Top Banner
1. Identitas Penulis Nama : Diyah Ayu Kartikasari NIM : 08.0.B.549 2. Judul KTI HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG FREKUENSI MENYUSUI DENGAN KECUKUPAN PASOKAN ASI DI BPS SRI RAHAYU KERJO KARANGANYAR 3. Latar Belakang Perempuan mendapat anugerah Tuhan untuk mengandung, melahirkan, dan menyusui. Kodrat yang diberikan kepada perempuan ini ditandai oleh perangkat reproduksi yang dimilikinya, yakni rahim dan semua bagiannya, dan payudara untuk menyusui anaknya. Artinya, semua perempuan berpotensi untuk menyusui anaknya sama dengan potensinya untuk dapat mengandung dan melahirkan. Sayangnya, tidak semua perempuan bisa memahami kodratnya, entah karena pengetahuan yang kurang atau perepsi yang keliru tentang payudara dan menyusui (Suradi, 2003) Berdasarkan survey yang dilakukan hellen keller international pada tahun 2002 di Indonesia, diketahui bahwa rata-rata bayi Indonesia hanya mendapatkan ASI Eksklusif selama 1,7 bulan. Padahal kajian WHO yang dituangkan dalam kepmen No.450 tahun 1
48

proposal kti

Jan 01, 2016

Download

Documents

ollasekarsari

proposal karya tulis ilmiah bidan RSUD
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: proposal kti

1. Identitas Penulis

Nama : Diyah Ayu Kartikasari

NIM : 08.0.B.549

2. Judul KTI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG FREKUENSI

MENYUSUI DENGAN KECUKUPAN PASOKAN ASI

DI BPS SRI RAHAYU KERJO KARANGANYAR

3. Latar Belakang

Perempuan mendapat anugerah Tuhan untuk mengandung, melahirkan,

dan menyusui. Kodrat yang diberikan kepada perempuan ini ditandai oleh

perangkat reproduksi yang dimilikinya, yakni rahim dan semua bagiannya,

dan payudara untuk menyusui anaknya. Artinya, semua perempuan berpotensi

untuk menyusui anaknya sama dengan potensinya untuk dapat mengandung

dan melahirkan. Sayangnya, tidak semua perempuan bisa memahami

kodratnya, entah karena pengetahuan yang kurang atau perepsi yang keliru

tentang payudara dan menyusui (Suradi, 2003)

Berdasarkan survey yang dilakukan hellen keller international pada tahun

2002 di Indonesia, diketahui bahwa rata-rata bayi Indonesia hanya

mendapatkan ASI Eksklusif selama 1,7 bulan. Padahal kajian WHO yang

dituangkan dalam kepmen No.450 tahun 2004 menganjurkan agar bayi diberi

ASI Eksklusif selama 6 bulan. Dan berdasarkan survey demografi kesehatan

Indonesia (SKDI) tahun 1997 dan 2003, diketahui bahwa angka pemberian

ASI Eksklusif turun dari 49% menjadi 39%.

Rendahnya tingkat pemahaman tentang pentingnya ASI selama 6 bulan

pertama kelahiran bayi dikarenakan kurangnya informasi dan pengetahuan

yang dimiliki para ibu mengenai segala nilai plus ASI. Demikian halnya

dengan kekhawatiran ibu yang menggangap bahwa produksi ASI tidak

mencukupi kebutuhan makanan bayi. Anggapan ini sering menjadi kendala

bagi ibu, yang akhirnya mencari alternative lain dengan memberi susu

1

Page 2: proposal kti

pendamping manakala bayi lapar. Peningkatan produksi ASI seiring jumlah

ASI yang dikeluarkan. Semakin tinggi kebutuhan bayi, ASI yang diproduksi

akan semakin meninggkat pula (Prasetyono,2009)

Menurut Bahiyatun tahun 2009 seorang bayi dapat mengosongkan satu

payudara dalam waktu 5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong

dalam aktu dua jam.

Fenomena diataslah, peneliti ingin mengetahui lebih lanjut tentang

Hubungan tingkat pengetahuan ibu nifas tentang lama dan frekuensi menyusui

dengan kecukupan pasokan ASI di BPS Sri rahayu, Kerjo, Karanganyar.

4. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut dapat diambil suatu perumusan

masalah sebagai berikut ” Apakah ada hubungan antara tingkat pengetahuan

ibu nifas tentang menyusui dengan kecukupan pasokan ASI di BPS Sri

rahayu, Kerjo, Karanganyar?”

5. Tujuan Penelitian

a. Tujuan umum

Setelah dilakukan penelitian diharapkan dapat mengetahui hubungan

tingkat pengetahuan ibu nifas tentang frekuensi menyusui dengan

kecukupan pasokan ASI di BPS Sri rahyu, Kerjo, Karanganyar .

b. Tujuan khusus

1) Mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu nifas tentang frekuensi

menyusui.

2) Mengidentifikasi kecukupan pasokan ASI.

3) Menganalisis hubungan antara tingkat pengetahuan ibu nifas tentang

frekuensi menyusui dengan kecukupan pasokan ASI.

6. Manfaat Penelitian

a. Manfaat aplikatif

2

Page 3: proposal kti

Setelah dilakukan penelitian tentang hubungan antara tingkat

pengetahuan ibu nifas tentang frekuensi menyusui dengan kecukupan

pasokan ASI, maka diharapkan di tempat tersebut bisa dijadikan bahan

pertimbangan untuk meningkatkan pelayanan menjadi lebih baik lagi.

b. Manfaat Teoritis

1) Dapat digunakan sebagai bahan penelitian selanjutnya dan menambah

referensi yang telah ada.

2) Dapat menambah informasi pengetahuan dan wawasan bagi tenakes

tentang hubungan antara tingkat pengetahuan ibu nifas tentang

frekuensi menyusui dengan kecukupan pasokan ASI.

7. Tinjuan Teori

a. Landasan teori

1) Pengetahuan

a) Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan (knowladge) adalah hasil tahu dari manusia

yang sekedar manjawab pertanyaan “what” misalnya apa arti

manusia, apa alam dan sebagainya (Notoadmodjo,2005)

Pengetahuan merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu

penginderaan terjadi melalui panca indra manusia yakni indera

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian

besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga

(Notoadmojo, 2007).

