PRINSIP KERJA MESIN PRODUKSI STERIL DAN NON STERIL A. Alat-alat Produksi Sediaan Steril Sedapat mungkin peralatan yang digunakan untuk memproses produk steril hendaklah dipilih supaya dapat disterilisasi secara efektif dengan menggunakan uap, atau panas kering atau metode lain. Peralatan, fiting dan sarana lain, sejauh memungkinkan, hendaklah dirancang dan dipasang sedemikian rupa sehingga kegiatan, perawatan dan perbaikan dapat dilaksanakan dari luar area bersih. Jika proses sterilisasi diperlukan hendaklah dilakukan setelah perakitan kembali selesai, bila memungkinkan. Bila standar kebersihan tidak dapat dipertahankan saat dilakukan pekerjaan perawatan yang diperlukan di dalam ruang bersih, ruang tersebut hendaklah dibersihkan, didisinfeksI dan/atau disterilkan sebelum proses dimulai kembali. Instalasi pengolahan dan sistem distribusi air hendaklah didesain, dikonstruksi dan dirawat untuk menjamin agar air yang dihasilkan memenuhi persyaratan mutu yang sesuai. Hendaklah dipertimbangkan agar perawatan sistem air mencakup program pengujian yang diperlukan. Sistem hendaklah tidak dioperasikan melampaui kapasitas yang dirancang.Hendaklah dilakukan validasi dan perawatan terencana terhadap semua peralatan seperti sterilisator, sistem penanganan dan penyaringan udara, ventilasi udara dan filter gas serta sistem pengolahan, penyimpanan dan pendistribusian air, persetujuan untuk penggunaan kembali setelah dilakukan perawatan hams dicatat.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PRINSIP KERJA MESIN PRODUKSI STERIL DAN NON STERIL
A. Alat-alat Produksi Sediaan Steril
Sedapat mungkin peralatan yang digunakan untuk memproses produk steril hendaklah
dipilih supaya dapat disterilisasi secara efektif dengan menggunakan uap, atau panas kering atau
metode lain. Peralatan, fiting dan sarana lain, sejauh memungkinkan, hendaklah dirancang dan
dipasang sedemikian rupa sehingga kegiatan, perawatan dan perbaikan dapat dilaksanakan dari
luar area bersih. Jika proses sterilisasi diperlukan hendaklah dilakukan setelah perakitan kembali
selesai, bila memungkinkan. Bila standar kebersihan tidak dapat dipertahankan saat dilakukan
pekerjaan perawatan yang diperlukan di dalam ruang bersih, ruang tersebut hendaklah
dibersihkan, didisinfeksI dan/atau disterilkan sebelum proses dimulai kembali.
Instalasi pengolahan dan sistem distribusi air hendaklah didesain, dikonstruksi dan dirawat
untuk menjamin agar air yang dihasilkan memenuhi persyaratan mutu yang sesuai. Hendaklah
dipertimbangkan agar perawatan sistem air mencakup program pengujian yang diperlukan.
Sistem hendaklah tidak dioperasikan melampaui kapasitas yang dirancang.Hendaklah dilakukan
validasi dan perawatan terencana terhadap semua peralatan seperti sterilisator, sistem
penanganan dan penyaringan udara, ventilasi udara dan filter gas serta sistem pengolahan,
penyimpanan dan pendistribusian air, persetujuan untuk penggunaan kembali setelah dilakukan
perawatan hams dicatat.
1) Laminar Air Flow
Laminar Air Flow merupakan alat sterilisasi yang menggunakan prinsip filtrasi udara dan
penggunaan radiasi ultraviolet. Laminar Air flow ini digunakan sebagai tempat untuk melakukan
kegiatan laboratorium yang membutuhkan kondisi steril.
Komponen laminar air flow antara lain ruang kaca steril yang dilengkapi dengan tutup, filter
udara di bagian belakang, lampu UVR di langit-langit ruang, lampu biasa untuk membantu
proses kerja, serta panel tombol untuk menyalakan lampu UVR, filter dan lampu biasa.
