Top Banner
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Siswa Madrasah Tsanawiyah ( MTs ) sebagai salah satu unsur sumberdaya manusia yang potensial sangat diperlukan dalam rangka mencapai kemajuan bangsa. Para siswa diharapkan mampu mengembangkan potensi yang ada di dalam dirinya demi memenuhi kebutuhan hidupnya, masyarakat, bangsa dan negara baik masa sekarang maupun masa yang akan dating. Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan membutuhkan pelayanan bimbingan dan konseling dalam penyelenggaraan dan peningkatan kondisi kehidupan di sekolah demi tercapainya tujuan pendidikan yang berjalan seiring dengan visi profesi konseling, yaitu “terwujudnya kehidupan kemanusiaan yang membahagiakan melalui tersedianya pelayanan bantuan dalam memberikan dukungan perkembangan dan pengentasan masalah agar individu berkembang secara optimal, mandiri dan bahagia” (Prayitno, 13: 2004).
50

Proposal PL

Jul 25, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Proposal PL

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Siswa Madrasah Tsanawiyah ( MTs ) sebagai salah satu unsur sumberdaya manusia

yang potensial sangat diperlukan dalam rangka mencapai kemajuan bangsa. Para siswa

diharapkan mampu mengembangkan potensi yang ada di dalam dirinya demi memenuhi

kebutuhan hidupnya, masyarakat, bangsa dan negara baik masa sekarang maupun masa yang

akan dating.

Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan membutuhkan pelayanan bimbingan

dan konseling dalam penyelenggaraan dan peningkatan kondisi kehidupan di sekolah demi

tercapainya tujuan pendidikan yang berjalan seiring dengan visi profesi konseling, yaitu

“terwujudnya kehidupan kemanusiaan yang membahagiakan melalui tersedianya pelayanan

bantuan dalam memberikan dukungan perkembangan dan pengentasan masalah agar

individu berkembang secara optimal, mandiri dan bahagia” (Prayitno, 13: 2004).

Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah merupakan bagian penting dari suatu

pendidikan yang dijalankan di suatu sekolah. Hal ini disebabkan karena permasalahan yang

dialami siswa di sekolah sering kali tidak dapat dihindari meskipun pengajaran yang baik

telah dilaksanakan. Pentingnya kehadiran pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah

akan semakin terasa apabila pelayanan BK tersebut mampu memberikan kontribusi yang

berarti terhadap upaya memperkuat fungsi-fungsi pendidikan. Peranan BK di sekolah untuk

mengembangkan diri dan potensi siswa secara optimal menuntut pelaksanaan BK di sekolah

Page 2: Proposal PL

secara efektif dan efisien serta pembinaan dan pengembangan sesuai dengan ketentuan dan

pedoman yang berlaku.

Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah, dilaksanakan dalam rangka

menumbuhkan pribadi siswa, maksudnya di sini adalah untuk membantu siswa mengenal

kelebihan dan kelemahan yang ada pada dirinya dari segala segi. Dalam bidang bimbingan

belajar misalnya, pelayanan bimbingan dan konseling dirasakan penting untuk membantu

siswa mengatasi permasalahan belajarnya yang mengakibatkan ketidakefektifan kegiatan

belajar peserta didik dan tidak optimalnya hasil belajarnya.

Dalam proses belajar tidak selamanya berlangsung secara wajar, ada kalanya kita

temukan peserta didik yang mengalami permasalahan dalam proses belajar: 1) Di ruang

kelas siswa tenang mendengarkan uraian guru, 2) Hampir tidak ada siswa yang mempunyai

inisiatif untuk bertanya kepada guru, 3) Sibuk menyalin apa yang ditulis dan diucapkan

guru, 4) Apabila ditanya oleh guru tidak ada yang mau menjawab tetapi mereka menjawab

secara bersamaan sehingga suara tidak jelas, dan 5) Siswa terkadang sibuk sendiri ketika

guru menerangkan materi.

Proses belajar yang ideal dan sangat baik adalah adanya interaksi yang saling timbal

balik antara guru dan peserta didik, terlebih lagi dituntut keaktifan siswa selama proses

pembelajaran. Namun hal seperti ini tidak mudah dilaksanakan, ada banyak faktor penyebab

mengapa peserta didik menjadi pasif di dalam kelas. Salah satunya adalah guru masih

menggunakan teknik metode ceramah, sementara siswa hanya memperhatikan,

mendengarkan tanpa adanya umpan balik dari siswa. Akibatnya pembelajaran menjadi

monoton, tidak menarik dan tidak bermakna, sehingga siswa menjadi pasif.

Page 3: Proposal PL

Kepasifan siswa dapat dilihat selama proses pembelajaran. Jarang sekali ada

siswa yang merespon dan berani bertanya atau berpendapat mengenai suatu materi

pelajaran kepada guru yang bersangkutan, mereka lebih suka diam dan mendengar. Hal

ini penulis ketahui setelah melaksanakan observasi lapangan di MTsN Sintuk selama

bulan Februari-Maret 2011.

Dalam proses interaksi-komunikasi antara pendidik dan peserta didik selama

kegiatan pembelajaran berlangsung, terlihat adanya suatu aktivitas mental berfikir

(kognitif), mampu menyikapi suatu peristiwa (afektif) serta berupaya menampilkannya

dalam bentuk tingkah laku nyata (psikomotorik) yang dapat diwujudkan melalui

keaktifan siswa dalam hal merespon dan bertanya. Pertanyaan dan respon positif yang

dirumuskan serta digunakan dengan tepat merupakan suatu alat komunikasi yang ampuh

antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Guru seyogyanya menguasai berbagai

teknik bertanya yang dapat mengaktifkan tiga ranah (domain) tersebut serta guru juga

hendaknya mampu mendengarkan dengan sungguh-sungguh apa yang dikemukakan

siswa, kemudian memberikan tanggapan positif terhadapnya. Penguasaan berbagai teknik

bertanya harus disertai dengan keinginan dan kemampuan untuk mendengarkan dengan

baik, dilandasi sikap terbuka dan positif. Penguasaan teknik bertanya dan merespon

positif merupakan suatu wahana penunjang terlaksananya cara belajar siswa aktif.

