DAYA SAING LULUSAN PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
UNIVERSITAS NEGERI MALANG PADA BIDANG PROFESI GURU SEKOLAH MENENGAH
KEJURUAN TERHADAP KOMPETISI PPG (PENDIDIKAN PROFESI GURU)
TUGAS
OLEH AGUNG CAHYO UTOMONIM 110521428519
UNIVERSITAS NEGERI MALANGFAKULTAS TEKNIKJURUSAN TEKNIK
SIPILPROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNANSeptember 2013DAYA
SAING LULUSAN PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
UNIVERSITAS NEGERI MALANG PADA BIDANG PROFESI GURU SEKOLAH MENENGAH
KEJURUAN TERHADAP KOMPETISI PPG (PENDIDIKAN PROFESI GURU)
PROPOSAL SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam menyelesaikan tugas MatakuliahMetodologi Penelitian
OLEH AGUNG CAHYO UTOMONIM 110521428519
UNIVERSITAS NEGERI MALANGFAKULTAS TEKNIKJURUSAN TEKNIK
SIPILPROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNANSeptember 2013
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang MasalahPendidikan merupakan unsur penting
dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa (Preambule UUD 1945
alinea ke-4). Negara akan maju dan berkembang apabila diikuti
dengan peningkatan pendidikan yang baik. Kemajuan pendidikan akan
memberikan dampak positif dalam upaya peningkatan sumber daya
manusia. Dunia pendidikan di era global sangat menuntut penigkatan
kompetensi khususnya guru dalam berbagai bidang.Dalam bidang
Pendidikan Kejuruan, perkembangan alat dan bahan sebagai sarana
penunjang siswa memahami suatu subtansi pelajaran sangat dibuthkan.
Seorang guru dituntut mengetahui berbagai hal yang berkaitan dengan
kemajuan dalam bidang IPTEK.Dewasa ini seorang calon guru Sekolah
Menengah Kejuruan khususnya bidang keahlian Teknik Bangunan tidak
hanya dituntut untuk memiliki kompetensi pedagogik dan penguasaan
kelas secara baik. Dalam perkembanganya, kemampuan penguasaan bahan
ajar dan pemahamanya sangat diperlukan sebagai media penunjang yang
sangat relevan dengan disiplin ilmu yang ditempuh yaitu Teknik
Bangunan.Dengan mengacu pada peraturan Departemen Pendidikan
Republik Indonesia, guru diwajibkan mengikuti Pendidikan Profesi
Guru. Tuntutan ini untuk membentuk karakter guru yang professional
dalam menjalankan displin ilmu dengan bidang masing-masing.Tujuan
umum pendidikan profesi guru adalah menghasilkan calon guru yang
memiliki kemampuan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab (SISDIKNAS, 2003).
Sedangkan, tujuan khusus Pendidikan Profesi Guru adalah
menghasilkan calon guru yang memiliki kompetensi merencanakan dan
melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,
melakukan pembimbingan dan pelatihan peserta didik pada pendidikan
anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah serta melakukan penelitian (SISDIKNAS,
2003).Pada Program Studi S1 Pendidikan Teknik Bangunan, acuan dasar
dalam kriteria diatas sudahlah terpenuhi. Namun dalam implementasi
nyata yang terjadi dewasa ini, dengan adanya program pemerintah
khususnya Menteri Pendidikan Nasional maka syarat wajib yang harus
ditempuh lulusan prodi ini menjadi bertambah yaitu harus melalui
Pendidikan Profesi Guru.Masalah mulai timbul saat kini profesi guru
menjadi idaman sebagai lahan pekerjaan tetap yang menjanjikan.
Kompetisi dalam pengajuan kelayakan diri untuk turut serta
mencerdaskan kehidupan bangsapun kini kental. Saat ini, selain
harus menghadapi kompetitor dari dalam internal (Program
Pendidikan) lulusan S1 Prodi Pendidikan Teknik Bangunan dituntut
memiliki kemampuan di bidang teknik lebih mendalam karena semakin
globalnya persaingan yang terjadi bahkan dengan lulusan
non-kependidikan. Dari data PPG-SM3T Universitas Negeri Malang pada
2011 tercatat ada 267 peserta PPG yang berlatar belakang Pendidikan
Guru Sekolah Dasar (PGSD), Bimbingan Konseling (BK), Pendidikan
Biologi, Pendidikan Fisika, Pendidikan Kimia, Pendidikan
Matematika, Pendidikan Bahasa Indonesia, Pendidikan Bahasa Inggris,
Pendidikan Geografi, Pendidikan Ekonomi dan Pendidikan Teknik
Mesin. Dari data jelas terlihat bahwa lulusan S1 Pendidikan Teknik
Bangunan memiliki daya saing yang rendah bahkan dapatdikataan saat
ini belum memiliki kompetensi untuk masuk dalam Pendidikan Profesi
Guru.Sebelum adanya PPG-SM3T, Fakultas Teknik telah melaksanakan
PPG terlebih dahulu, yakni PPG Terintegrasi SMK Kolaboratif dengan
mendidik calon guru produktif nan professional (Tim Dosen UM,
2009). Ini merupaka potret pentingnya meningkatkan daya saing serta
kompetensi lulusan S1 Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan yang
mutlak menjadi tonggak utama dalam formasi guru pada SMK Bangunan.
