Top Banner

of 99

Project Work II

Oct 14, 2015

Download

Documents

kukuharyo
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

Proyek Pembangunan Gedung Pendidikan 3 LantaiPROJECT WORK II- LAPORAN II GENERAL CONTRACTOR PROJECT WORK II

PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG PENDIDIKAN 3 LANTAISMANTI GLOBAL SENIOR HIGH SCHOOL

LAPORAN IIPROPOSAL TEKNIS

DISUSUN OLEH :ANGGIE PRATIWI1107030158

PROGRAM STUDIKONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNGIII GEDUNG 1 PAGI

Jl. Raya Tanah Baru No. 1Jakarta SelatanBAB IPENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG PROYEKMelihat situasi perekonomian di Indonesia sekarang ini membawa dampak yang cukup besar bagi dunia Industri, khususnya industri konstruksi proyek yang telah terhenti bebarapa tahun terakhir, sebagai dampak masa krisis moneter yang lalu. Sekarang sudah mulai hidup kembali konstruksi di Indonesia.Kita menyadari sepenuhnya bahwa pendidikan merupakan modal utama didalam pembangunan bangsa, khususnya dibidang pencerdasan generasi bangsa. Untuk itulah, di saat perekonomian mulai pulih kembali, maka pembangunan gedung pendidikan dan pembangunan gedung perkuliahan kembali merebak demi mencapai tujuan diatas. Dalam pembangunan Proyek Pembangunan Gedung Pendidikan 3 lantai Smanti Global Senior High School yang berlokasi Jl. Cahaya Titis No.7 Bukit Indah, Depok yaitu PT. GIEGA PROSPERITY selaku owner menunjuk PT. MARSHAL CONSTRUCTION sebagai konsultan perencana, PT. RENANGDO PRATIWI Int. sebagai Konsultan Pengawas dan PT. ANGGA PRUDENT CONSTRUCTION sebagai Kontraktor.Nama ANGGA PRUDENT CONSTRUCTION untuk pertama kalinya tercantum dalam Akte Notaris Pendirian Perseroan Terbatas No. 07 tanggal 23 Februari 2000. Sebagai Kontarktor swasta yang telah memiliki berbagai macam pengalaman di dalam dunia konstruksi, PT. ANGGA PRUDENT CONSTRUCTION merasa tertarik untuk dapat melaksanakan proyek yang akan dibangun ini. Bidang usaha PT. ANGGA PRUDENT CONSTRUCTION meliputi :a. Pekerjaan pelaksanaan konsruksi, yang meliputi : pekerjaan sipil (untuk seluruh sektor pembangunan), pekerjaan gedung, mekanikal elektrikal termasuk jaringan, radio telekomunikasi dan instrumentasi dan perbaikan/pemeliharaan/renovasi pada pekerjaan konstruksi tersebut.b. Perencanaan dan pengawasan pelaksanaan konstruksi, yang meliputi : pekerjaan sipil, gedung, mekanikal elektrikal.1.2 Maksud dan TujuanSebagai perusahaan kontraktor yang berkompeten dan berpengalaman dalam bidangnya, kesempatan seperti ini tidak akan kami lewatkan. Kami merasa berkewajiban ikut andil dalam pembangunan Gedung Pendidikan 3 Lantai ini.Adapun tujuan dari Proposal teknis ini ialah :1. Mewujudkan bangunan yang diinginkan oleh Pemberi Tugas sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.2. Untuk dapat memberdayakan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan kami. 3. Dapat membuka lapangan pekerjaan baru yang cukup signifikan untuk dapat menyerap tenaga kerja.4. Mendapatkan keuntungan baik materi maupun pengalaman dengan melaksanakan pekerjaan ini.5. Meningkatkan kredibilitas perusahaan di mata masyarakat konstruksi. 1.3 Sasaran yang Hendak DicapaiSasaran yang akan dicapai adalah melaksanakan Proyek Pembangunan Gedung Pendidikan 3 Lantai Smanti Global Senior High School sesuai dengan keinginan pihak pemberi tugas yang dalam hal ini adalah mengacu pada Peraturan standar Nasional maupun Internasional.Secara garis besarnya sasaran yang akan dicapai dalam pelaksanaan proyek ini adalah BMW plus, yaitu mengupayakan penekanan dari segi biaya, melaksanakan pekerjaan sesuai dengan mutu yang dispesifikasikan serta ketepatan waktu pelaksanaan. Serta mengutamakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di lingkungan proyek.

1.4Sistematika Proposal Teknis Secara garis besar sistematika dari proposal teknis ini terdiri atas :BAB I PENDAHULUAN Terdiri atas pendahuluan, maksud dan tujuan, sasaran yang hendak dicapai, serta sistematika proposal teknis ini.BAB II DATA TEKNIS DAN METODE KOSTRUKSI Terdiri atas data teknis proyek dan metode pelaksanaan konstruksi.BAB III ORGANISASI PROYEK Terdiri atas Penjelasan mengenai struktur organisasi proyek serta job description struktur organisasi tersebut.BAB IV SUMBER DAYA Terdiri atas penjelasan mengenai proses pengadaan peralatan, material, tenaga kerja serta disiplin kerja.BAB V QUALITY PLAN Terdiri atas penjelasan mengenai Project Quality Plan yang dibuat sebagai panduan dalam pelaksanaan proses kerja di Proyek. BAB VI SAFETY PLAN Terdiri atas penjelasan mengenai resiko kecelakaan di lapangan, prosedur pelaksanaan K3 di lapangan, serta perlengkapan dan peralatan penunjang K3. BAB VII SITE INSTALASI Terdiri atas Penjelasan mengenai tata letak dan bangunan bangunan sementara di sekitar proyek.BAB VIII KESIMPULAN Terdiri atas jawaban permasalahan dan maksud serta tujuan dari pembuatan proposal usulan untuk pelaksanaan pekerjaan.

BAB IIDATA TEKNIS DAN METODE KONSTRUKSI

2.1 Data Teknis 1. Data Administrasi Proyek Nama Proyek: Proyek Pembangunan Gedung Pendidikan 3 Lantai Smanti Global Senior High SchoolLokasi Proyek: Jl. Cahaya Titis No. 7 Bukit Indah, DepokPemberi Tugas: PT. Giega ProsperityKonsultan Perencana: PT. Marshal ConstructionKonsultan Pengawas: PT. Renangdo Pratiwi Int.Kontraktor: PT. Angga Prudent ConstructionSifat Kontrak: Lumpsum Fixed PriceWaktu Pelaksanaan: 90 HK ( Juli 2010 s/d September 2010 )Waktu Pemeliharaan: 90 HKCara Pembayaran: Monthly Progress PaymentUang Muka: 20 %Denda Keterlambatan: 1 max 5% dari harga kontrakSumber Dana: APBN Tahun 2010Jaminan Pelaksanaan: 5%

2. Batas Fisik dan Situasi a) Batas Utara: Minimarket Makmurb) Batas Selatan: Pemukiman Pendudukc) Batas Timur: Sekolah Dasar Negeri Beji 06d) Batas Barat: Ruko

3. Data Teknis Proyek Luas Tanah: 2475 mBangunan terdiri dari: 3 LantaiLuas Bangunan lantai 1: 990 mLuas Bangunan lantai 2: 990 mLuas Bangunan lantai 3: 990 mJenis Bangunan: Gedung Pendidikan 3 Lantai

2.2 Metode Konstruksi2.2.1Penjelasan UmumDalam metode pelaksanaan konstruksi, disini kita menjabarkan tata cara atau teknik pelaksanaan pekerjaan yang akan dilakukan pada saat pelaksanaan proyek pembangunan kantor ini. Dengan metode pelaksanaan yang baik maka akan mendapatkan hasil yang baik pula. Pada dasarnya metode konstruksi merupakan penerapan konsep rekayasa berpijak pada keterkaitan antara persyaratan dalam Dokumen Pelelangan, Keadaan Teknis dan Ekonomis yang ada di lapangan dan seluruh sumber daya termasuk pengalaman kontraktor. Mobilisasi merupakan masa dimana kontraktor mempersiapkan pekerjaan sumber daya yang akan digunakan pada pelaksanaan proyek. Pada tahap ini dilakukan oleh kontraktor dengan penggantian biaya dari pemilik. Penerapan metode pelaksanaan konstruksi, selain terkait erat dengan kondisi lapangan dimana suatu proyek konstruksi dikerjakan, juga tergantung jenis proyek yang dikerjakan.Pada bab ini akan dijelaskan metode pelaksanaan konstruksi yang tidak akan menyalahi aturan yang telah diatur dalam spesifikasi, karena dengan metode pelaksanaan konstruksi pekerjaan-pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik dan menghindari kesalahan-kesalahan yang terjadi pada saat pelaksanaan proyek.Berikut yang akan dibahas dalam metode pelaksanaan konstruksi :1. Nama item pekerjaan.2. Ruang lingkup pekerjaan itu sendiri.3. Metode yang dipakai dalam pelaksanaan proyek4. Hasil yang akan didapat dengan menggunakan metode tersebut.

2.2.2Metode Pelaksanaan PekerjaanA. Pekerjaan PersiapanTahap awal pelaksanaan proyek, sebelum proyek tersebut dilaksanakan perlu dilakukan suatu kegiatan yang mempersiapkan segala hal yang dapat menunjang terlaksananya proyek disebut mobilisasi. Ruang lingkup pada Pekerjaan Persiapan menurut persyaratan adalah:1. Pembelian atau sewa atas tanah guna keperluan basecamp kontraktor dan kegiatan pelaksanaan.2. Mobilisasi dari semua staf supervisi konstruksi dan semua pekerja yang diperlukan untuk pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan kontrak.3. Mobilisasi dari pemasangan peralatan konstruksi dari suatu lokasi asalnya ke tempat yang digunakan sesuai kontrak.4. Penyediaan dan pemeliharaan basecamp kontraktor, termasuk bila perlu kantor - kantor lapangan, tempat tinggal, bengkel, gudang,dsb.

Pada tahapan ini seluruh sarana atau sumber daya yang diperlukan pada pekerjaan konstruksi harus tersedia. Kegiatan - kegiatan dalam tahap mobilisasi antara lain :

a. Pembersihan Lapangan1. Lingkup Pekerjaan ini adalah melakukan pekerjaan pembersihan lapangan yang terkena pekerjaan konstrusi termasuk di dalamnya pekerjaan pengukuran.2. Metode yang akan digunakan adalah pembersihan dengan manual, dengan beberapa para pekerja.3. Untuk hasil yang didapat, dalam pembersihan lapangan ini akan tercipta lokasi pekerjaan telah bersih dari sampah, kotoran, lumpur, genangan air, serta bahan-bahan organik lain.

b. Pembuatan jalan masuk dan keluar proyek1. Lingkup Pekerjaan ini adalah proyek ini dibutuhkan jalan masuk dan keluar proyek guna meningkatkan mobilitas alat dan material dari dan ke proyek dengan memperhatikan : Jalan harus mampu menahan beban kendaraan alat - alat berat yang mempunyai beban yang besar. Jalan harus merupakan jalur terdekat dengan proyek.2. Metode yang akan digunakan adalah membuat jalan masuk dan keluar proyek dengan manual biasa, dengan beberapa para pekerja.3. Untuk hasil yang didapat, dalam pembuat jalan masuk dan keluar proyek dapat memudahkan lalu lintas kendaraan atau lainnya.4. Untuk keselamatan kerja maka akan diberi Penanda :

Gambar 2.1 Pagar Penanda Proyekc. Pembuatan papan nama proyekBerguna umtuk menunjukan adanya status proyek yang sedang dilaksanakan.

d. Pembuatan pagar pembatas : 1. Lingkup Pekerjaan ini adalah pagar pembatas proyek ini di buat untuk lokasi kantor direksi keet, gudang, dan los kerja. Pagar ini dibuat dengan menggunakan bahan seng bergelombang dan kayu dengan ketinggian 200 cm dengan dilengkapi lampu.2. Metode yang akan digunakan adalah membuat pagar pengaman dipasang pada keliling lokasi pekerjaan dengan menggunakan bahan seng tinggi 2 m, bahan seng tebal = 9 mm, pengerjaan pagar ini menggunakan metode manual biasa dengan beberapa pekerja.

