Top Banner

of 39

Profil Kesiapsiagaan Kabupaten Bantul

Oct 10, 2015

Download

Documents

Sapik Bubud
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 1

    PROFIL KESIAPSIAGAAN KABUPATEN/KOTA MENGHADAPI RESIKO BENCANA TSUNAMI

    1. Gambaran Umum Wilayah

    1.1. Peran dan Fungsi Wilayah Terdampak

    Kabupaten Bantul merupakan bagian integral wilayah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang meliputi

    empat kabupaten dan satu kota. Berdasarkan posisi geografisnya, wilayah Kabupaten Bantul merupakan

    salah satu wilayah paling selatan di Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara 0744'04" -

    0800'27" LS dan 11012'34" - 11031'08" BT dengan luas 506,85 km2 dan batas-batas wilayah sebagai

    berikut :

    - Sebelah Utara : Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman

    - Sebelah Selatan : Samudera Indonesia

    - Sebelah Barat : Kabupaten Kulonprogo dan Kabupaten Sleman

    - Sebelah Timur : Kabupaten Gunungkidul

    Apabila dilihat dari bentang alamnya, wilayah Kabupaten Bantul terdiri dari daerah dataran yang terletak

    pada bagian tengah dan daerah perbukitan yang terletak pada bagian timur dan barat, serta kawasan

    pantai di sebelah selatan. Kondisi bentang alam tersebut relatif membujur dari utara ke selatan.

    Gambar 1

    Peta Administratif Kabupaten Bantul

  • 2

    Kabupaten Bantul secara administratif terdiri dari 17 kecamatan, 75 desa dan 933 pedukuhan. Desa-desa

    di Kabupaten Bantul dibagi lagi berdasarkan statusnya menjadi desa pedesaan (rural area) dan desa

    perkotaan (urban area). Kecamatan Dlingo mempunyai wilayah paling luas, yaitu 55,87 Km2. Sedangkan

    jumlah desa dan pedukuhan yang terbanyak terdapat di Kecamatan Imogiri dengan delapan desa dan 72

    pedukuhan.

    Berdasarkan RDTRK [Rencana Detil Tata Ruang Kabupaten] dan Perda mengenai batas wilayah kota,

    maka status desa dapat dipisahkan sebagai desa perdesaan dan perkotaan. Secara umum jumlah desa

    yang termasuk dalam wilayah perkotaan sebanyak 41 desa, sedangkan desa yang termasuk dalam

    kawasan perdesaan sebanyak 34 desa. Wilayah yang terpapar tsunami termasuk wilayah perdesaan.

    Tabel 1

    Kecamatan, Desa dan Dusun Terancam Tsunami di Pesisir Kabupaten Bantul

    Kecamatan Desa Dusun Lokasi Khusus

    1. Kretek 1. Tirtohargo 1. Baros

    2. Muneng

    3. Gegunung

    4. Gunungkunci

    5. Kalangan

    6. Karang

    2. Parangtritis 1. Mancingan Pantai Parangtritis

    2. Grogol Pantai Parangkusumo

    3. Depok, Sono, Samiran Pantai Depok

    2. Sanden 1. Srigading 1. Ngepet (Samas) Pantai Samas

    2. Tegal Rejo

    3. Soge Sanden

    4. Cetan-Karangsuwung

    2. Gadingsari 1. Demangan Pantai Pandansari

    2. Wonoroto Pantai Gua Cemara

    3. Patehan

    4. Wonorejo 1 - 2

    3. Gadingharjo 1. Karanganyar

    3. Srandakan 1. Poncosari 1. Ngentak Pantai Pandansimo Baru

    2. Babakan Pantai Kuwaru

    3. Karang

    4. Kuwaru

    5. Bodowaluh

    6. Jopaten

    7. Cangkring Sumber : Kabupaten Bantul dalam Angka 2013

  • 3

    1.2. Topografi Secara topografis, Kabupaten Bantul terbagi menjadi daerah dataran, daerah perbukitan serta daerah

    pantai. Secara garis besar, satuan fisiografi Kabupaten Bantul sebagian besar berada pada dataran aluvial

    (Fluvio Volcanic Plain), perbukitan di sisi barat dan timur serta fisiografi pantai. Adapun pembagian satuan

    fisiografi yang lebih rinci di Kabupaten Bantul adalah sebagai berikut:

    a. Daerah di bagian Timur merupakan jalur perbukitan berlereng terjal dengan kemiringan lereng

    dominan curam (>70%) dan ketinggian mencapai 400 meter dari permukaan air laut, Daerah ini

    terbentuk oleh formasi Nglanggran dan Wonosari,

    b. Daerah di bagian Selatan ditempati oleh gisik dan gumuk-gumuk pasir (fluviomarine) dengan

    kemiringan lereng datar-landai, Daerah ini terbentuk oleh material lepas dengan ukuran pasir

    kerakal,

    c. Daerah di bagian tengah merupakan dataran aluvial (Fluvio Volcanic Plain), yang dipengaruhi oleh

    Graben Bantul dan terendapi oleh material vulkanik dari endapan vulkanik Merapi,

    d. Daerah di bagian Barat merupakan perbukitan rendah dengan kemiringan lereng landai-curam dan

    ketinggian mencapai 150 meter dari permukaan air laut, Daerah ini terbentuk oleh formasi Sentolo

    Gambar 2

    Peta Topografi Kabupaten Bantul

  • 4

    Ketinggian Wilayah Ketinggian tempat di Kabupaten Bantul dibagi menjadi empat kelas. Hubungan kelas ketinggian dengan

    luas sebarannya dapat dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4. Dari kedua tabel tersebut dapat diketahui bahwa

    kelas ketinggian Kabupaten Bantul yang memiliki penyebaran paling luas terletak pada elevasi antara 25-

    100 meter (27.709 ha atau 54,67%) yang terletak pada bagian utara, bagian tengah, dan bagian Tenggara

    Kabupaten Bantul. Wilayah yang mempunyai elevasi rendah (elevasi kurang dari 7 meter) seluas 3.228 Ha

    (6,37%) terdapat di Kecamatan Kretek, Sanden, dan Srandakan.

    Berdasarkan elevasi lahan daratan dari permukaan air laut ketinggian tempat atau elevasi dapat

    ditentukan, dimana permukaan air laut dianggap mempunyai elevasi 0 meter (dpl) Ketinggian tempat

    Kabupaten Bantul dibagi menjadi empat kelas dan hubungan kelas ketinggian dengan luas sebarannya

    secara spasial ditunjukan pada Peta Ketinggian Tempat . Kelas ketinggian tempat yang dimiliki Kabupaten

    Bantul penyebaran paling luas adalah elevasi antara 25 100 meter (27.709 Ha atau 54,67%) yang terletak

    pada bagian utara, bagian tengah, dan bagian tenggara Kabupaten Bantul.

    Wilayah yang mempunyai elevasi rendah (elevasi 500 - -

    Jumlah 50.685 100 Sumber: Kantor Pertanahan Kabupaten Bantul, 2013

    Tabel 3

    Luas Wilayah Kecamatan Terdampak Menurut Ketinggian dari Permukaan Laut di Kabupaten Bantul

    No Kecamatan Luas (Ha) dan Ketinggian Tempat (dpl)

    Jumlah 0-7m 7-25m 25-100m 100-500m >500m

    1 Srandakan 1.058 776 - - - 1.834

    2 Sanden 1.246 1.081 - - - 2.327

    3 Kretek 924 1.335 190 101 - 2.550

    Sumber: Kantor Pertanahan Kabupaten Bantul, 2013

  • 5

    Kemiringan Lahan Klasifikasi kemiringan lahan di Kabupaten Bantul dibagi menjadi enam kelas dan hubungan kelas

    kemiringan/lereng dengan luas sebarannya. Wilayah Kabupaten Bantul pada umumnya berupa daerah

    dataran (kemiringan kurang dari 2%) dengan penyebaran di wilayah selatan, tengah, dan utara dari

    Kabupaten Bantul dengan luas sebesar 31,421 Ha (61,96%). Untuk wilayah timur dan barat umumnya

    berupa daerah yang mempunyai kemiringan 2,1 40,0% dengan luas sebesar 15.148 Ha (30%).

    Sebagian kecil wilayah timur dan barat seluas 4.011 Ha (8%) mempunyai kemiringan lereng di atas 40,1%.

    Apabila dilihat per wilayah kecamatan terlihat bahwa wilayah kecamatan yang paling luas memiliki lahan

    miring terletak di Kecamatan Dlingo dan Imogiri, sedangkan wilayah kecamatan yang didominasi oleh

    lahan datar terletak di Kecamatan Sewon dan Banguntapan.

    Tabel 4 Luas Wilayah Kecamatan Terdampak Tsunami

    Berdasarkan Kemiringan Tanah di Kabupaten Bantul

    No Kecamatan Luas Kemiringan Tanah/Lereng (Ha)

    Jumlah 0,2 % 2-8 % 8-15 % 15-25 % 25-40 % >40 %

    1 Srandakan 1.680 154 - - - - 1.834

    2 Sanden 2.100 227 - - - - 2.327

    3 Kretek 1.756 288 - 27 11 468 2.550

    Sumber: Kantor Pertanahan Kabupaten Bantul, 2013

    1.3 Penggunaan Lahan Tabel 5

    Penggunaan Lahan di Wilayah Kecamatan Terdampak Tsunami (Ha)

    No Kecamatan Permukiman Sawah Tegalan Kebun

    Campuran Hutan

    Tanah Tandus

    Tambak Lain-lain

    Jumlah

    1 Srandakan 75,32 484,46 53,00 693,88 0 99 30 398,34 1,834

    2 Sanden 51,64 836,08 123,00 896,00 0 119 0 301,28 2,327

    3 Kretek 39,32 953,84 209,45 470,00 0 302 0 575,48 2,550

    Sumber : Kecamatan Bantul dalam Angka 2013

    1.4. Rencana Tata Ruang Wilayah Berdasarkan Perda Kabupaten Bantul Nomor 4 Tahun 2011 tentang RTRW Kabupaten Bantul Tahun

    2010-2030 Rencana pola ruang Kabupaten Bantul terdiri atas:

    1. Kawasan Lindung Kabupaten

    Rencana pengembangan Kawasan Lindung Kabupaten meliputi;

    a. Kawasan hutan lindung

  • 6

    Penyebaran kawasan hutan lindung meliputi Desa Dlingo, Desa Mangunan, Desa Muntuk,

    Desa Jatimulyo, Desa Temuwuh, Desa Terong Kecamatan Dlingo, Desa Wonolelo Kecamatan

    Pleret, Desa Wukirsari Kecamatan Imogiri, dan Desa Srimulyo Kecamatan Piyungan.

    b. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya

    Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya yaitu kawasan

    resapan air.

    c. Kawasan perlindungan setempat

    Kawasan perlindungan setempat adalah kawasan sempadan sungai, kawasan sempadan

    pantai, kawasan sekitar mata air, dan ruang terbuka hijau perkotaan kabupaten.

    d. Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya

    e. Kawasan rawan bencana

    Kawasan rawan bencana meliputi kawasan rawan gempa bumi, kawasan rawan longsor,

    kawasan rawan banjir, kawasan rawan gelombang pasang, dan kawasan rawan kekeringan.