Berdasarkan atas kajian diatas, jika kompetensi yang dimiliki
lulusan Program Studi S1 Pendidikan Teknik Bangunan tidak meningkat
secara signifikan maka akan terjadi pergseran pola masukan profesi
guru dari bidang pendidikan kepada non-kependidikan dikarenakan
kompetensi yang kurang seimbang. Jika dalam proporsi program
non-kependidikan lebih menekankan pada bidang keilmuan kejuruan
yang terintegrasi dengan baik, maka kompetensi pedagogik akan
didapat saat melalui Pendidikan Profesi Guru. Sebaliknya dengan
program kependidikan, dikarenakan proporsi pedagogik lebih
menonjol, lebih besar membuka kemungkinan akan lemahnya penguasaan
pada bidang keilmuan kejuruan. Menurut Noerman Adi (2004:31) minat
dan motivasi Mahasiswa Program Studi S1 Pendidikan Teknik Bangunan
untuk menjadi seorang guru berada pada kategori baik. Ini
menunjukkan bahwa potensi yang dimiliki mahasiswa sangat mencukupi
untuk menunjang daya saing yang telah mereka miliki untuk bersaing
dalam Program Pendidikan Profesi Guru (PPG).
B. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang yang telah
diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam dalam dapat diuraikan
sebagai berikut.1. Apakah ada hubungan yang signifikan antara minat
mahasiswa lulusan Prodi S1 Pendidikan Teknik Bangunan untuk menjadi
seorang guru dengan prestasi selama mengikuti Pendidikan Profesi
Guru (PPG) ?2. Bagaimanakah motivasi mahasiswa Prodi S1 Pendidikan
Teknik Bangunan untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru (PPG) ?
C. Manfaat PenelitianAdapun manfaat yang diharapkan dari
penelitian ini adalah:1. Bagi Universitas Negeri Malang dan Jurusan
Teknik SipilMemberikan informasi yang lebih jelas kepada lembaga
kependidikan Universitas Negeri Malang dan Jurusan Teknik Sipil
tentang daya saing lulusanya pada kompetisi Pendidikan Profesi Guru
(PPG). 2. Bagi Program Studi S1 Pendidikan Teknik
BangunanMemberikan informasi yang lebih jelas kepada Program Studi
S1 Pendidikan Teknik Bangunan tentang daya saing lulusanya pada
kompetisi Pendidikan Profesi Guru (PPG) sehingga dapat dijadikan
sebagai bahan pertimbangan untuk merumuskan kebijakan-kebijakan
baru demi kemajuan mutu pendidikan.3. Bagi Mahasiswa Program Studi
S1 Pendidikan Teknik Sipil Sebagai acuan dan bahan rujukan
mahasiswa dan calon lulusan agar dapat menggali minat dan
potensinya untuk mempersiapkan kompetensi sebagai guru.
D. Asumsi PenelitianAsumsi penelitian adalah anggapan-anggapan
dasar tentang suatu hal yang dijadikan pijakan berpikir dan
bertindak dalam melaksanakan penelitian (PPKI, 2007 : 13). Asumsi
yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:1.
Mahasiswa Program Studi S1 Pendidikan Teknik Bangunan Universitas
Negeri Malang memiliki potensi dan minat untuk bersaing pada
kompetisi Pendidikan Profesi Guru (PPG).2. Mahasiswa Program Studi
S1 Pendidikan Teknik Bangunan Universitas Negeri Malang memiliki
potensi dan minat untuk menjadi seorang tenaga pendidik.
E. Ruang Lingkup Penelitian dan Batasan Penelitian1. Ruang
Lingkup Penelitiana) Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa
Program Studi S1 Pendidikan Teknik Bangunan Universitas Negeri
Malang lulusan tahun 2008 sampai dengan 2010.b) Variabel dalam
penelitian ini adalah minat dan prestasi mahasiswa selama mengikuti
Pendidikan Profesi Guru (PPG) dan motivasi mahasiswa untuk
mengikuti Pendidikan Profesi Guru (PPG).
2. Batasan PenelitianBatasan masalah yang dibahas dalam
penelitian ini antara lain:a) Subjek penelitian ini hanya mahasiswa
Program Studi S1 Pendidikan Teknik Banguan Universitas Negeri
Malang lulusan tahun 2009 sampai dengan 2012.b) Indikator untuk
mengukur minat dan prestasi dalam kompetensi PPG antara lain :
presensi, nilai harian, nilai ujian tengah semester, nilai ujian
akhir semester, nilai kognitif dan afektif.c) Indikator untuk
mengukur motivasi dalam kompetensi PPG antara lain : semangat dalam
mengikuti kegiatan, tanggung jawab, kondisi dalam kegiatan dan
kompetensi keahlian.
F. Definisi OperasionalDefinisi operasional bertujuan untuk
menjelaskan istilah-istilah yang terkait dengan penelitian untuk
menghindari perbedaan persepsi mengenai permasalahan yang akan
dibahas. Definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :1. Mahasiswa adalah suatu kelompok dalam masyarakat yang
memperoleh statusnya karena ikatan dengan perguruan tinggi.
Mahasiswa juga merupakan calon intelektual atau cendekiawan muda
dalam suatu lapisan masyarakat. Mahasiswa dalam lingkup penelitian
adalah calon intelektual di bidang pendidikan khusunya kejuruan
yang telah menempuh Program Studi S1 Pendidikan Teknik Bangunan.2.
