Top Banner
PROPOSAL EFEKTIFITAS METODE KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA KELAS VIII SMP NEGERI 2 TEGOWANU TAHUN 2011/2012 Nama : Agustiani Ethy Trisnawati NPM : 07410671 PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI IKIP PGRI SEMARANG 2011
42

Proposal q

Dec 19, 2015

Download

Documents

naznoz

proposal bro
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Proposal q

PROPOSAL

EFEKTIFITAS METODE KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA KELAS VIII SMP NEGERI 2

TEGOWANU TAHUN 2011/2012

Nama : Agustiani Ethy Trisnawati

NPM : 07410671

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

IKIP PGRI SEMARANG

2011

Page 2: Proposal q

Lembar Persetujuan

Kami selaku pembimbing I dan Pembimbing II dan mahasiswa IKIP PGRI

Semarang.

Nama : Agustiani Ethy Trisnawati

NPM : 07410671

Fak. / Jur : FPBS / Bahasa Indonesia

Judul Proposal : Efektifitas Metode Kooperatif Tipe Jigsaw Dalam

Pembelajaran Berbicara Kelas VIII SMP Negeri 2 Tegowanu

Tahun 2011/2012

Dengan ini menyatakan bahwa proposal yang dibuat oleh mahasiswa tersebut

diatas telah selesai.

Semarang, Juni 2011

Pembimbing I Pembimbing II

Dra.Ngatmini,M.Pd Dra.Asropah,M.Pd

NIP.196407121991122001 NPP.936601104

Page 3: Proposal q

Daftar Isi

A. Judul ………………………………………………………………………… 1

B. Latar Belakang penelitian ………………………………………………… 2

C. Perumusan Masalah ……………………………………………………….... 3

D. Tujuan Penelitian ……………………………………………………….... 4

E. Manfaat Penelitan ……………………………………………………….... 5

F. Penjelasan Istilah ………………………………………………………… 6

G. Metode Penelitian ………………………………………………………… 7

H. Landasan teori ………………………………………………………… 8

Page 4: Proposal q

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada saat ini kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan

guru dikelas. Oleh karena itu eksistensi seorang guru tidak hanya diukur dari penguasaan

materi pelajaran tetapi harus bisa memberikan konsep-konsep pada saat mengajar, tetapi

juga kemampuan menciptakan kondisi belajar yang kondusif. Proses pembelajaran dalam

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menurut adanya partisi aktif dari seluruh

siswa. Jadi kegiatan belajar berpusat pada siswa, guru sebagai motivator dan fasilitator

didalamnya agar suasana kelas lebih hidup. Belajar kooperatif merupakan salah satu

upaya untuk mewujudkan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan inovatif. Belajar

kooperatif memberikan kesempatan untuk saling berinteraksi. Siswa yang saling

menjelaskan pengertian suatu konsep pada temannya, sebenarnya sedang mengalami

proses belajar yang sangat efektif yang bisa memberikan hasil belajar yang maksimal.

Berdasarkan berbagai pandangan bahwa konsep itu memiliki arti tersendiri yaitu suatu

abstraksi yang menggambarkan ciri-ciri pada siswa dan guru.Faktor adanya konsep pada

saat mengajar karena adanya siswa yang mengalami sesuatu berarti menghayati situasi –

situasi yang sebenarnya dan mereaksi terhadap berbagai aspek situasi untuk tujuan yang

nyata bagi siswa. Oleh karena itu dalam proses pembelajaran yang dapat membangkitkan

motivasi belajar siswa. Maka untuk memecahkan permasalahan pembelajaran konsep

yang sulit dipahami, penenliti kan mencoba memberikan upaya melalui pembelajaran

kooperatif.

Menurut sudjana(2000:29) konsep mengajar adalah yaitu suatu proses yang menagtur

menorganisasiakan lingkungan disekitar siswa sehingga terjadi proses belajar dan pada

tahap berikutnya memberikan bimbingan atau bantuan pada siswa dalam melakukan

proses belajar.

