PRESENTASI KASUS DENGUE HEMORAGHIC FEVER GRADE III DISUSUN OLEH : ANTHONY MARTHIN PEMBIMBING : dr. Tuty Rahayu, Sp. A Kepanitraan Ilmu Penyakit Anak Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo
PRESENTASI KASUSDENGUE HEMORAGHIC FEVER GRADE III
DISUSUN OLEH :ANTHONY MARTHINPEMBIMBING :dr. Tuty Rahayu, Sp. AKepanitraan Ilmu Penyakit AnakRumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo
BAB II
LAPORAN KASUS
ILMU KESEHATAN ANAK
I. A. Identitas PasienNama
: An. RFSTempat/Tanggal Lahir: Jakarta, 22 September 2010Umur
: 3 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Alamat : Jl. T. Merdeka RT 10/RW 04 No.27 Kelurahan Rambutan, Kecamatan Ciracas. Jakarta Timur
Suku Bangsa
: JawaTanggal Masuk
: 4 Januari 2013 Pukul : 17.21 WIB
No. RM
: 2013-454630 B. Identitas Orang Tua
Ayah Ibu
Nama:Tn. S Ny. T
Umur: 43 tahun 32 tahun
Agama: Islam Islam
Pendidikan: SMA SMP
Pekerjaan: Wiraswasta Ibu rumah tangga
II. Anamnesis (Autoanamnesis dan Alloanamnesis)Pemeriksaan dilakukan pada hari Senin, 7 Januari 2013 di bangsal Mawar1.Keluhan utama
: Demam tinggi sejak 4 hari sebelum masuk RS2.Keluhan tambahan : bintik bintik merah
Flu disertai batuk dengan dahak mimisan
diare pada hari pertama mual dan mutah pada hari ke 2 nafsu makan menurun3. Riwayat Penyakit:
a) Riwayat Penyakit Sekarang:
Awalnya pasien datang dengan diantar kedua orang tuanya ke IGD RSUD Pasar Rebo dengan keluhan sudah demam sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien mengeluh demam tinggi dan hanya turun jika diberi obat penurun panas, keadaan pasien seperti orang mengigau. Sebelumnya pasien sudah pernah berobat dan hanya mendapatkan obat penurun panas dari klinik. Saat dibawa ke IGD keadaan pasien delirium dengan tanda tanda vital KU : tampak sakit berat, kes : delirium, TD : 90/70, HR : 150x/mnt dan RR : 48x/mnt.Ditemukan akral dingin pada ekstremitas pasien dengan hasil lab pada tgl 4/1/2013 yaitu 14.6/42/9930/37000. Terdapat diare pada hari pertama dan pasien mual disertai muntah pada hari kedua. Selain itu pasien juga sulit untuk makan, tidak ada makanan yang dikonsumsi pasien, hanya minum sedikit. Pasien sempat mengalami mimisan pada saat demam dengan disertai juga bintik bintik merah pada tubuh pasien dan pasien mengalami batuk yang disertai dengan lendir.
