Top Banner
Problem Based Learning Blok 8: Kardiovaskuler 1 Gangguan Kerja Jantung dan Mekanismenya DEVY ANGGI . S (NIM : 102011241) Kelompok A3 Email : devy.anggi @yahoo.com Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No.6 Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Telp. (021) 56942061 I. Pendahuluan Sistem kardiovaskuler merupakan sistem transportasi dalam tubuh yang berfungsi menghantarkan berbagai nutrisi, oksigen, air dan elektrolit menuju jaringan tubuh dan membawa berbagai sisa metabolisme jaringan ke alat ekskresi. Selanjutnya juga mengangkut panas sebagai hasil proses metabolisme sel keseluruh tubuh serta membawa berbagai hormon dari kelenjer endokrin ke organ sasaran. Sistem kardiovaskular merupakan suatu sistem transpor tertutup yang terdiri atas: jantung sebagai organ pemompa, komponen darah, sebagai pembawa materi oksigen dan nutrisi, dan pembuluh darah sebagai media yang mengalirkan komponen darah. Sistem kardiovaskuler merupakan sistem transportasi dalam tubuh. Ketiga komponen tersebut harus PBL Blok 8 : Kardiovaskuler 1 1
42

Problem Based Learning Blok 8

Sep 06, 2015

Download

Documents

anggi.s

i
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

Problem Based Learning Blok 8: Kardiovaskuler 1Gangguan Kerja Jantung dan Mekanismenya DEVY ANGGI . S

(NIM : 102011241)Kelompok A3Email : [email protected] Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara No.6 Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Telp. (021) 56942061I. PendahuluanSistem kardiovaskuler merupakan sistem transportasi dalam tubuh yang berfungsi menghantarkan berbagai nutrisi, oksigen, air dan elektrolit menuju jaringan tubuh dan membawa berbagai sisa metabolisme jaringan ke alat ekskresi. Selanjutnya juga mengangkut panas sebagai hasil proses metabolisme sel keseluruh tubuh serta membawa berbagai hormon dari kelenjer endokrin ke organ sasaran.

Sistem kardiovaskular merupakan suatu sistem transpor tertutup yang terdiri atas: jantung sebagai organ pemompa, komponen darah, sebagai pembawa materi oksigen dan nutrisi, dan pembuluh darah sebagai media yang mengalirkan komponen darah. Sistem kardiovaskuler merupakan sistem transportasi dalam tubuh. Ketiga komponen tersebut harus berfungsi dengan baik agar seluruh jaringan dan organ tubuh menerima suplai oksigen dan nutrisi yang adekuat. Otot jantung, pembuluh darah, sistem konduksi, suplai darah, dan mekanisme saraf jantung harus bekerja secara sempurna agar sistem kardiovaskular dapat berfungsi dengan baik. Semua komponen tersebut bekerja bersama-sama dan memengaruhi denyutan, tekanan, dan volume pompa darah untuk menyuplai aliran darah ke seluruh jaringan sesuai kebutuhan yang diperlukan oleh tubuh.II. PembahasanFungsi JantungFungsi jantung adalah sebagai pompa yang melakukan tekanan terhadap darah untuk menimbulkan gradien tekanan yang diperlukan agar darah dapat mengalir ke jaringan. Darah, seperti cairan lain, mengalir dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan rendah sesuai penurunan gradien tekanan.1Struktur Makroskopis JantungJantung merupakan organ muskular berongga yang bentuknya mirip piramid dan terletak di dalam perikardium di mediastinum. Jantung terletak diatas diafragma, miring ke depan kiri dan apeks kordis berada paling depan dari rongga dada. Apeks ini dapat diraba pada ruang sela iga 4 5 dekat garis medio- klavikuler kiri. Batas kranial dibentuk oleh aorta asendens, arteri pulmonal dan vena kava superior. Ukuran atrium kanan dan berat jantung tergantung pada umur, jenis kelamin, tinggi badan, lemak epikardium dan nutrisi seseorang.[1] Gambar 1. Anatomi dalam Jantung1. Ukuran dan Bentuk

Jantung berukuran kurang lebih sebesar kepalan tangan pemiliknya. Dengan berat 250 360 gr. Bentuknya seperti kerucut tumpul. Ujung atas yang lebar (dasar) mengarah ke bahu kanan; ujung bawah yang mengerucut (apeks) mengarah ke panggul kiri.2. Pelapis

Jantung ditutup oleh jaringan ikat tebal yaitu lapisan pericardium yang mengikat jantung ke rongga thoraks. Perikardium adalah kantong berdinding ganda yang dapat membesar dan mengecil, membungkus jantung dan pembuluh darah besar. Perikardium yang melapisi jantung terdiri dari dua lapisan: lapisan dalam (perikardium viseralis) dan lapisan luar (perikardium parietalis). Kedua lapisan perikardium ini dipisahkan oleh sedikit cairan pelumas, agar jantung mudah bergerak saat pemompaan darah serta mengurangi gesekan akibat gerakan pemompaan jantung. Perikardium parietalis melekat ke depan pada sternum, ke belakang pada kolumna vertebralis, dan ke bawah pada diafragma. Perlekatan ini menyebabkan jantung terletak stabil di tempatnya. Perikardium viseralis melekat secara langsung pada permukaan jantung.3. Dinding jantung

Dinding jantung tersusun dari tiga lapisan,a. Epikard, yang menutupi permukaan luar jantung.

b. Miokard, yaitu lapisan tengah yang terdiri atas otot jantung.

c. Endokard, yaitu lapisan terdalam terdiri atas jaringan endotel melapisi permukaan dalam jantung dan katup.4. Ruang jantung

Ada empat ruang jantung, yaitu atrium kanan dan kiri yang dipisahkan oleh septum interatriale, dan ventrikel kanan dan kiri yang dipisahkan oleh septum interventrikular.

Dinding atrium lebih tipis. Atrium menerima darah dari vena yang membawa darah kembali ke jantung. a. Atrium kanan terletak dalam bagian superior kanan jantung, menerima darah dari seluruh jaringan kecuali paru-paru yang dibawa oleh vena kava superior, inferior, dan sinus koronaria. Atrium kanan berfungsi sebagai tempat penyimpanan darah dan penyalur darah dari vena-vena sirkulasi sistemik yang mengalir ke ventrikel kanan.

b. Atrium kiri terletak di bagian superior kiri janrung, berukuran lebih kecil dari atrium kanan, tetapi dindingnya lebih tebal. Atrium kiri menerima darah teroksigenasi dari 4 vena pulmonalis yang berasal dari paru-paru. Atrium kiri memiliki dinding yang tipis dan bertekanan rendah.