    2. Kawasan Budidaya Kabupaten

    Rencana pengembangan kawasan budidaya Kabupaten terdiri atas:

    a. Kawasan peruntukan hutan rakyat

    Kawasan peruntukan kehutanan (hutan rakyat) direncanakan seluas kurang lebih 8.545 Hektar

    atau 16,86% dari luas wilayah Kabupaten Bantul.

    b. Kawasan peruntukan pertanian

    Kawasan peruntukan pertanian meliputi kawasan pertanian lahan basah, kawasan pertanian

    lahan kering, dan kawasan peternakan. Kawasan pertanian lahan basah di Kabupaten

    direncanakan seluas kurang lebih 13.324 Hektar atau 26,29%. Kawasan pertanian lahan

    kering di Kabupaten direncanakan seluas kurang lebih 5.247 Hektar atau 10,35% dari luas

    wilayah Kabupaten Bantul. Kawasan peternakan di Kabupaten direncanakan sebagai berikut:

    1) Peternakan itik di Kecamatan Kretek, Kecamatan Bantul, dan Kecamatan Sanden;

    2) Peternakan sapi perah di Kecamatan Srandakan, Kecamatan Banguntapan, Kecamatan

    Jetis, dan Kecamatan Sedayu;

    3) Peternakan sapi potong tersebar di hampir seluruh kecamatan;

    4) Peternakan babi di Kecamatan Srandakan dan Kecamatan Kasihan;

    5) Peternakan kambing tersebar di hampir seluruh kecamatan;

    6) Peternakan kerbau di Kecamatan Sanden dan Kecamatan Banguntapan;

    7) Peternakan kelinci di Kecamatan Sanden

    c. Kawasan peruntukan perikanan

    d. Kawasan peruntukan pertambangan

    e. Kawasan peruntukan industri

    f. Kawasan peruntukan pariwisata

    g. Kawasan peruntukan permukiman

    h. Kawasan peruntukan lainnya

  • 7

    1.5 Potensi Wilayah

    Secara geografis dan administratif Kabupaten Bantul memiliki potensi pengembangan, hal ini berdasarkan:

    1. Batas wilayah yang tidak berbatas secara fisik, meski terdapat ring road namun perkembangan

    saat ini telah melewati batas tersebut,

    2. Topografi kawasan yang relatif datar,

    3. Tidak terdapat kendala terhadap kawasan resapan air,

    4. Banyaknya daerah wisata yang belum tergarap secara optimal untuk pengembangan sektor hotel

    dan restoran.

    Sesuai Perda Kabupaten Bantul Nomor 4 Tahun 2011 Tentang RTRW Kabupaten Bantul Tahun 2010

    2030, potensi pengembangan kawasan di Kabupaten Bantul dilakukan dengan penetapan kawasan

    strategis kabupaten yang meliputi kawasan strategis ekonomi, kawasan strategis sosio-kultural, dan

    pengembangan kawasan strategis lingkungan hidup.

    1. Kawasan strategis ekonomi kabupaten meliputi:

    a. Kawasan Strategis Kawasan Perkotaan Yogyakarta (KPY);

    b. Kawasan Strategis Bantul Kota Mandiri (BKM);

    c. Kawasan Strategis Pantai Selatan,Pengembangan Pesisir dan Pengelolaan Hasil Laut Pantai

    Depok, Pantai Samas, Pantai Kuwaru, dan Pantai Pandansimo;

    d. Kawasan Strategis Industri Sedayu; dan

    e. Kawasan Strategis Industri Piyungan.

    2. Kawasan strategis sosio-kultural kabupaten meliputi Kawasan Strategis Desa Wisata dan

    Kerajinan Gabusan-Manding-Tembi (GMT) dan Kasongan-Jipangan-Gendeng-Lemahdadi

    (Kajigelem).

    3. Kawasan strategis lingkungan hidup kabupaten meliputi:

    a. Kawasan Strategis Agrowisata di Kecamatan Dlingo dan Agropolitan di Kecamatan Sanden,

    Kecamatan Kretek, Kecamatan Pundong, Kecamatan Imogiri, dan Kecamatan Dlingo; dan

    b. Kawasan Strategis Gumuk Pasir Parangtritis yang berfungsi untuk pengembangan ilmu

    pengetahuan dan penelitian.

    1.6 Sejarah Kejadian Bencana Kabupaten Bantul

    Kabupaten Bantul merupakan salah satu wilayah yang memiliki ancaman bahaya gempa bumi cukup

    tinggi. Tingginya ancaman gempabumi di Kabupaten Bantul telah dibuktikan dengan terjadinya gempabumi

    pada tanggal 27 Mei 2006. Bencana tersebut telah mengakibatkan lebih dari 5.760 orang meninggal dunia,

    lebih dari 40.000 orang luka-luka, dan lebih dari 1.000.000 orang kehilangan tempat tinggalnya (Bappenas,

    2006). Gempabumi 2006 selain mengakibatkan korban jiwa juga mengakibatkan kerusakan dan kerugian

    di sektor perumahan, sosial, infrastuktur, sektor produktif, dan lintas sektor. Total kerugian dan kerusakan

    yang dialami akibat bencana tersebut di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Provinsi Jawa Tengah

    diperkirakan mencapai Rp 29,1 triliyun.

    Kabupaten Bantul selain rawan gempabumi juga rawan terhadap ancaman tsunami. Tahun 2006 tsunami

    Pangandaran terjadi. BMKG menyebutkan tsunami tersebut dipicu oleh gempa bumi di dasar samudera

  • 8

    dengan magnitudo 7.1 SR, berpusat di 293 km barat daya Cilacap atau 10.010 LS dan 107.690 BT.

    Gempabumi tersebut terjadi pada tanggal 17 Juli 2006 pukul 03.06 WIB dan memicu gelombang tsunami.

    Ketinggian gelombang tsunami yang terpantau di kawasan pantai selatan Kabupaten Bantul mencapai 1-

    3,4 meter. Fenomena alam tersebut memang tidak menelan korban jiwa dan harta benda di Kabupaten

    Bantul, namun cukup untuk menunjukkan bahwa kawasan pesisir selatan Kabupaten Bantul memiliki

    ancaman multi bahaya gempa bumi dan tsunami yang sama tingginya dengan pesisir selatan pulau Jawa

    yang lainnya.

    Berdasarkan catatan kejadian bencana oleh DIBI dan BPBD Kabupaten Bantul teridentifikasi 6 (enam)

    jenis bencana yang pernah terjadi di Kabupaten Bantul. Bencana yang pernah terjadi ini berpotensi terjadi

    kembali di Kabupaten Bantul jika tidak ada penanganan yang serius terhadap potensi bencana.

    Banjir Di Kabupaten Bantul banjir terjadi bukan hanya akibat tingginya curah hujan, Banjir terjadi juga akibat akumulasi air yang mengalir dari wilayah utara Kota Jogja dan Bantul wilayah utara, meliputi Kecamatan Kasihan, Sewon, dan Banguntapan.

    Pada bulan Mei 2011, curah hujan yang cukup besar mengakibatkan meluapnya Kali Code

    sehingga merendamkan beberapa rumah di dusun Sorogenen, Timbulharjo, Kabupaten Bantul.

    Pada Bulan Januari 2012 BPBD Kabupaten Bantul melangsir akibat banjir Winongo 770 jiwa

    terpaksa mengungsi, 15 di antaranya harus dievakuasi oleh tim SAR. Pengungsi tersebar di

    beberapa titik antara lain Jogonalan kidul ada empat RT, Jogonalan Lor ada dua RT dan Glondong

    dua RT, semuanya berada di Kasihan, Bantul dan berada di bantaran Kali WInongo. Selain itu

    banjir juga berdampak di Dusun Pandeyan , Bangunharjo, Sewon. Akibat kerugian banjir besar di

    Kabupaten Bantul mencapai Rp 29 miliar.

    Tahun 2013 Lebih dari 200 ha lahan pertanian di Kabupaten Bantul terendam akibat hujan deras.

    Lahan pertanian yang tergenang air ini meliputi Kecamatan Pundong, Bambanglipuro, Pandak,

    Kretek, dan Sanden. Banjir tak hanya karena tinginya debit hujan, tapi juga karena banyaknya

    aliran air.

    Angin Puting Beliung Tahun 2011 Puting Beliung melanda Kecamatan Piyungan dan mengakibatkan 54 rumah rusak.

    Kerusakan paling banyak terjadi di Dusun Sitimulyo yaitu 35 rumah rusak ringan. Kerusakan akibat

    Putting Beliung tersebut sekitar Rp. 28 Juta.

    Tahun 2013 Puluhan pohon tumbang akibat Cuaca Ekstrim menimpa Kecamatan Jetis, Kabupaten

    Bantul. Hal ini menimpa belasan rumah tertipa pohon tumbang dan mengakibatkan 1 orang luka

    ringan. Selain di Kecamatan Jetis, banyaknya pohon tumbang juga menimpa Kecamatan Imogiri,

    dan Kecamatan Sewon.

