Top Banner
PROPOSAL PENGARUH PENGGUNAAN EKSTRAK DAUN SALAK UNTUK MENGURANGI NYERI PADA HEMOROID Di Susun Oleh : RIDA NINTAMI (2220112007) RIZKI MEITA PUTRI (2220112008) ROSSA SULISTYOWATI (2220112009) 3C
31

Proposal Bu Wiwi

Jan 29, 2016

Download

Documents

RatnaIndriyani

lp ikterus
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Proposal Bu Wiwi

PROPOSAL

PENGARUH PENGGUNAAN EKSTRAK DAUN SALAK

UNTUK MENGURANGI NYERI PADA HEMOROID

Di Susun Oleh :

RIDA NINTAMI (2220112007)

RIZKI MEITA PUTRI (2220112008)

ROSSA SULISTYOWATI (2220112009)

3C

AKADEMI KEPERAWATAN NOTOKUSUMO

YOGYAKARTA

2013

Page 2: Proposal Bu Wiwi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat

dan hidayah-Nya sehingga tugas untuk mata kuliah “Riset Keperawatan” yang berjudul

“Pengaruh Penggunaan Ekstrak Daun Salak untuk Mengurangi Nyeri Pada Hemoroid ”

ini dapat selesai tepat pada waktunya.

Dalam pembuatan proposal kali ini, kami mendapat bantuan dan dukungan dari

berbagai pihak. Pada kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dosen pengajar mata kuliah Riset Keperawatan

2. Teman – teman mahasiswa/i yang selalu memberikan kritik dan sarannya.

3. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, yang telah membantu

hingga akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas mata Riset Keperwatan.

Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, seperti pepatah

mengatakan “tiada gading yang tak retak”. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan

saran dari pembaca guna menyusun laporan-laporan nanti ke arah yang lebih baik. Semoga

laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 27 Desember 2013

Penulis

Page 3: Proposal Bu Wiwi

BABI

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Tanaman yang tumbuh di muka bumi ini diciptakan untuk memenuhi

kebutuhan manusia misalnya untuk bahan makanan, obat-obatan dan lain sebagainya.

Bahkan menurut Pilnius dalam (Tjitrosoepomo,1994), semua tumbuhan mempunyai

daya pengobatan. Budaya bangsa yang berkaitan pemeliharaan kesehatan dan

pengobatan penyakit, lebih banyak menggunakan tumbuhan. Hal ini didukung oleh

melimpahnya berbagai macam flora yang berkhasiat di tanah air (Sodibyo, 1998). Hal

ini memacu untuk melakukan penyelidikan ilmiah guna memperoleh kepastian

khasiat tumbuhan tersebut.

Pemanfaatan tanaman sebagai obat sudah lama dilakukan oleh manusia.

Tumbuhan mempunyai manfaat untuk obat berbagai penyakit. Tumbuhan yang

merupakan bahan baku obat tradisional tersebut tersebar hampir di seluruh wilayah

Indonesia (Anonim, 2000). Salah satu tumbuhan tersebut adalah Daun

Salak(Gaertner) Voss. Arecaceae).

Daun salak merupakan daun majemuk dengan tulang daun menyirip.

Daun majemuk menyirip, panjang 3-7 m; tangkai daun, pelepah dan anak daun

berduri panjang, tipis dan banyak, warna duri kelabu sampai kehitaman. Anak daun

berbentuk lanset dengan ujung meruncing, berukuran sampai 8 x 85 cm, sisi bawah

keputihan oleh lapisan lilin. daging daun seperti perkamen.Daun salak sangat

berkhasiat menghilangkan penyakit ambeien yang belum parah. Caranya, 3 helai daun

salak direbus dengan segelas air, kemudian air rebusan tersebut disaring dan diminum

dengan gula merah.

Gula aren  atau biasa yang disebut dengan gula merah. Gula aren dihasilkan

dari nira pohon aren atau enau (arangapinnata) dengan pengolahan yang masih

terbilang tradisional. Manfaat dari gula aren dan zat yang terkandung dalam gula

arensalah satunya yaituacid yang dapatmencegah sembelit dan wasir (hemoroid).

Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam anal kanal. Hemoroid

sangat umum terjadi. Pada usia 50-an, 50% individu mengalami berbagai tipe

hemoroid berdasarkan luas vena yan terkena. Hemoroid juga biasa terjadi pada wanita

Page 4: Proposal Bu Wiwi

hamil. Tekanan intra abdomen yang meningkat oleh karena pertumbuhan janin dan

juga karena adanya perubahan hormon menyebabkan pelebaran vena hemoroidalis.