Minat adalah kecenderungan hati yang tinggi untuk merasa tertarik
pada sesuatu yang diekspresikan dengan perasaan suka dan hal
tersebut timbul karena pengetahuan yang didapat dari mendengar atau
melihat mengenai sesuatu. Minat untuk menjadi guru dalam kompetisi
Pendidikan Profesi Guru dapat diukur menggunakan angket.3. Prestasi
adalah kemampuan nyata yang merupakan hasil interaksi antara
berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari dalam maupun dari luar
individu dalam belajar. Prestasi dalam kompetisi Pendidikan Profesi
Guru dapat diukur menggunakan hasil belajar, antara lain : hasil
nilai harian, presentase presensi, hasil nilai ujian tengah
semester, hasil nilai ujian akhir semester, nilai akhir pada Daftar
Nilai Akhir dan penilain afektif dan kognitif.4. Motivasi adalah
dorongan yang menggerakkan, mengarahkan, dan menopang usaha
seseorang, sehingga akan secara teratur melakukan usaha nyata untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. Motivasi untuk menjadi guru dalam
kompetisi Pendidikan Profesi Guru dapat diukur menggunakan
angket.
BAB IIKAJIAN PUSTAKA
A. Mahasiswa1. Definisi Mahasiswa Mahasiswa adalah orang yang
belajar di perguruan tinggi, baik di universitas, institut atau
akademi. Mahasiswa merupakan suatu kelompok dalam masyarakat yang
memperoleh statusnya karena ikatan dengan perguruan tinggi.
Mahasiswa juga merupakan calon intelektual atau cendekiawan muda
dalam suatu lapisan masyarakat yang sering kali syarat dengan
berbagai predikat (Sarwono : 1987).Menyandang gelar mahasiswa
merupakan suatu kebanggaan sekaligus tantangan. Betapa tidak,
ekspektasi dan tanggung jawab yang diemban oleh mahasiswa begitu
besar. Menjadi seorang yang dapat memberikan solusi bagi
permasalahan yang dihadapi oleh suatu masyarakat bangsa di berbagai
belahan dunia. (Budi Santoso, 2012)
2. Peran dan Fungsi MahasiswaSebagai mahasiswa berbagai macam
lebel pun disandang, ada beberapa macam label yang melekat pada
diri mahasiswa, misalnya: a) Direct Of Change, mahasiswa bisa
melakukan perubahan langsung karena SDMnya yg banyakb) Agent Of
Change, mahasiswa agent perbahan,maksudnya sdm2 untuk melakukan
perubahanc) Iron Stock, sumber daya manusia dari mahasiswa itu ga
akan pernah habis.d) Moral Force, mahasiswa itu kumpulan orang yg
memiliki moral yg baik.e) Social Control, mahasiswa itu pengontrol
kehidupan sosial,cntoh mengontrol kehidupan sosial yg dilakukan
masyarakat.
Namun secara garis besar, setidaknya ada 3 peran dan fungsi yang
sangat penting bagi mahasiwa, yaitu :a) Peranan moral, dunia kampus
merupakan dunia di mana setiap mahasiswa dengan bebas memilih
kehidupan yang mereka mau. Disinilah dituntut suatu tanggung jawab
moral terhadap diri masing-masing sebagai indidu untuk dapat
menjalankan kehidupan yang bertanggung jawab dan sesuai dengan
moral yang hidup dalam masyarakat. b) Peranan sosial. Selain
tanggung jawab individu, mahasiswa juga memiliki peranan sosial,
yaitu bahwa keberadaan dan segala perbuatannya tidak hanya
bermanfaat untuk dirinya sendiri tetapi juga harus membawa manfaat
bagi lingkungan sekitarnya. c) Peranan intelektual. Mahasiswa
sebagai orang yang disebut-sebut sebagai insan intelek haruslah
dapat mewujudkan status tersebut dalam ranah kehidupan nyata. Dalam
arti menyadari betul bahwa fungsi dasar mahasiswa adalah bergelut
dengan ilmu pengetahuan dan memberikan perubahan yang lebih baik
dengan intelektualitas yang ia miliki selama menjalani
pendidikan.
B. Guru1. Definisi GuruMenurut J.E.C. Gericke dan T. Roorda yang
dikutip oleh Ir. Poedjawijatna, menerangkan bahwa guru berasal dari
bahasa Sansekerta, yang artinya berat, besar, penting, baik sekali,
terhormat dan juga berarti pengajar. Dalam bahasa Inggris dijumpai
beberapa kata yang berdekatan artinya dengan guru, kata teacher
berarti guru, pengajar kata educator berarti pendidik, ahli
mendidik dan tutor yang berarti guru pribadi, atau guru yang
mengajar di rumah, memberi les (pelajaran). Dalam pandangan
masyarakat Jawa, guru dapat dilacak melalui akronim gu dan ru. Gu
diartikan dapat digugu (dianut) dan ru berarti bisa ditiru
(dijadikan teladan).Dalam konteks pendidikan Islam banyak sekali
kata yang mengacu pada pengertian guru, seperti kata yang lazim dan
sering digunakan diantaranya A.D. Marimba memberi pengertian guru
atau pendidik sebagai orang yang memikul pertanggungan jawab untuk
mendidik. Sedangkan Zakiah Daradjat, lebih memilih kata guru
sebagai pendidik profesional, sebab secara implisit ia telah
merelakan dirinya menerima dan memikul sebagian tanggungjawab
pendidikan yang terpikul dipundak para orang tua. Guru menurut
paradigma baru ini bukan hanya bertindak sebagai pengajar, tetapi
juga sebagai motivator dan fasilitator proses belajar mengajar
yaitu realisasi atau aktualisasi potensi-potensi manusia agar dapat
mengimbangi kelemahan pokok yang dimilikinya. Sehingga hal ini
berarti bahwa pekerjaan guru tidak dapat dikatakan sebagai suatu
pekerjaan yang mudah dilakukan oleh sembarang orang, melainkan
orang yang benar-benar memiliki wewenang secara akademisi, kompeten
secara operasional dan profesional.
