Top Banner
Bab 8: Prinsip Dasar Investasi 85 PRAKTIKUM 8: PRINSIP DASAR INVESTASI 1. Pengantar Prinsip dasar investasi adalah melakukan pengorbanan saat ini, menunda konsumsi sekarang, dan menanamkan dana (bukan dana pokok) pada suatu aset produktif, dengan ukuran memperoleh tingkat return (nilai imbal hasil) yang lebih besar di masa yang akan datang (pada masa yang ditentukan). Banyak motif dan alasan mengapa seseorang atau organisasi perlu melakukan investasi, salah satunya: untuk mendapatkan penghasilan, untuk melindungi asetnya, atau meningkatkan nilai kekayaannya, untuk melakukan re-investment, untuk penghematan pajak, dan untuk sarana mengurangi tekanan inflasi. Masyarakat populer kadang memahami konsep investasi dan trading sama saja, sebenarnya berbeda. Bagi sudut pandang praktisi pasar berjangka maupun pasar modal, prinsip investasi dan prinsip trading memiliki arti berikut komitmen yang berbeda. Investasi diartikan sebagai pembelian aset untuk disewakan, sedangkan trading diartikan sebagai membeli aset untuk dijual kembali. 2. Tujuan Instruksional Umum Memberikan pemahaman kepada Anda mengenai prinsip dasar investasi, fungsi dan manfaatnya. 3. Tujuan Instruksional Khusus Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan dapat memahami dan menjelaskan mengenai investasi dan manfaatnya.
25

Prinsip Dasar Investasi

Jan 04, 2016

Download

Documents

Reza Pahlevi

none
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Prinsip Dasar Investasi

Bab 8: Prinsip Dasar Investasi 85

PRAKTIKUM 8: PRINSIP DASAR INVESTASI

1. Pengantar

Prinsip dasar investasi adalah melakukan pengorbanan saat ini, menunda

konsumsi sekarang, dan menanamkan dana (bukan dana pokok) pada suatu

aset produktif, dengan ukuran memperoleh tingkat return (nilai imbal hasil) yang

lebih besar di masa yang akan datang (pada masa yang ditentukan). Banyak

motif dan alasan mengapa seseorang atau organisasi perlu melakukan investasi,

salah satunya: untuk mendapatkan penghasilan, untuk melindungi asetnya, atau

meningkatkan nilai kekayaannya, untuk melakukan re-investment, untuk

penghematan pajak, dan untuk sarana mengurangi tekanan inflasi.

Masyarakat populer kadang memahami konsep investasi dan trading sama saja,

sebenarnya berbeda. Bagi sudut pandang praktisi pasar berjangka maupun

pasar modal, prinsip investasi dan prinsip trading memiliki arti berikut komitmen

yang berbeda. Investasi diartikan sebagai pembelian aset untuk disewakan,

sedangkan trading diartikan sebagai membeli aset untuk dijual kembali.

2. Tujuan Instruksional Umum

Memberikan pemahaman kepada Anda mengenai prinsip dasar investasi, fungsi

dan manfaatnya.

3. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan dapat memahami dan

menjelaskan mengenai investasi dan manfaatnya.

Page 2: Prinsip Dasar Investasi

Bab 8: Prinsip Dasar Investasi 86

4. Dasar Teori

A. Prinsip dasar investasi

A.1. Investasi

A.1.1. Pengertian investasi

A.2. Rasio investasi keuangan

A.3. Prinsip dasar investasi

A.3.1. Toleransi resiko (risk) terhadap return

A.3.2. Pertimbangan time horizon

A.3.3. Pertimbangan market timing

A.3.4. Pertimbangan diversifikasi & spesialisasi.

A.4. Manfaat investasi

A.4.1. Sebagai sumber penghasilan

A.4.2. Sebagai sarana untuk melindungi aset atau kekayaan

A.4.3. Sebagai sarana untuk meningkatkan nilai kekayaannya

A.4.4. Sebagai sarana untuk melakukan re-investment kembali

A.4.5. Sebagai sarana dorongan penghematan pajak

A.4.6. Sebagai sarana mengurangi tekanan inflasi

A.5. Alasan melakukan investasi

A.5.1. Future value

A.5.2. Future annuity

A.6. Latihan soal

Page 3: Prinsip Dasar Investasi

Bab 8: Prinsip Dasar Investasi 87

4.1. Investasi

4.1.1. Pengertian Investasi

Investasi dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh

pribadi maupun organisasi dengan cara mengeluarkan pengorbanan

saat ini, menunda konsumsi sekarang, dan menanamkan dana (bukan

dana pokok) pada suatu aset produktif, dengan ukuran memperoleh

tingkat return (nilai imbal hasil) yang lebih besar di masa yang akan

datang (pada masa yang ditentukan). Investasi dapat berupa: investasi

tanah, investasi pendidikan, investasi saham, maupun investasi mata

uang asing. Pada saat investasi tanah, diharapkan dengan

bertambahnya populasi dan penggunaan tanah sehingga harga tanah

akan meningkat di masa yang akan datang. Pada investasi pendidikan,

diharapkan akan menambah pengetahuan dan keahlian sehingga

pencarian kerja dan pendapatan akan lebih besar. Pada investasi

saham, diharapkan pemodal akan mendapatkan keuntungan dari

selisih harga dasar pembelian dengan total growth (total pertumbuhan)

saham tersebut saat penjualannya. Dan pada investasi mata uang

(valas), diharapkan pemodal akan mendapatkan keuntungan dari

menguatnya nilai tukar mata uang asing terhadap mata uang lokal.