Pengetahuan adalah dasar semua tindakan dan usaha, jadi

penelitian sebagai dasar untuk meningkatkan pengetahuan, agar

meningkat pula pencapaian usaha mereka (Arikunto, 2006)

b) Tingkatan Pengetahuan

Tingkatan pengetahuan dibagi menjadi 6 tingkatan yaitu sebagai

berikut:

(1) Tahu (Know)

3

Page 4: proposal kti

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang

telah dipelajari sebelumnya. Yang termasuk dalam

pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall)

terhadap suatu spesifik dari suatu bahan yang dipelajari atau

rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu merupakan

tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja yang

digunakan untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang

dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan,

mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.

(2) Memahami (comprehension)

Suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar

tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan

materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap

obyek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan

contoh, menyimpulkan meramalkan dan sebagainya.

(3) Aplikasi (application)

Aplikasi yaitu sebagai kemampuan menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil

(sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi

atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan

sebagainya.

(4) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan

materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen tetapi

masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih

ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat

dilihat dari penggunaan kata kerja seperti dapat

menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompok

kan dan sebagainya.

(5) Sintesis (syntesis)

4

Page 5: proposal kti

Yaitu suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru atau suatu kemampuan untuk menyusun

suatu formulasi yang ada, misalnya dapat menyusun,

merencanakan, meringkaskan dan menyesuaikan terhadap

suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.

(6) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi yaitu kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penelitian terhadap suatu materi atau objek.

Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang

ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang

telah ada (Notoadmojo, 2007).

2) Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut

Notoadmojo tahun 2005 adalah:

a) Tingkat pendidikan

Tokoh pendidikan abad 20 M, J. Languelt yang dikutip

Notoadmojo tahun 1998 mengidentifikasi bahwa pendidikan

adalah setiap usaha, pengaruh, pelindung, dan bantuan yang

diberikan kepada anak yang tertuju kapada kedewasaan.

b) Pengalaman

Mempelajari situasi yang berkaitan dengan nilai sendiri

dalam menggambarkan pandangan.

c) Kebudayaan

Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan

mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap.

d) Usia

Menurut Huclock (1998) yang dikutip Nursalam (2001)

semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan seseorang

akan lebih dalam berfikir dalam logis dan segi kepercayaan

masyarakat yang lebih dewasa akan lebih dipercaya.

5

Page 6: proposal kti

e) Informasi

Adalah keseluruhan makna yang dapat diartikan sebagai

pengetahuan seseorang. Adanya informasi baru mengenai suatu

hal memberikan landasan kognital baru bagi terbentuknya sikap

terhadap hal tersebut. Pendekatan ini biasanya digunakan untuk

mengubah kesadaran masyarakat terhadap suatu hal involusi

yang berpengaruh terhadap perilaku.

f) Minat

Minat dapat diartikan sebagai suatu kecenderungan atau

keinginan yang tinggi terhadap sesuatu.

g) Lingkungan

Lingkungan adalah denah di luar dam mempengaruhi system

tersebut.

3) Konsep Dasar Nifas

a) Pengertian nifas

Nifas (peurperium) dimulai setelah placenta lahir dan

berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil,

berlangsung selama kira-kira 6 minggu (Saifuddin, 2006)

Masa nifas (peurperium) adalah masa setelah partus selesai

dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu (Mansjoer,2005)

Ada beberapa pengertian masa nifas, antara lain:

(1) Masa nifas dimulai beberapa jam sesudah lahirnya placenta

sampai dengan 6 minggu berikutnya (JHPEIGO,2002).

(2) masa nifas (peurperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari

persalinan sampai selesai hingga alat-alat kandungan kembali

seperti prahamil, lama masa nifas ini yaitu 6-8 minggu.

(Bahiyatun. 2009)

b) Pembagian masa nifas.

Menurut Sulistyowati tahun 2009, nifas dibagi dalam

beberapa periode:

6

Page 7: proposal kti

(1) Puerperium dini

Merupakan masa kepulihan, yang dalam hal ini ibu telah

diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Dalam agama islam,

dianggap bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.

(2) Puerperium intermedial

Merupakan masa kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia,

yang lamanya sekitar 6-8 minggu.

(3) Remote puerperium

Merupakan masa yang diperlukan untuk pulih dan sehat

sempurna, terutama bila selama hamil atau waktu persalinan

mempunyai komplikasi. Waktu sehat sempurna mungkin

beberapa minggu, bulan, dan tahun.

c) Tujuan asuhan masa nifas

Semua kegiatan yang dilakukan, baik dalam bidang kebidanan

maupun di bidang lain selalu mempunyai tujuan agar kegiatan

tersebut terarah dan diadakan evaluasi dan penilaian. Tujuan dari

perawatan nifas ini adalah:

(1) Memulihkan kesehatan umum penderita

(a) Menyediakan makanan sesuai kebutuhan

(b) Mengatasi anemia

(c) Mencegah infeksi dengan memerhatikan kebersihan dan

sterilisasi

(d) Mengembalikan kesehatan umum dengan pergerakan otot

untuk memperlancar peredaran darah.

(2) Mempertahankan kesehatan psikologis

(3) Mencegah infeksi dan komplikasi

(4) Memperlancar pembentukan Air Susu Ibu (ASI)

(5) Mengajarkan ibu untuk melaksanakn perawatan mandiri

sampai masa nifas selesai dan memelihara bayi dengan baik,

7

Page 8: proposal kti

sehingga bayi dapat mengalami pertumbuhan dan

perkembangan yang normal.(Bahiyatun. 2009)

d) Perubahan masa nifas yang mempengaruhi kejadian

(1) Involusi adalah pulihnya alat-alat kandungan

Menurut sarwono (2009) involusi alat-alat kandungan adalah

sebagai berikut:

(a) Uterus

Setelah janin dilahirkan fundus uteri kira-kira

setinggi pusat, segera setelah plasenta lahir tinggi fundus

uteri kurang lebih dua jari dibawah pusat. Uterus

menyerupai suatu buah avokad gepeng berukuran panjang

kurang lebih lima belas senti meter, lebar dua belas senti

meter dan tebal kurang lebih sepuluh senti meter. Dinding

uterus itu sendiri kurang lebih 5 cm, sedangkan pada bekas

luka implantasi plasenta lebih tipis dari pada bagian yang

lain. Pada hari ke 5 postpartum uterus kurang lebih setinggi

7 cm atas sympisis pusat, sesudah 12 hari uterus tidak dapat

diraba lagi diatas sympisis.

