Problem Based Learning Blok 8: Kardiovaskuler 1Gangguan Kerja
Jantung dan Mekanismenya DEVY ANGGI . S
(NIM : 102011241)Kelompok A3Email : [email protected]
Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No.6 Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Telp. (021)
56942061I. PendahuluanSistem kardiovaskuler merupakan sistem
transportasi dalam tubuh yang berfungsi menghantarkan berbagai
nutrisi, oksigen, air dan elektrolit menuju jaringan tubuh dan
membawa berbagai sisa metabolisme jaringan ke alat ekskresi.
Selanjutnya juga mengangkut panas sebagai hasil proses metabolisme
sel keseluruh tubuh serta membawa berbagai hormon dari kelenjer
endokrin ke organ sasaran.
Sistem kardiovaskular merupakan suatu sistem transpor tertutup
yang terdiri atas: jantung sebagai organ pemompa, komponen darah,
sebagai pembawa materi oksigen dan nutrisi, dan pembuluh darah
sebagai media yang mengalirkan komponen darah. Sistem
kardiovaskuler merupakan sistem transportasi dalam tubuh. Ketiga
komponen tersebut harus berfungsi dengan baik agar seluruh jaringan
dan organ tubuh menerima suplai oksigen dan nutrisi yang adekuat.
Otot jantung, pembuluh darah, sistem konduksi, suplai darah, dan
mekanisme saraf jantung harus bekerja secara sempurna agar sistem
kardiovaskular dapat berfungsi dengan baik. Semua komponen tersebut
bekerja bersama-sama dan memengaruhi denyutan, tekanan, dan volume
pompa darah untuk menyuplai aliran darah ke seluruh jaringan sesuai
kebutuhan yang diperlukan oleh tubuh.II. PembahasanFungsi
JantungFungsi jantung adalah sebagai pompa yang melakukan tekanan
terhadap darah untuk menimbulkan gradien tekanan yang diperlukan
agar darah dapat mengalir ke jaringan. Darah, seperti cairan lain,
mengalir dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah yang
bertekanan rendah sesuai penurunan gradien tekanan.1Struktur
Makroskopis JantungJantung merupakan organ muskular berongga yang
bentuknya mirip piramid dan terletak di dalam perikardium di
mediastinum. Jantung terletak diatas diafragma, miring ke depan
kiri dan apeks kordis berada paling depan dari rongga dada. Apeks
ini dapat diraba pada ruang sela iga 4 5 dekat garis medio-
klavikuler kiri. Batas kranial dibentuk oleh aorta asendens, arteri
pulmonal dan vena kava superior. Ukuran atrium kanan dan berat
jantung tergantung pada umur, jenis kelamin, tinggi badan, lemak
epikardium dan nutrisi seseorang.[1] Gambar 1. Anatomi dalam
Jantung1. Ukuran dan Bentuk
Jantung berukuran kurang lebih sebesar kepalan tangan
pemiliknya. Dengan berat 250 360 gr. Bentuknya seperti kerucut
tumpul. Ujung atas yang lebar (dasar) mengarah ke bahu kanan; ujung
bawah yang mengerucut (apeks) mengarah ke panggul kiri.2.
Pelapis
Jantung ditutup oleh jaringan ikat tebal yaitu lapisan
pericardium yang mengikat jantung ke rongga thoraks. Perikardium
adalah kantong berdinding ganda yang dapat membesar dan mengecil,
membungkus jantung dan pembuluh darah besar. Perikardium yang
melapisi jantung terdiri dari dua lapisan: lapisan dalam
(perikardium viseralis) dan lapisan luar (perikardium parietalis).
Kedua lapisan perikardium ini dipisahkan oleh sedikit cairan
pelumas, agar jantung mudah bergerak saat pemompaan darah serta
mengurangi gesekan akibat gerakan pemompaan jantung. Perikardium
parietalis melekat ke depan pada sternum, ke belakang pada kolumna
vertebralis, dan ke bawah pada diafragma. Perlekatan ini
menyebabkan jantung terletak stabil di tempatnya. Perikardium
viseralis melekat secara langsung pada permukaan jantung.3. Dinding
jantung
Dinding jantung tersusun dari tiga lapisan,a. Epikard, yang
menutupi permukaan luar jantung.
b. Miokard, yaitu lapisan tengah yang terdiri atas otot
jantung.
c. Endokard, yaitu lapisan terdalam terdiri atas jaringan
endotel melapisi permukaan dalam jantung dan katup.4. Ruang
jantung
Ada empat ruang jantung, yaitu atrium kanan dan kiri yang
dipisahkan oleh septum interatriale, dan ventrikel kanan dan kiri
yang dipisahkan oleh septum interventrikular.
Dinding atrium lebih tipis. Atrium menerima darah dari vena yang
membawa darah kembali ke jantung. a. Atrium kanan terletak dalam
bagian superior kanan jantung, menerima darah dari seluruh jaringan
kecuali paru-paru yang dibawa oleh vena kava superior, inferior,
dan sinus koronaria. Atrium kanan berfungsi sebagai tempat
penyimpanan darah dan penyalur darah dari vena-vena sirkulasi
sistemik yang mengalir ke ventrikel kanan.
b. Atrium kiri terletak di bagian superior kiri janrung,
berukuran lebih kecil dari atrium kanan, tetapi dindingnya lebih
tebal. Atrium kiri menerima darah teroksigenasi dari 4 vena
pulmonalis yang berasal dari paru-paru. Atrium kiri memiliki
dinding yang tipis dan bertekanan rendah.