45 m

55 m

Gambar 2.2 Keliling Areal yang diberi Pagar pembatas3. Untuk hasil yang didapat, dengan penyangga yang kuat sehingga pagar tidak mudah lepas dari terpaan angin.

e. Pembuatan Direksi Keet 1. Dibuat didekat lokasi proyek, dan memiliki letak yang strategis, pada areal yang cukup luas dan mampu menjadi tempat penyimpanan bahan material dan kantor sementara bagi kontraktor, konsultan, dan pemberi tugas. Direksi Keet ini dilengkapi dengan sarana sanitasi, telepon dan faxmili. Luas Direksi Keet dibuat dengan luas 35 m2.2. Direksi keet terbuat dari bahan atap seng gelombang BJLS 30, Rangka atap dengan kayu borneo, Dinding luar multipleks dengan ketebalan 9 mm, lantai dengan floor diaci.3. Direksi dilengkapi dengan peralatan , meja, kursi, white board + perlengkapannya, alat ukur tanah, komputer, mesin foto copy, perlengkapan k3 seperti sepatu proyek, helm, dan lainnya.4. Hasil yang dicapai membuat direksi keet sesuai dengan spefikasi yang telah ditentukan.

f. Barak Pekerja 1. Dipergunakan untuk tempat beristirahat para pekerja dan tempat menginap pekerja proyek yang bertempat tinggal jauh dari lokasi yang diperuntukan meningkatkan produktivitas para pekerja proyek.2. Metode pelaksanaan dalam Pembuatan bedeng pekerja hampir sama dengan pembuatan direksi keet, luas dari bedeng pekerja 40 m2.3. Hasil yang dicapai membuat barak pekerja sesuai dengan spefikasi yang telah ditentukan.

g. Pos keamanan 1. Berfungsi sebagai kantor bagi petugas keamanan dengan tugas : mencatat data tamu yang datang, orang yang ingin ditemui dan apa keperluannya. Mencatat dan memeriksa kendaraan yang keluar masuk proyek. Menjaga keamanan lokasi proyek.2. Metode pelaksanaan dalam Pembuatan Pos Keamanan hampir sama dengan pembuatan direksi keet, luas dari Pos Keamanan 2.25 m2.3. Hasil yang dicapai membuat Pos Keamanan sesuai dengan spefikasi yang telah ditentukan.

h. Gudang1. Dipergunakan untuk menyimpan material yang tidak tahan terhadap perubahan cuaca dan bernilai ekonomis tinggi seperti semen, peralatan tukang, perlengkapan K3, Dan perlengkapan M/E. gudang harus terbebas dari tumbuhan, sampah dan genangan air, maka bila perlu ditinggikan atau diberi lapisan pasir atau kerikil setebal 10 cm. Gudang dilengkapi dengan bengkel yang dapat berguna untuk memperbaiki alat yang rusak secara tiba-tiba.2. Metode pelaksanaan dalam Pembuatan gudang hampir sama dengan pembuatan direksi keet, luas dari Gudang ini 35 m2.3. Hasil yang dicapai membuat gudang sesuai dengan spefikasi yang telah ditentukan.

Gambar 2.3 Material yang disimpan dalam gudang harus disusun rapih

i. Sarana sanitasi1. Seperti kamar mandi/WC ditempatkan di Direksi Keet, dan bedeng pekerja.2. Pekerjaan ini dilakukan dengan metode manual biasa menggunakan material dan peralatan dengan kualitas biasa.3. Hasil yang dicapai adalah dengan sarana sanitasi yang bisa digunakan untuk pekerja.

j. Pemasangan lampu penerangan 1. Ruang lingkup dari pemasangan lampu penerangan ini khusus dibagian seperti direksi, kamar mandi, bagian depan jalan, barak pekerja, kantin, gudang penyimpanan material, los kerja, pos satpam, areal parkir.2. Metode yang digunakan adalah meletakkan titik lampu pada tempat yang perlu diadakan penerangan.3. Untuk hasil yang didapat diharapkan menerangi lokasi proyek yang dimungkinkan dilakukan pekerjaan pada waktu malam dan daerah yang rawan pencurian.

k. Areal parkir1. Ruang lingkup pekerjaan ini adalah areal tempat pemarkiran mobil dan kendaraan lainnya yang khusus di wilayah proyek yang terbagi 2 wilayah parkiran.2. Metode yang digunakan, wilayah parkiran dilapisi pasir dan sedikit pemadatan tanah dan floornya di cor dengan mutu K-250.3. Hasil yang akan didapat adalah dengan metode dan pelapisan tanah yang demikian akan menciptakan wilayah parkir yang sesuai dengan spesifikasi.

l. Dapur : adalah tempat mempersiapkan bahan makanan dan minuman bagi para pekerja, pemberi tugas, kontraktor, konsultan maupun tamu yang datang.

m. Kantin dan musholla, bagi yang ingin memenuhi kebutuhan rohani dan jasmani maka pihak proyek menyediakan musholla dan kantin .

n. Kebutuhan Air Kerja, kebutuhan air kerja untuk keperluan proyek bisa diperoleh dari sumur atau PAM (Perusahaan Air Minum). Air diperlukan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan sebagai berikut : Toilet Kantor Proyek, Base Camp Staf, Bedeng Pekerja, Pencucian Kendaraan Proyek, Perawatan Beton (Concrete Curing), termasuk Testing Beton.

B. Pekerjaan Struktur1. Pekerjaan Galian TanahElevasi tanah pada setiap tempat dianggap sama sehingga tidak perlu perataan tanah.Langkah-langkah pekerjaan galian tanah sebagai berikut:1) Dimulai dengan pekerjaan galian tanah untuk pondasi Plat setempat dengan menggunakan alat berat yaitu excavator dan dump truck.2) Excavator melakukan penggalian tanah pondasi plat setempat.

Gambar 2-4. Penggalian tanah pondasi pelat setempat

3) Tanah Hasil Penggalian Excavator dibuang keluar dengan menggunakan dump truck. Tetapi tidak semua tanah tersebut dibuang keluar, ada yang disisihkan untuk pekerjaan urugan kembali.

Gambar 2-5. Penggalian tanah untuk pekerjaan urugan

4) Pekerjaan Galian pondasi plat setempat dilakukan secara bertahap hingga pada jumlah yang telah ditentukan.

Gambar 2-6. Pekerjaan galian pondasi secara bertahap

5) Pekerjaan galian ini juga menggunakan excavator dan dump truck. Tetapi jika kondisi lahan tidak memungkinkan maka penggalian dapat dilakukan secara manual.Excavator

Dump Truck

Gambar 2-7 Alat berat untuk pekerjaan galian tanah

2. Pekerjaan Timbunan / Urugan Bekas Galian.Langkah-langkah pekerjaan urugan bekas galian sebagai berikut :1) Pekerjaan urugan bekas galian juga dilakukan dengan menggunakan excavator. Pekerjaan ini dilakukan secara bertahap dengan menggunakan tanah bekas galian tadi.

Gambar 2.8. Pekerjaan urugan bekas galian

2) Pekerjaan ini dilakukan secara bertahap hingga pada jumlah yang telah ditentukan. Tetapi jika kondisi lapangan yang tidak memungkinkan menggunakan excavator maka dapat dikerjakan secara manual.

Gambar 2-9. Pekerjaan urugan bekas galian secara bertahap

3. Pekerjaan Pondasi Plat Setempat / TelapakUrutan pelaksanaan pekerjaan :1) Pekerjaan persiapan, diantaranya : Penentuan as pondasi telapak dengan menggunakan theodolit dan waterpass berdasarkan shop drawing. Pemasangan patok as pondasi telapak.2) Gali tanah sampai elevasi terbawah pondasi telapak.

Gambar 2-10. Pekerjaan galian tanah elevasi bagian terbawah

3) Buat lantai kerja plat 5 cm. Lantai kerja dibuat untuk mempermudah pelaksanaan pekerjaan pile cap di lapangan.4) Buat Bekesting dari batu bata.

Gambar 2-11. Pekerjaan pembuatan lantai kerja dan bekisting5) Pasang pembesian sesuai dengan gambar rencana.

Gambar 2-12. Pekerjaan pembesian pelat dan pengecoran pondasi setempat

6) Cor Pondasi Plat.7) Pasang Bekesting kolom dan besi angkur.8) Pengecoran Kolom.

Gambar 2-13. Pekerjaan pemasangan bekisting dan pengecoran kolom

9) Pembongkar bekesting kolom.10) Penimbunan tanah kembali pada pondasi.

Gambar 2-14. Pekerjaan pembongkaran bekisting dan penimbunan tanah kembali

4. Pekerjaan Kolom Beton12345

Gambar 2-15. Pekerjaan kolom betonUrutan pengecoran mengikuti urutan seperti dalam gambar. 1 siklus kolom membutuhkan waktu 1 hari. Total hari dibutuhkan untuk pekerjaan kolom lantai basement adalah 5 hari.

Marking Sepatu KolomStek KolomA

Gambar 2-16. Denah Kolom

Pelaksanaan :1. Marking sepatu kolom sebagai tempat batas bekesting.2. Pasang Sepatu kolom pada tulangan utama atau tul. sengkang.3. Pasang Besi kolom ke dalam stek besi yang sudah ada.4. Kencangkan Besi kolom dan stek besi dengan menggunakan sengkang.5. Pasang Bekesting kolom tempatkan sesuai dengan marking yang ada.6. Atur kelurusan bekesting kolom dengan memutar push pull.

Gambar 2-17. Pekerjaan bekisting kolom

7. Lakukan pengecoran dengan menggunakan Bucket dan dihubungkan dengan pipa tremi, lakukan pemadatan dengan vibrator.

Gambar 2-18. Pekerjaan pengecoran kolom dengan bucket

8. Bongkar Bekesting kolom dan pasang kepala kolom.

Gambar 2-19. Pekerjaan pembongkaran bekisting kolom

5. Pekerjaan Plat dan Balok1. Ruang Lingkup Pekerjaan Plat dan BalokRuang lingkup pekerjaan ini mencakup pelaksanaan pekerjaan pada plat dan balok.2. Metode Pelaksanaan Pekerjaan Plat dan BalokPekerjaan Balok dan lantai dilakukan 1 kali pengecoran guna menghindari sambungan pengecoran yang akan mengakibatkan kemungkinan kebocoran akibat penyambungan yang kurang sempurna.Pekerjaan balok dan lantai dikerjakan secara bertahap maka pekerjaan tersebut dibagi menjadi 2 zone, dikarenakan untuk menghemat bekisting.

ZONE IIZONE I

ZONE IVZONE III

Gambar 2.20 Metode plaksanaan pelat & balok

Pelaksanaan :1. Pelajari gambar lay out pemasangan Scaffolding.2. Tempatkan Jack base sesuai dengan lay out yang telah ditentukan.

Gambar 2.21 Pemasangan Jack Base3. Tempatkan Standard diatas base jack.4. Pasang Ledger pada standard mulai pemasangan dari bawah ke atas.

Gambar 2.22 Pemasangan Ledger

5. Pasang Beam Bracket beserta U Head.

Gambar 2.23 Pemasangan U Head

6. Pasang Trigger Brace beserta Tube.

Gambar 2.24 Pemasangan trigger Brace dan Tube

7. Pasang Primary dan Secondary Beam.8. Adjust ketinggian Bekesting sesuai dengan rencana dengan cara memutar Base Jack atau U Head.9. Pasang Plywood diatas balok secondary.

Gambar 2.25 Pemasangan Plywood10. Pasang tulangan plat dan balok sesuai dengan gambar layout.

Gambar 2.26 pemasangan Tulangan Plat dan Balok11. Cor area plat dan balok yang telah siap.

Gambar 2.27 Pengecoran

Detail BekistingDimensi balok h >= 70 cm, pakai kombinasi form tie dan penjepit.

Gambar 2.28 Potongan hasil pengecoran Pelat & balok

6. Pekerjaan Atap BajaPekerjaan atap merupakan pekerjaan penutup bangunan yang melindungi bangunan dan isinya dari cuaca, dalam perencanaan struktur atap telah diketahui struktur bangunan ini menggunakan rangka baja dengan mutu baja Ast 37 dengan dimensi sebagai berikut :i. Kuda-kuda Single Beam WF 350 x 175 x 7 x 11ii. Gording WF 150 x 75 x 5 x 71. Ruang Lingkup Pekerjaan Atap BajaDimulai dari perakitan rangka baja dengan konstruksi baja yang dilakukan di bengkel kerja, dan dilanjutkan dengan pemasangan di lapangan. Kemudian pemasangan penutup atap, yang dilaksanakan setelah pekerjaan kudakuda selesai, untuk pekerjaan nok atau hubungan dilakukan setelah genteng terpasang dan memberikan lapisan kedap air.2. Metode Pelaksanaan Pekerjaan Atap BajaUntuk rangka dibuat pabrikasi dan di lapangan hanya merakit. Untuk itu dibutuhkan mobil craine yang berfungsi untuk mengangkat rangkaian atap.

Pelaksanaan :1) Pasang base plate dan angkur sebagai perletakan kuda-kuda baja.2) Rangkailah kuda-kuda yang telah diproduksi di workshop tersebut dengan teliti di bawah bangunan.3) Pasanglah setiap sambungan dengan teliti sesuai dengan perencanaan.4) Setelah selesai di rangkai maka kuda-kuda baja siap di lakukan ereksi.5) Pekerjaan ereksi kuda-kuda baja dilakukan dengan bantuan mobil crane.6) Agar kuda-kuda baja tersebut dapat terpasang dengan baik maka diperlukan perencanaan yang matang.7) Pasanglah kuda-kuda baja tersebut pada angur yang telah tersedia kemudian kencangkan bautnya.8) Lakukan pekerjaan pemasangan kuda-kuda baja tersebut hingga didapat jumlah yang diinginkan.9) Setelah pemasangan kuda-kuda baja selesai, dilanjutkan dengan pemasangan gording baja.10) Pasanglah gording baja tersebut sesuai dengan jarak dan ukuran yang telah ditentukan.11) Pengangkatan gording dilakukan dengan bantuan mobil crane.12) Lakukan pemasangan gording secara benar sesuai dengan yang direncanakan.

3. Hasil Yang DicapaiDengan metode pelaksanaan pekerjaan yang benar akan menghasilkan pekerjaan struktur atap yang terhindar dari kendala-kendala yang sering terjadi pada saat proses perakitan atap.

