PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPREHENSIF SMA NEGERI 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012 Oleh Luky Kurniawan & Guru BK SMA N 1 DEPOK Approved by the School Board: December 4, 2010
PROGRAM LAYANAN
BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPREHENSIF
SMA NEGERI 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2011/2012
Oleh Luky Kurniawan & Guru BK SMA N 1 DEPOK
Approved by the School Board: December 4, 2010
1
BAGIAN I
LANDASAN (FOUNDATION)
A. Rasional
Sejalan dengan Tujuan Pendidikan Nasional (UU No. 20 Tahun 2003) SMA
Negeri 1 Depok sebagai satuan pendidikan tidak hanya memberikan pembekalan ilmu
pengetahuan dan teknologi (perkembangan aspek kognitif) namun juga memfasilitasi
perkembangan peserta didik secara optimal. Upaya untuk memberikan pembekalan
ilmu pengetahuan dan teknologi (perkembangan aspek kognitif) merupakan wilayah
garapan guru bidang studi sedangkan upaya untuk memfasilitasi perkembangan peserta
didik merupakan wilayah garapan bimbingan dan konseling yang harus dilakukan
secara proaktif dan berbasis data tentang perkembangan peserta didik beserta faktor
yang mempengaruhinya. Meskipun demikian, dalam pelaksanaannya layanan
bimbingan dan konseling memerlukan kolaborasi antara konselor dengan pimpinan
sekolah, guru mata pelajaran, staf administrasi, orang tua peserta didik dan pihak-pihak
terkait begitu juga sebaliknya.
Perkembangan perilaku peserta didik tidak lepas dari pengaruh lingkungan,
fisik, psikis maupun sosial. Sifat yang melekat pada lingkungan adalah perubahan.
Perubahan yang terjadi dalam lingkungan dapat mempengaruhi gaya hidup (life style)
peserta didik. Apabila perubahan yang terjadi itu sulit diprediksi, atau di luar
jangkauan kemampuan, maka akan melahirkan kesenjangan perkembangan perilaku
peserta didik, seperti terjadinya stagnasi (kemandegan) perkembangan, masalah-
masalah pribadi atau penyimpangan perilaku. Berbagai fenomena perilaku sebagian
peserta didik SMA Negeri 1 Depok dewasa ini, seperti: pelanggaran tata tertib sekolah,
terlambat datang ke sekolah, membolos, tawuran, degradasi moral, pencapaian hasil
belajar yang tidak memuaskan, dan tidak lulus UAN sangat tidak diharapkan karena
tidak sesuai dengan sosok manusia Indonesia yang dicita-citakan, seperti yang
tercantum dalam tujuan pendidikan nasional (UU No. 20 Tahun 2003). Pendidikan
Nasional bertujuan mengahasilkan sumberdaya insani yang (1) beriman dan bertaqwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, (2) berakhlak mulia, (3) memiliki pengetahuan dan
keterampilan, (4) memiliki kesehatan jasmani dan rohani, (5) memiliki kepribadian
yang mantap dan mandiri, serta (6) memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan
kebangsaan.
2
Sehubungan dengan hal tersebut maka diperlukan program bimbingan dan
konseling yang mewadahi seluruh kegiatan bimbingan dan konseling yang akan
diberikan kepada peserta didik dalam rangka menunjang tercapainya tujuan pendidikan
nasional pada umumnya dan visi/misi yang ada di sekolah secara khusus. Penyusunan
program bimbingan dan konseling hendaknya merujuk pada pedoman kurikulum dan
berdasarkan kondisi objektif yang berkaitan dengan kebutuhan nyata di sekolah yang
disesuaikan dengan tahapan perkembangan peserta didik. Sehingga program yang
dilaksanakan merupakan program yang realistik dan layak untuk diimplementasikan
dan dapat mengembangkan potensi peserta didik di SMA Negeri 1 Depok Sleman
secara optimal. Program layanan bimbingan dan konseling yang akan
diimplementasikan di SMA Negeri 1 Depok Sleman adalah bimbingan dan konseling
komprehensif (Comprehensive Guidance and Counseling).
Lima premis dasar yang menegaskan istilah Comprehensive school guidance
and counseling yang harus dipahami sebagai kerangka kerja utuh oleh konselor,
pimpinan sekolah, guru mata pelajaran, dan staf administrasi di SMA Negeri 1 Depok
karena lima premis dasar ini adalah sebagai titik tolak untuk mengembangkan program
dan mengelola bimbingan dan konseling di sekolah. Menurut Gysbers & Henderson
(Fathur Rahman, 2009:6) lima premis dasar yang menegaskan istilah Comprehensive
school guidance and counseling adalah:
a. Tujuan Bimbingan dan konseling bersifat kompatibel dengan tujuan pendidikan.
Dalam pendidikan ada standar dan kompetensi tertentu yang harus dicapai oleh
peserta didik. Oleh karena itu, segala aktivitas dan proses dalam layanan bimbingan
dan konseling harus diarahkan pada upaya membantu peserta didik dalam
pencapaian standar kompetensi yang dimaksud.
b. Program bimbingan dan konseling bersifat pengembangan (based on
developmental approach). Meskipun seorang konselor dimungkinkan untuk
mengatasi problem dan kebutuhan psikologis yang bersifat krisis dan klinis, pada
dasarnya fokus layanan bimbingan dan konseling lebih diarahkan pada usaha
memfasilitasi pengalaman-pengalaman belajar tertentu yang membantu peserta
didik untuk tumbuh, berkembang, dan menjadi pribadi yang mandiri. Hal ini
hampir sama dengan yang diutarakan oleh Myrick (1993: 11) yang menjelaskan
bahwa pendekatan bimbingan dan konseling harus lebih berorientasi kepada
pengembangan siswa, yang merupakan usaha untuk mengidentifikasi keahlian dan
pengalaman yang perlu dimiliki siswa agar berhasil di sekolah.
3
c. Program bimbingan dan konseling melibatkan kolaborasi antar staf (team-building
approach). Program bimbingan dan konseling yang bersifat komprehensif
bersandar pada asumsi bahwa tanggung jawab kegiatan bimbingan dan konseling
melibatkan seluruh personalia yang ada di sekolah dengan sentral koordinasi dan
tanggung jawab ada di tangan konselor yang bersertifikat (certified counselors).
Konselor tidak hanya menyediakan layanan lansung untuk peserta didik, tetapi juga
bekerja konsultatif dan kolaboratif dengan tim bimbingan yang lain. Staf personel
sekolah (guru dan tenaga administrasi), orang tua dan masyarakat.
d. Program bimbingan dan konseling dikembangkan melalui serangkaian proses
sistematis sejak dari perencanaan, desain, implementasi, evaluasi, dan
keberlanjutan. Melalui penerapan fungsi-fungsi manajemen tersebut diharapkan
kegiatan layanan bimbingan dan konseling dapat diselenggarakan secara tepat
sasaran dan terukur.
e. Program bimbingan dan konseling ditopang oleh kepemimpinan yang kokoh.
Faktor kepemimpinan ini diharapkan dapat menjamin akuntabilitas dan pencapaian
kinerja program bimbingan dan konseling.
Lebih lanjut menurut Bowers & Hatch (Fathur Rahman, 2009:7) menyatakan
bahwa program bimbingan dan konseling sekolah tidak hanya bersifat komprehensif
dalam ruang lingkup, namun juga harus bersifat preventif dalam desain, dan bersifat
pengembangan dalam tujuan (comprehensive in scope, preventive in design and
developmental in nature). Pertama, bersifat komprehensif berarti program bimbingan
dan konseling harus mampu memfasilitasi capaian-capaian perkembangan psikologis
siswa dalam totalitas aspek bimbingan (pribadi-sosial, akademik, dan karir). Layanan
bimbingan dan konseling di tujukan untuk seluruh siswa tanpa syarat apapun. Kedua,
bersifat preventif dalam disain mengandung arti bahwa pada dasarnya tujuan
pengembangan program bimbingan dan konseling di sekolah hendaknya dilakukan
dalam bentuk yang bersifat preventif. Upaya pencegahan dan antisipasi sedini mungkin
(preventive education) hendaknya menjadi semangat utama yang terkandung dalam
pelayanan dasar (guidance curriculum) yang diterapkan sekolah. Melalui cara yang
preventif tersebut diharapkan siswa mampu memilah tindakan dan sikap yang tepat dan
mendukung pencapaian perkembangan psikologis kearah ideal dan positif. Ketiga,
bersifat pengembangan dalam tujuan bahwa program yang didisain konselor sekolah
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan para peserta didik sesuai dengan tahap
perkembangan.
4
B. Visi dan Misi
VISI DAN MISI
SMA NEGERI 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA
VISI :
Berprestasi tinggi, berkepribadian, dan kreatif.
MISI :
1. Melaksanakan kurikulum KTSP yang efektif.
2. Melaksanakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
3. Melaksanakan pembinaan iman dan taqwa warga sekolah.
4. Mengembangkan manajemen kelembagaan berdasarkan PMBS.
5. Membina minat dan kreatifitas.
VISI DAN MISI BIMBINGAN DAN KONSELING
SMA NEGERI 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA
VISI :
Visi pelayanan bimbingan dan konseling adalah terwujudnya kehidupan sehari-hari
siswa sebagai pelajar dan remaja yang normatif, dinamis dan konstruktif melalui
tersedianya pelayanan bantuan dalam perkembangannya dan pengentasan masalah-
masalah agar siswa tumbuh, berdaya, unggul, mandiri dan optimal dalam
perkembangan-sesuai minat dan potensi keterbakatan serta spektrum kecerdasan
yang dimilikinya.
MISI :
1. Misi pendidikan, artinya bahwa layanan bimbingan dan konseling berupaya
mendukung pengembangan diri siswa melalui pembentukan perilaku efektif,
normatif dan cerdas dalam kehidupan sehari-hari dan masa depan.
2. Misi pengembangan, artinya bahwa layanan bimbingan dan konseling berupaya
mendukung pengembangan potensi dan kompetensi siswa di dalam lingkungan
sekolah, keluarga dan masyarakat.
3. Misi pengentasan masalah, yaitu bahwa layanan bimbingan dan konseling
berupaya memfasilitasi pengentasan masalah-masalah siswa mengacu pada
prinsip hidup yang berbahagia, efektif, normatif dan cerdas.
5
C. Bidang Pengembangan (Domains)
Pada program ini, bidang bimbingan dan konseling dibagi menjadi tiga bidang
pengembangan (Cobia & Henderson, 2009:63) yaitu bidang pengembangan
akademik/belajar (academic development), bidang pengembangan karir (career
development), dan bidang pengembangan pribadi-sosial (personal-social development).
Sejalan dengan Visi dan Misi layanan bimbingan dan konseling di SMA Negeri
1 Depok, tujuan dari setiap bidang bimbingan dan konseling untuk membantu peserta
didik agar dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya yang meliputi aspek pribadi-
sosial, belajar (akademik), dan karir.
1. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek pribadi-sosial
konseling adalah:
a. Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan
ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, baik dalam kehidupan pribadi,
keluarga, pergaulan dengan teman sebaya, Sekolah, tempat kerja, maupun
masyarakat pada umumnya.
b. Memiliki sikap toleransi terhadap umat beragama lain, dengan saling
menghormati dan memelihara hak dan kewajibannya masing-masing.
c. Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat fluktuatif antara
yang menyenangkan (anugrah) dan yang tidak menyenangkan (musibah), serta
dan mampu meresponnya secara positif sesuai dengan ajaran agama yang
dianut.
d. Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif, baik
yang terkait dengan keunggulan maupun kelemahan; baik fisik maupun psikis.
e. Memiliki sikap positif atau respek terhadap diri sendiri dan orang lain.
f. Memiliki kemampuan untuk melakukan pilihan secara sehat.
g. Bersikap respek terhadap orang, menghormati atau menghargai orang lain,
tidak melecehkan martabat atau harga dirinya.
h. Memiliki rasa tanggung jawab, yang diwujudkan dalam bentuk komitmen
terhadap tugas atau kewajibannya.
i. Memiliki kemampuan berinteraksi sosial (human relationship), yang
diwujudkan dalam bentuk hubungan persahabatan, persaudaraan, atau
silaturahim dengan sesama manusia.
j. Memiliki kemampuan dalam menyelesaikan konflik (masalah) baik bersifat
internal (dalam diri sendiri) maupun dengan orang lain.
