Top Banner
PROPOSAL PENELITIAN KEHIDUPAN MASYARAKAT DONGGO DI NUSA TENGGARA BARAT DITINJAU DARI SEGI SOSIAL BUDAYA DAN EKONOMI TAHUN 1990-2000 Proposal Penelitian Oleh : LESTARI Nomor Pokok Mahasiswa 2011 131 140 Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
34

Proposal Penelitian Buk Lestari 2

Oct 21, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Proposal Penelitian Buk Lestari 2

PROPOSAL PENELITIAN

KEHIDUPAN MASYARAKAT DONGGO DI NUSA TENGGARA BARAT

DITINJAU DARI SEGI SOSIAL BUDAYA DAN EKONOMI TAHUN 1990-

2000

Proposal Penelitian Oleh :

LESTARI

Nomor Pokok Mahasiswa 2011 131 140

Program Studi Pendidikan Sejarah

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA

PALEMBANG

2013

Page 2: Proposal Penelitian Buk Lestari 2

PROPOSAL PENELITIAN

KEHIDUPAN MASYARAKAT DONGGO DI NUSA TENGGARA BARAT

DITINJAU DARI SEGI SOSIAL BUDAYA DAN EKONOMI TAHUN 1990-

2000

1. Latar Belakang

Daerah Bima dikenal sebagai daerah kabupaten dan Kota administratif

sekarang dan daerah swapraja Bima dahulunya, daerah swapraja menurut undang-

undang adalah daerah sebelum proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia atau

dengan kata lain daerah yang berpemerintahan sendiri (Mariam dalam samudera

1999:19).

Daerah Bima adalah daerah yang memiliki corak dan cirikhas tersendiri

dalam segi sosial, budaya dan ekonomi, sehinga memiliki cerita dan sejarah yang

begitu unik yang dalam hal ini termuat dalam kategori sejarah lokal. Sejarah lokal

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pengayaan sejarah yang terbentuk

untuk menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari perkembangan suatu daerah

atau dimana sejarah lokal tersebut menjadi ada memiliki fakta serta data yang

mendukung dari peristiwa tersebut.

Kajian sejarah lokal sendiri tidak terlepas bagaimana peristiwa terjadi secara

kelokaan disuatu daerah terkait dengan bidang-bidang sosial, budaya dan

ekonomi, dengan begitu maka sejarah lokal dengan dapat dirumuskan sebagai

kisah kelampauan dari kelompok masyarakat yang berada pada daerah geografis

yang terbatas (Abdullah, 1985:15). Salah satu kajian sejarah lokal yang menarik

1

Page 3: Proposal Penelitian Buk Lestari 2

adalah sejarah Bima terutama mengenai kehidupan masyarakat Donggo. Orang

Donggo dikenal sebagai penduduk asli yang telah menghuni tanah Bima sejak

lama. Mereka sebagian besar menempati wilayah pegunungan, karena letaknya

yang secara geografis di atas ketingian rata-rata tanah Bima, Dou

Donggo (sebutan bagi orang Bima dalam bahasa Bima) kehidupan mereka

sanggat jauh berbeda dengan kehidupan yang dijalani masyarakat Bima saat ini.

Masyarakat Donggo mendiami sebagian besar wilayah Kecamatan Donggo

sekarang yang dikenal nama Dou Donggo, dilihat dari aspek sosial, budaya dan

ekonomi, karena hampir 99% dari penduduk wilayah Bima adalah orang Donggo

atau Sasak (sensus pemerintahan daerah kabupaten Bima tahun 2007).

Masyarakat Bima di sebut dengan Dou Mbojo. Dou adalah orang

dan Mbojo berarti Bima, selain istilah Dou Mbojo ada juga istilsh Dana Mbojo.

Istilah ini menunjuk pada suatu wilayah yang dimiliki oleh kesatuan suku bangsa

Mbojo (Mariam dalam samudera 1999: 21). Daerah Bima mempunyai dua nama

yaitu ”Mbojo” dan ”Bima”. Lahirnya dua nama ini erat hubungannya dengan latar

belakang sejarah pada periode akhir kekuasaan para Ncuhi. Kemungkinan antara

dua nama itu yang lebih dikenal dulu adalah Mbojo. Dugaan itu berdasarkan

keyakinan, bahwa Mbojo berasal dari kata Babuju yaitu bukit yang menjadi

tempat berlangsungnya musyawarah para Ncuhi.

Keputusan yang dihasilkan dalam musyawarah itu sangat penting, maka

bukit itu menjadi tempat yang bersejarah. Sehingga di ambil nama daerah

kerajaan, yang menjadi wilayah kekuasaan mereka selama ini. Dari sinilah lahir

nama Mbojo. Saat sekarang, lokasi itu sudah ditempati oleh bangunan suci agama

2

Page 4: Proposal Penelitian Buk Lestari 2

Hindu Dharma. Sedangkan nama Bima merupakan gelar seorang pendatang dari

Jawa yang pertama kali datang kedaerah itu pada awal masa kerajaan. Pendatang

tersebut bergelar “Sang Bima”.

