Top Banner
A. JUDUL PENINGKATAN KEMAMPUAN DAN KEMANDIRIAN USAHA MAHASISWA DAN ALUMNI MELALUI PELATIHAN RESERVASI DAN TICKETING AIRLINE BERBASIS WEB DENGAN AKSES RIIL BAGI SISWA/MAHASISWA JURUSAN USAHA PERJALANAN WISATA B. ANALISIS SITUASI Analisis Situasi Umum Krisis moneter yang melanda sistem perekonomian nasional yang dimulai pada pertengahan tahun 1997 telah membuat hampir semua sendi-sendi perekonomian mengalami kemunduran. Disamping itu sejumlah kejadian yang tak menguntungkan bagi kepariwisataan seperti ketegangan politik, gejolak sosial dan faktor keamanan menyebabkan citra kepariwisataan Indonesia sebagai tujuan menjadi negatif dan berdampak pada berkurangnya minat wisatawan mancanegara untuk berkunjung ke Indonesia. Keadaan tersebut mengakibatkan penurunan kunjungan wisman secara drastis tahun 1998 sebesar 11,2 % dibanding tahun 1997. Sementara devisa pada tahun 1998 adalah US $ 4.332,1 juta atau turun 18,6 % dibanding tahun 1997 ( Data Statistik Pariwisata dalam angka Agustus 1998).\ Joop Ave (2000), sebelum terjadi krisis ekonomi pertengahan tahun 1997, sektor pariwisata menunjukkan pertumbuhan sangat pesat, sebagai penyumbang devisa terbesar ketiga setelah migas dan tekstil dengan nilai penerimaan sebesar 5,4 milyar dollar AS atau setara dengan Rp 18,9 trilyun pada kurs 1 dollar As = Rp 3.500,00. Penerimaan tersebut memberikan kontribusi sebesar 9,61% terhadap PDB nasional serta menyerap angkatan kerja nasional 8% (sebesar 6,6 juta tenaga kerja) Krisis yang hampir serupa kembali terjadi pada tahun 2008, dimana diawali dari resesi ekonomi Amerika, yang ditandai ambruknya sector riil, asuransi dan melemahnya sector perbankan Amerika Serikat dan melambungnya harga minyak dunia. Snowball effect dari krisis ekonomi Amerika Serikat mempengaruhi Eropa dan bergerak cepat pada seluruh penjuru dunia, dan sangat mempengaruhi daya beli yang pada akhirnyang pada akhirnya menekan sector riil untuk tumbuh bahkan banyak perusahaan terpaksa menutup operasi
23

Prop Training Ticketing by YBS

Jun 27, 2015

Download

Documents

yunizarsatrio
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Prop Training Ticketing by YBS

A. JUDUL

PENINGKATAN KEMAMPUAN DAN KEMANDIRIAN USAHA

MAHASISWA DAN ALUMNI MELALUI PELATIHAN RESERVASI

DAN TICKETING AIRLINE BERBASIS WEB DENGAN AKSES RIIL

BAGI SISWA/MAHASISWA JURUSAN USAHA PERJALANAN WISATA

B. ANALISIS SITUASI

Analisis Situasi Umum

Krisis moneter yang melanda sistem perekonomian nasional yang dimulai

pada pertengahan tahun 1997 telah membuat hampir semua sendi-sendi

perekonomian mengalami kemunduran. Disamping itu sejumlah kejadian yang

tak menguntungkan bagi kepariwisataan seperti ketegangan politik, gejolak sosial

dan faktor keamanan menyebabkan citra kepariwisataan Indonesia sebagai tujuan

menjadi negatif dan berdampak pada berkurangnya minat wisatawan

mancanegara untuk berkunjung ke Indonesia. Keadaan tersebut mengakibatkan

penurunan kunjungan wisman secara drastis tahun 1998 sebesar 11,2 %

dibanding tahun 1997. Sementara devisa pada tahun 1998 adalah US $ 4.332,1

juta atau turun 18,6 % dibanding tahun 1997 ( Data Statistik Pariwisata dalam

angka Agustus 1998).\

Joop Ave (2000), sebelum terjadi krisis ekonomi pertengahan tahun 1997,

sektor pariwisata menunjukkan pertumbuhan sangat pesat, sebagai penyumbang

devisa terbesar ketiga setelah migas dan tekstil dengan nilai penerimaan sebesar

5,4 milyar dollar AS atau setara dengan Rp 18,9 trilyun pada kurs 1 dollar As =

Rp 3.500,00. Penerimaan tersebut memberikan kontribusi sebesar 9,61%

terhadap PDB nasional serta menyerap angkatan kerja nasional 8% (sebesar 6,6

juta tenaga kerja)

Krisis yang hampir serupa kembali terjadi pada tahun 2008, dimana diawali

dari resesi ekonomi Amerika, yang ditandai ambruknya sector riil, asuransi dan

melemahnya sector perbankan Amerika Serikat dan melambungnya harga

minyak dunia. Snowball effect dari krisis ekonomi Amerika Serikat

mempengaruhi Eropa dan bergerak cepat pada seluruh penjuru dunia, dan sangat

mempengaruhi daya beli yang pada akhirnyang pada akhirnya menekan sector

riil untuk tumbuh bahkan banyak perusahaan terpaksa menutup operasi

Page 2: Prop Training Ticketing by YBS

2

perusaahaannya pada akhir 2008. Tahun 2009, meski diwarnai optimisme pasar

namun tettap masih belum mampu mengangkat perekonomian dari dasar krisis.

