HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN PERILAKU MENGGOSOK GIGI SETELAH SARAPAN DAN SEBELUM TIDUR PADA ANAK USIA 6-8 TAHUN DI KELURAHAN SUNGAI BELIUNG PONTIANAK TAHUN 2014 ARTA DEBORAH SIMANJUNTAK I31110028 USULAN PENELITIAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN PERILAKU
MENGGOSOK GIGI SETELAH SARAPAN DAN SEBELUM
TIDUR PADA ANAK USIA 6-8 TAHUN DI KELURAHAN
SUNGAI BELIUNG PONTIANAK TAHUN 2014
ARTA DEBORAH SIMANJUNTAK
I31110028
USULAN PENELITIAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK
2014
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Anak diartikan sebagai seseorang yang berusia kurang dari delapan belas tahun
dalam masa tumbuh kembang dengan kebutuhan khusus baik kebutuhan fisik, psikologis,
sosial, dan spiritual. Anak merupakan individu yang berada dalam dalam satu rentang
perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja (Hidayat, 2012).
Pertumbuhan dan perkembangan kesehatan anak yang sehat harus menjadi perhatian
utama masyarakat. Perhatian terhadap kesehatan anak merupakan hal yang penting untuk
mencegah masalah kesehatan anak yang semakin meningkat termasuk di Indonesia
(Hidayat, 2008).
Masalah kesehatan anak dijadikan prioritas dalam upaya pengembangan bangsa,
dikarenakan anak merupakan generasi yang memiliki kemampuan yang dapat
dikembangkan sebagai penerus bangsa (Hidayat, 2008). Masalah yang sering dialami
oleh anak-anak adalah masalah dalam kesehatan gigi dan mulut (Damayanti, 2011). Oleh
karena itu, orang tua merupakan unsur penting dalam perawatan anak dan juga berperan
penting dalam menangani segala masalah kesehatan anak (Hidayat, 2012).
Peran orang tua yang aktif sangat diperlukan dalam perkembangan dan
pertumbuhan anak. Peran orang tua yang dimaksud adalah usaha langsung orang tua
terhadap anak seperti membimbing, memberi pengertian, mengingatkan, dan
menyediakan fasilitas kepada anak serta menciptakan lingkungan rumah sebagai
lingkungan sosial yang pertama dialami anak. Setiap perilaku atau tingkah laku orang tua
yang dilakukan berulang-ulang, maka anak pun akan menirunya dan akan menjadi ciri
kebiasaan anak (Suherman, 2000).
Menjadi orang tua memang bukan pekerjaan mudah, namun penuh anugerah dan
kebahagiaan melihat seorang anak lahir dan tumbuh menjadi besar merupakan
pengalaman yang sangat menakjubkan dan luar biasa. Menjadi orang tua tidak harus
melalui pendidikan formal khusus, harus dari TK sampai Universitas. Namun menjadi
orang tua dapat terjadi tanpa ada latar belakang pendidikannya. Untuk menjadi orang tua
yang sukses, orang tua harus mengenal kekuatan dan kelemahan diri dan belajar
mengenali kelemahan dan kekuatan anak-anak (Graha, 2007).
2
Orang tua juga harus menyadari bahwa pentingnya kunjungan pemeliharaan
kesehatan anak setiap tahunnya, termasuk dalam pemeliharaan kesehatan gigi anak
(Potter dan Perry, 2010). Apabila anak-anak dalam satu keluarga sehat, tentu karena
orang tua keluarga itu dapat memperhatikan sungguh-sungguh kesehatan anaknya. Baik
buruk anak tercermin dari sikap dan perilaku orang tua terhadap anaknya, termasuk juga
dalam mengurus kesehatan gigi anaknya, misalnya menggosok gigi anaknya. Oleh
karena itu, apabila di dalam satu keluarga gigi anak-anaknya sehat maka boleh diambil
kesimpulan orang tua berhasil menjaga kesehatan keluarganya. Dengan kata lain orang
tua yang bijaksana adalah orang tua yang gigi anaknya sehat (Machfoeds, 2005).
