1. Judul PENGARUH METODE STRATA (SIMULASI REKAAN ALAM) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DI SMP NEGERI 2 GANGGA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 2. Latar belakang Pada hakekatnya bahasa mempunyai fungsi yang sangat penting sebagai alat komunikasi. Komunikasi melalui bahasa memungkinkan tiap orang untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan fisik dan lingkungan sosialnya. Dengan adanya bahasa sebagai alat komunikasi, maka semua yang berada disekitar manusia mendapat tanggapan dalam fikiran manusia, disusun dan diungkapkan kembali kepada orang lain sebagai bahan komunikasi. Oleh karena itu, semua orang menyadari bahwa interaksi dan segala macam kegiatan akan luput tanpa bahasa. Bahasa adalah suatu sistem lambang berupa bunyi yang sifatnya arbitrer (Chaer, 1999 : 1) yang digunakan oleh suatu masyarakat dalam hal bekerja sama, berkomunikasi dan mengidentifikasi diri, sebagai sebuah sistem maka bahasa terbentuk oleh 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1. Judul
PENGARUH METODE STRATA (SIMULASI REKAAN ALAM)
TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DI SMP
NEGERI 2 GANGGA TAHUN PELAJARAN 2011/2012
2. Latar belakang
Pada hakekatnya bahasa mempunyai fungsi yang sangat penting sebagai
alat komunikasi. Komunikasi melalui bahasa memungkinkan tiap orang untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan fisik dan lingkungan sosialnya. Dengan
adanya bahasa sebagai alat komunikasi, maka semua yang berada disekitar
manusia mendapat tanggapan dalam fikiran manusia, disusun dan
diungkapkan kembali kepada orang lain sebagai bahan komunikasi. Oleh
karena itu, semua orang menyadari bahwa interaksi dan segala macam
kegiatan akan luput tanpa bahasa.
Bahasa adalah suatu sistem lambang berupa bunyi yang sifatnya arbitrer
(Chaer, 1999 : 1) yang digunakan oleh suatu masyarakat dalam hal bekerja
sama, berkomunikasi dan mengidentifikasi diri, sebagai sebuah sistem maka
bahasa terbentuk oleh suatu aturan, kaidah atau pola-pola tertentu, baik dalam
bidang tata budaya, bentuk kata, maupun tata kalimat.
Dalam fungsinya sebagai alat komunikasi bahasa mempunyai beberapa
tataran, tataran itu adalah bunyi (huruf atau fonem), morfim, kata, frase,
klausa, kalimat, paragraf, dan wacana. Tataran tersebut digunakan sebagai
wahana komunikasi baik lisan ataupun tulisan, tidak terkecuali dalam Bahasa
Indonesia (Keraf dalam Basyri, 2004 : 2)
1
Bahasa memiliki peranan yang sangat signifikan dalam kehidupan
bermasyarakat yang berguna untuk menyampaikan ide, gagasan, pendapat,
pikiran dan perasaan baik yang dituangkan secara lisan maupun tulisan
sebagai informasi yang diproleh dari orang lain dapat dengan segera
diucapkan dan ditulis bila diperlukan. Kedua bahasa ini baik lisan maupun
tulisan memiliki korelasi yang tidak bisa dipisahkan, sebab bahasa tulis
merupakan pencerminan kembali dari bahasa lisan dan simbol-simbol tertulis.
Bahasa Indonesia sebagaimana diketahui memiliki dua macam
kedudukan yaitu sebagai bahasa nasional dan bahasa resmi, seperti yang
tercantum dalam pasal 36 bab XV UUD 1945. pertama, dalam kedudukannya
sebagai Bahasa Nasional, Bahasa Indonesia mempunyai fungsi sebagai
lambang kebanggaan nasional, lambang identitas nasional, alat yang
memungkinkan penyatuaan berbagai suku bangsa denga latar belakang sosial
budaya dan bahasanya masing-masing ke dalam kesatuaan kebangsaan
Indonesia, dan sebagai alat perhubungan antara daerah dan antara budaya
(Martha, 1983:20) kedua dalam kedudukannya sebagai bahasa resmi
kenegaraan, bahasa pengantar di dalam dunia pendidikan, alat perhubungan
pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan nasional serta kepentingan pemerintahan, dan sebagai alat
pengembangan budaya, ilmu pengetahuan dan tehnologi modern.
Sebagai bahasa pengantar dalam dunia pendidikan, bahasa Indonesia
telah menunjukan kemampuannya, ini terbukti dengan digunakannya bahasa
Indonesia sebagai bahasa pergaulan di sekolah, baik komunikasi antara peserta
didik, peserta didik dengan guru, guru dengan rekan-rekannya. Guru sebagai
2
seorang pendidik yang secara lansung terjun ke dunia sekolah mempunyai
beban dan tanggung jawab yang harus diemban guna tercapainya tujuan
pendidikan.
Dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia, seorang pengajar harus
benar-benar menyadari bahwa yang menjadi tugas utamanya adalah
membentuk pemakai bahasa (dalam hal ini peserta didik) agar memiliki
kemampuan berbahasa dengan baik, artinya pemakai bahasa harus trampil
menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi baik lisan maupun
tulisan. Dalam kesempatan ini seorang pengajar selain memberikan teori harus
diimbangi prakteknya agar lebih muda dipahami oleh peserta didik.
Pembelajaran menulis merupakan salah satu aspek di antara empat aspek
keterampilan pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Aspek menulis
mendapatkan porsi yang sama atau seimbang dengan aspek lainnya. Bahkan
kemampuan bahasa tulis dirasakan sebagai suatu hal yang sangat penting
dalam proses belajar mengajar bidang studi bahasa dan sastra indonesia, baik
pada tingkat sekolah dasar sampai dengan SMA, bahkan sampai perguruan
tinggi. Kondisi ini sangat wajar, karena kemampuan berbahasa Indonesia tulis
dapat dijadikan barometer dalam mengukur tingkat kemampuan peserta didik
dalam bidang studi lain.
Dalam aktivitas pembelajaran dalam kelas, kegiatan tulis menulis tak
pernah absen dari keberadaannya dalam bidang studi yang lain, lebih-lebih
bidang studi bahasa Indonesia. Salah satu materi evaluasi dalam keterampilan
menulis, peserta didik ditekankan pada tatacara menulis narasi berdasarkan
variasi objek lansung. Berangkat dari pengalaman di masa lalu, seorang guru
3
dalam memberikan materi atau tugas membuat narasi hanya berpatokan pada
satu model, di mana narasi itu materinya diambil pada saat suatu peristiwa itu
berlansung lama dan bahkan kejadian sudah sebagaian sudah tidak diingat
lagi. Tidak menutup kemungkinan tulisannya itupun dibuat menjadi khayalan
dan ini tidak sama sekali diinginkan karena sudah keluar dari teori yang
diajarkan.
Akibatnya peserta didik tidak mampu menulis sesuai dengan harapan
atau tujuan pembelajaran menulis. Kondisi tersebut tidak sejalan dengan apa
yang diharapkan, seperti terjadi di lapangan yaitu keterampilan menulis
peserta didik pada umumnya masih kurang. Pembelajran keterampilan
berbahasa baru dikatakan berhasil apabila dalam pembelajaran bahasa
Indonesia itu aspek yang harus lebih diutamakan yaitu aspek psikomatorik
daripada aspek kognitifnya.
Sesuai dengan judul yang penulis angkat, maka peserta didik dalam
menulis diberikan kebebasan untuk memilih tema yang akan ditentukan dalam
menulis narasi karena peserta didik itu dengan secara langsung melihat obyek
yang dijadikan sasaran dalam menulis, dan tentunya dalam hal ini kebebasan
yang terarahkan. Misalnya dengan melihat secara langsung fenomena-
fenomena yang ada di sekitar mereka.
Tulisan-tulisan tersebut kemudian mereka susun dalam beberapa narasi
yang tentunya bersumber pada fenomena-fenomena, fakta-fakta yang secara
langsung mereka lihat, dengar dan rasakan. Melihat permasalahan yang terjadi
di lapangan yakni di SMP Negeri 2 Gangga peserta didik kelas VIII yang
berkaitan dengan kemampuan menulis peserta didik khususnya menulis narasi
4
ini jauh dari yang diharapkan. Permasalahan ini merupakan suatu tantangan
bagi guru untuk melakukan perubahan-perubahan yang mampu meningkatkan
kemampuan peserta didik baik dari segi metode, tehnik, dan model
pembelajaran.
Berdasarkan permasalahan di atas, penulis tertarik untuk mengangkat
fenomena menulis ini dalam sebuah penelitian yang berjudul ”Pengaruh
metode strata (simulasi rekaan alam) terhadap kemampuan menulis
paragraf narasi di SMP Negeri 2 Gangga Tahun Pelajaran 2011/2012”
3. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas, maka peneliti merumuskan
masalah sebagai berikut :
”Bagaimana Pengaruh metode strata (simulasi rekaan alam) terhadap
kemampuan menulis paragraf narasi di SMP Negeri 2 Gangga Tahun
Pelajaran 2011/2012 ?
4. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dari pada penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh
metode strata (simulasi rekaan alam) terhadap motivasi belajar menulis narasi
di SMP Negeri 2 Gangga Tahun Pelajaran 2011/2012.