Sehubungan dengan itu, tingkat pencapaian hasil belajar yang dilakukan siswa

belum sepenuhnya menampakkan hasil yang mengembirakan. Hal ini didasarkan pada

nilai perolehan hasil belajar siswa dalam buku legger nilai kelas VII-A di MTsN Sintuk

yang peneliti peroleh dari wali kelas bersangkutan, serta pengamatan yang dilakukan

peneliti pada saat memberikan sejumlah materi informasi secara klasikal terdapat

Page 4: Proposal PL

sebagian siswa tidak memperhatikan pelajaran dengan sungguh-sungguh. Pada saat guru

memberikan materi pembelajaran melalui pendekatan ceramah di depan kelas, masing-

masing siswa sibuk dengan kegiatannya sendiri sehingga mereka mengabaikan materi

pelajaran yang diberikan oleh guru yang bersangkutan, seperti asyik mengobrol dan

berbincang dengan teman sebangku di sebelahnya. Guru perlu mengadakan perubahan

metoda dan media yang digunakan pada saat memberikan materi pelajaran kepada siswa

yang bersifat inovatif dan fleksibel, serta guru mampu menggunakan komunikasi secara

lebih jelas dan transparan agar konsentrasi dan minat belajar siswa dapat kembali

ditingkatkan selanjutnya hasil belajar siswa dapat ditunjukkan lebih baik.

Penggunaan komunikasi yang efektif dalam kegiatan pembelajaran memudahkan

terjadinya proses multi-interaksi antara guru ke siswa serta antara sesama siswa yang

lain. Siswa dapat menerima materi pelajaran yang disampaikan oleh guru secara baik

serta memudahkan siswa untuk menanggapi, merespon dan bertanya tentang materi

pelajaran yang belum dimengertinya. Penggunaan komunikasi yang efektif bukan hanya

diperlukan guru selama menyampaikan materi pelajaran, namun juga diperlukan siswa

sehingga dapat menciptakan suasana pembelajaran yang efektif serta dapat melatih

kemampuan verbal siswa secara lebih baik lagi sesuai dengan norma-norma yang berlaku

di masyarakat umumnya serta di kalangan akademik khususnya.

Untuk mengatasi masalah di atas, dituntut kemampuan guru terutama bagi guru

pembimbing dalam memberikan layanan BK yaitu layanan informasi yang lebih baik dan

kreatif dalam menciptakan kondisi yang baik dalam proses pembelajaran di kelas, guru harus

mampu merancang aktivitas pembelajaran yang dapat megembangkan kemampuan siswa

dalam merespon dan mampu mengemukakan pendapat dan gagasan yang dimilikinya.

Page 5: Proposal PL

Dengan demikian siswa akan lebih aktif dan mampu mengkomunikasikan ide-ide dan

gagasan dalam proses pembelajaran yang diikuti. Oleh karena itu peneliti tertarik melakukan

penelitian dengan judul

” Meningkatkan Kemampuan Merespon Dan Bertanya Siswa Kelas VII-A Melalui

Pemberian Layanan Informasi di MTsn Sintuk Padang Pariaman”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah

yang akan diteliti adalah:

1. Bagaimana keaktifan siswa merespon mengenai pertanyaan guru selama proses

belajar mengajar berlangsung?

2. Bagaimana keaktifan siswa bertanya mengenai pernyataan yang disampaikan guru

selama proses belajar mengajar berlangsung?

C. Batasan Masalah

Berdasarkan keterbatasan yang peneliti miliki dan agar penelitian ini lebih

terarah, maka peneliti membatasi penelitian ini pada:

1. Keaktifan siswa merespon terhadap setiap pertanyaan yang diberikan oleh guru pada

saat proses belajar mengajar berlangsung.

2. Keaktifan siswa bertanya terhadap setiap pernyataan yang dijelaskan oleh guru pada

saat proses belajar mengajar berlangsung.

Page 6: Proposal PL

D. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah:

1. Untuk melihat keaktifan siswa merespon terhadap setiap pertanyaan yang diberikan

oleh guru pada saat proses belajar mengajar berlangsung.

2. Untuk melihat keaktifan siswa bertanya terhadap setiap pernyataan yang diberikan

oleh guru pada saat proses belajar mengajar berlangsung.

E. Manfaat Penulisan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak sebagai berikut :

1. Seluruh guru bidang studi terutama kelas VII-A MTsN Sintuk, sebagai bahan pertimbangan

dalam melaksanakan metode belajar yang dapat membantu mengaktifkan siswa selama

proses pembelajaran.

2. Guru pembimbing di MTsN Sintuk, sebagai bahan masukan dalam membantu siswa agar

mereka berani merespon dan berpendapat di dalam kelas, sehingga proses pembelajaran

menjadi lebih aktif.

3. Peneliti sendiri sebagai bahan kajian akademik dan menambah pengetahuan lapang

Page 7: Proposal PL

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Merespon dan Bertanya

Salah satu hal yang tidak kalah pentingnya dalam kegiatan pemberian layanan

informasi adalah merespon dengn mengajukan pertanyaan (asking questio). Melalui

pertanyaan-pertanyaan yang relevan, guru dapat melihat berapa jauh siswa dapat

memahami apa yang telah disampaikan dan hal-hal apa saja yang masih belum dikuasai

siswa. Untuk hal ini guru dapat menggunakan kata-kata kunci ”mengapa”, ”bagaimana”,

atau ”dimana” untuk melihat paham atau tidaknya siswa akan sesuatu yang telah

diberikan sebelumnya dan berapa jauh pemahaman akan hal tersebut. Sebuah pertanyaan

yang ditujukan untuk sejumlah siswa, sering kali tidak dapat dijawab oleh semua siswa.

Hal ini dikarenakan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan yang dimiliki siswa

berbeda-beda.