Menggosok gigi adalah usaha untuk membersihkan gigi dari sisa makanan yang
dapat menyebabkan masalah gigi. Manfaat menggosok gigi antara lain menyingkirkan
plak, mencegah penyakit periodontal, dan menyegarkan napas. Keefektivitan menggosok
gigi berhubungan dengan penatalaksanaan menggosok gigi. Penatalaksanaan menggosok
gigi antara lain mengetahui dan menerapkan teknik menggosok gigi yang benar, memilih
sikat dan pasta gigi yang tepat, serta teratur menggosok gigi. Penatalaksanaan
menggosok gigi yang benar, mengatasi masalah kesehatan gigi, seperti karies gigi yang
sekarang menjadi salah satu masalah kesehatan gigi terbesar yang dialami oleh seluruh
anak didunia (Anggraeni, 2013).
Karies merupakan penyebab patologi primer atas penanggalan gigi pada anak.
Diperkirakan bahwa 90% dari anak-anak usia sekolah di seluruh dunia dan sebagian
besar orang dewasa pernah menderita karies. Di Amerika Serikat, karies gigi merupakan
penyakit kronis anak-anak yang sering terjadi dan tingkatnya 5 kali lebih tinggi. Anak
usia antara 6-12 tahun atau anak usia sekolah masih kurang mengetahui dan mengerti
memelihara kebersihan gigi dan mulut, terbukti pada angka nasional untuk karies gigi
usia 12 tahun 76,62% (WHO, 2003).
Masalah kesehatan gigi di Indonesia masih merupakan masalah kesehatan
masyarakat yang penting karena prevalensi karies mencapai 80%. Prevalensi karies gigi
anak-anak Indonesia masih tinggi yaitu sebesar 76,2%, dan prevalensi tertinggi terdapat
di Jakarta yaitu sebesar 52,7% (SKRT, 2001). Prevalensi nasional masalah gigi-mulut di
Indonesia adalah 23,5%. Terdapat 19 provinsi mempunyai prevalensi masalah gigi-mulut
di atas prevalensi nasional, yaitu Nanggroe Aceh Darusalam, Jambi, Bengkulu, Jawa
Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur,
Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi
Selatan, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Sulawesi Barat, Maluku, Maluku Utara, dan
dan adopsi (adoptation). Dalam persepsi (perception), mengenal dan memilih
berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil merupakan
praktek tingkat pertama, sedangkan pada respon terpimpin (Guided response)
melakukan sesuatu dengan sesuatu yang benar dan sesuai dengan contoh,
misalnya dapat melakukan menggosok gigi dengan urutan yang benar dan
sesuai contoh, ini merupakan praktek atau tindakan tingkat kedua.
selanjutnya pada mekanisme (mechanism) berarti dapat melakukan sesuatu
dengan benar secara otomatis dan tanpa paksaan, misalnya anak dapat
menggosok gigi tanpa disuruh atau tanpa paksaan orang tuanya lagi. maka
dari itu jika tercipata tindakan tersebut maka tercapailah praktek atau
tindakan tingkat ketiga. Tingkatan yang terakhir adalah adopsi (adoptation),
yaitu suatu tindakan atau suatu praktik yang sudah berkembang dengan baik.
Hal ini berarti tindakan tersebut telah dimodifikasi tanpa mengurangi
kebenaran tindakan tersebut (Notoatmodjo, 2003).
2. Faktor pendorong
Menurut Green (1980) dalam Maulana (2009), Mengemukakan bahwa
faktor pendorong memungkinkan terjadinya perilaku. Hal ini berupa
lingkungan fisik, fasilitas kesehatan serta peran keluarga,terutama orang tua,
guru, dan petugas kesehatan berpengaruh pada perilaku individu. Untuk
bertindak dalam mencapai suatu tujuan terwujudnya perilaku anak yang baik,
maka harus saling bahu membahu agar terciptanya kerjasama yang baik antara
pihak rumah atau keluarga dengan sekolah yang akan mendukung anak dalam
memperoleh pengalaman yang hendak dirancang. Lingkungan yang yang akan
mendorong proses belajar melalui penjelajah dan penemuan untuk terjadinya
suatu perilaku
17
2.3 Perawatan Gigi
2.3.1 Gigi Susu
Pertumbuhan gigi sendiri dimulai dengan munculnya gigi susu. Masa
pertumbuhan gigi susu berbeda pada setiap anak. Munculnya gigi susu normal
pertama kali antara usia 4-6 bulan dan paling lambat antara 20-26 bulan. Gigi akan
tumbuh secara lengkap sejumlah 20 buah gigi, yaitu 10 gigi atas, 10 gigi bawah.
