1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Betakang Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga Negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannva untuk menjadi warga negara indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila UUD 1945. Mata pelajaran pendidikan Kewarganegararn merupakan bidang kajian interdisipliner, artinya materi keilmuan Pendidikan Kewarganegaraan di jabarkan dari beberapa disiplin ilmu antara lain Ilmu politik, ilmu Negara, Hukurn, Sejarah, moral, dan Filsafat terdapat pada kurikulum 2004. Pendidikan kewarganegaraan Di pandang sebagai mata pelajaran yang rnemegang peranan penting dalam membentuk warga
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Betakang
Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan merupakan mata
pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga Negara yang
memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannva untuk
menjadi warga negara indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang
diamanatkan oleh Pancasila UUD 1945. Mata pelajaran pendidikan
Kewarganegararn merupakan bidang kajian interdisipliner, artinya materi
keilmuan Pendidikan Kewarganegaraan di jabarkan dari beberapa disiplin
ilmu antara lain Ilmu politik, ilmu Negara, Hukurn, Sejarah, moral, dan
Filsafat terdapat pada kurikulum 2004. Pendidikan kewarganegaraan
Di pandang sebagai mata pelajaran yang rnemegang peranan penting
dalam membentuk warga negara yang baik, sesuai dengan falsafah bangsa
dan konstitusi negara Republik Indonesia.
Maju tidaknya suatu negara tolak ukurnya adalah pendidikan
masyarakatnya. Karena pendidikan merupakan salah salu faktor yang sangat
menentukan untuk mewujudkan Masyarakat yang adil dan makmur serta
meningkatkan kualitas manusia. Jika dilihat dari aspek kualitas maupun
kuantitas penyelenggaraan pendidikan sampai saat ini masih merupakan suatu
masalah yang paling menonjol dalam setiap usaha pembaharuan sistem
pendidikan nasional. Kedua masalah tersebut sulit ditangani secara simultan,
sebab dalam upaya meningkatkan kualitas, masalah kuantitas terabaikan
2
demikian pula sebaliknya, oleh karena itu tidak mengherankan bila masalah
pendidikan tidak pernah tuntas di manapun, termasuk di negara yang maju
sekalipun.
Sungguhpun demikian pemerintah, dalam hal ini Depdiknas telah
melakukan berbagai upaya dalam mengatasi segala masalah pendidikan.
Upaya tersebut hampir mencakup semua komponen pendidikan, Misalnya
pembaharuan kurikulum, pembaharuan proses berajar mengajar, peningkatan
kualitas guru, pengadaan buku pelajaran, pengadaan dan Penyempurnaan
sarana dan prasarana belajar, penyempurnaan sistem penilaian, penataan
organisasi dan manajemen pendidikan, dan berbagai usaha yang mengarah
pada pencapaian hasil pengajaran atau pendidikan secara maksimal.
Untuk mewujudkan kegiatan proses pendidikan dan pengajaran, maka
unsur yang terpenting antara lain adalah: bagaimana guru dapat merangsang
dan mengarahkan siswa dalam belajar, yang pada gilirannya dapat
mendorong siswa dalam pencapaian hasil belajar secara optimal.
Berbeda dari uraian tersebut di atas, tampaknya masalah pendidikan
yang banyak di ragukan orang bisa di selesaikan dengan baik. Hanya saja
kenyataan menunjukkan, bahwa setiap kali evaluasi pengajaran di lakukan
sering kali hasilnya tidak memuaskan, termasuk dalam pengajaran PKn.
