Top Banner
PROPOSAL MAGANG KERJA INTERPRETASI PETROFISIKA PADA SUMUR SEPT#27 DI LAPANGAN BGR OLEH : RIO WIJAYA NIM 040006 JURUSAN TEKNIK PERMINYAKAN
36

Proposal Log

Jan 16, 2016

Download

Documents

waisul

good
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Proposal Log

PROPOSAL MAGANG KERJA

INTERPRETASI PETROFISIKA

PADA SUMUR SEPT#27 DI LAPANGAN BGR

OLEH :

RIO WIJAYA

NIM 040006

JURUSAN TEKNIK PERMINYAKAN

AKADEMI MINYAK DAN GAS BALONGAN

INDRAMAYU

2007

Page 2: Proposal Log

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : RIO WIJAYA

NIM : 040006

Jurusan : Teknik Perminyakan

Indramayu, ……………

Proposal ini telah disetujui dan disahkan oleh

Pembimbing 1

`

Hazam Fathoni, ST

Page 3: Proposal Log

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : RIO WIJAYA

NIM : 040006

Jurusan : Teknik Perminyakan

………………………

Proposal ini telah disetujui dan disahkan oleh

Pembimbing Lapangan

`

Page 4: Proposal Log

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah

melimpahkan segala rahmat dan hidayah-NYA sehingga penulis dapat

menyelesaikan Proposal Magang Kerja ini dengan judul : “INTERPRETASI

PETROFISIKA PADA SUMUR SEPT#27 DI LAPANGAN BGR”.

Perwujudan proposal ini adalah berkat bantuan dari berbagai pihak sehingga

laporan ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini

perkenankanlah penulis untuk mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Hj. Hanifah Handayani selaku Direktur Akamigas Balongan,

Indramayu

2. Hazam Fathoni, ST selaku Dosen Pembimbing dalam Magang Kerja ini.

3. Teman-teman Akamigas Balongan, Indramayu

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih banyak terdapat

kekurangan baik dilihat dari segi menyajikan data maupun penulisannya. Kritik dan

sarang yang membangun sangat penulis harapkan demi penulisan selanjutnya yang

lebih baik.

Indramayu, Juni 2007

Penulis

Page 5: Proposal Log

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Dugaan adanya potensi hidrokarbon pada suatu area didapat dari penelitian

geologi dan geofisika (seismic, magnetic, dan gravitasi). Data yang diperlukan untuk

membuktikan ada atau tidaknya potensi hidrokarbon pada suatu area yaitu data

permukaan (peta geologi dan measured stratigrafi / stratigrafi terukur) dan data di

bawah permukaan (seismic, logging, coring dan cutting). Dari data permukaan

seismic kemudian dilakukan untuk mendapatkan data di bawah permukaan berupa

litologi batuan. Jika litologi batuan mengindikasikan adanya suatu reservoir, maka

untuk membuktikan ada tidaknya hidrokarbon dilakukan pemboran lubang sumur

serta serangkaian pengukuran di dalam sumur (logging) dan evaluasi data hasil

rekaman untuk memastikan ada tidaknya kandungan hidrokarbon di bawah tanah.

Logging yaitu suatu kegiatan / proses perekaman sifat – sifat fisik batuan reservoir

dengan menggunakan wireline log.

Salah satu faktor untuk menentukan kualitas sumur adalah dengan

melakukan penilaian formasi batuan (evaluasi formasi). Penilaian formasi adalah

suatu proses analisis ciri dan sifat batuan di bawah tanah dengan menggunakan

hasi pengukuran lubang sumur (logging). Penilaian formasi dapat dilakukan dengan

interpretasi pintas / quick look atau dengan menggunakan software. Interpretasi

pintas / quick look adalah membuat suatu evaluasi log pada zona bersih (clean

formation) dengan cepat di lapangan tanpa menggunakan koreksi dampak

lingkungan lubang bor.