Ventrikel berdinding tebal dan berfungsi untuk mendorong darah
ke luar jantung menuju aorta dan arteri pulmonalis yang membawa
darah meninggalkan jantung. c. Ventrikel kanan terletak di bagian
inferior kanan pada apeks jantung. Darah meninggalkan ventrikel
kanan melalui trunkus pulmonar dan mengalir melewati jalur yang
pendek ke paru-paru. Ventrikel kanan berbentuk bulan sabit yang
unik guna menghasilkan kontraksi bertekanan rendah yang cukup untuk
mengalirkan darah ke dalam arteri pulmonalis. d. Ventrikel kiri
terletak di bagian inferior kiri pada apeks jantung. Tebal
dindingnya 3 kali tebal dinding ventrikel kanan. Darah meninggalkan
ventrikel kiri melalui aorta dan mengalir ke seluruh bagian tubuh
kecuali paru-paru. Ventrikel kiri memiliki otot-otot yang tebal
dengan bentuk yang menyerupai lingkaran sehingga mempermudah
pembentukan tekanan tinggi selama ventrikel berkontraksi.4. Katup
jantung
Keempat katup jantung berfungsi untuk mempertahankan aliran
darah searah melalui bilik-bilik jantung. Ada dua jenis katup,
yaitu katup atrioventrikularis (AV), yang memisahkan atrium dan
ventrikel, dan katup semilunaris, yang memisahkan arteri pulmonalis
dan aorta dari ventrikel yang bersangkutan. Katup-katup ini membuka
dan menutup secara pasif, menanggapi perubahan tekanan dan volume
dalam bilik dan pembuluh darah jantung.
a. Katup atrioventrikularis
Daun-daun katup atrioventrikularis halus tetapi tahan lama.
Katup trikuspidalis yang terletak antara atrium kanan dan ventrikel
kanan mempunyai tiga buah daun katup. Katup mitralis yang
memisahkan atrium kiri dan ventrikel kiri mempunyai dua buah daun
katup. Daun katup dari kedua katup tersebut tertambat melalui
berkas-berkas tipis jaringan fibrosa yang disebut korda tendinae.
Korda tendinae akan meluas menjadi otot papilaris, yaitu tonjolan
otot pada dinding ventrikel. Korda tendinae menyokong katup pada
waktu kontraksi ventrikel untuk mencegah membaliknya daun katup ke
dalam atrium.
b. Katup semilunaris
Kedua katup semilunaris sama bentuknya: katup ini terdiri dari 3
daun katup simetris menyerupai corong yang tertambat kuat pada
anulus fibrosus. Katup aorta terletak antara ventrikel kiri dan
aorta, sedangkan katup pulmonalis terletak antara ventrikel kanan
dan arteri pulmonalis. Katup semilunaris berfungsi mencegah aliran
kembali darah dari aorta atau arteri pulmonalis ke dalam ventrikel
sewaktu ventrikel dalam keadaan istirahat.5. Vaskularisasi
JantungPendarahan jantung, berasal dari aorta melalui dua pembuluh
darah koroner utama yaitu arteri koroner kanan dan kiri. Kedua
arteri ini keluar dari sinus valsalva aorta. Arteri koroner kiri
bercabang menjadi ramus nodi sinoatrialis, ramus sirkumfleks dan
ramus interventrikularis anterior. Arteri koroner kanan bercabang
menjadi ramus nodi sinoatrialis, ramus marginalis dan ramus
interventrikularis posterior.Aliran balik dari otot jantung dan
sekitarnya melalui vena koroner yang berjalan berdampingan dengan
arteri koroner, akan masuk ke dalam atrium kanan melalui sinus
koronarius.Selain itu terdapat juga vena vena kecil yang disebut
vena Thebesii, yang bermuara langsung ke dalam atrium
kanan.Arteri
Arteri merupakan pembuluh yang bertugas membawa darah menjauhi
jantung. Tujuannya adalah sistemik tubuh, kecuali a.pulmonalis yang
membawa darah menuju paru untuk dibersihkan dan mengikat oksigen.
Arteri terbesar yang ada dalam tubuh adalah aorta, yang keluar
langsung dari ventrikel kiri jantung.
Aorta yang keluar keluar dari ventrikel kiri jantung
sebagaiaorta ascendens. Kemudian, aorta ascendens mengalami
percabangan yaituarcus aortasebelum melanjutkan diri sebagaiaorta
descendens. Arcus aorta memiliki tiga percabangan yaitu:
1. A.brachiocephalic/a.anonyma. Arteri ini akan bercabang
menjadia.carotis communis dextra, a.subclavia dextra dan
a.thyroidea ima (yang mendarahi kelenjar thyroid bagian
inferior).
2.A.carotis communis sinistra.
3.A. subclavia sinistra.
Gambar 2. Aorta dan cabang-cabangnya
Pendarahan arteri ekstremitas atas
Pendarahan ekstremitas atas disuplai oleh a.aksilaris, yang
merupakan cabang dari a.subclavia (baik dextra maupun sinistra).
A.aksilaris ini akan melanjutkan diri sebagaia.brachialisdi sisi
ventral lengan atas, selanjutnya pada fossa cubiti akan bercabang
menjadia.radialis(berjalan di sisi lateral lengan bawah, sering
digunakan untuk mengukur tekanan darah dan dapat diraba pada
anatomical snuffbox) dana.ulnaris(berjalan di sisi medial lengan
bawah).
Gambar 3. Pendarahan lengan atas
A.radialis terutama akan membentukarkus volaris profundus,
sedangkan a.ulnaris terutama akan membentukarkus volaris
superfisialis, yang mana kedua arkus tersebut akan mendarahi daerah
tangan dan jari-jari.
Gambar 4 . Arcus volaris
Vena
Vena merupakan pembuluh yang mengalirkan darah dari sistemik
kembali ke jantung (atrium dextra), kecuali v.pulmonalis yang
berasal dari paru menuju atrium sinistra. Semua vena-vena sistemik
akan bermuara padavena cava superiordanvena cava inferior.
Pendarahan vena ekstremitas atas
Vena-vena yang ada di tangan, seperti v.intercapitular, v.digiti
palmaris dan v.metacarpal dorsalis akan bermuara padav.cephalica
danv.basilicadi lengan bawah. Dari distal ke proksimal, kedua vena
ini akan mengalami percabangan dan penyatuan membentuk v.mediana
cephalica, v.mediana basilica, v.mediana cubiti, v.mediana
profundadanv. mediana antebrachiisebelum mencapai regio cubiti.
