PRESENTASI KASUSHEPATITIS DAN CHOLECYSTITIS AKUTDisusun untuk
Memenuhi Sebagian Syarat Mengikuti Ujian
Bagian Ilmu Radiologi RSUD Tidar Magelang
Diajukan kepada:
dr. Anto Artsanto, Sp.A
Dosen Pembimbing:
dr. Handri Andika, Sp. Rad
Disusun oleh:
Kurniati Hatmi20090310168SMF ILMU RADIOLOGIRSUD TIDAR KOTA
MAGELANG
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2015I. ANAMNESISa. Identitas Pasien
Nama
: Tn. DJenis Kelamin
: Laki-lakiUsia
: 52 tahunAgama
: Islam
Alamat
: Mangunrejo, Tegalrejob. Riwayat Penyakit Sekarang
Keluhan utama : Kuning seluruh tubuh.Pasien post operasi
hernioraphy mengeluhkan sekujur tubuhnya berwarna kuning sejak 5
hari yang lalu. Pasien merasa mual, muntah, dan nyeri kepala. BAK
4-5x/hari dan berwarna seperti teh. BAB normal.c. Riwayat Penyakit
Dahulu
Riwayat Sakit Kuning: (+) pada usia 30 tahunRiwayat Hipertensi:
(-)
Riwayat Penyakit Jantung: (-)
Riwayat DM
: (-)
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat Hipertensi: (-)
Riwayat Penyakit Jantung: (-)
Riwayat DM
: (-)
II . PEMERIKSAAN FISIK Keadaan Umum: Sedang
Kesadaran
: Compos Mentis Vital Sign
: Nadi: 98 X/Min
Suhu: 37 0C Laju Respirasi: 20x/Min Kepala
: Mesochepal Mata
: Konjungtiva Anemis (-/-), Sklera Ikterik (+/+), Telinga
: ottorhea (-), nyeri telinga (-)
Hidung
: discharge (-), nafas cuping hidung (-)
Mulut & Bibir: hiperemis faring (-), sianosis (-), pucat
(-)
Leher
: Normocoli, tidak ada peningkatan JVP
Thorax
: Inspeksi: simetris ka-ki
Palpasi: Ketinggalan gerak (-), Vocal Fremittus (+)
Perkusi: Sonor (+/+)Auskultasi : Paru Vesikuler (+/+), Wheezing
(-), Ronchi basah (-)
Cor : S1/S2 (+/+) Reguler Abdomen
: Inspeksi : perut distensi (-), jejas (-)
Auskultasi : BU (+)
Palpasi : supel (+), nyeri tekan (+), hepatomegali (+), lien
ttb
Perkusi : Timpani (+) Ekstremitas
: Akral hangat, CRT < 2 detik,
Edema di keempat ekstremitas (-), sianosis (-)
Kulit
: Ikterik (+), Hiperpigmentasi (-)III. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Darah RutinParameterNilaiSatuan
WBC4,6[103/ul]
RBC 4,4[106/ul]
HGB13,0[g/dl]
HCT 38,5[%]
MCV66,2[fL]
MCH22,1[pg]
MCHC33,3[gr/dl]
PLT189 [103/uL]
RDW-CV15,5[%]
RDW-SD36,1[fL]
Differential
ParameterNilaiSatuan
Eosinofil0%
Basofil0%
Neutrofil91%
Limfosit2%
Monosit6%
Ureum27,6Mg/dL
Kreatinin1,13Mg/dL
SGOT62,7u/L
SGPT64,5u/L
Albumin 2,8g/dl
Bilirubin total 15,40mg/dl
Bilirubin Direk 13,83mg/dl
Bilirubin Indirek 1,57mg/dl
HbsagnegatifNegatif
Hasil USG:Hepar
: Ukuran normal, echostructure parenchym lebih kasar dengan
densitas menurun, permukaan relatif rata, tak tampak nodul, V.porta
dan Hepatica normal.
Ves.Felea
: ukuran normal, dinding menebal, tak tampak batu, tak tampak
obstruksi.
Pankreas
: ukuran normal, echostructure parenchym homogen,permukaan rata,
tak tampak massa/ nodul.
Lien
: ukuran normal, echostructure parenchym homogen,permukaan rata,
tak tampak massa/ nodul , v. Lienalis dbn.
Renal sin-dx : ukuran masih dalam batas normal, echostructure
parenchym dbn, batas kortikomedular dbn, PCS tidak melebar, tak
tampak batu.
VU
: dinding dbn, batu
Kesan : Hepatitis dan cholecystitis akut1. Anatomi Ovarium
Gambar 1 : Anatomi Ovarium dan Tuba
Wanita pada umumnya memiliki dua indung telur kanan dan kiri,
dengan penggantung mesovarium di bagian belakang ligamentum latum,
kiri dan kanan. Ovarium adalah kurang lebih sebesar ibu jari tangan
dengan ukuran panjang kira-kira 4 cm, lebar dan tebal kira-kira 1,5
cm.1Hilusnya berhubungan dengan mesovarium tempat ditemukannya
pembuluh-pembuluh darah dan serabut-serabut saraf untuk ovarium.
