Top Banner
PROPOSAL PEMBANGUNAN KAWASAN AGROPOLITAN PANGUNGHARJO INTEGRATED AGRO-INDUSTRIAL RESOURCES, BUSINESS, TOURISM, AND LEARNING CENTER LATAR BELAKANG : Desa Panggungharjo merupakan salah satu desa di Kabupaten Bantul yang secara langsung berbatasan dengan kota Yogyakarta yang merupakan ibu kota D.I. Yogyakarta. Secara lebih lengkap batas- batas desa Panggungharjo adalah sebagai berikut Sebelah utara : Kota Yogyakarta Sebelah timur : Desa Bangunharjo, Kecamatan Sewon Sebelah Selatan : Desa Timbulharjo, Kecamatan Sewon Sebelah Barat : Desa Pendowo Harjo Kecamatan Sewon dan Desa Tirtonirmolo Kecamatan Kasihan Sebagai kawasan yang berbatasan langsung dengan kawasan perkotaan Yogyakarta, desa Panggungharjo merupakan kawasan aglomerasi perkotaan Yogyakarta yang ini juga berarti merupakan kawasan strategis ekonomi. Hal ini salah satunya ditunjukan dengan perkembangan penggunaan lahan dimana dalam kurun waktu lima tahun terakhir, pola penggunaan lahan di desa Panggungharjo mengalami perubahan cukup signifikan terutama pada lahan jenis tanah sawah yang mengalami perubahan fungsi menjadi pemukiman dan kegiatan bisnis dengan laju sekitar 2% per tahun, sebagaimana yang ditunjukan dalam grafik dibawah ini Luasan Tanah Berdasarkan Penggunaan (Ha) Page 1 of 12
12

Proposal pembangunan kawasan agropolitan panggungharjo

Jun 12, 2015

Download

Investor Relations

Lokasi Pembangunan Kawasan Agropolitan Panggungharjo ini berada diatas tanah Kas Desa Panggungharjo yang berada diwilayah pedukuhan Sawit dan Kweni dengan luas sekitar 10 Ha. Kawasan Agropolitan Panggungharjo merupakan Kawasan Terpadu yang meliputi : Wisata, Bisnis, Budidaya, Tempat Pendidikan-Pelatihan-Penelitian (teknik dan manajemen). Posisi Geografis Desa Panggungharjo yang berbatasan langsung dengan Kota Yogyakarta yang merupakan ‘pintu gerbang utama’ memasuki Kabupaten Bantul, merupakan kawasan strategis untuk pengembangan kegiatan ekonomi-bisnis berbasis perdesaan.
Posisi Desa Panggungharjo sebagai Juara Lomba Desa Nasional 2014, yang merupakan salah satu tujuan utama kegiatan study banding dan tempat pembelajaran dari Desa-Desa diseluruh indonesia. Dari sisi sumberdaya manusia di Desa Panggungharjo mencapai Indeks Pendidikan 69,55 ditahun 2013, berada jauh diatas indeks pendidikan nasional yang pada tahun 2012 yang hanya sebesar 62,90. Hal ini merupakan bukti kekuatan dan kemampuan warga Panggungharjo dalam mengelola dan mengembangkan aset Kawasan Agropolitan ini.
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Proposal pembangunan kawasan agropolitan panggungharjo

PROPOSAL PEMBANGUNAN

KAWASAN AGROPOLITAN PANGUNGHARJO

INTEGRATED AGRO-INDUSTRIAL RESOURCES, BUSINESS, TOURISM, AND LEARNING CENTER

LATAR BELAKANG :

Desa Panggungharjo merupakan salah satu desa di Kabupaten Bantul yang secara langsung berbatasan dengan kota Yogyakarta yang merupakan ibu kota D.I. Yogyakarta. Secara lebih lengkap batas-batas desa Panggungharjo adalah sebagai berikut

Sebelah utara : Kota YogyakartaSebelah timur : Desa Bangunharjo, Kecamatan SewonSebelah Selatan : Desa Timbulharjo, Kecamatan SewonSebelah Barat : Desa Pendowo Harjo Kecamatan Sewon dan

Desa Tirtonirmolo Kecamatan Kasihan

Sebagai kawasan yang berbatasan langsung dengan kawasan perkotaan Yogyakarta, desa Panggungharjo merupakan kawasan aglomerasi perkotaan Yogyakarta yang ini juga berarti merupakan kawasan strategis ekonomi.