Setelah regio cubiti, vena-vena tersebut kembali membentuk
v.cephalica dan v.basilica. V.basilica akan bersatu
denganv.brachialis(yang merupakan pertemuan v.radialis dan
v.ulnaris) membentukv.aksilarisdi mana nantinya v.cephalica juga
akan menyatu dengannya (v.aksilaris). V.aksilaris akan terus
berjalan menuju jantung sebagaiv.subclavialalu beranastomosis
dengan v.jugularis interna dan eksterna (dari kepala)
membentukv.brachiocephalicauntuk selanjutnya masuk ke atrium dextra
sebagai vena cava superior.1-3
Gambar 5. Pendarahan vena ekstremitas atas\6. Persarafan
Jantung
Jantung dipersarafi oleh sistem saraf otonom yaitu saraf
simpatis dan parasimpatis. Serabut-serabut saraf simpatis
mempersarafi daerah atrium dan ventrikel termasuk pembuluh darah
koroner.Saraf parasimpatis terutama memberikan persarafan pada
nodus sinoatrial, atrioventrikular dan serabut serabut otot atrium,
dapat pula menyebar ke ventrikel kiri.[2]Persarafan simpatis eferen
preganglionik berasal dari medulla spinalis torakal atas, yaitu
torakal 3- 6, sebelum mencapai jantung akan melalui pleksus
kardialis kemudian berakhir pada ganglion servikalis superior,
medial, atau inferior. Serabut post ganglionik akan menjadi saraf
kardialis untuk masuk ke dalam jantung.Persarafan parasimpatis
berasal dari pusat nervus vagus di medulla oblongta; serabut
serabutnya akan bergabung dengan serabut simpatis di dalam pleksus
kardialis.Rangsang simpatis akan dihantar oleh asetilkolin.Struktur
Mikroskopis JantungJantung memiliki 3 lapisan1. Endokardium,
merupakan lapisan jantung yang paling dalam berbatasan dengan
lumen. Di bawah lapisan endokardium merupakan lapisan
subendokardium, lapis subendokardium memiliki serabut Purkinje yang
membentuk sistem penghantaran kelistrikan di jantung2. Miokardium,
merupakan lapisan tengah yang paling tebal dari ketiga lapis
jantung. Lapisan miokardium terdiri dari jaringan otot jantung.
Miokardium memiliki fungsiuntuk menghasilkan kontraksi otot jantung
yang mempoma ke berbagai arah. Ciri-ciri otot jantung: inti sel
banyak, letaknya di tengahbercabang memiliki diskus interkalaris3.
Epikardium, merupakan lapisan jantung yang paling luar yang
berbatasan dengan lapisan pericardium visceral.
Gambar 6. Lapisan Jantung Pembuluh Darah Secara umum terdapat 3
macam pembuluh darah yang dikenal di tubuh manusia, yakni arteri,
kapiler, dan vena. Masing-masing arteri dan vena memiliki pembagian
secara khusus, terutama menurut ukurannya. Lapisan yang menyusun
pembuluh darah dirutukan dari yang terdalam (lumen) adalah:1.
Tunika Intima, lapis terdalam yang memiliki endotel (sel selapis
pipih atau skuamosa) yang langsung menghadap ke lumen disertai
dengan jaringan ikat subendotel yang cenderung longgar atau
jarang;
2. Tunika Elastika Interna; Lamina elastika interna yang
bersebelahan dengan tunika intima.3. Tunika Media, yang kemungkinan
besar tersusun atas sel otot polos yang secara konsentris
mengelilingi lumen,disertai dengan serat kolagen (tipe III),
elastin, proteoglikan, serta zat amorf intraseluler. Lapis ini
merupakan lapis yang paling tebal;4. Tunika Elastika Eksterna; Pita
lain terdiri atas serat-serat elastis berombak terdapat pada
perifertunikamedia,disebut sebagaitunikaelastika eksterna.5. dan
Tunika Adventisia, yang cenderung tersusun atas jaringan pengikat
fibroelastis tak bermesotel. Kolagen tipe I juga sering ditemukan
di sini. Di lapisan ini pula kadang-kadang ditemukan vasa vasorum.
Vasa vasorum merupakan pembuluh darah yang memperdarahi sel-sel
hidup di tunika media dan tunika adventisia.Sementara itu tunika
intima biasanya mampu mengekstrak nutrisi dan oksigen dari darah
yang dilewatinya.VasaVasorum
Pada dinding arteri dan vena yang lebih besar terlalu tebal
untuk menerima nutrien langsung melalui difusi dari lumennya.
Itulah sebabnya dinding pembuluh darah besar dipasok oleh pembuliuh
darahnya sendiri yang kecil, pembuluh darah ini disebut vasa
vasorum(pembuluh darah yang memperdarahi pembuluh darah)
Vasa vasorum lebih banyakditemukan di vena daripada di arteri
karena vena lebih mengandung sedikit oksigen yang
teroksigenisasi.
Gambar 7. Lapisan Pembuluh Darah
Klasifikasi Arteri
1. Arteri besar (atau arteri elastik, conducting artery)
Arteriini kaya akan lembaran elastin di tunika media dan sering
tumpang tindihhingga ke tunika adventisia. Arteri ini dalam keadaan
segar tampak agak kekuningan akibat kaya akan elastin. Di lapis ini
pula sedikit terkandung otot polos. Tunika elastika interna dan
eksterna biasanya tidak ditemukan. Intima lebih tebal daripada
lapisan intima diarteri sedang.lamina elastika interna meskipun
ada, tidak jelas terlihat karena serupa dengan lamina-lamina
elastis dilapisan media.2 Vasa vasorum banyak ditemukan di tunika
adventisia.
2. Arteri sedang (atau arteri muskuler, distributing artery)
Arteri inidicirkan dengan kayanya otot polos sirkuler pada lapis
tunika media. Selain itu tunika elastika interna dan eksterna juga
jelas terlihat di sediaan. Arteri sedang berlumen bulat atau
lonjong, dindingnya tampak tebal untuk ukuran lumennya. Tunika
intima terdiri atas selapis sel endotel dengan jaringan ikat yang
tipis dibawahnya. Seperti pada arteriol, sel endotel tampak
berderet mengikuti kelak-kelok mengelilingi lumen. Tunika medianya
tebal, terdiri atas banyak otot polos yang tersusun melingkar.
Dalam tunika media sudah dapat ditemukan kapiler darah yang
mendarahi tunika media yang disebut vasa vasorum. Tunika elastika
eksterna juga jelas terlihat, tetapi tidak membentuk lapisan
sepadat tunika elastika interna.3. Arteriol(atau arteri kecil)
Arteriol ini memiliki diameter yang umumnya kurangdari 0,1 mm,
tunika intima terdiri atas endotel dengan subendotel didominasi
oleh kolagen tipe III, tunika elastika interna tampak untuk
arteriol yang cukup besar, tunika media tersusun atas lapisan otot
polos, jarang ditemukan tunika elastika eksterna, serta ditemukan
tunika adventisia.
