Top Banner
1. Judul PENGARUH METODE STRATA (SIMULASI REKAAN ALAM) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DI SMP NEGERI 2 GANGGA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 2. Latar belakang Pada hakekatnya bahasa mempunyai fungsi yang sangat penting sebagai alat komunikasi. Komunikasi melalui bahasa memungkinkan tiap orang untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan fisik dan lingkungan sosialnya. Dengan adanya bahasa sebagai alat komunikasi, maka semua yang berada disekitar manusia mendapat tanggapan dalam fikiran manusia, disusun dan diungkapkan kembali kepada orang lain sebagai bahan komunikasi. Oleh karena itu, semua orang menyadari bahwa interaksi dan segala macam kegiatan akan luput tanpa bahasa. Bahasa adalah suatu sistem lambang berupa bunyi yang sifatnya arbitrer (Chaer, 1999 : 1) yang digunakan oleh suatu masyarakat dalam hal bekerja sama, berkomunikasi dan mengidentifikasi diri, sebagai sebuah sistem maka bahasa terbentuk oleh 1
49

Proposal Kholid

Jul 25, 2015

Download

Documents

Firas Quddamah
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Proposal Kholid

1. Judul

PENGARUH METODE STRATA (SIMULASI REKAAN ALAM)

TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DI SMP

NEGERI 2 GANGGA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

2. Latar belakang

Pada hakekatnya bahasa mempunyai fungsi yang sangat penting sebagai

alat komunikasi. Komunikasi melalui bahasa memungkinkan tiap orang untuk

menyesuaikan diri dengan lingkungan fisik dan lingkungan sosialnya. Dengan

adanya bahasa sebagai alat komunikasi, maka semua yang berada disekitar

manusia mendapat tanggapan dalam fikiran manusia, disusun dan

diungkapkan kembali kepada orang lain sebagai bahan komunikasi. Oleh

karena itu, semua orang menyadari bahwa interaksi dan segala macam

kegiatan akan luput tanpa bahasa.

Bahasa adalah suatu sistem lambang berupa bunyi yang sifatnya arbitrer

(Chaer, 1999 : 1) yang digunakan oleh suatu masyarakat dalam hal bekerja

sama, berkomunikasi dan mengidentifikasi diri, sebagai sebuah sistem maka

bahasa terbentuk oleh suatu aturan, kaidah atau pola-pola tertentu, baik dalam

bidang tata budaya, bentuk kata, maupun tata kalimat.

Dalam fungsinya sebagai alat komunikasi bahasa mempunyai beberapa

tataran, tataran itu adalah bunyi (huruf atau fonem), morfim, kata, frase,

klausa, kalimat, paragraf, dan wacana. Tataran tersebut digunakan sebagai

wahana komunikasi baik lisan ataupun tulisan, tidak terkecuali dalam Bahasa

Indonesia (Keraf dalam Basyri, 2004 : 2)

1

Page 2: Proposal Kholid

Bahasa memiliki peranan yang sangat signifikan dalam kehidupan

bermasyarakat yang berguna untuk menyampaikan ide, gagasan, pendapat,

pikiran dan perasaan baik yang dituangkan secara lisan maupun tulisan

sebagai informasi yang diproleh dari orang lain dapat dengan segera

diucapkan dan ditulis bila diperlukan. Kedua bahasa ini baik lisan maupun

tulisan memiliki korelasi yang tidak bisa dipisahkan, sebab bahasa tulis

merupakan pencerminan kembali dari bahasa lisan dan simbol-simbol tertulis.

Bahasa Indonesia sebagaimana diketahui memiliki dua macam

kedudukan yaitu sebagai bahasa nasional dan bahasa resmi, seperti yang

tercantum dalam pasal 36 bab XV UUD 1945. pertama, dalam kedudukannya

sebagai Bahasa Nasional, Bahasa Indonesia mempunyai fungsi sebagai

lambang kebanggaan nasional, lambang identitas nasional, alat yang

memungkinkan penyatuaan berbagai suku bangsa denga latar belakang sosial

budaya dan bahasanya masing-masing ke dalam kesatuaan kebangsaan

Indonesia, dan sebagai alat perhubungan antara daerah dan antara budaya

(Martha, 1983:20) kedua dalam kedudukannya sebagai bahasa resmi

kenegaraan, bahasa pengantar di dalam dunia pendidikan, alat perhubungan

pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan

pembangunan nasional serta kepentingan pemerintahan, dan sebagai alat

pengembangan budaya, ilmu pengetahuan dan tehnologi modern.

Sebagai bahasa pengantar dalam dunia pendidikan, bahasa Indonesia

telah menunjukan kemampuannya, ini terbukti dengan digunakannya bahasa

Indonesia sebagai bahasa pergaulan di sekolah, baik komunikasi antara peserta

didik, peserta didik dengan guru, guru dengan rekan-rekannya. Guru sebagai

2

Page 3: Proposal Kholid

seorang pendidik yang secara lansung terjun ke dunia sekolah mempunyai

beban dan tanggung jawab yang harus diemban guna tercapainya tujuan

pendidikan.

Dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia, seorang pengajar harus

benar-benar menyadari bahwa yang menjadi tugas utamanya adalah

membentuk pemakai bahasa (dalam hal ini peserta didik) agar memiliki

kemampuan berbahasa dengan baik, artinya pemakai bahasa harus trampil

menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi baik lisan maupun

tulisan. Dalam kesempatan ini seorang pengajar selain memberikan teori harus

diimbangi prakteknya agar lebih muda dipahami oleh peserta didik.

Pembelajaran menulis merupakan salah satu aspek di antara empat aspek

keterampilan pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Aspek menulis

mendapatkan porsi yang sama atau seimbang dengan aspek lainnya. Bahkan

kemampuan bahasa tulis dirasakan sebagai suatu hal yang sangat penting

dalam proses belajar mengajar bidang studi bahasa dan sastra indonesia, baik

pada tingkat sekolah dasar sampai dengan SMA, bahkan sampai perguruan

tinggi. Kondisi ini sangat wajar, karena kemampuan berbahasa Indonesia tulis

dapat dijadikan barometer dalam mengukur tingkat kemampuan peserta didik

dalam bidang studi lain.