Bukti-bukti sejarah kepurbakalaan yang ditemukan di Kabupaten Bima

seperti wadu pa’a, wadu nocu, wadu tunti (Batu Bertulis) di dusun Padende

kecamatan Donggo menunjukkan bahwa derah ini sudah lama dihuni oleh

manusia. Dalam sejarah kebudayaan penduduk Indonesia terbagi atas bangsa

Melayu Purba dan Bangsa Melayu Baru. Demikian pula halnya dengan penduduk

yang mendiami daerah kabupaten Bima, mereka yang menyebut dirinya Dou

Mbojo, Nama Donggo berasal dari bahasa Bima kuno yang berarti gunung yang

tinggi (Doro Salunga). Penduduknya sekitar 2.200 jiwa. Luas Kecamatan ini ±

406 km2, yang meliputi 11 Desa dan 52 kampung. Sesuai dengan namanya orang

Donggo memiliki keberanian yang khas. Mereka juga terkenal menghargai

pemimpin dan orang tua, guru, dan menjunjung tinggi persahabatan.

Orang Donggo memang satu fenomena, hanya betapapun tegarnya mereka

perubahan ikut mengubah tatanan masyarakat Donggo. Dou Donggo yang

mendiami kawasan pesisir pantai atau sebelah barat teluk Bima. Di samping

penduduk asli, juga terdapat penduduk pendatang yang berasal dari Sulawesi

selatan, Jawa, Madura, Kalimantan, Nusa Tenggara Timur dan Maluku (Abdullah

A.G: 2004).

Kehidupan masyarakat Donggo pada tahun 1912 masih berlandaskan

hukum adat dan kepercayan yang masih kental dengan kepercayaan nenek

Moyang marafu atau lajim disebut Animisme dan Dinamisme. Makamba-

3

Page 5: Proposal Penelitian Buk Lestari 2

makimbi kepercayaan ini merupakan kepercayaan asli penduduk Dou Mbojo.

Sebagai media penghubung manusia dengan alam lain dalam kepercayaan ini,

diangkatlah seorang pemimpin yang dikenal dengan nama Ncuhi Ro Naka.

Mereka percaya bahwa ada kekuatan yang mengatur segala kehidupan di alam ini,

yang kemudian mereka sebut sebagai “Marafu”. Sebagai penguasa

alam, Marafu dipercaya menguasai dan menduduki semua tempat seperti gunung,

pohon rindang, batu besar, mata air, tempat-tempat dan barang-barang yang

dianggap gaib atau bahkan matahari.

Mereka sering meminta manfaat terhadap benda atau tempat-tempat

tersebut. Selain itu, mereka juga percaya bahwa arwah para leluhur yang telah

meninggal terutama arwah orang-orang yang mereka hormati selama hidup

seperti Ncuhi, masih memiliki peran dan menguasai kehidupan dan keseharian

mereka. Mereka percaya, arwah-arwah tersebut tinggal bersamaMarafu di tempat-

tempat tertentu yang dianggap gaib. Masyarakat asli juga memiliki tradisi melalui

ritual untuk menghormati arwah leluhur, dengan mengadakan upacara pemujaan

pada saat-saat tertentu. Upacara tersebut disertai persembahan sesajen dan korban

hewan ternak yang dipimpin oleh Ncuhi. Tempat-tempat pemujaan tersebut biasa

dikenal dengan Nama “Parafu Ra Pamboro”.

Kehidupan sosial masyarakatnya sangat menghormati yang namanya ketua

adat mereka, seiring dengan perjalanan waktu dan perkembangan Modern semua

itu mulai ditinggalkan, akan tetapi hukum adat yang pernah diterapkan itu masih

dijalankan sampai sekarang walaupun hanya pada saat-saat tertentu dan pada

upacara adat, pada saat sekarang dapat dilihat benda-benda yang masih disimpan

4

Page 6: Proposal Penelitian Buk Lestari 2

dari tahun 1912 yang telah dijaga dan dilestarikan oleh penduduk sampai pada

saat sekarang. Sebagaimana umumnya mata pencaharian masyarakat yang masih

tergolong tradisional, mata Pencaharian orang Donggo masih terpaku pada

Berladang, bertani dan berternak. Sebelum mengenal cara bercocok tanam,

mereka biasanya melakukan ladang Berpindah-pindah karena itu tempat tinggal

merekapun selalu berpindah-pindah (nomaden).