2. Peran GuruPara pakar pendidikan di Barat telah melakukan
penelitian tentang peran guru yang harus dilakoni. Peran guru yang
beragam telah diidentifikasi dan dikaji oleh Pullias dan Young
(1988), Manan (1990) serta Yelon dan Weinstein (1997). Adapun
peran-peran tersebut adalah sebagai berikut :a) Guru Sebagai
PendidikGuru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan dan
identifikasi bagi para peserta didik, dan lingkungannya. Oleh
karena itu, guru harus memiliki standar kualitas tertentu, yang
mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin.
b) Guru Sebagai PengajarKegiatan belajar peserta didik
dipengaruhi oleh berbagai factor, seperti motivasi, kematangan,
hubungan peserta didik dengan guru, kemampuan verbal, tingkat
kebebasan, rasa aman dan keterampilan guru dalam berkomunikasi.
Jika factor-faktor di atas dipenuhi, maka melalui pembelajaran
peserta didik dapat belajar dengan baik. Guru harus berusaha
membuat sesuatu menjadi jelas bagi peserta didik dan terampil dalam
memecahkan masalah. Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh
seorang guru dalam pembelajaran, yaitu : Membuat ilustrasi,
Mendefinisikan, Menganalisis, Mensintesis, Bertanya, Merespon,
Mendengarkan, Menciptakan kepercayaan, Memberikan pandangan yang
bervariasi, Menyediakan media untuk mengkaji materi standar,
Menyesuaikan metode pembelajaran, Memberikan nada perasaan. Agar
pembelajaran memiliki kekuatan yang maksimal, guru-guru harus
senantiasa berusaha untuk mempertahankan dan meningkatkan semangat
yang telah dimilikinya ketika mempelajari materi standar.c) Guru
Sebagai PembimbingGuru dapat diibaratkan sebagai pembimbing
perjalanan, yang berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya
bertanggungjawab atas kelancaran perjalanan itu. Dalam hal ini,
istilah perjalanan tidak hanya menyangkut fisik tetapi juga
perjalanan mental, emosional, kreatifitas, moral dan spiritual yang
lebih dalam dan kompleks.Sebagai pembimbing perjalanan, guru
memerlukan kompetensi yang tinggi untuk melaksanakan empat hal
berikut : (1) guru harus merencanakan tujuan dan mengidentifikasi
kompetensi yang hendak dicapai, (2) guru harus melihat keterlibatan
peserta didik dalam pembelajaran, dan yang paling penting bahwa
peserta didik melaksanakan kegiatan belajar itu tidak hanya secara
jasmaniah, tetapi mereka harus terlibat secara psikologi, (3) guru
harus memaknai kegiatan belajar, (4) guru harus melaksanakan
penilaian.d) Guru Sebagai PelatihProses pendidikan dan pembelajaran
memerlukan latihan keterampilan, baik intelektual maupun motorik,
sehingga menuntut guru untuk bertindak sebagai pelatih. Hal ini
lebih ditekankan lagi dalam kurikulum 2004 yang berbasis
kompetensi, karena tanpa latihan tidak akan mampu menunjukkan
penguasaan kompetensi dasar dan tidak akan mahir dalam berbagai
keterampilan yang dikembangkan sesuai dengan materi standar.e) Guru
Sebagai Pembaharu (Inovator)Guru menerjemahkan pengalaman yang
telah lalu ke dalam kehidupan yang bermakna bagi peserta didik.
Dalam hal ini, terdapat jurang yang dalam dan luas antara generasi
yang satu dengan yang lain, demikian halnya pengalaman orang tua
memiliki arti lebih banyak daripada nenek kita. Seorang peserta
didik yang belajar sekarang, secara psikologis berada jauh dari
pengalaman manusia yang harus dipahami, dicerna dan diwujudkan
dalam pendidikan. Tugas guru adalah menerjemahkan kebijakan dan
pengalaman yang berharga ini kedalam istilah atau bahasa moderen
yang akan diterima oleh peserta didik. Sebagai jembatan antara
generasi tua dan genearasi muda, yang juga penerjemah pengalaman,
guru harus menjadi pribadi yang terdidik.f) Guru Sebagai Model dan
TeladanGuru merupakan model atau teladan bagi para peserta didik
dan semua orang yang menganggap dia sebagai guru. Terdapat
kecenderungan yang besar untuk menganggap bahwa peran ini tidak
mudah untuk ditentang, apalagi ditolak. Sebagai teladan, tentu saja
pribadi dan apa yang dilakukan guru akan mendapat sorotan peserta
didik serta orang di sekitar lingkungannya yang menganggap atau
mengakuinya sebagai guru. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan
oleh guru : Sikap dasar, Bicara dan gaya bicara, Kebiasaan bekerja,
Sikap melalui pengalaman dan kesalahan, Pakaian, Hubungan
kemanusiaan, Proses berfikir, Perilaku neurotis, Selera, Keputusan,
Kesehatan, Gaya hidup secara umum perilaku guru sangat mempengaruhi
peserta didik, tetapi peserta didik harus berani mengembangkan gaya
hidup pribadinya sendiri. Guru yang baik adalah yang menyadari
kesenjangan antara apa yang diinginkan dengan apa yang ada pada
dirinya, kemudian menyadari kesalahan ketika memang bersalah.