Penilaian formasi dilakukan dengan interpretasi memakai 3 log, yaitu:

Log yang menunjukan zona permeable :

Log SP ( Spontaneous Potential Log )

Page 6: Proposal Log

Log GR ( Gamma Ray Log )

Log yang mengukur resistivitas formasi :

IDL / LLD ( Log Deep Resistivity )

ILM / LLM ( Log Medium Resistivity )

MSFL ( Micro Resistivity Log )

Log yang mengukur porositas :

Log Density ( RHOB )

Log Neutron ( NPHI )

Log Sonic ( DT )

Dengan dilakukannya penilaian formasi maka dapat ditentukan zona

mana yang prospek untuk di produksi,sehingga keuntungan pun dapat diperoleh.

I.2 Tujuan

I.2.1 Tujuan Umum :

Menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh dibangku kuliah dengan

mengaplikasikannya di lapangan.

Meningkatkan daya kreativitas dan keahlian dari mahasiswa.

I.2.2 Tujuan Khusus :

Menentukan hasil pengukuran lubang sumur untuk mengetahui kualitas

sumur

Menganalisa ciri dan sifat batuan di bawah permukaan

Mengetahui ada atau tidaknya hidrokarbon dalam suatu zona tertentu

I. 3 Hasil Yang Dicapai

Data hasil pengujian yang dapat dijadikan acuan dalam penentuan zona

prospek

Data hasil uji akan disajikan dalam bentuk defleksi kurva-kurva log.

Gambaran interpretasi dilakukan secara kualitatif dan kuantitaif.

I.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Page 7: Proposal Log

Pada magang kerja dimulai tanggal 6 Agustus – 6 September 2007 tepatnya

di Schlumberger.

BAB II

DASAR TEORI

II.1 Teori Dasar

Untuk memastikan ada tidaknya suatu reservoir yang prospek di bawah

permukaan diperlukan adanya pengukuran terhadap lubang bor (logging). Logging

yaitu suatu proses pengukuran (perekaman) sifat – sifat fisik batuan dengan

menggunakan wireline log. Dari hasil logging akan didapatkan data log yaitu berupa

kurva – kurva yang mengindikasikan sifat – sifat fisik di suatu lapisan batuan dari

defleksi kurva – kurva tersebut. Untuk mengetahui seberapa prospek zona yang

diukur maka perlu dilakukan adanya suatu evaluasi formasi atau penilaina formasi

yang dapat dilakukan dengan interpretasi pintas (quick look) atau denga

menggunakan software.

Penilaian formasi adalah suatu proses analisis ciri dan sifat batuan di

bawah tanah dengan menggunakan hasil pengukuran lubang sumur (logging) yang

digunakan untuk menentukan kualitas sumur.

Tujuan utama evaluasi formasi yaitu :

Identifikasi reservoir

Perkiraan cadangan hidrokarbon di tempat

Perkiraan perolehan hidrokarbon

Penilaian formasi salah satunya dapat dilakukan dengan interpretasi

secara pintas (quick look). Penilaian formasi dilakukan dengan interpretasi memakai

3 log, yaitu:

Log yang menunjukan zona permeable

Log SP ( Spontaneous Potential Log )

Page 8: Proposal Log

Log GR ( Gamma Ray Log )

Log yang mengukur resistivitas formasi

IDL / LLD (Log Deep Resistivity )

ILM / LLM (Log Medium Resistivity)

MSFL (Micro Resistivity Log)

Log yang mengukur porositas

Log Density (RHOB)

Log Neutron (NPHI)

Log Sonic (DT)

Logging dilakukan dengan memasukkan suatu alat ke dalam lubang bor,

dimana lubang bor tersebut memiliki kondisi yang tertentu. Sehingga defleksi kurva –

kurva log yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh kondisi lubang bor tersebut dan

Lumpur yang digunakan.