Berbagai analisis menyebutkan, pariwisata akan menjadi industri terbesar

dengan pertumbuhan paling pesat dalam perekonomian jasa, dan akan menjadi

penggerak utama (prime mover) perekonomian dunia abad ke 21 bersama-sama

dengan industri telekomunikasi dan teknologi informasi. Terlebih lagi potensi

wisata dan siklus perjalanan domestic, merupakan suatu potensi usaha dan

penopang mobilitas ekonomi.

Salah satu yang harus dipersiapkan untuk meningkatkan efek perjalanan dan

pariwisata adalah kesiapan struktur dan juga SDM yang akan berpartisipasi

didalamnya. Untuk mencetak sumber daya manusia yang diharapkan mampu

menyajikan layanan dan produk diatas tentunya melalui pendidikan dan latihan

pariwisata, karena pendidikan yang ada dalam pariwisata ini memberikan suatu

kesatuan konsep yang terdiri dari: kognitif, psikomotorik dan afektif terhadap

pola kerja aktifitas dalam industri pariwisata, guna meningkatkan ketrampilan

konsepsional dan managerial.

Pola pendidikan tinggi kejuruan pariwisata seperti pendidikan tinggi Diploma

Pariwisata ini yang customer oriented sangatlah tidak mudah karena selain

pendidikan itu harus mengetahui analisa permintaan atau kebutuhan, juga

pendidikan tinggi tersebut harus bisa membuat suatu aktivitas manajemen yang

sistematis dan komprehensif serta aplikasinya harus bisa efisien sesuai

keahliannya yang didasarkan pada analisa permintaan didunia kerja. Hal tersebut

memaksa setiap individu yang siap terjun juga harus memikirkan kemampuan

dirinya untuk berwirausaha, dengan harapan selesainya perkuliahan tidak

menghambat alumni terhambat, dan akan menjadi mandiri dengan usaha yang

mandiri dan berkelanjutan.

Sistem kurikulum pendidikan profesi formal pariwisata, saat ini merupakan

gabungan dari konsep pengembangan kemampuan kognitif, afektif dan

psikomotorik. Hal tersebut dimaksudkan guna menjawab kebutuhan industri riil.

Kompetensi inti ditentukan berdasar analisis kebutuhan industri, dan disusun

suatu kerangka pembelajaran yang sistematis. Namun hal tersebut dirasa belum

memadai karena kebutuhan industri saat ini adalah pegawai dengan kemampuan

Page 3: Prop Training Ticketing by YBS

3

teknis dan penguasaan lapangan berdasar kemampuan dan pengalaman empirik

yang riil dari calon tenaga kerja tersebut.

Situasi inilah yang mendorong konsep pelaksanaan kegiatan peningkatan

kemampuan mahasiswa melalui program pelatihan teknis ticketing yang berbasis

web dengan harapan hal tersebut merupakan suatu stimulus motivasi dan

kreatifitas serta inovasi baru bagi terbentuknya usaha mandiri oleh mahasiswa

(nantinya adalah alumni) yaitu dengan bekal kemampuan teknis dan teoritis yang

diperoleh dari kampus dipadukan dengan situasi lapangan sekaligus proses

pembelajaran pembentukan usaha mandiri.

Besarnya pasar dan pola usaha Tours & Travel masih sangat memungkinkan

terbentuknya usaha / biro perjalanan wisata yang baru, sehingga dengan

kemampuan teknis dari pola pendidikan formal dan kemampuan operasional serta

pembentukan jaringan dalam proses pelatihan ini diharapkan akan muncul

wirausaha baru yang konsisten atas keilmuan dan usahanya. Materi pelatihan

sangat memungkinkan seorang mahasiswa yang untuk menyerap informasi yang

aktual, yang sifatnya bukan hanya keilmuan praktis, namun juga kesempatan

membentuk jaringan, mengelola usaha, membuka pasar dan akses ke airline.

Pemilihan system berbasis web (Web Base system) dalam pelatihan ini

mengacu pada kondisi riil industry Tour n Travel sekarang dan operasional

ticketing oleh hampir semua maskapai yang telah menggunakan web sebagai

dasar penjualan dan proses ticketing. Tercatat, hingga saat ini pada tataran

maskapai domestic hanya tinggal Sriwijaya Air saja yang masih belum memulai

system reservasi dan ticketing berbasis web, sedangkan semua maskapai

domestic, terlebih maskapai asing, sudah menerapkan aplikasi reservasi dan

ticketing berbasis web.

System berbasis web adalah suatu mekanisme dan proses reservasi serta

ticketing ticket pesewat udara dengan menggunakan media website dengan

display yang langsung dapat secara personal melakukan transaksi, tanpa harus

melalui proses coding dan decoding. System ini menggunakan aplikasi internet

dan tampilan pada website sebagai sarana bagi para penumpang yang ingin

membeli tiket tanpa harus melalui prosedur reservasi berbasis program ticketing

Page 4: Prop Training Ticketing by YBS

4

sebagaimana pada era sebelumnya diterapkan sebagai media reservsi dan

ticketing.