Penelitian ini, peneliti lakukan agar dapat bermanfaat bagi penulis juga
bagi orang lain ataupun dunia akademik, adapun manfaat dari pada penelitian
ini yaitu :
1. Manfaat Teoritis
a. Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
rmanfaat bagi khasanah ilmu pengetahuan, akademisi serta
mengembangkan konsep konsep pembelajaran Bahasa Indonesia.
5
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memotivasi peneliti lain untuk
meneliti lebih lanjut tentang hal-hal yang belum terungkap dalam
penelitian ini.
2. Manfaat Praktis.
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan input atau bahan
masukan bagi guru, dan peserta didik SMP Negeri 2 Gangga
Kabupaten Lombok Utara
b. Hasil peneltian ini diharapkan sebagai bahan masukan bagi pihak
lembaga pendidikan terutama SMP Negeri 2 Gangga dalam
meningkatkan minat belajar peserta didik terutama mata pelajaran
Bahasa Indonesia.
5. Tinjauan Pustaka
Menurut Sugiyono (2003:39) variabel dapat didefinisikan sebagai
atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai
variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
untuk ditarik kesimpulannya, sedangkan Sumadi Suryabrata (2003:25)
mengatakan bahwa variabel adalah segala sesuatu yang menjadi objek
pengamatan penelitian. Dari kedua pendapat tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa variabel adalah objek yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dikaji,
diamati, dan diteliti dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang variabel atau obyek
dalam penelitian ini, perlu diadakan identifikasi variabel. Adapun variabel
dalam penelitian ini ada dua jenis yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
Berkenaan dengan hal ini Suharsimi Arikunto (2002:97) mengemukakan
6
bahwa variabel yang mempengaruhi disebut variabel penyebab, variabel bebas
atau independent variabel (X), sedangkan variabel akibat disebut variabel
tidak bebas, variabel tergantung, variabel terikat atau dependent variabel (Y).
a. Variabel Bebas
Ubahan bebas atau variabel bebas adalah ciri-ciri tertentu yang
merupakan penyebab pada umumnya dalam urutan tata waktu terjadi lebih
dahulu. Berdasarkan pengertian ini, maka yang menjadi variabel bebas (X)
dalam penelitian ini adalah metode strata (simulasi rekaan alam)
b. Variabel Terikat
Ubahan terikat atau variabel terikat adalah ciri-ciri tertentu yang
merupakan akibat dan pada umumnya dalam urutan tata waktu terjadi
kemudian. Kalau dilihat pada urutan tata waktu terjadinya, maka dalam
penelitian ini yang menjadi variabel terikatnya (Y) adalah kemampuan
menulis paragraph narasi
Variabel-variabel dalam penelitian ini diidentifikasi dan
diklarifikasikan, maka selanjutnya perlu pengertian dari masing-masing
variabel secara operasional, yang mencerminkan keterukuran variabel
tersebut. Ridwan (1994 : 43) menjelaskan bahwa suatu definisi
operasional merupakan spesifikasi kegiatan penelitian dalam mengukur
suatu variabel atau memanipulasinya, suatu definisi operasional
merupakan semacam buku pegangan yang berisi petunjuk bagi peneliti.
Adapun yang perlu dijelaskan dalam definisi operasional variabel dalam
penelitian ini adalah :
7
1) Metode strata (simulasi rekaan alam)
Apresiasi sastra secara langsung adalah kegiatan kegiatan
membaca atau menikmati cipta sastra berupa teks maupun penampilan
secara langsung. Kegiatan membaca suatu teks sastra secara
laamgsung itu dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku membaca,
memahami, menikmati, serta mengevaluasi teks sastra, baik cerpen,
naskah drama, novel, maupun puisi. (Aminuddin, 1987:36)
Strategi strata merupakan strategi pembelajaran sastra yang
menekankan pada tiga langkah pokok, yaitu penjelajahan, interpretasi,
dan re-kreasi.
Pada tahap penjelahan, peserta didik melakukan penjelajahan
terhadap cipta sastra yang disukainya atau yang disarankan guru.
Penjelajahan dapat dilakukan dengan membaca karya sastra (cerpen).
Kegiatan ini dilakukan untuk mendapat gambaran dan pemahaman
karya sastra tersebut.
Langkah interpretasi berarti penafsiran dari cipta sastra yang
dijelajahi. Penafsiran dapat dilakukan dengan menganalisis unsure-
unsur yang membangun cipta sastra tersebut.
Rekreasi berarti langkah pendalaman. Pada tahap ini peserta didik
diminta mengkreasikan kembali apa yang telah dipahaminya.