Berdasarkan observasi penulis Di SMAN 4 Kota Sungai Penuh Di
Kabupaten Kerinci, penulis melihat bahwa masih banyak siswa yang
memperoleh hasil belajar di bawah ketuntasan belajar. Hal ini juga penulis
peroleh dari hasil wawancara dari beberapa orang siswa. Dari jawaban
3
mereka terungkap bahwa rendahnya hasil belajar di sebabkan oleh beberapa
factor diantaranya siswa lambat dalam menguasai materi pelajaran, cara
belajar siswa kurang efisien, kurangnya konsentrasi siswa dalam belajar, dan
di samping itu rendahnya hasil belajar juga di pengaruhi oleh minat belajar
siswa. Pantas untuk dipertanyakan, bahwa siswa yang mempunyai minat
dalam dirinya untuk belajar, maka siswa tersebut dapat dengan mudah
menyerap mata pelajaran yang dipelajarinya, sebaliknya tampa adanya minat
dan perhatian dalam diri seorang siswa terhadap apa yang dipelajarinya.
Mereka tidak akan dapat menguasai materi pelajaran yang dipelajarinya itu
dengan baik. Oleh karena itu, minat belajar siswa sangat perlu diperhatikan
dan ditingkatkan oleh guru sebagai pendidik di Sekolah.
Hal tersebut sesuai dengan pendapat Abu Ahmadi dkk, (1998:46)
bahwa bilamana tidak ada minat seseorang terhadap terhadap suatu pelajaran,
akan timbul kesulitan dalam belajarnya. Ahmad Tafsir (1984:98)
mengemukakan: “bila murid telah berminat terhadap kegiatan belajar
mengajar, maka hampir dapat dipastikan proses belajar mengajar itu akan
berhasil. Sehubungan dengan pendapat di atas penulis tertarik untuk meneliti
dengan judul: “Pengaruh Minat Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar
PKn Siswa di SMAN 4 Kota Sungai Penuh Di Kabupaten Kerinci.
B. Identifikasi Masalah
1. Hasil belajar siswa rendah.
2. Aktifitas siswa dalam belajar kewarganegaraan masih berkurang.
3. Motivasi siswa dalam belajar kewarganegaraan masih rendah.
4
C. Batasan Masalah
Karena keterbatasan waktu dan kemampuan penulis, maka penulis
membatasi masalah tentang : apakah minat mempengaruhi rasa senang dan
dapat mempengaruhi hasil belajar.
D. Rumusan Masalah
Untuk mempermudahkan penulis dalam pelaksanaan penelitian di
lapangan serta dalam pengolahan hasil penelitian, maka dengan berdasar pada
uraian latar belakang tersebut di atas, penulis menganggap penting untuk
membuat rumusan masalah dan menentukan objek penelitian yang antara
lain adalah:
1. Apakah siswa merasa senang dalam proses pembelajaran PKn?
2. Bagaimana perhatian siswa dalam pembelajaran PKn?
3. Bagaimana tanggapan siswa terhadap pembelajaran PKn?
4. Bagaimana tanggapan siswa terhadap sikap guru PKn?
5. Bagaimana pendapat siswa tentang manfaat mata pelajaran PKn?
6. Bagaimana kolerasi antara minat belajar siswa terhadap hasil belajar
PKn?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Untuk Mengetahui perasaan siswa terhadap proses belajar mengajar PKn.
2. Untuk Mengetahui tingkat perhatian siswa terhadap pembelajaran PKn.
5
3. Untuk Mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran PKn.
4. Untuk Mengetahui tanggapan siswa tentang sikap guru Pkn.
5. Untuk Mengetahui pendapat siswa tentang manfaat mata pelajaran PKn.
6. Untuk Mengetahui korelasi antara minat belajar siswa dengan hasil
belajar PKn.
F. Manfaat Penelitian
Beberapa manfaat yang di harapkan penulis dalam penelitian ini antara lain :
a. Teoritik
b. Praktis
1. Diharapkan menjadi landasan atau pegangan bagi para guru tentang
pengaruh minat belajar siswa terhadap hasil belajar, khususnya guru
PKn SMAN 4 Kota Sungai Penuh Di Kabupaten Kerinci.
2. Sebagai bahan informasi dasar tentang pengaruh minat belajar siswa
terhadap hasil belajar PKn, khususnya pada siswa SMAN 4 Kota
Sungai Penuh Di Kabupaten Kerinci.