Perbedaan gigi susu dan gigi tetap adalah gigi susu berwarna lebih putih dan relatif
berukuran kecil dibandingkan gigi tetap. Gigi susu satu dengan lainnya memiliki
letak renggang di dalam rongga mulut karena sebagai persiapan tempat gigi tetap
yang berukuran lebih besar.Sehingga gigi tetap rapat satu sama lain. Pergantian
dapat digolongkan menjadi 3 periode berbeda,yaitu periode gigi susu( 0-5 tahun ),
periode gigi bercampur (6-14 tahun ), periode gigi tetap (di atas 14 tahun)
(Maulani, 2005).
Masa pembentukan gigi susu sangat perlu di perhatikan karena merupakan
masalah yang rentan. Maka perlu perhatian orang tua dalam perawatan gigi anak,
terutama pada tahap gigi susu. Sekitar usia 1 tahun atau dalam jangka waktu 6
bulan setelah gigi pertamanya tumbuh. Setelah itu setidaknya rutin memeriksakan
giginya ke dokter gigi setahun sekali. Dan ketika gigi pertamanya sudah tumbuh,
orang dapat melakukan perawatan gigi susu anak dengan menyikat gigi anak. Pilih
sikat gigi dengan kepala yang kecil dan bulu sikat dengan ujung membulat yang
lembut. Biasakan menyikat gigi dua kali sehari, setelah sarapn dan malam minimal
selama 2 menit. Saat ia sudah berusia 18 bulan, sebelum usia tersebut
membersihkan gigi cukup dengan sikat gigi lembut dan air. Ketika anak sudah
berusia 6 tahun anak dapat menggunakan pasta gigi biasa.
2.3.2 Gigi Tetap
Sebelum gigi menjadi menjadi gigi tetap, anak melewati periode gigi
bercampur yang terjadi pada anak usia 6-14 tahun. Gigi bercampur keadaan
dimana gigi susu mulai tanggal dan gigi tetap mulai tumbuh. Dalam kondisi gigi
baik (tidak berlubang) gigi susu akan tanggal dengan sendirinya mulai usia 5-6
tahun, diikuti pertumbuhan gigi tetapnya mulai usia 6-7 tahun untuk menggantikan
gigi-gigi susu dan akan lengkap hingga berjumlah 28 gigi pada usia 12-13 tahun.
Perawatan pada gigi tetap seharusnya tidak luput juga dari perhatian orang tua,
karena apabila gigi tetap mengalami kerusakan akibat gigi berlubang maka harus
dilakukan pencabutan. gigi tetap ini tidak akan ada gigi penggantinya yang akan
18
tumbuh. Untuk mengatasi masalah ini hanya dapat dilakukan perawatan ortodontik
untuk dapat merapikan gigi-gigi yang tidak rapi dan prostetik yaitu mengganti
dengan gigi tiruan dan melakukan sikat gigi 2 kali sehari, setelah sarapan dan
sebelum tidur untuk mencegah karies gigi (Maulani, 2005).
2.4 Kerangka Teori
Skema 2.1 Kerangka Teori Penelitian
Sumber : Notoatmodjo. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi.Jakarta:EGC
2.5 Hipotesis
Ho : Tidak ada Hubungan antara peran orang dengan perilaku menggosok gigi
pada anak usia 6-8 tahun di Perumnas II Pontianak
Ha : Ada Hubungan antara peran orang dengan perilaku menggosok gigi
pada anak usia 6-8 tahun di Perumnas II Pontianak
19
Faktor predisposisi:- Pengetahuan- Sikap- Tindakan atau praktek
Perilaku Menggosok Gigi Setelah
Sarapan dan Sebelum TidurFaktor Pendukung :
- Lingkungan- Fasilitas Kesehatan- Peran Orang tua
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif karena peneliti harus
mendefinisikan variabel penelitian dan melakukan analisis atas data yang diperoleh
(Danim, 2003).
