Top Banner
PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPREHENSIF SMA NEGERI 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012 Oleh Luky Kurniawan & Guru BK SMA N 1 DEPOK Approved by the School Board: December 4, 2010
51

program bk

Nov 24, 2015

Download

Documents

Aim El

di sekolah
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • PROGRAM LAYANAN

    BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPREHENSIF

    SMA NEGERI 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA

    TAHUN AJARAN 2011/2012

    Oleh Luky Kurniawan & Guru BK SMA N 1 DEPOK

    Approved by the School Board: December 4, 2010

  • 1

    BAGIAN I

    LANDASAN (FOUNDATION)

    A. Rasional

    Sejalan dengan Tujuan Pendidikan Nasional (UU No. 20 Tahun 2003) SMA

    Negeri 1 Depok sebagai satuan pendidikan tidak hanya memberikan pembekalan ilmu

    pengetahuan dan teknologi (perkembangan aspek kognitif) namun juga memfasilitasi

    perkembangan peserta didik secara optimal. Upaya untuk memberikan pembekalan

    ilmu pengetahuan dan teknologi (perkembangan aspek kognitif) merupakan wilayah

    garapan guru bidang studi sedangkan upaya untuk memfasilitasi perkembangan peserta

    didik merupakan wilayah garapan bimbingan dan konseling yang harus dilakukan

    secara proaktif dan berbasis data tentang perkembangan peserta didik beserta faktor

    yang mempengaruhinya. Meskipun demikian, dalam pelaksanaannya layanan

    bimbingan dan konseling memerlukan kolaborasi antara konselor dengan pimpinan

    sekolah, guru mata pelajaran, staf administrasi, orang tua peserta didik dan pihak-pihak

    terkait begitu juga sebaliknya.

    Perkembangan perilaku peserta didik tidak lepas dari pengaruh lingkungan,

    fisik, psikis maupun sosial. Sifat yang melekat pada lingkungan adalah perubahan.

    Perubahan yang terjadi dalam lingkungan dapat mempengaruhi gaya hidup (life style)

    peserta didik. Apabila perubahan yang terjadi itu sulit diprediksi, atau di luar

    jangkauan kemampuan, maka akan melahirkan kesenjangan perkembangan perilaku

    peserta didik, seperti terjadinya stagnasi (kemandegan) perkembangan, masalah-

    masalah pribadi atau penyimpangan perilaku. Berbagai fenomena perilaku sebagian

    peserta didik SMA Negeri 1 Depok dewasa ini, seperti: pelanggaran tata tertib sekolah,

    terlambat datang ke sekolah, membolos, tawuran, degradasi moral, pencapaian hasil

    belajar yang tidak memuaskan, dan tidak lulus UAN sangat tidak diharapkan karena

    tidak sesuai dengan sosok manusia Indonesia yang dicita-citakan, seperti yang

    tercantum dalam tujuan pendidikan nasional (UU No. 20 Tahun 2003). Pendidikan

    Nasional bertujuan mengahasilkan sumberdaya insani yang (1) beriman dan bertaqwa

    terhadap Tuhan Yang Maha Esa, (2) berakhlak mulia, (3) memiliki pengetahuan dan

    keterampilan, (4) memiliki kesehatan jasmani dan rohani, (5) memiliki kepribadian

    yang mantap dan mandiri, serta (6) memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan

    kebangsaan.

  • 2

    Sehubungan dengan hal tersebut maka diperlukan program bimbingan dan

    konseling yang mewadahi seluruh kegiatan bimbingan dan konseling yang akan

    diberikan kepada peserta didik dalam rangka menunjang tercapainya tujuan pendidikan

    nasional pada umumnya dan visi/misi yang ada di sekolah secara khusus. Penyusunan

    program bimbingan dan konseling hendaknya merujuk pada pedoman kurikulum dan

    berdasarkan kondisi objektif yang berkaitan dengan kebutuhan nyata di sekolah yang

    disesuaikan dengan tahapan perkembangan peserta didik. Sehingga program yang

    dilaksanakan merupakan program yang realistik dan layak untuk diimplementasikan

    dan dapat mengembangkan potensi peserta didik di SMA Negeri 1 Depok Sleman

    secara optimal. Program layanan bimbingan dan konseling yang akan

    diimplementasikan di SMA Negeri 1 Depok Sleman adalah bimbingan dan konseling

    komprehensif (Comprehensive Guidance and Counseling).

    Lima premis dasar yang menegaskan istilah Comprehensive school guidance

    and counseling yang harus dipahami sebagai kerangka kerja utuh oleh konselor,

    pimpinan sekolah, guru mata pelajaran, dan staf administrasi di SMA Negeri 1 Depok

    karena lima premis dasar ini adalah sebagai titik tolak untuk mengembangkan program

    dan mengelola bimbingan dan konseling di sekolah. Menurut Gysbers & Henderson

    (Fathur Rahman, 2009:6) lima premis dasar yang menegaskan istilah Comprehensive

    school guidance and counseling adalah:

    a. Tujuan Bimbingan dan konseling bersifat kompatibel dengan tujuan pendidikan.

    Dalam pendidikan ada standar dan kompetensi tertentu yang harus dicapai oleh

    peserta didik. Oleh karena itu, segala aktivitas dan proses dalam layanan bimbingan

    dan konseling harus diarahkan pada upaya membantu peserta didik dalam

    pencapaian standar kompetensi yang dimaksud.

    b. Program bimbingan dan konseling bersifat pengembangan (based on

    developmental approach). Meskipun seorang konselor dimungkinkan untuk

    mengatasi problem dan kebutuhan psikologis yang bersifat krisis dan klinis, pada

    dasarnya fokus layanan bimbingan dan konseling lebih diarahkan pada usaha

    memfasilitasi pengalaman-pengalaman belajar tertentu yang membantu peserta

    didik untuk tumbuh, berkembang, dan menjadi pribadi yang mandiri. Hal ini

    hampir sama dengan yang diutarakan oleh Myrick (1993: 11) yang menjelaskan

    bahwa pendekatan bimbingan dan konseling harus lebih berorientasi kepada

    pengembangan siswa, yang merupakan usaha untuk mengidentifikasi keahlian dan

    pengalaman yang perlu dimiliki siswa agar berhasil di sekolah.

  • 3

    c. Program bimbingan dan konseling melibatkan kolaborasi antar staf (team-building

    approach). Program bimbingan dan konseling yang bersifat komprehensif

    bersandar pada asumsi bahwa tanggung jawab kegiatan bimbingan dan konseling

    melibatkan seluruh personalia yang ada di sekolah dengan sentral koordinasi dan

    tanggung jawab ada di tangan konselor yang bersertifikat (certified counselors).

    Konselor tidak hanya menyediakan layanan lansung untuk peserta didik, tetapi juga

    bekerja konsultatif dan kolaboratif dengan tim bimbingan yang lain. Staf personel

    sekolah (guru dan tenaga administrasi), orang tua dan masyarakat.

    d. Program bimbingan dan konseling dikembangkan melalui serangkaian proses

    sistematis sejak dari perencanaan, desain, implementasi, evaluasi, dan

    keberlanjutan. Melalui penerapan fungsi-fungsi manajemen tersebut diharapkan

    kegiatan layanan bimbingan dan konseling dapat diselenggarakan secara tepat

    sasaran dan terukur.

    e. Program bimbingan dan konseling ditopang oleh kepemimpinan yang kokoh.

    Faktor kepemimpinan ini diharapkan dapat menjamin akuntabilitas dan pencapaian

    kinerja program bimbingan dan konseling.

    Lebih lanjut menurut Bowers & Hatch (Fathur Rahman, 2009:7) menyatakan

    bahwa program bimbingan dan konseling sekolah tidak hanya bersifat komprehensif

    dalam ruang lingkup, namun juga harus bersifat preventif dalam desain, dan bersifat

    pengembangan dalam tujuan (comprehensive in scope, preventive in design and

    developmental in nature). Pertama, bersifat komprehensif berarti program bimbingan

    dan konseling harus mampu memfasilitasi capaian-capaian perkembangan psikologis

    siswa dalam totalitas aspek bimbingan (pribadi-sosial, akademik, dan karir). Layanan

    bimbingan dan konseling di tujukan untuk seluruh siswa tanpa syarat apapun. Kedua,

    bersifat preventif dalam disain mengandung arti bahwa pada dasarnya tujuan

    pengembangan program bimbingan dan konseling di sekolah hendaknya dilakukan

    dalam bentuk yang bersifat preventif. Upaya pencegahan dan antisipasi sedini mungkin

    (preventive education) hendaknya menjadi semangat utama yang terkandung dalam

    pelayanan dasar (guidance curriculum) yang diterapkan sekolah. Melalui cara yang

    preventif tersebut diharapkan siswa mampu memilah tindakan dan sikap yang tepat dan

    mendukung pencapaian perkembangan psikologis kearah ideal dan positif. Ketiga,

    bersifat pengembangan dalam tujuan bahwa program yang didisain konselor sekolah

    bertujuan untuk memenuhi kebutuhan para peserta didik sesuai dengan tahap

    perkembangan.

  • 4

    B. Visi dan Misi

    VISI DAN MISI

    SMA NEGERI 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA

    VISI :

    Berprestasi tinggi, berkepribadian, dan kreatif.

    MISI :

    1. Melaksanakan kurikulum KTSP yang efektif.

    2. Melaksanakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien.

    3. Melaksanakan pembinaan iman dan taqwa warga sekolah.

    4. Mengembangkan manajemen kelembagaan berdasarkan PMBS.

    5. Membina minat dan kreatifitas.

    VISI DAN MISI BIMBINGAN DAN KONSELING

    SMA NEGERI 1 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA

    VISI :

    Visi pelayanan bimbingan dan konseling adalah terwujudnya kehidupan sehari-hari

    siswa sebagai pelajar dan remaja yang normatif, dinamis dan konstruktif melalui

    tersedianya pelayanan bantuan dalam perkembangannya dan pengentasan masalah-

    masalah agar siswa tumbuh, berdaya, unggul, mandiri dan optimal dalam

    perkembangan-sesuai minat dan potensi keterbakatan serta spektrum kecerdasan

    yang dimilikinya.

    MISI :

    1. Misi pendidikan, artinya bahwa layanan bimbingan dan konseling berupaya

    mendukung pengembangan diri siswa melalui pembentukan perilaku efektif,

    normatif dan cerdas dalam kehidupan sehari-hari dan masa depan.

    2. Misi pengembangan, artinya bahwa layanan bimbingan dan konseling berupaya

    mendukung pengembangan potensi dan kompetensi siswa di dalam lingkungan

    sekolah, keluarga dan masyarakat.

    3. Misi pengentasan masalah, yaitu bahwa layanan bimbingan dan konseling

    berupaya memfasilitasi pengentasan masalah-masalah siswa mengacu pada

    prinsip hidup yang berbahagia, efektif, normatif dan cerdas.

  • 5

    C. Bidang Pengembangan (Domains)

    Pada program ini, bidang bimbingan dan konseling dibagi menjadi tiga bidang

    pengembangan (Cobia & Henderson, 2009:63) yaitu bidang pengembangan

    akademik/belajar (academic development), bidang pengembangan karir (career

    development), dan bidang pengembangan pribadi-sosial (personal-social development).

    Sejalan dengan Visi dan Misi layanan bimbingan dan konseling di SMA Negeri

    1 Depok, tujuan dari setiap bidang bimbingan dan konseling untuk membantu peserta

    didik agar dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya yang meliputi aspek pribadi-

    sosial, belajar (akademik), dan karir.

    1. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek pribadi-sosial

    konseling adalah:

    a. Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan

    ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, baik dalam kehidupan pribadi,

    keluarga, pergaulan dengan teman sebaya, Sekolah, tempat kerja, maupun

    masyarakat pada umumnya.

    b. Memiliki sikap toleransi terhadap umat beragama lain, dengan saling

    menghormati dan memelihara hak dan kewajibannya masing-masing.

    c. Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat fluktuatif antara

    yang menyenangkan (anugrah) dan yang tidak menyenangkan (musibah), serta

    dan mampu meresponnya secara positif sesuai dengan ajaran agama yang

    dianut.

    d. Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif, baik

    yang terkait dengan keunggulan maupun kelemahan; baik fisik maupun psikis.

    e. Memiliki sikap positif atau respek terhadap diri sendiri dan orang lain.

    f. Memiliki kemampuan untuk melakukan pilihan secara sehat.

    g. Bersikap respek terhadap orang, menghormati atau menghargai orang lain,

    tidak melecehkan martabat atau harga dirinya.

    h. Memiliki rasa tanggung jawab, yang diwujudkan dalam bentuk komitmen

    terhadap tugas atau kewajibannya.

    i. Memiliki kemampuan berinteraksi sosial (human relationship), yang

    diwujudkan dalam bentuk hubungan persahabatan, persaudaraan, atau

    silaturahim dengan sesama manusia.

    j. Memiliki kemampuan dalam menyelesaikan konflik (masalah) baik bersifat

    internal (dalam diri sendiri) maupun dengan orang lain.