6
k. Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif.
2. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek akademik (belajar)
adalah:
a. Memiliki kesadaran tentang potensi diri dalam aspek belajar, dan memahami
berbagai hambatan yang mungkin muncul dalam proses belajar yang
dialaminya.
b. Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, seperti kebiasaan membaca
buku, disiplin dalam belajar, mempunyai perhatian terhadap semua pelajaran,
dan aktif mengikuti semua kegiatan belajar yang diprogramkan.
c. Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat.
d. Memiliki keterampilan atau teknik belajar yang efektif, seperti keterampilan
membaca buku, mengggunakan kamus, mencatat pelajaran, dan
mempersiapkan diri menghadapi ujian.
e. Memiliki keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan,
seperti membuat jadwal belajar, mengerjakan tugas-tugas, memantapkan diri
dalam memperdalam pelajaran tertentu, dan berusaha memperoleh informasi
tentang berbagai hal dalam rangka mengembangkan wawasan yang lebih luas.
f. Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian.
3. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek karir adalah:
a. Memiliki pemahaman diri (kemampuan, minat dan kepribadian) yang terkait
dengan pekerjaan.
b. Memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan informai karir yang
menunjang kematangan kompetensi karir.
c. Memiliki sikap positif terhadap dunia kerja. Dalam arti mau bekerja dalam
bidang pekerjaan apapun, tanpa merasa rendah diri, asal bermakna bagi dirinya,
dan sesuai dengan norma agama.
d. Memahami relevansi kompetensi belajar (kemampuan menguasai pelajaran)
dengan persyaratan keahlian atau keterampilan bidang pekerjaan yang menjadi
cita-cita karirnya masa depan.
e. Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir, dengan cara mengenali
ciri-ciri pekerjaan, kemampuan (persyaratan) yang dituntut, lingkungan
sosiopsikologis pekerjaan, prospek kerja, dan kesejahteraan kerja.
7
f. Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir, dengan cara mengenali
ciri-ciri pekerjaan, kemampuan (persyaratan) yang dituntut, lingkungan
sosiopsikologis pekerjaan, prospek kerja, dan kesejahteraan.
g. Memiliki kemampuan merencanakan masa depan, yaitu merancang kehidupan
secara rasional untuk memperoleh peran-peran yang sesuai dengan minat,
kemampuan, dan kondisi kehidupan sosial ekonomi.
h. Dapat membentuk pola-pola karir, yaitu kecenderungan arah karir. Apabila
seorang konseli bercita-cita menjadi seorang guru, maka dia senantiasa harus
mengarahkan dirinya kepada kegiatan-kegiatan yang relevan dengan karir
keguruan tersebut.
i. Mengenal keterampilan, kemampuan dan minat. Keberhasilan atau
kenyamanan dalam suatu karir amat dipengaruhi oleh kemampuan dan minat
yang dimiliki. Oleh karena itu, maka setiap orang perlu memahami kemampuan
dan minatnya, dalam bidang pekerjaan apa dia mampu, dan apakah dia
berminat terhadap pekerjaan tersebut.
j. Memiliki kemampuan atau kematangan untuk mengambil keputusan karir.
D. Deskripsi kebutuhan
Instrumen yang digunakan untuk mengidentifikasi aspek-aspek yang dijadikan
bahan masukan bagi penyusunan program ini adalah dengan menggunakan ITP
(Inventori Tugas Perkembangan) untuk assesmen kebutuhan peserta didik dan
assesmen lingkungan melalui wawancara. Hasil Analisis Tugas Perkembangan
menunjukkan beberapa aspek perkembangan yang masih di bawah rata-rata kelompok
dan perlu bimbingan untuk mengembangkannya. Hasil Analisis Tugas Perkembangan
dapat dilihat pada Lampiran 1. Dari hasil Analisis Kelompok dapat diketahui tingkat
perkembangan siswa kelas X dan kelas XI SMA Negeri 1 Depok sebagai berikut:
Tabel 1 Profil kelompok siswa kelas X SMA Negeri 1 Depok
No Aspek Perkembangan Tingkat
Perkembangan
Rata-rata tingkat
perkembangan
Siswa kelas X
1 Landasan hidup religius 6,19 6,06
8
2 Landasan perilaku etis 5, 75 6,06
3 Kematangan emosional 5, 845 6,06
4 Kematangan intelektual 5, 897 6,06
5 Kesadaran tanggung jawab 6,095 6,06
6 Peran sosial sebagai pria atau wanita 6,345 6,06
7 Penerimaan diri dan
pengembangannya
6,095 6,06
8 Kemandirian perilaku ekonomis 5,983 6,06
9 Wawasan dan persiapan karir 5,931 6,06
10 Kematangan hubungan dengan teman
sebaya
6,388 6,06
11 Persiapan diri untuk pernikahan dan
hidup berkeluarga
6,147 6,06
Tabel 2 Profil kelompok siswa kelas XI SMA N 1 Depok
No Aspek perkembangan Tingkat
perkembangan
Rata-rata tingkat
perkembangan
siswa kelas XI
1 Landasan hidup religius 6,19 6,07
2 Landasan perilaku etis 5,914 6,07
3 Kematangan emosional 6,069 6,07
4 Kematangan intelektual 5,914 6,07
5 Kesadaran tanggung jawab 5,871 6,07
6 Peran sosial sebagai pria atau wanita 6,216 6,07
7 Penerimaan diri dan
pengembangannya
6,353 6,07
8 Kemandirian perilaku ekonomis 5,991 6,07
9 Wawasan dan persiapan karir 5,94 6,07
10 Kematangan hubungan dengan teman
sebaya
6,345 6,07
11 Persiapan diri untuk pernikahan dan
hidup berkeluarga
6,129 6,07
9
Menurut buku petunjuk teknis penggunaan ITP SMA, skor yang menggambarkan
perkembangan siswa SMA sebagai berikut:
Tabel 3 Skor tingkat perkembangan siswa SMA
Skor Kode Tingkat Perkembangan Siswa
3 KOM Tingkat Konformistas
4 SDI Tingkat Sadar Diri
5 SAK Tahap Seksama
6 IND Tingkat Individualitas
Hasil Analisis Kelompok siswa kelas X dan XI SMA Negeri 1 Depok, Profil
kelompok di atas menunjukkan tingkat perkembangan siswa SMA yang normal karena
berada diantara skor 3-6 yang menggambarkan tingkat perkembangan siswa SMA.
Meskipun demikian, ada beberapa aspek perkembangan yang menunjukkan tingkat
perkembangan siswa kelas X dan XI SMA Negeri 1 Depok di bawah rata-rata
kelompok diantaranya sebagai berikut:
Tabel 4 Aspek perkembangan yang menunjukkan tingkat perkembangan
siswa di bawah rata-rata kelompok
No Aspek perkembangan Kelas X Kelas XI
1 Landasan hidup religius _ _
2 Landasan perilaku etis
3 Kematangan emosional
4 Kematangan intelektual
5 Kesadaran tanggung jawab _
6 Peran sosial sebagai pria atau wanita _ _
7 Penerimaan diri dan pengembangannya _ _
8 Kemandirian perilaku ekonomis
9 Wawasan dan persiapan karir
10 Kematangan hubungan dengan teman sebaya _ _
11 Persiapan diri untuk pernikahan dan hidup berkeluarga _ _
10
Aspek-aspek perkembangan yang belum mencapai rata-rata kelompok tersebut
digunakan sebagai bahan masukan dalam penyusunan program dengan harapan
program yang dibuat dapat membantu siswa SMA Negeri 1 Depok mencapai tugas-
tugas perkembangan secara optimal. Aspek-aspek perkembangan yang belum
mencapai rata-rata kelompok tersebut juga diprioritaskan dalam kegiatan pelayanan
dasar karena gangguan pada salah satu tahap mengakibatkan terhambatnya
perkembangan secara keseluruhan.
Selain penilaian kebutuhan peserta didik menggunakan ITP (Inventori Tugas
Perkembangan), konselor juga mempertimbangkan tentang harapan sekolah dan orang
tua peserta didik. Dari hasil wawancara dan observasi, diketahui pula assesmen
lingkungan yaitu berupa harapan-harapan yang diinginkan kepala sekolah, guru dan
staf karyawan, dan orang tua terhadap peserta didik, antara lain:
1. Terwujudnya visi dan misi SMA Negeri 1 Depok.
2. SMA Negeri 1 Depok tetap menjadi SMA andalan Kabupaten Sleman.
3. Orang tua berharap siswa mempunyai prestasi akademik yang tinggi, kematangan
karir (kelanjutan studi) dan kualitas kepribadian yang baik.
Berdasarkan hasil analisis kebutuhan peserta didik dengan penyesuaian harapan
sekolah dan orang tua peserta didik dihasilkan deskripsi kebutuhan sebagai berikut:
Tabel 5. Deskripsi kebutuhan
No Deskripsi kebutuhan Kompetensi pengembangan diri Alternatif
kegiatan
1. Landasan perilaku etis
Jujur Membuat papan
bimbingan
elektonik
Hormat kepada orang tua Sosiodrama
Sikap sopan santun Sosiodrama
Ketertiban dan kepatuhan Training model
di kelas
2. Kematangan
emosional
Kebebasan dalam mengemukakan
pendapat
Membuat papan
bimbingan
elektronik
11
Tidak cemas Psikodrama
Pengendalikan emosi Psikodrama
Kemampuan menjaga stabilitas
emosi
Mengadakan
ESQ
3. Kematangan
intelektual
Sikap kritis Mengadakan out
bond
Sikap rasional Mengadakan
permainan
Kemampuan membela hak pribadi Membuat papan
bimbingan
elektronik
Kemampuan menilai Mengadakan
permainan
(game)
4. Kesadaran
bertanggung jawab
Mawas diri Pembuatan
papan
bimbingan
elektronik
Tanggung jawab atas tindakan
pribadi
Mengadakan
permainan
(game)
Partisipasi pada lingkungan Training model
di kelas
Disiplin Mengadakan
permainan
(game)
5. Kemandirian perilaku
ekonomis
Upaya menghasilkan uang Mengadakan
studi tour ke
industri dan
rumah produksi
Sikap hemat dan menabung Mengadakan
studi tour ke
Bank BI
12
Bekerja keras dan ulet Mengadakan
permainan
Tidak mengharapkan pemberian
orang
Membuat papan
bimbingan
elektonik
6. Wawasan persiapan
karir
Pemahaman jenis pekerjaan Studi tour ke
berbagai profesi
pekerjaan
Kesungguhan belajar Pembuatan
leaflet
Upaya meningkatkan keahlian Training model
di kelas
Perencanaan karir Career day
Kemudian deskripsi kebutuhan di atas dirumuskan dalam bentuk standar kompetensi
kemandirian sebagai berikut :
Tabel 6 Standar kompetensi kemandirian siswa SMA
No Aspek
perkembangan
Tataran/Internalisasi tujuan
Pengenalan Akomodasi Tindakan
1 Landasan
perilaku etis
Mengenal
keragaman sumber
norma yang
berlaku di
masyarakat
Menghargai
keragaman sumber
norma sebagai rujukan
pengambilan
keputusan
Berperilaku atas
dasar keputusan
yang
mempertimbangkan
aspek-aspek etis
2 Kematangan
emosional
Mempelajari cara-
cara menghindari
konflik dengan
orang lain.
Bersikap toleran
terhadap ragam
ekspresi perasaan diri
sendiri dan orang lain.
Mengekpresikan
perasaan dalam
cara-cara yang
bebas, terbuka dan
tidak menimbulkan
konflik.