Suherman (dalam Indra Sari, 2005: 188) mengemukakan bahwa ada beberapa

Page 8: Proposal PL

faktor yang perlu diperhatikan dalam penyampaian pertanyaan, adalah :

a. Kejelasan dan kaitan pertanyaan

Diharapkan agar pertanyaan yang dikemukakan itu jelas maksudnya serta nampak

benar kaitannya antara jalan pikiran yang satu dengan yang lainnya.

b. Kecepatan dan selang waktu (pause)

Kecepatan menyampaikan pertanyaan tergantung pada jenis pertanyaan itu

sendiri.

c. Pembagian dan penunjukan

Dalam mengajukan pertanyaan kepada siswa agar diperhatikan sistem

distribusinya, yaitu usahakan agar pertanyaan itu didistribusikan secara merata

keseluruh ruangan kelas.

Bertanya merupakan salah satu bentuk dari rasa keingintahuan seseorang

atas suatu hal yang dirasa belum diketahuinya. Pertanyaan yang dirumuskan dan

digunakan dengan tepat merupakan suatu alat komunikasi ampuh yang dapat

digunakan oleh orang lain kepada orang lain (dalam hal ini siswa kepada guru).

Karena itu, siswa seyogyanya menguasai teknik bertanya secara baik dan benar.

Selain itu, guru juga hendaknya mendengarkan dengan sungguh-sungguh apa

yang dikemukakan siswa, kemudian memberikan tanggapan (feedback) yang

positif terhadapnya. Penguasaan berbagai teknik bertanya harus disertai dengan

keinginan dan kemampuan untuk mendengarkan dengan baik, dilandasi sikap

terbuka dan positif. Penguasaan teknik bertanya merupakan suatu wahana

penunjang terlaksananya cara belajar siswa aktif.

Page 9: Proposal PL

Menurut Conny Semiawan, dkk (1992:71), beberapa fungsi pertanyaan

dalam proses belajar mengajar adalah:

1. Memberikan dorongan dan pengarahan kepada siswa dalam berfikir untuk memecahkan suatu masalah.

2. Memberikan latihan kepada siswa untuk menggunakan informasi dan keterampilan memproseskan perolehan dalam menjelaskan atau memecahkan suatu masalah.

3. Memberikan dorongan atau mengajak siswa untuk berpikir dan memecahkan suatu masalah dengan kemampuannya sendiri.

4. Memberikan dorongan atau mengajak siswa untuk berperan secara aktif dalam proses belajar mengajar.

5. Memperoleh umpan balik (feedback) dari siswa mengenai:a) Tingkat keberhasilan penyampaian bahan pelajaranb) Daya serap siswa terhadap bahan pelajaran yang telah

dibahasc) Ketepatan bahan pelajaran yang telah dipilih untuk

mencapai tujuan yang telah dirumuskan (bagian-bagian dari bahan pelajaran yang masih dirasakan sulit atau belum dipahami).

6. Merangsang rasa ingin tahu siswa.7. Merangsang penanaman nilai-nilai tertentu.

Ketika kemampuan bertanya siswa dapat terlatih dengan baik, maka akan

semakin matanglah pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan oleh guru.

Guru pun mendapatkan umpan balik atau feedback dengan cepat dari pertanyaan

siswa tersebut. Akhirnya terjadilah proses yang disebut pembelajaran aktif,

dimana siswa dan guru sama-sama aktif belajar. Masing-masing saling bertanya

dan menjawab sehingga suasana kelas menjadi aktif-interaktif serta

menyenangkan. Di sinilah peran guru sebagai pengarah yang mampu mengatur

kelas dengan baik, memfasilitasi dan melayani kebutuhan siswa dengan sepenuh

hati serta mampu menggali potensi unik yang ada pada siswa dengan optimal.

Oleh karena itu guru harus memiliki kemampuan dan kepedulian yang besar

terhadap pembentukan budaya bertanya kepada siswa.

Page 10: Proposal PL

Seperti yang diungkapkan oleh Eric Steven Raymond (http://Eric Steven

Raymond blogspot.com), adapun cara bertanya yang baik yaitu:

1. Gunakan bahasa yang jelas dan sopan2. Jangan asumsikan bahwa pertanyaan yang telah diberikan

langsung akan mendapatkan jawaban3. Jelaskan pertanyaan berupa masalah secara detil berikut

dengan berbagai data-data yang ada4. Buat pertanyaan secara informatif dan tidak asal panjang lebar5. Tulis pertanyaan dengan bahasa Indonesia yang benar 6. Jangan langsung mengklaim bahwa kesalahan ada pada pihak

yang lain7. Jelaskan dan paparkan masalahnya, bukan berdasarkan

tebakan 8. Buat kesimpulan setelah pertanyaan terjawab

B. Layanan Informasi

1. Pengertian Layanan Informasi

Layanan Informasi merupakan layanan bimbingan dan konseling yang

memungkinkan peserta didik untuk memperoleh pemahaman dan menerima gambaran

tentang suatu permasalahan yang dapat dijadikan dasar dalam pengambilan suatu

keputusan. Melalui layanan informasi peserta didik diberikan pemahaman tentang sesuatu

hal yang berkenaan dengan pemahamannya.

Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan Prayitno dan Erman Anti (1999: 266)

mengatakan bahwa:

Layanan informasi bermaksud memberikan pemahaman kepada individu-individu yang berkepentingan tentang berbagai hal yang diperlukan untuk menjalani suatu tugas atau kegiatan, atau untuk menentukan arah suatau tujuan atau rencana yang dikehendaki.

Page 11: Proposal PL

Pendapat yang sama diungkapkan oleh W. S. Winkel (1997: 309)

Layanan informasi diadakan untuk membekali peserta didik dengan

pengetahuan tentang data dan fakta di bidang pendidikan, bidang pekerjaan, bidang

perkembangan pribadi, dan sosial, supaya mereka belajar tentang lingkungan hidupnya

lebih mampu mengatur dan merencanakan kehidupannya sendiri.

Dari kedua pendapat ini dapat disimpulkan bahwa layanan informasi

memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam menentukan dan merencanakan

kehidupannya.

