PRESENTASI KASUS OSTEOARTHRITIS, HIPERURISEMIA, HIPERTENSI GRADE I, OBESITAS GRADE II, KATARAK SENILIS IMATUR DENGAN ASMA TERKONTROL PADA LAKI-LAKI LANSIA MANTAN PEROKOK BERAT DENGAN TINGKAT SOSIAL EKONOMI RENDAH SERTA POLA MAKAN KURANG BAIK DAN TINGKAT PENGETAHUAN RENDAH TENTANG PENYAKITNYA DALAM RUMAH TANGGA YANG TIDAK BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Kepaniteraan Klinik di Bagian Ilmu Kedokteran Keluarga Puskesmas Wirobrajan Disusun oleh: NURKAMILA 2009 031. 0092
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PRESENTASI KASUS
OSTEOARTHRITIS, HIPERURISEMIA, HIPERTENSI GRADE I, OBESITAS GRADE
II, KATARAK SENILIS IMATUR DENGAN ASMA TERKONTROL PADA LAKI-
LAKI LANSIA MANTAN PEROKOK BERAT DENGAN TINGKAT SOSIAL
EKONOMI RENDAH SERTA POLA MAKAN KURANG BAIK DAN TINGKAT
PENGETAHUAN RENDAH TENTANG PENYAKITNYA DALAM RUMAH TANGGA
YANG TIDAK BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT
Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Kepaniteraan Klinikdi Bagian Ilmu Kedokteran Keluarga Puskesmas Wirobrajan
Disusun oleh:
NURKAMILA
2009 031. 0092
BAGIAN ILMU KEDOKTERAN KELUARGA
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2014
LEMBAR PENGESAHAN
PRESENTASI KASUS
OSTEOARTHRITIS, HIPERURISEMIA, HIPERTENSI GRADE I, OBESITAS GRADE I,
KATARAK SENILIS IMATUR DENGAN ASMA TERKONTROL PADA LAKI-LAKI LANSIA
MANTAN PEROKOK BERAT DENGAN TINGKAT SOSIAL EKONOMI RENDAH SERTA
POLA MAKAN KURANG BAIK DAN TINGKAT PENGETAHUAN RENDAH TENTANG
PENYAKITNYA DALAM RUMAH TANGGA YANG TIDAK BERPERILAKU HIDUP
BERSIH DAN SEHAT
Disusun oleh:
Nurkamila
20090310023
Hari/Tanggal: 19 November 2014Tempat: Puskesmas Wirobrajan
Dokter Pembimbing Fakultas Dokter Pembimbing Puskesmas
dr. Oryzati Hilman, MSc.CMFM dr. Nurzammi
Mengetahui,Kepala PuskesmasWirobrajan
dr. Iva Kusdyarini
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
presentasi kasus ini dengan judul “Osteoarthritis, Hiperurisemia, Hipertensi Grade I,
Obesitas Grade I, Katarak Senilis Imatur dengan Asma Terkontrol Pada Laki-Laki
Lansia Mantan Perokok Berat dengan Tingkat Sosial Ekonomi Rendah Serta Pola
Makan Kurang Baik Dtan Tingkat Pengetahuan Rendah tentang Penyakitnya dalam
Rumah Tangga Yang Tidak Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat”. Presentasi kasus ini
disusun untuk memenuhi sebagian syarat untuk menyelesaikan kepaniteraan klinik
bagian Ilmu Kedokteran Keluarga di Puskesmas Wirobrajan.
Penulis menyadari selesainya penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak, untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. dr. Iva Kusdyarini, selaku Kepala Puskesmas Wirobrajan
2. dr. Oryzati Hilman, MSc.CMFM selaku dosen pembimbing profesi
3. dr. Nurzammi, dr. Nur Wahyuningsih, dr. Annisah, dr. Rally Galang Pratama
Putra selaku dokter pembimbing puskesmas
4. Seluruh staf dan karyawan Puskesmas Wirobrajan
5. Semua pihak yang telah mendukung penulisan laporan ini
Dalam penulisan laporan ini penulis masih memiliki banyak kekurangan.
Kritik dan saran sangat diharapkan untuk menyempurnakan laporan ini.
Osteoartritis (OA) merupakan penyakit sendi multifaktorial yang
melibatkan faktor lingkungan, genetik, serta gaya hidup (lifestyle). Penyakit ini
sangat erat kaitannya dengan usia, karena itu disebut juga dengan penyakit sendi
degeneratif di mana keseluruhan struktur sendi mengalami perubahan patologis.
Hal ini ditandai dengan kerusakan kartilago hyalin sendi, meningkatnya
ketebalan serta sklerosis dari lempeng tulang, pertumbuhan osteofit pada tepian
sendi, meregangnya kapsula sendi, timbulnya peradangan dan melemahnya otot-
otot yang menghubungkan sendi. (Fauci, 2008)
Osteoartritis merupakan penyakit sendi pada orang dewasa yang paling
umum di dunia. Menurut penelitian, satu dari tiga orang dewasa memiliki tanda-
tanda radiologis yang mengarah ke OA. OA pada lutut merupakan tipe OA yang
paling umum dijumpai pada orang dewasa, selain OA pada pinggul dan tangan
(Felson, 2008). Prevalensi osteoartritis di Indonesia diperkirakan 34,3 juta orang
pada tahun 2002 dan 36,5 juta orang pada tahun 2007. Diperkirakan 40 % dari
populasi di atas 70 tahun menderita OA, dan 80 % pasien OA memiliki
keterbatasan gerak dalam berbagai derajat, dari ringan hingga berat yang
berakibat mengurangi kualitas hidup penderita karena prevalensi yang tinggi,
bersifat progresif dan memiliki dampak sosio-ekonomik yang besar, baik di
negara maju maupun berkembang.
