Top Banner

of 22

Presus OMSK Ujian Karina

Apr 03, 2018

Download

Documents

Karina Iyin
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 7/28/2019 Presus OMSK Ujian Karina

    1/22

    CASE PRESENTATION

    OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIS

    DisusunUntukMemenuhiSebagianSyaratMengikutiUjianKepaniteraanKlinik di

    BagianIlmuKesehatan THT RSUD PanembahanSenopatiBantul

    Disusun oleh :

    Karina S. Ked

    (20070310113)

    Dokter Penguji :

    dr.I Wayan Marthana,M.Kes, Sp.THT

    SMF ILMU KESEHATAN THT

    RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

    2013

  • 7/28/2019 Presus OMSK Ujian Karina

    2/22

    HALAMAN PENGESAHAN

    OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIS

    Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mengikuti

    Ujian Kepaniteraan Klinik Di Bagian Ilmu Kesehatan THT

    RSUD Panembahan Senopati Bantul

    Disusun Oleh:

    Karina S. Ked

    20070310113

    Telah disetujui dan dipresentasikan pada tanggal February 2013

    Oleh :

    Dokter Penguji

    dr.IWayanMarthana, M.Kes, Sp.THT

  • 7/28/2019 Presus OMSK Ujian Karina

    3/22

    RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

    SMF TELINGA HIDUNG TENGGOROK

    Nama Mahasiswa : Karina S. Ked

    NIM : 20070310100

    Dokter Pembimbing : dr.I Wayan Marthana,M.Kes, Sp.THT

    A. IDENTITAS PASIENNama : Sdri. FR

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Tanggal Lahir : 5 Juni 1979

    Umur : 33 Tahun

    Alamat : Jetis RT 85, Pendowoharjo, Sewon, Bantul

    Pendidikan : Tamat SMA

    Pekerjaan : Guru renang

    Agama : Islam

    Bangsa : Indonesia

    Status Pernikahan : Menikah

    Tanggal Masuk RS : 16 February 2013

    B. ANAMNESISAnamnesis dilakukan tanggal 16 february 2013 secara autoanamnesis dengan pasien

    a. Keluhan UtamaKeluar cairan berbau dari telinga kanan.

    b. Riwayat Penyakit SekarangPasien datang ke poliklinik THT RS Panembahan Senopati Bantul dengan

    keluhan keluar cairan kuning berbau dari telinga kanan sejak 3 minggu ini.

    Sebelumnya os pada 1 bulan lalu kemasukkan air pada telinga kanannya, dan

    dibersihkan dengan cotton bath. Beberapa hari setelah dibersihkan itu, telinga

    kanan terasa sakit dan keluar cairan bening dan berbau. OS juga mengeluh

    telinga terasa penuh dan terasa bergemuruh. Pendengaran telinga kanan dirasakan

    berkurang. Saat ini, rasa sakit di telinga sudah tidak dirasakana lagi kecuali

    telinga yang mengeluarkan cairan dan pendengaran yang berkurang. Selama

    sakitnya ini, os belum pernah memeriksakan sakitnya ini ke dokter dan belum

  • 7/28/2019 Presus OMSK Ujian Karina

    4/22

    pernah mengkonsumsi obat apapun untuk sakitnya ini. Tidak ada dirasakan

    demam, pusing, batuk dan pilek.

    c. Riwayat Penyakit Dahulu Os baru pertama kali merasakan gejala seperti ini. Os menyangkal mempunyai penyakit diabetes melitus, darah tinggi, asma,

    penyakit jantung, maag dan alergi

    d. Riwayat Penyakit KeluargaAyah, ibu dan saudara sekandung pasien tidak pernah mengalami sakit serupa.

    e. Anamnesis Sestem Sistem serebrospinal : demam (-), mual (-), pusing (-) Sistem respiratorius : sesak nafas (-), batuk (-), pilek (-) Sistem Kardiovaskuler : berdebar-debar (-) Sistem gastrointestinal : tidak ada keluhan Sistem genitalia : tidak ada keluhan Sistem muskuloskeletal : tidak ada hambatan dalam bergerak Sistem Integumentum : Akral teraba hangat

    C. PEMERIKSAAN FISIKI. KEADAAN UMUM

    Keadaan Umum : Baik

    Kesadaran : Compos mentis

    Tensi : 110/70 mmHg

    Nadi : 76x/menit

    Suhu : Afebris

    Pernapasan : 20x/menit

    Berat badan : 55 kg

    Tinggi Badan : 156 cm

  • 7/28/2019 Presus OMSK Ujian Karina

    5/22

    II. TELINGA

    Kanan Kiri

    Bentuk Daun Telinga Normal

    Deformitas (-)

    Normal

    Deformitas (-)

    Radang, Tumor Tidak ada Tidak ada

    Discharge Bening dan tidak berbau -

    Nyeri Tekan Tragus Tidak ada Tidak ada

    Regio Mastoid Tidak ada kelainan, nyeri

    tekan (-)

    Tidak ada kelaianan,

    nyeri tekan (-)

    Liang Telinga CAE terdapat serumen,

    lunak

    CAE lapang, serumen(-)

    Membran Timpani MT subtotal perforasi,

    hiperemis (+), edema (-),

    refleks cahaya (-)