Hubungan antara resiko dengan tingkat return (pengembalian)

di dalam investasi, adalah bersifat linier atau searah, semakin tinggi

tingkat pengembalian maka semakin tinggi pula resiko, semakin besar

aset yang kita tempatkan dalam keputusan investasi maka semakin

besar pula resiko yang timbul dari investasi tersebut, dan kondisi linier

hanya mungkin terjadi pada pasar yang bersifat normal.

4.2. Rasio Investasi Keuangan

Disamping pengumpamaan diatas, terdapat 4 bagian rasio

pengumpamaan dan jenjang derajat resiko dan return investasi di dalam

sebuah level investasi keuangan, (yang ini lebih aplikatif) antara lain sbb:

Tabel 4.2

Jenjang Investasi Keuangan Berdasarkan Derajat Resiko dan Return

No Instrumen Investasi

Derajat Risk Return

Keterangan

1 Deposito bank Low risk, low return Return 3% - 6% per-tahun

Page 4: Prinsip Dasar Investasi

Bab 8: Prinsip Dasar Investasi 88

No Instrumen Investasi

Derajat Risk Return

Keterangan

2 Reksadana Middle risk, middle return Return 10% - 18% per-tahun

3 Saham High risk, high return Return 0% - 18% per-bulan

4 Futures trading Very high risk, very high return

Return 0% - 18% per-minggu, hari, jam, bahkan per-menit.

Sumber: Data primer 2013, data diolah.

Sehingga, bila diterjemahkan di dalam bagan grafik investasi, akan

berbentuk sebagai berikut:

Gambar 4.3

Derajat Investasi Berdasarkan Resiko dan Return

Level bisnis (investasi) pertama, adalah deposito bank. Deposito

bank, menunjukkan derajat resiko return pada level low risk low return (resiko

kecil, return kecil), dengan rasio penawaran return (pengembalian investasi)

kurang lebih antara sebesar 3% - 6% per-tahun, penulis katakan ini sebagai

level investasi kecil (low).

Diteruskan dengan level bisnis (investasi) kedua, reksadana.

Reksadana menunjukkan derajat resiko return pada level middle risk middle

return (resiko sedang, return sedang), dengan rasio penawaran return

(pengembalian investasi) kurang lebih antara sebesar 10% - 18% per-tahun,

BANK-DEPOSITO

(3% - 6% Per-tahun) Low risk

Low return

REKSADANA

(10% - 18% Per-tahun) Middle risk

Middle return

SAHAM

(0% - 18% Per-bulan) High risk

High return

BURSA BERJANGKA

(3% - 6% Per-day) Very high risk

Very high return

RETURN

RESIKO (RISK)

Page 5: Prinsip Dasar Investasi

Bab 8: Prinsip Dasar Investasi 89

dengan resiko seimbang, penulis katakan ini sebagai level investasi sedang

(middle / medium).

Diteruskan dengan level bisnis (investasi) ketiga, saham. Saham

menunjukkan derajat resiko return pada level high risk high return (resiko

tinggi, return tinggi), dengan rasio penawaran return (pengembalian

investasi) kurang lebih antara sebesar 0% - 18% per-bulan, dengan resiko

seimbang, penulis katakan ini sebagai level investasi tinggi (perlu

penanganan serius).

Dan diteruskan dengan level bisnis (investasi) keempat, yaitu

berjangka atau sering disebut futures trading. Berjangka menunjukkan

derajat resiko return sangat tinggi (tertinggi), yaitu pada level very high risk

very high return (resiko sangat tinggi, return juga sangat tinggi), dengan rasio

penawaran return (pengembalian investasi) kurang lebih sebesar 0% - 18%

per-minggu, hari, jam, bahkan per-menit dari modal pokok investasi. Bila

penulis katakan, ini (level investasi) sebagai level investasi sangat tinggi

(perlu penanganan super sangat serius, tidak hanya penangan portfolio

(beta, CV, SD, expected return) yang kita pahami dalam level sekuritas).

Hal inilah yang menjadi pembahasan hangat, bahwa secara tidak kita

sadari didalam investasi keuangan terdapat derajat-derajat bertingkat

investasi yang tingkat resiko dan return masing-masing meningkat

menyesuaikan. Tinggal anda memilih yang mana, yang cocok dengan

kebutuhan dan kepribadian anda masing-masing.

Secara normatif aplikatif, struktur investasi terbagi pada 2 (dua) hal,

yaitu investasi di dalam sektor riil dan investasi di dalam sektor keuangan.

Investasi sektor riil semata-mata dilakukan untuk mendukung permodalan

sektor hulu-hilir tersebut secara direct / langsung kepada rantai (pihak-pihak)

korporasi yang bersangkutan. Sedangkan investasi sektor keuangan,

sebenarnya kepanjangan tangan dari sistem sektor riil. Maksudnya, sektor

investasi ini eksis semata-mata untuk menyokong (membantu) permodalan

pada kebutuhan pembangunan sektor riil melalui jual beli wewenang1

(options, share (saham), obligasi, SBI) sesuai tingkatan sektor investasi

keuangan tersebut (agresif atau moderat). Oleh karena perkembangan

1 Jual beli wewenang, maksudnya hak memperoleh kewenangan (kepemilikan) atas pendapatan atau kuasaan keputusan berdasarkan proporsi kepemilikan yang dimiliki.