Pada kebanyakan wanita, hemoroid yang disebabkan oleh kehamilan merupakan

hemoroid temporer yang berarti akan hilang beberapa waktu setelah melahirkan.

Hemoroid diklasifiksasikan menjadi dua tipe. Hemoroid internal yaitu hemorod yang

terjadi diatas stingfer anal sedangkan yang muncul di luar stingfer anal disebut

hemorod eksternal. (brunner & suddarth, 1996).

Kedua jenis hemoroid ini sangat sering terjadi dan terdapat pada sekitar 35%

penduduk. Hemoroid bisa mengenai siapa saja, baik laki-laki maupun wanita. Insiden

penyakit ini akan meningkat sejalan dengan usia dan mencapai puncak pada usia 45-

65 tahun. Walaupun keadaan ini tidak mengancam jiwa, tetapi dapat menyebabkan

perasaan yang sangat tidak nyaman.

Hemoroid menyebabkan rasa gatal dan nyeri dan sering menyebabkan

perdarahan berwarna merah terang pada saat defekasi. Hemoroid eksternal

dihubungkan dengan nyeri hebat akibat inflamasi dan edema yang disebabkan oleh

trombosis.Trombosis adalah pembekuan darah dalam hemoroid. Ini dapat

menimbulkan iskemia pada area tersebut dan nekrosis. Hemoroid internal tidak selalu

menimbulkan nyeri sampai hemoroid ini membesar dan menimbulkan perdarahan

atau prolaps.

Page 5: Proposal Bu Wiwi

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah : Bagaimana Pengaruh penggunaan ekstrak daun salak untuk

mengurangi nyeri pada hemoroid?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui tentangpengaruh penggunaan ekstrak daun salak untuk mengurangi

nyeri pada hemoroid.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya pengaruh penggunaan ekstrak daun salak.

b. Diketahuinya pengursngsn nyeri psds hemoroid.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Institusi Universitas

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi tambahan informasi bagi pihak

Institusi Universitas sehingga dapat memberikan informasi tentang pentingnya

daun salak untuk mengurangi nyeri pada hemoroid.

2. Bagi Mahasiswa

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi tambahan ilmu bagi sebagai upaya

peningkatan mutu dalam proses penelitian.

3. Bagi Peneliti

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah pengalaman, wawasan, dan ilmu

pengetahuan serta dapat mengetahui tentangpengaruh ekstrak daun salak untuk

mengurangi nyeri pada hemoroid.

Page 6: Proposal Bu Wiwi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Ekstrak Daun Salak

1. Klasifikasi Tanaman Salak

Klasifikasi tanaman bayam secara lengkap adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Liliopsida (berkeping satu/monokotil)

Sub Kelas : Arecidae

 Ordo : Arecales

Famili : Arecaceae (suku pinang-pinangan)

Genus : Salacca

Spesies : Salacca zalacca

Morfologi Tumbuhan Salak

2. Pengertian Tumbuhan Salak

Tumbuhan palma berbentuk perdu atau hampir tidak berbatang,

tangkai berduri banyak, tumbuh menjadi rumpun yang rapat dan kuat.

Batang menjalar di bawah atau di atas tanah, membentuk rimpang, tumbuhan

ini tidak berkayu.

Salak adalah tanaman tropis yang memiliki nama ilmiah Salacca Edulis yang

hanya tumbuh di daerah tropis dan banyak diminati oleh masyarakat Eropa dan

Amerika. Menurut Nikolai Ivanovich Vavilov, ahli botani asal Rusia, memastikan

bahwa asal tanaman buah salak adalah kawasan Indo – Malaya. Pada

Page 7: Proposal Bu Wiwi

perkembangan selanjutnya, salak banyak dibudidayakan oleh negara-negara

Filipina, Thailand, Jepang dan Queensland. Salak yang dikenal dengan nama

Salaca edulis atau dalam bahasa Inggris biasa disebut sebagai snake fruit (dijuluki

dengan nama itu karena kulitnya seperti kulit ular) memiliki lebih dari 20 spesies.

Di Indonesia, salah satu daerah yang menjadi komoditas unggulan buah salak

adalah daerah Bali. Di Bali, buah salak  terus dikembangkan sebagai komoditas

ekspor. Daerah-daerah lain di Indonesia yang juga mengembangkan komoditas

buah salak adalah Jawa Barat,Sumatera Selatan dan Maluku.