    MT intak, hiperemis (-),

    edema (-), refleks cahaya

    (+ ) jam 7

    Valsava Test

    Toyinbee Test

    Tidak dilakukan

    Tidak dilakukan

    Tidak dilakukan

    Tidak dilakukan

    DBN

    Perforasi

    Subtotal

  • 7/28/2019 Presus OMSK Ujian Karina

    6/22

    TES PENALA

    TEST KANAN KIRI

    Rinne - +

    Weber Lateralisasi ke kananSwabach Memanjang pada pasien Pasien = pemeriksa

    Penala yang dipakai 512 Hz 512 Hz

    Kesan : Kesan adanya tuli konduktif pada telinga kanan

    Saran: Konfirmasi dengan hasil tes audiometri

    III. HIDUNG DAN SINUS PARANASAL

    Kesan: hidung tak ada keluhan, dalam batas normal

    Bentuk : Normal, tidak ada deformitas Tanda peradangan : Hiperemis (-), Panas (-), Nyeri (-), Bengkak (-) Vestibulum : Hiperemis -/-, sekret -/-

    Cavum nasi : Lapang +/+, edema -/-, hiperemis -/- Konka inferior : dalam batas normal Meatus nasi inferior : dalam batas normal Konka medius : dalam batas normal Meatus nasi medius : Sekret -/- Septum nasi : Deviasi -/- Aliran udara : Hambatan -/- Daerah sinus frontalis : Tidak ada kelainan, nyeri tekan (-) Daerah sinus maksilaris : Tidak ada kelainan, nyeri tekan (-)

    IV. RHINOPHARYNX (RHINOSKOPI POSTERIOR) ---- Tidak dilakukanpemeriksaan

  • 7/28/2019 Presus OMSK Ujian Karina

    7/22

    V. PEMERIKSAAN TRANSLUMINASIKanan Kiri

    Sinus frontalis Tidak dilakukan Tidak dilakukan

    Sinus maksilaris Tidak dilakukan Tidak dilakukan

    VI. TENGGOROKPHARYNX

    Cavum Oris : gigi lengkap, caries (-) radang ginggiva (-), mukosa mulutdalam batas normal, papil lidah dalam batas normal

    Uvula : letak di tengah, hiperemis (-) Dinding pharynx : merah muda, hiperemis (-), granular (-) Arkus pharynx : simetris, hiperemis (-), edema (-) Tonsil :

    - T1-T1- hiperemis -/-- permukaan mukosa tidak rata/ granular -/-- Kripta melebar -/-- Detritus -/-- Perlengketan -/-

    LARING (Laringoskopi) --- tidak dilakukan

    VII.LEHER Kelenjar limfe submandibula : tidak teraba membesar Kelenjar limfe servikal : tidak teraba membesar

    D. PEMERIKSAAN PENUNJANG

    Saran Pemeriksaan:

    Tes AudiometriE. DIAGNOSIS BANDING

    Otitis Media Supuratif Kronik Otitis media akut

  • 7/28/2019 Presus OMSK Ujian Karina

    8/22

    Otitis eksterna dextraF. DIAGNOSIS

    Otitis Media Supuratif Kronis (OMSK) Benigna AD

    G. RENCANA TERAPI

    1. Edukasi :a. Unt uk jangan mengorek telinga

    b. Air jangan masuk ke telinga sewaktu mandic. Dilarang berenangd. Segera berobat bila menderita infeksi saluran napas.

    2. Medikamentosaa. Pemberian antibiotik topikal ; Kloramfenikol 3x 2 tetes dalam sehari

    b. Pemberian antibiotik sistemik ; Amoxicilin, 10 20 kgbb/dosis, 3x/24jam3x500mg

    c. Kortikosteroid : Metilprednisolon , 0,7mg/kgBB/hr, 3 x 4mg .

    H. PROGNOSIS

    Que ad vitam : Dubia at bonam Que ad sanam : Dubia ad bonam Que ad fungsionam : Dubia ad malam

  • 7/28/2019 Presus OMSK Ujian Karina

    9/22

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. AnatomiTelinga TengahTelinga tengahberbentukkubusdenganbatas-batasnyaadalahsebagai berikut4:

    - Batas luar: membrane timpani- Batas depan: tuba eustachius- Batas bawah: vena jugularis (bulbusjugularis)- Batas belakang: aditusadantrum, kanalisfacialis pars vertikalis- Batas atas: tegmen timpani (meningen/otak)- Batas dalam: berturut-turutdariataskebawahkanalissemisirkularis horizontal,

    kanalisfacialis, tingkaplonjong (oval window), tingkapbundar (round window)

    danpromontorium.

    Telingaterngah terdiri darisuaturuang yang terletakantara membrane timpani

    dankapsultelingadalam, tulang-tulangdanotot yang terdapatdidalamnyabesertapenunjangnya,

    tuba eustachiusdan system sel-seludara mastoid.Bagianinidipisahkandaridunialuarolehsuatu

    membrane timpani dengan diameter kuranglebigsetengah inci.5

    Membrane timpani

    berbentukbundardancekungbiladilihatdariarahliangtelingadanterlihatoblikterhadapsumbuliang

    telinnga. Bagianatasdisebut pars flaksida (membrane shrapnel), sedangkanbagianbawah pars

    tensa (membrane propria). Pars flaksidahanyaberlapisdua,

    yaitubagianluaradalahlanjutanepitelkulitliangtelingadanbagiandalamdilapisiolehselkubusbersi

    lia, sepertiselepitelsalurannapas. Pars tensamempunyaisatu lapis lagi di tengahyaitulapisan

    yang terdiridariseratkolagendansedikitserat elastin yang

    berjalansecararadierdibagianluardansirkulerpadabagiandalam.