II.2 Log - log Yang menunjukan Zona Permeabilitas

II.2.1 Log SP (Spontaneous Potential Log )

Log SP merupakan rekaman nilai beda potensial (millivolt) yang

timbul dari suatu elektroda yang bergerak di dalam lubang bor dan

elektroda yang tetap / berada di permukaan. Elektroda ini bergerak

melewati berbagai jenis batuan yang berbeda sifat dan kandungan

fluidanya.

Perbedaan salinitas antara Lumpur dan fluida di dalam batuan

menyebabkan terjadinya defleksi negative dan positif kurva SP yang

melewati suatu batuan permeable. Defleksi terbentuk akibat adanya

hubungan antara arus listrik dengan gaya – gaya elektromotif ( elektrokimia

dan elektrokinetik ) dalam formasi.

Pada Lapisan lempung / shale, Kurva SP menunjukan garis lurus

yang disebut “Shale Base Line” ( SBL ) atau garis dasar serpih. Pada

formasi yang permeable kurva SP menjauh dari shale base line dan

mencapai garis konstan pada lapisan permeable yang cukup tebal.

Page 9: Proposal Log

Penyimpangan SP dapat ke kiri atau ke kanan tergantung pada kadar

garam dari air formasi dan filtrate Lumpur.

Pada aplikasinya log SP digunakan sebagai berikut :

1. Untuk identifikasi lapisan – lapisan yang permeable

2. Mencari batas – batas lapisan permeable dan korelsi antar sumur

berdasarkan batas lapisan itu

3. Menentukan nilai resistivitas air formasi, Rw

4. Memberikan indikasi kualitatif lapisan serpih / sebagai clay indicator

5. sebagai reference kedalaman untuk semua log

II.2.1.1 Prinsip Kerja Log SP

Pengukuran log SP dilakukan dengan cara menurunkan /

memasang suatu alat / tool ke dalam lubang dan di permukaan.

Dimana suatu elektroda diturunkan ke dalam lubang sumur lalu alat

tersebut akan merekam potensial listrik pada berbagai titik dengan

reference potensial elektroda di permukaan tanah. Lumpur yang

digunakan harus bersifat conductif. Logging speed yang dicapai alat

ini bisa mencapai 1500 m/hr.

Page 10: Proposal Log

Gambar Contoh Log SP

II.2.1.2 Kelebihan dan Kekurangan Log SP

Log SP memiliki kelebihan – kelebihan sebagai berikut :

1. Bereaksi hanya pada lapisan permeable

2. Mudah pengukurannya

3. Sebagai indicator lapisan permeable dan non permeable

4. Dapat menentukan batas antara lapisan permeable dan non

permeable

Adapun kekurangan – kekurangan dari log SP yaitu :

1. Tidak bekerja pada oil base mud

2. Tidak bereaksi bila Rmf = Rw

3. Dapat terpengaruh arus listrik

4. Tidak berfungsi baik pada formasi karbonat

II.2.2 Log GR (Gamma Ray)

Log Gamma Ray (GR) merupakan hasil suatu pengukuran yang

menunjukan besaran intensitas radioaktif yang ada dalam formasi. Log GR

Page 11: Proposal Log

biasanya ditampilkan pada kolom pertama, bersama – sama dengan kurva

log SP dan Calliper. Biasanya diskala dari kiri ke kanan dalam 0 – 100 atau

0 – 150 GAPI.

Pengukuran GR dilakukan dengan jalan memasukkan alat detektor ke

dalam lubang bor. Formasi ytang mengandung unsur – unsur radioaktif

akan memancarkan radiasi radioaktif dimana intensitasnya akan diterima

oleh detektor dan dicatat dipermukaan.

Oleh karena unsur – unsur radioaktif ( pothasium ) banyak

terkandung dalam lapisan shale / clay, maka Log GR sangat berguna

berguna untuk mengetahui besar / kecilnya kandungan shale dalam lapisan

permeable. Dengan menarik garis GR yang mempunyai harga maksimum

dan minimum pada suatu penampang log maka kurva log GR yang jatuh

diantara kedua garis tersebut merupakan indikasi adanya lapisan shaly.