  • 6

    k. Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif.

    2. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek akademik (belajar)

    adalah:

    a. Memiliki kesadaran tentang potensi diri dalam aspek belajar, dan memahami

    berbagai hambatan yang mungkin muncul dalam proses belajar yang

    dialaminya.

    b. Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, seperti kebiasaan membaca

    buku, disiplin dalam belajar, mempunyai perhatian terhadap semua pelajaran,

    dan aktif mengikuti semua kegiatan belajar yang diprogramkan.

    c. Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat.

    d. Memiliki keterampilan atau teknik belajar yang efektif, seperti keterampilan

    membaca buku, mengggunakan kamus, mencatat pelajaran, dan

    mempersiapkan diri menghadapi ujian.

    e. Memiliki keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan,

    seperti membuat jadwal belajar, mengerjakan tugas-tugas, memantapkan diri

    dalam memperdalam pelajaran tertentu, dan berusaha memperoleh informasi

    tentang berbagai hal dalam rangka mengembangkan wawasan yang lebih luas.

    f. Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian.

    3. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek karir adalah:

    a. Memiliki pemahaman diri (kemampuan, minat dan kepribadian) yang terkait

    dengan pekerjaan.

    b. Memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan informai karir yang

    menunjang kematangan kompetensi karir.

    c. Memiliki sikap positif terhadap dunia kerja. Dalam arti mau bekerja dalam

    bidang pekerjaan apapun, tanpa merasa rendah diri, asal bermakna bagi dirinya,

    dan sesuai dengan norma agama.

    d. Memahami relevansi kompetensi belajar (kemampuan menguasai pelajaran)

    dengan persyaratan keahlian atau keterampilan bidang pekerjaan yang menjadi

    cita-cita karirnya masa depan.

    e. Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir, dengan cara mengenali

    ciri-ciri pekerjaan, kemampuan (persyaratan) yang dituntut, lingkungan

    sosiopsikologis pekerjaan, prospek kerja, dan kesejahteraan kerja.

  • 7

    f. Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir, dengan cara mengenali

    ciri-ciri pekerjaan, kemampuan (persyaratan) yang dituntut, lingkungan

    sosiopsikologis pekerjaan, prospek kerja, dan kesejahteraan.

    g. Memiliki kemampuan merencanakan masa depan, yaitu merancang kehidupan

    secara rasional untuk memperoleh peran-peran yang sesuai dengan minat,

    kemampuan, dan kondisi kehidupan sosial ekonomi.

    h. Dapat membentuk pola-pola karir, yaitu kecenderungan arah karir. Apabila

    seorang konseli bercita-cita menjadi seorang guru, maka dia senantiasa harus

    mengarahkan dirinya kepada kegiatan-kegiatan yang relevan dengan karir

    keguruan tersebut.

    i. Mengenal keterampilan, kemampuan dan minat. Keberhasilan atau

    kenyamanan dalam suatu karir amat dipengaruhi oleh kemampuan dan minat

    yang dimiliki. Oleh karena itu, maka setiap orang perlu memahami kemampuan

    dan minatnya, dalam bidang pekerjaan apa dia mampu, dan apakah dia

    berminat terhadap pekerjaan tersebut.

    j. Memiliki kemampuan atau kematangan untuk mengambil keputusan karir.

    D. Deskripsi kebutuhan

    Instrumen yang digunakan untuk mengidentifikasi aspek-aspek yang dijadikan

    bahan masukan bagi penyusunan program ini adalah dengan menggunakan ITP

    (Inventori Tugas Perkembangan) untuk assesmen kebutuhan peserta didik dan

    assesmen lingkungan melalui wawancara. Hasil Analisis Tugas Perkembangan

    menunjukkan beberapa aspek perkembangan yang masih di bawah rata-rata kelompok

    dan perlu bimbingan untuk mengembangkannya. Hasil Analisis Tugas Perkembangan

    dapat dilihat pada Lampiran 1. Dari hasil Analisis Kelompok dapat diketahui tingkat

    perkembangan siswa kelas X dan kelas XI SMA Negeri 1 Depok sebagai berikut:

    Tabel 1 Profil kelompok siswa kelas X SMA Negeri 1 Depok

    No Aspek Perkembangan Tingkat

    Perkembangan

    Rata-rata tingkat

    perkembangan

    Siswa kelas X

    1 Landasan hidup religius 6,19 6,06

  • 8

    2 Landasan perilaku etis 5, 75 6,06

    3 Kematangan emosional 5, 845 6,06

    4 Kematangan intelektual 5, 897 6,06

    5 Kesadaran tanggung jawab 6,095 6,06

    6 Peran sosial sebagai pria atau wanita 6,345 6,06

    7 Penerimaan diri dan

    pengembangannya

    6,095 6,06

    8 Kemandirian perilaku ekonomis 5,983 6,06

    9 Wawasan dan persiapan karir 5,931 6,06

    10 Kematangan hubungan dengan teman

    sebaya

    6,388 6,06

    11 Persiapan diri untuk pernikahan dan

    hidup berkeluarga

    6,147 6,06

    Tabel 2 Profil kelompok siswa kelas XI SMA N 1 Depok

    No Aspek perkembangan Tingkat

    perkembangan

    Rata-rata tingkat

    perkembangan

    siswa kelas XI

    1 Landasan hidup religius 6,19 6,07

    2 Landasan perilaku etis 5,914 6,07

    3 Kematangan emosional 6,069 6,07

    4 Kematangan intelektual 5,914 6,07

    5 Kesadaran tanggung jawab 5,871 6,07

    6 Peran sosial sebagai pria atau wanita 6,216 6,07

    7 Penerimaan diri dan

    pengembangannya

    6,353 6,07

    8 Kemandirian perilaku ekonomis 5,991 6,07

    9 Wawasan dan persiapan karir 5,94 6,07

    10 Kematangan hubungan dengan teman

    sebaya

    6,345 6,07

    11 Persiapan diri untuk pernikahan dan

    hidup berkeluarga

    6,129 6,07

  • 9

    Menurut buku petunjuk teknis penggunaan ITP SMA, skor yang menggambarkan

    perkembangan siswa SMA sebagai berikut:

    Tabel 3 Skor tingkat perkembangan siswa SMA

    Skor Kode Tingkat Perkembangan Siswa

    3 KOM Tingkat Konformistas

    4 SDI Tingkat Sadar Diri

    5 SAK Tahap Seksama

    6 IND Tingkat Individualitas

    Hasil Analisis Kelompok siswa kelas X dan XI SMA Negeri 1 Depok, Profil

    kelompok di atas menunjukkan tingkat perkembangan siswa SMA yang normal karena

    berada diantara skor 3-6 yang menggambarkan tingkat perkembangan siswa SMA.

    Meskipun demikian, ada beberapa aspek perkembangan yang menunjukkan tingkat

    perkembangan siswa kelas X dan XI SMA Negeri 1 Depok di bawah rata-rata

    kelompok diantaranya sebagai berikut:

    Tabel 4 Aspek perkembangan yang menunjukkan tingkat perkembangan

    siswa di bawah rata-rata kelompok

    No Aspek perkembangan Kelas X Kelas XI

    1 Landasan hidup religius _ _

    2 Landasan perilaku etis

    3 Kematangan emosional

    4 Kematangan intelektual

    5 Kesadaran tanggung jawab _

    6 Peran sosial sebagai pria atau wanita _ _

    7 Penerimaan diri dan pengembangannya _ _

    8 Kemandirian perilaku ekonomis

    9 Wawasan dan persiapan karir

    10 Kematangan hubungan dengan teman sebaya _ _

    11 Persiapan diri untuk pernikahan dan hidup berkeluarga _ _

  • 10

    Aspek-aspek perkembangan yang belum mencapai rata-rata kelompok tersebut

    digunakan sebagai bahan masukan dalam penyusunan program dengan harapan

    program yang dibuat dapat membantu siswa SMA Negeri 1 Depok mencapai tugas-

    tugas perkembangan secara optimal. Aspek-aspek perkembangan yang belum

    mencapai rata-rata kelompok tersebut juga diprioritaskan dalam kegiatan pelayanan

    dasar karena gangguan pada salah satu tahap mengakibatkan terhambatnya

    perkembangan secara keseluruhan.

    Selain penilaian kebutuhan peserta didik menggunakan ITP (Inventori Tugas

    Perkembangan), konselor juga mempertimbangkan tentang harapan sekolah dan orang

    tua peserta didik. Dari hasil wawancara dan observasi, diketahui pula assesmen

    lingkungan yaitu berupa harapan-harapan yang diinginkan kepala sekolah, guru dan

    staf karyawan, dan orang tua terhadap peserta didik, antara lain:

    1. Terwujudnya visi dan misi SMA Negeri 1 Depok.

    2. SMA Negeri 1 Depok tetap menjadi SMA andalan Kabupaten Sleman.

    3. Orang tua berharap siswa mempunyai prestasi akademik yang tinggi, kematangan

    karir (kelanjutan studi) dan kualitas kepribadian yang baik.

    Berdasarkan hasil analisis kebutuhan peserta didik dengan penyesuaian harapan

    sekolah dan orang tua peserta didik dihasilkan deskripsi kebutuhan sebagai berikut:

    Tabel 5. Deskripsi kebutuhan

    No Deskripsi kebutuhan Kompetensi pengembangan diri Alternatif

    kegiatan

    1. Landasan perilaku etis

    Jujur Membuat papan

    bimbingan

    elektonik

    Hormat kepada orang tua Sosiodrama

    Sikap sopan santun Sosiodrama

    Ketertiban dan kepatuhan Training model

    di kelas

    2. Kematangan

    emosional

    Kebebasan dalam mengemukakan

    pendapat

    Membuat papan

    bimbingan

    elektronik

  • 11

    Tidak cemas Psikodrama

    Pengendalikan emosi Psikodrama

    Kemampuan menjaga stabilitas

    emosi

    Mengadakan

    ESQ

    3. Kematangan

    intelektual

    Sikap kritis Mengadakan out

    bond

    Sikap rasional Mengadakan

    permainan

    Kemampuan membela hak pribadi Membuat papan

    bimbingan

    elektronik

    Kemampuan menilai Mengadakan

    permainan

    (game)

    4. Kesadaran

    bertanggung jawab

    Mawas diri Pembuatan

    papan

    bimbingan

    elektronik

    Tanggung jawab atas tindakan

    pribadi

    Mengadakan

    permainan

    (game)

    Partisipasi pada lingkungan Training model

    di kelas

    Disiplin Mengadakan

    permainan

    (game)

    5. Kemandirian perilaku

    ekonomis

    Upaya menghasilkan uang Mengadakan

    studi tour ke

    industri dan

    rumah produksi

    Sikap hemat dan menabung Mengadakan

    studi tour ke

    Bank BI

  • 12

    Bekerja keras dan ulet Mengadakan

    permainan

    Tidak mengharapkan pemberian

    orang

    Membuat papan

    bimbingan

    elektonik

    6. Wawasan persiapan

    karir

    Pemahaman jenis pekerjaan Studi tour ke

    berbagai profesi

    pekerjaan

    Kesungguhan belajar Pembuatan

    leaflet

    Upaya meningkatkan keahlian Training model

    di kelas

    Perencanaan karir Career day

    Kemudian deskripsi kebutuhan di atas dirumuskan dalam bentuk standar kompetensi

    kemandirian sebagai berikut :

    Tabel 6 Standar kompetensi kemandirian siswa SMA

    No Aspek

    perkembangan

    Tataran/Internalisasi tujuan

    Pengenalan Akomodasi Tindakan

    1 Landasan

    perilaku etis

    Mengenal

    keragaman sumber

    norma yang

    berlaku di

    masyarakat

    Menghargai

    keragaman sumber

    norma sebagai rujukan

    pengambilan

    keputusan

    Berperilaku atas

    dasar keputusan

    yang

    mempertimbangkan

    aspek-aspek etis

    2 Kematangan

    emosional

    Mempelajari cara-

    cara menghindari

    konflik dengan

    orang lain.

    Bersikap toleran

    terhadap ragam

    ekspresi perasaan diri

    sendiri dan orang lain.