Pertama bekas inplantasi plasenta merupakan satu

luka kasar dan menonjol kedalam kavum uteri, segera

setelah persalinan. Penonjolan tersebut, dengan diameter

kurang lebih 7,5 cm, sering disangka sebagai suatu bagian

placenta yang tertinggal. Sesudah dua minggu diameternya

menjadi 3,5 cm dan pada 6 minggu telah mencapai 2,4 mm.

otot-otot uterus berkontraksi segera post patum. Pembuluh-

pembuluh darah yang berada di antara anyaman otot-otot

uterus akan terjepit. Proses ini akan menghentikan

perdarahan setelah plasenta lahir. Kedua after pain, mules-

mules sesudah partus akibat kontraksi uterus kadang-

kadang sangat mengganggu selama 2-3 postpartum.

Perasaan mules ini lebih terasa bila wanita tersebut sedang

8

Page 9: proposal kti

menyusui. Perasaan sakit itupun timbul bila masih terdapat

sisa-sisa selaput ketuban, sisa-sisa plasenta, atau gumpalan

darah di dalam kavum uteri. Ketiga kontraksi, intensitas

kontraksi uterus meningkat secara bermakna. Setelah bayi

lahir, hemostastis pasca partum dicapai terutama akibat

kompresi pembuluh darah infra miconerium oleh agregasi

trombosit dan pembentukan bekuan. Selama 1-2 jam

pertama pasca partum intensitas kontraksi uterus bisa

berkurang dan menjadi tidak teratur karena penting sekali

untuk mempertahankan kontraksi uterus (Jensen,2002).

keempat yaitu lokhea, secret yang berasal dari kavum uteri

dan vagina di masa nifas.ada beberapa macam-macam

lokhea yaitu lokhea rubra yang mengandung darah dan

debris desi dua serta debis trofoblastik aliran menyembur

menjadi merah muda atau coklat setelah 3 sampai 4 hari.

Lokhea serosa, terdari dari darah lama (old blood), serum,

leukosit, dan jaringan. Sekitar 10 hari setelah bayi baru

lahir, warna cairan ini menjadi kuning sampai putih dan

lokhea alba, berwarna putih kekuning-kuningan

mengandung leukosit, lendir service dan jaringan nekrosis.

Berlangsung sampai 6 minggu setelah bayi baru lahir.

(b) Serviks

Perubahan yang terdapat pada serviks ialah segera

postpartum bentuk service agak mengga seperti corong.

Bentuk ini disebabkan oleh korpus uteri yang dapat

mengadakan kontraksi, sedangkan serviks tidak

berkontraksi, sehingga seolah-olah pada perbatasan antar

korpus dan service uteri terbentuk semacam cincin. Warna

service sendiri merah kehitam-hitaman karena penuh

pembuluh darah, konsistensi lunak. Segera setelah janin di

lahirkan, tangan pemeriksa meraih dapat dimasukan ke

9

Page 10: proposal kti

dalam kavum uteri. Setelah dua jam hanya dapat dimasukan

2-3 jari, dan setelah satu minggu, hanya dapat dimasukan 1

jari ke dalam kavum uteri. Hal ini baik diperhatikan dalam

menangani kala uri.

(c) Vagina

Setelah proses persalinan, vagina menegang dan

menggaga terbuka di introitus. Ukuran berkurang kembali

oleh vaginal rugae sekitar post partum minggu ketiga.

Selaput darah yang koyak sembuh melalui farmasi berat,

meninggalkan beberapa etiket jaringan.

(d) Endometrium

Perubahan yang terjadi adalah timbulnya

thrombosis degenerasi dan nekrosisi di tempat implantasi

plasenta. Pada hari pertama nifas kira-kira 2-5 mm setelah 3

hari permukaan endometrium mulai rata, regenerasi

endometrium terjadi dan sisa-sisa sel desidua basalis yang

memakan waktu 2-3 minggu.

(e) Ligament-ligament

Ligament-ligament dan diagfragma pelvis serta

fasia yang meregang sewaktu kehamilan dan partus, setelah

janin lahir, berangsur angsur ciut kembali seperti sedia kala.

Tidak jarang pula wanita mengeluh “kandunganya

turun”setelah melahirkan oleh karena ligament, fasia,

jaringan penunjang alat genetalia menjadi agak kotor.

(f) Hemokonsentrasi

Pada saat hamil di dapat hubungan pendek yang

dikenal sebagai shunt antara sirkulasi ibu dan plasenta.

Setelah melahirkan, shunt akan hilang dengan tiba-tiba.

Volume ddarah pada ibu relative akan bertambah. Keadaan

ini menimbulkan beban pada jantung, sehingga dapat

menimbulkan beban pada jantung, sehingga dapat

10

Page 11: proposal kti

menimbulkan dekompensasi kordis pada penderita vatium

kordis. Untung keadaan ini dapat diatasi dengan mekanisme

kompensasi dengan timbulnya hemokonsentrasi sehingga

volume darah kembali seperti sediakala. Umumnya hal ini

terjadi pada hari-hari ke 3sampai 15 hari postpartum.

e) Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui, mulai dari ASI

diproduksi sampai proses bayi menghisap dan menelan ASI.