Adapun kegunaan log GR secara keseluruhan diantaranya yaitu :

Evaluasi kandungan serpih Vsh ( volume lempung )

Menentukan lapisan permeable

Evaluasi bijih mineral yang radioaktif

Evaluasi lapisan mineral yang bukan radioaktif

Korelasi log pada sumur berselubung

Korelasi antar sumur

II.2.2.1 Prinsip Kerja log GR

Di alam terdapat banyak bahan dasar yang secara alamiah

mengandung radioaktifitas, yaitu Uranium (U), Thorium (Tho) dan

Potasium (K). Radioaktifitas GR berasal ketiga unsur radioaktif

tersebut yang secara kontinyu memancarkan GR dalam bentuk

pulsa – pulsa energi radiasi tinggi. Sinar gamma ini mampu

menembus batuan dan dideteksi oleh sensor sinar gamma yang

umumnya berupa detektor sintilasi. Setiap GR yang terdeteksi akan

menimbulkan pulsa listrik pada detektor. Parameter yang direkam

Page 12: Proposal Log

adalah jumlah dari pulsa yang tercatat per satuan waktu (cacah

GR).

Alat untuk mengukur GR ada dua macam, yaitu :

1. Standart Gammaray Tool (SGT)

2. Natural Gammaray Spectometry Tool (NGT)

SGT mengukur semua GR alamiah yang timbul, depth of

investigation SGT kira – kira 10 inchi dan vertical resolutionnya 10

inchi sedangkan NGT selain mengukur semua GR, juga mengukur

energi GR dan menentukan konsentrasi 3 macam elemen radiaktif

yang biasa ada di alam yaitu ; Uranium (Ur235/238), Potassium

(isotop 19K40), Thorium (Th 232) dimana depth of investigationnya

kira – kira 15 inchi dan vertical resolutionnya 15 inchi. Adapun alat

lain yang digunakan yaitu Induced Gammaray Tools, dalam alat ini

dipasang sebuah sumber radioaktif yang memancarkan gammaray

dengan energi tinggi. Contohnya adalah alat density log, seperti ;

FDC – Formation Density Compensated, dan LDT – Litho Density

Tool.

Page 13: Proposal Log

Gambar Prinsip Kerja Log Gamma Ray

II.3 Log – log Yang Mengukur Zona Resistivitas

Log resistivitas mengukur nilai resistivitas batuan ( solid dan fluida di

dalamnya ) yang diperlukan untuk menentukan nilai saturasi air.

Log pada zona resistivitas ada tiga macam, yaitu :

1. Log Deep Resistivity

Log Deep Resistivity yaitu Log yang digunakan untuk mengukur

resistivitas pada zona uninvated / zona yang tidak terinfasirentangnya

sekitar > 3 feet, dimana log ini terbagi menjadi dua maca berdasarkan

lumpur yang digunakan saat pemboran, yaitu :

- Induction Deep Log ( ILD ), yang mana digunakan jika lumpur yang

digunakan fresh water base mud ( air tawar )

- Lateral Deep Log ( LLD ), yang mana digunakan jika lumpur yang

digunakan salt water mud ( air asin )

2. Log Medium Resistivity

Log Medium Resistivity yaitu log yang digunakan untuk mengukur

resistivitas pada zona transisi rentangnya sekitar 1.5 – 3 feet. Log ini

terdiri dari dua macam, yaitu :

- Induction Medium Log ( ILM ), yang mana digunakan jika lumpur yang

digunakan water base mud

- Lateral Medium Log ( LLM ), yang mana digunakan jika lumpur yang

digunakan salt water mud

3. Log Shallow Resistivity (MSFL dan SFLU)

Log Shallow Resistivity biasa menggunakan log MSFL, yang

digunakan untuk mengukur resistivitas pada zona yang terinfasi mud

filtrate rentangnya sekitar 1 – 6 feet.