4. Metarteriol merupakan arteriol yang menjadi sumber darah bagi
kapiler dan ukurannya sangat kecil. Perbedaan utama dengan arteriol
adalah lapisan otot polos metarteriol tidak kontinu (memiliki jarak
antar otot), menjadikan fungsi dari metarteriol ini menyerupai
suatu sfingter prekapiler yang mengatur masuknya darah ke dalam
bantalan kapiler
Gambar 8. Kiri: Gambaranpotongan melintang arteri besar (sediaan
aorta); Kanan: Gambaran potongan melintang arterisedang
(muskular)
Gambar 9. Potongan melintang suatu arteriol, perhatikan bahwa
terdapat lapisan otot polospada tunika media
Pembuluh darah pada vena:
Vena merupakan pembuluh balik yang mengalirkan darah kembali ke
jantung. Arteri dan vena biasanya hadirsecara berpasangan, dan vena
memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan arteri.Menurut ukuran
dan ketebalan lapisnya vena terbagi menjadi:1. Vena kecil. Vena
struktur histologinya sangat bervariasi, sehingga sulit menentukan
strukturnya dengan tepat. Cara menemukan dengan melihat arteri yang
berada disampingnya.2. Vena sedang merupakan kelanjutan dari venula
yang memiliki tunika intima tersusun atas endotel, lamina basal,dan
serat retikuler;.Lamina elastika interna sangat tipis, tunika
medianya tipis, susunan sabut-sabutnya berarah longitudinal. Letak
vena sedang selalu beriringan dengan arteri sedang3. Vena besar
dibedakan dari vena sedang melalui ketebalan jaringan ikat
subendotelnya yang lebih tebal. Lapisan paling tebal adalah tunika
adventitia, mengandung banyak sabut-sabut ototpolos yang berarah
longitudinal. Tunika media sangat tipis, sedangkan membraneelastika
interna pada tunika intimatidak jelas. Pada tunika adventitia,
tampak adanya vasa vasorum.4,5 Gambar 9. Vena besar dan vena
sedang, arteri sedang bersamaanMekanisme Sistem
KardiovaskularSistem sirkulasi terdiri dari 3 komponen dasar:
1. Jantung berfungsi sebagai pompa yang melakukan tekanan
terhadap darah untuk menimbulkan gradient tekanan yang diperlukan
agar darah dapat mengalir ke jaringan. Darah, seperti cairan lain,
mengalir dari daerah bertekanan lebih tinggi ke daerah bertekanan
lebih rendah sesuai penurunan gradient tekanan.
2. Pembuluh darah berfungsi sebagai saluran untuk mengarahkan
dan mendistribusikan darah dari jantung ke semua bagian tubuh dan
kemudian mengembalikannya ke jantung.
3. Darah berfungsi sebagai medium transportasi tempat
bahan-bahan yang akan disalurkan dilarutkan atau diendapkan.11.
Sirkulasi jantung
Sirkulasi jantung dibagi menjadi 2, yaitu sirkulasi pulmoner dan
sirkulasi sistemik. Sirkulasi pulmoner adalah jalur aliran darah
yang menuju dan meninggalkan jantung. Sisi kanan jantung menerima
terdeoksigenasi dari tubuh dan mengalirkannya ke paru-paru untuk
dioksigenasi. Darah yang sudah teroksigenasi kembali ke sisi kiri
jantung. Alur sirkulasi pulmoner adalah:
Atrium kanan katus trikuspidalis ventrikel kanan katup semilunar
trunkus pulmonar arteri pulmonalis kanan dan kiri kapiler paru
vena
pulmonalis atrium kiriSirkulasi sistemik adalah jalur aliran
darah yang menuju dan meninggalkan bagian seluruh tubuh. Sisi kiri
jantung menerima teroksigenasi dari paru-paru dan mengalirkannya ke
seluruh tubuh. Alur sirkulasi sistemik adalah:
Atrium kiri katup mitralis ventrikel kiri katup semilunar
trunkus aorta seluruh organ tubuh (otak, otot, ginjal, dll) vena
kava superior dan inferior atrium kanan.
Gambar 10. Sirkulasi Jantung2. Siklus jantung
Siklus jantung adalah periode dimulainya satu denyutan jantung
dan awal dari denyutan selanjutnya. Siklus jantung terdiri dari
periode sistol dan diastol. Sistol adalah periode kontraksi dari
ventrikel, dimana darah akan dikeluarkan dari jantung. Diastol
adalah periode relaksasi dari ventrikel, dimana terjadi pengisian
darah.. Kontraksi jantung menyebabkan perubahan tekanan dan volume
darah dalam jantung dan pembuluh utama yang mengatur pembukaan dan
penutupan katup jantung serta aliran darah yang melalui ruang-ruang
dan pembuluh darah. Walaupun sisi kiri dan kanan jantung memiliki
tekanan atrium dan ventrikel yang berbeda, sisi-sisi tersebut
berkontraksi dan berelaksasi bersamaan serta secara serempak
mengeluarkan volume darah yang sama. Selama masa diastole
(relaksasi), atrium secara pasif terus-menerus menerima darah dari
vena kava superior dan inferior, dan vena pulmonalis. Diastol dapat
dibagi menjadi dua proses yaitu relaksasi isovolumetrik dan
ventricular filling. Pada relaksasi isovolumetrik terjadi ventrikel
yang mulai relaksaasi, katup semilunar dan katup atrioventrikularis
tertutup dan volume ventrikel tetap tidak berubah. Darah mengalir
dari atrium menuju ventrikel melalui katup AV yang terbuka. Tekanan
ventrikular mulai meningkat saat ventrikel mengembang untuk
menerima darah yang masuk. Katup semilunar aorta dan pulmonar
menutup karena tekanan dalam pembuluh-pembuluh lebih besar daripada
tekanan dalam ventrikel. Pada ventricular filling dimana tekanan
dari atrium lebih tinggi dari tekanan di ventrikel, katup mitral
dan katup tricuspid akan terbuka sehingga ventrikel akan terisi 80%
dan akan mencapai 100 % jika atrium berkontraksi. Akhir diastole
ventrikular, nodus SA melepas impuls, atrium berkontraksi dan
peningkatan tekanan dalam atrium mendorong darah menuju ventrikel.
