BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berat badan merupakan permasalahan bagi masyarakat khususnya kaum wanita. Menurut riset kesehatan dasar kementerian kesehatan tahun 2007 dan 2010, perempuan dengan berat badan diatas ideal meningkat dari 23,8 persen menjadi 26,9 persen. Kemudian laki-laki dengan berat badan diatas normal meningkat dari 13,9 persen menjadi 16,6 persen. Banyak risiko akan penyakit yang ditimbulkan dari kelebihan berat badan, diantaranya penyakit kronis tidak menular seperti diabetes tipe II, tekanan darah tinggi, penyakit kardiovaskuler, dan termasuk kanker. Selain itu kelebihan berat badan dapat menyebabkan kerusakan pada sistem rangka, seperti mempengaruhi persendian, lutut, tumit, kaki dan punggung. Kelebihan berat badan juga menyulitkan kita dalam bergerak dan beraktivitas (Med Express, 2009). Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah berat badan, baik secara alami maupun modern. Mengatasi masalah berat badan secara alami dapat menggunakan dengan ekstrak curcuma xanthorrhiza dan Guazuma ulmifola. Curcuma xanthorrhiza digunakan untuk
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berat badan merupakan permasalahan bagi masyarakat khususnya kaum
wanita. Menurut riset kesehatan dasar kementerian kesehatan tahun 2007 dan 2010,
perempuan dengan berat badan diatas ideal meningkat dari 23,8 persen menjadi 26,9
persen. Kemudian laki-laki dengan berat badan diatas normal meningkat dari 13,9
persen menjadi 16,6 persen. Banyak risiko akan penyakit yang ditimbulkan dari
kelebihan berat badan, diantaranya penyakit kronis tidak menular seperti diabetes tipe
II, tekanan darah tinggi, penyakit kardiovaskuler, dan termasuk kanker. Selain itu
kelebihan berat badan dapat menyebabkan kerusakan pada sistem rangka, seperti
mempengaruhi persendian, lutut, tumit, kaki dan punggung. Kelebihan berat badan
juga menyulitkan kita dalam bergerak dan beraktivitas (Med Express, 2009).
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah berat badan, baik
secara alami maupun modern. Mengatasi masalah berat badan secara alami dapat
menggunakan dengan ekstrak curcuma xanthorrhiza dan Guazuma ulmifola. Curcuma
xanthorrhiza digunakan untuk mengobati penyakit hati dan ginjal, kemudian
Guazuma ulmifolia digunakan sebagai bahan pelangsing tubuh (Heyne, 1987). Selain
itu kandungan kafein dan katein pada Camelia sinensis dapat mengurangi akumulasi
lemak pada tubuh (Namita, Mukesh, & Vijay, 2012).
Perhitungan parameter-parameter efisiensi pencernaan seperti laju konsumsi,
laju pertumbuhan, laju pertumbuhan relatif, efisiensi pakan dan pencernaan, serta
efisiensi absorbsi kemudian penggunaan kandang metabolisme pada mencit yang
mempermudah pengukuran parameter-parameter sistem pencernaan dapat digunakan
untuk mengetahui permasalahan yang berkaitan dengan sistem pencernaan, seperti
kehilangan atau kelebihan berat badan. Penentuan parameter-parameter tersebut
penting untuk mengetahui apakah sistem pencernaan bekerja dengan efisien atau
tidak sehingga jika terdapat gangguan pada sistem pencernaan dapat diketahui lebih
awal. Selain hal tersebut dari hasil penentuan parameter-parameter efisiensi
pencernaan dapat dibuat penarikan kesimpulan tentang berbagai zat apa saja yang
dapat mempengaruhi nafsu makan hingga pembentukan lemak dalam tubuh.
Sehingga dari parameter-parameter pencernaan dan juga penggunaan kandang
metabolisme yang membantu pengukuran parameter-parameter sistem pencernaan
dapat diketahui pengaruh zat-zat tertentu seperti slimming tea dan kurkumin pada
mencit (Mus musculus).