Ventrikel berdinding tebal dan berfungsi untuk mendorong darah ke luar jantung menuju aorta dan arteri pulmonalis yang membawa darah meninggalkan jantung. c. Ventrikel kanan terletak di bagian inferior kanan pada apeks jantung. Darah meninggalkan ventrikel kanan melalui trunkus pulmonar dan mengalir melewati jalur yang pendek ke paru-paru. Ventrikel kanan berbentuk bulan sabit yang unik guna menghasilkan kontraksi bertekanan rendah yang cukup untuk mengalirkan darah ke dalam arteri pulmonalis. d. Ventrikel kiri terletak di bagian inferior kiri pada apeks jantung. Tebal dindingnya 3 kali tebal dinding ventrikel kanan. Darah meninggalkan ventrikel kiri melalui aorta dan mengalir ke seluruh bagian tubuh kecuali paru-paru. Ventrikel kiri memiliki otot-otot yang tebal dengan bentuk yang menyerupai lingkaran sehingga mempermudah pembentukan tekanan tinggi selama ventrikel berkontraksi.4. Katup jantung

Keempat katup jantung berfungsi untuk mempertahankan aliran darah searah melalui bilik-bilik jantung. Ada dua jenis katup, yaitu katup atrioventrikularis (AV), yang memisahkan atrium dan ventrikel, dan katup semilunaris, yang memisahkan arteri pulmonalis dan aorta dari ventrikel yang bersangkutan. Katup-katup ini membuka dan menutup secara pasif, menanggapi perubahan tekanan dan volume dalam bilik dan pembuluh darah jantung.

a. Katup atrioventrikularis

Daun-daun katup atrioventrikularis halus tetapi tahan lama. Katup trikuspidalis yang terletak antara atrium kanan dan ventrikel kanan mempunyai tiga buah daun katup. Katup mitralis yang memisahkan atrium kiri dan ventrikel kiri mempunyai dua buah daun katup. Daun katup dari kedua katup tersebut tertambat melalui berkas-berkas tipis jaringan fibrosa yang disebut korda tendinae. Korda tendinae akan meluas menjadi otot papilaris, yaitu tonjolan otot pada dinding ventrikel. Korda tendinae menyokong katup pada waktu kontraksi ventrikel untuk mencegah membaliknya daun katup ke dalam atrium.

b. Katup semilunaris

Kedua katup semilunaris sama bentuknya: katup ini terdiri dari 3 daun katup simetris menyerupai corong yang tertambat kuat pada anulus fibrosus. Katup aorta terletak antara ventrikel kiri dan aorta, sedangkan katup pulmonalis terletak antara ventrikel kanan dan arteri pulmonalis. Katup semilunaris berfungsi mencegah aliran kembali darah dari aorta atau arteri pulmonalis ke dalam ventrikel sewaktu ventrikel dalam keadaan istirahat.5. Vaskularisasi JantungPendarahan jantung, berasal dari aorta melalui dua pembuluh darah koroner utama yaitu arteri koroner kanan dan kiri. Kedua arteri ini keluar dari sinus valsalva aorta. Arteri koroner kiri bercabang menjadi ramus nodi sinoatrialis, ramus sirkumfleks dan ramus interventrikularis anterior. Arteri koroner kanan bercabang menjadi ramus nodi sinoatrialis, ramus marginalis dan ramus interventrikularis posterior.Aliran balik dari otot jantung dan sekitarnya melalui vena koroner yang berjalan berdampingan dengan arteri koroner, akan masuk ke dalam atrium kanan melalui sinus koronarius.Selain itu terdapat juga vena vena kecil yang disebut vena Thebesii, yang bermuara langsung ke dalam atrium kanan.Arteri

Arteri merupakan pembuluh yang bertugas membawa darah menjauhi jantung. Tujuannya adalah sistemik tubuh, kecuali a.pulmonalis yang membawa darah menuju paru untuk dibersihkan dan mengikat oksigen. Arteri terbesar yang ada dalam tubuh adalah aorta, yang keluar langsung dari ventrikel kiri jantung.

Aorta yang keluar keluar dari ventrikel kiri jantung sebagaiaorta ascendens. Kemudian, aorta ascendens mengalami percabangan yaituarcus aortasebelum melanjutkan diri sebagaiaorta descendens. Arcus aorta memiliki tiga percabangan yaitu:

1. A.brachiocephalic/a.anonyma. Arteri ini akan bercabang menjadia.carotis communis dextra, a.subclavia dextra dan a.thyroidea ima (yang mendarahi kelenjar thyroid bagian inferior).

2.A.carotis communis sinistra.

3.A. subclavia sinistra.

Gambar 2. Aorta dan cabang-cabangnya

Pendarahan arteri ekstremitas atas

Pendarahan ekstremitas atas disuplai oleh a.aksilaris, yang merupakan cabang dari a.subclavia (baik dextra maupun sinistra). A.aksilaris ini akan melanjutkan diri sebagaia.brachialisdi sisi ventral lengan atas, selanjutnya pada fossa cubiti akan bercabang menjadia.radialis(berjalan di sisi lateral lengan bawah, sering digunakan untuk mengukur tekanan darah dan dapat diraba pada anatomical snuffbox) dana.ulnaris(berjalan di sisi medial lengan bawah).

Gambar 3. Pendarahan lengan atas

A.radialis terutama akan membentukarkus volaris profundus, sedangkan a.ulnaris terutama akan membentukarkus volaris superfisialis, yang mana kedua arkus tersebut akan mendarahi daerah tangan dan jari-jari.

Gambar 4 . Arcus volaris

Vena

Vena merupakan pembuluh yang mengalirkan darah dari sistemik kembali ke jantung (atrium dextra), kecuali v.pulmonalis yang berasal dari paru menuju atrium sinistra. Semua vena-vena sistemik akan bermuara padavena cava superiordanvena cava inferior.

