A. JudulPenerapan Model Pembelajaran Discovery Learning pada
Materi Kinematika Gerak Lurus untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Peserta didik Kelas X MIPA_1 SMA Negeri 3 Bogor Semester Genap
Tahun Pelajaran 2015/2016
B. Latar Belakang MasalahProses pembelajaran pada kurikulum 2015
dalam pelaksanaannya menggunakan pendekatan ilmiah (Scientific
Aproach), hal ini tertuang dalam Permendikbud No. 13 Tahun 2015.
Dari sejumlah sintak pendekatan ilmiah yang ada , namun yang lebih
dominan digunakan yaitu : Mengamati, menanya, mencoba,
mengasosiasi, dan mengkomunikasikan. Proses Pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan ilmiah diselenggarakan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat,
dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu
setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran,
pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran
untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian
kompetensi lulusan.Disamping pendekatan ilmiah tersebut digunakan
juga model model pembelajaran yang relevan yang implementasinya
harus disesuaikan juga dengan karakteristik mata pelajaran dan
kompetensi dasar yang akan disampaiakan kepada peserta didik.
Adapun model-model yang relevan degan pendekatan ilmiah (scientific
aproach) yaitu: Model pembelajaran berbasis masalah (problem based
learning), Pembelajaran berbasis proyek (project based learning),
menemukan (inkury), dan Pembelajaran berbasis
penyingkapan/penelitian (discoveri lerning). Dengan adanya beberapa
model pembelajaran yang relevan dengan Pendekatan ilmiah ini,
diharapakan para pendidik (guru) dapat memanfatakannya secara
variatif sesuai dengan karakteristik mata pelajaran dan kompetensi
dasar dalam proses belajarmenagajarPembelajaran di sekolah
merupakan bagian penting dari pendidikan dalam pembentukan kualitas
sumber daya manusia. Hal ini sesuai harapan pemerintah yang
tertuang dalam pasal 31 ayat 1 UUD tahun 45 yaituTiap-tiap warga
negara berhak mendapat pengajaran.Lebih lanjut peningkatan kualitas
sumber daya manusia yang termuat pada UU Sisdiknas Tahun 2003 pasal
3 dan 4 Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 pasal 3 yang
berbunyi, Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif dan mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Pencapaian tujuan Pendidikan Nasional melalui
ujung tombak pembelajaran di kelas sudah tidak lagi dapat
menggunakan Pembelajaran konvensional. Kecenderungan pendidik lebih
aktif pada pembelajaran konvensional dapat meminimalkan
keterlibatan peserta didik. Kebiasaan peserta didik bersikap pasif
dalam pembelajaran dapat memicu rasa takut dan malu bertanya pada
pendidik tentang materi yang kurang dipahami. Suasana belajar di
kelas menjadi sangat monoton dan kurang menarik. Hal yang perlu
disikapi adalah peningkatan proses pembelajaran menuju keterlibatan
peserta didik diantaranya melalui pendekatan ilmiah (scientific
aproach). Keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran cenderung
dapat meningkatkan aktivitas peserta didik dan lebih lanjut
diharapkan dapat meningkatkan hasil belajarnya. Adapun macam
pendekatan ilmiah (scientific aproach) yang dapat divariasikan
dalam pembelajaran di kelas diantaranya adalah Model pembelajaran
berbasis masalah (problem based learning), Pembelajaran berbasis
proyek (project based learning), menemukan (discoveri lerning), dan
Pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian (inkury).Temuan
pendidik dalam pembajaran di kelas diantaranya adalah minimnya
hasil belajar yang dibuktikan dengan hasil pengamatan pendidik
berikut ini:Tabel 1DATA HASIL BELAJAR FISIKA KELAS X MIPA 1 SMAN 3
KOTA BOGORNORENTANGBANYAK PESERTA DIDIKPRESENTASI
178- 843288,89 %
285 91411,11 %
Jumlah36100 %
Peneliti berupaya mengatasi mengatasi kesulitan / masalah
tersebut dengan Model Pembelajaran Discovery Learning .Berdasarkan
uraian di atas, peneliti terdorong untuk melaksanakan penelitian
tindakan kelas dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Discovery
Learning pada Materi Kinematika Gerak Lurus Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Peserta didik Kelas X MIPA_1 SMA Negeri 3 Bogor
Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2015/2016
C. Rumusan Masalah1. Apakah penerapan Model Pembelajaran
Discovery Learning pada materi Kinematika Gerak Lurus untuk
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik Kelas X
IPA_1 SMA Negeri 3 Bogor?2. Bagaimana proses penerapan Model
pembelajaran Discovery Learning pada materi Kinematika Gerak Lurus
Untuk Meningkatkan aktivitas dan hasil Belajar peserta didik Kelas
X IPA_1 SMA Negeri 3 Bogor?3. Seberapa besar persentasi dampak dari
penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning pada Kinematika
Gerak Lurus dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta
didik Kelas X IPA_1 SMA Negeri 3 Bogor
D. Tujuan PenelitianPenelitian Tindakan Kelas ini bertujuan
untuk:1. Mengetahui penerapan Model pembelajaran Discovery Learning
pada materi Kinematika Gerak Lurus untuk meningkatkan aktivitas dan
hasil belajar peserta didik Kelas X IPA_1 SMA Negeri 3 Bogor2.
