Top Banner
PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS), PRICE EARNING RATIO (PER), DAN DEBT TO EQUITY RATIO (DER) TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2007-2009 Oleh: Ahmad Nizar Yogatama 07610011
49

Proposal Keuangan Bu Siti_analisis Rasio_perlu Diedit Lagi

Jun 19, 2015

Download

Documents

ahmadnizar
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Proposal Keuangan Bu Siti_analisis Rasio_perlu Diedit Lagi

PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS), PRICE EARNING

RATIO (PER), DAN DEBT TO EQUITY RATIO (DER) TERHADAP

RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN

MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

(BEI) TAHUN 2007-2009

Oleh:

Ahmad Nizar Yogatama

07610011

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Page 2: Proposal Keuangan Bu Siti_analisis Rasio_perlu Diedit Lagi

2010

PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS), PRICE EARNING

RATIO (PER), DAN DEBT TO EQUITY RATIO (DER) TERHADAP

RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN

MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

(BEI) TAHUN 2007-2009

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang mempunyai

tingkat pertumbuhan penduduk terbesar kedua di dunia. Dengan jumlah penduduk

yang sangat fantastis seperti ini, tentunya akan sangat banyak memerlukan

perhatian ekstra dari pihak yang berkuasa, dalam hal ini pemerintah demi

meningkatkan kesejahteraan hidup rakyatnya dengan cara mengurangi

kemiskinan.

Manusia pada umumnya, dalam kehidupan pasti mempunyai banyak

sekali kebutuhan dalam hidupnya. Kebutuhan-kebutuhan hidup itupun masih

dibagi lagi menjadi beberapa sub-kebutuhan. Diantara banyaknya kebutuhan

hidup masyarakat tersebut, kebutuhan pokok merupakan kunci dari terciptanya

kehidupan yang adil dan makmur, maka tidak heran Apabila bisnis yang bergerak

di kebutuhan primer atau kebutuhan pokok akan selalu berjaya di banyak kondisi

ekonomi apapun.

Page 3: Proposal Keuangan Bu Siti_analisis Rasio_perlu Diedit Lagi

Industri yang bergerak di penyediaan barang-barang pokok atau primer

bagi masyarakat sangat banyak sekali jenisnya. Industri ini dinamakan industri

manufaktur. Industri manufaktur mempunyai banyak pula sub-industri

Diantaranya industri makanan dan minuman, tekstill, rokok, garmen dan sepatu,

kertas, bahan kimia, semen, otomotif, dan lain sebagainya.

Di era perkembangan ekonomi yang makin pesat seperti saat ini, industri

manufaktur juga berkembang dengan sangat cepat pula seiiring konsumen yang

semakin banyak dengan indicator adalah jumlah penduduk yang banyak, maka

kebutuhan masyarakat akan kebutuhan primer juga akan meningkat pastinya.

Tidak hanya itu saja, kebutuhan primer ini juga terkadang beragam pula jenisnya

karena walaupun secara umum di Indonesia saja, beras bukanlah satu-satunya

kebutuhan makanan pokok.

Perkembangan pesat ini, membuat industri sebesar manufaktur pun

kewalahan dalam menyediakan kebutuhan primer ini. Seiring perkembangan

teknologi pula, maka industri manufaktur khususnya dalam bidang makanan dan

minuman dapat menarik modal dari masyarakat dalam bentuk efek atau surat

berharga yang didalam surat berharga tersebut ada yang disebut dengan nama

saham.

Pihak-pihak yang telah berpartisipasi dalam meminjamkan modalnya

kepada perusahaan-perusahaan di bidang makanan dan minuman melalui bursa

Page 4: Proposal Keuangan Bu Siti_analisis Rasio_perlu Diedit Lagi

efek dinamakan sebagai investor. Para investor, secara umum tentu tidak ingin

mengalami kerugian setelah menanamkan modalnya pada suatu perusahaan.

Dengan latar belakang seperti itu, maka investor tentu akan mempunyai begitu

banyak pertimbangan ketika akan menanamkan modalnya. Salah satu indicator

penting bagi investor sebelum menanamkan modalnya adalah seberapa besar

return saham yang akan diterimanya di kemudian hari.

Return saham tentu sangat mempunyai peran yang penting, karena pada

dasarnya investor dalam mengambil setiap keputusan investasi adalah berusaha

untuk meminimalisir risiko yang timbul, baik risiko yang bersifat jangka pendek

maupun risiko yang bersifat jangka panjang. Setiap perubahan berbagai kondisi

mikro dan makro ekonomi akan turut mendorong terbentuknya berbagai kondisi

yang mengharuskan seseorang investor memutuskan apa yang harus dilakukan

dan strategi apa yang harus dilakukan agar ia tetap memperoleh return yang

diharapkan.

Sebelum memikirkan seberapa besar return yang akan diterima, ada

baiknya sebagai investor terlebih dahulu memilih perusahaan mana yang pantas

dijadikan sasaran penanaman modal bagi seorang investor. Dalam menilai sebuah

perusahaan, ada beberapa cara yang bisa dilakukan. Salah satu cara yang paling

umum digunakan adalah dengan melakukan analisis rasio, yang didasarkan pada

data time series analysis.

Page 5: Proposal Keuangan Bu Siti_analisis Rasio_perlu Diedit Lagi

Rasio-rasio yang digunakan dalam menilai kinerja keuangan perusahaan

ini secara umum terdiri dari lima jenis rasio dengan fungsi masing-masing. Yang

sangat umum digunakan oleh investor sebagai dasar sebelum melakukan investasi

adalah rasio likuiditas, dimana rasio ini menilai bagaimana suatu perusahaan dapat

memenuhi kewajiban jangka pendeknya, dan saham termasuk dalam kewajiban

jangka pendek tersebut.