Analisis situasi Siswa/Mahasiswa

Ditinjau dari prospek usaha dalam skala kecil yang masih sangat terbuka,

bidang usaha perjalanan wisata / tours & travel, namun hal tersebut tidak secara

langssung akan dapat menstimulus siswa/mahasiswa untuk berwisara usaha, atau

memiliki/memulai usaha mandiri. Sebagian besar pemilik atau pengelola

usaha/biro perjalanan wisata telah merintis usaha termasuk dalam membangun

jaringan sejak mereka masih berada dalam bangku pendidikan formal. Belum lagi

kendala psikologis atas konsistensi usaha yang menuntut totalitas pengelolanya.

Situasi psikologis tersebut seringkali membuat seseorang yang telah memiliki

kemampuan teknis dan jaringan kesulitan memulai usaha mandiri, sehingga

dengan pelaksanaan program magang diharapkan tidak hanya kemampuan teknis

yang dimilikinya akan berkembang namun juga proses pembelajaran dalam

memulai usaha mandiri.

Kendala utama dalam pengembangan kemampuan dan memulai usaha

mandiri adalah tidak adanya kemampuan teknis dasar produksi yang actual dan

sesuai situasi riil serta customized atas permintaan pasar. Kendala lainnya adalah

keterbatasan modal awal, yang meskipun secara empirik terbukti tidak besar,

namun tetap saja hal tersebut bukan suatu hal yang mudah mengingat pada saat

ini setiap pengeluaran harus diperhitungkan dengan cermat, terlebih lagi adalah

masalah akses pada berbagai maskapai yang secara langsung bisa untuk transaksi

sekaligus mendapatkan profit.

Pergeseran pasar wisata menjadi pasar domestik, membuat kesempatan untuk

terjun dalam bisnis dan usaha perjalanan wisata menjadi besar bagi para pemula.

Dengan bekal jaringan, kemampuan teknis dasar produksi, bantuan barang

promosional, dan pendampingan awal usaha, maka diharapkan mahasiswa dan

alumni Jurusan Usaha Perjalanan Wisata dapat kembali meningkat gairah dan

dinamisitas jurusan tersebut.

Page 5: Prop Training Ticketing by YBS

5

C. TUJUAN KEGIATAN

Dalam bidang pariwisata, manajemen SDM senantiasa diarahkan pada

kemampuan profesional yang secara mampu melayani konsumen secara kondusif

dalam situasi apapun. Kondisi seperti itu dapat terbentuk melalui pembelajaran

langsung dan pengamatan lapangan yangmana dalam hal ini dapat diperoleh

melalui program pelatihan, dan pada akhir dalam mengelola usaha mandiri atau

berwira usaha sudah memiliki sikap dan kemampuan yang baik dan memadai.

Secara eksplisit tujuan dari kegitan ini dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Situasi industri perjalanan wisata saat ini berkembang menjadi industri yang

tumbuh pesat. Hal ini terlihat dari pertumbuhan jumlah travel setelah

mengalami krisis regional akhir abad lalu. Pertumbuhan travel menyertai

pertumbuhan dan fenomena booming industri penerbangan. Sebagai industri

antara (intermediate) maka kebutuhan akan modal tidaklah sebesar industri

hulu atau hilir. Usaha tours & travel dalam skala kecil dapat tetap memiliki

core business sebagaimana tours & travel besar, namun hanya memiliki

perputaran yang lebih kecil. Hal ini yang menjadi pemikiran dari

pengembangan program dalam proposal ini yaitu pengembangan kemampuan

teknis para alumni dan perluasan network karena dua hal inilah kunci dari

dimulainya usaha tours & travel, sehingga mereka mampu membuat usaha

mandiri, mengingat modal yang harus ditanamkan dalam usaha ini relatif

tidak besar.

2. Selain berupaya menciptakan wirausaha mandiri, program pengembangan

kemampuan teknis dan operasional yang produktif dan riil juga dapat menjadi

sarana pelatihan kerja sebelum mereka sepenuhnya diterima di industri. Hal

ini mengingat akan hampir tidak adanya lowongan bagi yang dimuat di media

masa maupun rekruitmen langsung yang tanpa menyertakan kebutuhan akan

pengalaman kerja.

3. Bagi mahasiswa yang masih menjalankan program pendidikan formalnya,

keberadaan praktek riil ini akan menjadi sarana pengembangan diri dan

informasi pelengkap selain kajian dalam situasi pembelajaran formal.

Keberadaan pendidikan terpadu yang sesuai dengan kondisi lapangan kerja

Page 6: Prop Training Ticketing by YBS

6

akan membuat mereka memiliki kompetensi teknis yang memadai dan

kepercayaan diri yang meningkat.