3.2 Desain Penelitian
Rancangan penelitian ini berupa penelitian deskriptif analitik yang merupakan
penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antar variabel (Dahlan, 2010).
Yaitu variabel independen (peran orang tua) dan variabel dependen (perilaku menggosok
gigi setelah sarapan dan sebelum tidur). Desain penelitian ini dilakukan dengan
pendekatan cross-sectional yang menekankan waktu pengukuran data variabel dependen
dan independen hanya satu kali pada suatu saat yang sama (Nursalam, 2011).
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi adalah subjek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam,
2011). Populasi dalam peneltian ini adalah seluruh orang tua yang memiliki anak yang
berumur 6-8 tahun di Kelurahan Sungai Beliung. Adapun jumlah anak usia 6-8 tahun di
Kelurahan Sungai Beliung berjumlah 3.360 orang.
3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang dapat digunakan sebagai subjek
penelitian (Nursalam, 2011). Sampel penelitian dalam penelitian ini adalah orang tua
yang memiliki anak usia 6-8 tahun di Keluarahan Sungai Beliung.
Sampel dalam penelitian ini dipilih dengan menggunakan teknik Probability
Sampling dengan menggunakan rancangan simple random sampling yang dimana teknik
ini dilakukan berdasarkan suatu pertimbangan tertentu yang dibuat peneliti sendiri.
Menurut Nursalam (2011), besar sampel dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
20
Keterangan :
n : Jumlah sampel
N : Jumlah Populasi
d : Tingkat Kepercayaan / tingkat ketepatan yang di inginkan (0,05)
Diketahui :
N : 3360
d : 0,05
Cara menghitung sampel :
399,88 = 400
Jadi, besar sampel yang dibutuhkan dari hasil perhitungan sejumlah 97 responden
(400 responden Ibu dan 400 responden anak)
3.4 Kriteria Sampel Penelitian
3.4.1 Kriteria Inklusi
a. Orang tua yang memiliki anak usia 6-8 tahun
b. Anak dengan usia 6-8 tahun
21
c. Bersedia menjadi responden
3.4.2 Kriteria Eksklusi
a. Tidak mengisi kuisoner secara lengkap
b. Tidak bisa baca tulis
3.5 Kerangka Konsep Penelitian
Kerangka Konsep penelitian digambarkan dalam bagan sebagai berikut :
Skema 3.1 Kerangka Konsep
Variabel Independen Variabel Dependen
3.6 Variabel Penelitian
3.6.1 Variabel Dependen (Variabel Terikat)
Variabel dependen atau variabel terikat adalah suatu variabel yang
dipengaruhi atau menjadi akibat karena variabel bebas, dengan kata lain dependen
merupakan variabel akibat atau efek (Hidayat, 2011). Variabel terikat (variabel
yang dipengaruhi) dalam penelitian ini adalah perilaku menggosok gigi setelah
sarapan dan sebelum tidur anak usia 6-8 tahun.
3.6.2 Variabel Independen (Variabel bebas)
Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi
variabel lain, dengan kata lain independen merupakan variabel risiko atau sebab
(hidayat, 2011). Variabel risiko (variabel yang mempengaruhi) dalam penelitian ini
adalah peran orang tua.
3.7 Definisi Operasional
22
Peran Orang tuaPerilaku menggosok gigi setelah sarapan dan sebelum tidur
Definisi operasional adalah ketika variabel-variabel penelitian menjadi bersifat
operasional. Definisi operasional menjadikan konsep yang masih bersifat abstrak
menjadi operasional yang memudahkan pengukuran variabel tersebut (Wasis, 2008).