Perlu diketahui, bahwa perusahaan dalam melakukan kegiatan bisnis tidak

pernah selamanya mulus, maka suatu perusahaan tersebut akan juga memerlukan

dana yang lebih besar dan memerlukan waktu yang lebih lama dalam waktu

pengembaliannya. Kewajiban jangka panjang adalah kewajiban lain yang harus

dipenuhi oleh perusahaan dalam menghapus atau mengurangi hutang-hutangnya.

Rasio yang digunakan dalam mengukur, bagaimana suatu perusahaan

memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjangnya adalah denagan

menggunakan rasio leverage atau rasio solvabilitas. Secara umum rasio

solvabilitas ini mengukur bagaimana perusahaan memenuhi kewajiban jangka

panjangnya. Setiap perusahaan yang tidak solvable adalah perusahaan yang total

hutangnya lebih besar dibandingkan dengan total asetnya.

Dengan mengantisipasi perusahaan yang memiliki total hutang lebih

banyak dari total asetnya, maka perusahaan tersebut mempunyai risiko yang

sangat besar ketika seorang investor akan menanamkan modalnya, karena

Page 6: Proposal Keuangan Bu Siti_analisis Rasio_perlu Diedit Lagi

kemungkinan terburuk ketika perusahaan tersebut tiba-tiba jatuh bangkrut, maka

selaku pemegang saham yang bertindak juga sebagai pemilik akan terkenan

dampak yang sangat besar pula, tentunya semua investor tidak menginginkan hal

ini, maka dengan hal ini analisis rasio solvabilitas sangat penting dilakukan

khususnya pada debt to equity ratio untuk melihat seberapa besar hutang

perusahaan yang dapat dipertanggungjawabkan dengan total asset yang dimiliki

oleh perusahaan tersebut.

Selain rasio solvabilitas untuk mengetahui seberapa besar hutang

perusahaan, adapula rasio yang digunakan untuk melihat kondisi pasar. Hal ini

tidak kalah pentingnya, karena kondisi pasar sangat mempengaruhi nilai dari suatu

saham. Rasio nilai pasar yang paling difavoritkan oleh investor karena selain

mudah dihitung, juga sangat bagus dalam mengapresiasi kondisi pasar adalah

price earning ratio.

Price earning ratio (PER) menggambarkan apresiasi pasar terhadap

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Rasio ini melihat PER harga

saham relative terhadap earning-nya. Perusahaan yang diharapkan akan tumbuh

tinggi (mempunyai prospek baik) mempunyai PER yang tinggi, sebaliknya

perusahaan yang diharapkan mempunyai pertumbuhan rendah akan mempunyai

PER rendah.

Page 7: Proposal Keuangan Bu Siti_analisis Rasio_perlu Diedit Lagi

Dari segi investor, PER yang terlalu tinggi barangkali tidak menarik

karena harga saham barangkali tidak akan naik lagi, yang berarti kemungkinan

memperoleh capital gain akan lebih kecil. Rasio ini cukup berarti bagi investor,

karena deviden yield merupakan Bagian dari toal return yang akan diperoleh

investor. Bagian return yang lain adalah capital gain, yang diperoleh dari selisish

positif antara harga jual dan harga beli. Apabila selisish negative yang terjadi

adalah capital loss.

Selain price earning ratio dalam rasio nilai pasar, seorang investor juga

harus mempertimbangkan earning per share. Earning per share digunakan oleh

investor dalam mengkalkulasikan laba bersih yang diperoleh per lembar saham.

EPS dilakukan oleh investor untuk melihat gambaran profitabilitas perusahaan

yang tergambar pada setiap lembar saham. Semakin tinggi niali EPS tentu saja

menyebabkan semakin besar labadan kemungkinan peningkatan jumlah deviden

yang diterima pemegang saham.

Dalam analisa fundamental, cukup banyak analisa ratio-ratio yang

dipergunakan. Salah satu ratio yang paling favorit dipergunakan adalah ratio

harga dengan laba bersih (price earning ratio). PER menjadi favorit karena cukup

mudah dipahami oleh investor maupun calon investor. PER sangat mudah

dihitung. Dengan mengetahui harga di pasar dan laba bersih per saham, maka

investor bisa menghitung berapa PER saham tersebut.

Page 8: Proposal Keuangan Bu Siti_analisis Rasio_perlu Diedit Lagi

Semakin besar earning semakin rendah PER saham tersebut dan

sebaliknya. Namun perlu dipahami, karena investasi di saham lebih banyak terkait

dengan ekspektasi maka laba bersih yang dipakai dalam perhitungan biasanya

laba bersih proyeksi untuk tahun berjalan. Dengan begitu bisa dipahami jika

emiten berhasil membukukan laba besar, maka sahamnya akan diburu investor

karena proyeksi laba untuk tahun berjalan kemungkinan besar akan naik. 

Besaran PER akan berubah-ubah mengikuti perubahan harga di pasar dan

proyeksi laba bersih perseroan. Jika harga naik, proyeksi laba tetap, praktis PER

akan naik. Sebaliknya jika proyeksi laba naik, harga di pasar tidak bergerak maka

PER akan turun. PER kerap dijadikan indikator oleh investor untuk membuat

keputusan investasi di saham. Ada asumsi, semakin rendah PER berarti semakin

murah harga saham yang bersangkutan. Hal ini tidak jauh berbeda dengan debt to

equity ratio dan earning per share.

