Top Banner
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kosmetik tidak lepas dari kehidupan manusia, terutama kosmetik dekoratif yang banyak diminati kaum wanita. Lip balm merupakan salah satu kosmetik dekoratif yang digunakan untuk memperindah bibir Lip balm biasanya digunakan untuk memoles bibir sehabis atau sebelum menggunakan lip balm. Manfaat menggunakan lip balm untuk bibir adalah mengatur kelembapan bibir. Masalah pada bibir yang biasanya muncul adalah bibir pecah-pecah atau bibir kering hingga keluar darah, bisa jadi ini karena kekurangan air dari dalam tubuh yang menyebabkan bibir kering. Atau malah dari lip balm yang digunakan mengandung bahan kimia yang malah akan merusak permukaan bibir.Lip balm pada umumnya berwarna bening atau tidak berwarna meskipun belakangan ini juga diciptakan varian yang memiliki warna. Bentuknya juga bermacam-macam ada yang padat seperti lip balm dan ada pula yang berbentuk krim dan cair. Komponen utama lip balm yaitu beeswax dan minyak. Bila lip balm ingin diberi warna bisa digunakan pewarna alami maupun sintetik. Namun tidak semua pewarna sintetik aman digunakan pada bibir, karena dapat menyebabkan gatal, bibir pecah-pecah, kering serta dapat mengelupas kulit bibir bila digunakan melewati batas ambang maksimum. Zat warna alami semakin dibutuhkan keberadaannya karena dianggap lebih aman dibanding pewarna sintetik. Banyak zat warna yang ada disekitar kita seperti salah satunya pada buah bit (Beta vulgaris)yang akan memberikan warna merah pada lip balm. Beeswax pada lip balm dapat membentuk lip balm menjadi lebih keras, konsistensinya tidak meningkat karena pengadukan dan dapat menghambat edukasi minyak. Beeswax memiliki titik lebur 61-66 o C, selain mudah dibentuk juga dapat stabil mempertahankan bentuknya. Beeswax juga dapat dijadikan sebagai pengawet alami. Selain itu beeswax lebih aman digunakan sebagai pengeras dalam lip balm karena tidak menyebabkan iritasi. Namun
33

Proposal PKT49 Lip balm

Jan 31, 2016

Download

Documents

sekaralfin

Proposal PKT49 Lip balm
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Proposal PKT49 Lip balm

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kosmetik tidak lepas dari kehidupan manusia, terutama kosmetik

dekoratif yang banyak diminati kaum wanita. Lip balm merupakan salah satu

kosmetik dekoratif yang digunakan untuk memperindah bibir Lip balm

biasanya digunakan untuk memoles bibir sehabis atau sebelum

menggunakan lip balm. Manfaat menggunakan lip balm untuk bibir adalah

mengatur kelembapan bibir. Masalah pada bibir yang biasanya muncul

adalah bibir pecah-pecah atau bibir kering hingga keluar darah, bisa jadi ini

karena kekurangan air dari dalam tubuh yang menyebabkan bibir kering.

Atau malah dari lip balm yang digunakan mengandung bahan kimia yang

malah akan merusak permukaan bibir.Lip balm pada umumnya berwarna

bening atau tidak berwarna meskipun belakangan ini juga diciptakan varian

yang memiliki warna. Bentuknya juga bermacam-macam ada yang padat

seperti lip balm dan ada pula yang berbentuk krim dan cair.

Komponen utama lip balm yaitu beeswax dan minyak. Bila lip balm

ingin diberi warna bisa digunakan pewarna alami maupun sintetik. Namun

tidak semua pewarna sintetik aman digunakan pada bibir, karena dapat

menyebabkan gatal, bibir pecah-pecah, kering serta dapat mengelupas kulit

bibir bila digunakan melewati batas ambang maksimum. Zat warna alami

semakin dibutuhkan keberadaannya karena dianggap lebih aman dibanding

pewarna sintetik. Banyak zat warna yang ada disekitar kita seperti salah

satunya pada buah bit (Beta vulgaris)yang akan memberikan warna merah

pada lip balm.

Beeswax pada lip balm dapat membentuk lip balm menjadi lebih keras,

konsistensinya tidak meningkat karena pengadukan dan dapat menghambat

edukasi minyak. Beeswax memiliki titik lebur 61-66o C, selain mudah dibentuk

juga dapat stabil mempertahankan bentuknya. Beeswax juga dapat dijadikan

sebagai pengawet alami. Selain itu beeswax lebih aman digunakan sebagai

pengeras dalam lip balm karena tidak menyebabkan iritasi. Namun

Page 2: Proposal PKT49 Lip balm

2

penggunaan beeswax yang terlalu besar dapat menghasilkan lip balm yang

agak tumpul, tidak rata permukaannya dan kasar.

Minyak yang digunakan dalam lip balm harus memberikan kelembutan,

kilauan dan berfungsi sebagai medium pendispersi zat warna (Poucher,

2000). Minyak yang sering digunakan antara lain minyak jarak, minyak

mineral dan minyak nabati lain. Minyak jarak merupakan minyak nabati yang

unit karena memiliki viskositas yang tinggi dan memiliki kemampuan

melarutkan staining-dye dengan baik. Minyak jarak merupakan salah satu

komponen penting dalam lip balm. Viskositasnya yang tinggi merupakan

salah satu keuntungan dalam menunda pengendapan dari pigmen yang tidak

larut pada saat pencetakan.

Kami mengambil judul pembuatan dan analisis lip balm organik

dengan pewarna alami dari akar bit (Beta vulgaris) dikarenakan pada saat ini

masyarakat sedang gemar dengan kosmetik berbahan alami terutama pada

pelembab bibir. Masyarakat mulai sadar akan bahaya akibat penggunaan

bahan kimia. Sehingga banyak dari mereka yang mulai beralih mengonsumsi

bahan organik khususnya untuk kosmetik yang digunakan untuk pelembab

bibir. Pada produk lip balm ini kami menggunakan bahan pewarna alami dari

akar bit yang akan mengasilkan warna merah. Selain itu akar bit juga

bermanfaat untuk antioksidan dan mencegah sariawan.

B. Pentingnya Masalah

Sesuai prinsip kewirausahan yaitu, mencari untung sebesar-besarnya

maka sering kali produsen mengabaikan keamanan dari produk yang

dibuatnya. Seperti lip balm yang berada di pasaran banyak mengandung

bahan kimia berbahaya yang dapat mengiritasi bibir. Untuk itu, kami

mengganti bahan tersebut dengan bahan alami yaitu, ekstrak buah bit yang

berfungsi sebagai bahan pewarna alami yang tidak membahayakan.