Kesalahan harus diikuti dengan sikap merasa dan berusaha untuk
tidak mengulanginya.g) Guru Sebagai PribadiGuru harus memiliki
kepribadian yang mencerminkan seorang pendidik. Ungkapan yang
sering dikemukakan adalah bahwa guru bisa digugu dan ditiru. Digugu
maksudnya bahwa pesan-pesan yang disampaikan guru bisa dipercaya
untuk dilaksanakan dan pola hidupnya bisa ditiru atau diteladani.
Jika ada nilai yang bertentangan dengan nilai yang dianutnya, maka
dengan cara yang tepat disikapi sehingga tidak terjadi benturan
nilai antara guru dan masyarakat yang berakibat terganggunya proses
pendidikan bagi peserta didik. Guru perlu juga memiliki kemampuan
untuk berbaur dengan masyarakat melalui kemampuannya, antara lain
melalui kegiatan olah raga, keagamaan dan kepemudaan. Keluwesan
bergaul harus dimiliki, sebab kalau tidak pergaulannya akan menjadi
kaku dan berakibat yang bersangkutan kurang bisa diterima oleh
masyarakat.h) Guru Sebagai PenelitiPembelajaran merupakan seni,
yang dalam pelaksanaannya memerlukan penyesuaian-penyesuaian dengan
kondisi lingkungan. Untuk itu diperlukan berbagai penelitian, yang
didalamnya melibatkan guru. Oleh karena itu guru adalah seorang
pencari atau peneliti. Menyadari akan kekurangannya guru berusaha
mencari apa yang belum diketahui untuk meningkatkan kemampuannya
dalam melaksanakan tugas. Sebagai orang yang telah mengenal
metodologi tentunya ia tahu pula apa yang harus dikerjakan, yakni
penelitian.i) Guru Sebagai Pendorong KreatifitasKreativitas
merupakan hal yang sangat penting dalam pembelajaran dan guru
dituntut untuk mendemonstrasikan dan menunjukkan proses kreatifitas
tersebut. Kreatifitas merupakan sesuatu yang bersifat universal dan
merupakan cirri aspek dunia kehidupan di sekitar kita. Kreativitas
ditandai oleh adanya kegiatan menciptakan sesuatu yang sebelumnya
tidak ada dan tidak dilakukan oleh seseorang atau adanya
kecenderungan untuk menciptakan sesuatu. Akibat dari fungsi ini,
guru senantiasa berusaha untuk menemukan cara yang lebih baik dalam
melayani peserta didik, sehingga peserta didik akan menilaianya
bahwa ia memang kreatif dan tidak melakukan sesuatu secara rutin
saja. Kreativitas menunjukkan bahwa apa yang akan dikerjakan oleh
guru sekarang lebih baik dari yang telah dikerjakan sebelumnya.j)
Guru Sebagai EmansipatorDengan kecerdikannya, guru mampu memahami
potensi peserta didik, menghormati setiap insan dan menyadari bahwa
kebanyakan insan merupakan budak stagnasi kebudayaan. Guru
mengetahui bahwa pengalaman, pengakuan dan dorongan seringkali
membebaskan peserta didik dari self image yang tidak menyenangkan,
kebodohan dan dari perasaan tertolak dan rendah diri. Guru telah
melaksanakan peran sebagai emansipator ketika peserta didik yang
dicampakkan secara moril dan mengalami berbagai kesulitan
dibangkitkan kembali menjadi pribadi yang percaya diri.k) Guru
Sebagai EvaluatorEvaluasi atau penilaian merupakan aspek
pembelajaran yang paling kompleks, karena melibatkan banyak latar
belakang dan hubungan, serta variable lain yang mempunyai arti
apabila berhubungan dengan konteks yang hampir tidak mungkin dapat
dipisahkan dengan setiap segi penilaian. Teknik apapun yang
dipilih, dalam penilaian harus dilakukan dengan prosedur yang
jelas, yang meliputi tiga tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan dan
tindak lanjut. Penilaian harus adil dan objektif.l) Guru Sebagai
KulminatorGuru adalah orang yang mengarahkan proses belajar secara
bertahap dari awal hingga akhir (kulminasi). Dengan rancangannya
peserta didik akan melewati tahap kulminasi, suatu tahap yang
memungkinkan setiap peserta didik bisa mengetahui kemajuan
belajarnya. Di sini peran kulminator terpadu dengan peran sebagai
evaluator. Guru sejatinya adalah seorang pribadi yang harus serba
bisa dan serba tahu. Serta mampu mentransferkan kebisaan dan
pengetahuan pada muridnya dengan cara yang sesuai dengan
perkembangan dan potensi anak didik.