7. Pekerjaan Tangga1. Ruang Lingkup Pekerjaan TanggaPekerjaan ini meliputi pemasangan scaffolding, bekisting pada tangga.2. Metode Pelaksanaan Pekerjaan TanggaAwalnya kita pelajari gambar lay out pemasangan scaffolding, lalu tempatkan jack base sesuai dengan lay out yang telah ditentukan. Dengan sudah terpasangnya jack base, berarti scaffolding sudah dapat dipasang, pasang pipa scaffolding dan klem pipa sebagai pengaku.Gambar 2.29 Potongan Tangga

Gambar 2.30 Potongan Scafolding

Lalu buat bekisting yang terdiri dari plywood dan kaso seperti yang terlihat pada gambar. Pekerjaan dilakukan cukup oleh beberapa pekerja namun untuk mengangkat scaffolding ke lantai selanjutnya diperlukan bantuan mobil crane. Gambar 2.31 Potongan bekisting tangga

Gambar 2.32 Detail potongan bekisting tangga

C. Pekerjaan ArsitekturPekerjaan Arsitektur ini meliputi, pekerjaan dinding, pekerjaan plesteran dan acian dinding, pekerjaan kusen, pintu dan jendela, pekerjaan Rangka Plafond dan Plafond, pekerjaan lantai, dan pekerjaan pengecatan.1. Pekerjaan Dinding1. Ruang Lingkup Pekerjaan DindingPekerjaan dinding meliputi : pasang dinding hebel, pasang bata untuk pintu masuk dan lainnya yang berhubungan dengan pekerjaan dinding.2. Metode Pelaksanaan pekerjaan DindingMetode pelaksanaan pekerjaan dinding ini menggunakan pasangan batu-bata dengan ukuran 5,5 x 11 x 22 cm, dengan metode pelaksanaan pasangan bata bata.

3. Hasil Yang DicapaiDengan menggunakan pasangan batu-bata hasil yang diharapkan tidak terjadi kendala-kendala dalam proses pemasangan.

2. Pekerjaan plesteran dan acian1. Ruang Lingkup Pekerjaan plesteran dan acianRuang lingkup dari pekerjaan plesteran dan acian adalah pekerjaan dinding bata serta kolom dan balok yang telah selesai dan siap untuk diplester dan di aci.2. Metode Pelaksanaan pekerjaan plesteran dan acian

Gambar 2.33 Metode plesteran

Metode pelaksanaan pekerjaan plesteran dan acian ini dengan tebal plesteran kira-kira 2 cm dengan adukan 1: 2 untuk plesteran kedap air, balok serta kolom beton dan adukan 1 : 4 untuk plesteran dinding.

Gambar 2.34 Hasil plesteran

3. Hasil Yang DicapaiDengan menggunakan ketebalan plesteran yang demikian diharapkan hasil yang didapat lebih halus dan rapih serta tidak mudah keropos karena adukan campuran yang sesuai.

3. Pekerjaan Kusen dan Jendela1. Ruang Lingkup Pekerjaan Kusen dan JendelaPekerjaan kusen dan jendela meliputi : pasang kusen pintu, dan jendela dengan bentuk dan type sesuai gambar, dan pasang pintu shaft.2. Metode Pelaksanaan pekerjaan Kusen dan JendelaMetode pelaksanaan pekerjaan kusen dan jendela yang dilakukan dengan melakukan pekerjaan dibengkel Aluminium dan dipasang selama pengerjaan pasangan dinding berlangsung.

3. Hasil Yang DicapaiDengan menggunakan pengerjaan yang telah dilakukan dibengkel akan memudahkan pekerjaan serta menghindari kesalahan-kesalahan yang terjadi.

4. Pekerjaan Rangka plafond dan plafond1. Ruang Lingkup Pekerjaan Rangka plafond dan plafondPekerjaan rangka plafond dan plafond meliputi : pasang plafond ruangan, pasangan plafond luar serta plafond kamar mandi/WC2. Metode Pelaksanaan pekerjaan Rangka plafond dan plafond Tentukan atau marking elevasi plafond dan buat garis sipatan pada dinding dan as sumbu ruangan serta titik-titik paku kait pada langit-langit dengan jarak sesuai dengan shop drawing. Pasang paku kait, tembakan paku kait pada marking titik-titik yang telah ada 600 x1200 mm. Pasang penggantung rangka plafond (rod) yang terdiri dari hanger dan clip adjuster (ex. Boral type 223) dengan posisi tegak lurus. Pasang rangka tepi (steel hollow) dan wall angle profil L 20x20 mm atau molding profil W sebagai lis tepi tepat pada sipatan marking elevasi plafond. Tentukan jarak penempatan kait penggantung. Pasang tarikan benang sebagai pedoman penentu kelurusan dan ketinggian rangka plafond. Pasang rangka utama / top cross rail dengan jarak 1200 mm. Pasang rangka pembagi / furing chanel dengan jarak 600 mm menggunakan locking clip. Cek elevasi dan jarak rangka plafond. Cek sparing, ducting dan perlengkapan mekanikal, elektrikal lainnya. Pasang dan kencangkan clip/rod. Pasang panel gypsum pada rangka dengan skrup ceiling menggunakan screw driver dengan jarak 60 cm dan setiap sambungan harus tepat pada rangka.

PERTEMUAN ANTAR PANEL GYPSUM

Gambar 2.35 Pemasangan Panel3. Hasil Yang DicapaiDengan menggunakan metode konvensional akan lebih menekan biaya yang dikeluarkan, tetapi hasil yang didapat berkualitas tinggi.

5. Pekerjaan lantai1. Ruang Lingkup Pekerjaan lantaiPekerjaan lantai meliputi : pasang beton lantai, pasang keramik lantai ruangan termasuk corridor, pasang keramik WC/kamar mandi, dan pasang keramik tangga.2. Metode Pelaksanaan pekerjaan lantaiMetode pelaksanaan sama dengan metode pelaksanaan pekerjaan lantai pada umumnya. Jenis-jenis keramik yang digunakan sudah sesuai dengan standart yang telah ditentukan dengan mutu KW 1 sehingga lebih tahan lama dan tidak mudah pecah.3. Hasil Yang DicapaiDengan menggunakan metode konvensional akan lebih menekan biaya yang dikeluarkan, tetapi hasil yang didapat berkualitas tinggi.

6. Pekerjaan Pengecatan1. Ruang Lingkup Pekerjaan PengecatanPekerjaan Pengecatan meliputi : pengecatan dinding, plafond, listplank, pelituran daun pintu teakwood dan zincromate besi.2. Metode Pelaksanaan pekerjaan PengecatanMetode pelaksanaan pekerjaan pengecetan dilakukan dengan 3 lapisan cat dengan metode pelaksanaan yang umum dilakukan pada pekerjaan pengecatan.Pelaksanaan : Bersihkan permukaan dinding dari debu, kotoran dan bekas percikan plesteran dengan kain lap. Lindungi bahan-bahan atau pekerjaan lain yang berbatasan dengan dinding yang akan dicat dengan kertas semen atau koran dan lakban. Gunakan skrap untuk memperbaiki bagian-bagian dinding yang retak dan kurang rata dengan plamir, kemudian tunggu sampai kering. Haluskan plamir yang sudah kering dengan amplas hingga rata. Cek apakah permukaan dinding sudah rata. Jika permukaan sudah rata maka lakukan pengecetan dasar dengan alat rol pada bidang yang luas dan dengan kuas untuk bidang yang sempit. Jika cat dasar tersebut sudah kering, lakukan pengecatan finish yang pertama. Jika cat finish yang pertama sudah kering, lakukan pengecatan finish yang kedua, terakhir jumlah pelapisan cat sesuai dengan spesifikasi yaitu 3 lapis. Cek apakah pengecatan finish itu sudah rata.Apabila sudah rata bersihkan cat-cat yang mengotori bahan-bahan atau pekerjaan lain yang seharusnya tidak terkena cat dengan kain lap.

Gambar 2.36 Pekerjaan Pengecatan3. Hasil Yang DicapaiDengan menggunakan pengecatan 3 lapis ini diharapkan hasil pengecatan rapih serta tidak mudah terkelupas.

D. Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal1. Pekerjaan Sistem PlumbingPelaksanaan :a. Untuk pemasangan pipa talang tegak/datar dan pipa air buangan sesuai gambar kerja. Mengikuti persyaratan kekuatan antara lain sambungan-sambungan, support, hanger dan lain sebagainya.b. Sambungan-sambungan pipa PVC tersebut diberi solvent cement dari kwalitas baik yang disetujui oleh Pemberi Tugas.c. Bila terjadi pertemuan antara pipa PVC dan pipa GIP atau fitting logam, maka menggunakan sambungan ulir dengan fitting antara lain faucent elbow, valve socket, faucet socket dan lain-lain dan sambungan tersebut diberi lem khusus.d. Semua ujung yang terakhir, yang tidak dilanjutkan lagi harus dittutup dengan dop atau plug.e. Pipa-pipa sebelum disambungkan harus ditest dahulu terhadap kebocoran, dan ini dilakukan sebelum pekerjaan finishing dilakukan.f. Pipa PVC untuk saluran air bekas dan air kotor yang tertanam di tanah harus diberikan pondasi bantalan beton (concrete) dengan campuran ( 1 pc + 3 ps + 5 krl) pada bagian sambungan pipa atau pada jarak 3 m.g. Pipa tegak (riser) harus diberikan bantalan beton pondasi pada bagian belokan antara pipa tegak dan datar di lantai dasar.h. Pada prinsipnya pengetesan dilakukan dengan cara bagian demi bagian dari panjang pipa maksimum 100 m.i. Instalasi yang hasil tesnya tidak baik, segera diperbaiki, biaya pengetesan, alat-alat yang diperlukan dan biaya perbaikan ditanggung Pemborong.j. Selain mengikuti ketentuan seperti tercantum diatas, semua pekerjaan instalasi pipa untuk air kotor, air bekas, air hujan dan pipa ventilasi harus sesuai dengan ketentuan seperti di bawah ini.k. Penanaman pipa pada tembok harus tertutup oleh pekerjaan finishing sesuai gambar. Pipa-pipa harus dipasang sedemikian rupa sehingga tidak ada busuk yang keluar dari pipa tersebut, dan tidak ada rongga-rongga udara, letaknya harus lurus, untuk pipa mendatar harus dibuat kemiringan minimal 1 % (satu perseratus).l. Setiap pencabangan arah dibuat dengan Y (wai) atau TY (tiwai) sanitair, dan dilengkapi dengan lobang pembersih (clean out), kecuali ditentukan lain dalam gambar. Pada ujung buntu dilengkapi dengan lobang pembersih (clean out), perlu adanya lobang-lobang pemeriksa.m. Untuk menghindarkan hawa busuk di dalam ruangan perlu adanya ventilasi (pelepas udara), yang dipasang pada pembuangan air kotor dan air bekas pada tempat-tempat tertentu (lihat gambar). Di ujung pipa-pipa induk air kotor di dalam shaft digabung menjadi satu vent menuju atap dengan 0 3".n. Ujung-ujung pipa dan lobang-lobang harus segera ditutup selama pemasangan, untuk mencegah kotoran memasuki pipa pasangan.o. Pipa tertanam di tanah, yang melintas jalan harus dilindungi dengan pipa besi yang kedua ujung pipa besi diberi tanda bantalan beton.

2. Pekerjaan Sistem Elektrikala. Panel-panel listrik.1. Pasanglah panel-panel sesuai tempat yang telah ditentukan pada gambar rencana.2. Semua kabel masuk/keluar ke panel melalui bagian atas. Aturlah kabel-kabel masuk dan keluar secara sistematis dan rapih.3. Semua badan panel harus diberi pentanahan menurut aturan PLN.b. Kabel-kabel Feeder.1. Sebelum kabel-kabel feeder dipasang, Pemborong harus membuat gambar lay out jalur-jalur kabel feeder serta membuat koordinatnya.2. Kemudian Pemborong memasang tanda-tanda pada jalur kabel tersebut dan harud mendapat persetujuan Perencana untuk menghindari kemungkinan tabrakan dengan instalasi dan pekerjaan-pekerjaan lain3. Pemasangan kabel feeder. Kabel feeder terpasang dalam tanah minimum 80 cm di bawah permukaan tanah dengan memakai perlindungan pipa galvanis. Setiap selokan kabel harus diperhitungkan radiusnya yang minimal R = 15 D, dimana D adalah diameter kabel tersebut. Tidak diperkenankan melakukan penyadapan atau penyambungan kabel di tengah perjalanan. Terminasi kabel harus selalu menggunakan sepatu kabel. c. Angkur, kelos, terobosan, rangka dan rak besi.1. Pemasangan angkur, kelos dan pembuatan terobosan harus dikerjakan sebelum pengecoran.2. Sebelum pemasangan angkur, kelos dan pembuatan terobosan, Pemborong harus membuat gambar detail baik lokasi maupun cara pemasangannya. Gambar-gambar ini harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Perencana.3. Besi angkur harus diikat ke sisi tulangan konstruksi cor-coran supaya terpasang dengan kuat.d. Galian dan urugan.1. Kedalaman dan besarnya penggalian harud sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan untuk tiap pekerjaan menurut RKS.2. Bilamana ada tabrakan dengan pipa, kabel, saluran got dan lain-lain harus membuat gambar detail dan cara penyelesaiannya yang baik untuk semua pihak. 3. Kesalahan-kesalahan yang timbul karena kelalaian menjadi tanggung jawab Pemborong.4. Setelah selesai pemasangan kabel listrik, galian tersebut harus diurug kembali.