Pendarahan vena ekstremitas atas

Vena-vena yang ada di tangan, seperti v.intercapitular, v.digiti palmaris dan v.metacarpal dorsalis akan bermuara padav.cephalica danv.basilicadi lengan bawah. Dari distal ke proksimal, kedua vena ini akan mengalami percabangan dan penyatuan membentuk v.mediana cephalica, v.mediana basilica, v.mediana cubiti, v.mediana profundadanv. mediana antebrachiisebelum mencapai regio cubiti. Setelah regio cubiti, vena-vena tersebut kembali membentuk v.cephalica dan v.basilica. V.basilica akan bersatu denganv.brachialis(yang merupakan pertemuan v.radialis dan v.ulnaris) membentukv.aksilarisdi mana nantinya v.cephalica juga akan menyatu dengannya (v.aksilaris). V.aksilaris akan terus berjalan menuju jantung sebagaiv.subclavialalu beranastomosis dengan v.jugularis interna dan eksterna (dari kepala) membentukv.brachiocephalicauntuk selanjutnya masuk ke atrium dextra sebagai vena cava superior.1-3

Gambar 5. Pendarahan vena ekstremitas atas\6. Persarafan Jantung

Jantung dipersarafi oleh sistem saraf otonom yaitu saraf simpatis dan parasimpatis. Serabut-serabut saraf simpatis mempersarafi daerah atrium dan ventrikel termasuk pembuluh darah koroner.Saraf parasimpatis terutama memberikan persarafan pada nodus sinoatrial, atrioventrikular dan serabut serabut otot atrium, dapat pula menyebar ke ventrikel kiri.[2]Persarafan simpatis eferen preganglionik berasal dari medulla spinalis torakal atas, yaitu torakal 3- 6, sebelum mencapai jantung akan melalui pleksus kardialis kemudian berakhir pada ganglion servikalis superior, medial, atau inferior. Serabut post ganglionik akan menjadi saraf kardialis untuk masuk ke dalam jantung.Persarafan parasimpatis berasal dari pusat nervus vagus di medulla oblongta; serabut serabutnya akan bergabung dengan serabut simpatis di dalam pleksus kardialis.Rangsang simpatis akan dihantar oleh asetilkolin.Struktur Mikroskopis JantungJantung memiliki 3 lapisan1. Endokardium, merupakan lapisan jantung yang paling dalam berbatasan dengan lumen. Di bawah lapisan endokardium merupakan lapisan subendokardium, lapis subendokardium memiliki serabut Purkinje yang membentuk sistem penghantaran kelistrikan di jantung2. Miokardium, merupakan lapisan tengah yang paling tebal dari ketiga lapis jantung. Lapisan miokardium terdiri dari jaringan otot jantung. Miokardium memiliki fungsiuntuk menghasilkan kontraksi otot jantung yang mempoma ke berbagai arah. Ciri-ciri otot jantung: inti sel banyak, letaknya di tengahbercabang memiliki diskus interkalaris3. Epikardium, merupakan lapisan jantung yang paling luar yang berbatasan dengan lapisan pericardium visceral.

Gambar 6. Lapisan Jantung Pembuluh Darah Secara umum terdapat 3 macam pembuluh darah yang dikenal di tubuh manusia, yakni arteri, kapiler, dan vena. Masing-masing arteri dan vena memiliki pembagian secara khusus, terutama menurut ukurannya. Lapisan yang menyusun pembuluh darah dirutukan dari yang terdalam (lumen) adalah:1. Tunika Intima, lapis terdalam yang memiliki endotel (sel selapis pipih atau skuamosa) yang langsung menghadap ke lumen disertai dengan jaringan ikat subendotel yang cenderung longgar atau jarang;

2. Tunika Elastika Interna; Lamina elastika interna yang bersebelahan dengan tunika intima.3. Tunika Media, yang kemungkinan besar tersusun atas sel otot polos yang secara konsentris mengelilingi lumen,disertai dengan serat kolagen (tipe III), elastin, proteoglikan, serta zat amorf intraseluler. Lapis ini merupakan lapis yang paling tebal;4. Tunika Elastika Eksterna; Pita lain terdiri atas serat-serat elastis berombak terdapat pada perifertunikamedia,disebut sebagaitunikaelastika eksterna.5. dan Tunika Adventisia, yang cenderung tersusun atas jaringan pengikat fibroelastis tak bermesotel. Kolagen tipe I juga sering ditemukan di sini. Di lapisan ini pula kadang-kadang ditemukan vasa vasorum. Vasa vasorum merupakan pembuluh darah yang memperdarahi sel-sel hidup di tunika media dan tunika adventisia.Sementara itu tunika intima biasanya mampu mengekstrak nutrisi dan oksigen dari darah yang dilewatinya.VasaVasorum

Pada dinding arteri dan vena yang lebih besar terlalu tebal untuk menerima nutrien langsung melalui difusi dari lumennya. Itulah sebabnya dinding pembuluh darah besar dipasok oleh pembuliuh darahnya sendiri yang kecil, pembuluh darah ini disebut vasa vasorum(pembuluh darah yang memperdarahi pembuluh darah)

Vasa vasorum lebih banyakditemukan di vena daripada di arteri karena vena lebih mengandung sedikit oksigen yang teroksigenisasi.

Gambar 7. Lapisan Pembuluh Darah

Klasifikasi Arteri

1. Arteri besar (atau arteri elastik, conducting artery) Arteriini kaya akan lembaran elastin di tunika media dan sering tumpang tindihhingga ke tunika adventisia. Arteri ini dalam keadaan segar tampak agak kekuningan akibat kaya akan elastin. Di lapis ini pula sedikit terkandung otot polos. Tunika elastika interna dan eksterna biasanya tidak ditemukan. Intima lebih tebal daripada lapisan intima diarteri sedang.lamina elastika interna meskipun ada, tidak jelas terlihat karena serupa dengan lamina-lamina elastis dilapisan media.2 Vasa vasorum banyak ditemukan di tunika adventisia.