4. Industri pariwisata sebagai industri yang berbasis pada perjalanan dan

keberadaan wisatawan maka akan sangat memerlukan konsistensi pelayanan

dan kesinambungan pelayanan selama dalam perjalanan wisatawan. Hal

tersebut menuntut adanya kerjasama dengan pelaku industri pariwisata

lainnya. Keberadaan jaringan dan networking akan sangat menunjang

kelangsungan dan proses kegiatan dari usaha tersebut.

5. Merupakan proses pembelajaran atas dimulainya usaha mandiri, dan juga

merupakan pembelajaran atas sikap pelayanan kegiatan wisata yang riil dan

sesuai dengan kebutuhan industri. Kesiapan jaringan, teknis dan ditopang

pengalaman layanan akan membuat para peserta magang yaitu para

mahasiswa dan calon alumni jurusan Usaha Perjalanan Wisata dapat secara

Target Luaran

Adapun yang menjadi target luaran dalam kegiatan ini adalah:

1. Mahasiswa dapat mengaplikasikan konsep keilmuannya dan juga dapat

melakukan penyesuaian atas situasi yang berlaku di industri yang

sesungguhnya, khususnya kemampuan teknis dan pemasaran ticketing on

line.

2. Mahasiswa jurusan Usaha Perjalanan Wisata dapat mempelajari seluk-beluk

situasi industri, dan dapat ambil bagian dalam kegiatan nyata proses

penanganan ticketing on line (web base reservation system)

3. Mahasiswa dapat menyusun jaringan dan mitra kerja yang solid dan lengkap,

dengan harapan akan dapat segera menyusun suatu konsep usaha mandiri.

4. Mahasiswa memiliki kesempatan untuk langsung memiliki unit usaha

mandiri dengan fleksibiltas dan penyesuaian dengan dirinya sendiri.

D. MANFAAT KEGIATAN

Melihat dari analisis sitruasi dan tujuan yang hendak dicapai maka manfaat yang

diharapkan dari pembelajaran praktis bagi mahasiswa atau program magang ini

adalah:

Page 7: Prop Training Ticketing by YBS

7

1. Mencetak tenaga profesional siap kerja yang mampu bersaing dengan calon

tenaga kerja lainnya dengan dibekali kemampuan teknis, keberadaan jaringan

dan informasi tentang industri yang lebih luas dan aplikatif.

2. Memberi gambaran dan pengarahan serta pendampingan atas kemungkinan

dan peluang membuat usaha mandiri bagi para peserta (mahasiswa Jurusan

Usaha Perjalanan Wisata) dengan cara menjalin kerjasama dan networking

yang baik.

3. Para mahasiswa memiliki kesempatan untuk dapat mengaktualisasikan diri

mereka pada kegiatan industri pariwisata yang riil. Aktualisasi diri tersebut

dapat melalui program kerja riil dan kesempatan berkarya pada lab terpadu

tersebut. Dengan aktualisasi diri, maka kepercayaan diri dan kompetensi diri

mereka akan berkembang.

4. Memberikan gambaran tentang dunia kerja secara riil dan memberikan

kesempatan untuk terjun dan menjalani industri pariwisata sebagaimana

mereka telah mendapatkan kajian secara teknis pada program pendidikan

pariwisata.

E. RANCANGAN PELAKSANAAN

Secara numeric, konsepsi kegiatan ini terbagi dalam beberapa Tahapan yaitu:

Tahap1 Adalah tahap seleksi dan persiapan teknis kelas

Tahap 2 Pelatihan Kelas

Tahap 3 Pembukaan akses dan pendampingan

Secara definitive tahap-tahap tersebut dideskripsikan sebagi berikut:

Program pelatihann ini akan dilaksanakan selama 1 Hari dengan pendampingan

dan keanggotaan kemitraan keagenan adalah selama 1 tahun.

Tahap 1 Seleksi dan Persiapan teknis kelas

Team fasiltator akan menyiapkan suatu laboratorium yang mampu secara

komprehensif menampilkan situasi reservasi dan tcketing yang online.

Sedangkan peserta pelatihan terlebih dahulu diseleksi melalui beberapa

proses, yaitu

Tahap 1.1 Registrasi administrative, dimana mahasiswa harus masih

aktif dan telah menempuh mata kuliah dasar keahlian, tidak terikat

Page 8: Prop Training Ticketing by YBS

8

pekerjaan dengan suatu institusi, dan setidaknya telah menempuh

perkuliahan yang berkaitan dengan dasar-dasar ticketing.

Tahap 1.2 Seleksi Kemampuan secara administrative, yaitu berdasarkan

kemampuan mengoperasikan komputer, dan memiliki kemauan dan

kemampuan untuk berinteraksi dengan internet serta public/orang

banyak. Seleksi ini bertujuan agar proses pembelajaran dapat berjalan

optimal, khususnya dalam situasi kelas yang lebih homogen dengan

kemampuan standard yang merata.

Tahap 2. Training Kelas dengan pelaksana kegiatan dan travel mitra kerja

Program pelatihan dalam kelas, akan dilakukan dalam pola Pelatihan 1 hari

(One Full day Training) dan setiap mahasiswa tersebut menangani suatu

reservasi dan proses issuing ticket secara mandiri, sehingga asistensi dapat

berjalan optimal.