Melihat proses penerapan Model pembelajaran Discovery Learningpada
materi Kinematika Gerak Lurus Untuk Meningkatkan aktivitas dan
hasil Belajar peserta didik Kelas X IPA_1 SMA Negeri 3 Bogor3.
Menghitung besar presetasi dampak dari penerapan Model Pembelajaran
Discovery Learning pada materi Kinematika Gerak Lurus dalam
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik Kelas X
IPA_1 SMA Negeri 3 Bogor
E. Manfaat Penelitian1. Bagi Peserta didika. Peserta didik
mendapat pengalaman belajar melalui Discovery Learningb. Peserta
didik dapat berlatih berani mengemukakan pendapatc. Peserta didik
dapat mengembangkan tanggung jawab keilmuan yang didapat dari hasil
diskusi d. Peserta didik dapat meningkatkan motivasi peserta didik
e. Peserta didik dapat lebih terbuka kepada temannya
2. Bagi Pendidika. Pendidik mendapat pengalaman mengajar melalui
Discovery Learningb. Pendidik dapat lebih mendeteksi kemampuan
peserta didik dalam kemampuan berkomunikasic. Pendidik dapat lebih
mendeteksi kemampuan peserta didik dalam kemampuan menerima
pendapat
3. Bagi Sekolah a. Sekolah memiliki pendidik yang lebih
berpengalaman.b. Sekolah memiliki pendidik yang akan dapat berbagi
pengalaman dalam penerapan model pembelajaran kepada sesama
pendidik baik dilingkungan sendiri maupun dilingkungan lebih luasc.
Sekolah memiliki pendidik yang meningkatkan keprofesionalannya
F. Alternatif Pemecahan MasalahPada penelitian ini yang menjadi
masalah adalah kurangnya aktivitas belajar dan hasil belajar
Fisika. Oleh karena itu peserta didik dianggap akan meningkatkan
hasil belajar Kinematika Gerak Lurus jika pembelajaran menerapkan
Model pembelajaran Discovery Learning
G. Kajian TeoriDalam proses pembelajaran dikenal beberapa
istilah yang memiliki kemiripan makna, sehingga seringkali orang
merasa bingung untuk membedakannya. Istilah-istilah tersebut
adalah: (1) pendekatan pembelajaran, (2) strategi pembelajaran, (3)
metode pembelajaran; (4) teknik pembelajaran; (5) taktik
pembelajaran; dan (6) model pembelajaran. Sementara itu, Kemp
(1995) dalam Wina Senjaya mengemukakan bahwa strategi pembelajaran
adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan pendidik
dan peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara
efektif dan efisien.Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran J. R
David (1976), oleh Wina Senjaya menyebutkan bahwa dalam strategi
pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi
pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan
yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran. Dilihat
dari strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam dua
bagian pula, yaitu: (1) exposition-discovery learning dan (2)
group-individual learning (Rowntree dalam Wina Senjaya. Ditinjau
dari cara penyajian dan cara pengolahannya, strategi pembelajaran
dapat dibedakan antara strategi pembelajaran induktif dan strategi
pembelajaran deduktif.[footnoteRef:2] [2: Wina Sanjaya, Strategi
Pembelajaran, Kencana, Jakarta 2008 hlm 126-128]
Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk
mengimplementasikannya digunakan berbagai metode pembelajaran
tertentu.Dengan kata lain, strategi merupakan a plan of operation
achieving something sedangkan metode adalah a way in achieving
something (Wina Senjaya (2008). Jadi, metode pembelajaran dapat
diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan
rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode
pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan
strategi pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah; (2) demonstrasi;
(3) diskusi; (4) simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman
lapangan; (7) brainstorming; (8) debat, (9) simposium, dan
sebagainya.Selanjutnya Rusman memaparkan pengertian Model
pembelajaran yaitu dikatakan bahwa model merupakan pola umum
perilaku pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
diharapkan. Rusman mengungkapkan pendapat Joice and Weil adalah
model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat
digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka
panjang), merancang bahan-bahan pembelajran dan membimbing
pembelajaran di kelas aau yang lain. Model pembelajran dapat
dijadikan pola pilihan, artinya para pendidik boleh memilih model
pembelajran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan
pendidikan.[footnoteRef:3] [3: Rusman, Model-model Pembelajaran,
Rajawali Pers, Jakarta, 2011 hlm 132]
Model pembelajaran merupakan suatu rencana mengajar yang
memperhatikan pola pembelajaran tertentu, hal ini sesuai dengan
pendapat Briggs (1978:23) yang menjelaskan model adalah
"seperangkat prosedur dan berurutan untuk mewujudkan suatu proses".