2. Arteri sedang (atau arteri muskuler, distributing artery) Arteri inidicirkan dengan kayanya otot polos sirkuler pada lapis tunika media. Selain itu tunika elastika interna dan eksterna juga jelas terlihat di sediaan. Arteri sedang berlumen bulat atau lonjong, dindingnya tampak tebal untuk ukuran lumennya. Tunika intima terdiri atas selapis sel endotel dengan jaringan ikat yang tipis dibawahnya. Seperti pada arteriol, sel endotel tampak berderet mengikuti kelak-kelok mengelilingi lumen. Tunika medianya tebal, terdiri atas banyak otot polos yang tersusun melingkar. Dalam tunika media sudah dapat ditemukan kapiler darah yang mendarahi tunika media yang disebut vasa vasorum. Tunika elastika eksterna juga jelas terlihat, tetapi tidak membentuk lapisan sepadat tunika elastika interna.3. Arteriol(atau arteri kecil) Arteriol ini memiliki diameter yang umumnya kurangdari 0,1 mm, tunika intima terdiri atas endotel dengan subendotel didominasi oleh kolagen tipe III, tunika elastika interna tampak untuk arteriol yang cukup besar, tunika media tersusun atas lapisan otot polos, jarang ditemukan tunika elastika eksterna, serta ditemukan tunika adventisia.

4. Metarteriol merupakan arteriol yang menjadi sumber darah bagi kapiler dan ukurannya sangat kecil. Perbedaan utama dengan arteriol adalah lapisan otot polos metarteriol tidak kontinu (memiliki jarak antar otot), menjadikan fungsi dari metarteriol ini menyerupai suatu sfingter prekapiler yang mengatur masuknya darah ke dalam bantalan kapiler

Gambar 8. Kiri: Gambaranpotongan melintang arteri besar (sediaan aorta); Kanan: Gambaran potongan melintang arterisedang (muskular)

Gambar 9. Potongan melintang suatu arteriol, perhatikan bahwa terdapat lapisan otot polospada tunika media

Pembuluh darah pada vena:

Vena merupakan pembuluh balik yang mengalirkan darah kembali ke jantung. Arteri dan vena biasanya hadirsecara berpasangan, dan vena memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan arteri.Menurut ukuran dan ketebalan lapisnya vena terbagi menjadi:1. Vena kecil. Vena struktur histologinya sangat bervariasi, sehingga sulit menentukan strukturnya dengan tepat. Cara menemukan dengan melihat arteri yang berada disampingnya.2. Vena sedang merupakan kelanjutan dari venula yang memiliki tunika intima tersusun atas endotel, lamina basal,dan serat retikuler;.Lamina elastika interna sangat tipis, tunika medianya tipis, susunan sabut-sabutnya berarah longitudinal. Letak vena sedang selalu beriringan dengan arteri sedang3. Vena besar dibedakan dari vena sedang melalui ketebalan jaringan ikat subendotelnya yang lebih tebal. Lapisan paling tebal adalah tunika adventitia, mengandung banyak sabut-sabut ototpolos yang berarah longitudinal. Tunika media sangat tipis, sedangkan membraneelastika interna pada tunika intimatidak jelas. Pada tunika adventitia, tampak adanya vasa vasorum.4,5 Gambar 9. Vena besar dan vena sedang, arteri sedang bersamaanMekanisme Sistem KardiovaskularSistem sirkulasi terdiri dari 3 komponen dasar:

1. Jantung berfungsi sebagai pompa yang melakukan tekanan terhadap darah untuk menimbulkan gradient tekanan yang diperlukan agar darah dapat mengalir ke jaringan. Darah, seperti cairan lain, mengalir dari daerah bertekanan lebih tinggi ke daerah bertekanan lebih rendah sesuai penurunan gradient tekanan.

2. Pembuluh darah berfungsi sebagai saluran untuk mengarahkan dan mendistribusikan darah dari jantung ke semua bagian tubuh dan kemudian mengembalikannya ke jantung.

3. Darah berfungsi sebagai medium transportasi tempat bahan-bahan yang akan disalurkan dilarutkan atau diendapkan.11. Sirkulasi jantung

Sirkulasi jantung dibagi menjadi 2, yaitu sirkulasi pulmoner dan sirkulasi sistemik. Sirkulasi pulmoner adalah jalur aliran darah yang menuju dan meninggalkan jantung. Sisi kanan jantung menerima terdeoksigenasi dari tubuh dan mengalirkannya ke paru-paru untuk dioksigenasi. Darah yang sudah teroksigenasi kembali ke sisi kiri jantung. Alur sirkulasi pulmoner adalah:

Atrium kanan katus trikuspidalis ventrikel kanan katup semilunar trunkus pulmonar arteri pulmonalis kanan dan kiri kapiler paru vena

pulmonalis atrium kiriSirkulasi sistemik adalah jalur aliran darah yang menuju dan meninggalkan bagian seluruh tubuh. Sisi kiri jantung menerima teroksigenasi dari paru-paru dan mengalirkannya ke seluruh tubuh. Alur sirkulasi sistemik adalah:

Atrium kiri katup mitralis ventrikel kiri katup semilunar trunkus aorta seluruh organ tubuh (otak, otot, ginjal, dll) vena kava superior dan inferior atrium kanan.