Pinggir bawahnya bebas. Permukaan belakangnya pinggir keatas dan
belakang , sedangkan permukaan depannya ke bawah dan depan. Ujung
yang dekat dengan tuba terletak lebih tinggi dari pada ujung yang
dekat pada uterus, dan tidak jarang diselubungi oleh beberapa
fimbria dari infundibulum.1,4
Ujung ovarium yang lebih rendah berhubungan dengan uterus dengan
ligamentum ovarii proprium tempat ditemukannya jaringan otot yang
menjadi satu dengan yang ada di ligamentum rotundum. Embriologik
kedua ligamentum berasal dari gubernakulum1,2,3
Gambar 2 : Anatomi Ovarium
Secara histologik, ovarium dilapisi oleh epitelium germinalis
dan tunika albugenia. Sisi dalam ovarium terdiri dari sel-sel
folikel dan jaringan ikat yang sangat sensitif terhadap hormon
seks. Ovarium diperdarahi oleh arteri ovarica kanan dan kiri yang
merupakan cabang dari aorta desendens. Vena sebagai drainase
mengikuti perjalanan arteri ovarica sebagai vena ovarica kanan dan
kiri.4
2. Definisi Tumor Ovarium
Secara harfiah, Tumor adalah jaringan baru (neoplasma) yang
timbul dalam tubuh akibat pengaruh berbagai faktor penyebab dan
menyebabkan jaringan setempat pada tingkat gen kehilangan kendali
normal atas pertumbuhannya. Istilah neoplasma pada dasarnya
memiliki makna sama dengan tumor. Keganasan merujuk kepada segala
penyakit yang ditandai hiperplasia sel ganas.
Tumor ovarium adalah sebuah proses penumbuhan jaringan baru yang
berasal dari ovarium baik yang bersifat jinak maupun ganas.
Beberapa literatur menggolongkan kista sebagai tumor namun beberapa
literatur lain memisahkan antara tumor dengan kista. Perlu
diketahui bahwa definisi kista adalah suatu jenis tumor berupa
kantong abnormal yang berisi cairan. Karena secara definisi tumor
adalah jaringan, oleh karena itu beberapa literatur membedakan
antara kista dengan tumor ovarium.
Gambar 3 : Ilustrasi Tumor Ovarium
3. Epidemiologi
Berdasarkan data penilitian Jurnal Medscape di Amerika Serikat,
umumnya kista ovarium ditemukan saat pasien melakukan pemeriksaan
USG baik abdominal maupun transvaginal dan transrektal. Kista
ovarium terdapat disekitar 18% yang sudah postmenopause. Sebagian
besar kista yang ditemukan merupakan kista jinak, dan 10% sisanya
adalah kista yang mengarah ke keganasan.
Kista ovarium fungsional umumnya terjadi pada usia produktif dan
relatif jarang pada wanita postmenopause. Secara umum, tidak ada
persebaran umur yang spesifik mengenai usia terjadinya kista
ovarium.5
4. Sifat Kista
1. Kista Fisiologis
Sesuai siklus menstruasi, di ovarium timbul folikel dan
folikelnya berkembang, dan gambaranya seperti kista. Biasanya kista
tersebut berukuran dibawah 4 cm, dapat dideteksi dengan menggunakan
pemeriksaan USG, dan dalam 3 bulan akan hilang. Jadi ,kista yang
bersifat fisiologis tidak perlu operasi, karena tidak berbahaya dan
tidak menyebabkan keganasan, tetapi perlu diamati apakah kista
tersebut mengalami pembesaran atau tidak. Kista yang bersifat
fisiologis ini dialami oleh orang di usia reproduksi karena masih
mengalami menstruasi. Biasanya kista fisiologis tidak menimbuklkan
nyeri pada saat haid. Beberapa jenis kista fisiologis diantaranya
adalah kista korpus luteal, kista folikular, kista
teka-lutein.4
2. Kista Patologis
Kista ovarium yang bersifat ganas disebut juga kanker ovarium.