3 Kematangan
intelektual
Mempelajari cara-
cara pengambilan
Menyadari akan
keragaman alternatif
Mengambil
keputusan dan
13
keputusan dan
pemecahan
masalah secara
objektif.
keputusan dan
konsekuensi yang
dihadapinya.
pemecahan masalah
atas dasar
informasi/data
secara objektif.
4 Kesadaran
bertanggung
jawab
Mempelajari
keragaman
interaksi sosial.
Menyadari nilai-nilai
persahabatan dan
keharmonisan dalam
konteks keragaman
interaksi sosial.
Berinteraksi dengan
orang lain atas
dasar kesamaan
(equality).
5 Kemandirian
perilaku
ekonomis
Mempelajari
strategi dan
peluang untuk
berperilaku hemat,
ulet, sungguh-
sungguh, dan
kompetitif dalam
keragaman
kehidupan.
Menerima nilai-nilai
hidup hemat, ulet,
sungguh-sungguh, dan
kompetettif sebagai
aset untuk mencapai
hidup mandiri.
Menampilkan hidup
hemat, ulet,
sungguh-sungguh,
dan kompetitif atas
dasar kesadaran
sendiri.
6 Wawasan
persiapan karir
Mempelajari
kemampuan diri,
peluang dan ragam
pekerjaan,
pendidikan dan
aktifitas yang
terfokus pada
pengembangan
alternatif karir
yang lebih terarah.
Internalisasi nilai-nilai
yang melandasi
pertimbangan
pemilihan alternatif
karir.
Mengembangkan
alternatif
perencanaan karir
dengan
mempertimbangkan
kemampuan,
peluang dan ragam
karir .
14
BAGIAN II
KOMPONEN PROGRAM
Program bimbingan dan konseling mengandung empat komponen pelayanan,
yaitu: (1) pelayanan dasar bimbingan; (2) pelayanan responsif, (3) perencanaan individual,
dan (4) dukungan system (DEPDIKNAS, 2007:207)
A. Pelayanan Dasar
Pelayanan dasar diartikan sebagai proses pemberian bantuan kepada seluruh
peserta didik melalui kegiatan penyiapan pengalaman terstruktur secara klasikal atau
kelompok yang disajikan secara sistematis dalam rangka mengembangkan perilaku
jangka panjang sesuai dengan tahap dan tugas-tugas perkembangan (yang dituangkan
sebagai standar kompetensi kemandirian) yang diperlukan dalam pengembangan
kemampuan memilih dan mengambil keputusan dalam menjalani kehidupannya. Di
Amerika Serikat, istilah pelayanan dasar ini lebih popular dengan sebutan kurikulum
bimbingan (guidance curriculum). Tidak jauh berbeda dengan pelayanan dasar,
menurut Gybers & Henderson kurikulum bimbingan ini diperuntukan kepada seluruh
peserta didik yang diharapkan dapat memfasilitasi peningkatan keterampilan sesuai
dengan tahap perkembangan peserta didik (ASCA, 2005:22).
Program layanan yang akan diberikan kepada seluruh peserta didik sesuai
dengan deskripsi kebutuhan di SMA Negeri 1 Depok antara lain:
1. Program pemahaman, penginternalisasian dan pengembangan perilaku etis (jujur,
hormat kepada orang tua, sikap sopan dan santun).
2. Program pemahaman, penginternalisasian dan pengembangan kematangan
emosional (kebebasan dalam mengemukakan pendapat, tidak cemas, pengendalian
emosi, kemampuan menjaga stabilitas emosi).
3. Program pemahaman, penginternalisasian dan pengembangan kematangan
intelektual (sikap kritis, sikap rasional, kemampuan membela hak pribadi,
kemampuan menilai).
4. Program pemahaman, penginternalisasian dan pengembangan kesadaran
bertanggung jawab (mawas diri, tanggung jawab atas tindakan pribadi, partisipasi
pada lingkungan, disiplin).
15
5. Program pemahaman, penginternalisasian dan pengembangan kemandirian perilaku
ekonomis (upaya menghasilkan uang, sikap hemat dan menabung, bekerja keras
dan ulet, tidak mengharapkan pemberian orang).
6. Program pemahaman, penginternalisasian dan pengembangan wawasan persiapan
karir (pemahaman jenis pekerjaan, kesungguhan belajar, upaya meningkatkan
keahlian, perencanaan karir).
Untuk melaksanakan program-program tersebut, akan dilaksanakan melalui
strategi implementasi berikut:
1. Bimbingan Kelas
Program yang dirancang menuntut konselor untuk melakukan kontak
langsung dengan para peserta didik di kelas. Secara terjadwal, konselor
memberikan pelayanan bimbingan kepada para peserta didik. Program yang akan
dijalankan melalui strategi ini adalah:
a. Program pemahaman dan pengenalan perilaku etis (jujur, hormat kepada orang
tua, sikap sopan dan santun).
b. Program pemahaman dan penegnalanan kematangan emosional (kebebasan
dalam mengemukakan pendapat, tidak cemas, pengendalian emosi, kemampuan
menjaga stabilitas emosi).
c. Program pemahaman dan pengenalanan kematangan intelektual (sikap kritis,
sikap rasional, kemampuan membela hak pribadi, kemampuan menilai).
d. Program pemahaman dan pengenalan kesadaran bertanggung jawab (mawas
diri, tanggung jawab atas tindakan pribadi, partisipasi pada lingkungan,
disiplin).
e. Program pemahaman dan pengenalan kemandirian perilaku ekonomis (upaya
menghasilkan uang, sikap hemat dan menabung, bekerja keras dan ulet, tidak
mengharapkan pemberian orang).
f. Program pemahaman dan pengenalan wawasan persiapan karir (pemahaman
jenis pekerjaan, kesungguhan belajar, upaya meningkatkan keahlian,
perencanaan karir).
2. Pelayanan Orientasi
Pelayanan ini merupakan suatu kegiatan yang memungkinkan peserta didik
dapat memahami dan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru, terutama
lingkungan Sekolah, untuk mempermudah atau memperlancar berperannya mereka
16
di lingkungan baru tersebut. Pelayanan orientasi ini dilaksanakan pada awal
program pelajaran baru. Program yang akan dijalankan melalui strategi ini adalah:
a. Program pemahaman dan pengenalan perilaku etis (jujur, hormat kepada orang
tua, sikap sopan dan santun), alternatif kegiatan mengadakan training model di
kelas.
b. Program pemahaman dan penegnalanan kematangan emosional (kebebasan
dalam mengemukakan pendapat, tidak cemas, pengendalian emosi, kemampuan
menjaga stabilitas emosi), alternatif kegiatan mengadakan ESQ.
c. Program pemahaman dan pengenalanan kematangan intelektual (sikap kritis,
sikap rasional, kemampuan membela hak pribadi, kemampuan menilai),
alternatif kegiatan out bond.
d. Program pemahaman dan pengenalan kesadaran bertanggung jawab (mawas
diri, tanggung jawab atas tindakan pribadi, partisipasi pada lingkungan,
disiplin), alternatif kegiatan out bond.
e. Program pemahaman dan pengenalan kemandirian perilaku ekonomis (upaya
menghasilkan uang, sikap hemat dan menabung, bekerja keras dan ulet, tidak
mengharapkan pemberian orang), alternatif kegiatan mengadakan study tour ke
industri atau rumah produksi dan bank BI.
f. Program pemahaman dan pengenalan wawasan persiapan karir (pemahaman
jenis pekerjaan, kesungguhan belajar, upaya meningkatkan keahlian,
perencanaan karir), alternatif kegiatan mengadakan study tour ke Perguruan
tinggi dan berbagai profesi pekerjaan.
3. Pelayanan Informasi
Yaitu pemberian informasi tentang berbagai hal yang dipandang bermanfaat
bagi peserta didik melalui komunikasi langsung maupun tidak langsung. Program
yang akan dijalankan melalui strategi ini adalah:
a. Program pemahaman dan pengenalan perilaku etis (jujur, hormat kepada orang
tua, sikap sopan dan santun), alternatif kegiatan pembuatan papan bimbingan
elektronik.
b. Program pemahaman dan penegnalanan kematangan emosional (kebebasan
dalam mengemukakan pendapat, tidak cemas, pengendalian emosi, kemampuan
menjaga stabilitas emosi), alternatif kegiatan pembuatan papan bimbingan
elektronik.
17
c. Program pemahaman dan pengenalanan kematangan intelektual (sikap kritis,
sikap rasional, kemampuan membela hak pribadi, kemampuan menilai),
alternatif kegiatan pembuatan papan bimbingan elektronik.
d. Program pemahaman dan pengenalan kesadaran bertanggung jawab (mawas
diri, tanggung jawab atas tindakan pribadi, partisipasi pada lingkungan,
disiplin), alternatif kegiatan pembuatan papan bimbingan elektronik.
e. Program pemahaman dan pengenalan kemandirian perilaku ekonomis (upaya
menghasilkan uang, sikap hemat dan menabung, bekerja keras dan ulet, tidak
mengharapkan pemberian orang), alternatif kegiatan pembuatan papan
bimbingan elektronik.
f. Program pemahaman dan pengenalan wawasan persiapan karir (pemahaman
jenis pekerjaan, kesungguhan belajar, upaya meningkatkan keahlian,
perencanaan karir), alternatif kegiatan mengadakan Career Day dan pembuatan
leaflet.
4. Bimbingan Kelompok
Konselor memberikan pelayanan bimbingan kepada peserta didik melalui
kelompok-kelompok kecil (5 s.d. 10 orang). Bimbingan ini ditujukan untuk
merespon kebutuhan dan minat para peserta didik (ASCA, 2005: 41). Topik yang
didiskusikan dalam bimbingan kelompok ini, adalah masalah yang bersifat umum
(common problem) dan tidak rahasia. Program yang akan dijalankan melalui
strategi ini adalah:
a. Program penginternalisasian dan pengembangan perilaku etis (jujur, hormat
kepada orang tua, sikap sopan dan santun), alternatif kegiatan mengadakan
Sosiodrama diakhiri dengan diskusi.
b. Program penginternalisasian dan pengembangan kematangan emosional
(kebebasan dalam mengemukakan pendapat, tidak cemas, pengendalian emosi,
kemampuan menjaga stabilitas emosi), alternatif kegiatan mengadakan
Psikodrama diakhiri dengan diskusi.
c. Program penginternalisasian dan pengembangan kematangan intelektual (sikap
kritis, sikap rasional, kemampuan membela hak pribadi, kemampuan menilai),
alternatif kegiatan mengadakan permainan (game) diakhiri dengan diskusi.
d. Program penginternalisasian dan pengembangan kesadaran bertanggung jawab
(mawas diri, tanggung jawab atas tindakan pribadi, partisipasi pada lingkungan,
18
disiplin), alternatif kegiatan mengadakan permainan (game) diakhiri dengan
diskusi.
e. Program penginternalisasian dan pengembangan kemandirian perilaku
ekonomis (upaya menghasilkan uang, sikap hemat dan menabung, bekerja
keras dan ulet, tidak mengharapkan pemberian orang), alternatif kegiatan
mengadakan permainan (game) diakhiri dengan diskusi.
f. Program penginternalisasian dan pengembangan wawasan persiapan karir
(pemahaman jenis pekerjaan, kesungguhan belajar, upaya meningkatkan
keahlian, perencanaan karir), alternatif kegiatan mengadakan permainan (game)
diakhiri dengan diskusi.