Page 6: Prinsip Dasar Investasi

Bab 8: Prinsip Dasar Investasi 90

sektor investasi keuangan yang luar biasa dan manfaatnya terhadap

pembangunan sektor riil yang tak terbantahkan, maka pemerintah mulai

memikirkan portal jual beli wewenang (share / saham / kepemilikan) sebagai

aliansi pertemuan pihak yang kelebihan dana (investor) dengan pihak

kekurangan dana (korporasi) berupa pasar modal maupun pasar berjangka

(dengan latar belakang: hedging, price efficiency, dan price discovery pada

bisnis ekspor impor dan stabilitas serta daya saing nilai tukar mata uang lokal

terhadap internasional) dengan menyesuaikan proporsi kewenangan

maksimal 35% penjualan saham yang dijual ke publik, untuk menjaga

eksistensi pemegang wewenang mayoritas (di beberapa Negara maju,

aturan ini tidak ada). Berikut penulis gambarkan pola investasi klasiknya.

Gambar 4.4

Pola Investasi Klasik

Berdasarkan bagan investasi klasik tersebut diatas, penulis

kembangkan pola flow (alur) investasi moderat, sebagai berikut:

Page 7: Prinsip Dasar Investasi

Bab 8: Prinsip Dasar Investasi 91

Gambar 4.5

Pola Investasi Moderat

4.3. Prinsip Dasar Investasi

Prinsip dasar investasi adalah melakukan pengorbanan saat ini,

menunda konsumsi sekarang, dan menanamkan dananya (bukan dana

pokok) pada suatu aset produktif, serta berharap mendapatkan tingkat return

lebih besar di waktu yang akan datang (untuk meningkatkan utilitas). Aspek-

aspek prinsip yang perlu diperhatikan di dalam dasar-dasar berinvestasi,

antara lain adalah aspek toleransi resiko terhadap return, pertimbangan time

horizon, pertimbangan market timing, dan pertimbangan diversifikasi &

spesialisasi.

4.3.1. Toleransi Resiko (Risk) Terhadap Return

Sesuai yang telah dijelaskan pada sub 4.2. rasio investasi

keuangan, penulis pikir, telah menjabarkan risk and return sangat

cukup. Sehingga sub ini langsung penulis berikan kesimpulan saja.

Kesimpulan pertimbangan risk and return di dalam sebuah investasi,

adalah tentang jumlah penghasilan (return) yang anda peroleh di waktu

Page 8: Prinsip Dasar Investasi

Bab 8: Prinsip Dasar Investasi 92

yang akan datang, dengan tingkat resiko ditanggung adalah sesuai.

Suatu keputusan keuangan yang lebih beresiko tentu diharapkan

memberikan imbalan yang lebih besar.

4.3.2. Pertimbangan Time Horizon

Jangka waktu investasi atau Time Horizon, adalah

pertimbangan jangka waktu, tujuan spesifik yang ingin dicapai, dan

berapa banyak dana yang dibutuhkan untuk realisasi pada setiap

jangka waktunya (jangka pendek, menengah, dan jangka panjang).

Pada umumnya, orang yang berinvestasi untuk jangka panjang

menanggung resiko yang lebih besar. Hal ini disebabkan investasi

keuangan (berjangka, saham, reksadana, obligasi, deposito)

mengalami fluktuasi yang tinggi dari waktu ke waktu. Namun, tingkat

return rata-ratanya stabil untuk jangka panjang.

Investasi yang kita lakukan perlu disesuaikan dengan kebutuhan

yang kita inginkan (jangkauan waktunya), sehingga target keuangan

pun perlu disesuaikan di dalam jangka pendek, menengah, dan jangka

panjang. Pertimbangan jangka pendek, artinya kurang dari 1 tahun, 1 –

3 tahun untuk pertimbangan jangka menengah, dan lebih dari 3 tahun

untuk pertimbangan jangka panjang.

Dilihat dari kebutuhannya, investasi jangka pendek dibutuhkan

untuk pemenuhan kebutuhan yang sifatnya konsumtif, seperti: membeli

mobil, membayar hutang atau liburan keluarga. Investasi jangka

menengah, dibutuhkan untuk tujuan yang sifatnya jangka menengah,

seperti keperluan untuk beli rumah, pernikahan, dan lain sebagainya,

dan. Investasi jangka panjang tujuannya lebih untuk keperluan

pengeluaran yang lebih besar dimasa depan, seperti: persiapan

proteksi (asuransi umum, asuransi jiwa, atau asuransi kesehatan),

perencanaan pensiun, warisan kekayaan, dan lain sebagainya.

Begitu tujuan spesifik yang ingin dicapai telah anda tetapkan,

hal selanjutnya adalah dengan menentukan kapan tujuan tersebut

ingin dicapai? dan berapa dana yang dibutuhkan?

Page 9: Prinsip Dasar Investasi

Bab 8: Prinsip Dasar Investasi 93

Jangka waktu investasi serta besarnya dana yang dibutuhkan

sangat terkait langsung dengan berapa besar dana yang harus

disisihkan tiap bulan atau secara berkala guna mencapai tujuan

tersebut. Semakin panjang jangka waktu investasi yang diinginkan

seperti misalnya menyiapkan dana pensiun, apabila saat ini Anda telah

berumur 30 tahun, maka dana yang harus disisihkan secara berkala

akan lebih kecil dibandingkan dengan bila menyiapkannya saat telah

berumur 40 tahun, dengan waktu pensiun yang sama di usia 55 tahun.

