Top Banner
BAB II PROFIL PT. PERTAMINA (PERSERO) RU VI BALONGAN 2.1..................................................Sejar ah Singkat PT.Pertamina (Persero) Pada 1950-an, ketika penyelenggaraan negara mulai berjalan normal seusai perang mempertahankan kemerdekaan, Pemerintah Republik Indonesia mulai menginventarisasi sumber-sumber pendapatan negara, di antaranya dari minyak dan gas. Namun saat itu, pengelolaan ladang-ladang minyak peninggalan Belanda terlihat tidak terkendali dan penuh dengan sengketa. Di Sumatera Utara misalnya, banyak perusahaan-perusahaan kecil saling berebut untuk menguasai ladang-ladang tersebut. Pada tahun 1960, PT PERMINA direstrukturisasi menjadi PN PERTAMINA sebagai tindak lanjut dari kebijakan Pemerintah, bahwa pihak yang berhak melakukan eksplorasi minyak dan gas di Indonesia adalah negara. Melalui satu Peraturan Pemerintah yang dikeluarkan Presiden pada 20 Agustus 1968, PN PERMINA yang bergerak di bidang produksi digabung dengan PN PERTAMINA yang bergerak di bidang pemasaran guna menyatukan tenaga, modal dan sumber daya yang kala itu sangat terbatas. Perusahaan gabungan tersebut dinamakan PN Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Nasional (Pertamina). Untuk memperkokoh perusahaan yang masih muda ini, Pemerintah menerbitkan Undang-Undang No. 8 tahun 1971, 1
41

PROFIL PT. PERTAMINA (PERSERO) RU VI BALONGAN

Nov 18, 2014

Download

Career

Andri Ebo

profil pertamina Indonesia
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PROFIL PT. PERTAMINA (PERSERO) RU VI BALONGAN

BAB II

PROFIL PT. PERTAMINA (PERSERO) RU VI BALONGAN

2.1 Sejarah Singkat PT.Pertamina (Persero)

Pada 1950-an, ketika penyelenggaraan negara mulai berjalan normal seusai

perang mempertahankan kemerdekaan, Pemerintah Republik Indonesia mulai

menginventarisasi sumber-sumber pendapatan negara, di antaranya dari minyak

dan gas. Namun saat itu, pengelolaan ladang-ladang minyak peninggalan Belanda

terlihat tidak terkendali dan penuh dengan sengketa. Di Sumatera Utara misalnya,

banyak perusahaan-perusahaan kecil saling berebut untuk menguasai ladang-

ladang tersebut.

Pada tahun 1960, PT PERMINA direstrukturisasi menjadi PN

PERTAMINA sebagai tindak lanjut dari kebijakan Pemerintah, bahwa pihak yang

berhak melakukan eksplorasi minyak dan gas di Indonesia adalah negara. Melalui

satu Peraturan Pemerintah yang dikeluarkan Presiden pada 20 Agustus 1968, PN

PERMINA yang bergerak di bidang produksi digabung dengan PN PERTAMINA

yang bergerak di bidang pemasaran guna menyatukan tenaga, modal dan sumber

daya yang kala itu sangat terbatas. Perusahaan gabungan tersebut dinamakan PN

Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Nasional (Pertamina).

Untuk memperkokoh perusahaan yang masih muda ini, Pemerintah

menerbitkan Undang-Undang No. 8 tahun 1971, dimana di dalamnya mengatur

peran Pertamina sebagai satu-satunya perusahaan milik negara yang ditugaskan

melaksanakan pengusahaan migas mulai dari mengelola dan menghasilkan migas

dari ladang-ladang minyak di seluruh wilayah Indonesia, mengolahnya menjadi

berbagai produk dan menyediakan serta melayani kebutuhan bahan bakar minyak

& gas di seluruh Indonesia.

Seiring dengan waktu, menghadapi dinamika perubahan di industri minyak

dan gas nasional maupun global, Pemerintah menerapkan Undang-Undang No.

22/2001. Paska penerapan tersebut, Pertamina memiliki kedudukan yang sama

dengan perusahaan minyak lainnya. Penyelenggaraan kegiatan bisnis PSO

tersebut akan diserahkan kepada mekanisme persaingan usaha yang wajar, sehat,

dan transparan dengan penetapan harga sesuai yang berlaku di pasar.

1

Page 2: PROFIL PT. PERTAMINA (PERSERO) RU VI BALONGAN

Pada 17 September 2003 Pertamina berubah bentuk menjadi PT Pertamina

(Persero) berdasarkan PP No. 31/2003. Undang-Undang tersebut antara lain juga

mengharuskan pemisahan antara kegiatan usaha migas di sisi hilir dan hulu.

Pada 10 Desember 2005, sebagai bagian dari upaya menghadapi persaingan

bisnis, PT Pertamina mengubah logo dari lambang kuda laut menjadi anak panah

dengan tiga warna dasar hijau-biru-merah. Logo tersebut menunjukkan unsur

kedinamisan serta mengisyaratkan wawasan lingkungan yang diterapkan dalam

aktivitas usaha Perseroan.

Selanjutnya pada 20 Juli 2006, PT Pertamina mencanangkan program

transformasi perusahaan dengan 2 tema besar yakni fundamental dan bisnis.

Untuk lebih memantapkan program transformasi itu, pada 10 Desember 2007 PT

Pertamina mengubah visi perusahaan yaitu, “Menjadi Perusahaan Minyak

Nasional Kelas Dunia”. Menyikapi perkembangan global yang berlaku, Pertamina

mengupayakan perluasan bidang usaha dari minyak dan gas menuju ke arah

pengembangan energi baru dan terbarukan, berlandaskan hal tersebut di tahun

2012 Pertamina menetapkan visi baru perusahaannya yaitu, “Menjadi Perusahaan

Energi Nasional Kelas Dunia”.

Visi dan Misi

Visi: Menjadi Perusahaan Energi Nasional Kelas Dunia.

Misi: Menjalankan usaha minyak, gas, serta energi baru dan terbarukan secara

terintegrasi, berdasarkan prinsip-prinsip komersial yang kuat.

Untuk mewujudkan Visi Perseroan sebagai perusahaan kelas dunia, maka

Perseroan sebagai perusahan milik Negara turut melaksanakan dan menunjang

kebijakan dan program Pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional

pada umumnya, terutama di bidang penyelenggaraan usaha energi, yaitu energi

baru dan terbarukan, minyak dan gas bumi baik di dalam maupun di luar negeri

serta kegiatan lain yang terkait atau menunjang kegiatan usaha di bidang energi,

yaitu energi baru dan terbarukan, minyak dan gas bumi tersebut serta

pengembangan optimalisasi sumber daya yang dimiliki Perseroan untuk

menghasilkan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat

2

Page 3: PROFIL PT. PERTAMINA (PERSERO) RU VI BALONGAN

serta mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai Perseroan dengan

menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.

Misi Perseroan menjalankan usaha inti minyak, gas, bahan bakar nabati

serta kegiatan pengembangan, eksplorasi, produksi dan niaga energi baru dan

terbarukan (new and renewable energy) secara terintegrasi.