5. Pelayanan Pengumpulan Data (Aplikasi Instrumentasi)
Merupakan kegiatan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang
pribadi peserta didik, dan lingkungan peserta didik. Pengumpulan data ini
dilakukan dengan berbagai instrumen, baik tes maupun non-tes yaitu:
a. Data pribadi siswa
b. ITP (Instrumen Tugas Perkembangan)
c. DCM (Daftar Cek Masalah)
d. Sosiometri
e. Tes Hwo Am I
f. Studi Habit
g. Pendataan presensi siswa
h. Rekap prestasi belajar
i. Anecdotal record
j. Hasil wawancara dengan siswa
k. Kartu Konseling
B. Pelayanan Responsif (Responsive Services)
Pelayanan responsif merupakan pemberian bantuan kepada peserta didik yang
menghadapi kebutuhan dan masalah yang memerlukan pertolongan dengan segera,
sebab jika tidak segera dibantu dapat menimbulkan gangguan dalam proses pencapaian
tugas-tugas perkembangan. Hal tersebut sejalan dengan pendapat yang di ungkapkan
oleh Gysbers & Henderson, tujuan pelayanan ini adalah memberikan bantuan khusus
bagi konseli yang menghadapi kebutuhan dan masalah yang memerlukan pertolongan
dengan segera (ASCA, 2005:22).
19
Selain layanan secara insidental, dalam layanan responsif terdapat pula layanan
yang terprogram sesuai dengan analisis kebutuhan peserta melalui ITP (Inventori
Tugas Perkembangan) dan analisis kebutuhan lingkungan melalui wawancara dengan
kepala sekolah, guru mata pelajaran, wali kelas, dan orang tua peserta didik. Program
layanan bimbingan dan konseling yang akan diberikan untuk merespon kebutuhan dan
masalah peserta didik yang memerlukan pertolongan dengan segera antara lain:
1. Program untuk mengentaskan peserta didik yang diindikasi menjadi anggota geng
pelajar.
2. Program untuk mengentaskan peserta didik yang diindikasi nongkrong di depan
sekolah sepulang sekolah.
3. Program untuk mengentaskan peserta didik yang diindikasi mencoret-coret tembok
di pingir jalan dan fasilitas umum.
4. Program untuk mengentaskan peserta didik yang merokok di lingkungan sekolah.
5. Program untuk membantu peserta didik yang mengalami hambatan-hambatan
dalam mencapai tugas-tugas perkembangan landasan hidup religius, landasan
perilaku etis, kematangan emosional, kematangan intelektual, kesadaran
bertanggung jawab, peran sosial sebagai pria atau wanita, penerimaan diri dan
pengembangannya, kemandirian perilaku ekonomis, wawasan persiapan karir,
kematangan hubungan dengan teman sebaya, dan persiapan diri untuk pernikahan
dan hidup berkeluarga.
Strategi implementasi komponen program pelayanan responsif dapat
dilakukan melalui :
1. Konseling Individual.
Pemberian bantuan secara empat mata kepada siswa yang mengalami
kesulitan, mengalami hambatan dalam mencapai tugas-tugas perkembangan.
2. Konseling Kelompok.
Pemberian bantuan secara kelompok kepada beberapa siswa yang
mengalami kesulitan, mengalami hambatan dalam mencapai tugas-tugas
perkembangan.
3. Referal (Rujukan atau Alih Tangan Kasus).
Pengalihtanganan masalah yang dihadapi peserta didik, oleh konselor
kepada orang yang dianggap lebih mampu seperti psikolog, psikiater, dokter,
dan kepolisian.
20
4. Kolaborasi dengan Guru Mapel/Wali Kelas.
Konselor berkolaborasi dengan guru dan wali kelas dalam rangka
memperoleh informasi tentang siswa (seperti prestasi belajar, kehadiran, dan
pribadinya), membantu memecahkan masalah siswa, dan mengidentifikasi
aspek-aspek bimbingan yang dapat dilakukan oleh guru mata pelajaran.
Dilaksanakan sesuai kebutuhan dan terjadwal setiap 4 (empat) kali dalam
setahun sebelum penerimaan laporan hasil belajar ujian tengah semester (UTS)
dan ujian akhir semester (UAS).
5. Kolaborasi Dengan Orang Tua
Konselor perlu melakukan kerjasama dengan para orang tua siswa agar
proses bimbingan terhadap siswa tidak hanya berlangsung di sekolah, tetapi
juga oleh orang tua di rumah. Dilaksanakan sesuai kebutuhan dan terjadwal
setiap 4 (empat) kali dalam setahun pada saat penerimaan laporan hasil belajar
ujian tengah semester (UTS) dan ujian akhir semester (UAS).
6. Kolaborasi Dengan Pihak Luar Sekolah
Yaitu berkaitan dengan upaya sekolah untuk menjalin kerjasama dengan
unsur-unsur masyarakat yang dipandang relevan dengan peningkatan mutu
pelayanan bimbingan. Selain dilaksanakan sesuai kebutuhan, program yang
akan dilaksanakan melalui strategi ini adalah:
a. Program untuk mengentaskan peserta didik yang diindikasi menjadi
anggota geng pelajar, alternatif kegiatan mengadakan seminar anti
kekerasan dengan berkolaborasi dengan psikolog dan pihak kepolisian.
b. Program untuk mengentaskan peserta didik yang diindikasi nongkrong di
depan sekolah sepulang sekolah, alternatif kegiatan mengadakan seminar
anti kekerasan dengan berkolaborasi dengan psikolog dan pihak
kepolisian.
c. Program untuk mengentaskan peserta didik yang diindikasi mencoret-coret
tembok di pingir jalan dan fasilitas umum, alternatif kegiatan mengadakan
seminar dengan berkolaborasi dengan psikolog, PEMKOT/PEMDA dan
pihak kepolisian.
d. Program untuk mengentaskan peserta didik yang merokok di lingkungan
sekolah, alternatif kegiatan mengadakan seminar bahaya merokok dengan
berkolaborasi dengan psikolog dan ahli kesehatan (dokter).
21
e. Program untuk membantu peserta didik yang mengalami hambatan-
hambatan dalam mencapai tugas-tugas perkembangan landasan hidup
religius, landasan perilaku etis, kematangan emosional, kematangan
intelektual, kesadaran bertanggung jawab, peran sosial sebagai pria atau
wanita, penerimaan diri dan pengembangannya, kemandirian perilaku
ekonomis, wawasan persiapan karir, kematangan hubungan dengan teman
sebaya, dan persiapan diri untuk pernikahan dan hidup berkeluarga,
berkolaborasi dengan psikolog, ahli kesehatan (dokter), dan orang tua
peserta didik.
7. Konsultasi.
Selain menerima pelayanan konsultasi bagi peserta didik konselor juga
menerima pelayanan konsultasi bagi, guru, orang tua, atau pihak pimpinan
sekolah yang terkait dengan upaya membangun kesamaan persespsi dalam
memberikan bimbingan kepada siswa, menciptakan lingkungan sekolah yang
kondusif bagi perkembangan siswa, melakukan referal, dan meningkatkan
kualitas program bimbingan dan konseling.
8. Konferensi Kasus
Yaitu kegiatan untuk membahas permasalahan siswa dalam suatu
pertemuan yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberikan keterangan,
kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan siswa itu.
Pertemuan konferensi kasus ini bersifat terbatas dan tertutup.
9. Kunjungan Rumah
Yaitu kegiatan untuk memperoleh data atau keterangan tentang siswa
tertentu yang sedang ditangani, dalam upaya mengentaskan masalahnya,melalui
kunjungan ke rumahnya.
C. Perencanaan Individual (Individual Student Planning)
Perencanaan individual diartikan sebagai bantuan kepada peserta didik agar
mampu merumuskan dan melakukan aktivitas yang berkaitan dengan perencanaan
masa depan berdasarkan pemahaman akan kelebihan dan kekurangan dirinya, serta
pemahaman akan peluang dan kesempatan yang tersedia di lingkungannya. Hal
tersebut sejalan dengan pendapat yang di ungkapkan oleh Gysbers & Henderson,
perencanaan individual merupakan kegiatan yang sistematis yang dirancang untuk
22
membantu peserta didik memahami dan mengambil tindakan untuk mengembangkan
rencana masa depan (ASCA, 2005:22).
Strategi implementasinya:
1. Penilaian Individu atau kelompok kecil (Individual or Small-Group Appraisal)
a. Membantu siswa kelas X untuk menilai dan menganalisis kemampuan, minat,
keterampilan dan prestasi (ekstrakulkuler).
b. Berkolaborasi dengan guru mata pelajaran membantu siswa dalam pembuatan
kelompok belajar.
c. Penelusuran penerima beasiswa BKM .
d. Berkolaborasi dengan guru mata pelajaran untuk melakukan penelusuran
prestasi belajar untuk diikutsertakan dalam olimpiade.
e. Membantu siswa kelas X untuk menilai dan menganalisis kemampuan, minat,
keterampilan dan prestasi (jurusan IPA, IPS, dan Bahasa).
f. Membantu siswa kelas XII untuk menilai dan menganalisis kemampuan, minat,
keterampilan dan prestasi (pemilihan PTN dan PTS beserta jurusan).
g. Membantu siswa kelas XII untuk menilai dan menganalisis kemampuan, minat,
keterampilan dan prestasi (lapangan pekerjaan).
2. Pemberian saran individu atau kelompok kecil (Individual or Small-Group
Advicement).
a. Penempatan dan penyaluran siswa kelas X (ekstrakulikuler).
b. Penempatan dan penyaluran siswa kelas X, XI dan XII ke dalam kelompok
belajar (sesuai analisis sosiometri).
c. Penempatan dan penyaluran penerima beasiswa BKM.
d. Penempatan dan penyaluran siswa berprestasi untuk diikutsertakan dalam
olimpiade.
e. Penempatan dan penyaluran siswa kelas X (jurusan IPA, IPS, dan Bahasa).
f. Penempatan dan penyaluran siswa kelas XII ke perguruan tinggi.
g. Penempatan dan penyaluran siswa kelas XII ke lapangan pekerjaan.
D. Dukungan Sistem (System Support)
Ketiga komponen di atas, merupakan pemberian layanan bimbingan dan
konseling secara langsung kepada peserta didik. Sedangkan dukungan sistem
merupakan komponen pelayanan dan kegiatan manajemen, tata kerja infra struktur,
dan pengembangan kemampuan profesional konselor secara berkelanjutan, yang secara
23
tidak langsung memberikan bantuan kepada peserta didik atau memfasilitasi
kelancaran perkembangan peserta didik.
Strategi implementasinya:
1. Pengembangan Profesi
a. In-service training (mengadakan pelatihan pembuatan program layanan
bimbingan dan konseling komprehensif)
b. Aktif dalam organisasi profesi (ABKIN)
c. Aktif dalam kegiatan-kegiatan ilmiah (mengikuti seminar dan workshop
tentang manajemen dan evaluari bimbingan dan konseling)
d. Mengikuti penataran tentang manajemen dan evaluasi bimbingan dan konseling
e. Aktif dalam MGBK
2. Manajemen program
a. Pembuatan program secara jelas, sistematis dan terarah
b. Evaluasi program
24
BAGIAN III
SISTEM MANAJEMEN (MANAGEMENT SYSTEM)
A. Kesepakatan (Agreements)
Personil utama pelaksana pelayanan bimbingan dan konseling di SMA Negeri 1
Depok adalah konselor (guru bimbingan dan konseling) dan staf administrasi
bimbingan dan konseling sedangkan personil pendukung pelayanan bimbingan dan
konseling adalah segenap unsur yang terkait dalam pendidikan (kepala sekolah, guru
mata pelajaran, wali kelas, dan staf administrasi). Masing-masing personil tersebut,
sepakat untuk melaksanakan tugas-tugas khusus dalam kaitannya dengan pelayanan
bimbingan dan konseling. Uraian tugas masing-masing personil tersebut, khusus dalam
kaitanya dengan pelayanan bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut:
1. Kepala Sekolah
Sebagai penanggung jawab kegiatan pendidikan di sekolah secara
menyeluruh, khusunya bimbingan dan konseling. Tugas kepala sekolah adalah,
mengkoordinasi segenap kegiatan yang direncanakan, diprogramkan dan
berlangsung di sekolah, sehingga pelayanan pengajaran, latihan, dan bimbingan
dan konseling merupakan suatu kesatuan yang terpadu, harmonis dan dinamis.
a. Menyediakan sarana dan prasarana, tenaga, dan berbagai fasilitas lainnya untuk
kemudahan bagi terlaksananya pelayanan bimbingan dan konseling yang
efektif dan efisien.
b. Melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap perencanaan dan pelaksanaan
program, penilaian dan upaya tindak lanjut pelayanan bimbingan dan
konseling.
c. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling
disekolah kepada pihak-pihak terkait, terutama dinas pendidikan yang menjadi
atasannya.
d. Menyediakan fasilitas, kesempatan dan dukungan dalam kegiatan
kepengawasan yang dilakukan oleh pengawas sekolah bidang bimbingan dan
konseling.