Keterkaitan lain adalah dengan tingkat risiko yang mungkin

dapat dipilih. Jadi, apabila sejak muda anda telah menyiapkan dana

pensiun maka instrumen investasi dengan tingkat return tinggi tentu

berkaitan dengan tingkat risiko yang tinggi pula. Mengapa begitu?

Karena dengan jangka waktu lebih panjang, maka perubahan tingkat

return terhadap resiko akan lebih besar pula.

Untuk strategi pengelolan return, anda bisa menggunakan

tingkat pengembalian bunga-berbunga (compound rate). Sehingga

dengan menentukan jangka waktu investasi dan besarnya dana yang

dibutuhkan, maka target hidup anda akan menjadi jelas.

Sebagai contoh, orang yang berusia 33 tahun dan ingin pensiun

di usia 60 tahun, dengan tabungan sebesar Rp 2,3 Milyar. Maka

jangka waktu investasinya adalah 27 tahun.

4.3.3. Pertimbangan Market Timing

Market timing, adalah ukuran kemampuan seseorang terhadap

tindakan antisipasi yang tepat pada kondisi atau situasi tertentu yang

tidak menguntungkan. Tindakan antisipasi yang tepat bisa berupa

membeli, menjual, atau mempertahankan komposisi strategi maupun

investasi untuk membentuk set portfolio yang tepat.

Market timing berhubungan dengan forecast realisasi di masa

mendatang dari sebuah portofolio. Jika anda maupun manajer

investasi anda yakin dapat menghasilkan lebih banyak dari rata-rata

return yang anda peroleh (mempertimbangkan resiko seimbang)

sebagai antisipasi perubahan pasar.

Page 10: Prinsip Dasar Investasi

Bab 8: Prinsip Dasar Investasi 94

Metode yang digunakan untuk mengukur adanya indikasi

market timing, adalah menggunakan metode Treynor Mazuy

(hubungan non linear) dan Henriksson-Merton (dual beta).

4.3.4. Pertimbangan Diversifikasi dan Spesialisasi

Teori portfolio modern menekankan pertanyaan tentang

diversifikasi efisien, yaitu bagaimana mendapatkan pertukaran terbaik

antara resiko dan return di dalam portfolio.

Portofolio merupakan bagian strategi investasi dan manajemen

risiko yang disebut diversifikasi. Dengan memiliki beberapa portofolio

aset, resiko investasi anda maka dapat dikurangi.

Prof. Jogiyanto di dalam sebuah kuliah, menjelaskan di dalam

membentuk suatu portfolio, akan timbul suatu masalah.

Permasalahannya, adalah terdapat banyak sekali kemungkinan

portfolio yang dapat anda bentuk dari kombinasi aktiva beresiko yang

tersedia di pasar. Kombinasi ini dapat mencapai jumlah yang tidak

terbatas. Belum lagi kombinasi ini juga memasukkan aktiva bebas

resiko di dalam pembentukan portfolio. Jika terdapat kemungkinan

portfolio yang jumlahnya tidak terbatas, maka akan timbul pertanyaan

portfolio mana yang akan dipilih oleh investor. Jika investor adalah

rasional, maka mereka akan memilih portfolio optimal. Portfolio optimal

dapat ditentukan dengan menggunakan model Markowitz atau dengan

model indeks tunggal.

Kunci utama menurunkan resiko portfolio (diversifikasi), adalah

kovarians atau koefisien korelasi antar aset. Koefisien korelasi yang

semakin mendekati negative satu memiliki potensi yang lebih besar

untuk menurunkan resiko portfolio (diversifikasi). Secara umum,

relative kecil. Koefisien yang semacam itu sudah cukup baik untuk

menurunkan resiko portfolio. Hanya jika koefisien korelasi antara dua

aset sama dengan satu (sempurna searah), maka diversifikasi tidak

mempunyai efek penurunan resiko. Di dalam situasi seperti ini, resiko

portfolio merupakan rata-rata tertimbang dari resiko aset individualnya.

Page 11: Prinsip Dasar Investasi

Bab 8: Prinsip Dasar Investasi 95

Spesialisasi merupakan bagian dari strategi investasi terfokus.

Dengan melakukan pengelolaan keuangan yang efisien, maka resiko

investasi terfokus ini dapat dikurangi.

Mari berbicara tentang diversifikasi dan spesialisasi di dalam

satu bagan (tubuh), bukan dipecah-pecah. Investasi popular yang kita

kenal, memperkenalkan manajemen resiko dengan portfolio

(diversifikasi), yaitu dengan pembagian resiko pada aset-aset produktif.

Investasi terfokus (mean: spesialisasi) memperkenalkan manajemen

resiko dengan pendekatan berbeda, yaitu fokuslah pada 1 (satu)

investasi produktif anda. Setelah secara terukur investasi tersebut

sehat dan aman. Beralihlah pada investasi produktif lainnya (entah

tetap 1 (satu) sektor investasi atau berbeda). “Beralih”, ini sebenarnya

punya arti diversifikasi, namun strategi diversifikasi dalam arti

spesialisasi ini bersifat lebih pada takaran advance (sangat pakar) dan

tidak bisa disamakan konsepnya dengan hanya memecah-mecah

resiko anda pada investasi-investasi produktif dari seluruh uang pokok

anda. Berdasarkan mini survei penulis, strategi spesialisasi ini akan

semakin efektif bila dilakukan oleh kelas korporasi2, bukan seseorang

dengan modal terbatas. Penulis dalam case ini, tidak berbicara

ngawur. Warren E. Buffett, melalui perusahaan keuangannya,

Berkshire Hathaway, telah secara empiris membuktikan efektivitas

strategi ini (investasi terfokus). Saya percaya, saya harap anda pelajari

dulu baru percaya.