Pada dasarnya masyarakat Bima adalah masyarakat yang ulet dan rajin,

sesuai dengan yang diungkapkan oleh N. Marewo dalam samudera (1999:35),

mereka bangun sangat pagi, bergegas ke sawah dan ladang, mereka  mengarap

tanah-tanah kering dan  lembah tandus, mereka menyulap tanah kering  menjadi

tanah yang subur. Masyarakat Bima adalah masyarakat yang ulet walau hanya

perekonomian pas-pasan, begitulah realitas orang Donggo sekarang ini, sehingga

tidak heran banyak di antara mereka yang naik haji dan menyekolahkan anaknya

sampai keperguruan tinggi yang ada di Bima maupun yang ada di kota-kota besar

di luar daerah Bima.

Perkembangan jaman yang berhadapan dengan gencarnya arus modernisasi

seiring itu pula pemahaman masyarakat akan kenyataan hidup yang berubah,

terutama dalam hal pendidikan dan teknologi saat ini, telah sekian banyak para

sarjana asli Donggo yang umumnya menimba ilmu di luar daerah seperti Ujung

Pandang, Mataram bahkan dipulau Jawa seperti Bandung, Yogyakarta, Jakarta

dan lain-lain demikian juga halnya dengan teknologi yang akhirnya merubah gaya

hidup mereka seperti cara-cara penggarapan sawah, penggunaan kendaraan, alat-

alat elektronik rumah tangga, karena hampir semua daerahnya telah di aliri listrik

5

Page 7: Proposal Penelitian Buk Lestari 2

bahkan tak jarang dari mereka yang menjadi penyiar agama seperti da’i, karena

telah begitu banyaknya mereka naik haji.

Topik yang cukup menarik bagi peneliti untuk diteliti adalah nuansa Donggo,

sehingga memilihnya sebagai objek kajian yaitu : pertama, Bagaimana kondisi

geogrrafis wilayah Donggo dan kehidupan masyarakatnya yang masih sangat

sederhana dan memiliki kepercayaan yang cukup menarik, kedua, Adanya data-

data tentang sejarah masyarakat Donggo membuat penulis ingin mencoba

menelusuri dan menyajikan informasi mengenai sosial, budaya dan ekonomi

masyatakat tersebut, Ketiga, seiring dengan terjadinya modernisasi penulis ingin

mengetahui bagaiman pekembangan masyarakat Donggo dalam bidang sosial,

budaya dan ekonomi, serta kemajuan yang terjadi sehingga dipandang perlu untuk

dikaji lebih dalam. Oleh karena itu penulis merumuskan judul ”KEHIDUPAN

MASYARAKAT DONGGO DI NUSA TENGGARA BARAT DITINJAU DARI

SEGI SOSIAL BUDAYA DAN EKONOMI TAHUN 1990-2000”

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari deskripsi singkat pada latar belakang yang telah

dipaparkan di atas, dengan mengacu pada judul penelitian ini, maka yang menjadi

permasalahan pokok adalahkehidupan masyarakat Donggo dari segi sosial,

budaya dan ekonomi. Permasalahan akan lebih terspesifikasi dalam sub masalah

sebagai berikut:

a. Bagaimana perubahan kehidupan masyarakat Donggo O’o, Mpili, dan Mbawa

dari segi sosial budaya tahun 1990-2000?

6

Page 8: Proposal Penelitian Buk Lestari 2

b. Bagaimana perubahan kehidupan masyarakat Donggo O’o, Mpili, dan Mbawa

dari segi ekonomi tahun 1990-2000?

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka ruang lingkup

permasalahan dibatasi baik secara keilmuan, spasial maupun temporal hal ini

berdasarkan pertimbangan bahwa cakupan masalah dalam penelitian ini sangat

kompleks agar penelitian ini lebih terfokus pada titik persoalan, sehingga dapat

menjawab substansi permasalahan secara memadai.

Batas spasial penelitian dilakukan di Kabupaten Bima Kecamatan

Donggo tepatnya di Desa O’o, Mpili dan Mbawa, ketiga Desa ini merupakan

tempat yang akan menjadi acuan dalam melakukan penelitian, karena merupakan

tempat yang memiliki perkembangan yang signifikan dalam bidang sosial budaya

dan ekonomi, namun tidak menutup kemungkinan daerah-daerah lain yang ada

disekitar Kecamatan Donggo Kabupaten Bima juga dijadikan sebagai lokasi

penelitian guna memperoleh informasi yang lebih mendalam mengenai obyek

kajian ini.