Metode pembelajaran adalah sebagai salah satu komponen penting dalam pengajaran

semakin berkembang dan bervariasi.Hal ini dikarenakan tidak ada satupun kegiatan

pembelajaran yang menggunakan metode berarti guru memahami benar kedudukan

metode sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar.Motivasi

ekstrinsik menurut sardiman(1988:90)adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi sebagai

perangsan daril luar yang dapat membangkitkan minat belajar

seseorang(Djamarah,2006:73).Untuk mendapatkan hasilyang diharapkan dalam belajar

Page 5: Proposal q

mengajar guru hendaknya menggunakan metode yang melibatkan aktivitas siswa,karena

adanya beraktivitas siswa akan mengalami menghayati dan mengambil dari pelajaran dati

pengalamanya.Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang diberikan kepada siswa

secara kelompok sehingga siswa dapat saling bekerja sama dan saling membantu dalam

menyelesaikan permasalahan.(Depdiknas,2005:2).Pembelajaran dengan metode jigsaw

memungkinkan siswa belajar dalam kelompok kecil,saling membantu untuk memahami

suatu pembelajaran.

Dengan menggunakan metode Jigsaw,siswa akan mendapatkan pemahaman yang

lebih mendalam unsur-unsur pembelajaran berbicara.Selain itu dengan metode jigsaw

menciptakan interaksi yang saling mencerdaskan,siswa tidak hanya belajar dari guru

tetapi juga dari siswa lain.(Nurgiyantoro,2005:222).

B. Rumusan Masalah

Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah cara Efektifitas

Metode Kooperatif Tipe Jigsaw Dalam Pembelajaran Berbicara Kelas VIII SMP

Negeri 2 Tegowanu Tahun 2011/2012?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk

mengetahui Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat memberikan arahan yag baik secara teori berupa

penyajian informasi bagi pengembangan dalam berbicara, terutama yang

berkaitan dengan pembelajaran.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan arahan yang berupa kajian

ilmiah dan teori yang diperlukan oleh guru, peneliti dan sebagai bahan

pertimbangan dalam meneliti atau menganalisa yang berkaitan dalam

pembelajaran berbicara.

Page 6: Proposal q

D. Penjelasan Istilah

Untuk menghindari kesalahan terhadap judul proposal ini, maka penjelasannya

sebagai berikut:

1. Efektifitas

Efektifitas berasal dari kata Efektif yang berarti tepat guna.Kata Efektif

sering dipakai secara bersamaan dengan kata efisien yaitu menjadi Efektif

dan Efisien,kata ini bersinonim dengan sangkil mangkus yang juga berarti

tepat guna.Maksud Efektifitas dalam penelitian ini adalah ketepatan dalam

penggunaan pembelajaran.

2. Metode

adalah cara sistematis dan berfikir secara baikuntuk mencapai

tujuan,prinsip dan praktek-praktek pengajaran bahasa.(Fajri,2004:565)

3. Pembelajaran kooperatif

Adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan faham

kontruktivis.

4. Jigsaw

adalah Metode belajar yang menekankan pada kreativitas,inovasi,dan

variasi belajar siswa.Model pembelajaran jigsaw adalah salah satu dari tipe

model pembelajaran kooperatif yaitu STAD(Students Teams-Achievement

Divisions)jigsaw dan TGT.Model pembelajaran kooperatif adalah teknis-

teknis kelas praktis yang dapat digunakan guru setiap setiap hari untuk

membantu siswanya belajar setiap pembelajaran.mulai keterampilan-

keterampilan dasar sampai pemecahan masalah yang kompleks.

(Depdiknas,2005:1).

5. Berbicara

Dalam kamus besar bahasa indonesia(kridalaksana 1966:144)tertulis

berbicara adalah”berkata,bercakap,berbahasa/melahirkan pendapat

dengan(perkataan, tulisan dan sebagainya)atau berunding.Sedangkan

menurut tarigan(1983:15) memberikan batasan bahwa berbicara adalah

kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atas kata-kata untuk

mengekspresikan,menyatakan serta menyampaikan pilkiran,gagasan dan

perasaan.

Page 7: Proposal q

E. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara atau metode yang dipakai oleh seorang peneliti

dalam proses penelitiannya.