4.4. Manfaat Investasi

Manfaat investasi, adalah sebagai sumber penghasilan bagi pemodal

tersebut, lalu sebagai sarana untuk melindungi asset produktifnya, sebagai

sarana untuk meningkatkan nilai kekayaannya, sebagai sarana untuk

melakukan re-investment kembali, sebagai sarana untuk dorongan

pengehematan pajak, dan terakhir sebagai sarana untuk mengurangi

tekanan inflasi (peningkatan penurunan mata uang).

2 Kelas korporasi, penulis hanya ingin memberikan catatan bahwa kelas korporasi yang dikendalikan oleh satu pemilik mayoritas.

Page 12: Prinsip Dasar Investasi

Bab 8: Prinsip Dasar Investasi 96

4.4.1. Sebagai Sumber Penghasilan

Dengan kita melakukan investasi, artinya kita telah menanamkan

dana kita pada aset produktif. Maka dari itu, investasi tersebut akan

dapat memberikan penghasilan. Tentang berapa besar pendapatan

yang akan kita peroleh, akan disesuaikan dengan proporsi besar

kecilnya modal uang investasi yang didistribusikan.

4.4.2. Sebagai Sarana Untuk Melindungi Aset Atau Kekayaan

Investasi dapat dikatakan sebagai sarana untuk melindungi aset,

karena adanya penambahan nilai dari hasil investasi tersebut.

Penambahan nilai suatu investasi, akan menghindari pemodal dari

adanya kemungkinan penurunan nilai yang disebabkan oleh berbagai

faktor ekonomi maupun non-ekonomi, bahkan faktor lingkungan.

Misalnya: inflasi, perubahan nilai kurs mata uang, perubahan selera

masyarakat, keadaan sosial-politik, atau perkembangan teknologi.

4.4.3. Sebagai Sarana Untuk Meningkatkan Nilai Kekayaannya

Meningkatkan nilai kekayaan, artinya 𝐹𝑢𝑡𝑢𝑟𝑒 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒 = 𝑃0(1 + 𝑖)𝑛.

Maksudnya, memperoleh pendapatan (pertumbuhan nilai) yang akan

datang untuk pemenuhan kepentingan kita saat ini atau masa yang

akan datang (waktu yang ditentukan dan telah disepakati). Pendapatan

(revenue) yang kita peroleh saat ini, merupakan akibat dari tindakan

atas keputusan investasi kita di masa lalu.

Catatan kaki dari penulis, lakukanlah keputusan investasi dengan

rumus anuitas: FV an = Pc [{(1+i)n – 1} / i ] x (1+i). Langkah ini akan

sangat membantu meningkatkan nilai kekayaan anda menjadi lebih

rasional dan mudah diwujudkan.

4.4.4. Sebagai Saran Untuk Melakukan Re-Investment Kembali

Artinya, setelah 3 (tiga) komponen diatas (sebagai sumber

penghasilan, sebagai sarana untuk melindungi aset atau kekayaan,

dan sebagai sarana untuk meningkatkan nilai kekayaannya) terealisasi

(terwujud), prinsip reinvestment mengharuskan pemodal untuk

melakukan investasi kembali kepada aset-aset produktif (investasi

produktif) agar roda kekayaan terus berputar dan pemodal tersebut

Page 13: Prinsip Dasar Investasi

Bab 8: Prinsip Dasar Investasi 97

akan semakin kaya. Modal yang digunakan untuk pengembangan

tersebut, diambil berdasarkan hitungan reinvestment rate 14% atau

27% dari total penghasilan rutin. Sehingga: investasi tidak berhenti

hanya pada peningkatan nilai kekayaan.

4.4.5. Sebagai Sarana Untuk Dorongan Penghematan Pajak

Motif untuk mendorong penghematan pajak, yaitu karena pajak

pertambahan nilai yang kita bayar, jika mengkonsumsi sesuatu akan

berkurang. Tentunya, langkah ini membuat kita berhemat untuk

membayar pajak.

Pajak investasi bagi investor menyangkut penghasilan berjalan,

capital gain, perlindungan pajak dan perencanaan pajak. 1).

Penghasilan Berjalan. Investor yang investasinya mendapatkan

penghasilan berjalan seperti deviden & bunga dikenakan pajak

tergolong pajak rendah (low tax bracket) capital gain, perlindungan

pajak dan perencanaan pajak. Penghasilan berjalan ini dikenakan

pajak sebagai penghasilan biasa (ordinary income). 2). Capital Gain.

Capital gain jangka pendek dikenakan pajak seperti pajak penghasilan

biasa, sehingga tidak memberikan keuntungan bagi pajak. Sedangkan

60% capital gain jangka panjang dibebaskan (totally exempt) dari

pajak; sisanya 40% dikenakan pajak seperti penghasilan biasa,

sehingga tarif pajak maksimum dari capital gain jangka panjang adalah

20% (40% kena pajak dengan tarif maksimum 50%).