Penanganan maksimal yang diperlukan menjadikan peranan dokter
keluarga sangat penting dalam penatalaksanaan penyakit pasien. Tidak hanya
dari segi pengobatan saja, tetapi juga diperlukan penanganan yang
berkesinambungan dan menyeluruh. Oleh karena itu diperlukan upaya yang
nyata untuk dapat menjaga kualitas hidup pasien, mulai dari usaha
7
pencegahan, promotif, kuratif hingga rehabilitatif serta tidak hanya mengobati
pasien sebagai disease namun juga memperhatikan illness yang kemudian
dapat muncul oleh karena penyakit yang diderita.
2. Profil Puskesmas Wirobrajan
Berdasarkan Profil Kesehatan Wirobrajan tahun 2013, kecamatan Wirobrajan
memiliki satu puskesmas induk yaitu Puskesmas Wirobrajan dengan Puskesmas
Pembantu Tegalmulyo. Puskesmas Wirobrajan terletak di kota Yogyakarta
dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:
1. Sebelah utara : Kecamatan Tegalrejo
2. Sebelah timur : Kecamatan Ngampilan dan Kecamatan Matrijeron
3. Sebelah selatan : Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul
4. Sebelag barat : Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul
Luas wilayah Kecamatan Wirobrajan adalah 1,78 km2 dengan pembagian
kelurahan menjadi tiga kelurahan yang terdiri dari: Kelurahan Pakuncen yang
terletak di bagian utara dengan 58 RT dan 12 RW, Kelurahan Wirobrajan terletak
di bagian tengah dengan 56 RT dan 12 RW, Kelurahan Patangpuluhan terletak di
bagian selatan dengan 51 RT dan 10 RW.
37%
38%
25%
Luas Wilayah Kecamatan Wirobrajan
PakuncenWirobrajanPatangpuluhan
Diagram 1 Grafik perbandingan luas wilayah Wirobrajan berdasarkan luas kelurahan
8
Jumlah penduduk Kecamatan Wirobrajan adalah 28.152 jiwa dengan jumlah
kepala keluarga 8.592 dan terdiri dari 165 RT, 34 RW, serta 36 posyandu. Sasaran
kesehatan wilayah kerja Puskesmas Wirobrajan yang mengacu pada Indikator
Indonesia Sehat 2010 dan Standar Pelayanan Medik seperti derajat kesehatan,
keadaan lingkungan, perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), pelayanan
kesehatan, dan perbaikan gizi masyarakat.
Puskesmas Wirobrajan belum dilengkapi dengan fasilitas rawat inapmemiliki
fasilitas ambulans dan Instalasi Gawat Darurat (IGD) yang pada saat jam kerja
dapat digunakan. Kegiatan pelayanan umum meliputi balai pengobatan umum
(BPU), balai pengobatan gigi (BPG), balai kesehatan ibu dan anak/keluarga
berencana (BKIA/KB), unit farmasi, unit kesehatan sekolah (UKS), konseling
gizi, kesehatan lingkungan, promosi kesehatan dan poli lanjut usia (lansia),
konseling PHBS, konseling psikologi, dan konseling berhenti merokok.
Dalam rangka memeuhi sasaran wilayah kerja Puskesmas Wirobrajan seperti
yang telah disebutkan sebelumnya, pelayanan kedokteran keluarga memiliki
peranan penting. Pelayanan kedokteran keluarga adalah pelayanan kedokteran
yang menyeluruh dan memusatkan pelayanannya pada keluarga sebagai satu unit
dimana tanggung jawab dokter terhadap pelayanan kesehatan tidak dibatasi oleh
golongan umur, jenis kelamin, bagian organ tubuh atau jenis penyakit tertentu
saja. Pelayanan ini dijadikan sebagai penapis (gate keeper) terutama di tingkat
pelayanan primer sehingga diharapkan dapat lebih efektif untuk membantu
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Berikut adalah rekapitulasi 10 besar diagnosis pada pasien yang berkunjung
ke Puskesmas Wirobrajan 1 Oktober-31 Oktober 2014 :
9
Tabel 1 Rekapitulasi 10 Besar Diagnosis Pasien Puskesmas Wirobrajan Periode 1 Oktober-
31 Oktober 2014 (diunduhtanggal 13 November 2014)
No Kode Diagnosis Nama Jumlah
1 I10 Hipertensi Primer 4622 E11 Type 2 : Non Insulin Dependen DM 3013 J00 Nasopharingitis Acute ( Common Cold ) 2244 R42 Pusing kepala dan kepeningan 1125 M25.5 Arthalgia 866 Z27.3 Need for immunization againts Diphtheria-
Tetanus-Pertussis with Poliomyelitis [ DTP + polio ]
70
7 J02 Pharingitis 668 Z34 Pengawasan Kehamilan Normal 649 R50 Demam yang sebabnya tidak diketahui 6110 K30 Dyspepsia 61
3. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang ditemukan di atas, masalah yang dapat
dirumuskan adalah:
1. Bagaimana pengaruh pola hidup yang tidak sehat dengan penyakit
osteoartritis?