Metode penelitian adalah cara yang dipilih oleh peneliti dengan

mempertimbangkan bentuk, isi, dan sifat sebagai subjek kajian. Sampai saat ini,

tampaknya dalam penelitian seringkali ada kerancuan antara penggunaan istilah

metode, tehnik dan pendekatan. Teew (Satoto, 1986:1 – 2)

Selain metode kualitatif, dalam penelitian ini juga menggunakan metode

kepustakaan, pendekatan penelitian , sasaran penelitian tehnik analisis data dan

langkah kerja penelitian akan lebih lanjut dijelaskan sebagai berikut:

1. Metode kepustakaan

Didalam metode ini, dalam dunia penelitian juga dikenal pendekatan tehnik,

prosedur dan kiat prosedur. Menurut Bakker dalam Kesuma (2007 : I) metode

adalah seperangkat asumsi cara pendang terhadap sesuatu yang bersifat

aksiomatis.

2. Pendekatan penelitian

Dalam penelitian ini dapat menggunakan metode kiat adalah cara subjektif

seorang peneliti untuk melaksanakan / memanfaatkan tehnik penelitian yang telah

dipilih.

3. Sasaran penelitian

Sasaran tempat ini adalah sekumpulan penelitian sebagai berrikut:

a.Metode Penelitian

b.Prosedur Pelaksanaan Tindakan Kelas

c.Data dan Teknik Pengumpulan Data.

4. Tehnik analisis data

Tehnik analisis data ini adalah sebagai berikut:

a.Data Observasi

b.Data Angket

c.Data Tes Hasil Belajar

d.Data Jurnal Harian

Page 8: Proposal q

5. Langkah kerja penelitian

Didalam langkah kerja yang akan dilakukan adanya penelitian yaitu sebagai

berikut:

a. Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok,tiap kelompok beranggoatakan 4-6

orang sebaiknya tiap kelompok terdiri atas siswa dengan beragam latar

belakang,misalnya dari segi prestasi,jenis kelamin dan sebagainya.

b. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda.

c. Setiap siswa yangyang mendapat sub topik yang sama berkumpul membentuk

tim ahli lalu tim ahli membahas sub topik masing-masing dan menjadi ahli

dalam topik tersebut.

Page 9: Proposal q

BAB II

LANDASAN TEORI

Kegiatan mengungkapkan isi hati kepada oarang lain kita dikenal dengan

sebutan komunikasi.Komunikasi tersebut dapat berlangsung secara lisan dan

tulisan,komunikasi secara lisan mencakup fasilitas menyimak dan berbicara

sedangkan secara tertulis mencakp kegiatan membacaa dan menulis.

(Indra,dkk,2002:5).Berbicara merupakan salah satu dari empat kemampuan

berbahasaaa selain menyimak,membaca dan menulis.(Nida dalam Tarigan

1981:1).

Hubungan keempat aktifitas keterampilan berbahasaa

tersebut(mendengar,berbicara,membaca dan menulis) sangat erat.Walaupun

demikian,masing-masing keterampilan mempunyai wilayah dan kemandirian.Hal

ini dapat terlihat dari gerakan-gerakan botak yang dapat bekerja.Dalam suatu

penelitian,otak para sukarelawan diamati pada saat mereka melakukan kegiatan

yang berhubungan dengan keterampilan berbahasa.Ternyata,hasil gambar dalam

sebuah monitor memperlihatkan bahwa kegiatan oatak yang bekerja akan

berbeda-beda apabila yang diuji itu sedang membaca,menyimak,berbicara atau

berpikir tentang suatu arti kata.

Berbicara merupakan wujud dari aktifitas lisan dalam komunikasi.Walaupun

demikian,komunikasi yang efektif tidak hanya berkaitan apa yang dikatakan

seseorang tetapi juga pada bagaimana dia menagatakanya.Pada waktu seseorang

akan berbicara terlebih dahulu akan terbentuk pesan dikepala orang itu.Apabila

saatnya tiba pesan itu kemudian dilontarkan ujaran kemudian didengar

komunikasinya.Terjadinya perubahan pelontaran ujaran ini sebenarnya

dipengaruhi banyak hal oleh sebab itu wujud penjabaran pesan yang berupa

bentuk linguistik itu dapat bermacam-macam,bergantung pada macam dan

kualitas butir-butir yang mempengaruhinya.

a.Komponen Berbicara

Menurut Tarigan dalam solchan (2007:11,8) butir-butir atau komponen

yang selalu ada terlibat dan mempengaruhi pembicaraan adalah

pembicara,pembicaraan, penyimak,media,sarana penunjang,interaksi.