Dengan demikian, model pembelajaran adalah seperangkat prosedur
yang berurutan untuk melaksanakan proses pembelajaran. Sedangkan
yang dimaksud dengan pembelajaran pada hakekatnya merupakan proses
komunikasi transaksional yang bersifat timbal balik, baik antara
guru dengan siswa, siswa dengan siswa untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Komunikasi transaksional adalah bentuk komunikasi
yang dapat diterima, dipahami dan disepakati oleh pihak-pihak yang
terkait dalam proses pembelajaran sehingga menunjukkan adanya
perolehan, penguasaan, hasil, proses atau fungsi belajar bagi
peserta belajar.Apabila pendekatan, strategi, metode, teknik dan
bahkan taktik pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan
yang utuh maka terbentuklah apa yang disebut dengan model
pembelajaran. Jadi, model pembelajaran pada dasarnya merupakan
bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang
disajikan secara khas oleh pendidik.Dengan kata lain, model
pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu
pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.1. Model Pembelajaran
Discovery LearningModel Pembelajaran Diskoveri (Discovery Learning)
diartikansebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pembelajar
tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi
diharapkan peserta didik mampu mengorganisasi sendiri hasil
belajarnya. Sebagai model pembelajaran, Discovery Learning
mempunyai prinsip yang sama dengan pembelajaran inkuiri
(Inquiry-Learning). Tidak ada perbedaan prinsip di antara ke dua
istilah ini. Discovery Learning lebih menekankan pada ditemukannya
konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui. Perbedaannya
dengan inquiry ialah bahwa pada discovery masalah yang
diperhadapkan kepada peserta didik semacam masalah yang direkayasa
oleh guru.Dalam mengaplikasikan metode Discovery Learning guru
berperan sebagai pembimbing dengan memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk belajar secara aktif, sebagaimana pendapat guru
harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar peserta
didik sesuai dengan tujuan. Kondisi seperti ini ingin merubah
kegiatan belajar mengajar yang teacher oriented menjadi student
oriented. Bahan ajar tidak disajikan dalam bentuk akhir, sehingga
peserta didik dituntut untuk melakukan berbagai kegiatan menghimpun
informasi, membandingkan, mengkategorikan, menganalisis,
mengintegrasikan, mereorganisasikan bahan, serta membuat
simpulan-simpulan. (Implementasi Kurikulum 2015, Materi Pelatihan
Guru, Ilmu Pengetahuan Sosial SMP, Kementerian Pendidikan Dan
Kebudayaan, 2015)
2. Langkah-langkah Pembelajaran Discovery InquiryLangkah-Langkah
Pembelajaran Discovery-Inquiry sebagai berikut:a. Langkah
Persiapan1) Menentukan tujuan pembelajaran.2) Melakukan
identifikasi karakteristik peserta didik (kemampuan awal, minat,
dan gaya belajar).3) Memilih materi pembelajaran.4) Menentukan
topik-topik yang harus dipelajari peserta didik secara induktif
(dari contoh-contoh generalisasi).5) Mengembangkan bahan-bahan
pembelajaran yang berupa contoh-contoh, ilustrasi, dan tugas untuk
dipelajari peserta didik.6) Mengatur topik-topik materi
pembelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari yang konkret ke
abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik sampai ke simbolik.7)
Melakukan penilaian proses dan hasil belajar peserta didik.
b. Pelaksanaan1) Stimulasi/pemberian rangsangan Pertama-tama
peserta didik dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan masalah.
Kemudian guru dapat memulai kegiatan PBM dengan mengajukan
pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya
yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah.2)
Pernyataan/identifikasi masalah Selanjutya guru memberi kesempatan
kepada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin
masalah yang relevan dengan bahan pembelajaran, kemudian salah
satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk jawaban sementara atas
pertanyaan/masalah.3) Pengumpulan Data Peserta didik mengumpulkan
informasi sebanyak banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar
atautidaknya jawaban sementara atas pertanyaan/masalah.Pada tahap
ini peserta didik diberi kesempatan untuk mengumpulkan berbagai
informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati obyek,
wawancara dengan nara sumber, dan melakukan uji coba sendiri.4)
Pengolahan Data Semua informai hasil bacaan, wawancara, dan
observasi, diolah, diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu
dihitung dengan model tertentu serta dimaknai5) Pembuktian, Pada
tahap ini peserta didik melakukan pemeriksaan secara cermat untuk
membuktikan benar atau tidaknya jawaban sementara atas
pertanyaan/masalah.6) Penarikan Simpulan/generalisasi, Tahap
generalisasi/simpulan adalah proses menarik sebuah kesimpulan yang
dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau
masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi. (Syah,
2004, dalam Materi Pelatihan Guru, Ilmu Pengetahuan Sosial SMP,
Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan, 2015).