2. Bagaimanakah pengaruh pengetahuan yang kurang terhadap penyakit
osteoartritis dengan perkembangan penyakitnya?
3. Bagaimana pendekatan ilmu kedokteran keluarga terhadap pasien dengan
dan osteoartritis?
4. Tujuan Penulisan
Berikut adalah tujuan penulisan laporan kasus kepaniteraan klinik ilmu
kedokteran keluarga mengenai penyakit osteoartritis yaitu:
1. Untuk memenuhi sebagian syarat mengikuti ujian kepaniteraan klinik di
bagian Ilmu Kedokteran Keluarga, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
10
2. Untuk memberikan informasi serta pengetahuan mengenai bentuk pelayanan
kedokteran dengan pendekatan kedokteran keluarga pada penderita penyakit
osteoartritis. Salah satunya dengan menganalisis penyebab, perilaku atau gaya
hidup apakah telah mendukung pengobatan farmakologi atau tidak. Selain itu
edukasi dilakukan dengan titik berat agar pasien dan keluarganya menjadi
mengetahui lebih banyak tentang osteoartritis sehingga dapat mencegah
kemungkinan terjadinya komplikasi yang terjadi.
5. Manfaat Penulisan
Berikut adalah beberapa manfaat penulisan laporan kasus kepaniteraan klinik
ilmu kedokteran keluarga mengenai penyakit osteoartritis:
1. Manfaat untuk puskesmas
Sebagai sarana kerjasama yang saling menguntungkan untuk dapat
meningkatkan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat dan mendapatkan
umpan balik dari hasil evaluasi dokter muda dalam rangka mengoptimalkan
peran puskesmas.
2. Manfaat untuk pasien
Sebagai sarana untuk meningkatkan pengetahuan dan manajemen mandiri
penyakit, sehingga dapat mengoptimalkan usaha penyembuhan penyakit yang
diderita.
3. Manfaat untuk mahasiswa
Sebagai sarana keterampilan dan pengalaman dalam upaya pelayanan
kesehatan dengan menerapkan prinsip-prinsip kedokteran keluarga.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. OSTEOARTHRITIS
A. Definisi
American College of Rheumatology (ACR), mengklasifikasikan 13
kelompok penyakit pada sendi yang biasa disebut dengan arthropaties dan
dibagi menjadi dua kelompok besar, yatu penyakit sendi inflamasi dan non
inflamasi. (Hochberg, 2012)
Osteoartritis (OA) merupakan penyakit sendi multifaktorial yang
melibatkan faktor lingkungan, genetik, serta gaya hidup (lifestyle). Penyakit
ini sangat erat katannya dengan usia, karena itu disebut juga dengan penyakit
sendi degeneratif. OA ditunjukkan dengan adanya degenerasi kartilago
persendian (terutama lutut, pinggul dan tangan), diikuti dengan osteofit
sehingga menyebabkan nyeri pada sendi pada saat digerakkan atau
menampung beban, dan membaik dengan istirahat. (Usatine, 2012)
B. Faktor risiko
Faktor risiko OA antara lain :
1. Usia lanjut
2. Riwayat trauma, pada sendi (sprain, strain, dislokasi, fraktur)
3. Stress mekanis dalam waktu lama ataupun aktifitas fisik yang repetitif,
biasanya berhubungan dengan pekerjaan (misal : atlet, penari balet)
4. Adanya inflamasi pada struktur sendi. Ketika proses inflamasi tersebut
berlangsung, dihasilkan enzim yang memiliki kemampuan mencerna
sel-sel kartilago
5. Instabilitas sendi karena kerusakan struktur anatomi seperti kapsul
Data disadur dari rekam medis di puskesmas Wirobrajan
Tabel 6 Riwayat Tekanan Darah
No Tanggal Periksa Tekanan darah
14 14 Juli 2014 150/80 mmHg
15 18 Juli 2014 150/100 mmHg
16 6 Oktober 2014 150/90 mmHg
17 11 November 2014 160/90 mmHg
18 14 November 2014 150/90 mmHg
.
6. Diagnosis Banding
− Hipertensi
− Osteoartritis
− Artritis Gout
− Katarak
− Obesitas
− Asma Bronkial
7. Diagnosis Kerja
− Osteoartritis
− Hipertensi grade I
− Obesitas grade II
− Katarak senilis OD
− Hiperurisemia
− Asma terkontrol
8. Penatalaksanaan
1. Farmakologis
R/ Amlodipin tablet 5mg No X
S/ 1 dd tab 1
R/ Na Diklofenak tablet 50 mg No X
S/ 2 dd tab 1
37
R/ Allopurinol 100 mg No X
S/ 2 dd tab 1
2. Non farmakologis
Edukasi pasien tentang :
Pengertian, faktor resiko, tanda dan gejala, komplikasi serta pengelolaan
OA, hipertensi, obesitas, hiperurisemia, katarak dan asma yang diderita
pasien.