Menurut Harold D.Lasswell dalam solchan (2007:11,8) menawarkan sebuah

model proses komunikasi,kemudian dikenal sebagai model lasswell.Menurutnya,

Page 10: Proposal q

komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari

komunikator(communicator,souce, sender) kepada komunikan

(communicant,reciver,recipent)melalui media yang menimbulkan efek

tertentu.Ada lima komponen yang dipaparkan,yakni (1)

komunikator,(2)pesan/topic pembelajaran,(3) komunikan,(4)media dan (5) efek.

b.Hakikat Berbicara

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (Kridalaksana,ed.1966:144)tertulis

berbicara adalah”berkata,bercakap,berbahasa atau melahirkan pendapat (dengan

perkataan,tulisan,dan sebagainya)atau berunding.Sedangkan

menurut,Tarigan(1983:15) memberikan batasan bahwa berbicara adalah

kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atas kata-kata untuk

mengsekspresikan,menyatakan,seta menyampaikan pikiran,gagasan dan perasaan

sedangkan sebagai bentuk atau wujudnya berbicara disebut sebagai suatu alat

mengkomunikasikan gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan

kebutuhan-kebutuhan sang pendengar atau penyimak.

Sejalan dengan Tarigan, Mulgrave dalam solchan (2007:11,8) mengemukakan

pendapat bahwa berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi bahasa

atau kata-kata untuk mengekspresikan pikiran.Berbicara merupakan system tanda

yang dapat didengar dan dilihat dengan memanfaatkan otot-otot dan jaringan otot

manusia untuk mengkomunikasikan ide-ide.Selanjutnya,dikatakan bahwa

berbicara merupakan bentuk perilaku manusia yang memanfaatkan factor

disik,psikis,neurologist, semantic dan linguistic secara ekstensif sehingga dapat

diannggap sebagai alat yang sangat penting untuk melakukan kontrol usia.

Jadi pada hakikatnya berbiacara merupakan ungkapan pikiran dan perasaan

pikiran dan perasaan pikiran seseorang dalam bentuk bunyi-bunyi

bahasa.Kemampuan berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi

artikulasi atau mengucapkan kata-kata untuk menegkspresikan,menyatakan,

menyampaikan pikiran,gagasan dan perasaan.

c.Jenis-jenis Berbicara

Ada 5 landasan tumpu yang dapat digunakan dalam mengklasifikasi berbicara

(tarigan,dkk dalam solchan 2007:11,10) yaitu situasi,tujuan,jumlah

pendenagar,peristiwa khusus,metode penyampaian.

Berikut ini merupakan penjelasan mengenai pengklasifikasian tersebut :

1).Jenis berbicara berdasarkan situasi pembicaraan.

Page 11: Proposal q

Berdasarakan situasi pembicaraan,berbicara dibedakan atas berbicara formal dan

berbicara informal,berbicara informal meliputi bertutur pengalaman,

percakapan,penyampaian berita,bertelefon,pengumuman dan memberi petunjuk.

Adapun berbicara formal meliputi ceramah,perencanaan dan penelitian

wawancara,debat,diskusi dan bercerita dalam situasi formal.

2).Jenis berbicara berdasarkan tujuan pembicara.

Tujuan pembicara pada umumnya dapat diklasifikasikan menjadi lima jenis

yaitu (1) berbicara untuk menghibur,(2)berbicara untuk menginformasikan (3)

berbicara untuk menstemuli,(4) berbicara untuk menyakinkan dan (5) berbicara

untuk menggerakkan .Aapbila seorang pelawak sedang beraksi,pemain

mempunyai tujuan untuk menghibur berbicara untuk menghibur biasanya

bersuasana santai.disiani pembicara beruasaha membuat pendenagarnya senang

dan gembira.Apabila seseoarang menerangkan kerja komputer,berarti pembicara

bertujuan meninformasikan sesuatau kepada khalayak disini pembicara berusaha

berbbicara jelas,sistematis dan tepat agar isi informasi terjaga keakuratanya.Jenis