Radiasi ultraviolet dengan panjang gelombang 240-300 nm diserap dengan mudah oleh basa
DNA dan dapat menyebabkan dimer yang akan menyebabkan mutasi dan kematian sel. Lampu
UVR germisida adalah lampu yang memancarkan cahaya ultraviolet dengan panjang gelombang
254nm yang digunakan untuk mensterilkan udara atau permukaan suatu benda.
Lingkungan dalam laminar air flow disterilisasi dengan 2 cara. Sebelum digunakan, laminar
air flow ditutup dan lampu UVR dinyalakan sehingga mikroba di udara dan permukaan ruang
mati, lalu saat bekerja, kondisi udara dijaga stabil dengan filtrasi udara.
2) Mesin Pengisi dan Penutup Ampul
Pada alat ini sebuah (atau juga 2 buah) semburan api diarahkan pada bagian tengah leher
ampul. Setelah gelas melunak bagian atas leher dijepit dengan sebuah pinset (pada kerja
manual), atau dilakukan oleh alat khusus (masinel) kemudian ditarik keatas kemudian ampul
dapat ditutup. Alat dapat mengisi 1-20 ml dengan kecepatan mengisi hingga 600 ampul/menit.
Proses pengisian :
Mengisi nitrogen sebelum mengisi obat-obatan
Pengisian obat-obatan
Mengisi nitrogen setelah mengisi obat-obatan
Pemanasan awal
Penyegelan
Penutupan ampul dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu:
1. Cara peleburan, dimana semburan nyala api diarahkan pada leher ampul yang terbuka dan
ampul ditutup dengan membakar disatu lokasi lehernya sambil diputar kontinyu.
2. Cara tarikan, dimana setelah gelas melunak, kemudian bagian lehernhya dijepit, dan di tarik
ke atas.
3) Autoklaf
Autoklaf adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang digunakan
dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan. Prinsip menggunakan uap air panas
bertekanan. Tekanan yang digunakan pada umumnya 15 Psi atau sekitar 2 atm dan dengan suhu
121oC. Lama waktu untuk mensterilakan alat kurang lebih 15-20 menit, sedangkan lama waktu
untuk mensterilkan bahan kurang lebih 10-15 menit.
Komponen-komponen autoklaf :
Tombol pengatur waktu mundur
Katup pengeluaran uap
Pengukur tekanan
Klep pengaman
Termometer
Lempeng sumber panas
4) Oven
Prinsip oven adalah bahwa air yang terkandung dalam suatu bahan akan menguap bila bahan
tersebut dipanaskan pada suhu pada suhu 105o C selama waktu tertertentu. Sterilisasi cara panas
kering cocok untuk cairan bukan-air atau serbuk kering
Sterilisasi
a) Produk yang disterilisasi akhir
Penyiapan komponen dan sebagian besar produk, yang memungkinkan untuk disaring dan
disterilisasi, hendaklah dilakukan di lingkungan minimal kelas D untuk mengurangi risiko
cemaran mikroba dan partikulat. Bila ada risiko terhadap produk yang di luar kebiasaan yaitu
karena cemaran mikroba, misalnya, produk yang secara aktif mendukung pertumbuhan mikroba
atau harus didiamkan selama beberapa saat sebelum sterilisasi atau terpaksa diproses dalam
tangki tidak tertutup, maka penyiapan hendaklah dilakukan di lingkungan kelas C.
Pengisian produk yang akan disterilisasi akhir hendaklah dilakukan di lingkungan minimal
kelas C. Bila ada risiko terhadap produk yang di luar kebiasaan yaitu karena cemaran dan
lingkungan, misalnya karena kegiatan pengisian berjalan lambat atau wadah berleher-lebar atau
terpaksa terpapar lebih dari beberapa detik sebelum ditutup, pengisian hendaklah dilakukan di
zona kelas A dengan latar belakang minimal kelas C. Penyiapan dan pengisian salep, krim,
suspensi dan emulsi pada umumnya hendaklah dilakukan di lingkungan kelas C sebelum
disterilisasi akhir. Produk yang ditujukan untuk menjadi steril, bilamana memungkinkan,
hendaklah diutamakan disterilisasi akhir dengan cara panas dalam wadah akhir. Bila sterilisasi
cara panas tidak memungkinkan karena stabilitas dari formula produk hendaklah dipakai metode
sterilisasi akhir yang lain setelah dilakukan filtrasi dan/atau proses aseptik.
Sterilisasi cara panas kering
Tiap siklus sterilisasi panas kering hendaklah dicatat pada suatu lembar pencatat
waktu/suhu dengan skala yang cukup besar atau dengan alat perekam yang mempunyai
ketepatan dan kebenaran yang dapat diandalkan. Posisi probe pengukur suhu yang dipakai
untuk memantau dan/atau mencatat hendaklah sudah ditentukan saat melakukan validasi dan,
bilamana sesuai, juga dibandingkan terhadap suatu probe pengukur suhu lain yang
independen dan ditempatkan pada posisi yang sama. lndikator biologis atau kimiawi dapat
juga digunakan tetapi hendaklah tidak menggantikan peran pengukuran fisik. Sebelum
pengukuran waktu sterilisasi dimulai, harus diberikan waktu yang cukup agar seluruh muatan
sterilisasi mencapai suhu yang dipersyaratkan. Lamanya waktu ini harus ditentukan untuk tiap
pola muatan yang akan diproses. Setelah fase suhu tinggi dari siklus sterilisasi cara panas,
perlu dilakukan tindakan pencegahan terhadap pencemaran muatan yang telah disterilkan
selama fase pendinginan. Semua cairan atau gas pendingin yang bersentuhan dengan produk
hendaklah disterilkan.
Sterilisasi cara panas basah
Sterilisasi cara panas basah (pemanasan dalam otoklaf) hanya sesuai untuk bahan yang
terbasahi dengan air dan formula larutan. Suhu dan tekanan hendaklah digunakan untuk
memantau proses sterilisasi. Instrumen pengendali hendaklah independen terhadap instrumen
pemantau dan lembar pencatat. Pemakaian instrumen pengendali dan pemantau otomatis
hendaklah tervalidasi untuk memastikan tercapainya persyaratan proses kritis. Kesalahan pada
sistem dan siklus hendaklah terdeteksi dan/atau tercatat oleh sistern dan diamati oleh operator.
Pembacaan indikator suhu independen hendaklah diperiksa secara rutin dan dibandingkan
dengan pencatat grafik selama proses sterilisasi. Bila digunakan sterilisator yang dilengkapi
dengan drainase pada dasar "chamber", perlu juga dilakukan pencatatan suhu pada posisi
tersebut selama proses sterilisasi. Bila fase vakum merupakan bagian dari siklus sterilisasi, uji
kebocoran pada "chamber" hendaklah dilakuk6n secara berkala. Selain produk dalam wadah
yang disegel, produk yang akan disterilkan hendaklah dibungkus dengan bahan yang
memungkinkan penghilangan udara dan penetrasi uap, tapi dapat mencegah rekontaminasi
setelah sterilisasi. Semua bagian muatan hendaklah bersentuhan dengan agen pensteril pada
suhu dan waktu yang disyaratkan. Hendaklah diperhatikan agar uap yang dipakai pada proses
sterilisasi mempunyai mutu yang tepat dan tidak mengandung zat tambahan dalam kadar yang
dapat mencemari produk atau peralatan.
Sterilisasi cara panas kering
Sterilisasi cara panas pada industri farmasi menggunakan oven dimana prinsip oven
adalah bahwa air yang terkandung dalam suatu bahan akan menguap bila bahan tersebut
dipanaskan pada suhu pada suhu 105o C selama waktu tertertentu. Sterilisasi cara panas kering
cocok untuk cairan bukan-air atau serbuk kering. Proses ini hendaklah dilakukan dengan
menyirkulasikan udara dalam "kamar sterilisasi" dan menjaga tekanan positif untuk mencegah
masuknya udara tidak steril. Udara yang masuk hendaklah melalui filter HEPA. Bila proses
ini juga digunakan untuk menghilangkan pirogen, uji tantang menggunakan endotoksin
hendaklah dilakukan sebagai bagian dari validasi.