Pentingnya modifikasi gaya hidup dalam pengelolaan penyakit pasien
Pentingnya penurunan berat badan
38
BAB IV
PEMBAHASAN
1. Analisis Kasus
Diagnosa kerja pada pasien ini adalah Osteoartritis, hipertensi grade I,
obesitas grade I, katarak Senilis imatur OD, hiperurisemia dan asma terkontrol.
Diagnosis ini diperoleh berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang yang mengarah pada tanda dan gejala penyakit tersebut.
Illness adalah keadaan sakit yang dirasakan oleh manusia yang diperoleh
dari penyakit tersebut (bersifat subyeksif).Illness terdiri atas beberapa komponen
yaitu ide (pemahaman terhadap penyakit), efek terhadap fungsi (akibat penyakit
yang dirasakan pasien pada fungsi hidupnya seperti pergaulan, pekerjaan, dll),
perasaan, dan harapan. Berikut adalah komponen illness dan hasil yang diperoleh
dari pasien terhadap penyakitnya:
Tabel 7 Komponen illnes
No. KomponenIlness Pasien
1 Ide
Menurut pasien, lutut yang nyeri diakibatkan asam
urat yang tinggi dan kelelahan bekerja. Sedangkan
hipertensi juga karena kelelahan. Kedua hal tersebut
bisa dikurangi dengan minum obat dan istirahat saja.
Pasien membantah menderita asma, menurut beliau
sesak nafas adalah sesak nafas biasa karena batuk
meskipun sudah pernah didiagnosis asma bronkial
oleh dokter. Berkabutnya pengelihatan pasien
adalah karena katarak, dan pengelolaan sakitnya
adalah operasi, tapi nanti mennggu pemberitahuan
dari dokter,
2 Efek terhadap fungsi Semenjak didiagnosis OA dan HT, ekonomi pasien
terganggu karena keterbatasan waktu kerja untuk
mengerjakan orderan menjahit sedangkan fungsi
39
sosial tidak terganggu
3 Perasaan
Pasien pasrah dan menerima segala keadaan terkait
penyakit pasien, dan sebisa mungkin mengkuti apa
yang disarankan dokter
4 Harapan
Pasien berharap penyakit yang diderita dapat
membaik sehingga dapat menjalankan aktivitas
sehari- hari dengan lebih leluasa
2. Analisis Kunjungan Rumah
Berikut adalah hasi analisis kunjungan rumah yang telah dilakukan sebanyak
dua kali pada tanggal 14 dan 18 November 2014:
1. Kondisi pasien
Kunjungan rumah pertama dilakukan pada tanggal 14 November 2014
pukul 14.00-16.00 WIB. Kondisi pasien tampak baik, sadar penuh
meskipun keluhan pada lutut kanan masih terasa. Pasien terbuka
menceritakan keadaan diri dan keluarganya. Pemeriksaan fisik didapatkan
tekanan darah darah 150/90mmHg, nadi 88x/menit, frekuensi pernapasan
22x/menit, dan suhu 36,7°C.
2. Pekerjaan
Pasien berumur 65 tahun dengan pekerjaan sehari-hari sebagai penjahit,
pasien bekerja di dalam rumah. Pasien tinggal bersama istri yang juga ikut
membantu menjahit, dan anak laki-laki kedua pasien yang sekarang kerja
serabutan sebagai penyanyi di kafe-kafe pada malam hari. Kebutuhan
keluarga dipenuhi dari penghasilan anak dan hasil menjahit. Penghasilan dari
tiap bulan rata-rata Rp 150.00-400.000,- dan dirasa pasien sangat kurang
untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
40
3. Keadaan rumah
a. Lokasi rumah
Rumah terletak di lingkungan padat penduduk, beralamat Jl. Sri Kaloka
no 28 Rw 27 RW 5 WirobrajanYogyakarta.
b. Kepemilikan
Rumah milik pribadi.
c. Kondisi rumah
Rumah tergolong bangunan permanen dengan dinding triplek pada lantai
satu dan gedhek pada lantai dua, lantai semen dan beratap genteng dan
sebagian seng, dengan luas bangunan ±50 m2 . Penghuni berjumlah 3
orang.
d. Ruang rumah
Rumah terdiri dari satu ruang depan yang berfungsi menjadi ruang tamu
sekaligus ruang kerja untuk menjahit, satu ruang tengah sebagai ruang
keluarga, satu ruang tidur, satu dapur, dan satu kamar mandi
Gambar 1 Peta rumah pasien
Skala 1 : 100
41
U
Skala 1 : 100
e. Pencahayaan
Terdapat jendela dan ventilasi di ruang tamu, kamar tidur. Kamar mandi dan dapur
memiliki ventilasi tanpa jendela. Cahaya matahari yang masuk ke dalam ruangan
terkesan kurang, pencahayaan lampu listrik cukup.
f. Kebersihan:
Ruang tamu, dapur, kamar mandi dan ruang tidur bersih. Ruang tengah
banyak barang-barang berserakan seperti baju, kertas, bantal, kasur dan
perabotan dan agak berdebu.