Volume total yang masuk ke dalam diastol disebut End Diastolic
VolumeSistolik dapat dibagi menjadi dua proses yaitu kontraksi
isovolumetrik dan ejeksi ventrikel. Kemudian saat sistole
ventrikular, aktivitas listrik menjalar ke ventrikel yang mulai
berkontraksi. Tekanan dalam ventrikel meningkat dengan cepat dan
mendorong katup AV untuk segera menutup. Ventrikel kemudian menjadi
rongga tertutup dan volume darah tidak dapat berubah. Ini disebut
periode kontraksi isovolumetrik.Pada ejeksi ventrikel , tekanan
dalam ventrikel lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan pada aorta
dan pulmoner sehingga katup aorta dan katup pulmoner terbuka dan
akhirnya darah akan dipompa ke seluruh tubuh. Pada saat ini terjadi
pemendekan dari otot. Sisa darah yang terdapat di ventrikel disebut
End Systolic Volume.
Dua bunyi jantung utama dalam keadaan normal dapat didengar
dengan stetoskop selama siklus jantung.Bunyi jantung pertama
bernada rendah, lunak, dan relatif lama-sering dikatakan terdengar
seperti lub. Bunyi jantung kedua memiliki nada yang lebih tinggi,
lebih singkat dan tajam sering dikatakan dengan terdengar seperti
dup. Bunyi jantung pertama berkaitan dengan penutupan katup AV ,
sedangkan bunyi katup kedua berkaitan dengan penutupan katup
semilunar. Pembukaan tidak menimbulkan bunyi apapun. Bunyi timbul
karena getaran yang terjadi di dinding ventrikel dan arteri arteri
besar ketika katup menutup, bukan oleh derik penutupan katup. Bunyi
katup yang menutup merupakan bunyi jantung pertama. Jika kontraksi
ventrikel berlanjut, tekanan akan meningkat dengan cepat sehingga
mendorong katup semilunar aorta dan pulmoner untuk terbuka.
Kemudian, darah dikeluarkan dari ventrikel menuju aorta dan arteri
pulmonalis. Saat diastole ventrikular, ventrikel berepolarisasi dan
berhenti berkontraksi. Tekanan dalam ventrikel menurun tiba-tiba
sampai tekanan dibawah tekanan aorta dan trunkus pulmonar sehingga
katup semilunar menutup (bunyi jantung kedua). Ventrikel kembali
menjadi rongga tertutup dalam periode relaksasi isovolumetrik
karena semua katup menutup. Jika tekanan dalam ventrikel menurun
terus-menerus katup AV membuka dan siklus jantung dimulai kembali.
Dengan demikian bunyi jantung kedua menandakan permulaan diastol
ventrikel.63. Aktivitas listrik jantung
Kontraksi sel otot jantung terjadi oleh adanya potensial aksi
yang dihantarkan sepanjang membran sel otot jantung. Jantung akan
berkontraksi secara ritmik, akibat adanya impuls listrik yang
dibangkitkan oleh jantung sendiri atau suatu kemampuan yang disebut
autorhytmicity. Sifat ini dimiliki oleh sel khusus otot jantung.
Terdapat dua jenis khusus sel otot jantung, yaitu:
1. Sel kontraktil. Sel ini melakukan kerja mekanis, yaitu
memompa
2. Sel otoritmik. Sel ini mengkhususkan diri mencetuskan dan
menghantarkan potensial aksi yang bertanggung jawab untuk kontraksi
sel-sel pekerja.
Berbeda dengan sel saraf dan sel otot rangka yang memiliki
potensial membrane istirahat yang mantap. Sel-sel khusus jantung
tidak memiliki potensial membrane istirahat. Sel-sel ini
memperlihatkan aktivitas pacemaker (picu jantung), berupa
depolarisasi lambat yang diikuti oleh potensial aksi apabila
potensial membrane tersebut mencapai ambang tetap. Dengan demikian,
timbul potensial aksi secara berkala yang akan menyebar ke seluruh
jantung dan menyebabkan jantung berdenyut secara teratur tanpa
adanya rangsangan melalui saraf. Mekanisme yang mendasari
depolarisasi lambat pada sel jantung penghantar khusus masih belum
diketahui secara pasti. Di sel-sel otoritmik jantung, potensial
membaran tidak menetap antara potensial potensial aksi. Setelah
suatu potensial aksi, membrane secara lambat mengalami depolarisasi
atau bergeser ke ambang akibat inaktivitasi saluran K+. pada saat
yang sama ketika sedikit K+ ke luar sel karena penurunan tekanan K+
dan Na+, yang permeabilitasnya tidak berubah, terus bocor masuk ke
dalam sel. Akibatnya, bagian dalam secara perlahan menjadi kurang
negative; yaitu membrane secara bertahap mengalai depolarisasi
menuju ambang. Setelah ambang tercapai, dan saluran Ca++ terbuka,
terjadilah influks Ca++ secara cepat, menimbulkan fase naik dari
potensial aksi spontan. Fase saluran K+. inaktivitasi
saluran-saluran ini setelah potensial aksi usai menimbulkan
depolarisasi lambat berikutnya mencapai ambang.7,8Sel-sel jantung
yang mampu mengalami otoritmisitas ditemukan di lokasi-lokasi
berikut:
1. Nodus sinoatrium (SA), daerah kecil khusus di dinding atrium
kanan dekat lubang vena kava superior.2. Nodus atrioventrikel (AV),
sebuah berkas kecil sel-sel otot jantung khusus di dasar atrium
kanan dekat septum, tepat di atas pertautan atrium dan ventrikel.3.
Berkas HIS (berkas atrioventrikel), suatu jaras sel-sel khusus yang
berasal dari nodus AV dan masuk ke septum antar ventrikel, tempat
berkas tersebut bercabang membentuk berkas kanan dan kiri yang
berjalan ke bawah melalui seputum, melingkari ujung bilik ventrikel
dan kembali ke atrium di sepanjang dinding luar.4. Serat Purkinje,
serat-serta terminal halus yang berjalan dari berkas HIS dan
menyebar ke seluruh miokardium ventrikel seperti ranting-ranting
pohon.