    Bayanganpenonjolanbagianbawahmaleuspada membrane timpani disebutsebagai

    umbo.Dari umbo bermulasuatureflekcahaya (cone of light) kearahbawahyaitupukul 7 untuk

    membrane timpani kiridanpukul 5 untuk membrane timpani kanan. Membrane timpani

    dibagidalam 4 kuadran, denganmenarikgarissearahdenganprosesuslongusmaleusdangaris

    yang tegakluruspadagarisitu di umbo, sehinggadidapatkanbagianatas-depan, atas-belakang,

    bawah-depansertabawah-belakang, untukmenyatakanletakperforasi membrane timpani.

    Didalamtelingatengahterdapattulang-tulangpendengaran yang

    tersusundariluarkedalamyaitu, maleus, inkusdan

    stapes.Tulangpendengarandidalamtelingatengahsalingberhubungan.Prosesuslongusmelekatpa

  • 7/28/2019 Presus OMSK Ujian Karina

    10/22

    da membrane timpani, maleusmelekatpadainkus, daninkusmelaktpada stapes.Stapes

    terletakpadatingkaplonjong yang berhubungandengankoklea.Hibunganantaratulang-

    tulangpendengaranmerupakanpersendian.Tuba eustachiustermasukdalamtelingatengah yang

    menghubungkandaerahnasifaringdengantelingatengah.

    Gambar 1. Anatomi Telinga

    B. Definisi Otitis Media Supuratif KronisOMSK adalah stadium dari penyakit telinga tengah dimana terjadi peradangan kronis dari

    telinga tengah dan mastoid dan membran timpani tidak intak (perforasi) dan ditemukan sekret

    (otorea), purulen yang hilang timbul. Sekret mungkin encer atau kental, bening atau berupa

    nanah dan berlangsung lebih dari 2 bulan. Perforasi sentral adalah pada pars tensa dan sekitar

    dari sisa membran timpani atau sekurang-kurangnya pada annulus. Defek dapat ditemukan

    seperti pada anterior, posterior, inferior atau subtotal. Menurut Ramalingam bahwa OMSK

    adalah peradangan kronis lapisan mukoperiosteum dari middle ear cleft sehingga

    menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan patologis yang ireversibe

    C. Klasifikasi Otitis Media Supuratif KronisOMSK dapat dibagi atas 2 tipe yaitu :

    1) Tipe tubotimpani

    2) Tipe atikoantral

    1. Tipe tubotimpani = tipe jinak = tipe aman

    Penyakit tubotimpani ditandai oleh adanya perforasi sentral atau

    parstensa dan terbatas pada mukosa saja, biasanya tidak terkena tulang.Beberapa

    faktor lain yang mempengaruhi keadaan ini terutama patensi tuba eustachius, infeksisaluran atas, pertahanan mukosa terhadap infeksi yang gagal pada pasien dengan

  • 7/28/2019 Presus OMSK Ujian Karina

    11/22

    daya tahan tubuh yang rendah, disamping itu campuran bakteri aerob dan anaerob,

    luas dan derajat perubahan mukosa, serta migrasi sekunder dari epitel skuamous.

    Sekret mukoid kronis berhubungan dengan hiperplasia goblet sel, metaplasia dari

    mukosa telinga tengah pada tipe respirasidan muko siliar yang jelek.Secara klinis

    penyakit tubotimpani terbagi berdasarkan aktivitas sekret yang dikeluar:

    a. Penyakit aktifPada jenis ini terdapat sekret pada telinga dan tuli. Biasanya didahului oleh

    perluasan infeksi saluran nafas atas melalui tuba eutachius, atau setelah

    berenang dimana kuman masuk melalui liang telinga luar. Sekret bervariasi

    dari mukoid sampai mukopurulenb.

    b. Penyakit tidak aktif (tenang )Pada pemeriksaan telinga dijumpai perforasi total yang kering dengan mukosa

    telinga tengah yang pucat. Gejala yang dijumpai berupa tuli konduktif ringan.

    Gejala lain yang dijumpai seperti vertigo, tinitus,atau suatu rasa penuh dalam

    telinga

    2. Tipe atikoantral = tipe ganas = tipe tidak aman = tipe tulang

    Pada tipe ini ditemukan adanya kolesteatom dan berbahaya. Penyakit atikoantral lebih

    sering mengenai pars flaksida dan khasnya dengan terbentuknya kantong retraksi

    yang mana bertumpuknya keratin sampai menghasilkan kolesteatom.Kolesteatom

    adalah suatu massa amorf, konsistensi seperti mentega, berwarna putih, terdiri dari

    lapisan epitel bertatah yang telah nekrotik (Soepardi EA, 2007).

    Bentuk perforasi membran timpani adalah :

    1. Perforasi sentral

    Lokasi pada pars tensa, bisa antero-inferior, postero-inferior dan postero-superior,

    kadang-kadang sub total.