3. Kelebihan dan Kekurangan model pembelajaran Discovery
Learninga. Kelebihan model pembelajaran Discovery Learning
(Marzano; 1992):1) Siswa dapat berpartisipasi aktif dalam
pembelajaran yang disajikan.2) Menumbuhkan sekaligus menanamkan
sikap inquiry (mencari-temukan).3) Mendukung kemampuan problem
solving siswa.4) Memberikan wahana interaksi antar siswa, maupun
siswa dengan guru, dengan demikian siswajuga terlatih untuk
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.5) Materi yang
dipelajari dapat mencapai tingkat kemampuan yang tinggi dan lebih
lamamembekas karena siswa dilibatkan dalam proses menemukanya.6)
Siswa belajar bagaimana belajar (learn how tolearn).7) Belajar
menghargai diri sendiri.8) Memotivasi diri dan lebih mudah untuk
mentransfer.9) Pengetahuan bertahan lama dan mudah diingat.10)
Hasil belajar discoverymempunyai efek transfer yang lebih baik dari
pada hasil lainnya11) Meningkatkan penalaran siswa dan kemampuan
untuk berpikir bebas.12) Melatih keterampilan-keterampilan kognitif
siswa untuk menemukan dan memecahkan masalahtanpa pertolongan orang
lain.b. Kekurangan model pembelajaran Discovery Learning1) Untuk
materi tertentu, waktu yang tersita lebih lama.2) Tidak semua siswa
dapat mengikuti pelajaran dengan cara ini. Di lapangan, beberapa
siswamasih terbiasa dan mudah mengerti dengan model ceramah.3)
Tidak semua topik cocok disampaikan dengan model ini. Umumnya
topik-topik yangberhubungan dengan prinsip dapat dikembangkan
dengan Model Penemuan Terbimbing.Berdasarkan uraian tentang model
pembelajaran di atas, maka penyusun menyimpulkan bahwa model
pembelajaran yang tepat untuk pelajaran Fisika tentang operasi
biangan penaksiran dan pembulatan adalah menggunakan model
pembelajaran Discovery Learning karena dapat meningkatkan aktivitas
belajar peserta didik sistematis.[footnoteRef:4] [4: Triantono,
model Pembelajaran Inovatif Konstruktivistik...........]
4. Konsep Hasil Belajar a. Pengertian Belajar, Pembelajaran dan
Hasil BelajarBeberapa ahli telah merumuskan dan mengemukakan
pendapatnya tentang belajar sejalan dengan sudut pandang mereka
masing-masing. Meskipun pendapat mereka berbeda-beda namun justru
dapat memperkaya wawasan dan pengetahuan tentang belajar. Seseorang
dikatakan belajar bila dapat diasumsikan dalam diri orang itu
terjadi suatu perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku itu
memang dapat diawali dan berlaku dalam waktu relatif lama.
Perubahan tingkah laku tersebut disertai usaha, sehingga orang itu
dari tidak mampu mengerjakan sesuatu menjadi mampu mengerjakannya.
Tanpa usaha walaupun terjadi perubahan tingkah laku bukanlah
belajar. Kegiatan dan usaha untuk mencapai perubahan tingkah laku
itu sendiri merupakan proses belajar, sedangkan perubahan tingkah
laku itu merupakan hasil belajar (Jumadi, 2001: 6).Pengertian
belajar menurut Gagne (1977), merupakan sejenis perubahan yang
diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku, yang keadaaannya
berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi belajar dan
sesudah melakukan tindakan yang serupa itu. Menurut Hilgard (1984),
belajar merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja,
yang kemudian menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda dari
perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya. Sedangkan menurut Moh.