(Ahmadi, 1990: 92-93)
8
Metode strata (simulasi rekaan alam) adalah cara yang
dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan peserta didik
pada saat berlasungnya pengajaran dengan melalui kisah, dongeng,
atau sebuah tutur yang melukiskan suatu proses terjadinya peristiwa
secara panjang lebar.
Metode ini bertujuan untuk menangkap pesan, serta memahami
makna objek melalui cerita yang telah dialami oleh peserta didik
maupun tidak yang dituangkan dalam bahasa tulisan untuk mengetahui
peristiwa, memahami peristiwa, dan menganalisi fakta dalam peristiwa
yang terjadi.
2) Kemampuan Menulis Narasi
Kemampuan suatu kesanggupan untuk melakukan sesuatu.
Dalam hal ini dituntut kemampuan peserta didik dalam menulis
khususnya menulis narasi berdasarkan pengalaman melalui apa yang
dilihat, didengar, dan dirasakan sesuai dengan fakta yang ada
kemudian dituangkan dalam bentuk tulisan. Tentunya tulisan ini dibuat
agar mampu menyampaikan pesan penulis kepada pembaca.
Data kemampuan menulis paragraph narasi peserta didik akan
diperoleh dari respon peserta didik kelas VIII SMP Negeri 2 Gangga
tahun pembelajaran 2011/2012 melalui tes kemampuan menulis
paragraph narasi. Adapun data dalam mengenai variabel ini adalah
berskala interval.
9
6. Metode Penelitian
A. Metode strata (simulasi rekaan alam)
Dalam Kamus Lengkap bahasa Indonesia dijelaskan metode
adalah cara yang tersusun dan teratur untuk mencapai tujuan
khususnya hal ilmu pengetahuan (1998:406). Menurut Iskandar
wassid, metode adalah cara kerja yang bersistem alam untuk
memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan untuk mencapai tujuan yang
ditentukan. Metode lebih bersifat prosedural dan sistemik karena
tujuannya untuk mempermudah pengerjaan suatu pekerjaan (2008 :
56). Nana Sudiana mengemukakan bahwa metode adalah cara yang
dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan peserta
didik pada saat berlasungnya pengajaran (2000 : 76). Oleh karena itu
peranan metode mengajar sebagai alat untuk menciptakan proses
mengajar dan belajar.
Dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia menjelaskan cerita
adalah kisah, dongeng, sebuah tutur yang melukiskan suatu proses
terjadinya peristiwa secara panjang lebar; karangan yang menyajikan
jalannya kejadian-kejadian; lakon yang diwujudkan dalam
pertunjukan (tentang drama, filem dan sebagainya) (1998 : 130).
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan dalam
penelitian ini metode strata (simulasi rekaan alam) adalah cara yang
dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan peserta didik
pada saat berlasungnya pengajaran dengan melalui kisah, dongeng,
atau sebuah tutur yang melukiskan suatu proses terjadinya peristiwa
10
secara panjang lebar yang dituangkan dalam bahasa tulisan untuk
mengetahui peristiwa, memahami peristiwa, dan menganalisi fakta
dalam peristiwa yang terjadi.
B. Menulis Paragraf Narasi
Menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa. Dalam
pembagian kemampuan berbahasa, menulis selalu diletakkan paling
akhir setelah kemampuan menyimak, berbicara, dan membaca.
Meskipun selalu ditulis paling akhir, bukan berarti menulis merupakan
kemampuan yang tidak penting.
Menurut Djago Tarigan dalam Elina Syarif, Zulkarnaini,
Sumarno (2009:5) menulis berarti mengekpresikan secara tertulis
gagasan, ide, pendapat, atau pikiran dan perasaan. Lado dalam Elina
Syarif, Zulkarnaini, Sumarno (2009:5) juga mengungkapkan
pendapatnya mengenai menulis yaitu: meletakkan simbol grafis yang
mewakili bahasa yang dimengerti orang lain.
Menulis dapat dianggap sebagai suatu proses maupun suatu
hasil. Menulis merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang
untuk menghasilkan sebuah tulisan. Menurut Heaton dalam St. Y.
Slamet (2008: 141) menulis merupakan keterampilan yang sukar dan
kompleks.
Kata menulis berasal dari kata ”tulis” yang mendapat awalan
me-, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata tulis berarti
prihal menulis; mengarang dan sebagainya, tulis bertulis V; ada huruf
(angka dan sebagainya) yang dibuat (digurat dan sebagainya) dengan
11
pena(pensil, cat dan sebagainya) sedangkan kata menulis berarti 1.
membuat huruf (angka dan sebagainya) dengan pena (pensil,
kapur,dan sebagainya) 2. melahirkan pikiran atau perasaan ( seperti
mengarang, membuat surat) dengan tulisan misalnya masalah roman