Pada aplikasinya semua kurva log deep, medium, dan shallow

direkam memakai electrodes atau coils yang dipasang pada mandrel

Page 14: Proposal Log

silindris, dan ditempatkan kurang lebih secara centralized dalam lubang

sumur. Alat micro resistivitas memakai sensor yang dipasang pada

tapak / pad yang dipaksa menempel pada dinding lubang selama survey.

II.3.1 Log Induction

Log Induction yaitu log yang bekerja pada lumpur air tawar

dengan resistivitas formasi < 200 0hm – m, dan Rmf / Rw > 2.0.

Alat induction menentukan resistivitas dengan cara mengukur

konduktivitas batuan. Dalam kumparan transmitter dialirkan arus

bolak balik berfrekuensi tinggi dengan amplitude konstan yang akan

menimbulkan medan magnet dalam batuan. Medan magnet ini

menimbulkan arus Eddy atau arus Foucault pada gambar di bawah.

Besarnya arus ini sama dengan konduktivitas batuan.

Gambar Induction Measurement Principle

Page 15: Proposal Log

Gambar ILD Tool

Dapat diketahui bahwa lebih baik menggunakan alat induction log jika :

Rmf / Rw > 2.5

Rt < 200 ohm – m

Tebal lapisan lebih dari 10 feet

Bila porositas ada di bawah garis Rw, Tapi Rmf / Rw masih > 2.5 maka alat lateralog

di anjurkan untuk dipakai.

II.3.2 Lateral Log

Alat lateral log yang direkayasa untuk mengukur resistivitas

batuan yang dibor dengan salty mud atau Lumpur yang sangat

konduktif serta dipakai untuk mendeteksi zona – zona yang

mengandung hidrokarbon. Selain dengan salty mud, log lateral

akan bekerja denga baik pada resistivitas formasi yang > 200 ohm –

m dengan Rmf / Rw < 2.0, dimana besarnya lubang bor > 12 inchi,

dengan ketebalan lapisan kurang dari 10 feet serta deep invasion

( > 40 inchi ).

Sonde pada alat resistivity ini memiliki elektroda penyangga

(bucking electrode) untuk memfokuskan arus survey dan

memaksanya mengalir dalam arah yang tegak lurus terhadap

Page 16: Proposal Log

sonde. Arus yang terfokuskan ini memungkinkan pengukuran

dilakukan pada batuan dengan arah yang lebih pasti.

Ini merupakan perbaikan terhadap pengukuran yang memakai

arus yang tidak terfokus, yaitu alat ES (Electrical Survey) yang

terdahlu, dimana arus survey lebih suka mengalir dalam Lumpur

karena resistivitas lumpur yang lebih rendah dari resistivitas batuan.

Alat Lateral log dipakai untuk survey dalam sumur berisi mud

ber – resistivitas rendah serta dalam batuan yang resistivitasnya

tinggi. Alat Lateralog dapat secara akurat mengukur resistivitas

batuan dalam kisaran 0.2 – 40000 ohm-m.

Gambar Prinsip kerja Alat Lateral Log

Page 17: Proposal Log

Gambar Typical Lateralog Presentation

Page 18: Proposal Log

II.4 Log - log Yang Mengukur Zona Porositas

Untuk mengukur besarnya porositas pada suatu zona tertentu, digunakan

tiga macam log, yaitu :

II.4.1 Log Densitas

Log density merupakan kurva yang menunjukan nilai densitas (bulk

density) batuan yang ditembus lubang bor, dinyatakan dalam gr / cc.

Besaran densitas ini selanjutnya digunakan untuk menentukan nilai

porositas batuan tersebut. Log density bersama - sama dengan log

neutron digunakan untuk mendeteksi adanya hidrokarbon.

Alat density yang modern juga mengukur PEF (Photo Electric

Effect) yang berguna untuk menentukan lithologi batuan,

mengidentifikasi adanya heavy minerals dan untuk mengevaluasi clay.