Surya dalam Rumini (1993), belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu
sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan.Dapat dikatakan
belajar merupakan suatu proses yang dialami oleh individu untuk
menjadi lebih baik dari sebelumnya. Dengan belajar, individu dapat
mengalami perubahan untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
b. PembelajaranPembelajaran adalah proses, cara, menjadikan
makhluk hidup belajar. Sedangkan belajar adalah berusaha memperoleh
kepandaian atau ilmu, berubah tingkah laku atau tanggapa yang
disebabkan oleh pengalaman (KBBI, 1996: 14). Tujuan pembelajaran
pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku pada diri Peserta
didik. Oleh sebab itu dalam penilaian hendaknya diperiksa sejauh
mana perubahan tingkah laku Peserta didik telah terjadi melalui
proses belajarnya. Dengan mengetahui tercapai tidaknya tujuan
pembelajaran, dapat diambil tindakan perbaikan proses pembelajaran
dan perbaikan Peserta didik yang bersangkutan. Misalnya dengan
melakukan perubahan dalam strategi mengajar, memberikan bimbingan
dan bantuan belajar kepada Peserta didik. Dengan perkataan lain,
hasil penilaian tidak hanya bermanfaat untuk mengetahui tercapai
tidaknya perubahan tingkah laku Peserta didik, tetapi juga sebagai
umpan balik bagi upaya memperbaiki proses pembelajaran (Ditjen
PMPTK, 2008).Pembelajaran merupakan suatu proses yang dialami
seseorang untuk dapat belajar pada suatu kondisi lingkungan
tertentu dengan melakukan kegiatan tertentu sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai, yaitu perubahan tingkah laku,c. Hasil
BelajarHasil belajar Peserta didik pada hakikatnya adalah perubahan
tingkah laku. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian
yang luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotoris
(Ditjen PMPTK, 2008).Jadi hasil belajar dapat menentukan tingkat
keberhasilan proses seseorang untuk belajar. Semakin tinggi
prestasi dan hasil belajar maka semakin baik pula proses
pembelajaran yang dilakukan.d. Pengertian FisikaKata Fisika bersal
dari bahasa Yunani Physic yang berarti alam atau hal ikhwal alam
sedangkan fisika (dalam bahasa inggris Physics) ialah ilmu yang
mempelajari aspek-aspek alam yang dapat dipahami dengan dasar-dasar
pengertian terhadap prinsip-prinsip dan hukum-hukum
elementemya.[footnoteRef:5] Selanjutnya fisika dapat didefenisikan
dalam berbagai pengertian, satu diantaranya mengatakan bahwa fisika
adalah ilmu yang mempelajari suatu zat dan energi atau zat dan
gerakan. [5: Sephtian, Definisi Fisika, Besaran dan Satuan, Dimensi
Besaran, Blog Sephtian, 2009,
http://sephtian.wordpress.com/2009/03/10/8/ (diakses: 13 Desember
2010).]
Fisika (Bahasa Yunani: (physikos), "alamiah", dan (physis),
"Alam") adalah sains atau ilmu tentang alam dalam makna yang
terluas.[footnoteRef:6] Fisika mempelajari gejala alam yang tidak
hidup atau materi dalam lingkup ruang dan waktu. Para fisikawan
atau ahli fisika mempelajari perilaku dan sifat materi dalam bidang
yang sangat beragam, mulai dari partikel submikroskopis yang
membentuk segala materi (fisika partikel) hingga perilaku materi
alam semesta sebagai satu kesatuan kosmos. Beberapa sifat yang
dipelajari dalam fisika merupakan sifat yang ada dalam semua sistem
materi yang ada, seperti hukum kekekalan energi. Sifat semacam ini
sering disebut sebagai hukum fisika. [6: Era, Pengertian Fisika,
alumni1pleret blog, 2008,
http://alumni1pleret.forumotion.net/fisika-f5/pengertian-fisika-t9.htm
(diakses: 13 Desember 2010).]
Fisika sering disebut sebagai "ilmu paling mendasar", karena
setiap ilmu alam lainnya (biologi, kimia, geologi, dan lain-lain)
mempelajari jenis sistem materi tertentu yang mematuhi hukum
fisika. Misalnya, kimia adalah ilmu tentang molekul dan zat kimia
yang dibentuknya. Sifat suatu zat kimia ditentukan oleh sifat
molekul yang membentuknya, yang dapat dijelaskan oleh ilmu fisika
seperti mekanika kuantum, termodinamika, dan elektromagnetika.
Fisika juga berkaitan erat dengan Fisika. Teori fisika banyak
dinyatakan dalam notasi matematis, dan Fisika yang digunakan
biasanya lebih rumit daripada Fisika yang digunakan dalam bidang
sains lainnya. Perbedaan antara fisika dan Fisika adalah: fisika
berkaitan dengan pemerian dunia material, sedangkan Fisika
berkaitan dengan pola-pola abstrak yang tak selalu berhubungan
dengan dunia material. Namun, perbedaan ini tidak selalu tampak
jelas. Ada wilayah luas penelitan yang beririsan antara fisika dan
Fisika, yakni fisika matematis, yang mengembangkan struktur
matematis bagi teori-teori fisika.Fisika merupakan ilmu pengetahuan
yang mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan yang lainnya, misalnya teknologi elektronika, teknologi
informasi dan teknologi alat ukur.[footnoteRef:7] Hal ini
disebabkan fisika mengandung prinsip-prinsip dasar mengenai
gejala-gejala alam yang ada di sekitar kita. Fenomena dari gejala
gejala alam tersebut meliputi besaran-besaran fisika, diantaranya
gerak, cahaya, kalor, listrik dan energi. Fisika adalah ilmu yang
mempelajari gejala-gejala alam.[footnoteRef:8] [7: Supriyadi dan
Tri Tjandra Mucharam, Fisika 1 Untuk SMA (Bandung: PT Acarya Media
Utama, 2006), 3.] [8: Bob Foster, Terpadu Fisika SMA Untuk Kelas X
(Jakarta: PT. Erlangga, 1997), 2.]