3. Pekerjaan Sistem Pemadam Kebakaran1) Fire Extinguisher, pemasangan Fire Extinguisher ditempatkan di daerah daerah yang sudah ditetapkan sesuai dengan shop drawing, Fire Extinguisher terdiri dari tabung dan selang berfungsi untuk memadamkan api yang ditempatkan di dalam suatu box atau kotak.

4. Pekerjaan Sistem Instalasi AC1) Air Cooled (Split), Pemasangan equipment AC antara lain : Semua pengukuran panjang / lebar menggunakan roll meter. Pelubangan beton menggunakan mesin bor. Pengencangan mur baut / dinabolt menggunakan kunci pas/ ring/ kunci inggris. Pemasangan unit AC keatas pondasi / support dilakukan secara manual/ menggunakan takel.2) Fan, pemasangan equipment fan antara lain : Semua pengukuran panjang / lebar menggunakan roll meter. Pelubangan beton menggunakan mesin bor. Pengencangan mur baut / dinabolt menggunakan kunci pas/ ring/ kunci inggris. Pemasangan unit Fankeatas pondasi / support dilakukan secara manual/ menggunakan takel.3) Pipa Refigerant, pemasangan pipa refigerant sesuai dengan shop drawing dan volume perhitungan bahan : Semua pengukuran panjang menggunakan roll meter. Pemotongan pipa coper / tembaga menggunakan cutter pipa. Penyambungan pipa copper / tembaga menggunakan las oksigen / acitelin. Pembobokan dinding menggunakan gerinda tangan dan pahat beton serta palu. Pengetesan pipa menggunakan pompa vakum gauge dan pressure nitrogen.

5. Pekerjaan Instalasi Telephone1) Pemasangan instalasi Telepon termasuk outlet telepon sesuai shop drawing dan volume perhitungan bahan. Semua pengukuran panjang menggunakan roll meter. Pemasangan pipa di beton di klem dengan menggunakan mesin bor dan obeng. Penarikan kabel dalam konduit dilakukan dengan cara manual, pemotongan kabel menggunakan tang potong / tang kombinasi. Pembobokan dinding menggunakan gerinda tangan dan pahat beton serta palu. Pengetesan instalasi kabel telepon dilakukan dengan menggunakan Megger Insulation dan AVO meter. Pemasangan outlet telepon dengan menggunakan obeng.2) Pemasangan terminal box sesuai dengan shop drawing dan volume perhitungan bahan. Semua pengukuran panjang / lebar menggunakan roll meter. Pelubangan beton menggunakan mesin bor. Pengencangan mur baut / dinabolt menggunakan kunci pas / ring / kunci inggris. Pembobokan dinding menggunakan gerinda tangan dan pahat beton serta palu. Koneksi kabel dalam terminal box menggunakan crone connection LSA plus. Pemasangan terminal box dilaksanakan secara manual.3) Penarikan Kebel Toofor sesuai dengan shop drawing dan perhitungan bahan. Semua pengukuran panjang menggunakan roll meter. Penarikan kabel toofor dilaksanakan secara manual. Pengencangan / perapihan kebel toofor dilakukan secara manual dengan menggunakan kabel ties. Pengetesan instalasi kabel toofor dilakukan dengan menggunakan Megger Insulation dan AVO meter.

6. Pekerjaan Sanitair1.Ruang Lingkup Pekerjaan SanitairPekerjaan sanitair meliputi : pemasangan closet duduk, pekerjaan pasang washtafel, pekerjaan pasang kran, pekerjaan floor drain.2. Metode Pelaksanaan pekerjaan SanitairPelaksanaan pekerjaan sanitair ini sama dengan metode pemasangan sistem plumbing karena pada dasarnya semua sistem plumbing yang telah terpasang tinggal dihubungkan kran, washtafel, closet dan yang lainnya dengan cara yang sama seperti penyambungan sistem plumbing. Metode pelaksanaan pekerjaan sanitair ini sama dengan metode pemasangan sistem plumbing dengan mengacu peraturan-peraturan yang ada.3. Hasil Yang DicapaiDengan mengacu pada peraturan tersebut maka akan memperkecil kesalahan yang mungkin terjadi.

E. Pekerjaan Lansekap1. Ruang Lingkup Pekerjaan LansekapPekerjaan lantai meliputi : pekerjaan taman, pekerjaan saluran keliling gedung, pekerjaan sumur resapan, pemasangan pagar dan pintu pagar.2. Metode Pelaksanaan pekerjaan lansekapMetode pelaksanaan sama dengan metode pelaksanaan pekerjaan lansekap pada umumnya. Taman yang dibuat sebaiknya banyak ditanami pepohonan sehingga disekitar gedung pendidikan 3 lantai tidak terlihat gersang.3. Hasil Yang DicapaiDengan menanam banyak pohon, tersedianya saluran keliling gedung dan sumur resapan bisa tercipta lingkungan yang sehat di lingkungan gedung pendidikan 3 lantai.

BAB IIIORGANISASI PROYEK

3.1 ORGANISASI DAN PERSONALIA3.1.1 Organisasi dan Personil

PROJECT MANAGER

Ismed Sofyan,ST,MT

QUALITY CONTROL

RezaSHE C & SS

M. Tegar Samsurizal, ST

Site Adm. ManagerSite Operational ManagerSite Operational ManagerSite Engineering Manager

Mekanila & ElektrikalStruktur & Arsitektur

Aditya A, ST Erlangga, STEfendi, STGunawan, ST

GSP STRUKTUR

Rangga, STAKUNTANSIBid. Pengend. Ops &Adm kontrakMetode & Perc. Teknik

Anggi P, SESP M/EIchsanDidit, ST

Keu. & UmumSP STRUKTURPENGUKURAN

SP BESI / BEKISTING : GanangDianSteveBid. LogisticQ S

SP COR : TambosPanjiYaser, ST

SATPAM

Bid. Peralatan,Pergudangan & kend.UdinUcupDrafter

MaulanaGilang, ST

AntoDayat

Gambar 3-1. Struktur OrganisasiProyek Pembangunan Gedung Pendidikan 3 LantaiSmanti Global Senior High School

3.1.2 Struktur Organisasi

Proyek Pembangunan Gedung Perkantoran 3 Lantai memiliki struktur organisasi proyek yang lengkap dan efisien dengan kebutuhan. Hal ini dimaksudkan untuk mempelancar kerjasama dengan pihak lain serta pelaksanan di lapangan.Penempatan staf ahli serta personil organisasi pada tempat yang sudah jelas tugas,hak dan tanggung jawabnya sehingga diharapkan akan dapat menyelesaikan masalah yang terjadi di lapangan. Unsur-Unsur yang terlibat pada proyek tersebut adalah:Pemberi tugas: PT. GIEGA PROSPERITYKonsultan Perencana: PT. MARSHAL CONSTRUCTIONPengawas MK: PT. RENANGDO PRATIWI Int.Kontraktor:PT. ANGGA PRUDENT CONSTRUCTION

Didalam melaksanakan pekerjaan, unsur - unsur tersebut saling bergantung satu dengan yang lainnya, sehingga membentuk suatu mekanisme kerja yang teratur dalam menyelesaikan suatu proyek pembangunan.

3.2 JOB DESCRIPTION STRUKTUR ORGANISASI PROYEK 3. 2.1 Project Manager A. Tujuan / Sasaran jabatan 1. Penanggung jawab tercapainya tujuan proyek ( Quality, Cost, Delivery, Safety, Morale).2. Pengelolaan dan bertanggung jawab seluruh sumber daya sehingga efektif dan efektif guna tercapainya sasaran atau tujuan unitnya. 3. Penanggung jawab terlaksanannya system manajemen mutu ISO 9000 dan K3 di unitnya. B. Aktivitas 1. Membuat RAPK (Rencana Anggaran Pelaksanaan Kerja ) dan kegiatan perencanaan yang lain ( Review Document dan Metode Pelaksanaan ). 2. Memprestasikan RAPK untuk di sah kan. 3. Menangani tugas-tugas :

a) Engineering ( termasuk Administrasi Kontrak )

b) Adminstrasi Keuangan , Personalia dan Umum c) Operasi Lapangan ( Quality Plan , Produksi Plan dan Safety Plan )4. Membina hubungan kerja dengan owner , Konsultan Perencana, atau Pengawas , Mitra Kerja ( Supplier, Sub- Kontraktor dan Mandor ).5. Menggerakkan sumber data guna tercapai sasaran proyek dari segi biaya, mutu dan K3.6. Membuat rencana tidak lanjut atau Correcrive Action terhadap penyimpangan yang terjadi. 7. Melaksanakan dan menyelenggarakan rapat mingguan , rapat bulanan internal dan eksternal guna mengevaluasi dan membuat tindak lanjut atas aspek : Progress fisik , biaya proyek, mutu pekerjaan, K3 dilapangan dan semangat kerja tim proyek. 8. Membina SEM, SOM, SAM, guna peningkatan kinerjanya dalam mendukung visi perusahaan.

3. 2.2 Site Operasional Manager (SOM )A. Tujuan /Sasaran jabatanPenanggung jawab dalam pengelola operasi fisik pelaksanan proyek (Quality,Cost,Delivery dan safety).B. Aktivitas1. Mengadakan pengecekan transaksi-transaksi pelaksanaan proyek,mengkoplikasikan dan membandingkandengan rencana semula.2. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan mutu yang direncanakan.3. Menghentikan pelaksanaan pekerjaan yang tidak memenuhi standar mutu.4. Mengkoordinir General Superintendent Melakukan pengecekan terhadap pengukuran prestasi Mandor ,Sub Kontraktor,Tenaga Kerja Harian dll.5. Mengkoordinir General Superintendent untuk membuat SPK ke Mandor.6. Mengkoordinir General Superintendent membuat SPP,BPB,Bon penerimaan dari Mandor.7. Meneliti dan mensyahkan tagihan Mandor,Sub Kontraktor yang berhubungan dengan Volumefisik lapangan dan harga satuan.8. Membina GSP guna peningkatan kinerjanya dalam mendukung visi perusahaan.

3.2.3 Site Engineering Manager (SEM)A. Tujuan / Sasaran JabatanPenanggung jawab bidang perencanaan teknis dan pengendalian operasionalnya (Quality,Cost,Delivery,Safety).B. Aktivitas1. Membuat perencanaan operasional meliputi :a) Quality Plan b) Site Instalationc) Metode Pelaksanaan d) Shop Drawinge) Perhitungan Konstruksi yang diperlukan2. Mempelajari dan mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan dalam kontrak kerja dengan pihak 1 ( Owner ) dan pihak ke 3 ( Sub Kontraktor ).3. Membuat laporan-laporan Proyek ( mingguan, bulanan, dsb )Melakukan seleksi dan negoisasi dengan Sub Kontraktor dan Supplier sesuai dengan prosedur yang berlaku.4. Mengadakan komunikasi dengan klien / perencana / pengawas dalam bidang- bidang teknis operasional.5. Mengadakan Value Engineering terhadap perencanaan proyek. 6. Membuat laporan penutup proyek.7. Menyipakan job list sesuai dengan tahap pekerjaan untuk keperluan untuk keperluan Project Manager.

3.2.4 Site Administarsi Manager ( SAM )A.Tujuan / Sasaran Jabatan Penanggung jawab masalah keuangan, akutansi / pembukuan dan unsure-unsur umum dan SDM Proyek. B. Aktivitas1. Melakukan pencacatan berkas-berkas transaksi kedalam media pembukuan ( juranl, dll) secara benar dan tepat waktu.2. Melakukan penelitian kembali untuk menyakinkan kebenaran / ketepatan yang telah dilakukan. 3. Secara periodik membuat laopran yang telah ditetapkan, dilakukan pengesahan pada pejabat yang berwenang dan mengirimkan kepada pihak-pihak yang memerlukan sesuai prosedur yang berlaku. 4. Sebagai anggota tim yang melaksanakan opname secara periodik.5. Mencocokan buku bank dan rekenig Koran yang diterima dari bank. 6. Melakukan sertifikasi seluruh dokumen transaksi pembayaran.7. Melaksanakan penutupan proyek secara administratif.8. Mengurus masalah perpajakan dan asuransi. 9. Mengendalikan kas bon/ uang muka / kas kecil.10. Menyiapkan, mengevaluasi dan meng-update rencana penerimaan dan pengeluaran proyek.