TATA NILAI PERUSAHAAN

Pertamina menetapkan enam tata nilai perusahaan yang dapat menjadi

pedoman bagi seluruh karyawan dalam menjalankan perusahaan. Keenam tata

nilai perusahaan Pertamina adalah sebagai berikut:

- CLEAN (BERSIH)

Dikelola secara profesional, menghindari benturan kepentingan, tidak

menoleransi suap, menjunjung tinggi kepercayaan dan integritas.

Berpedoman pada asas-asas tata kelola korporasi yang baik.

- COMPETITIVE (KOMPETITIF)

Mampu berkompetisi dalam skala regional maupun internasional, mendorong

pertumbuhan melalui investasi, membangun budaya sadar biaya dan

menghargai kinerja.

- CONFIDENT (PERCAYA DIRI)

Berperan dalam pembangunan ekonomi nasional, menjadi pelopor dalam

reformasi BUMN, dan membangun kebanggaan bangsa.

- CUSTOMER FOCUS (FOKUS PADA PELANGGAN)

Berorientasi pada kepentingan pelanggan dan berkomitmen untuk

memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan.

- COMMERCIAL (KOMERSIAL)

Menciptakan nilai tambah dengan orientasi komersial, mengambil keputusan

berdasarkan prinsip-prinsip bisnis yang sehat. 

- CAPABLE (BERKEMAMPUAN)

Dikelola oleh pemimpin dan pekerja yang profesional dan memiliki talenta

dan penguasaan teknis tinggi, berkomitmen dalam membangun kemampuan

riset dan pengembangan.

3

Page 4: PROFIL PT. PERTAMINA (PERSERO) RU VI BALONGAN

2.2 Logo PT.Pertamina (Persero) RU – VI Balongan

Pemikiran perubahan logo sudah dimulai sejak tahun 1976 setelah

terjadinya krisis pertamina pada saat ini. Pemikiran tersebut dilanjutkan pada

tahun – tahun berikutnya dan di perkuat melalui Tim Rekstrukturisasi

PERTAMINA tahun 2000 (Tim Citra) termasuk kajian yang mendalam dan

komprehensif sampai pada pembuatan ICR dan perhitungan biaya. Akan tetapi

program tersebut tidak sempat terlaksana karena adanya perubahan

kebijakan/pergantian direksi.

Wacana perubahan tetap berlangsung sampai terbentuknya PT.

Pertamina (Persero) pada tahun 2003. Adapun pertimbangan pergantian logo

untuk dapat membangun semangat / spirit baru, mendorong perubahan Corporate

Culture bagi seluruh pekerja, mendapatkan image yang lebih baik diantara global

oil dan gas companies serta mendorong daya saing perusahaan dalam menghadapi

perubahan-perubahan yang terjadi, antara lain :

a. Perubahan peran dan status hukum perusahaan menjadi Perseroan.

b. Perubahan strategi perusahaan untuk menghadapi persaingan pasca PSO serta

semakin banyak terbentuknya entitas bisnis baru di bidang hulu dan hillir.

Sukses korporasi yang berkinerja sangat tinggi, sangat dipengaruhi oleh

ide–ide baru, kemampuan berimajinasi dan kecepatan berinovasi.

Mengkombinasikan ketiganya dalam sebuah perilaku dan disiplin korporasi

adalah tantangan prestasi setiap pemain global. PERTAMINA memiliki kebulatan

tekad itu. Rahasianya, mencari satu perkeat yang mampu merangkul ketiganya

dan menjadikan satu kesatuan energi. “Semangat Terbarukan” itulah yang

diharapkan menjadi gelora energi kedepan.

4

Page 5: PROFIL PT. PERTAMINA (PERSERO) RU VI BALONGAN

Gambar 2.1 Logo Pertamina

Elemen logo merupakan representasi huruf P yang secara keseluruhan

merupakan representasi bentuk panah, dimaksudkan sebagai Pertamina yang

bergerak maju dan progresif. Warna – warna yang berani menunjukkan langkah

besar yang diambil oleh Pertamina dan aspirasi perusahaan akan masa depan yang

lebih positif dan dinamis. Warna – warna dan logo tersebut serta maknanya adalah

sebagai berikut :

Biru : Mencerminkan andal, dapat dipercaya dan bertanggung jawab.

Hijau : Mencerminkan sumber daya energi yang berwawasan lingkungan.

Merah : Mencerminkan keuletan dan ketegasan serta keberanian dalam

menghadapi berbagai macam keadaan.

2.3 Sejarah PT.Pertamina (Persero) RU – VI Balongan

PT. Pertamina (persero) RU VI Balongan dibangun ada tanggal 1 September

1990 yang awalnya bernama PT. . Pertamina (persero) UP VI Balongan yang

dinamakan proyek EXOR (Export Oriented Refinery) I. Pada perkembangan

selanjutnya pengoperasian kilang tersebut sejak terbentuknya OPI (Operational

Performance Improvement) diubah nama menjadi PT. Pertamina RU VI

Balongan. Kapasitas total yang dihasilkan dari kilang ini adalah 125000 BBL per

stream day. Start up kilang minyak PT. Pertamina (persero) RU VI Balongan

dilaksanakan pada bulan Agustus 1994, tetapi baru diresmikan oleh Bapak

Presiden Soeharto pada tanggal 24 Mei 1995 dilaksanakan oleh 2 kontraktor

utama yaitu :

JGC (Japan Gasoline Coorporation)

Foster Wheeler Indonesia

Peresmian sempat tertunda dari rencana sebelumnya yaitu tanggal 3 januari

1995, dikarenakan Unit Residue Catalitic Cracker (RCC) di kilang saat itu

mengalami kerusakan. Unit ini merupakan unit terpenting di kilang RU VI karena

merupakan unit yang merubah residu menjadi minyak ringan yang lebih berharga.

Kapasitas unit ini merupakan terbesar dunia. Dengan adanya kilang minyak

5

Page 6: PROFIL PT. PERTAMINA (PERSERO) RU VI BALONGAN

Balongan, Kapasitas total kilang minyak domestik menjadi 1002500 BPSD

(Barrel Per Stream Day). Kilang RU VI Balongan ini mendapatkan bahan baku

minyak mentah yang bersal dari Duri Riau (60% feed) dan Minas Dumai (40%

feed). Selain itu juga menggunakan Gas Alam (natural gas) sebesar 18 mmscfd

untuk proses produksi yang diperoleh dari Daerah Operasi Hilir (DOH) Jawa

bagian barat lapangan Karangampel Mundu Indramayu. Pemilihan Balongan

sebagai lokasi proyek EXOR I didasarkan atas :

1. Relatif dekat dengan konsumen bahan bakar minyak terbesar, yaitu pulau

jawa yang mengkonsumsi bahan bakar 65% dari kebutuhan nasional dan

80% dari kebutuhan Jakarta.