Adapun pembagian sessi materi adalah sbb:

Sessi 1 Pembelajaran Dasar Ticketing dan Web. Base Ticketing

Sessi 2 Pembelajaran Dasar Reservasi Web. base

Sessi 3 Pembelajaran Case Reservasi Web. base

Sessi 4 Pembelajaran Perubahan Travel Itinerary

Sessi 5 Pembelajaran Issued Ticket Web. base

Sessi 6 Pembelajaran Perubahan data perjalanan

Sessi 7 Pembelajaran Manajemen Usaha Ticketing

Tahap 3. Kesempatan akses, pembukaan dan pendampingan usaha.

Pada Tahap ini setelah para peserta pelatihan melengkapi proses pendidikan

kelasnya, maka yang dinyatakan lulus program pelatihan akan dibekali dengan

suatu keanggotaan sebagai suatu sub agent personal yang memiliki kesempatan

akses langsung ke berbagai maskapai dengan berberapa keuntungan yaitu selain

memiliki akses riil ke maskapai, sehingga data yang dimiliki adalah data actual-

kredibel, bisa langsung melakukan transaksi dan juga mendapatkan profit

(system sharing profit dengan Travel Agent penyedia tiket). Tahap / level sub

agent pemula secara otomatis diperoleh. Jika pada perkembangannya memiliki

pemasaran yang baik, maka dapat menjadi level corporate maupun Sub Agency

Page 9: Prop Training Ticketing by YBS

9

Dengan status sebagai sub agent maka disamping memiliki kesempatan

akses, reservasi hingga transaksi ticketing, juga berhak mendapatkan

pendampingan usaha dari Travel yang menjadi induk dari keagenan tsb.

Pendampingan dilakukan dengan cara atau mekanisme online melalui internet,

atau dalam hal ini menggunakan media messenger, sehingga tidak membebani

biaya, dan sangat ekonomis. Pendampingan ini tidak hanya dalam proses

reservasi dan ticketing, namun juga dalam hal teknis usaha tours & travel yang

dijalankannya.

Adapun sistematika dan kerangka berpikir dalam kegiatan ini dapat digambarkan

melalui bagan berikut:

BAGAN SISTEMATIKA RANCANGAN KEGIATAN

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN TEKNIS DAN KEWIRAUSAHAAN

MELALUI PROGRAM PELATIHAN TEKNIS TICKETING WEB BASE

1.

MODAL DASAR DAN BEKAL TEKNIS

WIRAUSAHA MANDIRI

LAB & PRAKTIKUM YG

REPRESENTATIF

CIVITAS

AKADEMIKA

INDUSTRI MAHASISWA

AIRLINES RESERVATION

SYSTEM (WEB BASE)

KEMAMPUAN TEKNIS

NETWORK NETWORK

PEKERJAAN YANG RIIL

AKSES AIRLINES

WEB BASE

KOMPETENSI &

KAPABILITAS PENDAMPINGAN

INDUSTRI PARIWISATA

PERSAINGAN & KESEMPATAN BERKARYA

TAHAP I

ANALISIS

SITUASI

TAHAP III

HASIL /

SASARAN

TAHAP II

MATERI

KELAS

Page 10: Prop Training Ticketing by YBS

10

F. RANCANGAN EVALUASI

Guna menjamin kelancaran dan kesinambungan prgram serta sebagai kontrol atas

kegiatan yang dilakukan maka dilakukan evaluasi kegiatan secara berkala baik

evaluasi pendamping/pelaksana kegiatan dan mitra kerja maupun evaluasi peserta

magang itu sendiri. Evaluasi tersebut dilakukan secara kontinyu berkala

mingguan bagi tim pelaksana dan bulanan bagi tim pelaksana dan mitra kerja.

Evaluasi bulanan juga dilakukan bagi mahasiswa magang atau trainee.

Kriteria evaluasi bagi masing-masing memiliki spesifikasi yang berbeda yaitu

1. Evaluasi bagi pelaksana kegiatan dan mitra kerja.

a. Kinerja dan sasaran kerja yang dicapai trainee/Peserta Pelatihan

b. Alokasi waktu dan kegiatan pelaksana

c. Evaluasi hasil dari monitoring dan pendampingan yang dilakukan tim

pelaksana atas kasus dan permasalahan yang timbul secara berkala

d. Diskusi dan asistensi kegiatan ticketing dan aktualisasi informasi

2. Evaluasi bagi peserta magang.

a. Network yang diperoleh oleh trainee

b. Produktifitas dan penjualan trainee selama Masa Monitoring dan

keanggotaan

c. Laporan Kegiatan pelatihan secara individual trainee

d. Uji Kompetensi oleh penguji

e. Evaluasi dan simulasi rintisan usaha mandiri dengan asistensi

pembimbing dan pendamping

Gambaran secara matriks rancangan evaluasi khususnya bagi peserta MKU

adalah:

No Materi dan Program

Kerja MKU

Tolok Ukur Keluaran

1 Sessi 1 (50 Menit) - Presensi

- Keaktifan

- Simulasi langsung

- Role play (peran serta)

- Pembelajaran Dasar

Ticketing dan Web.