42
11 m
4,5 m
A
B
C
Lantai 1
Lantai 2
E
U
4,5 m
D
F
2 m
Keterangan:
A. Ruang tamu/ruang kerjaB. Ruang tengah/ruang keluargaC. DapurD. Kamar mandiE. Kamar tidurF. Halaman belakang
JendelaPintuTanggaHalaman belakang
Gambar 2 Denah ruang rumah pasien
g. Kepemilikian barang
Dalam rumah pasien terdapat satu buah tv 14 inchi, 1 buah kasur busa, satu
buah kasur kapuk, satu buah meja, dua buah kursi bambu, satu kipas angin di
ruang tengah. 1 buah lemari pakaian kayu di ruang tengah. 2 buah mesin jahit,
satu buah radio. Satu buah kompor gas, satu buah kulkas dalam keadaan
rusak, perlengkapan masak di dapur. Satu buah baskom penampungan air di
kamar mandi.
h. Sanitasi dasar:
Sumber air bersih
Sumber air yang digunakan untuk minum, mandi dan mencuci berasal
dari air sumur pompa air. Secara fisik air tidak berwarna, tidak berasa dan
tidak berbau.
Jamban keluarga
Pasien memiliki jamban keluarga di rumahnya berupa satu WC duduk.
Kondisi jamban mudah dibersihkan, lokasinya terletak luar rumah.
Saluran pembuangan air limbah (SPAL)
Air bekas cuci disalurkan melalui saluran menuju selokan yang berada di
samping rumah. Saluran pembuangan lancar. Septic tank berada dibagian
belakang rumah.
Tempat sampah
Sampah hanya diletakkan dalam plastik depan halaman rumah, setiap
pagi hari sampah diantar ke ke tempat pembuangan sampah.
i. Halaman
Terdapat halaman depan dan belakang rumah yang relatif sempit. Halaman
depan tidak berpagar dan hanya digunakan sebagai tempat pot tanaman hias,
sedangkan halaman belakang digunakan sebagai tempat menjemur pakaian
sekaligus tempar parkir kendaraan.
43
3. Perangkat Penilaian Keluarga
Berikut adalah perangkat penilaian keluarga yang terdiri atas family
genogram; family map; bentuk keluarga; family life cycle; family life line;
family APGAR; family SCREEM; indikator rumah sehat; identifikasi
pengetahuan, sikap, dan perilaku; dan identifikasi lingkungan hidup keluarga.
1. Genogram
Anggota keluarga yang berada dalam satu rumah yaitu:
Tabel 8 Anggota Keluarga
Nama Kedudukan L/P Umur (tahun) Pendidikan Pekerjaan
Tn. S Suami L 65 SD Wiraswasta
Ny. S Istri P 61 SD Wiraswasta
Tn M Anak ke 2 L 27 PT Wiraswasta
44
Gambar 3 Genogram Keluarga Tn. S
2. Family Map
Keterangan:
o A : Functional
o Q : Dysfunctional
o : Clear but
negotiable
boundaries
3. Bentuk Keluarga
Bentuk keluarga pasien adalah keluarga inti (nuclear family)
4. Family Life Cycle
o Menurut Duval (1967)
Tahap VI : Keluarga dengan anak-anak yang meninggalkan keluarga
o Menurut Howell (1975)
Tahap V : Fase Penciutan (phase of contraction)
5. Family APGAR
Tabel 9 Family APGAR
Komponen Indikator
Hampir
Tidak
Pernah
Kadang-
kadang
Ham-
pir
Selalu
Adaptation
Saya puas dengan keluarga saya karena
masing-masing anggota keluarga sudah
menjalankan kewajiban sesuai dengan
seharusnya
45
Gambar 4 Family map Keluarga Tn. S
46
Partnership
Saya puas dengan keluarga saya karena
dapat membantu memberikan solusi
terhadap permasalahan yang saya
hadapi
Growth
Saya puas dengan kebebasan yang
diberikan keluarga saya untuk
mengembangkan kemampuan yang
saya miliki
AffectionSaya puas dengan kehangatan/kasih
sayang yang diberikan keluarga saya
Resolve
Saya puas dengan waktu yang
disediakan keluarga untuk menjalin
kebersamaan
TOTAL SKOR 0 0 10
Klasifikasi: Fungsi Keluarga Sehat (8 – 10)
Keterangan klasifikasi APGAR:
o 8 – 10 : Fungsi keluarga sehat
o 4 – 7 : Fungsi keluarga kurang sehat
o 0 – 3 : Fungsi keluarga sakit
47
6. Family SCREEM
Tabel 10 Family SCREEM
Komponen Sumber Daya Patologis
Social
Hidup bermasyarakat dengan
lingkungan sekitar baik, keluarga
harmonis
Cultural
Adaptasi baik dengan lingkungan
sekitar, tidak percaya dengan mitor atau
penyakit akibat diguna-guna
Religious
Taat beribadah, menjalankan sholat 5
waktu dan mengikutikegiatan
keagamaan di masyarakat
Economic
Memiliki pekerjaan dan penghasilan
tetap sebagai penjahit, anak kedua tidak
berkeberatan kut membiayai orangtua
Penghasilan tidap cukup
untuk memenuhi biaya
kehidupan sehari-hati
Education
Pendidikan sampai SD
Pasien kurang
memahami penyakit-
penyakit yang
dideritanya, dan hanya
mengandalkan obat
serta istirahat
Medical
Memiliki Jaminan Kesehatan (KMS)
Bila ada yang sakit, pasien dan
keluarga berkunjung ke puskesmas.