    2. Perforasi marginal

    Terdapat pada pinggir membran timpani dengan adanya erosi dari anulus fibrosus.

    Perforasi marginal yang sangat besar digambarkan sebagai perforasi total. Perforasi

    pada pinggir postero-superior berhubungan dengan kolesteatom.

    3. Perforasi atik

    Terjadi pada pars flasida, berhubungan dengan primary acquired cholesteatoma

  • 7/28/2019 Presus OMSK Ujian Karina

    12/22

    Primary acquired cholesteatoma adalah kolesteatom yang terbentuk tanpa didahului oleh

    perforasi membran timpani. Kolesteatom timbul akibat proses invaginasi dari membran

    timpani pars flaksida akibat adanya tekanan negatif pada telinga tengah karena adanya

    gangguan tuba (teori invaginasi). Kolesteatom yang terjadi pada daerah atik atau pars

    flaksida.

    Secondary acquired cholesteatoma terbentuk setelah perforasi membran timpani.

    Kolesteatom terjadi akibat masuknya epitel kulit dari liang telinga atau dari pinggir perforasi

    membran timpani ke telinga tengah (teori migrasi) atau terjadi akibat metaplasi mukosa

    kavum timpani karena iritasi infeksi yang berkangsung lama (teorimetaplasi).

    D. Etiologi Otitis Media Supuratif KronisTerjadi OMSK hampir selalu dimulai dengan otitis media berulang pada anak, jarang dimulai

    setelah dewasa. Faktor infeksi biasanya berasal dari nasofaring (adenoiditis, tonsilitis, rinitis,

    sinusitis), mencapai telinga tengah melalui tuba eustachius. Fungsi tuba eustachius yang

    abnormal merupakan faktor predisposisi yang dijumpai pada anak dengan cleft palate dan

    Down Sindrome. Adanya tuba patulous, menyebabkan refluk isi nasofaring yang merupakan

    faktor insiden OMSK yang tinggi di Amerika Serikat (Nursiah, 2003).

    Faktor Host yang berkaitan dengan insiden OMSK yang relatif tinggi adalah defisiensi imun

    sistemik. Kelainan humoral (seperti hipogammaglobulinemia) dan cell-mediated (seperti

    infeksi HIV, sindrom kemalasan leukosit) dapat manifest sebagai sekresi telinga

    kronis(Nursiah,2003).

    Beberapa faktor-faktor yang menyebabkan perforasi membran timpani menetap pada OMSK:

    1) Infeksi yang menetap pada telinga tengah mastoid yang mengakibatkan produksisekrettelinga purulen berlanjut.

    2) Berlanjutnya obstruksi tuba eustachius yang mengurangi penutupan spontan padaperforasi.

    3) Beberapa perforasi yang besar mengalami penutupan spontan melalui mekanismemigrasi epitel.

    4) Pada pinggir perforasi dari epitel skuamosa dapat mengalami pertumbuhan yang cepatdiatas sisi medial dari membran timpani. Proses ini juga mencegah penutupan spontan

    dari perforasi.

    E. Epidemiologi Otitis Media Supuratif Kronis

  • 7/28/2019 Presus OMSK Ujian Karina

    13/22

    Prevalensi OMSK pada beberapa negara antara lain dipengaruhi, kondisi sosial,

    ekonomi,suku, tempat tinggal yang padat, hygiene dan nutrisi yang jelek. Kebanyakkan studi

    mengukur nilai prevalensi bukannya menilai angka insidensi seperti table 1. Prevalensi

    OMSK setiap negara dikategorikan oleh WHO regional classification ketika workshop

    WHO/CIBA pada tahun 1996. Nilai prevalensi 1-2% dianggap rendah dan nilai 3-6%

    dianggap tinggi.

    Tabel 2.1 Prevalensi OMSK Setiap Negara oleh WHO Regional Classification

    Kategori Populasi

    Paling tinggi ( >4% ) Tanzania, India, Solomon Islands, Guam,

    Australian Aborigines,

    Greenland

    Tinggi ( 2-4% ) Nigeria, Angola, Mozambique, Republic of

    Korea, Thailand,

    Philippines, Malaysia, Vietnam, Micronesia,

    China, Eskimos

    Rendah (1-2% ) Brazil, Kenya

    Paling rendah (

  • 7/28/2019 Presus OMSK Ujian Karina

    14/22

    1. Terdapat perforasi membrana timpani di bagian sentral.

    2. Mukosa bervariasi sesuai stadium penyakit

    3. Tulang-tulang pendengaran dapat rusak atau tidak, tergantung pada beratnya infeksi

    sebelumnya.

    4. Pneumatisasi mastoid

    Pneumatisasi mastoid paling akhir terjadi antara 5-10 tahun. Proses pneumatisasi ini

    sering terhenti atau mundur oleh otitis media yang terjadi pada usia tersebut atau lebih muda.

    Bila infeksi kronik terus berlanjut, mastoid mengalami proses sklerotik, sehingga ukuran

    prosesus mastoid berkurang1.