3. Pengertian Daun Salak

Daun majemuk menyirip, panjang 3-7 m tangkai daun, pepepah dan anak daun

berduri panjang, tipis dan banyak, warna duri kelabu sampai kehitaman. Anak

daun berbentuk lenset dengan ujung meruncung, berukuran sampai 8x85 cm, sisi

bawah keputihan oleh lapisan lilin.

4. Manfaat Buah Salak

Salak diyakini bisa mengobati sakit diare. Juga bermanfaat untuk kesehatan

kulit dan kuku. Dalam mengkonsumsi buah salak, sebaiknya tidak membuang

kulit ari buah salak (kulit tipis yang menempel pada buah salak) karena kulit ari

tersebut ternyata berkhasiat dalam memperlancar BAB. Salak juga ternyata

bermanfaat untuk kesehatan mata. Penelitian oleh Nurfi Afriansyah, MSc dari

Pusat Litbang Gizi dan Makanan Departemen Kesehatan RI menyebutkan bahwa

kandungan betakaroten dalam 100 gram salak lebih banyak 5,5 kali dari buah

mangga, 3 kali dari buah jambu biji dan 5 kali dari buah semangka merah.

Betakaroten adalah salah satu zat anti oksidan yang banyak terdapat dalam

sayuran wortel, yang notabene sangat berkhasiat untuk kesehatan mata.

Selain itu buah salak juga untuk membantu program diet.Kandungan zat gizi

dan fitonutrien yang ada di dalam buah salak memang berpotensi membantu

program diet. Di dalam buah salak terdapat vitamin C sebanyak 2 mg, tanin dan

serat. Kita mengetahui bahwa serat dapat memberikan rasa penuh atau kenyang

lebih lama karena memerlukan waktu untuk diserap oleh usus.

5. Manfaat Daun Salak

Daun salak sangat berkhasiat mengurangi rasa nyeri pada penyakit wasiratau

hemoroid yang belum parah. Caranya, 3 helai daun salak direbus dengan segelas

air, kemudian air rebusan tersebut disaring dan diminum dengan gula merah.

Minumlah dua kali sehari, pagi dan malam hari.

Page 8: Proposal Bu Wiwi

Dalam gula aren terkandung beberapa unsur makro dan mikronutrien,

diperkirakan, kandungan keduanya dalam gula aren lebih tinggi dibandigkan gula

putih. Gula merah juga mengandung zat salah satunya yaitu acid yang berfungsi

sebagai mencegah sembelit dan wasir (hemoroid). Beberapa kandungan

mikronutrien dalam gula aren antara lain : Thiamine (vitamin B1), Riboflavin

(vitamin B2), Nicotinic Acid (vitamin B3), Pyridoksin (vitamin B6),

Cyanocobalamin (vitamin B12), Ascorbic Acid (Vitamin C), dan Garam mineral.

B. Nyeri

1. Pengertian Nyeri

Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan

akibat dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial. Nyeri adalah alasan

utama seseorang untuk mencari bantuan perawatan kesehatan. Nyeri terjadi

bersama banyak proses penyakit atau bersamaan dengan beberapa pemeriksaan

diagnostik atau pengobatan. Nyeri sangat mengganggu dan menyulitkan lebih

banyak orang dibanding suatu penyakit manapun (Smeltzer, 2001).

Nyeri merupakan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak

menyenangkan, berkaitan dengan kerusakan jaringan yang nyata atau berpotensi

menimbulkan kerusakan jaringan (IASP, 1979).

Intensitas nyeri gambaran seberapa parah nyeri ysng dirasakan individu.

Pengukuran intensitas nyeri sangat subyektif dan individual, dan kemungkinan

nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan sangat berbeda oleh dua orang yang

berbeda. Pengukuran nyeri dengan pendekatan obyektif yang paling mungkin

adalah menggunkan respon fisiologik tubuh terhadap nyeri itu sendiri (Tamsuri,

2006).