Tabel 3.1 Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional
Cara Ukur Alat ukur Hasil Ukur Skala
1. Peran Orang tua
Suatu aktivitas orangtua untuk mengajarkan anak usia 6-8 tahun dalam memelihara kesehatan gigi yang meliputi : a. Mengajarkan
waktu yang tepat dalam menggosok gigi
b. Mengajarkan syarat-syarat sikat gigi yang baik
c. Mengajarkan pemberian pasta gigi yang baik
d. Mengajarkan cara sikat gigi yang benar
e. Mengajarkan anak untuk menyimpan sikat gigi yang benar
Kuisoner Kuesioner yang terdiri dari 15 pertanyaan negative dan positif dengan kategori jawaban :
- selalu = 2- kadang- kadang= 1- tidak pernah= 0
1. Baik (Cut off point ≥ mean/median)
2. Kurang Baik (cut off point ≤ mean/median)
Menggunakan nilai mean jika distribusi data peran orang tuanya normal dan menggunakan nilai median jika distribusi data peran orang tuanya tidak normal.
Nominal
2. Perilaku menggosok gigi setelah sarapan
Anak yang melakukan atau tidak melakukan kebiasaan menggosok gigi setelah sarapan
Kuesioner Kuesioner yang terdiri dari 4 pertanyaan
1. Melakuka2. Tidak
Melakukan
Nominal
23
3. Perilaku menggosok gigi sebelum tidur
Anak yang melakukan atau tidak melakukan kebiasaan menggosok gigi sebelum tidur
Kuesioner Kuesioner yang terdiri dari 4 pertanyaan
1. Melakukan2. Tidak
Melakukan
Nominal
3.8 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 71 Pontianak. Waktu yang diperlukan dari
mulai penyusunan proposal ujian hasil adalah bulan Desember 2013-Mei 2014
Tabel 3.2 Waktu Penelitian
KegiatanBulan / Tahun 2013-2014
Desember Januari Febuari Maret April Mei
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pengajuan topik dan judul
penelitian
Studi Pendahuluan
penyusunan proposal
Sidang Proposal
Pengambilan data, analisa
dan bimbingan
penyusunan laporan hasil
Ujian Hasil
Pengumpulan Skripsi
3.9 Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan instrumen berupa kuisoner, yang dimana untuk
mengukur variabel peran orang tua dengan perilaku menggosok gigi setelah sarapan dan
sebelum tidur. Kuisoner dalam penelitian ini terdiri dari 2 Kuisoner ,yaitu :
Kuisoner I : Kuisoner ini terkait pertanyaan tentang identitas responden dan terkait
dengan peran orang yang terdiri dari 15 item pertanyaan, masing-masing
item pertanyaan jawaban diukur dengan diberi skor : “selalu” nilainya 3;
“kadang-kadang” nilainya 2; “tidak pernah” nilainya 1 dan akan
dikatergorikan bila baik (Cut off point ≥ mean/median) dan bila Kurang
24
Baik (cut off point ≤ mean/median. Hasil ukur menggunakan nilai mean
jika distribusi data peran orang tuanya normal dan menggunakan nilai
median jika distribusi data peran orang tuanya tidak normal.
Kuisoner II: Kuisoner pada bagian ini terkait dengan identitas anak dan terkait dengan
perilaku menggosok gigi setelah sarapan dan sebelum tidur yang terdiri dari
4 item apertanyaan, yang dapat dikategorikan menjadi melakukan dan tidak
melakukan.
Pembagian kuisoner akan dilakukan apabila kuisoner tersebut telah diuji validitas
dan uji realibilitas.
1. Uji Validitas
Validitas yang merupakan suatu alat ukur dan pengamatan suatu instrumen
(Zuldafrial, 2011). Validitas berkaitan dengan kesesuaian antara satu konsep dengan
indikator yang digunakan (Prasetyo dan Lina, 2011). Uji validitas ini dilakukan
menggunakan uji korelasi pearson product moment dan diuji cobakan pada 20
responden pada taraf signifikan 5% adalah 0,444 (Machfoedz, 2013). Instrumen
dikatakan valid jika nilai r dihitung lebih besar dibandingkan dengan nilai r tabel
pada alpa 0,05 (Listiowati, 2009).