C. Pendidikan Profesi Guru (PPG)Guru profesional adalah guru
yang dalam melaksanakan tugasnya mampu menunjukkan kemampuannya
yang ditandai dengan penguasaan kompetensi akademik kependidikan
dan kompetensi substansi dan/atau bidang studi sesuai bidang
ilmunya. Calon guru harus disiapkan menjadi guru profesional
melaluiPendidikan Profesi Guru(PPG). Menurut Undang-Undang No 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan profesi
adalah pendidikan tinggi setelah program sarjana yang mempersiapkan
mahasiswa didik untuk memiliki pekerjaan dengan persyaratan
keahlian khusus.Menurut Pasal 3 ayat (1) Permendiknas Nomor 8 Tahun
2009 ProgramPendidikan Profesi Guru(PPG)diselenggarakan oleh
perguruan tinggi yang memiliki lembaga pendidikan tenaga
kependidikan yang memenuhi persyaratan dan ditetapkan oleh
menteri.Lembaga penyelenggara programPendidikan Profesi
Guru(PPG)adalah perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan
tenaga kependidikan yang memenuhi persyaratan dan ditetapkan oleh
menteri.Kriteria penunjukan LPTK sebagai penyelenggara
programPendidikan Profesi Guru(PPG)ditentukan berdasarkan pemenuhan
persyaratan yang terkait dengan peringkat akreditasi Badan
Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT), ketaatan azas dalam
penyelenggaraan perguruan tinggi sesuai dengan peraturan
perundangan yang ada, komitmen LPTK dalam memberikan laporan
EPSBED, verifikasi lapangan untuk memeriksa kesesuaian antara
proposal usulan penyelenggaraan ProgramPendidikan Profesi
Guru(PPG)dengan kenyataan yang sebenarnya seperti kualifikasi
sumber daya manusia, kualitas sarana dan prasarana dalam
pelaksanaan tridharma perguruan tinggi yang mendukung program studi
kependidikan, dan Program Pengalaman Lapangan (PPL).Dalam
pelaksanaannya programPendidikan Profesi Guru(PPG)dilakukan oleh
jurusan/program studi yang sesuai dengan tugas sebagai berikut:a)
Menyusun rencana induk pengembangan programPendidikan Profesi
Guru(PPG).b) Mengembangkan standar kompetensi lulusan, kurikulum,
sistem pembelajaran, dan PPL programPendidikan Profesi
Guru(PPG)bersama dengan jurusan dan atau program studi yang
sejenis.c) Melaksanakan rekrutmen dan seleksi calon mahasiswa
programPendidikan Profesi Guru(PPG).d) Menyeleksi dan menetapkan
dosen untuk programPendidikan Profesi Guru(PPG).e) Melaksanakan
programPendidikan Profesi Guru(PPG)yang bermutu.f) Melaksanakan
standardisasi sistem seleksi.g) Melaksanakanuji kompetensidengan
melibatkanpemangku kepentingan terkait.h) Melaksanakan evaluasi
diri dan penjaminan mutu programPendidikan Profesi Guru(PPG).i)
Menjalin kerjasama dengan sekolah mitra dalam penyelenggaraan
programPendidikan Profesi Guru(PPG)yang diwujudkan dalam nota
kesepahaman.j) Menyeleksi calon guru pamong.k) Melaporkan hasil uji
kompetensi kepadadirekturjenderal.
Rekrutmen mahasiswa merupakan kunci utama keberhasilan
programPendidikan Profesi Guru(PPG).Rekrutmen mahasiswa harus
memenuhi ketentuan sebagai berikut.a). Penerimaan mahasiswa harus
disesuaikan dengan permintaan nyata di lapangan dengan menggunakan
prinsip pemenuhan kebutuhan (supply and demand)sehingga tidak ada
lulusan yang tidak mendapat pekerjaan sebagai pendidik di sekolah.
Hal inidimaksudkan untuk menjaring peserta yang berkualitas.b).
Kualitas mahasiswa ditentukan berdasarkan batas kelulusan minimal
dengan menggunakan penilaian acuan patokan (PAP).c). Penerimaan
mahasiswa dilakukan dengan bekerjasama dengan dinas pendidikan
provinsi dan kabupaten/kota, terutama menyangkut jumlah mahasiswa,
dan keahlian sesuai dengan kebutuhan di lapangan.d). Proses
rekrutmen mahasiswa dilakukan secara objektif, terbuka, dan
bertanggung jawab.e). Rekrutmen mahasiswa dilakukan mengikuti
prosedur sebagai berikut.
D. PrestasiMenurut Sardiman A.M (2001:46) Prestasi adalah
kemampuan nyata yang merupakan hasil interaksi antara berbagai
faktor yang mempengaruhi baik dari dalam maupun dari luar individu
dalam belajar. Sedangkan pengertian prestasi menurut A. Tabrani
(1991:22) Prestasi adalah kemampuan nyata (actual ability) yang
dicapai individu dari satu kegiatan atau usaha.Menurut Kamus Umum
Bahasa Indonesia (1996:186) Prestasi adalah hasil yang telah
dicapai (dilakukan, dikerjakan dan sebagainya). Sedangkan menurut
W.S Winkel (1996:165) Prestasi adalah bukti usaha yang telah
dicapai.Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa prestasi merupakan suatu hasil yang telah dicapai sebagai
bukti usaha yang telah dilakukan.Menurut Kamus Umum Bahasa
Indonesia, pengertian prestasi adalah hasil yang telah dicapai
(dari yang telah diakukan, dikerjakan, dan sebagainya) (1991: 787).