2. Klasifikasi Nyeri

Menurut Smeltzer (2001), nyeri dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

a. Nyeri akut 

Nyeri akut biasanya awitannya tiba- tiba dan umumnya berkaitan

dengan cedera spesifik. Nyeri akut mengindikasikan bahwa kerusakan atau

cedera telah terjadi. Hal ini menarik perhatian pada kenyataan bahwa nyeri ini

benar terjadi dan mengajarkan kepada kita untuk menghindari situasi serupa

yang secara potensial menimbulkan nyeri. Jika kerusakan tidak lama terjadi

dan tidak ada penyakit sistematik, nyeri akut biasanya menurun sejalan dengan

Page 9: Proposal Bu Wiwi

terjadi penyembuhan; nyeri ini umumnya terjadi kurang dari enam bulan dan

biasanya kurang dari satu bulan. Untuk tujuan definisi, nyeri akut dapat

dijelaskan sebagai nyeri yang berlangsung dari beberapa detik hingga enam

bulan.

b. Nyeri kronik 

Nyeri kronik adalah nyeri konstan atau intermiten yang menetap

sepanjang suatu periode waktu. Nyeri ini berlangsung di luar waktu

penyembuhan yang diperkirakan dan sering tidak dapat dikaitkan dengan

penyebab atau cedera spesifik. Nyeri kronis dapat tidak mempunyai awitan

yang ditetapkan dengan tetap dan sering sulit untuk diobati karena biasanya

nyeri ini tidak memberikan respons terhadap pengobatan yang diarahkan pada

penyebabnya. Meski nyeri akut dapat menjadi signal yang sangat penting

bahwa sesuatu tidak berjalan sebagaimana mestinya, nyeri kronis biasanya

menjadi masalah dengan sendirinya.

3. Faktor-faktor yang dapat meningkatkan atau menurunkan sensivitas nyeri

Menurut Smeltzer, (2001) faktor-faktor yang mempengaruhi respon nyeri adalah :

a. Pengalaman masa lalu 

Individu yang mempunyai pengalaman yang multiple dan berkepanjangan

dengan nyeri akan lebih sedikit gelisah dan lebih toleran terhadap nyeri

dibanding dengan orang yang hanya mengalami sedikit nyeri. Bagi

kebanyakan orang, bagaimanapun, hal ini tidak selalu benar. Sering kali, lebih

berpengalaman individu dengan nyeri yang dialami, makin takut individu

tersebut terhadap peristiwa yang menyakitkan yang akan diakibatkan.

b. Ansietas 

Hubungan antara nyeri dan ansietas bersifat kompleks. Ansietas

seringkali meningkatkan persepsi nyeri, tetapi nyeri juga dapat menimbulkan

suatu perasaan ansietas. Pola bangkitan otonom adalah sama dalam nyeri dan

ansietas. Sulit untuk memisahkan suatu sensasi. Paice (1991) melaporkan

suatu bukti bahwa stimulus nyeri mengaktifkan bagian limbik yang diyanikini

mengendalikan emosi seseorang, khususnya ansietas. Sistem limbik dapat

memproses reaksi emosi terhadap nyeri, yakni memperburuk atau

menghilangkannyeri.

Page 10: Proposal Bu Wiwi

c. Budaya 

Keyakinan dan nilai-nilai budaya mempengaruhi cara individu mengatasi

nyeri. Individu mempelajari apa yang diharapkan dan apa yang diterima oleh

kebudayaan mereka. Hal ini meliputi bagaimana bereaksi terhadap nyeri. Ada

perbedaan makna dan sikap dikaitkan dengan nyeri diberbagai kelompok

budaya. Suatu pemahaman tentang nyeri dari segi makna budaya akan

membantu perawat dalam merancang asuhan keperawatan yang relevan untuk

klien yang mengalami nyeri (Potter, 2005).

d. Usia 

Usia merupakan faktor penting yang mempengaruhi nyeri, khususnya pada

anak-anak dan lansia. Perkembangan, yang ditemukan diantara kelompok usia

ini dapat mempengaruhi bagaimana anak-nak dan lansia bereaksi terhadap

nyeri. Anak yang masih kecil mempunyai kesulitan mengungkapkan dan

mengekspresikan nyeri.

e. Efek Plasebo 

Plasebo merupakan zat tanpa kegiatan farmakologik dalam bentuk tablet,

kapsul, cairan injeksi dan sebagainya. Plasebo umumnya terdiri atas

gula,larutan salin normal, dan atau air biasa. Karena plasebo tidak memiliki

efek farmakologis, obat ini hanya memberikan efek dikeluarkannya produk

ilmiah (endogen) endorfin dalam sistem kontrol desenden, sehingga

menimbulkan efek penurunan nyeri (Tamsuri, 2006).

4. Pengukuran Nyeri

Pengukuran nyeri dapat dilihat dari tanda-tanda karakteristik yang ditimbulkan,

yaitu:

a. Nyeri ringan umumnya memiliki gejala yang tidak dapat terdeteksi 

b. Nyeri sedang atau moderat memiliki karakteristik : Peningkatan frekuensi

c. pernafasan, Peningkatan tekanan darah, Peningkatan kekuatan otot, dilatasi

pupil. 

d. Nyeri berat memiliki karakteristik : Muka pucat, Otot mengeras, Penurunan

frekuensi nafas dan tekanan darah, Kelelahan dan keletihan.