Gambar Prinsip Kerja Density Log ( Porosity : Pex Density )

Alat ini bekerja dari suatu sumber radioaktif dari alat pengukur

dipancarkan sinar gamma denga intensitas energi tertentu (umumnya

0.66 mev) menembus formasi / batuan. Batuan terbentuk dari butiran

mineral – mineral yang tersusun dari atom – atom yang terdiri dari

proton dan electron. Partikel sinar gamma akan membentur electron –

electron dsalam batuan, sehingga mengalami pengurangan energi

(loose energi). Energi yang kembali (setelah mengalami benturan) akan

diterima oleh detector, terpasang dalam sebuah protector berbentuk

silinder sepanjang 3 ft,yang selalu menempel pada dinding sumur.

Page 19: Proposal Log

Intensitas energi yang diterima pada dasarnya berbanding terbalik

dengan kepadatan electron. Makin lemah energi yang lembali maka

makin banyak electron – electron dalam batuan, yang berarti makin

banyak / padat butiran / mineral penyusun batuan per satuan volume.

Besarkecilnya energi yang diterima oleh detector tergantung dari :

Densitas matriks batuan

Porositas batuan

Densitas kandungan yang ada dalam batuan

II.4.2 Log Neutron

Log porositas yang bersama – sama dengan dengan log densitas

digunakan untuk menentukan porositas dan kandungan fluida yang ada

di dalamnya. Alat neutron dipakai untuk menentuka primary porosity

batuan, yaitu ruang pori – pori batuan yang terisi air, minyak bumi, atau

gas.

Cara kerja alat ini yaitu sumber radioaktif Am241Be memancarkan

partikel neutron kedalam batuan dengan energi kira – kira 5 Mev.

Setelah partikel neutron berbenturan dengan batuan, energi neutron

ini berkurang sampai ke level 0.1 – 10 eV (level ephitermal). Karena

massa hidrogen yang sama dengan massa neutron, atom hidrogen

punya kemampuan paling besar dalam memperlambat partikel

neutron dibanding atom- atom lain dalam batuan. Kemudian partikel–

partikel neutron yang kembali ditangkap dan dihitung oleh detektor

dalam alat pengukur. Kecepatan detektor dalam menghitung partikel–

partikel neutron dipengaruhi oleh adanya konsentrasi hidrogen.

Dua buah detektor thermal dipasang 1 – 2 ft di atas sumber

radioaktif. Ratio antara jumlah jumlah – jumlah pulsa ( Nn / Nf )

merupakan fungsi porositas. Ratio ini mempunyai pengaruh lubang

sumur yang berkurang dan kedalaman penetrasi yang lebih jauh

dibanding dengan sistem satu detektor.

Page 20: Proposal Log

Gambar Prinsip Kerja Log Neutron

Faktor – faktor yang berpengaruh terhadap Kurva ØN, yaitu :

Shale / clay

Kekompakan batuan

Kandungan air asin / tawar

Kandungan minyak Kandungan gas

Hal ini tentang defleksi kurva log neutron, semakin ke kanan

defleksi kurva maka semakin banyak hidrokarbon yang terkandung,

defleksi yang terjauh maka mengindikasikan adanya gas.

II.4.3 Log Sonic

Log sonic merupakan log yang digunakan untuk mendapatkan

harga porositas batuan sebagaimana pada log density dan log neutron.

Log sonic menggambarkan waktu kecepatan suara yang dikirimkan /

dipancarkan ke dalam formasi hingga ditangkap kembali oleh receiver.

Kecepatan suara melalui formasi batuan tergantung terutama oleh

matriks batuan serta distribusi porositasnya. Kecepatan suara pada

batuan dengan porositas nol dinalakan kecepatan matriks ( tma ), untuk

beberapa batuan :

tma pasir lepas = 55.5 sec / ft

tma batu pasir = 51.0 sec / ft

tma batu gamping = 47.5 sec / ft

Page 21: Proposal Log

tma dolomite = 43.5 sec / ft

Makin tinggi harga t pada log sonic makin besar harga porositas

batuan.