Kanker ovarium merupakan penyebab kematian terbanyak dari semua
kanker ginekologi. Angka kematian yang tinggi karena penyakit ini
pada awalnya bersifat tanpa gejala dan tanpa menimbulkan keluhan
apabila sudah terjadi metastasis, sehingga 60-70% pasien datang
pada stadium lanjut, penyakit ini disebut juga sebagai silent
killer. Angka kematian penyakit ini di Indonesia belum diketahui
dengan pasti.1
Pada kista patologis, pembesaran bisa terjadi relatif cepat,
yang kadang tidak disadari penderita. Karena, kista tersebut sering
muncul tanpa gejala seperti penyakit umumnya. Itu sebabnya diagnosa
agak sulit dilakukan. Gejala gejala seperti perut yang agak
membuncit serta bagian bawah perut yang terasa tidak enak biasanya
baru dirasakan saat ukuranya sudah cukup besar. Jika sudah demikian
biasanya perlu dilakukan tindakan pengangkatan melalui proses
laparoskopi.1,2
Ada lagi jenis kista abnormal pada ovarium. Jenis ini ada yang
bersifat jinak dan ganas. Bersifat jinak jika bisa berupa spot dan
benjolan yang tidak menyebar. Meski jinak kista ini dapat berubah
menjadi ganas. Tetapi sampai saat ini, belum diketahui dengan pasti
penyebab perubahan sifat tersebut. Kista ganas yang mengarah ke
kanker biasanya bersekat sekat dan dinding sel tebal dan tidak
teratur. Tidak seperti kista fisiologis yang hanya berisi cairan,
kista abnormal memperlihatkan campuran cairan dan jaringan solid
dan dapat bersifat ganas. 1,2,3
5. Klasifikasi Kista
Diantara tumor-tumor ovarium ada yang bersifat neoplastik dan
non neoplastik. Tumor neoplastik dibagi atas tumor jinak dan ganas,
dan tumor jinak dibagi dalam tumor kistik dan solid
A. Tumor Non Neoplastik
a. Tumor akibat radangi. Abses ovarialii. Abses tubo ovarialiii.
Kista tubo ovarialb. Tumor laini. Kista folikelii. Kista korpus
luteiniii. Kista teka-luteiniv. Kista inklusi germinalv. Kista
endometriumB. Tumor Neoplastik Jinaka. Kistiki. Kistoma ovarii
simpleksii. Kistadenoma ovarii musinosumiii. Kistadenoma ovarii
serosumiv. Kista endometroidv. Kista dermoidb. Solidi. Fibroma,
leiomioma, fibroadenoma, papiloma, angioma, limfangiomaii. Tumor
Brenneriii. Tumor sisi aderenal (makulinovo-blastoma).1Kista
Ovarium Non-Neoplastik a. Tumor Akibat Radang
Tumor ini biasanya disebabkan oleh proses infeksi yang terjadi
pada adneksa. Tumor ini cukup jarang. Proses pembentukan tumor ini
didahului oleh masuknya bakteri kedalam uterus yang berlanjut ke
bagian salfing dan menuju ke adneksa. Kemudian terjadilah infeksi
dan terjadi proses imunologis sehingga terbentuk abses.1b. Kista
Folikel
Kista ini berasal dari folikel de graff yang tidak sampai
berovulasi, namun tumbuh terus menjadi kista folikel, atau dari
beberapa folikel primer yang setelah bertumbuh di bawah pengaruh
estrogen tidak mengalami proses atresia yang lazim, melainkan
membesar menjadi kista.bisa di dapati satu kista atau beberapa dan
besarnya biasanya berdiameter 1-1 cm. Dalam menangani tumor ovarium
timbul persoalan apakah tumor yang dihadapi itu neoplasma atau
kista folikel. Umumnya jika diameter tumor tidak lebih dari 5 cm,
dapat di tunggu dahulu karena kista folikel dalam 2 bulan akan
hilang sendiri.1,3
Kista folikuler secara tipikal kecil dan timbul dari folikel
yang tidak sampai saat menopause, sekresinya akan terlalu banyak
mengandung estrogen sebagai respon terhadap hipersekresi FSH
(folikel stimulating hormon) dan LH (luteinizing hormone) normalnya
ditemui saat menopause berdiameter 1 -10 cm (folikel normal
berukuran limit 2,5 cm); berasal dari folikel ovarium yang gagal
mengalami involusi atau gagal meresorpsi cairan. Dapat multipel dan
bilateral. Biasanya asimtomatik.1
Gambar 4 : Kista Folikel
c. Kista Korpus Lutein
Dalam keadaan normal korpus luteum lambat laun mengecil dan
menjadi korpus albikans. Kadang-kadang korpus luteum akan
mempertahankan diri (korpus luteum persisten); perdarahan yang
terjadi di dalamnya akan menyebabkan kista, berisi cairan berwarna
merah coklat karena darah tua. Pada pembelahan ovarium kista korpus
luteum memberi gambaran yang khas. Dinding kista terdiri atas
lapisan berwarna kuning, terdiri atas sel-sel luteum yang berasal
dari sel-sel teka. Penanganan kista luteum ini menunggu sampai
kista hilang sendiri. Dalam hal ini dilakukan operasi atas dugaan
kehamilan ektopik terganggu,kista korpus luteum diangkat tanpa
mengorbankan ovarium.1,3
Gambar 5 : Kista Korpus Luteal
d. Kista Teka Lutein
Kista biasanya bilateral dan sebesar tinju. Pada pemeriksaan
mikroskopik terlihat luteinisasi sel-sel teka.Tumbuhnya kista ini
ialah akibat pengaruh hormone koriogonadrotropin yang
berlebihan.1,3Kista granulosa lutein yang terjadi di dalam korpus
luteum indung telur yang fungsional dan membesar bukan karena
tumor, disebabkan oleh penimbunan darah yang berlebihan saat fase
pendarahan dari siklus menstruasi.