berbicara ini dapat dipraktekan dalam kehidupan sehari-hari.Jenis berbicara

menstimulasi jauh lebih kompleks dari pada berbicara menghibur dan

meninformasikan.Disini berbicara harus pandai mempengaruhi pendengar

sehingga akhirnya pendengar tergerak untuk mengerjakan hal-hal yang

dikehendaki pembicara.Pembicara biasanya secara sosial status lebih tinggi dari

pendengarnaya,sehingga ia bekerja lebih tekun atau lebih baik jenis berbiacara

untuk menyakinkan merupakan tahap yang lebih jauh dari pembicara untuk

menstimulasi.Disini pembicara bertujuan menyakinkan pendengar lewat

pembicara yang menyakinkan,sikap pendenagar akan diubah,misalnya menolak

jadi menerima dalam hal ini biasanya pembicara menyertakan bukti.fakta, contoh

dan ilustrasi yang tepat.Adapun berbicara untuk menggerakkan merupakan

kelanjutan dari jenis berbicara menyakinkan.Jenis berbibacara menggerakkan

bertujuan menggerakkan pendengar/khalayak agar mereka berbuatdan

bertindak,seperti yang dikehendaki pembiacara.Disini diperlukan keterampilan

berbicara yang tinggi,kelihaian membakar emosi,kepinteranya memanfaatkan

situasi penguasaan terhadap massa.Akhir-akhir ini,jenis berbicara sering

digunakan orang-orang tertentu untuk melakukan tindakan yang tidak

terpuji.Walaupun demikian,berbicara untuk menggerakkan dapat juga melahirkan

sesuatu yang dahsyat dan positif,misalnya pidato bung tomo yang membakar

Page 12: Proposal q

semangat para pemuda surabaya sehingga mereka berani mati mempertahankan

surabaya dan menyerang penjajah pada tanggal 10 november 1945.

3).Jenis berbicara berdasarkan metode penyampaian berbiacara

Beradasarkan metode penyampaian,ada 4 jenis berbiacara yaitu metode

mendadak(impromptu),metode tanpa persiapan(ekstemporan),metode membaca

naskah dan metode menghafal.(Keraf,1980: 316,Dipodjono,1982:38-

39,Tarigan,1983:24-25).Penyampaian dengan metode mendadak(impromtu),

terjadi bila secara tiba-tiba seoarang diminta berbicara didepan khalayak(tidak ada

persiapan sama sekali).Dalam hal ini sebaiknya pembicara dikaitkan dengan

situasi dan kondisi yang melatari pertemuan pada saat itu.Seoarang yang biasa

berbicara akan mudah menyampaikan gagasan berdasarkan pengetahuan dan

kemampuanya.Aakan tetapi kahlayak juga tidak boleh menuntut uaraian yang

mantap dan berbobot dari pembicara.

Adapun yang dimaksud dengan metode tanpa persiapan adalah tanpa adanya

persiapan naskah.Jadi pembicara masuh mempunyai waktu yang cukup untuk

membuat persiapan-persiapan khusus yang berupa kerangka pembicaraan atau

catatan-catatan penting tentang urutan uraian dan kata-kata khusus yang harus

disampaikan.

Metode tanpa persiapan merupakan metode yang sering digunakan oleh

pembicara yang berpengalaman karena metode ini membutuhkan pembicara yang

mampu mengembangkan pembicaraan dengan bebas.Pembicaraan akan lebih

hidup karena komunikasi yang akrab.Pembicara yang mahir akan menggunakan

banyak variasi dalam hal pemilihan kata,gaya berbicara,intonasi dan sebagainya

sehingga tidak membosankan.Pembicara yang belum berpengalaman tidak akan

dapat memanfaatkan metode secara maksimal.

Apabila pembicara akan menyampaikan suatu pernyataan kebijakan atau

keterangan secara tertib dalam berbicara.Metode membaca naskahlah yang

banyak dipakai.Bagi pembicara yang kurang berpengalaman,metode ini dapat

membantu tetapi dapat pula menghambat karena semua sudah terdapat dalam

naskah sehingga kurang adanya dalam hubungan(kontak mata)antara pembiacara

dengan pendengar.