Dalam aktivitas pembelajaran dalam kelas, kegiatan tulis menulis tak

pernah absen dari keberadaannya dalam bidang studi yang lain, lebih-lebih

bidang studi bahasa Indonesia. Salah satu materi evaluasi dalam keterampilan

menulis, peserta didik ditekankan pada tatacara menulis narasi berdasarkan

variasi objek lansung. Berangkat dari pengalaman di masa lalu, seorang guru

3

Page 4: Proposal Kholid

dalam memberikan materi atau tugas membuat narasi hanya berpatokan pada

satu model, di mana narasi itu materinya diambil pada saat suatu peristiwa itu

berlansung lama dan bahkan kejadian sudah sebagaian sudah tidak diingat

lagi. Tidak menutup kemungkinan tulisannya itupun dibuat menjadi khayalan

dan ini tidak sama sekali diinginkan karena sudah keluar dari teori yang

diajarkan.

Akibatnya peserta didik tidak mampu menulis sesuai dengan harapan

atau tujuan pembelajaran menulis. Kondisi tersebut tidak sejalan dengan apa

yang diharapkan, seperti terjadi di lapangan yaitu keterampilan menulis

peserta didik pada umumnya masih kurang. Pembelajran keterampilan

berbahasa baru dikatakan berhasil apabila dalam pembelajaran bahasa

Indonesia itu aspek yang harus lebih diutamakan yaitu aspek psikomatorik

daripada aspek kognitifnya.

Sesuai dengan judul yang penulis angkat, maka peserta didik dalam

menulis diberikan kebebasan untuk memilih tema yang akan ditentukan dalam

menulis narasi karena peserta didik itu dengan secara langsung melihat obyek

yang dijadikan sasaran dalam menulis, dan tentunya dalam hal ini kebebasan

yang terarahkan. Misalnya dengan melihat secara langsung fenomena-

fenomena yang ada di sekitar mereka.

Tulisan-tulisan tersebut kemudian mereka susun dalam beberapa narasi

yang tentunya bersumber pada fenomena-fenomena, fakta-fakta yang secara

langsung mereka lihat, dengar dan rasakan. Melihat permasalahan yang terjadi

di lapangan yakni di SMP Negeri 2 Gangga peserta didik kelas VIII yang

berkaitan dengan kemampuan menulis peserta didik khususnya menulis narasi

4

Page 5: Proposal Kholid

ini jauh dari yang diharapkan. Permasalahan ini merupakan suatu tantangan

bagi guru untuk melakukan perubahan-perubahan yang mampu meningkatkan

kemampuan peserta didik baik dari segi metode, tehnik, dan model

pembelajaran.

Berdasarkan permasalahan di atas, penulis tertarik untuk mengangkat

fenomena menulis ini dalam sebuah penelitian yang berjudul ”Pengaruh

metode strata (simulasi rekaan alam) terhadap kemampuan menulis

paragraf narasi di SMP Negeri 2 Gangga Tahun Pelajaran 2011/2012”

3. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah di atas, maka peneliti merumuskan

masalah sebagai berikut :

”Bagaimana Pengaruh metode strata (simulasi rekaan alam) terhadap

kemampuan menulis paragraf narasi di SMP Negeri 2 Gangga Tahun

Pelajaran 2011/2012 ?

4. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dari pada penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh

metode strata (simulasi rekaan alam) terhadap motivasi belajar menulis narasi

di SMP Negeri 2 Gangga Tahun Pelajaran 2011/2012.

Penelitian ini, peneliti lakukan agar dapat bermanfaat bagi penulis juga

bagi orang lain ataupun dunia akademik, adapun manfaat dari pada penelitian

ini yaitu :

1. Manfaat Teoritis

a. Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

rmanfaat bagi khasanah ilmu pengetahuan, akademisi serta

mengembangkan konsep konsep pembelajaran Bahasa Indonesia.

5

Page 6: Proposal Kholid

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memotivasi peneliti lain untuk

meneliti lebih lanjut tentang hal-hal yang belum terungkap dalam

penelitian ini.

2. Manfaat Praktis.

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan input atau bahan

masukan bagi guru, dan peserta didik SMP Negeri 2 Gangga

Kabupaten Lombok Utara

b. Hasil peneltian ini diharapkan sebagai bahan masukan bagi pihak

lembaga pendidikan terutama SMP Negeri 2 Gangga dalam

meningkatkan minat belajar peserta didik terutama mata pelajaran

Bahasa Indonesia.

5. Tinjauan Pustaka

Menurut Sugiyono (2003:39) variabel dapat didefinisikan sebagai

atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai

variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

untuk ditarik kesimpulannya, sedangkan Sumadi Suryabrata (2003:25)

mengatakan bahwa variabel adalah segala sesuatu yang menjadi objek

pengamatan penelitian. Dari kedua pendapat tersebut maka dapat disimpulkan

bahwa variabel adalah objek yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dikaji,

diamati, dan diteliti dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang variabel atau obyek

dalam penelitian ini, perlu diadakan identifikasi variabel. Adapun variabel

dalam penelitian ini ada dua jenis yaitu variabel bebas dan variabel terikat.

Berkenaan dengan hal ini Suharsimi Arikunto (2002:97) mengemukakan

6

Page 7: Proposal Kholid

bahwa variabel yang mempengaruhi disebut variabel penyebab, variabel bebas

atau independent variabel (X), sedangkan variabel akibat disebut variabel

tidak bebas, variabel tergantung, variabel terikat atau dependent variabel (Y).

a. Variabel Bebas

Ubahan bebas atau variabel bebas adalah ciri-ciri tertentu yang

merupakan penyebab pada umumnya dalam urutan tata waktu terjadi lebih

dahulu. Berdasarkan pengertian ini, maka yang menjadi variabel bebas (X)

dalam penelitian ini adalah metode strata (simulasi rekaan alam)

b. Variabel Terikat

Ubahan terikat atau variabel terikat adalah ciri-ciri tertentu yang

merupakan akibat dan pada umumnya dalam urutan tata waktu terjadi

kemudian. Kalau dilihat pada urutan tata waktu terjadinya, maka dalam

penelitian ini yang menjadi variabel terikatnya (Y) adalah kemampuan

menulis paragraph narasi

Variabel-variabel dalam penelitian ini diidentifikasi dan

diklarifikasikan, maka selanjutnya perlu pengertian dari masing-masing

variabel secara operasional, yang mencerminkan keterukuran variabel

tersebut. Ridwan (1994 : 43) menjelaskan bahwa suatu definisi

operasional merupakan spesifikasi kegiatan penelitian dalam mengukur

suatu variabel atau memanipulasinya, suatu definisi operasional

merupakan semacam buku pegangan yang berisi petunjuk bagi peneliti.