2. Telah tersedianya sarana penunjang yaitu Depot Unit Pembekalan dan

Pemasaran Dalam Negeri (UPPDN) III dan terminal Unit Eksplorasi dan

Produksi (UEP) III ditambah adanya Convention Buoy Mooring dan Single

buoy Mooring.

3. Dekat dengan sumber gas alam yaitu UEP III

4. Selaras dengan proyek pipanisasi bahan bakar minyak di Jawa

5. Tersedianya lahan yang dibutuhkan, yaitu bekas sawah yang kurang

produktif, harga tanah yang relatif murah dan jauh dari keramaian.

6. Tersedianya sarana infrastruktur.

2.4. Tata Letak PT. Pertamina (Persero) RU - VI Balongan

Pabrik PT. Pertamina (Persero)RU - VI didirikan di Balongan, yang

merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Untuk

penyiapan lahan kilang, yang semula sawah tadah hujan, diperlukan pengurukan

dengan pasir laut yang diambil dari pulau Gosong Tengah, pulau ini berjarak + 70

km arah bujur timur dari pantai Balongan. Kegiatan penimbunan ini dikerjakan

dalam waktu empat bulan. Transfortasi pasir dari tempat penambangan ke area

penimbunan dilakukan dengan kapal yang selanjutnya dipompa ke arah kilang.

Sejak tahun 1970, minyak dan gas bumi dieksploitasi di daerah ini.

Sebanyak 224 buah sumur berhasil digali dan yang berhasil diproduksi adalah

sumur Jatibarang, Cemara, Kandang Haur Barat, Kandang Haur Timur, Tugu

Barat dan lepas pantai. Sedangkan minyak buminya sebesar 239,65 MMSCFD

6

Page 7: PROFIL PT. PERTAMINA (PERSERO) RU VI BALONGAN

disalurkan ke PT.Krakatau Steel, PT.Pupuk Kujang, PT.Indocement, Semen

Cibinong dan Palimanan. Depot UPPDN III sendiri baru dibangun pada tahun

1980 untuk mensuplai kebutuhan bahan bakar di daerah Cirebon dan sekitarnya.

Area kilang terdiri dari :

a. Sarana kilang : 250 Ha daerah konstruksi kilang

200 Ha daerah penyangga

b. Sarana perumahan : 200 Ha

Ditinjau dari segi teknis dan ekonomis, lokasi ini cukup strategis dengan adanya

faktor pendukung, antara lain :

a. Bahan baku

Sumber bahan baku yang diolah di PT. Pertamina (Persero) RU - VI Balongan

adalah:

1. Minyak mentah Duri, Riau (awalnya 80%, saat ini 50% feed)

2. Minyak mentah Minas, Dumai (awalnya 20%, saat ini50% feed)

3. Gas alam dari Jawa Barat bagian timur sebesar 18 Million Metric Standard

Cubic Feet Per Day (MMSCFD).

b. Air

Sumber air yang terdekat terletak di Waduksalam Darma, Rejasari, kurang

lebih 65 km dari Balongan ke arah Subang. Pengangkutan dilakukan secara

pipanisasi dengan pipa berukuran 24 inci dan kecepatan operasi normal 1.100 m3

serta kecepatan maksimum 1.200 m3. Air tersebut berfungsi untuk steam boiler,

heat exchanger (sebagai pendingin) air minum, dan kebutuhan perumahan. Dalam

pemanfaatan air, kilang Balongan ini mengolah kembali air buangan dengan

sistem wasted water treatment, dimana air keluarannya di-recycle ke sistem ini.

Secara spesifik tugas unit ini adalah memperbaiki kualitas effluent parameter NH3,

fenol, dan COD sesuai dengan persyaratan lingkungan.

c. Transportasi

Lokasi kilang PT. Pertamina (Persero) RU - VI Balongan berdekan dengan

jalan raya dan lepas pantai utara yang menghubungkan kota-kota besar sehingga

memperlancar distribusi hasil produksi, terutama untuk daerah jakarta dan jawa

barat. Marine facilities adalah fasilitas yang berada di tengah laut untuk keperluan

bongkar muat crude oil dan produk kilang. Fasilitas ini terdiri dari area putar

7

Page 8: PROFIL PT. PERTAMINA (PERSERO) RU VI BALONGAN

tangker, SBM, rambu laut, dan jalur pipa minyak. Fasilitas untuk pembongkaran

peralatan dan produk (propylene) maupun pemuatan propylene dan LPG

dilakukan dengan fasilitas yang dinamakan jetty facilities.

d. Tenaga kerja

Tenaga kerja yang dipakai di PT. Pertamina (Persero) RU - VI Balongan

terdiri dari dua golongan. Golongan pertama adalah yang dipekerjakan pada

proses pendirian kilang Balongan yang berupa tenaga kerja lokal non-skill

sehingga meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar. Sedangakan golongan

kedua adalah yang dipekerjakan untuk proses pegoperasian, berupa tenaga kerja

PT. Pertamina (Persero) yang telah berpengalaman dari berbagai kilang di

Indonesia.

2.5. Ideologi PT. Pertamina (Persero) RU – VI Balongan

Visi, moto, dan logo PT. Pertamina (Persero) RU – VI Balongan telah

dirumuskan dan disahkan melalui Surat Keputusan General Manajer No. Kpts-

092/E6000/99-SO, tanggal 30 November 1999.

2.5.1. Visi

“Menjadi kilang terunggul di Asia Pasifik tahun 2015”

a. Kilang, mengolah bahan baku minyak bumi menjadi produk BBM dan non-BBM

b. Unggulan, masuk dalam nominasi kelompok kilang terbaik dunia, unggul dalam

segala aspek bisnis misalnya : lebih aman, andal, efisien, professional, maju,

berdaya saing tinggi, bermutu internasional, berwawasan lingkungan, dan mampu

menghasilkan laba sebesar-besarnya.

2.5.2. Misi

a. Mengolah minyak bumi untuk memproduksi BBM dan non- BBM secara

tepat dala jumlah, mutu, waktu, dan berorientasi pada laba serta berdaya

saing tinggi untuk memenuhi kebutuhan pasar.

b. Mengoperasikan kilang yang berteknologi maju dan terpadu secara aman,

handal, efisien, serta berwawasan lingkungan

c. Mengelola asset PT. Pertamina (persero) RU VI – Balongan secara

professional yang didukung oleh system manajemen yang tangguh

8

Page 9: PROFIL PT. PERTAMINA (PERSERO) RU VI BALONGAN

berdasarkan semangat kebersamaan, keterbukaan, dan prinsip saling

menguntungkan.