4.4.6. Sebagai Sarana Untuk Mengurangi Tekanan Inflasi

Kegiatan investasi uang yang beredar, akan dapat dimanfaatkan

untuk kegiatan yang produktif sehingga menekan kegiatan yang

bersifat konsumtif. Alasannya, kegiatan konsumtif inilah salah satu

faktor utama penyebab adanya inflasi (depresiasi asset akibat

mahalnya harga 9 bahan pokok).

Page 14: Prinsip Dasar Investasi

Bab 8: Prinsip Dasar Investasi 98

4.5. Alasan Melakukan Investasi

Alasan organisasi maupun seseorang melakukan investasi adalah

pertimbangan Future Value (nilai yang akan datang). Keputusan melakukan

investasi berarti menanamkan dana pada aset produktif, sehingga investasi

tersebut akan menghasilkan total nilai aset melebihi nilai saat ini dan yang

akan datang.

4.5.1. Future Value

Future value (FV) adalah suatu jumlah yang dicapai dari suatu

nilai (uang) tertentu dengan pertumbuhan pembayaran selama periode

waktu yang akan datang. Karena kita membahas tentang perolehan

masa depan, sehingga harus diketahui patokan growth (pertumbuhan)

yang ditunjukkan dari besarnya bunga (i) yang ditawarkan saat ini.

Bunga dalam kategori ini, adalah bunga sederhana. Bunga sederhana

adalah sebuah perolehan pendapatan yang harus didapatkan oleh

seseorang yang menginvestasikan atau menabungkan dananya sesuai

perjanjian dasar. Total perolehan dari bunga sederhana adalah hasil dari

variabel: tabungan pokok (investasi atau pinjaman), tingkat bunga per

periode (normalnya per-tahun), dan jumlah waktu lamanya pinjaman.

Sehingga rumus future value (FV) di dalam konsep bunga sederhana

sebagai berikut:

𝑭𝒖𝒕𝒖𝒓𝒆 𝑽𝒂𝒍𝒖𝒆 = 𝑷𝟎(𝟏 + 𝒊)𝒏

Keterangan:

- FV : Future value

- Po : Pinjaman atau tabungan pokok

- i : Tingkat bunga

- n : Periode atau jangka waktu

Page 15: Prinsip Dasar Investasi

Bab 8: Prinsip Dasar Investasi 99

CONTOH SOAL:

Diketahui, bahwa: tabungan pokok (P0) atau proyek investasi

yang dimiliki oleh Bapak Adjie adalah sebesar Rp 100.000.000,- dengan

tingkat bunga (i) per-periode waktu, dalam hal ini bulan adalah 10%.

Maka berapakah hasil akhir dari tabungan pokok atau proyek investasi

tersebut dalam jangka waktu (n) 5 bulan saja:

JAWAB:

- 1 bln yang akan datang menjadi = Rp 100.000.000 (1+0,1)1

= Rp 110.000.000,-.

- 2 bln yang akan datang menjadi = Rp 100.000.000 (1+0,1)2

= Rp 121.000.000,-.

- 3 bln yang akan datang menjadi = Rp 100.000.000 (1+0,1)3

= Rp 133.100.000,-.

- 4 bln yang akan datang menjadi = Rp 100.000.000 (1+0,1)4

= Rp 146.410.000,-.

- 5 bln yang akan datang menjadi = Rp 100.000.000 (1+0,1)5

= Rp 161.051.000,-.

Artinya:

Tabungan pokok (P0) Bapak Adjie dengan tingkat bunga (i) per-

periode waktu sebesar 10% telah berkembang semakin besar dari bulan

ke bulan hingga di bulan ke 5 (lima). Terbukti, bahwa sejak berawal dari

investasi awal sebesar Rp 100.000.000,- bertumbuh menjadi Rp

110.000.000,- pada bulan ke 1 (satu), lalu bertumbuh Rp 121.000.000,-

pada bulan ke 2 (dua), lalu bertumbuh kembali Rp 133.100.000,- pada

bulan ke 3 (tiga), lalu bertumbuh kembali Rp 146.410.000,- pada bulan

ke 4, dan terakhir bertumbuh pada Rp 161.051.000 pada bulan me 5

(lima). Sehingga hasil selisih dari saldo awal (seratus juta) adalah Rp

61.051.000 (enam puluh satu juta lima puluh satu ribu rupiah).

Hal tersebut dapat terjadi karena adanya pengaruh “suku bunga

yang berbunga”, ini dikenal sebagai Bunga Majemuk atau Bunga

Berganda.

Page 16: Prinsip Dasar Investasi

Bab 8: Prinsip Dasar Investasi 100

4.5.2. Future Value Annuity

Future Value Annuity (FVA) adalah sebuah permainan hitungan

keuangan dengan menambahkan sejumlah investasi dengan dilakukan

secara berulang-ulang dan teratur sehingga total hasil investasi menjadi

semakin besar. Penambahan investasi ini bukan pada investasi

futures maupun saham anda, melainkan pada investasi tabungan

(deposito) anda, hal ini melihat tingginya tingkat resiko yang akan

ditanggung. Penambahan dana investasi dilakukan dengan

menambahkan hasil investasi futures maupun saham dan seluruh

investasi lainnya milik anda pada tabungan anda (deposito) secara rutin

setiap bulan atau setiap satu tahunnya.

