Top Banner
Halaman 1 dari 6 PENGELOLAAN DAN PEMBINAAN KEBUN BIBIT POHON OLEH SISWA SEKOLAH DASAR DI KOTA BENGKULU DALAM RANGKA PENGHIJAUAN KAWASAN NON HUTAN DI KOTA BENGKULU PENDAHULUAN Informasi Umum Kota Bengkulu memiliki luas 14.452 hektar atau 0,73% dari total luas daratan povinsi Bengkulu dan terdiri dari 8 kecamatan yaitu Kecamatan Gading Cempaka, Teluk Segara, Muara Bangkahulu, Selebar, Kampung Melayu, Ratu Samban, Ratu Agung, dan Sungai Serut. seluas dengan jumlah penduduk keseluruhan sejumlah 360.772 jiwa. Secara geografis wilayah Kota Bengkulu berada antara 102°14’42”- 102°22’45" Bujur Timur dan 3°43’49”- 4°01’00” Lintang Selatan dan terletak antara 3°45"- 3°57 dari Garis Equator atau 2°48" sebelah Selatan Garis Khatulistiwa, Kota Bengkulu Provinsi Bengkulu P. Sumatera
6

proposal 23 kota lestari bengkulu

Jun 14, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: proposal 23 kota lestari bengkulu

Halaman 1 dari 6

PENGELOLAAN DAN PEMBINAAN KEBUN BIBIT POHON OLEH SISWA SEKOLAH DASAR DI KOTA BENGKULU

DALAM RANGKA

PENGHIJAUAN KAWASAN NON HUTAN

DI KOTA BENGKULU

PENDAHULUAN

Informasi Umum

Kota Bengkulu memiliki luas 14.452 hektar atau 0,73% dari total luas daratan povinsi Bengkulu dan terdiri dari 8 kecamatan yaitu Kecamatan Gading Cempaka, Teluk Segara, Muara Bangkahulu, Selebar, Kampung Melayu, Ratu Samban, Ratu Agung, dan Sungai Serut. seluas dengan jumlah penduduk keseluruhan sejumlah 360.772 jiwa. Secara geografis wilayah Kota Bengkulu berada antara 102°14’42”- 102°22’45" Bujur Timur dan 3°43’49”- 4°01’00” Lintang Selatan dan terletak antara 3°45"-3°57 dari Garis Equator atau 2°48" sebelah Selatan Garis Khatulistiwa,