Gambar 10. Sirkulasi Jantung2. Siklus jantung

Siklus jantung adalah periode dimulainya satu denyutan jantung dan awal dari denyutan selanjutnya. Siklus jantung terdiri dari periode sistol dan diastol. Sistol adalah periode kontraksi dari ventrikel, dimana darah akan dikeluarkan dari jantung. Diastol adalah periode relaksasi dari ventrikel, dimana terjadi pengisian darah.. Kontraksi jantung menyebabkan perubahan tekanan dan volume darah dalam jantung dan pembuluh utama yang mengatur pembukaan dan penutupan katup jantung serta aliran darah yang melalui ruang-ruang dan pembuluh darah. Walaupun sisi kiri dan kanan jantung memiliki tekanan atrium dan ventrikel yang berbeda, sisi-sisi tersebut berkontraksi dan berelaksasi bersamaan serta secara serempak mengeluarkan volume darah yang sama. Selama masa diastole (relaksasi), atrium secara pasif terus-menerus menerima darah dari vena kava superior dan inferior, dan vena pulmonalis. Diastol dapat dibagi menjadi dua proses yaitu relaksasi isovolumetrik dan ventricular filling. Pada relaksasi isovolumetrik terjadi ventrikel yang mulai relaksaasi, katup semilunar dan katup atrioventrikularis tertutup dan volume ventrikel tetap tidak berubah. Darah mengalir dari atrium menuju ventrikel melalui katup AV yang terbuka. Tekanan ventrikular mulai meningkat saat ventrikel mengembang untuk menerima darah yang masuk. Katup semilunar aorta dan pulmonar menutup karena tekanan dalam pembuluh-pembuluh lebih besar daripada tekanan dalam ventrikel. Pada ventricular filling dimana tekanan dari atrium lebih tinggi dari tekanan di ventrikel, katup mitral dan katup tricuspid akan terbuka sehingga ventrikel akan terisi 80% dan akan mencapai 100 % jika atrium berkontraksi. Akhir diastole ventrikular, nodus SA melepas impuls, atrium berkontraksi dan peningkatan tekanan dalam atrium mendorong darah menuju ventrikel. Volume total yang masuk ke dalam diastol disebut End Diastolic VolumeSistolik dapat dibagi menjadi dua proses yaitu kontraksi isovolumetrik dan ejeksi ventrikel. Kemudian saat sistole ventrikular, aktivitas listrik menjalar ke ventrikel yang mulai berkontraksi. Tekanan dalam ventrikel meningkat dengan cepat dan mendorong katup AV untuk segera menutup. Ventrikel kemudian menjadi rongga tertutup dan volume darah tidak dapat berubah. Ini disebut periode kontraksi isovolumetrik.Pada ejeksi ventrikel , tekanan dalam ventrikel lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan pada aorta dan pulmoner sehingga katup aorta dan katup pulmoner terbuka dan akhirnya darah akan dipompa ke seluruh tubuh. Pada saat ini terjadi pemendekan dari otot. Sisa darah yang terdapat di ventrikel disebut End Systolic Volume.

Dua bunyi jantung utama dalam keadaan normal dapat didengar dengan stetoskop selama siklus jantung.Bunyi jantung pertama bernada rendah, lunak, dan relatif lama-sering dikatakan terdengar seperti lub. Bunyi jantung kedua memiliki nada yang lebih tinggi, lebih singkat dan tajam sering dikatakan dengan terdengar seperti dup. Bunyi jantung pertama berkaitan dengan penutupan katup AV , sedangkan bunyi katup kedua berkaitan dengan penutupan katup semilunar. Pembukaan tidak menimbulkan bunyi apapun. Bunyi timbul karena getaran yang terjadi di dinding ventrikel dan arteri arteri besar ketika katup menutup, bukan oleh derik penutupan katup. Bunyi katup yang menutup merupakan bunyi jantung pertama. Jika kontraksi ventrikel berlanjut, tekanan akan meningkat dengan cepat sehingga mendorong katup semilunar aorta dan pulmoner untuk terbuka. Kemudian, darah dikeluarkan dari ventrikel menuju aorta dan arteri pulmonalis. Saat diastole ventrikular, ventrikel berepolarisasi dan berhenti berkontraksi. Tekanan dalam ventrikel menurun tiba-tiba sampai tekanan dibawah tekanan aorta dan trunkus pulmonar sehingga katup semilunar menutup (bunyi jantung kedua). Ventrikel kembali menjadi rongga tertutup dalam periode relaksasi isovolumetrik karena semua katup menutup. Jika tekanan dalam ventrikel menurun terus-menerus katup AV membuka dan siklus jantung dimulai kembali. Dengan demikian bunyi jantung kedua menandakan permulaan diastol ventrikel.63. Aktivitas listrik jantung

Kontraksi sel otot jantung terjadi oleh adanya potensial aksi yang dihantarkan sepanjang membran sel otot jantung. Jantung akan berkontraksi secara ritmik, akibat adanya impuls listrik yang dibangkitkan oleh jantung sendiri atau suatu kemampuan yang disebut autorhytmicity. Sifat ini dimiliki oleh sel khusus otot jantung. Terdapat dua jenis khusus sel otot jantung, yaitu:

1. Sel kontraktil. Sel ini melakukan kerja mekanis, yaitu memompa

2. Sel otoritmik. Sel ini mengkhususkan diri mencetuskan dan menghantarkan potensial aksi yang bertanggung jawab untuk kontraksi sel-sel pekerja.

Berbeda dengan sel saraf dan sel otot rangka yang memiliki potensial membrane istirahat yang mantap. Sel-sel khusus jantung tidak memiliki potensial membrane istirahat. Sel-sel ini memperlihatkan aktivitas pacemaker (picu jantung), berupa depolarisasi lambat yang diikuti oleh potensial aksi apabila potensial membrane tersebut mencapai ambang tetap. Dengan demikian, timbul potensial aksi secara berkala yang akan menyebar ke seluruh jantung dan menyebabkan jantung berdenyut secara teratur tanpa adanya rangsangan melalui saraf. Mekanisme yang mendasari depolarisasi lambat pada sel jantung penghantar khusus masih belum diketahui secara pasti. Di sel-sel otoritmik jantung, potensial membaran tidak menetap antara potensial potensial aksi. Setelah suatu potensial aksi, membrane secara lambat mengalami depolarisasi atau bergeser ke ambang akibat inaktivitasi saluran K+. pada saat yang sama ketika sedikit K+ ke luar sel karena penurunan tekanan K+ dan Na+, yang permeabilitasnya tidak berubah, terus bocor masuk ke dalam sel. Akibatnya, bagian dalam secara perlahan menjadi kurang negative; yaitu membrane secara bertahap mengalai depolarisasi menuju ambang. Setelah ambang tercapai, dan saluran Ca++ terbuka, terjadilah influks Ca++ secara cepat, menimbulkan fase naik dari potensial aksi spontan. Fase saluran K+. inaktivitasi saluran-saluran ini setelah potensial aksi usai menimbulkan depolarisasi lambat berikutnya mencapai ambang.7,8Sel-sel jantung yang mampu mengalami otoritmisitas ditemukan di lokasi-lokasi berikut:

1. Nodus sinoatrium (SA), daerah kecil khusus di dinding atrium kanan dekat lubang vena kava superior.2. Nodus atrioventrikel (AV), sebuah berkas kecil sel-sel otot jantung khusus di dasar atrium kanan dekat septum, tepat di atas pertautan atrium dan ventrikel.3. Berkas HIS (berkas atrioventrikel), suatu jaras sel-sel khusus yang berasal dari nodus AV dan masuk ke septum antar ventrikel, tempat berkas tersebut bercabang membentuk berkas kanan dan kiri yang berjalan ke bawah melalui seputum, melingkari ujung bilik ventrikel dan kembali ke atrium di sepanjang dinding luar.4. Serat Purkinje, serat-serta terminal halus yang berjalan dari berkas HIS dan menyebar ke seluruh miokardium ventrikel seperti ranting-ranting pohon.