b) Riwayat Penyakit Dahulu : Tidak ada keluhan seperti ini sebelumnya PenyakitUmurPenyakitUmurPenyakitUmur
Alergi obat atau makanan-Difteri -Peny. Jantung -
Cacingan -Diare 6 blnPeny. Ginjal -
Demam berdarah -Kejang -Peny. Darah -
Demam Typhoid-Kecelakaan -Radang Paru -
Otitis -Morbili -TB -
Parotitis -Operasi -Bronchitis -
c) Riwayat Penyakit Keluarga : Orang tua pasien mengaku dalam keluarganya tidak ada yang mengalami keluhan sama seperti ini dan di linkungan tempat tinggalnya juga tidak ada.d) Riwayat Kehamilan dan Kelahiran:
KEHAMILANPerawatan Antenatal Rutin kontrol ke bidan dan dokter
Morbiditas Kehamilan Ibu sehat selama kehamilan Tidak pernah mengkonsumsi obat yang tidak disarankan oleh dokter (hanya obat untuk penambah darah) Tidak merokok
Tidak mengkonsumsi minuman keras
KELAHIRANTempat kelahiran Praktek Klinik 24 jam, Ciracas
Penolong persalinan Bidan
Cara persalinan Spontan
Masa gestasi Cukup bulan (9 bulan)
Keadaan bayi Berat lahir : 3900 gr Panjang badan : 53 cm Lingkar kepala : Lupa Langsung menangis : Ya Nilai APGAR : 9/10 Kelainan bawaan : Tidak ada
e) Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan :
Pertumbuhan gigi: Tidak ingat (Normal = 59 bulan) Gangguan perkembangan mental: Tidak ada Psikomotor
Tengkurap : 7 bulan (Normal = 6 9 bulan)
Duduk : 8 tahun (Normal = 69 bulan)
Berdiri : 11 tahun (Normal = 912 bulan)
Berjalan : 1,5 tahun (Normal = 1218 bulan)
Berbicara : 1,6 tahun (Normal = 12 18 bulan) Kesan : Riwayat perkembangan normalf) Riwayat Makanan :
Pada saat lahir sampai usia 2 tahun anak mendapatkan ASI. Setelah itu dilanjutkan dengan susu formula pada usia 3-5 tahun. Ibu memberikan nasi tim saat anak berusia 3 tahun. Anak sudah mengikuti menu makanan keluarga saat berusia 5 tahun.
g) Riwayat Imunisasi Dasar :VaksinDasar (umur)
HEPATITIS BLahir1 bulan6 bulan
DPT / DT2 bulan4 bulan6 bulan
POLIO2 bulan4 bulan6 bulan
BCG2 bulan
CAMPAK-
h) Sosial, Ekonomi dan Lingkungan :
Sosial Ekonomi
Pasien tinggal bersama 4 orang anggota keluarga lainnya. Pasien, ibu, ayah, 1 orang adik. Penghasilan dari hasil pekerjaan ayah menetap. Hasil penghasilan kira-kira mencapai 1.500.000/bulan LingkunganPasien berada di rumah pemberian dari orang tuanya dengan ventilasi yang baik dan terdiri dari 7 kamar tidur dengan 4 kamar tidak dipakai. Linkungan tempat tinggal pasien sering banjri dan disekitar rumah banyak barang barang bekas yang tidak terpakai dari sampah tetangga. Sedangkan untuk di rumah pasien sendiri bersih. Sumber air berasal dari air tanah.III. Pemeriksaan Fisik Keterangan data dibawah ini, diambil dari hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan pada 7 Januari 2013 (bangsal anak RSUD Pasar Rebo).
A. Status Lokalis
Keadaan Umum: Tampak sedang berat Kesadaran
: Compos Mentis
Tanda Vital
: Frekuensi Nadi
: 83 x/menit, isi cukup dan irama reguler
Frekuensi Pernafasan: 24 x/menit tipe cepat dalam
Suhu
: 36,5oC
B. Status gizi
Gizi
: BB = 15 kg
TB = 105 cm
LK = 47 cmC. Status Generalis1) Kepala: Normocephal
Rambut berwarna hitam, tidak mudah dicabut (rontok), tumbuh teratur2) Mata : Konjungtiva : Anemis -/-
Sklera
: Ikterik -/- Pupil
: bulat, isokor 2 mm
Refleks Cahaya: Langsung +/+
Tidak langsung +/+
Periorbita
: Oedema -/-3) THT: Telinga: Liang telinga lapang kanan & kiri
Sekret (serumen): -/-
Hiperemis (tanda peradangan) : -/-
Tonsil: T1-T1 hiperemis
Hidung: Bentuk normal
Tidak ada deviasi septum nasi
Sekret +/+ Hiperemis +/+
Pharing: hiperemis
Mulut: Uvula tidak deviasi
Lidah tidak deviasi ke kiri, permukaan bersihLeher: Pembesaran ( KGB (-), Kelenjar Thyroid (-)
Trakea ditengah (tidak deviasi kanan atau kiri)
4) Kulit: Warna : Sawo matang (kuning kecoklatan)
Suhu raba : agak dingin Keringat : Simetris kanan kiri