Kota Bengkulu

Provinsi Bengkulu

P. Sumatera

Page 2: proposal 23 kota lestari bengkulu

Halaman 2 dari 6

Sumber data adipura online, 2007 menyebutkan kota Bengkulu memiliki Ruang terbuka hijau seluas 177.89 ha yang terdiri dari taman kota, jalur hijau jalan, jalur hijau sungai dan taman kota. Cukup luas namun tetap belum memenuhi ketentuan sesuai dengan UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, dari jumlah tersebut hanya baru 1,5% dari total luas kota Bengkulu. UU No. 26 Tahun 2007 tersebut mengisyaratkan bahwa daerah tingkat dua, kota atau kabupaten diharuskan memiliki kuota ruang terbuka hijau sejumlah 20% dari total luas yang dimilikinya. Dalam Undang-undang tersebut juga diatur dengan tegas bahwa dalam membuat perencanaan tata ruang wilayahnya, pemda Kota harus memasukkan rencana penyediaan dan pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Khusus untuk kota Bengkulu beberapa program yang mendukung penghijauan kota sudah banyak dijalankan namun kelihatannya ada beberapa kendala yang terjadi seperti kendala teknis yang menyebabkan tidak adanya keberlanjutan program. Program penduklung tersebut yang gagal (pinalti) adalah seperti Gerhan, penyediaan bibit pertanian untuk lahan-lahan pekarangan di pemukiman yang tersebar di wilayah kota Bengkulu. Khusus untuk hutan kota dan Taman kota di Bengkulu yang letak lokasinya banyak warga kota belum tahu persis, hanya keberadaan Taman kota yaitu Taman Remaja saja yang memang dikenal dan terlihat adanya perawatan yang dilakukan. Seharusnya pihak Pemda saat ini sudah menambah jumlah dan luasan hutan kota supaya kuota RTH bisa memenuhi yang diamanatkan oleh Undang-undang. Berbeda dengan RTH yang memiliki fungsi menjaga kota tetap sejuk disamping sebagai tempat bermain yang memiliki nilai estetik. RTH yang kawasannya berbeda dan di luar dengan Cagar Alam dan Hutan Pantai, walau secara umum mempunyai kontribusi penyumbang oksigen bagi kota Bengkulu. Walaupun pengawasan dan pengelolaan Cagar Alam dan Hutan Pantai dibawah kewenangan BKSDA namun pihak Pemda juga harus tetap mendukung baik langsung maupun tidak langsung supaya keberadaan kawasan yang dilindungai tersebut tetap terjaga kelestariannya, khususnya CA Danau Dusun Besar supaya fungsi dan peran pentingnya dapat tetap terjaga karena kawasan tersebut berperan dalam memasok sumber air tawar kota dan filter terhadap bahaya Infiltrasi air laut bagi kota Bengkulu. Dalam rangka menjaga eksistensi fungsi dan peran dari RTH dan dalam rangka mendukung kelestarian Hutan Pantai dan Cagar Alam yang ada di kota Bengkulu, oleh sebab itu saya berkeinginan sekali untuk mewujudkan gagasan dalam bentuk kegiatan yang dapat memberikan sumbangan bagi keberlanjutan fungsi dan peran yag dimaksud di atas. Gagasan program ini menurut saya dapat lebih nyata hasilnya karena dilaksanakan secara komprehensip yang melibatkan beberapa komponen siswa di kota Bengkulu yang merupakan generasi penerus kota ini. Disisi lain kota Bengkulu walaupun luasnya hanya 0,73% dibandingkan luas provinsi Bengkulu, namun potensi jumlah pelajar khususnya siswa Sekolah Dasar adalah 57.437 siswa, Jumlah ini cukup besar jika dibandingkan dengan rasio penduduk dan tenaga pendidik yang tersedia (Sumber: BPS Kota Bengkulu, 2008). Potensi ini juga didukung oleh komitmen kota Bengkulu yang menjadikan kota Bengkulu kota pelajar. Tujuan Kegiatan:

1. Mengenalkan ke pelajar di sekolah akan pentingnya arti sebatang pohon terhadap keindahan kota dalam rangka mengurangi kondisi suhu panas yang mulai mengganggu aktivitas rutin manusia

2. Membangkitkan kesadaran sejak dini para pelajar terhadap upaya pelestarian kawasan hijau di kota Bengkulu

3. Mengikutsertakan secara langsung prosesi pembibitan dan penanaman pohon potensial untuk penghijauan ruang terbuka hijau di kota Bengkulu

Page 3: proposal 23 kota lestari bengkulu

Halaman 3 dari 6

4. Menumbuhkan kesadaran dan tanggungjawab kepada pelajar sebagai generasi penerus akan arti penting ruang terbuka hijau dan CA dan Hutan Pantai terhadap fungsi ekologis dan keindahan kota Bengkulu.

Output:

1. Pelajar di kota Bengkulu faham tentang arti penting keberadaan pohon bagi keindahan kota dan efek pengurangan suhu panas di kota Bengkulu

2. Muncul kesadaran para pelajar terhadap upaya pelestarian kawasan hijau di kota Bengkulu 3. Ada keikutsertaan pelajar di kota Bengkulu dalam prosesi pembibitan dan penanaman pohon

sebagai sumber bibit untuk penghijauan ruang terbuka hijau di kota Bengkulu 4. Muncul kesadaran dan tanggungjawab bagi pelajar sebagai generasi penerusakan arti penting

ruang terbuka hijau dan pelestarian kawasan Cagar Alam dan Hutan Pantai terhadap fungsi ekologis dan keindahan kota Bengkulu.

Outcome:

1. Bagi Pelajar atau peserta didik di Sekolah mendapatkan pengetahuan dan praktek langsung tentang budidaya pohon

2. Bagi Sekolah dimana peserta didik belajar dapat menjadi salah satu alternatif jenis kegiatan yang layak menjadi muatan lokal di sekolah

3. Bagi pemerintah daerah dapat baik langsung dan tidak langsung ada peran serta segmen masyarakat dalam mewujudkan kota yang indah dan hijau dan turut serta melestariakan kawasan hijau yang sudah ditetapkan.