Berbagai sel penghantar khusus memiliki kecepatan pembentukkan impuls spontan yang berlainan. Simpul SA memiliki kemampuan membentuk impuls spontan tercepat. Impuls ini disebarkan ke seluruh jantung dan menjadi penentu irama dasar kerja jantung, sehingga pada keadaan normal, simpul SA bertindak sebagai picu jantung. Jaringan penghantar khusus lainnya tidak dapat mencetuskan potensial aksi intriksiknya karena sel-sel ini sudah diaktifkan lebih dahulu oleh potensial aksi yang berasal dari simpul SA, sebelum sel-sel ini mampu mencapai ambang rangsangnya sendiri.1Urutan kemampuan pembentukkan potensial aksi berbagai susunan penghantar khusus jantung yaitu:

Nodus SA (pemacu normal) : 60-80 kali per menit

Nodus AV : 40-60 kali per menit

Berkas His dan serat purkinje : 20-40 kali per menit3. Sistem Konduksi

Untuk memastikan rangsangan ritmik dan sinkron, serta kontraksi otot jantung, terdapat jalur konduksi khusus dalam miokardium. Jaringan konduksi ini memiliki sifat-sifat sebagai berikut:

1. Otomatisasi : kemampuan untuk menimbulkan impuls secara spontan

2. Ritmisasi : pembangkitan impuls yang teratur

3. Konduktivitas : kemampuan menghantarkan impuls

4. Daya rangsang : kemampuan berespons terhadap stimulasi

Impuls jantung biasanya berasal dari nodus sinoatrialis (SA). Nodus SA terletak di dinding posterior atrium kanan dekat muara vena kava superior. Impuls jantung kemudian menyebar dari nodus SA menuju jalur konduksi khusus atrium dan ke otot atrium. Suatu jalur antar-atrium (berkas Bachmann) mempermudah penyebaran impuls dari atrium kanan ke atrium kiri. Jalur internodalanterior, tengah, dan posteriormenghubungkan nodus SA dengan nodus atrioventrikularis (VA). Penghantaran impuls relatif lambat melewati nodus VA karena tipisnya serat di daerah ini dan konsentrasi taut selisih yang rendah. Taut selisih merupakan mekanisme komunikasi antar sel yang yang mempermudah konduksi impuls. Hasilnya adalah hambatan konduksi impuls selama 0,9 detik melalui nodus AV. Hambatan hantaran melalui nodus AV menyebabkan pengisian ventrikel menjadi optimal. Hambatan AV juga melindungi ventrikel dari banyaknya impuls atrial abnormal.

Berkas His menyebar dari nodus AV, yang memasuki selubung fibrosa yang memisahkan atrium dari ventrikel. Berkas His berjalan ke bawah di sisi kanan septum interventrikularis dan kemudian bercabang menjadi serabut berkas kanan dan kiri. Serabut berkas kiri berjalan secara vertikal melalui septum interventrikularis dan kemudian bercabang menjadi bagian anterior dan posterior yang lebih tebal. Berkas serabut kanan dan kiri kemudian menjadi serabut Purkinje. Hantaran impuls melalui serabut Purkinje berjalan cepat sekali karena berdiameter relatif besar dan memberikan sedikit resistensi terhadap penyebaran hantaran. Waktu hantaran melalui sistem Purkinje 150 kali lebih cepat dibandingkan dengan hantaran melalui nodus AV. Dengan demikian, urutan normal rangsangan melalui sistem konduksi adalah nodus SA, jalur-jalur atrium, nodus AV, berkas His, cabang-cabang berkas, dan serabut Purkinje.6Pengaturan Sistem Sirkulasi

Sistem sirkulasi banyak dipersarafi oleh serabut-serabut sistem saraf otonom. Sistem saraf otonom dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu sistem parasimpatis dan simpatis dengan efek yang saling berlawanan dan bekerja bertolak belakang untuk mempengaruhi perubahan pada denyut jantung. Serabut-serabut parasimpatis mempersarafi nodus SA, otot-otot atrium, dan nodus AV melalui nervus vagus. Stimulasi serabut parasimpatis menyebabkan pelepasan asetilkolin. Stimulasi parasimpatis menghambat kerja jantung dengan mengurangi frekuensi denyut jantung, kecepatan konduksi impuls melalui nodus AV, dan juga mengurangi kekuatan kontraksi atrium dan mungkin juga ventrikel. Respons terhadap stimulasi parasimpatis ini disebut respons kolinergik atau respons vagal. Respons vagal bersifat cepat, kuat, dan mampu mencapai regulasi denyut jantung pada setiap denyutnya. Stimulasi vagal atau kolinergik yang intensif mampu menurunkan frekuensi denyut jantung. Serabut simpatis menyebar ke seluruh sistem konduksi dan miokardium, juga pada otot polos pembuluh darah. Stimulasi simpatis atau adrenergik juga menyebabkan terlepasnya epinefrin dan beberapa norepinefrin dari medula adrenal. Epinefrin dan norepinefrin kemudian dibawa ke semua bagian tubuh melalui aliran darah. Respons jantung terhadap stimulasi simpatis diperantarai oleh pengikatan norepinefrin dan epinefrin ke reseptor adrenergik tertentu: reseptor alfa () dan reseptor beta (1 dan 2). Stimulasi reseptor , yang terutama terletak pada sel-sel otot polos pembuluh darah, menyebabkan terjadinya vasokonstriksi. Stimulasi reseptor 1 yang terutama terletak pada nodus AV, nodus SA, dan miokardium, menyebabkan peningkatan denyut jantung, peningkatan kecepatan hantaran melewati nodus AV, dan peningkatan kontraksi miokardium. Stimulasi reseptor 2 menyebabkan vasodilatasi.