Jarak puskesmas dan rumah
tergolong dekat.
Selama ini pasien tidak
menggunakan jaminan
kesehatan yang dimiliki
48
49
7. Family Life Line
Tabel 11 Family Life Line
Year Age Life Event/Crisis Severity of Illness
1959 10 Ayah pasien meninggal karena Asma Stressor psikologis
1961 12 Pasien tidak melanjutkan pendidikan ke tingkat
SMP karena harus bekerja
Stressor psikologis
1962 13 Adik perempuan pasien meninggal karena ileus Stressor psikologis
1978 29 Pasien menikah
1999 50 Pertama kali melakukan pemeriksaan, Asam urat
dinyatakan tinggi
2009 60 Ibu pasien meninggal
2013 64 Didiagnosis HT , OA dan katarak
2014 65 Pasien didiagnosis asma bronkial
8. Indikator Rumah Sehat
Tabel 12 Indikator Rumah Sehat
NO KOMPONEN RUMAH YG KRITERIA NILAI BOBOT DINILAI I KOMPONEN
31 RUMAH 1 Langit-langit a. Tidak ada 0 b. Ada, kotor, sulit dibersihkan dan rawan 1 kecelakaan c. Ada, bersih dan tdk rawan kecelakaan 2 22 Dinding a. Bukan tembok(terbuat dr anyaman 1 bambu/ilalang) b. Semi permanen/setengah tembok/pasa- 2 2 ngan batu /bata yg tidak diplester/papan yang tidak kedap air. c. Permanen (tembok/pasangan batu bata 3 yg diplester) papan kedap air. 3 Lantai a. Tanah 0 b. Papan/anyaman bambu dekat dngn 1 1 tanah / Plesteran yang retak dan berdebu c. Diplester/Ubin/Keramik/papan (rumah 2 panggung)
50
4 Jendela a. Tidak ada 0 1 kamar tidur b. Ada 1 5 Jendela ruang a. Tidak ada 0 2 keluarga b. Ada 1 6 Ventilasi a. Tidak ada 0 b. Ada, luas ventilasi permanen <10% dari 1 1 luas lantai c. Ada, luas ventilasi permanen >10% dari 2 luas lantai 7 Lubang asap a. Tidak ada 0 dapur b. Ada, lubang ventilasi dapur < 10 % dari 1 1 luas lantai dapur c. Ada, lubang ventilasi > 10 % dari luas 2 lantai dapur (asap keluar dengan sempurna. 8 Pencahayaan a. Tidak terang, tidak dpt dpergunakan untuk 0 membaca b. Kurang terang, sehingga kurang jelas untuk 1 1 membaca dengan normal. c. Terang dan tidak silau sehingga dapat diper- 2 gunakan untuk membaca dengan normal.
II SARANA 25
SANITASI 1 Sarana Air Jenis sarana bersih (SGL/ a. Tidak ada 0 SPT/PP/KU/ b. Ada, bukan milik sendiri dan tidak memenuhi 1 PAH) syarat kesehatan. 1 = SGL c. Ada, milik sendiri dan tidak memenuhi syarat 2 2= PAM kesehatan 3= SPT d. Ada, bukan milik sendiri dan memenuhi 3 syarat kesehatan. e. Ada, milik sendiri dan memenuhi syarat 4 4 kesehatan. 2 Jamban (Sarana Jenis sarana pembuangan a. Tidak ada 0 kotoran) b. Ada, bukan leher angsa, tdk ada tutup 1 1= LEHER disalurkan ke sungai/kolam. ANGSA c. Ada, bukan leher angsa dan di titutup (leher 2
2= CEMPLUNG angsa), disalurkan kesungai/kolam
3= CUBLUK d. Ada, bukan leher angsa ada tutup, septic 3 tank e. Ada, leher angsa, septic tank. 4 4 3 Sarana a. Tidak ada, sehngga tergenang tidak teratur 0 Pembuangan dihalaman rumah.
51
Air Limbah b. Ada, diresapkan tetapi mencemari sumber 1 (SPAL) air (jarak dng sumur kurang dari 10 m) c. Ada, dialirkan keselokan terbuka. 2 d. Ada, dialirkan ke selokan tertutup (saluran 3 3 kota) untuk diolah lebih lanjut. 4 Sarana a. Tidak ada. 0 Pembuangan b. Ada, tetai tidak kedap air dan tidak ada tutup 1 Sampah c. Ada, kedap air dan tidak tertutup 2 2 (Tempat d. Ada, kedap air dan tertutup. 3 sampah)
III PERILAKU 44
PENGHUNI 1 Membuka a. Tidak pernah dibuka 0 Jendela kamar b. Kadang-kadang 1 1 c. Setiap hari dibuka. 2 2 Membuka a. Tidak pernah dibuka 0 Jendela ruang b. Kadang-kadang 1 1 keluarga c. Setiap hari dibuka. 2 3 Membersihkan a. Tidak pernah dibuka 0 rumah dan ha- b. Kadang-kadang 1 laman c. Setiap hari dibuka. 2 24 Membuang a. Dibuang sembarangan (sungai, Kolam/kebun dll) 0 tinja bayi dan b. Kadang-kadang ke jamban 1
balita ke jamban c. Setiap hari dibuang ke jamban. 2 2
5Membuang sam- a. Dibuang sembarangan (sungai, Kolam/kebun dll) 0
pah pada tempat b. Kadang-kadang ke tempat sampah 1
sampah c. Setiap hari dibuang ke tempat sampah 2 2
1018TOTAL HASIL PENILAIAN
STATUS RUMAH SEHAT Rumah tidak sehat
Keterangan:
Rumah Sehat = 1.068 - 1200
Rumah Tidak Sehat = < 1.068
9. Identifikasi Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku
a. Pencegahan penyakit
52
Pasien mempunyai kesadaran yang kurang terhadap pencegahan penyakit
Pasien sering membersihkan rumah. Namun ventilasi dan pencahayaan kurang
sehingga rumah terkesan pengap dan lembap.