    Mengekpresikan

    perasaan dalam

    cara-cara yang

    bebas, terbuka dan

    tidak menimbulkan

    konflik.

    3 Kematangan

    intelektual

    Mempelajari cara-

    cara pengambilan

    Menyadari akan

    keragaman alternatif

    Mengambil

    keputusan dan

  • 13

    keputusan dan

    pemecahan

    masalah secara

    objektif.

    keputusan dan

    konsekuensi yang

    dihadapinya.

    pemecahan masalah

    atas dasar

    informasi/data

    secara objektif.

    4 Kesadaran

    bertanggung

    jawab

    Mempelajari

    keragaman

    interaksi sosial.

    Menyadari nilai-nilai

    persahabatan dan

    keharmonisan dalam

    konteks keragaman

    interaksi sosial.

    Berinteraksi dengan

    orang lain atas

    dasar kesamaan

    (equality).

    5 Kemandirian

    perilaku

    ekonomis

    Mempelajari

    strategi dan

    peluang untuk

    berperilaku hemat,

    ulet, sungguh-

    sungguh, dan

    kompetitif dalam

    keragaman

    kehidupan.

    Menerima nilai-nilai

    hidup hemat, ulet,

    sungguh-sungguh, dan

    kompetettif sebagai

    aset untuk mencapai

    hidup mandiri.

    Menampilkan hidup

    hemat, ulet,

    sungguh-sungguh,

    dan kompetitif atas

    dasar kesadaran

    sendiri.

    6 Wawasan

    persiapan karir

    Mempelajari

    kemampuan diri,

    peluang dan ragam

    pekerjaan,

    pendidikan dan

    aktifitas yang

    terfokus pada

    pengembangan

    alternatif karir

    yang lebih terarah.

    Internalisasi nilai-nilai

    yang melandasi

    pertimbangan

    pemilihan alternatif

    karir.

    Mengembangkan

    alternatif

    perencanaan karir

    dengan

    mempertimbangkan

    kemampuan,

    peluang dan ragam

    karir .

  • 14

    BAGIAN II

    KOMPONEN PROGRAM

    Program bimbingan dan konseling mengandung empat komponen pelayanan,

    yaitu: (1) pelayanan dasar bimbingan; (2) pelayanan responsif, (3) perencanaan individual,

    dan (4) dukungan system (DEPDIKNAS, 2007:207)

    A. Pelayanan Dasar

    Pelayanan dasar diartikan sebagai proses pemberian bantuan kepada seluruh

    peserta didik melalui kegiatan penyiapan pengalaman terstruktur secara klasikal atau

    kelompok yang disajikan secara sistematis dalam rangka mengembangkan perilaku

    jangka panjang sesuai dengan tahap dan tugas-tugas perkembangan (yang dituangkan

    sebagai standar kompetensi kemandirian) yang diperlukan dalam pengembangan

    kemampuan memilih dan mengambil keputusan dalam menjalani kehidupannya. Di

    Amerika Serikat, istilah pelayanan dasar ini lebih popular dengan sebutan kurikulum

    bimbingan (guidance curriculum). Tidak jauh berbeda dengan pelayanan dasar,

    menurut Gybers & Henderson kurikulum bimbingan ini diperuntukan kepada seluruh

    peserta didik yang diharapkan dapat memfasilitasi peningkatan keterampilan sesuai

    dengan tahap perkembangan peserta didik (ASCA, 2005:22).

    Program layanan yang akan diberikan kepada seluruh peserta didik sesuai

    dengan deskripsi kebutuhan di SMA Negeri 1 Depok antara lain:

    1. Program pemahaman, penginternalisasian dan pengembangan perilaku etis (jujur,

    hormat kepada orang tua, sikap sopan dan santun).

    2. Program pemahaman, penginternalisasian dan pengembangan kematangan

    emosional (kebebasan dalam mengemukakan pendapat, tidak cemas, pengendalian

    emosi, kemampuan menjaga stabilitas emosi).

    3. Program pemahaman, penginternalisasian dan pengembangan kematangan

    intelektual (sikap kritis, sikap rasional, kemampuan membela hak pribadi,

    kemampuan menilai).

    4. Program pemahaman, penginternalisasian dan pengembangan kesadaran

    bertanggung jawab (mawas diri, tanggung jawab atas tindakan pribadi, partisipasi

    pada lingkungan, disiplin).

  • 15

    5. Program pemahaman, penginternalisasian dan pengembangan kemandirian perilaku

    ekonomis (upaya menghasilkan uang, sikap hemat dan menabung, bekerja keras

    dan ulet, tidak mengharapkan pemberian orang).

    6. Program pemahaman, penginternalisasian dan pengembangan wawasan persiapan

    karir (pemahaman jenis pekerjaan, kesungguhan belajar, upaya meningkatkan

    keahlian, perencanaan karir).

    Untuk melaksanakan program-program tersebut, akan dilaksanakan melalui

    strategi implementasi berikut:

    1. Bimbingan Kelas

    Program yang dirancang menuntut konselor untuk melakukan kontak

    langsung dengan para peserta didik di kelas. Secara terjadwal, konselor

    memberikan pelayanan bimbingan kepada para peserta didik. Program yang akan

    dijalankan melalui strategi ini adalah:

    a. Program pemahaman dan pengenalan perilaku etis (jujur, hormat kepada orang

    tua, sikap sopan dan santun).

    b. Program pemahaman dan penegnalanan kematangan emosional (kebebasan

    dalam mengemukakan pendapat, tidak cemas, pengendalian emosi, kemampuan

    menjaga stabilitas emosi).

    c. Program pemahaman dan pengenalanan kematangan intelektual (sikap kritis,

    sikap rasional, kemampuan membela hak pribadi, kemampuan menilai).

    d. Program pemahaman dan pengenalan kesadaran bertanggung jawab (mawas

    diri, tanggung jawab atas tindakan pribadi, partisipasi pada lingkungan,

    disiplin).

    e. Program pemahaman dan pengenalan kemandirian perilaku ekonomis (upaya

    menghasilkan uang, sikap hemat dan menabung, bekerja keras dan ulet, tidak

    mengharapkan pemberian orang).

    f. Program pemahaman dan pengenalan wawasan persiapan karir (pemahaman

    jenis pekerjaan, kesungguhan belajar, upaya meningkatkan keahlian,

    perencanaan karir).

    2. Pelayanan Orientasi

    Pelayanan ini merupakan suatu kegiatan yang memungkinkan peserta didik

    dapat memahami dan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru, terutama

    lingkungan Sekolah, untuk mempermudah atau memperlancar berperannya mereka

  • 16

    di lingkungan baru tersebut. Pelayanan orientasi ini dilaksanakan pada awal

    program pelajaran baru. Program yang akan dijalankan melalui strategi ini adalah:

    a. Program pemahaman dan pengenalan perilaku etis (jujur, hormat kepada orang

    tua, sikap sopan dan santun), alternatif kegiatan mengadakan training model di

    kelas.

    b. Program pemahaman dan penegnalanan kematangan emosional (kebebasan

    dalam mengemukakan pendapat, tidak cemas, pengendalian emosi, kemampuan

    menjaga stabilitas emosi), alternatif kegiatan mengadakan ESQ.

    c. Program pemahaman dan pengenalanan kematangan intelektual (sikap kritis,

    sikap rasional, kemampuan membela hak pribadi, kemampuan menilai),

    alternatif kegiatan out bond.

    d. Program pemahaman dan pengenalan kesadaran bertanggung jawab (mawas

    diri, tanggung jawab atas tindakan pribadi, partisipasi pada lingkungan,

    disiplin), alternatif kegiatan out bond.

    e. Program pemahaman dan pengenalan kemandirian perilaku ekonomis (upaya

    menghasilkan uang, sikap hemat dan menabung, bekerja keras dan ulet, tidak

    mengharapkan pemberian orang), alternatif kegiatan mengadakan study tour ke

    industri atau rumah produksi dan bank BI.

    f. Program pemahaman dan pengenalan wawasan persiapan karir (pemahaman

    jenis pekerjaan, kesungguhan belajar, upaya meningkatkan keahlian,

    perencanaan karir), alternatif kegiatan mengadakan study tour ke Perguruan

    tinggi dan berbagai profesi pekerjaan.

    3. Pelayanan Informasi

    Yaitu pemberian informasi tentang berbagai hal yang dipandang bermanfaat

    bagi peserta didik melalui komunikasi langsung maupun tidak langsung. Program

    yang akan dijalankan melalui strategi ini adalah:

    a. Program pemahaman dan pengenalan perilaku etis (jujur, hormat kepada orang

    tua, sikap sopan dan santun), alternatif kegiatan pembuatan papan bimbingan

    elektronik.

    b. Program pemahaman dan penegnalanan kematangan emosional (kebebasan

    dalam mengemukakan pendapat, tidak cemas, pengendalian emosi, kemampuan

    menjaga stabilitas emosi), alternatif kegiatan pembuatan papan bimbingan

    elektronik.

  • 17

    c. Program pemahaman dan pengenalanan kematangan intelektual (sikap kritis,

    sikap rasional, kemampuan membela hak pribadi, kemampuan menilai),

    alternatif kegiatan pembuatan papan bimbingan elektronik.

    d. Program pemahaman dan pengenalan kesadaran bertanggung jawab (mawas

    diri, tanggung jawab atas tindakan pribadi, partisipasi pada lingkungan,

    disiplin), alternatif kegiatan pembuatan papan bimbingan elektronik.

    e. Program pemahaman dan pengenalan kemandirian perilaku ekonomis (upaya

    menghasilkan uang, sikap hemat dan menabung, bekerja keras dan ulet, tidak

    mengharapkan pemberian orang), alternatif kegiatan pembuatan papan

    bimbingan elektronik.

    f. Program pemahaman dan pengenalan wawasan persiapan karir (pemahaman

    jenis pekerjaan, kesungguhan belajar, upaya meningkatkan keahlian,

    perencanaan karir), alternatif kegiatan mengadakan Career Day dan pembuatan

    leaflet.

    4. Bimbingan Kelompok

    Konselor memberikan pelayanan bimbingan kepada peserta didik melalui

    kelompok-kelompok kecil (5 s.d. 10 orang). Bimbingan ini ditujukan untuk

    merespon kebutuhan dan minat para peserta didik (ASCA, 2005: 41). Topik yang

    didiskusikan dalam bimbingan kelompok ini, adalah masalah yang bersifat umum

    (common problem) dan tidak rahasia. Program yang akan dijalankan melalui

    strategi ini adalah:

    a. Program penginternalisasian dan pengembangan perilaku etis (jujur, hormat

    kepada orang tua, sikap sopan dan santun), alternatif kegiatan mengadakan

    Sosiodrama diakhiri dengan diskusi.

    b. Program penginternalisasian dan pengembangan kematangan emosional

    (kebebasan dalam mengemukakan pendapat, tidak cemas, pengendalian emosi,

    kemampuan menjaga stabilitas emosi), alternatif kegiatan mengadakan

    Psikodrama diakhiri dengan diskusi.

    c. Program penginternalisasian dan pengembangan kematangan intelektual (sikap

    kritis, sikap rasional, kemampuan membela hak pribadi, kemampuan menilai),

    alternatif kegiatan mengadakan permainan (game) diakhiri dengan diskusi.

    d. Program penginternalisasian dan pengembangan kesadaran bertanggung jawab

    (mawas diri, tanggung jawab atas tindakan pribadi, partisipasi pada lingkungan,

  • 18

    disiplin), alternatif kegiatan mengadakan permainan (game) diakhiri dengan

    diskusi.

    e. Program penginternalisasian dan pengembangan kemandirian perilaku

    ekonomis (upaya menghasilkan uang, sikap hemat dan menabung, bekerja

    keras dan ulet, tidak mengharapkan pemberian orang), alternatif kegiatan

    mengadakan permainan (game) diakhiri dengan diskusi.

    f. Program penginternalisasian dan pengembangan wawasan persiapan karir

    (pemahaman jenis pekerjaan, kesungguhan belajar, upaya meningkatkan

    keahlian, perencanaan karir), alternatif kegiatan mengadakan permainan (game)

    diakhiri dengan diskusi.