Sedangkan menurut Saiful Bahri Djamarah (1994: 20-21) dalam bukunya
Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, bahwa prestasi adalah apa
yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang
menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja. Dalam
buku yang sama Nasrun harahap, berpendapat bahwa prestasi adalah
penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan siswa
berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada
siswa.Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (1990: 130) prestasi
belajar merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang
mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari
luar (faktor eksternal) individu. Berdasarkan beberapa batasan
diatas, prestasi belajar dapat diartikan sebagai kecakapan nyata
yang dapat diukur yang berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan
sebagai interaksi aktif antara subyek belajar dengan obyek belajar
selama berlangsungnya proses belajar mengajar untuk mencapai hasil
belajarSelanjutnya Sumadi Suryabrata (2002: 233) mengklasifikasikan
faktor-faktor yang memepengaruhi belajar sebagai berikut: 1.
Faktor-faktor yang berasal dari luar dalam diri a) Faktor
non-sosial dalam belajar b) Faktor sosial dalam belajar2.
Faktor-faktor yang berasal dari luar diri a) Faktor fisiologi dalam
belajarFaktor ini terdiri dari keadaan jasmani pada umumnya dan
keadaan fungsi jasmani tertentu. b) Faktor psikologi dalam
belajarFaktor ini dapat mendorong aktivitas belajar seseorang
karena aktivitas dipacu dari dalam diri, seperti adanya perhatian,
minat, rasa ingin tahu, fantasi, perasaan, dan ingatan.
Pendapat lain mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan belajar menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2002:
60) yaitu: 1. Faktor internala). Faktor jasmaniah, Faktor
jasmaniah, baik bawaan maupun yang diperoleh. Yang termasuk faktor
ini misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dan
sebagainya b). Faktor psikologi, baik bawaan maupun yang diperoleh
yang terdiri atas :(1) Faktor intelektif yang meliputi: (a) Faktor
potensial yaitu kecerdasan dan bakat(b) Faktor kecakapan nyata
yaitu prestasi yang telah dimiliki (2) Faktor non intelektif yaitu
unsure-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat,
kebutuhan, motivasi, emosi, penyesuaian diri. c). Faktor kematangan
fisik maupun psikis2. Faktor Eksternal a) Faktor sosial, yang
terdiri atas :(1) Lingkungan kerja(2) Lingkungan sosial(3)
Lingkungan masyarakat(4) Lingkungan kelompok b) Faktor budaya,
seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian c)
Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah, fasilitas
belajar, iklim d) Faktor lingkungan spiritual atau keamanan
BAB IIIMETODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian Ditinjau dari rumusan masalah,
penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan
kuantitatif yang bersifat deskriptif. Deskriptif disini memiliki
arti penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan
fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung pada saat ini atau
pada saat yang lampau (Nana Syaodih, 2010: 54).Penelitian ini tidak
mengadakan manipulasi atau pengibahan pada variabel-variabel bebas,
tetapi menggambarkan tentang sesuatu apa adanya. Penggambaran
sesuatu dalam penelitian ini adalah sebagai kelompok dari kumpuan
individu.Variabel yang diteliti adalah minat mahasiswa selama
mengikuti Pendidikan Profesi Guru (PPG), motivasi mahasiswa untuk
mengikuti Pendidikan Profesi Guru (PPG) dan prestasi mahasiswa
selama mengikuti Pendidikan Profesi Guru (PPG).
B. Populasi dan Sampel1. PopulasiPopulasi yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah adalah mahasiswa Program Studi S1 Pendidikan
Teknik Bangunan Universitas Negeri Malang lulusan tahun 2008 sampai
dengan 2010.
2. Sampel Sampel yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
bagian dari populasi mahasiswa Program Studi S1 Pendidikan Teknik
Bangunan Universitas Negeri Malang lulusan tahun 2008 sampai dengan
2010. Menurut Arikunto (2006: 112) menjelaskan dalam menetapkan
sampel apabila subyeknya kurang dari 100, maka lebih baik diambil
semua, sehingga penelitian tersebut merupakan penelitian populasi.
Jika subyeknya besar, dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25%
atau lebih.