4. Bagi kota Bengkulu dapat turut serta mempertahankan, mewujudkan dan memastikan kota Bengkulu mendapat predikat kota Adipura setiap tahunnya.

Pelaksana Kegiatan: Penanggungjawab Kegiatan: Bowo Tamtulistio, SP Bermitra (berkoalisi individual) dengan:

1. Green Student Movement (GSM) - Rafflesia (Kader Environmentalis/lingkungan Hidup) dibentuk oleh Walhi Bengkulu tahun didirikan 8 September 2007

2. KIR (Karya Ilmiah Remaja) SMA & (plus) dan SMP 14 3. Dwipala (sispala SMA 2 Bengkulu), Sispala SMA IV, dan didukung oleh beberapa KPA di

perguruan tinggi (Mapetala Univ Bengkulu), Mapala UMB, STAIN, STIKES, serta Eksekutif Walhi Bengkulu sebagai Pembina dan support SDM dan desain Strategy.

Beberapa bibit tanaman yang sudah didbibitkan bersama KIR , GSM dan Yayasan Mitra Desa

Cemara laut Kayu bawang Karet lokal

Page 4: proposal 23 kota lestari bengkulu

Halaman 4 dari 6

Dalam rangka mewujudkan Tujuan di atas dapat dilakukan dengan berbagai cara atau strategi dalam bentuk kegiatan antara lain:

A. Pra Kegiatan (pre action) 1. Sosialisasi Kegiatan 2. Perencanaan aksi/pembagian peran di sekolah

B. Pelaksanaan Kegiatan 1. Pembinaan Kebun Sekolah

a. Pelatihan dan praktek pembibitan pohon (nursery) di sekolah b. Demplot kebun bibit sekolah c. Perawatan kebun bibit sekolah

2. Penanaman pohon di RTH di kota Bengkulu a. Persiapan bibibit dan perlengkapan b. Persiapan perserta penanaman (massa) c. Pelaksanaan penanaman d. Pemantauan dan perawatan

C. Serial kampanye/publikasi kegiatan D. Monitoring dan Evaluasi

PENJABARAN KEGITAN:

A. Pra Kegiatan 1. Sosialisasi Kegiatan

Dilaksanakan dengan melibatkan person dari beberapa mitra yang akan melaksanakan sosialisasi di sekolah-sekolah sebagai sasaran kegiatan. Selain itu sosialisasi juga melibatkan tokoh masyarakat dan para wali murid melalui komite sekolah. Sosialisasi dilakukan dengan beberapa cara seremonial seperti seminar tingkat sekolah atau dengan audiensi dengan para petinggi sekolah yang bersangkutan. Dari model sosialisasi yang dilakukan fokus sasasarannya adalah bagaimana kebijakan di sekolah untuk mengambil keputusan atau ketetapan sebagai bentuk persetujuan terhadap rencana kegiatan yan akan dilaksanakan. Persetujuan yang akan dilaksanakan diharapkan muncul respon untuk dimasukkan dalam bagian kurikulum muatan lokal di sekolah.

2. Perencanaan aksi di sekolah Dilaksanakan untuk fiksasi kegiatan yang akan dilaksanakan dengan maksud untuk mendapatkan masukan berupa pendapat, usulan dan perbaikan dari perencanaan yang ditawarkan oleh penggagas kegiatan. Menyepakati pembagian peran dan segala bentuk kebutuhan serta konsekuensi yang akan timbul dari kegiatan yang dilaksanakan

Saat belajar di saung silvofishery Saat pembibitan bakau dg siswa KIR

Page 5: proposal 23 kota lestari bengkulu

Halaman 5 dari 6

B. Pelaksanaan Kegiatan 1. Pembinaan kebun bibit sekolah

a. Pelatihan dan praktek pembuatan bibit sekolah Kegiatan ini akan dilaksanakan setelah kesepatan antara penggagas dan pihak sekolah yang melibatkan secara penuh siswa. Melalui sosialisasi yang dilakukan kegiatan pembibitan di sekolah merupakan bagian dari muatan lokal yang akan diterapkan oleh siswa sekolah.

