STUDI PENGENDALIAN AIR ASAM TAMBANG PADA PENAMBANGAN BATUBARA DI
PT
Proposal KKWANALISIS METODE PENCEGAHAN
MASUKNYA AIR KE FRONT PENAMBANGANPADA PIT ............ PT XX
Diusulkan Oleh :
Nama Mahasiswa: Zainul Muttaqin
NIM
: 14361019 Prog. Studi
: KeinspekturanKonsentrasi
: Keinspekturan Tambang Diploma
: III (Tiga)KEMENTERIAN ENERGI DAN DAN SUMBER DAYA MINERAL
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN ENERGI DAN SUMBER DAYA
MINERAL
PERGURUAN TINGGI KEDINASAN AKADEMI MINYAK DAN GAS BUMI-STEM
PTK AKAMIGAS-STEM
BAB I
PENDAHULUAN1.1. Latar BelakangPada suatu pertambangan salah satu
ciri utama metode tambang terbuka adalah adanya pengaruh iklim pada
kegiatan penambangan. Elemen-elemen iklim tersebut antara lain :
hujan, panas (temperature), tekanan udara dan sebagainya, yang
dapat mempengaruhi kondisi tempat kerja, unjuk kerja alat dan
kondisi pekerja, yang selanjutnya dapat mempengaruhi produktifitas
tambang. Air tambang memiliki pengaruh besar terhadap produktifitas
tambang. Oleh karena itu diperlukan berbagai metode/cara untuk
mencegah air supaya tidak masuk ke dalam front kerja.Untuk dapat
melakukan pengendalian air tambang dengan baik perlu diketahui
sumber dan perilaku air. Beberapa parameter hidrologi seperti curah
hujan, penguapan, infiltrasi dan air limpasan (run off) serta
parameter hidrogeologi yang berkaitan dengan air tanah merupakan
parameter-parameter yang sangat mendasar dalam membuat suatu
rancangan sistem Penyaliran tambang terutama dalam upaya pencegahan
masuknya air ke dalam front penambangan.Mengetahui debit Air
Limpasan (run off) serta keberadaan air tanah yang terdapat pada
area pertambangan merupakan salah satu parameter penting dalam
upaya merancang suatu metode/cara pencegahan air agar tidak
memasuki front penambangan. Mine drainage merupakan salah satu
metode/cara dalam sistem penyaliran tambang yang bertujuan untuk
mencegah masuknya air ke dalam front penambangan. Ada beberapa
metode/cara dalam proses pencegahan masuknya air ke dalam front
penambangan, yaitu : Metode Siemens, Metode Pemompaan Dalam (Deep
Well Pump), Metode Elektro Osmosis, dan Small Pipe With Vacuum
Pump. Metode/cara yang diterapkan merupakan hal penting yang harus
diperhatikan karena dapat memberikan manfaat yang besar bagi proses
kegiatan penambangan.
1.2. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang diatas maka dapat
diketahui rumusan masalahnya yaitu:1. Bagaimana topografi,
hidrologi dan hidrogeologi serta curah hujan dan debit air limpasan
yang terdapat pada area pertambangan tersebut?2. Bagaimana
kontruksi metode yang diterapkan pada front penambangan serta
peralatan yang digunakan?3. Bagaimana upaya yang dilakukan untuk
mencegah masuknya air kedalam front penambangan?1.3. Maksud Dan
Tujuan1.3.1. MaksudUntuk mengetahui Kontruksi pola Penyaliran yang
di terapkan dan peralatan yang digunakan dalam pecegahan masuknya
air ke dalam front penambangan berdasarkan Topografi, Hidrologi dan
hidrogeologi serta curah hujan dan debit air limpasan yang berada
pada area pertambangan tersebut1.3.2. TujuanUntuk mengetahui
metode/cara pencegahan masuknya air pada front penambangan1.4.