C. Instrumen PenelitianInstrumen penelitian digunakan untuk
mengukur variabel-variabel penelitian. Instrumen untuk mengukur
variabel yang diteliti dalam penelitian ini menggunakan kuisioner
atau angket dan tes, agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya
lebih baik dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis
sehingga lebih mudah diolah, bebas, jujur, dan tidak malu
menjawab.1. Pengembangan InstrumenInstrumen sebagaimana dikatakan
oleh Phillip dalam Mukhadis (2013: 194) merupakan alat ukur dalam
pengumpulan data atau informasi pada setiap tahapan atau
keseluruhan tahapan dari suatu program yang dikaji dan dijadikan
sasaran objek evaluasi. Pengembangan instrumen perlu dilakukan
identifikasi terhadap isu-isu sebagai informasi awal yang berkaitan
dengan pokok kajian atau ranah yang akan dijadikan objek evaluasi
yang meliputi tujuan, jenis informasi, sumber informasi, bentuk
instrumen, pengumpulan data dan analisis data (Mukhadis, 2013:
262).Mengacu pada variabel dan indikator-indikator penelitian maka
instrumen pada penelitian ini memiliki karakteristik yang
berpotensi dapat menghasilkan data atau informasi yang benar,
dengan kata lain diharapkan dapat mewujudkan instrumen yang
memenuhi persyaratan validitas dan reliabilitas.Penelitian ini
menggunakan angket atau kuisioner dan tes untuk memperoleh data
yang akurat. Adapun instrument penelitian yang menggunakan
kuisioner melalui pertanyaan atau pertanyaan tertutup digunakan
untuk memperoleh data dan informasi dari responden mengenai
variabel yang akan diteliti.Menurut Sugiyono (2009: 149) Instrumen
penelitian perlu dikembangkan agar dapat digunakan untuk memperoleh
data tentang variabel-variabel penelitian. oleh karena itu,
digunakan matrik pengembangan instrument atau kisi-kisi instrumen.
Adapun jabaran kisi-kisi instrument penelitian adalah sebagai
berikut.Tabel : Kisi-kisi instrumenVariabelSub
variabelIndikatorDeskriptorInstrumenNo itemSumber Data
Minat mahasiswaMinat internal Muhibbin (1999: 136) Pemusatan
perhatian Fokus akan tujuan belajar (akademis)
Angket1Mahasiswa
Fokus tuntutan pekerjaan kelak (praktis)
2
Keingintahuan
Aktif mencari materi tentang yang akan dipelajari
3
Berinisiatif melakukan eksperimen (materi baru)
4
Kebutuhan
Pemikiran tentang masa depan (pekerjaan)
5,6
Keinginan menuntut ilmu
7,8
Lingkungan Dorongan keluarga
9
Tujuanan instansi tempat belajar
10
Motivasi mahasiswaMotivasi Intrinsik Sardiman (2006:89) Tujuan.
Penguasaan kompetensi
Angket1Mahasiswa
Waktu Keteraturan belajar
2
Durasi belajar
3
Kemauan Mencari informasi tambahan tentang materi
perkuliahan
4
Kemauan dalam memecahkan masalah
5
Pemanfaatan waktu luang
6
Ketekunan Mencatat hal-hal penting tentang materi
7
Bertanya materi yang belum dipahami
8
Aktif berdiskusi dengan kelompok
9
Disiplin dalam penyelesaian tugas
10
Sementara untuk variabel prestasi mahasiswa dilakuan pengukuran
dengan instrumen tes yang akan diuraikan dalam pembahasan teknik
pengumpulan data. Tes dipilih untuk variabel ini dikarenakan angket
kurang maksimal dan tidak memiliki validitas tinggi untuk mengukur
suatu hasil kinerja atau kompetensi seseorang (Sukardi, 2011: 125).
Maka untuk menghasilkan data yang lebih valid, dilakukan tes kepada
mahasiswa sebagai variabel.
D. Pengumpulan Data1. Teknik Pengumpulan Dataa. AngketPenelitian
ini menggunakan instrumen angket, yaitu seperangkat daftar
pernyataan dan pertanyaan yang diajukan kepada responden. Mahasiswa
sebagai responden diminta untuk menjawab atau memberi respon setiap
pertanyaan atau pernyataan yang terdapat pada angket tersebut.
Sebelum diberikan kepada mahasiswa yang menjadi sampel penelitian
angket ini terlebih dahulu diuji keampuhannya melalui uji validitas
dan uji reliabilitas.b. TesPedoman tes digunakan untuk memperoleh
data hasil belajar kognitif tentang prestasi yang beracuan pada
hasil belajar atau kompetensi yang telah diperoleh mahasiswa, yang
didalamnya terdapat aspek kognitif tentang pengetahuan teknik dari
bangunan secara keseluruhan, baik aspek struktur konstruksi,
ekonomis bangunan (RAB, RKS, dsb), eksentrisitas bangunan, utilitas
bangunan, estetika bangunan dan proses konstruksi bangunan.
DAFTAR PUSTAKA
Tim Dosen Universitas Negeri Malang. 2012. Pedoman Penulisan
Karya Tulis Ilmiah. Malang. UM Press.
Biro AAKPSI UM. 2011. Pedoman Pendidikan Universitas Negeri
Malang. Malang. UM Press.
Sukardi, Prof. Ph.D. 2011. Metodologi Penelitian Pendidikan.
Jakarta. PT Bumi Aksara.
Syaodih Sukmadinata, Nana. Prof. Dr. 2010. METODE PENELITIAN
PENDIDIKAN. Bandung. PT Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. Prof. DR. 2010. Statistik Untuk Penelitian. Bandung.
CV Alfabeta.
Efendi, Mohammad. Prof. Dr. M.Pd. M.Kes. 2009. KURIKULUM DAN
PEMBELAJRAN: Pengantar Ke Arah Pemahaman KBK, KTSP dam SBI. Malang.
FIP Universitas Negeri Malang.
Syaefudin Saud, Udin. M,Ed. Ph.D, Syamsuddin Makmun, Abin. Prof.
M.A. 2007. Perencanaan Pendidikan. Bandung. PT Remaja
Rosdakarya.
Kawasaki, Guy. 2012. Enchantment. Jakarta. PT Gramedia Pustaka
Utama.