Pembuatan lip balm juga menggunakan beberapa bahan organik lain untuk

melembabkan bibir agar bibir tidak pecah-pecah serta tidak teriritasi. Selain

dari pengemasan yang baik, khasiatnya pun tidak kalah penting.

Page 3: Proposal PKT49 Lip balm

3

C. Tujuan

Praktikum Kimia Terpadu dilaksanakan dengan tujuan untuk

menambah pengetahuan dan keterampilan siswa – siswi Sekolah Menengah

Kejuruan – SMAK Bogor. Siswa-siswidiwajibkan untuk dapat mensintesis dan

menganalisis suatu produk yang berguna serta banyak dikonsumsioleh

masyarakat luas.Sintesis ini dilaksanakan dengan memanfaatkan ekstrak dari

buah bit sebagai bahan alami pengganti bahan kimia sintesis yang biasa

dipakai pada kosmetika di pasaran. Sehingga, dengan digunakannya bahan

alami ini dapat meminimalisir kemungkinan terjadinya iritasi pada bibir serta

efek samping. Tanpa mengurangi fungsi pokok dari lip balm, bahan organik

juga mampu memberi warna alami pada bibir serta melembabkan bibir.

Page 4: Proposal PKT49 Lip balm

4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kosmetik

Menurut Wall dan Jellinek (1970), kosmetik dikenal manusia sejak

berabad-abad yang lalu. Pada abad ke-19, pemakaian kosmetik mulai

mendapat perhatian, yaitu selain untuk kecantikan juga untuk

kesehatan.Perkembangan ilmu kosmetik serta industrinya baru dimulai secara

besar-besaran pada abad ke-20 (Tranggono dan Latifah, 2007). Kosmetik

berasal dari kata kosmein (Yunani) yang berarti ”berhias”. Bahan yang dipakai

dalam usaha untuk mempercantik diri ini, dahulu diramu dari bahan-bahan

alami yang terdapat disekitar.Sekarang kosmetik dibuat tidak hanya dari

bahan alami tetapi juga bahan sintetis untuk maksud meningkatkan

kecantikan (Wasitaatmadja, 1997).

Sejak semula kosmetologi merupakan salah satu ilmu pengobatan

atau ilmu kesehatan. Para pakar kosmetik dahulu adalah juga pakar

kesehatan, seperti para tabib, dukun, bahkan penasehat keluarga istana.

Dalam perkembangannya terjadi pemisahan antara kosmetik dan obat, baik

dalam hal jenis, efek, efek samping, dan lainnya (Wasitaatmadja, 1997).

Kosmetik adalah sediaan atau paduan bahan yang siap untuk digunakan pada

bagian luar badan seperti epidermis, rambut, kuku, bibir, gigi, dan rongga

mulut. Kosmetik digunakan untuk membersihkan, menambah daya tarik,

melindungi supaya tetap dalam keadaan baik, tetapi tidak dimaksudkan untuk

mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit (Tranggono dan Latifah,

2007).

Kosmetik yang diproduksi dan atau diedarkan harus memenuhi

persyaratan sebagai berikut:

a. Menggunakan bahan yang memenuhi standar dan persyaratan mutu

serta persyaratan lain yang ditetapkan.

b. Diproduksi dengan menggunakan cara pembuatan kosmetik yang baik.

c. Terdaftar pada dan mendapat izin edar dari Badan Pengawas Obat dan

Makanan RI (BPOM RI).

Page 5: Proposal PKT49 Lip balm

5

B. Lip balm

Lip balm terbuat dari campuran lilin dan minyak dalam komposisi yang

sedemikian rupa. Campuran lilin dan minyak dapat memberikan suhu lebur

dan viskositas yang dikendaki. Suhu lebur lip balm yang ideal sesungguhnya

diatur hingga suhu yang mendekati suhu bibir, bervariasi antara 36-38 oC.

Tetapi karena harus memperhatikan faktor ketahanan terhadap suhu cuaca

sekelilingnya, terutama suhu daerah tropik, suhu lebur lip balm dibuat lebih

tinggi.Suhu tersebut dianggap lebih sesuai jika diatur pada suhu lebih kurang

62 oC, biasanya berkisar antara 55-75 oC (Ditjen POM, 1985).

Dari segi kualitas, lip balm harus memenuhi beberapa persyaratan

berikut (Mitsui, 1977):

a. Tidak menyebabkan iritasi atau kerusakan pada bibir

b. Tidak memiliki rasa dan bau yang tidak menyenangkan

c. Polesan lembut dan tetap terlihat baik selama jangka waktu tertentu

d. Selama masa penyimpanan bentuk harus tetap utuh, tanpa

kepatahan dan perubahan wujud.

e. Tidak lengket

f. Penampilan tetap menarik dan tidak ada perubahan warna

Adapun komponen utama dalam sediaan lip balm, yaitu :

a. Minyak

Minyak adalah salah satu komponen dalam basis lip balm

yang berfungsi untuk melarutkan atau mendispersikan zat warna.

Minyak yang sering digunakan antara lain minyak jarak, minyak

mineral dan minyak nabati lain. Minyak jarak merupakan minyak

nabati yang unik karena memiliki viskositas yang tinggi dan memiliki

kemampuan melarutkan staining-dye dengan baik. Minyak jarak

merupakan salah satu komponen penting dalam banyak lip balm

modern. Viskositasnya yang tinggi adalah salah satu keuntungan

dalam menunda pengendapan dari pigmen yang tidak larut pada saat

pencetakan, sehingga dispersi pigmen benar benar merata (Balsam,

1972).

Page 6: Proposal PKT49 Lip balm

6

b. Lilin

Lilin digunakan untuk memberi struktur yang kuat pada lip

balm dan menjaganya tetap padat walau dalam keadaan hangat.

Campuran lilin yang ideal akan menjaga lip balm tetap padat

setidaknya pada suhu 50 °C dan mampu mengikat fase minyak agar

tidak ke luar atau berkeringat, tetapi juga harus tetap lembut dan

mudah dioleskan pada bibir dengan tekanan serendah mungkin. Lilin

yang digunakan antara laincarnauba wax,candelilla wax, beeswax,

ozokerites, spermaceti dan setil alkohol. Carnauba wax merupakan

salah satu lilin alami yang yang sangat keras karena memiliki titik

lebur yang tinggi yaitu 85 °C. Biasa digunakan dalam jumLah kecil

untuk meningkatkan titik lebur dan kekerasan lip balm (Balsam, 1972).

c. Lemak

Lemak yang biasa digunakan adalah campuran lemak

padat.Lemak berfungsi untuk membentuk lapisan film pada bibir,

memberi tekstur yang lembut, meningkatkan kekuatan lip balm dan

dapat mengurangi efek berkeringat dan pecah pada lip balm.