b. Pendirian Demplot pembibitan di sekolah Dilaksanakan dengan memilih lokasi 2 Sekolah Dasar yang akan dijadikan percontohan (pilot project)

c. Pendirian Demplot pembibitan sekolah, pendirian dilaksanakan dengan mengerahkan siswa setelah briefing dan riview (indoor) sebelum melakukan praktek di lapangan. Suasana seperti ini dimungkinkan sekali untuk mereka saling berinteraksi dan memebrikan waktu untuk mereka sedikit bermain secara kreatif berinteraksi langsung dengan proses pembibitan supaya mengenal lebih dekat, dan lebih merasakan secara tahap demi tahap proses hidupnya sebuah pohon (dari pengecambahan hingga penanaman di lapangan).

d. Perawatan demplot pembibitan sekolah, secara terjadwal akan dilakukan oleh siswa-siswa sekolah secara rutin setiap hari pada saat istirahat sekolah termasuk hari libur untuk melatih tertib dan kesabaran dalam merawat pohon. Hal ini juga secara psikologis untuk melatih tanggungjawab siswa agar tumbuh dengan normal dan lebih sistematis hingga pohon siap tanam di lapangan (transplanting)

a. Persiapan bibit dan perlengkapan, setelah umur kira-kira 3-4 bulan (dalam polybag) pohon sudah siap tanam tinggal menyiapkan perlengkapan untuk pindah tanam di lapangan dan mengatur jadwal yang disesuaikan dengan cuaca dan musim untuk mengurangi risiko kematian. Disamping itu juga akan disesuaikan dengan moment-moment hari yang bersejarah seperti hari bumi 22 Februari lingkungan hidup (5 Juni), 17 Agustus atau hari-hari besar lain yang monumental.

b. Persiapan peserta penanaman (massa), massa siswa Sekolah Dasar akan diatur agar mendapatkan ijin dari pihak sekolah untuk dikerahkan atau menggunakan hari libur sekalian mereka melakukan field trip di kawasan-kawasan yang masuk kategori ruang Terbukan hijau atau kawasan hutan atau kawasan non hutan yang masih perlu dihijaukan. Kemudian disesuaikan dengan jenis habitat jenis bibit yang akan ditanam

c. Pelaksanaan penanaman bibit, pelaksanaan penanaman akan disesuaikan dengan momen dan hari yang tidak memberatkan siswa dan pihak pelaksana serta akan diupayakan akan dikoordinasikan dengan pihak pemerintah daerah jika ada moment yang tepat untuk seremonial.

d. Pemantauan dan perawatan, proses yang amat penting bagi pelaksana kegiatan dan siswa yang terlibat dari awal pembibitan. Prosesi ini menjadi simbol dan akan menjadi saksi hidup hingga pohon yang ditanam menjadi besar. Mereka (siswa) akan memberikan kode atau tanda (bisa namanya atau nama lain yang disukai) mereka di setiap pohon yang ditanam. Bagi siswa yang menorehkan nama mempunyai tanggungjawab masing-masing untuk memantau dan merawatnya sampai pohon itu besar (selam pohon itu hidup dan besar). Pohon yang tumbuh subur dan bagus nantikan akan disiapkan untuk diberikan reward (hadiah yang menarik dan unik) yang akan memacu para siswa terus merawat pohon yang ditanam dengan kriteria yang akan diatur kemudian.

C. Pelaksanaan Kegiatan

Dilaksanakan pada Desember 2009 - Agustus 2010

Page 6: proposal 23 kota lestari bengkulu

Halaman 6 dari 6

(Agenda Kegiatan terlampir)

D. Monitoring dan Evaluasi, Monev dilakukan secara gradual setiap minggu dan bulan disesuaikan dengan agenda siswa saat pertemuan rutin atau pelatihan dan praktek di sekolah. Monev dilakukan secara bersama-sama untuk melihat kemajuan kegiatan dan termasuk kekurangan dan kelemahan yang dihadapi oleh peserta (siswa) dan pelaksana yang menjadi penganggungjwab setiap tahapan kegiatan yang dijalankan dari awal hingga akhir.

Alur proses kegiatan

Sosialisasi kegiatan

Pengelolaan dan pembinaan kebun

bibit sekolah

Penanaman bibit

a. Pelatihan dan praktek

pembibitan pohon (nursery) di

sekolah

b. Demplot kebun bibit sekolah

c. Perawatan kebun bibit sekolah

a. Persiapan bibit dan

perlengkapan

b. Persiapan perserta

penanaman (massa)

c. Pelaksanaan penanaman

d. Pemantauan dan perawatan

Publikasi kegiatan

Monitoring dan

Evaluasi