    Gelombang Pasang (Rob) dan Abrasi Tahun 2011 Gelombang Pasang melanda pantai Kuwaru di Kecamatan Srandakan Kabupaten

    Batul. Gelombang pasang ini merusakan tanaman, puluhan bangunan bahkan aspal jalan di bibir

    pantai Kuwaru. Gelombang ini terjadi faktor alam yang sering melanda di wilayah tersebut

  • 9

    Tahun 2013 Gelombang Pasang dan Abrasi terjadi di pantai Samas Kecamatan Sanden, hal ini

    mengakibatkan perumahan yang berjarak 200 m dari tepi air laut harus diungsikan. Kejadian ini

    merugikan puluhan kepala rumah tangga, sekitar 12 rumah ditinggal mengungsi, 6 diantaranya

    rusak.

    Gempa Bumi Tahun 2006 Gempa bumi tektonik dengan skala 5,9 SR telah menghancurkan wilayah Kabupaten

    Bantul. Berdasarkan data Satkorlak DIY korban tewas dari kabupaten Bantul adalah 3.082 orang,

    luka berat 2.700 orang dan luka ringan 3.100 orang. Sekitar 33.616 rumah penduduk rusak parah.

    Sedangkan kerugian yang kerugian yang dirilis Pemprov DIY mencapai Rp. 2.8 triliun.

    Kekeringan Tahun 2011 Kekeringan melanda 95 ha lahan sawah di kecamatan Sedayu dan Kecamatan

    Piyungan, Kabupaten Bantul mengakibatkan gagal panen. Hal ini terjadi karena kemarau yang

    cukup panjang, sehingga debit air di irigasi semakin kecil.

    Tahun 2012 Dampak dari kemarau panjang mengakibatkan kekeringan terjadi di beberapa

    kecamatan, diantaranya Kecamatan Dlingo, Piyungan, Imogiri, Pleret, Kretek dan Pajangan.

    Namun tidak seluruh kecamatan yang terkena dampaknya, hanya beberapa titik saja.

    Tanah Longsor Tahun 2012 Akibat hujan deras telah terjadi tanah longsor di Desa Mojosari, Kecamatan Piyungan

    kabupaten bantul. Hal ini mengakibatkan 1 rumah rusak dan beberapa rumah yang lain beresiko

    terkena tanah longsor.

    Tahun 2013 Tanah longsor terjadi di Desa Sriharjo Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul,

    mengakibatkan dua rumah rata dengan tanah. Hal ini terjadi karena hujan deras yang cukup lama.

    Selain dua rumah tersebut, tanah longsor ini menyebabkan 11 KK harus mengungsi karena

    rumahnya sudah tidak dapat dihuni.

    Tabel 6 Sejarah Kejadian Bencana Kabupaten Bantul Tahun 2003-2012

    No Jenis Bencana Jumlah Kejadian

    Total 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

    1 Banjir 1 1 1 2 3 2 10

    2 Angin Puting Beliung

    1 6 4 10 9 8 38

    3 Gelombang Pasang dan Abrasi

    1 1 2

    4 Gempa Bumi 1 2 1 4

    5 Kekeringan 1 1 1 1 4

    6 Tanah Longsor 1 3 15 4 1 12 9 46

    7 Tsunami 0 Sumber : Data & Informasi Bencana Indonesia (DIBI) Tahun 2012

  • 10

    2 Kajian Resiko Bencana Tsunami Kabupaten Bantul

    2.1 Kajian Resiko Bencana

    Kajian risiko bencana tsunami terdiri atas 3 komponen yaitu komponen bahaya, kerentanan dan

    kapasitas. Komponen ini digunakan untuk menghitung tingkat risiko bencana dan membuat peta

    resiko bencana tsunami di wilayah Kabupaten Bantul. Tingkat risiko bencana di suatu daerah bergantung

    pada tingkat bahaya kawasan, tingkat kerentanan kawasan yang terancam, dan tingkat kapasitas

    kawasan yang terancam. Untuk membangun perspektif tingkat risiko bencana suatu kawasan,

    hubungan antara bahaya, kerentanan dan kapasitas digambarkan melalui pendekatan berikut:

    Keterangan:

    R = Risiko Bencana Tsunami

    H = Ancaman

    V = Kerentanan

    C = Kapasitas

    Pendekatan di atas digunakan untuk memperlihatkan hubungan antara ancaman, kerentanan dan

    kapasitas yang membangun perspektif tingkat risiko bencana suatu kawasan. Berdasarkan

    pendekatan tersebut, terlihat bahwa tingkat risiko bencana amat bergantung pada tingkat ancaman

    kawasan, tingkat kerentanan kawasan yang terancam, dan tingkat kapasitas kawasan yang terancam.

    Pengkajian risiko bencana tsunami ini diharakan mampu menjadi dasar yang memadai bagi daerah di

    Kabupaten Kebumen untuk menyusun kebijakan penanggulangan bencana tsunami di kabupaten

    tersebut. Pengkajian risiko bencana tsunami dilaksanakan dengan menggunakan metode pada

    Gambar 4.

  • 11

    Gambar 4

    Metode Kajian Resiko Bencana

    Sumber: Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 02 Tahun 2012

    2.2. Tingkat Ancaman Berdasarkan catatan Data dan Informasi Bencana Indonesia (DIBI) tingkat ancaman bencana di

    Kabupaten Bantul dapat dilihat dari bencana yang pernah terjadi serta kajian risiko bencana yang

    berpotensi terjadi. Sejarah kejadian bencana dapat diketahui dari DIBI yang dipadukan dengan data

    catatan kejadian bencana di Kabupaten Bantul (DIBI, BNPB tahun 2012, dan BPBD Kabupaten Bantul

    tahun 2012). Berdasarkan data tersebut, terdapat 9 jenis bencana yang mengancam Kabupaten Bantul.

    Ancaman tersebut antara lain banjir, gelombang ekstrim dan abrasi, gempa bumi, kekeringan, cuaca

    ekstrim, tanah longsor, tsunami, kebakaran hutan dan lahan, serta epidemi dan wabah penyakit.

    Dalam menentukan tingkat ancaman bencana dapat dilakukan dengan menggunakan matriks tingkat

    ancaman yang dipadukan dengan indeks ancaman pada lajur dengan indeks penduduk terpapar pada

    kolom. Tingkat ancaman merupakan titik pertemuan antara indeks ancaman dengan indeks penduduk

    terpapar. Untuk skala indeks ancaman dapat dibagi menjadi 3 kategori yaitu:

    Indeks Rendah : (0,0 0,3)

    Indeks Sedang : (>0,3 0,6)

    Indeks Tinggi : (>0,6 1,0)

    Sedangkan untuk skala indeks penduduk terpapar juga dapat dibagi menjadi kategori rendah, sedang, dan

    tinggi, dengan ketentuan nilai indeksnya adalah:

  • 12

    Indeks Rendah : Apabila kepadatan jumlah penduduk terpapar kurang dari 500

    jiwa/km2, dan jumlah penduduk kelompok rentan kurang dari 20%.

    Indeks Sedang : Apabila kepadatan jumlah penduduk terpapar 500 1000 jiwa/km2

    dan jumlah penduduk kelompok rentan 20% 40%.

    Indeks Tinggi : Apabila kepadatan jumlah penduduk terpapar lebih dari 1000

    jiwa/km2 , dan jumlah penduduk kelompok rentan lebih dari 40%.

    Untuk melihat tingkat ancaman di Kabupaten Bantul berdasarkan jenis bencana yang berpotensi pada

    skala ancaman masing-masing jenis bencana dan skala penduduk terpapar

    Gambar 5

    Matriks Penentuan Tingkat Ancaman Bencana di Kabupaten Bantul

    Berdasarkan Gambar 5 di atas, diketahui bahwa tingkat ancaman setiap bencana yang berpotensi di

    Kabupaten Bantul adalah:

    1. Tingkat ancaman RENDAH, dengan indeks ancaman SEDANG dan indeks penduduk terpapar

    RENDAH berpotensi disebabkan oleh bencana gelombang ekstrim dan abrasi.

    2. Tingkat ancaman SEDANG, dengan indeks ancaman RENDAH dan indeks penduduk terpapar

    TINGGI berpotensi disebabkan oleh bencana epidemi dan wabah penyakit. Sedangkan untuk

    indeks ancaman SEDANG dan indeks penduduk terpapar SEDANG berpotensi disebabkan

    oleh bencana banjir.

    3. Tingkat ancaman TINGGI, dengan indeks ancaman SEDANG dan indeks penduduk terpapar

    TINGGI berpotensi disebabkan oleh bencana cuaca ekstrim, gempabumi, dan tanah longsor.

  • 13

    Untuk indeks ancaman dan indeks penduduk terpapar TINGGI berpotensi disebabkan oleh

    bencana kebakaran hutan dan lahan, kekeringan, dan tsunami.

    Penentuan tingkat ancaman dapat disusun berdasarkan komponen kemungkinan terjadinya suatu

    ancaman dan komponen besarnya dampak yang pernah tercatat dari bencana tersebut. Indeks ancaman

    disesuaikan dengan standar parameter yang telah ditentukan oleh BNPB dengan merujuk kepada peta

    bahaya setiap bencana di Kabupaten Bantul.

    2.3. Tingkat Kerugian

    Bencana tsunami merupakan salah satu bencana yang berpotensi di Kabupaten Bantul. Bencana ini akan

    berdampak pada masyarakat yang tinggal dan beraktifitas di kawasan terancam. Indeks kerugian akibat

    bencana tsunami terlihat sebanyak 159,67 miliar rupiah, dan indeks kerusakan lingkungan dari bencana

    tsunami di Kabupaten Bantul dari hasil pengkajian risiko bencana terlihat bahwa kerusakan lingkungan

    sebesar 527 Ha. Maka sesuai dengan hasil analisa kajian risiko bencana Kabupaten Bantul, tingkat

    kerugian bencana tsunami adalah TINGGI. Hal ini karena tingkat ancaman bencana tsunami di Kabupaten

    Bantul adalah TINGGI dan indeks kerugian yang ditimbulkan adalah TINGGI.

    2.4. Tingkat Kapasitas

    Tingkat kapasitas merupakan kemampuan individu maupun kelompok dalam rangka menghadapi bahaya

    atau bencana. Aspek kemampuan antara lain kebijakan, kesiapsiagaan, dan partisipasi masyarakat.

    Penilaian kemampuan dilakukan pada sumberdaya orang per orang, rumah tangga, dan kelompok untuk

    mengatasi suatu bencana atau bertahan atas dampak dari sebuah bahaya bencana. Pengukurannya dapat

    dilakukan berdasarkan aspek kebijakan, kesiapsiagaan, dan peran serta masyarakat. Kajian ini diukur

    pada aspek kelembagaan berdasarkan kuesioner HFA dan kesiapsiagaan masyarakat. Berdasarkan

    matriks penentuan tingkat kapasitas, diketahui bahwa tingkat kapasitas Kabupaten Bantul terhadap

    bencana gelombang ekstrim dan abrasi adalah SEDANG. Sedangkan untuk bencana banjir, epidemi dan

    wabah penyakit, cuaca ekstrim, gempabumi, kebakaran hutan dan lahan, kekeringan, tanah longsor, dan

    tsunami, tingkat kapasitas Kabupaten Bantul adalah RENDAH.

    2.5. Tingkat Resiko Bencana Untuk mengetahui tingkat risiko setiap jenis bencana yang berpotensi di Kabupaten Bantul diperoleh

    berdasarkan penggabungan tingkat kerugian dan tingkat kapasitas Kabupaten Bantul yang dilakukan

    melalui matriks penentuan tingkat risiko, kesimpulan dari tingkat risiko bencana di Kabupaten Bantul dapat

    dilihat pada Tabel berikut ini.

    Tabel 7 Tingkat Risiko Bencana di Kabupaten Bantul

    No Jenis Bencana Tingkat Risiko

    1. Banjir TINGGI

    2. Gelombang Ekstrim dan Abrasi SEDANG

    3. Gempabumi TINGGI

    4. Kekeringan TINGGI

    5. Cuaca Ekstrim TINGGI

  • 14

    No Jenis Bencana Tingkat Risiko

    6. Tanah Longsor TINGGI

    7. Tsunami TINGGI

    8. Kebakaran Hutan dan Lahan TINGGI

    9. Epidemi dan Wabah penyakit TINGGI Sumber : RPB Kabupaten Bantul 2013-2017

    Gambar 6

    Peta Bahaya Tsunami Kabupaten Bantul

  • 15

    2.6. Data Kependudukan Wilayah Terdampak

    Berdasarkan data hasil proyeksi Sensus Penduduk Tahun 2010, jumlah penduduk Kabupaten Bantul tahun

    2012 adalah 930.276 jiwa yang tersebar di 75 Desa dan 17 Kecamatan. Dari jumlah tersebut, 464.049 jiwa

    adalah laki-laki dan 466.227 jiwa adalah perempuan. Dengan luas wilayah 506,85 km2, kepadatan

    penduduk Kabupaten Bantul tahun 2012 adalah 1.835 jiwa per km2 dan kepadatan tertinggi berada di

    Kecamatan Banguntapan yakni 4.383 jiwa per km2 sedangkan Kecamatan Dlingo memiliki kepadatan

    penduduk terendah yang dihuni rata-rata 641 jiwa per km2. Jumlah penduduk di 3 (tiga) Kecamatan di

    bagian selatan adalah Kecamatan Kretek 29.470 jiwa, Kecamatan Sanden 29.814 jiwa, dan Kecamatan

    Srandakan 28.755 jiwa

    Tabel 8

    Resiko Jiwa Terpapar Bencana Tsunami Kabupaten Bantul

    No Kecamatan Jumlah

    Penduduk

    Perkiraan Lokasi Terdampak Dan Jumlah Jiwa Terpapar

    Ket

    Desa Jumlah

    Peduduk

    1 Kretek 29,470 Tirtohargo 3006

    Parangtritis 4985

    2 Sanden 29,814

    Srigading 3131

    Gadingsari 3444

    Gadingharjo 1455

    3 Srandakan 28,755 Poncosari 4708 Sumber: Sensus Penduduk 2010; http://www.bantulkab.go.id

    2.7. Potensi Ekonomi Kecamatan Terdampak

    Tabel 9

    Kerugian Per Sektor Akibat Bencana Tsunami

    No Sektor Produksi Hasil

    Produksi Jumlah Produksi Jumlah (Rp) Ket

    1 Pertanian

    2 Perkebunan

    3 Perikanan

    4 Peternakan

    5 Perdagangan

    6 Industri

    2.8 Rekapitulasi Per-Aspek Untuk Kecamatan Terdampak Berdasarkan Rencana Kontijensi

    Tsunami Bantul Tahun 2014.

    Pemerintah Kabupaten Bantul mewujudkan tanggung jawab terhadap penyelenggaraan penanggulangan

    bencana, salah satunya adalah dengan melakukan perencanaan kontinjensi untuk mengantisipasi

    terjadinya ancaman, mengkoordinasikan dan mobilisasi sumberdaya masyarakat dan swasta untuk

  • 16

    melakukan tindakan antisipatif. Apabila tsunami terjadi di pesisir Bantul, maka semua pihak telah

    dipersiapkan untuk melakukan tindakan-tindakan strategis pengurangan risiko ancaman beserta

    dampaknya, termasuk di dalamnya upaya tanggap darurat secara terpadu dan terkoordinasi.

    2.8.1 Aspek Kependudukan

    Tabel 10

    Asumsi Dampak Aspek Kependudukan

    No Kecamatan Jumlah

    Penduduk

    Perkiraan Penambahan Penduduk di Siang Hari

    Jumlah Total Penduduk di Siang Hari

    Jiwa Terancam

    % Jumlah Jumlah % Jumlah

    1 2 3 4 5 6 7 8

    1 Kretek 7991 1604 9595 8635

    2 Sanden 8030 2134 10164 9148

    3 Srandakan 4708 850 5558 5003

    Jumlah Total 20729 4588 25317 22786

    No Kecamatan Meninggal Hilang Pindah Pengungsi

    % Jumlah % Jumlah % Jumlah Jumlah

    1 2 9 10 11 12 13 14 15

    1 Kretek 131 215 46 8243

    2 Sanden 137 231 103 8674

    3 Srandakan 75 127 86 4716

    Jumlah 343 573 235 21633

    No Kecamatan

    Keadaan Pengungsi

    Luka Ringan Luka Berat Non Perawatan

    % Jumlah % Jumlah Jumlah

    1 2 16 17 18 19 20

    1 Kretek 2474 167 5602

    2 Sanden 2503 176 5995

    3 Srandakan 1416 95 3205

    Jumlah 6393 438 14802

  • 17

    Tabel 11

    Asumsi Dampak Aspek Kependudukan Menurut Kelompok Rentan

    No Kecamatan Jumlah

    Penduduk

    Laki-laki Perempuan

    WUS Non WUS

    % Jumlah % Jumlah % Jumlah

    1 2 3 4 5 6 7 8 9

    1 Kretek 7991 3909 4010 72

    2 Sanden 8030 3564 4241 225

    3 Srandakan 4708 2203 2475 30

    Jumlah 20729 9676 10726 327

    No Kecamatan Hamil Menyusui Cacat

    % Jumlah % Jumlah % Jumlah

    1 2 10 11 12 13 14 15

    1 Kretek 18 95 6

    2 Sanden 54 101 278

    3 Srandakan 26 70 29

    98 266 313

    No Kecamatan Bayi Balita 10-14 th 15-19 Th Lansia

    % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah

    1 2 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

    1 Kretek 95 233 276 3098 754

    2 Sanden 87 291 646 155 538

    3 Srandakan 41 170 92 355 423

    223 694 1014 3608 1715

    Sumber : Rencana Kontijensi Tsunami Kab. Bantul 2014

    2.8.2. Aspek Sarana dan Prasarana

    Tabel 12

    Asumsi Dampak Pada Aspek Sarana dan Prasarana

    No Jenis

    Tingkat Kerusakan Lama

    Gangguan Fungsi

    Layanan (Hari)

    Kecamatan

    Ringan Berat

    1 Listrik Berat 21 Kretek

    2 Komunikasi Berat 7 Kretek

    3 Transportasi Berat Kretek

    - Jembatan Berat 60 Kretek

    - Jalan Berat 180 Kretek

    4 Pasar (tradisional, TPI) Berat 366 Kretek

  • 18

    No Jenis

    Tingkat Kerusakan Lama

    Gangguan Fungsi

    Layanan (Hari)

    Kecamatan

    Ringan Berat

    5 Pendidikan Berat 180 Kretek

    6 Sarana ibadah Berat 14 Kretek

    7 Puskesmas, Pustu, Klinik Pengobatan Berat 7 Kretek

    8 Kantor pemerintah (kecamatan, kelurahan, Polsek, Koramil, ranting dinas pendidikan)

    Berat 7 Kretek

    9 Rumah Berat 30 Kretek

    10 Pertanian dan peternakan (saluran irigasi, gudang, kandang ternak, kolam ikan)

    Berat 366 Kretek

    11 Laboratorium geospasial Berat 1830 Kretek

    12 Landasan aerosport Berat 732 Kretek

    13 Perbankan Berat 14 Kretek

    Bendung Samas Berat 30 Sanden

    2 Dam Bugel Waru 1 30 Sanden

    3 Dua makam, Kreteg Senggol 1 30 Sanden

    4 Gedung udang galah i unit 1 90 Sanden

    5 Gudang bawah merah 1 7 Sanden

    6 Jalan desa 7 km 90 Sanden

    7 Jalan nas 2 km 90 Sanden

    8 Jalan prop 2 km 90 Sanden

    9 Jalan kampung 10 km 90 Sanden

    10 Jembatan Merah 1 14 Sanden

    11 Jembatan 2 3 Sanden

    12 Jembatan Senggol Samas 1 14 Sanden

    13 Jembatan Songgo Lelono 1 7 Sanden

    14 Kantor pemerintah - - - Sanden

    15 Komunikasi radio/telepon 1 7 Sanden

    16 Manara Pantau Patean 1 Sanden

    17 Masjid 4 5 Sanden

    18 Masjid Gede Karanganyar 1 Sanden

    19 Masjid Mutagim 1 90 Sanden

    20 Masjid Samas Pranasakti 1 90 Sanden

    21 Menara mesjid 2 Sanden

    22 Menara seluler [BTS] 1 Sanden

    23 Mesjid Almubarok 1 7 Sanden

    24 PAUD dan TK masing-masing dusun 1 14 Sanden

    25 perahu tempel 27 90 Sanden

    26 Perumahan Dishub 7 90 Sanden

    27 Poskamling 2 3 Sanden

    28 Posko AL 1 60 Sanden

    29 Rumah sakit/ puskesmas - - - Sanden

    30 Rumah warga 215 525 90 Sanden

    31 Rumah warga 65 Sanden

  • 19

    No Jenis

    Tingkat Kerusakan Lama

    Gangguan Fungsi

    Layanan (Hari)