Pengaturan sistem saraf otonom terhadap sistem sirkulasi membutuhkan komponen-komponen sebagai berikut: sensor, jalur aferen, pusat integrasi, jalur eferen, dan reseptor.

Dua buah kelompok sensor yang utama adalah baroreseptor dan kemoreseptor. Baroreseptor terletak di lengkung aorta dan sinus karotikus. Reseptor ini peka sekali terhadap peregangan atau perubahan dinding pembuluh darah akibat perubahan tekanan arteri. Kemoreseptor terletak di badan karotis dan badan aorta yang peka terhadap penurunan kadar oksigen dalam arteri, peningkatan tekanan karbon dioksida, dan peningkatan kadar ion hidrogen (penurunan pH darah). Apabila reseptor ini terangsang akan timbul dua jenis respons refleks: peningkatan kecepatan denyut jantung dan diuresis yang menyebabkan penurunan volume. Jalur aferen dalam nervus vagus dan glosofaringeus membawa impuls saraf dari reseptor ke otak. Pusat promotor atau pusat pengaturan sirkulasi terletak pada bagian atas medula oblongata dan pons bagian bawah. Pusat kardioregulator ini menerima impuls dari baroreseptor dan kemoreseptor, dan meneruskannya ke jantung dan pembuluh darah melalui serabut saraf simpatis dan parasimpatis. Jalur eferen dari pusat pengendalian sirkulasi ke jantung terutama melalui nervus vagus untuk serabut parasimpatis, sedangkan serabut simpatis melalui nervus kardiak. Reseptor terletak pada sistem penghantar jantung, miokardium, dan otot polos pembuluh darah. Stimulasi reseptor akan mengubah denyut jantung, kecepatan konduksi AV, kekuatan kontraksi miokardium, dan diameter pembuluh darah.6Enzim Kardiovaskular

Enzim Yang Berperan Dalam Sistem Kardiovaskuler

Enzim dapat ditemukan di seluruh tubuh dan dilepaskan untuk mengaktifkan reaksi kimia dan tanggapan untuk mengambil tempat ini. Cardiac zat kimia enzim terdiri dari protein yang penting untuk mengaktifkan fungsi dari otot jantung. Enzim adalah katalis biokimia. Dengan kata lain, enzim adalah molekul protein-besar yang terbuat dari asam amino yang diperlukan untuk struktur tubuh, fungsi, dan peraturan-yang membantu reaksi kimia terjadi. Enzim jantung ditemukan dalam jaringan jantung, dan mereka berfungsi sebagai katalis untuk berbagai reaksi biokimia jantung. Enzim-enzim tersebut selalu hadir dalam darah, bahkan pada mereka dengan kesehatan yang baik, tetapi mereka dilepaskan untuk konsentrasi yang lebih tinggi ketika jaringan jantung menjadi rusak atau harus bekerja lebih keras.

Enzim-enzim jantung utama yang ditemukan pada jaringan jantung troponin T, troponin I, creatine kinase (CK) / Kreatin Phosphokinase (CPK), aminotranferase aspartate (AST) dan laktat dehidrogenase (LDH). Enzim ini semua bangkit dan puncak pada waktu yang berbeda setelah cedera otot jantung dan peningkatan dapat tetap memuncak selama beberapa hari, meskipun kali ini juga variabel dengan enzim yang berbeda.

Enzim adalah katalis biokimia. Dengan kata lain, enzim adalah molekul protein-besar yang terbuat dari asam amino yang diperlukan untuk struktur tubuh, fungsi, dan peraturan-yang membantu reaksi kimia terjadi. enzim jantung ditemukan dalam jaringan jantung dan mereka berfungsi sebagai katalis untuk berbagai reaksi biokimia jantung. enzim jantung utama adalah Troponin dan Kreatin Phosphokinase (CPK).

Kematian atau kerusakan pada sel-sel otot jantung mengarah ke disintegrasi membran sel jantung, yang merupakan jaket luar dari sel-sel otot. Kehilangan hasil sel membran dalam "bocor" enzim otot jantung ke dalam darah yang mengarah ke tingkat tinggi enzim jantung dalam darah setelah serangan jantung atau kerusakan jantung lain.

1. CK MB (creatinin kinase MB)Enzim CK-MB dalam keadaan normal ditemukan di dalam otot jantung dan dilepaskan ke dalam darah jika terjadi kerusakan jantung. Peningkatan kadar enzim ini akan tampak dalam waktu 6 jam setelah serangan jantung dan menetap selama 36-48 jam. Kadar enzim ini biasanya diperiksa pada saat penderita masuk rumah sakit dan setiap 6-8 jam selama 24 jam berikutnya. Enzim CPK (Creatine phosophokinase) juga penting, karena memberikan energi yang dibutuhkan untuk gerakan oleh hati. Ketika otot jantung rusak dalam kasus serangan jantung, konsentrasi tinggi enzim jantung yang dilepaskan ke dalam aliran darah.

2. Troponin (cTn = cardiac specific Troponin)Troponin adalah enzim jantung sangat penting, karena memainkan peran sentral dalam cara kontrak otot jantung. Troponin kontrol bagaimana otot jantung merespon sinyal yang diterima untuk kontraksi, dan mengatur gaya yang kontraksi otot.

3. Lactic Dehydrogenase (LDH)

LDH yang paling sering diukur untuk memeriksa kerusakan jaringan. LDH enzim dalam jaringan tubuh, terutama jantung, hati, ginjal, otot rangka, otak, sel-sel darah, dan paru-paru.4. Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT)

Aminotransferase alanin (ALT)/SGPT merupakan enzim yang utama banyak ditemukan pada sel hati serta efektif dalam mendiagnosis dekstruksi hepatoseluler.Enzim ini juga ditemukan dalam jumlah sedikit pada otot jantung, ginjal serta otot rangka. Kadar ALT/SGPT seringkali dibandingkan dengan AST/SGOT untuk tujuan diagnostik. ALT meningkat lebih khas daripada AST pada kasus nekrosis hati dan hepatitis akut, sedangkan AST meningkat lebih khas pada nekrosis miokardium (infark miokardium akut), sirosis, kanker hati, hepatitis kronis dan kongesti hati. AST (SGOT) normalnya ditemukan dalam suatu keanekaragaman dari jaringan termasuk hati, jantung, otot, ginjal, dan otak.9Pemeriksaan EKG