Manfaat Manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan penelitian ini
adalah untuk mengetahui langkah-langkah serta pola penyaliran yang
diterapkan pada area pertambangan dengan tujuan untuk mencegah
masuknya air ke dalam front penambangan sehingga kegiatan
penambangan dapat berjalan dengan lancar. 1.5. Lokasi dan
Kesampaian DaerahBAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN2.1. Topografi
Topografi adalah studi tentang bentuk permukaan bumi dan objek
lain seperti planet, satelit alami (bulan dan sebaginya) dan
asteroid. Topografi umumnya menyuguhkan relief permukaan, model
tiga dimensi, dan identitas jenis lahan. Relief adalah bantuk
permukaan suatu lahan yang dikelompokkan atau ditentukan
berdasarkan perbedaan ketinggian (amplitude) dari permukaan bumi
(bidang datar) suatu bentuk bentang lahan (landform). Sedang
topografi secara kualitatif adalah bentang lahan (landform) dan
secara kuantitatif dinyatakan dalam satuan kelas lereng (% atau
derajat), arah lereng, panjang lereng dan bentuk lereng.Topografi
dapat mempercepat atau memperlambat kegiatan iklim. Pada tanah
datar kecepatan pengaliran air lebih kecil daripada tanah yang
begelombang. Topografi miring mempercepat berbagai proses erosi
air, sehingga membatasi kedalaman solum tanah.Keadaan topografi
suatu daerah akan mempengaruhi:
a. Tebal atau tipisnya lapisan tanah
Daerah yang memiliki topografi miring dan berbukit lapisan
tanahnya lebih tipis karena tererosi, sedangkan daerah yang datar
lapisan tanahnya tebal karena terjadi sedimentasi.b. Sistem
drainase/pengaliran
Daerah yang drainasenya jelek seperti sering tergenang
menyebabkan tanahnya menjadi asam.
Topografi mempengaruhi proses pembentukan tanah dengan 4 cara
:1. Jumlah air hujan yang dapat meresap atau disimpan oleh massa
tanah2. Kedalaman air tanah3. Besarnya erosi yang terjadi4. Arah
pergerakan air yang membawa bahan-bahan terlarut dari tempat yang
tinggi ketempat yang rendahTopografi adalah merupakan faktor
pembentuk dan pengubah sifat dan jenis tanah yang pengaruhnya dapat
dibedakan sebagai berikut : Posisi singkapan batuan (out crops)
terhadap matahari Posisi permukaan tanah terhadap penyinaran dan
curah hujan
Dengan demikian topografi yang menimbulkan efek terhadap
pembentukan tanah adalah Beda tinggi permukaan lahan (amplitude),
Bentuk permukaan lahan, Derajat kelerengan, Panjang lereng, Arah
lereng, Bentuk punggung lereng. Semua komponen topografi tersebut
bersama elemen iklim secara tak langsung berkolerasi terhadap,
Pelapukan fisik dan kimiawi batuan, Transportasi (erosi) bahan
terlapuk di permukaan tanah, Translokasi (pemindahan secara
gravitasi) atau euvasi dan podsolisi, Deposisi dan sedimentasi atau
illuviasi (penimbunan). Dengan demikian efek langsung relief dan
topografi terhadap tanah adalah pada : Tebal daging (solum)
tanah
Solum tanah pada daerahlembah dan dataran akan lebih tebal
dibandingkan solum tanah yang terdapat dipuncak bukit atau lereng
terjal.
Drainase tanah
Tanah didaerah lembah atau cekungan akan lebih jelek atau lambat
dan sebaliknya untuk daerah-daerah berlereng lebih cepat atau
baik.
Satuan tanah
Jenis tanah yang perbedaanya ditentukan oleh kelembaban dan
kelas drainase serta oksida reduksi, sangat dipengaruhi oleh
topografi.
Tingkat erodibilitas tanah
Semakin besar selisih tinggi derajat kelerengan dan panjang
lereng maka semakin besar tingkat erodibilat tanah.2.2. Hidrologi
dan HidrogeologiHidrologi adalah ilmu tentang seluk beluk air di
bumi, kejadiannya, peredarannya dan distribusinya, sifat alam dan
kimianya, serta reaksinya terhadap lingkungan dan hubungan dengan
kehidupan (Federal Council for Science and Technology, USA, 1959
dalam Varshney, 1977).Hidrogeologi merupakan bagian dari hidrologi
yang mempelajari penyebaran dan pergerakan air tanah dalam tanah
dan batuan di kerak Bumi (umumnya dalam akuifer).2.2.1. Siklus
HidrologiSiklus hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah
berhenti dari atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfer melalui
kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi.