Dengan melakukan analisis rasio keuangan, investor banyak terbantu

dalam membuat keputusan investasi sebelum melakukan eksekusi. Adapun

dengan melihat hasil analisis rasio keuangan dapat diketahui pulA seberapa besar

kekuatan dan kelemahan yang dimiliki suatu perusahaan. Dari uraian diatas, maka

peneliti tertarik untuk mengambil judul “PENGARUH EARNING PER SHARE

(EPS), PRICE EARNING RATIO (PER), DAN DEBT TO EQUITY RATIO

(DER) TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MAKANAN

Page 9: Proposal Keuangan Bu Siti_analisis Rasio_perlu Diedit Lagi

DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

(BEI) 2007-2009”.

B. Rumusan Masalah

Perumuskan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah earning per share (EPS) berpengaruh terhadap return saham pada

perusahaan makanan dan minuman.

2. Apakah price earning ratio (PER) berpengaruh terhadap return saham pada

perusahaan makanan dan minuman.

3. Apakah equity ratio (DER) berpengaruh terhadap return saham pada

perusahaan makanan dan minuman.

4. Apakah earning per share (EPS), price earning ratio (PER), dan debt to

equity ratio (DER) berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan

makanan dan minuman.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk menguji secara empiris apakah earning per share (EPS) berpengaruh

terhadap return saham pada perusahaan makanan dan minuman.

Page 10: Proposal Keuangan Bu Siti_analisis Rasio_perlu Diedit Lagi

2. Untuk menguji secara empiris apakah price earning ratio (PER)

berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan makanan dan

minuman.

3. Untuk menguji secara empiris apakah debt to equity ratio (DER)

berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan makanan dan

minuman.

4. Untuk menguji secara empiris apakah earning per share (EPS), price

earning ratio (PER), dan debt to equity ratio (DER) berpengaruh terhadap

return saham pada perusahaan makanan dan minuman.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Dari segi akademik, penelitian ini diharapkan sebagai bahan masukan bagi

ilmu pengetahuan di bidang ekonomi khususnya tentang investasi saham pada

perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI dan dapat

menambah wawasan dan pengetahuan serta dapat digunakan sebagai pedoman

pustaka untuk penelitian lebih lanjut.

2. Dari segi praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan

masukan bagi investor dalam mempertimbangkan pengambilan keputusan

berkaitan dengan penanaman modal dalam saham, khususnya pada

perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI.

Page 11: Proposal Keuangan Bu Siti_analisis Rasio_perlu Diedit Lagi

E. Tinjauan Pustaka

1. Landasan Penelitian Terdahulu

Penelitian yang mengkaji tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap

return saham dengan menggunakan debt to equity ratio (DER), earning per

share (EPS), price earning ratio (PER) dan price to book value (PBV) oleh

Wahyu Wachid (2007), dengan memakai objek perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Jakarta pada tahun 2005, penelitian tersebut dilakukan

dengan menganalisis laporan keuangan tahunan perusahaan pada tahun 2005.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Wahyu Wachid dengan

menggunakan debt to equity ratio (DER), earning per share (EPS), price

earning ratio (PER) dan price to book value (PBV) pada perusahaan

manufaktur yang telah terdaftar di Bursa Efek Jakarta tahun 2005 adalah

secara simultas DER, PER, EPS dan PBV berpengaruh secara signifikan

terhadap return saham.

2. Landasan Teori

Return saham adalah apabila seseorang membeli suatu saham, berarti

ia mengorbankan konsumsinya pada masa kini dengan harapan bahwa ia

mampu mengkonsumsikan yang lebih banyak di masa yang akan datang.

Pengharapannya akan konsumsi yang lebih tinggi dimasa yang akan datang

didasarkan atas deviden yang ia harapkan akan diperoleh, dan berharap

kenaikan harga sahamnya di waktu yang akan datang (Husnan, 1994).

Page 12: Proposal Keuangan Bu Siti_analisis Rasio_perlu Diedit Lagi

Setiap investor mengharapkan return yang tinggi atas investasinya.

Return adalah pengembalian hasil atau laba atas suatu surat berharaga atau

investasi modal, besarnya dinyatakan dalam suatu tingkat presentase tahunan.

Dengan demikian, return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi.

Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi dimana dihitung

berdasarkan data histories dan return ekspektasi yang belum terjadi dan

diharapkan akan terjadi di masa datang (Jogiyanto, 2000).

Konsep risiko tidak terlepas kaitannya dengan return, karena investor

selalu mengharapkan tingkat return yang sesuai atas setiap risiko investasi

yang dihadapinya. Menurut Brigham et al. (1999:192), pengertian dari return

adalah “measure the financial performance of an investment”. Horne dan

Wachoviz (1998:26) mendefinisikan return sebagai “Return as benefit which

related with owner that includes cash dividend last year which is paid,

together with market cost appreciation or capital gain which is realization in

the end of the year”.

Menurut Jones (2000:124) “return is yield dan capital gain (loss)”.

Yield, yaitu cash flow yang dibayarkan secara periodik kepada pemegang

saham (dalam bentuk dividen). Capital gain (loss), yaitu selisih antara harga

saham pada saat pembelian dengan harga saham pada saat penjualan. Hal

tersebut diperkuat oleh Corrado dan Jordan (2000:5) yang menyatakan bahwa

”Return from investment security is cash flow and capital gain/loss”.