    Kecamatan

    Ringan Berat

    32 Sekolah 2 4 7 Sanden

    33 Sekolah Dasar Gadingharjo 2 unit 1 14 Sanden

    34 Sekolah Dasar Gadingsari 3 unit 1 14 Sanden

    35 Semua perumahan warga di Samas 1 90 Sanden

    36 SMK Kelautan,SMP 1 14 Sanden

    37 Tambatan perahu 1 unit 1 60 Sanden

    38 TK 2 2 Sanden

    39 TK ABA Tegalrejo 1 7 Sanden

    40 TK Masyittoh 1 7 Sanden

    41 TPR 1 30 Sanden

    42 Transportasi angkutan umum 1 1 Sanden

    43 Jembatan 3 Sanden

    44 Jalan aspal 5 km Sanden

    45 Jalan cor 5 km Sanden

    1 TK Berat 180 Poncosari

    2 SMK Berat 180 Poncosari

    3 SMP Berat 180 Poncosari

    4 Puskesmas Berat 180 Poncosari

    5 Pustu Berat 90 Poncosari

    6 Kantor pemerintahan Desa Berat 180 Poncosari

    7 Pasar Jeragan Berat 120 Poncosari

    8 Pasar Bodowaluh Berat 120 Poncosari

    9 Jalan kabupaten Berat 360 Poncosari

    10 Irigasi Berat 360 Poncosari

    11 Instalasi listrik + PLTA Berat 90 Poncosari

    12 PDAM Berat 90 Poncosari

    13 13 Masjid Berat 365 Poncosari

    14 Kantor SAR Berat 360 Poncosari

    15 Pos Polisi Air Udara Berat 360 Poncosari

    16 Jembatan Kuwaru Berat 360 Poncosari

    17 Jembatan Ngentak Berat 360 Poncosari

    18 TPI Pantai Baru Berat 180 Poncosari

    19 TPI Kuwaru Berat 180 Poncosari Sumber : Rencana Kontijensi Tsunami Kab. Bantul 2014

    2.8.3. Aspek Sosial Ekonomi

    Tabel 13

    Asumsi Dampak Pada Aspek Sosial Ekonomi

    No Jenis Tingkat Kerusakan Lama

    Gangguan Fungsi (Hari)

    Kecamatan Berat Ringan

    1 Pasar Tradisional berat 30 Kretek 2 Lahan Pertanian, Perkebunan, Industri, Perbankan berat 90 Kretek

  • 20

    No Jenis Tingkat Kerusakan Lama

    Gangguan Fungsi (Hari)

    Kecamatan Berat Ringan

    3 Hasil Pertanian berat 180 Kretek 4 Ternak berat 180 Kretek 5 Industri rumah tangga berat 180 Kretek A Pasar Tradisional Sanden

    1 Pasar Agrowisata Tpr Samas 1 7 Sanden

    2 Pasar Batuliman 1 7 Sanden

    3 Warung Dan Rumah Makan 89 30 Sanden

    B Lahan Pertanian, Perkebunan, Industri, Perbankan Sanden

    1 Hutan Cemara 10 ha 60 Sanden

    2 Lahan Buah Naga 7 ha 30 Sanden

    3 Lahan Ketela 30 ha 30 Sanden

    4 Lahan Padi 30 ha 60 Sanden

    5 Lahan Pertnian 5 ha Sanden

    6 Lahantegalan 5 ha Sanden

    7 Pabrik Pupuk Organik 1 Sanden

    8 Rumah Penangkaran Penyu 1 30 Sanden

    9 Tambak Udang Galah 1 30 Sanden

    10 Tpi Patehan 1 15 Sanden

    D Ternak Sanden

    1 Kandang Ayam Klpk 15 kdg 60 Sanden

    2 Kandang Kambing Kelompok 5 klp 60 Sanden

    3 Kolam Lele 25 kolam 15 Sanden

    4 Perikanan Grameh 4000 Sanden

    5 Perikanan Lele 5000 Sanden

    6 Peternakan Ayam 2000 Sanden

    7 Peternakan Kambing 130 Sanden

    8 Peternakan Sapi 40 ekor Sanden

    9 Udang Galah, Utara Jembatan 1 60 Sanden

    A Pasar Tradisional berat 120 Poncosari B Lahan Pertanian dan Perkebunan berat 360 Poncosari C Hasil Pertanian berat 360 Poncosari D Ternak berat 360 Poncosari E Tambak berat 720 Poncosari F Normalisasi pemerintahan desa berat 30 Poncosari G Layanan kesehatan berat 30 Poncosari H Layanan pendidikan berat 30 Poncosari

    I Kegiatan kemasyarakatan (SPP, KWT, Kel. Ternak, Karang Taruna dll)

    berat 180 Poncosari

    J Normalisasi layanan Polairud dan SAR berat 30 Poncosari K Pariwisata Pantai Baru berat 30 Poncosari L Pariwisata Pantai Kuwaru berat 30 Poncosari M Perikanan (rusaknya perahu nelayan) berat 360 Poncosari N Industri kecil berat 360 Poncosari O Hunian warga berat 360 Poncosari P Aset warga berat 360 Poncosari

    Sumber : Rencana Kontijensi Tsunami Kab. Bantul 2014

  • 21

    2.8.4. Aspek Lingkungan

    Tabel 14 Asumsi Dampak Pada Aspek Lingkungan

    No Jenis Tingkat Kerusakan

    Keterangan Lokasi Berat Ringan

    1 Pencemaran Air Berat Suplai air bersih

    2 Pencemaran Udara Berat Butuh masker, pengendalian ISPA

    3 Pencemaran Tanah Berat Normalisasi material sampah

    4 Penyakit Berat Fogging, sterilisasi wabah, pengobatan massal

    5 Kerusakan Hutan Dan Lahan (Mangrove, Cemara)

    Berat Reboisasi

    6 Pencemaran Lingkungan Berat Di pengungsian, pemukiman, fasilitas umum

    1 Air Sumur Tercemar 1 30

    A Pencemaran (Air Dan Tanah) Berat 180 Sumber : Rencana Kontijensi Tsunami Kab. Bantul 2014

    3. Penguatan Mata Rantai Peringatan Dini Tsunami Kabupaten Bantul

    3.1. Sistem Peringatan Dini Tsunami Kabupaten Bantul

    Penguatan mata rantai peringatan dini perlu difokuskan untuk memastikan bahwa peringatan dini dari

    BMKG dapat diterima oleh pihak berkepentingan semua tingkatan dan masyarakat secara luas.

    Permasalahan utama dalam mata rantai peringatan dini ini terkait dengan peralatan, sistem komunikasi,

    sumber daya manusia, prosedur tetap, serta beroperasinya Pusdalops BPBD secara 24/7.

    Kabupaten Bantul saat ini telah memiliki Pusat Peringatan Dini Daerah (Pusdalops) bertempat di Kantor

    Kesbanglinmas Kabupaten Bantul, beberapa alat untuk peringatan dini, diantaranya adalah alat Pendeteksi

    Gempa dan juga CPU yang terkoneksi langsung dengan BMKG untuk mengetahui adanya gempa dan

    potensi Tsunami di seluruh Indonesia.

    Alat pedeteksi Gempa dan Tsunami semuanya berpusat di PUSDALOPS Kabupaten Bantul dan Paska

    Tsunami Pangandaran, pada tahun 2006 Pemerintah Kabupaten Bantul, didukung oleh Pemerintah

    Propinsi DI Yogyakarta, memasang 1 unit repeater sentral dan pengeras suara/sirine yang dapat

    dikendalikan jarak jauh di 8 (delapan) titik di Pantai Parangtritis, Pandansimo, Samas Parang Kusumo,

    Depok, Tirtohargo dan Pandasari. Sirine dapat dinyalakan oleh PUSDALOPS yang sebelumnya

    berkoordinasi dengan BPBD dan SEKDA Kabupaten Bantul.

  • 22

    Gambar 7

    Pusdalops Kabupaten Bantul

    Tabel 15

    Data kondisi Sistem Peringatan Dini dan Penanggulangan Bencana Tsunami

    Kabupaten Bantul Tahun 2014

    No

    Jenis Fasilitas dan Peralatan

    Instansi Pengelola

    Status

    Kondisi

    Uji Coba

    Ada Tidak Ada

    Jumlah Baik Kurang Tidak

    Berfungsi Sudah

    Berapa X

    Belum

    1 Sistem Peringatan Dini BPBD

    2 Sirine Utama 10 Menit BPBD

  • 23

    No

    Jenis Fasilitas dan Peralatan

    Instansi Pengelola

    Status

    Kondisi

    Uji Coba

    Ada Tidak Ada

    Jumlah Baik Kurang Tidak

    Berfungsi Sudah

    Berapa X

    Belum

    3 Sirine Peringatan Dini dengan Teknologi Sederhana

    BPBD 7

    4 Sistem Pemantauan Pasang Surut

    BPBD, BMKG

    1

    5 Sapras Informasi dan Peringatan Dini

    BPBD

    Radio Komunikasi

    1

    6 Shelter Evakuasi

    Tempat Evakuasi

    Sementara (TES) BPBD

    9

    Tempat Evakuasi Akhir

    (TEA) BPBD

    11

    7 Greenbelt Mitigasi Tsunami

    Dinas Kelautan dan Perikanan

    8 Sapras Lapangan Terbang

    Dinas Perhubungan

    9 Penelitian Kebencanaan

    10 Pengembangan Teknologi Instrumen

    11 Prototype Dan Ujicoba Instrumen

    12 Peraturan, Pedoman Dan Juknis

    BPBD

    13 Peta Jalur Evakuasi BPBD 3

    14 Pembangunan Jalur dan Tangga Evakuasi

    15 Rambu Evakuasi dan

    BPBD 50 Unit

  • 24

    No

    Jenis Fasilitas dan Peralatan

    Instansi Pengelola

    Status

    Kondisi

    Uji Coba

    Ada Tidak Ada

    Jumlah Baik Kurang Tidak

    Berfungsi Sudah

    Berapa X

    Belum

    Papan Peringatan

    16 Sosialisasi dan Desiminasi TES

    17

    Rencana Penanggulangan Bencana Dan Kontijensi Berbasis Komunitas

    2

    18 Pengembangan Desa Tangguh

    3

    19 Relawan Penanggulangan Bencana

    20 Logistik Dan Peralatan Penanggulangan Bencana

    1. Mobil Logpal 1

    2. Mobil Pick Up 2

    3. Motor Trails

    21 Pemenuhan Peralatan Penanggulangan Bencana

    22 Pembangunan Dan Penguatan Pusdalops

    Modular Office

    Ruangan 6 X 4 M 1

    23 Pedoman Pelaksanaan Penguatan Kapasitas Kesiapsiagaan

    24 Tot Fasilitator/ Pelatihan

    25 Sosialisasi

  • 25

    Tabel 16

    Peralatan dan Logistik Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Bantul