II.4.3.1 Faktor – faktor yang Berpengaruh pada Kurva t

a. Shale

Shale mempunyai porositas besar meski permeabilitas

mendekati nol. Sehingga kandungan shale akan

memperbesar nilai t.

b. Kekompakan batuan

Kekompakan memperkecil porositas sehingga akan

menurunkan nilai t.

c. Kandungan air

Kandungan air dalam batuan cenderung menyebabkan nilai

kurva t membesar.

d. Kandungan minyak

Air (terutama air asin) mempunyai sifat penghantar suara

yang lebih baik disbanding minyak. Sehingga adanya

minyak akan memperkecil nilai t.

e. Kandungan gas

Gas merupakan penghantar suara yang tidak baik, sehingga

akan memperkecil nilai t.

II.4.3.2 Aplikasi log Sonic

Untuk menentukan sonic porosity ( s )

Untuk menentukan volume of clay ( Vs )

Bersama log lain untuk menentukan litologi

Time – depth relationship

Menentukan reflection coeficients

Mechanical properties

Menentukan kualitas semen CBL – VDL

Page 22: Proposal Log

II.4.3.3 Prinsip Kerja Log Sonic

Alat sonic mengukur kecepatan suara / sonic dalam formasi

Transmitter memancarkan suatu “ pressure pulse”

berfrekuensi 25 Hz

Pulsa ini menghasilkan 6 gelombang, yaitu :

Gelombang compressional dan gelombang refraksi shear

yang merambat dalam formasi

Dua gelombang langsung sepanjang sonde dan di dalam

mud

Dua gelombang permukaan sepanjang dinding lubang

sumur (Pseudo Raleigh dan Stoneley)

Laju / kecepatan gelombang – gelombang itu antara 4000

sampai 25 000 ft / sec tergantung pada litologi

Sebuah gelombang compressional merambat dari transmitter

via mud ke formasi, lalu merambat dalam formasi,

lalumerambat dalam mud lagi untuk mencapai receiver

Transmitter memancarkan satu pulsa

Suatu rangkaian electronic mengukur waktu dari pulsa ini

sampai waktu dimana “the first negative excursion” dideteksi

oleh near receiver

Transmitter memancarkan satu pulsa lagi

Diukur waktu dari pulsa kedua sampai waktu dimana “the first

negative excursion” dideteksi oleh far receiver.

Beda antara kedua waktu tadi lalu dibagi dengan jarak

antara receiver – receiver ( span ) sebesar dua ft menghasilkan

formation transit times dalam microseconds / ft (sec / ft ).

Compressional transit times bervariasi :

40 sec / ft dalam hard formation

Page 23: Proposal Log

150 sec / ft dalam soft formation.

Gambar Prinsip Kerja Alat Sonic ( Konsep Rambat Gelombang )

BAB IV

WAKTU PENYELESAIAN

Page 24: Proposal Log

IV.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Magang Kerja ini akan dilaksanakan dilaksanakan di perusahaan

Schlumberger. Setelah disesuaikan dengan jadwal akademik untuk waktu penelitian

direncanakan selama 1 (satu) bulan, mulai 6 Agustus 2007 s/d 6 September 2007.

IV.2 Rencana Magang Kerja Yang Diusulkan

KEGIATAN

MINGGU

KE – 1

MINGGU

KE – 2

MINGGU

KE – 3

MINGGU

KE - 4

Studi Literature

Pengumpulan Data

Analisa Data

Presentasi dan evaluasi

BAB V

PENUTUP

Page 25: Proposal Log

Demikianlah proposal ini dibuat, atas segala kesempatan yang diberikan

pada saya selaku mahasiswa Akamigas Balongan yang akan melakukan Magang

Kerja akan dilakukan semaksimal mungkin karena hal ini dapat menambah

wawasan dan ilmu pengetahuan.