    Disfungsi tuba Eustachius merupakan penyebab utama terjadinya radang telinga

    tengah ini. Pada keadaan normal, muara tuba Eustachius berada dalam keadaan tertutup dan

    akan membuka bila kita menelan. Tuba Eustachius ini berfungsi untuk menyeimbangkan

    tekanan udara telinga tengah dengan tekanan udara luar (tekanan udara atmosfer). Fungsi

    tuba yang belum sempurna, tuba yang pendek, penampang relatif besar pada anak dan posisi

    tuba yang datar menjelaskan mengapa suatu infeksi saluran nafas atas pada anak akan lebih

    mudah menjalar ke telinga tengah sehingga lebih sering menimbulkan OM daripada dewasa.

    Pada anak dengan infeksi saluran nafas atas, bakteri menyebar dari nasofaring melalui

    tuba Eustachius ke telinga tengah yang menyebabkan terjadinya infeksi dari telinga tengah.

    Pada saat ini terjadi respons imun di telinga tengah. Mediator peradangan pada telinga tengah

    yang dihasilkan oleh sel-sel imun infiltrat, seperti netrofil, monosit, dan leukosit serta sel

    lokal seperti keratinosit dan sel mastosit akibat proses infeksi tersebut akan menambah

    permiabilitas pembuluh darah dan menambah pengeluaran sekret di telinga tengah. Selain itu,

    adanya peningkatan beberapa kadar sitokin kemotaktik yang dihasilkan mukosa telinga

    tengah karena stimulasi bakteri menyebabkan terjadinya akumulasi sel-sel peradangan pada

    telinga tengah.

    Mukosa telinga tengah mengalami hiperplasia, mukosa berubah bentuk dari satu

    lapisan, epitel skuamosa sederhana, menjadi pseudostratified respiratory epithelium dengan

    banyak lapisan sel di antara sel tambahan tersebut. Epitel respirasi ini mempunyai sel goblet

    dan sel yang bersilia, mempunyai stroma yang banyak serta pembuluh darah. Penyembuhan

    OM ditandai dengan hilangnya sel-sel tambahan tersebut dan kembali ke bentuk lapisan

    epitel sederhana.

    Terjadinya OMSK disebabkan oleh keadaan mukosa telinga tengah yang tidak normal

    atau tidak kembali normal setelah proses peradangan akut telinga tengah, keadaan tuba

    Eustachius yang tertutup dan adanya penyakit telinga pada waktu bayi.

  • 7/28/2019 Presus OMSK Ujian Karina

    15/22

    G. GEJALA KLINIS1. Telinga Berair (Otorrhoe)

    Sekret bersifat purulen atau mukoid tergantung stadium peradangan. Pada OMSK tipe

    jinak, cairan yang keluar mukopus yang tidak berbau busuk yang sering kali sebagai reaksi

    iritasi mukosa telinga tengah oleh perforasi membran timpani dan infeksi. Keluarnya sekret

    biasanya hilang timbul. Pada OMSK stadium inaktif tidak dijumpai adannya sekret telinga.

    Pada OMSK tipe ganas unsur mukoid dan sekret telinga tengah berkurang atau hilang karena

    rusaknya lapisan mukosa secara luas. Sekret yang bercampur darah berhubungan dengan

    adanya jaringan granulasi dan polip telinga dan merupakan tanda adanya kolesteatom yang

    mendasarinya. Suatu sekret yang encer berair tanpa nyeri mengarah kemungkinan

    tuberkulosis.

    2. Gangguan Pendengaran

    Biasanya dijumpai tuli konduktif namun dapat pula bersifat campuran. Beratnya

    ketulian tergantung dari besar dan letak perforasi membran timpani serta keutuhan dan

    mobilitas sistem pengantaran suara ke telinga tengah. Pada OMSK tipe maligna biasanya

    didapat tuli konduktif berat.

    3. Otalgia (Nyeri Telinga)

    Pada OMSK keluhan nyeri dapat karena terbendungnya drainase pus. Nyeri dapat

    berarti adanya ancaman komplikasi akibat hambatan pengaliran sekret, terpaparnya

    durameter atau dinding sinus lateralis, atau ancaman pembentukan abses otak. Nyeri

    merupakan tanda berkembang komplikasi OMSK seperti Petrositis, subperiosteal abses atau

    trombosis sinus lateralis.

    4. Vertigo

    Keluhan vertigo seringkali merupakan tanda telah terjadinya fistel labirin akibat erosi

    dinding labirin oleh kolesteatom. Vertigo yang timbul biasanya akibat perubahan tekanan

    udara yang mendadak atau pada panderita yang sensitif keluhan vertigo dapat terjadi hanya

    karena perforasi besar membran timpani yang akan menyebabkan labirin lebih mudah

    terangsang oleh perbedaan suhu. Penyebaran infeksi ke dalam labirin juga akan meyebabkan

    keluhan vertigo. Vertigo juga bisa terjadi akibat komplikasi serebelum

    H. TANDA KLINISTanda-tanda klinis OMSK tipe maligna:

  • 7/28/2019 Presus OMSK Ujian Karina

    16/22

    1. Adanya Abses atau fistel retroaurikular2. Jaringan granulasi atau polip diliang telinga yang berasal dari kavum timpani.3. Pus yang selalu aktif atau berbau busuk (aroma kolesteatom)4. Foto rontgen mastoid adanya gambaran kolesteatom.