Berbagai sel penghantar khusus memiliki kecepatan pembentukkan
impuls spontan yang berlainan. Simpul SA memiliki kemampuan
membentuk impuls spontan tercepat. Impuls ini disebarkan ke seluruh
jantung dan menjadi penentu irama dasar kerja jantung, sehingga
pada keadaan normal, simpul SA bertindak sebagai picu jantung.
Jaringan penghantar khusus lainnya tidak dapat mencetuskan
potensial aksi intriksiknya karena sel-sel ini sudah diaktifkan
lebih dahulu oleh potensial aksi yang berasal dari simpul SA,
sebelum sel-sel ini mampu mencapai ambang rangsangnya
sendiri.1Urutan kemampuan pembentukkan potensial aksi berbagai
susunan penghantar khusus jantung yaitu:
Nodus SA (pemacu normal) : 60-80 kali per menit
Nodus AV : 40-60 kali per menit
Berkas His dan serat purkinje : 20-40 kali per menit3. Sistem
Konduksi
Untuk memastikan rangsangan ritmik dan sinkron, serta kontraksi
otot jantung, terdapat jalur konduksi khusus dalam miokardium.
Jaringan konduksi ini memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
1. Otomatisasi : kemampuan untuk menimbulkan impuls secara
spontan
2. Ritmisasi : pembangkitan impuls yang teratur
3. Konduktivitas : kemampuan menghantarkan impuls
4. Daya rangsang : kemampuan berespons terhadap stimulasi
Impuls jantung biasanya berasal dari nodus sinoatrialis (SA).
Nodus SA terletak di dinding posterior atrium kanan dekat muara
vena kava superior. Impuls jantung kemudian menyebar dari nodus SA
menuju jalur konduksi khusus atrium dan ke otot atrium. Suatu jalur
antar-atrium (berkas Bachmann) mempermudah penyebaran impuls dari
atrium kanan ke atrium kiri. Jalur internodalanterior, tengah, dan
posteriormenghubungkan nodus SA dengan nodus atrioventrikularis
(VA). Penghantaran impuls relatif lambat melewati nodus VA karena
tipisnya serat di daerah ini dan konsentrasi taut selisih yang
rendah. Taut selisih merupakan mekanisme komunikasi antar sel yang
yang mempermudah konduksi impuls. Hasilnya adalah hambatan konduksi
impuls selama 0,9 detik melalui nodus AV. Hambatan hantaran melalui
nodus AV menyebabkan pengisian ventrikel menjadi optimal. Hambatan
AV juga melindungi ventrikel dari banyaknya impuls atrial
abnormal.
Berkas His menyebar dari nodus AV, yang memasuki selubung
fibrosa yang memisahkan atrium dari ventrikel. Berkas His berjalan
ke bawah di sisi kanan septum interventrikularis dan kemudian
bercabang menjadi serabut berkas kanan dan kiri. Serabut berkas
kiri berjalan secara vertikal melalui septum interventrikularis dan
kemudian bercabang menjadi bagian anterior dan posterior yang lebih
tebal. Berkas serabut kanan dan kiri kemudian menjadi serabut
Purkinje. Hantaran impuls melalui serabut Purkinje berjalan cepat
sekali karena berdiameter relatif besar dan memberikan sedikit
resistensi terhadap penyebaran hantaran. Waktu hantaran melalui
sistem Purkinje 150 kali lebih cepat dibandingkan dengan hantaran
melalui nodus AV. Dengan demikian, urutan normal rangsangan melalui
sistem konduksi adalah nodus SA, jalur-jalur atrium, nodus AV,
berkas His, cabang-cabang berkas, dan serabut Purkinje.6Pengaturan
Sistem Sirkulasi
Sistem sirkulasi banyak dipersarafi oleh serabut-serabut sistem
saraf otonom. Sistem saraf otonom dapat dibagi menjadi dua bagian,
yaitu sistem parasimpatis dan simpatis dengan efek yang saling
berlawanan dan bekerja bertolak belakang untuk mempengaruhi
perubahan pada denyut jantung. Serabut-serabut parasimpatis
mempersarafi nodus SA, otot-otot atrium, dan nodus AV melalui
nervus vagus. Stimulasi serabut parasimpatis menyebabkan pelepasan
asetilkolin. Stimulasi parasimpatis menghambat kerja jantung dengan
mengurangi frekuensi denyut jantung, kecepatan konduksi impuls
melalui nodus AV, dan juga mengurangi kekuatan kontraksi atrium dan
mungkin juga ventrikel. Respons terhadap stimulasi parasimpatis ini
disebut respons kolinergik atau respons vagal. Respons vagal
bersifat cepat, kuat, dan mampu mencapai regulasi denyut jantung
pada setiap denyutnya. Stimulasi vagal atau kolinergik yang
intensif mampu menurunkan frekuensi denyut jantung. Serabut
simpatis menyebar ke seluruh sistem konduksi dan miokardium, juga
pada otot polos pembuluh darah. Stimulasi simpatis atau adrenergik
juga menyebabkan terlepasnya epinefrin dan beberapa norepinefrin
dari medula adrenal. Epinefrin dan norepinefrin kemudian dibawa ke
semua bagian tubuh melalui aliran darah. Respons jantung terhadap
stimulasi simpatis diperantarai oleh pengikatan norepinefrin dan
epinefrin ke reseptor adrenergik tertentu: reseptor alfa () dan
reseptor beta (1 dan 2). Stimulasi reseptor , yang terutama
terletak pada sel-sel otot polos pembuluh darah, menyebabkan
terjadinya vasokonstriksi. Stimulasi reseptor 1 yang terutama
terletak pada nodus AV, nodus SA, dan miokardium, menyebabkan
peningkatan denyut jantung, peningkatan kecepatan hantaran melewati
nodus AV, dan peningkatan kontraksi miokardium. Stimulasi reseptor
2 menyebabkan vasodilatasi.
Pengaturan sistem saraf otonom terhadap sistem sirkulasi
membutuhkan komponen-komponen sebagai berikut: sensor, jalur
aferen, pusat integrasi, jalur eferen, dan reseptor.