2. Koordinator Bimbingan dan Konseling
Koordinator bimbingan dan konseling adalah salah satu guru bimbingan
dan konseling, diantanya berperan sebagai pembantu kepala sekolah bidang
bimbingan dan konseling yang bertugas:
25
a. Mengkoordinasi para guru bimbingan dan konseling.
b. Memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling kepada segenap warga
sekolah (peserta didik, guru dan personil sekolah), orang tua peserta didik, dan
masyarakat.
c. Menyusun program kegiatan bimbingan dan konseling (program pelayanan dan
kegiatan pendukung, program mingguan, bulanan, dan tahunan.
d. Melaksanakan program bimbingan dan konseling.
e. Mengadministrasikan program kegiatan bimbingan dan konseling.
f. Menilai hasil pelaksananaan program kegiatan bimbingan dan konseling.
g. Menganalisis hasil penilaian pelaksanaan bimbingan dan konseling.
h. Memberikan tindak lanjut terhadap analisis hasil penilaian bimbingan dan
konseling.
i. Mengusulkan kepada kepala sekolah dan mengusahakan bagi terpenuhinya,
tenaga, prasarana dan sarana, alat dan perlengkapan bimbingan dan konseling.
j. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling
kepada kepala sekolah.
k. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan pengawasan oleh pengawas sekolah bidang
bimbingan dan konseling.
3. Guru Bimbingan dan Konseling (Konselor)
Sebagai pelaksana utama, tenaga inti dan ahli atau tenaga professional,
bertugas:
a. Melakukan studi kelayakan dan needs assessment.
b. Merencanakan program bimbingan dan konseling untuk satuan waktu tertentu.
Program-program tersebut dikemas dalam program harian/mingguan, bulanan,
dan tahunan.
c. Melaksanakan program pelayanan bimbingan dan konseling.
d. Menilai proses dan hasil pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling.
e. Menganalisis hasil penilaian pelayanan bimbingan dan konseling.
f. Melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil penilaian pelayanan bimbingan
dan konseling.
g. Mengadministrasikan kegiatan program pelayanan bimbingan dan konseling
yang dilaksanakanya.
26
h. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dalam pelayanan bimbingan dan
konseling secara menyeluruh kepada koordinator bimbingan dan konseling
serta kepala sekolah.
i. Mempersiapkan diri, menerima dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan
kepengawasan oleh pengawas sekolah bidang bimbingan dan konseling.
j. Berkolaborasi dengan guru mata pelajaran dan wali kelas serta pihak-pihak
yang terkait dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling.
4. Guru Mata Pelajaran
Sebagai pengampu mata pelajaran, guru mata pelajaran dalam pelayanan
bimbingan dan konseling memiliki peran sebagai berikut:
a. Membantu konselor mengidentifikasi peserta didik yang memerlukan
pelayanan bimbingan dan konseling, serta membantu pengumpulan data
tentang peserta didik.
b. Mereferal peserta didik yang memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling
kepada konselor.
c. Menerima peserta didik alih tangan dari guru bimbingan dan konseling, yaitu
peserta didik yang menurut guru bimbingan dan konseling memerlukan
pelayanan pengajaran/latihan khusus (remedial).
d. Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada peserta didik yang
memerlukan pelayanan/kegiatan bimbingan dan konseling untuk mengikuti dan
menjalani kegiatan yang dimaksudkan.
e. Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah peserta didik, seperti
konsferensi kasus.
f. Membantu pengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian
pelayanan bimbingan dan konseling serta upaya tindak lanjutnya.
5. Wali Kelas
Sebagai Pembina kelas, dalam pelayanan bimbingan dan konseling wali
kelas berperan:
a. Melaksanakan peranannya sebagai penasihat kepada peserta didik khususnya di
kelas yang menjadi tanggung jawabnya.
b. Membantu memberikan kesempatan dan kemudahan bagi peserta didik,
khususnya di kelas yang menjadi tanggung jawabnya, untuk
mengikuti/menjalani pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling.
c. Berpartisipasi aktif dalam konferensi kasus.
27
d. Mereferal peserta didik yang memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling
kepada konselor (guru bimbingan dan konseling).
6. Staf Administrasi
Staf administrasi mempunyai peranan yang penting dalam memperlancar
pelaksanaan program bimbingan dan konseling. Staf administrasi diharapkan
membantu menyediakan format-format yang diperlukan dan membantu para guru
bimbingan dan konseling (konselor) dalam memelihara data dan serta sarana dan
fasilitas bimbingan dan konseling yang ada.
B. Dewan Penasihat (Advisory Council)
Dewan penasihat adalah kelompok perwakilan dari orang yang ditunjuk untuk
memberikan saran dan membantu keberhasilan program layanan bimbingan dan
konseling komprehensif. Dewan ini memberikan advokasi, evaluasi dan
merekomendasikan prioritas dan cara-cara untuk meningkatkan program layanan
bimbingan dan konseling komprehensif selanjutnya (Arizona Department of
Education, 2003:15). Dewan penasihat yang ditunjuk untuk memeriksa hasil
pelaksanaan program bimbingan dan konseling dan membuat rekomendasi yaitu
1. Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda & OLahraga Kabupaten Sleman
2. Riswiyanto Mulyoputro, S.Pd (Kepala sekolah SMA N 1 Depok)
C. Penggunaan Data (Use of Data)
Program bimbingan dan konseling komprehensif didukung oleh data.
Penggunaan data di dalam layanan bimbingan dan konseling akan menjamin setiap
peserta didik memperoleh manfaat dari layanan bimbingan dan konseling (Montana
School Counselor Association, 2004:20). Manajemen data dilakukan secara manual
maupun komputer. Database siswa dibangun dan dikembangkan agar perkembangan
setiap siswa dapat dengan mudah dipantau. Adapun data yang akan digunakan dalam
program layanan bimbingan dan konseling komprehensif di SMA Negeri 1 Depok
sebagai berikut:
1. Data Pribadi
2. ITP (Instrumen Tugas Perkembangan)
3. DCM (Daftar Cek Masalah)
28
4. Sosiometri
5. Tes Who Am I
6. Studi Habit
7. Presensi Siswa
8. Rekap Prestasi Belajar
9. Anecdetol Record
10. Hasil Wawancara Siswa
11. Kartu Konseling
D. Penggunaan Waktu (Use of Time)
Perencanaan waktu ini didasarkan kepada isi program dan dukungan
manajemen yang harus dilakukan oleh konselor. 80% waktu digunakan untuk
melayanai peserta didik secara langsung dan 20% digunakan untuk dukungan
manajerial. Porsi waktu untuk peluncuran masing-masing komponen program
ditetapkan sesuai dengan pertimbangan sekolah.
Suggested Percentages of Total Counselor Time
Component Program % Counselor Time/ School Level
Senior High School
Guidance curriculum 15% - 25%
Individual student planning 25% - 35%
Responsive services 25% - 35%
System support 15% - 20%
29
E. Kalender (Calendars)
PROGRAM TAHUNAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPRHEHENSIF SMA NEGERI 1 DEPOK
TAHUN AJARAN 2011/2012 (ANNUAL CALENDAR)
NO PROGRAM LAYANAN
DAN DOMAIN PERKEMBANGAN
TUJUAN STANDAR KOMPETENSI
YANG INGIN DICAPAI INDIKATOR
KEBERHASILAN
KOMPONEN PROGRAM, STRATEGI
LAYANAN, DAN METODE
PELAKSANAAN
TARGET SISWA
STRATEGI EVALUASI
WAKTU
PENANGGUNG JAWAB Mulai Berakhir
1. Program
peningkatan,
penginternalisasian
dan pengembangkan
perilaku etis (Pribadi
Sosial)
Siswa dapat
meningkatkan,
menginternalis
asi, dan
mengembangk
an perilaku etis
Mengenal keragaman
sumber norma di
maysrakat dan tata
tertib yang berlaku di
sekolah
Menghargai keragaman
sumber norma di
masyarakat dan tata
tertib yang berlaku di
sekolah sebagai rujukan
pengambilan keputusan
Berperilaku atas dasar
keputusan yang
mempertimbangkan
aspek-aspek etis
70% siswa SMA N 1
Depok tidak ada
yang mencontek
pada saat ujian
65% siswa SMA N 1
Depok berperilaku
berdasarkan aspek-
aspek etis
75% siswa SMA N 1
Depok tidak ada
yang melakukan
pelanggaran tata
tertib sekolah
Bimbingan Klasikal
Layanan orientasi
(Training model di
kelas)
Layanan informasi
(Pembuatan papan
bimbingan
elektronik)
Bimbingan
kelompok
(Sosiodrama)
Layanan responsif
(sesuai kebutuhan)
Seluruh
siswa SMA
N 1 Depok
Observasi
(membandingk
an jumlah
siswa yang
mencontek)
Studi
Dokumentasi
(Membandingk
an jumlah
siswa yang
melakukan
pelanggaran
tata tertib
sekolah
sebelum dan
sesudah
pelaksanaan
program)
07/ 2011 08/ 2011 Drs. R. Joko Wuryono
(XC, XI IPA 1, XII IPA 3,
XII IPS 2)
Dra. Eko rini
Purbowati (XE, XI IPS
1, XII IPS 3, XD)
Dra. Wahyu Srinurjati
(XF, XI IPS 2, XII IPS 3,
XI IPA 2)
Eko. Yuliyanto, S.Pd
(XB, XI IPS 3, XII IPS 1,
XI IPA 2)
Nuri Yuharyati, S.Pd
(XA, XI IPS 4, XII IPA 1,
XD)
30
NO PROGRAM LAYANAN
DAN DOMAIN PERKEMBANGAN
TUJUAN STANDAR KOMPETENSI
YANG INGIN DICAPAI INDIKATOR
KEBERHASILAN
KOMPONEN PROGRAM, STRATEGI
LAYANAN, DAN METODE
PELAKSANAAN
TARGET SISWA
STRATEGI EVALUASI
WAKTU
PENANGGUNG JAWAB
Mulai Terakhir
2. Program pembentukan, penginternalisasian dan pengembangkan kematangan emosional (Pribadi sosial)
Siswa dapat membentuk, menginternalisasi, dan mengembangkan kematangan emosional
Mempelajari cara-cara menghindari konflik dengan orang lain
Bersikap toleran terhadap ragram ekspresi perasaan diri sendiri dan orang lain
Mengekspresikan perasaan dalam cara-cara yang bebas, terbuka dan tidak menimbulkan konflik
98% siswa SMA N 1 Depok tidak ada yang berkelahi di sekolah
90% siswa SMA N 1 Depok tidak ada yang terlibat tawuran dengan sekolah lain
Bimbingan Klasikal
Layanan orientasi (ESQ)
Layanan informasi (Pembuatan papan bimbingan elektronik)