    No Nama Barang

    Jumlah Yang

    Dibutuhkan

    Jumlah Ketersediaan

    Kondisi

    Baik Sedang Rusak

    1 Tikar 232 Lembar

    2 Selimut 250 Buah

    3 Kompor Serbaguna/Biomassa 20 Buah

    4 Peralatan Dapur 30 Paket

    5 Kelambu 5 Lembar

    6 Paket Dapur Keluarga 9 Paket

    7 Gelas 29 Buah

    8 Piring 343 Buah

    9 Tempat Nasi 339 Buah

    10 Panci Ekonomi/Soblok 328 Buah

    11 Panci Soblok Besar 8 Buah

    12 Teko/Ceret 230 Buah

    13 Wajan 146 Buah

    14 Sothil/Serok 233 Buah

    15 Matras Alas Tidur 33 Lembar

    16 Masker 1000 Lembar

    17 Seng 95 Lembar

    18 Asbes 40 Lembar

    19 Tenda Gulung/Terpal/Terpaulin 78 Lembar

    20 Cangkul 12 Buah

    21 Sekop 20 Buah

    22 Ganco/Garuk 2 Buah

    23 Tempat Sampah 19 Buah

    24 Angkong 13 Buah

    25 Linggis 1 Buah

    26 Bendo/Arit 30 Buah

    27 Karung Plastik/Sak 540 Lembar

    28 Tambang Plastik 100 Meter

    29 Senggrong 5 Buah

    30 Mobil Rescue+Ht 1 Unit

    31 Motor Trail Rescue 2 Unit

    32 Perahu Karet 10 Dan 12 Orang 2 Unit

    33 Mesin Perahu 18 Pk 1 Unit

    34 Ht 1 Unit

    35 Rig 1 Unit

    36 Vhf Transceiver 1 Unit

    37 Antena Hygain V2r 1 Unit

    38 Dc Power Suplay 1 Unit

    39 40 M Coaxial Cable 1 Unit

    40 Ssb 1 Unit

  • 26

    No Nama Barang

    Jumlah Yang

    Dibutuhkan

    Jumlah Ketersediaan

    Kondisi

    Baik Sedang Rusak

    41 Hf/Ssb Icom.M 700 1 Unit

    42 Wipe Antena Turner 1 Unit

    43 Automatic Antena Turner 1 Unit

    44 Dc Power Suplay 30 Amp 1 Unit

    45 40m Coaxial Cable Rg8+Conector 1 Unit

    46 Cable Tunner 30 M 1 Unit

    47 Lampu Senter Hid 1 Unit

    48 Genset 5 Kva 2 Unit

    49 Water Treatment Portable 1 Set

    50 Papan Rambu Tsunami 50 Unit

    51 Gergaji Mesin Stihll 2 Unit

    52 Kompas 5 Buah

    53 Topi Lapangan 5 Buah

    54 Pisau Lipat Multitool 5 Buah

    55 Safety Helmet/Helm Keselamatan 5 Buah

    56 Tas Ransel Punggung 5 Buah

    57 Sarung Tangan 5 Pasang

    58 Sepatu Lapangan/ Sepatu Safety 1 Pasang

    59 Sepatu Banjir 4 Pasang

    60 Masker Karbon 5 Buah

    61 Rompi Pelampung 5 Buah

    62 Matras Alas Tidur 5 Lembar

    63 Kantong Tidur 5 Buah

    64 Botol Minum 5 Buah

    65 Laptop 1 Unit

    66 Printer Portable 1 Unit

    67 External Portable 1 Unit

    68 Camera Digital 1 Unit

    69 Handycam 1 Unit

    70 Telephone Satelit 1 Unit

    71 Gps 1 Unit

    72 Printer Multifungsi 1 Unit

    73 Radio Komunikasi Ssb 1 Unit

    74 Modem Internal Internet 1 Buah

    75 Ups 1 Buah

    76 Proyektor 1 Unit

    77 Tenda Terpal / Terpaulin/Gulung 110 Unit

    78 Tenda Posko 3x3m 8 Unit

    79 Tenda Pleton 5 Unit

    80 Tenda Regu 6 Unit

    81 Tenda Keluarga 20 Unit

    82 Velbed 6 Unit

    83 Kantong Mayat 3 Buah

  • 27

    No Nama Barang

    Jumlah Yang

    Dibutuhkan

    Jumlah Ketersediaan

    Kondisi

    Baik Sedang Rusak

    84 Mantol / Jas Hujan 5 Buah

    85 Jas Hujan Ponco 14 Buah

    86 Sarung Tangan 25 Pasang

    87 Senter 9 Buah

    88 Pompa Air Honda 1 Unit

    89 Selang Spiral 2 " 100 Meter

    90 Trimport 1 Unit

    91 Lampu Sorot 2 Unit

    92 Megaphone Toa 1 Unit

    Sumber : BPBD Bantul Tahun 2014

    3.3. Pembiayaan (Sumber Alokasi PendanaanAPBN, APBD Provinsi dan APBD Kabupaten/Kota

    dalam Kegiatan Penanggulangan Bencana Tsunami)

    Tabel 17 Sumber Pendanaan dan Realisasi

    Kegiatan Penangulangan Resiko Bencana Tsunami

    No Tahun

    Anggaran Jenis Kegiatan

    Sumber Pendanaan Realisasi Serapan Dana Nilai

    Proyek Alokasi( Jutaan )

    Kab Prov APBN Loan/Grant APBD APBN

    1

    2013

    2 2014

    3.4. Sarana dan Prasarana Tempat Evakuasi Sementara (TES) dan Tempat Evakuasi Akhir (TEA)

    Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul saat ini telah menyusun Peta dan Strategi Evakuasi Tsunami untuk

    mengatur proses evakuasi warga masyarakat dari area-area berisiko tsunami menuju Tempat Evakuasi

    Akhir (TEA) dan Tempat Evaluasi Sementara (TES) melalui jalur-jalur evakuasi tertentu dan dipandu

    dengan rambu-rambu evakuasi. Cara-cara evakuasi juga telah dikembangkan untuk mangatur prosesi

    evakuasi secara teratur dan aman. Berikut panduan pengingat :

    1. Warga diharapkan mengambil inisiatif untuk melakukan evakuasi mandiri berdasarkan

    pertimbangan terjadinya fenomena tanda-tanda peringatan alam sesuai kesepakatan bersama dan

    peringatan dini resmi pemerintah.

  • 28

    2. Semua warga berisiko dihimbau untuk evakuasi menuju TEA, apabila tidak memungkinkan dapat

    berlindung sementara di TES.

    3. Mengarahkan proses evakuasi warga sesuai jalur-jalur evakuasi menuju 10 TES dan 8 TEA, lihat

    Peta Evakuasi Tsunami.

    4. Membantu penentuan tempat-tempat pengungsian mandiri di luar TES dan TEA yang telah

    ditetapkan.

    5. Mengarahkan agar strategi evakuasi yang telah disepakati warga dilaksanakan.

    6. Semua pihak, termasuk perangkat desa, relawan, TRC, Polisi, TNI, melaksanakan perannya untuk

    membantu proses evakuasi oleh warga masyarakat.

    Gambar 8

    Peta Jalur Evakuasi Kabupaten Bantul

  • 29

    Tabel 18 Asal dan Tempat Tujuan Evakuasi Tsunami Kabupaten Bantul

    Lokasi Asal Tempat Evakuasi Sementara [TES] Tempat Evakuasi Akhir [TEA]

    Desa Parangtritis

    TES 09 [warga yang sedang di Parangkusumo]

    TEA 02 Lapangan Bulak Mabul TEA 03 Balai Desa Parangtritis TEA 04 Lapangan Kecamatan Kretek

    Desa Tirtohargo

    TES 04 Pasar Petung dan TES 07 Balai Desa Tirtosari TES 06 [warga yang sedang di Baros dan Muneng]

    TEA 06 Lapangan Tirtomulyo TEA 08 Lapangan Srigading

    Desa Srigading

    TES 12 SD Tegalsari [warga yang sedang di Ngepet/ Samas, Tegal, Tegalsari]

    TEA 08 Lapangan Srigading

    TES 12 SD Tegalsari dan TES 06 Pasar Sangkeh [Warga yang sedang di Soge Sanden]

    TEA 08 Lapangan Srigading

    Warga yang sedang di Cetan Karangsuwung TEA 08 Lapangan Srigading

    Desa Gadingharjo

    - TEA 08 Lapangan Srigading

    Desa Gadingsari

    TES 01 SD Koripan TES 02 SD Rojoniten

    TEA 01 Lapangan Sorobayan

    Desa Poncosari

    TES 01 SD Koripan TES 02 SD Rojoniten

    TEA 01 Lapangan Sorobayan

    Tabel 19 Kesiapan Lahan Untuk Lokasi Jalur Evakuasi, Sapras TES dan TEA

    No Jenis Sarana Prasarana Status

    Kepemilikan Luas Lahan

    Surat Peruntukan

    Surat Hibah

  • 30

    Gambar 9 Lokasi TES dan TEA Kabupaten Bantul

    ES Bulak Makbul TEA Lapangan Kretek TES Lapangan Srigading

    TES Lapangan Srimulyo TEA Parangtritis TEA Pasar Celeb

    TEA Maulana Maghribi TES Petung TES Samas

  • 31

    4. Kondisi Kelembagaan Penanggulangan Bencana

    4.1. Struktur Organisasi Penanggulangan Bencana Kabupaten Bantul

    Dalam rangka penanggulangan bencana di Kabupaten Bantul, Pemerintah Kabupaten Bantul telah

    membentuk BPBD yang dituangkan dalam Peraturan Bupati Nomor 06 Tahun 2010 tentang Organisasi dan

    Tata Kerja BPBD Pemerintah Kabupaten Bantul.