Kista teka-lutein biasanya berisi cairan bening, berwarna
seperti jerami; biasanya berhubungan dengan tipe lain dari growth
indung telur, serta terapi hormon.
Gambar 6 : Kista Teka Lutein
e. Kista Inklusi Germinal
Terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian-bagian terkecil
dari epitel germinativum pada permukaan ovarium. Biasanya terjadi
pada wanita usia lanjut dan besarnya jarang melebihi 1 cm. Kista
terletak di bawah permukaan ovarium, dindingnya terdiri atas satu
lapisan epitel kubik atau torak rendah, dan isinya cairan jernih
dan serous.1,3
Gambar 7 : Kista Inklusi Germinal
f. Kista Endometrium
Kista ini endometriosis yang berlokasi di ovarium. Akibat
proliferasi dari sel yang mirip dinding endometrium, umumnya berisi
darah yang merupakan hasil peluruhan dinding saat menstruasi 1
Neoplasti Jinak
1. Kistik:
a. Kistoma Ovari Simpleks
Kista ini mempunyai permukaan yang rata dan halus, biasanya
bertangkai, seringkali bilateral dan dapat menjadi besar. Dinding
kista tipis dan cairan di dalam kista jernih, serous dan berwarna
kuning. Pada dinding kista tampak lapisan epitel kubik. Terapi
terdiri atas pengangkatan kista dengan reseksi ovarium, akan tetapi
jarinngan yang dikeluarkan harus segera diperiksa secara histologik
untuk mengetahui apakah ada keganasan.1,3
b. Kistadenoma Ovarii Serosum
Kistainiditemukan dalam frekwensi yang hampir sama dengan
kistadenoma musinosum dan dijumpai pada golongan umur yang
sama.Kista ini sering ditemukan bilateral (10-20%) daripada
kistadenoma musinosum. Tumor serosa dapat membesar sehingga
memenuhi ruang abnomen, tetapi lebih kecil dibanding dengan ukuran
kistadenoma musinosum. Permukaan tumor biasanya licin, tetapi dapat
jugalobulatedkarena kista serosum pun dapat berbentuk multikolur,
meskipun lazimnya berongga satu. Warna kista putih keabuan.
Ciri khas dari kista ini adalah potensi pertumbuhan papiler ke
dalam rongga kista sebesar 50% dan keluar pada permukaan kista
sebesar 5%. Isi kista cair, kuning dan kadang-kadang coklat karena
bercampur darah. Tidak jarang, kistanya sendiri kecil, tetapi
permukaannya penuh dengan pertumbuhan papiler(solid papiloma)Pada
umumnya dapat dikatakan bahwa sulit membedakan gambaran makroskopis
kistadenoma serosum papileferum yang ganas dari yang jinak, bahkan
pemeriksaan rnikroskopis pun tidak selalu mernberikan
kepastian.Pada pemeriksaan mikroskopis terdapat dinding kista yang
dilapisi epitel kubik atau torak yang rendah, dengan sitoplasma
eosinofil dan inti sel yang besar dan gelap warnanya. Karena tumor
ini berasal dari epitel permukaan ovarium (germinal epithelum),
maka bentuk epitel pada papil dapat beraneka ragam, tetapi sebagian
besar terdiri atas epitel bulu getar seperti epitel tuba. Pada
jaringan papiler dapat ditemukan pengendapan kalsium dalam
stromanya yang dinamakan psamoma. Adanya psamoma menunjukkan bahwa
kista adalah kistadenoma ovarium serosum papiliferum, tetapi bukan
ganas.Tidak ada gejala klasik yang menyertai tumor serosa
proliferatif.Kebanyakan ditemukan pada pemeriksaan rutin dari
pelvis.Kadang-kadang pasien mengeluh rasa ketidaknyamanan daerah
pelvis dan pada pemeriksaan ditemukan massa abdomen atau pun
ascites. Kelainan ekstra abdomen jarang ditemukan pada keganasan
ovarium kecuali pada stadium terminal. 1,2,6Apabila ditemukan
pertumbuhan papiler, proliterasi dan stratifikasi epitel, serta
anaplasia dan mitosis pada sel-sel, kistadenoma serosum secara
makroskopik digolongkan ke dalam kelompok tumor ganas. 30-35% dari