    5. Pelayanan Pengumpulan Data (Aplikasi Instrumentasi)

    Merupakan kegiatan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang

    pribadi peserta didik, dan lingkungan peserta didik. Pengumpulan data ini

    dilakukan dengan berbagai instrumen, baik tes maupun non-tes yaitu:

    a. Data pribadi siswa

    b. ITP (Instrumen Tugas Perkembangan)

    c. DCM (Daftar Cek Masalah)

    d. Sosiometri

    e. Tes Hwo Am I

    f. Studi Habit

    g. Pendataan presensi siswa

    h. Rekap prestasi belajar

    i. Anecdotal record

    j. Hasil wawancara dengan siswa

    k. Kartu Konseling

    B. Pelayanan Responsif (Responsive Services)

    Pelayanan responsif merupakan pemberian bantuan kepada peserta didik yang

    menghadapi kebutuhan dan masalah yang memerlukan pertolongan dengan segera,

    sebab jika tidak segera dibantu dapat menimbulkan gangguan dalam proses pencapaian

    tugas-tugas perkembangan. Hal tersebut sejalan dengan pendapat yang di ungkapkan

    oleh Gysbers & Henderson, tujuan pelayanan ini adalah memberikan bantuan khusus

    bagi konseli yang menghadapi kebutuhan dan masalah yang memerlukan pertolongan

    dengan segera (ASCA, 2005:22).

  • 19

    Selain layanan secara insidental, dalam layanan responsif terdapat pula layanan

    yang terprogram sesuai dengan analisis kebutuhan peserta melalui ITP (Inventori

    Tugas Perkembangan) dan analisis kebutuhan lingkungan melalui wawancara dengan

    kepala sekolah, guru mata pelajaran, wali kelas, dan orang tua peserta didik. Program

    layanan bimbingan dan konseling yang akan diberikan untuk merespon kebutuhan dan

    masalah peserta didik yang memerlukan pertolongan dengan segera antara lain:

    1. Program untuk mengentaskan peserta didik yang diindikasi menjadi anggota geng

    pelajar.

    2. Program untuk mengentaskan peserta didik yang diindikasi nongkrong di depan

    sekolah sepulang sekolah.

    3. Program untuk mengentaskan peserta didik yang diindikasi mencoret-coret tembok

    di pingir jalan dan fasilitas umum.

    4. Program untuk mengentaskan peserta didik yang merokok di lingkungan sekolah.

    5. Program untuk membantu peserta didik yang mengalami hambatan-hambatan

    dalam mencapai tugas-tugas perkembangan landasan hidup religius, landasan

    perilaku etis, kematangan emosional, kematangan intelektual, kesadaran

    bertanggung jawab, peran sosial sebagai pria atau wanita, penerimaan diri dan

    pengembangannya, kemandirian perilaku ekonomis, wawasan persiapan karir,

    kematangan hubungan dengan teman sebaya, dan persiapan diri untuk pernikahan

    dan hidup berkeluarga.

    Strategi implementasi komponen program pelayanan responsif dapat

    dilakukan melalui :

    1. Konseling Individual.

    Pemberian bantuan secara empat mata kepada siswa yang mengalami

    kesulitan, mengalami hambatan dalam mencapai tugas-tugas perkembangan.

    2. Konseling Kelompok.

    Pemberian bantuan secara kelompok kepada beberapa siswa yang

    mengalami kesulitan, mengalami hambatan dalam mencapai tugas-tugas

    perkembangan.

    3. Referal (Rujukan atau Alih Tangan Kasus).

    Pengalihtanganan masalah yang dihadapi peserta didik, oleh konselor

    kepada orang yang dianggap lebih mampu seperti psikolog, psikiater, dokter,

    dan kepolisian.

  • 20

    4. Kolaborasi dengan Guru Mapel/Wali Kelas.

    Konselor berkolaborasi dengan guru dan wali kelas dalam rangka

    memperoleh informasi tentang siswa (seperti prestasi belajar, kehadiran, dan

    pribadinya), membantu memecahkan masalah siswa, dan mengidentifikasi

    aspek-aspek bimbingan yang dapat dilakukan oleh guru mata pelajaran.

    Dilaksanakan sesuai kebutuhan dan terjadwal setiap 4 (empat) kali dalam

    setahun sebelum penerimaan laporan hasil belajar ujian tengah semester (UTS)

    dan ujian akhir semester (UAS).

    5. Kolaborasi Dengan Orang Tua

    Konselor perlu melakukan kerjasama dengan para orang tua siswa agar

    proses bimbingan terhadap siswa tidak hanya berlangsung di sekolah, tetapi

    juga oleh orang tua di rumah. Dilaksanakan sesuai kebutuhan dan terjadwal

    setiap 4 (empat) kali dalam setahun pada saat penerimaan laporan hasil belajar

    ujian tengah semester (UTS) dan ujian akhir semester (UAS).

    6. Kolaborasi Dengan Pihak Luar Sekolah

    Yaitu berkaitan dengan upaya sekolah untuk menjalin kerjasama dengan

    unsur-unsur masyarakat yang dipandang relevan dengan peningkatan mutu

    pelayanan bimbingan. Selain dilaksanakan sesuai kebutuhan, program yang

    akan dilaksanakan melalui strategi ini adalah:

    a. Program untuk mengentaskan peserta didik yang diindikasi menjadi

    anggota geng pelajar, alternatif kegiatan mengadakan seminar anti

    kekerasan dengan berkolaborasi dengan psikolog dan pihak kepolisian.

    b. Program untuk mengentaskan peserta didik yang diindikasi nongkrong di

    depan sekolah sepulang sekolah, alternatif kegiatan mengadakan seminar

    anti kekerasan dengan berkolaborasi dengan psikolog dan pihak

    kepolisian.

    c. Program untuk mengentaskan peserta didik yang diindikasi mencoret-coret

    tembok di pingir jalan dan fasilitas umum, alternatif kegiatan mengadakan

    seminar dengan berkolaborasi dengan psikolog, PEMKOT/PEMDA dan

    pihak kepolisian.

    d. Program untuk mengentaskan peserta didik yang merokok di lingkungan

    sekolah, alternatif kegiatan mengadakan seminar bahaya merokok dengan

    berkolaborasi dengan psikolog dan ahli kesehatan (dokter).

  • 21

    e. Program untuk membantu peserta didik yang mengalami hambatan-

    hambatan dalam mencapai tugas-tugas perkembangan landasan hidup

    religius, landasan perilaku etis, kematangan emosional, kematangan

    intelektual, kesadaran bertanggung jawab, peran sosial sebagai pria atau

    wanita, penerimaan diri dan pengembangannya, kemandirian perilaku

    ekonomis, wawasan persiapan karir, kematangan hubungan dengan teman

    sebaya, dan persiapan diri untuk pernikahan dan hidup berkeluarga,

    berkolaborasi dengan psikolog, ahli kesehatan (dokter), dan orang tua

    peserta didik.

    7. Konsultasi.

    Selain menerima pelayanan konsultasi bagi peserta didik konselor juga

    menerima pelayanan konsultasi bagi, guru, orang tua, atau pihak pimpinan

    sekolah yang terkait dengan upaya membangun kesamaan persespsi dalam

    memberikan bimbingan kepada siswa, menciptakan lingkungan sekolah yang

    kondusif bagi perkembangan siswa, melakukan referal, dan meningkatkan

    kualitas program bimbingan dan konseling.

    8. Konferensi Kasus

    Yaitu kegiatan untuk membahas permasalahan siswa dalam suatu

    pertemuan yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberikan keterangan,

    kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan siswa itu.

    Pertemuan konferensi kasus ini bersifat terbatas dan tertutup.

    9. Kunjungan Rumah

    Yaitu kegiatan untuk memperoleh data atau keterangan tentang siswa

    tertentu yang sedang ditangani, dalam upaya mengentaskan masalahnya,melalui

    kunjungan ke rumahnya.

    C. Perencanaan Individual (Individual Student Planning)

    Perencanaan individual diartikan sebagai bantuan kepada peserta didik agar

    mampu merumuskan dan melakukan aktivitas yang berkaitan dengan perencanaan

    masa depan berdasarkan pemahaman akan kelebihan dan kekurangan dirinya, serta

    pemahaman akan peluang dan kesempatan yang tersedia di lingkungannya. Hal

    tersebut sejalan dengan pendapat yang di ungkapkan oleh Gysbers & Henderson,

    perencanaan individual merupakan kegiatan yang sistematis yang dirancang untuk

  • 22

    membantu peserta didik memahami dan mengambil tindakan untuk mengembangkan

    rencana masa depan (ASCA, 2005:22).

    Strategi implementasinya:

    1. Penilaian Individu atau kelompok kecil (Individual or Small-Group Appraisal)

    a. Membantu siswa kelas X untuk menilai dan menganalisis kemampuan, minat,

    keterampilan dan prestasi (ekstrakulkuler).

    b. Berkolaborasi dengan guru mata pelajaran membantu siswa dalam pembuatan

    kelompok belajar.

    c. Penelusuran penerima beasiswa BKM .

    d. Berkolaborasi dengan guru mata pelajaran untuk melakukan penelusuran

    prestasi belajar untuk diikutsertakan dalam olimpiade.

    e. Membantu siswa kelas X untuk menilai dan menganalisis kemampuan, minat,

    keterampilan dan prestasi (jurusan IPA, IPS, dan Bahasa).

    f. Membantu siswa kelas XII untuk menilai dan menganalisis kemampuan, minat,

    keterampilan dan prestasi (pemilihan PTN dan PTS beserta jurusan).

    g. Membantu siswa kelas XII untuk menilai dan menganalisis kemampuan, minat,

    keterampilan dan prestasi (lapangan pekerjaan).

    2. Pemberian saran individu atau kelompok kecil (Individual or Small-Group

    Advicement).

    a. Penempatan dan penyaluran siswa kelas X (ekstrakulikuler).

    b. Penempatan dan penyaluran siswa kelas X, XI dan XII ke dalam kelompok

    belajar (sesuai analisis sosiometri).

    c. Penempatan dan penyaluran penerima beasiswa BKM.

    d. Penempatan dan penyaluran siswa berprestasi untuk diikutsertakan dalam

    olimpiade.

    e. Penempatan dan penyaluran siswa kelas X (jurusan IPA, IPS, dan Bahasa).

    f. Penempatan dan penyaluran siswa kelas XII ke perguruan tinggi.

    g. Penempatan dan penyaluran siswa kelas XII ke lapangan pekerjaan.

    D. Dukungan Sistem (System Support)

    Ketiga komponen di atas, merupakan pemberian layanan bimbingan dan

    konseling secara langsung kepada peserta didik. Sedangkan dukungan sistem

    merupakan komponen pelayanan dan kegiatan manajemen, tata kerja infra struktur,

    dan pengembangan kemampuan profesional konselor secara berkelanjutan, yang secara

  • 23

    tidak langsung memberikan bantuan kepada peserta didik atau memfasilitasi

    kelancaran perkembangan peserta didik.

    Strategi implementasinya:

    1. Pengembangan Profesi

    a. In-service training (mengadakan pelatihan pembuatan program layanan

    bimbingan dan konseling komprehensif)

    b. Aktif dalam organisasi profesi (ABKIN)

    c. Aktif dalam kegiatan-kegiatan ilmiah (mengikuti seminar dan workshop

    tentang manajemen dan evaluari bimbingan dan konseling)

    d. Mengikuti penataran tentang manajemen dan evaluasi bimbingan dan konseling

    e. Aktif dalam MGBK

    2. Manajemen program

    a. Pembuatan program secara jelas, sistematis dan terarah

    b. Evaluasi program

  • 24

    BAGIAN III

    SISTEM MANAJEMEN (MANAGEMENT SYSTEM)

    A. Kesepakatan (Agreements)

    Personil utama pelaksana pelayanan bimbingan dan konseling di SMA Negeri 1

    Depok adalah konselor (guru bimbingan dan konseling) dan staf administrasi

    bimbingan dan konseling sedangkan personil pendukung pelayanan bimbingan dan

    konseling adalah segenap unsur yang terkait dalam pendidikan (kepala sekolah, guru

    mata pelajaran, wali kelas, dan staf administrasi). Masing-masing personil tersebut,

    sepakat untuk melaksanakan tugas-tugas khusus dalam kaitannya dengan pelayanan

    bimbingan dan konseling. Uraian tugas masing-masing personil tersebut, khusus dalam

    kaitanya dengan pelayanan bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut:

    1. Kepala Sekolah

    Sebagai penanggung jawab kegiatan pendidikan di sekolah secara

    menyeluruh, khusunya bimbingan dan konseling. Tugas kepala sekolah adalah,

    mengkoordinasi segenap kegiatan yang direncanakan, diprogramkan dan

    berlangsung di sekolah, sehingga pelayanan pengajaran, latihan, dan bimbingan

    dan konseling merupakan suatu kesatuan yang terpadu, harmonis dan dinamis.

    a. Menyediakan sarana dan prasarana, tenaga, dan berbagai fasilitas lainnya untuk

    kemudahan bagi terlaksananya pelayanan bimbingan dan konseling yang

    efektif dan efisien.

    b. Melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap perencanaan dan pelaksanaan

    program, penilaian dan upaya tindak lanjut pelayanan bimbingan dan

    konseling.

    c. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling

    disekolah kepada pihak-pihak terkait, terutama dinas pendidikan yang menjadi

    atasannya.

    d. Menyediakan fasilitas, kesempatan dan dukungan dalam kegiatan

    kepengawasan yang dilakukan oleh pengawas sekolah bidang bimbingan dan

    konseling.