    Susunan Organisasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah, terdiri atas :

    a. Kepala;

    b. Unsur Pengarah, terdiri atas :

    1. Pejabat Pemerintah Daerah Terkait; dan

    2. Anggota Masyarakat Profesional dan Ahli.

    c. Unsur Pelaksana, terdiri atas :

    1. Kepala Pelaksana

    2. Sekretaris

    3. Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan

    4. Seksi Kedaruratan dan Logistik

    5. Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi

    6. Kelompok Jabatan Fungsional Tertentu

    Tugas BPBD Kabupaten Bantul - Menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha Penanggulangan Bencana yang

    mencakup pencegahan bencana, penanganan darurat, rehabilitasi, serta rekonstruksi secara

    adil dan setara.

    - Menetapkan standarisasi serta kebutuhan penyelenggaraan penanggulangan bencana

    berdasarkan peraturan perundang-undangan.

    - Menyusun, menetapkan, dan menginformasikan peta rawan bencana.

    - Menyusun, menetapkan, prosedur tetap penanggulangan bencana.

    - Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Bupati setiap bulan sekali

    dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi darurat bencana.

    - Mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang.

    - Mempertanggung jawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari Anggaran

    Pendapatan dan Belanja Daerah.

    - Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

    Fungsi

    - Perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi

    dengan bertindak cepat dan tepat, efektif dan efisien.

    - Pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara terencana,

    terpadu dan menyeluruh.

  • 32

    Di dalam BNPB dan BPBD ada dua unsur, yaitu Unsur Pengarah dan Unsur Pelaksana. Unsur Pelaksana

    PB menyelenggarakan fungsi koordinasi, komando dan pelaksana. Dalam masa tanggap darurat, Deputi

    Bidang Penanganan Darurat menyelenggarakan fungsi komando pelaksanaan penanggulangan bencana.

    Fungsi komando dilaksanakan melalui pengerahan sumber daya manusia (SDM), peralatan / logistik, TNI

    dan Polri.

    1. BPBD Kabupaten Bantul memiliki total personel sebanyak 142 orang dengan memiliki berbagai

    keahlian, yaitu 28 personel PNS, 13 personel Pusdalops, 22 personel Pemadam Kebakaran dan

    79 personel Tim SAR

    2. Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul memiliki total 1.748 orang yang tersebar di Rumah Sakit,

    Puskesmas dan Poliklinik di Kabupaten Bantul.

    3. PMI Kabupaten Bantul 150 personil yang siap untuk membantu pelayanan kesehatan dan

    Penanggulangan Bencana

    4. Dinas Sosial Kabupaten Bantul memiliki TAGANA yang sebanyak 85 personel yang selalu siap

    dan siaga untuk usaha dalam membantu Tugas Dinas Sosial dalam Penanggulangan Bencana

    5. TNI Kabupaten Bantul KODIM 0729 berperan aktip dalam penanggulan bencana di Kabupaten

    Bantul, selalu siap siaga untuk membantu dalam penangulangan bencana

    6. POLRES Kabupaten Bantul melibatkan personel sebanyak orang dalam penanggulangan

    bencana. Jumlah ini tersebar di Polres dan seluruh Polsek di Kab. Bantul

    7. KESBANGPOLINMAS Kabupaten Bantul memiliki personel sekitar 5000 yang selalu siap dan

    siaga dalam membantu penanggulangan bencana

    Organisasi Masyarakat Dalam Penanggulangan Bencana

    1. Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB)

    Kabupaten Bantul mempunyai beberapa Forum/Relawan/LSM, diantaranya FPRB, yaitu

    Peranan Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) dalam pra bencana antara lain

    pembuatan jalur evakuasi, pembuatan rambu bencana alam, pembuatan saluran air,

    sosialisasi tentang mitigasi bencana dan simulasi terjadinya bencana alam. Peranan dan

    pelaksanaan program Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) sudah mendekati

    maksimal dilihat dari upaya sosialisasi dan mitigasi masyarakat sadar akan bencana alam

    serta berbagai manfaat yang diperoleh dengan adanya Forum Pengurangan Risiko bencana

    (FPRB) adalah masyarakat. yang sadar dan waspada akan bencana alam, contoh nya ialah

    FPRB di Desa Gadingharjo. Mereka selalu siap membantu masyarakat dalam hal

    kesiapsiagaan terhadap bencana, hal ini dilakukan karena Desa Gadingharjo salah satu desa

    rawan bencana dan sudah terbentuknya forum tersebut.

    2. Gabungan Organisasi Wanita Peduli Bencana Melihat pentingnya pengetahuan tentang

    bencana, Srikandi-Srikandi Bantul yang tergabung dalam Gabungan Organisasi Wanita

    (GOW) Kabupaten Bantul berusaha meningkatkan ilmu tentang kebencanaan. Dalam

    pertemuan rutin yang dilaksanakan di Rumah Kampung, Bakalan, sebanyak 40 anggota GOW

    menjadikan moment tersebut untuk menggali dan berbagi ilmu tentang kebencanaan.

  • 33

    4.2. Peraturan Daerah Terkait Dalam Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana Tsunami

    Peraturan Daerah Kabupaten bantul No 01 Tahun 2013 tentang Kesiapsiagaan dan Peringatan Dini dalam

    Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana dimana dalam penyelenggaraannya Tanggung jawab

    Pemerintah Daerah pada pelaksanaan kesiapsiagaan dan peringatan dini dalam penyelenggaraan

    penanggulangan bencana dilakukan dengan cara :

    a. membentuk kelompok fungsional atau satuan tugas yang melaksanakan kesiapsiagaan dan

    peringatan dini;dan

    b. membangun sistem peringatan dini baik struktural maupun non struktural

    Untuk penyelenggaraan kesiapsiagaan dan peringatan dini Kepala Pelaksana BPBD membentuk kelompok

    fungsional atau satuan tugas yang disebut Pusdalops PB.

    a. Pusdalops PB bertanggungjawab kepada Kepala Pelaksana BPBD.

    b. Personalia pusdalops PB terdiri dari :

    1. PNS; dan

    2. Pegawai harian lepas

    c. Dalam upaya mendukung pelaksanaan kesiapsiagaan dan peringatan dini BPBD memberdayakan

    lembaga/organisasi yang sudah ada atau membentuk lembaga/organisasi di tingkat kecamatan

    dan atau desa.

    d. Mekanisme pembentukan dan peran serta lembaga/organisasi yang terlibat dalam pelaksanaan

    kesiapsiagaan dan peringatan dini akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati

    Pusdalops PB bertugas :

    a. mencari dan/atau menerima informasi resmi mengenai kejadian Bencana dan potensi bencana

    dari Kementerian, Lembaga, Dinas, Instansi Pemerintah dan Lembaga-Lembaga resmi serta

    kontak person yang dipercaya;

    b. melakukan prosedur analisa atas data dan informasi yang diperoleh untuk selanjutnya melakukan

    pengambilan keputusan;

    c. meneruskan hasil pengambilan keputusan perlunya evakuasi atau tidak maupun tindakan lain

    yang perlu terhadap ancaman yang muncul kepada Bupati melalui Kepala Pelaksana BPBD;

    d. memberikan informasi dan arahan kepada masyarakat sesuai hasil pengambilan keputusan

    menggunakan peralatan-peralatan peringatan dini dan tata cara yang baku dengan bahasa yang

    mudah dipahami oleh masyarakat;

    e. meneruskan hasil pengambilan keputusan perlunya evakuasi atau tidak terhadap ancaman yang

    muncul kepada institusi terkait lainnya untuk diteruskan kepada masyarakat; dan

    f. mengatur dan mengawasi penerapan sistem peringatan dini.

    g. Institusi terkait lainnya bertugas membantu menyebarluaskan informasi peringatan dini

    berdasarkan informasi dan arahan dari Pusdalops PB dan informasi dari lembaga pemerintah

    kepada masyarakat.

  • 34

    4.3. Mekanisme Tanggap Darurat Penanggulangan Bencana Tsunami

    Pemerintah menetapkan status darurat bencana sesaat setelah kejadian bencana atau satu jam setelah

    informasi tsunami dari BMKG, sesuai dengan SOP Penetapan Status Tanggap Darurat Bencana Tsunami.

    Penetapan status bencana tersebut diikuti dengan penunjukan Komandan Tanggap Darurat untuk

    melaksanakan komando tanggap darurat. Komandan Tanggap Darurat selanjutnya segera menyusun

    Rencana Operasi.