Gambar Siklus Hidrologi
(http://www.lablink.or.id/env/Hidro/siklus/air-siklus.htm)
Pemanasan air samudra oleh sinar matahari merupakan kunci proses
siklus hidrologi tersebut dapat berjalan secara kontinu. Air
berevaporasi (mengalami penguapan), kemudian jatuh sebagai
presipitasi (jatuhnya air ke bumi) dalam bentuk hujan, hujan es dan
salju, hujan gerimis atau kabut.
Pada perjalanan menuju bumi beberapa presipitasi dapan
berevaporasi kembali ke atas atau langsung jatuh yang kemudian
diintersepsi oleh tanaman sebelum mencapai tanah. Setelah mencapai
tanah, siklus hidrologi terus bergerak secara kontinu dalam tiga
cara yang berbeda :1. Evaporasi/transpirasi
(evapotranspiration)
Air yang ada di laut, di daratan, di sungai, di tanaman dan
sebagainya akan menguap ke angkasa (atmosfer) kemudian akan menjadi
awan. Pada keadaan jenuh uap air (awan) itu akan menjadi
bintik-bintik air yang selanjutnya akan turun (precipitation) dalam
bentuk hujan, salju dan es
2. Infiltrasi/peresapan kedalam tanah (infiltration)
Air bergerak kedalam tanah melalui celah-celah dari pori-pori
tanah dan batuan menuju muka airtanah. Air dapat bergerak akibat
aksi kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal atau
horizontal dibawah permukaan tanah hingga air tersebut memasuki
kembali sistem air permukaan.3. Air Permukaan (run off)
Air bergerak di atas permukaan tanah dekat dengan aliran utama
atau danau, makin landai lahan dan makin sedikit pori-pori tanah,
maka aliran permukaan semakin besar. Aliran permukaan tanah dapat
dilihat biasanya pada daerah urban. Sungai-sungai bergabung satu
sama lain dan membentuk sungai utama yang membawa seluruh air
permukaan disekitar daerah aliran sungai menuju laut.Air permukaan,
baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau, waduk, rawa) dan
sebagian air bawah permukaan akan terkumpul dan mengalir membentuk
sungai dan terakhir ke laut. Proses perjalanan air di daratan itu
terjadi dalam komponen-komponen siklus hidrologi yang membentuk
sistem Daerah Aliran Sungai (DAS). Jumlah air dibumi secara
keseluruhan relatif tetap, yang berubah adalah wujud dan
tempatnya.Ada beberapa macam siklus air yang dapat dibedakan
sebagai berikut :1. Siklus kecilAdalah air permukaan termasuk air
laut mengalami penguapan oleh sinar matahari, menjadi uap air dan
sebelum jatuh kebumi langsung menjadi awan.
2. Siklus sedang.Air permukaan, karena panas matahari mengalami
penguapan menjadi awan dan setelah jatuh menjadi hujan ke bumi
langsung menguap lagi.
3. Siklus besar.Siklus air yang terjadi secara lengkap dan
kompleks, mulai dari penguapan air permukaan termasuk air laut,
kemudian mengalami evaporasi, kondensasi, dan presipitasi. Air
hujan yang jatuh ke bumi akan dialirkan ke laut melalui sungai, ada
yang tergenang di permukaan, ada yang meresap ke dalam tanah
kemudian akan mengalami penguapan dan seterusnya.2.2.2. Sumber
sumber Air
Sumber-sumber air yang terdapat di bumi ini adalah :
1. Air angkasa
Merupakan air yang berasal dari atmosfer, yaitu air hujan,
embun, salju. Pada umumnya kualitasnya cukup baik, namun air yang
berasal dari angkasa tersebut dapat mengakibatkan
kerusakan-kerusakan pada logam, yaitu timbulnya karat.
Dari gambaran diatas dapat disimpulkan air hujan sebagai berikut
:
Air hujan bersifat lunak (soft water), kurang mengandung larutan
garam dan mineral sehingga kurang sehat.
Mengandung beberapa zat yang ada di udara seperti NH3, SO2, dan
CO2 agresif sehingga bersifat korosif.
Lebih bersih jika dilihat dari segi bakteriologis, hal ini
tergantung dari tempat penampungannya.
Besarnya curah hujan di suatu daerah merupakan patokan yang
utama dalam perencanaan penyediaan air.2. Air permukaan
Air permukaan merupakan air yang berada di permukaan, berupa air
sungai, air danau, dan air waduk. Umumnya sumber air permukaan
merupakan air yang kurang baik untuk langsung dikonsumsi oleh
manusia. Karena itu, perlu adanya pengolahan terlebih dahulu
sebelum dimanfaatkan.3. Air tanah
Merupakan air yang sebagian terbentuk dari air hujan yang jatuh
di permukaan bumi dan sebagian meresap ke dalam tanah. Umumnya air
tanah sewaktu proses pengeluaran dan peresapan mengalami
penyaringan alamiah, jumlah dan jenis mikroba dan kadar kimia yang
terkandung di dalam air tersebut tergantung dari lapisan tanah yang
dialaminya. Kondisi dari lapisan tanah membuat suatu pembagian zona
air tanah, yaitu :a. zona air jenuh (zone of alration) adalah suatu
lapisan yang mengandung tanah dan mengandung air tanah yang relatif
tak berhubungan dengan udara luar dan lapisan tanahnya disebut
aquarver bebas.b. zona air berudara (zone of aeration) adalah suatu
lapisan tanah yang mengandung air yang masih dapat kontak dengan
udara.4. Air bawah tanah
Air bawah tanah merupakan air yang terbentuk dari air hujan yang
jatuh ke permukaan bumi, meresap ke dalam tanah serta terperangkap
di bawah lapisan batuan yang kedap air atau merupakan air yang
tertekan karena air tersebut berada di antara 2 lapisan tanah yang
rapat air, sehingga air yang berada di dalamnya dalam keadaan
tertekan. Masuknya air ke dalam lapisan ini melalui daerah
pengisian tertentu.2.3. IKLIM Iklim adalah keadaan rata-rata cuaca
pada suatu wilayah dalam jangka waktu yang relatif lama. Iklim
dapat juga didefinisikan Peluang statistik berbagai keadaan
atmosfer, antara lain suhu, tekanan, angin kelembaban, yang terjadi
di suatu daerah selama kurun waktu yang panjang (Gibbs, 1978).
Sifat sifat iklim yaitu : Berlaku untuk waktu yang lama Meliputi
daerah yang luas. Merupakan hasil rata-rata cuaca, bukan merupakan
pencatatan baru.Unsur-unsur iklim, yaitu :
Penyinaran matahari Suhu Udara Kelembapan Udara Per-Awanan Curah
Hujan Angin2.4. Curah HujanCurah Hujan adalah jumlah atau volume
air hujan yang jatuh pada satu satuan luas, dinyatakan dalam satuan
mm. 1 mm berarti pada luasan 1 m2 jumlah air hujan yang jatuh
sebanyak 1 Liter. Dalam penjelasan lain curah hujan juga dapat
diartikan sebagai ketinggian air hujan yang terkumpul dalam tempat
yang datar, tidak menguap, tidak meresap dan tidak mengalir.
Faktor Yang Mempengaruhi Curah Hujan :1. Factor Garis Lintang
menyebabkan perbedaan kuantitas curah hujan, semakin rendah garis
lintang semakin tinggi potensi curah hujan yang diterima, karena di
daerah lintang rendah suhunya lebih besar daripada suhu di daerah
lintang tinggi, suhu yang tinggi inilah yang akan menyebabkan
penguapan juga tinggi, penguapan inilah yang kemudian akan menjadi
hujan dengan melalui kondensasi terlebih dahulu.
2. Faktor Ketinggian Tempat, Semakin rendah ketinggian tempat
potensi curah hujan yang diterima akan lebih banyak, karena pada
umumnya semakin rendah suatu daerah suhunya akan semakin
tinggi.
3. Jarak dari sumber air (penguapan), semakin dekat potensi
hujanya semakin tinggi.
4. Arah angin, angin yang melewati sumber penguapan akan membawa
uap air, semakin jauh daerah dari sumber air potensi terjadinya
hujan semakin sedikit.
5. Hubungan dengan deretan pegunungan, uap air yang dibawa angin
menabrak deretan pegunungan, sehingga uap tersebut dibawa keatas
sampai ketinggian tertentu akan mengalami kondensasi, ketika uap
ini jenuh dia akan jatuh diatas pegunungan sedangkan dibalik
pegunungan yang menjadi arah dari angin tadi tidak hujan (daerah
bayangan hujan), hujan ini disebut hujan orografik contohnya di
Indonesia adalah angin Brubu.
6. Faktor perbedaan suhu tanah (daratan) dan lautan, semakin
tinggi perbedaan suhu antara keduanya potensi penguapanya juga akan
semakin tinggi.
7. Faktor luas daratan, semakin luas daratan potensi terjadinya
hujan akan semakin kecil, karena perjalanan uap air juga akan
panjang. 2.4.1. Intensitas curah hujan ( I )Intensitas curah hujan
adalah jumlah hujan per satuan waktu yang relatif singkat, biasanya
satuan yang digunakan adalah mm/jam. Intensitas curah hujan
biasanya dinotasikan dengan huruf I. Keadaan curah hujan dan
intensitas menurut Takeda dapat diklasifikasikan sebagai berikut
:Tabel Curah Hujan dan Intensitas Curah hujanKeteranganIntensitas
Curah Hujan (mm)Kondisi
Keadaan Curah Hujan1 Jam24 Jam
Hujan Sangat Ringan< 1< 5Tanah agak basah atau dibasahi
sedikit
Hujan Ringan 1 5 5 20Tanah menjadi basah semua
Hujan normal5 10 20 50 Bunyi curah hujan terdengar
Hujan lebat10 20 50 100 Air tergenang diseluruh permukaan tanah
dan bunyi kedengaran dari genangan
Hujan Sangat Lebat> 20> 100Hujan seperti ditumpahkan
Apabila data yang terdapat didaerah penelitian hanya data curah
hujan harian, maka Intensitas curah hujan dapat ditentukan
berdasarkan rumus mononobe. Rumus mononobe :
Dimana :
I= Intensitas curah hujan (mm/jam)
t = Lama waktu hujan atau waktu konstan (jam)
R24= Curah hujan maksimum (mm).
2.4.2. Daerah Tangkapan HujanDaerah tangkapan hujan adalah
luasnya permukaan, yang apabila terjadi hujan, maka air hujan
tersebut akan mengalir ke daerah yang lebih rendah menuju ke titik
pengaliran. Air yang jatuh ke permukaan, sebagian meresap ke dalam
tanah, sebagian ditahan oleh tumbuhan dan sebagian lagi akan
mengisi liku-liku permukaan bumi, kemudian mengalir ke tempat yang
lebih rendah.Semua air yang mengalir dipermukaan belum tentu
menjadi sumber air dari suatu sistem penyaliran. Kondisi ini
tergantung dari daerah tangkapan hujan dan dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain kondisi topografi, kerapatan vegetasi
serta keadaan geologi.
Daerah tangkapan hujan merupakan suatu daerah yang dapat
mengakibatkan air limpasan permukaan mengalir kesuatu tempat
(daerah penambangan) yang lebih rendah. Penentuan luas daerah
tangkapan hujan berdasarkan peta topografi daerah yang akan
diteliti . Daerah tangkapan hujan ini dibatasi oleh pegunungan dan
bukit-bukit yang diperkirakan akan mengumpulkan air hujan
sementara.
Setelah daerah tangkapan hujan ditentukan, maka diukur luasnya
pada peta kontur, yaitu dengan menarik hubungan dari titik-titik
yang tertinggi disekeliling tambang membentuk poligon tertutup,
dengan melihat kemungkinan arah mengalirnya air, maka luas dihitung
dengan menggunakan planimeter atau millimeter blok. Hasil pembacaan
dari planimeter, kemudian dikalikan dengan skala yang digunakan
dalam peta, sehingga didapatkan luas daerah tangkapan hujan dalam
m2.2.4.3. Air LimpasanAir limpasan adalah bagian dari curah hujan
yang mengalir diatas permukaan tanah menuju sungai, danau atau
laut. Aliran itu terjadi karena curah hujan yang mencapai permukaan
bumi tidak dapat meresap kedalam tanah, baik yang disebabkan karena
intensitas curah hujan atau faktor lain misalnya kelerengan, bentuk
dan kekompakan permukaan tanah serta vegetasi.Aspek-aspek yang
berpengaruh terjadinya air limpasan adalah :
Curah hujan= curah hujan, intensitas curah hujan dan frekuensi
hujan
Tanah
= jenis dan bentuk toprografi
Tutupan
= kepadatan, jenis dan macam vegetasi.
Luas daerah aliran
Untuk memperkirakan debit air limpasan maksimal digunakan rumus
rasional, yaitu :
Q = 0,278. C . I .A
Dimana :
Q = debit air limpasan maksimum (m3/detik)
C = koefisien limpasan
I = Intensitas curah hujan (mm/jam)
A = Luas daerah tangkapan hujan(km2)
Pengaruh rumus ini, mengasumsikan bahwa hujan merata diseluruh
daerah tangkapan hujan, dengan lama waktu (durasi) sama dengan
waktu konsentrasi (tc).Koefisien limpasan merupakan bilangan yang
menunjukkan perbandingan besarnya limpasan permukaan, dengan
intensitas curah hujan yang terjadi pada tiap-tiap daerah tangkapan
hujan. Koefisien limpasan tiap-tiap daerah berbeda. Dalam penentuan
koefisien limpasan faktor-faktor yang harus diperhatikan adalah
:
1. Kerapatan vegetasi
Daerah dengan vegetasi yang rapat, akan memberikan nilai C yang
kecil, karena air hujan yang masuk tidak dapat langsung mengenai
tanah, melainkan akan tertahan oleh tumbuh-tumbuhan, sedangkan
tanah yang gundul akan memberi nilai C yang besar.
2. Tata guna lahan
Lahan persawahan atau rawa-rawa akan memberikan nilai C yang
kecil daripada daerah hutan atau perkebunan, karena pada daerah
persawahan misalnya padi, air hujan yang jatuh akan tertahan pada
petak-petak sawah, sebelum akhirnya menjadi limpasan permukaan.
3. Kemiringan tanah
Daerah dengan kemiringan yang kecil (15% Hutan0,6
Pemukiman0,7
Vegetasi Ringan0,8
Tanah Gundul, Penambangan0,9
4.5. Mine Drainage
Merupakan upaya untuk mencegah masuknya air ke daerah
penambangan. Hal ini umumnya dilakukan untuk penanganan air tanah
dan air yang berasal dari sumber air permukaan.Beberapa metode
penyaliran Mine drainage :1. Metode Siemens.Pada tiap jenjang dari
kegiatan penambangan dibuat lubang bor kemudian ke dalam lubang bor
dimaksukkan pipa dan disetiap bawah pipa tersebut diberi
lubang-lubang. Bagian ujung ini masuk ke dalam lapisan akuifer,
sehingga air tanah terkumpul pada bagian ini dan selanjutnya
dipompa ke atas dan dibuang ke luar daerah penambangan.
Gambar Metode siemens
2. Metode Pemompaan Dalam (Deep Well Pump). Metode ini digunakan
untuk material yang mempunyai permeabilitas rendah dan jenjang
tinggi. Dalam metode ini dibuat lubang bor kemudian dimasukkan
pompa ke dalam lubang bor dan pompa akan bekerja secara otomatis
jika tercelup air. Kedalaman lubang bor 50 meter sampai 60
meter.
Gambar Metode Pemompaan dalam3. Metode Elektro Osmosis. Pada
metode ini digunakan batang anoda serta katoda. Bilamana
elemen-elemen dialiri arus listrik maka air akan terurai, H+ pada
katoda (disumur besar) dinetralisir menjadi air dan terkumpul pada
sumur lalu dihisap dengan pompa.
Gambar Metode Elektro Osmosis4. Small Pipe With Vacuum Pump.
Cara ini diterapkan pada lapisan batuan yang inpermiabel (jumlah
air sedikit) dengan membuat lubang bor. Kemudian dimasukkan pipa
yang ujung bawahnya diberi lubang-lubang. Antara pipa isap dengan
dinding lubang bor diberi kerikil-kerikil kasar (berfungsi sebagai
penyaring kotoran) dengan diameter kerikil lebih besar dari
diameter lubang. Di bagian atas antara pipa dan lubang bor di
sumbat supaya saat ada isapan pompa, rongga antara pipa lubang bor
kedap udara sehingga air akan terserap ke dalam lubang bor.
Gambar Metode Small Pipe With Vacuum Pump2.5. Kerangka
PemikiranBAB III
METODE PENELITIAN3.1. Studi LiteraturStudi literatur dilakukan
dengan mencari bahan-bahan pustaka yang menunjang, baik yang
bersifat sebagai dasar penelitian maupun yang bersifat sebagai data
pendukung dan referensi yang berkaitan dengan sistem Penyaliran
tambang terbuka.3.2. Observasi LapanganMaksud dari observasi
lapangan adalah dengan melakukan pengamatan secara langsung
terhadap kegiatan yang dilakukan dan mencari informasi pendukung
yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dibahas. Orientasi
lapangan dilakukan untuk mengetahui sekilas kondisi lapangan.3.3.
Pengambilan DataPengambilan data terdiri dari dua cara yaitu:
1. Pengambilan data primerData yang diambil dari tempat lokasi
kegiatan Pertambangan, yang meiputi kondisi topografi, hidrologi
dan hidrogeologi, curah hujan dan debit air pada area pertambangan,
mengetahui kontruksi pola Penyaliran yang diterapkan, mengetahui
kondisi lingkungan sekitar serta keadaan masyarakat sekitar dan
juga pengambilan gambar.2. Pengambilan data sekunderData yang
diambil meliputi mencari dan mengumpulkan data yang berkaitan
dengan praktik kerja lapangan ini yang berasal dari buku referensi,
data tersebut antara lain lokasi kesampaian daerah, peta lokasi
penambangan, peta topografi, kondisi Hidrologi dan hidrogeologi,
data curah hujan, dll.3.4. Pengumpulan DataMerupakan proses
pengambilan data dari berbagai sumber yang akan digunakan dalam
penyusunan kertas kerja wajib ini. Data-data yang diambil antara
lain:a. Lokasi Kegiatan pertambanganb. Kondisi topografi, hidrologi
dan hidrogeologi, Curah Hujan serta debit air limpasan yang berada
pada area pertambangan tersebutc. Kontruksi Pola Penyaliran yang di
terapkan pada area pertambangan tersebut.d. Peralatan yang
digunakan dalam sistem Penyaliran tersebute. Metode Penyaliran yang
digunakanf. Upaya pengelolaan air sebelum di lepas ke lingkungan
3.5. Pengolahan DataSurvey dilokasi penambangan akan didapat
data-data yang akan disusun secara sistematis dan digunakan sebagai
bahan analisa.3.6. Penyajian DataPenyajian data dilakukan dalam
bentuk laporan BAB IV
RENCANA KERJA DAN WAKTU KEGIATAN
No.Jenis KegiatanMaret 2014April 2014
Minggu IVMinggu IMinggu IIMinggu III
30311234567891011121314151617
1.Studi LiteraturLibur wafat isa
almasihsabtuminggusabtuminggu
2.Observasi Lapangan
3.Pengambilan Data
4.Pengolahan Data
5.Analisa Hasil Pengamatan
6.Penyusunan Laporan
Keterangan :
: Hari kerja
: Hari libur kerja
BAB VPENUTUPDemikian proposal ini dibuat untuk menjadi
pertimbangan, selain sebagai acuan dalam melakukan tugas akhir KKW
juga diharapkan menjadi bahan pertimbangan semua pihak dalam
menunjang kelancaran tugas akhir KKW yang dimaksud.
DAFTAR PUSTAKA1. Apud Djadjuli, Ir. MT. 2011 Teknik Tambang
Minerba Diktat Kuliah2. Bambang Supadiono, SH, MM Peraturan
Perundang-undangan sektor ESDM Diktat Kuliah3. Ali Sunarno Tambang
Pasir Besi di pantai Jolosutro di Kecamatan Wates makalah
pertambangan pasir besi Universitas Negeri Malang.4. Pemerintah
Kabupaten Blitar Gambaran Umum Kondisi Daerah RPJMD 2011-2016
Kabupaten Blitar