(Prasetyo,2009)

(1) Mekanisme menyusui

Bayi yang sehat mempunyai 3 reflek instrinsik, yang

diperlukan untuk berhasilnya menyusui. Pertama, reflek

mencari (rooting reflek) yaitu payudara ibu yang menempel

pada pipi atau daerah sekeliling mulut merupakan rangsangan

yang menimbulkan reflek pada bayi. Kedua, reflek menghisap

(sicking reflek) yaitu tehnik menyusui yang baik adalah apabila

aereola mamae sedapat mungkin semuanya masuk kedalam

mulut bayi, tetapi hal ini tidak bisa dilakukan pada ibu yang

aereola mamaenya membesar. Ketiga, reflek menelan (sucking

reflek) yaitu pada saat air susu keluar dari putting susu, akan

disusul dengan gerakan menghisap (tekanan negative) yang

ditimbulkan oleh otot-otot pipi, sehingga pengeluaran air susu

akan bertambah dan diteruskan dengan mekanisme menelan

masuk ke lambung.

(2) Kegiatan laktasi

Menurut prasetyo (2009) cara menyusui yang benar

adalah posisi mulut bayi dan payudara ibu (perlekatan). Bayi

datang dari arah bawah, sehingga bayi mendongak dengan

hidung bayi berhadapan dengan putting payudara. Dagu bayi

ditempelkan pada payudara, dan pipi bayi tampak

mengelembung. Bibir bawah, dagu atau pipi bayi dirangsang

dengan payudara. Tindakan ini bertujuan agar mulut bayi

11

Page 12: proposal kti

terbuka lebar. Ibu tidak boleh menekan kepala bayi atau

membenamkan seluruh bagian wajah bayi ke payudara,

sehingga bayi sulit bernafas. Ibu memastikan bahwa mulut bayi

beraada pada posisi sedemikian rupa, sehingga gusinya

mengigit daerah aereola atau disekaliling putting payudara ibu.

Aereola bagian atas mesti terlihat lebih luas daripada bagiam

bawah. Saat itu, mulut bayi terbuka lebar, sedangkan bibir

bawahnya terputar keluar. Posisi badan ibu ketika menyusui,

posisi ibu tidur miring, ini posisi yang baik untuk pemberian

ASI yang pertama kali atau ibu merasakan lelah atau nyeri. Ini

biasanya dilakukan pada ibu menyusui yang melahirkan

dengan melalui operasi sesar, yang harus diwaspadai dari

teknik ini adalah pertahankan jalan nafas bayi agar tidak

tertutup payudara ibu, oleh karena itu, ibu harus selalu

didampingi oleh orang lain ketika menyusui. Posisi badan ibu

duduk jga baik untuk menyusui dengan ibu duduk tegak lurus

dan pangkuan rata, serta kaki menjejak ke tanah secara rata

serta rileks, ibu bisa menggunakan bantal atau kantong

pangkuan untuk menyangga berat badan bayi, dan agar bayi

sejajar payudara ibu. Ibu mengendong bayi mengunakan lengan

kanan bila menyusui dengan payudara kiri, demikian pula

sebaliknya. Pada posisis ini, kepala, leher, dan punggung bayi

dalam keadaan lurus dan dengan kepala agak terangkat ke

belakang. Ibu mengangkat bayi agar hidungnya sejajar dengan

putting payudara. Menyentuhakan mulut bayi pada payudar,

menunggu mulut bayi terbuka lebar, ketika mulut bayi terbuka

lebar, ibu mengarahkan mulut bayi kepayudara hingga sebagian

besar aereola mamae masuk ke dalam mulutnya, bila bayi

menyusu dengan baik, ibu bisa memindahkan bayi ke lengan

sebelah.

12

Page 13: proposal kti

f) Manfaat pemberian ASI menurut Sulistyowati(2009) antara lain:

(1) Manfaat bagi ibu

(a) Membantu ibu untuk memulihkan diri dari proses

persalinan. Pemberian ASI selama beberapa hari pertama

membantu rahim berkontraksi dengan cepat dan

memperlambat perdarahan (hisapan putting susu

merangsang dikeluarkanya hormone oksitosin alami yang

akan membantu kontraksi rahim.

(b) Mempercepat pulih atau turunya berat badan yang

bertambah selama hamil.

(c) Ibu yang menyusui, yang menstruasinya belum muncul

kembali akan kecil kemungkinanya untuk menjadi hamil.

(d) Pemberian ASI adalah cara terbaik bagi ibu untuk

mencurahkan kasih saying kepada buah hatinya.

(2) Manfaat bagi bayi

Pemberian ASI dapat membantu bayi memulai kehidupanya

dengan baik. ASI yang bersama pertama keluar (kolostrum)

mengandung anti body yang kuat untuk mencegah infeksi dan

membuat bayi menjadi kuat. Penting sekali bagi bayi untuk

segera minum ASI pada jam pertama sesudah lahir, ASI

mengandung campuran berbagai bahan makanan yang tepat

bagi bayi selain itu ASI juga mudah dicerna oleh bayi.

4) Konsep dasar frekwensi menyusui

a) Frekwensi menyusui

Sebaiknya menyusui bayi tanpa di jadwalkan melainkan on

demand, karena bayi akan menentukan sendiri kebutuhanya. Ibu

harus menyusui bayinya bila bayi menangis bukan karena sebab

lain (misal, kencing) atau ibu sudah perlu menyusui bayinya. Bayi

yang sehat dapat mengosongkan satu payudara dalam 5-7 menit

13

Page 14: proposal kti

dan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam

(Suradi, 2003)

Pada awalnya, bayi akan menyusu dengan jadwal yang

tidak teratur, dan akan mempunyai pola tertentu setelah 1-2

minggu kemudian. Menyusui yang dijadwalkan akan berakibat

kurang baik. Hal ini disebkan oleh isapan bayi sangat berpengaruh

pada rangsangan produksi ASI selanjutnya. Dengan menyusui ASI

tanpa dijadwal dan sesuai kebutuhan bayi, akan mencegah banyak

masalah yang mungkin timbul. Kegiatan menyusu bayi dimalam

hari akan sangat berguna bagi ibu yang bekerja. Hal ini akan

memacu produksi ASI dan mendukung keberhasilan penundaan

kehamilan. (Bahiyatun, 2009)

b) Rutinitas pemberian ASI

Aktifitas pemberian ASI, tentu cukup menyita waktu ibu di

minggu-minggu pertama. Tapi ini bukan masalah, ini semua proses

belajar sebagai ibu baru yang akan berubah seiring pertumbuhan

bayi. Walaupun bayi yang menentukan kapan saatnya minta ASI,

tapi pelan-pelan ibu bisa menciptakan rutinitas yang sesuai untuk

berdua.