b. Gizi keluarga
Pemenuhan gizi keluarga dapat dikatakan baik sesuai standar yang ditetapkan
oleh Kementrian Kesehatan melalui 10 Pedoman Umum Gizi Sehari-hari
(PUGS).
Tabel 13 PUGS
No. PUGS Jawaban Skor
1 Syukuri dan nikmati aneka ragam makanan Tidak 0
2 Banyak makan sayuran dan buah-buahan Ya 1
3Biasakan konsumsi lauk-pauk yang berprotein
tinggitidak 0
4Biasakan mengkonsumsi anekaragam makanan
pokoktidak 0
5 Batasi konsumsi pangan manis, asin dan berlemak Ya 1
6 Biasakan sarapan Ya 1
7 Berikan minum air putih yang cukup dan aman tidak 0
8Biasakan membaca label pada makanan yang
dikemastidak 0
9 Cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir Ya 1
10Lakukan aktivitas cukup dan pertahankan berat
badan normalTidak 0
TOTAL 4 (<60%)
Total skor: 4 yang artinya keluarga tidak menerapkan pedoman umum gizi seimbang
c. Hygiene dan sanitasi lingkungan
53
Keadaan rumah pasien terasa kurang nyaman karena ventilasi dan
pencahayaan yang dimiliki tergolong kurang serta kerapian bagian dalam
rumah yang kurang rapi. Di sekitar tempat tinggal pasien terdapat got atau
saluran air yang mengalir lambat. Keadaan sekitar rumah pasien rapi
meskipun tata rumahsangat berdekatan, pasien memiliki halaman depan yang
sangat sempit sehingga sangat berdekatan dengan jalan besar (jalan utama
gang).
10. Identifikasi Lingkungan Hidup Keluarga
Berikut adalah tabel Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS):
Tabel 14 PHBS
No Kriteria yang Dinilai Jawaban
1 Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan -
2 Memberi ASI eksklusif -
3 Menimbang balita setiap bulan -
4 Menggunakan air bersih Ya
5 Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun Ya
6 Menggunakan jamban sehat Ya
7 Memberantas jentik di rumah sekali seminggu Tidak
8 Makan buah dan sayur setiap hari Ya
9 Melakukan aktivitas fisik sehari-hari Ya
10 Tidak merokok di dalam rumah Ya
Kesimpulan : keluarga & pasien tidak ber-PHBS
4. Diagnostik Holistik
Osteoartritis, hiperuriemia, hipertensi grade I, obesitas grade I, katarak
senilisimatur dengan asma terkontrol pada laki-laki lansia dengan tingkat
54
ekonomi tidak berkecukupan, gaya hidup kurang baik dan tingkat pengetahuan
kurang pada keluarga tidak berpola hidup bersih dan sehat
5. Manajemen Komprehensif
1. Promotif
Edukasi pasien dan keluarga (minimal libatkan satu orang) tentang :
Pengertian, faktor resiko, tanda dan gejala, komplikasi serta pengelolaan
OA, hipertensi, obesitas, hiperurisemia, katarak dan asma yang diderita
pasien.
Pentingnya modifikasi gaya hidup dalam pengelolaan penyakit pasien
Pentingnya kontrol rutin :
− Tekanan darah minimal 1 bulan sekali/setiap obat menjelang habis
− Pemeriksaan laboratorium asam urat setiap 2-5 minggu sekali. Bila
kadar sudah mencapai normal, cek setiap 6 bulan
Pentingnya dukungan keluarga dalam pengelolaan penyakit pasien
Pentingnya penurunan berat badan untuk pengelolaan penyakit OA dan
HT, hal yang dilakukan:
− Atur dan perhatikan pola dan jenis makanan
− Atur aktivitas fisik yang dilakukan
− Mengerti dan tahu pentingnya merubah kebiasaan buruk yang
dilakukan selama ini
− Menentukan target penurunan berat badan
Pentingnya menjaga kebersihan rumah dan kamar tidur dari debu dan
menjaga diri agak tidak kelelahan
Pentingnya mengenali tanda-tanda bahaya pada saat nafas sesak
Pentingnya segera periksa ke dokter mata bila mengalami pandangan
ganda (diplopia), penurunan visus, dan kelainan persepsi warna, serta
paham kapan lagi kunjungan ke dokter mata harus dilakukan
55
Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya memberantas jentik
nyamuk, menutup baskom penampung air dan mengurasnya minimal 1
minggu sekali
Beriktiar dalam berobat dan tawakal kepada Allah.