Pemberian layanan informasi bagi individu semakin penting mengingat

kegunaan informasi sebagai acuan untuk bersikap dan bertingkah laku sehari-hari,

sebagai pertimbangan menetapkan arah pengembangan diri dan sebagai dasar

pengambilan keputusan. Layanan informasi berusaha memenuhi kekurangan individu

akan informasi yang mereka perlukan. Dalam layanan ini, kepada peserta didik

disampaikan berbagai informasi, informasi itu diolah dan digunakan oleh individu

untuk kepentingan hidup dan perkembangannya.

2. Tujuan Layanan Informasi

Page 12: Proposal PL

Menurut Prayitno (1997: 74) layanan informasi bertujuan untuk membekali

peserta didik dengan berbagai hal yang berguna untuk mengenal diri, merencanakan

dan mengembangkan pola kehidupan sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat.

Dengan demikian, tujuan layanan informasi adalah membekali peserta didik dengan

pengetahuan tentang data dan fakta di bidang pendidikan, bidang pekerjaan, bidang

pengembangan pribadi, bidang pengembangan sosial, bidang kehidupan berkeluarga,

dan bidang kehidupan beragama agar peserta didik mampu mengatur dan

merencanakan kehidupannya sehari-hari.

Page 13: Proposal PL

3. Komponen Layanan Informasi

Dalam layanan informasi terlibat tiga komponen pokok. Pertama Guru

BK/Konselor yaitu orang yang ahli dalam bidang pelayanan konseling. Guru

BK/Konseling menguasai sepenuhnya informasi yang menjadi isi layanan, mengenal

dengan baik peserta layanan dan kebutuhannya akan informasi, dan menggunakan cara-

cara yang efektif untuk melaksanakan layanan. Kedua, peserta layanan informasi, di

sekolah peserta layanan informasi adalah peserta didik. Ketiga, informasi itu sendiri.

Jenis, luas, dan kedalaman informasi yang menjadi isi layanan informasi sangatlah

bervariasi, tergantung pada kebutuhan para peserta layanan. (Prayitno, 2004: 4-6)

4. Asas Layanan Informasi

Dalam menyelenggarakan layanan informasi diperlukan asas-asas sebagai

pedoman. Pada umumnya layanan informasi merupakan kegiatan yang diikuti oleh

sejumlah orang dalam suatu forum terbuka. Asas kegiatan muthlak diperlukan,

didasarkan pada kesukarelaan dan keterbukaan baik dari para peserta maupun guru

BK/Konselor.

5. Materi Layanan Informasi

Menurut BNSP (2006: 21), materi yang diberikan dalam layanan informasi

tentang perkembangan potensi, kemampuan, dan kondisi pribadi seperti: kecerdasan,

bakat, dan minat. Sedangkan tentang potensi, kemampuan arah, dan kondisi karir

seperti hubungan anatara minat, pekerjaan, dan pendidikan. Menurut Prayitno (1997:

76) salah satu materi yang diberikan pada siswa SMP adalah

Page 14: Proposal PL

Informasi tentang pengembangan pribadi, informasi tentang kurikulum dan

proses belajar-mengajar, informasi tentang SLTA, informasi tentang jabatan, informasi

tentang kehidupan keluarga, sosial-kemasyarakatan, keberagamaan, sosial-budaya, dan

lingkungan.

Syarat materi layanan informasi dalam bidang pengembangan kehidupan sosial

yang akan diberikan kepadapeserta didik menurut Prayitno (2004: 7) adalah “spesifik,

jelas, rinci, mudah dipahami, sesuai dengan kebutuhan, aktual, dan bermanfaat”

6. Metoda Layanan Informasi

Metoda biasa dikenal dengan sebutan cara penyampaian. Dalam penyampaian

layanan informasi, yang dapat digunakan menurut Heinz Kock (1995: 101) antara lain:

Ceramah yaitu cara penyampaian yang dalam pelaksanaannya guru aktif atau sebagai pengendali sedangkan siswa hanya sebagai pendengar atau pasif.Tanya jawab yaitu cara penyampaian yang interaktif, guru menjadi nara sumber sedangkan siswa diperbolehkan bertanya sampai memahami apa yang disampaikan.Kerja kelompok yaitu cara penyamapaian materi pelajaran dimana kelas dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil dan setiap kelompok mendapat tugas.Diskusi kelas yaitu cara penyampaian materi dimana siswa diberikan kebebasan untuk saling bertukar pendapat tentang materi yang akan disampaikan sedangkan guru BK/Konselor hanya berperan sebagai pengarah dan pengawas.Mengerjakan tugas sendiri yaitu cara penyampaian materi dimana peserta didik dimandirikan untuk memecahkan masalah.

Menurut Prayitno dan Erman Anti (1999: 269), cara penyampaian informasi

dapat dilakukan dengan “ceramah, diskusi panel, wawancara, karyawisata, buku

panduan dan konferensi karier”. Cara penyampaian informasi yang paling biasa dipakai

adalah ceramah yang diikuti dengan Tanya jawab.

Page 15: Proposal PL

C. Kerangka Konseptual

Untuk mempermudah pelaksanaan penelitian ini, maka dibuat kerangka

konseptual untuk memperjelas arah dan tujuan dari suatu penelitian. Adapun

kerangka konseptual penelitian ini adalah seperti pada gambar di samping ini:

Gambar 1. Kerangka konseptual

Berdasarkan kerangka konseptual di atas, terlihat bahwa proses layanan

informasi yang diberikan pada siswa sebagai salah satu jenis layanan BK yang

akan membantu siswa dalam upaya meningkatkan kemampuan merespon dan

bertanya mereka di dalam proses belajar mengajar berlangsung.

Layanan

Informasi

Siswa Kemampuan Merespon

dan Bertanya

Page 16: Proposal PL

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian, jenis penelitian yang dilaksanakan ini

adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research). Menurut

Wiriatmadja (2006:13) penelitian kelas adalah bagaimana guru dapat

mengorganisasikan kondisi praktik pembelajaran mereka, dan belajar pengalaman

mereka sendiri. Mereka dapat mencoba suatu gagasan perbaikan dalam praktik

pembelajaran, dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu. Tahapan-tahapan dalam

penelitian tindakan kelas, guru mampu memperbaiki kegiatan pembelajaran

melalui suatu kajian yang dalam terhadap apa yang terjadi di kelasnya.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif.