Fungsinya yang lain dalam proses pembuatan lip balm adalah

sebagai pengikat dalam basis antara fase minyak dan fase lilin. Selain

itu juga digunakan sebagai bahan pendispersi untuk pigmen. Lemak

padat yang biasa digunakan dalam basis lip balm adalah lemak

coklat, lanolin, lesitin, minyak nabati terhidrogenasi dan lain-lain.

d. Zat warna

Zat warna dalam lip balm dibedakan atas dua jenis yaitu

staining dye dan pigmen. Staining dye merupakan zat warna yang

larut atau terdispersi dalam basisnya, sedangkan pigmen merupakan

zat warna yang tidak larut tetapi tersuspensi dalam basisnya.Kedua

macam zat warna ini masingmasing memiliki arti tersendiri, tetapi

dalam lip balm keduanya dicampur dengan komposisi sedemikian

rupa untuk memperoleh warna yang diinginkan. Pigmen-pigmen yang

diigunakan dalam lip balm dapat berupa lake dari barium atau

kalsium, akan tetapi lake dari stronsium juga sering digunakan karena

menghasilkan warna yang tahan lama dan jernih. Untuk menghasilkan

warna yang agak pudar (muda), pigmen putih seperti titanium

dioksida dan zink oksida harus ditambahkan (Balsam, 1972).

Page 7: Proposal PKT49 Lip balm

7

Zat tambahan dalam lip balm adalah zat yang ditambahkan dalam

formula lip balm untuk menghasilkan lip balm yang baik, yaitu dengan cara

menutupi kekurangan yang ada tetapi dengan syarat zat tersebut harus inert,

tidak toksik, tidak menimbulkan alergi, stabil dan dapat bercampur dengan

bahan-bahan lain dalam formula lip balm. Zat tambah yang digunakan yaitu

antioksidan, pengawet dan parfum.

a. Antioksidan

Antioksidan digunakan untuk melindungi minyak dan bahan tak

jenuh lain yang rawan terhadap reaksi oksidasi. BHT, BHA dan

vitamin E adalah antioksidan yang paling sering digunakan (Butler,

2000).

b. Pengawet

Kemungkinan bakteri atau jamur untuk tumbuh di dalam

sediaan lip balm sebenarnya sangat kecil karena lip balm tidak

mengandung air. Akan tetapi ketika lip balm diaplikasikan pada bibir

kemungkinan terjadi kontaminasi pada permukaan lip balm sehingga

terjadi pertumbuhan mikroorganisme. Oleh karena itu perlu

ditambahkan pengawet di dalam formula lip balm. Pengawet yang

sering digunakan yaitu metil paraben dan propil paraben (Butler,

2000).

c. Parfum

Parfum perlu ditambahkan dalam formula lip balm untuk

menutupi bau dari minyak dan lilin yang terdapat dalam basis dan bau

lain yang tidak enak yang timbul setelah lip balm digunakan atau

disimpan. Parfum yang berasal dari minyak tumbuhan (bunga) adalah

yang paling banyak digunakan (Balsam, 1972).

C. Bit Merah

Bit merah (Beta vulgaris) atau sering juga dikenal dengan sebutan akar

bit. Akar bit merupakan tanaman berbentuk akar yang mirip umbi-umbian dan

berasal dari famili Amaranthaceae. Bit merah merupakan sumber potensial

serat pangan, vitamin dan mineral. Di dalam kandungan bit merah, vitamin

yang potensial adalah asam folat dan vitamin C. Jika dilihat dari kandungan

mineralnya adalah berupa mangan, kalium, magnesium, besi, tembaga, dan

Page 8: Proposal PKT49 Lip balm

8

fosfor. Kandungan vitamin C yang cukup tinggi membuat bit merah dapat

digunakan sebagai sumber antioksidan yang potensial. Kandungan pigmen

pada bit merah, yaitu betasianin diyakini sangat bermanfaat untuk mencegah

penyakit kanker, terutama kanker kolon (usus besar) (Santiago dan Yahia,

2008).

Warna merah dari bit merah dikarenakan adanya anthocyanidin yang

dapat melindungi sel membran otak dan mempermudah penerimaan pesan

neurotransmitter. Bit merah mengandung vitamin A, vitamin B, vitamin C, zat

besi, magnesium, mangan, kalium, zink, bioflavonoid, gula murni dan betaine.

Bit merah adalah sumber potensial dari pigmen yang larut air yaitu betanin.

Betanin dalam bentuk betanidin 5-O-beta-glukosa merupakan antioksidan dan

pencegah aktif terjadinya induksi oksigen dan oksidasi oleh radikal bebas dari

molekul biologi. Berdasarkan sifat tersebut, pigmen dalam bit merah telah

digunakan sebagai bahan tambahan alami pada makanan dan minuman.

Pewarna bit merah dihasilkan dari ekstrak cair bit merah yang terdiri dari

berbagaimacam pigmen yang semuanya termasuk dalam kelas betalain.

Betalain terdiri atas dua kelompok yakni red betasianin dan yellow betaxanthin

dimana kedua macam pigmen yang terkandung di dalamnya memberikan

kontribusi terhadap tingginya aktivitas antioksidan pada bit merah.

Kemampuan aktivitas antioksidan bit merah untuk menghambat terjadinya

oksidasi oleh radikal bebas disebut dengan nilai % inhibition. Bit merah

memiliki kadar antioksidan tinggi yaitu sekitar 1,98 mmol / 100 gram (Nemzer

dkk., 2011).

Page 9: Proposal PKT49 Lip balm

9

BAB III METODE PEMBUATAN, ANALISIS DAN KEWIRAUSAHAAN

A. Metode Pembuatan

1. Ekstraksi Zat Warna pada Bit Merah

Cara Kerja :

1) Ditimbang akar bit sebanyak 160 gram.

2) Dicuci akar bit kemudian di iris.

3) Dikeringkan di oven pada suhu 60oC.

4) Dihaluskan dengan blender.

5) Direndam dalam 2,5 L etanol 96% selama 3 hari sambil sesekali diaduk.

6) Disaring dari residu akar bit yang tersisa menggunakan penyaring vakum.

7) Diuapkan dengan rotary evaporator pada suhu 40oC hingga mengental.