(1) Hari pertama

Bayi mungkin hanya terlihat antusian minta ASI beberapa jam

setalah lahir, kemudian setelah itu istirahat atau tidur lagi. Tapi

ibu perlu rajin memberikan ASI beberapa kali dalam sehari.

(2) Hari kedua

Karena ibu dan bayi masih sama-sama memahami kebiasaan

masing-masing, maka sebagai panduan berilah ASI setiap 1,5

jam sampai 3 jam sekali atau sekitar 8 sampai 12 kali

pemberian ASI dalam 24 jam.

(3) Hari ke tiga dan ke empat

Semakin rutin member ASI, maka produksi ASI pun meningkat

sehingga payudara ibu akan terasa penuh. Keadaan ini akan

14

Page 15: proposal kti

membuat bayi anda tampak lebih kenyang karena mendapat

cukup ASI. Ibu juga bisa melihat perubahan kotoran bayi.

(4) Hari ke lima sampai ke dua puluh delapan

Pada saat ini, biasanya ibu dan bayi akn merasa lebih

rileks dan nyaman dalam pemberian ASI. Karena rutinitas

sudah muali terbentuk dan dapat memberikan ASI 8 sampai 12

kali pemberian ASi dalam 24 jam. (Lee, 2009)

Ibu harus memberikan ASI pada bayi sesering mungkin.

Biasanya bayi baru lahir ingin minum ASI setiap 2-3 jam atau

10-12 kali dalam 24jam. Bila bayi tidak minta diberi ASI,

anjurkan ibu untuk member ASI nya pada bayi setiap atau

sesudah 4 jam, yang paling baik adalah membangunkanya

selama siklus tidurnya. Pada hari ke tigs setelah lahir, sebagian

besar bayi menyusui setiap2-3 jam . (Bahiyatun, 2009)

5) Konsep dasar kecukupan pasokan ASI

a) Pengertian kecukupan

Cukup :dapat memenuhi kebutuhan atau memuaskan keinginan

Kecukupan:perihal cukup, tidak kurang

(kamus besar bahasa Indonesia edisi ke tiga, 2001)

Pasok:pengadaan persediaan, pembekalan, suplai

Pasokan:dipasokan, disuplai

(kamus besar bahasa indonesai sdisi ketiga,2002)

b) Penentuan kecukupan pasokan susu

Jika bayi puas sesudah setiap periode menyusui tidur 2-4 jam, dan

pertambahan berat sesuai, pasokan susunya cukup. Bayi yang

“tidur dangkal” memerlukan banyak kontak tubuh dengan ibu

selama bulan-bulan pertama. Ibu dari bayi yang bangun dan

berjaga-jaga ini jangan diduga mempunyai paokan susus yang

kurang. Namun jika bayi menyusu dengan kuat dan mengosongkan

kedua payudara secara sempurna tetapi tampak tidak puas

sesudahnya, gelisah, dan bangun sesudah 1-2 jam, dan gagl

15

Page 16: proposal kti

menambah berat secara memuaskan, pasokan susu mungkin tidak

cukup. (Behrman, 2000)

6) Tanda bayi cukup ASI

a) Bayi berkemih 6 kali dalam 24 jam dan warnanya

jernih sampai kuning muda.

b) Bayi sering buang air besar berwarna kekuning-

kuningan dengan bentuk “berbiji”

c) Bayi tampak puas, sewaktu-waktu merasa lapar,

bangun, dan tidur cukup

d) Bayi setidaknya menyusu 10-12 kali dalam 24 jam

e) Payudara ibu merasa lunak dan kosong setiap

selesai menyusui

f) Ibu dapat merasakan rasageli karena aliran ASI,

setiap kalli bayi mulai menyusu.

g) Bayi bertambah berat badannya.

(Bahiyatun,2009)

7) Cara memperbanyak produksi ASI

a) Menyusui bayi setiap 2 jam(siang dan malam hari) dengan lama

menyusui 10-15 menit di setiap payudara

b) Bangunkan bayi, lepas baju yang menyebabkan rasa gerah, dan

duduklah selama menyusui.

c) Pastikan bayi menyusui dalam posisi menempel yang baik dan

dengarka suara menelam yang aktif.

d) Susui bayi ditempat yang tenang dan nyaman dan minumlah setiap

kali habis menyusui.

e) Tidurlah besebelahan dengan bayi.

f) Petugas kesehatan harus mengawasi ibu yang menyusui bayinya

dan mengoreksi setiap kali terdapat masalah pada posisi

penenmpelan

16

Page 17: proposal kti

g) Yakinlah bahwa ibu dapat memproduksi ASI lebih banyak dengan

melakukan hal-hal tersebut

8) Pengeluaran ASI

Bila ASI berlebihan sampai keluarmemancar, sebaiknya ASI

dikeluarkan terlebih dahulu sebelum menyusui. Hal ini untuk

menghindari bayi tersedak atau enggan menyusu. Tindakan

pengeluaran ASI juga dilakukan pada ibu yang bekerja yang

menyimpan ASI untukbayinya dirumah disebabkan ASI yang

merembes karena payudara penuh, untuk bayi yang mempunyai

masalah menghisap (misalnya,berat badan lahir rendah),

menghilangkan bendungan atau memacu produksi ASI, atau ibu sakit

sehingga tidak dapat langsung menyusui bayinya.

b. Kerangka konsep

Kerangka konsep adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang

ingin diamati atau di ukur melalui penelitian-penelitian yang akan

dilakukan

(Notoatmojo, 2005)

Tingkat

Pengetahuan terdiri

dari komponen :

- Tahu

- Paham

- Aplikasi

- Analisa

- Sintesis

- Evaluasi

17

Tingkat

Pengetahuan ibu

nifas tentang

frekuensi menyusui

Dengan Criteria :

Baik : 76 – 100%

Cukup : 56 – 75 %

Kurang : ≤

55%

Kecukupan pasokan

ASI

Dengan Kriteria :

Cukup : > 50 %

Tidak cukup : ≤ 50 %

Page 18: proposal kti

Keterangan :

: diteliti

: tidak diteliti

c. Hipotesa

Ada hubungan antara Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Frekuensi

Menyusui Dengan Kecukupan Pasokan ASI di BPS Sri rahayu, Kerjo,

Karanganyar.

