Top Banner
PROPOSAL PENELITIAN GAMBARAN SIKAP KEIKUTSERTAAN PASANGAN USIA SUBUR DALAM PENGGUNAAN KB IUD DI PUSKESMAS KIANGROKE TAHUN 2013 Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Mata Kuliah Metodologi Penelitian Semester V Akademi Kebidanan Bandung Oleh : Devi Gultom NIM. 044228110001 AKADEMI KEBIDANAN BANDUNG
40

Proposal Penelitian (Gambaran ,Devi Gultom) 2

Dec 28, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Proposal Penelitian (Gambaran ,Devi Gultom) 2

PROPOSAL PENELITIAN

GAMBARAN SIKAP KEIKUTSERTAAN PASANGAN USIA SUBUR DALAM PENGGUNAAN KB IUD DI PUSKESMAS KIANGROKE

TAHUN 2013

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Mata Kuliah Metodologi Penelitian Semester V

Akademi Kebidanan Bandung

Oleh : Devi Gultom

NIM. 044228110001

AKADEMI KEBIDANAN BANDUNG

YAYASAN CIARA PUTRI

2013

Page 2: Proposal Penelitian (Gambaran ,Devi Gultom) 2

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan

karuniaNya sehingga peneliti dapat menyelesaikan proposal ini dengan tepat waktu.

Proposal ini peneliti buat untuk melengkapi tugas Mata Kuliah METODOLOGI

PENELITIAN,selain itu proposal ini juga bertujuan supaya pembaca dapat mengetahui dan

memahami secara jelas Gambaran Sikap Keikutsertaan Pasangan Usia Subur dalam Penggunaan

KB IUD di Puskesmas Kiangroke Tahun 2013.

Peneliti menyadari bahwa penyusunan proposal ini masih jauh dari sempurna baik isi

maupun penyajiannya, namun demikian peneliti telah berusaha dengan segala kemampuan yang

ada, disertai petunjuk dan bimbingan dari semua pihak baik secara langsung maupun tidak

langsung yang erat kaitannya dengan dorongan semangat, serta informasi yang diterima

penyusun.

Maka dengan segala kerendahan hati, pada kesempatan ini peneliti menyampaikan terima

kasih sedalam-dalamnya kepada :

1. Inna Noor Inayati,SST selaku Direktur Akademi Kebidanan Bandung.

2. Dra.Sri Astuti selaku Koordinator Mata Kuliah Metodologi Penelitian.

3. DR. Drs. M. Hasan, M.Kes selaku Dosen Mata Kulah Metodologi Penelitian.

4. Dra. Hj. Tati Rostati, M.Kes selaku Dosen Mata Kuliah Metodologi Penelitian.

5. Papah dan mamah,Marihot Gultom dan Clara Samosir yang telah memberikan semangat

serta doa dalam penyelesaian proposal ini.

6. Seluruh pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan proposal ini.

Page 3: Proposal Penelitian (Gambaran ,Devi Gultom) 2

ii

Peneliti merasa bahagia atas segala perhatian, menerima segala kritik dan saran mengenai

isi, cara menyampaikan proposal ini, serta diharapkan dapat menjadi masukan untuk masa yang

akan datang agar menjadi lebih baik.

Sebagai harapan peneliti, semoga proposal ini dapat bermanfaat dan dapat menambah

wawasan pengetahuan kita.

Bandung, 02 September 2013

Peneliti

( Devi Gultom )

Page 4: Proposal Penelitian (Gambaran ,Devi Gultom) 2

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii

A. Judul......................................................................................................................................1

B. Latar Belakang......................................................................................................................1

C. Rumusan Masalah.................................................................................................................3

D. Tujuan Penelitian..................................................................................................................3

1. Tujuan Umum...................................................................................................................3

2. Tujuan Khusus..................................................................................................................3

E. Manfaat Penelitian................................................................................................................4

1. Bagi Pendidikan................................................................................................................4

2. Bagi Ibu Bersalin..............................................................................................................4

3. Bagi Peneliti......................................................................................................................4

F. Kerangka Teori.....................................................................................................................4

1. Pengertian Sikap...............................................................................................................4

a. Ciri – ciri Sikap.................................................................................................................5

b. Tingkatan Sikap................................................................................................................5

c. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Sikap......................................................................6

d. Pasangan Usia Subur.........................................................................................................7

e. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim ( AKDR ), ( Intra Uterine Devices = IUD )...................7

G. Kerangka Konsep................................................................................................................13

H. Definisi Operasional...........................................................................................................14

I. Metode penelitian...............................................................................................................15

Page 5: Proposal Penelitian (Gambaran ,Devi Gultom) 2

iv

J. Daftar Pustaka.....................................................................................................................17

K. Lampiran Instrumen............................................................................................................19

Page 6: Proposal Penelitian (Gambaran ,Devi Gultom) 2

1

A. Judul

Gambaran Sikap Keikutsertaan Pasangan Usia Subur dalam Penggunaan KB IUD di

Puskesmas Kiangroke Tahun 2013.