kistadenoma serosum mengalami perubahan keganasan. Bila terdapat
implantasi pada peritoneum disertai dengan ascites, prognosis
penyakit adalah kurang baik. Meskipun diagnosis histopatologis
pertumbuhan tumor tersebut mungkin jinak (histopathologically
benign), tetapi secara klinis harus dianggap sebagai neoplasma
ovarium ganas (clinicaly malignant).Terapi pada umumnya adalah
pengangkatan tumor. Tetapi oleh karena berhubung dengan besarnya
kemungkinan keganasan perlu dilakukan pemeriksaan yang teliti
terhadap tumor yang dikeluarkan. Bahkan kadang-kadang perlu
diperiksa sediaan yang dibekukan (frozen section) pada saat
operasi, untuk menentukan tindakan selanjutnya pada waktu
operasi.1,3
Gambar 8 : Kista Ovarium Serosum
c. Kistadenoma Ovarii Musinosum
Asal tumor ini belum diketahui dengan pasti. Tumor ini mungkin
muncul sebagai tumor unilateral kista teratoma atau sebagai
metaplasia mucinosum dari mesothelium. Tumor mucinous yang berasal
dari teratoid ditemukan pada penderia yang muda. Paling sering pada
wanita berusia antara 20-50 tahun dan jarang sekali pada masa
prapubertas. Tumor evarium ini terbanyak ditemukan bersama-sama
dengan kistadenoma ovarii serosum. Kedua tumor ini merupakan
kira-kira 60% dari seluruh ovarium, sedang kistadenoma ovarii
musinosum nerupakan 40% dari seluruh kelompok neoplasma
ovarium.
Kista ini biasanya mempunyai dinding yang licin, permukaan
berbagala (lobulated) dan umumnya multitokular dan odematosa;
lokular yang mengandung niukosa ini kelihatan biru dari peregangan
kapsulnya. Kira-kira 10% dapat mencapai ukuran yang amat besar dan
pada tumor ini tidak dapat ditemukan jaringan yang normal lagi.
Tumor biasanya unilateral, akan tetapi dapat juga dijumpai yang
bilateral (8-10%).
Dinding kista agak tebal dan berwarna putih keabuan terutama
apabila terjadi perdarahan atau perubahan degeneratif di dalam
kista. Pada permukaan terdapat cairan lendir yang khas, kental
seperti gelatin, melekat dan berwarna kuning sampai coklat
tergantung dari percampurannya dengan darah.
Pemeriksaan mikroskopik : tampak dinding kista dilapisi oleh
epital torak tinggi dan sel-sel goblet yang terisi lendir. Sel-sel
epitel yang terdapat dalam satu lapisan bersifat odernatus dan
mempunyai potensi untuk tumbuh seperti struktur kelenjar,
kelenjar-kelenjar menjadi kista-kista baru, yang menyebabkan kista
menjadi multilokuler. Jika terjadi suatu sobekan pada dinding kista
(spontan ataupun pada saat operasi), maka sel-sel epitel dapat
tersebar pada permukaan peritoneum rongga perut, dan sekresinya
menyebabkan pseudomiksoma peritonei. Akibat pseudorniksoma
peritonei timbul penyakit menahun dengan musin terus bertambah dan
menyebabkan banyak perlengketan. Akhirnya penderita meninggal
karena ileus. Pada kista kadang-kadang ditemukan daerah padat dan
pertumbuhan papiler.1,3
d. Kista Endometroid
Terjadi karena lapisan didalam rahim (yang biasanya terlepas
sewaktu haid dan terlihat keluar dari kemaluan seperti darah);
tidak terletak dalam rahim tetapi melekat pada dinding luar
ovarium. Akibat peristiwa ini setiap kali haid, lapisan tersebut
menghasilkan darah haid yang akan terus menerus tertimbun dan
menjadi kista. Kista ini bisa 1 pada dua indung telur. Timbul
gejala utama yaitu rasa sakit terutama sewaktu haid/ sexual
intercourse.1,3
Gambar 9 :Kista Endometroid
e. Kista Dermoid
Tumor ini merupakan 10% dan seluruh neoplasma ovarium yang
kistik, dan paling sering ditemukan pada wanita yang masih muda.