    I. PEMERIKSAAN KLINIKUntuk melengkapi pemeriksaan, dapat dilakukan pemeriksaan klinik sebagai berikut :

    Pemeriksaan Audiometri

    Pada pemeriksaan audiometri penderita OMSK biasanya didapati tuli konduktif. Tapi

    dapat pula dijumpai adanya tuli sensotineural, beratnya ketulian tergantung besar dan letak

    perforasi membran timpani serta keutuhan dan mobilitas

    Derajat ketulian nilai ambang pendengaran

    Normal : -10 dB sampai 26 dB

    Tuli ringan : 27 dB sampai 40 dB

    Tuli sedang : 41 dB sampai 55 dB

    Tuli sedang berat : 56 dB sampai 70 dB

    Tuli berat : 71 dB sampai 90 dB

    Tuli total : lebih dari 90 dB.

    Untuk melakukan evaluasi ini, observasi berikut bisa membantu :

    1. Perforasi biasa umumnya menyebabkan tuli konduktif tidak lebih dari 15-20 dB2. Kerusakan rangkaian tulang-tulang pendengaran menyebabkan tuli konduktif 30-

    50 dB apabila disertai perforasi.

    3. Diskontinuitas rangkaian tulang pendengaran dibelakang membran yang masihutuh menyebabkan tuli konduktif 55-65 dB.

    4. Kelemahan diskriminasi tutur yang rendah, tidak peduli bagaimanapun keadaanhantaran tulang, menunjukan kerusakan kohlea parah.

    Pemeriksaan Radiologi.

    1. Proyeksi SchullerMemperlihatkan luasnya pneumatisasi mastoid dari arah lateral dan atas. Foto

    ini berguna untuk pembedahan karena memperlihatkan posisi sinus lateral dan

    tegmen3.

    2. Proyeksi Mayer atau Owen,

  • 7/28/2019 Presus OMSK Ujian Karina

    17/22

    Diambil dari arah dan anterior telinga tengah. Akan tampak gambaran tulang-

    tulang pendengaran dan atik sehingga dapat diketahui apakah kerusakan tulang telah

    mengenai struktur-struktur3.

    3. Proyeksi StenverMemperlihatkan gambaran sepanjang piramid petrosus dan yang lebih jelas

    memperlihatkan kanalis auditorius interna, vestibulum dan kanalis semisirkularis.

    Proyeksi ini menempatkan antrum dalam potongan melintang sehingga dapat

    menunjukan adanya pembesaran akibat2,3

    4. Proyeksi Chause IIIMemberi gambaran atik secara longitudinal sehingga dapat memperlihatkan

    kerusakan dini dinding lateral atik. Politomografi dan atau CT scan dapat

    menggambarkan kerusakan tulang oleh karena kolesteatom3.

    J. Penatalaksanaan Otitis Media Supuratif KronisPengobatan penyakit telinga kronis yang efektif harus didasarkan pada faktor-faktor

    penyebabnya dan pada stadium penyakitnya. Dengan demikian pada waktu pengobatan

    haruslah dievaluasi faktorfaktor yang menyebabkan penyakit menjadi kronis,perubahan-

    perubahan anatomi yang menghalangi penyembuhan serta menganggu fungsi, dan proses

    infeksi yang terdapat ditelinga. Bila didiagnosis kolesteatom, maka mutlak harus dilakukan

    operasi, tetapi obat -obatan dapat digunakan untuk mengontrol infeksi sebelum operasi.

    Prinsip pengobatan tergantung dari jenis penyakit dan luasnya infeksi, dimanapengobatan

    dapat dibagi atas konservatifdan operasi.

    1. Pengobatan OMSK Tipe Tubatimpani

    a. OMSK Tipe Tubatimpani Tenang

    Keadaan ini tidak memerlukan pengobatan, dandinasehatkan untuk jangan mengorek

    telinga,air jangan masuk ke telinga sewaktu mandi, dilarang berenang dansegera berobat bila

    menderita infeksi saluran nafas atas. Bilafasilitas memungkinkan sebaiknya dilakukan operasi

    rekonstruksi (miringoplasti,timpanoplasti) untuk mencegah infeksi berulang serta gangguan

    pendengaran.

    b. OMSK Tipe Tubatimpani Aktif

    Keadaan ini harus dilakukan pembersihan liang telinga dan kavum timpani ( toilet telinga).

    Tujuan toilet telinga adalah membuat lingkungan yang tidak sesuai untuk perkembangan

    mikroorganisme, karena sekret telinga merupakan media yang baik bagi perkembangan

    mikroorganisme (Fairbank, 1981).

  • 7/28/2019 Presus OMSK Ujian Karina

    18/22

    Pemberian antibiotik topikal

    Pemberian antibiotik secara topikal pada telinga dan sekret yang banyak tanpa

    dibersihkan dulu, adalah tidak efektif. Bila sekret berkurang/tidak progresif lagi diberikan

    obat tetes yang mengandung antibiotik dan kortikosteroid.4 Mengingat pemberian obat topikal

    dimaksudkan agar masuk sampai telinga tengah, maka tidak dianjurkan antibiotik yang

    ototoksik misalnya neomisin dan lamanya tidak lebih dari 1 minggu. Cara pemilihan

    antibiotik yang paling baik dengan berdasarkan kultur kuman penyebab dan uji resistesni3.