Penjelasan dari misi :

a. Minyak Bumi : Crude Oil

b. Tepat jumlah : Jumlah yang optimal

c. Tepat mutu : Mutu produk yang memenuhi standar

d. Tepat waktu : Penyerahan produk pada waktu yang diinginkan

e. Berorientasi Laba : di titikberat kan pada pencarian laba disamping misi

social

f. Berdaya saing tinggi : Mutu dan harga kompetitif

g. Pasar : Domestik dan Internasional

h. Teknologi Maju : Selalu menyepurnakan teknologi proses dan peralatan

i. Terpadu :Terintegrasi penuh antara kilang dan pipa penyalur

BBM

j. Aman : Bagi pekerja, peralatan, masyarakat, dan lingkungan

k. Andal : Mampu beroperasi secara kontinu dalam waktu

tertentu

l. Efisien : Produktivitas Tinggi

m. Berwawasan Lingkungan : Memenuhi peraturan perundangan yang berlaku

tentang lingkungan hidup

n. Aset : Peralatan, pekerja, dana

o. Professional : SDM yang berprestasi, proaktif, dan inofatif

p. Manajemen Tangguh : Berani mengambil resiko, kompak, dan visioner

q. Semangat kebersamaan : Kerjasama yang sinergi

r. Keterbukaan : bersih dan transparan

s. Saling Menguntungkan : Bagi pekerja dan mitra bisnis

2.5.3. Motto

Meraih keunggulan komparatif dan kompetitif

1. Meraih : Menunjukkan upaya maksimum yang penuh dengan ketekunan

dam keyakinan serta professionalisme untuk PT. Pertamina (Persero) RU –

VI Balongan.

9

Page 10: PROFIL PT. PERTAMINA (PERSERO) RU VI BALONGAN

2. Keunggulan komparatif : Keunggulan dasar yang dimiliki oleh PT.

Pertamina (Persero) RU – VI Balongan dibandingkan dengan kilang sejenis,

yaitu lokasi yang strategis karena dekat dengan pasar BBM dan non – BBM.

3. Keunggulan kompetitif : Keunggulan daya saing terhadap kilang sejenis

dalam hal efisiensi, mutu, produk, dan harga.

2.5.4. Logo

PT. PERTAMINA RU VI Balongan mempunyai logo perusahaan yang

melambangkan bahwa perusahaan dapat menjadi kilang unggulan yang dapat

memenuhi visi dan misi dengan kerja keras. Logo PT. PERTAMINA RU VI

Balongan adalah sebagai berikut :

Gambar 2.2 Logo Perusahaan Pertamina RU VI Kilang Unggulan

Penjelasan Logo :

1. Lingkaran : Fokus ke bisnis inti dan sinergi

2. Gambar : Konstruksi generator dan reaktor di unit Residue catalytic

Cracking yang menjadi ciri khas dalam proses pengolahan minyak bumi di

Refinery unit VI

3. Warna :

o Hijau : menunjukkan warna asli generator yang berarti selalu menjaga

kelestarian lingkungan hidup

o Putih : menunjukkan warna asli reaktor yang berarti bersih,

professional, proaktif, inovatif, dan dinamis dalam setiap tindakan yang

selalu berdasar kebenaran

o Biru : diambil dari warna logo PERTAMINA yang berarti loyal

kepada visi PERTAMINA

10

Page 11: PROFIL PT. PERTAMINA (PERSERO) RU VI BALONGAN

o Kuning : diambil dari logo PERTAMINA yang berarti keagungan

Refinery unit VI

2.5.5. Strategi

Dalam mendukung pencapaian visi dan misi telah dirumuskan Sembilan

strategi utama PT. Pertamina (Persero) RU – VI Balongan, yaitu :

1. Keunggulan biaya (Cost Leadership)secara keseluruhan dilakukan dengan

upaya meningkatkan hehandalan, kemanan, efisiensi, dan produktivitas

secara optimasi operasi kilang, untuk menurunkan biaya produksi BBM,

non-BBM, dan Petrokimiapada kualitas tetap. Dengan demikian produk

akan mempunyai daya saing tinggi dan mampu menguasai pasar.

2. Perluasan pasar atau produk (Market-Product Development) dengan

melakukan penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk,

dan divertifikasi. Sehubungan masih tersedianya peluang pasar BBM, non-

BBM, dan Petrokimia (diluar DKI Jakarta dan Jawa Barat). Untuk biaya

survey dan riset pasar mutlak harus dilakukan agar menghasilkan produk

yang berorientasi pasar, bernilai tinggi, bermutu tepat, berdaya saing tinggi.

3. Meningkatkan produk bernilai tinggi (Maximize High Volume

Product),bterutama Propylene dan LPG maupun produk lain, dalam rangka

peningkatan laba PT. Pertamina (Persero) RU – VI Balongan. Untuk itu

pemilihan mode operasi yang sesuai serta jenis minyak yang diolah, mutlak

diperlukan.

4. Pengintegrasian Kilang (Refinery Black-Forward Integration), dengan

pemasok bahan baku (Crude Supplier) dan industri hilir. Hal tersebut

dilakukan dengan memodifikasi dan ekspansi, profitisasi, aliansi, akuisisi,

komersiansi, dan divertasi.

5. Penerapan system manajemen mutu (Quality Management System) secara

intensif dan mencakup seluruh kegiatan operasional, yaitu : operasi kilang,

lingkungan, sumber daya manusia, financial, dan lain-lain).

6. Pengelolaan organisasi secara efektif (Effective Organization) dan modern

dengan menerapkan system pengendalian dan pengawasan perusahaan

(good corporate governance) yang didukung system pelaoparan kinerja yang

berstandar nasional dan internasional.

11

Page 12: PROFIL PT. PERTAMINA (PERSERO) RU VI BALONGAN

7. Pemberdayaan dan pengembangan pekerja (Employee Empowerment and

Development) yang professional dan berbasis kompetensi, mempunyai

motivasi kuat, persaingan, dan lingkungan kerja yang sehat, dengan imbalan

yang menarik secara berkesinambungan dan konsisten serta membentuk

budaya kerja yang sinergis.

8. Menampilkan citra perusahaan (Company Image) yang baik kepada pihak

yang berkepentingan (stakeholder) seperti pekerja, pemerintah, masyarakat,

dan sekitarnya.

9. Pembangunan hubungan dan kemitraan dengan pihak luar (Good Human

Relationship) yang baik berdasarkan prinsip kemanusiaan, kebersamaan,

keterbukaan, kesederhanaan, dan prinsip saling menguntungkan.

2.6 Kilang PT.Pertamina (Persero) RU – VI Balongan

Kilang PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan mempunyai kapasitas

125.000 BPSD dengan bahan baku yang terdiri dari minyak mentah Duri 80%,

minyak mentah Minas 20%, dan gas alam dari Jatibarang sebagai bahan baku H2

Plant sebanyak 18 MMSCFD. Pengolahan bahan baku tersebut menghasilkan

produk sebagai berikut :

Tabel 2.1 Hasil Produk Kilang Pertamina (Persero) RU-VI

No Jenis Produk Kapasitas Satuan

A BBM :

Motor Gasoline

Kerosene

Automotive Diesel

Oil

Industrial Diesel Oil

Decant Oil & Feul

Oil

58,000

11,900

27,000

16,000

9,300

BPSD

BPSD

BPSD

BPSD

BPSD

B Non BBM :

LPG

Propylene

Ref. Feul Gas

Sulfur

565

545

125

28,500

Ton

Ton

Ton

Ton

12

Page 13: PROFIL PT. PERTAMINA (PERSERO) RU VI BALONGAN

2.7 Proyek dan Konstruksi PT.Pertamina (Persero) RU-VI Balongan

Proyek Kilang PT.PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan semula

dinamakan EXOR-I, kemudian setelah beroperasi namanya menjadikilang BBM

PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan. Teknologi proses yang dipilih

ditunjukkan untuk memproduksi premium, kerosene, dan solar sebanyak 72%.