25% dari semua kista dermoid bilateral, lazimnya dijumpai pada masa
reproduksi walaupun dapat ditemukan pada anak kecil. Tumor ini
dapat mencapai ukuran sangat besar, sehingga beratnya mencapai
beberapa kilogram.Kista ini tumbuh akibat proses yang kurang
sempurna saat pembentukan lapisan embrional. Lapisan ektoderm yang
saat dewasa akan menjadi sel sel folikel rambut, tulang, serta gigi
secara tidak sempurna tumbuh di sekitar ovarium. Kista ini tidak
mempunyai ciri yang khas. Dinding kista kelihatan putih keabuan dan
agak tipis. Konsistensi tumor sebagian kistik kenyal, di bagian
lain padat. Dapat ditemukan kulit, rambut kelenjer sebasea, gigi
(ektodermal), tulang rawan, serat otot jaringan ikat (mesodemal)
dan mukosa traktus gasttrointotinelis, epitel saluran kista
terdapat produk kelenjer sebasea berupa massa lembek seperti lemak,
bercampur dengan rambutPada kista dermoid dapat terjadi torsio
tangkai dengan gejala nyeri mendadak di perut bagian bawah. Ada
kemungkinan terjadinya sobekan dinding kista dengan akibat
pengeluaran isi kista dalam rongga peritoneum.Perubahan keganasan
dari kista sangat jarang, hanya 1,5% dari semua kista dermoid dan
biasanya pada wanita lewat menopause.1,3
Gambar 10 : Kista Dermoid
2. Solid
Semua tumor ovarium yang padat adalah neoplasma. Akan tetapi,
ini tidak berarti bahwa termasuk suatu neoplasma yang ganas,
meskipun semuanya berpotensi maligna. Potensi menjadi ganas sangat
berbeda pada berbagai jenis, umpamanya sangat rendah pada fibroma
ovarium dan sangat tinggi pada teratoma embrional yang
padat.1,6
a. Fibroma ovariiPotensi menjadi ganas sangat rendah pada
fibroma ovarium, kurang dari 1%. Fibroma ovarii berasal dari elemen
fibroblastik stroma ovarium atau sel mesenkim yang multipoten.
Tumor ini merupakan 5% dari semua neoplasma ovarium dan paling
sering ditemukan pada penderita menopause.Tumor ini mencapai
diameter 2 sampai 30 cm; dan beratnya 20 kg, dengan 90% uniteral.
Permukaan tidak rata, konsistensi keras, warnanya merah jambu
keabuan. Apabila konsistensi sangat padat disebut fibroma durum,
dan apabila lunak disebut fibroma molle. Neoplasma ini terdiri atas
jaringan ikat dengan sel-sel di tengah jaringan kolagen. Apabila
terdiri atas kelenjar-kelenjar kistik, maka disebut kistadenofroma
ovarii. Fibroma ovarii yang besar biasanya mempunyai tangkai dan
dapat terjadi torsi.Pada tumor ini sering ditemukan sindroma Meigs
(tumor ovarii, ascites, hidrotoraks). 1,2,6b. Tumor
BrennerMerurupakan suatu neoplasma ovarium yang sangat jarang
ditemukan, biasanya pada wanita dekat atau sesudah menopause.
Frekuensinya 0,5% dari semua tumor ovarium. Besar tumor ini
beraneka ragam, dari sangat kecil ke yang beratnya beberapa
kilogram.Lazimnya tumor ini unilateral. Pada pembelahan berwarna
kuning muda seperti fibroma, dengan kista-kista kecil.
Kadang-kadang pada tumor ini temukan sindroma Meigs. Gambar
mikroskopis tumor ini sangat khas, terdiri dari 2 elemen, yakni
sarang-sarang yang terdiri atas epitel epitel, yang dikelilingi
jaringan ikat yang luas dan padat.Tumor Brenner tidak menimbulkan
gejala-gejalaklinik yang khas, dan jika masih kecil, biasanya
ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan histopatologik
ovarium.Meskipun biasanya jinak, dalam beberapa kasus tumor ini
menunjukkan keganasan pada histopatologi dan klinisnya.1,2,6c.
Maskulinovoblastoma (adrenal cell rest tumor)Tumor ini sangat
jarang terjadi. Biasanya unilateral dan besarnya bervariasi antara
0,5-16 cm. Beberapa dari tumor ini menyebabkan gejala maskulinasi,
terdiri atas hirsutisme, pembesaran klitoris, atrofi memmae, dan
perubahan suara.6. Etiologi
Penyebab terjadinya kista ovarium yaitu terjadinya gangguan
pembentukan hormon pada hipotalamus, hipofise, atau ovarium itu
sendiri. Kista ovarium timbul dari folikel yang tidak berfungsi
selama siklus menstruasi.1
Faktor resiko terjadinya kista ovarium.4a. Riwayat kista ovarium
sebelumnya
b. Siklus menstruasi yang tidak teratur
c. Meningkatnya distribusi lemak tubuh bagian atas
d. Menstruasi dini
e. Tingkat kesuburan
f. Hipotiroid atau hormon yang tidak seimbang
g. Terapi tamosifen pada kanker mamma
Sedangkan pada tumor padat, etiologi pasti belum diketahui,
diduga akibat abnormalitas pertumbuhan sel embrional, atau sifat
genetis kanker yang tercetus oleh radikal bebas atau bahan bahan
karsinogenik.