Adapun yang perlu dijelaskan dalam definisi operasional variabel dalam

penelitian ini adalah :

7

Page 8: Proposal Kholid

1) Metode strata (simulasi rekaan alam)

Apresiasi sastra secara langsung adalah kegiatan kegiatan

membaca atau menikmati cipta sastra berupa teks maupun penampilan

secara langsung. Kegiatan membaca suatu teks sastra secara

laamgsung itu dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku membaca,

memahami, menikmati, serta mengevaluasi teks sastra, baik cerpen,

naskah drama, novel, maupun puisi. (Aminuddin, 1987:36)

Strategi strata merupakan strategi pembelajaran sastra yang

menekankan pada tiga langkah pokok, yaitu penjelajahan, interpretasi,

dan re-kreasi.

Pada tahap penjelahan, peserta didik melakukan penjelajahan

terhadap cipta sastra yang disukainya atau yang disarankan guru.

Penjelajahan dapat dilakukan dengan membaca karya sastra (cerpen).

Kegiatan ini dilakukan untuk mendapat gambaran dan pemahaman

karya sastra tersebut.

Langkah interpretasi berarti penafsiran dari cipta sastra yang

dijelajahi. Penafsiran dapat dilakukan dengan menganalisis unsure-

unsur yang membangun cipta sastra tersebut.

Rekreasi berarti langkah pendalaman. Pada tahap ini peserta didik

diminta mengkreasikan kembali apa yang telah dipahaminya.

(Ahmadi, 1990: 92-93)

8

Page 9: Proposal Kholid

Metode strata (simulasi rekaan alam) adalah cara yang

dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan peserta didik

pada saat berlasungnya pengajaran dengan melalui kisah, dongeng,

atau sebuah tutur yang melukiskan suatu proses terjadinya peristiwa

secara panjang lebar.

Metode ini bertujuan untuk menangkap pesan, serta memahami

makna objek melalui cerita yang telah dialami oleh peserta didik

maupun tidak yang dituangkan dalam bahasa tulisan untuk mengetahui

peristiwa, memahami peristiwa, dan menganalisi fakta dalam peristiwa

yang terjadi.

2) Kemampuan Menulis Narasi

Kemampuan suatu kesanggupan untuk melakukan sesuatu.

Dalam hal ini dituntut kemampuan peserta didik dalam menulis

khususnya menulis narasi berdasarkan pengalaman melalui apa yang

dilihat, didengar, dan dirasakan sesuai dengan fakta yang ada

kemudian dituangkan dalam bentuk tulisan. Tentunya tulisan ini dibuat

agar mampu menyampaikan pesan penulis kepada pembaca.

Data kemampuan menulis paragraph narasi peserta didik akan

diperoleh dari respon peserta didik kelas VIII SMP Negeri 2 Gangga

tahun pembelajaran 2011/2012 melalui tes kemampuan menulis

paragraph narasi. Adapun data dalam mengenai variabel ini adalah

berskala interval.

9

Page 10: Proposal Kholid

6. Metode Penelitian

A. Metode strata (simulasi rekaan alam)

Dalam Kamus Lengkap bahasa Indonesia dijelaskan metode

adalah cara yang tersusun dan teratur untuk mencapai tujuan

khususnya hal ilmu pengetahuan (1998:406). Menurut Iskandar

wassid, metode adalah cara kerja yang bersistem alam untuk

memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan untuk mencapai tujuan yang

ditentukan. Metode lebih bersifat prosedural dan sistemik karena

tujuannya untuk mempermudah pengerjaan suatu pekerjaan (2008 :

56). Nana Sudiana mengemukakan bahwa metode adalah cara yang

dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan peserta

didik pada saat berlasungnya pengajaran (2000 : 76). Oleh karena itu

peranan metode mengajar sebagai alat untuk menciptakan proses

mengajar dan belajar.

Dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia menjelaskan cerita

adalah kisah, dongeng, sebuah tutur yang melukiskan suatu proses

terjadinya peristiwa secara panjang lebar; karangan yang menyajikan

jalannya kejadian-kejadian; lakon yang diwujudkan dalam

pertunjukan (tentang drama, filem dan sebagainya) (1998 : 130).

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan dalam

penelitian ini metode strata (simulasi rekaan alam) adalah cara yang

dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan peserta didik

pada saat berlasungnya pengajaran dengan melalui kisah, dongeng,

atau sebuah tutur yang melukiskan suatu proses terjadinya peristiwa

10

Page 11: Proposal Kholid

secara panjang lebar yang dituangkan dalam bahasa tulisan untuk

mengetahui peristiwa, memahami peristiwa, dan menganalisi fakta

dalam peristiwa yang terjadi.

B. Menulis Paragraf Narasi

Menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa. Dalam

pembagian kemampuan berbahasa, menulis selalu diletakkan paling

akhir setelah kemampuan menyimak, berbicara, dan membaca.

Meskipun selalu ditulis paling akhir, bukan berarti menulis merupakan

kemampuan yang tidak penting.

Menurut Djago Tarigan dalam Elina Syarif, Zulkarnaini,

Sumarno (2009:5) menulis berarti mengekpresikan secara tertulis

gagasan, ide, pendapat, atau pikiran dan perasaan. Lado dalam Elina

Syarif, Zulkarnaini, Sumarno (2009:5) juga mengungkapkan

pendapatnya mengenai menulis yaitu: meletakkan simbol grafis yang

mewakili bahasa yang dimengerti orang lain.

Menulis dapat dianggap sebagai suatu proses maupun suatu

hasil. Menulis merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang

untuk menghasilkan sebuah tulisan. Menurut Heaton dalam St. Y.