Lehmann (dalam A. Muri Yusuf, 2005:83) mengatakan bahwa metode penelitian

deskriptif adalah salah satu jenis metode penelitian yang bertujuan

mendeskripsikan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan

sifat populasi tertentu, atau mencoba menggambarkan fenomena secara detail.

Metode penelitian deskriptif ini digunakan sesuai dengan tujuan penelitian yaitu

untuk mendeskripsikan kemampuan merespon dan bertanya siswa kelas VII-A

melalui kegiatan bimbingan kelompok di MTsN Sintuk.

Page 17: Proposal PL

B. Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di MTsN Sintuk. Adapun yang menjadi objek

penelitian PTK ini adalah seluruh siswa kelas VII-A yang berjumlah 40 orang.

C. Karakteristik Siswa

Siswa yang dijadikan subjek penelitian merupakan kumpulan individu

yang unik, artinya yaitu masing-masing individu memiliki gaya belajar yang

berbeda antara satu dan yang lainnya sesuai dengan kemampuan dan daya

kreatifitasnya dalam belajar. Subjek penelitian dinilai memiliki kemampuan rata-

rata dan dikenal peribut oleh guru-guru lain yang mengajar pada saat proses

belajar mengajar (PBM) berlangsung, namun dalam hal keaktifan siswa merespon

dan bertanya tentang materi pelajaran yang sedang diberikan dapat dikatakan

sudah baik tetapi tidak seluruh siswa yang ikut terlibat merespon dan bertanya.

D. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas VII-A MTsN Sintuk

dan waktu pelaksanaannya dilakukan pada semester genap Tahun Ajaran

2010/2011 antara bulan Februari sampai bulan Mei 2011 selama satu jam

pelajaran.

E. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini dilakukan peneliti dengan cara mempersiapkan instrumen

terlebih dahulu sebelum penelitian dimulai (pra penelitian) dengan tujuan agar

Page 18: Proposal PL

peneliti dapat merancang kesesuaian instrumen berdasarkan data-data yang

diperoleh di lapangan secara efektif dan efisien pada saat penelitian berlangsung.

Adapun instrumen yang peneliti gunakan yaitu:

1. Observasi

Observasi peneliti lakukan selama tiga minggu pada saat jam pelajaran BK.

2. Wawancara

Wawancara peneliti lakukan untuk mengetahui bagaimana keaktifan siswa

dalam hal merespon dan bertanya pada saat jam pelajaran BK berlangsung

maupun suasana kegiatan belajar mengajar dengan guru lain. Wawancara

dilakukan kepada sejumlah siswa yang dijadikan subjek penelitian, wali kelas,

guru mata pelajaran lain serta guru pembimbing kelas bersangkutan.

Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini

adalah melalui cara membuat lembaran observasi siswa yang akan digunakan

untuk melihat perkembangan keaktifan siswa dalam hal merespon dan bertanya

kepada guru selama proses belajar mengajar berlangsung pada saat jam pelajaran

BK yang diberikan oleh guru pembimbing. Beberapa aspek yang diamati pada

siswa selama siswa mengikuti proses belajar mengajar yaitu:

a. Keaktifan siswa dalam merespon pertanyaan guru, meliputi:

1) Ketepatan merespon

2) Kejelasan penggunaan bahasa yang disampaikan pada saat merespon

3) Sikap dan perilaku pada saat merespon

4) Hal yang disampaikan positif

Page 19: Proposal PL

b. Keaktifan siswa dalam bertanya terhadap pernyataan guru, meliputi:

1) Ketepatan bertanya

2) Kejelasan penggunaan bahasa yang disampaikan pada saat bertanya

3) Sikap dan perilaku pada saat bertanya

4) Hal yang disampaikan positif

F. Rancangan Penelitian

1. Rancangan Penelitian

a. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dan kuantitatif,

karena data yang akan dipaparkan adalah berbentuk data deskripsif kuantitatif.

Pendekatan kuantitatif digunakan dalam analisis data, nantinya dapat dilihat melalui

perkembangan angka baik nilai hasil pembelajaran maupun persentase jumlah siswa yang

telah mencapai poin tertentu.

Penelitian ini dilakukan karena berhubungan dengan praktik pembelajaran, kelas

VII-A merupakan kelas yang diobservasi dan dilakukan dengan cara berkolaborasi

dengan guru bimbingan dan konseling kelas tersebut.

b. Alur Penelitian

Penelitian tindakan kelas yang dilakukan menggunakan model siklus yang

dikembangkan oleh Kemmis Mc Taggart. Penelitian tindakan kelas model siklus yang

dikembangkan oleh Kemmis Mc Taggart (dalam Ritawati, 2008: 45) pada hakikatmnya

berupa perangkat-perangkat atau untaian dengan satu perangkat yang terdiri dari empat

komponen, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.

Page 20: Proposal PL

Pedoman observasi kemampuan merespon dan bertanya siswa

A. Kemampuan dalam hal merespon

5. 4. 3. 2. 1.

Ketepatan isi Kejelasan bahasa Sikap dan perilaku positif Pendiam dan pasif

pernyataan yang digunakan yang ditampilkan

B. Kemampuan dalam hal bertanya

5. 4. 3. 2. 1.

Ketepatan isi Kejelasan bahasa Sikap dan perilaku positif Pendiam dan pasif

pertanyaan yang digunakan yang ditampilkan

G. Pelaksanaan Kegiatan

1. Siklus I

Gambar 2. Siklus I

Perencanaan:Mengumpulkan informasi mengenai

keaktifan siswa dalam hal merespon dan bertanya dari guru pembimbing, membuat satlan, melakukan proses belajar mengajar

secara wajar.

Observasi:Melihat keaktifan siswa pada saat

mencermati dan memahami materi yang diberikan oleh guru, melihat keaktifan

siswa dalam hal merespon dan bertanya terhadap materi yang telah disampaikan

oleh guru.