Sedangkan sisanya berupa propylene, LPG, IDF, fuel oil, dan decant oil. Bahan

pembantu proses yang berupabahan kimia dan katalis sebagian besar masih

diimpor.

Kegiatan Engineering Procurement and Construction (EPC) dilakukan oleh

konsersium, yng terdiri dari JGC, Foster Welter, dan diatur dalam EPC

Agreement. Sebagai produk offtaker (pembeli) adalah British Petroleum (BP).

Jangka waktu pelaksanaannya adalah berakhir pada bulan Nvember 1994. Lisensi

proses pengolahan dari unit-unit kilang dapat dilihat pada table berikut :

No Unit ProsesKode

Unit

Kapasitas

(BPSD)Lisensor Kontraktor Proses

1 CDU 11 125,000 FW FW I

2 ARHDM 12&13 58,000 Chevron JGC II

3 GO HTU 14 32,000 UOP JGC I

4 RCC 15 83,000 UOP FW I

5 Unsaturated

Gas

Concentration

16 - UOP FW I

6 LPG

Treatment

Unit

17 22,500 MERICHEM FW I

7 Gasoline

Treatment

Unit

18 47,000 MERICHEM FW I

8 Propylene 19 7,000 UOP FW I

13

Page 14: PROFIL PT. PERTAMINA (PERSERO) RU VI BALONGAN

Recovery

9 Cataytic 20 13,000 UOP FW I

10 LCO 21 12,000 FW JGC II

11 Hidrogen

Plant

22 76

MMSCFD

FW FW II

12 Amine treater

Plant

23 - JGC JGC I

13 Sour Water

Striier

24 - JGC JGC I

14 Sulphur Plant 25 27

MT/Day

JGC JGC I

Sumber : PT. PERTAMINA, 2004

2.8 Bahan Baku PT.Pertamina (Persero) RU – VI Balongan

Main Process Unit

1. CDU (Crude Distillation Unit)

Unit 11 yaitu CDU merupakan primary processing, yang didesain untuk

mengolah 125000 BSPD (Barrel Stream Per Day). CDU memisahkan minyak

mentah menjdai beberapa produk melalui proses pemisahan fisik berdasarkan

perbedaan titik didih dengan proses yang dikenal sebagai distilasi. Produk yang

dihasilkan adalah Straight Run Naptha, Herosene, Gasoil dan Atmospheric

residue(AR).

2. ARHDM (Atmospheric Residue Hydrodemetalizzation)

Unit 12 – 13 yaitu ARHDM merupakan secondary processing dan dii desain

untuk mengolah Atmospheric Residue (AR) dari CDU untuk mengurangi senyawa

– senyawa yang terkandung di dalamnya seperti Nickel, Vanadium, Carbon

Residue, Nitrogen Compounds dan Sulphur Compounds. ARHDM terdiri dari 2

train reactor dan satu train fractinator yang menghasilkan produk Naptha,

Kerosene, Gas Oil dan Treated Residue (DMAR).

3. HTU (Hydrotreating Unit)

14

Page 15: PROFIL PT. PERTAMINA (PERSERO) RU VI BALONGAN

Unit 14 yaitu unit HTU ini terdiri dari 3 sub unit, yaitu GO-HTU (Gas Oil

Hydrotreating Unit) untuk mengurangi kandungan pengotor dari produk Solar,

Kero-HTU (Kerosene Hydrotreating Unit) untuk mengurangi kandungan

pengotor dari produk Kerosene dan H2 Plant untuk menghasilkan gas H2 murni

(min 99,99% vol) untuk keperluan operasi kilang.

4. RCC (Residue Catalytic Cracking)

Unit 15 yaitu RCC juga merupakan secondary processing dengan kapasitas

83 BSPD (505,408 T/H) merupakan salah satu unit RCC yang terbesar di dunia.

Unit ini di desain untuk mengolah Treated Residue (DMAR) dari ARHDM dan

Atmospheric Residue (AR) dari CDU dengan bantuan katalis. Produk yang

dihasilkan dari unit RCC ini merupakan produk dengan nilai ekonomi yang tinggi

seperti LPG, Propylene, Polygasoline (mogas dengan RON 98), Naptha (RON

92), Light Sycle Oil (LCO) serta Decant Oil (DCO).

5. NHT (Naptha Hydrotreater)

Unit ini berfungsi untuk menghilangkan pengotor yang terkandung di dalam

Straight Run Naptha sebelum diproses unit Platformer dan PENEX Produk yang

dihasilkan adalah Light Napthadan Heavy Naptha.

6. PLATFORMER

Unit ini berfungsi untuk mengkonvensikan Heavy Naptha melalui proses

Naptha Reforming menjadi produk Platformate yang beroktan 98 serta LPG

sebagai produk samping.

7. PENNEX

Unit 33 yaitu unit penex ini berfungsi untuk mengkonversikan Light Naptha

melalui proses Isomerasi menjadi produk Isomerat yang beroktan 87 serta LPG

sebagai produk samping.

Unit NHT, Platformer dan PENEX tersebut merupakan terobosan /

breakthrough Pertamina dalam mendukung program Pemerintah untuk

menghapuskan penggunaan timbal (Pb) pada bensin yang dikenal dengan Program

Langit Biru Balongan (PLBB). Campuran produk Platformer dan Produk

15

Page 16: PROFIL PT. PERTAMINA (PERSERO) RU VI BALONGAN

Isomerate menghasilkan produk HOMC dengan oktan 92 yang digunakan sebagai

komponen blending bensin tanpa timbal.

Support Process Unit

A. Utilities

Unit Utilities menyediakan beberapa kebutuhan utilities kilang seperti air,

listrik, steam, udara bertekanan dan nitrogen. Selain digunakan untuk kebutuhan

Kilang, Air dan Listrik digunakan pula untuk keperluan perumahan dan

perkantoran. Dalam rangka memenuhi kebutuhan air yang dipergunakan untuk

operasional Kilang dan Perumahan Bumi Patra, Pertamina RU VI balongan

mengambil air dari Water Intake facilities Salam Darma dengan menggunakan

pipa sepanjang 60 km.

B. ITP (Instalasi Tangki dan Perkapalan)

ITP terdiri atas unit 41 (Marine facility), Unit 42 (Tankage / Tank Farm), Unit 43

(Piping Facility), Unit 63 (Effluent Water Treatment / EWT).

ITP berfungsi menunjang kegiatan operasional :

Bongkar muat Crude Oil, Naptha Feed Kilang Langit Biru Balongan (KLBB)

dan produk – produk Kilang seperti Premium, Solar, Kerosene, HOMC 92

dan DCO.