Didalam bahasa memungkinkan pula manusia yang berpikir secara rumit dan

abstrak akan tetapi sebagai sarana komunikasi ilmiah bahasa memiliki beberapa

kekurangan.Kekurangan ini disebabkan oleh sifat bahasa yang multifungsi yaitu

Page 13: Proposal q

sebagai sarana komunikatif emotif,efektif dan simbolik.(Jujun S Surimantri dalam

Maidar 1987:11).

BAB III

ANALISIS DATA

I.Metode Analisis

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) atau dalam bahasa Inggris

disebut Classroom Action Research ( CAR ). Penelitian ini dimaksudkan untuk

meningkatkan minat belajar dan hasil belajar siswa yang berkaitan dengan proses

pembelajaran di kelas, khususnya pada pemahaman materi organisasi kehidupan

dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw . Langkah-

langkah yang ditempuh mulai dari perencanaan sampai pelaksanaan.

B.Prosedur Pelaksanaan Tindakan Kelas

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), adapun tahapan yang

akan dilakukan dalam PTK ini menggunakan model yang dikembangkan oleh Kurt Lewin

seperti disebutkan dalam Dikdasmen (2003:18) bahwa tahap-tahap tersebut atau biasa

disebut siklus (putaran) terdiri dari empat komponen yang meliputi : (a) perencanaan

(planning), (b) aksi/tindakan (acting), (c) observasi (observing), (d) refleksi (reflecting).

Prosedur penelitian tindakan kelas ini secara garis besar dapat dilihat dalam tabel

berikut ini :

Page 14: Proposal q

Siklus Tabel Kegiatan Penelitian 1 : Siklus

Siklus I

Perencanaan Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dilaksanakan.

Menentukan pokok bahasan Mengembangkan rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP). Menyiapkan sumber belajar seperti

buku Mengembangkan format evaluasi

Tindakan Melaksanakan KBM yang mengacu pada rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disiapkan.

Melakukan evaluasi dalam bentuk tes kemampuan pemahaman konsep yang dipelajari.

Pengamatan Melakukan observasi dengan menggunakan format observasi

Refleksi Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan meliputi efektifitas waktu yang telah dilaksanakan.

Membahas hasil tindakan. Memperbaiki pelaksanaan tindakan

yang telah dilakukan yang belum mencapai sasaran.

Evaluasi tindakan.

Indikator keberhasilan siklus I

Instrument-instrumen yang telah disiapkan pada siklus I dapat dilaksanakan semua

Siswa mampu melaksanakan KBM dengan aktifitas yang tinggi.

Siswa mampu mengaitkan hubungan sel,jaringan ,organ dan system organ .

Siklus II

Perencanaan Identifikasi masalah dan penetapan alternatife pemecahan masalah

Pengembangan program tindakan IITidakan Pelaksanaan program tindakan II

Page 15: Proposal q

Pengamatan Pengumpulan data tindakan II

Refleksi Evaluasi tindakan II

Indikator keberhasilan siklus II

Instrument-instrumen yang telah disiapkan pada siklus II dapat terlaksanakan semua

Aktifitas siswa dalam KBM meningkat. Motivasi siswa dalam KBM meningkat Hampir 100 % pencapaian hasil belajar

menunjukan peningkatan.

C. Data dan Teknik Pengumpulan Data

1. Data

Sumber data penelitian ini adalah siswa, sedangkan jenis data yang didapatkan

dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan data kualitatif yang meliputi :

Data hasil pretes dan postes

Hasil observasi terhadap proses Kegiatan Belajar-Mengajar

Jawaban angket

Jurnal harian/catatan lapangan

2 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, angket, pretes, dan postes

pada tiap siklus dan dilengkapi jurnal harian (catatan harian).

a.Observasi

Observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas siswa selama kegiatan

pembelajaran berlangsung, dari observasi tersebut dapat dilihat peningkatan

aktivitas belajar yang meliputi frekuensi aktivitas dan peningkatan kerjasama antar

siswa dalam pelaksanaan pembelajaran.