2. Preventif
Konseling CEA pasien dan keluarga
Diet dan pengaturan pola makan :
− Kurangi makanan asin/bersantan/gorengan : masak dengan cara
direbus, mengurangi penggunaan minyak, jangan mengkonsumsi
makanan cepat saji
− Kurangi konsumsi teh dan kopi (mengurangi jumlah penggunaan
gula)
− Hindari jeroan, kurangi konsumsi daging merah, makanan laut seperti
ikan dan kerang, kacang-kacangan
− Hindari minuman bersoda, sirup dalam kemasan, dan minuman
dengan pemanis
− Perbanyak minum air putih 8-10 gelas setiap hari, perbanyak sayur
dan buah (bangun tidur mium air putih, sebelum aktivitas, setelah
jalan pagi, sebelum bekerja, saat bekerja, sebelum mkana, sebelum
tidur dan waku-waktu lainnya)
Aktivitas fisik
− Teruskan dan rutinkan jalan pagi 15-30 menit setiap hari, tambah
hingga 25-40 menit bila lutut tidak sedang sakit
− Anjurkan senam lansia dan bersepeda
− Anjurkan aktivitas sehari-hari yang dapat ditingkatkan :
− Anjurkan dan ajarkan senam/latihan untuk lutut dan penguatan otot
tungkai, dilakukan 2-3 kali per hari, 10-15 menit setiap kali latihan
57
3. Kuratif
R/ Amlodipin tablet 5mg No X
S/ 1 dd tab 1
R/ Piroxicam tablet 20 mg No X
S/ 1 dd tab 1
R/ Ranitdin tablet 150 mg No X
S/ 2 dd tab 1
R/ Allopurinol 100 mg No X
S/ 2 dd tab 1
58
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
1. Dari hasil laporan kasus, analisis catatan medis dan daftar tilik kunjungan
rumah dapat ditarik kesimpulan bahwa diagnosis pasien yaitu Osteoarthritis,
hiperurisemia, hipertensi grade I, obesitas grade II, katarak senilis imatur
dengan asma terkontrol pada laki-laki lansia mantan perokok berat dengan
tingkat sosial ekonomi rendah serta pola makan kurang baik dan tingkat
pengetahuan rendah tentang penyakitnya dalam rumah tangga yang tidak
berperilaku hidup bersih dan sehat.
2. Ketidaktahuan dan missed perception terhadap penyakit berkorelasi dengan
prognosis penyakitnya. Semakin pasien tidak mengetahui tentang penyakitnya
serta missed perception pasien tidak diluruskan maka semakin buruk
prognosisnya.
3. Dokter keluarga melalui institusi puskesmas dapat menjadi salah satu sektor
yang berperan dalam menangani kasus OA secara holistik serta diperlukan
kerjasama antara petugas kesehatan, pasien, dan keluarga menentukan
keberhasilan terapi.
2. Saran
1. Bagi mahasiswa
a. Berusaha lebih mendalami, aktif, kreatif, dan variatif dalam menganalisis
permasalahan kesehatan, baik pada keluarga maupun lingkungannya.
b. Meningkatkan profesionalisme sebelum terjun ke masyarakat.
59
2. Bagi puskesmas
a. Hendaknya terus melakukan pendekatan kepada masyarakat dengan usaha
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
b. Hendaknya terus menindaklanjuti kasus dengan pendekatan kepada
masyarakat sehingga pasien dapat terus terkontrol.
60
DAFTAR PUSTAKA
Anthony Fauci, e. b. Harrison's Principles of Internal Medicine 17th edition . McGraw Hill Medical.
Dines Khanna, J. F. (2012). 2012 American College of Rheumatology Guideline for management of Gout. Part 1 : Systematic Nonpharmacologic and Pharmacologic Therapeutic Approach to Hyperuricemia. Arthritis Care & Research , 1431-1446.
Eric Bateman, L. P. (2011). Pocket Guide for Asthma Management and Prevention. Global Initiatiove for Asthma.
Fitch A, E. L. (2013). Prevention and Management of Obesity for Adults. Institute for Clinical Systems Improvement .
Marc Hochberg, R. A. (2012). American College of Rheumatology Recommendation for the Use of nonpharmacologic dan Pharmacologic Therapie in Osteoarthritis of The hand, Hip, and knee. Arthritis care and reasearch , 465-474.
Osama Handy, R. K. (2014, 9 15). Obesity. Dipetik 11 18, 2014, dari Medscape: emedicine.medscape.com/article/123702
Paul James, S. O. (2014). 2014 Evidence-Based Guideline for the Management of High Blood Pressure in Adults. JAMA , 507-519.
Richard P. Usatine, m. a. (2012). Color Atlas of Family Medicine 2nd edition. Missouri: McGraw Hill Medical.
Sidarta Ilyas, M. T. (2003). Sari Ilmu penyakit mata. Jakarta: balai penerbit FKUI.
Suharjo SU, H. (2007). Ilmu Kesehatan Mata. Yogyakarta: Ilmu penyakit mata FK UGM.
61
sundaru, h. (2005). epidemiologgy of Asthma in Indonesia. Indonesia Journal Interna Medicine , 51.
Xavier Pi-Sunyer, D. M. (2010). The Practical guide : identification, evaluation, and treatment of overweight and obesity in adult. NHLBI Obesity Education Initiative .