Top Banner

of 29

PROMOSI KESEHATAN

Oct 16, 2015

Download

Documents

Leo Agustino

promkes
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

PROMOSI KESEHATAN Keadaan sehat adalah kehendak semua pihak, tidak hanya di dominasi oleh perorangan, akan tetapi juga harus dimiliki oleh kelompok dan bahkan oleh masyarakat. Sebelum berbicara lebih luas lagi, berikut akan dijelaskan beberapa definisi sehat itu sendiri, antara lain : 1. Sehat adalah suatu keadaan seimbang yang dinamis antara bentuk dan fungsi tubuh dengan berbagai faktor yang berusaha mempengaruhinya (Perkin,1938).2. Sehat adalah suatu keadaan sejahtera sempurna fisik, mental, dan sosial yang tidak hanya terbatas pada bebas dari penyakit atau kelemahan saja (WHO,1947 dan UU Pokok Kesehatan No.9 tahun 1960)3. Sehat adalah suatu keadaan dan kualitas organ tubuh yang berfungsi secara wajar dengan segala faktor keturunan dan lingkungan yang dipunyainya (WHO,1957)4. Sehat adalah keadaan di mana seseorang pada waktu diperiksa oleh ahlinya tidak mempunyai keluhan atau tidak terdapat tanda-tanda penyakit atau kelainan (White,1977)5. Sehat adalah suatu keadaan sejahtera badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. (UU Kesehatan No.23 tahun 1992)Sejalan dengan definisi diatas, menurut H.L. Bloem (1974) bahwa status kesehatan dipengaruhi oleh faktor biologik, faktor perilaku, faktor lingkungan, dan faktor pelayanan kesehatan. Faktor biologik adalah merupakan faktor yang berasal dari individu itu sendiri yang disebut juga dengan faktor keturunan. Faktor keturunan ini, misalnya pada penyakit alergi, kelainan jiwa, dan beberapa jenis penyakit kelainan darah.Disamping definisi sehat, maka harus dikenal pula istilah penyakit. Definisi penyakit cukup beragam, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut :1. Penyakit adalah kegagalan mekanisme adaptasi suatu organisme untuk bereaksi secara tepat terhadap rangsangan atau tekanan sehingga timbullah gangguan pada fungsi atau struktur dari bagian, organ, atau sistem tubuh (Gold Medical-Dictionary).2. Penyakit adalah suatu keadaan dimana proses kehidupan tidak lagi teratur atau terganggu perjalanannya (Van Dales Groot Woordenboek der Nederlandse Tall).3. Penyakit bukan hanya merupakan kelainan yang dapat dilihat dari luar, tetapi juga suatu gangguan keteraturan fungsi-fungsi dalam tubuh (Arrest Hof te Amsterdam).Jadi dapatlah disimpulkan bahwa penyakit merupakan suatu keadaan di mana terdapat suatu gangguan terhadap bentuk dan fungsi tubuh sehingga berada dalam keadaan yang tidak normal. Penyakit adalah keadaan yang bersifat obyektif, sedangkan rasa sakit adalah keadaan yang bersifat subyektif. Dengan demikian dapat lebih dipahami bahwa pengertian penyakit tidak sama dengan rasa sakit.Menurut Gordon dan Le Richt tahun 1950, timbul atau tidaknya penyakit pada manusia dapat dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu :1. Pejamu (Host), yaitu semua faktor yang terdapat dalam diri manusia yang dapat mempengaruhi timbulnya suatu penyakit. Faktor tersebut diantaranya faktor keturunan, mekanisme imun/pertahanan tubuh, umur, jenis kelamin, ras, status perkawinan, pekerjaan, dan kebiasaan hidup.2. Bibit penyakit (Agent), adalah suatu substansi atau elemen tertentu yang kehadiran atau ketidakhadirannya dapat menimbulkan atau mempengaruhi perjalanan suatu penyakit. Elemen yang dimaksud secara sederhana dapat dikelompokkan menjadi lima macam, yaitu :* Golongan nutrien, yaitu zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk melangsungkan fungsi kehidupannya. Apabila seeorang mengalami kekurangan atau kelebihan dari zat gizi tersebut maka akan timbullah penyakit-penyakit tertentu yang dapat membahayakan tubuh.* Golongan kimia, adalah berbagai zat kimia yang ditemukan di alam (exogenous chemical substance) dan zat kimia yang dihasilkan oleh tubuh (endogenous chemical substance). Jika tubuh terkena atau terpapar zat kimia tertentu misalnya, logam berat, gas beracun, atau debu, akan dapat menimbulkan beberapa penyakit tertentu.* Golongan fisik, seperti suhu yang terlalu tinggi atau rendah, suara yang terlalu bising, kelembaban udara, tekanan udara, radiasi, atau trauma mekanis yang dapat menimbulkan berbagai macam penyakit.* Golongan mekanik, sering digolongkan kedalam golongan fisik, namun sesungguhnya golongan ini lebih banyak ditemukan unsur campur tangan manusia di dalamnya, misalnya kecelakaan lalu lintas, pukulan akibat perkelahian, dan lain-lain.* Golongan biologik, bisa berupa jasad renik atau mikroorganisme maupun bukan jasad renik yang dapat berasal dari tumbuhan (flora) atau hewan (fauna).Empat golongan yang pertama sering disederhanakan sebagai golongan abiotik, sedangkan golongan terakhir sering disebut sebagai golongan biotik. Apabila penyebab penyakit yang tergolong dalam kategori biotik, maka penyakit yang akan ditimbulkannya akan disebut sebagai penyakit infeksi yang dapat bersifat menular maupun tidak menular.3. Lingkungan (Environment), yaitu merupakan agregat dari seluruh kondisi dan pengaruh- pengaruh luar yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan suatu organisasi. Peran lingkungan adalah sebagai reservoir. Secara umum lingkungan dapat dibedakan menjadi lingkungan fisik dan lingkungan non fisik. Lingkungan fisik adalah lingkungan alamiah yang terdapat di sekitar manusia, sedangkan lingkungan non fisik adalah lingkungan yang muncul akibat adanya interaksi antar manusia.Menderita penyakit karena daya tahan pejamu kurangSetiap tahap perjalanan penyakit dapat menjadi awal bagi tahapan selanjutnya. Untuk mencegah berjalannya penyakit ke tahapan yang lebih lanjut lagi, diperlukan pelayanan kesehatan yang menyeluruh, yaitu pelayanan kesehatan yang meliputi usaha-usaha berikut ini :1. Pendekatan holistik yang melaksanakan pelayanan kesehatan untuk semua aspek kehidupan pasien yang meliputi jasmani, mental, dan sosial.2. Melihat faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap penyakitnya, yaitu lingkungan keluarga, lingkungan fisik, dan lingkungan sosial.3. Memberikan pelayanan berdasarkan 5 tingkat pencegahan penyakit (five level of prevention) dari Leavell & Clark, 1953 sesuai dengan pemanfaatannya, yaitu:a. Promosi Kesehatan (health promotion). Pada tingkat ini dilakukan tindakan umum untuk menjaga keseimbangan proses bibit penyakit-pejamu-lingkungan, sehingga dapat menguntungkan manusia dengan cara meningkatkan daya tahan manusia dan memperbaiki lingkungan. Tindakan ini dilakukan pada seseorang yang sehat. Misalnya, promosi kesehatan tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), kesehatan olahraga, dan lain sebagainya.b. Perlindungan khusus (special protection), yaitu tindakan yang masih dimaksudkan untuk mencegah penyakit, menghentikan proses interaksi bibit penyakit pejamu-lingkungan dalam tahap prepatogenesis, tetapi sudah terarah pada penyakit tertentu. Tindakan ini dilakukan pada seseorang yang sehat tetapi memiliki risiko terkena penyakit tertentu. Misalmya, Pemberian Imunisasi, Keluarga Berencana (KB)c. Diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt treatment), merupakan tindakan menemukan penyakit sedini mungkin dan melakukan penatalaksanaan segera dengan terapi yang tepat.d. Pembatasan cacat (disability limitation), dimana dilakukan penatalaksanaan terapi yang adekuat pada pasien penyakit yang telah lanjut untuk mencegah penyakit menjadi lebih berat, menyembuhkan pasien serat mengurangi kemungkinan terjadinya kecacatan yang akan timbul.e. Rehabilitasi (rehabilitation). Tindakan ini dimaksudkan untuk mengembalikan pasien ke masyarakat agar mereka dapat hidup dan bekerja secara wajar, atau agar tidak menjadi beban orang lain.4. Pelayanan rujukanSEJARAH SINGKAT PROMOSI KESEHATANIstilah Health Promotion (Promosi Kesehatan) sebenarnya sudah mulai dicetuskan setidaknya pada era tahun 1986, ketika diselenggarakannya konfrensi Internasional pertama tentang Health Promotion di Ottawa, Canada pada tahun 1965. Pada waktu itu dicanangkan the Ottawa Charter, yang didalamnya memuat definisi serta prinsip-prinsip dasar Health Promotion. Namun istilah tersebut pada waktu itu di Indonesia belum terlalu populer seperti sekarang. Pada masa itu, istilah yang cukup terkenal hanyalah penyuluhan kesehatan, dan disamping itu pula muncul dan populer istilah-istilah lain seperti KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi), Social Marketing (Pemasaran Sosial), Mobilisasi Sosial dan lain sebagainya.Suatu ketika pada tahun 1994, Dr.Ilona Kickbush yang pada saat itu sebagai Direktur Health Promotion WHO Headquarter Geneva datang melakukan kunjungan ke Indonesia. Sebagai seorang direktur baru ia telah berkunjung kebeberapa negara termasuk Indonesia salah satunya. Pada waktu itu pula Kepala Pusat Penyuluhan Kesehatan Depkes juga baru diangkat, yaitu Drs. Dachroni, MPH., yang menggantikan Dr.IB Mantra yang telah memasuki masa purna bakti (pensiun). Dalam kunjungannya tersebut Dr.Ilona Kickbush mengadakan pertemuan dengan pimpinan Depkes pada waktu itu baik pertemuan internal penyuluhan kesehatan maupun eksternal dengan lintas program dan lintas sektor, termasuk FKM UI, bahkan sempat pula Kickbush mengadakan kunjungan lapangan ke Bandung.Dari serangkaian pertemuan yang telah dilakukan serta perbincangan selama kunjungan lapangan ke Bandung, Indonesia banyak belajar tentang Health Promotion (Promosi Kesehatan). Barangkali karena sangat terkesan dengan kunjungannya ke Indonesia kemudian ia menyampaikan suatu usulan. Usulan itu diterima oleh pimpinan Depkes pada saat itu Prof. Dr. Suyudi. Kunjungan Dr. Ilona Kickbush itu kemudian ditindaklanjuti dengan kunjungan pejabat Health Promotion WHO Geneva lainnya, yaitu Dr.Desmonal O Byrne, sampai beberapa kali, untuk mematangkan persiapan konfrensi jakarta. Sejak itu khususnya Pusat Penyuluhan Kesehatan Depkes berupaya mengembangkan konsep promosi kesehatan tersebut serta aplikasinya di Indonesia.Dengan demikian penggunaan istilah promosi kesehatan di indonesia tersebut dipicu oleh perkembangan dunia Internasional. Nama unit Health Education di WHO baik di Hoodquarter, Geneva maupun di SEARO, India juga sudah berubah menjadi unit Health Promotion. Nama organisasi profesi Internasional juga mengalami perubahan menjadi International Union For Health Promotion and Education (IUHPE). Istilah promosi kesehatan tersebut juga ternyata sesuai dengan perkembangan pembangunan kesehatan di Indonesia sendiri, yang mengacu pada paradigma sehat.DEFINISI PROMOSI KESEHATANPromosi kesehatan/pendidikan kesehatan merupakan cabang dari ilmu kesehatan yang mempunyai dua sisi, yakni sisi ilmu dan sisi seni. Dilihat dari sisi seni, yakni praktisi atau aplikasi pendidikan kesehatan adalah merupakan penunjang bagi program-program kesehatan lain. Ini artinya bahwa setiap program kesehatan yang telah ada misalnya pemberantasan penyakit menular/tidak menular, program perbaikan gizi, perbaikan sanitasi lingkungan, upaya kesehatan ibu dan anak, program pelayanan kesehatan dan lain sebagainya sangat perlu ditunjang serta didukung oleh adanya promosi kesehatan.Promosi kesehatan bukanlah hanya proses penyadaran masyarakat atau pemberian dan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan semata, akan tetapi di dalamnya terdapat usaha untuk dapat memfasilitasi dalam rangka perubahan perilaku masyarakat. Dalam hal ini organisasi kesehatan dunia WHO telah merumuskan suatu bentuk definisi mengenai promosi kesehatan : Health promotion is the process of enabling people to increase control over, and improve, their health. To reach a state of complete physical, mental, and social, well-being, an individual or group must be able to identify and realize aspirations, to satisfy needs, and to change or cope with the environment . (Ottawa Charter,1986).Jadi, dapat disimpulkan dari kutipan tersebut diatas bahwa Promosi Kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Selain itu untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental, dan sosial, maka masyarakat harus mampu mengenal serta mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya dan sebagainya).Selanjutnya, Australian Health Foundation merumuskan batasan lain pada promosi kesehatan sebagai berikut : Health promotion is programs are design to bring about changewithin people, organization, communities, and their environment .Artinya bahwa promosi kesehatan adalah program-program kesehatan yang dirancang untuk membawa perubahan (perbaikan), baik di dalam masyarakat sendiri, maupun dalam organisasi dan lingkungannya.Dengan demikian bahwa promosi kesehatan adalah kombinasi berbagai dukungan menyangkut pendidikan, organisasi, kebijakan dan peraturan perundangan untuk perubahan lingkungan dan perilaku yang menguntungkan kesehatan (Green dan Ottoson,1998). Promosi kesehatan merupakan proses pemberdayaan masyarakat agar mampu memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Proses pemberdayaan tersebut dilakukan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat; Artinya proses pemberdayaan tersebut dilakukan melalui kelompok-kelompok potensial di masyarakat, bahkan semua komponen masyarakat. Proses pemberdayaan tersebut juga dilakukan dengan menggunakan pendekatan sosial budaya setempat. Proses pembelajaran tersebut juga dibarengi dengan upaya mempengaruhi lingkungan, baik lingkungan fisik termasuk kebijakan dan peraturan perundangan.RUANG LINGKUP PROMOSI KESEHATANSecara sederhana ruang lingkup promosi kesehatan diantaranya sebagai berikut :1. Promosi kesehatan mencakup pendidikan kesehatan (health education) yang penekanannya pada perubahan/perbaikan perilaku melalui peningkatan kesadaran, kemauan dan kemampuan.2. Promosi kesehatan mencakup pemasaran sosial (social marketing), yang penekanannya pada pengenalan produk/jasa melalui kampanye.3. Promosi kesehatan adalah upaya penyuluhan (upaya komunikasi dan informasi) yang tekanannya pada penyebaran informasi.4. Promosi kesehatan merupakan upaya peningkatan (promotif) yang penekanannya pada upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan.5. Promosi kesehatan mencakup upaya advokasi di bidang kesehatan, yaitu upaya untuk mempengaruhi lingkungan atau pihak lain agar mengembangkan kebijakan yang berwawasan kesehatan (melalui upaya legislasi atau pembuatan peraturan, dukungan suasana dan lain-lain di berbagai bidang /sektor, sesuai keadaan).6. Promosi kesehatan adalah juga pengorganisasian masyarakat (community organization), pengembangan masyarakat (community development), penggerakan masyarakat (social mobilization), pemberdayaan masyarakat (community empowerment), dll.Ruang Lingkup Promosi Kesehatan Menurut Prof.Dr. Soekidjo Notoadmodjo, ruang lingkup promosi kesehatan dapat dilihat dari 2 dimensi yaitu: a).dimensi aspek pelayanan kesehatan, dan b).dimensi tatanan (setting) atau tempat pelaksanaan promosi kesehatan.1. Ruang Lingkup Berdasarkan Aspek KesehatanSecara umum bahwa kesehatan masyarakat itu mencakup 4 aspek pokok, yakni: promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Sedangkan ahli lainnya membagi menjadi dua aspek, yakni :a. Aspek promotif dengan sasaran kelompok orang sehat, danb. Aspek preventif (pencegahan) dan kuratif (penyembuhan) dengan sasaran kelompok orang yang memiliki resiko tinggi terhadap penyakit dan kelompok yang sakit.Dengan demikian maka ruang lingkup promosi kesehatan di kelompok menjadi dua yaitu :a. Pendidikan kesehatan pada aspek promotif.b. Pendidikan kesehatan pada aspek pencegahan dan penyembuhan.2. Ruang Lingkup Promosi Kesehatan Berdasarkan Tatanan PelaksanaanRuang lingkup promosi kesehatan ini dikelompokkan menjadi :a. Promosi kesehatan pada tatanan keluarga (rumah tangga).b. Pendidikan kesehatan pada tatanan sekolah.c. Pendidikan kesehatan di tempat kerja.d. Pendidikan kesehatan di tempat-tempat umum.e. Pendidikan kesehatan pada fasilitas pelayanan kesehatan.3. Ruang Lingkup Berdasarkan Tingkat PelayananPada ruang lingkup tingkat pelayanan kesehatan promosi kesehatan dapat dilakukan berdasarkan lima tingkat pencegahan (five level of prevention) dari Leavel and Clark.a. Promosi Kesehatan.b. Perlindungan khusus (specific protection).c. Diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt treatment).d. Pembatasan cacat (disability limitation)e. Rehabilitasi (rehabilitation).VISI DAN MISI PROMOSI KESEHATANPerhatian utama dalam promosi kesehatan adalah mengetahui visi serta misi yang jelas. Dalam konteks promosi kesehatan Visi merupakan sesuatu atau apa yang ingin dicapai dalam promosi kesehatan sebagai salah satu bentuk penunjang program-program kesehatan lainnya. Tentunya akan mudah dipahami bahwa visi dari promosi kesehatan tidak akan terlepas dari koridor Undang-Undang Kesehatan Nomor 23 tahun 1992 serta organisasi kesehatan dunia WHO (World Health Organization).Adapun visi dari promosi kesehatan adalah sebagai berikut :1. Meningkatnya kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan, baik fisik, mental, dan sosialnya sehingga produktif secara ekonomi maupun sosial.2. Pendidikan kesehatan disemua program kesehatan, baik pemberantasan penyakit menular, sanitasi lingkungan, gizi masyarakat, pelayanan kesehatan, maupun program kesehatan lainnya dan bermuara pada kemampuan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan individu, kelompok, maupun masyarakat.Dalam mencapai visi dari promosi kesehatan diperlukan adanya suatu upaya yang harus dilakukan dan lebih dikenal dengan istilah Misi . Misi promosi kesehatan merupakan upaya yang harus dilakukan dan mempunyai keterkaitan dalam pencapaian suatu visi.Secara umum Misi dari promosi kesehatan adalah sebagai berikut :1. Advokasi (Advocation)Advokasi merupakan perangkat kegiatan yang terencana yang ditujukan kepada para penentu kebijakan dalam rangka mendukung suatu isyu kebijakan yang spesifik. Dalam hal ini kegiatan advokasi merupakan suatu upaya untuk mempengaruhi para pembuat keputusan (decission maker) agar dapat mempercayai dan meyakini bahwa program kesehatan yang ditawarkan perlu mendapat dukungan melalui kebijakan atau keputusan-keputusan.2. Menjembatani (Mediate)Kegiatan pelaksanaan program-program kesehatan perlu adanya suatu kerjasama dengan program lain di lingkungan kesehatan, maupun lintas sektor yang terkait. Untuk itu perlu adanya suatu jembatan dan menjalin suatu kemitraan (partnership) dengan berbagai program dan sektor-sektor yang memiliki kaitannya dengan kesehatan. Karenanya masalah kesehatan tidak hanya dapat diatasi oleh sektor kesehatan sendiri, melainkan semua pihak juga perlu peduli terhadap masalah kesehatan tersebut. Oleh karena itu promosi kesehatan memiliki peran yang penting dalam mewujudkan kerjasama atau kemitraan ini.3. Kemampuan/Keterampilan (Enable)Masyarakat diberikan suatu keterampilan agar mereka mampu dan memelihara serta meningkatkan kesehatannya secara mandiri. Adapun tujuan dari pemberian keterampilan kepada masyarakat adalah dalam rangka meningkatkan pendapatan keluarga sehingga diharapkan dengan peningkatan ekonomi keluarga, maka kemapuan dalam pemeliharaan dan peningkatan kesehatan keluarga akan meningkat.STRATEGI PROMOSI KESEHATANStrategi merupakan cara untuk mencapai/mewujudkan visi dan misi pendidikan/promosi kesehatan tersebut secara efektif dan efisien. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat dilakukan dalam promosi kesehatan :1. Strategi Global (Global Strategy)* Advokasi (advocacy)* Dukungan sosial (social support)* Pemberdayaan masyarakat (empowerment)2. Strategi Promosi Kesehatan Berdasarkan Piagam Ottawa (Ottawa Charter)Konfrensi internasional promosi kesehatan di Ottawa-Canada tahun 1986 telah menghasilkan Piagam Ottawa (Ottawa Charter), dan salah satunya adalah rumusan strategi promosi kesehatan yang telah dikelompokkan menjadi lima bagian diantaranya :* Kebijakan berwawasan kesehatan (healthy public policy).* Lingkungan yang medukung (supportive environment)* Reorientasi pelayanan kesehatan (reorient health service).* Keterampilan individu (personal skill).* Gerakan masyarakat (community action).*SASARAN PROMOSI KESEHATANBerdasarklan pentahapan upaya promosi kesehatan, maka sasaran dibagi dalam tiga kelompok sasaran, yaitu :1. Sasaran Primer (primary target)Sasaran umumnya adalah masyarakat yang dapat dikelompokkan menjadi, kepala keluarga untuk masalah kesehatan umum, Ibu hamil dan menyusui anak untuk masalah KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) serta anak sekolah untuk kesehatan remaja dan lain sebagianya. Sasaran promosi ini sejalan dengan strategi pemberdayaan masyarakat (empowerment).2. Sasaran Sekunder (secondary target)Sasaran sekunder dalam promosi kesehatan adalah tokoh-tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, serta orang-orang yang memiliki kaitan serta berpengaruh penting dalam kegiatan promosi kesehatan, dengan harapan setelah diberikan promosi kesehatan maka masyarakat tersebut akan dapat kembali memberikan atau kembali menyampaikan promosi kesehatan pada lingkungan masyarakat sekitarnya.Tokoh masyarakat yang telah mendapatkan promosi kesehatan diharapkan pula agar dapat menjadi model dalam perilaku hidup sehat untuk masyarakat sekitarnya.3. Sasaran Tersier (tertiary target)Adapun yang menjadi sasaran tersier dalam promosi kesehatan adalah pembuat keputusan (decission maker) atau penentu kebijakan (policy maker). Hal ini dilakukan dengan suatu harapan agar kebijakan-kebijakan atau keputusan yang dikeluarkan oleh kelompok tersebut akan memiliki efek/dampak serta pengaruh bagi sasaran sekunder maupun sasaran primer dan usaha ini sejalan dengan strategi advokasi (advocacy)STRATEGI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)Ditinjau dari prinsip-prinsip yang dapat dipelajari dalam promosi kesehatan, pada pertengahan tahun 1995 dikembangkanlah strategi atau upaya peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), sebagai suatu bentuk operasional setidaknya merupakan embrio promosi kesehatan di Indonesia. Strategi tersebut dikembangkan dalam pertemuan baik internal, pusat penyuluhan kesehatan maupun eksternal secara lintas program dan lintas sektor, termasuk dengan organisasi profesi, FKM UI dan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat).Adapun beberapa hal yang disarikan tentang pokok-pokok promosi kesehatan (health promotion) atau PHBS yang merupakan embrio promosi kesehatan di Indonesia ini adalah bahwa:1. Promosi Kesehatan (Health Promotion), yang diberi definisi: Proses pemberdayaan masyarakat untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya (the process of enabling people to control over and improve their health), lebih luas dari Pendidikan atau Penyuluhan Kesehatan. Promosi Kesehatan meliputi Pendidikan/ Penyuluhan Kesehatan, dan di pihak lain Penyuluh/Pendidikan Kesehatan merupakan bagian penting (core) dari Promosi Kesehatan.2. Pendidikan/Penyuluhan Kesehatan (dapat dikatakan) menekankan pada upaya perubahan atau perbaikan perilaku kesehatan. Promosi Kesehatan adalah upaya perubahan/perbaikan perilaku di bidang kesehatan disertai dengan upaya mempengaruhi lingkungan atau hal-hal lain yang sangat berpengaruh terhadap perbaikan perilaku dan kualitas kesehatan.3. Promosi Kesehatan juga berarti upaya yang bersifat promotif (peningkatan) sebagai perpaduan dari upaya preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan) dan rehabilitatif (pemulihan) dalam rangkaian upaya kesehatan yang komprehensif. Promosi Kesehatan juga merupakan upaya untuk menjajakan, memasarkan atau menjual yang bersifat persuasif, karena sesungguhnya kesehatan merupakan sesuatu yang sangat layak jual, karena sangat perlu dan dibutuhkan setiap orang dan masyarakat.4. Pendidikan/penyuluhan kesehatan menekankan pada pendekatan edukatif, sedangkan pada promosi kesehatan, selain tetap menekankan pentingnya pendekatan edukatif yang banyak dilakukan pada tingkat masyarakat di strata primer (di promosi kesehatan selanjutnya digunakan istilah gerakan pemberdayaan masyarakat), perlu dibarengi atau didahului dengan upaya advokasi, terutama untuk strata tertier (yaitu para pembuat keputusan atau kebijakan) dan bina suasana (social support), khususnya untuk strata sekunder (yaitu mereka yang dikategorikan sebagai para pembuat opini). Maka dikenalah strategi ABG, yaitu Advokasi, Bina Suasana dan Gerakan/pemberdayaan Masyarakat.5. Pada pendidikan/penyuluhan kesehatan, masalah diangkat dari apa yang ditemui atau dikenali masyarakat (yaitu masalah kesehatan atau masalah apa saja yang dirasa penting/perlu diatasi oleh masyarakat); Pada PHBS, masyarakat diharapkan dapat mengenali perilaku hidup sehat, yang ditandai dengan sekitar 10 perilaku sehat (health oriented). Masyarakat diajak untuk mengidentifikasi apa dan bagaimana hidup bersih dan sehat, kemudian mengenali keadaan diri dan lingkungannya serta mengukurnya seberapa sehatkah diri dan lingkungannya itu. Pendekatan ini kemudian searah dengan paradigma sehat, yang salah satu dari tiga pilar utamanya adalah perilaku hidup sehat.6. Pada pendidikan/penyuluhan kesehatan yang menonjol adalah pendekatan di masyarakat (melalui pendekatan edukatif), sedangkan pada PHBS/promosi kesehatan dikembangkan adanya 5 tatanan: yaitu di rumah/tempat tinggal (where we live), di sekolah (where we learn), di tempat kerja (where we work), di tempat-tempat umum (where we play and do everything) dan di sarana kesehatan (where we get health services). Dari sini dikembangkan kriteria rumah sehat, sekolah sehat, tempat kerja sehat, tempat umum sehat, dan lain-lain yang mengarah pada kawasan sehat seperti : desa sehat, kota sehat, kabupaten sehat, sampai ke Indonesia Sehat.7. Pada promosi kesehatan, peran kemitraan lebih ditekankan lagi, yang dilandasi oleh kesamaan (equity), keterbukaan (transparancy) dan saling memberi manfaat (mutual benefit). Kemitraan ini dikembangkan antara pemerintah dengan masyarakat termasuk swasta dan Lembaga Swadaya Masyarakat, juga secara lintas program dan lintas sektor.8. Sebagaimana pada Pendidikan dan Penyuluhan, Promosi Kesehatan sebenarnya juga lebih menekankan pada proses atau upaya, dengan tanpa mengecilkan arti hasil apalagi dampak kegiatan. Jadi sebenarnya sangat susah untuk mengukur hasil kegiatan, yaitu perubahan atau peningkatan perilaku individu dan masyarakat. Yang lebih sesuai untuk diukur: adalah mutu dan frekwensi kegiatan seperti: advokasi, bina suasana, gerakan sehat masyarakat, dan lain-lain. Karena dituntut untuk dapat mengukur hasil kegiatannya, maka promosi kesehatan mengaitkan hasil kegiatan tersebut pada jumlah tatanan sehat, seperti: rumah sehat, sekolah sehat, tempat kerja sehat, dan seterusnya.

Lingkup promosi kesehatan dalam praktek kebidanan menurut sasarannya. | Kesehatan itu terkait dengan masalah kesehatan wanita. Wanita dengan perkembangan dan pertumbuhannya melalui masa bayi, anak, remaja, ibu (hamil, melahirkan, menyusui) dan usia lanjut. Berbagai peran yang dilakukan tenaga kesehatan lainnya. Bidan dapat berperan sebagai pelaksana, pengelola, peneliti dan pendidik. Sebagai pengelola, bidan memimpin kelompok atau masyarakat (peran pemimpin). Di samping mendidik, bidan dapat berperan sebagai penyuluh dan penasehat (konselor).Sebagai promoter kesehatan yang merupakan salah peran bidan adalah memberikan penerangan dan pendidikan sesuai sasaran untuk meningkatkan kesehatan. Sasaran akan dapat menerima pelayanan kesehatan yang diberikan bila mereka memahaminya dengan baik serta menguntungkan bagi diri dan lingkungan mereka. Upaya untuk meyakinkan sasaran agar dapat menerima pelayanan kesehatan yang memberi manfaat bagi mereka tidak lain adalah melalui promosi kesehatan. Adapun sasaran promosi kesehatan dalam praktik kebidanan adalah : neonatus, bayi, anak balita, remaja, ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu menyusui, PUS/WUS, klimakterium/menopause.

A. LINGKUP PROMOSI KESEHATAN TERHADAP NEONATUSLingkup promosi kesehatan terhadap neonatus meliputi termoregulasi, pernapasan, resusitasi, bounding attachment, pemberian ASI awal, kebersihan, tidur, eliminasi, dan keamanan

B. LINGKUP PROMOSI KESEHATAN TERHADAP BAYILingkup promosi kesehatan terhadap bayi meliputi Air Susu ibu (ASI), Gizi/Nutrisi, Pertumbuhan, Perkembangan, Bounding, Imunisasi, Keamanan, KebersihanMemberikan promosi kesehatan mengenai tindakan-tindakan atau keadaan yang terkait dengan kesehatan yang ditujukan kepada bayi bukan berarti bidan harus memberikan penyuluhan langsung terhadap bayi. Tetapi bidan harus memberikan promosi kesehatan bayi kepada ibu, ayah atau keluarga bayi. Banyak sekali lingkup promosi kebidanan terhadap bayi, salah satunya adalah pentingnya ASI. Dalam praktiknya, bidan harus mampu mempromosikan kepada ibu bahwa ASI sangat penting bagi bayi. Pemberian ASI harus dianjurkan kepada setiap ibu karena ASI yang pertama (kolostrum) mengandung zar anti-bodi yang dapat mencegah infeksi pada bayi, bayi yang minum ASI jarang mengalami gastroenteritis, lemak dan protein ASI mudah dicerna, dapat mengeratkan hubungan ibu dan bayi serta ASI merupakan susu buatan alam yang lebih baik, suci hama, segar, murah, tersedia setiap waktu. Dengan alasan-alasan yang diberikan oleh bidan melalui promosi kesehatan diharapkan ibu bersedia melakukan anjuran yang diberikan oleh bidan.

C. LINGKUP PROMOSI KESEHATAN TERHADAP ANAK BALITALingkup promosi kesehatan terhadap anak balita meliputi ASI, gizi /nutrisi, pertumbuhan, perkembangan, interaksi, imunisasi, sosialisasi dan keamanan.Anak balita (umur 0-5 tahun) adalah salah satu sasaran pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh bidan dalam promosi kesehatannya. Puskesmas, puskesmas pembantu, polindes, memiliki data tentang anak balita di wilayah kerjanya. Data tersebut diperlukan untuk digunakan dalam pelaksanaan pembinaan kesehatan anak balita baik dilakukan oleh bidan maupun tenaga kesehatan lainnya khususnya dalam promosi kesehatan. Dengan promosi kesehatan pada balita, bidan diharapkan mampu memberikan penyuluhan kepada orang tua menyangkut perbaikan gizi, perbaikan kesehatan lingkungan, pengawasan tumbuh dan kembang anak.Anggota keluarga, guru, taman kanak-kanak atau pengasuh anak diikutsertakan dalam kegiatan pembinaan kesehatan. Semua kegiatan dicatat dan dilaporkan ke puskesmas. Kegitan pelayanan dan pembinaan kesehatan anak balita akan berhasil dengan baik jika didukung oleh pemerintah desa, pemimpin dan orang terkemuka di masyarakat, termasuk dukun. Para ibu juga perlu didorong untuk memeriksakan kesehatan anaknya.

D. LINGKUP PROMOSI KESEHATAN TERHADAP REMAJALingkup promosi kesehatan terhadap remaja meliputi gizi/nutrisi, sosialisasi, pendidikan kesehatan, pergaulan, sexualitas dan kemandirian.Pembinaan remaja terutama wanitanya, tidak hanya ditujukan semata kepada masalah gangguan kesehatan (penyakit sistem reproduksi). Faktor perkembangan psikologis dan sosial perlu diperhatikan dalam membina kesehatan remaja.Remaja yang tumbuh berkembang secara biologis diikuti oleh perkembangan pskologis dan sosialnya. Alam dan pikiran remaja perlu diketahui. Remaja yang berjiwa muda memiliki sifat menantang sesuatu yang dianggap kaku dan kolot serta ingin akan kebebasan dapat menimbulkan konflik di dalam diri mereka. Pendekatan keremajaan di dalam membina kesehatan diperlukan. Penyampaian pesan kesehatan dilakukan melalui bahasa remaja. Bimbingan kepada remaja antara lain mencakup perkawinan yang sehat, keluarga yang sehat, sistem reproduksi dan masalahnya, sikap dan perilaku remaja yang positif dan sebagainya.

E. LINGKUP PROMOSI KESEHATAN TERHADAP IBU HAMILLingkup promosi kesehatan terhadap ibu hamil meliputi lingkup fisik dan psikologis. Lingkup fisik meliputi gizi, oksigen, personal hygiene, pakaian, eliminasi, sexual, mobilisasi, body mekanik, exercise/senam hamil, istirahat, imunisasi, traveling, persiapan laktasi, ersiapan persalinan dan kelahiran, kesejahteraan janin, ketidaknyamanan, pendidikan kesehatan dan pekerjaan. Lingkup psikologis meliputi Support keluarga, support tenaga kesehatan, rasa aman dan nyaman, persiapan menjadi orang tua, dan persiapan sibling.Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis, perubahan psikologis dan adaptasi dari seorang wanita yang pernah mengalaminya. Sebagian besar kaum wanita menganggap bahwa kehamilan adalah peristiwa kodrati yang harus dilalui tetapi sebagian lagi menganggap sebagai peristiwa khusus yang sangat menentuka kehidupan selanjutnya. Bahkan sebagian ibu hamil merasa cemas, panik yang bisa berujung pada depresi berat.Dukungan psikologis dan perhatian akan memberi dampak terhadap pola kehidupan sosial (keharmonisan, penghargaan, pengorbanan, kasih sayang dan empati) pada wanita hamil dan aspek teknis, dapat mengurangi aspek sumber daya (tenaga ahli, cara penyelesaian persalinan normal, akselerasi, kendali nyeri dan asuhan kebidanan). Hal-hal tersebut dapat dilakukan oleh suami bersama keluarga ibu atau bidan sebagai tenaga kesehatan melalui promosi kesehatan.

F. LINGKUP PROMOSI KESEHATAN TERHADAP IBU BERSALINLingkup promosi kesehatan terhadap ibu bersalin meliputi persiapan persalinan, nutrisi dan cairan, dukungan, kesejahteraan janin, keterlibatan keluarga serta mengurangi rasa sakit.Promosi kesehatan terhadap ibu bersalin dapat mencegah terjadinya depresi saat atau setelah melahirkan. Cemas menghadapi persalinan adalah hal yang wajar tetapi seorang bidan harus mampu mengatasi hal tersebut. Salah satunya adalah memberikan promosi kesehatan ibu bersalin. Persainan dan kelahiran merupakan proses yang fisiologis. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial yang ibu dan keluarga nantikan selama 9 bulan. Ketika persalinan dimulai, peranan ibu adalah untuk melahirkan bayinya. Untuk itu, dengan diberikan promosi kesehatan dapat mengatasi rasa cemas, khawatir, panik dan depresi ibu bersalin. Promosi ini lebih baik diberikan jauh hari sebelum bersalin, misalnya saat hamil trimester III.

G. LINGKUP PROMOSI KESEHATAN TERHADAP IBU NIFASLingkup promosi kesehatan terhadap ibu nifas meliputi nutrisi dan cairan, ambulasi, eliminasi, kebersihan diri dan bayi, istirahat, sexual, latihan/senam nifas, tanda bahaya, keluarga Berencana dan pemberian ASI.Bidan tetap mendampingi ibu selama 2 jam setelah pesalinan. Dalam masa nifas bidan dianjurkan untuk menanyakan tentang perasaan ibu. Biasanya ibu merasa capek dan lemas. Ibu dan bayi diberikan kesempatan untuk beristirahat. Saat ibu masih merasa lemas, promosi kesehatan dapat diberikan melalui keluarga ibu nifas, misanya keluarga pasien diberitahukan bawa ibu boleh minum dan makan ringan setiap waktu, bangun bila mau kencing dan sebagainya.Baru setelah ibu merasa lebih baik dan bersedia diberikan pendidikan kesehatan, bidan diperkenankan untuk memberikan pendidikan kesehatan. Itupun sedikit demi sedikit sesuai kemampuan ibu. Pendidikan kesehatan yang diberikan misalnya setelah melahirkan ibu boleh makan seperti biasa, setiap hari minum air putih minimal 8 gelas, ibu diajari cara menyusui dan perawatan payudara, gizi ibu nifas dan sebagainya. Diharapkan dengan memberikan promosi kesehatan pada ibu nifas, ibu nifas dapat menghadapi masa nifas dengan baik dan normal.

H. LINGKUP PROMOSI KESEHATAN TERHADAP IBU MENYUSUIHak seorang bayi adalah menyusu kepada ibunya. Sebagai promotor kesehatan, bidan diharapkan mampu memberikan pendidikan pada ibu menyusui. Pendidikan lebih baik diberikan sebelum ibu bersalin, sehingga ibu dapat melakukan persiapan-persiapan ibu menyusui.Lingkup promosi kesehatan yang diberikan kepada ibu menyusui meliputi kebersihan diri, istirahat, sexual, pemberian ASI, nutrisi bagi bayi, pendidikan kesehatan gizi ibu menyusui, dan meyakinkan pada ibu menyusui bahwa tidak ada pantangan makan selama menyusui. Sebagai contoh terdapat mitos yang sudah beredar sejak dulu bahwa ibu menyusui tidak boleh makan makanan yang berbau amis karena akan menyebabkan ASInya amis. Disinilah tugas bidan untuk meluruskan mitos tersebut bahwa justru makanan yang amis dibutuhkan oleh ibu menyusui karena mengandung protein tinggi melalui promosi kesehatan.

I. LINGKUP PROMOSI KESEHATAN TERHADAP WANITA USIA SUBUR/PASANGAN USIA SUBUR (WUS/PUS)Lingkup promosi kesehatan terhadap PUS/WUS meliputi persiapan hamil, keluarga berencana, kesehatan, parenting, nutrisi dan produktifitas.Penyuluhan tentang kesehatan pada masa pra kehamilan di sampaikan pada kelompok wanita usia subur/pria usia subur yang akan menikah. Penyampaian tentang kesehatan ini disesuaikan dengan tingkat intelektual klien. Nasehat yang diberikan menggunakan bahasa yang mudah dicerna, karena informasi yang diberikan bersifat pribadi dan sensitif.Wanita usia subur juga diberikan pendidikan mengenai gangguan kesehatan, akibat gangguan sistem reproduksi. Gangguan sistem reproduksi tidak berdiri sendiri. Gangguan tersebut dapat terhadap kondisi psikologis dan lingkungan sosial klien itu sendiri. Bila masalah kesehatan itu sangat kompleks, perlu dikonsultasikan ke ahli yang relevan atau dirujuk ke unit pelayanan kesehatan yang fasilitasnya lebih lengkap. Faktor keluarga juga turut mempengaruhi kondisi WUS/PUS yang akan memasuki pintu gerbang pernikahan. Bidan dapat menggunakan pengaruh keluarga untuk memperkuat mental WUS/PUS dalam memasuki masa perkawinan dan kehamilan.

J. LINGKUP PROMOSI KESEHATAN TERHADAP KLIMAKTERIUM/MENOPAUSELingkup promosi kesehatan terhadap klimakterium/menopause meliputi nutrisi, psikologis, olah raga, kesehatan umum, support keluarga san support tenaga kesehatan.Masa menopause merupaka fase yang selalu terjadi pada wanita yang menginjak umur 44 tahun dan ditandai dengan berhentinya haid. Terkadang wanita belum siap menghadapi masa ini karena mereka selalu beranggapan bahwa seorang wanita yang mengalamim menopause adalah wanita yang tidak berguna.Untuk mengawali promosi kesehatan, bidan sebelumnya harus mengetahui ketakutan-ketakutan yang mungkin dialami pada masa menopause, misalnya secara fisik wanita sering merasa dirinya tidak cantik lagi, berkulit keriput, berbadan bungkuk dan sebagainya. Secara biologis kekhawatiran tidak mampu melayani suami karena dirasakan sakit saat berhubungan seksual. Secara psikologis sering mengalami susah tidur sehingga mengganggu aktivitas di siang hari.

ANAK BALITA Bawah Lima Tahun atau sering disingkat sebagai Balita merupakan salah satu periode usia manusia setelah bayi sebelum anak awal. Rentang usia balita dimulai dari dua sampai dengan lima tahun,atau biasa digunakan perhitungan bulan yaitu usia 24-60 bulan. Periode usia ini disebut juga sebagai usia prasekolah.Perkembangan psikologis[sunting] PsikomotorTerjadi perubahan yang cukup drastis dari kemampuan psikomotor balita yang mulai terampil dalam pergerakannya (lokomotion). Mulai melatih kemampuan motorik kasar misalnya berlari, memanjat, melompat, berguling, berjinjit, menggenggam, melempar yang berguna untuk mengelola keseimbangan tubuh dan mempertahankan rentang atensi.Pada akhir periode balita kemampuan motorik halus anak juga mulai terlatih seperti meronce, menulis, menggambar, menggunakan gerakan pincer yaitu memegang benda dengan hanya menggunakan jari telunjuk dan ibu jari seperti memegang alat tulis atau mencubit serta memegang sendok dan menyuapkan makanan kemulutnya, mengikat tali sepatu.[sunting] AturanPada masa balita adalah saatnya dilakukan latihan mengendalikan diri atau biasa disebut sebagai toilet training. Freud mengatakan bahwa pada usia ini individu mulai berlatih untuk mengikuti aturan melalui proses penahanan keinginan untuk membuang kotoran.[sunting] Kognitif Pada periode usia ini pemahaman terhadap obyek telah lebih ajeg. Balita memahami bahwa obyek yang diaembunyikan masih tetap ada, dan akan mengetahui keberadaan obyek tersebut jika proses penyembunyian terlihat oleh mereka. Akan tetapi jika prose penghilangan obyek tidak terlihat, balita mengetahui benda tersebut masih ada, namun tidak mengetahui dengan tepat letak obyek tersebut. Balita akan mencari pada tempat terakhir ia melihat obyek tersebut. Oleh karena itu pada permainan sulap sederhana, balita masih kesulitan untuk membuat prediksi tempat persembunyian obyek sulap. Kemampuan bahasa balita bertumbuh dengan pesat. Pada periode awal balita yaitu usia dua tahun kosa kata rata-rata balita adalah 50 kata, pada usia lima tahun telah menjadi diatas 1000 kosa kata. Pada usia tiga tahun balita mulai berbicara dengan kalimat sederhana berisi tiga kata dan mulai mempelajari tata bahasa dari bahasa ibunya.contoh kalimatUsia 24 bulan: "Haus, minum"Usia 36 bulan:"Aku haus minta minum"[sunting] Sosial dan individuPada periode usia ini balita mulai belajar berinteraksi dengan lingkungan sosial diluar keluarga, pada awal masa balita, bermain bersama berarti bersama-sama berada pada suatu tempat dengan sebaya, namun tidak bersama-sama dalam satu permainan interaktif. Pada akhir masa balita, bermain bersama berarti melakukan kegiatan bersama-sama dengan melibatkan aturan permainan dan pembagian peran.Balita mulai memahami dirinya sebagai individu yang memiliki atribut tertentu seperti nama, jenis kelamin, mulai merasa berbeda dengan orang lain dilingkungannya. Mekanisme perkembangan ego yang drastis untuk membedakan dirinya dengan individu lain ditandai oleh kepemilikan yang tinggi terhadap barang pribadi maupun orang signifikannya sehingga pada usia ini balita sulit untuk dapat berbagi dengan orang lain.Proses pembedaan diri dengan orang lain atau individuasi juga menyebabkan anak pada usia tiga atau empat tahun memasuki periode negativistik sebagai salah satu bentuk latihan untuk mandiri.[sunting] Pendidikan dan pengembanganCara belajar yang dilakukan pada usia prasekolah ini melalui bermain serta rangsang dari lingkungannya, terutama lingkungan rumah. Terdapat pula pendidikan di luar rumah yang melakukan kegiatan belajar lebih terprogram dan terstruktur, walau tidak selamanya lebih baik.[sunting] Bermain Permainan peran, melatih kemampuan pemahaman sosialcontoh: permainan sekolah, dokter-dokteran, ruman-rumahan dll Permainan imajinasi melatih kemampuan kreativitas anak Permainan motorik, melatih kemampuan motorik kasar dan halus.Motorik Kasar contoh: spider web, permainan palang, permainan keseimbangan dllMotorik halus: meronce, mewarnai, menyuap

MEDIA PROMOSI KESEHATAN

4.1. PengertianMedia atau alat peraga dalam promosi kesehatan dapat diartikan sebagai alat bantu untuk promosi kesehatan yang dapat dilihat, didengar, diraba, dirasa atau dicium, untuk memperlancar komunikasi dan penyebar-luasan informasi 4.2. KegunaanBiasanya alat peraga digunakan secara kombinasi, misalnya menggunakan papan tulis dengan photo dan sebagainya. Tetapi dalam menggunakan alat peraga, baik secara kombinasi maupuntunggal, ada dua hal yang harus diperhatikan, yaitu : Alat peraga harus mudah dimengerti oleh masyarakat sasaran Ide atau gagasan yang terkandung di dalamnya harus dapat diterima oleh sasaranAlat peraga yang digunakan secara baik memberikan keuntungan-keuntungan : Dapat menghindari salah pengertian/pemahaman atau salah tafsir. Dengan contoh yang telah disebutkan pada bagian atas dapat dilihat bahwa salah tafsir atau salah pengertian tentang bentuk plengsengan dapat dihindari. Dapat memperjelas apa yang diterangkan dan dapat lebih mudah ditangkap. Apa yang diterangkan akan lebih lama diingat, terutama hal-hal yang mengesankan. Dapat menarik serta memusatkan perhatian. Dapat memberi dorongan yang kuat untuk melakukan apa yang dianjurkan.4.3. Jenis / Macam MediaAlat-alat peraga dapat dibagi dalam 4 kelompok besar :1. Benda asli, yaitu benda yang sesungguhnya baik hidup maupun mati. Merupakan alat peraga yang paling baik karena mudah serta cepat dikenal, mempunyai bentuk serta ukuran yang tepat. Tetapi alat peraga ini kelemahannya tidak selalu mudah dibawa ke mana-mana sebagai alat bantu mengajar. Termasuk dalam macam alat peraga ini antara lain : Benda sesungguhnya, misalnya tinja di kebun, lalat di atas tinja, dsb Spesimen, yaitu benda sesungguhnya yang telah diawetkan seperti cacing dalam botol pengawet, dll Sample yaitu contoh benda sesungguhnya untuk diperdagangkan seperti oralit, dll2. Benda tiruan, yang ukurannya lain dari benda sesungguhnya.Benda tiruan bisa digunakan sebagai media atau alat peraga dalam promosi kesehatan. Hal ini dikarena menggunakan benda asli tidak memungkinkan, misal ukuran benda asli yang terlalu besar, terlalu berat, dll. Benda tiruan dapat dibuat dari bermacam-macam bahan seperti tanah, kayu, semen, plastik dan lain-lain.3. Gambar/Media grafis, seperti poster, leaflet, gambar karikatur, lukisan, dll.Poster adalah sehelai kertas atau papan yang berisikan gambar-gambar dengan sedikit kata-kata. Kata-kata dalam poster harus jelas artinya, tepat pesannya dan dapat dengan mudah dibaca pada jarak kurang lebih 6 meter. Poster biasanya ditempelkan pada suatu tempat yangmudah dilihat dan banyak dilalui orang misalnya di dinding balai desa, pinggir jalan, papan pengumuman, dan lain-lain. Gambar dalam poster dapat berupa lukisan, ilustrasi, kartun, gambar atau photo. Poster terutama dibuat untuk mempengaruhi orang banyak, memberikan pesan singkat. Karena mmmmmmllkkkkitu cara pembuatannya harus menarik, sederhana dan hanya berisikan satu ide atau satu kenyataan saja. Poster yang baik adalah poster yang mempunyai daya tinggal lama dalam ingatan orang yang melihatnya serta dapat mendorong untuk bertindak.Leaflet adalah selembaran kertas yang berisi tulisan dengan kalimat-kalimat yang singkat, padat, mudah dimengerti dan gambar-gambar yang sederhana. Ada beberapa yang disajikan secara berlipat. Leaflet digunakan untuk memberikan keterangan singkat tentan suatu masalah, misalnya deskripsi pengolahan air di tingkat rumah tangga, deskripsi tentang diare dan penecegahannya, dan lain-lain. Leaflet dapat diberikan atau disebarkan pada saat pertemuan pertemuan dilakukan seperti pertemuan FGD, pertemuan Posyandu, kunjungan rumah, dan lain-lain. Leaflet dapat dibuat sendiri dengan perbanyakan sederhana seperti di photo copy.4. Gambar alat optik. seperti photo, slide, film, dllPhotoSebagai bahan untuk alat peraga, photo digunakan dalam bentuk : Album, yaitu merupakan foto-foto yang isinya berurutan, menggambarkan suatu cerita, kegiatan dan lain-lain. Dikumpulkan dalam sebuah album. Album ini bisa dibawa dan ditunjukan kepada masyarakat sesuai dengan topik yang sedang di diskusikan. Misalnya album photo yang berisi kegiatan-kegiatan suatu desa untuk merubah kebiasaan BABnya menjadi di jamban dengan CLTS sampai mendapat pengakuan resmi dari Bupati. Dokumentasi lepasan. Yaitu photo-photo yang berdiri sendiri dan tidak disimpan dalam bentuk album. Menggambarkan satu pokok persoalan atau titik perhatian. Photo ini digunakan biasanya untuk bahan brosur, leaflet, dllSlideSlide pada umumnya digunakan dengan sasaran kelompok atau grup. Slide ini sangat effektif untuk membahas suatu topic tertentu, dan peserta dapat mencermati setiap materi dengancara seksama, karena slide sifatnya dapat diulang-ulangFilmFilm lebih kearah sasaran secara masal, sifatnya menghibur namun bernuansa edikatif.Promosi kesehatanDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebasBelum DiperiksaPromosi kesehatan adalah ilmu dan seni membantu masyarakat menjadikan gaya hidup mereka sehat optimal. Kesehatan yang optimal didefinisikan sebagai keseimbangan kesehatan fisik, emosi, sosial, spiritual, dan intelektual. Ini bukan sekedar pengubahan gaya hidup saja, namun berkairan dengan pengubahan lingkungan yang diharapkan dapat lebih mendukung dalam membuat keputusan yang sehat.Pengubahan gaya hidup dapat difasilitasi melalui penggabunngan:1. menciptakan lingkungan yang mendukung,2. mengubah perilaku, dan3. meningkatkan kesadaran.Dalam Konferensi Internasional Promosi Kesehatan I yang diadakan di Ottawa, Kanada, menghasilkan sebuah kesepakatan yang dikenal sebagai Piagam Ottawa. Dalam piagam ini tertera strategi dalam meningkatkan kontrol masyarakat terhadap kesehatan diri mereka sendiri.

Metoda dan Media PromosiKesehatanPosted on 19 Mei 2011 by Cuen Rate This

I. PENDAHULUANhanya dapat terjadi dalam kurun waktu yang relative lama. Dari pengalaman bertahun-tahun pelaksanaan promosi atau penyuluhan kesehatan masyarakat mengalami berbagai hambatan dalam rangka mencapai tujuannya, yaitu mewujudkan perilaku hidup sehat bagi masyarakat. Dari penelitian-penelitian yang ada terungkap meskipun kesadaran dan pengetahuan masyarakat sudah tinggi tentang kesehatan, namun perilaku kesehatan masyarakat masih rendah.Dari berbagai aspek terkait dalam Promosi Kesehatan yang perlu mendapatkan perhatian secara seksama adalah tentang metode dan alat peraga yang digunakan dalam promosi kesehatan. Dengan metode yang benar dan penggunaan alat peraga yang tepat sasaran, maka materi atau bahan isi yang perlu dikomunikasikan dalam promosi kesehatan akan mudah diterima, dicerna dan diserap oleh sasaran, sehingga kesadaran masyarakat akan PHBS lebih mudah terwujud.Tulisan ini semoga dapat menjadi pegangan bagi fasilitator kesehatan atau petugas promosi kesehatan lainya yang mempunyai peran memberikan informasi dan pelajaran ketrampilan bagi masyarakat sasaran dalam hal perikau hidup bersih dan sehat. Tulisan ini berisi tentang metode, media promosi kesehatan, serta bagaimana cara membuat media grafis promosi kesehatan, sehingga mereka mampu membuat media sesuai dengan kearifan lokal.II. PROMOSI KESEHATAN2.1. PengertianPromosi kesehatan adalah upaya mempengaruhi masyarakat agar menghentikan perilaku beresiko tinggi dan menggantikannya dengan perilaku yang aman atau pelaing tidak beresiko rendah.Program Promosi Kesehatan tidak di rancang di belakang meja. Supaya efektif, program harus dirancang berdasarkan realitas kehidupan sehari-hari masyarakat sasaran setempat.Umumnya ada empat faktor yang dapat mempengaruhi masyarakat agar merubah perilakunya, yaitu :1. Fasilitasi, yaitu bila perilaku yang baru membuat hidup masyarakat yang melakukannya menjadi lebih mudah, misalnya adanya sumber air bersih yang lebih dekat;2. Pengertian yaitu bila perilaku yang baru masuk akal bagi masyarakat dalam konteks pengetahuan lokal;3. Persetujuan, yaitu bila tokoh panutan (seperti tokoh agama dan tokoh agama) setempat menyetujui dan mempraktekkan perilaku yang di anjurkan,4. Kesanggupan untuk mengadakan perubahan secara fisik misalnya kemampuan untuk membangun jamban dengan teknologi murah namun tepat guna sesuai dengan potensi yang di miliki.Program promosi menekankan aspek bersama masyarakat. Maksudnya adalah :1. Bersama dengan masyarakat fasilitator mempelajari aspek-aspek penting dalam kehidupan masyarakat untuk memahami apa yang mereka kerjakan, perlukan dan inginkan,2. Bersama dengan masyarakat fasilitator menyediakan alternatif yang menarik untuk perilaku yang beresiko misalnya jamban keluarga sehingga buang air besar dapat di lakukan dengan aman dan nyam3. Bersama dengan masyarakat petugas merencanakan program promosi kesehatan dan memantau dampaknya secara terus-menerus.2.2. Penyerapan materi dalam promosi kesehatanSeseorang belajar melalui panca inderanya. Setiap indera ternyata berbeda pengaruhnya terhadaphasil belajar seseorang, sebagai mana gambaran berikut :Oleh karena itu seseorang dapat mempelajari sesuatu dengan baik apabila ia menggunakan lebihdari satu inderaApa yang bisa kita ingat :10% dari yang kita baca20% dari yang kita dengar30% dari yang kita lihat50% dari yang kita lihat dan dengar80% dari yang kita ucapkan90% dari yang kita ucapkan dan lakukanIII. METODE PROMOSI KESEHATAN3. 1. Jenis Metode Promosi KesehatanMetode Promosi Kesehatan dapat digolongkan berdasarkan Teknik Komunikasi, Sasaran yang dicapai dan Indera penerima dari sasaran promosi.3.1.1. Berdasarkan Teknik Komunikasia. Metode penyuluhan langsung.Dalam hal ini para penyuluh langsung berhadapan atau bertatap muka dengan sasaran. Termasuk di sini antara lain : kunjungan rumah, pertemuan diskusi (FGD), pertemuan di balai desa, pertemuan di Posyandu, dll.b. Metode yang tidak langsungDalam hal ini para penyuluh tidak langsung berhadapan secara tatap muka dengan sasaran, tetapi ia menyampaikan pesannya dengan perantara (media). Umpamanya publikasi dalam bentuk media cetak, melalui pertunjukan film, dsb3.1.2. Berdasarkan Jumlah Sasaran Yang Dicapaia. Pendekatan PERORANGANDalam hal ini para penyuluh berhubungan secara langsung maupun tidak langsung dengan sasaran secara perorangan, antara lain kunjungan rumah, hubungan telepon, dan lain-lainb. Pendekatan KELOMPOKDalam pendekatan ini petugas promosi berhubungan dengan sekolompok sasaran. Beberapa metode penyuluhan yang masuk dalam ketegori ini antara lain : Pertemuan, Demostrasi, Diskusi kelompok, Pertemuan FGD, dan lain-lainc. Pendekatan MASALPetugas Promosi Kesehatan menyampaikan pesannya secara sekaligus kepadasasaran yang jumlahnya banyak. Beberapa metode yang masuk dalam golongan ini adalah : Pertemuan umum, pertunjukan kesenian, Penyebaran tulisan/poster/media cetak lainnya, Pemutaran film, dll3.1.3. Berdasarkan Indera Penerimaa. Metode MELIHAT/MEMPERHATIKAN. Dalam hal ini pesan diterima sasaran melalui indera penglihatan, seperti : Penempelan Poster, Pemasangan Gambar/Photo, Pemasangan Koran dinding, Pemutaran Filmb. Metode PENDENGARAN. Dalam hal ini pesan diterima oleh sasaran melalui indera pendengar, umpamanya : Penyuluhan lewat radio, Pidato, Ceramah, dllc. Metode KOMBINASI. Dalam hal ini termasuk : Demonstrasi cara (dilihat, didengar, dicium, diraba dan dicoba)3.2. Kelebihan dan kekurangan masing-masing metode3.2.1. Kunjungan RumahKunjungan rumah adalah suatu hubungan langsung antara penyuluh dengan masyarakat sasaran dan keluarganya di rumah ataupun ditempat biasa mereka berkumpul. Biasanya kegiatan ini disebut anjang sono, anjang karya, dsb.Cara melakukannya dengan memperhatikan hal-hal berikut :1. Ada maksud dan tujuan tertentu2. Tepat waktunya dan tidak membuang-buang waktu3. Rencanakan beberapa kunjungan berurutan untuk menghemat waktu4. Kunjungi pula sasaran yang jauh dan terpencil5. Metode ini untuk memperkuat metode-metode lainnya atau bila metode-metode lainnya tidak mungkinSelama berkunjung harus diingat hal-hal seperti : Membicarakan soal-soal yang menarik perhatian Biarkan keluarga sasaran berbicara sebanyak-banyaknya dan jangan memotong pembicaraannya Bicara bila keluarga sasaran itu ingin mendengarkannya Bicara dalam gaya yang menarik sasaran Pergunakan bahasa umum yang mudah, bicara pelan-pelan dan suasana menyenangkan Harus sungguh-sungguh dalam pernyataan Jangan memperpanjang mempersilat lidah Biarkan keluarga sasaran merasa sebagai pemrakarsa gagasan yang baik Harus jujur dalam mengajar maupun belajar Meninggalkan keluarga sasaran sebagai kawan Catat tanggal kunjungan, tujuan, hasil dan janji Membawa surat selebaran, brosur, dsb untuk diberikan kepada keluarga sasaran. Ini akan menjalin persahabatanKelebihan metode ini adalah : Mendapat keterangan langsung perihal masalah-masalah kesehatan Membina persahabatan Tumbuhnya kepercayaan pada penyuluh bila anjuran-anjurannya diterima Menemukan tokoh-tokoh masyarakat yang lebih baik Rintangan-rintangan antara penyuluh dengan keluarga sasaran menjadi kurang Mencapai juga petani yang terpencil, yang terlewat oleh metode lainnya Tingkat pengadopsian terhadap perilaku kesehatan yang baru lebih tinggiKeterbatasannya adalah : Jumlah kunjungan yang mungkin dilakukan adalah terbatas Kunjungan-kunjungan yang cocok bagi keluarga sasaran dan penyuluh adalah terbatas sekali Kunjungan yang terlalu sering pada satu keluarga sasaran akan menimbulkan prasangka pada keluarga lainnya3.2.2. Pertemuan UmumPertemuan umum adalah suatu pertemuan dengan peserta campuran dimana disampaikan beberapa informasi tertentu tentang kesehatan untuk dilaksanakan oleh masyarakat sasaran.Cara melakukannya dengan perencanaan dan persiapan yang baik, seperti : Rundingkan dahulu dengan orang-orang yang terkait Konsultasi dengan tokoh-tokoh setempat dan buatlah agenda acara sementara Jaminan kedatangan para nara sumber lainnya (bila diperlukan) Usahakan ikut sertanya semua golongan di tempat itu.Hal-hal perlu diperhatikan : Rapat diselenggarakan ditempat yang letaknya strategis, dengan penerangan dan udara yang segar Waktu yang dipilh adalah waktu luang masyarakat Pada siang hari, bila tempat-tempat tinggal orang berjauhan Tepat memulai dan mengakhiri pertemuan Perhatikan ditujukan kepada tujuan pertemuan dengan memberikan kesempatan untuk berdiskusi. Hindari pertengkaran pendapat Anjuran mempergunakan alat-alat peraga Usaha-usaha menarik perhatian, menggugah hai dan mendorong kegiatan Memberikan penghargaan kepada semua golongan yang hadir Libatkan tokoh-tokoh masyarakat setempat Usahakan kegiatan lanjutan (bila ada) Berikan selembaran-selembaran yang sesuai dengan materi yang didiskusikanKelebihan metode ini adalah : Banyak orang yang dicapai Menjadi tahap persiapan untuk metode lainnya Perkenalan pribadi dapat ditingkatkan Segala macam topik/judul dapat diajukan Adopsi suatu anjuran secara murah/sedikit biayaKekurangan / keterbatasannya : Tempat dan sarana pertemuan tidak selalu cukup Waktu untuk diskusi biasanya terbatas sekali Pembahasan topik sedikit lebih sulit karena peserta yang hadir adalah campuran Kejadian-kejadian di luar kekuasaan seperti cuaca buruk, dsb dapat mengurangi jumlah kehadiran3.2.3 Pertemuan Diskusi ( Kelompok Diskusi Terfokus )Pertemuan diskusi adalah untuk kelompok yang lebih kecil atau lebih sedikit pesertanya yaitu berkisar 12-15 orang saja. Harus ada partisipasi yang baik dari peserta yang hadir.Biasanya dipergunakan untuk menjelasan suatu informasi yang lebih rinci dan mendetail serta pertukaran pendapat mengenai perubahan perilaku kesehatan. Keberhasilan pertemuan FGD banyak tergantung dari petugas penyuluh untuk : Memperkenalkan soal yang dapat perhatian para peserta Memelihara perhatian yang terus menerus dari para peserta Memberi kesempatan kepada semua orang untuk mengemukakan pendapatnya dan menghindari dominasi beberapa orang saja Membuat kesimpulan pembicaraan-pembicaraan dan menyusun saran-saran yang diajukan Berikan bahan-bahan informasi yang cukup agar peserta sampai pada kesimpulan yang tepat.3.2.4. Demonstrasi cara atau percontohanDemontrasi adalah memperlihatkan secara singkat kepada suatu kelompok bagaimana melakukan suatu perilaku kesehatan baru. Metode ini lebih menekankan pada bagaimana cara melakukannya suatu perilaku kesehatan. Kegiatan ini bukan lah suatu percobaanatau pengujian, tetapi sebuah usaha pendidikan.Tujuannya adalah untuk meyakinkan orang-orang bahwa sesuatu perilaku kesehatan tertentu yang dianjurkan itu adalah berguna dan praktis sekali bagi masyarakat. Demonstrasi ini mengajarkan suatu ketrampilan yang baru.Cara melakukannya dengan segala perencanaan dan persiapan yang diperlukan, seperti : Datang jauh sebelum kegiatan di mulai untuk memeriksa peralatan dan bahan yang diperlukan Mengatur tempat sebaik mungkin, sehingga semua peserta dapat melihatnya dan ikut dalam diskusi Demonstrasi dilakukan tahap demi tahap sambil membangkitkan keinginan peserta untuk bertanya-tanya Berikan kesempatan pada wakil peserta untuk mencoba ketrampilan perilaku yang baru Berikan selebaran yang cepat (brosur, dll) yang bersangkutan dengan demostrasi ituAnjuran : Pilihlah topik yang berdasarkan keperluan masyarakat Demonstrasi dilakukan tepat masanya Pengumuman yang luas sebelum waktunya untuk menarik banyak perhatian dan peserta Pergunakan alat-alat yang mudah di dapat orang Hilangkan keraguan-raguan, tetapi hindarikan pertengkaran mulut - Hargai cara-cara yang biasa dilakukan masyarakatKelebihan / keuntungan metode ini : Cara mengajar ketramilan yang efekif Merangsasang kegiatan Menumbuhkan kepercayaan pada diri sendiri Kekurangan / keterbatasannya : Memerlukan banyak persiapan, peralatan dan ketrampilan Merugikan bila demonstrasi dilaksanakan dengan kualitas yang burukIV. MEDIA PROMOSI KESEHATAN4.1. PengertianMedia atau alat peraga dalam promosi kesehatan dapat diartikan sebagai alat bantu untuk promosi kesehatan yang dapat dilihat, didengar, diraba, dirasa atau dicium, untuk memperlancar komunikasi dan penyebar-luasan informasi4.2. KegunaanBiasanya alat peraga digunakan secara kombinasi, misalnya menggunakan papan tulis dengan photo dan sebagainya. Tetapi dalam menggunakan alat peraga, baik secara kombinasi maupuntunggal, ada dua hal yang harus diperhatikan, yaitu : Alat peraga harus mudah dimengerti oleh masyarakat sasaran Ide atau gagasan yang terkandung di dalamnya harus dapat diterima oleh sasaranAlat peraga yang digunakan secara baik memberikan keuntungan-keuntungan : Dapat menghindari salah pengertian/pemahaman atau salah tafsir. Dengan contoh yang telah disebutkan pada bagian atas dapat dilihat bahwa salah tafsir atau salah pengertian tentang bentuk plengsengan dapat dihindari. Dapat memperjelas apa yang diterangkan dan dapat lebih mudah ditangkap. Apa yang diterangkan akan lebih lama diingat, terutama hal-hal yang mengesankan. Dapat menarik serta memusatkan perhatian. Dapat memberi dorongan yang kuat untuk melakukan apa yang dianjurkan.4.3. Jenis / Macam MediaAlat-alat peraga dapat dibagi dalam 4 kelompok besar :1. Benda asli, yaitu benda yang sesungguhnya baik hidup maupun mati. Merupakan alat peraga yang paling baik karena mudah serta cepat dikenal, mempunyai bentuk serta ukuran yang tepat. Tetapi alat peraga ini kelemahannya tidak selalu mudah dibawa ke mana-mana sebagai alat bantu mengajar. Termasuk dalam macam alat peraga ini antara lain : Benda sesungguhnya, misalnya tinja di kebun, lalat di atas tinja, dsb Spesimen, yaitu benda sesungguhnya yang telah diawetkan seperti cacing dalam botol pengawet, dll Sample yaitu contoh benda sesungguhnya untuk diperdagangkan seperti oralit, dll2. Benda tiruan, yang ukurannya lain dari benda sesungguhnya.Benda tiruan bisa digunakan sebagai media atau alat peraga dalam promosi kesehatan. Hal ini dikarena menggunakan benda asli tidak memungkinkan, misal ukuran benda asli yang terlalu besar, terlalu berat, dll. Benda tiruan dapat dibuat dari bermacam-macam bahan seperti tanah, kayu, semen, plastik dan lain-lain.3. Gambar/Media grafis, seperti poster, leaflet, gambar karikatur, lukisan, dll.Poster adalah sehelai kertas atau papan yang berisikan gambar-gambar dengan sedikit kata-kata. Kata-kata dalam poster harus jelas artinya, tepat pesannya dan dapat dengan mudah dibaca pada jarak kurang lebih 6 meter. Poster biasanya ditempelkan pada suatu tempat yangmudah dilihat dan banyak dilalui orang misalnya di dinding balai desa, pinggir jalan, papan pengumuman, dan lain-lain. Gambar dalam poster dapat berupa lukisan, ilustrasi, kartun, gambar atau photo. Poster terutama dibuat untuk mempengaruhi orang banyak, memberikan pesan singkat. Karena mmmmmmllkkkkitu cara pembuatannya harus menarik, sederhana dan hanya berisikan satu ide atau satu kenyataan saja. Poster yang baik adalah poster yang mempunyai daya tinggal lama dalam ingatan orang yang melihatnya serta dapat mendorong untuk bertindak.Leaflet adalah selembaran kertas yang berisi tulisan dengan kalimat-kalimat yang singkat, padat, mudah dimengerti dan gambar-gambar yang sederhana. Ada beberapa yang disajikan secara berlipat. Leaflet digunakan untuk memberikan keterangan singkat tentan suatu masalah, misalnya deskripsi pengolahan air di tingkat rumah tangga, deskripsi tentang diare dan penecegahannya, dan lain-lain. Leaflet dapat diberikan atau disebarkan pada saat pertemuan pertemuan dilakukan seperti pertemuan FGD, pertemuan Posyandu, kunjungan rumah, dan lain-lain. Leaflet dapat dibuat sendiri dengan perbanyakan sederhana seperti di photo copy.4. Gambar alat optik. seperti photo, slide, film, dllPhotoSebagai bahan untuk alat peraga, photo digunakan dalam bentuk : Album, yaitu merupakan foto-foto yang isinya berurutan, menggambarkan suatu cerita, kegiatan dan lain-lain. Dikumpulkan dalam sebuah album. Album ini bisa dibawa dan ditunjukan kepada masyarakat sesuai dengan topik yang sedang di diskusikan. Misalnya album photo yang berisi kegiatan-kegiatan suatu desa untuk merubah kebiasaan BABnya menjadi di jamban dengan CLTS sampai mendapat pengakuan resmi dari Bupati. Dokumentasi lepasan. Yaitu photo-photo yang berdiri sendiri dan tidak disimpan dalam bentuk album. Menggambarkan satu pokok persoalan atau titik perhatian. Photo ini digunakan biasanya untuk bahan brosur, leaflet, dllSlideSlide pada umumnya digunakan dengan sasaran kelompok atau grup. Slide ini sangat effektif untuk membahas suatu topic tertentu, dan peserta dapat mencermati setiap materi dengancara seksama, karena slide sifatnya dapat diulang-ulangFilmFilm lebih kearah sasaran secara masal, sifatnya menghibur namun bernuansa edikatif.DAFTAR KEPUSTAKAANDepartemen Kesehatan RI, Pusat Promosi Kesehatan, Pedoman Pengelolaan Promosi Kesehatan, DalamPencapaian PHBS, Jakarta 2008Departemen Kesehatan RI, Pusat Promosi Kesehatan, Panduan Pelatihan Komunikasi Perubahan Perilaku,Untuk KIBBLA, Jakarta 2008Departemen Kesehatan RI, Pusat Promosi Kesehatan, Pengembangan Media Promosi Kesehatan, Jakarta2004