Adapun pengertian fisika dari sumber lain seperti dari
ensiklopedia bebas dunia internet wikipedia.org yang berbunyi
fisika adalah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan penemuan dan
pemahaman mendasar hukum-hukum yang menggerakkan materi, energi,
ruang dan waktu.[footnoteRef:9] Fisika mencakup konstituen
elementer alam semesta dan interaksi-interaksi fundamental di
dalamnya, sebagaimana analisa sistem-sistem yang paling dapat
dimengerti dalam artian prinsip-prinsip fundamental ini. Fisika
adalah studi mengenai dunia anorganik, fisik, sebagai lawan dari
dunia organik seperti biologi, fisiologi, dan lain-lain. [9: Duana
Saputra, Definisi Fisika, Blog wordpress, 2009,
http://id.wordpress.com/tag/definisi-fisika/ (diakses: 13 Desember
2010).]
Fisika sebagai ilmu memiliki arti yang sangat luas. Tetapi dalam
persoalan sering dijumpai khususnya dalam bidang teknik (kimia)
yang mempelajari tentang gerakan atom dalam perpindahan panas
(termodinamika). Fisika adalah ilmu yang fundamental yang mencakup
semua sains dan benda-benda hidup (biologi, zoologi, dan lain-lain)
maupun sains fisika (astronomi, kimia, fisika). Fisika pada
dasarnya membahas tentang materi dan energi adalah akar dari tiap
bidang sains dan mendasari semua gejala.Fisika juga dapat diartikan
sebagai ilmu pengetahuan tentang pengukuran, sebab segala sesuatu
yang kita ketahui tentang dunia fisika dan tentang prinsip-prinsip
yang mengatur prilakunya telah dipelajari melalui
pengamatan-pengamatan terhadap gejala alam. Tanpa kecuali
gejala-gejala itu selalu mengikuti atau memahami sekumpulan prinsip
umum tertentu yang disebut hukum-hukum fisika.e. Pengertian Hasil
Belajar Fisika Teori hasil belajar yang dipaparkan di atas
kaitannya dengan belajar Fisika nyata terlihat akibat adanya proses
pembelajaran Fisika. Kelima teori hasil belajar dari Robert M Gagne
terkait dengan pembalajaran Fisika yang dapat dikemukakan :
Pertama, hasil belajar Fisika ketrampilan Intelektual terealisasi
pada hasil kognitif melalui tes tertulis. Kedua, hasil belajar
Fisika Informasi Verbal terealisasi pada pengisian LEMBAR KERJA dan
ungkapan hasil diskusi pada presentasi. Ketiga, hasil belajar
Fisika strategi kognitif terealisasi pada bimbingan seperlunya
dalam diskusi kelompok. Keempat, hasil belajar Fisika dalam teori
kecenderungan menerima atau menolak suatu objek tampak pada proses
presentasi hasil diskusi. Kelima, hasil belajar Fisika ketrampilan
motorik seputar kemampuan mengorganisasikan gerakan otot secara
teratur dan sadar dapat terlihat pada kegiatan latihan soal, meski
tidak seperti gerak motorik pada suatu experimen atau gerak motorik
yang terjadi pada Olahraga dan sebagainya.Paparan teori di atas
dapat disimpulkan bahwa hasil belajar Fisika adalah merupakan
jawaban hasil proses pembelajaran Fisika dalam kurun waktu yang
memuat aspek kognitif dan afektif, adapun aspek psikomotor yang
terkandung terealisasi pada penerapan dalam kehidupan sehari-hari
berupa latihan soal.