2. Pembuatan Lip balm

Ditimbang 100 gram

Dicuci Dikeringkan Dihaluskan

Direndam dalam 1,5 L etanol 96%

selama 3 hari Disaring Diuapkan dengan rotary evaporator pada suhu 40oC

Dipanaskan pada suhu 70oC-

75oC hingga mencair

Ditambahkan 1 gram ektrak akar

bit

Ditimbang 2 gram lilin lebah Ditimbang 4,5 gram minyak jarak

Page 10: Proposal PKT49 Lip balm

10

Cara Kerja:

1) Disiapkan dua wadah bersih.

2) Bekerja di area yang telah disanitasi.

1) Ditimbang 4,50 gram minyak jarak. Dimasukan kedalam wadah pertama.

2) Ditimbang 1 gram ekstrak akar bit. Dimasukan kedalam wadah pertama

dan dihomogenkan.

3) Ditimbang 2 gram lilin lebah. Dimasukan kedalam wadah kedua.

4) Dipanaskan lilin lebah menggunakan penangas air dengan suhu 70 oC-75

oC hingga mencair

5) Dimasukan campuran minyak jarak dan ekstrak akar bit kedalam wadah

kedua.

6) Ditambahkan essence stroberi 3-8 tetes.

7) Dicampur rata seluruh bahan.

8) Dicetak ke wadah lip balm.

9) Disimpan di lemari es atau dibiarkan selama 24 jam hingga mengeras,

lakukan tes alergi.

B. Metode Analisis

Metode analisis berdasarkan SNI nomor 16-4769-1998, BPOM

HK.03.1.23.07 dan Permenkes No. 376/Menkes/Per/VIII/1990

Dihomogenkan

Ditambahkan essence stroberi 3-

8 tetes

Dicetak

Ditunggu hingga mengeras

Page 11: Proposal PKT49 Lip balm

11

Table 1 Metode Analisis

No. Analisis Metode Parameter

1 Fisika Organoleptik (Uji Hedonik)

Warna

Kilap

Tekstur

Daya Oles

Titik Lebur Suhu Lebur

2 Kimia

Spektrofotometri Kadar Pewarna

Asidimetri Kadar Pengawet

Potensiometri pH

Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)

Cemaran logam Hg,As,Pb dan Cd

Analisis Kualitatif Zat Aktif Uji Betasianin

3 Mikrobiologi Perhitungan JumLah Bakteri (PJB)

Angka Lempeng Total (ALT)

Angka Kapang Khamir

Pseudomonas aeruginosa

Staphylococcus aureus

Candida albicans

1. Uji Organoleptik

a. Warna

1) Dasar :

Panelis diminta melihat warna lip balm dan menilai

berdasarkan tingkat kesukaan sesuai dengan format yang

telah diberikan oleh penguji.

Page 12: Proposal PKT49 Lip balm

12

2) Cara Kerja:

a) Disiapkan tisu dan lip balm.

b) Diberikan format penilaian oleh penguji

c) Dioleskan lip balm ke lengan panelis.

d) Dikumpulkan hasil penilaian.

b. Kilap

1) Dasar :

Panelis diminta melihat kilap lip balm dan menilai

berdasarkan tingkat kesukaan sesuai dengan format yang

telah diberikan oleh penguji.

2) Cara Kerja:

a) Disiapkan tisu dan lip balm.

b) Diberikan format penilaian oleh penguji

c) Dioleskan lip balm ke lengan panelis.

d) Dikumpulkan hasil penilaian.

c. Tekstur

1) Dasar :

Panelis diminta melihat tekstur lip balm dan menilai

berdasarkan tingkat kesukaan sesuai dengan format yang

telah diberikan oleh penguji.

2) Cara Kerja:

a) Disiapkan tisu dan lip balm.

b) Diberikan format penilaian oleh penguji.

c) Dioleskan lip balm ke lengan panelis.

d) Dikumpulkan hasil penilaian.

d. Daya Oles

1) Dasar :

Page 13: Proposal PKT49 Lip balm

13

Panelis diminta mencoba daya oles lip balm dan

menilai berdasarkan tingkat kesukaan sesuai dengan

format yang telah diberikan oleh penguji.

2) Cara Kerja:

a) Disiapkan tisu dan lip balm.

b) Diberikan format penilaian oleh penguji.

c) Dioleskan lip balm ke lengan panelis.

d) Dikumpulkan hasil penilaian.

2. Uji Titik Leleh

a. Dasar :

Temperatur saat zat padat berubah menjedi cairan

padatekanan 1 atmosfer dan diukur menggunakan alat pengukur

titik leleh.

b. Cara Kerja :

1) Diambil sedikit contoh.

2) Dipanaskan pipa kapiler bagian tengah kemudian

ditarik hingga menjadi dua bagian.

3) Dimasukan contoh kedalam pipa kapiler.

4) Dimasukan kedalam alat pengukur titik leleh.

3. Uji Pengawet

a. Dasar :

Nipagin (methyl paraben) dapat ditetapkan dengan metode

titrasi tidak langsung. Kelebihan NaOH yang ditambahkan berlebih

terukur akan direaksikan dengan H2SO4 dengan indikator BPB

dengan titik akhir berwarna kuning.

b. Reaksi :

Page 14: Proposal PKT49 Lip balm

14

c. Cara Kerja :

1) Ditimbang 1,25 gram contoh.

2) Ditambahkan 25 mL NaOH 1 N secara berlebih terukur.

3) Direfluks selama 1 jam.

4) Didinginkan.

5) Ditambahakan indikator BPB 2-3 tetes.

6) Dititar dengan H2SO4 1N hingga titik akhir berwarna

kuning.

7) Dilakukan blanko.

d. Perhitungan

( )

4. Uji pH

a. Dasar :

Adanya ion H+ atau OH- dalam larutan contoh dapat diukur

dengan pH-meter yang telah dikalibrasi dengan larutan buffer pH

4 dan buffer pH 7.

b. Cara Kerja :

1) Ditimbang ±1 gram contoh.

2) Dilebur didalam beker glass dengan penangas air.

3) Ditambahkan 100 mL air suling.

4) Dicelupkan elektroda pH-meter ke larutan buffer pH 4.

5) Dibilas elektroda dengan air suling.

6) Dicelupkan elektroda pH-meter ke larutan buffer pH 7.

7) Dibilas elektroda dengan air suling.

8) Dicelupkan elektroda ke larutan contoh.

9) Dibaca nilai pH pada layar pH-meter.

10) Dibilas elektroda dengan air suling.

Page 15: Proposal PKT49 Lip balm

15

5. Penetapan Kadar Cemaran Logam Pb

a. Dasar :

Kadar cemaran logam Pb dapat dianalisis dengan

menggunakan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA). Contoh

yang berupa larutan bersama bahan bakar dibuat dalam bentuk

aerosol dan dimasukkan ke suatu pembakar.Atom bebas yang

terbentuk selain dapat mengabsorbsi energi panas juga dapat

mengabsorbsi energi cahaya sehingga dapat mengeksitasi atom

bebas. Energi cahaya yang diserap spesifik bagi setiap unsur.

b. Reaksi :

( )

c. Cara Kerja :

1) Ditimbang contoh ±1 gram contoh dalam piala gelas 250

mL.