Bimbingan kelompok (Psikodrama)
Layanan responsif (sesuai kebutuhan)
Seluruh siswa SMA N 1 Depok
Studi dokumentasi (Membandingkan jumlah siswa yang melakukan perkelahian dan tawuran sebelum dan sesudah pelaksanaan program)
09/ 2011 10/ 2011 Drs. R. Joko Wuryono (XC, XI IPA 1, XII IPA 3, XII IPS 2)
Dra. Eko rini Purbowati (XE, XI IPS 1, XII IPS 3, XD)
Dra. Wahyu Srinurjati (XF, XI IPS 2, XII IPS 3, XI IPA 2)
Eko. Yuliyanto, S.Pd (XB, XI IPS 3, XII IPS 1, XI IPA 2)
Nuri Yuharyati, S.Pd (XA, XI IPS 4, XII IPA 1, XD)
3. Program pembentukan, penginternalisasian dan pengembangan kematangan intelektual (Belajar)
Siswa dapat membentuk, menginternalisasi, dan mengembangkan kematangan intelektual
Mempelajari cara-cara pengambilan keputusan dan pemecahan masalah secara objektif
95% siswa SMA N 1 Depok mendapatkan nilai di atas Kriteria Kelulusan Minimal (KKM)
Bimbingan Klasikal
Layanan informasi
(Pembuatan papan
bimbingan
elektronik)
Seluruh siswa SMA N 1 Depok
Studi dokumentasi (Membandingkan hasil belajar dengan nilai kriteria kentutasan minimal)
10/ 2011 12/ 2011 Drs. R. Joko Wuryono (XC, XI IPA 1, XII IPA 3, XII IPS 2)
Dra. Eko rini
Purbowati (XE, XI IPS
1, XII IPS 3, XD)
31
NO PROGRAM LAYANAN
DAN DOMAIN PERKEMBANGAN
TUJUAN STANDAR KOMPETENSI
YANG INGIN DICAPAI INDIKATOR
KEBERHASILAN
KOMPONEN PROGRAM, STRATEGI
LAYANAN, DAN METODE
PELAKSANAAN
TARGET SISWA
STRATEGI EVALUASI
WAKTU
PENANGGUNG JAWAB
Mulai terakhir
Menyadari akan keberagaman alternatif keputusan dan konsekuensi yang dihadapi
Mengambil keputusan dan pemecahan masalah atas dasar informasi/data secara objektif
100% siswa SMA N 1 Depok membentuk kelompok belajar
Siswa SMA N 1
depok yang
berprestasi ikut
olimpiade
Bimbingan kelompok (Game)
Layanan responsif (Sesuai kebutuhan)
Layanan
perencanaan
individual
(individual or small-
group appraisal &
individual or small-
group advicement)
Dra. Wahyu Srinurjati (XF, XI IPS 2, XII IPS 3, XI IPA 2)
Eko. Yuliyanto, S.Pd (XB, XI IPS 3, XII IPS 1, XI IPA 2)
Nuri Yuharyati, S.Pd
(XA, XI IPS 4, XII IPA 1,
XD)
4. Program pembentukan, penginternalisasian dan pengembangan kesadaran bertanggung jawab (Pribadi sosial)
Siswa dapat membentuk, menginternalisasi, dan mengembangkan kesadaran bertanggung jawab
Mempelajari keragaman interaksi sosial
Menyadari nilai-nilai persahabatan dan keharmonisan dalam konteks keragaman interaksi sosial
Berinteraksi dengan orang lain atas dasar kesamaan (equality)
90% siswa SMA N 1 Depok tidak ada yang membolos
75% siswa SMA N 1 Depok tidak ada yang tidak mengerjakan tugas-tugas dan pekerjaan rumah
Bimbingan Klasikal
Layanan orientasi (Training model di kelas)
Layanan informasi (Pembuatan papan bimbingan elektronik)
Bimbingan kelompok (Game)
Layanan responsif (sesuai kebutuhan)
Seluruh siswa SMA N 1 Depok
Studi dokumentasi (Membandingkan jumlah siswa yang membolos sekolah sebelum dan sesudah pelaksanaan program)
Pre-post tests tingkat perkembangan kesadaran bertanggung jawab
12/ 2012 01/ 2012
Drs. R. Joko Wuryono (XC, XI IPA 1, XII IPA 3, XII IPS 2)
Dra. Eko rini Purbowati (XE, XI IPS 1, XII IPS 3, XD)
Dra. Wahyu Srinurjati (XF, XI IPS 2, XII IPS 3, XI IPA 2)
Eko. Yuliyanto, S.Pd (XB, XI IPS 3, XII IPS 1, XI IPA 2)
Nuri Yuharyati, S.Pd (XA, XI IPS 4, XII IPA 1, XD)
32
NO PROGRAM LAYANAN
DAN DOMAIN PERKEMBANGAN
TUJUAN STANDAR KOMPETENSI
YANG INGIN DICAPAI INDIKATOR
KEBERHASILAN
KOMPONEN PROGRAM, STRATEGI
LAYANAN, DAN METODE
PELAKSANAAN
TARGET SISWA
STRATEGI EVALUASI
WAKTU
PENANGGUNG JAWAB
Mulai terakhir
5.
Program
pembentukan,
penginternalisasian,
pengembangan
perilaku ekonomis
(Pribadi sosial)
Siswa dapat
membentuk,
menginternalis
asi, dan
mengembangk
an perilaku
ekonomis
Mempelajari strategi
dan peluang untuk
berperilaku hemat, ulet,
sungguh-sungguh, dan
kompetitif dalam
keragaman kehidupan
Menerima nilai-nilai
hidup hemat, ulet,
sungguh-sungguh, dan
kompetitif sebagai aset
untuk mencapai hidup
mandiri
Menampilkan hidup
hemat, ulet, sungguh-
sungguh, dan
kompetitif atas dasar
kesadaran sendiri
75% siswa SMA N 1
Depok mampu
berperilaku hemat
dan menyisakan Rp
1000/hari untuk
ditabung
Bimbingan Klasikal
Layanan orientasi
(Training model di
kelas)
Layanan informasi
(Pembuatan papan
bimbingan
elektronik)
Layanan responsif
(sesuai kebutuhan)
Seluruh
siswa
SMA N 1
Depok
Pre-post tests
tingkat
perkembangan
wawasan dan
persiapan karir
02/ 2012
04/ 2012
Drs. R. Joko Wuryono
(XC, XI IPA 1, XII IPA 3,
XII IPS 2)
Dra. Eko rini
Purbowati (XE, XI IPS
1, XII IPS 3, XD)
Dra. Wahyu Srinurjati
(XF, XI IPS 2, XII IPS 3,
XI IPA 2)
Eko. Yuliyanto, S.Pd
(XB, XI IPS 3, XII IPS 1,
XI IPA 2)
Nuri Yuharyati, S.Pd
(XA, XI IPS 4, XII IPA 1,
XD)
33
NO PROGRAM LAYANAN
DAN DOMAIN PERKEMBANGAN
TUJUAN STANDAR KOMPETENSI
YANG INGIN DICAPAI INDIKATOR
KEBERHASILAN
KOMPONEN PROGRAM, STRATEGI
LAYANAN, DAN METODE
PELAKSANAAN
TARGET SISWA
STRATEGI EVALUASI
WAKTU
PENANGGUNG JAWAB
Mulai terakhir
6. Program pembentukan, penginternalisasian dan pengembangan wawasan persiapan karir (Karir)
Siswa dapat membentuk, menginternalisasi, dan mengembangkan wawasan persiapan karir
Mempelajari kemampuan diri, peluang dan ragam pekerjaan, pendidikan dan aktifitas yang terfokus pada pengembangan alternatif karir yang lebih terarah
Internalisasi nilai-nilai yang melandasi pertimbangan pemilihan alternatif karir
Mengembangkan alternatif perencanaan karir dengan mempertimbangkan kemampuan, peluang dan ragam karir
Menilai dan menganalisis kemampuan, minat, keterampilan dan prestasi belajar (ekstrakulikuler, penjurusan IPA/IPS/Bahasa, pemilihan Perguruan tinggi beserta jurusan, dan lapangan pekerjaan)
100% Siswa SMA N 1 depok mampu membuat keputusan dalam menentukan arah masa depan sesuai dengan kemampuan diri
100% Siswa SMA N 1 depok mengikuti ekstrakulikuler
100% siswa kelas X memilih jurusan IPA/IPS/Bahasa sesuai kemampuan, minat, keterampilan dan prestasi belajar
90% siswa kelas XII yang memilih melanjutkan ke perguruan tinggi memilih jurusan sesuai dengan minat, keterampilan dan prestasi belajar.
90% siswa kelas XII yang memilih bekerja dapat meimilih pekerjaan sesuai dengan kemampuan, minat dan keterampilan yang dimilikinya.
Bimbingan Klasikal
Layanan orientasi (Study Tour)
Layanan informasi (Career Day dan pembuatan leaflet)
Layanan responsif (sesuai kebutuhan)
Layanan perencanaan individual (individual or small-group appraisal & individual or small-group advicement)
Seluruh siswa SMA N 1 Depok
Pre-post tests jumlah siswa yang melanjutkan ke Perguruan tinggi
04/ 2012 06/ 2012 Drs. R. Joko Wuryono (XC, XI IPA 1, XII IPA 3, XII IPS 2)
Dra. Eko rini Purbowati (XE, XI IPS 1, XII IPS 3, XD)
Dra. Wahyu Srinurjati (XF, XI IPS 2, XII IPS 3, XI IPA 2)
Eko. Yuliyanto, S.Pd (XB, XI IPS 3, XII IPS 1, XI IPA 2)
Nuri Yuharyati, S.Pd (XA, XI IPS 4, XII IPA 1, XD)
34
NO PROGRAM LAYANAN
DAN DOMAIN PERKEMBANGAN
TUJUAN STANDAR KOMPETENSI
YANG INGIN DICAPAI INDIKATOR
KEBERHASILAN
KOMPONEN PROGRAM, STRATEGI
LAYANAN, DAN METODE
PELAKSANAAN
TARGET SISWA
STRATEGI EVALUASI
WAKTU
PENANGGUNG JAWAB
Mulai terakhir
7. Program untuk mengentaskan peserta didik yang diindikasi menjadi anggota geng pelajar
Mengentaskan peserta didik yang diindikasi menjadi anggota geng pelajar dan mengarahkan peserta didik kepada kegiatan yang positif dan bermanfaat
Mempelajari dan menampilkan kegiatan yang positif dan bermanfaat
90% siswa SMA N 1 Depok tidak ada yang menjadi anggota geng pelajar
Layanan responsif (konseling individual, konseling kelompok, referral, kolaborasi dengan guru maple/wali kelas, kolaborasi dengan orang tua, kolaborasi dengan pihak luar sekolah, konsultasi, konferensi kasus, home visit)
Siswa SMA N 1 Depok yang ikut geng pelajar
Observasi (Membandingkan jumlah siswa yang ikut geng pelajar sebelum dan sesudah pelaksanaan program)
09/ 2011 10/ 2011
Drs. R. Joko Wuryono (XC, XI IPA 1, XII IPA 3, XII IPS 2)
Dra. Eko rini Purbowati (XE, XI IPS 1, XII IPS 3, XD)
Dra. Wahyu Srinurjati (XF, XI IPS 2, XII IPS 3, XI IPA 2)
Eko. Yuliyanto, S.Pd (XB, XI IPS 3, XII IPS 1, XI IPA 2)
Nuri Yuharyati, S.Pd (XA, XI IPS 4, XII IPA 1, XD)
8. Program untuk mengentaskan peserta didik yang diindikasi kongko-kongko di depan sekolah
Mengentaskan peserta didik yang diindikasi kongko-kongko di depan sekolah dan mengarahkan peserta didik kepada kegiatan yang positif dan bermanfaat
Mempelajari dan menampilkan kegiatan yang positif dan bermanfaat
90% siswa SMA N 1 Depok tidak ada yang kongko-kongko di depan sekolah
Layanan responsif (konseling individual, konseling kelompok, referral, kolaborasi dengan guru maple/wali kelas, kolaborasi dengan orang tua, kolaborasi dengan pihak luar sekolah, konsultasi, konferensi kasus, home visit)
Siswa SMA N 1 Depok yang kongko-kongko di depan sekolah
Observasi (Membandingkan jumlah siswa yang kongko-kongko sebelum dan sesudah pelaksanaan program)
09/ 2011 10/ 2011
Drs. R. Joko Wuryono (XC, XI IPA 1, XII IPA 3, XII IPS 2)
Dra. Eko rini Purbowati (XE, XI IPS 1, XII IPS 3, XD)
Dra. Wahyu Srinurjati (XF, XI IPS 2, XII IPS 3, XI IPA 2)
Eko. Yuliyanto, S.Pd (XB, XI IPS 3, XII IPS 1, XI IPA 2) Nuri Yuharyati, S.Pd (XA, XI IPS 4, XII IPA 1, XD)
35
NO PROGRAM LAYANAN
DAN DOMAIN PERKEMBANGAN
TUJUAN STANDAR KOMPETENSI
YANG INGIN DICAPAI INDIKATOR
KEBERHASILAN
KOMPONEN PROGRAM, STRATEGI
LAYANAN, DAN METODE
PELAKSANAAN
TARGET SISWA
STRATEGI EVALUASI
WAKTU
PENANGGUNG JAWAB
Mulai terakhir
9.