Base Ticketing

2 Sessi 2 (50 Menit) - Presensi

- Ketelitian & Kecermatan

- Simulasi langsung

- Role play (peran serta)

- Penguasaan Web

- Pembelajaran Dasar

Reservasi Web. base

Page 11: Prop Training Ticketing by YBS

11

Maskapai

3 Sessi 3 (50 Menit) - Presensi

- Ketelitian & Kecermatan

- Simulasi langsung

- Kreatifitas

- Penguasaan Web

Maskapai

Pembelajaran Case

Reservasi Web. Base

4 Sessi 4 (50 Menit) - Presensi

- Atensi dan keikutsertaan

- Simulasi langsung

- Penguasaan Web

Maskapai

Pembelajaran

Perubahan Travel

Itinerary

5 Sessi 5 (50 Menit) - Presensi

- Tertib Administrasi

- Ketepatan waktu

- Penguasaan Web

Maskapai

Pembelajaran Issued

Ticket Web. Base

6 Sessi 6 (50 Menit) - Presensi

- Atensi dan keikutsertaan

- Simulasi langsung

- Penguasaan Web

Maskapai

Pembelajaran

Perubahan data

perjalanan

7 Sessi 7 (50 Menit) - Presensi

- Atensi dan keikutsertaan

- Simulasi langsung

- Komunikasi –

interpersonal skill

Pembelajaran

Manajemen Usaha

Ticketing

G. RENCANA DAN JADUAL KERJA

KEGIATAN FEB MAR APR MAY JUN JUL

Perekrutan XXX

Training XXXX

Assistensi XXXX

Networking XXXX XXXX XXXX XXXX XXXX

Monitoring XXXX XXXX

Operasional XXXX

Evaluasi X X X X X

Penyiapan Usaha

Mandiri

XXXX XXXX XXXX XXXX

Pencetakan bahan

Promosi

XXXX XXXX

Pendampingan XXXX XXXX XXXX XXXX

Page 12: Prop Training Ticketing by YBS

12

Adapun secara terinci program kerja pelatihan tergambar dari tabel berikut:

RENCANA DAN JADUAL PERMAGANGAN

PROGRAM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN (MKU)

..............DIKTI – Jur. USAHA PERJALANAN WISATA

Item TOPIK KEGIATAN PIC BENTUK TEMPAT

I Konsolidasi tim pelaksana

Briefing dan konfirmasi kegiatan pada pihak yang terlibat

Tim Pelaksana Koordinasi

dan distribusi informasi

Jurusan Usaha

Perjalanan Wisata

II Seleksi Calon Peserta

Seleksi administratif, kompetensi dan motivasi

Tim Pelaksana,

nara sumber dan calon peserta

Pelatihan

Tatap Muka dan pengecekan administrasi

Jurusan Usaha

Perjalanan Wisata

III Materi Kelas 1 Materi Sessi 1

Tim Pelaksana,

nara sumber dan Peserta

Materi Kelas, praktek online

& Tutorial Lab dan Kelas

IV Materi Kelas 2 Materi Sessi 2

Tim Pelaksana,

nara sumber dan Peserta

Materi Kelas, praktek online

& Tutorial Lab dan Kelas

V Materi Kelas 3 Materi Sessi 3

Tim Pelaksana,

nara sumber dan Peserta

Materi Kelas, praktek online

& Tutorial Lab dan Kelas

VI Materi Kelas 4 Materi Sessi 4

Tim Pelaksana,

nara sumber dan Peserta

Materi Kelas, praktek online

& Tutorial Lab dan Kelas

VII Materi Kelas 5 Materi Sessi 5

Tim Pelaksana,

nara sumber dan Peserta

Materi Kelas, praktek online

& Tutorial Lab dan Kelas

VIII Materi Kelas 6 Materi Sessi 6

Tim Pelaksana,

nara sumber dan Peserta

Materi Kelas, praktek online

& Tutorial Lab dan Kelas

IX Materi Kelas 7 Materi Sessi 7

Tim Pelaksana,

nara sumber dan Peserta

Materi Kelas, praktek online

& Tutorial Lab dan Kelas

X Evaluasi Registrasi Sub

Agent Nara Sumber,

Peserta Praktek Online Administrasi

XI Pendampingan dan monitoring

Pemasaran Produk Paket Wisata

Nara Sumber, Pemagang

Web Online Lokasi

masing2 peserta

XII Pembuatan Usaha Biro Tim Usaha Mandiri Jurusan

Page 13: Prop Training Ticketing by YBS

13

Bahan Promosi Perjalanan Pelaksana, Nara sumber,

pemagang

Lokasi masing2 peserta

XIII Mulai/awal usaha

Mandiri Usaha Biro Perjalanan

Tim Pelaksana,

Nara sumber, pemagang

Pendam-pingan

Lokasi Usaha Mandiri.