Dua buah kelompok sensor yang utama adalah baroreseptor dan
kemoreseptor. Baroreseptor terletak di lengkung aorta dan sinus
karotikus. Reseptor ini peka sekali terhadap peregangan atau
perubahan dinding pembuluh darah akibat perubahan tekanan arteri.
Kemoreseptor terletak di badan karotis dan badan aorta yang peka
terhadap penurunan kadar oksigen dalam arteri, peningkatan tekanan
karbon dioksida, dan peningkatan kadar ion hidrogen (penurunan pH
darah). Apabila reseptor ini terangsang akan timbul dua jenis
respons refleks: peningkatan kecepatan denyut jantung dan diuresis
yang menyebabkan penurunan volume. Jalur aferen dalam nervus vagus
dan glosofaringeus membawa impuls saraf dari reseptor ke otak.
Pusat promotor atau pusat pengaturan sirkulasi terletak pada bagian
atas medula oblongata dan pons bagian bawah. Pusat kardioregulator
ini menerima impuls dari baroreseptor dan kemoreseptor, dan
meneruskannya ke jantung dan pembuluh darah melalui serabut saraf
simpatis dan parasimpatis. Jalur eferen dari pusat pengendalian
sirkulasi ke jantung terutama melalui nervus vagus untuk serabut
parasimpatis, sedangkan serabut simpatis melalui nervus kardiak.
Reseptor terletak pada sistem penghantar jantung, miokardium, dan
otot polos pembuluh darah. Stimulasi reseptor akan mengubah denyut
jantung, kecepatan konduksi AV, kekuatan kontraksi miokardium, dan
diameter pembuluh darah.6Enzim Kardiovaskular
Enzim Yang Berperan Dalam Sistem Kardiovaskuler
Enzim dapat ditemukan di seluruh tubuh dan dilepaskan untuk
mengaktifkan reaksi kimia dan tanggapan untuk mengambil tempat ini.
Cardiac zat kimia enzim terdiri dari protein yang penting untuk
mengaktifkan fungsi dari otot jantung. Enzim adalah katalis
biokimia. Dengan kata lain, enzim adalah molekul protein-besar yang
terbuat dari asam amino yang diperlukan untuk struktur tubuh,
fungsi, dan peraturan-yang membantu reaksi kimia terjadi. Enzim
jantung ditemukan dalam jaringan jantung, dan mereka berfungsi
sebagai katalis untuk berbagai reaksi biokimia jantung. Enzim-enzim
tersebut selalu hadir dalam darah, bahkan pada mereka dengan
kesehatan yang baik, tetapi mereka dilepaskan untuk konsentrasi
yang lebih tinggi ketika jaringan jantung menjadi rusak atau harus
bekerja lebih keras.
Enzim-enzim jantung utama yang ditemukan pada jaringan jantung
troponin T, troponin I, creatine kinase (CK) / Kreatin
Phosphokinase (CPK), aminotranferase aspartate (AST) dan laktat
dehidrogenase (LDH). Enzim ini semua bangkit dan puncak pada waktu
yang berbeda setelah cedera otot jantung dan peningkatan dapat
tetap memuncak selama beberapa hari, meskipun kali ini juga
variabel dengan enzim yang berbeda.
Enzim adalah katalis biokimia. Dengan kata lain, enzim adalah
molekul protein-besar yang terbuat dari asam amino yang diperlukan
untuk struktur tubuh, fungsi, dan peraturan-yang membantu reaksi
kimia terjadi. enzim jantung ditemukan dalam jaringan jantung dan
mereka berfungsi sebagai katalis untuk berbagai reaksi biokimia
jantung. enzim jantung utama adalah Troponin dan Kreatin
Phosphokinase (CPK).
Kematian atau kerusakan pada sel-sel otot jantung mengarah ke
disintegrasi membran sel jantung, yang merupakan jaket luar dari
sel-sel otot. Kehilangan hasil sel membran dalam "bocor" enzim otot
jantung ke dalam darah yang mengarah ke tingkat tinggi enzim
jantung dalam darah setelah serangan jantung atau kerusakan jantung
lain.
1. CK MB (creatinin kinase MB)Enzim CK-MB dalam keadaan normal
ditemukan di dalam otot jantung dan dilepaskan ke dalam darah jika
terjadi kerusakan jantung. Peningkatan kadar enzim ini akan tampak
dalam waktu 6 jam setelah serangan jantung dan menetap selama 36-48
jam. Kadar enzim ini biasanya diperiksa pada saat penderita masuk
rumah sakit dan setiap 6-8 jam selama 24 jam berikutnya. Enzim CPK
(Creatine phosophokinase) juga penting, karena memberikan energi
yang dibutuhkan untuk gerakan oleh hati. Ketika otot jantung rusak
dalam kasus serangan jantung, konsentrasi tinggi enzim jantung yang
dilepaskan ke dalam aliran darah.
2. Troponin (cTn = cardiac specific Troponin)Troponin adalah
enzim jantung sangat penting, karena memainkan peran sentral dalam
cara kontrak otot jantung. Troponin kontrol bagaimana otot jantung
merespon sinyal yang diterima untuk kontraksi, dan mengatur gaya
yang kontraksi otot.
3. Lactic Dehydrogenase (LDH)
LDH yang paling sering diukur untuk memeriksa kerusakan
jaringan. LDH enzim dalam jaringan tubuh, terutama jantung, hati,
ginjal, otot rangka, otak, sel-sel darah, dan paru-paru.4. Serum
Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT)
Aminotransferase alanin (ALT)/SGPT merupakan enzim yang utama
banyak ditemukan pada sel hati serta efektif dalam mendiagnosis
dekstruksi hepatoseluler.Enzim ini juga ditemukan dalam jumlah
sedikit pada otot jantung, ginjal serta otot rangka. Kadar ALT/SGPT
seringkali dibandingkan dengan AST/SGOT untuk tujuan diagnostik.