    2. Koordinator Bimbingan dan Konseling

    Koordinator bimbingan dan konseling adalah salah satu guru bimbingan

    dan konseling, diantanya berperan sebagai pembantu kepala sekolah bidang

    bimbingan dan konseling yang bertugas:

  • 25

    a. Mengkoordinasi para guru bimbingan dan konseling.

    b. Memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling kepada segenap warga

    sekolah (peserta didik, guru dan personil sekolah), orang tua peserta didik, dan

    masyarakat.

    c. Menyusun program kegiatan bimbingan dan konseling (program pelayanan dan

    kegiatan pendukung, program mingguan, bulanan, dan tahunan.

    d. Melaksanakan program bimbingan dan konseling.

    e. Mengadministrasikan program kegiatan bimbingan dan konseling.

    f. Menilai hasil pelaksananaan program kegiatan bimbingan dan konseling.

    g. Menganalisis hasil penilaian pelaksanaan bimbingan dan konseling.

    h. Memberikan tindak lanjut terhadap analisis hasil penilaian bimbingan dan

    konseling.

    i. Mengusulkan kepada kepala sekolah dan mengusahakan bagi terpenuhinya,

    tenaga, prasarana dan sarana, alat dan perlengkapan bimbingan dan konseling.

    j. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling

    kepada kepala sekolah.

    k. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan pengawasan oleh pengawas sekolah bidang

    bimbingan dan konseling.

    3. Guru Bimbingan dan Konseling (Konselor)

    Sebagai pelaksana utama, tenaga inti dan ahli atau tenaga professional,

    bertugas:

    a. Melakukan studi kelayakan dan needs assessment.

    b. Merencanakan program bimbingan dan konseling untuk satuan waktu tertentu.

    Program-program tersebut dikemas dalam program harian/mingguan, bulanan,

    dan tahunan.

    c. Melaksanakan program pelayanan bimbingan dan konseling.

    d. Menilai proses dan hasil pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling.

    e. Menganalisis hasil penilaian pelayanan bimbingan dan konseling.

    f. Melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil penilaian pelayanan bimbingan

    dan konseling.

    g. Mengadministrasikan kegiatan program pelayanan bimbingan dan konseling

    yang dilaksanakanya.

  • 26

    h. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dalam pelayanan bimbingan dan

    konseling secara menyeluruh kepada koordinator bimbingan dan konseling

    serta kepala sekolah.

    i. Mempersiapkan diri, menerima dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan

    kepengawasan oleh pengawas sekolah bidang bimbingan dan konseling.

    j. Berkolaborasi dengan guru mata pelajaran dan wali kelas serta pihak-pihak

    yang terkait dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling.

    4. Guru Mata Pelajaran

    Sebagai pengampu mata pelajaran, guru mata pelajaran dalam pelayanan

    bimbingan dan konseling memiliki peran sebagai berikut:

    a. Membantu konselor mengidentifikasi peserta didik yang memerlukan

    pelayanan bimbingan dan konseling, serta membantu pengumpulan data

    tentang peserta didik.

    b. Mereferal peserta didik yang memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling

    kepada konselor.

    c. Menerima peserta didik alih tangan dari guru bimbingan dan konseling, yaitu

    peserta didik yang menurut guru bimbingan dan konseling memerlukan

    pelayanan pengajaran/latihan khusus (remedial).

    d. Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada peserta didik yang

    memerlukan pelayanan/kegiatan bimbingan dan konseling untuk mengikuti dan

    menjalani kegiatan yang dimaksudkan.

    e. Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah peserta didik, seperti

    konsferensi kasus.

    f. Membantu pengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian

    pelayanan bimbingan dan konseling serta upaya tindak lanjutnya.

    5. Wali Kelas

    Sebagai Pembina kelas, dalam pelayanan bimbingan dan konseling wali

    kelas berperan:

    a. Melaksanakan peranannya sebagai penasihat kepada peserta didik khususnya di

    kelas yang menjadi tanggung jawabnya.

    b. Membantu memberikan kesempatan dan kemudahan bagi peserta didik,

    khususnya di kelas yang menjadi tanggung jawabnya, untuk

    mengikuti/menjalani pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling.

    c. Berpartisipasi aktif dalam konferensi kasus.

  • 27

    d. Mereferal peserta didik yang memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling

    kepada konselor (guru bimbingan dan konseling).

    6. Staf Administrasi

    Staf administrasi mempunyai peranan yang penting dalam memperlancar

    pelaksanaan program bimbingan dan konseling. Staf administrasi diharapkan

    membantu menyediakan format-format yang diperlukan dan membantu para guru

    bimbingan dan konseling (konselor) dalam memelihara data dan serta sarana dan

    fasilitas bimbingan dan konseling yang ada.

    B. Dewan Penasihat (Advisory Council)

    Dewan penasihat adalah kelompok perwakilan dari orang yang ditunjuk untuk

    memberikan saran dan membantu keberhasilan program layanan bimbingan dan

    konseling komprehensif. Dewan ini memberikan advokasi, evaluasi dan

    merekomendasikan prioritas dan cara-cara untuk meningkatkan program layanan

    bimbingan dan konseling komprehensif selanjutnya (Arizona Department of

    Education, 2003:15). Dewan penasihat yang ditunjuk untuk memeriksa hasil

    pelaksanaan program bimbingan dan konseling dan membuat rekomendasi yaitu

    1. Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda & OLahraga Kabupaten Sleman

    2. Riswiyanto Mulyoputro, S.Pd (Kepala sekolah SMA N 1 Depok)

    C. Penggunaan Data (Use of Data)

    Program bimbingan dan konseling komprehensif didukung oleh data.

    Penggunaan data di dalam layanan bimbingan dan konseling akan menjamin setiap

    peserta didik memperoleh manfaat dari layanan bimbingan dan konseling (Montana

    School Counselor Association, 2004:20). Manajemen data dilakukan secara manual

    maupun komputer. Database siswa dibangun dan dikembangkan agar perkembangan

    setiap siswa dapat dengan mudah dipantau. Adapun data yang akan digunakan dalam

    program layanan bimbingan dan konseling komprehensif di SMA Negeri 1 Depok

    sebagai berikut:

    1. Data Pribadi

    2. ITP (Instrumen Tugas Perkembangan)

    3. DCM (Daftar Cek Masalah)

  • 28

    4. Sosiometri

    5. Tes Who Am I

    6. Studi Habit

    7. Presensi Siswa

    8. Rekap Prestasi Belajar

    9. Anecdetol Record

    10. Hasil Wawancara Siswa

    11. Kartu Konseling

    D. Penggunaan Waktu (Use of Time)

    Perencanaan waktu ini didasarkan kepada isi program dan dukungan

    manajemen yang harus dilakukan oleh konselor. 80% waktu digunakan untuk

    melayanai peserta didik secara langsung dan 20% digunakan untuk dukungan

    manajerial. Porsi waktu untuk peluncuran masing-masing komponen program

    ditetapkan sesuai dengan pertimbangan sekolah.

    Suggested Percentages of Total Counselor Time

    Component Program % Counselor Time/ School Level

    Senior High School

    Guidance curriculum 15% - 25%

    Individual student planning 25% - 35%

    Responsive services 25% - 35%

    System support 15% - 20%

  • 29

    E. Kalender (Calendars)

    PROGRAM TAHUNAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPRHEHENSIF SMA NEGERI 1 DEPOK

    TAHUN AJARAN 2011/2012 (ANNUAL CALENDAR)

    NO PROGRAM LAYANAN

    DAN DOMAIN PERKEMBANGAN

    TUJUAN STANDAR KOMPETENSI

    YANG INGIN DICAPAI INDIKATOR

    KEBERHASILAN

    KOMPONEN PROGRAM, STRATEGI

    LAYANAN, DAN METODE

    PELAKSANAAN

    TARGET SISWA

    STRATEGI EVALUASI

    WAKTU

    PENANGGUNG JAWAB Mulai Berakhir

    1. Program

    peningkatan,

    penginternalisasian

    dan pengembangkan

    perilaku etis (Pribadi

    Sosial)

    Siswa dapat

    meningkatkan,

    menginternalis

    asi, dan

    mengembangk

    an perilaku etis

    Mengenal keragaman

    sumber norma di

    maysrakat dan tata

    tertib yang berlaku di

    sekolah

    Menghargai keragaman

    sumber norma di

    masyarakat dan tata

    tertib yang berlaku di

    sekolah sebagai rujukan

    pengambilan keputusan

    Berperilaku atas dasar

    keputusan yang

    mempertimbangkan

    aspek-aspek etis

    70% siswa SMA N 1

    Depok tidak ada

    yang mencontek

    pada saat ujian

    65% siswa SMA N 1

    Depok berperilaku

    berdasarkan aspek-

    aspek etis

    75% siswa SMA N 1

    Depok tidak ada

    yang melakukan

    pelanggaran tata

    tertib sekolah

    Bimbingan Klasikal

    Layanan orientasi

    (Training model di

    kelas)

    Layanan informasi

    (Pembuatan papan

    bimbingan

    elektronik)

    Bimbingan

    kelompok

    (Sosiodrama)

    Layanan responsif

    (sesuai kebutuhan)

    Seluruh

    siswa SMA

    N 1 Depok

    Observasi

    (membandingk

    an jumlah

    siswa yang

    mencontek)

    Studi

    Dokumentasi

    (Membandingk

    an jumlah

    siswa yang

    melakukan

    pelanggaran

    tata tertib

    sekolah

    sebelum dan

    sesudah

    pelaksanaan

    program)

    07/ 2011 08/ 2011 Drs. R. Joko Wuryono

    (XC, XI IPA 1, XII IPA 3,

    XII IPS 2)

    Dra. Eko rini

    Purbowati (XE, XI IPS

    1, XII IPS 3, XD)

    Dra. Wahyu Srinurjati

    (XF, XI IPS 2, XII IPS 3,

    XI IPA 2)

    Eko. Yuliyanto, S.Pd

    (XB, XI IPS 3, XII IPS 1,

    XI IPA 2)

    Nuri Yuharyati, S.Pd

    (XA, XI IPS 4, XII IPA 1,

    XD)

  • 30

    NO PROGRAM LAYANAN

    DAN DOMAIN PERKEMBANGAN

    TUJUAN STANDAR KOMPETENSI

    YANG INGIN DICAPAI INDIKATOR

    KEBERHASILAN

    KOMPONEN PROGRAM, STRATEGI

    LAYANAN, DAN METODE

    PELAKSANAAN

    TARGET SISWA

    STRATEGI EVALUASI

    WAKTU

    PENANGGUNG JAWAB

    Mulai Terakhir

    2. Program pembentukan, penginternalisasian dan pengembangkan kematangan emosional (Pribadi sosial)

    Siswa dapat membentuk, menginternalisasi, dan mengembangkan kematangan emosional

    Mempelajari cara-cara menghindari konflik dengan orang lain

    Bersikap toleran terhadap ragram ekspresi perasaan diri sendiri dan orang lain

    Mengekspresikan perasaan dalam cara-cara yang bebas, terbuka dan tidak menimbulkan konflik

    98% siswa SMA N 1 Depok tidak ada yang berkelahi di sekolah

    90% siswa SMA N 1 Depok tidak ada yang terlibat tawuran dengan sekolah lain

    Bimbingan Klasikal

    Layanan orientasi (ESQ)

    Layanan informasi (Pembuatan papan bimbingan elektronik)

    Bimbingan kelompok (Psikodrama)

    Layanan responsif (sesuai kebutuhan)

    Seluruh siswa SMA N 1 Depok

    Studi dokumentasi (Membandingkan jumlah siswa yang melakukan perkelahian dan tawuran sebelum dan sesudah pelaksanaan program)

    09/ 2011 10/ 2011 Drs. R. Joko Wuryono (XC, XI IPA 1, XII IPA 3, XII IPS 2)

    Dra. Eko rini Purbowati (XE, XI IPS 1, XII IPS 3, XD)

    Dra. Wahyu Srinurjati (XF, XI IPS 2, XII IPS 3, XI IPA 2)

    Eko. Yuliyanto, S.Pd (XB, XI IPS 3, XII IPS 1, XI IPA 2)

    Nuri Yuharyati, S.Pd (XA, XI IPS 4, XII IPA 1, XD)

    3. Program pembentukan, penginternalisasian dan pengembangan kematangan intelektual (Belajar)

    Siswa dapat membentuk, menginternalisasi, dan mengembangkan kematangan intelektual

    Mempelajari cara-cara pengambilan keputusan dan pemecahan masalah secara objektif

    95% siswa SMA N 1 Depok mendapatkan nilai di atas Kriteria Kelulusan Minimal (KKM)

    Bimbingan Klasikal

    Layanan informasi

    (Pembuatan papan

    bimbingan

    elektronik)

    Seluruh siswa SMA N 1 Depok

    Studi dokumentasi (Membandingkan hasil belajar dengan nilai kriteria kentutasan minimal)

    10/ 2011 12/ 2011 Drs. R. Joko Wuryono (XC, XI IPA 1, XII IPA 3, XII IPS 2)

    Dra. Eko rini

    Purbowati (XE, XI IPS

    1, XII IPS 3, XD)

  • 31

    NO PROGRAM LAYANAN

    DAN DOMAIN PERKEMBANGAN

    TUJUAN STANDAR KOMPETENSI

    YANG INGIN DICAPAI INDIKATOR

    KEBERHASILAN

    KOMPONEN PROGRAM, STRATEGI

    LAYANAN, DAN METODE

    PELAKSANAAN

    TARGET SISWA

    STRATEGI EVALUASI

    WAKTU

    PENANGGUNG JAWAB

    Mulai terakhir

    Menyadari akan keberagaman alternatif keputusan dan konsekuensi yang dihadapi

    Mengambil keputusan dan pemecahan masalah atas dasar informasi/data secara objektif

    100% siswa SMA N 1 Depok membentuk kelompok belajar

    Siswa SMA N 1

    depok yang

    berprestasi ikut

    olimpiade

    Bimbingan kelompok (Game)

    Layanan responsif (Sesuai kebutuhan)

    Layanan

    perencanaan

    individual

    (individual or small-

    group appraisal &

    individual or small-

    group advicement)

    Dra. Wahyu Srinurjati (XF, XI IPS 2, XII IPS 3, XI IPA 2)

    Eko. Yuliyanto, S.Pd (XB, XI IPS 3, XII IPS 1, XI IPA 2)

    Nuri Yuharyati, S.Pd

    (XA, XI IPS 4, XII IPA 1,

    XD)

    4. Program pembentukan, penginternalisasian dan pengembangan kesadaran bertanggung jawab (Pribadi sosial)

    Siswa dapat membentuk, menginternalisasi, dan mengembangkan kesadaran bertanggung jawab

    Mempelajari keragaman interaksi sosial

    Menyadari nilai-nilai persahabatan dan keharmonisan dalam konteks keragaman interaksi sosial

    Berinteraksi dengan orang lain atas dasar kesamaan (equality)

    90% siswa SMA N 1 Depok tidak ada yang membolos

    75% siswa SMA N 1 Depok tidak ada yang tidak mengerjakan tugas-tugas dan pekerjaan rumah

    Bimbingan Klasikal

    Layanan orientasi (Training model di kelas)

    Layanan informasi (Pembuatan papan bimbingan elektronik)

    Bimbingan kelompok (Game)

    Layanan responsif (sesuai kebutuhan)

    Seluruh siswa SMA N 1 Depok

    Studi dokumentasi (Membandingkan jumlah siswa yang membolos sekolah sebelum dan sesudah pelaksanaan program)

    Pre-post tests tingkat perkembangan kesadaran bertanggung jawab

    12/ 2012 01/ 2012

    Drs. R. Joko Wuryono (XC, XI IPA 1, XII IPA 3, XII IPS 2)

    Dra. Eko rini Purbowati (XE, XI IPS 1, XII IPS 3, XD)

    Dra. Wahyu Srinurjati (XF, XI IPS 2, XII IPS 3, XI IPA 2)

    Eko. Yuliyanto, S.Pd (XB, XI IPS 3, XII IPS 1, XI IPA 2)

    Nuri Yuharyati, S.Pd (XA, XI IPS 4, XII IPA 1, XD)

  • 32

    NO PROGRAM LAYANAN

    DAN DOMAIN PERKEMBANGAN

    TUJUAN STANDAR KOMPETENSI

    YANG INGIN DICAPAI INDIKATOR

    KEBERHASILAN

    KOMPONEN PROGRAM, STRATEGI

    LAYANAN, DAN METODE

    PELAKSANAAN

    TARGET SISWA

    STRATEGI EVALUASI

    WAKTU

    PENANGGUNG JAWAB

    Mulai terakhir

    5.

    Program

    pembentukan,

    penginternalisasian,

    pengembangan

    perilaku ekonomis

    (Pribadi sosial)

    Siswa dapat

    membentuk,

    menginternalis

    asi, dan

    mengembangk

    an perilaku

    ekonomis

    Mempelajari strategi

    dan peluang untuk

    berperilaku hemat, ulet,

    sungguh-sungguh, dan

    kompetitif dalam

    keragaman kehidupan

    Menerima nilai-nilai

    hidup hemat, ulet,

    sungguh-sungguh, dan

    kompetitif sebagai aset

    untuk mencapai hidup

    mandiri

    Menampilkan hidup

    hemat, ulet, sungguh-

    sungguh, dan

    kompetitif atas dasar

    kesadaran sendiri

    75% siswa SMA N 1

    Depok mampu

    berperilaku hemat

    dan menyisakan Rp

    1000/hari untuk

    ditabung

    Bimbingan Klasikal

    Layanan orientasi

    (Training model di

    kelas)

    Layanan informasi

    (Pembuatan papan

    bimbingan

    elektronik)

    Layanan responsif

    (sesuai kebutuhan)

    Seluruh

    siswa

    SMA N 1

    Depok

    Pre-post tests

    tingkat

    perkembangan

    wawasan dan

    persiapan karir

    02/ 2012

    04/ 2012

    Drs. R. Joko Wuryono

    (XC, XI IPA 1, XII IPA 3,

    XII IPS 2)

    Dra. Eko rini

    Purbowati (XE, XI IPS

    1, XII IPS 3, XD)

    Dra. Wahyu Srinurjati

    (XF, XI IPS 2, XII IPS 3,

    XI IPA 2)

    Eko. Yuliyanto, S.Pd

    (XB, XI IPS 3, XII IPS 1,

    XI IPA 2)

    Nuri Yuharyati, S.Pd

    (XA, XI IPS 4, XII IPA 1,

    XD)

  • 33

    NO PROGRAM LAYANAN

    DAN DOMAIN PERKEMBANGAN

    TUJUAN STANDAR KOMPETENSI

    YANG INGIN DICAPAI INDIKATOR

    KEBERHASILAN

    KOMPONEN PROGRAM, STRATEGI

    LAYANAN, DAN METODE

    PELAKSANAAN

    TARGET SISWA

    STRATEGI EVALUASI

    WAKTU

    PENANGGUNG JAWAB

    Mulai terakhir

    6. Program pembentukan, penginternalisasian dan pengembangan wawasan persiapan karir (Karir)

    Siswa dapat membentuk, menginternalisasi, dan mengembangkan wawasan persiapan karir

    Mempelajari kemampuan diri, peluang dan ragam pekerjaan, pendidikan dan aktifitas yang terfokus pada pengembangan alternatif karir yang lebih terarah

    Internalisasi nilai-nilai yang melandasi pertimbangan pemilihan alternatif karir

    Mengembangkan alternatif perencanaan karir dengan mempertimbangkan kemampuan, peluang dan ragam karir

    Menilai dan menganalisis kemampuan, minat, keterampilan dan prestasi belajar (ekstrakulikuler, penjurusan IPA/IPS/Bahasa, pemilihan Perguruan tinggi beserta jurusan, dan lapangan pekerjaan)

    100% Siswa SMA N 1 depok mampu membuat keputusan dalam menentukan arah masa depan sesuai dengan kemampuan diri

    100% Siswa SMA N 1 depok mengikuti ekstrakulikuler

    100% siswa kelas X memilih jurusan IPA/IPS/Bahasa sesuai kemampuan, minat, keterampilan dan prestasi belajar

    90% siswa kelas XII yang memilih melanjutkan ke perguruan tinggi memilih jurusan sesuai dengan minat, keterampilan dan prestasi belajar.

    90% siswa kelas XII yang memilih bekerja dapat meimilih pekerjaan sesuai dengan kemampuan, minat dan keterampilan yang dimilikinya.

    Bimbingan Klasikal

    Layanan orientasi (Study Tour)

    Layanan informasi (Career Day dan pembuatan leaflet)

    Layanan responsif (sesuai kebutuhan)

    Layanan perencanaan individual (individual or small-group appraisal & individual or small-group advicement)

    Seluruh siswa SMA N 1 Depok

    Pre-post tests jumlah siswa yang melanjutkan ke Perguruan tinggi

    04/ 2012 06/ 2012 Drs. R. Joko Wuryono (XC, XI IPA 1, XII IPA 3, XII IPS 2)

    Dra. Eko rini Purbowati (XE, XI IPS 1, XII IPS 3, XD)

    Dra. Wahyu Srinurjati (XF, XI IPS 2, XII IPS 3, XI IPA 2)

    Eko. Yuliyanto, S.Pd (XB, XI IPS 3, XII IPS 1, XI IPA 2)

    Nuri Yuharyati, S.Pd (XA, XI IPS 4, XII IPA 1, XD)

  • 34

    NO PROGRAM LAYANAN

    DAN DOMAIN PERKEMBANGAN

    TUJUAN STANDAR KOMPETENSI

    YANG INGIN DICAPAI INDIKATOR

    KEBERHASILAN

    KOMPONEN PROGRAM, STRATEGI

    LAYANAN, DAN METODE

    PELAKSANAAN

    TARGET SISWA

    STRATEGI EVALUASI

    WAKTU

    PENANGGUNG JAWAB

    Mulai terakhir

    7. Program untuk mengentaskan peserta didik yang diindikasi menjadi anggota geng pelajar

    Mengentaskan peserta didik yang diindikasi menjadi anggota geng pelajar dan mengarahkan peserta didik kepada kegiatan yang positif dan bermanfaat

    Mempelajari dan menampilkan kegiatan yang positif dan bermanfaat

    90% siswa SMA N 1 Depok tidak ada yang menjadi anggota geng pelajar

    Layanan responsif (konseling individual, konseling kelompok, referral, kolaborasi dengan guru maple/wali kelas, kolaborasi dengan orang tua, kolaborasi dengan pihak luar sekolah, konsultasi, konferensi kasus, home visit)

    Siswa SMA N 1 Depok yang ikut geng pelajar

    Observasi (Membandingkan jumlah siswa yang ikut geng pelajar sebelum dan sesudah pelaksanaan program)

    09/ 2011 10/ 2011

    Drs. R. Joko Wuryono (XC, XI IPA 1, XII IPA 3, XII IPS 2)

    Dra. Eko rini Purbowati (XE, XI IPS 1, XII IPS 3, XD)

    Dra. Wahyu Srinurjati (XF, XI IPS 2, XII IPS 3, XI IPA 2)

    Eko. Yuliyanto, S.Pd (XB, XI IPS 3, XII IPS 1, XI IPA 2)

    Nuri Yuharyati, S.Pd (XA, XI IPS 4, XII IPA 1, XD)

    8. Program untuk mengentaskan peserta didik yang diindikasi kongko-kongko di depan sekolah

    Mengentaskan peserta didik yang diindikasi kongko-kongko di depan sekolah dan mengarahkan peserta didik kepada kegiatan yang positif dan bermanfaat

    Mempelajari dan menampilkan kegiatan yang positif dan bermanfaat

    90% siswa SMA N 1 Depok tidak ada yang kongko-kongko di depan sekolah

    Layanan responsif (konseling individual, konseling kelompok, referral, kolaborasi dengan guru maple/wali kelas, kolaborasi dengan orang tua, kolaborasi dengan pihak luar sekolah, konsultasi, konferensi kasus, home visit)

    Siswa SMA N 1 Depok yang kongko-kongko di depan sekolah

    Observasi (Membandingkan jumlah siswa yang kongko-kongko sebelum dan sesudah pelaksanaan program)

    09/ 2011 10/ 2011

    Drs. R. Joko Wuryono (XC, XI IPA 1, XII IPA 3, XII IPS 2)

    Dra. Eko rini Purbowati (XE, XI IPS 1, XII IPS 3, XD)

    Dra. Wahyu Srinurjati (XF, XI IPS 2, XII IPS 3, XI IPA 2)

    Eko. Yuliyanto, S.Pd (XB, XI IPS 3, XII IPS 1, XI IPA 2) Nuri Yuharyati, S.Pd (XA, XI IPS 4, XII IPA 1, XD)

  • 35

    NO PROGRAM LAYANAN

    DAN DOMAIN PERKEMBANGAN

    TUJUAN STANDAR KOMPETENSI

    YANG INGIN DICAPAI INDIKATOR

    KEBERHASILAN

    KOMPONEN PROGRAM, STRATEGI

    LAYANAN, DAN METODE

    PELAKSANAAN

    TARGET SISWA

    STRATEGI EVALUASI

    WAKTU

    PENANGGUNG JAWAB

    Mulai terakhir

    9.