Pelaksanaan:Mendapatkan informasi mengenai keaktifan siswa

dalam hal merespon dan bertanya dari guru pembimbing, membuat satlan, melakukan proses

belajar mengajar secara wajar.

Refleksi:Siswa yang aktif merespon dan bertanya

secara baik dan tepat pada saat proses belajar mengajar berlangsung di kelas sebanyak 10

orang (2,5%). Kegiatan akan dilanjutkan pada siklus kedua dengan memulai dari tahap

perencanaan, pelaksanaan, observasi dan melakukan refleksi kembali melalui pemberian

layanan informasi.

SIKLUS I

Page 21: Proposal PL

Bertitik tolak dari hasil pengamatan yang peneliti lakukan pada siswa

kelas VII-A MTsN Sintuk secara klasikal, maka penelitian pertama belum

diberikan perlakuan khusus tetapi hanya melalui kegiatan pemberian materi

pelajaran BK dengan menggunakan metode ceramah sebagaimana lazimnya

proses belajar mengajar berlangsung. Dalam penelitian ini, peneliti ingin

mengetahui keaktifan siswa dalam hal merespon dan bertanya mengenai materi

yang telah diberikan oleh guru.

Berdasarkan siklus I yang tertera pada gambar 2, terdapat empat langkah

kegiatan yaitu:

a) Perencanaan

Perencanaan yang dilakukan pada siklus I yaitu mempersiapkan:

1) Informasi mengenai keaktifan siswa dalam hal merespon dan bertanya

kepada guru pembimbing

2) Satuan layanan

3) Laporan pelaksanaan program layanan

4) Melihat kesiapan siswa untuk menerima pelajaran

5) Merumuskan tujuan instruksional khusus pada siswa

b) Pelaksanaan

1) Mendapatkan informasi mengenai keaktifan siswa dalam hal merespon

dan bertanya dari guru pembimbing

2) Satuan layanan siap untuk digunakan

3) Laporan pelaksanaan program layanan menyusul kemudian

Page 22: Proposal PL

4) Siswa dirasa siap untuk menerima pelajaran

5) Tujuan instruksional khusus telah dijabarkan kepada siswa

c) Observasi

Pada pelaksanaan siklus pertama diperoleh hasil yang terkait dengan

keaktifan siswa dalam hal merespon dan bertanya selama mengikuti kegiatan

pelajaran BK belum terlihat baik, karena sebagian siswa belum menunjukkan

keaktifannya secara langsung dalam hal merespon dan bertanya yaitu hanya

sebanyak sepuluh orang siswa dari 39 orang siswa (25,6%). Pada umumnya

siswa hanya mampu mendengarkan penjelasan materi yang diberikan oleh

guru dengan sikap mendengarkan yang cukup kondusif.

d) Refleksi

Berdasarkan siklus pertama yang telah dilakukan terdapat beberapa

masalah, yaitu:

1) Saat pemberian materi dengan menggunakan metode ceramah, hanya

beberapa orang siswa yang mampu mendengarkan dengan baik sedangkan

yang lainnya melakukan kegiatan lain.

2) Hanya beberapa siswa yang mau merespon dan bertanya secara baik dan

tepat seputar materi yang telah diberikan.

Dari beberapa hasil refleksi tersebut, maka akan masuk pada

perencanaan siklus kedua yaitu:

1) Penggunaan tata bahasa dan kejelasaan intonasi suara peneliti ditingkatkan

sehingga mudah dipahami oleh siswa

Page 23: Proposal PL

2) Akan dilakukan layanan informasi yang sesuai dengan kebutuhan siswa

kepada siswa guna meningkatkan keaktifan mereka dalam hal merespon

dan bertanya pada saat jam pelajaran berlangsung

Peneliti akan melanjutkan kembali penelitian tindakan kelas ini pada

siklus kedua dengan memulai rancangan baru berdasarkan hasil evaluasi dan

refleksi yang didapat sebelumnya. Rancangan penelitian siklus kedua ini

menggunakan metode dan cara pendekatan yang berbeda dari siklus pertama,

namun tetap melalui empat tahap kegiatan yaitu (1) tahap perencanaan, (2) tahap

pelaksanaan, (3) tahap observasi, dan (4) tahap refleksi.

2. Siklus II

Gambar 3. Siklus II

Observasi:Melihat keaktifan siswa pada saat

mencermati dan memahami materi yang diberikan oleh guru, serta melihat

keaktifan siswa dalam hal merespon dan bertanya terhadap materi yang telah

disampaikan oleh guru selama kegiatan PBM berlangsung.

Pelaksanaan:Melaksanakan layanan informasi pada siswa

sebanyak dua kali dengan menggunakan chart menandai lembaran observasi keaktifan siswa dalam hal kemampuan merepon dan bertanya

selama kegiatan PBM berlangsung di dalam kelas.

Refleksi:Setelah diadakan kegiatan layanan informasi pada

siswa dengan menggunakan chart, terjadi peningkatan yang cukup signifikan yaitu sebanyak

25 orang (64,1%). Kegiatan akan berlanjut pada siklus ketiga dengan mengikuti tahap yang sama

yaitu dari tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan melakukan refleksi.

SIKLUS II

Perencanaan:Melakukan kegiatan layanan informasi, dengan pemberian chart kepada siswa membuat pedoman observasi kegiatan belajar siswa dalam hal merespon dan

bertanya pada saat PBM.