3. 2.5 General Superintendent ( GSP) A. Tujuan /Sasaran jabatan Penanggung jawab menkoordinir superintendent dalam pengelolaan operasi fisik pelaksanaan proyek ( Quality , Cost, Delivery, Safety ).B. Aktivitas 1. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan mutu yanh direncanakan. 2. Mengkoordinir Superitendent membuat SPK ke Mandor. 3. Mengkoordinir Superitendent melakukan pengecekan terhadap pengukuran prestasi mandor, sub kontraktor , tenaga kerja harian. 4. Mengkoordinir Superitendent membuat SPP, BPB, Bon penerimaan dan Mandor. 5. Menyelesaikan masalah teknis dengan Direksi Lapangan. 6. Melaksanakan kompilasi dan klasifikasi terhadap realisasi pelakasanaan pekerjaan dan transaksi tersebut tidak melebihi dengan yang direncanakan semula baik volume maupun biaya.3. 2.6 SuperitendentA. Tujuan / Sasaran JabatanPenanggung jawab dalam pengelolaan operasi fisik pelaksanaan proyek (Qulity,Cost,Delivery,dan Safety).B. Aktivitas1. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan mutu yang direncanakan.2. Melakukan pengecekan terhadap pengukuran-pengukuran prestasi mandor,Sub Kontraktor,Tenaga kerja harian,dll.3. Membuat SPK ke Mandor.4. Membuat SPP,BPB,Bon Penerimaan dan mandor.5. Menyelsaikan masalah-masalah teknisi dengan direksi Lapangan.6. Melaksanakan kompilasi dan klasifikasi terhadap realisasi pelaksanaan pekerjaan dan transaksi-transaksi tersebut tidak bertentangan dengan encana semula baik volume maupun biayanya.7. Membina dan melatih keterampilan para tukang dan mandor dan menilai kemampuannya sesuai standaratau tidak.8. Menyiapkan data penyimpangan,mengusulkan cara penanggulangan serta mencatat tindakan-tindakan yang diambil untuk mengatasi penyimpangan tersebut,kalau penanggulangan tersebut menyangkutan perencanaan teknis.

3.2.7 Pelaksanaan Perencanaan (DRAFTER)A. Tujuan / sasaran JabatanPerencanaan proyek (shop drwing dan metode kerja) yang efisien dan tepat waktu (sebelum pelaksanaan dimulai).B. Aktivitas 1. Mempelajari seluruh gambar danmengimformasikan ke bagian teknik atau kepada bagian lain jika dan perubahan.2. Membuat detail dari gambar-gambar kerja.3. Mendistribusikan shop drawing kepada para pelaksana di lapangan.

3.2.8 Safety Engineering (K3)A. Tujuan / Sasaran Jabatan 1. Tersedianya rambu-rambu K-3 dan APD (Alat Perlindungan Kerja).2. Tersedianya laporan kegiatan K-3.3. Pelaksanaan dan Pengendalian kegiatan K-3.B. Aktivitas 1. Bertanggung jawab untuk keamanan pelaksanan pekerjaan.2. Membuat project manager untuk menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja.3. Mengkoordinasikan kegiatan safety dengan manager.4. Melakukan sosialisikan kegatan keselamatan dan kesehata kerja ke segenap lapisan pekerja.

3.2.9 Pengendalian mutu (QUALITY CONTROL)A. Tujuan /Sasaran Jabatan Terlaksananya pelaksanaan pengandalian mutu produk di proyek yang konsisten. B. Aktivitas 1) Melakukan inspeksi dan test material ( bertindak sebagai laborat ).2) Membuat schedule inspeksi dan tes, dan memastikan berjalannya proses inspeksi dan tes oleh bagian yang berwenang.3) Melakukan verifikasi hasil inspeksi (in coming, in proceess, dan final inspection).4) Mengidentifikasi, mengendalikan, dan menindak lanjuti penyempurnaan atas pelaksanaan inspeksi dan tes.5) Melakukan penyusunan laporan hasil inspeksi dan pengujian, dan monitoring terhadap corrective presentive action jika terjadi ketidak sesuaian.6) Mengevaluasi pelaksanaan sistem mutu dan inovasi untuk perbaikan yang continyu.7) Melakukan tes material sesuai yang disyaratkan di kontrak/spesifikasi.8) Membuat data statistik terhadap hasil laboratorium yang ada. 9) Melakukan data lokasi sesuai dengan hasil test laboratorium. 10) Membuat laporan NC produk dan laporan kegiatan K-3 secara periodik.11) Membuat laporan secara periodik atas biaya rework akibat dari NC produk dan material.12) Melaksanakan penerapan sistem manajemenn mutu dan pengendalian record serta pemeliharannya bersama-sama dengan team proyek.

3. 2.10 Quantity Surveyor ( QS )A. Tujuan/Sasaran jabatan Bertanggung jawab untuk mengawasi jumlah atauo volume, harga , biaya, mutu dan jenis bahan yang dipakai dalam pelaksanaan pembangunan struktur sehingga finishing sesuai yang telah ditentukan oleh kontrak. B. Aktivitas1. Membuat perhitungan rencana anggaran dan biaya proyek.2. Menghitung volume bahan yang digunakan.3. Mengawasi pengeluaran biaya dari proyek yang sedang ditangani.

3.2.11 Logistic Project A. Tujuan 1. Menyediakan peralatan proyek yang siap pakai.2. Pemenuhan kebutuhan alat proyek sesuai schedule. B. Aktivitasa. Menyediakan alat siap pakai :1. Membuat daftar peralatan .2. Membuat schedule pemeliharaan.3. Melakukan Pemeliharaan sesuai schedule.4. Membuat riwayat alat. b. Pemenuhan kebutuhan alat Proyek sesuai schedule:1. Membuat rencana kebutuhan alat ringan dan berta sesuai schedule pelaksanaan pekerjaan. 2. Pengadaan alat sesuai tingkat kebutuahn yang ada.c. Menyediakan kebutuhan tenaga operator dan mekanik sesuai dengan rencana :1. mengkoordinasikan kegiatan operator dan mekanik sesuai dengan rencana.3. 2.12 Surveyor OfficerA. Tujuan Merealisasikan ukuran yang ada pada gambar kerja suatu proyek kedalam keadaan yang sesungguhnya dilapangan.B. Aktivitas1. Bertanggung jawab menghasilkan pengukuran yang dapat dihandalkan untuk mencapai mutu produk sesuai spesifikasi dan kontrak. 2. Memonitor ketetapan dari lat ukur seperti theodolite, waterpass dan melakukan kalibrasi alat ukur meteran.3. Melakukan pemerikasaan berkala as- as bangunan ( titik pinjaman ) terhadap titik acuan awal ( titik Bench Mark ).4. Memonitor penurunan bangunan dan rotasi bangunan secara berkala. 3.2.13 Mekanik A. Tujuan Bertanggung jawab mengawasi dan melakukan perawatan terhadap alat kerja yang menggunkan tenaga mesin atau listrik dalam proyek. B. Aktivitas1. Mengawasi pemakaian alat, perawatan alat dan perbaikan alat.2. Mengatur pemakaian bahan bakar alat yang menggunakan tenaga mesin.

BAB IVSUMBER DAYA

4.1 Peralatan4.1.1Proses Pengadaan PeralatanPeralatan adalah salah satu unsur terpenting dalam pelaksanaan proyek pembangunan, khusunya gedung. Berkisar 50 60 % dana pembangunan proyek ini digunakan untuk material dan peralatan. Pengadaan peralatan bisa didapat dengan cara sewa menyewa, atau membeli sendiri. Namun untuk peralatan berat biasanya disewa sekaligus beserta operatornya. Pengadaan peralatan harus dikelola dengan baik. Karena peralatan adalah faktor pendukung suatu proyek. Oleh sebab itu, perlu diadakan mekanisme proses pengadaan peralatan agar memperkecil praktek kecurangan.Ada beberapa alasan yang dapat dikemukakan mengapa diperlukan Peralatan dalam proyek konstruksi seperti dijelaskan berikut ini. Kapasitas pekerjaan konstruksiKapasitas pekerjaan konstruksi yang semakin lama semakin banyak, memerlukan prasarana dan peralatan besar, kuat dan berkualitas tinggi. Kapasitas yang besar tersebut misalnya terjadi pada pembuatan jalan raya, landasan pesawat terbang, bendungan, saluran irigasi, dan sebagainya. Kapasitas industri mesin-mesin konstruksiDengan berkembangnya teknologi dalam industri mesin-mesin konstruksi, memerlukan peralatan konstruksi yang dapat dipakai untuk menunjang dan memperlancar proyek-proyek konstruksi. Karena benyak pekerjaan yang biasanya ditangani oleh manusia dapat ditangani oleh peralatan, sehingga pekerjaan lebih produktif. Kebutuhan terhadap mutu pekerjaanKarena mutu pekerjaan semakin tinggi, volume pekerjaan semakin besar dan beragam membutuhkan peralatan seperti pengaduk beton, pembuatan aspal beton, pemadatan dan lain-lain, yang sulit ditangani manusia. Kemajuan sosial dan budayaSetiap orang mempunyai orang mempunyai kecenderung bekerja dengan sedikit menggunakan tenaga fisik terutama pada pekerjaan kasar. Penggunaan peralatan dapat menggantikan tenaga manusia dalam pekerjaan kasar. Nilai-nilai ekonomiPekerjaan konstruksi dengan volume sangat besar, memerlukan peralatan untuk kepentingan ekonomi, yaitu membantu menurunkan unit cost dari suatu pekerjaan. Karena dalam pekerjaan besar penggunaan tenaga manusia sudah tidak ekonomis. Biasanya perusahaan konstruksi tidak memiliki seluruh peralatan yang dibutuhkan untuk suatu proyek, karena biaya atau investasi untuk itu sangat besar. Walaupun sewa alat lebih mahal dibandingkan dengan memiliki peralatan, tetapi untuk pekerjaan yang volumenya terbatas dan waktu pemakaiannya yang singkat, alternatif menyewa ini lebih menguntungkan.

4.1.2 Peralatan yang diperlukan Dalam pelaksanaan proyek ini kami selaku kontraktor memiliki peralatan kerja proyek antara lain :No.Jenis PeralatanMerk/Type

Tahun

JumlahKeterangan

1Mixer MolenYanmar TF55H20065 UnitMilik sendiri

2Bar BenderUhuy20062 UnitMilik sendiri

3Bar CutterUhuy20062 UnitMilik sendiri

5ExcavatorKomatsu20071 UnitMilik sendiri

6Dump TruckKomatsu20071 UnitMilik sendiri

7Mobil CraneKomatsu20071 UnitMilik sendiri

6BuldozerMikasa 12 ton20071 UnitMilik sendiri

7GensetKomatsu WA18020072 UnitMilik sendiri

8TrukNissan/CKA-1220062 UnitMilik sendiri

9Mobil Pick upToyota20072 UnitMilik sendiri

10Trafo LasHonda20071 UnitMilik sendiri

11Pesawat TheodoliteTopcon20061 UnitMilik sendiri

12Pesawat WaterpassTopcon20061 UnitMilik sendiri

13Concrete PumpPedrolia20063 UnitMilik sendiri

14Concrete MixerMikasa20063 UnitMilik sendiri

15Tamping RammerMikasa20063 UnitMilik sendiri

16Scafolding (lengkap)20062500 setMilik sendiri

17CompresorHonda20061 UnitMilik sendiri

18VibratorHonda2005 3 UnitMilik sendiri

19Water PumpGoldstar20055 UnitMilik sendiri

20Meja GambarMutoh20053 UnitMilik sendiri

21Komputer + PrinterAcer20056 UnitMilik sendiri

22Peralatan PenunjangLengkapMilik sendiri

4.2 Material 4.2.1 Proses Pengadaan MaterialMaterial adalah salah satu unsur terpenting dalam pelaksanaan proyek pembangunan, khususnya gedung. Berkisar 50 60 % dana pembangunan proyek ini digunakan untuk material dan peralatan. Pengadaan material bisa didapat dari bank-bank material atau perusahaan-perusahaan pengadaan material khusus material-material bangunan.Bahan-bahan bangunan diambil dari tempat-tempat yang biasa menyediakan bahan material itu sendiri, sebagai contoh pasir, pasir merupakan bahan yang siap pakai tanpa ada pengolahan bahan mentah menjadi bahan jadi, berbeda halnya dengan semen dan besi, bahan-bahan tersebut terlebih dahulu diolah dipabrik setelah itu baru didistribusikan kepada konsumen.Pengadaan bahan-bahan bangunan/material harus dikelola dengan baik. Karena material adalah aset penting yang sangat sering terjadi kecurangan dalam pengadaan material. Oleh sebab itu, perlu diadakan mekanisme proses pengadaan material agar memperkecil praktek kecurangan.

Ruang lingkup dari Manajemen material :1. Identifikasi kebutuhan2. Pembelian3. Menjaga inventori4. Pemantauan produksi5. Penerimaan dan penyimpanan material6. Menyiapkan dan menangani dokumen yang diperlukan

Material yang digunakan didatangkan dari beberapa supplier antara lain :Nama-nama Supplier MaterialPT. Krakatau Steel: Profil baja, baja tulangan, mur, angkur, baut dsb.PT. Adhimix: Beton Ready MixPT. Jaya Makmur: Semen, Genteng, Batu Bata, Concrete Beton. PT. Paint Colour: Cat, keramik, plafondPT. Sumber Jaya: Tanaman LansekapPT. Jati Super: KayuPT. Gunung Mas: Pasir, batu kali, dan kerikil.PT. Approved: waterproofingPT. Dwinika: Alat sanitair, plumbing dan extinguisherPT. Adil Makmur: Instalasi AC

LogistikSuperintendentGeneral SuperintendentProject ManagerSOMSAM

Gambar 4-1. Prosedur Permintaan Material

Project ManagerSAMLogistikSupplierGudang

Gambar 4-2. Prosedur Pembelian MaterialTagihan / Kwintansi Supplier

Logistik

SAM

Project manager

Surat Perintah Bayar

Keuangan & Umum

Gambar 4-3. Prosedur Pembayaran Material

4.3 Tenaga Kerja 4.3.1 Sumber Tenaga KerjaUntuk melaksanakan pekerjaan di lapangan, kontraktor harus dapat memperkirakan kebutuhan tenaga kerja untuk masing-masing jenis pekerjaan dengan demikian dapat diperkirakan jumlah kebutuhan tenaga kerja setiap harinya. Perhitungan kebutuhan tenaga kerja ini sudah termasuk dengan time schedule yang dibuat dalam memperkirakan tenaga kerja. Faktor yang mempengaruhi jumlah pekerja, yaitu kecepatan kerja perhari setiap orang berbeda, keahlian dan pengalaman kerja, kemampuan mandor dalam mengkoordinir para pekerjanya. Tenaga kerja yang kami gunakan disini tenaga kerja yang berkompeten dalam bidangnya. Memiliki ahli-ahli yang professional serta pekerja-pekerja yang diambil dari luar daerah yang lebih berjiwa pekerja keras. Tenaga kerja yang digunakan ada 2 status tenaga kerja :

a. Tenaga kerja tetapTenaga kerja tetap adalah karyawan tetap yang ditugaskan pada proyek meliputi tenaga kerja ahli dan tenaga kerja menengah. Tugasnya dititikberatkan pada kegiatan managerial dan kegiatan pelaksanaan yang menuntut pengalaman dan pengetahuan teknis tingkat menengah. b. Tenaga kerja lepasTenaga kerja yang bekerja berdasarkan kebutuhan jumlah pekerja pada suatu pekerjaan tertentu. Jumlahnya dapat ditambah/dikurangi sesuai dengan volume pekerjaan yang dilaksanakan, biasa disebut tenaga kerja kasar. Setiap pembagian tenaga kerja terdiri dari tukang dan pembantu tukang yang dikepalai oleh wakil mandor, dan beberapa wakil mandor yang dikepalai oleh mandor. Pengadaan jumlah tenaga kerja pada proyek ini belum berdasarkan perencanaan yang rinci tetapi hanya berdasarkan perkiraan. Tenaga kerja lepas didatangkan dari kota Purwokerto, Klaten, Yogyakarta. Adapun perincian tenaga kerja yang akan kami uraikan sebagai berikut :a) Tukang galib) Tukang kayuc) Tukang besid) Tukang batue) Tukang keramikf) Tukang pipa g) Tukang listrikh) Tukang cati) Tukang kusen j) Tukang lask) Pekerja

4.3.2 Proses Pengadaan Tenaga KerjaIntensitas kegiatan Proyek Penyediaan jumlah tenaga kerja Jenis keterampilan Jenis keahlianPerencanaan tenaga kerja menyeluruh Jenis Keahlian/keterampilan Saat diperlukan

Informasi sumber penyediaan tenaga kerja mengenai kuantitas/kualitas yang tersedia Mobilisasi Tenaga kerja

Gambar 4-4. Proses Pengadaan Tenaga Kerja4.4Disiplin Kerja Kami selaku Kontraktor akan menetapkan disiplin yang berlaku adalah sebagai berikut :1. Jam KerjaJam kerja Senin s/d Jumat ( kecuali jam kerja dilapangan masuk setiap hari ).a) Masuk Kerja: Jam 08.00 WIB.b) Pulang Kerja: Jam 16.00 WIB.c) Istirahat: Jam 12.00-13.00 WIB. Pada Proyek Pembangunan Gedung Pendidkan 3 Lantai, waktu kerja di kelompokkan menjadi 3 giliran waktu kerja ( disebut shift kerja ) yaitu :a) Shift 1: Jam 08.00-16.00 WIB.b) Shift II: Jam 16.00-22.00 WIB. c) Shift III: Jam 22.00-03.00 WIB. 2. Alat Pengendalian Pelaksanaan pekerjaan suatu proyek harus sesuai dengan waktu yang direncanakan. Pengendalaian pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan dengan baik jika sebelumnya dibuat rencana penjadwalan dari setiap pekerjaan yang akan dilaksanakan agar terjadi penyimpangan. Untuk itu pada setiap proyek selalu dibuat jadwal pelaksanaan pekerjaan atau lebih dikenal time schedule .Time Schedule adalah suatu jadwal atau diagram yang berisi urutan macam dan volume pekerjaan sebagai fungsi dari waktu dan dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Penentuan time schedule dapat mencakup : macam pekerjaan, urutan kegiatan pekerjaan dan hubungannya, waktu pelaksanaan , volume pekerjaan dan persentasi bobot pekerjaan. Secara umum pengendalian proyek terdiri dari : 1. Jadwal waktu pelaksanaan dalam bentuk bar chart. Dengan bar chart dapat diketahui apa yang akan dan akan dilakukan karena tercantum kapan kegiatan itu dapat dimulai dan lama pelaksanaan dapat dibuat juga hubungan waktu dan prestasi pekerjaan. 2. Jadwal pemakaian peralatan .3. Jadwal pemesanan dan kedatangan bahan di proyek. 4. Jadwal Ketenagakerjaan. 5. Kurva S Kurva ini dapat dipakai sebagai pengontrol dan evaluasi pekerjaan yang telah dikerjakan apabila grafik prestasi kerja tidak menyimpang jauh dari grafik rencana, maka pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana dan tidak terjadi keterlambatan.6. Rencana Kerja dengan metode Arrow Diagram ( CPM = Critical Path Methode). Dalam rencana kerja dan syarat ditentukan waktu pelaksanaan Proyek pembangunan Gedung Perkantoran 3 Lantai selama 90 hari.

BAB VQUALITY PLAN

5.1Pelaksanaan Quality PlanProject Quality Plan ini dibuat sebagai panduan dalam pelaksanaan proses kerja di Proyek Pembangunan Gedung Pendidikan 3 Lantai Smanti Global Senior High School. Tahapan proses kerja dilakukan, dengan maksud agar dalam pelaksanaan dapat dihindari terjadinya ketidaksesuaian, dan untuk memastikan berjalannya system kerja yang sesuai dengan yang disyaratkan demi menjaga hasil mutu suatu pekerjaan yang diharapkan. Project Quality Plan ini merupakan bagian yang saling melengkapi dari berbagai dokumen yang disiapkan dalam pelaksanaan Smanti Global Senior High School. Project Quality Plan ini akan direvisi setiap saat bila dirasakan perlu, sesuai dengan perkembangan sejalan berlangsungnya Proyek Pembangunan Gedung Pendidikan 3 Lantai Smanti Global Senior High School. Perubahan pada lingkup pekerjaan, khususnya yang menyangkut dengan item pekerjaan baru dalam proyek ini.

5.2Target Mutu Seluruh pelaksanaan pekerjaan dalam Proyek Pembangunan Gedung Pendidikan 3 Lantai, akan dilaksanakan dengan mancapai target mutu :1. Pagar, Pintu, Papan Nama Proyek & Akses Pejalan Kaki Bersi dan rapi Penerangan cukup Bentuk dan warna seragam, sesuai standar dan ketentuan Konstruksi kokoh Tersedia pintu kecil Engsel kuat dan mudah dibuka dan ditutup Mudah dilalui, relatif terlindungi, tidak becek dan ada rambu penunjuk arah

2. Los Kerja Kayu, Besi dan Gudang Terbuka Material / barang ditumpuk sesuai jenis Bersih dan rapi Lantai kering (terlindungi dari becek) Tidak mengganggu lalu lintas proyek Penempatan material sejajar atau tegak lurus bangunan / pagar proyek Instalasi listrik direncanakan dan aman Tersedia APAR (Alat Pemadam Api Ringan)

3. Gudang Tertutup Penerangan cukup Bersih dan rapi Barang tersusun sesuai kebutuhan Lantai kering Ada pintu yang dapat dikunci Tersedia APAR

4. Fasilitas Penunjang di Lokasi Tersedia APAR Tersedia musholla, tempat wudhu dan kantin Toilet pekerja bersih dan tersedia air Tersedia tempat sampah TPA sampah Tersedia tempat cuci mixer (sisa beton) Tersedia tempat cuci mobil (wash bay) Ada tempat untuk pakaian kerja Tersedia area bebas merokok (shelter)

5. Barak Pekerja Ventilasi udara dan penerangan cukup Tersedia tempat jemur pakaian MCK bersih dan tersedia air Lantai kering dan kebersihan terjaga Design sesuai kapasitas Tersedia tempat sampah Tersedia APAR

6. Ruang Genset Ventilasi udara dan penerangan cukup Lantai kering (rabat) dan kebersihan terjaga Tersedia APAR Konstruksi panel listrik kuat, isi panel sesuai kapasitas dan lokasi direncanakan Tersedia tempat sampah

5.3 Prosedur Mutu dan Petunjuk Kerja:1. Pembesian a) Melakukan checking terhadap stek yang ada. b) Penempatan stok besi tidak boleh berhubungan dengan tanah. c) Besi beton yang sudah bengkok sebaiknya jangan diluruskan kembali.d) Panjang kai, bengkokan, dan sambungan yang mengacu pada PBI tahun 1971e) Pengikat besi dengan bendrat harus berbentuk silang.f) Pembengkokan besi beton pada satu titik tidak boleh dilakukan 2 kali.

2. Test Besi Beton a) Setiap masing-masing diameter harus di test, atau tiap kedatangan 20 ton tulangan harus dilakukan pengetesan.b) Setiap kedatangan besi beton harus dilengkapi data test.c) Pengetesan dilakukan di laboratorium yang terakreditasi. d) Bahan yang dipakai mutu U-24 atau sesuai spesifikasi.e) Potongan besi sample yang akan ditest dalam keadaan bersih dan tidak berkarat. f) Apabila pengetesan belum dilaksanakan, maka data test dapat dijadikan acuan sementara. g) Untuk petugas laboratorium , yang harus diperhatikan :h) Memastikan diameter , jenis dan panjang besi beton sesuai dan benar. i) Memastikan potonagn besi sample yang akan di test dalam keadaan bersih dan tidak berkarat. j) Mengirirm sample ke laboratorium yang akan ditunjuk.k) Mengambil data hasil test dan mengevaluasikan.

3. Bekisting Balok dan Pelat lantaia) Konstruksi bekisting dan perancah harus mampu menahan berat beton cair, beban yang bekerja.b) Konstruksi sesuai dengan shop drawing yang sudah memperhatikan hal tersebut diatas dan sudah mendapatkan persetujuan MK/ Pemberi Tugas. c) Pabrikasi panel bekisting balok sesuai dengan ukuran yang ditentukan dimana terdiri dari Side Form dan Bottom Form.d) Untuk balok tinggi, apabila diperlukan, dipasang tie rood. e) Pembongkaran Side Form bekisting dapat dilakukan 7 hari setelah pengecoran. f) Pembongkaran Botton Form dapat dilakukan setelah kekuatan beton memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. 4. Bekisting Kolom a) Konstruksi bekisting harus kokoh dan kuat dari pengaruh tinggi pengecoran dan kecepatan pengecoran. b) Konstruksi sesuai dengan shop drawing yang sudah mendapatkan persetujuan MK/ Pemberi Tugas. c) Vertikalitas pemasangan pembesian harus terjamin, pemasangan beton tahu harus sesuai dengan gambar kerja. d) Saat penyetelan bekisting sebaiknya dilakukan pengolesan menggunakan minyak seperti oli, dsb. e) Saat pembuatan panel bekisting , gunakan balok/kaso yang lurus. f) Buat gari pinjaman anatar kolom untuk kelurusan kolom satu dengan kolom lainnya. g) Periksa seluruh sambungan support, dudukannya, jaraknya sesuai dengan gambar kerja, pemeriksaan ini dilakukan pasa saat pengecoran akan dimulai. h) Sambungan bekisting harus rapat, untuk menghindari kebocoran saat pengecoran.i) Kebersihan lokasi kerja bekisting terjamin. j) Tie rood dipasang bila diperlukan.

5. Pengecoran dengan Pompa a) Bahan yang disediakan sesuai dengan trial mix yang disetujui.b) Alat yang digunakan harus berfungsi baik.c) Tenaga yang bekerja harus memadai.d) Lokasi pengecoran sudah di cek list pekerjaan sebelumnya. e) Catatan hasil slump test dan test hasil benda uji merupakan record mutu.

6. Perawatan ( Curing )a) Curing merupakan pekerjaan perawatan beton yang baru di cor untuk menjaga beton dari suhu tinggi agar beton yang sedang mengeras tidak terjadi retak/ pecah-pecah. b) Bahan yang dipakai adalah air kerja. c) Perawatan beton dilaksanakan setelah beton cukup kering( beton yang sudah di cor bila dilewati pekerja tidak meninggalkan bekas pada permukaannya ).

7. Pembuatan Kubus atau Silinder beton a. pembuatan kubus / silinder dilakukan dengan : pembuatan sample kubus/. Silinder beton dilakukan setiap 1 m3 atau 20 sample untuk pengecoran sejumlah 60-200 m3 dalam sekali pengecoran. Setiap kubus/ silinder beton diberi tanda : tanggal pembauatn, kode lokasi, kode proyek dan mutu beton. Pembukaan cetakan kubus/ silinder dilakuakn setelah beton 1x 24 jam dan setelah itu direndam dalam air. b. Bahan yang digunakan : beton segar dari ready mix.

8. Slump Test Beton a) pelaksanaan slump test dilakukan setiap mobil mixer dengan kapasitas 7 m3 dan berlaku untuk beton ready mix. b) Bahan yang digunakan : beton segar dari ready mix.c) Pelaksanaan pengecoran dilakukan max 30 menit sejak pelaksanaan slump test, apabila pengecoran dilakukan lebih dari 30 menit maka harus dilakukan pengecekan ulang.

9. Pemasangan Batu Bata a) Tukang pasang batu bata harus mempunyai keterampilan yang memadai dan perbandingan antara tukang dengan kenek hendaknya seimbang sesuai dengan jenis dan kondisi kerjanya. b) Untuk bagian dinding yang berhubungan dengan air maka dibuat adukan kedap air. c) Pasangan dinding batu bata maksimum 12 m2 harus dipasang kolom praktis. d) Pasangan dinding bata maksimum setinggi 1,5 m harus berhenti selanjutnya kolom praktis dicor, bisa dilanjutkan setelah umur 1 hari.

10. Pemasangan Plafond Multipleksa) Seluruh instalasi ME diatas plafod sudah selesai.b) Rangka plafond harus lurus dan rata.c) Pekerjaan plafond dilaksanakan setelah bagian atas ruangan tertutup.d) Rangka plafond dipasang setelah diatas terpasang dan dinding pemabatas sudah diplester dan diaci.e) Urutan pemasangan plafond mengikuti urutan dan bertahap.

11. Pemasangan Lantai Keramik a) Jenis sesuai dengan spesifikasi yang telah disetujui.b) Permukaan bawah tegel harus kasar.c) Tebal sesuai dengan ketentuan yang ada. d) Tidak boleh cacat atau retak rambut. e) Seluruh warna keramik mendekati sama, kecuali dikehendaki beda. f) Perlu disortir sebelum dipasang, keramik harus direndam dalam air 1 jam.

5. 4 Sasaran kerja antara lain 1. Struktur a) Pondasi tidak mengalami penurunan yang ekstrim.b) Kolom tidak mengalami tekuk. c) Balok tidak melendut. d) Lantai tidak bergelombang. Pekerjaan beton tidak mengalami keropos atau beton hamil.e) Atap tidak bocor .

2. Finishing a) Pekerjaan dinding lurus dan rapi. b) Pasangan keramik lurus, rapi dan warna seragam.c) Warna cat seragam.d) Pemasangan list dan plafond rapi.

3. Mekanikal dan Elektrikal a) Closet tidak bocor.b) Instalasi kabel& pipa rapi. c) Instalasi tata udara berfungsi dengan baik.

4. Lansekapa) Taman tersusun rapih.b) Saluran keliling gedung dan sumur resapan berfungsi dengan baik.

5.5 Tujuan dari Project Quality Plan1. Meminimalkan terjadinya keluhan dari Pemberi Tugas.2. Meminimalkan Kegagalan pada saat serah terima I.3. Proyek selesi tepat waktu.

5. 6 Aktivitas Quality dalam menjada mutu 1. Melakukan test material dan inspeksi.2. Membuat schedule dan test serta memastikan berjalannya proses inspeksi dan test oleh bagian yang berwenang. 3. Melaporkan hasil inspeksi material tertentu dari laboratorium yang ditunjuk. 4. Membuat data statistik terhadap hasil laboratorium yang ada. 5. Melakukan pendataan lokasi sesuai dengan hasil test laboratorium. 6. Mengidentifikasi , mengendalikan dan menindaklanjuti penyempurnaan atas pelaksanaan inspeksi dan test. 7. Melakukan penyusunan laopran hasil inspeksi dan pengujian serta memonitoring jika terjadi ketidaksesuian.8. Melakukan test material sesuai yang disyaratkan di kontrak. 9. Melaksanakan penerapan sistem manajemen mutu dan pengendalian serta pemeliharaan bersama-sama dalam team. 10. Melakukan kunjngan pabrik, Work Shop untuk memastikan terjadinya proses pencapaian mutu sesuai yang diharapkan.

FLOW CHART MENCEGAH BOBOK BONGKAR BETON

MULAI

Membuat Shop Drawing Struktur, Arsutek dan ME

TIDAKDimintakan Persetujuan DIreksi

OK

Dilaksanakan dilapangan

PERBAIKANCheck List oleh pelaksana ME, Struktur, Arsitektur

SELESAI

Tanda Tangan Check List bersama

SELESAI

Gambar 5-1. Flow Chart Mencegah Bobok Bongkar Beton

FLOW CHART PEMERIKSAAN BESI KOLOM

MULAI

CHECK BESI KOLOM

CHECK JUMLAH

TIDAK SESUAI

DITAMBAH

SESUAI CHECK DIAMETER

TIDAK SESUAI

DIGANTI

SESUAICHECK TERHADAP POSISI

TIDAK SESUAI

PERBAIKI

SELESAI

Gambar 5-2. Flow Chart Pemeriksaan Besi KolomFLOW CHART PEMERIKSAAN BESI PELAT MULAI

CHECK BESI PELAT

CHECK JARAK

TIDAK SESUAI

DIPERBAIKI

SESUAICHECK DIAMETER

TIDAK SESUAI DIGANTI

SESUAI CHECK TERHADAP OVERLAP

TIDAK SESUAI

PERBAIKI

SELESAI

Gambar 5-3. Flow Chart Pemeriksaan Besi PelatFLOW CHART PEMERIKSAAN BEKISTING

MULAI

BEKISTING BALOK,PLAT & KOLOM

CHECK POSISI

TIDAK SESUAIDIPERBAIKI

SESUAI

CHECK DIMENSI

TIDAK SESUAI PERBAIKI

CHECK ELEVASI

TIDAK SESUAI

PERBAIKI

SESUAI

SELESAI

Gambar 5-4. Flow Chart Pemeriksaan BekistingFLOW CHART PEMERIKSAAN BESI BALOK

MULAI

CHECK BESI BALOK

JMLH BESI

TIDAK SESUAI OKDITAMBAH

CHECK DIAMETER

TIDAK SESUAI

GANTI

OK CHECK JARAK

TIDAK SESUAI PERBAIKI

OK CHECK POSISI TUL

DIPERBAIKI

OKSELESAI

Gambar 5-5. Flow Chart Pemeriksaan Besi BalokFLOW CHART PERBAIKAN GAGAL BETON

MULAI

IDENTIFIKASI KERUSAKAN BETON

BERAT

RINGAN

LOADING TEST

MASUKDIPERBAIKI DENGAN SIKA

TIDAK MASUKSELESAIBONGKAR

Gambar 5-6. Flow Chart Perbaikan Gagal Beton

FLOW CHART PENGENDALIAN MUTU BETON

MULAI

BETON READY MIX

CHECK SLUMP

TIDAK MASUK

MASUK BENDA UJI

DITOLAK

DIRENDAM

COR BETON

TEST SESUAI UMUR

SELESAI

Gambar 5-7. Flow Chart Pengendalian Mutu Beton

FLOW CHART PENGENDALIAN MUTU BESI

MULAI

BESI SAMPAI DI SITE

CHECK MILL SET

TIDAK MASUK

MASUK GUDANG

DITOLAK

TEST BESI

TIDAK MASUK

TOLAK DIKEMBALIKAN KE PABRIK

MASUKDIPRODUKSI

SELESAI

Gambar 5-8. Flow Chart Pengendalian Mutu Besi

FLOW CHART PEMELIHARAAN MUTU BETON

MULAIMULAI

BETON PLAT HASIL CORBETON KOLOM HASIL COR

BUAT TANGGUL KELILING TEPI PLATBUNGKUS KOLOM DENGAN KARUNG

RENDAM DENGAN AIR PBI. 14 HARISIRAM KOLOM DENGAN AIR MINIMAL 3X SEHARI

SELESAISELESAI

Gambar 5-9. Flow Chart Pemeliharaan Mutu Beton

BAB VISAFETY PLAN

6.1 Pokok Perhatian Untuk Kegiatan K3 A. Yang berhubungan dengan kegiatan K3 Proyek, rawan terhadap hal-hal :1. Pekerja yang tidur dibarak pekerja, serta kebersihan makanan dan minuman.2. Kecelakaan atas orang maupun barang/ alat :a) Mesin Ambrukb) Jatuhc) Kejatuhan bendad) Terperosok lubange) Tergelincirf) Terkena aliran listrik.3. Kebakaran di : a) Lokasi bangunanb) Barak Pekerjac) Lingkungan sekitar bangunand) Warunge) Kantor proyek.f) GudangB. Yang berhubungan dengan sifat proyek :a) Ditengah Kotab) Waktu pelaksanaan yang relative singkatc) Nilai Kontrak cukup Besar

6.2 Resiko Kecelakaan dan Pengendalian ResikoNO

NAMA KEGIATANPOTENSI BAHAYAPENGENDALIAN RESIKO

1High RiskNaik gondola untuk pemasanganleading -Vibrasi-Heat stress-Terpeleset-Terjatuh-Terputus- Pembuatan SOP- Pemakaian APD- Mengganti dengan alat yang minimal vibrasi- Check alat-alat secara berkala

2Memotong keramik & besi-Noise-Vibrasi-Terpotong -Debu

- Pembuatan SOP- Pemakaian APD sepertiEyer plug, masker- Mengganti dengan alat yang minimal vibrasi

3Mengelas Besi-Panas-Terbakar-Keracunan terhirup-Uap logam- Pembuatan SOP- Pemakaian APD - Minimalisasi waktu pengerjaan pengelasan

4Mengebor Tanah-Vibrasi-Heat stress-Terpeleset-Terjatuh-Noise- Pembuatan SOP- Pemakaian APD- Substitusi alat yang rendahakan vibrasi- Check alat-alat secara berkala

5Memotong kayu dengan gergaji-Terpotong-Terhirup debu kayu-Tertusuk serpihan kayu-Terjatuh- Pembuatan SOP- Pemakaian APD- Check alat-alat secara berkala

6Mengecat Dinding dengan bahanalkalin-Terhirup bahan kimiaCampuran dari cat-Terbakar- Pembuatan SOP- Pemakaian APD- Substitusi dengan bahanKimia yang tidak berbahaya

7Middle RiskMembuat lubang untuk Pembuangan air kotor-Terpeleset-Terjatuh-Heat stress- MusculokletalDisorder- Syndrom- Pembuatan SOP- Pemakaian APD- Check alat-alat secara berkala

8Memasang plafon-Terpeleset-Terjatuh-Heat stress- MusculokletalDisorder- Syndrom- gypsum- vibrasi- Pembuatan SOP- Pemakaian APD- Mengganti dengan alat yang minimal vibrasi

9Low RiskMemasang partisi-Terjatuh- MusculokletalDisorder- Syndrom- Pembuatan SOP- Pemakaian APD- Bila memasang partisi Gunakan alat bantu untuk \Menyanggah partisi & Mengurangi beban tubuh

10Mengaci-Terjatuh-Heat stress-Terhirup debu - Allergi- Pembuatan SOP- Pemakaian APD- Gunakan alat yang tidak Berbahaya buat pekerja

11Mengangkat tanah-Terpeleset-Terjatuh-Heat stress- MusculokletalDisorder- Syndrom- Infeksi biologi- Pembuatan SOP- Pemakaian APD- Substitusi alat yang rendahakan vibrasi

6.3Prosedur Kegiatan K3 Di Lapangan1. Kerjasama dengan instansi yang terkait K3. Kerjasama dengan instansi yang terkait dalam K3 sangat penting. Instansi tersebut adalah :a) Depnakerb) Polisi c) Rumah sakitHubungan awal yang dimulai dengan pendaftaran proyek ke Depnaker dan pemberitahuan ke instansi pemerintah setempat perlu dijaga dengan hubungan informal yang lain supaya bila ada masalah K3 cepat tertangani dengan baik. Untuk proyek tertentu (misalnya yang cukup terpencil atau rawan terhadap kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja) perlu menjalin kerjasama dengan rumah sakit terdekat. 2.Pengawasan Pelaksanaan K3Pengawasan pelaksanaan K3 meliputi kegiatan :

a. Safety Plan Suatu team yang terdiri dari 2 atau 3 orang yang melaksanakan patroli selama kira-kira 1 atau 2 jam ( tergantung lingkp proyek ). Dalam patroli, masing-masing anggota safety control mencatat hal-hal yang tidak sesuai ketentuan. Ketentuan / tolah ukur adalah :1) Safety Plan2) Panduan K33) Hal-hal yang secara teknis mengandung resiko berbahaya. Periode patroli bias 1 x dalam seminngu. b. Safety Supervisor Petugas ditunjuk oleh manager proyek yang seacara terus-menerus mengadakan pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan yang dilihat dari segi K3. Safety Supervisor berwenang menegur dan memberikan instruksi langsung terhadap Superitendent bila ada pelaksanaan pekerjaan yang mengandung resiko bahaya.c. Safety Meeting Meeting Proyek membahas hasil/ laporan dari safety control maupaun hasil laporan Safety Supervisor . Yang paling utama dalam Safety Meeting adalah :1. Perbaikan atas pelaksanaan kerja yang tidak sesuai dengan ketentuan K3. 2. Perbaikan system kerja untuk mencegah penyimpangan tidak terulang kembali. 3. Pelaporan dan Penangganan Kecelakaan Pelaporan dan Penangganan Kecelakaan terdiri dari :1. Pelaporan dan Penangganan Kecelakaan Ringan 2. Pelaporan dan Penangganan Kecelakaan Berat3. Pelaporan dan Penangganan Kecelakaan dengan korban meninggal 4. Pelaporan dan Penangganan Kecelakaan Peralatan Berat4. Pelatihan Program K3Pelatihan Program K3 terbagi menjadi :1.Pelatihan secara umum Materi pelatihan ini bersifat umum yaitu panduan tentang K3 diproyek. 2.Pelatihan khusus proyek Pelatihan khusus proyek diberikan pada :a) Saat awal proyek.b) Saat ditengah pelaksanaan proyekMaterinya meliputi :a) Pengetahuan umum tentang K3b) Safety Plan proyek yang bersangkutan. Pesertanya dalah seluruh petugas yang terkait dalam pelaksanaan proyek. 3. Pelatihan / Penjelasan kegaiatan proyek. Pelatihan / Penjelasan kegaiatan proyek adalah khusus untuk kegiatan tertentu saja yang dipertimbangkan memiliki resiko kecelakaan dan langsung dijelaskan kepada pengawas saat akan memulai pekerjaan.

