Top Banner
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berat badan merupakan permasalahan bagi masyarakat khususnya kaum wanita. Menurut riset kesehatan dasar kementerian kesehatan tahun 2007 dan 2010, perempuan dengan berat badan diatas ideal meningkat dari 23,8 persen menjadi 26,9 persen. Kemudian laki-laki dengan berat badan diatas normal meningkat dari 13,9 persen menjadi 16,6 persen. Banyak risiko akan penyakit yang ditimbulkan dari kelebihan berat badan, diantaranya penyakit kronis tidak menular seperti diabetes tipe II, tekanan darah tinggi, penyakit kardiovaskuler, dan termasuk kanker. Selain itu kelebihan berat badan dapat menyebabkan kerusakan pada sistem rangka, seperti mempengaruhi persendian, lutut, tumit, kaki dan punggung. Kelebihan berat badan juga menyulitkan kita dalam bergerak dan beraktivitas (Med Express, 2009). Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah berat badan, baik secara alami maupun modern. Mengatasi masalah berat badan secara alami dapat menggunakan dengan ekstrak curcuma xanthorrhiza dan Guazuma ulmifola. Curcuma xanthorrhiza digunakan untuk
46

Proanfis 3 Fixx

Dec 03, 2015

Download

Documents

Intan

pronfis
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Proanfis 3 Fixx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berat badan merupakan permasalahan bagi masyarakat khususnya kaum

wanita. Menurut riset kesehatan dasar kementerian kesehatan tahun 2007 dan 2010,

perempuan dengan berat badan diatas ideal meningkat dari 23,8 persen menjadi 26,9

persen. Kemudian laki-laki dengan berat badan diatas normal meningkat dari 13,9

persen menjadi 16,6 persen. Banyak risiko akan penyakit yang ditimbulkan dari

kelebihan berat badan, diantaranya penyakit kronis tidak menular seperti diabetes tipe

II, tekanan darah tinggi, penyakit kardiovaskuler, dan termasuk kanker. Selain itu

kelebihan berat badan dapat menyebabkan kerusakan pada sistem rangka, seperti

mempengaruhi persendian, lutut, tumit, kaki dan punggung. Kelebihan berat badan

juga menyulitkan kita dalam bergerak dan beraktivitas (Med Express, 2009).

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah berat badan, baik

secara alami maupun modern. Mengatasi masalah berat badan secara alami dapat

menggunakan dengan ekstrak curcuma xanthorrhiza dan Guazuma ulmifola. Curcuma

xanthorrhiza digunakan untuk mengobati penyakit hati dan ginjal, kemudian

Guazuma ulmifolia digunakan sebagai bahan pelangsing tubuh (Heyne, 1987). Selain

itu kandungan kafein dan katein pada Camelia sinensis dapat mengurangi akumulasi

lemak pada tubuh (Namita, Mukesh, & Vijay, 2012).

Perhitungan parameter-parameter efisiensi pencernaan seperti laju konsumsi,

laju pertumbuhan, laju pertumbuhan relatif, efisiensi pakan dan pencernaan, serta

efisiensi absorbsi kemudian penggunaan kandang metabolisme pada mencit yang

mempermudah pengukuran parameter-parameter sistem pencernaan dapat digunakan

untuk mengetahui permasalahan yang berkaitan dengan sistem pencernaan, seperti

kehilangan atau kelebihan berat badan. Penentuan parameter-parameter tersebut

penting untuk mengetahui apakah sistem pencernaan bekerja dengan efisien atau

Page 2: Proanfis 3 Fixx

tidak sehingga jika terdapat gangguan pada sistem pencernaan dapat diketahui lebih

awal. Selain hal tersebut dari hasil penentuan parameter-parameter efisiensi

pencernaan dapat dibuat penarikan kesimpulan tentang berbagai zat apa saja yang

dapat mempengaruhi nafsu makan hingga pembentukan lemak dalam tubuh.

Sehingga dari parameter-parameter pencernaan dan juga penggunaan kandang

metabolisme yang membantu pengukuran parameter-parameter sistem pencernaan

dapat diketahui pengaruh zat-zat tertentu seperti slimming tea dan kurkumin pada

mencit (Mus musculus).

1.2 Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dalam praktikum pendedahan dan pencernaan

mencit (Mus musculus) kali ini adalah:

1. Menentukan nilai parameter pencernaan untuk pendedahan slimming tea

pada mencit Mus musculus

2. Menentukan nilai parameter pencernaan untuk pendedahan kurkumin pada

mencit Mus musculus

3. Menentukan nilai parameter pencernaan untuk pendedahan akuades pada

mencit Mus musculus

Page 3: Proanfis 3 Fixx

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Pencernaan Mamalia

Sistem pencernaan mamalia tersusun oleh organ pencernaan atau saluran

pencernaan dan kelenjar aksesoris yang menyekresikan getah pencernaan dalam

saluran pencernaan. Pada dinding saluran pencernaan terdapat gerakan peristaltik

yang dilakukan otot polos, gerakan tersebut merupakan gelombang kontraksi

berirama. Gerakan peristaltik ini akan mendorong makanan di sepanjang saluran

tersebut. Sfingter adalah modifikasi lapisan otot pada persambungan antara segmen-

segmen pipa pencernaan. Pengolahan makan pada mamalia dimulai dari rongga

mulut, faring, dan esofagus. Makanan dilumasi terlebih dahulu dan kemudian

pencernaan dimulai di dalam rongga mulut, makanan dihaluskan dengan bantuan

enzim amilase yang mengubah karbohidrat menjadi gula. Kemudian faring adalah

persimpangan menuju trakea dan kerongkonga. di persimpangan menuju trakea dan

kerongkongan terdapat epiglotis yang umumnya mencegah makan masuk ke saluran

pernapasan atau trakea. Dari kerongkongan makanan di dorong ke dalam lambung

melalui gerakan peristaltik otot polos. Di dalam lambung makanan disimpan dan

disekresikan getah pencernaan yang mengubah makan menjadi kim asam. Setelah

dari lambung makanan bergerak kedalam usus halus, di dalam usus halus nutrien

makanan diserap. Kemudian di dalam usus besar terjadi penyerapan kembali air dan

terjadi sintesi vitamin oleh bakteri dalam lambung. Kemudian fese dikeluarkan

melalui anus (Reece, Taylor, Simon, & Dickey, 2012).

2.2 Curcuma xanthorizza (Berkaitan Dengan Pencernaan)

Curcuma xanthorizza atau yang disebut sebagai temulawak mengandung tiga

komponen yaitu bisdemethoxycurcumin, demethoxcycurcumin, dan curcumin

(Ruslay, et al., 2007). Rimpang Curcuma xanthorrhiza berbau aromatik tajam,

Page 4: Proanfis 3 Fixx

rasanya pahit dan agak pedas (Dalimartha, 2006). Pada bagian rimpang dari Curcuma

xanthorrhiza digunakan sebagai obat. Khasiat dari Curcuma xanthorrhiza adalah

menurunkan kadar kolestrol yang tinggi, mengatasi gangguan hati dan empedu,

radang lambung, gangguan pencernaan, dan gangguan pada saat menstruasi

(Hembing, 2008). Temulawak (Curcuma xanthorizza) merupakan salah satu jenis

bahan yang mengandung komponen kurkuminoid dan minyak atsiri (Dharma, 1987).

Kandungan curcumin dalam Curcuma xanthorizza dapat menurunkan volume

kantung empedu (Rasyid & Lelo, 1999) dan fungistatik terhadap jamur dan

bakteriostatik pada mikroba Staphyllococcus sp. dan Salmonella sp. (Dalimartha,

2006).

2.3 Guazumae folium

Guazumae ulmifolia lamk. atau disebut Jati Belanda adalah tanaman

berbentuk semak atau pohon dengan tinggi 10-20 meter, termasuk suku Streculiaceae

dan kelas Diccotyledonae. Tanaman ini memiliki pangkal daun menjorong

membentuk jantung, ujung daunnya lancip, permukaan atas berbulu tetpi jarang

sedangkan permukaan bawah berburu rapat. Bunganya berwarna kuning dan

berbintik-bintik merah sedangkan buahnya beruang lima dan berwarna hitam (Heyne,

1987). Penggunaan ekstrak daun Jati Belanda secara tradisional sebagai obat

pelangsing sudah banyak dilakukan, aktivitas pelangsing dari ekstrak daun Jati

Belanda biasanya disebabkan oleh adanya tannin dan getah lender dalam ekstrak

tersebut (Dzulkarnian & L., 1996).

2.4 Theae folium

Theae folium atau yang disebut Camelia sinensis merupakan famili Theaceae.

Teh ini mengandung katein yang berfungsi sebagai antioksidan in vitro maupun in

vivo. Selain kandungan katein, teh ini juga mengandung vitamin dan mineral yang

dapat meningkatkan poteni antioksidan. Tanaman ini banyak dibudidayakan hampir

di seluruh dunia. Tanaman teh ini banyak digunakan sebagai tanaman obat di India,

Page 5: Proanfis 3 Fixx

Cina, Jepang dan Thailand. Kemudian kandungan kafein dan katein pada Camelia

sinensis dapat mengurangi akumulasi lemak pada tubuh (Namita, Mukesh, & Vijay,

2012).

2.5 Pendedahan IP, IV, Subkutan, IM, dan Oral Gavage

Injeksi intravena memiliki keunggulan dibandingkan dengan pendedahan

yang lain. Keunggulan tersebut ialah cairan dengan konsentrasi tinggi, pH tinggi atau

rendah dapat diberikan dengan cara pendedahan intravena. Senyawa yang sulit

diserap oleh saluran pencernaan dapat diberikan dengan cara pendedahan intravena.

Pendedahan ini sangat memerlukan keahlian dan ketrampilan. Pendedahan intravena

dilakukan pada bagian ekor mencit. Pendedahan dilakukan dibagian ekor mencit

karena ekor mencit banyak terdapat vena dan mudah dilihat jika ekor mencit

dipanaskan terlebih dahulu (Weiss, Taylor, Zimmermann, & Nehbendahl, 2000).

Intramuskular adalah pendedahan yang dilakukan pada otot mencit.

Pendedahan ini sebaiknya dihindari karena mengingat otot mencit yang sangat kecil.

Pendedahan ini biasanya dilakukan pada otot bagian femur yang lebih besar

dibandingkat otot pada bagian lain. Teknik dan pengendalian diri yang baik perlu

dilakukan dan juga pendedahan intramuskular sebaiknya hanya dilakukan oleh tenaga

yang terlatih (Nebendahl, 2000).

Pendedahan Intraperiteoneal merupakan jalur yang umum digunakan karena

teknis yang sederhana dan mudah. Penyerapan dengan metode ini membutuhkan

waktu yang cukup lama. Tingkat penyerapan dari jalur pendedahan ini biasanya satu

setengah sampai seperempat dari kecepatan pendedahan intravena. Jalur pendedahan

ini hanya bisa dilakukan dengan larutan yang isotonik dengan tubuh dan volume yang

cukup besar. Jalur pendedahan ini kurang toleransi terhadap larutan dengan pH non-

fisiologis (Woodard, 1965).

Pendedahan subkutan mudah dilakukan dan jarang menyakitkan. Kemudian

tingkat penyerapan dari jalur pendedahan ini lebih rendah dibandingkan dengan jalur

Page 6: Proanfis 3 Fixx

pendedahan intraperitoneal atau intramuskular. Pendedahan subkutan dilakukan

kedalam kulit longgar selama interskapula atau daerah inguinal (Nebendahl, 2000).