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan bila fakta
atau kenyataan hidup tadi diukur atau diamati berkali-kali dalam waktu yang
berlainan (Zuldafrial, 2011). Bila pengamatan yang diukur tidak sama, maka
dikatakan perangkat ukur tersebut tidak reliabel (Prasetyo dan Lina, 2011). Dari
instrumen tersebut jika alpha cronbach mendekati angka 1 atau ≥ 0,60, maka
instrumen tersebut dikatakan reliabel (Listiowati, 2009)
3.10 Prosedur Pengumpulan Data
Dalam proses pengumpulan data harus sesuai dengan maksud dan tujuan
penelitian. Pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh dari pengisian kuisoner,
prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
3.10.1 Tahap Persiapan
25
Penelitian akan dilakukan setelah memperoleh ijin dari pihak sekolah
untuk melakukan penelitian. Peneliti akan mendatangi lokasi yang terletak di
SDN 71 dan SDN 72 Pontianak dan melakukan sosialisasi proposal dengan
Kepala sekolah, Guru-guru, dan melakukan pendekatan kepada calon reponden.
Bagi calon responden orangtua, peneliti akan mendatangi kerumahnya.
3.10.2 Tahap Pemilihan Responden
Langkah-langkah pemilihan responden yang dilakukan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Setelah memperoleh surat ijin untuk melakukan penelitian, peneliti
mendatangi lokasi penelitian yaitu SDN 71 Pontianak dan SDN 72 Pontianak
2. Peneliti memperkenalkan diri dan melakukan penjelaskan singkat kepada
pihak sekolah tentang prosedur dan tujuan penelitian ini dilakukan
3. Peneliti memperkenalkan diri kepada calon responden dan melakukan
pendekatan kepada calon responden dan menjelaskan tentang tujuan dan
prosedur penelitian. Bagi responden yang setuju untuk berpatisipasi dalam
kegiatan penelitian selanjutnya diberikan lembar persetujuan penelitian untuk
ditanda tangani.
4. Peneliti membagi kuisoner kepada orangtua (Ibu) dan memberikan penjelasan
kepada responden tentang cara pengisian kuisoner serta diminta untuk
mengisi biodata orangtua dan mengisi pertanyaan yang terdapat dalam
kuisoner serta diminta memilih jawaban sesuai point yang ada. Bagi orang
yang tidak hadir dalam penelitian,peneliti akan mendatangi rumahnya
5. Peneliti membagikan kuisoner terpimpin kepada anak. Peneliti memberikan
bantuan kepada responden tentang cara pengisian kuisoner dan diminta untuk
memilih jawaban sesuai dengan point yang ada.
6. Kuisoner yang terisi lengkap lalu diserahkan kepada peneliti
3.11 Rencana Pengolahan Data
Hasil data kuisoner yang telah terkumpul lengkap lalu diolah melalui tahapan
pengolahan data sebagai berikut:
3.11.2 Editing
26
Peneliti melakukan pengecekan terhadap data yang telah diisi oleh responden.
diantaranya, kelengkapan dalam pengisian identitas dan pertanyaan dalam
kuisoner tersebut. sehingga apabila terdapat pengisian yang tidak lengkap ataupun
ketidaksesuaian dalam pengisian,dapat dilengkapkan segera.
3.11.3 Coding
Melakukan kegiatan data mengubah data berbentuk huruf/kalimat menjadi
data angkat atau bilangan yang dimana akan mempermudah pada saat analisa data
dan pada saat entry data. dalam pemberian coding tentang hubungan peran
orang tua jika peran baik = 1, jika kurang baik = 2. Pada perilaku
menggosok gigi anak setelah sarapan dan sebelum tidur melakukan = 1, jika
melakukan = 2.
3.11.4 Entry Data
Data yang didapat dari pengumpulan kuisoner dimasukkan kedalam program
komputer atau software dalam bentuk kode angka.
3.11.4 Cleaning
Setelah semua data responden selesai dimasukkan, dilakukan pengecekan
kembali untuk melihat apakah ada tidaknya kesalahan, ketidaklengkapan,dan
sebagainya,kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi.
3.12 Analisa Data
Analisa data merupakan proses lanjutan dari proses pengolahan data untuk melihat
bagaimana menginterpretasikan data, dan kemudian menganalisis data dari hasil yang
sudah ada pada tahap hasil pengolahan data (Prasetyo dan Lina, 2011).