    Program untuk mengentaskan peserta didik yang diindikasi mencoret-coret tembok di pinggir jalan dan fasilitas umum

    Mengentaskan peserta didik yang diindikasi mencoret-coret tembok di pinggir jalan dan fasilitas umum dan mengarahkan peserta didik kepada kegiatan yang positif dan bermanfaat

    Mempelajari dan menampilkan kegiatan yang positif dan bermanfaat

    Tidak ada laporan dari pihak kepolisian dan masyarakat siswa SMA N 1 Depok mencoret-coret tembok di pinggir jalan dan fasilitas umum

    Layanan responsif (konseling individual, konseling kelompok, referral, kolaborasi dengan guru maple/wali kelas, kolaborasi dengan orang tua, kolaborasi dengan pihak luar sekolah, konsultasi, konferensi kasus, home visit)

    Siswa SMA N 1 Depok yang mencoret-coret tembok di pinggir jalan dan fasilitas umum

    Studi dokumentasi (Membandingkan jumlah siswa yang mencoret-coret tembok di pinggir jalan dan fasilitas umum sebelum dan sesudah pelaksanaan program)

    09/ 2011 10/ 2011

    Drs. R. Joko Wuryono (XC, XI IPA 1, XII IPA 3, XII IPS 2)

    Dra. Eko rini Purbowati (XE, XI IPS 1, XII IPS 3, XD)

    Dra. Wahyu Srinurjati (XF, XI IPS 2, XII IPS 3, XI IPA 2)

    Eko. Yuliyanto, S.Pd (XB, XI IPS 3, XII IPS 1, XI IPA 2) Nuri Yuharyati, S.Pd (XA, XI IPS 4, XII IPA 1, XD)

    10.

    Program untuk mengentaskan peserta didik yang merokok di lingkungan sekolah

    Mengentaskan peserta didik yang merokok di lingkungan sekolah dan fasilitas umum dan mengarahkan peserta didik kepada kegiatan yang positif dan bermanfaat

    Mempelajari dan menampilkan perilaku hidup sehat

    95% siswa SMA N 1 Depok tidak ada yang merokok

    Layanan responsif (konseling individual, konseling kelompok, referral, kolaborasi dengan guru maple/wali kelas, kolaborasi dengan orang tua, kolaborasi dengan pihak luar sekolah, konsultasi, konferensi kasus, home visit)

    Siswa SMA N 1 Depok yang merokok di lingkungan sekolah

    Observasi (Membandingkan jumlah siswa yang merokok di lingkungan sekolah sebelum dan sesudah pelaksanaan program)

    09/ 2011 10/ 2011

    Drs. R. Joko Wuryono (XC, XI IPA 1, XII IPA 3, XII IPS 2)

    Dra. Eko rini Purbowati (XE, XI IPS 1, XII IPS 3, XD)

    Dra. Wahyu Srinurjati (XF, XI IPS 2, XII IPS 3, XI IPA 2)

    Eko. Yuliyanto, S.Pd (XB, XI IPS 3, XII IPS 1, XI IPA 2) Nuri Yuharyati, S.Pd (XA, XI IPS 4, XII IPA 1, XD)

  • 36

    NO PROGRAM LAYANAN

    DAN DOMAIN PERKEMBANGAN

    TUJUAN STANDAR KOMPETENSI

    YANG INGIN DICAPAI INDIKATOR

    KEBERHASILAN

    KOMPONEN PROGRAM, STRATEGI

    LAYANAN, DAN METODE

    PELAKSANAAN

    TARGET SISWA

    STRATEGI EVALUASI

    WAKTU

    PENANGGUNG JAWAB

    Mulai terakhir

    11. Program peningkatan

    kesejahteraan

    peserta didik

    Membantu

    memfasilitasi

    siswa SMA N 1

    Depok yang

    kurang mampu

    Menilai, memahami,

    menerima dan

    mengarahkan dirinya

    secara positif dan

    konstruktif

    100% Siswa SMA 1

    Depok yang kurang

    mampu

    mendapatkan

    Beasiswa BKM

    Layanan

    perencanaan

    individual

    (individual or small-

    group appraisal &

    individual or small-

    group advicement)

    Siswa

    SMA N 1

    Depok

    yang

    kurang

    mampu

    Pre-post tests

    jumlah siswa

    yang menerima

    beasiswa BKM

    09/2011 10/2011 Drs. R. Joko Wuryono

    (XC, XI IPA 1, XII IPA 3,

    XII IPS 2)

    Dra. Eko rini

    Purbowati (XE, XI IPS

    1, XII IPS 3, XD)

    Dra. Wahyu Srinurjati

    (XF, XI IPS 2, XII IPS 3,

    XI IPA 2)

    Eko. Yuliyanto, S.Pd

    (XB, XI IPS 3, XII IPS 1,

    XI IPA 2)

    Nuri Yuharyati, S.Pd

    (XA, XI IPS 4, XII IPA 1,

    XD)

    12. Dukungan sistem desain terpisah

  • 37

    DUKUNGAN SISTEM

    NO PROGRAM TUJUAN STANDAR KOMPETENSI

    YANG INGIN DICAPAI INDIKATOR

    KEBERHASILAN

    STRATEGI LAYANAN, DAN METODE

    PELAKSANAAN

    TARGET SISWA

    STRATEGI EVALUASI

    WAKTU

    PENANGGUNG JAWAB

    Mulai terakhir

    1. Program

    peningkatan

    kemampuan

    konselor mengelola

    dan mengevaluasi

    bimbingan dan

    konseling

    Konselor dapat

    meningkatkan,

    menginternalisasi

    dan

    mengembangkan

    profesionalitas

    Mempelajari

    manajemen BK dan

    Evaluasi BK

    Seluruh guru

    bimbingan dan

    konseling di SMA N

    1 Depok mampu

    membuat program

    BK, mengelola dan

    mengevaluasi.

    in-service training

    mengikuti seminar

    workshop

    mengikuti

    penataran

    Seluruh

    guru

    bimbingan

    dan

    konseling

    di SMA N

    1 Depok

    Evaluasi kinerja

    konselor

    07/2011 06/2012 Riswiyanto

    Mulyoputro, S.Pd

    (Kepala sekolah SMA

    N 1 Depok)

  • 38

    PROGRAM BULANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

    SMA NEGERI 1 DEPOK

    TAHUN AJARAN 2011/2012

    (MONTHLY CALENDAR)

    BULAN KOMPONEN PROGRAM

    PELAYANAN DASAR PELAYANAN RESPONSIF PELAYANAN PERENCANAAN

    INDIVIDUAL DUKUNGAN SISTEM

    SEMESTER I

    JULI

    1. Bimbingan klasikal (Materi sesuai

    analisis kebutuhan)

    2. Layanan orientasi (Materi sesuai

    analisis kebutuhan)

    3. Layanan informasi (Materi sesuai

    analisis kebutuhan)

    4. Bimbingan kelompok(Materi sesuai

    analisis kebutuhan)

    5. Pendataan presensi siswa

    6. Anecdotal record

    7. Pengumpulan data hasil konseling

    siswa

    1. Konseling individual (sesuai

    kebutuhan)

    2. Konseling kelompok (sesuai

    kebutuhan)

    3. Konsultasi (sesuai kebutuhan)

    4. Kunjungan rumah (sesuai kebutuhan)

    5. Konferensi kasus (sesuai kebutuhan)

    6. Referal (sesuai kebutuhan)

    7. Kolaborasi dengan guru mata

    pelajaran/wali kelas(sesuai

    kebutuhan)

    8. Kolaborasi dengan orang tua (sesuai

    kebutuhan)

    9. Kolaborasi dengan pihak luar sekolah

    (sesuai kebutuhan)

    1. Membantu siswa kelas X

    untuk menilai dan

    menganalisis kemampuan,

    minat, keterampilan dan

    prestasi (ekstrakulikuler)

    2. Penempatan dan

    penyaluran sesuai

    kemampuan, minat,

    keterampilan dan prestasi

    (ekstrakulikuler)

    1. In-service training

    2. Aktif dalam ABKIN (sesuai

    kebutuhan)

    3. Mengikuti seminar dan

    workshop (lokakarya)

    (sesuai kebutuhan)

    4. Mengikuti penataran

    (sesuai kebutuhan)

    5. Aktif dalam MGBK (sesuai

    kebutuhan)

    6. Kelanjutan studi (sesuai

    kebutuhan)

  • 39

    BULAN

    KOMPONEN PROGRAM

    PELAYANAN DASAR PELAYANAN RESPONSIF PELAYANAN PERENCANAAN

    INDIVIDUAL DUKUNGAN SISTEM

    AGUSTUS 1. Melancarkan Data Pribadi

    2. Needs Assessment melalui ITP (Instrumen Tugas Perkembangan)

    3. Penelusuran masalah melalui DCM

    4. Melancarkan Sosiometri

    5. Melancarkan Tes Hwo Am I

    6. Melancarkan Studi Habit

    7. Pendataan presensi siswa

    8. Anecdotal record

    9. Pengumpulan data hasil konseling siswa

    1. Konseling individual (sesuai kebutuhan)

    2. Konseling kelompok (sesuai kebutuhan)

    3. Konsultasi (sesuai kebutuhan) 4. Kunjungan rumah (sesuai kebutuhan) 5. Konferensi kasus (sesuai kebutuhan) 6. Referal (sesuai kebutuhan) 7. Kolaborasi dengan guru mata

    pelajaran/wali kelas(sesuai kebutuhan)

    8. Kolaborasi dengan orang tua (sesuai kebutuhan)

    9. Kolaborasi dengan pihak luar sekolah (sesuai kebutuhan)

    1. Guru pembimbing berkolaborasi dengan guru mata pelajaran membantu siswa dalam pembuatan kelompok belajar

    2. Penempatan dan penyaluran siswa sesuai hasil analisis sosiometri (kelompok belajar)

    1. In-service training (sesuai kebutuhan)

    2. Aktif dalam ABKIN (sesuai kebutuhan)

    3. Mengikuti seminar dan workshop (lokakarya) (sesuai kebutuhan)

    4. Mengikuti penataran(sesuai kebutuhan)

    5. Aktif dalam MGBK (sesuai kebutuhan)

    6. Kelanjutan studi (sesuai kebutuhan)

    SEPTEMBER

    1. Bimbingan klasikal (Materi sesuai analisis kebutuhan)

    2. Layanan orientasi (Materi sesuai analisis kebutuhan)

    3. Layanan informasi (Materi sesuai analisis kebutuhan)

    4. Bimbingan kelompok (Materi sesuai analisis kebutuhan)

    5. Pendataan presensi siswa

    6. Anecdotal record

    7. Pengumpulan data hasil konseling siswa

    1. Konseling individual (sesuai kebutuhan)

    2. Konseling kelompok (sesuai kebutuhan)

    3. Konsultasi (sesuai kebutuhan) 4. Kunjungan rumah (sesuai kebutuhan) 5. Konferensi kasus (sesuai kebutuhan) 6. Referal (sesuai kebutuhan) 7. Kolaborasi dengan guru mata

    pelajaran/wali kelas(sesuai kebutuhan)