8. Metode Peneletian

Metode penelitian ini adalah cara memecahkan masalah menurut

metode keilmuan yang akan digunakan dalam penelitian(Notoadmojo,2001).

Pada bab ini disajikan antara lain, desain penelitian, lokasi dan waktu

penelitian, populasi, sample, sampling,identifikasi variable, definisi

operasional, pengumpulan data dan analisis data, alat ukur, etika penelitian,

keterrbatasan.

a. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan hasil akhir dari suatu tahap keputusan

yang dibuat oleh peneliti berhubungan dengan bagaimana suatu penelitian bisa

diterapkan (Nurslam,2003)

Desain dalam penelitian ini adalah menggunakan deskriptif analitik

dengan pendekatan cross sectional dimana pada penelitian ini menekankan

pada waktu pengukuran data variabel dependen dan independen dilakukan

18

Faktor yang

mempengaruhi

pengetahuan :

1. Pendidikan

2. Pengalaman

3. Kebudayaa

n

4. Usia

5. Informasi

6. Minat

Page 19: proposal kti

hanya satu kali, pada saat itu saja, yang bertujuan untuk mengetahui ada

tidaknya hubungan tingkat pengetahuan ibu nifas tentang frekuensi menyusui

dengan kecukupan pasokan ASI di BPS.

b. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di BPS Sri rahayu, Kerjo, Karanganyar

c. Populasi, Sampel Dan

1) Populasi

Menurut Budiman tahun 2008 mengatakan populasi, disebut juga

universe adalah sekelompok individu yang tinggal di wilayah yang

sama yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas

dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

dan kemudian ditarik kesimpulan.

Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu nifas BPS.

2) Sampel

Sampel adalah bagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang

diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmojo, 2005)

Kriteria sampel penelitian ini adalah sebagai berikut:

a) Ibu nifas yang sedang menyusui di BPS Sri rahayu

b) Ibu nifas yang bersedia menjadi responden dengan

menandatangani surat persetujuan menjadi peserta penelitian

c) Ibu yang bisa membaca dan menulis

d. Pengumpulan Data dan Analisis Data

1) Instrument

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek

dan proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam

suatu proses penelitian (Nursalam, 2008)

Pengumpulan data yang digunakan adalah data primer, yaitu data

yang didapat langsung dari lapangan. Untuk instrument pengumpulan

data dalam penelitian ini adalah questioner. Questioner yaitu suatu cara

pengumpulan data yang dilakukan dengan mengedarkan satu daftar

19

Page 20: proposal kti

pertanyaan formulir-formulir kepada sejumlah obyek yang

mendapatkan jawaban-jawaban informasi dan sebagainya (Nursalam,

2008). Dalam penelitian ini angket yang digunakan adalah angket

tertutup artinya angket berbentuk pilihan dimana pilihan jawaban telah

tersedia.

2) Teknik Pengolahan Data

a) Editing

Dalam penelitian ini proses editing digunakan dalam

memilah-milah responden berdasarkan karakteristiknya. Kegiatan

dalam editing ini diantara lain : mengecek nama dan identitas

pengisi, mengecek kelengkapan data, termasuk kelengkapan

lembaran instrument barang kali ada yang terlepas atau sobek dan

mengecek macam isian data.

b) Koding

Koding adalah tahap dimana penelitian memberi kode pada

setiap kategori dalam variabel.

Kode yang digunakan yaitu RI untuk responden satu, R2

untuk responden dua, R3 untuk responden tiga, dan seterusnya.

c) Tabulasi

Tabulasi adalah proses penyusunan data kedalam bentuk

label. Pada tahap ini data dianggap telah selesai diproses sehingga

harus segera disusun kedalam suatu pola formal yang telah

dirancang.

Setelah data terkumpul melalui angket, kemudian ditabulasi

dan dikumpulkan sesuai dengan variabel yang diteliti, untuk

variabel pengetahuan responden pada kuesioner untuk

memudahkan jawaban dari masing-masing diberikan skore, tiap

jawaban yang benar diberi skor 1 dan apabila jawaban salah diberi

skor 0. Kemudian di interpretasikan secara deskriptif dengan

menggunakan kriteria sesuai dengan jumlah jawaban yang benar,

yaitu :

20

Page 21: proposal kti

1. Tinggi : 8 – 10

2. Sedang : 4 – 7

3. Rendah : 1 – 3

Kemudian untuk menilai kecukupan pasokan ASI,

menggunakan kuesioner juga, dimana pengamat juga

memberikan score untuk masing-masing jawaban untuk

memudahkan pengolahan, tiap point yang benar diberi nilai 1 dan

yang salah diberi nilai 0.

Setelah didapat nilai kemudian frekuensi yang muncul

dibandingkan dengan skor tertinggi dikalikan 100% dan hasil

berupa persentase. Adapun rumus yang digunakan adalah :

Keterangan :

N : nilai yang didapat

Sp : skor yang diperoleh

Sm : Skor yang maksimum

Setelah sampai pada hasil presentase, kemudian di

interpretasikan secara deskriptif dengan menggunakan kriteria

kualitatif, kriteria tersebut adalah :

Untuk tingkat pengetahuan tentang lama dan frekuensi menyusui :

1. Baik : 76% - 100%

2. Cukup : 56% - 75%

3. Kurang : ≤ 55%

Untuk kecukupan pasokan ASI

1. Cukup : > 50%

2. Tidak cukup : ≤ 50%

Analisis Data

21

Page 22: proposal kti

Dalam analisis data kami menggunakan penilaian pada masing-

masing instrument. Setelah itu dilakukan uji Mann Whitney (U)

dengan program SPSS dimana digunakan untuk mencari hubungan dan

menguji hipotesis antara dua variabel atau lebih, bila datanya

berbentuk ordinal dan nominal. Untuk testrank dengan tingkat

kemaknaan ά = 0,05 bila hasil < 0,05 maka H0 diterima yang berarti

H1 ditolak yaitu tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu

nifas tentang lama dan frekuensi menyusui dengan kecukupan pasokan

ASI.