Slamet (2008: 141) menulis merupakan keterampilan yang sukar dan

kompleks.

Kata menulis berasal dari kata ”tulis” yang mendapat awalan

me-, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata tulis berarti

prihal menulis; mengarang dan sebagainya, tulis bertulis V; ada huruf

(angka dan sebagainya) yang dibuat (digurat dan sebagainya) dengan

11

Page 12: Proposal Kholid

pena(pensil, cat dan sebagainya) sedangkan kata menulis berarti 1.

membuat huruf (angka dan sebagainya) dengan pena (pensil,

kapur,dan sebagainya) 2. melahirkan pikiran atau perasaan ( seperti

mengarang, membuat surat) dengan tulisan misalnya masalah roman

(cerita); mengarang cerita, 3. menggambar ; melukis ; 4. membatik

(kata), ( Alwi, dkk, 2003 : 1219)

Menulis adalah kegiatan penyampaian pesan (gagasan,

perasaan dan informasi secara tertulis kepada pihak lain

(Akhadiah,1997 : 116). Menulis merupakan suatu keterampilan

berbahasa yang diperggunakan untuk berkomunikasi secara lansung.

Menulis juga salah satu kegiatan berbahasan yang aktif produktif di

samping kegiatan berbicara. Artinya penulis dan pembicara berperan

sebagai penyampai atau pengirim pesan pada pihak lain.

Di dalam komunikasi tertulis paling tidak terdapat empat unsur

yang terlibat yaitu penulis sebagai penyampaian pesan, pesan atau isi

tulisan, saluran atau medium tulisan, dan sebagai penerima pesan.

Keterampilan menulis tidak akan datang dengan sendirinya tanpa

dibarengai dengan latihan dan praktek secara teratur.

Menurut Alwi, dkk dalam KBBI ( Kamus Besar Bahasa

Indonesia) Narasi adalah 1. pengisahan suatu cerita atau kejadian; 2.

sastra cerita atau deskripsi suatu kejadian atau peristiwa, kisah; 3.

tema suatu karya seni; menyajikan sebuah kejadian yang disusun

berdasarkan urutan waktu (Alwi, dkk, 2003 : 774). Untuk menyajikan

suatu analisis proses, dapat pula digunakan tehnik narasi.

12

Page 13: Proposal Kholid

Narasi merupakan suatu bentuk wacana yang berusaha

mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa sehingga nampak seolah-

olah pembaca melihat atau mengalami sendiri peristiwa itu. Sebab itu

unsur yang paling penting pada sebuah narasai adalah unsur perbuatan

atau tindakan tetapi kalau narasi hanya menyampaikan kepada

pembaca suatu kejadian atau peristiwa, maka tampak bahwa narasi

akan sulit dibedakan dari deskripsi. Sebab itu, mesti ada unsur lain

yang harus diperhitungkan, yaitu unsur waktu. Dengan demikian

pengertian narasi itu mencangkup dua unsur dasar, yaitu perbuatan

atau tindakan yang terjadi dalam suatu rangkaian waktu.

Berdasarkan uraian di atas narasi dapat dibatasi sebagai suatu

bentuk wacana yang sasaran utamanya adalah tindak-tanduk yang

dijalin dan dirangkaikan menjadi sebuah peristiwa yang terjadi dalam

suatu kesatuan waktu, atau dapat juga dirumuskan dengan kata lain.

Narasi adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam sebuah

tulisan yang rangkaian peristiwa dari waktu ke waktu dijabarkan

dengan urutan awal, tengah, dan akhir (Keraf , 2000 : 133).

Narasi adalah cerita. Cerita ini didasarkan pada urutan-urutan

(suatu rangkainan) kejadian atau peristiwa. Di dalam kejadian itu ada

tokoh (atau beberapa tokoh), dan tokoh ini mengalami atau

menghadapi suatu (atau serangkaian) konfluk atau tikaian. Narasi

dibangun oleh sebuah alur cerita. Alur ini tidak akan menarik jika

tidak ada konfiks. Selain alur cerita, konfiks dan susunan kronlogis,

13

Page 14: Proposal Kholid

ciri-ciri narasi lebih lengkap lagi diungkapkan oleh Atar Semi

(2003:31) sebagai berikut:

Berupa cerita tentang peristiwa atau pengaalaman penulis.

Kejadian atau peristiwa yang disampaikan berupa peristiwa

yang benar-benar terjadi, dapat berupa semata-mata imajinasi

atau gabungan keduanya.

Berdasarkan konfiks, karena tanpa konfiks biasanya narasi tidak

menarik.

Memiliki nilai estetika.

Menekankan susunan secara kronologis.

Menurut ( wijaya, 2001 : 181) narasi adalah menceritakan

suatu peristiwa atau kejadian sedemikian rupa sehingga pembaca

seolah-olah mengalami sendiri kejadian yang diceritakan itu. Narasi

merupakan satu bentuk pengembangan karangan atau tulisan yang

bersifat mensejarahkan sesuatu berdasarkan perkembangan dari waktu

ke waktu.

Selanjutnya (Nurdin, 2002), narasi adalah bentuk wacana

yang berusaha menyajikan objek atau suatu hal sedemikian rupa

sehingga peristiwa itu seolah-olah dialami sendiri oleh pembaca.

Narasi bertujuan menyajikan suatu peristiwa pada pembaca,

mengisahkan apa yang terjadi dan bagaimana kejadian itu berlansung,

sedangkan Akhadiah (1997 : 73) mengemukakan Narasi adalah bentuk

karangan atau wacana yang mengisahkan atau mencerita suatu

perisriwa atau kejadian dalan suatu rangkaian waktu. Dengan

14

Page 15: Proposal Kholid

mengisahkan peristiwa ini penulis berharap dapat membawa pembaca

kepada suatu suasana yang merangkaikan seperti menyaksikan atau

mengalami sendiri peristiwa itu. Selanjutnya ahli lain juga

menjelaskan narasi adalah paragraf yang menyajikan suatu cerita atau

peristiwa yang disusun berdasarkan urutan peristiwa tersebut dan

waktu peristiwa tersebut (Utomo : 2006).

a. Jenis-Jenis Narasi

Secara garis besar narasi dibagi menjadi dua jenis, yakni narasi

ekspositoris dan narasi sugestif. Di samping itu juga ada bentuk

khusus narasi seperti autobiografi, anekdot, insiden, sketsa,dan

profil. Berikut ini jenis-jenis narasi yang dimaksud, khususnya

narasi ekspositoris dan narasi sugestif.