f. Materi Pokok Kinematika Gerak Lurus3.1 Posisi, Jarak dan
Perpindahan
3.2 Kecepatan Sesaat dan Kecepatan Rata-rata
EVALUASI SIKLUS I / 1
3.3 Kinematika Gerak Lurus Beraturan
3.4 Grafik Kecepatan dan Posisi GLB
3.5 Menentukan Perpindahan dan Grafik Kecepatan Waktu
EVALUASI SIKLUS I / 2
TES SIKLUS I
3.6 Kinematika Gerak Lurus Berubah Beraturan
3.7 Percepatan pada GLBB
EVALUASI SIKLUS II / 1
3.8 Grafik Percepatan dari GLBB
3.9 Grafik Kecepatan dan Posisi terhadap Waktu
EVALUASI SIKLUS II / 2
TES SIKLUS II
3.10 Gerak Jatuh Bebas
EVALUASI SIKLUS III / 1
3.11 Gerak Vertikal ke atas
3.12 Gerak Vertikal ke bawah
EVALUASI SIKLUS III / 2
TES SIKLUS III
H. Prosedur Penelitian1. Metodologi PenelitianPenelitian ini
berjudul Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning pada
Materi Kinematika Gerak Lurus Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Peserta didik Kelas X IPA_1 SMA Negeri 3 Bogor. Penelitian ini
menggunakan metode Penelitain tindakan kelas yang mengacu pada buku
Kiat Khusus Penelitian Tindakan Kelas dan Sekolah. (Muslihuddin:
2009)
2. Subjek, Lokasi dan Waktu PenelitianSetting penelitian
tindakan kelas ini meliputi Subjek, Lokasi dan Waktu penelitian
dengan uraian sebagai berikut:a. Subjek PenelitianPeserta didik
Kelas X IPA_1 SMA NEGERI 3 Bogor dengan jumlah Peserta didik 32
orang terdiri atas putra 14 orang, putri 18 orangb. Lokasi
PenelitianLokasi Penelitian adalah Kelas X IPA_1 SMA NEGERI 3 Bogor
Jalan Pakuan no. 4 Kecamatan Bogor Timur Kota Bogorc. Waktu
PenelitianPenelitian dilakukan selama 6 bulan sejak Juli 2015
hingga Desember 2015, terdiri dari 3 siklus masing-masing siklus 2
pertemuan. Jadwal pembelajaran Fisika Kelas X IPA_1 adalah setiap
hari Selasa jam ke 9-10, Rabu 1-2 dan Sabtu jam ke 3-4. Uraian
lebih rinci tentang pelaksanaan penelitian tindakan kelas di X
IPA_1 adalah:Pra SiklusSelasa, 8 Januari 2015 jam ke 9-10Siklus I /
pertemuan 1Rabu, 9 Januari 2015 jam ke 1-2Siklus I / pertemuan
2Sabtu, 12 Januari 2015 jam ke 3-4Tes Siklus ISelasa,15 Januari
2015 jam ke 9-10Siklus II / pertemuan 1Rabu,16 Januari 2015 jam ke
1-2Siklus II / pertemuan 2 Sabtu,19 Januari 2015 jam ke 3-4Tes
Siklus IISelasa,21 Januari 2015 jam ke 9-10Siklus III / pertemuan
1Rabu,16 Januari 2015 jam ke 1-2Siklus III / pertemuan 2 Sabtu,19
Januari 2015 jam ke 3-4Tes Siklus IIISelasa,21 Januari 2015 jam ke
9-10
Adapun jadual penelitian tindakan kelas terinci dalam tabel
berikut:Tabel 5Jadual Penelitian Tindakan di X IPA_1 SMA NEGERI 3
BogorNOURAIAN
KEGIATANJuli2015Agustus2015September2015Oktober2015Nopember
2015Desember 2015
123412341234123412341234
1Pengumpulan data****
2Pembuatan Proposal*
3Pelaksanaan Pra Siklus *
4Pelaksanaan Siklus 1Pertemuan 1 dan 2*
TES SIKLUS I*
5Pelaksanaan Siklus 2Pertemuan 1 dan 2*
TES SIKLUS II*
6Penyusunan Laporan********************
3. Prosedur PenelitianSkema prosedur PTK ini meneladani disain
PTK Model Kurt Lewin yang dikutip oleh Muslihuddin (2010:68)
Acting
Planning Observing
ReflectingGambar: 1 Disain PTK Model Kurt Lewin
Lebih lanjut M. Asrori merinci Siklus demi Siklus
PERENCANAANTindakan IPELAKSANAANTindakan IPermasalahan
SIKLUS I
PENGAMATANIREFLEKSI I
PermasalahanBaru Hasil Refleksi
SIKLUS IIPERENCANAANTindakan IIPELAKSANAANTindakan II
REFLEKSI IPenyimpulan dan Pemaknaan Hasil
PENGAMATANII
Jika PermasalahanBelumTerselesaikanLanjut ke Siklus
IIIBerikutnya
Gambar 2 : Alur Siklus Pelaksanaan Tindakan Kelas
Secara garis besar tahapan-tahapan Penelitian Tindakan Kelas
dijabarkan sebagai berikut :a. Perencanaan (Planning)Tahap
perencanaan adalah rincian operasional tindakan yang ingin
dikerjakan atau perubahan yang akan dilakukan dengan tahapannya
sebagai berikut: Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran tentang
Teori Atom Mempersiapkan alat dan bahan (LEMBAR KERJA) yang
diperlukan dalam proses pembelajaran Menyiapkan latihan soal (tes
Siklus I, II dan III) Menyiapkan format pengamatan untuk melihat
proses pembelajaran dan aktivitas Peserta didik.b. Pelaksanaan
Tindakan (Action)Pelaksanaan tindakan merupakan pelaksanaan dari
perencanaan. Adapun pelaksanaan tindakan adalah sebagai berikut:
Pendidik memotivasi Peserta didik dengan pertanyaan pengarah.