Oral gavage merupakan metode yang paling sederhana untuk pendedahan

karena memberikan substansi dengan makanan ataupun air minum. Namun, jalur

pendedahan ini sulit dilakukan dengan substansi yang tidak larut atau zat kimia yang

tidak stabil dalam air minum maupun ketika substansi mengiritasi mukosa dari

saluran pencernaan. Jalur pendedahan ini dilakukan dengan cara memasukan

substansi dalam syringe langsung kedalam lambung mencit melalui mulut (Weiss,

Taylor, Zimmermann, & Nehbendahl, 2000).

2.6 Dosis-Dosis Pendedahan

Menurut Fox (2007), Sebelum melakukan pendedahan zat kepada hewan, ada

beberapa hal yang harus deperhatikan diantaranya pH, sterilitas, sifat kimia dari zat

yang digunakan, dosis yang diberikan, frekuensi pendedahan, volume yang akan

didedahkan, dan jalur pendedahan. Dalam pendedahan, terutama pendedahan zat

kepada Mus musculus, terdapat dosis-dosis tertentu yang perlu diperhatikan. Dosis-

dosis tersebut pada tabel 2.1.

Tabel 2.1 Dosis pendedahan pada Mus musculus

2.7 Parameter-Parameter Terkait Sistem Pencernaan

Parameter-parameter yang terkait dengan sistem pencernaan diantaranya

adalah laju pertumbuhan, laju konsumsi pakan, laju pertumbuhan relatif, efisiensi

pakan, efisiensi pencernaan dan efisiensi penyerapan (Areej, et al., 2012).

Page 7: Proanfis 3 Fixx

Laju konsumsi pakan mencit merupakan jumlah pakan yang dikonsumsi oleh

mencit dengan satuan waktu per harinya. Rumus dari laju konsumsi pakan

mencit adalah laju konsumsi (CR )=C (gram)t (hari)

Efisiensi pakan adalah kemampuan mencit mengubah pakan yang dikonsumsi

ke dalam bentuk tambahan bobot berat tubuh.

Laju pertumbuhan relatif (RGR)¿(W t−W 0 )

W 0

x100 %

Laju konsumsi relatif = (makanan yang dikonsumsi per hari/ Parameter

tersebut dapat diukur berdasarkan perhitungan berikut berat hewan rata-rata) x

100%

Laju pertumbuhan (GR)= Berat tubuh yang didapatkan per harinya

Efisiensi absorpsi ( AE )= Wt−WOC−F−U

×100 %

2.8 Kandang Metabolisme

Dalam perkembangan dan penelitian ilmu gizi kandang metabolisme berperan

sangat penting. Kandang metabolisme digunakan sebagai eksperimen untuk

menentukan parameter-parameter seperti kebutuhan akan nutrisi oleh hewan,

kemampuan mencerna nutrisi, ekresi endogen, keseimbangan mineral dalam tubuh,

dan lau ekskresi urin. Prinsip kerja kandang metabolisme itu sendiri adalah dengan

pengambilan data dari jumlah dan frekuensi hasil ekresi yang dikeluarkan oleh hewan

tersebut (Hendriks, S., & Tarttekin, 1999).

Kandang metabolisme tersusun dari bagian atas dengan atap yang terbuat dari

bahan polikarbonat. Bagian luar, terdapat tempat pakan yang ukurannnya telah

disesuaikan agar hewan tidak bersarang di dalamnya. Tempat makan dibuat dengan

laci agar tidak ada kontaminasi antara urin dengan pakan. Bagian bawah kandang

terdapat tabung wadah urin untuk menampung urin yang nantinya akan diukur.

Page 8: Proanfis 3 Fixx

Sedangkan untuk fases hewan dialirkan ke bagian corong lainnya yang dibawahnya

sudah tersedia tabung untuk mengumpulkan feses (Tarland, 2007). Contoh kandang

metabolisme pada gambar 2.1.

Gambar 2.1 Kandang metabolisme

(sumber: Tarland, 2007)

Page 9: Proanfis 3 Fixx

BAB III

METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan

Pada pratikum pendedahanzat dan sistem pencernaan Mus musculus ini, alat

dan bahan yang digunakan terdapat pada tabel 3.1.

Tabel 3.1 Alat dan bahan

Alat Bahan

1. Kandang metabolisme

2. Sarung tangan (glove)

3. Timbangan digital

4. Syringe dan jarum suntik

5. Wadah penampung feses

6. Gelas penampung urin

7. Gelas kimia

8. Tabung falcon

9. Botol vial

10. Baki preparasi

11. Jarum gavage

12. Oven

1. Mencit (Mus

musculus)

2. Pakan mencit

3. Akuades

4. Alumunium foil

5. Larutan NaCl 0,9%

6. Alkohol 70%

7. Deterjen

8. Zat yang didedahkan

(akuades, kurkumin,

slimming tea)

3.2 Cara Kerja

3.2.a Pendedahan Zat pada Mencit (Mus musculus)

3.2.a.1 Injeksi Intravena

Sebelum melakukan praktikum, kelengkapan alat dan bahan disiapkan serta

dicek kelayakannya agar memadai saat dilakukan praktikum. Saat praktikum baru

Page 10: Proanfis 3 Fixx

dimulai,disiapkan syringe bervolume 1 mL dengan jarum suntik maksimal

berdiameter 27 gauge. Selanjutnya syringe diisi dengan NaCl 0,9% sebanyak yang

dibutuhkan. Setelah syringe siap, mencit diposisikan ekornya keluar dri jeruji

kandang ataupun tabung falcon. Suntikan dilakukan pada salah satu diantara dua vena

pada lateral ekor mencit, lalu ekor ditahan menggunakan jempol dan telunjuk tangan.

Alkohol 70% dioleskan pada bagian yang akan disuntik. Saat dilakukan penyuntikan,

jarum suntik disejajarkan dengan vena, lalu diinjeksi dengan perlahan. Bagian yang

baru saja disuntik diolesi dengan alkohol 70%.

3.2.a.2 Injeksi Intraperitonial

Alat yang digunakan dipersiapkan sama dengan saat percobaan injeksi

intravena. Pada saat melakukan injeksi intraperitonial, mencit dipegang dengan

prosedur yang benar (jari telunjuk dan jempol tangan memegang kulit bagian

punggung hingga leher secara erat). Alkohol lalu dioleskan pada bagian yang akan

disuntik. Selanjutnya jarum suntik dimasukkan pada bagian kanan abdomen mencit.