    Bubuk telinga yang digunakan seperti :

    a. Acidum boricum dengan atau tanpa iodineb. Terramycin.c. Asidum borikum 2,5 gram dicampur dengan khloromicetin 250 mg

    Pengobatan antibiotik topikal dapat digunakan secara luas untuk OMSK aktif yang

    dikombinasi dengan pembersihan telinga.

    Antibiotika topikal yang dapat dipakai pada otitis media kronik adalah3 :

    1. Polimiksin B atau polimiksin E

    Obat ini bersifat bakterisid terhadap kuman gram negatif, Pseudomonas, E.

    Koli Klebeilla, Enterobakter, tetapi resisten terhadap gram positif, Proteus, B. fragilis

    Toksik terhadap ginjal dan susunan saraf.

    2. Neomisin

    Obat bakterisid pada kuma gram positif dan negatif, misalnya : Stafilokokus

    aureus, Proteus sp. Resisten pada semua anaerob dan Pseudomonas. Toksik terhadap

    ginjal dan telinga.

    3. Kloramfenikol

    Obat ini bersifat bakterisid

    Pemberian antibiotik sistemik

    Pemberian antibiotika tidak lebih dari 1 minggu dan harus disertai pembersihan sekret

    profus. Bila terjadi kegagalan pengobatan, perlu diperhatikan faktor penyebab kegagalan

    yang ada pada penderita tersebut. Antimikroba dapat dibagi menjadi 2 golongan. Golongan

    pertama daya bunuhnya tergantung kadarnya. Makin tinggi kadar obat, makin banyak kuman

    terbunuh, misalnya golongan aminoglikosida dengan kuinolon. Golongan kedua adalah

    antimikroba yang pada konsentrasi tertentu daya bunuhnya paling baik. Peninggian dosis

    tidak menambah daya bunuh antimikroba golongan ini, misalnya golongan beta laktam.

  • 7/28/2019 Presus OMSK Ujian Karina

    19/22

    Terapi antibiotik sistemik yang dianjurkan pada Otitis media kronik adalah

    Pseudomonas : Aminoglikosida karbenisilin

    P. mirabilis : Ampisilin atau sefalosforin P. morganii, P. vulgaris : Aminoglikosida Karbenisilin Klebsiella : Sefalosforin atau aminoglikosida coli : Ampisilin atau sefalosforin S. Aureus Anti-stafilikokus : penisilin, sefalosforin, eritromisin, aminoglikosida Streptokokus : Penisilin, sefalosforin, eritromisin, aminoglikosida fragilis : Klindamisin

    Antibiotika golongan kuinolon (siprofloksasin, dan ofloksasin) yaitu dapat derivat asamnalidiksat yang mempunyai aktifitas anti pseudomonas dan dapat diberikan peroral. Tetapi

    tidak dianjurkan untuk anak dengan umur dibawah 16 tahun. Golongan sefalosforin generasi

    III ( sefotaksim, seftazidinm dan seftriakson) juga aktif terhadap pseudomonas, tetapi harus

    diberikan secara parenteral. Terapi ini sangat baik untuk OMA sedangkan untuk OMSK

    belum pasti cukup, meskipun dapat mengatasi OMSK. Metronidazol mempunyai efek

    bakterisid untuk kuman anaerob. Menurut Browsing dkk metronidazol dapat diberikan

    dengan dan tanpa antibiotik (sefaleksin dan kotrimoksasol) pada OMSK aktif, dosis 400 mg

    per 8 jam selama 2 minggu atau 200 mg per 8 jam selama 2-4 minggu

    2. Pengobatan OMSK Tipe Atikoantral

    Pengobatan yang tepat untuk OMSK maligna adalah operasi. Pengobatan konservatif dengan

    medikamentosa hanyalah merupakan terapi sementara sebelum dilakukan pembedahan. Bila

    terdapat abses subperiosteal, maka insisi abses sebaiknya dilakukan tersendiri sebelum

    kemudian dilakukan mastoidektomi.Ada beberapa jenis pembedahan atau tehnik operasi yang

    dapat dilakukan pada OMSK dengan mastoiditis kronis, baik tipe tuba-timpani atau tipe

    atikoantral, antara lain (Soepardi, 2001).

    Mastoidektomi sederhana

    Dilakukan pada OMSK tipe tubatimpani yang tidak sembuh dengan pengobatan konservatif.

    Pada tindakan ini dilakukan pembersihan ruang mastoid dari jaringan patologik,

    dengantujuan agar infeksi tenang dan telinga tidak berair lagi.

    Mastoidektomi radikal

  • 7/28/2019 Presus OMSK Ujian Karina

    20/22

    Dilakukan pada OMSK tipe atikoantral dengan infeksi atau kolesteatom yang sudah

    meluas.Pada operasi ini rongga mastoid dan kavum timpani dibersihkan dari semua jaringan

    patologik. Dinding batas antara liang telinga luar dan telinga tengah dengan rongga mastoid

    diruntuhkan, sehingga ketiga daerah anatomi tersebut menjadi satu ruangan. Tujuan operasi

    ini adalah untuk membuang semua jaringan patologik danmencegah komplikasi ke

    intrakranial.