1. Narasi Ekspositoris

Menurut (Keraf, 2000:136) Narasi ekspositorik adalah

narasi yang memiliki sasaran penyampaian informasi secara

tepat tentang suatu peristiwa dengan tujuan memperluas

pengetahuan orang tentang kisah seseorang. Dalam narasi

ekspositorik, penulis menceritakan suatu peristiwa berdasarkan

data yang sebenarnya. Pelaku yang ditonjolkan biasanya, satu

orang. Pelaku diceritakan mulai dari kecil sampai saat ini atau

sampai terakhir dalam kehidupannya. Karangan narasi ini

diwarnai oleh eksposisi, maka ketentuan eksposisi juga berlaku

pada penulisan narasi ekspositorik. Ketentuan ini berkaitan

15

Page 16: Proposal Kholid

dengan penggunaan bahasa yang logis, berdasarkan fakta yang

ada, tidak memasukan unsursugestif atau bersifat objektif.

Sebagai sebuah bentuk narasi, narasi ekspositoris

mempersoalkan tahap-tahap kejadian, rangkaian-rangkaian

perbuatan kepada para pembaca atau pendengar. Runtun

kejadian atau peristiwa yang disajikan itu dimaksudkan untuk

menyampaikan informasi, untuk memperluas pengetahuan dan

pengertian pembaca, tidak peduli apakah disampaikan secara

tertulis atau secara lisan.

Narasi ekspositoris dapat bersifat khas atau khusus dan

dapat pula bersifat generalisasi. Narasi ekspositoris yang

bersifat generalisasi adalah narasi yang menyampaikan proses

umum, yang dapat dilakukan oleh siapa saja, dan dapat pula

dilakukan secara berulang-ulang. Dengan melaksanakan tipe

kejadian berulang-ulang, maka seseorang mendapat kemahiran

yang tinggi mengenai hal itu. Narasi yang bersifat khusus

adalah narasi yang berusaha menceritakan suatu peristiwa yang

khas, yang hanya terjadi satu kali. Peristiwa yang khas adalah

peristiwa yang tak dapat diulang kembali, karena ia merupakan

pengalaman atau kejadian pada suatu waktu tertentu saja,

misalnya pengalaman seorang gadis yang pertama kali

menerima curahan kasih sayang dari seorang pria idamannya.

16

Page 17: Proposal Kholid

2. Narasi Sugestif.

Narasi sugestif juga pertama-tama bertalian dengan

tindakan atau perbuatan yang dirangkaikan dalam suatu

kejadian atau peristiwa. Seluruh rangkaian kejadian itu

berlansung dalam suatu kesatuan waktu. Tetapi tujuan atau

sasaran utamanya bukan memperluas pengetahuan seseorang,

tetapi berusaha memberi makna atas peristiwa atau kejadian itu

sebagai suatu pengalaman. Karena sasarannya adalah makna

peristiwa atau kejadian itu, maka narasi sugestif selalu

melibatkan daya khayal (imajinasi).

Narasi sugestif merupakan suatu rangkaian peristiwa yang

disajikan sekian macam sehingga merangsang daya khayal

para pembaca. Pembaca menarik suatu makna baru di luar apa

yang diucapkan secara eksplisit. Sesuatu yang eksplisit adalah

sesuatu yang tersurat mengenai objek atau subjek yang

bergerak dan bertindak, sedangkan makna yang baru adalah

sesuatu yang tersirat. Makna yang baru akan muda dipahami

sesudah narasi itu selesai di baca, karena ia tersirat dalam

seluruh narasi itu.

Dengan demikian narasi tidak bercerita atau memberikan

komentar mengenai sebuah cerita, tetapi ia justru mengisahkan

suatu cerita atau kisah. Seluruh kejadian yang disiapkan

pembaca kepada suatu perasaan tertentu untuk menghadapi

peristiwa yang berada didepan matanya. Narasi menyediakan

17

Page 18: Proposal Kholid

kematangan mental. Kesiapan mental itulah yang melibatkan

para pembaca bersama perasaannya, bahkan melibatkan para

pembaca bersama perasaannya, bahkan melibatkan simpati

atau antipati mereka kepada kejadian itu sendiri. Inilah makna

yang dikatakan tadi, makna yang tersirat dalam seluruh

rangkaian kejadian itu.

Jadi narasi ekspositoris (non fiksi) adalah narasi yang

mengisahkan peristiwa faktual atau sesuatu yang ada dan

benar-benar terjadi, sedang narasi sugestif (fiksi) yaitu narasi

yang mengisahkan peristiwa imajinatif.

7. Kerangka Berfikir

Seperti yang telah dijelaskan pada konsep dasar bahwa Narasi adalah

salah satu jenis pengembangan paragraf dalam sebuah tulisan yang rangkaian

peristiwa dari waktu ke waktu dijabarkan dengan urutan awal, tengah, dan

akhir (Keraf , 2000 : 133). Narasi adalah bentuk wacana yang berusaha

menyajikan suatu objek atau suatu hal yang sedemikian rupa sehingga

peristiwa itu seolah-olah dialami sendiri oleh pembaca. Narasi bertujuan

menyajikan suatu peristiwa kepada pembaca.

Pendapat inilah peneliti pilih sebagai konsep dalam penelitian ini.

Karena selama ini narasi disajikan dalam bentuk menulis, maka sekarang

peneliti mencoba untuk menyajikan dalam bentuk cerita artinya suatu

peristiwa atau kejadian itu secara langsung disaksikan, dilihat kemudian

dipaparkan sesuai dengan kenyataan yang dilihatnya pada waktu itu juga tanpa

didahului oleh perantara dalam bentuk cerita.