Menyampaikan tujuan pembelajaran. Pendidik memberikan penjelasan
kepada Peserta didik mengenai materi Kinematika Gerak Lurus
Pendidik menyelenggarakan tanya jawab sekitar Kinematika Gerak
Lurus Peserta didik mengerjakan soal (melalui LEMBAR KERJA) yang
diberikan Pendidik. Korfirmasi jawaban melalui tanya jawab dan
beberapa pasangan dalam Discovery Learning dan Peserta didik dapat
memberi penilaian sendiri sesuai skor yang tertera pada LEMBAR
KERJA Pendidik menilai pekerjaan Peserta didik pada hasil tes
Siklus I, II dan III Pendidik memberikan penguatan dan bersama
Peserta didik membuat rangkuman dan menyimpulkan materi pelajaran2)
Pengamatan (Observation)Tahap observasi dilakukan secara rinci dan
seksama. Adapun aspek-aspek yang diamati adalah sebagai berikut:
Adanya proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan. Adanya kerjasama antara Peserta didik dalam
menjalankan tugas. Adanya diskusi kelas dan keikutsertaan seluruh
Peserta didik dalam melaksanakan tugas. Penguasaan materi
pembelajaran oleh Peserta didik. Pengelolaan pembelajaran yang
dilaksanakan oleh Pendidik3) Refleksi (Reflection)Tahapan refleksi
merupakan tahapan pengkajian tindakan yang dilakukan secara
menyeluruh mulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan sampai
pengamatan. Jika terjadi permasalahan akan direfleksi sehingga pada
pertemuan selanjutnya permasalahan dapat teratasi dengan baik.
Demikian tahap kegiatan terus berulang sehingga membentuk siklus
yang satu ke siklus dua dan seterusnya sampai suatu permasalahan
dianggap selesai.
I. Instrumen PenelitianInstrumen yang digunakan pada penelitian
tindakan kelas yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Discovery
Learning pada Materi Kinematika Gerak Lurus Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Peserta didik Kelas X MIPA_1 SMA Negeri 3 Bogor
Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2015/2016 ini adalah lembar kerja
Peserta didik, lembar tes, lembar observasi Peserta didik dan
lembar aktivitas Pendidik.Lembar kerja Peserta didik diberikan saat
diskusi berpasangan sehingga jumlah LEMBAR KERJA sesuai jumlah
pertenmuan penelitian yaitu 4 LEMBAR KERJA. Lembar tes disediakan
dua macam sesuai banyaknya siklus yaitu lembar tes Siklus I dan
lembar tes siklus II dan III. Adapun lembar observasi Peserta didik
dan Pendidik dilaksanakan sesuai banyak pertemuan sehingga data
yang akan terkumpul dari setiap observer masing-masing adalah
sejumlah 4 lembar
J. Pengolahan DataLangkah-langkah pengolahan data dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:1. Mengolah data yang
terkumpul seperti: a. Data aktivitas Peserta didik sewaktu proses
pembelajaran yaitu dari lembar observasi. b. Data berupa nilai yang
diperoleh dari hasil tes pra siklus, siklus I dan IIc. Data lembar
observasi pengamat.2. Menyeleksi data:Langkah ini dilakukan untuk
mengetahui data yang terkumpul dapat diolah atau tidak. 3.
Mengklarifikasikan dan mentabulasikan dataLangkah klarifikasi data
dilakukan untuk mengelompokkan data sesuai dengan alternatif
jawaban yang tertera dalam kuesioner. Sedangkan langkah
mentabulasikan data dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai
jumlah frekuensi dan kecenderungannya dalam kuesioner. Rekap nilai
merupakan realisasi mentabulasikan data4. Menghitung
PersentasePersentase digunakan untuk melihat besarnya persentase
dari setiap alternatif jawaban pada setiap pertanyaan sehingga data
yang diperoleh dapat dianalisa.5. Menyimpulkan hasil penelitian
setelah data dianalisis.
K. Analisis DataJenis data yang dianalisis adalah nilai minimum,
maksimum, rataan dan ketuntasan belajar peserta didik dengan
menggunakan teknik kuantitatif yang berupa perhitungan dan teknik
kualitatif yang berupa uraian. Data terkumpul dan diperiksa, bila
memenuhi persyaratan maka data tersebut ditabulasikan dalam tabel
yang telah siap untuk pengolahan. Setelah dicek kebenarannya
kemudian dihitung prosentasenya. Sajian dala bentuk grafik menambah
lengkap analisis data.
L. HipotesaPeneliti menganggap bahwa dengan Penerapan Model
Pembelajaran NHT Pada Penerapan Model Pembelajaran Discovery
Learning pada Materi Kinematika Gerak Lurus Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Peserta didik Kelas X MIPA_1 SMA Negeri 3 Bogor
Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2015/2016
Daftar PustakaLampiran RPPWorksheet setiap pertemuanEvaluasi
setiap pertemuanTest setiap siklusDaftar Hadir untuk 7
pertemuanDokumentasi