Turgor : baik Ikterus: Tidak ada Petechie: ada 5) Thorax:
Pulmo : Inspeksi : Kedua hemithorax kanan-kiri simetris pada keadaan statis dan dinamis
Tidak terdapat sikatrix ataupun jejas
Palpasi : Fremitus vokal simetris kanan-kiri
Fremitus taktil simetris ki-ka
Perkusi
: Hemitorak kanan: Sonor di seluruh lapang paru kanan
Hemitorak kiri: Sonor di seluruh lapang paru kiri
Auskultasi : Vesikuler +/+
Wheezing -/- Ronki +/+Cor: Inspeksi: Pulsasi iktus kordis terlihat
Palpasi: Pulsasi iktus kordis teraba di ICS 5 linea midclavicula sinistra
Perkusi: Batas jantung normal
Auskultasi: BJ 1- BJ 2 normal reguler
Murmur (-) Gallop (-)
6) Abdomen: Inspeksi: Perut tampak datar, pelebaran vena (-), jejas (-)
Auskultasi : BU (+) normal, Undulasi (-), Shiffting Dulness (-)
Palpasi : Hepar : Teraba pembesaran hepar 6 cm dari batas paru hepar dengan palpasi abdomen
Lien : Tidak teraba pembesaran
Nyeri tekan (+) kuadran kanan atas
Nyeri lepas (-)
Perkusi: Timpani di seluruh kuadran abdomen
7) Ekstremitas : Akral hangat+ +
+ +
Oedema- -
- -
Tonus otot: tonus normal pada tangan dan kaki kanan kiri
Kekuatan otot 5 5
5 58) Aspek Kejiwaan: Tingkah laku: Baik
Proses berfikir: Cukup
Atensi (Perhatian): Cukup
IV. Pemeriksaan Penunjang7 Januari 2013
Laboratorium darah
Hemoglobin
: 9.1 g/dl ( n : 11,7 15,5 )
Hematokrit
: 26 % ( n : 32, 47 )
Leukosit
: 4870 ul ( n : 3600 11000)
Trombosit
: 38.000 ul ( n : 150rb 440rb )
V. ResumePasien datang dengan diantar kedua orang tuanya ke IGD RSUD Pasar Rebo dengan keluhan sudah demam sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien mengeluh demam tinggi dan hanya turun jika diberi obat penurun panas, keadaan pasien seperti orang mengigau. Sebelumnya pasien sudah pernah berobat dan hanya mendapatkan obat penurun panas dari klinik. Saat dibawa ke IGD keadaan pasien delirium dengan tanda tanda vital KU : tampak sakit berat, kes : delirium, TD : 90/70, HR : 150x/mnt dan RR : 48x/mnt.Ditemukan akral dingin pada ekstremitas pasien dengan hasil lab pada tgl 4/1/2013 yaitu 14.6/42/9930/37000. Terdapat diare pada hari pertama dan pasien mual disertai muntah pada hari kedua. Selain itu pasien juga sulit untuk makan, tidak ada makanan yang dikonsumsi pasien, hanya minum sedikit. Pasien sempat mengalami mimisan pada saat demam dengan disertai juga bintik bintik merah pada tubuh pasien dan pasien mengalami batuk yang disertai dengan lendir. Pada pemeriksaan fisik ditemukan tonsil hiperemis T1 T1, faring hiperemis, pada askuktasi paru terdengar ronki +/+, palpasi abdomen teraba hepar 6cm.VI. Diagnosis KerjaDengue Hemoraghic fever ( DHF ) grade IIIVIII. Pengkajian MasalahDHF grade III, atas dasar :
Gejala klinis : - Demam sejak tinggi sejak 4 hari SMRS petechie akral dingin nafsu makan menurun mimisan mual dan muntah hepatomegali tanda tanda vital KU : tampak sakit berat, kes : delirium, TD : 90/70, HR : 150x/mnt dan RR : 48x/mnt hasil lab pada tgl 4/1/2013 yaitu 14.6/42/9930/37000IX. Rencana Penatalaksanaan
RF 1000cc/hari Inj . cefotaxim 2 x 750mg Lasix extra 15mg Observasi tanda tanda vital setiap 30 jam Koreksi ada tanda tanda syok atau tidakX. Prognosis
Ad Vitam: Dubia ad Ad Fungtionam : Dubia ad Ad Sanactionam: Dubia adDENGUE HEMMORAGHIC FEVERBAB I
PENDAHULUAN
Penyakit virus dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue tipe I,II III dan IV golongan arthropod borne virus group B (arbovirus) yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albocpitus. Sejak tahun 1968 penyakit ini ditemukan di Surabaya dan Jakarta, selanjutnya sering terjadi kejadian luar biasa dan meluas ke seantero wilayah Republik Indonesia. Oleh karena itu penyakit ini menjadi masalah kesehatan masyarakat yang awalnya banyak menyerang anak tetapi akhir-akhir ini menunjukkan pergeseran menyerang dewasa.