Page 13: Proposal Keuangan Bu Siti_analisis Rasio_perlu Diedit Lagi

Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan, dapat diambil

kesimpulan return saham adalah keuntungan yang diperoleh dari kepemilikan

saham investor atas investasi yang dilakukannya, yang terdiri dari dividen dan

capital gain/loss. Dividen merupakan keuntungan perusahaan yang dibagikan

kepada pemegang saham dalam suatu periodik tertentu.

Capital gain/loss dalam suatu periode merupakan selisih antara harga

saham semula (awal periode dengan harganya di akhir periode). Bila harga

saham pada akhir periode lebih tinggi dari harga awalnya, maka dikatakan

investor memperoleh capital gain, sedangkan bila yang terjadi sebaliknya

maka investor dikatakan memperoleh capital loss.

Alokasi modal yang efisien merupakan salah satu kegiatan yang sangat

penting dalam melakukan suatu investasi (Rangkuti, 2001:204). Tindakan ini

berkaitan dengan kemampuan perusahaan terhadap bisnis yang digelutinya

dalam jangka panjang.

Masalah yang sering dihadapi para investor adalah bagaimana

meningkatkan return yang diperoleh dan memperkecil risiko yang akan

dihadapi, terutama dalam kondisi ekonomi yang sangat tidak menentu. Maka

sebelum melakukan investasi perlu dicari faktor-faktor apa yang

mempengaruhi return yang diterima yaitu dengan cara menganalisis dan

mengevaluasi kinerja perusahaan.

Analisis kinerja perusahaan antara lain dapat diamati melalui

serangkaian analisis terhadap laporan keuangan (Rangkuti, 2001:108). Hasil

Page 14: Proposal Keuangan Bu Siti_analisis Rasio_perlu Diedit Lagi

analisis terhadap perusahaan bisa memberikan gambaran tentang nilai

perusahaan tersebut, karakteristik internalnya, kualitas perusahaan dan kinerja

manajemennya, serta tentu saja prospek perusahaan dimasa datang

(Tandelilin, 2001:231).

Return saham adalah keuntungan yang dinikmati investor atas

investasi saham yang dilakukannya. Return tersebut memiliki dua komponen

yaitu current income dan capital gain (Wahyudi, 2003). Bentuk dari current

income berupa keuntungan yang diperoleh melalui pembayaran yang bersifat

periodik berupa dividen sebagai hasil kinerja fundamental perusahaan.

Sedangkan capital gain berupa keuntungan yang diterima karena selisih antara

harga jual dan harga beli saham.

Besarnya capital gain suatu saham akan positif, bilamana harga jual

dari saham yang dimiliki lebih tinggi dari harga belinya. Ada anggapan bahwa

dengan menggunakan beragam jenis analisis teknikal yang dikombinasikan

satu sama lain disertai juga dengan analisis fundamental yang paling up to

date akan menghasilkan keputusan yang tepat atau setidaknya mendekati.

Namun kenyataannya pergerakan pasar yang selalu dinamis tetap sulit

diprediksi secara tepat. Oleh karena itu model-model analisis tersebut harus

ditempatkan sebagai fungsi alat bantu pengambilan keputusan atau analytical

tools (Haryanto, 2004). Menurut Adenso (1997) kinerja suatu saham dapat

digunakan sebagai salah satu cara untuk alat pengukur efisiensi perusahaan.

Jika harga saham merefleksikan seluruh informasi mengenai perusahaan di

Page 15: Proposal Keuangan Bu Siti_analisis Rasio_perlu Diedit Lagi

masa lalu, sekarang dan yang akan datang, maka kenaikan harga saham dapat

dianggap sebagai indikasi perusahaan yang efisien.

Keuntungan investor dapat berupa deviden maupun capital gain. Nilai

perusahaan juga merupakan salah satu factor yang turut menentukan

perubahan harga saham yang diperdagangkan di lantai bursa.

Return = capital gain (loss) + yield

Atau

E(Rt) = (Dt/Pt-1) + ((Pt-Pt-1) / Pt-1)

Atau

Rit = (Pit – Pit-1)/pit-1

Dimana :

Rt = return saham pada tahun ke-t

Pt = harga saham pada tahun ke-t

Pt-1 = harga saham pada tahun sebelum t

Dt = deviden tahun ke-t

Rit = tingkat keuntungan saham ke-I pada periode t

Pit = harga penutupan saham i pada periode t (periode terakhir)

Pit-1 = harga penutupan saham I pada periode sebelumnya.

Earning per share adalah laba bersih suatu perusahaan dibandingkan

dengan jumlah saham yang diedarkannya. Dengan demikian yang menjadi

acuan bukan aset perusahaan melainkan penghasilannya. Metode ini selain

bisa digunakan untuk memprediksi pergerakan harga saham bisa juga

Page 16: Proposal Keuangan Bu Siti_analisis Rasio_perlu Diedit Lagi

memprediksi kemungkinan nilai deviden (keuntungan yang diberikan

perusahaan pada pemegang saham secara langsung (tanpa harus menjual

sahamnya) yang akan diterima oleh investor (Rafid, 2009).

Laba per saham-LPS (earning per share-EPS) merupakan rasio yang

menunjukkan bagian laba untuk setiap saham. EPS menggambarkan

profitabilitas perusahaan yang tergambar dalam setiap lembar saham. Semakin

tinggi nilai EPS tentu saja menyebabkan semakin besar laba dan kemungkinan

peningkatan jumlah deviden yang diterima pemegang saham (Tjiptono, 2008).

EPS dihitung dengan menggunakan rumus:

EPS = Laba Bersih / Jumlah saham Beredar

Atau apabila perusahaan tersebut terdapat saham preferen, maka

rumusnya adalah:

EPS = (Laba Bersih – Deviden Saham Preferen) / Jumlah Saham

Beredar

Pada rumus ini, terlebih dahulu laba bersih dikurangkan dengan porsi

deviden untuk saham preferen, baru kemudian dibagi dengan jumlah saham

biasa yang beredar. Di Indonesia, mengingat saham preferen tidak popular,

maka perhitungan umumnya menggunakan rumus sebelumnya, yaitu laba

bersih dibagi dengan jumlah saham (biasa) yang beredar.

Umumnya perhitungan EPS menggunakan basis laporan keuangan

akhir tahun (auditan), namun dapat pula menggunakan laporan keuangan

tengah tahunan, atau laporan keuangan kuartalan. Dalam praktiknya, laba per

Page 17: Proposal Keuangan Bu Siti_analisis Rasio_perlu Diedit Lagi

lembar saham dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah rata-rata

tertimbang dari jumlah saham biasa yang beredar sepanjang tahun (Tjiptono,

2008).

Price earning ratio adalah indikasi berapa nilai dari mata uang yang

tersedia dibayar oleh investor untuk setiap earning (pendapatan) per saham

yang dihasilkan perusahaan. PER ratio merupakan indicator kepercayaan

pasar terhadap prospek pertumbuhan perusahaan dan terdiri dari PER nyata

dan PER yang diperkirakan. PER nyata adalah sama dengan harga saham

sekarang dibandingkan dengan laba bersih per saham yang baru dibagikan.

PER yang diperkirakan adalah sama dengan perbandingan harga wajar saham

tersebut dengan laba per saham yang akan dihasilkan tahun ini (Lina, 2007).

Price earning ratio adalah rasio yang membandingkan harga pasar

saham dengan earning per share saham tersebut. Hal ini didukung dengan

penelitian Campbell dan Shiller (2001) dan dalam artikel Bierman (2002:60).

Price earning ratio (PER) manggambarkan apresiasi pasar terhadap

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. PER dihitung dalam satuan

kali (Tjiptono, 2008).

PER = Harga Saham / EPS

Pasar modal adalah pasar berbagai instrument keuangan jangka

panjang yang bia diperjualbelikan, baik dalam bentuk modal sendiri, yang

diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta

Page 18: Proposal Keuangan Bu Siti_analisis Rasio_perlu Diedit Lagi

(Husnan, 1996). Pasar modal Berfungsi sebagai alternative penghimpunan

dana selain sistem perbankan.

Dalam teori keuangan dijelaskan bahwa adanya batasan dalam

menggunakan hutang. Keterbatasan tersebut diindikasikan dari debt to equity

ratio parusahaan yang terlalu tinggi, yang mengakibatkan biaya modal

perusahaan yang meningkat. Perusahaan akan terpaksa menahan diri untuk

memperluas usahanya bila sudah mencapai batasan tersebut, kecuali jika bisa

mendapatkan dana dalam bentuk modal sendiri (equity). Hal tersebut dapat

diatasi dengan adanya pasar modal yang memungkinkan perusahaan

menerbitkan sekuritas berupa surat tanda hutang (obligasi) dan surat tanda

kepemilikan (saham).

Salah satu cara untuk melakukan analisis investasi dalam bentuk

saham yakni analisis fundamental. Analisis fundamental menyatakan bahwa

setiap investasi saham mempunyai landasan yang kuat yang disebut nilai

intrinsik. Nilai intrinsik dapat ditentukan dengan melalui suatu analisis yang

hati-hati terhadap kondisi perusahaan pada saat sekarang dan prospeknya di

masa yang akan datang.

Nilai intrinsik merupakan suatu fungsi dari faktor-faktor perusahaan

yang dikombinasikan untuk menghasilkan keuntungan (return) yang

diharapkan dengan suatu risiko yang melekat pada saham tersebut. Nilai inilah

yang diestimasi oleh para pemodal atau analis, dan hasil dari estimasi ini

dibandingkan dengan nilai pasar sekarang (current market price) sehingga

Page 19: Proposal Keuangan Bu Siti_analisis Rasio_perlu Diedit Lagi

dapat diketahui saham-saham yang overprice maupun yang underprice

(Husnan, 1998).

Pada saat melakukan investasi dalam bentuk saham, diperlukan

informasi untuk mengukur nilai saham, yaitu analisis fundamental dan analisis

teknikal. Thiagarajant dan Lev (1993) analisis fundamental menentukan nilai

dari surat-surat berharga perusahaan dengan suatu pengujian saksama paa

kunci value dirver, seperti laba, risiko, pertumbuhan, dan competitive

position.

Rasio solvabilitas adalah perbandingan antara dana yang berasal dari

pemilik dengan dana yang berasal dari kreditur (Clara, 2001). Perusahaan

yang mempunyai solvabilitas (leverage) rendah berarti perusahaan tersebut

mempunyai risiko kerugian lebih kecil ketika keadaan ekonomi merosot dan

juga mempunyai kesempatan memperoleh laba yang rendah ketika ekonomi

melonjak menjadi baik dan sebaliknya.

Para kreditur lebih menyukai leverage ratio yang rendah sebab

leverage ratio yang rendah berarti kreditur mempunyai tingkat keamanan

terhadap piutang yang lebih tinggi. Sementara itu semakin besar leverage

ratio berarti perusahaan semakin cepat menjadi insolvable.

Penambahan jumlah hutang akan menurunkan tingkat solvabilitas

perusahaan, karena bertambahnya hutang disertai bertambahnya aktiva

sehingga jumlah excess value dalam angka absolute adalah teta, tetapi dalam

angka relative atau prosentasenya semakin kecil. Sehingga pengaruh leverage

Page 20: Proposal Keuangan Bu Siti_analisis Rasio_perlu Diedit Lagi

terhadap return saham adalah negative. Beberapa penelitian empiris telah

dilakukan seperti penelitianAffandi (2001); tuasikal (2001) memberikan bukti

bahwa pengaruh leverage ratio terhadap return saham adalah negative.

Rasio profitabilitas menunjukkan seberapa efektifnya perusahaan

beroperasi sehingga menghasilkan keuntungan atau laba bagi perusahaan

(Clara, 2001). Masalah rentabilitas dan profitabilitas lebih penting daripada

masalah laba. Efisien dapat diketahui dengan membandingkan laba yang

diperoleh dengan kekayaan atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Laba

yang diperhitungkan untuk menghitung rentabilitas adalah laba yang berasal

dari operasi perusahaan yang biasa disebut dengan laba usaha.

Investor akan menyukai perusahaan yang memiliki rasio profitabilitas

yang tinggi karena perusahaan yang memiliki rasio profitabilitas yang tinggi

mampu menghasilkan tingkat keuntungan yang besar dibandingkan

perusahaan yang memiliki rasio profitabilitas rendah.sehingga pengaruh rsio

profitabilitas terhadap return saham adalah positif.

Rasio nilai pasar menunjukkan seberapa jauh perusahaan mampu

menciptakan nilai perusahaan relative terhadap jumlah modal yang

diinvestasikan, semakin tinggi rasio tersebut maka semakin berhasil

perusahaan menciptakan nilai bagi pemegang saham.

F. Kerangka Pikir

Page 21: Proposal Keuangan Bu Siti_analisis Rasio_perlu Diedit Lagi

Kerangka pikir ini dibuat untuk menjelaskan bahwa untuk melihat

bagaimana pengaruh price earning ratio, debt to equity ratio, dan earning per

share terhadap return saham pada perusahaan di bidang makanan dan

minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007 hingga

2009, dilakukan analisis terhadap laporan keuangan tahunan dengan

menggunakan rasio-rasio keuangan, khususnya price earning ratio, debt to

equity ratio, dan earning per share, apakah dari masing-masing rasio tersebut

berpengaruh terhadap return saham, dan apakah justru dari ketiga rasio yang

dipakai tersebut berpengaruh terhadap return saham.

Dengan menggunakan tiga variable (EPS, PER, dan DER) tersebut,

diharapkan para investor akan dapat menilai kinerja perusahaan guna

memperkirakan return (pengembalian) atas investasi yang mereka tanamkan.

Adapun kerangka pemikiran tersebut dapat diperlihatkan dalam gambar, yaitu:

G. Hipotesis

Berdasarkan latar belakng masalah, tujuan penelitian, dan tinjauan

pustaka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

Earning per share

Price earning ratio

Debt to equity ratio

Return saham

Page 22: Proposal Keuangan Bu Siti_analisis Rasio_perlu Diedit Lagi

1. Diduga ada pengaruh yang signifikan antara EPS terhadap return

saham pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di

BEI tahun 2007-2009.

2. Diduga ada pengaruh yang signifikan antara PER terhadap return

saham pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di

BEI tahun 2007-2009.

3. Diduga ada pengaruh yang signifikan antara DER terhadap

return saham pada perusahaan makanan dan minuman yang

terdaftar di BEI tahun 2007-2009.

4. Diduga ada pengaruh yang signifikan antara EPS, PER dan DER

terhadap return saham pada perusahaan makanan dan minuman

yang terdaftar di BEI tahun 2007-2009.

H. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan peneliti ada dua yaitu, yang bersifat

menjelaskan (explanatory research) dan hubungan kasual. Explanatory

research menguraikan bahwa suatu permasalahan yang berkenaan dengan

variable itu sendiri.

2. Defenisi Operasional Variabel

Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian

suatu penelitian. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini,

antara lain:

Page 23: Proposal Keuangan Bu Siti_analisis Rasio_perlu Diedit Lagi

1. Variabel bebas (X)

Variabel bebas atau variabel dependen adalah variabel yang tergantung

atas variabel lain. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini

antara lain:

a. EPS (Earning Per Share)

EPS merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar keuntungan

(return) yang diperoleh investor atau pemegang saham per saham.

(Tjiptono Darmadji, 2001).

(Simamora, 2000)

b. PER (Price Earning Ratio)

PER merupakan suatu rasio yang lazim dipakai untuk mengukur

harga pasar (market price) setiap lembar saham biasa dengan laba

per lembar saham (Simamora, 2000).

(Siti Resmi, 2002)

c. DER (Debt to Equity Ratio)

DER merupakan rasio yang digunakan untuk menunjukkan

hubungan antara jumlah pinjaman jangka panjang yang diberikan

oleh kreditor dengan jumlah modal sendiri yang diberikan oleh

pemilik perusahaan.

Page 24: Proposal Keuangan Bu Siti_analisis Rasio_perlu Diedit Lagi

(Lukman Syamsuddin, 2001).

(Siti Resmi, 2002)

2. Return Saham atau Variabel terikat (Y)

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas.

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah return saham berupa capital

gain (loss).

Rit = tingkat keuntungan saham i pada periode t.

Pit = harga penutupan saham i pada periode t (periode terakhir).

Pit-1 = harga penutupan saham I pada periode sebelumnya.

3. Data dan Sumber Data

a. Data

Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data

dokumenter yang berupa laporan keuangan tahunan selama tahun 2007

hingga 2009.

b. Sumber Data

Sumber data yang digunakan adalah data sekunder, dalam hal

ini data sekunder dapat diperoleh atau yang diterbitkan oleh Bursa

Page 25: Proposal Keuangan Bu Siti_analisis Rasio_perlu Diedit Lagi

Efek Indonesia Universitas Muhammadiyah Malang atau dari website

resmi perusaaan yang bersangkutan.

4. Teknik Pengambilan Data

Pengambilan data dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur

yang bergerak dibidang makanan dan minuman pada tahun 2007-2009.

pengambilan sample penelitian dilakukan dengan menggunakan purposive

sampling. Peneliti menentukan kriteria-kriteria untuk memasukkan anggota

yang menjadi populasi ke dalam sample penelitian. Dalam penelitian ini

perusahaan yang diteliti memiliki criteria yang menjadi dasar atas pemilihan

sample yaitu:

a. Perusahaan manufaktur pada bidang makanan dan minuman

yang terdaftar di Indonesian Capital Market Directory pada

tahun 2007-2009.

b. Perusahaan manufaktur pada bidang makanan dan minuman

yang memiliki kelengkapan data keuangan pada tahun 2007-

2009.

5. Teknik Pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi yang

merupakan pengumpulan data dengan cara mencari data dari dokumen yang

diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia Universitas Muhammadiyah Malang

dan dari website resmi perusahaan yang bersangkutan.

Page 26: Proposal Keuangan Bu Siti_analisis Rasio_perlu Diedit Lagi

6. Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Analisis Regresi

Pengujian terhadap hipotesis dalam penelitian ini

menggunakan analisis regresi berganda. Analisis regresi berganda

dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh Earning

Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), dan Debt to Equity

Ratio (DER) terhadap return saham. Adapun bentuk model yang akan

diuji dalam penelitian ini, yaitu:

Dimana:

Y = return saham

bo = konstanta

b1, b2, b3 = koefisien persamaan regresi prediktor x1, x2, x3

x1 = variabel EPS, x2 = variabel PER, x3 = variabel DER

e = faktor pengganggu.

a. Uji Simultan (Uji F-statistik)

Page 27: Proposal Keuangan Bu Siti_analisis Rasio_perlu Diedit Lagi

Uji F-statistik digunakan untuk menguji besarnya pengaruh dari

seluruh variabel independen secara bersama-sama atau simultan

terhadap variabel dependen. Pembuktian dilakukan dengan cara

membandingkan nilai F kritis (Ftabel) dengan Fhitung yang terdapat

pada tabel analysis of variance.

Untuk menentukan nilai Ftabel, tingkat signifikansi yang

digunakan sebesar 5% dengan derajat kebebasan (degree of freedom)

df = (n-k) dan (k-1) dimana n adalah jumlah observasi, kriteria uji

yang digunakan adalah:

Jika F reg > F tabel, maka Ho ditolak

Jika F reg < F tabel, maka Ho diterima

H0 : b1, b2, b3 ≤ 0, artinya tidak terdapat pengaruh positif yang

signifikan secara bersama-sama antara variabel independen (x1, x2, x3)

terhadap variabel dependen (Y).

Ha : b1, b2, b3 > 0, artinya terdapat pengaruh positif yang

signifikan secara bersama-sama dari variabel independen (x1, x2, x3)

terhadap variabel dependen (Y).

b. Uji Parsial (Uji t)

Uji t digunakan untuk menguji koefisien regresi secara parsial

dari variabel independennya. Untuk menentukan nilai t-statistik tabel,

ditentukan dengan tingkat signifikansi 5% dengan derajat kebebasan

Page 28: Proposal Keuangan Bu Siti_analisis Rasio_perlu Diedit Lagi

df = (n-k-1), dimana n adalah jumlah observasi dan k adalah jumlah

variabel.

Jika t hitung > t tabel (n-k-1), maka Ho ditolak

Jika t hitung < t tabel (n-k-1), maka Ho diterima

2. Koefisien Determinasi

Dalam penelitian ini menggunakan regresi linear berganda, maka

masing-masing variabel independen yaitu EPS (Earning Per Share), PER

(price Earning Ratio), dan DER (Debt to Equity Ratio) secara parsial dan

simultan mempengaruhi variabel dependen, yaitu return saham (Y) yang

dinyatakan dalam R2 untuk menyatakan koefisien determinasi atau

seberapa besar pengaruh variabel EPS, PER, dan DER secara simultan

atau bersamasama terhadap return saham (Y), sedangkan r2 untuk

menyatakan koefisien determinasi parsial variabel independen terhadap

variabel dependen.

3. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui apakah model

regresi yang diperoleh dapat menghasilkan estimator linear yang baik.

Agar dalam analisis regresi diperoleh model regresi yang bisa

dipertanggungjawabkan, maka harus diperhatikan asumsi-asumsi berikut

(Siti Resmi,2002):

a. Terdapat hubungan linear antara variabel bebas dan variabel terikat.

Page 29: Proposal Keuangan Bu Siti_analisis Rasio_perlu Diedit Lagi

b. Besarnya varians error (faktor pengganggu) bernilai konstan untuk

seluruh nilai variabel bebas (bersifat homoscedasticity)

c. Independensi dari error (non autocorrelation)

d. Normalitas dari distribusi error.

e. Multikolinearitas yang sangat rendah.

Dalam analisis regresi linear berganda perlu menghindari

penyimpangan asumsi klasik maka harus dilakukan pengujian terhadap

empat asumsi klasik berikut ini:

1) Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai

distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki

distribusi data normal atau mendekati normal. Pengujian normalitas

dalam penelitian ini mnggunakan analisis grafik. Untuk hasil yang

lebih handal selain menggunakan histogram, adalah dengan melihat

normal probability plot, yang membandingkan distribusi kumulatif

sesungguhnya dengan distribusi normal. Distribusi normal akan

membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data akan

dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi normal, maka

garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis

diagonalnya.

Page 30: Proposal Keuangan Bu Siti_analisis Rasio_perlu Diedit Lagi

2) Uji Multikolinearitas

Pengujian asumsi ini untuk menunjukkan adanya hubungan

linear antara variabel-variabel bebas dalam model regresi maupun

untuk menunjukkan ada tidaknya derajat kolinearitas yang tinggi di

antara variabel-variabel bebas. Jika antar variabel bebas berkorelasi

dengan sempurna maka disebut multikolinearitasnya sempurna

(perfect multicoliniarity), yang berarti model kuadrat terkecil tersebut

tidak dapat digunakan. Indikator untuk mendeteksi ada tidaknya

multikolinearitas adalah menguji asumsi tersebut dengan uji korelasi

antar variabel independen yaitu dengan matriks korelasi.

3) Uji Autokorelasi

Autokorelasi merupakan korelasi atau hubungan yang terjadi di

antara anggota-anggota dari serangkaian pengamatan yang tersusun

dalam rangkaian waktu (time series data) maupun tersusun dalam

rangkaian ruang yang disebut data cross sectional. Salah satu

pengujian yang umum digunakan untuk mengetahui adanya

autokorelasi adalah uji statistik Durbin Watson. Uji ini dihitung

berdasar jumlah selisih kuadrat nilai-nilai taksiran faktor-faktor

gangguan yang berurutan.

4) Uji Heteroskedastisitas

Penyimpangan asumsi klasik ini adalah adanya gejala

heteroskedastisitas, artinya varians variabel dalam model tidak sama.

Page 31: Proposal Keuangan Bu Siti_analisis Rasio_perlu Diedit Lagi

Konsekuensi dari adanya gejala heteroskedastisitas adalah penaksir

yang diperoleh tidak efisien, baik dalam sampel besar maupun kecil

walaupun penaksir yang diperoleh menggambarkan populasinya dalam

arti tidak bias. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas

dapat dilakukan dengan uji scatterplot.

DAFTAR PUSTAKA

Ang, Robert. 1997. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia. Jakarta: Mediasoft

Indonesia.

Anoraga, Panji. 1995. Pasar Modal Keberadaan Dan Manfaatnya Bagi

Pembangunan. Jakarta: Rineka Cipta.

Darmadji, Tjiptino. 2001. Pasar Modal Di Indonesia Tanya Jawab. Jakarta: Salemba

Empat.

Hardiningsih, Pancawati. 2002. Pengaruh Faktor Fundamental Dan Risiko Ekonomi

Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Di Bursa Efek Jakarta. Jurnal

Strategi Bisnis, Desember 2001.

Koetin. 1993. Analisis Pasar Modal. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Hanafi, M. Mamduh. 2009. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: UPP-AMP

YKPN.

Harmono. 2009. Manajemen Keuangan Berbasis Balanced Scorecard Pendekatan

Teori, Kasus, dan riset Bisnis. Jakarta: Bumi Aksara.

Munawir. 2000. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty.

Prihadi, Toto. 2008. Deteksi Cepat Kondisi Keuangan Tujuh Analisis Rasio

Keuangan Studi Kasus Perusahaan Indonesia. Jakarta. PPM.

Resmi, Siti.”Keterkaitan Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Return Saham”,

September 2002.

Page 32: Proposal Keuangan Bu Siti_analisis Rasio_perlu Diedit Lagi

Simamora, Henry. 2000. Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis Jilid II.

Jakarta: Salemba Empat.

Soemarso. 1999. Akuntansi Suatu Pengantar2. Jakarta: Rineka Cipta.

Sangaji, Joko. 2003. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham Studi

Kasus PT. Kimia Farma Tbk”. Jurnal Ekonomi Perusahaan.

Syamsuddin, Lukman.2001. Manajemen Keuangan Perusahaan Konsep Aplikasi

Dalam Perencanaan, Pengawasan Dan Pengambilan Keputusan. Jakarta: Raja

Grafindo Persada.

Subiyanto, Edi dan Fransisca Andreani. 2003. Analisa Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Harga Saham-Studi Kasus Parusahaan Jasa Perhotelan Yang

Terdaftar Di Pasar Modal Indonesia. Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan,

September 2003.

Anastasia, Njo, Yanny dan Imelda. 2003. Analisis Faktor Fundamental Dan Risiko

Sistematik Terhadap Harga Saham Properti Di BEJ. Jurnal Ekonomi

Akuntansi, November 2003.

Ulupui. 2006. Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas, Dan

Profitabilitas Terhadap Return Saham-Studi Pada Perusahaan Makanan Dan

Minuman Dengan Kategori Industri Barang Konsumsi Di BEJ.

Pradono dan Yulius. 2004. Pengaruh Economic Value Added, Residual Income,

Earnings Dan Arus Kas Operasi Terhadap Return Yang Diterima Oleh

Pemegang Saham-Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di

Bursa Efek Jakarta. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan, November 2004.

Suharli, Michell. 2005. Studi Empiris Terhadap Dua Faktor Yang Mempengaruhi

Return Saham Pada Industri Food And Beverages Di Bursa Efek Jakarta.

Jurnal Akuntansi dan Keuangan, November 2005.