7. Patofisiologi
Setiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil
yang disebut Folikel de Graff. Pada pertengahan siklus, folikel
dominan dengan diameter lebih dari 2.8 cm akan melepaskan oosit
mature. Folikel yang ruptur akan menjadi korpus luteum, yang pada
saat matang memiliki struktur 1,5 2 cm dengan kista
ditengah-tengah. Bila tidak terjadi fertilisasi pada oosit, korpus
luteum akan mengalami fibrosis dan pengerutan secara progresif.
Namun bila terjadi fertilisasi, korpus luteum mula-mula akan
membesar kemudian secara gradual akan mengecil selama
kehamilan.1,6Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal
disebut kista fungsional dan selalu jinak. Kista dapat berupa
folikular dan luteal yang kadang-kadang disebut kista theca-lutein.
Kista tersebut dapat distimulasi oleh gonadotropin, termasuk FSH
dan HCG.1,2
Kista fungsional multiple dapat terbentuk karena stimulasi
gonadotropin atau sensitivitas terhadap gonadotropin yang berlebih.
Pada neoplasia tropoblastik gestasional (hydatidiform mole dan
choriocarcinoma) dan kadang-kadang pada kehamilan multiple dengan
diabetes, hcg menyebabkan kondisi yang disebut hiperreaktif lutein.
Pasien dalam terapi infertilitas, induksi ovulasi dengan
menggunakan gonadotropin (FSH dan LH) atau terkadang clomiphene
citrate, dapat menyebabkan sindrom hiperstimulasi ovari, terutama
bila disertai dengan pemberian HCG.1,2
Kista neoplasia dapat tumbuh dari proliferasi sel yang berlebih
dan tidak terkontrol dalam ovarium serta dapat bersifat ganas atau
jinak. Neoplasia yang ganas dapat berasal dari semua jenis sel dan
jaringan ovarium. Sejauh ini, keganasan paling sering berasal dari
epitel permukaan (mesotelium) dan sebagian besar lesi kistik
parsial. Jenis kista jinak yang serupa dengan keganasan ini adalah
kistadenoma serosa dan mucinous. Tumor ovari ganas yang lain dapat
terdiri dari area kistik, termasuk jenis ini adalah tumor sel
granulosa dari sex cord sel dan germ cel tumor dari germ sel
primordial. Teratoma berasal dari tumor germ sel yang berisi elemen
dari 3 lapisan germinal embrional; ektodermal, endodermal, dan
mesodermal. Endometrioma adalah kista berisi darah dari endometrium
ektopik. Pada sindroma ovari pilokistik, ovarium biasanya terdiri
folikel-folikel dengan multipel kistik berdiameter 2-5 mm, seperti
terlihat dalam sonogram.1,2
8. Tanda dan GejalaKebanyakan wanita dengan kanker ovarium tidak
menimbulkan gejala dalam waktu yang lama. Gejala umumnya sangat
bervariasi dan tidak spesifik.4,6
Pada stadium awal gejalanya dapat berupa:
a. Gangguan haid
b. Jika sudah menekan rectum atau VU mungkin terjadi konstipasi
atau sering berkemih.
c. Dapat terjadi peregangan atau penekanan daerah panggul yang
menyebabkan nyeri spontan dan sakit diperut.
d. Nyeri saat bersenggama.
Pada stadium lanjut:
a. Asites
b. Penyebaran ke omentum (lemak perut) serta organ di dalam
rongga perut
c. Perut membuncit, kembung, mual, gangguan nafsu makan
d. Gangguan buang air besar dan kecil.
e. Sesak nafas akibat penumpukan cairan di rongga dada.49.
DiagnosisDiagnosis kista ovarium dapat ditegakkan melalui
pemeriksaan fisik. Namun biasanya sangat sulit untuk menemukan
kista melalui pemeriksaan fisik. Maka kemudian dilakukan
pemeriksaan penunjang untuk mendiagnosis kista ovarium. Pemeriksaan
yang umum digunakan adalah :
1. Ultrasonografi (USG)
Alat peraba (transducer) digunakan untuk memastikan keberadaan
kista, membantu mengenali lokasinya dan menentukan apakah isi kista
cairan atau padat. Kista berisi cairan cenderung lebih jinak, kista
berisi material padat memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.5,6Dari
gambaran USG dapat terlihat:
a. Akan terlihat sebagai struktur kistik yang bulat
(kadang-kadang oval) dan terlihat sangat echolucent dengan dinding
yang tipis/tegas/licin, dan di tepi belakang kista nampak bayangan
echo yang lebih putih dari dinding depannya. b. Kista ini dapat
bersifat unillokuler (tidak bersepta) atau multilokuler
(bersepta-septa).
c. Kadang-kadang terlihat bintik-bintik echo yang halus-halus
(internal echoes) di dalam kista yang berasal dari elemen-elemen
darah di dalam kista.