Rumus Future Value Annuity, sebagai berikut:

FV an = Pc [{(1+i)n – 1} / i ] x (1+i)

Keterangan:

FV an = Future Value Annuity Due

Pc = Pembayaran Tiap Awal Periode

i = Tingkat Bunga

n = Periode

CONTOH SOAL:

Jika setiap awal tahun (periode), secara teratur Bp Ahmad melakukan

pembayaran atau penambahan investasi sebesar Rp 100.000.000,-

dengan tingkat bunga sebesar 10% pertahun, dalam masa waktu 5

tahun maka:

Page 17: Prinsip Dasar Investasi

Bab 8: Prinsip Dasar Investasi 101

JAWAB:

- 1 (satu) tahun yang akan datang akan menjadi:

FV = Rp 100.000.000 [{(1+10%)1-1}/10% x (1+10%)

=Rp110.000.000,-

- 2 (dua) tahun yang akan datang akan menjadi:

FV = Rp100.000.000 [{(1+10%)2-1}/10% x (1+10%)

= Rp231.000.000,-

- 3 (tiga) tahun yang akan datang akan menjadi:

FV = Rp100.000.000 [{(1+10%)3-1}/10% x (1+10%)

= Rp364.100.000,-

- 4 (empat) tahun yang akan datang akan menjadi:

FV = Rp100.000.000 [{(1+10%)4-1}/10% x (1+10%)

= Rp510.510.000,-

- 5 (lima) tahun yang akan datang akan menjadi:

FV = Rp100.000.000 [{(1+10%)5-1}/10% x (1+10%)

= Rp671.561.000,-

Disamping melakukan penambahan investasi setiap awal tahun

(periode) sebesar Rp 100.000.000,-. Bp Ahmad juga ingin

menginvestasikan sejumlah pendapatannya dari hasil bisnis lainnya

sebesar Rp 8.000.000,- setiap bulan (Rp 8jt x 12 = Rp 96jt per / tahun).

Investasi tersebut dimulai tahun ke-2. Sehingga perhitungan Annuity

menjadi sebagai berikut:

- 1 (satu) tahun yang akan datang akan menjadi:

FVan = Rp100.000.000 [{(1+10%)1-1}/10% x (1+10%)

= Rp110.000.000,-

- 2 (dua) tahun yang akan datang akan menjadi:

FVan = Rp196.000.000 [{(1+10%)2-1}/10% x (1+10%)

= Rp452.760.000,-

- 3 (tiga) tahun yang akan datang akan menjadi:

FVan = Rp196.000.000 [{(1+10%)3-1}/10% x (1+10%)

= Rp713.636.000,-

Page 18: Prinsip Dasar Investasi

Bab 8: Prinsip Dasar Investasi 102

- 4 (empat) tahun yang akan datang akan menjadi:

FVan = Rp196.000.000 [{(1+10%)4-1}/10% x (1+10%)

= Rp1.000.599.600,-

- 5 (lima) tahun yang akan datang akan menjadi:

FVan = Rp196.000.000 [{(1+10%)5-1}/10% x (1+10%)

= Rp1.316.256.560,-

Efek Berganda dari bunga berbunga atau bunga majemuk, seringkali

disebut sebagai salah satu kelipatan ajaib, karena seolah-olah

penambahan dana yang dilakukan secara berulang-ulang dan teratur

mampu menciptakan arus kas untuk kita (uang bekerja untuk kita dan

bukan kita yang bekerja untuk mendapatkan uang). Dengan melihat

ilustrasi diatas, maka investasi akan dapat memberikan hasil yang

semakin besar apabila dilakukan lebih awal atau lebih lama, dan secara

teratur melakukan penambahan investasi pada investasi dasar yang kita

miliki.

Page 19: Prinsip Dasar Investasi

Bab 8: Prinsip Dasar Investasi 103

4.5. Instrumen-instrumen Investasi Keuangan/Berjangka

Pada dasarnya, instrument keuangan dapat dikelompokkan menjadi dua (berdasar peringkat waktunya), yaitu: Pertama,

Instrumen Pasar Uang (Money Market Instrumen). Kedua, Instrumen Pasar Modal (Capital Market Instrument).

Instrumen Pasar Uang (Money Market Instrumen), merupakan instrument investasi yang mempunyai jatuh tempo kurang

dari satu tahun, contohnya: Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Akseptasi Bank, Commercial Paper, dan Certificates of Deposit.

Sedangkan Instrumen Pasar Modal (Capital Market Instrument), merupakan instrument investasi yang mempunyai jatuh

tempo jangka panjang (lebih dari satu tahun), contohnya: Kontrak Berjangka, Indeks Saham, Waran, Saham, Obligasi,

Reksadana, dan Bukti Right.

Tabel 4.5.1

Ringkasan Instrumen Pasar Modal Indonesia

No Instrumen Definisi Keuntungan

(Profit) Kerugian

(Loss)

1 Kotrak Berjangka

Kontrak/perjanjian berjangka Indeks Saham dengan variabel pokok Indeks.

Hedging instrumen Spekulasi dengan leverage Arbitrase.

Capital Loss dengan leverage.

2 Indeks Saham Kontrak/perjanjian berjangka Indeks Saham dengan variabel pokok Indeks.

Hedging instrumen Spekulasi dengan leverage Arbitrase.

Capital Loss dengan leverage.