Sterilisasi dengan cara radiasi
Sterilisasi dengan cara radiasi terutama digunakan untuk bahan dan produk yang peka
terhadap panas. Banyak obat dan bahan pengemas peka terhadap radiasi, sehingga metode ini
hanya dipakai jika terbukti tidak berdampak merusak yang dibuktikan melalui eksperimen.
Biasanya, radiasi ultraviolet tidak diterima sebagai metode sterilisasi. Jika sterilisasi cara
radiasi dilakukan oleh pihak luar, maka industri bertanggung jawab atas terpenuhinya
persyaratan yang tercantum dan proses sterilisasi tervalidasi. Hendaklah dijabarkan tanggung
jawab dari perusahaan yang melakukan radiasi (misalnya penggunaan dosis yang benar).
Dosis radiasi hendaklah diukur selama proses sterilisasi. Untuk itu, perlu digunakan indikator
dosimetri, yang independen terhadap tingkat dosis yang seharusnya digunakan dan
menunjukkan jumlah dosis yang diterima oleh produk. Dosimeter diselipkan di antara muatan
dalam jumlah yang cukup dan saling berdekatan untuk memastikan bahwa selalu ada satu
dosimeter dalam irradiator. Jika dosimeter plastik digunakan hendaklah selalu dalam kondisi
terkalibrasi. Absorben dosimeter hendaklah dibaca segera setelah pemaparan terhadap radiasi.
Indikator biologis dapat dipakai sebagai alat pemantau tambahan. Cakram wama peka-radiasi
dapat dipakai untuk membedakan kemasan yang sudah diradiasi dan yang belum; namun
bukan merupakan indikator keberhasilan proses sterilisasi. Informasi yang diperoleh
hendaklah merupakan bagian dari catatan bets. Prosedur validasi hendaklah memastikan
bahwa akibat variasi kerapatan kemasan dipertimbangkan. Prosedur penanganan bahan
hendaklah dapat mencegah campur baur bahan yang sudah diradiasi dan yang belum. Cakram
wama peka-radiasi hendaklah dipakai pada tiap kemasan untuk membedakan kemasan yang
telan diradiasi dan yang belum. Dosis total radiasi hendaklah diberikan dalam kurun waktu
yang telah ditentukan. Jumlah wadah yang masuk, diradiasi dan dikeluarkan hendaklah
direkonsiliasi satu dengan yang lain dan dengan dokumen yang berkaitan. Setiap
penyimpangan hendaklah dilaporkan dan diselidiki dengan tuntas. Operator pelaksana radiasi
hendaklah menyertifikasi rentang dosis yang diterima oleh wadah yang teradiasi dalam satu
bets atau pengiriman. Catatan proses dan pengawasan untuk setiap bets radiasi hendaklah
diperiksa dan ditandatangani oleh personil yang bertanggung jawab dan catatan tersebut
hendaklah disirnpan. Metode dan tempat penyimpanan hendaklah disetujui oleh operator
pelaksana radiasi dan industri pemilik ijin edar. Pemantauan mikrobiologis adalah
tanggung jawab industri, yang mencakup pemantauan lingkungan saat pembuatan produk
dibuat dan pemantauan sehelum radiasi sesuai yang tercantum pada dokumen ijin edar.
Sterilisasi dengan gas dan fumigan
Metode sterilisasi ini hendaklah hanya digunakan bila cara lain tidak dapat diterapkan.
Selama proses validasi hendaklah dibuktikan bahwa tidak ada akibat yang merusak produk.
Kondisi dan waktu yang diberikan untuk menghilangkan gas hendaklah ditentukan untuk
mengurangi gas residu dan zat hasil reaksi sampai pada batas yang dapat diterima yang sudah
ditetapkan untuk tiap produk atau bahan. Berbagai gas dan fumigan dapat digunakan untuk