Gambar 11 : Gambaran Kista pada USG
2. Pemeriksaan Lab
Pemeriksaan lab dapat berguna sebagai screening maupun diagnosis
apakah tumor tersebut bersifat jinak atau ganas. Berikut
pemeriksaan yang umum dilakukan untuk mendiagnosis kista
ovarium.
Pemeriksaan Beta-HCG ( Pemeriksaan ini digunakan untuk screening
awal apakah wanita tersebut hamil atau tidak. Pemeriksaan ini dapat
menyingkirkan kemungkinan kehamilan ektopik.
Pemeriksaan Darah Lengkap ( Untuk sebuah penyakit keganasan,
dapat diperkirakan melalui LED. Parameter lain seperti leukosit,
HB, HT juga dapat membantu pemeriksa menilai keadaan pasien.
Urinalisis ( Urinalisis penting untuk mencari apakah ada
kemungkinan lain, baik batu saluran kemih, atau infeksi dan untuk
menyingkirkan diagnosis banding.
Pemeriksaan Tumor Marker ( Tumor marker spesifik pada keganasan
ovarium adalah CA125. CEA juga dapat diperiksa, namun CEA kurang
spesifik karena marker ini juga mewakili keganasan kolorektal,
uterus dan ovarium.
3. Pemeriksaan Patologi Anatomi
Merupakan pemeriksaan untuk memastikan tingkat keganasan dari
tumor ovarium. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan bersama dengan
proses operasi, kemudian sampel difiksasi dan diperiksa dibawah
mikroskop.610. Penatalaksanaan
1. Observasi dan Manajemen Gejala
Jika kista tidak menimbulkan gejala, maka cukup dimonitor
(dipantau) selama 1-2 bulan, karena kista fungsional akan
menghilang dengan sendirinya setelah satu atau dua siklus haid.
Tindakan ini diambil jika tidak curiga ganas. Apabila terdapat
nyeri, maka dapat diberikan obat-obatan simptomatik seperti
penghilang nyeri NSAID1,2,4
2. Operasi
Jika kista membesar, maka dilakukan tindakan pembedahan, yakni
dilakukan pengambilan kista dengan tindakan laparoskopi atau
laparotomi. Biasanya kista yang ganas tumbuh dengan cepat dan
pasien mengalami penurunan berat badan yang signifikan. Akan tetapi
kepastian suatu kista itu bersifat jinak atau ganas jika telah
dilakukan pemeriksaan Patologi Anatomi setelah dilakukan
pengangkatan kista itu sendiri melalui operasi. Biasanya untuk
laparoskopi diperbolehkan pulang pada hari ke-3 atau ke-4,
sedangkan untuk laparotomi diperbolehkan pulang pada hari ke-8 atau
ke-9.1,2,4
Indikasi umum operasi pada tumor ovarium melalu screening USG
umumnya dilakukan apabila besar tumor melebihi 5cm baik dengan
gejala maupun tanpa gejala. Hal tersebut diikuti dengan pemeriksaan
patologi anatomi untuk memastikan keganasan sel dari tumor
tersebut. 1,2,4,611. PrognosisPrognosis dari kista jinak sangat
baik. Kista jinak tersebut dapat tumbuh di jaringan sisa ovarium
atau di ovarium kontralateral. Apabila sujdah dilakukan operasi,
angka kejadian kista berulang cukup kecil yaitu 13%. Kematian
disebabkan karena karsinoma ovari ganas berhubungan dengan stadium
saat terdiagnosis pertama kali dan pasien dengan keganasan ini
sering ditemukan sudah dalam stadium akhir.1Angka harapan hidup
dalam 5 tahun rata-rata 41.6%. Tumor sel granuloma memiliki angka
bertahan hidup 82% sedangkan karsinoma sel skuamosa yang berasal
dari kista dermoid berkaitan dengan prognosis yang buruk.1,6DAFTAR
PUSTAKA
1. Wiknjosastro H. Buku Ilmu Kandungan Edisi 2., editor:
Saifuddin A.B,dkk. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.1999: 13-142. Sjamsuhidayat, Buku Ajar Ilmu Bedah,
Edisi Revisi, EGC, l 1027; Jakarta, 19983. Mansjoer, Arif dkk.
Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jilid 2. Jakarta: Media
Aesculapius. 2000.
4. Medscape Reference , Ovarium Anatomy, Available at
http://emedicine.medscape.com/article/1949171-overview#aw2aab6b3,
Last Update October 3, 2013. Accessed on April 23, 2014.
5. Medscape Reference , Ovarian Cyst
http://emedicine.medscape.com/article/255865-overview#a0101, Last
Update August 19, 2013. Accessed on April 23, 2014.
6. Schorge et al. Williams Gynecology [Digital E-Book]
Gynecologic Oncology Section. Ovarian Tumors and Cancer.
McGraw-Hills..2008