Arus listrik yang dihasilkan oleh otot jantung selama depolarisasi dan repolarisasi menyebar ke jaringan di sekitar jantung dan dihantarkan melalui cairan-cairan tubuh. Sebagian kecil aktivitas listrik ini mencapai permukaan tubuh dan dapat dideteksi menggunakan elektrroda pencatat. Rekaman (catatan) yang dihasilkan adalah elektrokardiogram atau EKG. Sebenarnya, istilah yang digunakan adalah EKG, karena teknik ini dikembangkan oleh seorang ilmuan berbahasa Jerman, Willian Einthoven, dan kardia adalah kata untuk jantung dalam bahasa Jerman. Terdapat tiga pokok penting yang harus diingat ketika mempertimbangkan apa yang sebenarnya diwakili oleh EKG:

1. EKG adalah suatu rekaman mengenai sebagian aktivitas listrik di cairan-cairan tubuh yang diinduksi oleh impuls jantung yang mencapai permukaan tubuh bukan rekaman langsung aktivitas listrik jantung yang sebenarnya.

2. EKG adalah rekaman kompleks yang menggambarkan penyebaran keseluruhan aktivitas di jantung selama repolarisasi dan depolarisasi. EKG bukan merupakan catatan mengenai sebuah potensial aksi di sebuah sel pada suatu saat. Pada setiap saat rekaman mewakili jumlah aktivitas listrik di semua sel otot jantung, yang sebagian mungkin sedang mengalami potensial aksi, sementara yang lain mungkin belum diaktifkan. Sebagai contoh, segera setelah nodus SA menghasilkan potensial aksi, sel-sel atrium yang sedang menjalani potensial aksi sementara sel-sel ventrikel masih dalam keadaan beristirahat. Pada saat berikutnya, aktivitas listrik telah menyebar ke sel-sel ventrikel sementara sel-sel atrium mengalami repolarisasi. Dengan demikian, pola keseluruhan aktivitas listrik jantung bervariasi sesuai waktu seiring dengan permabatan impuls ke seluruh jantung.

3. Rekaman mencerminkan perbedaan voltase yang terdeteksi oleh elektroda di dua titik yang berbeda di tubuh. Sebagai contoh, EKG sama sekali tidak mencatat potensial otot ventrikel mengalami depolarisasi atau repolarisasi sempurna; kedua elektroda mengamati potensial yang sama, sehingga tidak terdapat perbedaan potensial antara kedua elektroda yang direkam.

Pola pasti aktivitas listrik yang direkam dari permukaan tubuh bergantung pada orientasi elektroda pencatat. Elektroda secara bebas dapat dipandang sebagai mata yang melihat aktivitas listrik dan memindahkannya ke rekaman yang dapat dilihat, catatan EKG. Apakah yang direkam tersebut adalah defleksi ke atas atau defleksi ke bawah ditentukan oleh orientasi elektroda berkenaan dengan aliran arus di jantung. Sebagai contoh, penyebaran eksitasi ke seluruh jantung terlihat berbeda dari lengan kanan dibandingkan dengan kaki kiri, dan keduanya dilihat berbeda dari lengan kanan dibandingkan dengan perekaman langsung di jantung. Walaupun proses listrik yang terjadi di jantung sama, bentuk gelombang yang mewakili aktivitas yang sama tersebut akan berbeda apabila dicatat oleh elektroda-elektroda yang terletak di berbagai titik tubuh. [6]Untuk menghasilkan perbandingan standar rekaman EKG rutin terdiri 12 sadapanGelombang EKG dinyatakan dengan abjad Einthoven : P,Q,R,S,T dan U

Gelombang P Depolarisasi atrium

Komplek QRS Depolarisasi ventrikel

Gelombang T Repolarisasi ventrikel.

Gambar elektrokardiogramGelombang P = Depolarisasi atriumSegmen PR = Perlambatan nodus AVKompleks QRS = Depolarisasi ventrikel (atrium mengalami repolarisasi secara bersamaan)Segmen ST = Waktu yang diperlukan ventrikel untuk berkontraksi

dan mengosongkan dirinya

Gelombang T = Repolarisasi ventrikel

Interval TP = Waktu yang digunakan ventrikel untuk berelaksasi dan

mengisi dirinya (folder).8III. KESIMPULAN

Sistem kardiovaskuler juga membawa sisa metabolisme untuk dibuang melalui organ-organ eksresi. Sistem kardiovaskular, yang mencakup jantung dan sistem sirkulasi, menghantarkan darah ke seluruh tubuh, sehingga tiap sel menerima banyak suplai oksigen dan bahan makanan.

Hambatan impuls-impuls memungkinkan pengaturan irama jantung. Sistem ini merupakan modifikasi dari otot jantung yang disertai tenaga ritmik spontan dan serabut saraf tertentu yaitu sino atrial node (SA node), atrioventrikular node (AV Node), atrioventrikular bundle (AV bundle , dan serabut penghubung terminal (serabut purkinje).

Jantung mendapat persarafan dari cabang simpatis dan parasimpatis dari susunan saraf otonom. System simpatis menggiatkan kerja jantung sedangkan system parasimpatis bersifat menghambat kerja jantung.Daftar Pustaka

1. Sherwood L. Fisiologi manusia : dari sel ke sistem. Ed.6. Jakarta: EGC; 2011.

2. Netter FH. Atlas of Human Anatomy. 4thed. US: Saunders; 2006.

3. Van de Graaf KM. Human anatomy. 6thed. US: The McGraw-Hill Companies; 2001.

4. Junqueira L.C, Carneiro J. Histologi dasar. Edisi ke-10. Jakarta: EGC; 2007.

5. Gartner JP, Hiatt JL. Color textbookof histology. Third edition. Philadelphia: Saunders Elsevier; 2007.2. 6. Kuchel P, Ralston G.B. Biokimia. Jakarta: Erlangga; 2006.

7. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC; 2003.8. Guyton AC. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi ke-11. Jakarta: EGC, 2007.

9. Ganong, W. F. Review of Medical Physiology 20th ed. London: Prentice Hall International, Ltd; 2003.PBL Blok 8 :

Kardiovaskuler 1

1