    Prosedur pelaksanaan Rencana Operasi Tanggap Darurat dilakukan melalui tahapan :

    Tahap 1 Kejadian Bencana Tsunami

    Keputusan untuk mengevakuasi warga masyarakat dilakukan oleh BPBD

    Kabupaten Bantul berdasarkan peringatan dini tsunami yang diterima dari BMKG

    Pusat di Jakarta dan SOP pengambilan keputusan evakuasi

    Tsunami dikonfirmasi telah terjadi di wilayah pesisir kabupaten Bantul

    Tim Reaksi Cepat (TRC) melakukan kajian cepat dampak tsunami

    Tahap 2 Penetapan Status Darurat

    Bupati/Kepala Badan menerima laporan kejadian tsunami dan hasil penilaian cepat

    dampak bencana di wilayah terlanda tsunami

    Berdasarkan pertimbangan Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bantul dan hasil

    penilaian cepat TRC, Bupati/Kepala Badan menetapkan Status Tanggap Darurat

    Bencana dengan mengeluarkan Surat Keputusan Status Tanggap Darurat Bencana

    Tsunami

    Berdasarkan laporan skala dampak bencana, Bupati/Kepala Badan menunjuk

    Komandan Tanggap Darurat dengan mengeluarkan Surat Keputusan Penugasan

    dan Penunjukan

    Tahap 3 Penyusunan Rencana Operasi Tanggap Darurat

    Komandan Tanggap Darurat yang ditunjuk mengundang para Koordinator Klaster

    untuk rapat koordinasi menyusun Rencana Operasi Tanggap Darurat berdasarkan

    kebutuhan darurat dari laporan skala dampak bencana dan sumberdaya yang

    tertera dalam Rencana Kontinjensi

    Komandan Tanggap Darurat bersama Koordinator Klaster mengembangkan

    Struktur Organisasi Tanggap Darurat (SKTD) sebagai pelaksana Rencana Operasi

    Tanggap Darurat yang disusun

    Koordinator Klaster membuat Surat Pengaktivan Klaster untuk memobilisasi

    sumberdaya lembaga anggota klaster masing-masing

    Tahap 4 Pelaksanaan Rencana Operasi Tanggap Darurat

    Komandan Tanggap Darurat membuat Surat Perintah Opersai kepada seluruh

    Klaster

    Lembaga anggota klaster melaksanakan tugas di bawah koordinasi masing-masing

    Koordinator Klaster

    Pelaksanaan rapat koordinasi SKTD untuk memastikan operasi tanggap darurat

  • 35

    berjalan tepat sasaran, tepat waktu dan terkoordinasi

    SKTD membuat laporan tertulis rutin kepada Bupati/Kepala Badan

    Tahap 5 Pengakhiran Rencana Operasi Tanggap Darurat

    Berdasarkan berakhirnya masa operasi tanggap darurat sesuai dengan Surat

    Keputusan Status Tanggap Darurat Bencana Tsunami dan penilaian di lapangan,

    operasi tanggap darurat dapat diakhiri (atau diperpanjang sesuai kesepakatan dan

    kebutuhan)

    Keputusan tersebut dinyatakan dalam Surat Keputusan Bupati/Kepala Badan

    SKTD dan Komandan Tanggap Darurat bersama jajarannya dibubarkan dengan

    Surat Keputusan oleh Bupati/Kepala Badan

    Gambar 10

    Skema Pengambilan Keputusan Evakuasi

    4.4. Sistem Informasi Kebencanaan Kabupaten Bantul

    Pemerintah Kabupaten Bantul saat ini telah mengembangkan sistem peringatan dini tsunami yang

    menghubungkan antara Pusdalops BPBD Kabupaten Bantul dengan Pusat Peringatan Dini Tsunami

    Nasional di BMKG di Jakarta dan dengan masyarakat di seluruh wilayah pesisir berisiko tsunami di

    Kabupaten Bantul. Berikut adalah butir-butir pengingat.

  • 36

    1) Sistem peringatan dini tsunami kabupaten Bantul merujuk pada kebijakan Pengambilan Keputusan Perintah Evakuasi oleh Pusdalos Bantul.

    2) Peringatan dini tsunami bersumber pada alam berupa getaran gempa bumi, air laut surut, dll.

    3) Peringatan dini tsunami resmi pemerintah daerah bersumber dari Pusdalops BPBD Kabupaten Bantul yang disebarluaskan kepada masyarakat melalui pengeras suara/sirine (EWS), dan dari

    pemerintah pusat melalui siaran Televisi, radio siaran, dll.

    4) Peringatan dini tsunami bersumber dari atau berbasis masyarakat disebarluaskan melalui kenthongan, Handy Talky yang terhubung ke Jaring Komunikasi SAR Selatan-Selatan, RAPI dan

    ORARI.

    Skema Peringatan Dini Tsunami berikut menggambarkan Alur Peringatan Dini Tsunami di Kabupaten Bantul.

    Gambar 11 Skema Aliran Informasi Peringatan Dini

    Selain itu untuk Sarana Informasi dan Komunikasi, Kabupaten Bantul mempunyai Sistem Radio yang

    digunakan untuk komunikasi dengan semua pihak yang terkait untuk bersiap siaga apabila terjadi atau

    akan terjadi bencana. Dimana Pusdalops Kabupaten melakukan migrasi Warning Receiver System WRS

    dari DVB-Based Connection (One-way) ke IP-Based Connection (Two-ways) sebagai moda komunikasi

    untuk memperoleh informasi tentang gempa bumi, tsunami, cuaca dan sebagainya dari BMKG.

  • 37

    Berdasarkan pengalaman selama ini, dengan menggunakan fasilitas teknologi Warning Receiver System

    WRS dari DVB-Based Connection (One-way) tidak mampu memberikan konfirmasi balik ke BMKG secara

    otomatis jika informasi yang diberikan oleh BMKG tersebut telah diterima, sehingga memerlukan konfirmasi

    melalui sms yang diterima oleh petugas BMKG. Akan tetapi, dengan menggunakan moda baru kali ini

    konfirmasi tentang telah diterima atau tidak informasi dari BMKG dilakukan secara otomatis.

    Gambar 12

    Rantai Komunikasi Peringatan Dini Tsunami Kabupaten Bantul

    4.5. Pelatihan dan Sosialisasi

    1. Pelatihan Penggunaan Perangkat Lunak dan Komunikasi Bergerak untuk Operator

    Pusdalops PB.

    Pelatihan ini diadakan di Hotel Saphir Yogyakarta dari tanggal 2 - 6 November 2010,

    dan diikuti oleh operator dari semua PUSDALOPS Propinsi maupun Kabupaten/Kota. Materi yang

    disuguhkan dalam pelatihan kali adalah, bagaimana operator PUSDALOPS

    dapat menjalankan Komunikasi Bergerak (KOMODO) dan apklikasi On-line Daun

    (DISASTER ACTION UPDATE NETWORK) dan Sistem Informasi Manajemen Bencana

    (DMIS:Disaster Management Information System),dalam Pelatihan yang diadakan oleh Croix-

    Rouge Francaise (Palang Merah Perancis) ini diharapkan operator PUSDALOPS dapat melakukan

    manajemen informasi secara ONLINE, dan nantinya informasi yang telah disimpan secara

  • 38

    ONLINE dapat mendukung dengan adanya Proses Penanggulangan Bencana di seluruh wilayah

    Yogyakarta, yang meliputi 4 Kabupaten dan 1 kota madya. Sementara itu, dari Pusdalops Bantul

    mengirimkan peserta yaitu Nur Eta Efendi dan Hari Andana. Maksud dan tujuan dari pelatiha ini

    adalah memberikan pelatihan DAUN dan DMIS, sehingga dapat membantu para operator

    PUSDALOPS PB.

    2. Pelatihan Disaster Management Pusdalops Provinsi DIY

    Pelatihan yang di adakan di Disaster Oasis, Kaliurang Km 21.5 ini diadakan selama 4 hari, mulai

    dari tanggal 19 22 Juni 2010. Penyelenggara dari acara ini adalah CRF( Palang Merah

    Perancis), PSMB UPN Veteran dan PMI dengan fasilitator Kesbangpollinmas Provinsi DIY.

    Peserta yang mengikuti acara pelatihan ini adalah dari Kesbangpollinmas Prov. DIY,

    Kesbangpollinmas Sleman, Kesbangpollinmas Kulon Progo, Kesbangpollinmas Bantul dan

    Kesbang pollimas Gunung Kidul serta SAR LINMAS PROV DIY, PMI PROV DIY, RAPI, PMI

    Kabupaten Bantul . Untuk Kantor Kesbangpollinmas Bantul sendiri mengirimkan 3 peserta.

    Peserta diharapkan dapat memperoleh dan memahami atas tujuan dari acara pelatihan ini. Mulai

    dari peserta mengetahui dan memahami tentang kebijakan PB, Peserta mengetahui dan

    memahami tentang Pembaharuan mendasar UU 24/2007 dan Peserta mampu menjelaskan sistem

    nasional PB dan lain seterusnya. Pemateri acara tersebut antara lain dari BNPB, PMI, CRF, PUS

    ESDM dan PSMB UPN veteran serta dari Kesbangpollinmas DIY.

    3. Pelatihan Penanganan Bencana

    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul,, mengadakan pelatihan penanganan

    bencana yang diikuti oleh puluhan peserta yang terdiri dari Pemadam Kebakaran (PBK), Tim

    Reaksi Cepat (TRC), dan Search and Rescue (SAR). Kegiatan pelatihan pengoprasian perahu

    dilakukan tidak lain bertujuan untuk meningkatkan kapasitas bagi petugas BPBD Kabupaten Bantul

    dalam penggunaan/ pengoprasian perahu karet sebagai salah satu peralatan Penanggulangan

    Bencan (PB), dengan demikian diharapkan dengan kegiatan tersebut dapat meningkatkan

    kemampuan SDM dan berperan aktif secara teknis dalam pengguna sarana evakuasi korban

    bencana di perairan.

    4. Simulasi penanganan becana gempa bumi dan tsunami warga Kretek, Bantul

    simulasi penanganan becana gempa bumi dan tsunami warga Kretek, Bantul, yang diadakan pada

    11-12 Desember 2010 simulasi yang dilangsungkan merupakan agenda Hospital and Community

    Preparedness for Disaster Management (HCPDM) bersama warga Bantul terutama masyarakat

    Kretek, tujuan utama dari diadakannya simulasi ini adalah untuk meningkatkan kapasitas tim DMC

    PKU Bantul dalam menangani bencana di lapangan, serta menciptakan kesiapsiagaan masyarakat

    dan memberikan pembelajaran langsung tentang prosedur evakuasi dan transportasi serta

    manajemen pendirian posko. Dalam simulasi tersebut RS PKU Bantul berkerjasama dengan, Polisi

    Kretek, Koramil Kretek, PMI Bantul, Puskesmas Kretek, BP PKU Muhammadiyah Parangtritis,

  • 39

    Relawan Siaga Bencana Muhammadiyah Kretek, Dinas Sosial, SAR Parangtrtitis, dan Relawan

    Muhammadiyah Srandakan.

    5. Tsunami Drill

    Kantor Kesbangpollinmas bekerja sama dengan GTZ menyelenggarakan Tsunami drill.

    Acara tersebut yang diadakan pada tanggal 25 November 2010 di Pantai Samas, dengan

    melibatkan 3 Dusun, yaitu Dusun Ngepet, Karang anyar dan Tegal rejo.

    Ibu Bupati Bantul langsung terjun langsung di lapangan memimpin jalannya drill Tsunami tersebut.

    Salah satu tujuan diadakan Tsunami Drill ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kesiapsiagaan

    masyarakat, aparat pemerintah daerah, serta personnel stakeholder terkait dalam menghadapi

    bencana gempabumi dan tsunami.