2) Ditambahkan HNO3 65 % ±15 mL, didestruksi dengan

suhu ±100 °C.

3) Ditambahkan H2O2 3 % sebanyak ±5 mL.

4) Diencerkan ke labu ukur 100 mL dengan air suling.

5) Dibuat deret standar Pb.

6) Diperiksa absorbansi deret standar Pb dengan

Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) pada λ 256 nm.

7) Diperiksa absorbansi contoh dengan Spektrofotometri

Serapan Atom (SSA) pada λ 256 nm.

8) Diplot kurva standar, dihitung kadar logam Pb dalam

contoh (ppm).

d. Perhitungan :

adar ogam b

( )

Pbo

Pb*

Pb2+ + 2 e

Page 16: Proposal PKT49 Lip balm

16

6. Penetapan Kadar Cemaran Logam Cd

a. Dasar :

Kadar cemaran logam Cd dapat dianalisis dengan

menggunakan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA).Contoh yang

berupa larutan bersama bahan bakar dibuat dalam bentuk aerosol

dan dimasukkan ke suatu pembakar. Atom bebas yang terbentuk

selain dapat mengabsorbsi energi panas juga dapat mengabsorbsi

energi cahaya sehingga dapat mengeksitasi atom bebas. Energi

cahaya yang diserap spesifik bagi setiap unsur.

b. Reaksi :

( )

c. Cara Kerja :

1) Ditimbang contoh ±1 gram di piala gelas 250 mL.

2) Ditambahkan HNO3 65 % ±15 mL, didestruksi dengan

suhu ±100 °C.

3) Ditambahan H2O2 3 % ±5 mL.

4) Diencerkan ke labu ukur 100 mL dengan air suling.

5) Dibuat deret standar Cd.

6) Diperiksa absorbansi deret standar Cd dengan

Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) pada λ 283,3 nm.

7) Diperiksa absorbansi contoh dengan Spektrofotometri

Serapan Atom (SSA) pada λ 283,3 nm.

8) Diplot kurva standar, dihitung kadar logam Cd dalam

contoh (ppm).

d. Perhitungan :

adar ogam

( )

Cdo

Cd*

Cd2+ + 2e

Page 17: Proposal PKT49 Lip balm

17

7. Penetapan Kadar Cemaran Logam Hg

a. Dasar :

Contoh didigest dingin dengan menggunakan HNO3 pekat,

didiamkan selama 1 malam. Kemudian dimasukkan ke labu ukur dan

dihimpitkan dengan HCl 1N untuk dianalisis dengan Spektrofotometri

Serapan Atom (SSA) pada λ tertentu.

b. Reaksi :

c. Cara Kerja :

1) Ditimbang contoh sebanyak ±1 gram di piala gelas 100

mL (duplo).

2) Ditambahkan ±30 mL HNO3 pekat.

3) Didiamkan selama 1 malam.

4) Dimasukkan ke labu ukur 100 mL.

5) Dipanaskan dengan suhu 40-60 °C, hingga NO3- hilang.

6) Dimasukkan ke labu ukur 100 mL, impitkan dengan HCl

1N.

7) Dibuat deret standar Hg.

8) Diperiksa absorbansi deret standar Hg dengan

Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) pada λ tertentu.

9) Diperiksa absorbansi contoh Hg dengan Spektrofotometri

Serapan Atom (SSA) pada λ tertentu.

10) Diplot kurva standar, dihitung kadar Hg dalam contoh

(ppm).

d. Perhitungan :

adar ogam g

( )

Pencucian Pengeringan di oven

Suhu maks. 40°C

Penghalusan dengan blender

Pengayakan

Pengekstrakan dengan pelarut methanol(p.a)

metode sokletasi

Penguapan Ekstrak kenikir dengan

konsentrasi kental

Hgo

Hg*

Hg2+ + 2 e

Page 18: Proposal PKT49 Lip balm

18

8. Penetapan Cemaran Logam As

a. Dasar :

Contoh didigest dingin dengan menggunakan HNO3 pekat,

didiamkan selama 1 malam.Kemudian dimasukkan ke labu ukur dan

dihimpitkan dengan HCl 1N untuk dianalisis dengan Spektrofotometri

Serapan Atom (SSA) pada λ tertentu.

b. Reaksi :

c. Cara Kerja :

1) Ditimbang contoh sebanyak ±1 gram di piala gelas 100

mL (duplo).

2) Ditambahkan ±30 mL HNO3 pekat.

3) Didiamkan selama 1 malam.

4) Dimasukkan ke labu ukur 100 mL.

5) Dipanaskan dengan suhu 40-60 °C, hingga NO3- hilang.

6) Dimasukkan ke labu ukur 100 mL, impitkan dengan HCl

1N.

7) Dibuat deret standar As.

8) Diperiksa absorbansi deret standar As dengan

Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) pada λ tertentu.

9) Diperiksa absorbansi contoh As dengan Spektrofotometri

Serapan Atom (SSA) pada λ tertentu.

10) Diplot kurva standar, dihitung kadarAs dalam contoh

(ppm).

d. Perhitungan :

adar ogam As

( )

Pencucian Pengeringan di oven

Suhu maks. 40°C

Penghalusan dengan blender

Pengayakan

Pengekstrakan dengan pelarut methanol(p.a)

metode sokletasi

Penguapan Ekstrak kenikir dengan

konsentrasi kental

Aso

As*

As2+ + 2 e

Page 19: Proposal PKT49 Lip balm

19

9. Uji Betalain

a. Dasar :

Betalain yang terkandung dalam contoh stabil pada pH 4-6. Dapat

diuji menggunakan basa kuat hingga pH basa maka warna akan

berubah menjadi coklat.

b. Cara Kerja :

1) Disiapkan akar bit yang telah dipotong menjadi beberapa

bagian.

2) Didihkan selama 5 menit kemudian didinginkan.

3) Disaring dan diambil filtratnya.

4) Diuji adanya Betalain dengan ditambahkan NaOH 30 %

hingga pH diatas 6.

10. Penetapan Angka Lempeng Total (ALT)

a. Dasar :

Dilakukan pengenceran 10-1,10-2,10-3 dari contoh dengan media

Plate Count Agar (PCA) dan diinkubasikan selama 24-48 jam dengan

suhu ±35 °C, maka bakteri dapat dihitung jumLahnya.

b. Cara Kerja :

1) Disiapkan 5 buah tabung reaksi dan 9 buah cawan petri steril.

2) Ditimbang 10 gram contoh dilarutkan dengan BPW dalam labu

ukur hingga 10-1

3) Disiapkan media PCA (Plate Count Agar) yang hangat 40 °C.

4) Dipipet 9 mL larutan BPW, kemudian dimasukkan ke dalam

tabung reaksi secara aseptik dan diberi label pengenceran 10-

1, 10-2, 10-3 dan blanko.

5) Dipipet 1 mL contoh ke dalam tabung reaksi 10-1 kemudian

dikocok dan dihomogenkan.

6) Dipipet 1 mL dari tabung 10-1 kemudian dimasukkan ke dalam

tabung reaksi 10-2 dikocok dan dihomogenkan.

Page 20: Proposal PKT49 Lip balm

20

7) Diulang pekerjaan no.4 sampai tabung reaksi 10-3.

8) Dipipet 1 mL dari masing-masing pengenceran contoh ke

dalam cawan petri steril secara simplo dan duplo.

9) Dituangkan sebanyak 12-15 mL media PCA yang telah

dicairkan ke dalam cawan petri.

10) Digoyangkan atau dihomogenkan cawan petri dengan hati-hati

sampai contoh tercampur rata dengan media.

11) Dikerjakan pemeriksaan blanko dengan cara dipipet 1 mL

larutan fisiologis ke dalam cawan petri, kemudian dituangkan

12-15 mL media PCA ke dalam cawan petri tersebut.

12) Dikerjakan uji sterilitas dengan cara dituangkan media PCA

sebanyak 15 mL atau sepertiga cawan petri.

13) Dikerjakan uji efektiitas dengan cara dipipet 1 mL suspensi ke

dalam cawan petri, kemudian dituangkan media PCA

sebanyak 15 mL atau sepertiga cawan petri.

14) Didiamkan hingga campuran dalam cawan petri membeku.

15) Dimasukkan semua cawan petri ke dalam inkubator dengan

keadaan terbalik dan diinkubasikan pada suhu 37 °C selama

24 jam.

16) Dicatat pertumbuhan koloni pada setiap cawan petri.

17) Dicatat angka lempeng total per-mL contoh.

c. Perhitungan :

A banyak ko oni keba ikan faktor pengenceran

11. Penetapan JumLah Kapang Khamir

a. Dasar :

Dilakukan pengenceran contoh 10-1,10-2,10-3 kemudian dituang

ke dalam media Potato Dextrose Agar (PDA) dan diinkubasi selama

3-5 hari dengan suhu 28 oC.JumLah kapang khamir dapat dihitung

dengan colony counter

b. Cara Kerja :

1) Disiapkan 4 buah tabung reaksi dan 9 buah cawan petri

steril.

Page 21: Proposal PKT49 Lip balm

21

2) Ditimbang 10 gram contoh dilarutkan dengan BPW dalam

labu ukur hingga 10-1.

3) Disiapkan media PDA (Potato Dextrose Agar) yang hangat

40 °C.

4) Dipipet 9mL larutan BPW, kemudian dimasukkan ke dalam

tabung reaksi secara aseptik dan diberi label pengenceran

10-1, 10-2, 10-3 dan blanko.

5) Dipipet 1 mL contoh ke dalam tabung reaksi 10-1 kemudian

dikocok dan dihomogenkan.

6) Dipipet 1 mL dari tabung 10-1 kemudian dimasukkan ke

dalam tabung reaksi 10-2 dikocok dan dihomogenkan.

7) Diulang pekerjaan no.4 sampai tabung reaksi 10-3.

8) Dipipet 1 mL dari masing-masing pengenceran contoh ke

dalam cawan petri steril secara simplo dan duplo.

9) Dituangkan sebanyak 12-15 mL media PDA yang telah

dicairkan ke dalam cawan petri.

10) Digoyangkan atau dihomogenkan cawan petri dengan hati-

hati sampai contoh tercampur rata dengan media.

11) Dikerjakan pemeriksaan blanko dengan cara dipipet 1 mL

larutan fisiologis ke dalam cawan petri, kemudian

dituangkan 12-15 mL media PDA ke dalam cawan petri

tersebut.

12) Dikerjakan uji sterilitas dengan cara dituangkan media

PDA sebanyak 12-15 mL atau sepertiga cawan petri.

13) Dikerjakan uji efektiitas dengan cara dipipet 1 mL suspensi

ke dalam cawan petri, kemudian dituangkan media PDA

sebanyak 12-15 mL atau sepertiga cawan petri.

14) Didiamkan hingga campuran dalam cawan petri membeku.

15) Dimasukkan semua cawan petri ke dalam inkubator

dengan keadaan terbalik dan diinkubasikan pada suhu 28

°C selama 24 jam.

16) Dicatat pertumbuhan koloni pada setiap cawan petri.

17) Dicatat angka lempeng total per-mL contoh.

Page 22: Proposal PKT49 Lip balm

22

12. Penetapan Pseudomonas aeruginosa

a. Dasar :

Setiap bakteri dapat dibiakkan pada media tertentu. Pseudomonas

aeruginosa dapat tumbuh pada media Centrimide Agar (CA) dan

diinkubasikan pada suhu ±35 °C selama 24-48 jam.

b. Cara Kerja :

1) Ditimbang 10 gram contoh, dihaluskan.

2) Dilarutkan dalam BPW.

3) Diambil satu mata ose contoh.

4) Dibiakkan pada cawan petri yang berisi centrimide Agar

(CA) yang telah membeku.

5) Digoreskan mata ose ke media.

6) Diinkubasikan pada suhu ±35 °C selama 24-48 jam.

7) Diamati pertumbuhan bakteri pada media tersebut.

13. Penetapan Staphylococcus aureus

a. Dasar :

Setiap bakteri dapat dibiakkan pada media tertentu.

Staphylococcus aureus dapat tumbuh pada media Manitol Salt Agar

(MSA) dan diinkubasikan pada suhu ±35 °C selama 24-48 jam.

b. Cara Kerja :

1) Ditimbang 10 gram contoh, dihaluskan.

2) Dilarutkan dalam BPW.

3) Diambil satu mata ose contoh.

4) Dibiakkan pada cawan petri yang berisi Manitol Salt Agar

(MSA) yang telah membeku.

5) Digoreskan mata ose ke media.

6) Diinkubasikan pada suhu ±35 °C selama 24-48 jam.

7) Diamati pertumbuhan bakteri pada media tersebut.

Page 23: Proposal PKT49 Lip balm

23

14. Penetapan Candida albicans

a. Dasar :

Setiap bakteri dapat dibiakkan pada media

tertentu.Candida albicans dapat tumbuh pada media Potato

Dextrose Agar (PDA) dan diinkubasikan pada suhu ±35 °C selama

24-48 jam.

b. Cara Kerja :

1) Ditimbang 10 gram contoh, dihaluskan.

2) Dilarutkan dalam BPW.

3) Diambil satu mata ose contoh.

4) Dibiakkan pada cawan petri yang berisi Potato Dextrose

Agar (PDA) yang telah membeku.

5) Digoreskan mata ose ke media.

6) Diinkubasikan pada suhu ±35 °C selama 24-48 jam.

7) Diamati pertumbuhan bakteri pada media tersebut.

C. Kewirausahaan

Tempat pengemasan produk lip balm yang kami gunakan wadah

berbentuk bulat kecil dengan ukuran diameter 3 cm. Kemudian pada

bagian luar wadah dilapisi dengan stiker. Stiker tersebut tercantum

komposisi dan merek lip balm. Untuk isi per kemasan sebanyak 5 gram.

Teknik pemasaran yang kami lakukan secara langsung kepada

konsumen.

Page 24: Proposal PKT49 Lip balm

24

BAB IV PELAKSANAAN

A. Pelaksana

Pelaksanaan Praktik Kimia Terpadu ini dilaksanakan oleh kelompok PKT

49/XIII-7 dengan susunan pelaksana sebagai berikut:

Ketua : Wuriasih Nawangwulan

Anggota :

1. Diki Kosasih

2. Cellia Chirstiana Batubara

3. Sekar Alfin Rostiana

B. Tempat Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan PKT ini dilaksanakan di SMK-SMAK Bogor yang

beralamatkan di Jalan Binamarga, Ciheuleut, Baranangsiang, Bogor Timur

16143, Telp (0251) 8323128, Fax. (0251)8384785 dengan beberapa fasilitas

laboratorium, diantaranya:

1. Laboratorium Organoleptik

2. Laboratorium Kimia Terpadu (PKT 2)

3. LaboratoriumAnalisisInstrumen 3

4. LaboratoriumMikrobiologi

5. LaboratoriumAnalisisIntrumen 2

C. Waktu Pelaksanaan

Waktu pelaksanaan pembuatan dan analisis lip balm organik dengan

pewarnaakar bit (Beta vulgaris) dimulai dari bulan Agustus2015

sampaidengan bulan Oktober 2015. Berikut ini adalah table rencana kegiatan

selama pratikum kimia terpadu berlangsung :

Page 25: Proposal PKT49 Lip balm

25

Table 2 Rencana Kegiatan

No Kegiatan Juli Agustus September Oktober

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Pembagian kelompok, pembimbing, materi & laboratorium praktikum

2. Pemilihan judul dan study literature

3. Materi praktek dan tata tertib

4. Pengumpulan proposal kesarpras & rekapitulasi bahan kimia

5. Pelaksanaan PKT

6. Pelaksanaan stulap Jawa–Bali

7. Lanjutan pelaksanaan PKT

8. Pembuatan makalah dan latihan seminar

9. Pelaksanaan ujian seminar

10. Penyerahan laporan PKT

Page 26: Proposal PKT49 Lip balm

26

BAB V ALAT DAN BAHAN

A. Alat dan Bahan Sintesis

1. Alat

Table 3 Alat Pembuatan Lip balm

NO Alat JumLah

1 Baskom 1 buah

2 Blender Kaca 1 set

3 Kain Saringan 1 helai

4 Rotary Evaporator 1 set

5 Wadah tertutup 1 buah

6 Sendok Takar 1 set

7 Penangas Air 1 buah

8 Pengaduk Kaca 1 buah

9 Wadah Lip balm 5 buah

10 Gelas ukur 50 mL 1 buah

11 Lemari es 1 buah

2. Bahan

Tabel 4. Bahan Pembuatan Lip balm

NO Bahan JumLah

1 Akar Bit 500 g

2 Etanol 96 % 2,5 L

3 Lilin Lebah 50 g

4 Minyak Jarak 250 mL

5 Ekstrak Akar Bit 75 mL

6 Essence vanilla 1 botol kemasan

7. Nipagin 2,5 g

8. TEA 50 mL

Page 27: Proposal PKT49 Lip balm

27

B. Alat dan Bahan Analisis

1. Alat

a. Analisis Fisika

Tabel 5. Alat Analisis Fisika

No. Metode Parameter Uji Alat JumLah

1 Organoleptik (Uji Hedonik)

Warna, Kilap, Tekstur dan Daya oles

Baki 1 buah

Tissue 1 gulung

2 Titik Leleh Suhu Lebur Pipa Kapiler 1 buah

Alat pengukur

titik leleh 1 buah

b. Analisis Kimia

Tabel 6. Alat Analisis Kimia

No Metode Parameter Uji Alat Ukuran JumLah

1 Kualitatif Kadar Pewarna Piala gelas 100 mL 1 set

Tabung reaksi

2 Asidimetri Kadar Pengawet Neraca digital 1 set

Kaca arloji - 1 buah

Erlenmeyer

asah 600 mL 1 buah

Pipet volum 25 mL 1 buah

Pipet tetes - 1 buah

Piala gelas 100 mL 2 buah

600 mL 1 buah

Buret 10 mL 1 buah

Refluks - 1 buah

3 Potensiometri pH Neraca digital - 1 set

Kaca Arloji - 1 buah

Pengaduk kaca - 1 buah

Labu semprot

plastik 400 mL 1 buah

Piala gelas 100 mL 1 buah

Piala gelas 400 mL 2 buah

Piala gelas 800 mL 1 buah

Penangas air 1 buah

pH meter - 1 set

4 Spektrofotometer

Serapan Atom Cemaran Logam Pb,

Cd, As dan Hg Neraca digital - 1 set

Page 28: Proposal PKT49 Lip balm

28

(SSA)

Gelas ukur 10 mL 1 buah

Gelas ukur 50 mL 1 buah

Labu ukur 100 mL 10 buah

Hotplate - 1 set

Piala gelas 100 mL 1 buah

Pengaduk

Kaca 2 buah

Piala Gelas 400 mL 1 buah

Piala Gelas 800 mL 1 buah

Spektrofotomet

er Serapan Atom (SSA)

- 1 set

Labu Semprot

Plastik 400 mL 1 buah

4 Uji kualitatif Zat

Aktif Uji Tanin/Polifenol Tabung reaksi - 2 buah

Pipet tetes - 1 buah

c. Analisis Mikrobiologi

Tabel 7. Alat Analisis Mikrobiologi No Metode Parameter Uji Alat Ukuran JumLah

1 Perhitungan

JumLah Bakteri Angka Lempeng

Total Tabung Reaksi - 5 buah

Cawan Petri - 8 buah

Koran - 3 lembar

Kapas - 1 psc

Kertas Roti - 1 buah

TaliKasur - 1 buah

Pembakar

Spiritus - 1 buah

Oven - 1 buah RakTabung - 1 buah Sprayer - 1 buah Labu ukur 100 mL 1 buah Labu Semprot - 1 buah Erlenmeyer 100 mL 1 buah Autoklaf - 1 buah Neraca Kasar - 1 set

Penangas Air - 1 set

Gelas Ukur 50 mL 1 buah

Bulb - 1 buah

Pipet Serologi 10 mL 1 buah

Pipet Serologi 1 mL 1 buah

Inkubator - 1 buah

Coloni Counter - 1 buah

LemariEs - 1 buah

Page 29: Proposal PKT49 Lip balm

29

2 Perhitungan

JumLah Jamur Kapang Khamir Tabung Reaksi - 5 buah

Cawan Petri - 8 buah

Koran - 3 lembar

Kapas - 1 psc

Kertas Roti - 1 buah

TaliKasur - 1 buah

Pembakar

Spiritus - 1 buah

Oven - 1 buah

RakTabung - 1 buah

Sprayer - 1 buah

Labu ukur 100 mL 1 buah

Labu Semprot - 1 buah

Erlenmeyer 100 mL 1 buah

Autoklaf - 1 buah

Neraca Kasar - 1 set

Penangas Air - 1 set

Gelas Ukur 50 mL 1 buah

Bulb - 1 buah

Pipet Serologi 10 mL 1 buah

Pipet Serologi 1 mL 1 buah

Inkubator - 1 buah

Coloni Counter - 1 buah

3 Pengamatan Pertumbuhan

Bakteri

Pseudomonas aeruginosa

Staphylococcus aureus

Candida albicans

Ose - 1 buah

Cawan petri - 6 buah

Erlenmeyer 300 mL 3 buah

Pembakar

Spirtus - 1 buah

Inkubator - 1 buah

Koran - 3 lembar

Kapas - 1 buah

Kertas Roti - 1 buah

TaliKasur - 1 buah

Page 30: Proposal PKT49 Lip balm

30

Oven - 1 buah

Rak tabung - 1 buah

Autoklaf - 1 buah

Neraca Kasar - 1 set

Penangas air - 1 set

Hotplate - 1 set

Tissue - 1 gulung

Gelas ukur 50 mL 1 buah

Sprayer - 1 buah

2. Bahan

a. Analisis Fisika

Tabel 8. Bahan Analisis Fisika

No Metode Parameter Uji Bahan JumLah

1 Organoleptik (Uji

Hedonik)

Warna, Kilap, Tekstur, dan

Daya Oles

Contoh Lip balm 3 buah

2 Titik Leleh Suhu Lebur Contoh Lip balm 1 buah

b. Analisis Kimia

Tabel 9.Bahan Analisis Kimia

No Metode Parameter Uji Bahan JumLah

1 Kualitatif Kadar Pewarna Methanol 20 mL

2 Asidimetri Kadar Pengawet Contoh Lip balm 3 gram

NaOH 1 N 100 mL

H2SO4 1 N 75 mL

Air Suling 100 mL

BPB 2 mL

3 Potensiometri pH Contoh Lip balm 1 gram

Air suling 100 mL

Buffer pH 4 100 mL

Buffer pH 7 100 mL

4 Spektrofotometri

Serapan Atom

(SSA)

Cemaran logam Pb & Cd Contoh Lip balm 4 gram

HNO3 65% 90 mL

H2O2 3% 30 mL

Page 31: Proposal PKT49 Lip balm

31

Air suling 1000 mL

Standar Pb 1000

ppm

15 mL

Standar Cd 1000

ppm

15 mL

5 Spektrofotometri

Serapan Atom

(SSA)

Cemaran logam Hg & As Contoh Lip balm 1 gram

HNO3 63% 180 mL

Air suling 1000 mL

HCl 1N 600 mL

Standar Hg 1000

ppm

15 mL

Standar As 1000

ppm

15 mL

6 Uji Kualitatif Zat

Aktif

Uji Tanin/Polifenol Ekstrak akar bit 5 mL

Air suling 50 mL

NaOH 60% 10 mL

HCl 30% 10 mL

c. Analisis Mikrobiologi

Tabel 10.Bahan Analisis Mikrobiologi

No Metode Parameter Uji Bahan JumLah

1 Perhitungan

JumLah Bakteri

Angka Lempeng Total Contoh Lip balm 10 gram

BPW 50 mL

Media PCA 120 mL

2 Perhitungan

JumLah Jamur

Kapang Khamir Contoh Lip balm 10 gram

BPW 50 mL

Media PDA 120 mL

Page 32: Proposal PKT49 Lip balm

32

Larutan fisiologis 5 mL

Suspensi bakteri 1 mL

3 Pengamatan

Pertumbuhan

Bakteri

Pseudomonas aeruginosa Media CA 60 mL

Staphylococcus aureus Media PDA 60 mL

Candida albicans Media MSA 60 mL

Contoh Lip balm 5 gram

Larutan Fisiologis 200 mL

BPW 300 mL

Page 33: Proposal PKT49 Lip balm

33

BAB VI ANGGARAN

1. Biaya Sintesis

No Nama Bahan Konsentrasi JumLah Harga (Rp)

1 Akar Bit - 1 kg Rp25.000

2 Etanol 70% 2,5 L Rp600.000

3 Castrol Oil - 1 botol kemasan Rp30.000

4 Beeswax - 1 kg Rp120.000

5 Essence vanilla - 1 botol kemasan Rp35.000

6. TEA 30 mL

7. Nipagin 2,5 g Rp2.500

JumLah Rp812.500,00

2. Biaya Kewirausahaan

Fixed cost Harga (Rp) Variable cost Harga (Rp)

Baskom 15.000 Akar Bit Rp25.000

Blender Kaca 500.000 Beeswax Rp120.000

Kain Saringan 35.000 Castrol Oil Rp30.000

Rotary Evaporator 11.500.000 Essence vanila Rp35.000

Wadah tertutup 35.000 Sewa Air Rp20.000

Sendok Takar 35.000 Sewa Listrik Rp20.000

Pengaduk Kaca 2.000 TEA

Wadah Lip balm 3.000 Nipagin Rp2.500

JumLah Rp12.125.000,00 JumLah Rp247.500,00