Page 16: Proposal q

b. Angket

Angket digunakan untuk melihat motivasi siswa dari pembelajaran yang telah

dilakukan, dimana angket adalah merupakan tanggapan dari seluruh siswa terhadap

kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan, bermanfaat atau dapat dirasakan oleh siswa

dalam rangka meningkatkan aktivitas dan hasil belajar.

c.Jurnal Harian (Catatan Harian)

harian yang merupakan alat bantu perekam yang paling sederhana yang memuat

perilaku khusus siswa maupun permasalahan yang dapat di jadikan pertimbangan bagi

pelaksanaan langkah-langkah berikutnya. Seluruh kegiatan dalam proses

pembelajaran tidak semuanya tercantum dalam lembar observasi. Oleh karena itu di

lengkapi lagi dengan jurnal harian / catatan

a.Data Tes Hasil Belajar

Data tes hasil belajar berupa data kuantitatif yang di peroleh melalui pretes sebelum

diadakan tindakan pada masing-masing siklus dan postes setelah berakhirnya setiap

siklus. Hal ini dimaksudkan agar setiap berakhirnya disetiap siklus dapat diketahui

kemajuan dan perkembangan yang didapat oleh siswa melalui pembelajaran pemahaman

materi pembelajaran melalui pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Data hasil tes tersebut

bisa di jadikan acuan, pertimbangan, bahan refleksi, untuk merencanakan pelaksanaan

pada siklus berikutnya.

3. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

Page 17: Proposal q

a. Data Observasi

Data obsevasi ini di ambil melalui pengamatan yang dilakukan oleh

kolaborator sebagai observer, yang dilakukan pada saat berlangsungnya kegiatan

pembelajaran di kelas. Pengolahannya dengan menggunakan rumus

A

− X 100% , dimana A = Jumlah siswa yang melakukan

B kegiatan

B = Jumlah siswa keseluruhan

b. Data Angket

Menganalisis data hasil angket dengan menggunakan rumus sebagai berikut

Jumlah responden actual

−−−−−−−−−−−−−−−−−−− X 100 %

Jumlah seluruh responden

c. Data Tes Hasil Belajar

Peneliti menentukan nilai setiap siswa dari hasil pretes dan postes masing-

masing siklus dengan pemberian nilai skala 100, dimana KKM (Kriteria Ketuntasan

Minimal) untuk pelajaran Bahasa Indonesia adalah 65. Kemudian menentukan

banyaknya siswa yang mendapat nilai diatas atau sama dengan 65 (siswa yang sudah

tuntas). Banyaknya siswa yang mendapat nilai ≥ 65 di hitung prosentasenya dengan

menggunakan rumus :

Page 18: Proposal q

Jumlah siswa yang tuntas

X 100 %

Jumlah seluruh siswa

Sementara skor nilai rata-rata diperoleh dengan cara menjumlahkan skor nilai

seluruh siswa dibagi dengan jumlah siswa.

d. Data Jurnal Harian

Peneliti sebagai orang yang terlibat secara aktif dalam pelaksanaan tindakan, dan

juga guru lain sebagai observer menyimpulkan dan mendeskripsikan kejadian selama

penelitian berlangsung baik pada siklus I maupun siklus II.

Page 19: Proposal q

Daftar Pustaka

Arikunto,Suharsini.2002.Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan : Eisi revisi.Jakarta :

Bumi Aksara.

Moleong Lexy J. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Arikunto,Suharsimi.2006.Prosedur Penelitian.Jakarta : Rineka Cipta.

Arsjad.Maidar G.1988.Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia.

Mulyasa.2009.Praktik Penelitian Tindakan Kelas.Bandung : Remaja Rosdakarya.

Tarigan, Henry Guntur.2008.Berbicara sebagai suatu keterampilan Berbahasa.

Bandung : Angkasa.

Mahsum. 2007. Metode Penelitian Bahasa, Tahapan Strategi dan Metode : PT

Rajafindo.

Rachman,Maman.1933.Strategi Dan Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas

Semarang : IKIP Semarang Pers.

.

Page 20: Proposal q
Page 21: Proposal q
Page 22: Proposal q
Page 23: Proposal q
Page 24: Proposal q
Page 25: Proposal q
Page 26: Proposal q
Page 27: Proposal q
Page 28: Proposal q
Page 29: Proposal q
Page 30: Proposal q