H. RENCANA BIAYA

1. PENGELUARAN

A. INVENTARISASI

1. Biaya ATK

Kertas, Fotocopy, CD Blank Rp. 600.000,-

2. Data Flash USB port 2 G Rp. 300.000

3. Persiapan Kelas & Lab Rp. 250.000,-

Sub TOTAL Rp. 1.150.000,-

B. PEREKRUTAN

1. Perekrutan (Tahap I )

2 (hari) X Rp. 50.000,- = Rp. 100.000

2. Pengumuman dan registrasi

1 (hari) X Rp. 50.000,- = Rp. 50.000

Sub TOTAL Rp. 150.000,-

C. TRAINING

1. Biaya Instruktur / Nara Sumber

7 (Sessi) X Rp. 100.000 = Rp. 700.000

2. Biaya Teknis – Operasional (Online)

20 (orang) X Rp. 25.000 X 1 (hari) = Rp. 500.000,-

3. CD Product Profile

20 (orang) X Rp. 5.000 = Rp. 100.000,-

Sub TOTAL Rp. 1.300.000,-

D. PENGEMBANGAN JARINGAN

1. Biaya Admin dan Cetak Kartu Sub Agent

20 Peserta X Rp. 25.000 = Rp. 500.000,-

2. Biaya Transportasi 3 orang PP (instruktur)

@ Rp. 1.500.000,- = Rp. 4.500.000,-

3. Biaya Komunikasi Rp. 500.000,-

Sub TOTAL Rp. 5.500.000,-

E. PENGEMBANGAN PRODUK

1. Biaya Pembuatan Banner Usaha Mandiri

Rp. 250.000 x 20 Unit Usaha Rp. 5.000.000,-

Page 14: Prop Training Ticketing by YBS

14

2. Biaya bahan cetakan (Printed Material)

e.g Brosur, Pamflet, Contract rate, , Hotel

agreement, Airline agreement

Rp. 200.000 x 20 unit usaha Rp. 4.000.000

Sub TOTAL Rp.9.000.000,-

F. OPERASIONALISASI USAHA/MAGANG

1. Biaya Training Kit

Untuk Peserta Rp. 100.000 X 20 Peserta

2. Biaya Konsumsi

20 Mahasiswa + 5 Team Pemateri X Rp.15.000

Sub TOTAL Rp. 375.000,-

G. EVALUASI & PENDAMPINGAN

1. Biaya Online Rp. 20.000 X 20

2. Biaya Cetakan Tiket Rp. 50.000 X 20

Sub TOTAL Rp.1.400.000,-

H. BIAYA PENYUSUNAN LAPORAN KEGIATAN

1. Biaya Penyusunan laporan Rp. 300.000,-

2. Biaya Penggandaan laporan Rp. 200.000,-

Sub Total Rp. 500.000,-

T O T A L A N G G A R A N :Rp. 19.375.000 ,-

I. INSTITUSI PELAKSANA

NAMA INSTITUSI : ..............................................................

PENANGGUNG JAWAB : Ketua / Direktur/ Kepala Sekolah

..............................................................

..............................................................

INSTITUSI PELAKSANA : ..............................................................

PENANGGUNG JAWAB : ..............................................................

..............................................................

LAB. PELAKSANA : LAB. TOURS & TRAVEL .................

PENANGGUNG JAWAB : ..............................................................

..............................................................

INSTITUSI MITRA : PT. BANDAR MADANI 165

Page 15: Prop Training Ticketing by YBS

15

TERMINALTIKET TOURS & TRAVEL –

WEB TICKETING & ONLINE SYSTEM

PROVIDER (www.etc-system.com)

OPERATIONAL SUPERVISOR: Agung B C.

TICKETING SUPERVISOR: Titin Wahyuni.

Page 16: Prop Training Ticketing by YBS

16

TIM PELAKSANA:

NO NAMA JABATAN TUGAS

1.

2.

3

4.

5.

6.

7.

8.

J. PERSONALIA PELAKSANA

1. Ketua Pelaksana

a. Nama :

b. Pangkat/Gol/NIP :

c. Jabatan Fungsional :

d. Bidang Keahlian :

e. Fakultas/Prog. Studi :

f. Waktu Untuk Kegiatan ini:

2. Anggota Pelaksana I

a. Nama :

b. Pangkat/Gol/NIP :

c. Jabatan Fungsional :

d. Bidang Keahlian :

e. Fakultas/Prog. Studi :

f. Waktu Untuk Kegiatan ini:

3. Anggota Pelaksana II

a. Nama :

b. Pangkat/Gol/NIP :

c. Jabatan Fungsional :

d. Bidang Keahlian :

e. Fakultas/Prog. Studi :

f. Waktu Untuk Kegiatan ini:

4. Nara Sumber 1

a. Nama : Agung Budi Cahyono

b. Pangkat/Gol/NIP :

c. Jabatan Fungsional : ---

d. Pekerjaan : Operasional Supervisor TT BTH Tours

e. Bidang Keahlian : Tour & Travel Operasional

f. Fakultas/Prog. Studi :

g. Waktu Untuk Kegiatan ini: 8 Jam/Hari

Page 17: Prop Training Ticketing by YBS

17

5. Nara Sumber 2

a. Nama : Yunizar Basuki Satrio

b. Pangkat/Gol/NIP : ---

c. Jabatan Fungsional : ---

d. Pekerjaan : Ops. Direktur PT BM 165

e. Bidang Keahlian : Tourism Business

f. Fakultas/Prog. Studi : Diploma 3 Pariwisata

g. Waktu Untuk Kegiatan ini: 8 Jam/Hari

K. RIWAYAT HIDUP PELAKSANA (Terlampir sbb.)

Page 18: Prop Training Ticketing by YBS

1. KETUA PELAKSANA

NAMA LENGKAP :