Pengaturan tangki Crude Oil (minyak mentah), tangki intermediate product

(produk antara) dan tangki finished product (produk jadi).

Penyaluran produk ke depot Balongan dan Terminal Transit Utama Balongan

(TTUB).

Pengolahan Limbah Cair buangan dari unit – unit proses sebelum dibuang ke

Laut terbuka.

Laboratorium

Laboratorium ini mendukung operasional kilang dengan melakukan analisis

– analisis laboratorium terhadapparameter – parameter penting untuk setiap

Stream di unit operasi, baik pada oil system, gas system amupun pada water

16

Page 17: PROFIL PT. PERTAMINA (PERSERO) RU VI BALONGAN

system. Dengan berbekal Sertifikat ISO 17025, Laboratorium menjami akurasi

analisa produk BBM yang dihasilkan oleh kilang RU VI Balongan.

Bahan baku utama

Minyak mentah yang diolah di PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI

Balongan adalah minyak minas dan duri dengan perbandinagn Duri : Minas =

50% : 50%. Spesifikasi umpan minyak mentah yang masuk ke CDU dapat dilihat

pada tabel berikut :

Tabel. Bahan baku utama di PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan

Minyak Mentah Minas Duri

API 35,2 21,1

Densitas (gr/ml) @15 NC 0,8485 0,927

Viskositas (cSt) : @30 NC

@40 NC

@50 NC

-

23,6

11,6

691

274,4

-

Sulphur (%-Weight) 0,08 7,4

Carbon (%-Weight)

Titik tuang ( NC)

2,8

3,6

7,4

2,4

Asphalt (%-Weight) 0,5 0,4

Vanadium (ppm wt) <1 1

Nickel (ppm wt) 8 32

Total Asam (mg KOH) <0.05 1,19

17

Page 18: PROFIL PT. PERTAMINA (PERSERO) RU VI BALONGAN

Salt (lb/1000 bbl) 11 5

Water (%-Volume) 0,6 0,3

Sumber : PERTAMINA, 2004

Bahan baku pendukung

Di PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan, selain bahan baku utama

digunakan juga bahan baku pendukung berupa bahan kimia, katalis, dan resin

yang dipergunakan pada masing-masing unit beserta aplikasi dan fungsinya.

Tabel. Bahan baku utama di PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan

Unit Jenis Aplikasi Fungsi

11 Cairan

AmoniaOverhead 11-C-105 Menetralisir HCL

Anti Foulant

Suction Feed Pump (11-

P-101 A/B) dan Unit

Desalter

Mencegah terjadinya

fouling pada HE

Corrosive

InhibitorOverhead 11-V-101 Mencegah korosi

DemulsifierSuction Feed Pump dan

Unit DesalterMemisahkan emulsi

Wetting AgentPreparasi larutan pada 11-

V-114

Membantu mempercepat

pemisahan

Kalgen 15-B-101, 15-E-104 A/B mengatasi kesadahan

Kurilex Injeksi pada air dari

cooling water untuk 16-E-

103 A/B, E-104 A/B, E-

Pencegah korosi

18

Page 19: PROFIL PT. PERTAMINA (PERSERO) RU VI BALONGAN

105 A/B, E-111 A/B

15, 16,

17, 18,

19, 20

Katalis 18-A-202, 206Oksidasi Sodium

mercaptide

Kaustik11-V-101, 102, 103, 106

dan 18-V-102, 18-V-104Mengikat H₂S

Anti Oksidan Aliran produk 18-V-104 Anti oksidan

23, 24

DIPAPreparasi larutan

dilakukan pada 23-V-102Mengikat H₂S

Anti Foam

Injeksi pada kolom RCC

(24-C-201) dan kolom

NH₃ stripper (24-c-102)

dan aliran masuk 23-V-

102

Mencegah foaming

Soda24-V-302, 24-V-303 dan

24-Z-301Menetralisir kaustik

Sumber : PERTAMINA 2004

Tabel. Jenis Bahan Kimia PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan

Unit Jenis katalis/Resin Aplikasi Fungsi

12,13ICR131KAQ

12/13-

R.101/102/103

Mengurangi kandungan

logam

Sulphur absorber 22-R-102 A/B Adsorbsi H₂S

15

Katalis UOP15-R-

101/102/103/104

Mencegah rantai

hidrokarbon panjang

Molsieve Pru ODG-44 19-V104 A/BAdsorbsi moisture dari

LPG campuran C₃

19 E-315 Katalis

Propylene Metal

19-V-111 Menghilangkan

kandungan metal

19

Page 20: PROFIL PT. PERTAMINA (PERSERO) RU VI BALONGAN

Treater

20

Alcoa Selecsorb COS

1/8''11-V-112 A/B

Menghilangkan COS dari

propylene

Katalis SHP H-14171 19-R-101 A/B

Menjenuhkan senyawa

diolefin menjadi

monoolefin

Rock Salt 14/21-V-101Adsorbsi moisture dari

LPG

Hydrogenerator 22-R-101Hidrogenasi untuk

melepas kandungan sulfur

22

High Temperature Shift

Converter type C12-422-R-103

Mengubah CO menjadi

CO₂

hydrogen Reformer

Catalyst22-F-101

Mengubah gas alam

menjadi H₂

23 Karbon Aktif 22-S-102

Menyerap komponen

yang mengakibatkan

Foaming

25Amine Filter 23-S-101/103

Menyaring partikel > 10

micron di Lean

Claus Catalyst 25-R-101/102/103 Mereaksikan gas alam

55

Resin Anion ASB-1p &

Resi Kation C-24922-V-105 A/B

Mereaksikan kation dan

anion

Lynde Adsorbent tipe

LA22LAC-612, C-200F22-V-109 A-M

Menyerap pengotor H₂

(CO, CO₂, N₂, HC )

Karbon Aktif 55-A-101 A/B-S1Menyaring bahan-bahan

organic

Strong Acid Resin

Kation

Kation pada 55-A-

101 A/B-VI,

Anion pada 55-A-

101 A/B-V2

menghilangkan

kation/anion

Activated Alumina 1/8'',

1/4'', ceramic ball

Molsieve Siliporite

58-D-101 A/B-

R1-R2 59-A-101

A/B-A1

Adsorbsi moisture dari

LPG Adsorbsi moisture,

CO₂

20

Page 21: PROFIL PT. PERTAMINA (PERSERO) RU VI BALONGAN

Sumber : PERTAMINA

2004

2.9 Struktur Organisasi PT.Pertamina (Persero) RU – VI Balongan

2.10. Konservasi Lingkungan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

PT. Pertamina (Persero) telah mengambil suatu kebijakan untuk selalu

memprioritaskan aspek Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dalam semua

kegiatan minyak dan gas bumi untuk mendukung pembangunan nasional.

Manajemen PT. Pertamina (Persero) RU - VI Balongan mendukung dan ikut

berpartisipasi dalam program pencegahan keraguan baik terhadap kesehatan

karyawan, harta benda perusahaan, terganggunya kegiatan operasi serta keamanan

masyarakat yang diakibatkan oleh kegiatan perusahaan.