18

Page 19: Proposal Kholid

8. Hepotesis

Untuk mengarahkan proses penelitian ini, maka hipotesis yang

diajukan oleh peneliti adalah sebagai berikut : ada pengaruh yang signifikan

penggunaan metode strata (simulasi rekaan alam) terhadap peningkatan

kemampuan menulis narasi peserta didik kelas VIII semester genap tahun

pelajaran 2011/2012 pada SMP Negeri 2 Gangga”.

9. Metode Penelitian

a. Pendekatan Penelitian

Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif mencakup setiap jenis

penelitian yang didasarkan atas perhitungan prosentase, rata-rata, ci

kuadrat dan perhitungan statistik lainnya (Moleong, 2004:2). Selanjutnya

penelitian kuantitatif menekankan pengukuran dan analisis hubungan

kaosalitas antara variable bukan menekankan untuk melihat proses (Agus

Salim, 2001 : 11).

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode

penelitian kuantitatif merupakan teknik penelitian yang didasarkan atas

perhitungan prosentase rata-rata chi kuadrat dan perhitungan statistik

lainnya dengan menekankan analisis kaosalitas antara variable. Jadi

penelitian kuantitatif merupakan prosedur yang sudah baku (mengikut

aturan yang berlaku) untuk melakukan suatu pendekatan guna

mendapatkan jawaban pemecahan masalah secara tepat dan benar.

Dengan menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif peneliti

dapat memusatkan perhatiannya pada masalah yang sedang dihadapi untuk

19

Page 20: Proposal Kholid

mendapatkan data yang sebenarnya. Adapun dalam penelitian ini peneliti

mengunakan pendekatan penelitian eksperimen. Di dalam penelitian

eksperimen terdapat dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol. Kedua kelompok tersebut sedapat mungkin sama

(homogen) atau mendekati sama karakteristiknya.

Pada kelompok eksperimen diberikan pengaruh atau treatmen

tertentu sedangkan kelompok kontrol tidak diberikan (Riyanto, 2001 : 36).

Penelitian ini bertujuan untuk mencari pengaruh dua vareabel yang saling

berkorelasi.

10. Populasi dan Penelitian

a) Populasi

Dalam buku Metodologi Penelitian dijelaskan bahwa “Populasi

adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya

(Sugiyono, 2003 : 90).

Sedangkan Suharsimi Arikunto mengemukakan “Populasi

adalah keseluruhan objek penelitian” (2002 : 108).

Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa populasi

adalah individu-individu yang dikenai penelitian. Berdasarkan

pendapat ahli yang disebutkan di atas, maka yang menjadi populasi

dalam penelitian ini adalah peserta didik SMP Negeri 2 Gangga

Kecamatan Gangga Tahun Ajaran 2011/2012.

20

Page 21: Proposal Kholid

Untuk lebih jelasnya mengenai keadaan populasi dalam

penelitian ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 01 : Keadaan populasi peserta didik SMP Negeri 2 Gangga Kecamatan Gangga

Tahun pembelajaran 2011/2012.

Kelas Jumlah Peserta didik

VIII A 40

VIII B 40

Jumlah 80

b) Sampel Penelitian

Dalam penelitian ini, subjek yang dikenai penelitian biasanya

dilakukan terhadap sampel. Sampel merupakan bagian dari populasi.

Sehubungan dengan hal itu, seorang ahli mengemukakan bahwa

sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Suharsimi

Arikunto, 1998 : 117). Ahli lain juga berpendapat bahwa “Sampel

adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut” (Sugiyono, 2003:91).

Sedangkan IB. Netra mengemukakan bahwa “Metode sampling

adalah suatu cara pengambilan subyek penelitian, dimana subyek yang

akan diteliti itu terdiri dari jumlah individu sebagai wakil atau diwakili

oleh sejumlah yang lebih kecil. Jumlah yang lebih kecil itu disebut

sampel. Dari ketiga pendapat itu dapat di simpulkan bahwa sampel

adalah sejumlah individu yang merupakan bagian dari populasi

Dalam penelitian ini akan diambil sampel peserta didik kelas

VIII Semester ganjil SMP Negeri 2 Gangga Kabupaten Lombok Utara

tahun pembelajaran 2011/2012. Teknik penentuan sampel dalam

21

Page 22: Proposal Kholid

penelitian ini menggunakan kelas Experimen yaitu kelas II/a

sedangkan kelas kontrolnya menggunakan kelas II/b.

Subjek atau sampel penelitian ini sudah jelas yaitu peserta didik

kelas VIII (dua) semester ganjil tahun pembelajaran 2011/2012 SMP

Negeri 2 Gangga. Dimana peserta didik kelas VIIIA peneliti jadikan

kelompok I yaitu sebagai kelas eksperimen dan kelas IIB peneliti

jadikan kelompok II sebagai kelas kontrol atau pembanding. Untuk

lebih jelasnya mengenai sampel penelitian ini peneliti menyajikannya

pada tabel dibawah ini :

Tabel 02 : Keadaan sampel peserta didik SMP Negeri 2 Gangga Tahun pembelajaran 2011/2012.

Kelas Kelompok/Sampel

Keterangan Perlakuan

VIIIA I /40 Dengan menggunakan pendekatan variasi objek langsung

VIIIB II / 40Tidak menggunakan pendekatan variasi objek langsung

Jumlah 80

11. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang

diteliti. Dengan demikian jumlah instrumen yang akan digunakan untuk

penelitian akan tergantung pada jumlah variabel yang diteliti. Karena pada

prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur

yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya disebut instrumen penelitian.

Jadi instrumen penelitian adalah suatu alat ukur yang dilakukan untuk

mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2006 :

148).

22

Page 23: Proposal Kholid

Menurut Suharsimi instrumen adalah alat pada waktu peneliti

menggunakan sesuatu metode (1998 : 137). Instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini berupa tes. Margono mengemukakan tes adalah seperangkat

rangsangan (stimuli) yang diberikan pada seseorang dengan maksud untuk

mendapat jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan skor angka

(1978 : 170). Sedangkan Suharsimi menjelaskan tes adalah serangkaian

pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur

keterampilan, pengetahuan, intelengensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki

oleh individu atau kelompok (1998 : 139). Tes adalah alat pengukuran berupa

pertanyaan, perintah, dan petunjuk yang ditujukan kepada testee untuk

mendapatkan respon sesuai dengan petunjuk itu (Thoha, 2003 : 43).

