1 Seminar Nasional Dies Natalis 44 Fakultas Pertanian UNS Surakarta, 22 Juli 2020 Prof. Dr. Ir. Samanhudi, S.P., M.Si., IPM, ASEAN Eng. Guru Besar Bioteknologi Pertanian Fakultas Pertanian UNS
1
Seminar Nasional Dies Natalis 44 Fakultas Pertanian UNS
Surakarta, 22 Juli 2020
Prof. Dr. Ir. Samanhudi, S.P., M.Si., IPM, ASEAN Eng.
Guru Besar Bioteknologi Pertanian
Fakultas Pertanian UNS
2
3
Kemampuan Negara dan bangsa dalam memproduksi pangan yang beraneka ragam dari dalamnegeri yang dapat menjamin pemenuhan kebutuhan pangan yang cukup sampai tingkat
perseorangan dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam, manusia, social, ekonomi, dankearifan local secara bermartabat
Kemampuan Negara dan bangsa dalam memproduksi pangan yangberaneka ragam dari dalam negeri yang dapat menjamin pemenuhan kebutuhan pangan yang cukup sampai tingkat perseorangan dengan
memanfaatkan potensi sumber daya alam, manusia, social, ekonomi, dankearifan local secara bermartabat
KEMANDIRIAN PANGAN(Undang-undang no. 18 tahun 2012 tentang Pangan)
“Kondisi terpenuhinya Pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan”.
KETAHANAN PANGANUndang-undang no. 18 tahun 2012 tentang Pangan
PERMASALAHAN PANGAN KITA SAAT INI
1. Produksi beras dalam 2 tahun terakhir menurun, Jan-Jun 2020 hanya
mencapai 16,8 juta ton dengan surplus 1,8 juta ton. Untuk menghindari
defisit beras tahun 2020, produksi Juli-Des minimal harus 13,2 juta ton.
2. Harga pangan 3 bulan terakhir cenderung tertekan karena daya beli
masyarakat menurun ditambah semakin terbatasnya akses konsumen ke
pangan (PSBB).
3. Harga jual hasil bumi petani juga tertekan, bahkan ada yang tidak dapat
terjual (di luar ekspektasi petani). Ini bisa mempengaruhi semangat petani
dalam melakukan usahataninya.
4. Dari sejumlah komoditas pangan strategis, hanya minyak goreng, ayam
dan telor yang konsisten surplus, beras dan jagung masih fifty-fifty, lalu
kedelai, daging sapi dan bawang putih masih perlu waktu panjang dan
upaya luar biasa, sedangkan bawang merah dan cabe lebih pada fluktuasi
harga musiman. 4
(000 Ton)
5
PRODUKSI BERAS NASIONAL
MENURUT PROVINSI SENTRA 2018-2020 (SEMESTERAN)
Provinsi Sentra2018 2019 2020
Jan-Jun Jul-Des Jan-Jun Jul-Des Jan-Jun
1. Jawa Timur 3.659 2.202 3.430 2.074 3.058
2. Jawa Tengah 3.869 2.137 3.654 1.870 3.043
3. Jawa Barat 3.085 2.457 2.908 2.312 2.623
4. Sulawesi Selatan 1.723 1.674 1.385 1.500 1.308
5. Sumatera Selatan 1.157 554 986 501 907
6. Lampung 874 549 793 444 756
7. Sumatera Utara 683 520 663 523 626
8. Provinsi Lain 5.124 3.674 4.788 3.481 4.483
Produksi Nasional 20.174 13.767 18.607 12.705 16.804
Surplus/Defisit 5.512 - 1.138 3.837 - 2.308 1.803
Notes: Share produksi Jan-Jun 59-60% thd produksi tahunan
6
7
COVID-19
Dampak terhadapsektor ekonomi lainnya
Dampak terhadapPertanian
Kapasitas danProduktifitas
Produksi Pangan
Akses untuk menjual
Pengangguran danDaya Beli
Akses terhadapPangan
Kemiskinan danMalnutrisi
Kapasitas danProduktifitas
Produksi Pangan
Akses untuk menjual
Pengangguran danDaya Beli
Akses terhadapPangan
Kemiskinan danMalnutrisi
8
ISU KETAHANAN PANGAN
COVID-19
Rantai Pasok Pangan
• Restriksi wilayah dansosial: perlambatan industri logistik akan berpengaruh terhadap ketersediaan input produksi (benih, pupuk, pestisida, peralatan pertanian).
• Terputusnya pasokan input produksi: terbatasnya stok pangan, terganggunya industri pengolahan, distribusi dan pemasaran hasil produksi
• Kerawanan sosial dankonflik sosial
Peringatan FAO
• Dampak pandemi COVID –19 Musim Kemaraupanjang: dapat menimbulkan krisis pangan berlarut apabila tidak diambil tindakan cepat.
• Pembatasan danpembatalan eksporpangan: Negara eksportirpangan (Vietnam, Philipina, India, dan beberapa negaraEropa) mengambil kebijakan membatasi danmembatalkan ekspor.