ALT meningkat lebih khas daripada AST pada kasus nekrosis hati dan
hepatitis akut, sedangkan AST meningkat lebih khas pada nekrosis
miokardium (infark miokardium akut), sirosis, kanker hati,
hepatitis kronis dan kongesti hati. AST (SGOT) normalnya ditemukan
dalam suatu keanekaragaman dari jaringan termasuk hati, jantung,
otot, ginjal, dan otak.9Pemeriksaan EKG
Arus listrik yang dihasilkan oleh otot jantung selama
depolarisasi dan repolarisasi menyebar ke jaringan di sekitar
jantung dan dihantarkan melalui cairan-cairan tubuh. Sebagian kecil
aktivitas listrik ini mencapai permukaan tubuh dan dapat dideteksi
menggunakan elektrroda pencatat. Rekaman (catatan) yang dihasilkan
adalah elektrokardiogram atau EKG. Sebenarnya, istilah yang
digunakan adalah EKG, karena teknik ini dikembangkan oleh seorang
ilmuan berbahasa Jerman, Willian Einthoven, dan kardia adalah kata
untuk jantung dalam bahasa Jerman. Terdapat tiga pokok penting yang
harus diingat ketika mempertimbangkan apa yang sebenarnya diwakili
oleh EKG:
1. EKG adalah suatu rekaman mengenai sebagian aktivitas listrik
di cairan-cairan tubuh yang diinduksi oleh impuls jantung yang
mencapai permukaan tubuh bukan rekaman langsung aktivitas listrik
jantung yang sebenarnya.
2. EKG adalah rekaman kompleks yang menggambarkan penyebaran
keseluruhan aktivitas di jantung selama repolarisasi dan
depolarisasi. EKG bukan merupakan catatan mengenai sebuah potensial
aksi di sebuah sel pada suatu saat. Pada setiap saat rekaman
mewakili jumlah aktivitas listrik di semua sel otot jantung, yang
sebagian mungkin sedang mengalami potensial aksi, sementara yang
lain mungkin belum diaktifkan. Sebagai contoh, segera setelah nodus
SA menghasilkan potensial aksi, sel-sel atrium yang sedang
menjalani potensial aksi sementara sel-sel ventrikel masih dalam
keadaan beristirahat. Pada saat berikutnya, aktivitas listrik telah
menyebar ke sel-sel ventrikel sementara sel-sel atrium mengalami
repolarisasi. Dengan demikian, pola keseluruhan aktivitas listrik
jantung bervariasi sesuai waktu seiring dengan permabatan impuls ke
seluruh jantung.
3. Rekaman mencerminkan perbedaan voltase yang terdeteksi oleh
elektroda di dua titik yang berbeda di tubuh. Sebagai contoh, EKG
sama sekali tidak mencatat potensial otot ventrikel mengalami
depolarisasi atau repolarisasi sempurna; kedua elektroda mengamati
potensial yang sama, sehingga tidak terdapat perbedaan potensial
antara kedua elektroda yang direkam.
Pola pasti aktivitas listrik yang direkam dari permukaan tubuh
bergantung pada orientasi elektroda pencatat. Elektroda secara
bebas dapat dipandang sebagai mata yang melihat aktivitas listrik
dan memindahkannya ke rekaman yang dapat dilihat, catatan EKG.
Apakah yang direkam tersebut adalah defleksi ke atas atau defleksi
ke bawah ditentukan oleh orientasi elektroda berkenaan dengan
aliran arus di jantung. Sebagai contoh, penyebaran eksitasi ke
seluruh jantung terlihat berbeda dari lengan kanan dibandingkan
dengan kaki kiri, dan keduanya dilihat berbeda dari lengan kanan
dibandingkan dengan perekaman langsung di jantung. Walaupun proses
listrik yang terjadi di jantung sama, bentuk gelombang yang
mewakili aktivitas yang sama tersebut akan berbeda apabila dicatat
oleh elektroda-elektroda yang terletak di berbagai titik tubuh.
[6]Untuk menghasilkan perbandingan standar rekaman EKG rutin
terdiri 12 sadapanGelombang EKG dinyatakan dengan abjad Einthoven :
P,Q,R,S,T dan U
Gelombang P Depolarisasi atrium
Komplek QRS Depolarisasi ventrikel
Gelombang T Repolarisasi ventrikel.
Gambar elektrokardiogramGelombang P = Depolarisasi atriumSegmen
PR = Perlambatan nodus AVKompleks QRS = Depolarisasi ventrikel
(atrium mengalami repolarisasi secara bersamaan)Segmen ST = Waktu
yang diperlukan ventrikel untuk berkontraksi
dan mengosongkan dirinya
Gelombang T = Repolarisasi ventrikel
Interval TP = Waktu yang digunakan ventrikel untuk berelaksasi
dan
mengisi dirinya (folder).8III. KESIMPULAN
Sistem kardiovaskuler juga membawa sisa metabolisme untuk
dibuang melalui organ-organ eksresi. Sistem kardiovaskular, yang
mencakup jantung dan sistem sirkulasi, menghantarkan darah ke
seluruh tubuh, sehingga tiap sel menerima banyak suplai oksigen dan
bahan makanan.
Hambatan impuls-impuls memungkinkan pengaturan irama jantung.
Sistem ini merupakan modifikasi dari otot jantung yang disertai
tenaga ritmik spontan dan serabut saraf tertentu yaitu sino atrial
node (SA node), atrioventrikular node (AV Node), atrioventrikular
bundle (AV bundle , dan serabut penghubung terminal (serabut
purkinje).
Jantung mendapat persarafan dari cabang simpatis dan
parasimpatis dari susunan saraf otonom. System simpatis menggiatkan
kerja jantung sedangkan system parasimpatis bersifat menghambat
kerja jantung.Daftar Pustaka
1. Sherwood L. Fisiologi manusia : dari sel ke sistem. Ed.6.
Jakarta: EGC; 2011.
2. Netter FH. Atlas of Human Anatomy. 4thed. US: Saunders;
2006.
3. Van de Graaf KM. Human anatomy. 6thed. US: The McGraw-Hill
Companies; 2001.
4. Junqueira L.C, Carneiro J. Histologi dasar. Edisi ke-10.
Jakarta: EGC; 2007.
5. Gartner JP, Hiatt JL. Color textbookof histology. Third
edition. Philadelphia: Saunders Elsevier; 2007.2. 6. Kuchel P,
Ralston G.B. Biokimia. Jakarta: Erlangga; 2006.
7. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC;
2003.8. Guyton AC. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi ke-11.
Jakarta: EGC, 2007.
9. Ganong, W. F. Review of Medical Physiology 20th ed. London:
Prentice Hall International, Ltd; 2003.PBL Blok 8 :
Kardiovaskuler 1
1