Hal ini salah satunya ditunjukan dengan perkembangan penggunaan lahan dimana dalam kurun waktu lima tahun terakhir, pola penggunaan lahan di desa Panggungharjo mengalami perubahan cukup signifikan terutama pada lahan jenis tanah sawah yang mengalami perubahan fungsi menjadi pemukiman dan kegiatan bisnis dengan laju sekitar 2% per tahun, sebagaimana yang ditunjukan dalam grafik dibawah ini

Luasan Tanah Berdasarkan Penggunaan (Ha)

2012 2013

283.49 282.69 271.34 272.14

6.14 6.14

Persawahan Tanah Kering Lainnya

Sumber : Data monografi desa 2012 dan 2013

Ditinjau dari aspek pertanian, tingginya laju perubahan lahan sawah menjadi tanah kering ini perlu dikendalikan agar luasan lahan pertanian yang masih ada tetap mampu mencukupi kebutuhan dan ketersediaan pangan bagi masyarakat.

Page 1 of 9

Page 2: Proposal pembangunan kawasan agropolitan panggungharjo

Dalam meningkatkan akses keluarga terhadap gizi yang berkualitas, pemerintah desa Panggungharjo mendorong pemanfaatan lahan pekarangan dan pemberdayaan lahan kosong dan terlantar untuk budidaya tanaman sayuran dan kolam perikanan untuk meningkatkan pemenuhan kebutuhan gizi keluarga melalui program ‘sejengkal tanah seluas harapan’.

Ibu-ibu anggota Kelompok Wanita Tani ‘Sumber Rejeki’ melakukan kerja bhakti mempersiapkan media tanam. Kegiatan yang dibiayai menggunakan dana APBDes ini ditujukan dalam rangka penguatan ketahanan pangan keluarga

Keluaran (outcome) dari program tersebut, ditahun 2014 ini setidaknya satu hektar lahan kosong dan terlantar telah berubah wujud menjadi lahan pertanian tanaman sayuran dengan lebih dari 15.000 bibit sayuran yang tertanam diatasnya, dimana ini belum termasuk bibit tanaman sayuran yang dibudidayakan dengan sistem vertikultur/polybag.

Program penguatan ketahanan gizi keluarga melalui pemberdayaan lahan kosong dan terlantar ini merupakan program royokan dari berbagai lembaga desa yang ada di desa Panggungharjo dengan peta peran sebagai berikut; Kelompok Wanita Tani merupakan pihak yang bertanggung jawab dalam teknis budidaya, TP PKK Desa berperan dalam melakukan rekayasa sosial, Tim Asistensi Pemberdayaan dan Pembangunan LPMD bertanggung jawab dalam pendampingan dan desain kelembagaan kelompok sasaran dan BUMDesa Panggung Lestari bertanggung jawab dalam melakukan inkubasi bisnis.

PERUMUSAN MASALAH :

Kawasan Agropolitan Panggungharjo adalah suatu kawasan yang tumbuh dan berkembang yang mampu memacu berkembangnya sistem dan usaha agribisnis sehingga dapat melayani, mendorong, menarik, menghela kegiatan pembangunan pertanian (agribisnis) di wilayah sekitarnya. Pengembangan kawasan agropolitan adalah pembangunan ekonomi berbasis pertanian di kawasan agribisnis, yang dirancang dan dilaksanakan dengan jalan mensinergikan berbagai potensi yang ada untuk mendorong berkembangnya sistem dan usaha agribisnis yang berdaya saing, berbasis kerakyatan, berkelanjutan dan terdesentralisasi, yang digerakkan oleh masyarakat dan difasilitasi oleh Pemerintah.

Page 2 of 9

Page 3: Proposal pembangunan kawasan agropolitan panggungharjo

Konsep agropolitan ini basisnya pada membangun fungsi kawasan agro-industri dalam artian luas. Dimana pertanian itu tidak dilihat dari sisi bercocok tanam dan mencangkul saja. Di dalam kawasan agropolitan harus terdapat sektor industri, jasa, pariwisata, dan sebagainya, namun basisnya pertanian dalam arti yang luas.