Program untuk mengentaskan peserta didik yang diindikasi mencoret-coret tembok di pinggir jalan dan fasilitas umum
Mengentaskan peserta didik yang diindikasi mencoret-coret tembok di pinggir jalan dan fasilitas umum dan mengarahkan peserta didik kepada kegiatan yang positif dan bermanfaat
Mempelajari dan menampilkan kegiatan yang positif dan bermanfaat
Tidak ada laporan dari pihak kepolisian dan masyarakat siswa SMA N 1 Depok mencoret-coret tembok di pinggir jalan dan fasilitas umum
Layanan responsif (konseling individual, konseling kelompok, referral, kolaborasi dengan guru maple/wali kelas, kolaborasi dengan orang tua, kolaborasi dengan pihak luar sekolah, konsultasi, konferensi kasus, home visit)
Siswa SMA N 1 Depok yang mencoret-coret tembok di pinggir jalan dan fasilitas umum
Studi dokumentasi (Membandingkan jumlah siswa yang mencoret-coret tembok di pinggir jalan dan fasilitas umum sebelum dan sesudah pelaksanaan program)
09/ 2011 10/ 2011
Drs. R. Joko Wuryono (XC, XI IPA 1, XII IPA 3, XII IPS 2)
Dra. Eko rini Purbowati (XE, XI IPS 1, XII IPS 3, XD)
Dra. Wahyu Srinurjati (XF, XI IPS 2, XII IPS 3, XI IPA 2)
Eko. Yuliyanto, S.Pd (XB, XI IPS 3, XII IPS 1, XI IPA 2) Nuri Yuharyati, S.Pd (XA, XI IPS 4, XII IPA 1, XD)
10.
Program untuk mengentaskan peserta didik yang merokok di lingkungan sekolah
Mengentaskan peserta didik yang merokok di lingkungan sekolah dan fasilitas umum dan mengarahkan peserta didik kepada kegiatan yang positif dan bermanfaat
Mempelajari dan menampilkan perilaku hidup sehat
95% siswa SMA N 1 Depok tidak ada yang merokok
Layanan responsif (konseling individual, konseling kelompok, referral, kolaborasi dengan guru maple/wali kelas, kolaborasi dengan orang tua, kolaborasi dengan pihak luar sekolah, konsultasi, konferensi kasus, home visit)
Siswa SMA N 1 Depok yang merokok di lingkungan sekolah
Observasi (Membandingkan jumlah siswa yang merokok di lingkungan sekolah sebelum dan sesudah pelaksanaan program)
09/ 2011 10/ 2011
Drs. R. Joko Wuryono (XC, XI IPA 1, XII IPA 3, XII IPS 2)
Dra. Eko rini Purbowati (XE, XI IPS 1, XII IPS 3, XD)
Dra. Wahyu Srinurjati (XF, XI IPS 2, XII IPS 3, XI IPA 2)
Eko. Yuliyanto, S.Pd (XB, XI IPS 3, XII IPS 1, XI IPA 2) Nuri Yuharyati, S.Pd (XA, XI IPS 4, XII IPA 1, XD)
36
NO PROGRAM LAYANAN
DAN DOMAIN PERKEMBANGAN
TUJUAN STANDAR KOMPETENSI
YANG INGIN DICAPAI INDIKATOR
KEBERHASILAN
KOMPONEN PROGRAM, STRATEGI
LAYANAN, DAN METODE
PELAKSANAAN
TARGET SISWA
STRATEGI EVALUASI
WAKTU
PENANGGUNG JAWAB
Mulai terakhir
11. Program peningkatan
kesejahteraan
peserta didik
Membantu
memfasilitasi
siswa SMA N 1
Depok yang
kurang mampu
Menilai, memahami,
menerima dan
mengarahkan dirinya
secara positif dan
konstruktif
100% Siswa SMA 1
Depok yang kurang
mampu
mendapatkan
Beasiswa BKM
Layanan
perencanaan
individual
(individual or small-
group appraisal &
individual or small-
group advicement)
Siswa
SMA N 1
Depok
yang
kurang
mampu
Pre-post tests
jumlah siswa
yang menerima
beasiswa BKM
09/2011 10/2011 Drs. R. Joko Wuryono
(XC, XI IPA 1, XII IPA 3,
XII IPS 2)
Dra. Eko rini
Purbowati (XE, XI IPS
1, XII IPS 3, XD)
Dra. Wahyu Srinurjati
(XF, XI IPS 2, XII IPS 3,
XI IPA 2)
Eko. Yuliyanto, S.Pd
(XB, XI IPS 3, XII IPS 1,
XI IPA 2)
Nuri Yuharyati, S.Pd
(XA, XI IPS 4, XII IPA 1,
XD)
12. Dukungan sistem desain terpisah
37
DUKUNGAN SISTEM
NO PROGRAM TUJUAN STANDAR KOMPETENSI
YANG INGIN DICAPAI INDIKATOR
KEBERHASILAN
STRATEGI LAYANAN, DAN METODE
PELAKSANAAN
TARGET SISWA
STRATEGI EVALUASI
WAKTU
PENANGGUNG JAWAB
Mulai terakhir
1. Program
peningkatan
kemampuan
konselor mengelola
dan mengevaluasi
bimbingan dan
konseling
Konselor dapat
meningkatkan,
menginternalisasi
dan
mengembangkan
profesionalitas
Mempelajari
manajemen BK dan
Evaluasi BK
Seluruh guru
bimbingan dan
konseling di SMA N
1 Depok mampu
membuat program
BK, mengelola dan
mengevaluasi.
in-service training
mengikuti seminar
workshop
mengikuti
penataran
Seluruh
guru
bimbingan
dan
konseling
di SMA N
1 Depok
Evaluasi kinerja
konselor
07/2011 06/2012 Riswiyanto
Mulyoputro, S.Pd
(Kepala sekolah SMA
N 1 Depok)
38
PROGRAM BULANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
SMA NEGERI 1 DEPOK
TAHUN AJARAN 2011/2012
(MONTHLY CALENDAR)
BULAN KOMPONEN PROGRAM
PELAYANAN DASAR PELAYANAN RESPONSIF PELAYANAN PERENCANAAN
INDIVIDUAL DUKUNGAN SISTEM
SEMESTER I
JULI
1. Bimbingan klasikal (Materi sesuai
analisis kebutuhan)
2. Layanan orientasi (Materi sesuai
analisis kebutuhan)
3. Layanan informasi (Materi sesuai
analisis kebutuhan)
4. Bimbingan kelompok(Materi sesuai
analisis kebutuhan)
5. Pendataan presensi siswa
6. Anecdotal record
7. Pengumpulan data hasil konseling
siswa
1. Konseling individual (sesuai
kebutuhan)
2. Konseling kelompok (sesuai
kebutuhan)
3. Konsultasi (sesuai kebutuhan)
4. Kunjungan rumah (sesuai kebutuhan)
5. Konferensi kasus (sesuai kebutuhan)
6. Referal (sesuai kebutuhan)
7. Kolaborasi dengan guru mata
pelajaran/wali kelas(sesuai
kebutuhan)
8. Kolaborasi dengan orang tua (sesuai
kebutuhan)
9. Kolaborasi dengan pihak luar sekolah
(sesuai kebutuhan)
1. Membantu siswa kelas X
untuk menilai dan
menganalisis kemampuan,
minat, keterampilan dan
prestasi (ekstrakulikuler)
2. Penempatan dan
penyaluran sesuai
kemampuan, minat,
keterampilan dan prestasi
(ekstrakulikuler)
1. In-service training
2. Aktif dalam ABKIN (sesuai
kebutuhan)
3. Mengikuti seminar dan
workshop (lokakarya)
(sesuai kebutuhan)
4. Mengikuti penataran
(sesuai kebutuhan)
5. Aktif dalam MGBK (sesuai
kebutuhan)
6. Kelanjutan studi (sesuai
kebutuhan)
39
BULAN
KOMPONEN PROGRAM
PELAYANAN DASAR PELAYANAN RESPONSIF PELAYANAN PERENCANAAN
INDIVIDUAL DUKUNGAN SISTEM
AGUSTUS 1. Melancarkan Data Pribadi
2. Needs Assessment melalui ITP (Instrumen Tugas Perkembangan)
3. Penelusuran masalah melalui DCM
4. Melancarkan Sosiometri
5. Melancarkan Tes Hwo Am I
6. Melancarkan Studi Habit
7. Pendataan presensi siswa
8. Anecdotal record
9. Pengumpulan data hasil konseling siswa
1. Konseling individual (sesuai kebutuhan)
2. Konseling kelompok (sesuai kebutuhan)
3. Konsultasi (sesuai kebutuhan) 4. Kunjungan rumah (sesuai kebutuhan) 5. Konferensi kasus (sesuai kebutuhan) 6. Referal (sesuai kebutuhan) 7. Kolaborasi dengan guru mata
pelajaran/wali kelas(sesuai kebutuhan)
8. Kolaborasi dengan orang tua (sesuai kebutuhan)
9. Kolaborasi dengan pihak luar sekolah (sesuai kebutuhan)
1. Guru pembimbing berkolaborasi dengan guru mata pelajaran membantu siswa dalam pembuatan kelompok belajar
2. Penempatan dan penyaluran siswa sesuai hasil analisis sosiometri (kelompok belajar)
1. In-service training (sesuai kebutuhan)
2. Aktif dalam ABKIN (sesuai kebutuhan)
3. Mengikuti seminar dan workshop (lokakarya) (sesuai kebutuhan)
4. Mengikuti penataran(sesuai kebutuhan)
5. Aktif dalam MGBK (sesuai kebutuhan)
6. Kelanjutan studi (sesuai kebutuhan)
SEPTEMBER
1. Bimbingan klasikal (Materi sesuai analisis kebutuhan)
2. Layanan orientasi (Materi sesuai analisis kebutuhan)
3. Layanan informasi (Materi sesuai analisis kebutuhan)
4. Bimbingan kelompok (Materi sesuai analisis kebutuhan)
5. Pendataan presensi siswa
6. Anecdotal record
7. Pengumpulan data hasil konseling siswa
1. Konseling individual (sesuai kebutuhan)
2. Konseling kelompok (sesuai kebutuhan)
3. Konsultasi (sesuai kebutuhan) 4. Kunjungan rumah (sesuai kebutuhan) 5. Konferensi kasus (sesuai kebutuhan) 6. Referal (sesuai kebutuhan) 7. Kolaborasi dengan guru mata
pelajaran/wali kelas(sesuai kebutuhan)
8. Kolaborasi dengan orang tua (sesuai kebutuhan)
9. Kolaborasi dengan pihak luar sekolah (sesuai kebutuhan)
1. Penelusuran penerima beasiswa BKM kelas X
2. Penempatan dan penyaluran penerima beasiswa
1. In-service training (sesuai kebutuhan)
2. Aktif dalam ABKIN (sesuai kebutuhan)
3. Mengikuti seminar dan workshop (lokakarya) (sesuai kebutuhan)
4. Mengikuti penataran (sesuai kebutuhan)
5. Aktif dalam MGBK (sesuai kebutuhan)
6. Kelanjutan studi (sesuai kebutuhan)
40
BULAN
KOMPONEN PROGRAM
PELAYANAN DASAR PELAYANAN RESPONSIF PELAYANAN PERENCANAAN
INDIVIDUAL DUKUNGAN SISTEM
OKTOBER 1. Bimbingan klasikal (Materi sesuai analisis kebutuhan)
2. Layanan orientasi (Materi sesuai analisis kebutuhan)
3. Layanan informasi (Materi sesuai analisis kebutuhan)
4. Bimbingan kelompok (Materi sesuai analisis kebutuhan)