Jadi tes adalah merupakan suatu cara untuk mendapatkan data yang

berbentuk tugas berupa perintah atau pertanyaan-pertanyaan yang dapat

diberikan kepada sekelompok anak dan jawaban dari anak tersebut merupakan

nilai tes yang digunakan biasanya berupa tes essay dalam bentuk uraian

terbatas dan pedoman observasi untuk pengamatan pembelajaran.

Tes tersebut disusun dengan tujuan agar peserta didik mampu

membedakan penggunaan menulis narasi dengan variasi objek lansung. Tes

kemampuan menulis narasi dalam bentuk mengarang minimal empat paragraf

dengan tema yang bervariasi. Adapun aspek-aspek yang dinilai adalah :

1. Ketepatan diksi.

2. Kesesuaian tanda baca.

3. Ketepatan penanda kohesi dan koherensi.

4. Kejelasan gagasan utama dan gagasan penjelas.

5. Kelengkapan paragraf.

23

Page 24: Proposal Kholid

a. Uji Validitas

Validitas adalah ketepatan alat ukur dengan apa yang hendak

diukur (Sutrisno Hadi, 1991 : 31). Untuk mengetahui validitas butir

kuisioner digunakan kolerasi product moment dengan rumus angka kasar,

yaitu sebagai berikut :

r xy =N ∑ XY − (∑ X ) (∑Y )

√{N ∑ X2 − (∑ X )2}{N ∑ Y 2 − (∑Y )2}

Keterangan :

r xy = Koofesien Korelasi (antara variabel x dan variabel y)

∑ xy = Jumlah Perkalian antara x dengan y

x2= Kuadrat dari x

y2= Kuadrat dari y

N = Jumlah Peserta Tes

x = Kriteria

y = Yang dicari nilainya (Suharsimi, 1998 : 162).

Apabila rhitung dinyatakan lebih besar (>) atau sama dengan rtabel

maka butir tersebut dinyatakan valid dan sebaliknya apabila rhitung lebih

kecil (<) dari rtabel , maka butir kuesioner tersebut dinyatakan tidak valid.

Dengan taraf signifikan yang diambil peneliti yaitu 5%.

b. Uji Reliabilitas

Menurut Suharsimi (2002) Reliabilitas menunjuk pada suatu

pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk

24

Page 25: Proposal Kholid

digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah

baik. Artinya kapanpun suatu kuesioner itu digunakan akan memberikan

hasil yang sama. Untuk menghitung reliabilitas kuesioner digunakan

rumus Alpha, yaitu sebagai berikut :

rn = ( k

k−1 )(1− Σ SiSt )

Keterangan:

Rn : Nilai reliabilitas angket

Σ Si : Jumlah Varians skor tiap-tiap item

St : Varians total

k : Jumlah item (Suharsimi, 2002)

Untuk membuktikan Reliabel atau tidak Reliabelnya kuesioner

maka nilai rhitung harus lebih besar (>) atau sama dengan rtabel maka butir

tersebut dapat dinyatakan Reliabel, dan begitu juga sebaliknya apabila

rhitung lebih kecil (<) dari rtabel maka butir tersebut dinyatakan tidak

Reliabel. Dengan taraf signifikan yang diambil peneliti yaitu 5%.

Adapun rumus mencari varians total dan varians skor untuk tiap-

tiap butir kuesioner adalah:

Si=

Σx12 (Σx1

2 )NN

Keterangan:

Si : Variands skor tiap-tiap item x1

( Σx 12) : Jumlah item x1 dikuadratkan

Σx 12: Jumlah kuadrat item

N : Jumlah responden ( Sutrisno Hadi, 2004 )

25

Page 26: Proposal Kholid

12. Metode Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini adalah kemampuan menulis narasi peserta

didik terhadap mata pelajaran Bahasa Indonesia pada pokok bahasan penulisan

paragraf. Untuk mendapatkan data kemampuan menulis narasi peserta didik,

maka alat pengumpul data yang digunakan yaitu yaitu :

1. Menggunakan Tes

Data yang diungkap dalam penelitian dapat menjadi tiga jenis

yaitu: fakta, pendapat, dan kemampuan. Untuk mengukur ada atau

tidaknya serta besarnya kemampuan obyek yang kita teliti dalam

kemampuan menulis narasi terhadap mata pelajaran Bahasa Indonesia

pada pokok bahasan penulisan paragrap dengan menggunakan tes sebagai

alat ukurnya. Tes yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu tes yang dibuat

oleh guru.

2. Pedoman Obsevasi

Di samping menggunakan tes sebagai instrumen pengumpulan

data, maka pada penelitian ini peneliti juga menggunakan pedoman

observasi untuk mengetahui pengamatan pembelajaran, identitas serta

kesulitan anak.

13. Tehnik Analisis Data

Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai data dari masing-

masing variabel serta untuk menguji hipotesis penelitian, terlebih dahulu

dilakukan analisis data. Pada bagian ini akan dibahas berturut-turut mengenai :

26

Page 27: Proposal Kholid

(1). Teknik Deskripsi Data, (2). Teknik Uji Persyaratan Analisis, dan (3).

Teknik Uji Hipotesis.

a. Teknik Deskripsi Data

Data yang diperoleh dideskripsikan dengan menggunakan statistik

deskriptif, statistik deskriftif ini meliputi penentuan skor maksimal ideal

(Mi) dan standar deviasi ideal (SDi). Untuk menentukan harga Mi dan SDi

adalah dapat digunakan rumus sebagai berikut :

Mi =

12 (skor maksimal ideal + skor minimal ideal).

SDi =

16 (skor maksimal ideal – skor minimal ideal)

(Dantes, 1983 : 78).

Berdasarkan harga Mi dan SDi maka dibuat tabel konversi untuk

pengkategorian masing-masing variabel sebagai berikut :

Mi + SDi sampai Mi + 3 SDi = tinggi

Mi – 1 SDi sampai < Mi + 1 Sdi = sedang

Mi – 3 3 SDi sampai < Mi -1 SDi = rendah

(Wayan Nurkencana dan PPN. Sumartana, 1986 : 90).

b. Teknik Uji Persyaratan Analisis

Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah

analisis statistik parametrik. Teknik ini dipilih didasarkan atas tujuan

tersebut, maka teknik yang paling tepat digunakan adalah teknik analisis

pragmentaris korelasi sederhana. Sesuai dengan teknik analisis yang

dipilih tentu saja diimbangi dengan persyaratan analisis yang harus

27

Page 28: Proposal Kholid

dipenuhi. Maka persyaratan analisis yang paling penting untuk dipenuhi

adalah persyaratan linieritas di samping uji normalitas data.

c. Teknik Uji Hipotesa

Setelah peneliti mengadakan penelahan yang mendalam terhadap

berbagai sumber untuk menentukan anggapan dasar, maka langkah

berikutnya adalah merumuskan hipotesa. Hipotesa dapat diartikan sebagai

suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian,

sampai terbukti melalui data yang terkumpul.

Hipotesa merupakan prediksi mengenai kemungkinan hasil dari

suatu penelitian (Fraenkel dan Wallen dalam Yatim Riyanto, 2002 : 16).

Atas dasar pendapat di atas, hipotesa yang diajukan masih perlu diuji

kebenarannya. Hipotesa yang dimaksud dalam penelitian ini berbentuk

alternativ yang terdiri dari hipotesa mayor dan hipotesa minor. Sesuai

dengan teknik analisis yang digunakan seperti disebutkan di atas, maka

hipotesis alternative (Ha) diubah menjadi hipotesis nihil (Ho).

(Ha). Ada pengaruh yang positif dan signifikan tehadap pengaruh

pendekatan variasi objek lansung terhadap kemampuan menulis

narasi peserta didik kelas VIII semester ganjil tahun

pembelajaran 2011/2012 SMP Negeri 2 Gangga.

(Ho). Tidak ada pengaruh yang positif dan signifikan antara

pendekatan variasi objek langsung terhadap kemampuan

menulis narasi peserta didik kelas VIII semester ganjil tahun

pembelajaran 2011/2012 SMP Negeri 2 Gangga.

28

Page 29: Proposal Kholid

Untuk keperluan pengujian hipotesa digunakan teknik uji-t (t-tes).

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang positif dan

signifikan tentang pendekatan variasi objek langsung terhadap

kemampuan menulis narasi.

t =

M X − MY

√( Σ x2 + Σ y2

N X + N Y−2 ) ( 1N X

+ 1NY )

Dengan keterangan

M = Nilai rata-rata hasil per kelompok

N = Banyak subyek

X = Deviasi setiap nilai x2 dan x1

Y = Deviasi setiap nilai dari mean Y1

(Suharsimi Arikunto, 2002 : 281).

1. Tolak Ho, apabila t hitung > t table pada taraf uji 95 % dan derajat

kebebasan (dk = n1 + n2 -2). Dan sebaliknya apabila t hitung < t table

maka Ho diterima pada taraf uji yang sama.

2. Ho di tolak artinya tidak ada perbedaan yang signifikan dan

menerima Ho artinya ada perbedaan yang signifikan

Ho di tolak artinya terdapat perbedaan yang signifikan dan menerima Ho

artinya tida terdapat perbedaan yang signifikan

14. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat dilakuakannya penelitian ini adalah SMP Negeri 2 Gangga

Kecamatan Gangga Kabupaten Lombok Utara.

29

Page 30: Proposal Kholid

Waktu Penelitian, Penelitian ini direncanakan kurang lebih 3 (tiga

bulan) terhitung mulai ditandatanganinya kontrak bimbingan skripsi dengan

perincian sebagai berikut :

1) Mempersiapkan Penelitian

Membuat draf wawancara, mencari narasumber mengurus izin penelitian,

konsultasi dan sebagainya selama dua minggu.

2) Pengumpulan Data

Penentuan informan, wawancara, mencari dokumen-dokumen selama

dua minggu.

3) Pengolahan Data Dan Analisisnya

Pengumpulan dan pengklasifikasian data yang jelas diperoleh serta

menganalisis dan menginterpretasikan data dilakukan selama empat

minggu.

4) Penulisan Laporan Hasil Penelitian Dan Finalisis

Rekonstruksi dan hasil penelitian dengan bentuk komputer dan alat Bantu

lainnya yang relevan, ini dilakukan kurang lebih selama empat minggu.

15. Rincian Anggaran

NO

KEGIATAN Biaya

1 Persiapan Rp. 200.0002 Penyusunan Proposal Rp. 500.0003 Konsultasi Proposal Rp. 500.0004 Perizinan Rp. 100.0005 Penyusunan Skripsi Rp. 600.0006 Konsultasi Skripsi Rp. 600.0007 Seminar Rp. 100.000

30

Page 31: Proposal Kholid

Jumlah Rp. 2.600.000

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, Sabarti, dkk. 1997. Menulis I Modul 1-6. Jakarta : Depdikbud.

Alwi, Hasan, dkk. 2003. Kamus Besar Bahas Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Arikunto, Suharsimi, 2002, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek (Edisi Revisi V). Jakarta : Rineka Cipta

Chaer, Abdul. 1997. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta : Reneke Cipta.

___________. 2001. Komposisi Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Jakarta : Nusa Indah.

Margono, S. 1997. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Reneke Cipta.

Martha, Nengah 1983. Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia. Singaraja : FKIP UNUD.

Parera, Jos Daniel. 2000. Keberbahasaan dan Kepenulisan Bahasa Indonesia. Jakarta : Depdiknas.

Riyanto, Yatim. 2001. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya : SIC.

Suriamiharjo, Agus, dkk. 1996. Petunjuk Praktis Menulis. Jakarta : Depdikbud.

Sugiyono, 2003, Metode Penelitian. Surabaya : Usaha Nasional

Thoha, M, Chatib. 2003. Tehnik Evaluasi pendidikan. Jakarta : Raja Grapindo Persada.

Utomo, Widodo. 2006. Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

31

Page 32: Proposal Kholid

Wibowo, Wahyu. 2005. Enam langkah jitu Agar Tulisan Anda makin Hidup dan Enak Dibaca. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Wijaya, Marlina, dkk. 2002. Intisari Tata Bahasa Indonesia. Bandung : Pustaka Setia

32