Page 11: Proposal Bu Wiwi

C. Hemoroid

1. Pengertian Hemoroid

Hemoroid adalah pembengkakan atau distensi vena di daerah anorektal. Sering

terjadi namun kurang diperhatikan kecuali kalau sudah menimbulkan nyeri dan

perdarahan. Istilah hemoroid lebih dikenal sebagai ambeien atau wasir oleh

masyarakat awam. Sudah pasti kehadirannya akan mengundang segelintir rasa

tidak nyaman. Hemoroid bukan saja mengganggu aspek kesehatan, tetapi juga

aspek kosmetik bahkan sampai aspek sosial.

Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam anal kanal. Hemoroid

sangat umum terjadi. Pada usia 50-an, 50% individu mengalami berbagai tipe

hemoroid berdasarkan luas vena yan terkena. Hemoroid juga biasa terjadi pada

wanita hamil. Tekanan intra abdomen yang meningkat oleh karena pertumbuhan

janin dan juga karena adanya perubahan hormon menyebabkan pelebaran vena

hemoroidalis. Pada kebanyakan wanita, hemoroid yang disebabkan oleh kehamilan

merupakan hemoroid temporer yang berarti akan hilang beberapa waktu setelah

melahirkan. Hemoroid diklasifiksasikan menjadi dua tipe. Hemoroid internal yaitu

hemorod yang terjadi diatas stingfer anal sedangkan yang muncul di luar stingfer

anal disebut hemorod eksternal. (brunner & suddarth, 1996).

2. Klasifikasi Hemoroid

Pada dasarnya hemoroid di bagi menjadi dua klasifikasi, yaitu :

a. Hemoroid interna

Merupakan varises vena hemoroidalis superior dan media. Terdapat

pembuluh darah pada anus yang ditutupi oleh selaput lendir yang basah. Jika

tidak ditangani bisa terlihat muncul menonjol ke luar seperti hemoroid

eksterna.

Gejala - gejala dari hemoroid interna adalah pendarahan tanpa rasa sakit

karena tidak adanya serabut serabut rasa sakit di daerah ini. Jika sudah parah

bisa menonjol keluar dan terus membesar sebesar bola tenis sehingga harus

diambil tindakan operasi untuk membuang wasir.

Hemoroid interna terbagi menjadi 4 derajat :

Derajat I

Timbul pendarahan varises, prolapsi / tonjolan mokosa tidak melalui anus

dan hanya dapat di temukan dengan proktoskopi.

Page 12: Proposal Bu Wiwi

Derajat II

Terdapat trombus di dalam varises sehingga varises selalu keluar pada saat

depikasi, tapi seterlah depikasi selesai, tonjolan tersebut dapat masuk

dengan sendirinya.

Derajat III

Keadaan dimana varises yang keluar tidak dapat masuk lagi dengan

sendirinya tetapi harus di dorong

Derajat IV

Suatu saat ada timbul keaadan akut dimana varises yang keluar pada saat

defikasi tidak dapat di masukan lagi. Biasanya pada derajat ini timbul

trombus yang di ikuti infeksidan kadang kadang timbul perlingkaran anus,

sering di sebut dengan Hemoral Inkaresata karena seakan - akan ada yang

menyempit hemoriod yang keluar itu, padahal pendapat ini salah karena

muskulus spingter ani eksternus mempunyai tonus yang tidak berbeda

banyak pada saat membuka dan menutup. Tapi bila benar terjadi. Inkaserata

maka setelah beberapa saat akan timbul nekrosis tapi tidak demikiaan

halnya. Lebih tepat bila di sebut dengan perolaps hemoroid .

b. Hemoroid eksterna

 Merupakan varises vena hemoroidalis inferior yang umumnya berada di

bawah otot dan berhubungan dengan kulit. Biasanya wasir ini terlihat tonjolan

bengkak kebiruan pada pinggir anus yang terasa sakit dan gatal.

Hemoroid eksrterna jarang sekali berdiri sendiri, biasanya perluasan

hemoroid interna.

Tapi hemoroid eksterna dapat di klasifikasikan menjadi 2 yaitu:

Akut

Bentuk akut berupa pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir anus

dan sebenarnya adalah hematom, walaupun disebut sebagai trombus

eksterna akut.

