAK orientasi realitas waktu. Klien mampu menyebutkan

tanggal dan hari, tetapi yang lain belum mampu. Orientasikan klien

terhadap waktu secara intensif.

Page 22: Proposal Realita

DAFTAR PUSTAKA

Keliat, Budi Anna. 2005. Keperawatan Jiwa Terapi Aktivitas Kelompok.

Jakarta : EGC.