Saya selaku penulis sekaligus pemohon, mengucapkan banyak terima kasih

kepada pihak yang membantu dalam penyelesaian proposal Magang Kerja ini.

Semoga proposal ini menjadi langkah awal yang lebih baik menuju masa depan

yang lebih cerah. Amien…

Pemohon,

Rio Wijaya

Nim 040006

DAFTAR PUSTAKA

Page 26: Proposal Log

1. Sudarmo, Yan. 2002 “Interpretasi Open Hole”.

2. Fathoni, Hazam “Penilaian Formasi dan Interpretasi Log. Materi Kuliah

Teknik Pemboran. Indramayu : Akamigas Balongan.

3. Harsono, Adi “Evaluasi Penilaian Formasi”

CURRICULUM VITAE

Page 27: Proposal Log

Data Pribadi

N a m a : Rio Wijaya

Tempat & Tanggal

Lahir

: Jakarta, 27 September 1987

Usia : 20 tahun

Jenis kelamin : Pria

Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Status : Single

Alamat : Jl. Laladon Baru No. 02 C RT. 05 RW. 01

Kec. Ciomas - Kel. Laladon

Ciomas - Bogor 16610

Tel. 0818-07063022

Pendidikan Formal SD Negeri Tugu Utara 15 Jakarta ( 1993 – 1999 )

SMP Negeri 2 Ciomas Bogor ( 1999 – 2002 )

SMK Mekanika Bogor ( 2002 – 2005 )

Kuliah Jurusan Teknik Perminyakan Diploma 3 Akamigas

Balongan, Indramayu

2005-sekarang

Pendidikan Non Formal

Kursus Komputer Program Microsoft Word dan Microsoft Excel 2002

Pelatihan Karate, INKAI 2003

Lomba Kompetensi Siswa Kejuruan Bidang Studi Mekanik

Otomotif se-Bogor

2005

Pelatihan Uji Kompetensi 2005

Peserta Lomba Kompetensi Siswa (LKS) SMK Tingkat Provinsi

Jawa Barat

2005

Kursus Bahasa Inggris di Primagama 2005

Pelatihan Geologi Akamigas Balongan 2005

Pelatihan Kimia Dasar I & II Akamigas Balongan 2005

Pelatihan Fisika Dasar I & II Akamigas Balongan 2006

Seminar Nasional LPPM Akamigas Balongan 2006

Page 28: Proposal Log

Seminar ”Indonesia Ocean Expo 2006” 2006

Seminar Nasional ”Pohon Jarak Pagar” 2006

Seminar ”Physic and Chemical Analysis For Crude Oil” 2006

Pengalaman Organisasi

Anggota Paskibra SMK Mekanika Bogor 2004

Anggota OSIS SMK Mekanika Bogor 2004

Praktek Kerja

Magang Kerja Bagian Finishing di Industri Karoseri ”DELIMA

JAYA” Bogor

2004

Kunjungan Lapangan Warehouse PDSI Area Jawa-Mundu 2006

Kunjungan Lokasi Pemboran CMS-28 RIG N-80 UE (Cemara) 2006

Kunjungan Warehouse Drilling & Workover PT.Pertamina Drilling

Services Area Jawa

2006

Kunjungan Laboratorium Kimia PT.Pertamina UP VI Balongan 2006

Kunjungan Laboratorium Kimia PDSI Area Jawa-Mundu 2006

Magang Kerja Laboratorium Lumpur PPPTMGB ”LEMIGAS” 2006

Kunjungan Warehouse Mundu Field Area Jatibarang

PT.Pertamina EP Region Jawa

2007

Kunjungan Lokasi Pemboran CMS-29 RIG N-80 UE (Cemara) 2007

Demikianlah daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Hormat Saya,

ttd

Rio Wijaya