Analisa data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
3.12.2 Analisa Univarat
Analisa univariat dilakukan terhadap setiap variabel hasil dari
penelitian untuk mengetahui apakah konsep yang diukur sudah siap dianalisa
serta dapat dilihat gambaran secara rinci (Imron dan Munif, 2010). Setiap
variabel dependen dan independen dianalisa dengan statistik deskriptif yaitu
presentatif untuk mengetahui gambaran mengenai peran orang tua yang terdiri
dari 15 item pertanyaan dan dikategorikan menjadi dua peran, yaitu peran baik
(31-45) dan peran kurang baik (15-30), serta mengenai perilaku menggosok
gigi setelah sarapan dan sebelum tidur terdiri dari 4 item pertanyaan dan
kemudian dikategorikan menjadi dua, yaitu melakukan dan tidak melakukan
27
dalam bentuk distribusi frekuensi yang menggunakan program SPSS 17.0 for
Windows system.
3.12.2 Analisa Bivariat
Analisa bivariat adalah analisa yang dilakukan terhadap dua variable
yang diduga adanya hubungan atau berkoreasi (Notoadmodjo, 2005). Menurut
Imron dan Munif (2010), analisa bivariat digunakan untuk melihat apakah ada
hubungan antara variabel. Hubungan tersebut mempunyai 3 kemungkinan,
yaitu:
1. Ada hubungan tetapi sifatnya simetris, tidak saling mempengaruhi
2. Saling mempengaruhi antara dua variabel
3. Sebuah variabel mempengaruhi variabel lain
Tujuan analisa ini untuk mengetahui hubungan antara peran orangtua
dengan perilaku menggosok gigi setelah sarapan dan sebelum tidur pada anak
usia 6-8 tahun. Analisa ini menggunakan uji Chi-Square jika nilai expected
kurang dari 5, maksimal 20%. Akan tetapi jika syarat uji Chi-Square tidak
terpenuhi maka menggunakan alternatif uji Chi-Square yaitu Fisher dan
Kolmogorov-Smirnov karena :
a. Variabel yang dihubungkan adalah peran orang tua dengan perilaku
menggosok gigi setelah sarapan dan sebelum tidur
b. Jenis Hipotesis komparatif
c. Skala variabel kategorik
d. Kelompok data tidak berpasangan
3.13 Etika Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, sebelum peneliti mendatangi responden untuk
bersedia menjadi responden, peneliti melakukan meminta ijin kepada pihak sekolah.
Setelah mendapatkan izin dari pihak sekolah kemudian peneliti mendatangi responden
dan meminta calon responden untuk menjadi responden penelitian. Setelah
mendapatkan persetujuan, barulah melakukan penelitian dengan menekankan masalah
etika-etika penelitian yang meliputi :
1. Informed consent ( lembar persetujuan)
Sebelum penelitian dilaksanakan peneliti memberikan lembar persetujuan
untuk menjadi responden. Bila responden bersedia, maka mereka harus
menandatangani lembar persetujuan bersedia menjadi responden. Tetapi apabila
28
responden menolak maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati
hak-hak responden.
2. Anonimity ( tanpa nama )
Kerahasiaan dari identitas responden dalam penelitian ini akan dijaga oleh
peneliti dan hanya digunakan semata-mata hanya untuk kepentingan penelitian.
Kerahasiaan dalam penelitian ini dijaga oleh peneliti dengan tidak mencantumkan
nama, hanya nama inisial responden saja yang di cantumkan, demi menjaga
kerahasiaan identitas responden.
3. Confidentiality (Kerahasiaan informasi)
Kerahasiaan mengacu pada tanggung jawab peneliti untuk melindungi
semua data yang dikumpulkan. seluruh informasi yang diberikan responden,
dijamin peneliti hanya untuk kepentingan penelitian dan hanya kelompok data
tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian.
4. Manfaat dan kerugian yang ditimbulkan
Penelitian ini diharapkan mendapatkan manfaat yang maksimal bagi pasien
orangtua maupun anak, pada khusunya adalah subjek penelitian ini sendiri. Maka
dari itu peneliti berusaha untuk dapat meminimalkan dampak yang dapat