Tanda dan gejala yang sering timbul adalah:

1. Sering rasa sakit dan nyeri

2. Rasa gatal pada daerah hemorid

Kedua tanda dan gejala tersebut disebabkan karena ujung – ujung saraf

pada kulit merupakan reseptor rasa sakit .

Kronik

Page 13: Proposal Bu Wiwi

Hemoroid eksterna kronik atau “Skin Tag” terdiri atas satu lipatan atau

lebih dari kulit anus yang berupa jaringan penyambung dan sedikit

pembuluh darah.

3. Penyebab dari Hemoroid

Hemoroid timbul akibat kongesti vena yang disebabkan gangguan aliran balik

dari vena hemoroidalis. Beberapa factor etiologi telah digunakan, termasuk

konstipasi/diare, sering mengejan, kongesti pelvis pada kehamilan, pembesaran

prosfat; fibroma arteri dan tumor rectum. Penyakit hati kronik yang disertai

hipertensi portal sering mengakibatkan hemoroid karena vena hemoroidalis

superior mengalirkan darah ke dalam system portal. Selain itu system portal tidak

mempunyai katup sehingga mudah terjadi aliran balik.

Faktor Resiko hemoroid :

a. Keturunan

Dinding pembuluh darah yang lemah dan tipis

b. Anatomic

Vena darah anorektal tidak mempunyai katup dan plexus hemorhoidalis kurang

mendapat sokongan otot dan fasi sekitarnya

c. Pekerjaan

Orang yang harus berdiri dan duduk lama atau harus mengangkat barang berat,

mempunyai predisposisi untuk hemoroid

d. Umur

Pada umur tua timbul digenerasi dari seluruh jaringan tubuh, juga otot sfingter

menjadi tipis dan atonis

e. Endokrin

Misalnya pada wanita hamil ada dilatasi vena ekstermitas dan anus (sekresi

hormon kelaksin).

Semua keadaan yang mengakibatkan timbulnya tekanan yang meninggi

dalam rongga perut. Misalnya penderita hipertrofi prostat.

f. Fisiologis

Bendungan pada peredaran darah portal misalnya pada penderita

dekompensiasio hordis atau sikrosis hepatis

g. Radang

Page 14: Proposal Bu Wiwi

Adalah faktor penting yang menyebabkan fitalitas jaringan di daerah itu

berkurang.

4. Patofisiologi Hemoroid

Faktor penyebab faktor-faktor hemoroid adalah mengedan saat defekasi,

konstipasi menahun, kehamilan dan obesitas. Keempat hal diatas menyebabkan

peningkatan tekanan intra abdominal lalu di transmisikan ke derah anorektal dan

elevasi yang tekanna yang berulang-ulang mengakibatkan vena hemoroidalis

mengalami prolaps. Hasil di atas menimbulkan gejala gatal atau priritus anus

akibat iritasi hemoroid dengan feses, perdarahan akibat tekanan yang terlalu kuat

dan feses yang keras menimbulkan perdarahan, dan ada udema dan peradangan

akibat infeksi yang terjadi saat ada luka akibat perdarahan. Proses di atas

menimbulkan diagnosa gangguan intregritas kulit, nyeri, kekurangan volume

cairan, dan kelemahan.

5. Manifestasi Klinis Hemoroid

Hemoroid menyebabkan rasa gatal dan nyeri dan sering menyebabkan

perdarahan berwarna merah terang pada saat defekasi. Hemoroid eksternal

dihubungkan dengan nyeri hebat akibat inflamasi dan edema yang disebabkan oleh

trombosis.Trombosis adalah pembekuan darah dalam hemoroid. Ini dapat

menimbulkan iskemia pada area tersebut dan nekrosis. Hemoroid internal tidak

selalu menimbulkan nyeri sampai hemoroid ini membesar dan menimbulkan

perdarahan atau prolaps.

Page 15: Proposal Bu Wiwi

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rencana Penelitian

Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode

wawancara dalam penelitian ini, peneliti ingin mempelajari tentang pengaruh

terapi musik terhadap nyeri persalinan dengan menganalisis perbedaan nyeri

persalinan dengan obat medis dan penyembuhan nyeri persalinan dengan

terapi musik.

B. Lokasi dan Waktu

Penelitian ini akan dilakukan pada ibu post partum di Rumah Bersalin Widuri

Sleman Yogyakarta.

Waktu penelitian akan dilaksanakan pada bulan Januari sampai Februari 2016.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah subjek (misalnya manusia, klien) yang memenuhi kriteria

yang telah ditetapkan (Nursalam, 2005).