Perjalanan penyakit infeksi dengue sulit diramalkan. Pasien yang pada waktu masuk keadaan umumnya tampak baik, dalam waktu singkat dapat memburuk dan tidak tertolong (Dengue Shock Syndrome / DSS). Sampai saat ini masih sering dijumpai penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) yang semula tidak tampak berat secara klinis dan laboratoris, namun mendadak syok sampai meninggal dunia. Sebaliknya banyak pula penderita DBD yang klinis maupun laboratoris nampak berat namun ternyata selamat dan sembuh dari penyakitnya. Kenyataan di atas membuktikan bahwa sesungguhnya masih banyak misteri di dalam imunopatogenesis infeksi dengue yang belum terungkap, walaupun sampai saat ini tidak sedikit peneliti yang mendalami bidang tersebut, namun hasil yang memuaskan belum terlihat secara jelas di dalam mengungkapkan berbagai faktor yang dapat menyebabkan hal tersebut di atas.
Angka kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia cenderung meningkat, mulai 0,05 insiden per 100.000 penduduk di tahun 1968 menjadi 35,19 insiden per 100.000 penduduk di tahun 1998, dan pada saat ini DBD di banyak negara kawasan Asia Tenggara merupakan penyebab utama perawatan anak di rumah sakit. Program pencegahan DBD yang tepat guna harus dilaksanakan secara integral mencakup surveilans laboratory based, penyuluhan dan pendidikan pengelolaan penderita bagi dokter dan paramedis, dan pemberantasan sarang nyamuk dengan peran serta masyarakat.
Mengingat infeksi dengue termasuk dalam 10 jenis penyakit infeksi akut endemis di Indonesia maka seharusnya tidak boleh lagi dijumpai misdiagnosis atau kegagalan pengobatan. Menegakkan diagnosis DBD pada stadium dini sangatlah sulit karena tidak adanya satupun pemeriksaan diagnostik yang dapat memastikan diagnosis DBD dengan sekali periksa, oleh sebab itu perlu dilakukan pengawasan berkala baik klinis maupun laboratoris.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II. 1 Definisi
Demam dengue/DF dan demam berdarah dengue/DBD (dengue haemorrhagic fever/DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang disertai lekopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia dan diatesis hemoragik. Pada DBD terjadi perembesan plasma yang ditandai oleh hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit) atau penumpukan cairan di rongga tubuh. Sindrom renjatan dengue (dengue shock syndrome) adalah demam berdarah dengue yang ditandai oleh renjatan/syok. 1
II. 2Epidemiologi
Di Indonesia, demam berdarah dengue (DBD) pertama kali dicurigai di Surabaya pada tahun 1968, tetapi konfirmasi virologis baru diperoleh pada tahun 1970. Di Jakarta, kasus pertama di laporkan pada tahun 1968. Sejak dilaporkannya kasus demam berdarah dengue (DBD) pada tahun 1968 terjadi kecenderungan peningkatan insiden. Sejak tahun 1994, seluruh propinsi di Indonesia telah melaporkan kasus DBD dan daerah tingkat II yang melaporkan kasus DBD juga meningkat, namun angka kematian menurun tajam dari 41,3% pada tahun 1968, menjadi 3% pada tahun 1984 dan menjadi