TMPT/TGL LAHIR :

JENIS KELAMIN :

ALAMAT :

AGAMA :

N I P :

PANGKAT/GOL :

PERGURUAN TINGGI :

BIDANG KEAHLIAN :

JABATAN FUNGSIONAL :

JABATAN STRUKTURAL :

PENDIDIKAN :

S1 :

S2 :

S3 :

PENGALAMAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT:

……………………..2010

______________________

Page 19: Prop Training Ticketing by YBS

19

2. ANGGOTA PELAKSANA

NAMA LENGKAP :

TMPT/TGL LAHIR :

JENIS KELAMIN :

ALAMAT :

AGAMA :

N I P :

PANGKAT/GOL :

PERGURUAN TINGGI :

BIDANG KEAHLIAN :

JABATAN FUNGSIONAL :

JABATAN STRUKTURAL :

PENDIDIKAN :

S1 :

S2 :

S3 :

PENGALAMAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT:

……………………..2010

______________________

Page 20: Prop Training Ticketing by YBS

20

3. ANGGOTA PELAKSANA

NAMA LENGKAP :

TMPT/TGL LAHIR :

JENIS KELAMIN :

ALAMAT :

AGAMA :

N I P :

PANGKAT/GOL :

PERGURUAN TINGGI :

BIDANG KEAHLIAN :

JABATAN FUNGSIONAL :

JABATAN STRUKTURAL :

PENDIDIKAN :

S1 :

S2 :

S3 :

PENGALAMAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT:

……………………..2010

______________________

Page 21: Prop Training Ticketing by YBS

21

4. NARA SUMBER 1

NAMA LENGKAP : AGUNG BUDI CAHYONO.

TMPT/TGL LAHIR : PATI, ………….

JENIS KELAMIN :

ALAMAT :

AGAMA :

N I P : ---

PANGKAT/GOL : ---

PERGURUAN TINGGI : ---

BIDANG KEAHLIAN : PARIWISATA – TOURS & TRAVEL OPS.

PEKERJAAN : OPERASIONAL SUPERVISOR

TT BTH TOURS & TRAVEL MALANG

PENDIDIKAN :

D3 :

S1 :

S2 :

PENGALAMAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT:

1.

2.

……………………..2010

______________________

Page 22: Prop Training Ticketing by YBS

22

5.

SURAT KESEDIAAN KERJA SAMA (Terlampir sbb.)

Page 23: Prop Training Ticketing by YBS

23

L. INDIKATOR PENCAPAIAN USAHA

Adapun yang menjadi tolok ukur dari keberhasilan usaha ini adalah

1. Jumlah mahasiswa peserta pelatihan yang mampu mengoperasikan usaha

mandiri (wira usaha) ticketing setelah menjalani proses pelatihan dan

memperoleh pendampingan

2. Jumlah penjualan dan potensial untuk peningkatan produktifitas dan informasi.

3. Tingkat operasional, efisiensi dan promosi.

4. Kemampuan Teknis dan peningkatan kompetensi peserta yang dicapai

5. Peningkatan dan program kerja kewirausahaan yang timbul, yang terlihat dari

perluasan dan peningkatan aktifitas usaha yang dilakukan..

6. Kemandirian usaha, baik mitra kerja maupun peserta pelatihan yang diharapkan

memiliki usaha mandiri dengan asistensi dan pendampingan dari kampus.

M. DAFTAR PUSTAKA

- ASITA, 1999, Standar Kompetensi Usaha Jasa Pariwisata, Majelis Pendidikan

Kejuruan Nasional, Jakarta

- Badan Pusat Statistik, Republik Indonesia, 1999, Number of Foreign Guests in

Classified by Province, Indonesia 1995 – 1999 (Thousand).

http://www.bps.go.id

- Bernardin, H.J. (1980). Effect of Training: Creating New Response Set And

Decreasing Accvery. Journal of Applied Psychology. CD ROM.

- Bullock, E. Pope. (2000). Design Side: Design People. Lodging Hospitality May

2000, CD ROM.

- Burke, Lisa A. and Baldwin, Timothy. (1999). Workforce Training Transfer: A

Study of The Effect of Relapse Prevention Training and Transfer Climate.

Human Resource management Journal, Fall 1999, Vol 38 No.3. Pp 227-

242, John Wiley & Sons, Inc.

- Deparpostel, Standar Kualifikasi Ketrampilan (SKS) Tingkat Dasar Bidang

Pariwisata, Jakarta, 1992- Ave, Joop. (2000). Maraknya Ekonomi

Pariwisata. Kompas, 28 Juni 2000, Halaman 47, Jakarta.

- Evangelous, Cristou and Jack Eaton. (2000). Management Competencies for

Graduate Trainees. Annals of Tourism Research, Vol 27 number 4, pp.

1058-1061, Winsconsin, USA.