5. Alat Ukur

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dan

checklist. Kuesioner yaitu daftar pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik,

sudah matang, dimana responden tinggal memberikan jawaban atau dengan

memberikan tanda-tanda tertentu (Notoadmojo, 2005)

Jenis kuesioner tertutup yaitu kuesioner yang sudah disewakan

jawabannya sehingga responden tinggal memilih.

6. Etika Penelitian

a. Lembar Persetujuan Penelitian Diberikan

Pada Responden

Tujuannya adalah subjek mengetahui maksud dan tujuan penelitian

serta dampak yang diteliti selama pengumpulan data. Jika subjek tersedia

diteliti maka harus menandatangani lembar persetujuan. Jika subjek

menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap

menghargai haknya.

b. Anonimity (tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasiaan identitas subjek, peneliti tidak akan

mencantumkan nama subjek pada lembar pengumpulan data (kuesioner)

yang diisi oleh subjek. Lembar tersebut hanya diberi nama inisial atau

nomor kode tertentu.

22

Page 23: proposal kti

c. Confidentiality (rahasia)

Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh subjek dijamin oleh

peneliti.

7. Metode Penelitian dan Teknik

Pengumpulan Data

a. Desain Penelitian

Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian analitik dimana

nanti hasilnya sudah tidak hanya berhenti pada taraf menguraikan atau

pendeskripsian, akan tetapi dilanjutkan sampai taraf pengambilan

kesimpulan yang berlaku secara umum serta menerangkan hubungan

sebab akibat dan biasanya sudah ada hipotesisnya. Penagmbilan keputusan

dengan menggunakan uji statistik (Taufiqurrohman, 2009).

Desain penelitian yang dipakai adalah Cross Sectional yaitu suatu

rancangan penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-

faktor risiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasional atau

pengumpulan data sekaligus pada saat (Point time approach). Artinya

setiap subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran

dilakukan terhadap status karakter atau variabel subjek pada saat

pemeriksaan (Notoadmojo, 2005).

b. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian adalah di BPS Sri rahayu, kecamatan Kerjo,

kabupaten Karanganyar.

c. Populasi dan Sampel Penelitian

1) Populasi

23

Page 24: proposal kti

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas :

objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2009)

Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu nifas di BPS Sri

rahayu, Kerjo, Karanganyar.

2) Sampel.

Sampel pada penelitian ini adalah semua ibu nifas di BPS Sri

rahayu, Kerjo, Karanganyar. Kriteria sampel penelitian ini adalah ibu

nifas yang sedang menyusui, bersedia menjadi responden, dan bisa

membaca serta menulis.

Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel yang

digunakan adalah purposive sampling. Dikatakan purposive sampling

karena dalam penentuan sampel menggunakan pertimbangan tertentu

(Sugiyono, 2007)

Karena keterbatasan waktu, situasi dan biaya dalam penelitian

ini sampel yang digunakan adalah 30 responden dimana menurut

Sugiyono (2009) sampel minimal suatu penelitian adalah 30.

d. Kriteria Retriksi :

1) Kreteria inkulsi

a) Semua ibu nifas dan menyusui yang berada di BPS Sri rahayu,

Kerjo, Karanganyar.

b) Semua ibu nifas yang bersedia menjadi responden dengan

menandatangani surat persetujuan menjadi peserta penelitian.

c) Ibu nifas yang bisa membaca dan menulis.

2) Kreteria eksklusi

a) Ibu nifas yang tidak bersedia menjadi responden.

b) Ibu nifas yang tidak mengisi lembar kuesioner dengan lengkap.

c) Ibu nifas yang tidak melayani persalinan.

e. Definisi Operasional

1. Variabel bebas

24

Page 25: proposal kti

Adalah variabel yang bila berada bersama-sama dengan variabel

lain dapat mempengaruhi perubahan variabel lain (Taufiqurrohman,

2009).

Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah tingkat

pengetahuan ibu nifas tentang frekuensi menyusui.

Dengan ketentuan sebagai berikut (Riwidikdo, 2008) :

a) Baik : bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD

b) Cukup: bila nilai mean -1 SD≤ x ≤ mean + 1 SD

c) Kurang : bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean - 1 SD

Suatu pengukuran adalah skala ordinal dan alat ukur yang

digunakan adalah kuesioner tertutup mengenai tingkat pengetahuan ibu

nifas tentang frekuensi menyusui yang diisi oleh responden

(Tauqirrohman, 2009).

2. Variabel terikat

Adalah variabel yang berubah nilainya karena pengaruh

variabel bebas (Taufiqurrohman, 2009).

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kecukupan pasokan

ASI dengan skala pengukuran (Riwidikdo, 2008):

a. Baik : bila nilai responden yang diperoleh (x) > Mean + 1 SD

b. Cukup : bila nilai mean -1 SD≤ x ≤ mean + 1 SD

c. Kurang : bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean - 1

SD

f. Instrumen.

Instrumen yang digunakan adalah kuesioner dan checklist.

Kuesioner digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas

tentang frekuensi menyusui dan checklist untuk mengetahui kecukupan

pasokan ASI ibu nifas kepada anaknya. Kuesioner dan checklist dalam

penelitian ini dirancang oleh peneliti sendiri dan sebelumnya telah

dilakukan Uji validitas dan reliabilitas terlebih dahulu. Untuk setiap

pertanyaan mendapat skor 0 (nol) untuk jawaban yang salah dan skor 1

(satu) untuk jawaban yang benar. Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang

25

Page 26: proposal kti

sudah tersusun dengan baik, sudah matang, dimana responden tinggal

memberikan jawaban atau tanda-tanda tertentu. Checklist adalah daftar

yang berisi pertanyaan yang akan diamati. Responden memberikan

jawaban dengan memberi check (√) sesuai dengan hasil yang diinginkan.