Sebelum diinjeksikan zatnya, terlebih dahulu dilakukan aspirasi. Injeksi dilakukan

ketika tidak terjadi perubahan warna paa syringe saat dilakukan aspirasi. Untuk

sentuhan akhirnya, alkohol 70% dioleskan pada bagian yang telah disuntik.

3.2.a.3 Injeksi Intramuskular

Zat yang akan didedahkan dipersiapkan terlebih dahulu, yaitu NaCl 0,9%.

Kemudian syringe diisi dengan zat yang akan didedahkan hingga mencapai volume

yang diinginkan, saat mengisi syringe dihindari adanya gelembung udara pada

syringe dan jarum suntik. Sebelum dilakukannya injeksi mencit dibius terlebih

dahulu, saat akan dibius mencit diposisikan bagian ventral menghadap atas. Pada

bagian yang akan disuntik dioleskan alkohol 70%. Selanjutnya ujung jarung suntik

diarahkan jauh dari femur dan saraf sciatic. Kemudian jarum suntik dimasukkan

melalui kulit dan masuk kedalam otot. Jika tidak terdapat darah atau cairan tubuh

Page 11: Proanfis 3 Fixx

berarti prosedur sudah benar. Pada bagian yang telah disuntik kemudian dioleskan

alkohol 70%.

3.2.a.4 Injeksi Subkutan

Alat yang digunakan pada percobaan injeksi subkutan sama dengan saat

percobaan injeksi intravena. Pada injeksi subkutan, mencit dipegang dengan cara

menarik kulit. Alkohol 70% dioleskan pada kulit yang akan disuntik. Injeksi

dilakukan pada bagian dasar kulit yang telah ditarik sebelumnya. Selanjutnya alkohol

70% dioleskan pada bagian yang baru saja disuntik.

3.2.a.5 Oral Gavage

Setelah disiapkan alat dan bahan untuk percobaan oral gavage, mencit

dipegang terlentang dengan memegang leher bagian dorsal. Lalu jalur gavage diukur

secara eksternal dari ujung hidung. Jarum gavage diposisikan ke kanan atau ke kiri

dari gigi seri. Dengan bantuan tabung, kepala mencit diluruskan hingga esophagus.

Zat diinjeksi ketika jarum mencapai kedalaman yang diinginkan.

3.2.b Sistem Pencernaan Mencit (Mus musculus)

3.2.b.1 Inisiasi

Mus musculus ditimbang dan dicatat berat badannya, kemudian dimasukkan

ke dalam kandang metabolisme yang telah disiapkan. Dimasukkan pakan sebanyak

10% dari berat badan Mus musculus ke dalam tempat pakan dan diberikan minum

secara ad libitum. Wadah penampung feses dan gelas penampung urin ditimbang dan

ditempatkan di bawah saluran feses dan saluran urin.

3.2.b.2 Pemeliharaan dan Pemberian Perlakuan

Page 12: Proanfis 3 Fixx

Selama pemeliharaan dan pemberian perlakuan, dilakukan penimbangan berat

badan Mus musculus setiap hari. Mus musculus dikeluarkan dari kandang, ditimbang,

dan dicatat berat badannya. Setiap hari Mus musculus juga didedah, jarum gavage

dipasang pada syringe, lalu dimasukkan zat ke dalam alat gavage. Mus musculus

kemudian ditangkap dan diposisikan secara vertikal. Dimasukkan alat gavage ke

dalam kerongkongan mencit lalu zat diinjeksi. Alat gavage dikeluarkan lalu dicuci

dengan air keran, air sabun, dan akuades secara berturut-turut dan Mus musculus

dikembalikan ke kandang.

Dilakukan juga penimbangan dan pemberian pakan setiap hari. Tempat pakan

dilepas dari kandang metabolisme. Ditimbang pakan yang tersisa, dicatat beratnya,

kemudian dibuang. Diberikan kembali pakan baru yang sesuai dengan berat Mus

musculus. Tempat makan diletakkan kembali pada kandang metabolisme.

Pemberian minum dilakukan setiap hari. Tempat minum dilepas dari kandang

metabolisme dan diisi air secara ad libitum, kemudian diletakkan kembali pada

kandang metabolisme. Selain itu, feses juga ditimbang setiap hari. Wadah penampung

feses yang telah diketahui beratnya diambil dari kandang, lalu ditimbang dan dicatat

berat fesesnya. Feses yang telah ditimbang dibungkus ke dalam aluminium foil dan

disimpan. Wadah penampung feses diletakkan kembali pada kandang metabolisme.

Feses lalu dioven selama 24 jam setiap dua hari. Setelah kering, feses ditimbang dan

dicatat beratnya.

Setiap dua hari dilakukan penimbangan urin. Gelas penampung urin diambil

dari kandang, ditimbang, dan dicatat berat urinnya. Gelas penampung kemudian

diletakkan kembali pada kandang metabolisme.

Page 13: Proanfis 3 Fixx
Page 14: Proanfis 3 Fixx

BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan Preparat

Berikut ini adalah foto hasil pengamatan apusan darah mencit dan

dibandingkan dengan foto literatur terdapat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 data pengamatan preparat pencernaan

No. Organ Pengamatan mikroskop Gambar literatur

1. Esofagus

Gambar 4.1 sayatan melintang esofagus

perbesaran 40 kali (dokumentasi pribadi,

2015)

Gambar 4.4 sayatan melintang

esofagus (Schutz, 2006)

lumen

epitelLamina propria

Sub-mukosa

Page 15: Proanfis 3 Fixx

Gambar 4.2 sayatan melintang esofagus

perbesaran 100 kali (dokumentasi pribadi,

2015)

Gambar 4.3 sayatan melintang esofagus

perbesaran 400 kali (dokumentasi pribadi,

2015)

submukosa

Membran basal

Lamina propria

epitel

Mukosa muskularis

Sub-mukosa lumen

epitel

Page 16: Proanfis 3 Fixx

2. Lambung

Gambar 4.5 sayatan melintang lambung

perbesaran 40 kali (dokumentasi pribadi,

2015)

Gambar 4.8 sayatan melintang

lambung (Schutz, 2006)

Gambar 4.6 sayatan melintang lambung

perbesaran 100 kali (dokumentasi pribadi,

2015)

Sel parietalSel chief

Lamina propria

Sel parietalSel chief

Lamina propria

Sel parietal

Sel chief

Page 17: Proanfis 3 Fixx

Gambar 4.7 sayatan melintang lambung

perbesaran 400 kali (dokumentasi pribadi,

2015)

3. Duodenum

Gambar 4.9 sayatan melintang duodenum

perbesaran 40 kali (dokumentasi pribadi)

Gambar 4.12 sayatan melintang

duodenum (Schutz, 2006)

Gambar 4.10 sayatan melintang duodenum

perbesaran 100 kali (dokumentasi pribadi,

2015)

Crypt of libercoon

Lamina propia propria

Lamina propia propria

Page 18: Proanfis 3 Fixx

Gambar 4.11 sayatan melintang duodenum

perbesaran 400 kali (dokumentasi pribadi,

2015)

4. Usus besar

Gambar 4.13 sayatan melintang kolon

perbesaran 40 kali (dokumentasi pribadi,

2015) Gambar 4.16 sayatan melintang

kolon (Schutz, 2006)

Epitel

Crypt of libercoon

lumen

epitel

Lapisan muskularis

Jar. ikat

lumen

epitel

Lapisan muskularis

Jar. ikat

Page 19: Proanfis 3 Fixx

Gambar 4.14 sayatan melintang kolon

perbesaran 100 kali (dokumentasi pribadi,

2015)

Gambar 4.15 sayatan melintang kolon

perbesaran 400 kali (dokumentasi pribadi,

2015)

5. Rektum

Gambar 4.17 sayatan melintang rektum

perbesaran 40 kali (dokumentasi pribadi,

2015)

Gambar 4.20 sayatan melintang

rektum (Schutz, 2006)

Sel goblet

Lapisan muskular

otot

epitel

Page 20: Proanfis 3 Fixx

Gambar 4.18 sayatan melintang esofagus

perbesaran 100 kali (dokumentasi pribadi,

2015)

Gambar 4.19 sayatan melintang rektum

perbesaran 400 kali (dokumentasi pribadi,

2015)

4.2 Pengolahan Data

4.2.1 Data pengamatan

Data pengamatan dari total tiga perlakuan pendedahan zat dapat dilihat pada

tabel dibawah ini.

otot

epitelSel goblet

epitel

Sel goblet

Page 21: Proanfis 3 Fixx

Tabel 4.2 data pengamatan perlakuan dengan akuades

Hari, Tanggal

Berat pakan

rata2 per

mencit

(sebelum

ditambah)

Berat pakan

rata2

per mencit

(setelah

ditambah)

Rata2

Berat

Mencit

Berat

Feses

Kering

rata2

Berat Urin

rata2

per Mencit

Rabu, 30

September

2015 (Hari 0)

- 4 21,13 - -

Kamis, 1

Oktober 2015

(Hari 1)

0,610 4 20,17 0,485 0,733

Jumat, 2

Oktober 2015

(Hari 2)

1,367 4 19,87 0.254 0,110

Sabtu, 3

Oktober 2015

(Hari 3)

1,387 4 19,69 0.377 0,150

Minggu, 4

Oktober 2015

(Hari 4)

0,713 4 19,76 0,686 0,370

Senin, 5

Oktober 2015

(Hari 5)

1,790 6 20,49 0,727 0,335

Selasa, 6

Oktober 2015

(Hari 6)

2,120 6 21,16 0,973 0,370

Rabu, 7

Oktober 2015

(Hari 7)

1,780 6 21,48 0,851 0,945

Page 22: Proanfis 3 Fixx

Tabel 4.3 data perlakuan dengan slimming tea

Hari, Tanggal

Berat pakan

rata2 per

mencit

(sebelum

ditambah)

Berat pakan

rata2

per mencit

(setelah

ditambah)

Rata2

Berat

Mencit

Berat

Feses

Kering

rata2

Berat Urin

rata2

per Mencit

Rabu, 30

September 2015

(Hari 0)

- 4 21,69 - -

Kamis, 1 Oktober

2015 (Hari 1)1,317 4 20,88 0,231 0,150

Jumat, 2

Oktober 2015

(Hari 2)

1,577 4 20,64 0.643 0,277

Sabtu, 3

Oktober 2015

(Hari 3)

2,075 6 21,73 0.399 0,180

Minggu, 4 Oktober

2015

(Hari 4)

2,955 6 21,05 0,424 0,135

Senin, 5

Oktober 2015

(Hari 5)

4,905 6 20,55 0,072 0,080

Selasa, 6

Oktober 2015

(Hari 6)

4,925 6 19,81 0,186 0,030

Rabu, 7

Oktober 2015

(Hari 7)

4,325 - 19,80 0,167 0,075

Page 23: Proanfis 3 Fixx

Tabel 4.4 data pengamatan perlakuan dengan kurkumin

Hari, Tanggal

Berat pakan

rata2 per

mencit

(sebelum

ditambah)

Berat pakan

rata2

per mencit

(setelah

ditambah)

Rata2

Berat

Mencit

Berat

Feses

Kering

rata2

Berat Urin

rata2

per Mencit

Rabu, 30

September 2015

(Hari 0)

- 4 20,19 - -

Kamis, 1 Oktober

2015 (Hari 1)1,177 4 18,60 0,329 0,037

Jumat, 2

Oktober 2015

(Hari 2)

1,620 4 20,45 0.654 0,090

Sabtu, 3

Oktober 2015

(Hari 3)

1,303 4 20,31 0.306 0,033

Minggu, 4

Oktober 2015

(Hari 4)

1,683 4 20,12 0,130 0,127

Senin, 5

Oktober 2015

(Hari 5)

1,400 4 20,39 0,163 0,040

Selasa, 6

Oktober 2015

(Hari 6)

2,515 6 20,48 0,513 0,135

Rabu, 7

Oktober 2015

3,100 - 20,85 0,929 0,050

Page 24: Proanfis 3 Fixx

(Hari 7)

4.2.2 Pengolahan data

Hari yang dipilih untuk menentukan nilai parameter adalah hari Kamis

tanggal 1 Oktober 2015 ke hari Jumat tanggal 2 Oktober 2015. Perhitungan nilai

parameter dari berbagai perlakuan adalah sebagai berikut:

a. Perlakuan akuades

Laju konsumsi (CR)

¿ Ct=4−1,367

1=2,633 gram /hari

Laju pertumbuhan (GR)

¿(W t−W 0)

t=19,87−20,17

1=−0,30 gram /hari

Laju pertumbuhan relatif (RGR)

¿(W t−W 0 )

W 0

x100 %=19,87−20,1719,87

x100%=−1,51 %

Efisiensi pakan (FE)

¿(W t−W 0)

Cx 100 %=19,87−20,17

4−1,367x100 %=−11,39 %

Efisiensi pencernaan (ED)

¿ C−F−UC

x100 %=2,633−0,254−0,1102,633

x100 %=86,18 %

Efisiensi absorbsi (AE)

¿(W t−W 0)C−F−U

x 100 %= 19,87−20,172,633−0,254−0,110

x100 %=−13,22%

b. Perlakuan slimming tea

Laju konsumsi (CR)

Page 25: Proanfis 3 Fixx

¿ Ct=4−1,577

1=2,423 gram /hari

Laju pertumbuhan (GR)

¿(W t−W 0)

t=20,64−20,88

1=−0,24 gram /hari

Laju pertumbuhan relatif (RGR)

¿(W t−W 0 )

W 0

x100 %=20,64−20,8820,64

x100 %=−1,16 %

Efisiensi pakan (FE)

¿(W t−W 0)

Cx 100 %=20,64−20,88

4−1,577x100 %=−9,91%

Efisiensi pencernaan (ED)

¿ C−F−UC

x100 %=2,423−0,643−0,2772,423

x100 %=62,32%

Efisiensi absorbsi (AE)

¿(W t−W 0)C−F−U

x 100 %= 20,64−20,882,423−0,643−0,277

x 100 %=−15,89 %

c. Perlakuan kurkumin

Laju konsumsi (CR)

¿ Ct=4 – 1,620

1=2,380 gram /hari

Laju pertumbuhan (GR)

¿(W t−W 0)

t=20,45−18,60

1=1,85 gram /hari

Laju pertumbuhan relatif (RGR)

¿(W t−W 0 )

W 0

x100 %=20,45−18,6020,45

x100%=9,05 %

Efisiensi pakan (FE)

Page 26: Proanfis 3 Fixx

¿(W t−W 0)

Cx 100 %=20,45−18,60

4−1,620x 100 %=77,73 %

Efisiensi pencernaan (ED)

¿ C−F−UC

x100 %=2,380−0,654−0,0902,380

x 100 %=68,74 %

Efisiensi absorbsi (AE)

¿(W t−W 0)C−F−U

x 100 %= 20,45−18,602,380−0,654−0,090

x100 %=113,08 %

4.2.3 Perbandingan 3 Perlakuan Pendedahan Zat

Hasil perbandingan 3 perlakuan pendedahan zat dapat dilihat pada grafik

dibawah ini.

perlakuan akuades perlakuan slimming tea perlakuan kurkumin2,2002,3002,4002,5002,6002,700 2,633

2,423 2,380

LAJU KONSUMSI

Perlakuan

Laj

u K

onsu

msi

(gra

m/h

ari)

Grafik 4.1 Perbandingan Laju Konsumsi

Page 27: Proanfis 3 Fixx

Akuades Slimming tea Kurkumin-0.5

0

0.5

1

1.5

2

-0.3 -0.24

1.58

LAJU PERTUMBUHAN

Perlakuan

Laj

u P

ertu

mbu

han

(gra

m/h

ari)

Grafik 4.2 Perbandingan Laju Pertumbuhan

Akuades Slimming tea Kurkumin

-4-202468

10

-1.51 -1.16

9.05

LAJU PERTUMBUHAN RELATIF

Perlakuan

Laj

u P

ertu

mbu

h R

elat

if(%

)

Grafik 4.3 Perbandingan Laju Perumbuhan Relatif

Page 28: Proanfis 3 Fixx

Akuades Slimming tea Kurkumin-200

20406080

100

-11.39 -9.91

77.73

EFISIENSI PAKAN

Perlakuan

Efi

sien

si P

akan

(%)

Grafik 4.4 Perbandingan Efisiensi Pakan

Akuades Slimming tea Kurkumin0

50

100 86.1862.32 68.74

EFISIENSI PENCERNAAN

Perlakuan

Efi

sien

si

Pen

cern

aan

(%)

Grafik 4.5 Perbandingan Efisiensi Pencernaan

Akuades Slimming tea Kurkumin

-40-20

020406080

100120140

-13.22 -15.89

113.08

EFISIENSI ABSORPSI

Perlakuan

Efi

sien

si A

bsor

psi

(%)

Grafik 4.6 Perbandingan Efisiensi Absorpsi

Page 29: Proanfis 3 Fixx

4.2 Pembahasan

Praktikum kali ini salah satu tujuannya adalah untuk membandingkan berbagai

perlakuan yang diberikan kepada mencit untuk melihat parameter-parameter yang

mempengaruhi sistem pencernaan. Perlakuan yang diberikan kepada mencit ialah pemberian

akuades, pemberian slimming tea dan pemberian kurkumin. Perlakuan pemberian akuades

pada mencit hanya sebagai kontrol terhadap pemberian kurkumin dan slimming tea.

Dari data yang diperoleh terlihat bahwa laju konsumsi untuk perlakuan akuades pada

mencit bernilai 2,633 gram/hari, laju konsumsi untuk perlakuan slimming tea bernilai 2,423

gram/hari, dan laju konsumsi untuk perlakuan kurkumin bernilai 2,380 gram/hari .

Sedangkan untuk perlakuan slimming tea pada mencit laju konsumsinya bernilai lebih tinggi

dibandingkan dengan perlakuan kurkumin maupun slimming tea . Hal tersebut menunjukkan

ketidaksesuaian dengan literatur. Menurut Suharmiati (2004), slimming tea mengandung

Guazuma ulmifolia yang salah satu fungsi dari Guazuma ulmifolia adalah

menurunkan nafsu makan. Tetapi dari data yang diperoleh laju konsumsi yang

terbesar adalah perlakuan akuades. Hal tersebut terjadi karena aktivitas yang

dilakukan oleh mencit dapat mempengaruhi laju konsumsi pada mencit. Selain hal

tersebut, terserapnya substansi yang diberikan pada mencit besar pengaruhnya pada

aktivitas maupun psikologi mencit (Woodard, 1965).

Parameter lain yang diukur dalam sistem pencernaan adalah laju

pertumbuhan. Dari data yang diperoleh, laju pertumbuhan mencit yang diberi

kurkumin bernilai 1,85 gram/hari sedangkan mencit yang diberi akuades laju

pertumbuhannya bernilai -0,30. Kemudian untuk mencit yang diberi slimming tea

bernilai -0,24. Dari data tersebut laju pertumbuhan yang terbesar adalah perlakuan

dengan pemberian kurkumin. Hal ini sesuai dengan literatur karena kurkumin dapat

meningkatkan nafsu makan (Herliana, 2013). Kemudian laju pertumbuhan yang

paling rendah adalah perlakuan dengan pemberian akuades.

Parameter berikutnya adalah laju pertumbuhan relatif. Dari hasil data yang

diperoleh perbandingan antara perlakuan akuades, kurkumin, dan slimming tea

Page 30: Proanfis 3 Fixx

menunjukan bahwa laju pertumbuhan relatif yang terbesar adalah pada pemberian

perlakuan kurkumin. Sedangkan laju pertumbuhan relatif yang terendah adalah

pemberian perlakuan akuades. Laju pertumbuhan relatif mencit dengan pemberian

kurkumin bernilai 9,05%, laju pertumbuhan relatif mencit dengan pemberian

akuades bernilai -1,51%, laju pertumbuhan relatif mencit dengan pemberian slimming

tea bernilai -1,16%.

Parameter yang diukur selanjutnya adalah efisiensi pakan. Dari hasil yang

diperoleh menunjukan efisiensi pakan yang terbesar adalah pada perlakuan kurkumin.

Efisiensi pakan rata-rata pada perlakuan pemberian akuades pada Mus musculus

adalah -11,39%, pada perlakuan pemberian kurkumin 77,73%, dan pada perlakuan

pemberian slimming tea adalah -9,91%. Efisiensi pakan paling besar adalah pada

pemberian kurkumin.

Dari beberapa parameter di atas, jika dibandingkan dengan literatur, menurut

Hembing (2008), kandungan kurkumin dari Curcuma xanthorrhiza berfungsi untuk

merangsang sel hati untuk memperlancar sekresi empedu sehingga pemecahan lemak

dapat berjalan dengan lancar. Selain itu, kurkumin juga memperlancar pengeluaran

lemak ke usus. Dengan hal itu, pemberian zat ini dapat meningkatkan laju

pertumbuhan, laju pertumbuhan relatif, dan efisiensi pakan.

Efisiensi pencernaan pada perlakuan pemberian akuades pada Mus musculus

adalah 86,18%. Sedangkan pada perlakuan pemberian kurkumin bernilai 68,74%

dan pada perlakuan pemberian slimming tea adalah 62,32%. Hal ini menunjukkan

bahwa efisiensi pencernaan paling besar adalah pada Mus musculus dengan perlakuan

pemberian akuades.

Efisiensi absorbsi pada perlakuan pemberian akuades pada Mus musculus

adalah −13,22%. Sedangkan pada perlakuan pemberian kurkumin bernilai 113,08%

dan pada perlakuan pemberian slimming tea adalah −15,89%. Efisiensi absorbsi

terbesar adalah pada pemberian kurkumin.

Page 31: Proanfis 3 Fixx

Data diatas menunjukkan bahwa kurkumin dapat berfungsi untuk

meningkatkan nafsu makan sehingga laju pertumbuhan, laju pertumbuhan relatif,

efisiensi absorpsi dan efisiensi pakan bertambah. Parameter lain yang tidak sesuai

seperti laju konsumsi, efisiensi pencernaan dan efisien pencernaan dapat disebabkan

karena terserapnya atau tidaknya substansi yang diberikan pada mencit berpengaruh

pada aktivitas maupun psikologi mencit (Woodard, 1965).

Pendedahan menggunakan metode oral gavage termasuk pendedahan yang

mudah. Pendedahan oral gavage memberikan substansi melalui air minum atau

makanan. Terserapnya subtansi yang diberikan ke dalam tubuh sangat mempengaruhi

parameter yang diukur. Substansi dapat terserap dengan baik jika oral gavage

dilakukan pada saat lambung mencit dalam keadaan kosong (Woodard, 1965). Jika

substansi yang dimasukkan tidak dapat terserap dengan baik maka subtansi tidak akan

berpengaruh secara efektif terhadap parameter yang diukur. Sehingga waktu

pemberian subtansi dengan pendedahan oral gavage perlu diperhatikan. Woodard

(1965), menemukan bahwa perut mencit dapat bertahan dalam kondisi kosong selama

6, 12, dan 18 jam. Namun hanya selama 6 jam saja mencit berada dalam keadaan

lapar tetapi tidak mengalami stress. Selain hal tersebut ada faktor lain yang

menyebabkan oral gavage mempengaruhi parameter-parameter sistem pencernaan.

Hal tersebut adalah subtansi yang diberikan dapat bercampur baik dengan air atau

tidak (Woodard, 1965). Jika substansi yang diberikan tidak dapat bercampur dengan

air maupun mukosa yang dilewati, maka hal tersebut akan mempengaruhi terserapnya

substansi oleh tubuh yang pada akhirnya akan mempengaruhi parameter-parameter

sistem pencernaan.

Dari beberapa parameter di atas, dapat diketahui bahwa kurkumin menambah

nafsu makan sehingga laju nilai parameter pencernaan lebih besar dibandingkan

dengan perlakuan lain. Kemudian parameter pencernaan untuk perlakuan slimming

tea bernilai lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan kurkumin. Hal tersebut

dikarenakan kurkumin berfungsi menambah nafsu makan (Herliana, 2013), dan

Page 32: Proanfis 3 Fixx

kandungan Guazuma ulmifolia pada slimming tea berfungsi mengurangi nafsu makan

(Suharmiati, 2003).

Page 33: Proanfis 3 Fixx

BAB V

KESIMPULAN

Dari hasil pengamatan dan pembahasan yang sudah dilakukan, dapat disimpulkan

bahwa:

1. Nilai parameter pencernaan untuk pendedahan slimming tea pada mencit

Mus musculus adalah sebagai berikut:

a. Laju konsumsi (CR) =

b. Laju pertumbuhan = −0,24 gram /hari

c. Laju pertumbuhan relatif = −1,16 %

d. Efisiensi pakan = −9,91 %

e. Efisiensi pencernaan = 62,32 %

f. Efisiensi penyerapan = −15,89 %

2. Menentukan nilai parameter pencernaan untuk pendedahan kurkumin pada

mencit Mus musculus

a. Laju konsumsi (CR) = 1,85 gram /hari

b. Laju pertumbuhan = 1,85 gram /hari

c. Laju pertumbuhan relatif = 9,05 %

d. Efisiensi pakan = 77,73%

e. Efisiensi pencernaan = 68,74 %

f. Efisiensi penyerapan = 113,08%

3. Menentukan nilai parameter pencernaan untuk pendedahan akuades pada

mencit Mus musculus

a. Laju konsumsi (CR) = 2,633 gram /hari

b. Laju pertumbuhan = −0,30 gram /hari

c. Laju pertumbuhan relatif = −1,51 %

d. Efisiensi pakan = −11,39%

Page 34: Proanfis 3 Fixx

e. Efisiensi pencernaan = 86,18 %

f. Efisiensi penyerapan = −13,22 %

Page 35: Proanfis 3 Fixx

DAFTAR PUSTAKA

Areej, Ahmed, Ruslaf, Astawa, Muslaf, & Ameer. (2012). Role of Anise Seeds Powder (Pimpinella anisum) on Some Blood Aspects and Growth Parameters of Common Carp Fingerlings (Cyprinus carpio L.). Pakistan Journal of Nutrition, 11(11), 1081-1086.

Dalimartha, S. (2006). Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 2. Jakarta: Niaga Trubus Agriwidya.

Dharma A., P. (1987). Indonesian Medical Plants, 1st Ed., Balai Pustaka: Jakarta.

Dzulkarnian, B., & L., W. (1996). Scientific back up of tradisional remedy for obesity. Cermin Dunia Kedokteran, 3, 49-52.

Fox, J.G. et al.. 2007. Drug Administration. Biomethodology and Surgical Techniques in The Mouse in Biomedical Research Vol.3. 2: 444-454

Hembing, W. H. (2008). Ramuan Herbal Penurun Kolesterol. Jakarta: Niaga Swadaya.

Hendriks, W. H., S., W., & Tarttekin, M. F. (1999). A metabolism cage for quantitative urine collection and accurate measurement of water balance in adult cats (Felis catus). Journal of Animal Physiology and Animal Nutrition, 82, 94-105.

Herliana, E. (2013). Penyakit Asam Urat Kandas dengan Herbal. Jakarta: FMedia.

Heyne, K. (1987). Tumbuhan Berguna Indonesia. Badan Litbang Kehutanan, 3, 1348-1349.

Med Express. (2009). Overcoming Women Discomforts. New York: Trident Reference Publishing.

Namita, P., Mukesh, R., & Vijay, K. J. (2012). Camellia Sinesis (Green Tea): A Review. Global Journal of Pharmacology, 2(6), 52-59.

Nebendahl, K. (2000). In The Laboratory Rat. London: Academic Press.

Rasyid, A., & Lelo, A. (1999). The Effect of Curcumin and Placebo on Human Gall-bladder Function: an Ultrasound Study. Aliment Pharmacol Ther, 13, 245-249.

Reece, J. B., Taylor, M. R., Simon, E. J., & Dickey, L. J. (2012). Campbell Biology Concepts and Connection 7th Edition. San Fransisco: Pearson.

Suharmiati, Herti M. (2003). Khasiat dan Manfaat Jati Belanda: Si Pelangsing Tubuh dan Peluruh Kolesterol. Jakarta: Agromedia Pustaka. Hal 10-15

Page 36: Proanfis 3 Fixx

Ruslay, S., Abas, F., Shaari, K., Zainal, Z., Sirat, M., Israf, D. A., & Lajis, N. H. (2007). Characterization of the Components Present in the active fraction of the health gingers (Curcuma Xanthorrhiza and Zingiber zerumbet) by HPLC-DAD-ESIMS. Food Chemistry, 104(3), 1183-1191.

Tarland, E. (2007). Effect of metabolism cage housing on rodent welfare. SLU, 10.

Weiss, J., Taylor, G. R., Zimmermann, F., & Nehbendahl, K. (2000). In The Laboratory Rat. London: Academic Press.

Woodard, G. (1965). In Methods of Animal Experimenation (Vol. 1). New York: Academic Press.