5. Pendataan presensi siswa
8. Anecdotal record
6. Pengumpulan data hasil konseling siswa
1. Konseling individual (sesuai kebutuhan)
2. Konseling kelompok (sesuai kebutuhan)
3. Konsultasi (sesuai kebutuhan) 4. Kunjungan rumah (sesuai kebutuhan) 5. Konferensi kasus (sesuai kebutuhan) 6. Referal (sesuai kebutuhan) 7. Kolaborasi dengan guru mata
pelajaran/wali kelas(sesuai kebutuhan)
8. Kolaborasi dengan orang tua (sesuai kebutuhan)
9. Kolaborasi dengan pihak luar sekolah (sesuai kebutuhan)
Guru permbimbing dan guru mata pelajaran berkolaborasi untuk melakukan penelusuran prestasi belajar untuk diikutsertakan dalam olimpiade
1. In-service training (sesuai kebutuhan)
2. Aktif dalam ABKIN (sesuai kebutuhan)
3. Mengikuti seminar dan workshop (lokakarya) (sesuai kebutuhan)
4. Mengikuti penataran (sesuai kebutuhan)
5. Aktif dalam MGBK (sesuai kebutuhan)
6. Kelanjutan studi (sesuai kebutuhan)
NOVEMBER
1. Bimbingan klasikal (materi sesuai analisis kebutuhan)
2. Layanan informasi (Materi sesuai analisis kebutuhan)
3. Bimbingan kelompok (Materi sesuai analisis kebutuhan)
4. Pendataan presensi siswa
5. Anecdotal record
6. Pengumpulan data hasil konseling siswa
1. Konseling individual (sesuai kebutuhan)
2. Konseling kelompok (sesuai kebutuhan)
3. Konsultasi (sesuai kebutuhan) 4. Kunjungan rumah (sesuai kebutuhan) 5. Konferensi kasus (sesuai kebutuhan) 6. Referal (sesuai kebutuhan) 7. Kolaborasi dengan guru mata
pelajaran/wali kelas(sesuai kebutuhan)
8. Kolaborasi dengan orang tua (sesuai kebutuhan)
9. Kolaborasi dengan pihak luar sekolah (sesuai kebutuhan)
Penempatan dan penyaluran siswa berprestasi (olimpiade)
1. In-service training (sesuai kebutuhan)
2. Aktif dalam ABKIN (sesuai kebutuhan)
3. Mengikuti seminar dan workshop (lokakarya) (sesuai kebutuhan)
4. Mengikuti penataran (sesuai kebutuhan)
5. Aktif dalam MGBK (sesuai kebutuhan)
6. Kelanjutan studi (sesuai kebutuhan)
41
BULAN
KOMPONEN PROGRAM
PELAYANAN DASAR PELAYANAN RESPONSIF PELAYANAN PERENCANAAN
INDIVIDUAL DUKUNGAN SISTEM
DESEMBER 1. Bimbingan klasikal (Materi sesuai analisis kebutuhan)
2. Layanan informasi (Materi sesuai analisis kebutuhan)
3. Bimbingan kelompok (Materi sesuai analisis kebutuhan)
4. Pendataan presensi siswa
5. Anecdotal record
6. Pengumpulan data hasil konseling siswa
1. Konseling individual (sesuai kebutuhan)
2. Konseling kelompok (sesuai kebutuhan)
3. Konsultasi (sesuai kebutuhan) 4. Kunjungan rumah (sesuai kebutuhan) 5. Konferensi kasus (sesuai kebutuhan) 6. Referal (sesuai kebutuhan) 7. Kolaborasi dengan guru mata
pelajaran/wali kelas(sesuai kebutuhan)
8. Kolaborasi dengan orang tua (sesuai kebutuhan)
9. Kolaborasi dengan pihak luar sekolah (sesuai kebutuhan)
Mengumpulkan data untuk melakukan evaluasi dan perbaikan
1. In-service training (sesuai kebutuhan)
2. Aktif dalam ABKIN (sesuai kebutuhan)
3. Mengikuti seminar dan workshop (lokakarya) (sesuai kebutuhan)
4. Mengikuti penataran (sesuai kebutuhan)
5. Aktif dalam MGBK (sesuai kebutuhan)
6. Kelanjutan studi (sesuai kebutuhan)
7. Evaluasi Program BK
JANUARI
1. Bimbingan klasikal (Materi sesuai analisis kebutuhan)
2. Layanan orientasi (Materi sesuai analisis kebutuhan)
3. Layanan informasi (Materi sesuai analisis kebutuhan)
4. Bimbingan kelompok (Materi sesuai analisis kebutuhan)
5. Pendataan presensi siswa
6. Anecdotal record
7. Pengumpulan data hasil konseling siswa
1. Konseling individual (sesuai kebutuhan)
2. Konseling kelompok (sesuai kebutuhan)
3. Konsultasi( sesuai kebutuhan) 4. Kunjungan rumah (sesuai kebutuhan) 5. Konferensi kasus (sesuai kebutuhan) 6. Referal (sesuai kebutuhan) 7. Kolaborasi dengan guru mata
pelajaran/wali kelas(sesuai kebutuhan)
8. Kolaborasi dengan orang tua (sesuai kebutuhan)
9. Kolaborasi dengan pihak luar sekolah (sesuai kebutuhan)
Membantu siswa kelas X untuk menilai dan menafsirkan kemampuan, minat, keterampilan dan prestasi (jurusan IPA, IPS, dan Bahasa)
1. In-service training (sesuai kebutuhan)
2. Aktif dalam ABKIN (sesuai kebutuhan)
3. Mengikuti seminar dan workshop (lokakarya) (sesuai kebutuhan)
4. Mengikuti penataran (sesuai kebutuhan)
5. Aktif dalam MGBK (sesuai kebutuhan)
6. Kelanjutan studi (sesuai kebutuhan)
42
BULAN
KOMPONEN PROGRAM
PELAYANAN DASAR PELAYANAN RESPONSIF PELAYANAN PERENCANAAN
INDIVIDUAL DUKUNGAN SISTEM
FEBRUARI 1. Bimbingan klasikal (Materi sesuai analisis kebutuhan)
2. Layanan orientasi (Materi sesuai analisis kebutuhan)
3. Layanan informasi (Materi sesuai analisis kebutuhan)
4. Bimbingan kelompok Materi sesuai analisis kebutuhan)
5. Pendataan presensi siswa
6. Anecdotal record
7. Pengumpulan data hasil konseling siswa
1. Konseling individual (sesuai kebutuhan)
2. Konseling kelompok (sesuai kebutuhan)
3. Konsultasi (sesuai kebutuhan) 4. Kunjungan rumah (sesuai kebutuhan) 5. Konferensi kasus (sesuai kebutuhan) 6. Referal (sesuai kebutuhan) 7. Kolaborasi dengan guru mata
pelajaran/wali kelas(sesuai kebutuhan)
8. Kolaborasi dengan orang tua (sesuai kebutuhan)
9. Kolaborasi dengan pihak luar sekolah (sesuai kebutuhan)
Membantu siswa kelas XII untuk menilai dan menafsirkan kemampuan, minat, keterampilan dan prestasi (memilih PTN & PTS beserta jurusan)
1. In-service training (sesuai kebutuhan)
2. Aktif dalam ABKIN (sesuai kebutuhan)
3. Mengikuti seminar dan workshop (lokakarya) (sesuai kebutuhan)
4. Mengikuti penataran (sesuai kebutuhan)
5. Aktif dalam MGBK (sesuai kebutuhan)
6. Kelanjutan studi (sesuai kebutuhan)
MARET
1. Bimbingan klasikal (Materi sesuai analisis kebutuhan)
2. Layanan orientasi (Materi sesuai analisis kebutuhan)
3. Layanan informasi (Materi sesuai analisis kebutuhan)
4. Bimbingan kelompok (Materi sesuai analisis kebutuhan)
5. Pendataan presensi siswa
6. Anecdotal record
7. Pengumpulan data hasil konseling siswa
1. Konseling individual (sesuai kebutuhan)
2. Konseling kelompok (sesuai kebutuhan)
3. Konsultasi (sesuai kebutuhan) 4. Kunjungan rumah (sesuai kebutuhan) 5. Konferensi kasus (sesuai kebutuhan) 6. Referal (sesuai kebutuhan) 7. Kolaborasi dengan guru mata
pelajaran/wali kelas(sesuai kebutuhan)
8. Kolaborasi dengan orang tua (sesuai kebutuhan)
9. Kolaborasi dengan pihak luar sekolah (sesuai kebutuhan)
Membantu siswa untuk menilai dan menafsirkan kemampuan, minat, keterampilan dan prestasi. (lapangan pekerjaan)
1. In-service training (sesuai kebutuhan)
2. Aktif dalam ABKIN (sesuai kebutuhan)
3. Mengikuti seminar dan workshop (lokakarya) (sesuai kebutuhan)
4. Mengikuti penataran (sesuai kebutuhan)
5. Aktif dalam MGBK (sesuai kebutuhan)
6. Kelanjutan studi (sesuai kebutuhan)
43
BULAN
KOMPONEN PROGRAM
PELAYANAN DASAR PELAYANAN RESPONSIF PELAYANAN PERENCANAAN
INDIVIDUAL DUKUNGAN SISTEM
APRIL 1. Bimbingan klasikal (Materi sesuai analisis kebutuhan)
2. Layanan orientasi (Materi sesuai analisis kebutuhan)
3. Layanan informasi (Materi sesuai analisis kebutuhan)
4. Pendataan presensi siswa
5. Anecdotal record
6. Pengumpulan data hasil konseling siswa
1. Konseling individual (sesuai kebutuhan)
2. Konseling kelompok (sesuai kebutuhan)
3. Konsultasi (sesuai kebutuhan) 4. Kunjungan rumah (sesuai kebutuhan) 5. Konferensi kasus (sesuai kebutuhan) 6. Referal (sesuai kebutuhan) 7. Kolaborasi dengan guru mata
pelajaran/wali kelas(sesuai kebutuhan)
8. Kolaborasi dengan orang tua (sesuai kebutuhan)
9. Kolaborasi dengan pihak luar sekolah (dilakukan sesuai kebutuhan)
Penempatan dan penyaluran siswa sesuai dengan minat, keterampilan dan prestasi(jurusan IPA, IPS, dan Bahasa).
1. In-service training (sesuai kebutuhan)
2. Aktif dalam ABKIN (sesuai kebutuhan)
3. Mengikuti seminar dan workshop (lokakarya) (sesuai kebutuhan)
4. Mengikuti penataran (sesuai kebutuhan)
5. Aktif dalam MGBK (sesuai kebutuhan)
6. Kelanjutan studi (sesuai kebutuhan)
MEI
1. Bimbingan klasikal (Materi sesuai analsisis kebutuhan)
2. Layanan orientasi (Materi sesuai analisis kebutuhan)
3. Layanan informasi (Materi sesuai analisis kebutuhan)
4. Bimbingan kelompok (Materi sesuai analisis kebutuhan)
5. Pendataan presensi siswa
6. Anecdotal record
7. Pengumpulan data hasil konseling siswa
1. Konseling individual (sesuai kebutuhan)
2. Konseling kelompok (sesuai kebutuhan)
3. Konsultasi (sesuai kebutuhan) 4. Kunjungan rumah (sesuai kebutuhan) 5. Konferensi kasus (sesuai kebutuhan) 6. Referal (sesuai kebutuhan)