Untuk setiap poin yang benar sempurna skornya 2 (dua), poin benar tidak

sempurna skornya 1 (satu) dan poin salah skornya 0 (nol) (Notoadmojo,

2005).

g. Teknik Analisa Data

1) Pengolahan data

Agar analisis menghasilkan informasi yang benar, ada empat

tahapan dalam mengolah data (Riyanto, 2009):

a) Editing yaitu melakukan pengecekan isi kuesioner apakah

kuesioner sudah diisi dengan lengkap, jelas jawaban dari

responden, relevan jawaban dengan pertanyaan, konsisten.

b) Coding yaitu kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi data

berbentuk angka/bilangan.

c) Processing yaitu melakukan entry data dari kuesioner ke dalam

program komputer, salah satu paket program yang digunakan

adalah SPSS for Window.

d) Cleaning yaitu kegiatan pengecekan kembali data yang sudah di

entry apakah ada kesalahan atau tidak.

2) Analisa data

Data yang diperoleh dianalisis menggunakan statistik univariate

maupun bivariat.

a) Analisis univariate untuk menggambarkan karakteristik responden

yang diteliti dengan menggunakan distribusi frekuensi masing-

masing variabel. Variabel yang di analisis secara univariate dalam

penelitian ini adalah karakteristik responden, variabel pengetahuan

untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang sadari dan

variabel kemampuan untuk mengetahui tingkat kemampuan ibu

untuk praktek sadari (Notoadmojo, 2005).

26

Page 27: proposal kti

b) Analisis bivariate dilakukan untuk melihat hubungan antara

variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi. Dalam

penelitian ini variabel yang yang berkorelasi adalah variabel

pengetahuan dengan variabel kemampuan (Notoadmojo, 2005).

Analisis data dalam penelitian ini, mencari hubungan dan

menguji hipotesis antara dua variabel atau lebih, bila datanya

berbentuk ordinal atau rangking. Kelebihan teknik ini bisa digunakan

untuk menganalisis sampel yang jumlah anggotanya lebih dari 30, dan

dapat dikembangkan untuk mencari koefisien korelasi parsial. Rumus

dasar yang digunakan adalah sebagai berikut :

2

1

NN

BA

Dengan keterangan :

τ : koefisien korelasi kendal tau yang besarnya (-1<0<1)

ΣA : jumlah rangking atas

ΣB : jumlah rangking bawah

N : jumlah anggota sampel

Untuk uji signifikasi dilakukan dengan rumus :

Selanjutnya z hitung dibandingkan harga z tabel dengan taraf

kesalahan 5%. Apabila z hitung lebih besar dari z tabel, maka koefisian

korelasi yang ditemukan adalah signifikan (Ho ditolak, Ha diterima).

Sebaliknya jika z hitung lebih kecil dari z tabel maka Ho diterima,

sedangkan Ha ditolak.

(Sugiyono, 2007).

27

Page 28: proposal kti

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah dilakukan penelitian dan pembahasan mengenai hubungan

tingat pengetahuan ibu nifas tentang frekuensi menyusui dengan kecukupan

pasokan ASI di BPS Ny. Hj. Sutinah Yoewono Pulo Jombang pada bulan Mei

2010, didapatkan hasil sebagai berikut :

1. Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Frekuensi Menyusui di BPS Ny.

Hj. Sutinah Yoewono yaitu sebagian besar Baik

2. Kecukupan Pasokan ASI di BPS Ny. Hj. Sutinah Yoewono yaitu

sebagian besar Cukup

3. Ada hubungan antara Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Frekuensi

Menyusui Dengan Kecukupan Pasokan ASI di BPS Ny. Hj. Sutinah

Yoewono, Amd. Keb Gentengan Pulo Jombang

B. Saran

1. Bagi Peneliti

Lebih meningkatkan pengetahuan mengenai karya tulis ilmiah, statistik

metodologi penelitian, khususnya untuk penelitian analitik.

28

Page 29: proposal kti

2. Bagi masyarakat

Ibu nifas diharap lebih memperhatikan tentang masalah menyusui, dan

mampu memenuhi kebutuhan bayinya sampai usia 6 bulan tanpa

tambahan makanan apapun.

3. Bagi institusi pendidikan

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan tambahan kepustakaan dan

sebagai bahan bacaam askeb IV, sehingga bias menjadi masukan untuk

penelitian selanjutnya.

4. Bagi tempat penelitian

Bagi bidan BPS diharapkan lebih meningkatkan mutu pelayanan

kesehatan, terutama pada ibu nifas. Untuk petugas kesehatan diharapkan

lebih banyak memberikan penyuluhan kepada masyarakat akan

pentingnya menyusui dengan ASI.

29

Page 30: proposal kti

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta : PT. Rineka Cipta

Bahiyatun. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta : EGC

Behrman. 2000. Ilmu Kesehatan Anak vol. 1. Jakarta : EGC

Chandra, Budiman. 2008. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : EGC

Lee, Naurah. 2009. Cara Pintar Merawat Bayi 0 – 12 bulan. Yogyakarta : CV.

Solusi Distribusi

Mansjoer, Arief. 2005. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius

Media, Yulfira. 2007. Pengetahuan, Persepsi Dan Perilaku Ibu Tentang

Pemberian ASI atau ASI Eksklusif. http://www.litbang.depkes.go.id/media/

index.php?option=content&task=vivi&id=109&Itemid=31

30

Page 31: proposal kti

Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta

Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka

Cipta

Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Prilaku. Jakarta :

Rineka Cipta

Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Ilmu Keperawatan. Jakarta :

Salemba Medika

Prasetyo, Dwi Sunar. 2009. Buku Pintar ASI Eksklusif. Yogyakarta : Diva Press

Saifuddin, Abdul. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Maternal dan

Neonatal. Jakarta : YBPSP

Sarwono, Prawirohardjo. 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBPSP

Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta

Sulistyawati, Ari. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas.

Yogyakarta : ANDI

Suradi. 2003. Management Laktasi. Jakarta : Perkumpulan Perinatologi Indonesia.

31