Populasi dalam penelitian ini adalah empat orang ibu post partum di

Rumah Bersalin Widuri Sleman Yogyakarta yang akan dilaksanakan pada

bulan Januari sampai Februari 2016.

Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 2 orang.

2. Sampel

Sampel adalah bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari

karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2007).

Sempel dalam penelitian ini adalah ibu post partum yang menggunakan

terapi musik dan ibu post partum yang mengkonsumsi obat nyeri (asam

mefenamat, SF)

D. Variable Penelitidan Definisi Operasional

Variabel merupakan gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati

(Sugiyono, 2005).

1. Variable Independent : Pengurangan Nyeri Akibat Persalinan

Page 16: Proposal Bu Wiwi

Definisi Oprasional : Mendengarkan Musik Sebagai Terapi

AlatUkur : Wawancari

Skala :

Kriteria : 1 (mendengarkan terapi musik),

0 (mengkonsumsi obat-obatan medis)

2. Variable Dependen : Rasa Nyaman setelah medengarkan terapi

musik.

Definis iOprasional : Penilaian pengurangan rasa nyeri setalah

mendengarkan terapi music dan mengkonsumsi obat-obatan medis.

Alat Ukur : Wawancara

Skala :

Kriteria : Nyaman (Nyeri berkurang setelah terapi musik

diberikan),

Tidak Nyaman (Nyeri tidak berkurang setelah

terapi music diberikan)

E. Alat Dan Bahan Penelitian

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

1. Handphone

2. Obat-obat medis

F. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner

Sebelum dilakukan pengambilan data dengan cek list lembar kuesioner,

maka terlebih dahulu cek list lembar kuesioner akan diujikan pada

populasi yang memiliki karakteristik yang sama dengan subjek penelitian.

Pada penelitian ini uji validitas dan reliabilitas akan dilakukan ke ibu post

partum di Rumah Bersalin Widuri, yang sama-sama mengalami nyeri

persalinan, namun menggunakan dua cara pengobatan yang berbeda,

dengan pengobatan medis dan pengobatan terapi. Jumlah sampel yang

akan digunakan pada uji validitas dan reliabilitas sebanyak 2 orang.

a. Uji Validitas

Page 17: Proposal Bu Wiwi

Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan validitas

internal, yaitu mencari validitas dengan cara mengkorelasikan skor

item dengan skor totalnya (keseluruhan item). Adapun teknik korelasi

yang akan digunakan dalam uji validitas kuesioner akan menggunakan

teknik Korelasi Rank Spearman. Statistik ini berguna untuk

menentukan korelasi antara dua variabel yang diukur dengan skala

pengukuran ordinal, dimana taraf signifikasi dalam penelitian ini

adalah 5%.

Dengan rumus :

r = 1- 6∑D2

N3-N

Dimana:

r : Nilai korelasi

N : Jumlah responden

D : Selisih jenjang

Uji validitas dilakukan dengan mengkorelasikan skor setiap butir

itemdengan skor total item yang dilakukan dengan menggunakan uji

Spearman. Jika r hitung> r tabel maka signifikan, artinya terdapat korelasi

antara item tersebut dengan total item, sehingga item tersebut dikatakan

valid. Namun jika sebaliknya, maka item tersebut tidak valid dan tidak

digunakan dalam analisis

b. Uji Reliabilitas

Setelah mengukur validita, maka perlu pengukuran relibialitas data

apakah alat ukur dapat digunakan atau tidak (Hidayat, 2007). Dalam

penelitian ini akan menggunakan rumus Alpa Cronbach dan Kuder-

Richardson KR 20. Uji Alpa Cronbach dapat digunakan untuk menguji

reliabilitas skala likert atau instrumen yang item-itemya dalam bentuk

esai.

Rumusnya ialah:

Page 18: Proposal Bu Wiwi

α = ( k ) ( 1-∑s2i )

k-1 s2i

Dimana:

k = Jumlah item

∑s2i = Jumlah varians skor total

s2i = varians responden untuk item ke i

Adapun KR 20 digunakan untuk kuesioner Pada penelitian ini akan

digunakan untuk menguji tingkat pengetahuankuesioner

G. Teknik Pengumpulan Data

Pengambilan data dengan kuesioner akan dilakukan pada bulan Januari-

Februari 2016 pengambilan data akan dilakukan oleh peneliti dibantu oleh 2

asisten peneliti, yang terlebih dahulu dilatih bagaimana cara pengambilan data.