Secara keilmuan mengenal kehidupan masyarakat Donggo untuk dewasa ini

sangat perlu karena dalam penelitian ini penulis akan menceritakan kehidupan

masyarakat Donggo dari segi sosial budaya dan ekonomi yang belum banyak

tersirat dalam buku-buku sejarah khususnya sejarah lokal daerah Bima, oleh

karena itu penulis akan coba membahas tentang kehidupan masyarakat Donggo

dari segi sosial budaya dan ekonomi yang terjadi akibat modernisasi dan

berkembangnya teknologi dalam kehidupan masyarakat Donggo.

7

Page 9: Proposal Penelitian Buk Lestari 2

Sedangkan batas temporalnya adalah tahun 1990-2000 karena pada tahun ini

merupakan awal terjadinya modernisasi yang merubah seluruh tatanan kehidupan

masyarakat Donggo dibidang sosial budaya dan ekonomi khususnya dalam

penelitian ini akan membahas tentang kehidupan masyarakat Donggo O’o, Mpili

dan Mbawa.

3. Tujuan Penelitian

a. Tujuan umum

Adapun tujuan umum yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Mengembangkan dan meningkatkan kemampuan berpikir logis dan kritis,

analisis dan obyektif dalam mengkaji nuansa kehidupan masyarakat

Kecamatan Donggo khususnya Desa O’o, Mpili dan Mbawa dan memahami

nilai-nilai yang terkandung didalamnya.

2. Melatih penerapan metode penelitian dan penulisan sejarah yang

dikembangkan dalam dunia pendidikan khususnya sejarah lokal Bima daerah

Kecamatan Donggo.

3. Menambah wawasan peneliti tentang peristiwa kehidupan masyarakat Donggo

tahun 1990-2000 yang terjadi dalam segi sosial budaya dan ekonomi.

b. Tujuan khusus

1. Supaya dapat mengetahui bagaimana perubahan kehidupan masyarakat

Donggo ditinjau dari segi sosial budaya tahun 1990-2000.

2. Supaya dapat mengetahui bagaimana perubahan kehidupan masyarakat

Donggo ditinjau dari segi ekonomi tahun 1990-2000.

8

Page 10: Proposal Penelitian Buk Lestari 2

4. Manfaat Penelitian

a. Peneliti

1. Hasil penelitian ini dapat mengimplementasikan berbagai konsep dan teori

yang di peroleh diperkuliahan khususnya teori-teori sejarah dengan realitas

sosial khususnya pada masa lalu tentang kehidupan masyarakat Donggo dalam

segi sosial, budaya dan ekonomi pada tahun 1990-2000.

2. Selain dari itu peneliti dapat memperluas cakrawala berpikir secara

komprehensif dan menambah pemahaman berbagai ilmu yang terkait di

dalamnya tentang nuansa kehidupan masyarakat Kecamatan Donggo, serta

sebagai landasan dalam pengembangan tentang tulisan sejarah masyarakat

Donggo dalam segi sosial, budaya dan ekonomi pada tahun 1990-2000.

b. Pembaca

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan

pembaca tentang sejarah kehidupan masyarakat Donggo.

2. Sebagai pengembangan dalam penelitian sejarah budaya lokal Bima

khususnya peruahan kehidupan masyarakat Donggo dalam segi sosial budaya.

3. Agar dapat mengetahui tentang perubahan kehidupan masyarakat Donggo dari

segi ekonomi.

c. Pemerintah Kabupaten Bima

1. Sebagai bahan referensi dan kajian dalam penelitian sejarah lokal Bima

tentang perubahan kehidupan masyarakat Donggo.

9

Page 11: Proposal Penelitian Buk Lestari 2

2. Menambah bahan-bahan atau referensi sejarah lokal Bima tentang sejarah

Donggo khususnya sejarah kehidupan masyarakat Donggo O’o, Mpili dan

Mbawa yang masih banyak belum di publikasikan secara umum.

3. Mendorong pemerintah Kabupaten Bima untuk mengetahui dan memahami

bagaimana kondisi dan keadaan kehidupan masyarakat Donggo dari segi

sosial budaya dan ekonomi.

5. Kajian Pustaka

Masyarakat Donggo adalah masyarakat yang mendiami wilayah bagian

timur pesisir teluk Bima yang memiliki kehidupan dan peradaban tersendiri yang

dulunya terisolir dan mengasingkan diri pengaruh luar karena tidak mau

menerima budaya yang dibawa oleh pendatang hanya karena masih melekat

eratnya kepercayaan makamba-makimbi atau parafu tapi kini perlahan di

tingalkan karena berawal dari perkembangan dalam berbagai bidang dan

lahirnya kaum intelektual serta modernisasi dan perkembangan teknologi.

Masyarakat Donggo kini mulai meningalkan segala bentuk kehidupan masa

lampau yang diiringi oleh pekembangan dalam berbagai segi sosial budaya dan

ekonomi walaupun perlahan tatananan kehidupan masa lalu mulai dirubah dengan

tatananan kehidupan modern tetapibudaya, asas kebersamaan dan kekeluargaan

masih melekat kental lebih-lebih dalam hal hukum adat, sekarang masyarakat

Donggo tampil dan berkembang dalam bidang sosial budaya terutama dalam

bidang ekonomi.

10

Page 12: Proposal Penelitian Buk Lestari 2

Masayrakata Donggo yang berawal dari masyarakat yang mengalami

keterbelakangan dalam perkembangan akibat terisolir kini

mengalami perubahan akibat pengaruh modenisasi dan teknologi

akhirnya merubah paradigma berpikir sehingga masyarakat Donggo berkembang

dari berbagai aspek kehidupan sosial budaya dan ekonomi.

Masyarakat Donggo dalam hal kahidupan sosial masih memegang teguh

asas kebersamaan dan kekeluargaan walaupun hidup diantara dua agama yang

berbeda yaitu Islam dan Kristen, budaya dan kepecayaan masa lalu yang bersifat

primitive mulai ditinggalkan tingal sedikit dari masyarakat Donggo yang

tersisa memegang dan menganut kepercayaan yaitu Donggo Mbawa, tidak sedikit

juga dari mereka yang naik haji sejak masuknya budaya Islam yang mengantikan

kepercayaan marafu dan anak-anak mereka telah banyak menjadi sarjana,pejabat

birokrasi, pegusaha, militer karena majunya pendidikan bahkan banyak menjadi

mahasiswa yang menuntut ilmu di perguruan tinggi baik di Bima maupun di kota-

kota besar seperti Makassar, Yogyakarta,  Malang, Surabaya,

Mataram. (Djamaludin S. 2004:102) walaupun mereka tidak sepenuhnya

mengabdi dalam membangun daerahnya sendiri, ini semua pertanda bahwa

masyarakat Donggo berkembang dan bersaing dalam berbagai bidang.

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti dalam menulis kehidupan

masyarakat Donggo dari segi sosial budaya dan ekonomi merupakan penelitian

yang pertama berkelanjutan dari penelitian yang sudah dipublikasi oleh peneliti

lain tentang masalah Donggo tekait dengan kebudayaan termuat dalam buku

Mengenal Donggo dengan pendidikan dan kebudayaan yangditerbitkan oleh

11

Page 13: Proposal Penelitian Buk Lestari 2

Kantor Depertemen P dan K Kecamatan Donggo karangan M. Nur Wahab,dalam

kesimpulannya bahwa kebudayaan masyarakat Donggo berawal dari kepercayaan

dan asas budaya yang menjujung tinggi dan menghormati roh nenek moyang dan

menghargai ketua kampung atau kepala suku karena yang menjadi kepala suku

hanyalah orang yang memeliki kekuatan kharismatik yang dipatuhi perintahnya

dan apabila ada yang melanggar asas-asas moral atau pebuatan yang melangar

peratuaran maka akan di hukum secara adat.

Dalam buku karangan M. Nur Wahab memaparkan dan menjelaskan tentang

Donggo dalam segi pendidikan dan budaya, penulis dalam menyusun tulisan ini

akan mengungkapkan Donggo dalam segi sosial budaya dan ekonomi dengan

demikian penulis menjadikan buku ini sebagai acuan untuk menyusun tulisan

dalam segi budaya. Buku kampung Orang Bima karangan Djamaluddin Sahidu

kesimpulanya mengungkapkan sosial budaya masyarakat Donggo juga masalah

potensi disekitar kampung Orang Bima dalam hal ekonomi dan Donggo adalah

bagian dari daerah yang berpotensi dalam penunjang ekonomi daerah, lebih

dominan lagi buku yang membahas tentang masalah ekonomi adalah buku

karangan Prof. H. Umar Nimran, MA., Ph.D yang berjudul Bima dalam

menyongsong dinamika global kesimpulanya masalah kehidupan ekonomi

masyarakat Bima yang masih hidup dibawah taraf kesejahteraan ungkapan ini

merupakan hasil pemikiran para intelektual dengan berbagai ide dan sudut

pandang demi merajut pembangunan masyarakat Bima kedepanya yang akan

dijadikan oleh penulis sebagai acuan dan referensi unuk menyusun tulisan ini

dalam hal ekonomi.

12

Page 14: Proposal Penelitian Buk Lestari 2

6. Historiografi  yang  Relevan

Penulisan peristiwa kehidupan masyarakat Donggo merupakan suatu

penulisan yang mengungkapkan suatu peristiwa kehidupan masa itu yang

menyangkut masalah sosial budaya dan ekonomi sehingga dalam penulisan ini

akan tersirat sebuah penulisan sejarah lokal Bima khususnya peristiwa kehidupan

masyarakat Donggo.

Menurut buku karangan M. Nur. Wahab yang ditebitkan oleh kantor P dan

K Kecamatan Donggo 1981 tentang mengenal Donggo dengan Pendidikan dan

Kebudayaanyamerupakan sebuah tulisan yang berdasarkan hasil penelitian

terdahulu yang menceritakan tentang rangkaian pendidikan dan kebudayaan

masyarakat Donggo tahun 1981 yang menyangkut masalah agama, sosial budaya,

pendidikan dan ekonomi, sedangkan penulisan yang dilakukan oleh peneliti hanya

menyangkut masalah sosial budaya dan ekonomi masyarakat Donggo tahun 1990-

2000 sehinga dangan adanya pembahasan mengenai budaya Donggo dalam buku

karangan M. Nur Wahab akan penulis jadikan sebagai referensi dan perbandingan

dalam menyusun tulisan yang berkaitan dengan budaya.

Buku yang berjudul Bima dalam menyongsong dinamika global  oleh Prof.

H. UmarNimran, MA., Ph.D menceritakan tentang rentetan keadaan masyarakat

Bima yang kehidupanya masih jauh dibawah taraf kesejahteraan, banyak potensi

di Bima yang belum maksimal digunakan dan dimanfaakan oleh masyarakat

dalam memenuhi kehidupan ini lebih-lebih sarana dan prasarana yang belum

memedai dibandingkan daerah-daerah lain diluar daerah Bima sehingga

pekembangan yang terjadi di luar dareah Bima akan di jadikan sebagai landasan

13

Page 15: Proposal Penelitian Buk Lestari 2

dan suatu fenomena sosial yang melahirkan sebuah pemikiran apa dan

bagaimanayang harus dilakuakan dalam memajukan Bima disegala bidang

kehidupan masyarakat Bima khususnya masyarakat Donggo dalam meningkakan

taraf hidup dalam segi sosial budaya dan ekonomi, fenomena sosial dan ekonomi

termuat juga dalam buku karangan Djamaluddin Sahidu yang memebahas masalah

sosial ekonomi masyarakat Bima dan khususnya masyarakat Donggo.

Referensi tersebut akan digunakan dalam penulisan sejarah kehidupan

masyarakat Donggo dengan tujuan untuk mengkaji apakah peristiwa tersebut

mempunyai keterkaitan atau kemiripan, peristiwa tersebut akan dijadikan

sebagai acuan dalam penulisan sejarah kehidupan masyarakat Donggo

tahun tahun 1990-2000. Penulisan karya ilmiah historis yang sangat berbeda

dengan penulisan sebelumnya sesuai dengan penulisan proposal penelitian sejarah

kehidupan masyarakat Donggo yang merupakan penulisan berkelanjutan dari

penulisan sebelumnya yang termuat dalam buku mengenal Donggo

dengan pendidikan dan kebudayaanya.

7. Metode  dan  Pendekatan  Penelitian

a. Metode Penelitian

Penelitian mengenai “kehidupan masyarakat Donggo ditinjau dari

segi sosial budaya dan ekonomi” merupakan suatu penelitian historis karena

penelitian ini diarahkan untuk meneliti, mengungkapkan dan menjelaskan

peristiwa masa lalu sehingga jelas diarahkan kepada metode sejarah yang bersifat

kualitatif.

14

Page 16: Proposal Penelitian Buk Lestari 2

Tujuan dari penelitian historis ini yaitu menemukan dan mendeskripsikan

secara analisis serta menafsirkan tentang peristiwa kehidupan masyarakat Donggo

O’o, Mpili dan Mbawa.Selain itu penelitian yang saya lakukan terkait dengan

kehidupan masyarakat Donggo dari segi sosial budaya dan ekonomi tahun 1990-

2000 termasuk dalam penelitian sejarah lokal yang bersifat sosial budaya dan

ekonomi karena penelitian akan membahas kehidupan masyarakat Donggo tahun

1990-2000 yang sifatnya sosial budaya dalam penelitian ini pula akan dibahas

mengenai suatu kehidupan ekonomi masyarakat Donggo tahun 1990-2000

terhadap masyarakat Donggo kemudian hubungan sastra kedaerahan yang bersifat

sosial.

Penulisan peristiwa masa lampau dalam bentuk peristiwa atau kisah sejarah

yang dapat di pertanggung jawabkan secara ilmiah harus melalui prosedur kerja

sejarah. Pengisahan masa lalu tidak dapat dikerjakan tampa ada sumber yang

menyangkut masa lalu tersebut, sumber yang dimaksud adalah berupa data yang

melalui proses analisis menjadi sebuah fakta atau keterangan yang otentik

berhubungan dengan permasalahan dalam ilmu sejarah dikenal sumber-sumber

tertulis maupun tidak tertulis yang meliputi legenda, folklore, prasasti, monument,

alat-alat sejarah, dokumen, surat kabar dan keterangan yang bersumber dari tokoh

masyarakat, tokoh adat, tokoh agama dan kaum-kaum intelektual.

Proses awal yang dilakukan oleh peneliti untuk menulis sejarah dengan

menentukan tema sesuai dengan minat dan keyakinan penulis. Hal ini diharapkan

dapat memacu semangat penulis untuk meneliti secara sungguh-sungguh dalam

15

Page 17: Proposal Penelitian Buk Lestari 2

menjawab permasalahan penelitian ini penulis menggunakan metode sejarah yang

terdiri dari empat langkah yaitu:

b. Heuristik

Tahap pertama yang dilakukan oleh peneliti adalah Heuristik (pengumpulan

sumber). Sumber sejarah dapat berupa evidensio (bukti) yang ditinggalkan

manusiadengan menunjukan segala aktifitasnya di masa lalu berupa peninggalan-

peninggalan maupun catatan-catatan, sumber ini dapat ditemukan di perpustakaan

daerah Bima, internet dan arsip dapat diperoleh di kantor-kantor atau instansi-

instansi tertentu serta penulis melakukan wawancara secara langsung dengan

informan (sumber lisan).

Penulisan sejarah kehidupan masyarakat Donggo 1990-2000 dikenal dua

macam sumber yaitu sumber primer dan sumber skunder. Sumber primer

merupakan sumber pertama yang dipakai oleh peneliti dalam penulisan sejarah

dan dianggap sebagai sumber yang asli (orisinil) sebagai bukti yang kontemporer

dengan peristiwa yang terjadi. Sumber kedua adalah sumber skunder merupakan

sumber berupa kesaksian dari siapa saja yang merupakan saksi mata atau sumber

yang berasal dari sumber aslinya yang berupa literatur.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk mendapatkan data-data dan

informasi yang dibutuhkan untuk menyusun kajian ini yakni:

i. Penelitian Lapangan

Penelitian lapangan, yaitu penelitian yang menekankan penggunaan data

primer yang diperoleh melalui wawancara dengan responden dalam rangka

16

Page 18: Proposal Penelitian Buk Lestari 2

mengetahui efektivitas dan efisiensi suatu masalah dengan kondisi tertentu atau

melakukan kajian terhadap Norma hukum tidak tertulis.

Penelitian lapangan adalah suatu penelitian yang dilakukan oleh penulis

dengan secara langsung ke lapangan untuk meneliti serta mencari data-data dan

informasi yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti, agar dapat dibahas

berdasarkan informasi atau bukti data-data yang ditemukan. Ada 2 teknik yang

digunakan penulis untuk mengumpulkan data-data dan informasi penelitian

lapangan, yaitu:

- Pengamatan (observasi)

Adalah suatu teknik yang dilakukan penulis untuk mengamati secara

langsung objek yang berkaitan kehidupan masyarakat Donggo tahun 1990-

2000 dan bukti-bukti sejarah kehidupan masyarakat Donggo tersebut.

- Tradisi lisan / Wawancara

Adalah suatu teknik yang dilakukan dalam pengumpulan data dengan

mencermati penuturan-penuturan informasi yang sifatnya turun-temurun dan

dapat memberikan keterangan terhadap masalah yang akan diteliti untuk

mewujudkan fakta-fakta dalam rangka penyusunan sejarah lokal tersebut,

misalnya dengan mengadakan wawancara langsung dengan orang-orang

yang mengetahui tentang hal-hal yang berkenaan dengan kehidupan

masyarakat Donggo tahun 1990-2000.

ii. Penelitian Kepustakaan

Yang dimaksud penelitian kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan

hanya berdasarkan atas karya tertulis, termasuk hasil penelitian baik yang telah

17

Page 19: Proposal Penelitian Buk Lestari 2

maupun yang belum dipublikasikan. Dalam kajian kepustakaan ini peneliti akan

mengadakan penelitian kepustakaan untuk mendapatkan informasi-informasi serta

data-data yang berkaitan dengan peristiwa tersebut. Melalui penelitian

kepustakaan ini sumber-sumber buku yang dapat dijadikan sebagai referensi

dalam penulisan skripsi ini. Sumber perpustakaan yang akan di kaji adalah

perpustakaan STKIP taman siswa Bima, perpustakaan Daerah Bima (Samparaja),

Dinas Pendidikan Kecamatan Donggo, serta instansi-instansi yang berkaitan

dengan peristiwa tersebut terjadi.

b. Kritik sumber/Verifikasi

Kritik sumber merupakan verifikasi sumber yaitu pengujian kebenaran atau

ketepatan dari sumber sejarah. Kritik sumber ada dua macam yaitu kritik ekstern

dan kritik intern untuk menguji kredibilitas sumber. Kritik ekstern dalam

penelitian ilmu sejarah umumnya menyangkut keaslian atau keautentik bahan

yang digunakan dalam pembuatan sumber sejarah. Bentuk penelitian yang

dilakukan peneliti misalnya tentang waktu pembuatan dokumen (hari dan tanggal)

atau penelitian tentang bahan (materi) pembuatan dokumen itu sendiri.

Kritik Intern merupakan penilaian keakuran atau keautentik terhadap materi

sumber sejarah itu sendiri. Di dalam proses analisis terhadap suatu dokumen,

peneliti harus selalu memikirkan unsur-unsur yang relevan di dalam dokumen itu

sendiri secara menyeluruh. Unsur dalam dokumen dianggap relevan apabila unsur

tersebut paling dekan dengan apa yang telah terjadi, sejauh mana dapat diketahui

berdasarkan suatu penyelidikan kritis terhadap sumber-sumber terbaik yang ada.

18

Page 20: Proposal Penelitian Buk Lestari 2

c. Interpretasi/ Analisis

          Setelah fakta untuk mengungkap dan membahas masalah yang diteliti

cukup memadai, kemudian dilakukan interpretasi, yaitu penafsiran akan makna

fakta dan hubungan antara satu fakta dengan fakta lain. Penafsiran atas fakta harus

dilandasi oleh sikap obyektif. Kalaupun dalam hal tertentu bersikap subyektif,

harus subyektif rasional, jangan subyektif emosional. Rekonstruksi peristiwa

sejarah harus menghasilkan sejarah yang benar atau mendekati kebenaran.

d. Historiografi

Kegiatan terakhir dari penelitian sejarah (metode sejarah) adalah

merangkaikan fakta berikut maknanya secara kronologis dan sistematis, menjadi

tulisan sejarah sebagai kisah. Kedua sifat uraian itu harus benar-benar tampak,

karena kedua hal itu merupakan bagian dari ciri karya sejarah ilmiah, sekaligus

ciri sejarah sebagai ilmu. Selain kedua hal tersebut, penulisan sejarah, khususnya

sejarah yang bersifat ilmiah, juga harus memperhatikan kaidah-kaidah penulisan

karya ilmiah umumnya.

e. Pendekatan Penelitian.

Dalam perkembangan metodologi sejarah, peneliti harus berusaha untuk

saling mendekatkan antara sejarah dengan ilmu-ilmu sosial, maka ketika akan

menganalisis berbagai peristiwa atau fenomena masa lampau, peneliti

menggunakan konsep-konsep dari berbagai ilmu-ilmu sosial yang relevan dengan

pokok kajian. Oleh karena itu tulisan ini melakukan pendekatan sosial,

pendekatan budaya.

19

Page 21: Proposal Penelitian Buk Lestari 2

Pendekatan sosial adalah hubungan antar sesama serta manusia dengan

lingkungannya yang ada pada suatu wilayah tertentu dengan berbagai bentuk

hubungan yang harmonis dan baik. Dan pendektan budaya adalah pendekatan

yang bekaitan hukum-hukum adat dan sesuatu peraturan dan tatanan kebiasaan

dalam kehidupan kasyarakat tersebut yang bekaitan dengan sosial kemasyarakatan

maupun hubungan dengan yang gaib. Sedangkan pendekatan ekonomi adalah

suatu pendekatan tentang realita kehidupan terkait dengan kondisi sosial ekonomi

masyarakat. Pendekatan Sosial dalam tulisan ini digunakan untuk mengetahui

tentang perubahan kehidupan masyarakat Donggo O’o, Mpili dan Mbawa tahun

1990-2000 terhadap bidang budaya dan ekonomi.

8. Sistematika Penulisan

Secara umum penelitian ini terdiri dari lima (5) bab, yaitu Bab I

pendahuluan yang terdiri dari sub bab: (a) Latar Belakang (b) Rumusan

Masalah/Batasan Masalah (c) Tujuan Penelitian (d) Manfaat Penelitian (e) Kajian

pustaka (f) Historiografi Yang Relevan (g) Metode dan Pendekatan Penelitian

yang terdiri dari: (i), Lokasi Penelitian (ii), Jenis Penelitian dan (iii), Pengumpulan

Data, (h) Sistematika Penulisan. Bab II pembahasan gambaran umum wilayah

penelitian. Bab III Membahas tentang perubahan kehidupan masyarakat Donggo

di tinjau dari segi sosial budaya tahun 1990-2000. Bab IV Membahas tentang

perubahan kehidupan masyarakat Donggo ditinjau dari segi ekonomi tahun 1990-

2000. Bab V Penutup yang terdiri dari: (a) Kesimpulan (b) kritik dan saran.

20