1.2 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam praktikum pendedahan dan pencernaan
mencit (Mus musculus) kali ini adalah:
1. Menentukan nilai parameter pencernaan untuk pendedahan slimming tea
pada mencit Mus musculus
2. Menentukan nilai parameter pencernaan untuk pendedahan kurkumin pada
mencit Mus musculus
3. Menentukan nilai parameter pencernaan untuk pendedahan akuades pada
mencit Mus musculus
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistem Pencernaan Mamalia
Sistem pencernaan mamalia tersusun oleh organ pencernaan atau saluran
pencernaan dan kelenjar aksesoris yang menyekresikan getah pencernaan dalam
saluran pencernaan. Pada dinding saluran pencernaan terdapat gerakan peristaltik
yang dilakukan otot polos, gerakan tersebut merupakan gelombang kontraksi
berirama. Gerakan peristaltik ini akan mendorong makanan di sepanjang saluran
tersebut. Sfingter adalah modifikasi lapisan otot pada persambungan antara segmen-
segmen pipa pencernaan. Pengolahan makan pada mamalia dimulai dari rongga
mulut, faring, dan esofagus. Makanan dilumasi terlebih dahulu dan kemudian
pencernaan dimulai di dalam rongga mulut, makanan dihaluskan dengan bantuan
enzim amilase yang mengubah karbohidrat menjadi gula. Kemudian faring adalah
persimpangan menuju trakea dan kerongkonga. di persimpangan menuju trakea dan
kerongkongan terdapat epiglotis yang umumnya mencegah makan masuk ke saluran
pernapasan atau trakea. Dari kerongkongan makanan di dorong ke dalam lambung
melalui gerakan peristaltik otot polos. Di dalam lambung makanan disimpan dan
disekresikan getah pencernaan yang mengubah makan menjadi kim asam. Setelah
dari lambung makanan bergerak kedalam usus halus, di dalam usus halus nutrien
makanan diserap. Kemudian di dalam usus besar terjadi penyerapan kembali air dan
terjadi sintesi vitamin oleh bakteri dalam lambung. Kemudian fese dikeluarkan
melalui anus (Reece, Taylor, Simon, & Dickey, 2012).
2.2 Curcuma xanthorizza (Berkaitan Dengan Pencernaan)
Curcuma xanthorizza atau yang disebut sebagai temulawak mengandung tiga
komponen yaitu bisdemethoxycurcumin, demethoxcycurcumin, dan curcumin
(Ruslay, et al., 2007). Rimpang Curcuma xanthorrhiza berbau aromatik tajam,
rasanya pahit dan agak pedas (Dalimartha, 2006). Pada bagian rimpang dari Curcuma
xanthorrhiza digunakan sebagai obat. Khasiat dari Curcuma xanthorrhiza adalah
menurunkan kadar kolestrol yang tinggi, mengatasi gangguan hati dan empedu,
radang lambung, gangguan pencernaan, dan gangguan pada saat menstruasi
(Hembing, 2008). Temulawak (Curcuma xanthorizza) merupakan salah satu jenis
bahan yang mengandung komponen kurkuminoid dan minyak atsiri (Dharma, 1987).
Kandungan curcumin dalam Curcuma xanthorizza dapat menurunkan volume
kantung empedu (Rasyid & Lelo, 1999) dan fungistatik terhadap jamur dan
bakteriostatik pada mikroba Staphyllococcus sp. dan Salmonella sp. (Dalimartha,
2006).
2.3 Guazumae folium
Guazumae ulmifolia lamk. atau disebut Jati Belanda adalah tanaman
berbentuk semak atau pohon dengan tinggi 10-20 meter, termasuk suku Streculiaceae
dan kelas Diccotyledonae. Tanaman ini memiliki pangkal daun menjorong
membentuk jantung, ujung daunnya lancip, permukaan atas berbulu tetpi jarang
sedangkan permukaan bawah berburu rapat. Bunganya berwarna kuning dan
berbintik-bintik merah sedangkan buahnya beruang lima dan berwarna hitam (Heyne,
1987). Penggunaan ekstrak daun Jati Belanda secara tradisional sebagai obat
pelangsing sudah banyak dilakukan, aktivitas pelangsing dari ekstrak daun Jati
Belanda biasanya disebabkan oleh adanya tannin dan getah lender dalam ekstrak
tersebut (Dzulkarnian & L., 1996).
2.4 Theae folium
Theae folium atau yang disebut Camelia sinensis merupakan famili Theaceae.
Teh ini mengandung katein yang berfungsi sebagai antioksidan in vitro maupun in
vivo. Selain kandungan katein, teh ini juga mengandung vitamin dan mineral yang
dapat meningkatkan poteni antioksidan. Tanaman ini banyak dibudidayakan hampir
di seluruh dunia. Tanaman teh ini banyak digunakan sebagai tanaman obat di India,
Cina, Jepang dan Thailand. Kemudian kandungan kafein dan katein pada Camelia
sinensis dapat mengurangi akumulasi lemak pada tubuh (Namita, Mukesh, & Vijay,
2012).
2.5 Pendedahan IP, IV, Subkutan, IM, dan Oral Gavage
Injeksi intravena memiliki keunggulan dibandingkan dengan pendedahan
yang lain. Keunggulan tersebut ialah cairan dengan konsentrasi tinggi, pH tinggi atau
rendah dapat diberikan dengan cara pendedahan intravena. Senyawa yang sulit
diserap oleh saluran pencernaan dapat diberikan dengan cara pendedahan intravena.
Pendedahan ini sangat memerlukan keahlian dan ketrampilan. Pendedahan intravena
dilakukan pada bagian ekor mencit. Pendedahan dilakukan dibagian ekor mencit
karena ekor mencit banyak terdapat vena dan mudah dilihat jika ekor mencit
Praktikum kali ini salah satu tujuannya adalah untuk membandingkan berbagai
perlakuan yang diberikan kepada mencit untuk melihat parameter-parameter yang
mempengaruhi sistem pencernaan. Perlakuan yang diberikan kepada mencit ialah pemberian
akuades, pemberian slimming tea dan pemberian kurkumin. Perlakuan pemberian akuades
pada mencit hanya sebagai kontrol terhadap pemberian kurkumin dan slimming tea.
Dari data yang diperoleh terlihat bahwa laju konsumsi untuk perlakuan akuades pada
mencit bernilai 2,633 gram/hari, laju konsumsi untuk perlakuan slimming tea bernilai 2,423
gram/hari, dan laju konsumsi untuk perlakuan kurkumin bernilai 2,380 gram/hari .
Sedangkan untuk perlakuan slimming tea pada mencit laju konsumsinya bernilai lebih tinggi
dibandingkan dengan perlakuan kurkumin maupun slimming tea . Hal tersebut menunjukkan
ketidaksesuaian dengan literatur. Menurut Suharmiati (2004), slimming tea mengandung
Guazuma ulmifolia yang salah satu fungsi dari Guazuma ulmifolia adalah
menurunkan nafsu makan. Tetapi dari data yang diperoleh laju konsumsi yang
terbesar adalah perlakuan akuades. Hal tersebut terjadi karena aktivitas yang
dilakukan oleh mencit dapat mempengaruhi laju konsumsi pada mencit. Selain hal
tersebut, terserapnya substansi yang diberikan pada mencit besar pengaruhnya pada
aktivitas maupun psikologi mencit (Woodard, 1965).
Parameter lain yang diukur dalam sistem pencernaan adalah laju
pertumbuhan. Dari data yang diperoleh, laju pertumbuhan mencit yang diberi
kurkumin bernilai 1,85 gram/hari sedangkan mencit yang diberi akuades laju
pertumbuhannya bernilai -0,30. Kemudian untuk mencit yang diberi slimming tea
bernilai -0,24. Dari data tersebut laju pertumbuhan yang terbesar adalah perlakuan
dengan pemberian kurkumin. Hal ini sesuai dengan literatur karena kurkumin dapat
meningkatkan nafsu makan (Herliana, 2013). Kemudian laju pertumbuhan yang
paling rendah adalah perlakuan dengan pemberian akuades.
Parameter berikutnya adalah laju pertumbuhan relatif. Dari hasil data yang
diperoleh perbandingan antara perlakuan akuades, kurkumin, dan slimming tea
menunjukan bahwa laju pertumbuhan relatif yang terbesar adalah pada pemberian
perlakuan kurkumin. Sedangkan laju pertumbuhan relatif yang terendah adalah
pemberian perlakuan akuades. Laju pertumbuhan relatif mencit dengan pemberian
kurkumin bernilai 9,05%, laju pertumbuhan relatif mencit dengan pemberian
akuades bernilai -1,51%, laju pertumbuhan relatif mencit dengan pemberian slimming
tea bernilai -1,16%.
Parameter yang diukur selanjutnya adalah efisiensi pakan. Dari hasil yang
diperoleh menunjukan efisiensi pakan yang terbesar adalah pada perlakuan kurkumin.
Efisiensi pakan rata-rata pada perlakuan pemberian akuades pada Mus musculus
adalah -11,39%, pada perlakuan pemberian kurkumin 77,73%, dan pada perlakuan
pemberian slimming tea adalah -9,91%. Efisiensi pakan paling besar adalah pada
pemberian kurkumin.
Dari beberapa parameter di atas, jika dibandingkan dengan literatur, menurut
Hembing (2008), kandungan kurkumin dari Curcuma xanthorrhiza berfungsi untuk
merangsang sel hati untuk memperlancar sekresi empedu sehingga pemecahan lemak
dapat berjalan dengan lancar. Selain itu, kurkumin juga memperlancar pengeluaran
lemak ke usus. Dengan hal itu, pemberian zat ini dapat meningkatkan laju
pertumbuhan, laju pertumbuhan relatif, dan efisiensi pakan.
Efisiensi pencernaan pada perlakuan pemberian akuades pada Mus musculus
adalah 86,18%. Sedangkan pada perlakuan pemberian kurkumin bernilai 68,74%
dan pada perlakuan pemberian slimming tea adalah 62,32%. Hal ini menunjukkan
bahwa efisiensi pencernaan paling besar adalah pada Mus musculus dengan perlakuan
pemberian akuades.
Efisiensi absorbsi pada perlakuan pemberian akuades pada Mus musculus
adalah −13,22%. Sedangkan pada perlakuan pemberian kurkumin bernilai 113,08%
dan pada perlakuan pemberian slimming tea adalah −15,89%. Efisiensi absorbsi
terbesar adalah pada pemberian kurkumin.
Data diatas menunjukkan bahwa kurkumin dapat berfungsi untuk
meningkatkan nafsu makan sehingga laju pertumbuhan, laju pertumbuhan relatif,
efisiensi absorpsi dan efisiensi pakan bertambah. Parameter lain yang tidak sesuai
seperti laju konsumsi, efisiensi pencernaan dan efisien pencernaan dapat disebabkan
karena terserapnya atau tidaknya substansi yang diberikan pada mencit berpengaruh
pada aktivitas maupun psikologi mencit (Woodard, 1965).
Pendedahan menggunakan metode oral gavage termasuk pendedahan yang
mudah. Pendedahan oral gavage memberikan substansi melalui air minum atau
makanan. Terserapnya subtansi yang diberikan ke dalam tubuh sangat mempengaruhi
parameter yang diukur. Substansi dapat terserap dengan baik jika oral gavage
dilakukan pada saat lambung mencit dalam keadaan kosong (Woodard, 1965). Jika
substansi yang dimasukkan tidak dapat terserap dengan baik maka subtansi tidak akan
berpengaruh secara efektif terhadap parameter yang diukur. Sehingga waktu
pemberian subtansi dengan pendedahan oral gavage perlu diperhatikan. Woodard
(1965), menemukan bahwa perut mencit dapat bertahan dalam kondisi kosong selama
6, 12, dan 18 jam. Namun hanya selama 6 jam saja mencit berada dalam keadaan
lapar tetapi tidak mengalami stress. Selain hal tersebut ada faktor lain yang
menyebabkan oral gavage mempengaruhi parameter-parameter sistem pencernaan.
Hal tersebut adalah subtansi yang diberikan dapat bercampur baik dengan air atau
tidak (Woodard, 1965). Jika substansi yang diberikan tidak dapat bercampur dengan
air maupun mukosa yang dilewati, maka hal tersebut akan mempengaruhi terserapnya
substansi oleh tubuh yang pada akhirnya akan mempengaruhi parameter-parameter
sistem pencernaan.
Dari beberapa parameter di atas, dapat diketahui bahwa kurkumin menambah
nafsu makan sehingga laju nilai parameter pencernaan lebih besar dibandingkan
dengan perlakuan lain. Kemudian parameter pencernaan untuk perlakuan slimming
tea bernilai lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan kurkumin. Hal tersebut
dikarenakan kurkumin berfungsi menambah nafsu makan (Herliana, 2013), dan
kandungan Guazuma ulmifolia pada slimming tea berfungsi mengurangi nafsu makan
(Suharmiati, 2003).
BAB V
KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan dan pembahasan yang sudah dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa:
1. Nilai parameter pencernaan untuk pendedahan slimming tea pada mencit
Mus musculus adalah sebagai berikut:
a. Laju konsumsi (CR) =
b. Laju pertumbuhan = −0,24 gram /hari
c. Laju pertumbuhan relatif = −1,16 %
d. Efisiensi pakan = −9,91 %
e. Efisiensi pencernaan = 62,32 %
f. Efisiensi penyerapan = −15,89 %
2. Menentukan nilai parameter pencernaan untuk pendedahan kurkumin pada
mencit Mus musculus
a. Laju konsumsi (CR) = 1,85 gram /hari
b. Laju pertumbuhan = 1,85 gram /hari
c. Laju pertumbuhan relatif = 9,05 %
d. Efisiensi pakan = 77,73%
e. Efisiensi pencernaan = 68,74 %
f. Efisiensi penyerapan = 113,08%
3. Menentukan nilai parameter pencernaan untuk pendedahan akuades pada
mencit Mus musculus
a. Laju konsumsi (CR) = 2,633 gram /hari
b. Laju pertumbuhan = −0,30 gram /hari
c. Laju pertumbuhan relatif = −1,51 %
d. Efisiensi pakan = −11,39%
e. Efisiensi pencernaan = 86,18 %
f. Efisiensi penyerapan = −13,22 %
DAFTAR PUSTAKA
Areej, Ahmed, Ruslaf, Astawa, Muslaf, & Ameer. (2012). Role of Anise Seeds Powder (Pimpinella anisum) on Some Blood Aspects and Growth Parameters of Common Carp Fingerlings (Cyprinus carpio L.). Pakistan Journal of Nutrition, 11(11), 1081-1086.
Dalimartha, S. (2006). Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 2. Jakarta: Niaga Trubus Agriwidya.
Dharma A., P. (1987). Indonesian Medical Plants, 1st Ed., Balai Pustaka: Jakarta.
Dzulkarnian, B., & L., W. (1996). Scientific back up of tradisional remedy for obesity. Cermin Dunia Kedokteran, 3, 49-52.
Fox, J.G. et al.. 2007. Drug Administration. Biomethodology and Surgical Techniques in The Mouse in Biomedical Research Vol.3. 2: 444-454
Hembing, W. H. (2008). Ramuan Herbal Penurun Kolesterol. Jakarta: Niaga Swadaya.
Hendriks, W. H., S., W., & Tarttekin, M. F. (1999). A metabolism cage for quantitative urine collection and accurate measurement of water balance in adult cats (Felis catus). Journal of Animal Physiology and Animal Nutrition, 82, 94-105.
Herliana, E. (2013). Penyakit Asam Urat Kandas dengan Herbal. Jakarta: FMedia.
Heyne, K. (1987). Tumbuhan Berguna Indonesia. Badan Litbang Kehutanan, 3, 1348-1349.
Med Express. (2009). Overcoming Women Discomforts. New York: Trident Reference Publishing.
Namita, P., Mukesh, R., & Vijay, K. J. (2012). Camellia Sinesis (Green Tea): A Review. Global Journal of Pharmacology, 2(6), 52-59.
Nebendahl, K. (2000). In The Laboratory Rat. London: Academic Press.
Rasyid, A., & Lelo, A. (1999). The Effect of Curcumin and Placebo on Human Gall-bladder Function: an Ultrasound Study. Aliment Pharmacol Ther, 13, 245-249.
Reece, J. B., Taylor, M. R., Simon, E. J., & Dickey, L. J. (2012). Campbell Biology Concepts and Connection 7th Edition. San Fransisco: Pearson.
Suharmiati, Herti M. (2003). Khasiat dan Manfaat Jati Belanda: Si Pelangsing Tubuh dan Peluruh Kolesterol. Jakarta: Agromedia Pustaka. Hal 10-15
Ruslay, S., Abas, F., Shaari, K., Zainal, Z., Sirat, M., Israf, D. A., & Lajis, N. H. (2007). Characterization of the Components Present in the active fraction of the health gingers (Curcuma Xanthorrhiza and Zingiber zerumbet) by HPLC-DAD-ESIMS. Food Chemistry, 104(3), 1183-1191.
Tarland, E. (2007). Effect of metabolism cage housing on rodent welfare. SLU, 10.
Weiss, J., Taylor, G. R., Zimmermann, F., & Nehbendahl, K. (2000). In The Laboratory Rat. London: Academic Press.
Woodard, G. (1965). In Methods of Animal Experimenation (Vol. 1). New York: Academic Press.