Cek list kuesioner diisi sendiri oleh peneliti setelah melakukan observasi

kepada responden di Rumah Bersalin Widuri Sleman Yogyakarta

Setelah data terkumpul kemudian peneliti melakukan pengolahan data dengan:

1. Mengecek nama dan kelengkapan identitas responden

2. Mengecek kelengkapan data

3. Memberi skor untuk setiap kuesioner

H. Rencana Pelaksanaan

Pelaksanaan penelitian ini akan dilakukan melalui beberapa tahap sebagai

berikut:

1. Tahap Persiapan

a. Tahap Pendahuluan

Studi pendahuluan dilakukan di Rumah Bersalin Widuri Sleman

Tujuan dari studi pendahuluan tersebut adalah untuk mengetahui

adanya pengaruh penggunaan terapi musik dalam mengatasi nyeri

yang disebabkan oleh proses persalinan.

1. Pembuatan Proposal

2. Penyelesaian administrasi dan perijinan penelitian.

b. Tahap Pelaksanaan

Page 19: Proposal Bu Wiwi

a. Pengambilan Data

Pengumpulan data akan dilaksanakan pada bulan Januari

sampai Februari 2016 Informasi mengenai pasien di dapatkan

dari data penelitian di Rumah Bersalin Widuri.

Peneliti atau asisten peneliti akan terlebih dahulu

memperkenalkan diri dan menjelaskan maksud dari penelitian

yang akan dilakukan kepada calon responden. Bagi calon

responden yang bersedia menjadi responden, terlebih dahulu

diminta untuk menandatangani surat pernyataan persetujuan

menjadi responden penelitian. Kemudian baru di lakukan

observasi.

b. Editing Data

Memeriksa data-data yang terkumpul, baik kelengkapan dan

konsistensi dari setiap hasil observasi.

c. Pengolahan Data

Pengolahan data akan dilakukan dengan komputer.

I. Analisa Data

Penelitian ini menggunakan analisa data uji t-test untuk mengetahui

keefektifitas perbandingan dalam penggunaan terapi musik sebagai pengurang

nyeri paska persalinan juga penggunaan obat medis sebagai pengurang nyeri.

Uji-t termasuk dalam golongan statistika parametrik. Statistik uji ini

digunakan dalam pengujian hipotesis. uji-t digunakan ketika informasi

mengenai nilai variance (ragam) populasi tidak diketahui.

Uji-t dapat dibagi menjadi 2, yaitu uji-t yang digunakan untuk pengujian

hipotesis 1-sampel dan uji-t yang digunakan untuk pengujian hipotesis 2-

sampel. Bila dihubungkan dengan kebebasan (independency) sampel yang

digunakan (khusus bagi uji-t dengan 2-sampel), maka uji-t dibagi lagi menjadi

2, yaitu uji-t untuk sampel bebas (independent) dan uji-t untuk sampel

berpasangan (paired).

Dalam lingkup uji-t untuk pengujian hipotesis 2-sampel bebas, maka ada 1 hal

yang perlu mendapat perhatian, yaitu apakah ragam populasi (ingat: ragam

populasi, bukan ragam sampel) diasumsikan homogen (sama) atau tidak. Bila

ragam populasi diasumsikan sama, maka uji-t yang digunakan adalah uji-t

dengan asumsi ragam homogen, sedangkan bila ragam populasi dari 2-sampel

Page 20: Proposal Bu Wiwi

tersebut tidak diasumsikan homogen, maka yang lebih tepat adalah

menggunakan uji-t dengan asumsi ragam tidak homogen. Uji-t dengan ragam

homogen dan tidak homogen memiliki rumus hitung yang berbeda. Oleh

karena itulah, apabila uji-t hendak digunakan untuk melakukan pengujian

hipotesis terhadap 2-sampel, maka harus dilakukan pengujian mengenai

asumsi kehomogenan ragam populasi terlebih dahulu dengan menggunakan

uji-F.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,S.2002. Prosedurpenelitiansuatupendekatanpraktek. Jakarta: RinekaCipta

Army. K. S. 2006. Dasardasarilmukebidanan.Jakarta : ECG

Armadi. 2008. TeknikProseduralKeperawatan :KonsepdanaplikasikebutuhanDasarklien,

Jakarta : SalembaMedika

Bobak, I. 2004. KeperawatanMaternitas. Jakarta:ECG

Costance, S. 2004. BukuAsuhanKebidanan. Jakarta : ECG

Page 21: Proposal Bu Wiwi

Nursalam. 2005. Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan. Jakarta:Salemba Medika