6.4Perlengkapan dan Peralatan Penunjang K3 1. Promosi Program K31. Pemasangan bendera K3, Bendera RI, Bendera Perusahaan. 2. Pemasangan sign Board K3, Berupa :a) Slogan yang mengingatkan akan perlunya bekerja dengan selamat.b) Gambar/Pamflet dapat dipasang dikantor proyek atau lokasi pekerjaan dilapangan. 2.Sarana Peralatan Untuk K3 Sarana Peralatan Untuk K3 terdiri dari :a. Yang melekat pada orang 1) Topi helm 2) Sepatu lapangan 3) Sabuk pengaman ( untuk pekerja di tempat tinggi ).4) Sarung tangan5) Masker pengaman untuk gas yang beracun6) Kacamata las7) Obat K3b. Sarana Peralatan Lingkungan 1. Tabung Pengaman kebakaran pada ruang antara lain : a) Kantor proyek. b) Gudang Bahan bakar.c) Gudang Material .d) Ruang genset .e) Los kerja.f) Mess Karyawan. g) Barak Tenaga Kerja. 2.Pagar Pengaman terdiri dari :a) Pagar yang kuat.b) Ali warna kuning tanda pembatas peringatan.3. Penangkal petir darurat4. Pemeliharaan jalan kerja5. Jaring pengaman pada bangunan tinggic. Rambu rambu peringatan Rambu rambu peringatan terdiri dari :1) Peringatan bahaya dari atas.2) Peringatan bahaya benturan kepala.3) Peringatan bahaya longsoran.4) Peringatan bahaya api/ kebakaran.5) Peringatan bahaya tersengat listrik.6) Petunjuk ketinggian .7) Petunjuk jalur instalasi listrik sementara.8) Petunjuk batas ketinggian penumpukan material.9) Larangan memasuki areal tertentu.10) Larangan membawa bahan yang berbahaya.11) Petunjuk untuk melapor ( keluar-masuk proyek).12) Peringatan untuk memakai alat pengaman .13) Peringatan adalah alat yang berbahaya. 14) Peringatan masuk untuk lokasi genset ( untuk orang tertentu).

Adapun contoh gambar rambu-rambu K3 yaitu :

DILARANG DISINIPAKAILAH PELINDUNG MATA TEMPAT BERBAHAYA

PAKAILAH PELINDUNG TANGAN PAKAILAH SEPATU PAKAILAH MASKER

PAKAILAH SAFETY BELT PAKAI PELINDUNG MUKA

HATI-HATI DI TANGGA AWAS BAHAYA API AWAS BAHAYA LISTRIK

DILARANG MEROKOK PAKAI PELIDUNG KEPALA AWAS BAHAYA LEDAKAN

AREA MEROKOK AWAS KEJATUHAN BARANG AWAS BAHAYA RACUN

Catatan :Ada pemahaman keliru, yairu bahwa kalau sudah memenuhi saran peralatan K3 berarti sudah memenhuhi persyaratan K3. Padahal peralatan K3 yang benar adalah bila memenuhi 3 hal sebagai berikut :1. OrangnyaOrang ( Pengawas dan tenaga kerja ) punya sikap yang benar, yaitu :a) Punya pengetahuan dan keterampilan K3.b) Berperilaku sesuai dengan ketentuan K3.c) Sehat jasmani dan rohani.2. Mesin/alat kerja sesuai dengan ketentuan K3.3. Lingkungan kerja sesaui dengan ketentuan. Lengkungan kerja meliputi :a) Lay Out planning ( Perencanaan tata letak ).b) House Keeping ( Pemeliharaan alat Rumah Tangga )c) Penerangan dan Ventilasi.

3. Penataan Lingkungan a. Lay Out Planning ( Perencanaan tata letak )Perencanaan tata letak harus diatru sedemikian rupa sehungga orang dan alat kerja tidak saling terganggu, tetapi justru salin mendukung sehingga dapa dicapai pelaksanaan yang produktifitas tinggi dan aman. Faktor yang perlu dipertimabangkan adalah :1) Dimensi, posisi dan elevasi.2) Gerakan manusia dan alat.3) Suara4) Getaran 5) Cahaya dan sirkulasi udara.b. House Keeping Kebersihan dan kerapian tempat kerja merupakan syarat K3. Sarana kebersihan dan kerapihan untuk program K3 terdiri dari :1) Penyediaan air bersih yang cukup.2) Penyediaan WC3) Penyediaan Musholla yang bersih dan terawat4) Penyediaan bak samapah pada lokasi yang diperlukan5) Penyediaan saluran pembuangan limbah6) Pembersihan sampah-sampah secara beraturanKerapihan penempatan alat kerta dilapangan setelah dipakai ( Scaffolding, pipe support, pipa, jack base, concrete vibrator, lampu penerangan dll ).

BAB VIISITE INSTALASI

Rancangan tata letak pekerjaan dilapangan kami gambarkan dengan skala yang menunjukkan letak direksi keet, kantor subkon, gudang tertutup, barak pekerja, pos satpam, lokasi pembesian, lokasi perakitan bekisting, letak lampu sorot, jalan masuk dan jalan keluar serta fasilitas lainnya.Demi kelancaran jalannya proyek, perencanaan tata letak lapangan harus dibuat seefisien dan seefektif mungkin. Untuk melindungi pekerjaan guna menjamin keselamatan umum dan memudahkan arus lalu lintas yang dilalui atau disekitar lokasi proyek, maka kami selaku kontraktor harus memasang dan mengatur rambu-rambu, lampu penerangan, sinyal, barikade, rintangan dan fasilitas lainnya pada setiap tempat dimana operasi pembangunan yang akan mengganggu pengguna jalan dan pada tempat-tempat rawan maupun persimpangan disekitar lokasi proyek.

Pentingnya tata letak lapangan sangat berpengaruh dalam pelaksanaan suatu Proyek sehingga tata letak lapangan yang kami design sebagai berikut: A. Pagar PembatasJenis pagar pembatas pada proyek ini yaitu pagar tertutup dengan ketinggian 2 m. B. Pos KeamananPos Satpam berada dekat pintu utama. Berfungsi untuk mencatat tamu-tamu proyek mengenai identitas ataupun keperluannya, mencatat dan memeriksa kendaraan yang keluar masuk proyek (kendaraan tamu maupun kendaraan yang membawa material) dan lain-lain. Dibuat dari konstruksi kayu sederhana dengan ukuran bangunan 2 x 2 m.C. Pintu Masuk-KeluarPintu Masuk- keluarnya pada proyek yang berfungsi untuk keluar masuknya kendaraan, baik kendaraan biasa, pengangkut material dan alat berat serta tamu dan staf proyek dengan ukuran pintu 2m x 5m.

D. Direksi KeetDibuat didekat lokasi proyek, dan memiliki letak yang strategis, pada areal yang cukup luas dan mampu menjadi tempat penyimpanan bahan material dan kantor sementara bagi kontraktor, konsultan, dan pemberi tugas. Direksi Keet ini dilengkapi dengan sarana sanitasi, telepon dan faxmili. Direksi Keet memiliki ukuran bangunan 5 x 7 m.

E. Bedeng Pekerja Barak pekerja digunakan sebagai tempat beristirahatnya pekerja dan tempat menginap atau tidur dengan tujuan agar mencegah keterlambatan datang ke lokasi proyek dan memberi waktu yang cukup untuk beristirahat. Barak Pekerja memiliki ukuran bangunan yaitu 4 x 8 meter persegi. Barak pekerja terletak disamping proyek agar tidak mengganggu aktifitas proyek. Disediakan juga sarana sanitasi dan sarana ibadah. F. Gudang Gudang digunakan untuk menyimpan bahan-bahan ataupun alat-alat yang tidak tahan terhadap perubahan cuaca dan mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Terdiri dari gudang material dan alat. Di dalam gudang terdapat ruang bengkel yang akan digunakan untuk merakit baja profil pada pekerjaan atap. Gudang dengan ukuran 5 x 7 meter persegi.G. Genset Merupakan sumber listrik bagi kegiatan proyek. Posisi genset diletakkan di dekat pintu masuk namun berjauhan dari direksi keet. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari kebisingan dari bunyi mesin genset. Ruang genset dan tangki air dengan ukuran 1,5 x 2,5 meter persegi.H. Lampu Lampu kerja ditempatkan pada lokasi pekerjaan yaitu pada setiap sudut proyek, dan tempat lainnya yang dianggap perlu lampu.Berfungsi sebagai penerangan untuk pekerjaan yang dilaksanakan malam hari.I. Los Kerja Proyek Pembangunan Gedung Pendidikan 3 LantaiPROJECT WORK II LAPORAN II GENERAL CONTRACTOR

Letak los kerja berdekatan dengan tempat penyimpanan material yang bersangkutan. Dengan tujuan untuk memudahkan pendistribusian material sehingga mempercepat dalam proses pengerjaan. Los kerja berfungsi sebagai bengkel kerja untuk pekerjaan tulangan, panel bekisting dan lain-lain. Mempunyai ukuran 4 x 8 meter persegi.40

Anggie Pratiwi (1107030158)Kelas 3 Gedung 1 Pagi3

BAB VIIIPENUTUP

8.1 Kesimpulan Dari penjelasan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan :1. Dalam proposal teknis ini berisi Pendahuluan, Data Teknis dan Metode Pelaksanaan Konstruksi, Organisasi Proyek, Sumber Daya (material, alat, tenaga kerja, waktu kerja), Quality Plan dan Safety Plan.2. Ditinjau dari metode pelaksanaan, material serta tenaga kerja diharapkan proyek ini dapat berjalan dengan baik dan mencapai mutu yang sesuai dengan rencana. 3. Mengingat struktur atas dan bawah proyek ini merupakan dua konstruksi yang berbeda ( beton dan baja), maka pekerjaan pengukuran harus dilaksanakan dengan akurat. 4. Ditinjau dari waktu pelaksanaanya diharapkan proyek ini dapat selesai tepat pada waktunya.

8.2SaranDalam melaksanakan pembangunan suatu proyek, banyak kita temukan permasalahan-permasalahan yang terjadi. Dengan adanya suatu saran atau rekomendasi diharapkan permasalahan yang terjadi dapat diperkecil sehingga kesalahan-kesalahan akibat kurangnya pengawasan dari suatu pekerjaan dapat di eliminir. Ada beberapa saran yang berkenaan dengan pelaksanaan suatu proyek, diantaranya yaitu :1. Jika ada permasalahan dalam melaksanakan suatu pekerjaan maka haruslah di musyawarahkan dan harus di cari solusinya dalam rapat koordinasi. Sehingga semua pihak-pihak yang terkait dalam proyek dapat mengetahui permasalahan tersebut dan dapat di selesaikan secara baik dan benar. 2. Dalam melaksanakan suatu pekerjaan kita harus mengutamakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) agar tercipta sebuah lingkungan kerja yang kondusif. Dengan adanya sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam suatu proyek diharapkan dapat memperkecil tingkat kecelakaan bahkan zero acident.3. Setiap pekerjaan yang dilaksanakan harus diawasi secara ketat. Dengan adanya pengawasan yang ketat tersebut diharapkan kesalahan-kesalahan yang terjadi dapat diperkecil sehingga tidak terjadi penambahan pekerjaan akibat kesalahan pada pekerjaan tersebut.4. Keberhasilan dan kelancaran pembangunan suatu proyek tergantung dari adanya koordinasi yang baik antara elemen-elemen struktur organisasi proyek. Tiap elemen organisasi tersebut haruslah mengetahui dan melaksanakan apa yang menjadi tugas dan wewenang serta tanggung jawabnya. Setiap ada perubahan akibat perencanaan maka pihak-pihak yang terlibat harus segera di beritahukan agar tidak terjadi salah komunikasi.5. Sebelum melaksanakan suatu pekerjaan kita harus merencanakan segala sesuatunya secara matang seprti metode pelaksanaan, material yang digunakan, tenaga kerja yang diperlukan dan waktu yang di butuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan tersebut. Dengan adanya perencanaan yang matang tersebut diharapkan suatu pekerjaan dapat berjalan dengan lancar.

Anggie Pratiwi (1107030158)Kelas 3 Gedung 1 Pagi96