    8. Kolaborasi dengan orang tua (sesuai kebutuhan)

    9. Kolaborasi dengan pihak luar sekolah (sesuai kebutuhan)

    1. Penelusuran penerima beasiswa BKM kelas X

    2. Penempatan dan penyaluran penerima beasiswa

    1. In-service training (sesuai kebutuhan)

    2. Aktif dalam ABKIN (sesuai kebutuhan)

    3. Mengikuti seminar dan workshop (lokakarya) (sesuai kebutuhan)

    4. Mengikuti penataran (sesuai kebutuhan)

    5. Aktif dalam MGBK (sesuai kebutuhan)

    6. Kelanjutan studi (sesuai kebutuhan)

  • 40

    BULAN

    KOMPONEN PROGRAM

    PELAYANAN DASAR PELAYANAN RESPONSIF PELAYANAN PERENCANAAN

    INDIVIDUAL DUKUNGAN SISTEM

    OKTOBER 1. Bimbingan klasikal (Materi sesuai analisis kebutuhan)

    2. Layanan orientasi (Materi sesuai analisis kebutuhan)

    3. Layanan informasi (Materi sesuai analisis kebutuhan)

    4. Bimbingan kelompok (Materi sesuai analisis kebutuhan)

    5. Pendataan presensi siswa

    8. Anecdotal record

    6. Pengumpulan data hasil konseling siswa

    1. Konseling individual (sesuai kebutuhan)

    2. Konseling kelompok (sesuai kebutuhan)

    3. Konsultasi (sesuai kebutuhan) 4. Kunjungan rumah (sesuai kebutuhan) 5. Konferensi kasus (sesuai kebutuhan) 6. Referal (sesuai kebutuhan) 7. Kolaborasi dengan guru mata

    pelajaran/wali kelas(sesuai kebutuhan)

    8. Kolaborasi dengan orang tua (sesuai kebutuhan)

    9. Kolaborasi dengan pihak luar sekolah (sesuai kebutuhan)

    Guru permbimbing dan guru mata pelajaran berkolaborasi untuk melakukan penelusuran prestasi belajar untuk diikutsertakan dalam olimpiade

    1. In-service training (sesuai kebutuhan)

    2. Aktif dalam ABKIN (sesuai kebutuhan)

    3. Mengikuti seminar dan workshop (lokakarya) (sesuai kebutuhan)

    4. Mengikuti penataran (sesuai kebutuhan)

    5. Aktif dalam MGBK (sesuai kebutuhan)

    6. Kelanjutan studi (sesuai kebutuhan)

    NOVEMBER

    1. Bimbingan klasikal (materi sesuai analisis kebutuhan)

    2. Layanan informasi (Materi sesuai analisis kebutuhan)

    3. Bimbingan kelompok (Materi sesuai analisis kebutuhan)

    4. Pendataan presensi siswa

    5. Anecdotal record

    6. Pengumpulan data hasil konseling siswa

    1. Konseling individual (sesuai kebutuhan)

    2. Konseling kelompok (sesuai kebutuhan)

    3. Konsultasi (sesuai kebutuhan) 4. Kunjungan rumah (sesuai kebutuhan) 5. Konferensi kasus (sesuai kebutuhan) 6. Referal (sesuai kebutuhan) 7. Kolaborasi dengan guru mata

    pelajaran/wali kelas(sesuai kebutuhan)

    8. Kolaborasi dengan orang tua (sesuai kebutuhan)

    9. Kolaborasi dengan pihak luar sekolah (sesuai kebutuhan)

    Penempatan dan penyaluran siswa berprestasi (olimpiade)

    1. In-service training (sesuai kebutuhan)

    2. Aktif dalam ABKIN (sesuai kebutuhan)

    3. Mengikuti seminar dan workshop (lokakarya) (sesuai kebutuhan)

    4. Mengikuti penataran (sesuai kebutuhan)

    5. Aktif dalam MGBK (sesuai kebutuhan)

    6. Kelanjutan studi (sesuai kebutuhan)

  • 41

    BULAN

    KOMPONEN PROGRAM

    PELAYANAN DASAR PELAYANAN RESPONSIF PELAYANAN PERENCANAAN

    INDIVIDUAL DUKUNGAN SISTEM

    DESEMBER 1. Bimbingan klasikal (Materi sesuai analisis kebutuhan)

    2. Layanan informasi (Materi sesuai analisis kebutuhan)

    3. Bimbingan kelompok (Materi sesuai analisis kebutuhan)

    4. Pendataan presensi siswa

    5. Anecdotal record

    6. Pengumpulan data hasil konseling siswa

    1. Konseling individual (sesuai kebutuhan)

    2. Konseling kelompok (sesuai kebutuhan)

    3. Konsultasi (sesuai kebutuhan) 4. Kunjungan rumah (sesuai kebutuhan) 5. Konferensi kasus (sesuai kebutuhan) 6. Referal (sesuai kebutuhan) 7. Kolaborasi dengan guru mata

    pelajaran/wali kelas(sesuai kebutuhan)

    8. Kolaborasi dengan orang tua (sesuai kebutuhan)

    9. Kolaborasi dengan pihak luar sekolah (sesuai kebutuhan)

    Mengumpulkan data untuk melakukan evaluasi dan perbaikan

    1. In-service training (sesuai kebutuhan)

    2. Aktif dalam ABKIN (sesuai kebutuhan)

    3. Mengikuti seminar dan workshop (lokakarya) (sesuai kebutuhan)

    4. Mengikuti penataran (sesuai kebutuhan)

    5. Aktif dalam MGBK (sesuai kebutuhan)

    6. Kelanjutan studi (sesuai kebutuhan)

    7. Evaluasi Program BK

    JANUARI

    1. Bimbingan klasikal (Materi sesuai analisis kebutuhan)

    2. Layanan orientasi (Materi sesuai analisis kebutuhan)

    3. Layanan informasi (Materi sesuai analisis kebutuhan)

    4. Bimbingan kelompok (Materi sesuai analisis kebutuhan)

    5. Pendataan presensi siswa

    6. Anecdotal record

    7. Pengumpulan data hasil konseling siswa

    1. Konseling individual (sesuai kebutuhan)

    2. Konseling kelompok (sesuai kebutuhan)

    3. Konsultasi( sesuai kebutuhan) 4. Kunjungan rumah (sesuai kebutuhan) 5. Konferensi kasus (sesuai kebutuhan) 6. Referal (sesuai kebutuhan) 7. Kolaborasi dengan guru mata

    pelajaran/wali kelas(sesuai kebutuhan)

    8. Kolaborasi dengan orang tua (sesuai kebutuhan)

    9. Kolaborasi dengan pihak luar sekolah (sesuai kebutuhan)

    Membantu siswa kelas X untuk menilai dan menafsirkan kemampuan, minat, keterampilan dan prestasi (jurusan IPA, IPS, dan Bahasa)

    1. In-service training (sesuai kebutuhan)

    2. Aktif dalam ABKIN (sesuai kebutuhan)

    3. Mengikuti seminar dan workshop (lokakarya) (sesuai kebutuhan)

    4. Mengikuti penataran (sesuai kebutuhan)

    5. Aktif dalam MGBK (sesuai kebutuhan)

    6. Kelanjutan studi (sesuai kebutuhan)

  • 42

    BULAN

    KOMPONEN PROGRAM

    PELAYANAN DASAR PELAYANAN RESPONSIF PELAYANAN PERENCANAAN

    INDIVIDUAL DUKUNGAN SISTEM

    FEBRUARI 1. Bimbingan klasikal (Materi sesuai analisis kebutuhan)

    2. Layanan orientasi (Materi sesuai analisis kebutuhan)

    3. Layanan informasi (Materi sesuai analisis kebutuhan)

    4. Bimbingan kelompok Materi sesuai analisis kebutuhan)

    5. Pendataan presensi siswa

    6. Anecdotal record

    7. Pengumpulan data hasil konseling siswa

    1. Konseling individual (sesuai kebutuhan)

    2. Konseling kelompok (sesuai kebutuhan)

    3. Konsultasi (sesuai kebutuhan) 4. Kunjungan rumah (sesuai kebutuhan) 5. Konferensi kasus (sesuai kebutuhan) 6. Referal (sesuai kebutuhan) 7. Kolaborasi dengan guru mata

    pelajaran/wali kelas(sesuai kebutuhan)

    8. Kolaborasi dengan orang tua (sesuai kebutuhan)

    9. Kolaborasi dengan pihak luar sekolah (sesuai kebutuhan)

    Membantu siswa kelas XII untuk menilai dan menafsirkan kemampuan, minat, keterampilan dan prestasi (memilih PTN & PTS beserta jurusan)

    1. In-service training (sesuai kebutuhan)

    2. Aktif dalam ABKIN (sesuai kebutuhan)

    3. Mengikuti seminar dan workshop (lokakarya) (sesuai kebutuhan)

    4. Mengikuti penataran (sesuai kebutuhan)

    5. Aktif dalam MGBK (sesuai kebutuhan)

    6. Kelanjutan studi (sesuai kebutuhan)

    MARET

    1. Bimbingan klasikal (Materi sesuai analisis kebutuhan)

    2. Layanan orientasi (Materi sesuai analisis kebutuhan)

    3. Layanan informasi (Materi sesuai analisis kebutuhan)

    4. Bimbingan kelompok (Materi sesuai analisis kebutuhan)

    5. Pendataan presensi siswa

    6. Anecdotal record

    7. Pengumpulan data hasil konseling siswa

    1. Konseling individual (sesuai kebutuhan)

    2. Konseling kelompok (sesuai kebutuhan)

    3. Konsultasi (sesuai kebutuhan) 4. Kunjungan rumah (sesuai kebutuhan) 5. Konferensi kasus (sesuai kebutuhan) 6. Referal (sesuai kebutuhan) 7. Kolaborasi dengan guru mata

    pelajaran/wali kelas(sesuai kebutuhan)

    8. Kolaborasi dengan orang tua (sesuai kebutuhan)

    9. Kolaborasi dengan pihak luar sekolah (sesuai kebutuhan)

    Membantu siswa untuk menilai dan menafsirkan kemampuan, minat, keterampilan dan prestasi. (lapangan pekerjaan)

    1. In-service training (sesuai kebutuhan)

    2. Aktif dalam ABKIN (sesuai kebutuhan)

    3. Mengikuti seminar dan workshop (lokakarya) (sesuai kebutuhan)

    4. Mengikuti penataran (sesuai kebutuhan)

    5. Aktif dalam MGBK (sesuai kebutuhan)

    6. Kelanjutan studi (sesuai kebutuhan)

  • 43

    BULAN

    KOMPONEN PROGRAM

    PELAYANAN DASAR PELAYANAN RESPONSIF PELAYANAN PERENCANAAN

    INDIVIDUAL DUKUNGAN SISTEM

    APRIL 1. Bimbingan klasikal (Materi sesuai analisis kebutuhan)

    2. Layanan orientasi (Materi sesuai analisis kebutuhan)

    3. Layanan informasi (Materi sesuai analisis kebutuhan)

    4. Pendataan presensi siswa

    5. Anecdotal record

    6. Pengumpulan data hasil konseling siswa

    1. Konseling individual (sesuai kebutuhan)

    2. Konseling kelompok (sesuai kebutuhan)

    3. Konsultasi (sesuai kebutuhan) 4. Kunjungan rumah (sesuai kebutuhan) 5. Konferensi kasus (sesuai kebutuhan) 6. Referal (sesuai kebutuhan) 7. Kolaborasi dengan guru mata

    pelajaran/wali kelas(sesuai kebutuhan)

    8. Kolaborasi dengan orang tua (sesuai kebutuhan)

    9. Kolaborasi dengan pihak luar sekolah (dilakukan sesuai kebutuhan)

    Penempatan dan penyaluran siswa sesuai dengan minat, keterampilan dan prestasi(jurusan IPA, IPS, dan Bahasa).

    1. In-service training (sesuai kebutuhan)

    2. Aktif dalam ABKIN (sesuai kebutuhan)

    3. Mengikuti seminar dan workshop (lokakarya) (sesuai kebutuhan)

    4. Mengikuti penataran (sesuai kebutuhan)

    5. Aktif dalam MGBK (sesuai kebutuhan)

    6. Kelanjutan studi (sesuai kebutuhan)

    MEI

    1. Bimbingan klasikal (Materi sesuai analsisis kebutuhan)

    2. Layanan orientasi (Materi sesuai analisis kebutuhan)

    3. Layanan informasi (Materi sesuai analisis kebutuhan)

    4. Bimbingan kelompok (Materi sesuai analisis kebutuhan)

    5. Pendataan presensi siswa

    6. Anecdotal record

    7. Pengumpulan data hasil konseling siswa

    1. Konseling individual (sesuai kebutuhan)

    2. Konseling kelompok (sesuai kebutuhan)

    3. Konsultasi (sesuai kebutuhan) 4. Kunjungan rumah (sesuai kebutuhan) 5. Konferensi kasus (sesuai kebutuhan) 6. Referal (sesuai kebutuhan)