3. Sebagai bahan masukan bagi insan yang berkecimpung dalam dunia
pendidikan, perasaan senang merupakan prasyarat mutlak dalam
pencapaian hasil belajar
6
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Proses Belajar Mengajar
1. Belajar
Belajar merupakan suatu aktivitas pokok yang dilaksanakan oleh
anak didik di sekolah. Dengan belajar si anak akan mengetahui apa yang
belum diketahuinya sebelumnya. Menurut Sadirman(1992:65):“secara
fisikologis belajar dapat diartikan sebagai suatu proses memperoleh
tingkah laku untuk rnendapatkan pola, respon yang baru diperlukan
dalam mengadakan interaksi di dalam lingkungan". berhasilnya suatu
proses belajar mengajar banyak sekali faktor yang mempengaruhinya
seperti: kematangan, metode pembelajaran, bahan pembelajaran dan lain-
lainnya, semua fakror itu harus diperhatikan agar tercapai tujuan yang
telah ditetapkanMenjagar
Menurut Soejanto (1979:21) mengemukakan bahwa “Belajar
sebagai suatu proses timbul atau berubahnya tingkah laku melalui latihan
(usaha pendidikan) dan dibedakan dengan perubahan yang tidak dapat
digolongkan kepada latihan itu sendiri”. Selanjutnya, Slameto (1987:2)
mendefinisikan bahwa belajar adalah “suatu proses usaha yang dilakukan
individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dengan
lingkungannya.”
7
Berdasarkan pemaparan diatas dapat dipahami bahwa belajar
adalah suatu proses psikologi yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru. Perubahan tersebut
tercipta sebagai hasil pengalaman dalam menjalankan kegiatan di
lingkungannya.
Alipandie ( 1984:87 ) Memberikan pengertian belajar sebagai
berikut : Belajar adalah aktivitas yang menghasilkan perubahan pada
individu siswa baik mengenal tingkat kemajuan dalam proses
perkembangan intelektual khususnya, maupun proses perkembangan jiwa,
sikap, pengertian, kecakapan, kebiasaan, penghargaan, penyesuain diri
dan segala aspek organisasi lainnya.
Rusyan ( 1992 ) Menyatakan Belajar adalah memodifikasi atau
memperteguh kelakuan melalui pengalaman belajar.
Usman ( 2003 ) Menyatakan Bahwa Belajar adalah sebagai proses
perubahan tingkah laku pada diri individu, berkat adanya interaksi antara
individu dan lingkungannya.
Dimiyanti ( 2006 ) Mengemukakan pula bahwa Belajar merupakan
suatu proses yang melibatkan manusia secara orang perorangan sebagai
satu kesatuan organisasi sehingga terjadi perubahan pada pengetahuan,
keterampilan dan sikapnya.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk kepentingan dirinya
yang ditandai dengan perubahan tingkah laku.
8
2. Proses Belajar Mengajar
Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan.
Dalam proses belaiar mengajar peran yang sangat penting adalah guru.
Guru perlu menciptakan suasana yang harmonis agar proses belajar
mengajar dan juga mengusahakan terjadi pemahaman kepada siswa.
Sardiman A.M (1992:14) mengemukakan bahwa: Proses belajar
mengajar merupakan proses kegiatan antara dua unsur manusia yaitu
siswa sebagai pihak yang belajar dan guru sebagai yang mengajar dan
siswa sebagai subjek pokoknya.
Menurut Usman (2004:4) mengatakan, proses belajar mengajar
merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru
dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam
situasi edukatif untuk suatu tujuan tertentu.
Jadi dalam proses belajar mengajar terlihat adanya satu kesatuan
kegiatan yang tak terpisahkan antara siswa yang belajar dan guru yang
mengajar, sehingga akan terjalin interaksi yang saling menunjang.
3. Factor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar Mengajar