• 81 Kabupaten di Indonesia yang rentan rawan pangan
KetergantunganBeras
• Stok pangan utamanasional: didominasi beras.
• Karakteristik lokal wilayah Indonesia: sangat beragam, program untuk mendukung ketahanan pangan cenderung fokus intensifikasi tanaman padi.
• Wilayah Indonesia bagian Timur: umbi-umbian, sagu adalah jenis pangan lokal sehingga dapat dikembangkan melalui program intensifikasi maupun diversifikasi.
ANTISIPASI KRISIS PANGAN DI MASA PANDEMI COVID-19
Krisis pangan
Keharusan
pemenuhan pangan
mandiri
Sulit tenaga kerja
Sulit impor pangan
9
Tahapan Pengembangan Ketahanan Pangan
1.1 Identifikasi
ketersediaan pangan
Tahap 1.
Pengumpulan Data
Pangan
1.2 Pemetaan potensi sumber
daya produksi (lahan, air,
SDM, kelembagaan)
1.3 Identifikasi aksesibilitas
desa terhadap pangan
Tahap 2. Peningkatan
Produksi Pangan
2.1 Perlindungan dan bantuan
petani/nelayan (bibit, pupuk,
alat, insentif, asuransi, modal)
2.2 Pemanfaatan teknologi
bidang pertanian
Tahap 3. Penguatan
Cadangan Pangan
3.2 Pembangunan lumbung
pangan untuk penyimpanan
hasil panen & tangkapan
3.1 Menyiapkan ekosistem
pengelolaan Cadangan Pangan
Pemerintah (CPP)
Tahap 4. Pengembangan Produk
dan Manajemen Perdagangan4.1 Pengolahan aneka ragam
produk pangan lokal
3.3 Menyiapkan sarana
prasarana pendukung
distribusi logistik
10
4.2 Penguatan peran BUMDesa/
koperasi sebagai lembaga
pengelolaan perdagangan
11
Tantangan Penyediaan Pangan 2020
www.ekon.go.id perekonomianRI perekonomianRI
Prediksi Kemarau Kering
BMKG memprediksi potensi musim
kemarau lebih kering (mulai Juni 2020)
pada daerah sentra produksi pertanian
khususnya di sebagian Sumatera, Jawa,
Kalimantan, Sulawesi Selatan dan Bali.
Potensi Krisis Pangan Global
Dalam laporan “Early Warning Early
Action Report on Food Security and
Agriculture” FAO memberi
peringatan tentang potensi krisis
pangan sebagai dampak dari
pandemi COVID-19 dan kekeringan.
Pandemi COVID-19
Pandemi COVID-19 berpotensi
menimbulkan gangguan pada
produksi dan distribusi produk
pangan dan pertanian untuk
memenuhi kebutuhan
masyarakat.
Arah Kebijakan Penyediaan Pangan 2020Presiden Jokowi, saat membuka Musrenbangnas 2020, menekankan pentingnya menjaga
produksi hingga distribusi untuk menghadapi ancaman krisis pangan.
ketahanan pangan mulai dari
KETAHANAN PANGAN
▪ Memastikan kelancaran distribusi
dengan mengoptimalkan
infrastruktur dan layanan logistik dari
sentra produksi hingga ke konsumen
▪ Memastikan petani tetap
berproduksi dengan menjamin
ketersediaan saprodi, akses
pasar, permodalan dan asuransi
pertanian
▪ Menjamin ketersediaan, stabilitas
harga, dan serapan bahan pangan
pokok dengan memastikan
kecukupan stok pangan (supply-
demand) di seluruh wilayah
KetersediaanPangan
▪ Menjaga daya beli masyarakat
melalui stimulus jaring pengaman
sosial dan insentif perpajakan & KUR
▪ Memastikan masyarakat
mampu mengakses pasar
untuk memperoleh bahan
pangan
▪ Memperkuat inisiatif pelaku
pasar untuk memasarkan produk
secara daring dan menggunakan
layanan hantaranKeterjangkauanPangan
▪ Optimalisasi pemanfaatanpangan lokal
▪ Menjaga pemenuhan gizi masyarakatrentan melalui bantuan sosial
sembako
▪ Penerapan protokol keamanan
pangan dan keamanan biologis
di sepanjang rantai pasok
panganKeamanan dan
Kualitas Pangan
www.ekon.go.id perekonomianRI perekonomianRI
Strategi Penyediaan Pangan oleh Pemerintah
Sejumlah langkah penyediaan pangan telah direncanakan dan dilaksanakan oleh pemerintah untuk memastikan penyediaan
pangan bagi masyarakat di tengah penyebaran COVID-19 dan potensi musim kemarau kering mulai Juni 2020.