    Mastoidektomi radikal dengan modifikasi (Operasi Bondy)

    Dilakukan pada OMSK dengan kolesteatom di daerah atik, tetapi belum merusak kavum

    timpani. Seluruh rongga mastoid dibersihkan dan dinding posterior liang telinga direndahkan.

    Tujuan operasi adalah untuk membuang semua jaringan patologik dari rongga mastoid dan

    mempertahankanpendengaran yang masih ada.

    Miringoplasti

    Dilakukan pada OMSK tipe tubatimpani yang sudah tenang dengan ketulian ringan yang

    hanya disebabkan oleh perforasi membran timpani. Operasi ini merupakan jenis

    timpanoplasti yang paling ringan, dikenal juga dengan nama timpanoplasti tipe

    1.Rekonstruksi hanya dilakukan pada membran timpani.Tujuan operasi adalah untuk

    mencegah berulangnya infeksi telinga tengah ada OMSK tipe tubatimpani dengan perforasi

    yang menetap.

    Timpanoplasti

    Dikerjakan pada OMSK tipe tubatimpani dengan kerusakan yang lebih berat atau OMSK tipe

    tubatimpani yang tidak bisa diatasi dengan pengobatan medikamentosa. Tujuan operasi

    adalah menyembuhkan penyakit serta memperbaiki pendengaran. Pada operasi ini selain

    rekonstruksi membran timpaniseringkali harus dilakukan juga rekonstruksi tulang

    pendengaran. Berdasarkan bentuk rekonstruksi tulang yang dilakukan maka dikenal istilah

    timpanoplasti tipe II, III, IV dan V.

    Timpanoplasti dengan pendekatan ganda (Combined Approach Tympanoplasty)

    Dikerjakan pada kasus OMSK tipe atikoantral atau OMSK tipe tubatimpani dengan jaringan

    granulasi yang luas. Tujuan operasi untuk menyembuhkan penyakit serta memperbaiki

    pendengaran tanpa melakukan teknik mastoidektomi radikal (tanpa meruntuhkan dinding

    posterior liang telinga). Yang dimaksud dengan combined approach di sini adalah

    membersihkan kolesteatom dan jaringan granulasi di kavum timpani melalui dua jalan, yaitu

    liang telinga dan rongga mastoid dengan melakukan timpanotomi posterior. Namun teknik

    operasi ini pada OMSK tipe atikoantral belum disepakati oleh para ahli karena sering timbul

    kembali kolesteatoma (Soepardi EA, 2007).

  • 7/28/2019 Presus OMSK Ujian Karina

    21/22

    K. Komplikasi Otitis Media Supuratif KronisTendensi otitis media mendapat komplikasi tergantung pada kelainan patologik yang

    menyebabkan otore. Walaupun demikian organisme yang resisten dan kurang efektifnya

    pengobatan, akan menimbulkan komplikasi. biasanya komplikasi didapatkan pada pasien

    OMSK tipe maligna, tetapi suatu otitis media akut atau suatu eksaserbasi akut oleh kuman

    yang virulen pada OMSK tipe benigna pun dapat menyebabkan komplikasi1,2.

    Komplikasi intra kranial yang serius lebih sering terlihat pada eksaserbasi akut dari

    OMSK berhubungan dengan kolesteatom.

    A. Komplikasi ditelinga tengah :

    1. Perforasi persisten membrane timpani

    2. Erosi tulang pendengaran

    3. Paralisis nervus fasial

    B. Komplikasi telinga dalam

    1. Fistel labirin

    2. Labirinitis supuratif

    3. Tuli saraf ( sensorineural)

    C. Komplikasi ekstradural

    1. Abses ekstradural

    2. Trombosis sinus lateralis

    3. Petrositis

    D. Komplikasi ke susunan saraf pusat

    1. Meningitis

    2. Abses otak

    3. Hindrosefalus otitis

    Perjalanan komplikasi infeksi telinga tengah ke intra kranial harus melewati 3 macam

    lintasan:

    1. Dari rongga telinga tengah ke selaput otak

    2. Menembus selaput otak.

    3. Masuk kejaringan otak.

  • 7/28/2019 Presus OMSK Ujian Karina

    22/22

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Soepardi.E.A,et all.Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok KepalaLeher. 6th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2007.

    2. Adams.G.L, Boies.L.R, Higler. P.A. Boies Buku Ajar Penyakit THT. 6th ed.Penyakit-penyakit Nasofaring dan Orofaring. Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran

    EGC. 1997. pg: 330-44.

    3. Caparas.M.B, Lim.M.G. Basic Otolaryngology. Publication of comittee of the collegeof Medicine: University of the Philippines. 1998. pg: 149-59.

    4. Robertson, J.S. 2004. Journal of Otology. Available at: http://www.emedicine.com.Accessed on: January 2013

    5. Ramsey, D.D. 2003.Chronic Suppurative Otitis Media. Available at:http://www.illionisuniv.com. Accesed on: January 2013

    6. Lee, K.J. MD.Essential Otolaryngology Head & Neck Surgery. 2003. McGraw-Hill.7. Jackson C. Disease of the nose, throat and ear. 2nd ed. Philadelphia: WB Sunders Co.

    1959. pg: 239-59.

    http://www.emedicine.com/http://www.illionisuniv.com/http://www.illionisuniv.com/http://www.emedicine.com/