B. Latar Belakang

Saat ini diketahui jumlah penduduk Indonesia sebesar 225,5 juta penduduk dengan

rata – rata pertumbuhan penduduk sebesar 1,3 %. Pemerintah merencanakan untuk

menurunkan laju pertumbuhan penduduk tersebut hingga 1,14 % pada tahun 2009 (Hanafi

Hartanto, 2004).

Jawa Barat merupakan provinsi dengan jumlah penduduk terbesar di Indonesia.

Berdasarkan data BPS, pada Tahun 2012 penduduk Jawa Barat mencapai 44,5 juta jiwa. Pada

kurun waktu pembangunan Tahun 2013-2018.

Menurut WHO (World Health Organisation) KB adalah tindakan yang membantu

individu atau pasangan suami istri untuk mendapatkan objektif – objektif tertentu, untuk

menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang

diinginkan, mengatur interval di antara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam

hubungan dengan umur suami isteri, menentukan jumlah anak dalam keluarga dalam keluarga

(Hanafi Hartanto, 2004).

Komponen dalam pelayanan KB yang dapat diberikan adalah KIE (Komunikasi,

Informasi, dan Edukasi), konseling, pelayanan kontrasepsi (PK), pelayanan infertilitas,

pendidikan seks, konsultasi pra – perkawinan dan konsultasi perkawinan, konsultasi genetik,

tes keganasan, adopsi (Hanafi Hartanto, 2004).

Secara pendekatan sosioekonomi pengontrolan kelahiran penting untuk meningkatkan

kualitas hidup dan member efek yang positif terhadap kebahagiaan keluarga juga lingkungan

sekitar (Cunningham,2005).

Pada dasarnya pelayanan kontrasepsi dapat dibagi sesuai dengan sasaran yang akan

dicapainya, pada peserta wanita berumur dibawah 20 tahun dengan alas an menunda

kehamilan maka diutamakan pemakaian kontrasepsi pil oral, sedangkan penggunaan kondom

tidak disarankan karena biasanya pasangan muda msih tinggi frekuensi bersenggamanya

sehingga dapat menyebabkan kegagalan dalam mencegah kehamilan, dapat juga digunakan

Page 7: Proposal Penelitian (Gambaran ,Devi Gultom) 2

2

IUD – Mini (Intra Uterine Device – Mini) terutama pada calon peserta yang kontraindikasi

terhadap pil oral. Pada peserta umur 20 – 30 tahun dengan alas an menjarangkan kehamilan

maka segera setelah anak pertama lahir maka dianjurkan untuk memakai IUD (Intra Uterine

Device) sebagai pilihan utama dan kegagalan kontrasepsi disini bukanlah suatu kesalahan

program. Pada peserta diatas 30 tahun dengan alas an tidak mau hamil maka pilihan utama

adalah kontrasepsi mantap, pil oral kurang dianjurkan karena usia ibu yang relative tua dan

mempunyai kemungkinan timbulnya akibat sampingan dan komplikasi (Hanafi Hartanto,

2004).

Metode yang sekarang masih digunakan terbagi atas 3 kategori, kategori lama tanpa

alat, contohnya coitus interuptus dan pemanjangan masa laktasi. Kategori lama dengan

bantuan alat, contohnya kondom dan diafragma vagina. Kategori modern, contohnya

kontrasepsi oral, suntikan, IUD, dan sterilisasi (Cunningham,2005).

AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) atau disebut juga IUD merupakan salah satu

pilihan utama yang dianjurkan untuk peserta sekitar 20 – 30 tahun, IUD ini sendiri memiliki

banyak jenis. IUD kemudian digolongkan menjadi 2 macam, Un – Medicted devices dan

Medicated device. Contoh Un – Medicated device adalah grafenberg ring, ota ring, lippes

loop, dan delta loop. Sedangkan contoh Medicated device dibagi 2 yang mengandung logam

adalah AKDR – Cu generasi pertama contohnya CuT – 200 (Tatum – T), Cu – 7 (Gravigard)

dan MLCu – 250. AKDR – Cu generasi kedua contohnya CuT – 380A (Paragard), CuT –

380Ag, CuT – 220C, nova – T, dan delta – T (Hanafi Hartanto,2004).

Banyak ibu bersikap negatif terhadap alat kontrasepsi IUD, hal ini karena kata-kata

orang IUD bisa berpindah-pindah tempatnya bahkan bisa ke jantung. Dan mereka malu

karena harus membuka bagian yang paling rahasia dari tubuhnya dan takut karena yang

didengarnya sangat sakit ketika pemasangan IUD (BKKBN, 2002).

Page 8: Proposal Penelitian (Gambaran ,Devi Gultom) 2

3

Dari data yang di dapatkan 3 bulan terakhir (Mei – Juni 2013) di Puskesmas

Kiangroke Pasangan Usia Subur yang menggunakan alat kontrasepsi adalah :

Alat Kontrasepsi Jumlah Presentase (%)

IUD

Pil

Suntik

Susuk

Kondom

20

60

130

5

35

8

24

52

2

14

Total 250 100 %

Berdasarkan data – data di atas dapat terlihat bahwa masih banyak PUS (Pasangan

Usia Subur) yang tidak memakai KB dan pengguna IUD masih terbilang sedikit sehingga

karena hal tersebut penulis ingin memahami gambaran sikap keikutsertaan pasangan usia

subur dalam penggunaan KB Intra Uterine Device (IUD) di Puskesmas Kiangroke.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah diatas, maka permasalahan penelitian

dapat dirumuskan sebagai berikut :

“Bagaimanakah Gambaran Sikap Keikutsertaan Pasangan Usia Subur dalam

Penggunaan KB IUD di Puskesmas Kiangroke tahun 2013 ?” 

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Gambaran Sikap Keikutsertaan Pasangan Usia Subur dalam

Penggunaan KB IUD di Puskesmas Kiangroke Tahun 2013

2. Tujuan Khusus

1) Untuk mengetahui sikap pasangan usia subur dalam penggunaan KB IUD di

Puskesmas Kiangroke.

2) Untuk mengetahui sikap pasangan usia subur tentang faktor-faktor dalam

penggunaan KB IUD di Puskesmas Kiangroke.

Page 9: Proposal Penelitian (Gambaran ,Devi Gultom) 2

4

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Pendidikan

Hasil studi ini sebagai bahan referensi bagi mahasiswa Akademi Kebidanan

Bandung Yayasan Ciara Putri, mengenai Gambaran Sikap Keikutsertaan Pasangan Uisa

Subur dalam Penggunaan KB IUD di Puskesmas Kiangroke Tahun 2013.

2. Bagi Ibu BersalinDari hasil studi ini akan menambah wawasan atau pengetahuan tentang Gambaran

Sikap Keikutsertaan Pasangan Usia Subur dalam Penggunaan KB IUD di Puskesmas

Kiangroke Tahun 2013..

3. Bagi Peneliti

Hasil penelitian dapat dijadikan sumber informasi dan masukan bagi petugas

kesehatan dan petugas lapangan KB di Puskesmas Kiangroke dalam rangka perencanaan

peningkatan keikutsertaan PUS dalam penggunaan KB IUD.

4. Dari hasil penelitian ini

Diharapkan dapat memberi sumbangan pemikiran tentang Gambaran Sikap

Keikutsertaan Pasangan Usia Subur dalam Penggunaan KB IUD di Puskesmas Kiangroke

Tahun 2013.

F. Kerangka Teori

1. Pengertian Sikap

Menurut Oxford Advanced Learner Dictionary mencantumkan bahwa sikap

(attitude) berasal dari bahasa Italia attitidine yaitu “Manner of placing or holding the

body, dan way of feeling, thinking or behaving”. Campbel (1950) dalam buku

Notoadmodjo (2003, p.29) mengemukakan bahwa sikap adalah “A syndrome of response

concistency with regard to social objects”. Artinya sikap adalah sekumpulan respon yang

konsisten terhadap obyek sosial. Dalam buku Notoadmodjo (2003, p.124)

mengemukakan bahwa sikap (attitude) adalah merupakan reaksi atau respon yang masih

tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau obyek.

Menurut Eagle dan Chaiken (1993) dalam buku A. Wawan dan Dewi M.

(2010,p.20) mengemukakan bahwa sikap dapat diposisikan sebagai evaluasi terhadap

Page 10: Proposal Penelitian (Gambaran ,Devi Gultom) 2

5

obyek sikap yang diekspresikan ke dalam proses – proses kognitif, afektif (emosi) dan

perilaku. Dari definisi – definisi di atas menunjukkan bahwa secara garis besar sikap

terdiri dari komponen kognitif (ide yang umumnya berkaitan dengan pembicaraan dan

dipelajari), perilaku (cenderung mempengaruhi respon sesuai dan tidak sesuai), dan

emosi (menyebabkan respon – respon yang konsisten).

a. Ciri – ciri Sikap

Ciri – cirri sikap menurut Heri Purwanto (1998) dalam buku Notoadmodjo (2003,

p.34) adalah :

1) Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk atau dipelajari sepanjang

perkembangan itu dalam hubungannya dengan obyeknya.

2) Sikap dapat berubah – ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan sikap dapat

berubah pada orang – orang bila terdapat keadaan – keadaan dan syarat –

syarat tertentu yang mempermudah sikap pada orang itu.

3) Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai hubungan tertentu

terhadap suatu obyek. Dengan kata lain sikap itu terbentuk, dipelajari, atau

berubah senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang dapat

dirumuskan dengan jelas.

4) Obyek sikap itu merupakan suatu tertentu dapat juga merupakan kumpulan

dari hal – hal tersebut.

5) Sikap mempunyai segi – segi motivasi dan segi – segi perasaan, sifat alamiah

yang membedakan sikap dan kecakapan – kecakapan atau pengetahuan –

pengetahuan yang dimiliki orang.

b. Tingkatan Sikap

Menurut Notoadmodjo (2003) dalam buku Wawan dan Dewi (2010), sikap terdiri dari

berbagai tingkatan yaitu :

1) Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan memperhatikan stimulus

yang diberikan (obyek).

Page 11: Proposal Penelitian (Gambaran ,Devi Gultom) 2

6

2) Merespon (responding)

Memberikan jawaban apabila memberikan jawaban apabila ditanya,

mengerjakan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi sikap karena dengan suatu

usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan. Terlepas

dari pekerjaan itu benar atau salah adalah berarti orang tersebut menerima ide itu.

3) Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain

terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.

4) Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko

adalah mempunyai sikap yang paling tinggi.

c. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Sikap

Menurut Azwar S (2011, p.30) faktor – faktor yang mempengaruhi sikap yaitu :

1) Pengalaman Pribadi

Pengalaman pribadi dapat menjadi dasar pembentukan sikap apabila pengalaman

tersebut meninggalkan kesan yang kuat. Sikap akan lebih mudah terbentuk apabila

pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional.

2) Pengaruh Orang Lain yang Dianggap Penting

Individu pada umumnya cenderung untuk memilki sikap yang konformis atau searah

dengan sikap seseorang yang dianggap penting. Kecenderungan ini antara lain

dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan untuk menghindari konflik dengan

orang yang dianggap penting tersebut.

3) Pengaruh Kebudayaan

Kebudayaan dapat member corak pengalaman individu – individu masyarakat

asuhannya. Sebagai akibatnya, tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis

pengaruh sikap kita terhadap berbagai masalah.

4) Media Massa

Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi lainnya, berita

yang seharusnya factual disampaikan secara obyektif berpengaruh terhadap sikap

konsumennya.

Page 12: Proposal Penelitian (Gambaran ,Devi Gultom) 2

7

5) Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama

Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga agama sangat

menentukan system kepercayaan. Tidaklah mengherankan apabila pada gilirannya

konsep tersebut mempengaruhi sikap.

6) Faktor Emosional

Kadang kala, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari emosi yang

berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme

pertahanan ego.

Banyak ibu bersikap negatif terhadap alat kontrasepsi IUD, hal ini karena kata-

kata orang IUD bisa berpindah-pindah tempatnya bahkan bisa ke jantung. Dan

mereka malu karena harus membuka bagian yang paling rahasia dari tubuhnya dan

takut karena yang didengarnya sangat sakit ketika pemasangan IUD (BKKBN, 2002).

d. Pasangan Usia Subur

Pasangan usia subur adalah pasangan suami istri yang telah berumah tangga dan

masih menjalankan fungsi reproduksi dan menjalankan keturunan yang dibatasi pada istri

usia 15 – 49 tahun, karena usia 15 tahun adalah umur yang dianjurkan untuk menikah dan

usia lebih dari 49 tahun merupakan usia rata – rata wanita mengalami menopause.

Sedangkan batasan suami tidak menjadi indicator, kerena umumnya laki – laki mampu

menghasilkan sperma sampai akhir hidupnya.

e. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim ( AKDR ), ( Intra Uterine Devices = IUD )

Ada beberapa jenis alat KB yang bekerja dari dalam rahim untuk mencegah

pembuahan sel telur oleh sperma. Biasanya alat ini disebut spiral, atau dalam bahasa

inggrisnya Intra Uterine Devices, disingkat IUD. Tergantung jenis spiral apa yang

dipakai, spiral bisa bertahan dalam rahim dan terus menghambat pembuahan sampai 10

tahun lamanya. Setelah itu harus dikeluarkan dan diganti.(Saifuddin, 2003)

1) Profil

a) Sangat efektif, revesibel dan berjangka panjang (dapat sampai 10 tahun : CuT-

380A).

b) Haid menjadi lebih lama dan lebih banyak.

Page 13: Proposal Penelitian (Gambaran ,Devi Gultom) 2

8

c) Pemasangan dan pencabutan memerlukan pelatihan.

d) Dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduksi.

e) Tidak boleh dipakai oleh perempuan yang terpapar pada Infeksi Menular Seksual

2) Jenis

a) AKDR CuT-380A

Kecil, kerangka dari plastik yang fleksibel,berbentuk huruf T diselubungi oleh

kawat halus yang terbuat dari tembaga (Cu). Tersedia di Indonesia dan terdapat di

mana-mana.

b) AKDR lain yang beredar di Indonesia ialah NOVA T (Schering).

c) Selanjutnya yang akan dibahas adalah khusus CuT-380A.

3) Cara Kerja

a) Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii.

b) Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai cavum uteri.

c) AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun AKDR

membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan

mengurangi kemampuan sperma untuk fertilisasi.

d) Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus

4) Keuntungan

a) Sebagai kontrasepsi,efektivitasnya tinggi

Sangat efektif 0,6 – 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun

pertama (1 kegagalan dalam 125 -170 kehamilan).

b) AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan.

c) Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu

diganti).

d) Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat.

e) Tidak mempengaruhi hubungan seksual.

f) Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil.

g) Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR (CuT-380A).

h) Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI.

i) Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila tidak

terjadi infeksi).

Page 14: Proposal Penelitian (Gambaran ,Devi Gultom) 2

9

j) Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun atau lebih setelah haid terakhir).

k) Tidak ada interaksi dengan obat-obat.

l) Membantu mencegah kehamilan ektopik.

5) Kerugian

a) Efek samping yang umum terjadi :

(1) Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan

berkurang setelah 3 bulan)

(2) Haid lebih lama lebih banyak.

(3) Perdarahan (spootting) antar menstruasi.

(4) Saat haid lebih sakit.

b) Komplikasi lain :

(1) Merasakan sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan.

(2) Perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang memungkinkan

penyebab anemia.

(3) Perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangannya benar).

c) Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS.

d) Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang sering

berganti pasangan.

e) Penyakit Radang Panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai

AKDR. PRP dapat memicu infertilitas.

f) Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelvik diperlukan dalam pemasangan

AKDR. Seringkali perempuan takut selama pemasangan.

g) Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah pemasangan AKDR.

Biasanya menghilang dalam 1-2 hari.

h) Klien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri. Petugas kesehatan terlatih

yang harus melepaskan AKDR.

i) Mungkin AKDR keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi apabila AKDR

dipasang segera sesudah melahirkan).

j) Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi AKDR untuk

mencegah kehamilan normal.

Page 15: Proposal Penelitian (Gambaran ,Devi Gultom) 2

10

k) Perempuan harus memeriksa posisi benang AKDR dari waktu ke waktu. Untuk

melakukan ini perempuan harus memasukkan jarinya ke dalam vagina, sebagian

perempuan tidak mau melakukan ini.

6) Persyaratan Pemakaian

Yang Dapat Menggunakan

(1) Usia reproduktif

(2) Keadaan nulipara.

(3) Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang.

(4) Menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi.

(5) Setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya.

(6) Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi.

(7) Risiko rendah dari IMS.

(8) Tidak menghendaki metode hormonal.

(9) Tidak menyukai untuk mengingat-ingat minum pil setiap hari.

(10) Tidak menghendaki kehamilan setelah 1-5 hari senggama (lihat

kontrasepsi darurat).

Pada umumnya ibu dapat menggunakan AKDR Cu dengan aman dan efektif.

AKDR dapat digunakan pada ibu dalam segala kemungkinan keadaan misalnya :

(1) Perokok.

(2) Pascakeguguran atau kegagalan kehamilan apabila tidak terlihat adanya

infeksi.

(3) Sedang memakai antibiotika atau antikejang.

(4) Gemuk ataupun yang kurus.

(5) Sedang menyusui.

Begitu juga ibu dalam keadaan seperti di bawah ini dapat menggunakan AKDR :

(1) Penderita tumor jinak payudara.

(2) Penderita kanker payudara.

(3) Pusing-pusing, sakit kepala.

(4) Tekanan darah tinggi.

(5) Varises ditungkai atau di vulva.

Page 16: Proposal Penelitian (Gambaran ,Devi Gultom) 2

11

(6) Penderita penyakit jantung (termasuk penyakit jantung katup dapat diberi

antibiotika sebelum pemasangan AKDR).

(7) Pernah menderita stroke.

(8) Penderita diabetes.

(9) Penderita penyakit hati atau empedu.

(10) Malaria.

(11) Skistosomiasis (tanpa anemia).

(12) Penyakit tiroid.

(13) Epilepsi.

(14) Nonpelvik TBC.

(15) Setelah kehamilan ektopik.

(16) Setelah pembedahan servik.

Yang tidak diperkenankan menggunakan AKDR

(1) Sedang hamil (diketahui hamil atau kemungkinan hamil).

(2) Perdarahan vagina yang tidak diketahui (sampai dapat dievaluasi).

(3) Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, servisitis).

(4) Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita PRP atau

abortus septik.

(5) Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yang dapat

mempengaruhi kavum uteri.

(6) Penyakit trofoblas yang ganas.

(7) Diketahui menderita TBC pelvik.

(8) Kanker alat genital.

(9) Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm

7) Waktu Penggunaan

a) Setiap waktu dalam siklus haid,yang dapat dipastikan klien tidak hamil.

b) Hari pertama sampai ke-7 siklus haid.

c) Segera setelah melahirkan, selama 48 jam pertama atau setelah 4 minggu

pascapersalinan, setelah 6 bulan apabila menggunakan metode amenorea laktasi

(MAL). Perlu diingat, angka ekspulsi tinggi pada pemasanagan segera atau

selama 48 jam pascapersalinan.

Page 17: Proposal Penelitian (Gambaran ,Devi Gultom) 2

12

d) Setelah menderita abortus (segera atau dalam waktu 7 hari) apabila tidak ada

gejala infeksi.

e) Selama 1 sampai 5 hari setelah senggama yang tidak dilindungi.

8) Petunjuk bagi Klien

a) Kembali memeriksakan diri setelah 4 sampai 6 minggu pemasangan AKDR.

b) Selama bulan pertama mempergunakan AKDR, periksalah benang AKDR secara

rutin terutama setelah haid.

c) Setelah bulan pertama pemasangan, hanya perlu memeriksa keberadaan benang

setelah haid apabila mengalami :

(1) Kram/kejang di perut bagian bawah.

(2) Perdarahan (spotting) di antara haid atau setelah sanggama.

(3) Nyeri setelah sanggama atau apabila pasangan mengalami tidak nyaman

selama melakukan hubungan seksual.

d) Copper T-380A perlu dilepas setelah 10 tahun pemasangan, tetapi dapat

dilakukan lebih awal apabila diinginkan.

e) Kembali ke klinik apabila :

a) Tidak dapat meraba benang AKDR.

b) Merasakan bagian yang keras dari AKDR.

c) AKDR terlepas.

d) Siklus terganggu/meleset.

e) Terjadi pengeluaran cairan dari vagina yang mencurigakan.

f) Adanya infeksi.

9) Informasi Umum

a) AKDR bekerja langsung efektif segera setelah pemasangan.

b) AKDR dapat keluar dari uterus secara spontan, khususnya selama beberapa bulan

pertama.

c) Kemungkinana terjadi perdarahan atau spotting beberapa hari setelah

pemasangan.

d) Perdarahan menstruasi biasanya akan lebih lama dan lebih banyak.

e) AKDR mungkin dilepas setiap saat atas kehendak klien.

Page 18: Proposal Penelitian (Gambaran ,Devi Gultom) 2

13

f) Jelaskan pada klien jenis AKDR apa yang akan digunakan, kapan akan dilepas

dan berikan kartu tentang semua informasi ini.

g) AKDR tidak melindungi diri terhadap IMS termasuk virus AIDS. Apabila

pasangannya berisiko, mereka harus menggunakan kondom seperti halnya

AKDR.

G. Kerangka Konsep

X (Independen Variabel) Y (Dependen Variabel)

Keterangan :

: Yang diteliti

: : Tidak diteliti

H. Definisi Operasional

No Batasan Definisi Alat Ukur Cara Hasil Ukur ( Kategori ) Skala

Kontrasepsi IUDSikap Pasangan Usia Subur

Page 19: Proposal Penelitian (Gambaran ,Devi Gultom) 2

14

Variabel Operasional Ukur Ukur

1 Sikap

Pasangan

Usia

Subur

reaksi atau

respon yang

masih

tertutup dari

pasangan

usia subur

terhadap KB

IUD

Kuesioner Angket

1 : Sangat setuju

2 : Setuju

3 : Tidak setuju

4 : Sangat tidak setuju

Ordinal

2 Pasangan

Usia

Subur

pasangan

suami istri

yang telah

berumah

tangga dan

masih

menjalankan

fungsi

reproduksi

dan

menjalankan

keturunan

yang dibatasi

pada istri

usia 15 – 49

tahun

Kuesioner Angket

1 : 15 – 35 tahun

2 : 35 – 49 tahun

Ordinal

I. Metode penelitian

a. Desain penelitian

Page 20: Proposal Penelitian (Gambaran ,Devi Gultom) 2

15

Penelitian ini menggunakan metoda survei deskriftif dengan pendekatan Cross

Sectional, Menurut (Notoatmodjo,2012, p.36) Survei deskriptif adalah suatu

penelitian yang dilakukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan suatu

fenomena yang terjadi di dalam masyarakat, Menurut (Notoatmodjo,2012, p.37)

Cross Sectional adalah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi

antara faktor – faktor risiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau

pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach).

b. Populasi dan sampel

Menurut (Notoadmodjo, 2012, p.115) Yang dimaksud populasi adalah

keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti tersebut, menurut (Arikunto,

2006, p.130) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian, menurut (Sugiyono,

2004 dalam Hidayat 2007, p.68) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri

atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Menurut (Notoadmodjo,2012, p.115) Sampel adalah objek yang diteliti dan

dianggap mewakili seluruh populasi ini, menurut (Arikunto, 2006, p.131) sampel

adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti, menurut (Hidayat, 2007, p.68)

sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari

karakteristik yang dimiliki oleh populasi.

Populasi dalam penelitian ini adalah Pasangan Usia Subur yang

menggunakan KB IUD di Puskesmas Kiangroke pada tahun 2013 sebanyak 20

responden. Pengambilan sampel menggunakan sampel jenuh, Menurut (Arikunto,

1985) Sampel jenuh adalah kurang dari 100 responden, lebih baik diambil semua

(penelitian populasi), sampel dalam penelian ini adalah Pasangan Usia Subur

yang menggunakan KB IUD di Puskesmas Kiangroke pada tahun 2013 sebanyak

20 responden.

c. Waktu, tempat penelitian, jenis dan cara pengumpulan data

Penelitian dilakukan dari bulan September – November 2013 bertempat di

Puskesmas Kiangroke, pengumpulan data menggunakan kuesioner berupa angket.

Page 21: Proposal Penelitian (Gambaran ,Devi Gultom) 2

16

d. Pengolahan data

Analisa data dalam penelitian ini dilakukan dengan manual. Pengolahan

data hasil kuisioner dilakukan melalui empat tahapan sebagai berikut :

1. Editing (Penyuntingan Data)

Hasil wawancara atau angket yang diperoleh atau dikumpulkan melalui

kuesioner perlu disunting (edit) terlebih dahulu. Kalau ternyata masih ada data

atau informasi yang tidak lengkap, dan tidak mungkin dilakukan wawancara

ulang, maka kuesioner tersebut dikeluarkan (droup out).

2. Membuat Lembaran Kode (Coding Sheet) atau Kartu Kode (Coding Sheet)

Lembaran atau kartu kode adalah instrument berupa kolom – kolom untuk

merekam data secara manual. Lembaran atau kartu berisi nomer responden,

nomor – nomor pertanyaan.

3. Memasukkan Data (Data Entry)

Yakni mengisi kolom – kolom atau kotak – kotak lembar kode atau kartu kode

sesuai dengan jawaban masing – masing pertanyaan.

4. Tabulasi

Yakni membuat table – table data, sesuai dengan tujuan penelitian atau

yang diinginkan oleh peneliti.

e. Analisis data

Analisis data yang digunakan adalah univariate yaitu bertujuan untuk

menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variable penelitian.

Dengan menggunakan distribusi frekuensi sederhana (Simple frecuency

distribution) adalah distibusi frekuensi sederhana dapat digunakan untuk data

yang berskala nominal, ordinal, interval, atau rasio.

f. Jadwal Kegiatan

No Kegiatan September Oktober November Keterangan

Page 22: Proposal Penelitian (Gambaran ,Devi Gultom) 2

17

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Penyusunan

Proposal

2 Seminar Proposal

3 Persiapan

lapangan dan

Instrumen

4 Uji Coba

Instrumen

5 Pengumpulan Data

6 Pengolahan dan

Analisis Data

7 Pelaporan Hasil

Penelitian

J. Daftar Pustaka

BKKBN, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo, Jakarta, 2003.

BKKBN, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo, Jakarta, 2002.

Cunningham, F. G. (2005). Obstetri Williams. Jakarta: EGC. Edisi: 21

Hidayat Alimul, Metode Penelitian Kebidanan & Teknik Analisi Data, Penerbit Salemba

Medika, Surabaya, 2007.

Hanafi Hartanto, Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta,

2002.

Soekidjo Notoatmodjo, Metodologi Penelitian Kesehatan, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta,

2012.

Soekidjo Notoatmodjo, Metodologi Penelitian Kesehatan, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta,

2003.

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Penerbit Rineka

Cipta, Jakarta, 2006.

Page 23: Proposal Penelitian (Gambaran ,Devi Gultom) 2

18

Saifuddin Bari Abdul, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, Penerbit Yayasan

Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, 2003.

http://www.bkkbn.go.id/consult.php.diakses 28 Oktober 2013 pukul 19.00 WIB

http://www.jabarprov.go.id/index.php/subMenu/informasi/artikel/detailartikel/73 diakses

28 Oktober 2013 pukul 19.30 WIB

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/121/jtptunimus-gdl-kikaaldela-6006-2-babii.pdf

diakses tanggal 30 Oktober 2013 pukul 20.00 WIB

K. Lampiran Instrumen

Lampiran 1 : Informed Consent

INFORMED CONSENT

Page 24: Proposal Penelitian (Gambaran ,Devi Gultom) 2

19

Kepada Yth Calon Responden Penelitian

Pasangan Usia Subur Yang Menggunakan KB IUD di Puskesmas Kiangroke

Dengan hormat, saya yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama : Devi Gultom

NIM : 044228110001

Adalah mahasiswa Akedemi Kebidanan Bandung Yayasan Ciara Putri, yang sedang

melakukan penelitian dengan judul “Gambaran Sikap Keikutsertaan Pasangan Usia Subur dalam

Penggunaan KB IUD di Puskesmas Kiangroke”.

Penelitian ini tidak menimbulkan akibat yang merugikan bagi bapak/ibu sebagai

responden, kerahasiaan semua informasi yang diberikan akan dijaga dan hanya digunakan untuk

kepentingan penelitian. Jika bapak/ibu tidak bersedia menjadi responden, maka tidak ada acaman

bagi bapak/ibu serta memungkinkan untuk mengundurkan diri dari mengikuti penelitian ini.

Apabila bapak/ibu bersetuju, maka saya mohon kesediaannya untuk menandatangani

persetujuan dan menjawab pertanyaan – pertanyaan yang saya telah buat. Atas perhatian dan

kesediaan bapak/ibu menjadi responden, saya mengucapkan terima kasih.

Bandung, Oktober 2013

Peneliti,

(Devi Gultom)

PERSETUJUAN PENELITIAN

Saya yang bertandatangan dibawah ini, menyatakan bersedia untuk menjadi responden

penelitian yang dilakukan oleh Mahasiswa Akademi Kebidanan Bandung Yayasan Ciara Putri

Page 25: Proposal Penelitian (Gambaran ,Devi Gultom) 2

20

yang bernama Devi Gultom, NIM 044228110001 dengan judul penelitian “Gambaran Sikap

Keikutsertaan Pasangan Usia Subur dalam Penggunaan KB IUD di Puskesmas Kiangroke”.

Saya mengerti bahwa penelitian ini tidak akan berakibat buruk terhadap saya dan

keluarga saya. Kerahasiaan semua informasi yang diberikan akan dijaga oleh peneliti dan hanya

akan digunakan untuk kepentingan penelitian.

Bandung, Oktober 2013

Responden

………………………………………

( )

Lampiran 2 : Lembar Kuesioner

LEMBAR KUESIONER PENELITIAN

Page 26: Proposal Penelitian (Gambaran ,Devi Gultom) 2

21

GAMBARAN SIKAP KEIKUTSERTAAN PASANGAN USIA SUBUR DALAM PENGGUNAAN KB IUD DI PUSKESMAS KIANGROKE

TAHUN 2013

Nomor Kuesioner :

Tanggal Pengisian :

DATA UMUM RESPONDEN

1. Umur :

2. Pendidikan Terakhir :

3. Jumlah anak yang hidup

4. Berapakah biaya yang ibu keluarkan dalam penggunaan/pemasangan alat kontrasepsi

IUD ? Sebutkan Rp…

5. Berapa lamakah ibu menggunakan alat kontrasepsi IUD ? Sebutkan…

Petunjuk : Berilah tanda checklist (√ ¿ pada jawaban yang benar menurut anda !

No Pertanyaan Sangat

Setuju

Setuju Tidak

setuju

Sangat

tidak

Page 27: Proposal Penelitian (Gambaran ,Devi Gultom) 2

22

setuju

Sikap

1 KB IUD merupakan alat kontrasepsi jangka panjang

2 KB IUD adalah alat kontrasepsi yang aman dan

efektif

3 KB IUD bekerja langsung efektif setelah

pemasangan

4 KB IUD lebih praktis dari pada alat kontrasepsi

lainnya dalam hal penggunaan

5 IUD adalah alat kontrasepsi yang tepat digunakan

saat menyusui

6 Alat kontrasepsi IUD dapat mencegah kehamilan

7 Tidak ada rasa sakit pada saat pemasangan IUD

8 Ibu tidak perlu malu saat pemasangan IUD

9 Suami harus turut berperan dalam mengambil

keputusan mengenai alat kontrasepsi yang ibu

gunakan

10 Alat kontrasepsi IUD menganggu saat sedang

berhubungan dengan suami

11 Alat kontrasepsi IUD adalah alat kontrasepsi yang

harganya terjangkau oleh masyarakat

12 Ibu nyaman dengan alat kontrasepsi yang sedang

digunakan

13 Setelah menggunakan IUD, harus melakukan

papsmear secara berkala

14 Ibu perokok tidak bias menggunakan IUD

15 Ibu tetap menggunakan IUD walaupun terasa tidak

nyaman

Page 28: Proposal Penelitian (Gambaran ,Devi Gultom) 2

23