Page 24: Proposal PL

Setelah didapatkan data mengenai keaktifan siswa dalam hal merespon

dan bertanya pada siklus I belum dirasa memuaskan, peneliti kembali melakukan

penelitian pada siklus II dengan cara diberikan perlakuan khusus yaitu melalui

layanan infomasi dengan menggunakan chart. Tujuan dilakukan kegiatan layanan

informasi dengan menggunakan chart ini adalah untuk meningkatkan keaktifan

siswa dalam hal merespon dan bertanya.

a) Perencanaan

Perencanaan yang akan dilakukan pada siklus kedua ini yaitu:

1. Menjelaskan secara klasikal hasil sosiometri

2. Membuat chart yang menarik bagi siswa sesuai dengan hasil sosio metri

tersebut yaitu “cara membina hubungan baik dengan orang lain”

b) Pelaksanaan

1) Mendapatkan informasi mengenai keaktifan siswa dalam hal merespon

dan bertanya dari guru pembimbing

2) Satuan layanan siap untuk digunakan

3) Laporan pelaksanaan program layanan menyusul kemudian

4) Siswa dirasa siap untuk menerima pelajaran

5) Tujuan instruksional khusus telah dijabarkan kepada siswa

c) Observasi

Pada pelaksanaan siklus kedua diperoleh hasil yang terkait dengan

keaktifan siswa dalam hal merespon dan bertanya selama mengikuti kegiatan

pelajaran BK sudah terlihat baik, karena sebagian siswa sudah menunjukkan

Page 25: Proposal PL

keaktifannya secara langsung dalam hal merespon dan bertanya yaitu hanya

sebanyak 25 orang siswa dari 40 orang siswa (62,5%). Penilaian dilihat dari:

1. Bagaimana keaktifan siswa merespon terhadap materi yang sedang

dibahas oleh guru

2. Bagaimana keaktifan siswa bertanya seputar materi yang telah dibahas

oleh guru

d) Refleksi

Berdasarkan siklus kedua yang telah dilakukan terdapat beberapa

masalah, yaitu:

1) Saat pemberian materi dengan menggunakan metode tanya jawab dan

media pembelajaran berupa chart , sudah lebih dari setengah siswa yang

merespon dan bertanya mengenai materi yang diberikan.sedangkan yang

lainnya masih sibuk dengan kegitan lain.

2) Setengah dari siswa yang mau merespon dan bertanya secara baik dan

tepat seputar materi yang telah diberikan.

Berdasarkan siklus kedua yang telah dilakukan, didapatkan

peningkatan jumlah siswa yang aktif merespon dan bertanya kepada guru pada

saat jam pembelajaran berlangsung, yaitu dari 10 orang siswa (25,6%)

menjadi 25 orang siswa (64,1%). Hal ini merupakan peningkatan yang cukup

berhasil dilakukan kepada sejumlah siswa asuh, kegiatan selanjutnya akan

dilanjutkan pada siklus ketiga dengan dimulai dari sebuah perencaan awal

yang baik demi tercapainya kompetensi dan tujuan yang telah dikehendaki

bersama.

Page 26: Proposal PL

3. Siklus III

Gambar 4. Siklus III

Kegiatan penelitian tindakan kelas yang dilakukan pada siklus ketiga

ini bertujuan untuk menyempurnakan hasil kegiatan sebelumnya pada siklus

kedua, pelaksanaan siklus ketiga berupa pemberian penghargaan (reward) dan

penguatan (reinforcement) kepada masing-masing siswa yang berani untuk

memberikan respon dan bertanya pada saat jam pelajaran berlangsung tanpa

memberikan tindakan hukuman (punishment) bagi siswa yang tidak

menunjukkan keaktifannya dalam hal merespon dan bertanya. Diharapkan

terjadi peningkatan yang cukup signifikan pada siswa setelah diberikan

Observasi:Melihat keaktifan siswa pada saat

mencermati dan memahami materi yang diberikan oleh guru, serta melihat

keaktifan siswa dalam hal merespon dan bertanya terhadap materi dan permainan petak johari yang telah disampaikan oleh guru selama kegiatan PBM berlangsung.

Pelaksanaan:Melaksanakan kegiatan PBM dengan memberikan

materi tentang evaluasi diri pada siswa, menempatkan siswa pada tempat duduk depan,

memberikan petak johari, mengisi lembaran observasi keaktifan siswa dalam hal kemampuan

merepon dan bertanya selama kegiatan PBM berlangsung.

Refleksi:Setelah diberikan reward dan reinforcement pada

siswa selama kegiatan PBM serta pemberian permainan petak johari , terjadi peningkatan yang sangat baik yaitu sebanyak 35 orang (89,7%) dari sebelumnya hanya 25 orang siswa (64,1%) dari 39

orang siswa dalam satu kelas.

SIKLUS III

Perencanaan:Menempatkan siswa yang kurang aktif pada

tempat duduk paling depan, memberikan reward dan reinforcement bagi siswa yang

berani menunjukkan partisipasi untuk merespon dan bertanya, merangsang keaktifan siswa untuk merespon dan

bertanya melalui permainan petak johari pada saat PBM.

Page 27: Proposal PL

reward dan reinforcement, sehingga siswa dapat lebih aktif lagi untuk

merespon dan bertanya pada saat jam pelajaran berlangsung.

a) Perencanaan

Perencanaan yang akan dilakukan pada siklus III ini yaitu:

1. Menempatkan siswa yang kurang aktif pada tempat duduk bagian depan

2. Menyampaikan materi tentang konsep diri

3. Memberikan reward dan reinforcement pada siswa yang berani untuk

merespon dan bertanya saat proses belajar mengajar berlangsung

4. Memberikan permainan petak johari dengan tujuan untuk merangsang

keaktifan merespon dan bertanya siswa

b) Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan pada siklus III ini berdasarkan perencanaan yang

telah dibuat sebelumnya yaitu:

1. Menempatkan siswa yang kurang aktif pada tempat duduk bagian depan

2. Menyampaikan materi tentang konsep diri

3. Memberikan reward dan reinforcement pada siswa yang berani untuk

merespon dan bertanya saat proses belajar mengajar berlangsung

4. Memberikan permainan petak johari dengan tujuan untuk merangsang

keaktifan merespon dan bertanya siswa

c) Observasi

Setelah pelaksanaan kegiatan pada siklus ketiga selesai yaitu

pemberian layanan informasi tentang konsep diri, melakukan permainan petak

Page 28: Proposal PL

johari serta pemberian reward dan reinforcement kepada siswa yang mau serta

aktif merespon dan bertanya. Kegiatan selanjutnya yaitu melakukan observasi

serta mengisi lembaran observasi tersebut berdasarkan hasil pelaksanaan yang

telah dilakukan. Dalam hal ini tampak antusias siswa untuk mencermati dan

memahami materi pelajaran, memberikan respon dan pertanyaan kepada guru

mengenai materi yang sedang dibahas, serta ikut terlibat aktif dalam

permainan petak johari. Perolehan dari hasil pelaksanaan kegiatan yang telah

peneliti lakukan pada siswa didapat bahwa dari semula 25 orang siswa

(64,1%) yang aktif merepon dan bertanya selama siklus kedua diadakan,

sekarang meningkat menjadi 35 orang siswa (89,7%) dari 39 orang siswa

dalam satu kelas.

d) Refleksi

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan pada siklus ketiga

didapatkan perolehan peningkatan dari 25 orang siswa (64,1%) menjadi 35

orang siswa (89,7%) yang aktif merespon dan bertanya kepada guru.