3 Waran

Merupakan sekuritas yang melekat pada penerbitan saham ataupun obligasi, yang memberikan hak kepada pemiliknya untuk membeli saham perusahaan dengan harga dan pada jangka waktu tertentu.

Capital Gain dengan leverage, jika waran dikonversikan menjadi saham Capital Gain yang diperoleh di Pasar Sekunder.

Capital Loss dengan leverage Capital Loss yang diperoleh di Pasar Sekunder.

Page 20: Prinsip Dasar Investasi

Bab 8: Prinsip Dasar Investasi 104

No Instrumen Definisi Keuntungan

(Profit) Kerugian

(Loss)

4 Saham Sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan.

Capital Gain. Dividen.

Capital Loss Tidak ada pembagian dividen Risiko Likuidasi Delisting dari Bursa Efek.

5 Reksadana

Saham, obligasi, atau efek lain yang dibeli oleh sejumlah investor dan dikelola oleh sebuah perusahaan investasi profesional.

Tingkat pengembalian yang potensial Pengelolaan dana oleh manajemen yang profesional Likuiditas.

Capital Loss Risiko Likuidasi pada Reksa Dana Tertutup.

6 Obligasi Efek bersifat hutang

Bunga dengan jumlah serta waktu yang telah ditetapkan Capital Gain Dapat dikonversi menjadi saham (untuk obligasi konversi) Memiliki hak klaim pertama pada saat emiten dilikuidasi.

Gagal Bayar Capital Loss Callability.

7 Bukti Right

Sekuritas yang memberikan hak kepada pemiliknya untuk membeli saham baru perusahaan dengan harga dan dalam periode tertentu.

Capital Gain dengan leverage, jika bukti right ditukar dengan saham baru Capital Gain yang diperoleh di Pasar Sekunder.

Capital Loss dengan leverage Capital Loss yang diperoleh di Pasar Sekunder.

Sumber: Prof. Eduardus Tandelilin, PhD, CWM, Wealth Management, 2012.

Page 21: Prinsip Dasar Investasi

Bab 8: Prinsip Dasar Investasi 105

5. Latihan Soal/Praktikum

1. Mengapa perlu melakukan investasi?

2. Jelaskan keuntungan melakukan investasi?

3. Sebutkan contoh rasio pengumpamaan tingkat investasi keuangan

berdasarkan pertimbangan jenjang resiko dan return. Bagaimana menurut

pendapat Anda?

4. Gambarkan, struktur pola investasi klasik. Dari gambar tersebut, investasi

mana yang anda pilih (sesuai kebutuhan anda)?

Page 22: Prinsip Dasar Investasi

Bab 8: Prinsip Dasar Investasi 106

5. Sebutkan 4 (empat) prinsip dasar investasi. Dan apakah pengertian prinsip

dasar investasi?

6. Apa sajakah manfaat melakukan investasi?

7. Sebutkan alasan melakukan investasi. Sebutkan definisi, berikut rumusnya?

8. Mengapa investasi bernilai buruk, apabila jumlah tingkat suku bunga yang

ditawarkan memiliki nilai lebih rendah dibandingkan tingkat inflasi saat ini?

Page 23: Prinsip Dasar Investasi

Bab 8: Prinsip Dasar Investasi 107

9. Jelaskan perbedaan antara pasar uang dan pasar modal?

10. Kontrak berjangka, Indeks saham, Waran, Saham, Obligasi, Reksadana, dan

Bukti right tergolong dalam jenis instrument keuangan apa?

11. Pada awal tahun 2015, Bpk Ahmad menabung di Bank dengan setoran

sebesar Rp 150.000.000,- jika tingkat suku bunga simpanan bank adalah 5%,

berapa nilai simpanan Bpk Ahmad pada:

a. Satu tahun yang akan datang?

b. Dua tahun yang akan datang?

c. Tiga tahun yang akan datang?

d. Empat tahun yang akan datang?,dan

Page 24: Prinsip Dasar Investasi

Bab 8: Prinsip Dasar Investasi 108

e. Lima tahun yang akan datang?

Tips: Anda, dapat mengerjakan dengan menggunakan fungsi yang ada pada Ms

Excell (fungsi FV).

12. Bpk Agung setiap awal bulan menabung di Bak dengan setoran rutin sebesar

Rp 75.000.000,- Jika tingkat suku bunga simpanan bank adalah 5%, berapa

nilai simpanan Bpk Agung, pada:

a. Akhir tahun ke satu yang akan datang?

b. Akhir tahun ke dua yang akan datang?

c. Akhir tahun ke tiga yang akan datang?

d. Akhir tahun ke empat yang akan datang?

e. Akhir tahun ke lima yang akan datang?

Page 25: Prinsip Dasar Investasi

Bab 8: Prinsip Dasar Investasi 109

Rerefensi:

1. Mamduh M. Hanafi, 2008. Manajemen Keuangan.

2. Prof. Eduardus Tandelilin, PhD, CWM, 2012. Wealth Management.

3. Dra. Sufitri,M.M, 2008. Modul Praktikum Pasar Modal.

4. Prof. Dr. Jogiyanto Hartono, M.B.A.,Ak, 2008. Teori Portofolio dan Analisis

Investasi.

5. Achmad Choiruman,2012. Praktikum Pasar Modal dan Portfolio.

Telah diperiksa pada tanggal,.......................................

Pengampu Mt Kuliah Asisten Praktikum Nilai:

(.........................................) (.........................................)

Catatan: