PRESENTASI KASUS OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK OLEH: ISNA KENCANA (20100310049) PEMBIMBING: dr. I Wayan Marthana, M. Kes, Sp. THT
PRESENTASI KASUSOTITIS MEDIA SUPURATIF
KRONIK
OLEH:ISNA KENCANA(20100310049)
PEMBIMBING:dr. I Wayan Marthana, M. Kes, Sp. THT
KASUS
Identitas Pasien
Nama Ny. D
Umur 62 Tahun
Jenis Kelamin Perempuan
Pekerjaan Ibu Rumah Tangga
Alamat Banguntapan, Bantul
No RM 434673
Tanggal Periksa 14 Desember 2015
KELUHAN UTAMA
Keluar cairan dari telinga kanan sudah membaik
KELUHAN TAMBAHAN
Telinga kanan : berdenging (+) nyeri (+) penurunan fungsi pendengaran (+)
Telinga kiri : terasa penuh (+)
ANAMNESIS
Pasien datang sendiri ke poli THT, dalam
keadaan sadar, mengatakan keluar cairan dari telinga kanan, keluhan dirasakan sejak 1,5 bulan yang lalu dan sudah berobat 2x semakin membaik
Telinga kanan terkadang masih terasa nyeri, cairan keluar purulen, sebelumnya tidak pernah mengalami hal serupa, sebelumnya terdapat riwayat batuk pilek (+)
Pasien memiliki riwayat hipertensi sejak 1 tahun terakhir dan tidak berobat rutin.
Riwayat Penyakit Sekarang
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU RIWAYAT PENYAKIT
KELUARGA
Riwayat alergi (-)Riwayat penyakit serupa pada
telinga kiri (+)Riwayat batuk pilek berulang
(+)Riwayat Asma (-)Riwayat DM (-)
Riwayat gigi berlubang (+)
Riwayat penyakit serupa (-)Riwayat batuk pilek
berulang (-)Riwayat Asma (-)Riwayat DM (-)
Riwayat Hipertensi (-)
ANAMNESIS
Keadaan umum • Compos mentis
Vital sign• Temperatur 360C• Respirasi rate 20 x/m• Heart rate 80 x/m• Blood pressure 170/90 mmHg
Pemeriksaan Fisik
Perforasi sentral +/+ Pulsasi -/- Nyeri Tekan Tragus : -/- Meatus Acusticus Eksternus :
sekret +/-, bau +/- Membran Timpani : Intak -/-,
reflek cahaya -/-, hiperemis -/-
Tes Penala: HU>HT
Pemeriksaan Fisik
Nyeri tekan sinus frontalis : -/- Nyeri tekan sinus maksilaris : -/- Mukosa : hiperemis -/-, sekret -/-
Concha: oedema -/- Septum nasi : lurus Massa : -/-
Pemeriksaan Fisik
Mukosa : tenang, post
nasal drip (-) Tonsil : T0-T0, hiperemis
(-) Gigi : karies molar atas
kanan. Leher : Pembesaran
kelenjar getah bening (-)
Pemeriksaan Fisik
Diagnosis :OMSK Benigna Aktif AS
Terapi :Evakuasi serumen
Perheridol 3% 3xIII gtt ASCetirizine 1x10 mg
Konsul UPD
TINJAUAN PUSTAKA
Otitis Media ?
Otitis media ialah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba eustachius,
antrum mastoid dan sel-sel mastoid.
Otitis media supuratif Otitis media non supuratif (serosa,
sekretoria, musinosa, efusi)
Masing2 mempunyai bentuk akut dan kronis, yaitu otitis media supuratif akut (OMA) dan otitis media supuratif kronis (OMSK). Begitu pula otitis media serosa akut (barotrauma=aerotitis) dan otitis media serosa kronis.
Selain itu, terdapat otitis media spesifik : otitis media tuberkulosa, otitis media sifilitika, atau otitis media adhesiva.
Klasifikasi
Otitis media
Otitis media akut
Resiko rendah, resiko tinggi
Otitis media sub akut
Otitis media kronik
Tipe aman, tipe bahaya
Klasifikasi
Pada anak
• Streptococcus pneumoniae• Haemophilus influenzae• Streptococcus Group A• Branhamella catarrhalis• Staphyllococcus aureus• Staphyllococcus epidermidis
Pada bayi
• Chlamydia trachomatis• Escheria coli• Spesies Klebsiella
Bakteri Patogen OMA
Gabungan aksi fisiologis silia, enzim penghasil mukus
(murumidase) dan antibodi berfungsi sebagai mekanisme pertahanan bila telinga terpapar dengan mikroba kontaminan pada saat menelan.
Sebagai pelengkap mekanisme pertahanan di permukaan, suatu anyaman kapiler sub epitel yang penting menyediakan faktor humoral, leukosit polimorfonuklear dan sel fungsi fagosit.
OMA terjadi bila mekanisme fisiologi terganggu. Obstrusi tuba eustachius merupakan faktor penyebab dasar.
Hilangnya sawar utama terhadap invasi bakteri dan spesies bakteri dapat berkolonisasi, menyerang jaringan dan menimbulkan infeksi.
Patofisiologi
Patofisiologi
Etiologi :Perubahan tekanan udara
tiba2AlergiInfeksi
Sumbatan (sekret, tampon, tumor)
Gangguan tuba
Tekanan negatif telinga
tengahEfusi OME
OMA
Sembuh OME OMSK
Sembuh
Absorpsi udara tekanan (-) telinga rengah
retraksi membran timpani Membran rimpani normal/keruh pucat Efusi mungkin terjadi, tapi tidak dapat
dideteksi Sukar dibedakan dengan otitis media serosa
yg disebabkan virus/alergi
Stadium OMA : 1. Oklusi Tuba Eustachius
Tampak pembuluh darah yg melebar di
membran timbani hiperemis serta edem. Sekret yg telah terbentuk mungkin bersifat eksudat yg serosa sehingga susah terlihat.
2. Hipermis (Presupurasi)
Edema hebat dan hancurnya sel epitrel superfisial,
terbentuknya eksudet purulen di kavum timpani, bulging ke telinga luar.
Tampak sangat sakit, nadi dan suhu meningkat, serta rasa nyeri bertambah hebat.
Apabila tekanan nanah di kavum timpani tidak berkurang, maka iskemia akibat tekanan kapiler2 serta timbul tromboflebitis pada vena kecil dan nekrosis mukosa dan submukosa. Nekrosis terlihat daerah lebih lembek dan kekuningan, akan ruptur.
Bila tidak dilakukan insisi kemungkinan akan ruptur. Bila melakukan miringotomi, luka insisi akan menutup kembali, sedangkan bila ruptur maka tidak mudah tertutup kembali.
3. Stadium Supurasi
Terlambat pemberian antibiotik atau virulensi
kuman yg tinggi, maka dapat terjadi ruptur membran timpani dan nanah keluar mengalir.
Anak yg tadinya gelisah menjadi tenang, suhu badan turun, dan dapat tertidur nyenyak.
4. Stadium Perforasi
Bila membran tetap utuh, maka perlahan-lahan
normal kembali. Bila sudah perforasi maka sekret akan berkurang dan akhirnya kering.
Bila daya tahan tubuh baik atau virulensi rendah, maka resolusi dapat terjadi tanpa pengobatan.
OMA berubah OMSK bila perforasi menetap dengan sekret keluar menerus dan hilang timbul.
Oma dapat menimbulkan gejala sisa (sequele) berupa otitis media serosa bila sekret menetap tanpa terjadinye perforasi.
5. Stadium Resolusi
Gejala Klasik OMA
Nyeri, demam, malaise, kadang nyeri kepala disamping telinga.
Pada anak anoreksia, kadang mual dan muntah.Seluruh atau sebagian membran timpani secara khas
menjadi merah dan menonjol, pembuluh darah berdilatasi, abses telinga.
Terapi OMA
tergantung pada stadium penyakitnya.
TERAPI
Bertujuan untuk membuka kembali tuba
eustachius, sehingga tekanan negatif di telinga tengah hilang.
Diberikan obat tetes hidung. HCl efedrin 0,5% dalam larutan fisiologik (anak <12tahun) atau HCl efedrin 1% dalam larutan fisiologik anak >12 tahun dan orang dewasa.
Selain itu sumber infeksi harus diobati. Antibiotik diberikan apabila penyebab adalah bakteri, bukan virus atau alergi.
Stadium Oklusi
Antibiotik, obat tetes hidung, dan analgetika. Antibiotika golongan penisilin atau ampisilin.
Penisilin IM dengan konsentrasi kuat di dalam darah, sehingga tidak terjadi mastoiditid yg terselubung, gangguan pendengaran sisa, dan kekambuhan dianjurkan 7 hari. Alergi penisilin eritromisin
Anak ampisilin dosis 50-100mg/kgBB/hari dibagi 4 dosis, atau amoksilin 40mg/kgBB/hari dibagi 3 dosis, atau eritromisin 40mg/kgBB/hari
Stadium Presuperasi
Antibiotik, idealnya disertai miringotomi, bila
membran timpani utuh. Dengan miringotomi gejala klinis lebih cepat hilang dan ruptur dapat dihindari.
Stadium Supurasi
Pengobatan yang diberikan adalah obat cuci
telinga H2O2 3% selama 3-5 hari serta antibiotika yg adekuat. Biasanya sekret akan hilang dan perforasi dapat menutup kembali dalam waktu 7-10 hari.
Stadium Perforasi
Maka membran timpani berangsur normal kembali,
sekret tidak ada lagi dan perforasi menutup. Bila tidak terjadi resolusi akan tampak perforasi di
membran timpani, disebabkan berlanjutnya edema mukosa telinga tengah. Antibiotika dilanjutkan 3 minggu. Bila sekret tetap banyak kemungkinan mastoiditis, atau disebut otitis media supuratif subakut.
Bila perforasi menetap lebih dari satu setengah bulan maka disebut otitis media supuratif kronis (OSMK).
Stadium Resolusi
Komplikasi
Sebelum ada antibiotika, OMA menimbulkan komplikasi abses subperiosteal sampai komplikasi
yang berat (meningitis dan abses otak).Setalah ada antibiotik, semua jenis komplikasi biasanya didapatkan sebagai komplikasi OMSK.
Miringotomi ???
Miringotomi adalah tindakan insisi pada pars tensa membran timpani, agar terjadi drenase sekret dari telinga tengah ke liang telinga luar.
Isitilah miringotomi sering dikacaukan dengan parasentesis. Timpanosintesis sebetulnya berupa pungsi pada membran timpani untuk
mendapatkan sekret guna pemeriksaan mikrobiologik (dengan semprit dan jarum khusus).