Konsep pembangunan Kawasan Agropolitan Panggungharjo sangat sejalan dengan visi misi Desa Panggungharjo yaitu Menyelenggarakan pemerintahan yang bersih, transparan dan bertanggungjawab untuk mewujudkan masyarakat desa Panggungharjo yang demokratis, mandiri, dan sejahtera serta berkesadaran lingkungan. Visi tersebut mengandung pengertian bahwa pemerintah desa Panggungharjo berkeinginan mewujudkan kehidupan mandiri dan berkesejahteraan dalam kehidupan yang demokratis dengan menyelenggarakan pemerintahan yang bersih, transparan dan bertanggung jawab. Makna lebih luas di bidang pembangunan industri pertanian adalah upaya meningkatkan pendapatan, kesejahteraan, harkat dan martabat insan tani, penduduk pedesaan dan pelaku agribisnis lainnya, melalui pemberdayaan rukun tani, komoditas usaha tani, dan percepatan pembangunan pertanian serta menjadikan sektor pertanian sebagai basis pembangunan desa dalam rangka mewujudkan upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat

TUJUAN :

Tujuan dari Pembangunan Kawasan Agropolitan Panggungharjo ini adalah : Mewujudkan sistem produksi milik masyarakat yang efisien, produktif , berdaya saing tinggi dan berkelanjutan, melalui pengelolaan sumberdaya domestik secara optimal dan berkesinambungan.

SASARAN :

Tujuan tersebut diwujudkan dengan pencapaian sasaran sebagai berikut :

1. Meningkatkan kesadaran dukungan dan peran serta masyarakat dalam gerakan nata desa.2. Menciptakan sistem usaha produktif yang berdaya saing tinggi, berkeadilan dan

berkelanjutan.3. Mengembangkan budaya industri sebagai landasan pengembangan usaha pertanian.4. Mengoptimalkan keunggulan komparatif wilayah 5. Meningkatkan intensifikasi pertanian dan mengembangkan hortikultura serta home industry.6. Meningkatkan sarana prasarana pertanian.7. Menyediakan kawasan peternakan dan perikanan sebagai pendukung pertanian.8. Menjalin hubungan lintas sektoral yang sehat dan menyelenggarakan pendidikan dan

pelatihan/kursus-kursus.

DAYA DUKUNG DAN DAYA UNGKIT :

Daya dukung yang dimiliki dalam program ini adalah karena kawasan yang akan dibangun adalah merupakan kawasan yang secara nyata sudah beroperasi dalam berbagai kegiatan masyarakat yang ada, yaitu meliputi :

1. Rumah Pengolahan Sampah Terpadu yang dikelola BUMDES, yang akan berfungsi sebagai supporting untuk pengadaan pupuk organik.

2. Kandang Sapi dikelola oleh Kelompok Peternak.3. Budidaya Kambing dan Kolam Pembesaran Ikan yang dikelola oleh BKM Pangungharjo.4. Pemancingan Ikan dikelola oleh swasta.5. Pertanian Sayur dan palawija di tanah kas desa.6. Kondisi aliran sungai yang sudah dibangket dengan baik.

Page 3 of 9

Page 4: Proposal pembangunan kawasan agropolitan panggungharjo

7. Lingkungan persawahan milik warga yang dikelola dengan baik di sekitar lokasi juga merupakan daya dukung utama akan keberhasilan program ini.

Lebih lanjut detail aset yang sudah eksis di kawasan ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

PuskesmasPembantu

Kolam Pemancingan

Kebun Sayur

Hutan Bambu(tanggul sungai)

Peternakan Kambingdan Kolam Ikan

Kebun Palawija

RPS danLandmark

PeternakanSapi dan Itik

Sekolah

Masjid

Adapun daya ungkit yang akan menambah optimisme keberhasilan program ini adalah :

1. Posisi Desa Panggungharjo sebagai Juara Lomba Desa Nasional 2014, yang merupakan salah satu tujuan utama kegiatan study banding dan tempat pembelajaran dari Desa-Desa diseluruh indonesia.

2. Dari sisi sumberdaya manusia di Desa Panggungharjo mencapai Indeks Pendidikan 69,55 ditahun 2013, berada jauh diatas indeks pendidikan nasional yang pada tahun 2012 yang hanya sebesar 62,90. Hal ini merupakan bukti kekuatan dan kemampuan warga Panggungharjo dalam mengelola dan mengembangkan aset Kawasan Agropolitan ini.

Page 4 of 9

Page 5: Proposal pembangunan kawasan agropolitan panggungharjo

3. Posisi Geografis Desa Panggungharjo yang berbatasan langsung dengan Kota Yogyakarta yang merupakan ‘pintu gerbang utama’ memasuki Kabupaten Bantul, merupakan kawasan strategis untuk pengembangan kegiatan ekonomi-bisnis berbasis perdesaan.

LOKASI KEGIATAN :

Lokasi Pembangunan Kawasan Agropolitan Panggungharjo ini berada diatas tanah Kas Desa Panggungharjo yang berada diwilayah pedukuhan Sawit dan Kweni dengan luas sekitar 10 Ha.

FASILITAS :

Kawasan Agropolitan Panggungharjo merupakan Kawasan Terpadu yang meliputi : Wisata, Bisnis, Budidaya, Tempat Pendidikan-Pelatihan-Penelitian (teknik dan manajemen), sebagaimana siteplan berikut ini :

Blo

k 1

Blo

k 7

Bl o

k 8

Blo

k 9

Blo

k 1

0

Bl o

k 1

1

Blo

k 8

(su n

gai

)

Blo

k 6

Blo

k 5

Blo

k 3

Blo

k 4

Masjid

Blo

k 2

Kolam Pemancingan

Kebun Sayur danAtraksi Petik Sayur

Hutan Bambu(sbg penyangga embung)

Peternakan Kambingdan Kolam Ikan

Taman Sungai

Embung

Kebun Palawijadan Toga

Parkir danLandmark

RPSComposting

Budidaya Cacing

PeternakanSapi dan Itik

Kuliner danPasar Agro

Sekolah

B l ok 1 2

Gedung DIKLAT

B u d id a y aJ a m u r

Blok 13

Page 5 of 9

Page 6: Proposal pembangunan kawasan agropolitan panggungharjo

1. Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Desa Panggungharjo (Blok 2).

Tempat pengolahan sampah terpadu yang sudah berdiri sejak 2013 ini merupakan tempat pemilahan dan pengolahan sampah yang dikelola oleh KUPAS (Kelompok Usaha Penarik Sampah) yang merupakan unit usaha BUMDES Panggung Lestari Desa Panggungharjo. Disamping fungsinya untuk mengelola permasalahan sampah dari warga, tempat yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas pengolahan dan pemilahan sampah ini juga merupakan tempat pelatihan pengelolaan sampah secara terpadu, sehingga sampah tidak lagi dipandang sebagai gangguan atau ancaman tetapi dapat berdaya guna dan bernilai ekonomis.

2. Pembuatan Pupuk Organik (Blok 2A)

Dengan memanfaatkan sampah organik dan KOHE (Kotoran Hewan) dari budidaya ternak disekitarnya (Sapi dan Kambing) maka dapat dioleh menjadi Pupuk Organik, yang nantinya akan mensupport kebutuhan pupuk pada budidaya pertanian di kawasan ini, selain itu juga akan dipasarkan dalam bentuk kemasan pada Gerai Agro yang dibuka dikawasan ini pula.

3. Budidaya Cacing Tanah / Lumbricus Rubellus (Blok 2B)

Pada prinsipnya cacing adalah sebagai ‘pengurai’, budidaya cacing ini dimanfaatkan untuk mengurai sampah organik dan KOHE menjadi Pupuk Organik, disamping itu cacing Lubricus Rubellus juga sebuah komoditi yang bernilai ekonomis cukup tinggi

4. Budidaya Ternak : Kambing + Kolam Ikan (Blok 5), Sapi + Itik (Blok 4)

Budidaya ternak ini sudah eksis sejak tahun 2003, disamping sebagai kegiatan budidaya penggemukan, fasilitas ini juga dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran , baik untuk calon pelaku usaha maupun untuk anak-anak sekolah yang ingin menambah pengetahuannya dalam dunia peternakan, disamping itu adanya kandang kelompok sapi, kambing dan unggas/itik ini juga merupakan salah satu atraksi bagi anak-anak tentang bagaimana cara meramu pakan ternak dan memberi makan ternak, dalam perkembangan selanjutnya juga akan dikembangkan dengan atraksi memeras susu kambing etawa.

5. Budidaya Tanaman : Sayur (Blok 8), Palawija + TOGA (Blok 11), dan Rumah Jamur (Blok 13).

Budi daya tanaman sayur dan palawija sudah merupakan kegiatan sehari-hari bagi petani, untuk TOGA baru dikembangkan pada tahun 2013 yaitu fasilitas bio industri berbasis tanaman obat atas kerjasama pemerintah desa dengan Puslitbangbun Kementrian Pertanian di Bogor. Sedangkan Rumah Jamur merupakan pengembangan dari kegiatan pertanian jamur yang ada di Pedukuhan Pandes. Jenis Jamur yang dikembangkan yaitu : Jamur Tiram yang dipanen harian, Jamur Kuping yang dipanen mingguan, dan Jamur Ling Zhie yang akan dipanen bulanan.

Disamping hasil budidaya yang dapat dipasarkan, fasilitas ini juga sebagai fasilitas media pembelajaran/diklat dan pendampingan untuk calon pelaku usaha/wirausaha tentang bagaimana bertani sayur, palawija, dan jamur, baik dari sisi teknik budidaya, manajemen, dan pemasarannya.

6. Atraksi Petik Sayur ‘Organik’ Di Sawah (Blok 8)

Sayur segar yang ditanam dengan sistem ‘organik’ dan memetik sayur langsung dari kebunnya merupakan pesona tersendiri, disamping mendapatkan kondisi sayuran lebih segar juga merupakan pengalaman unik bagi sang pemetik sayur tersebut, seperti halnya memetik buah langsung dari pohonnya dan menjaring ikan langsung dari kolamnya. Disamping itu harganya-pun juga akan lebih murah dari pada yang sudah dipasarkan di rumah-rumah.

Page 6 of 9

Page 7: Proposal pembangunan kawasan agropolitan panggungharjo

7. Wisata Embung Pengendali Banjir (Blok 9).

Salah satu cara untuk menanggulangi kekurangan air di daerah pertanian, persawahan, dan perikanan adalah dengan membangun kolam penampung air atau sering disebut embung. Embung merupakan penampungan air yang berbentuk waduk namun ukurannya lebih kecil. Embung adalah bangunan konservasi air berbentuk kolam/cekungan untuk menampung air dari hujan, parit atau sungai kecil, mata air serta sumber air lainnya untuk mendukung usaha pertanian pangan (hortikultura), perkebunan dan peternakan.

Embung yang akan dibangun di kawasan ini adalah merupakan cekungan alami dari Kali Buntung, fungsi utama embung selain sebagai penampung air juga sebagai pengendali banjir dan pengikisan tanah dari daerah di sebelah atasnya (Pedukuhan Kweni dan Karangnongko). Sehingga keberadaan embung ini menjadi sangat “vital” sebagai fasilitas konservasi lapisan tanah dan pengendali tanah longsor untuk daerah di atasnya tersebut.

Selain fungsi-fungsi tersebut di atas, embung juga menyajikan pemandangan air yang cukup indah untuk dinikmati sambil bersantai.

8. Konservasi Kebun Bambu (Blok 10)

Kebun bambu ini berfungsi sebagai tanggul pengendali longsoran dari tanah persawahan milik penduduk yang ada di sebelah barat embung. Fungsi lain dari kebun bambu ini adalah sebagai lahan konservasi bagi habitat asli beberapa hewan seperti : kepiting, cacing, bibis, katak, belut, keong, kadal, ular, dan lain-lain. Disamping itu keberadaan kebun bambu di samping embung juga akan menambah keindahan pemandangan di sekitar embung itu sendiri.

9. Wisata Taman Sungai/Water Castel (Blok 6A)

Sungai ini merupakan sungai asli sebagai kelanjutan aliran dari Embung Kali Buntung di Blok 9. Fasilitas wisata taman sungai/water castel ini merupakan latar belakang dari fasilitas wisata kuliner dan suvenir. Para pengunjung akan disuguhi pemandangan gemericik sungai asli yang ditata dan didesain dengan pesona taman airnya sambil menikmati hidangan atau berbelanja. Wisata Taman Sungai/Water Castel ini sekaligus sebagai sarana ‘penyadaran’ kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan sungai, sehingga sungai tidak lagi dipandang sebagai tempat pembuangan sampah dan limbah, tetapi sungai adalah bagian dari sumber kehidupan dan tempat yang indah untuk dinikmati.

10. Wisata Kuliner dan Souvenir-kerajinan-konveksi (Blok 6B)

Sebagaimana tempat wisata lainnya, Blok Kuliner dan Souvenir selalu dicari oleh pengunjung. Dengan adanya fasilitas ini, masyarakat sekitar dapat membuka kios-kios yang akan dipersiapkan, sehingga akan menambah penghasilan warga.

11. Gerai Agro : Bibit Tanaman Sayur, Media Tanam, Pupuk Organik(Blok 6C)

Gerai Agro berada satu lokasi dengan Kuliner dan Souvenir, untuk pembibitan dibutuhkan fasilitas ‘mini green house’. Fasiliatas ini menyediakan Bibit Tanaman Sayur, Media Tanam, dan Pupuk Organik, secara tidak langsung fasilitas ini akan merupakan bagian dari gerakan ‘suka makan sayur’. Di samping itu fasilitas ini akan memberikan pemahaman kepada masyarakat akan pentingnya mengisi lahan kosong untuk dijadikan “kebun sayur organik”. Fungsi lainnya adalah sebagai media pembelajaran bagi anak-anak tentang cara-cara menanam sayur dengan media pot, dan kemudian hasil praktek tersebut dapat dibawa pulang sebagai souvenir dan untuk ditanam di rumah, yang pada akhirnya anak akan mempunyai kebanggaan karena keberhasilannya membesarkan tanaman sayurnya.

12. Anjungan Potensi Pedukuhan (Blok 6D)

Page 7 of 9

Page 8: Proposal pembangunan kawasan agropolitan panggungharjo

Anjungan Potensi Pedukuhan posisinya adalah sebagai pembuka dari seluruh fasilitas yang ada di kawasan agropolitan ini, tata-letaknya yang strategis didesain sebagai atraksi pertama yang akan dikunjungi yang ditempatkan setelah gerbang Blok 6, berada satu lokasi dan disusul dengan dengan Kios Kuliner, Souvenir dan Gerai Agro. Potensi kekayaan budaya dan ekonomi yang dimiliki warga Panggungharjo sangat banyak dan beragam, hal ini tidak mungkin semua bisa ditampung di kawasan ini, maka dengan adanya fasilitas ini potensi-potensi yang ada di Panggungharjo akan bisa ditampilkan dan dinikmati oleh pengunjung. Anjungan 14 pedukuhan se desa Panggungharjo ini merupakan miniatur dari potensi yang ada Panggungharjo. Anjungan ini bisa diibaratkan sebagai jendela informasi untuk melihat potensi yang ada di masing-masing pedukuhan, baik dari potensi ekonomi, seni-budaya, maupun sumber daya lainnya. Apabila pengunjung merasa tertarik maka akan diarahkan untuk bisa berkunjung langsung ke workshop atau potensi lain yang ada di tempat yang diminati.

13. Pemancingan Ikan (Blok 3)

Kolam pemancingan yang tidak pernah sepi pengunjung ini sudah beroperasi lebih dari 10 tahun dan dikelola secara mandiri oleh salah satu warga Panggungharjo. Dengan mengintegrasikannya dalam satu kawasan ini, maka akan menambah keragaman yang ada di kawasan agropolitan ini.

14. Lingkungan Persawahan (Fasilitas di luar Blok)

Lingkungan persawahan melingkari sisi barat dan timur kawasan ini, semuanya dikelola pribadi oleh masing-masing pemiliknya. Meski dikelola secara pribadi, namun pemandangan alam persawahan ini akan menambah keindahan kawasan ini. Lingkungan persawahan ini juga dapat dimanfaatkan sebagai atraksi mengolah sawah, seperti : membajak, menanam padi, memanen, mencangkul, dan lain-lain

15. Lembaga Diklat (Blok 12)

Fasilitas ini menempati bangunan Puskesmas Pembantu yang fungsinya dalam pelayanan kesehatan sudah kurang optimal (buka 1 minggu 1 kali), disamping itu akses ke fasilitas kesehatan umum lainnya lebih dekat (Puskesmas Sewon II). Lembaga Diklat ini berfungsi untuk menyelenggarakan pelatihan-pelatihan praktis kepada masyarakat, tentang budi daya tanaman dan peternakan, baik yang bersifat teknis, manajemen maupun akses pasar, dengan memanfaatkan semua fasilitas yang ada di kawasan ini sebagai tempat praktek.

Dalam perkembangan selanjutnya Lembaga Diklat ini akan diarahkan sebagai “Profesional Konsultan” dalam bidang-bidang Pemberdayaan Masyarakat dan lebih jauh lagi sebagai konsultan di bidang Pengembangan Tata Pemerintahan Desa.

JUMLAH ANGGARAN DAN SUMBER DANA :

A. Jumlah Anggaran :1. Survey Pendahuluan2. Pengukuran dan Pembuatan Siteplan3. Penyusunan Detail Engineering Design4. Biaya Pembangunan5. Biaya Operasional Tahap Pertama (Pre-Launching)

B. Sumber Dana :1. Bantuan Program dari Pemerintah2. Hibah Swasta3. Sponsorship4. Investasi

Page 8 of 9

Page 9: Proposal pembangunan kawasan agropolitan panggungharjo

5. Retribusi Penyewaan

SUSUNAN PANITIA :

Page 9 of 9