Penyerapan produksiPencetakan sawah baru seluasOptimalisasiberas petani
penyerapan gabah/BULOG
sebagai
livebird peternak ayam300.000bawah
BUMN.
ha oleh BUMN Pangan dioleh Perumoleh BUMN Peternakan danproduksi ikan nelayan oleh
koordinasi Kementerianuntuk cadangan pemerintah
instrumen stabilisasi harga danBUMN Perikanan untuk▪ Pilot
untuk
1.300
project formulasi pupukprogram bantuan sosial masyarakatmeningkatkan harga dipeningkatan produktivitastingkat petani sekaligusha lahan di Sukamandisebagai instrumen bantuansosial masyarakat
Jawa Barat.Pemanfaatan▪ 15.000 ha lahan
Perhutani di Pulau Jawa.
▪ Pemanfaatan 50.000-100.000 hadanKerjasama Kementerian Pertanian
dan BUMN Pangan:lahan di pulau Sumatera
Kalimantan berkoordinasi denganKementerian ATR.▪ Distribusi dan penyediaan
pangan pada daerah defisit stok. Sinergi BUMN untuk▪ Pemanfaatan lahanLHK di Kalimantan.
Kementerian▪ Penyerapan dan distribusi transportasi dan distribusi
panganhortikultura (bawang merah,cabai merah dan cabai rawit).
▪ Pemanfaatangambut.
200.000 ha lahan
www.ekon.go.id perekonomianRI perekonomianRI
TANTANGAN KETAHANAN PANGAN DI MASA
DAN PASCA COVID-19
1. Tetap berproduksi
2. Konsumsi (kuantitas dan kualitas)
3. Distribusi antar propinsi dan pulau
4. Harga cenderung tidak berpola
5. Kekeringan
LANGKAH-LANGKAH ANTISIPATIF KETAHANAN
PANGAN DAMPAK COVID-19
1. Menjamin ketersediaan pangan nasional
2. Perbaikan distribusi dan sistem logistik pangan
nasional
3. Penguatan cadangan pangan pemerintah
provinsi/kabupaten dan lumbung pangan masyarakat
4. Percepatan realisasi bantuan pemerintah
5. Percepatan tanam pada MT2
6. Percepatan penyaluran sarana produksi
7. Ekstensifikasi lahan rawa.
17
18
19
STRATEGI DALAM MENINGKATKAN KETAHANAN
PANGAN DI INDONESIA
1. Diversifikasi pangan.
2. Mendukung secara nyata kegiatan peningkatan pendapatan in situ
(income generating activity in situ).
3. Perlu dukungan stakeholder dalam mengembangkan BUMP (Badan
Usaha Milik Petani.
4. Pengembangan Desa Mandiri Pangan.
5. Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan dan Gizi
(P2KPG).
6. Pengembangan Lumbung Pangan.
STRATEGI DALAM MENINGKATKAN KETAHANAN
PANGAN DI INDONESIA
7. Menurunkan biaya raskin (downscale raskin).
8. Memikirkan kembali kebijakan stabilisasi harga beras.
9. Mendukung dan menerapkan peningkatan gizi pada bahan
makanan pokok.
10. Fokuskan kembali perhatian pada program makanan tambahan.
11. Meningkatkan informasi mengenai gizi.
12. Program Perdagangan Berjangka.
13. Jaringan Pasar Induk Terintegrasi.
UPAYA MEMPERTAHANKAN KETAHANAN PANGAN
DI TENGAH PANDEMI COVID-19
1. Melakukan diversifikasi pangan berbasis sumber daya lokal.
2. Melakukan upaya pelestarian dan eksplorasi bahan pangan.
3. Memuliakan/memperhatikan kesejahteraan petani.
PENUTUP (Rekomendasi)
1. Untuk mewujudkan ketahanan pangan Nasional, harus dimulai dari
ketahanan pangan rumah tangga.
2. Pemanfaatan lahan pekarangan dapat menciptakan lingkungan
hijau yang bersih dan sehat secara mandiri. Petani perlu
memperoleh insentif dalam usahanya untuk meningkatkan produksi
pangan.
3. Melakukan percepatan tanam dan peningkatan luas tanam untuk
menutup kekurangan produksi.
4. Sistem logistik pangan harus aman, mendukung perbaikan distribusi
dan penyediaan pangan pada daerah perkotaan dan daerah defisit.
5. Adaptasi pelaku pertanian Pasca Covid-19 dalam menghadapi
situasi new normal, baik dalam antisipasi dan mitigasi krisis pangan
maupun pola baru on-farm, off-farm dan agroindustri.
PENUTUP (Rekomendasi)
6. Mendorong terus menerus dan konsisten diversifikasi pangan
(memperkuat pangan lokal lokal nusantara untuk mengurangi
konsumsi beras).
7. Menghidupkan kembali “urban farming” sebagai solusi alternatif
partisipasi masyarakat kota dalam penyediaan pangan.
8. Mendorong pemerintah pusat dan daerah memetakan kantong-
kantong produksi pangan dan memetakan distribusi dan logistik.
9. Mendorong pemerintah memanfaatkan lahan terlantar seperti rawa
lebak dan lahan lainnya untuk produksi pangan sesuai dengan
kesesuaian lahan di setiap wilayah.
10.Mendorong masyarakat untuk memanfaatkan lahan pekarangan
dengan umbi-umbian: singkong, ubi jalar, talas, dll.
Terima Kasih