Pelaksanaan tugas dari K3 ini berlandaskan :

a. UU No. 1/1970

Mengenai keselamatan kerja karyawan yang dikeluarkan oleh Depnaker.

b. UU No.2/1951

Mengenai ganti rugi akibat kecelakaan kerja yang dikeluarkan oleh Depnaker.

c. PP No. 11/1979

Mengenai persyaratan teknis pada kilang pengolahan untuk keselamatan

kerja.

d. UU No.4/1982

Mengenai ketentuan pokok pengolahan dan lingkungan hidup yang

dikeluarkan oleh Kementrian Lingkungan Hidup (KLH).

e. PP No. 29/1986

Mengenai amdal yang dikeluarkan oleh KLH.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh HSE PT. Pertamina (Persero) RU -

VI Balongan untuk mendukung program di atas terdiri atas 5 kegiatan, yaitu :

1. Seksi Keselamatan Kerja, yang mempunya tugas sebagai berikut :

a. Mengawasi keselamatan jalannya kilang.

21

Page 22: PROFIL PT. PERTAMINA (PERSERO) RU VI BALONGAN

b. Bertanggung jawab terhadap alat-alat keselamatan kerja.

c. Bertindak sebagai instruktur safety.

d. Membuat rencana pencegahan.

2. Seksi Pelatihan, yang mempunyai tugas sebagai berikut :

a. Membuat rencana kerja pencegahan kebakaran.

b. Menyiapkan dan mengadakan pelatihan bagi karyawan dan kontraktor agar

lebih menyadari tentang keselamatan kerja.

c. Membuat dan menyebarkan bulletin K3 dan konservasi lingkungan pada

karyawan agar wawasan karyawan tentang K3 dan konservasi lingkungan

meningkat.

3. Seksi Penanggulangan Kebakaran, yang mempunyai tugas sebagai berikut :

a. Membuat prosedur emergency agar penanggulangan berjalan dengan baik.

b. Mengelola regu kebakaran agar selelu siap bila suatu waktu diperlukan.

c. Mengadakan pemeriksaan kehandalan alat-alat firing.

4. Seksi Lindungan Lingkungan, yang mempunya tugas sebagai berikut :

a. Memrogram rencana kelola lingkungan dan rencana pemantauan lingkungan.

b. Mengusulkan tempat-tempat pembuangan limbah dan house keeping.

5. Seksi Rekayasa, yang bertugas sebagai berikut ;

a. Meninjau ulang gambar-gambar dan dokumen proyek.

b. Melakukan evaluasi-evaluasi yang berhubungan langsung dengan K3.

Adapun seksi-seksi tersebut di atas bertujuan untuk mencegah kecelakaan,

kebakaran maupun pencemaran lingkungan dari segi engineering.

Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dlaksanakan dengan

membuat program dengan pedoman A-850/E-6900/99-30 yang meliputi :

a. Bendera Kecelakaan

1. Warna kuning (1 minggu dikibarkan), untuk kecelakaan ringan, yaitu tidak

menimbulkan hari hilang (first aid accident).

2. Abu-abu muda (2 minggu dikibarkan), untuk kecelakaan kerja yaitu

kehilangan hari kerja.

3. Hitam dengan strip putih (1 bulan dikibarkan), untuk kecelakaan fatal yaitu

menyebabkan kematian.

b. Bendera Kebakaran

22

Page 23: PROFIL PT. PERTAMINA (PERSERO) RU VI BALONGAN

1. (1 minggu dikibarkan), untuk kebakaran yaitu kerugian di bawah US$

10,000.

2. Merah strip hitam (1 bulan dikibarkan), untuk kebakaran yaitu kerugian

melebihi US$ 10,000.

c. Bendera Pencemaran

1. Biru (1 minggu dikibarkan), untuk pencemaran dimana tidak terjadi klaim

penduduk.

2. Hitam (1 bulan dikibarkan), untuk pencemaran dimana terjadi klaim

penduduk.

d. Papan Informasi

Papan yang berisi lokasi, tanggal, tingkat keparahan kejadian yang

mengakibatkan terjadinya kecelakaan kerja, kebakaran dan pencemaran. Tempat

pemasangannya adalah :

1. Di depan fire station

2. Lokasi kejadian

3. Ada di lemari bendera on call.

Jam Kerja :

Berdasarkan jam kerja, karyawan dapat dibedakan atas karyawan shift

dan karyawan reguler.

1. Jam Kerja Shift

Jam kerja shift diberlakukan secara bergilir berlaku bagi karyawan yang

terlibat langsung dalam kegiatan produksi dan pengamanan pabrik. Jam kerja shift

diatur sebagai berikut :

Day shift : 08.00 – 16.00 WIB

Swing shift : 16.00 – 24.00 WIB

Night shift : 24.00 – 08.00 WIB

Karyawan shift terbagi atas 4 kelompok yaitu A, B, C dan D dimana jadwal

kerja dari masing-masing kelompok adalah bekerja selama 2 hari berturut-turut

pada shift yang sama dan setelah itu bergeser ke jam shift berikutnya untuk 2 hari

selanjutnya. Selama 6 hari bekerja berturut-turut, setiap kelompok akan

mendapatkan libur kerja selama 2 hari.

23

Page 24: PROFIL PT. PERTAMINA (PERSERO) RU VI BALONGAN

2. Jam kerja Reguler

Jam kerja regular ini berlaku bagi karyawan yang tidak terlibat langsung

dalam kegiatan produksi dan pengaman pabrik. Jam kerja ini berlaku bagi

karyawan tingkat staf ke atas. Jadwal kerja jam regular adalah sebagai berikut :

Senin – Kamis : 07.00 – 16.00 WIB

Istirahat : 11.30 – 12.30 WIB

Jum’at : 07.00 – 15.30 WIB

Istirahat : 11.30 – 13.00 WIB

Sabtu dan Minggu : Libur

Sistem Penggajian

Sistem penggajian di PT. Pertamina (Persero) RU - VI Balongan yang

merupakan tanggung jawab bagian administrasi keuangan dibayar untuk 8 jam

kerja setiap hari. Selain itu, juga diatur tentang lembur, cuti, uang dinas, bonus,

kontrak jasa dan peringatan karyawan (warning slip). Sistem penggajian tersebut,

dibedakan atas :

1. Karyawan tetap, ikatan kerja dan honorer

Gaji diberikan setiap akhir bulan berupa gaji pokok ditambah dengan

tunjangan-tunjangan yang ada. Besarnya gaji pokok tersebut selain ditentukan

oleh golongan dan jabatan juga berdasarkan tanggung jawab pekerjaan masing-

masing.

Adapun susunan gaji adalah sebagai berikut :

a. Tunjangan (gaji) pokok

b. Tunjangan jabatan struktural

c. Tunjangan jabatan fungsional

d. Uang lembur

e. Biaya trasportasi

2. Tenaga harian lepas

Gaji yang diberikan setiap hari Sabtu yang jumlahnya tergantung dari

jumlah karyawan yang bekerja pada masing-masing hari. Disamping gaji rutin,

karyawan akan mendapatkan bonus keuntungan yang jumlahnya tergantung dari

laju produksi.

Bagi karyawan yang lembur juga diberikan upah tambahan dengan

perhitungan sebagai berikut :

24

Page 25: PROFIL PT. PERTAMINA (PERSERO) RU VI BALONGAN

a. Lembur hari biasa

Untuk satu jam pertama besarnya satu setengah kali upah per kerja, untuk dua

jam berikutnya dua kali upah per jam.

b. Lembur hari Minggu/libur

Untuk setiap jam besarnya dua kali upah per jam.

2.11. Penanganan Limbah

PT. Pertamina (Persero) RU - VI Balongan menghasilkan berbagai macam

limbah, yang terdiri dari :

A. Limbah Cair

Limbah industri yang dihasilkan industri minyak bumi umumnya

mengandung logam-logam berat maupun senyawa yang berbahaya. Selain logam

berat, limbah atau air buangan industri, minyak bumi juga mengandung senyawa-

senyawa hidro karbon yang sangat rawan terhadap bahaya kebakaran.

Dalam setiap kegiatan industri, air buangan yang keluar dari kawasan

industri minyak bumi harus diolah terlebih dahulu dalam unit pengolahan limbah,

sehingga air buangan yang telah di proses dapat memenuhi spesifikasi dan

persyaratan yang telah ditentukan oleh pemerintah. Untuk mencapai tujuan

tersebut, maka dibangun unit sewage and effluent water treatment di PT.

Pertamina (Persero) RU - VI Balongan ini.

Secara garis besar effluent water treatment di PT. Pertamina (Persero) RU -

VI Balongan dibagi menjadi dua, yaitu treatment oily water dan treatment air

buangan proses. Treatment oily water dilakukan di rangkaian separator sedangkan

treatment air buangan proses dilakukan menggunakan lumpur aktif (activated

sludge) yang merupakan campuran dari koloni mikroba aerobik.

Desain awal dari unit WWT (Waste Water Treatment) adalah untuk

mengolah air buangan yg terbagi menjadi dua sistem pengolahan, yaitu :

1. Dissolved Air Floatation (DAF), untuk memisahkan kandungan padatan dan

minyak dari air yang berasal dari air buangan (oily water) ex process area

dan tank area. Pada proses ini yang diolah umumnya mempunyai kandungan

minyak dan solid yang tinggi tetapi mempunyai kandungan COD dan BOD

yang rendah.

2. Activated Sludge Unit (ASU), untuk mengolah secara kimia, fisika dan

biologi air buangan dari unit proses terutama : Treated Water ex Unit Sour

25

Page 26: PROFIL PT. PERTAMINA (PERSERO) RU VI BALONGAN

Water Stripper (Unit 24) dan desalter effluent water ex Unit Crude

Distillation(Unit 11). Air yang diolah umumnya mempunyai kandungan

ammonia, COD, BOD dan fenol sedangkan kandungan minyak dan solid

berasal dari desalter effluent water.

B. Pengolahan Limbah Gas

Limbah gas dari kilang ini diolah di sulfur recovery unit dan sisanya dibakar

di incinerator (untuk gas berupa H2S dan CO) maupun flare (gas hidrokarbon).

C. Pengolahan Limbah Padat

Sludge merupakan suatu limbah yang dihasilkan dalam industri minyak

yang tidak dapat dibuang begitu saja ke alam bebas karena akan mencemari

lingkungan. Pada sludge selain mengandung lumpur, pasir dan air juga masih

mengandung hidrokarbon fraksi berat yang tidak dapat di-recovery ke dalam

proses. Sludge ini juga tidak dapat dibuang ke lingkungan sebab tidak terurai

secara alamiah dalam waktu singkat. Pemunahan hidrokarbon perlu dilakukan

untuk menghindari pencemaran lingkungan. Dalam upaya tersebut, PT. Pertamina

(Persero) RU - VI Balongan melakukannya dengan membakar sludge dalam suatu

ruang pembakar (incinerator) pada temperatur tertentu. Lumpur/pasir yang tidak

terbakar dapat digunakan untuk landfill atau dibuang di suatu area, sehingga

pencemaran lingkungan dapat dihindari.

2.12...................................................................................................................... Sarana

dan Prasarana

PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan menyediakan sarana dan

prasarana bagi karyawan dan keluarganya. Sarana dan prasaarana tersebut antara

lain :

a. Perumahan

Perumahan dinas dibangun di sekitar pabrik dengan tipe rumah, yaitu :

1. Tipe B : untuk tim managemen

2. Tipe C : untuk jabatan kepala bagian

3. Tipe D : untuk staf

4. Tipe E : untuk karyawan bidang produksi

26

Page 27: PROFIL PT. PERTAMINA (PERSERO) RU VI BALONGAN

Disamping itu, PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan juga

memberikan pinjaman uang bagi karyawan untuk kepemilikan rumah BTN di

lokasi kompleks Sibayak Permai.

b. Sekolah

Untuk saat ini, . PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan baru membangun

sarana pendidikan Taman Kanak-kanak. Tujuan dibangunnya Taman Kanak-

kanak ini adalah agar anak-anak karyawan dapat membaur dan bersosialisasi

dengan penduduk di sekitar lokasi pabrik agar tercipta kebersamaan dan

menghindari adanya kecemburuan sosial.

c. Transportasi

Sarana transportasi telah tersedia untuk mengantar karyawan yang pulang

dari kerja shift dan disediakan pula transportasi untuk antar jemput anak-anak

keluarga PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan ke sekolah.

d. Sarana Ibadah

Masjid Jati dibangun di tengah Wisma Djati dan di lokasi perumahan juga

telah dibangun sarana ibadah berupa mesjid dan gereja.

e. Balai Kesehatan

Balai kesehatan dibangun di dua tempat, yaitu dilokasi pabrik serta rumah

sakit di lokasi perumahan. Fasilitas ini dapat digunakan oleh karyawan dan

keluarga karyawan secara bersama-sama.

f. Kantin

Disediakan akntin dilingkungan pabrik badi karyawan-karyawan reguler.

Sedangkan bagi karyawan shift disediakan dapur di gedung kontrol dan untuk

karyawan yang mendapatkan tugas malam disediakan makanan ekstra oleh

perusahaan.

g. Sarana Olahraga dan Rekreasi

Sarana olahraga juga disediakan bagi karyawan dan keluarga dimana sarana

tersebut terletak di dalam lingkungan perumahan karyawan, seperti :

27

Page 28: PROFIL PT. PERTAMINA (PERSERO) RU VI BALONGAN

1. Lapangan tenis

2. Lapangan voli

3. Lapangan bulutangkis

4. Kolam renang

5. Lapangan basket

6. Ruang serba guna

h. Asuransi

Setiap karyawan dijamin oleh Asuransi Tenaga Kerja (ASTEK) dan

asuransi jiwa raya.

28