Berdasarkan hasil yang diperoleh terhadap keseluruhan kegiatan yang telah

dilaksanakan pada setiap siklus (siklus I, II dan III) menunjukkan keberhasilan

yang cukup mengembirakan dalam setiap pelaksanaan layanan informasi

terhadap peningkatan kemampuan merespon dan bertanya siswa di dalam

kelas.

Page 29: Proposal PL

H. Analisis Data

Hasil penelitian terhadap kemampuan merespon dan bertanya siswa kelas

VII-A MTsN Sintuk yang berjumlah 39 orang, yaitu:

1. Pada siklus pertama sebelum diberikan perlakuan khusus, jumlah siswa yang

mampu menunjukkan kemampuan merespon dan bertanya sebanyak sepuluh

orang (25,6%) dari 39 siswa

2. Pada siklus kedua dalm pemberian layanan informasi dengan menggunakan

chart jumlah siswa yang aktif merespon dan bertanya meningkat menjadi 25

orang (64,1%) dari sepuluh orang (25,6%).

3. Pada siklus ketiga setelah diberlakukan pemberian reward dan reinforcement

dan permainan petak johari, total siswa yang mampu menunjukkan

kemampuan merespon dan bertanya secara baik dan positif semakin

meningkat menjadi 35 orang (89,7%) yang sebelumnya hanya berjumlah 25

orang (64,1%) dari 39 orang siswa.

Penilaian hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti selama tiga siklus

dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4. Gambaran hasil kegiatan siklus I, II dan III (jumlah siswa = 39 orang)

No

.

Siklus Siswa Aktif Siswa tidak Aktif Persentase (%)

1 Siklus I 10 orang 29 orang 25,6 %

2 Siklus II 25 orang 19 orang 64,1 %

3 Siklus III 35 orang 4 orang 89,7 %

Page 30: Proposal PL

Berdasarkan gambaran tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah siswa aktif

yang mampu menunjukkan kemampuan dalam hal merespon dan bertanya sebelum

diberikan perlakuan khusus pada siklus I hanya berjumlah sepuluh orang dari 39

orang siswa (25,6%), pada siklus II setelah diadakan kegiatan bimbingan kelompok

sebanyak dua kali pertemuan pada setiap kelompok nampak terjadi peningkatan

menjadi 25 orang dari 39 orang siswa (64,1 %) dan pada siklus III diperoleh hasil

sebanyak 35 orang dari 39 orang siswa (89,7 %) yang mampu menunjukkan keaktifan

merespon dan bertanya di dalam kelas setelah diberikan reward, reinforcement dan

permainan petak johari

Page 31: Proposal PL

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan peneliti,

maka dapat diberi kesimpulan sebagai berikut:

1. Keterampilan merespon dan bertanya dibutuhkan oleh seluruh siswa untuk

meningkatkan ilmu dan pengetahuan serta merupakan salah satu upaya untuk

melatih kemampuan perbendaharaan verbal mereka.

2. Keterampilan merespon dan bertanya melatih siswa untuk dapat berfikir

secara kritis dan cermat berdasarkan pertanyaan/pernyataan mengenai seputar

materi yang diberikan oleh guru.

3. Melalui penggunaan keterampilan merespon dan bertanya secara baik dan

benar akan meningkatkan pengetahuan siswa dari tidak tahu menjadi tahu dan

lebih memahami dari apa yang telah disampaikan oleh guru.

4. Sebagai seorang pendidik, baik guru mata pelajaran maupun konselor sekolah

selalu berusaha meningkatkan keaktifan siswa dalam hal merespon dan

bertanya karena akan meningkatkan kemampuan kognitif dan afektif siswa.

5. Kemampuan merespon dan bertanya siswa akan meningkat apabila guru

mampu berusaha untuk mengajak siswa berani mengemukakan pendapatnya

secara langsung serta menghargai setiap pernyataan/pertanyaan yang

diberikannya tanpa adanya diskriminasi di dalam kelas.

Page 32: Proposal PL

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan di atas terdapat beberapa

saran yang dirasa perlu dipertimbangkan, yaitu:

1. Pendidik khususnya konselor sekolah hendaknya memberikan kesempatan

yang seluas-luasnya kepada siswa/peserta didik untuk dapat menunjukkan

kemampuannya dalam hal merespon dan bertanya secara baik dan positif.

2. Pendidik hendaknya lebih banyak memberikan penguatan (reinforcement)

dan meniadakan pemberian hukuman (punishment) kepada siswa agar siswa

merasa dihargai serta dapat lebih meningkatkan kemampuan belajarnya.

3. Pendidik hendaknya selalu berusaha untuk mengadakan komunikasi multi-

interaksi kepada siswa baik pada saat pemberian materi pelajaran di jam

pelajaran berlangsung maupun di luar jam pelajaran.

4. Instansi sekolah hendaknya dapat memberikan dukungan sepenuhnya

terhadap kegiatan yang dilakukan oleh konselor sekolah.

5. Pentingnya kerjasama yang dilakukan antara pihak sekolah, guru mata

pelajaran dan konselor sekolah guna meningkatkan pengembangan potensi

siswa sehingga siswa memiliki kompetensi yang unggul, cerdas dan

berprestasi.

6. Konselor sekolah untuk dapat memberikan sejumlah layanan yang benar-

benar tepat serta sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan siswa.