PRESENTASI KASUS
ATONIA UTERI
Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Dalam Mengikuti Program
Pendidikan Profesi Dokter Bagian Obstetri Dan GinekologiBadan Rumah
Sakit Daerah Wonosobo
Diajukan Kepada :dr. Muhammad. Nuradintyo Rahman, Sp.OGDisusun
Oleh :Reni Herlinawati20100310018
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM PENDIDIKAN
PROFESI DOKTER UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA BAGIAN OBSTETRIC
DAN GINEKOLOGIBADAN RUMAH SAKIT DAERAH WONOSOBO2014HALAMAN
PENGESAHAN
Telah dipresentasikan dan disetujui presentasi kasus dengan
judul :
ATONIA UTERI
tanggal : Januari 2015tempat : RSUD Setjonegoro Wonosobo
oleh :Reni Herlinawati20100310018
disahkan oleh :dokter pembimbing
dr. Muhammad Nuradintyo Rahman, Sp.OG
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr wbAlhamdullilah dengan memanjatkan puji
syukur kehadirat allah swt atas segala limpahan rahmat yang telah
diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas dalam
presentasi kasus yang memenuhi sebagian syarat mengikuti ujian
akhir program pendidikan profesi di bagian obstetric dan ginekologi
dengan judul :ATONIA UTERIPenulisan presentasi kasus ini dapat
terwujud atas bantuan berbagai pihak, oleh karena itu maka pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :1.
dr. M. Nuradintyo.R., Sp.OG selaku dokter pembimbing dan dokter
spesialis obgyn RSUD Wonosobo.2. dr. H. A.I. suratman, Sp.OG (K)
selaku dokter spesialis Obgyn RSUD Wonosobo3. Seluruh perawat
bangsal edelweiss, kamar bersalin, PKBRS dan Poli kandungan di RSUD
Wonosobo4. Teman-teman coass atas dukungan dan kerjasamanya.Dalam
penyusunan presentasi kasus ini penulis menyadari bahwa masih
memiliki banyak kekurangan. Penulis mengharapkan saran dan kritik
demi kesempurnaan penyusunan presentasi kasus di masa yang akan
dating. Semoga dapat menambah pengetahuan bagi penulis khususnya
dan pembaca pada umumnya.Wassalamualaikum wr.wb
Wonosobo, Januari 2015
Reni Herlinawati
DAFTAR HALAMAN
PRESENTASI KASUS1HALAMAN PENGESAHAN2KATA PENGANTAR3DAFTAR
HALAMAN4BAB I5A.IDENTITAS5B.ANAMNESIS5C.PEMERIKSAAN FISIK6D.HASIL
PEMERIKSAAN PENUNJANG7E.DIAGNOSIS KERJA7F.PENATALAKSANAAN8 G.
FOLLOW-UP
.........................................................................................................................9BAB
II10TINJAUAN PUSTAKA10A.Anatomi dan Fisiologi10B.Definisi
Perdarahan Post Partum12C.Etiologi dan Patofisiologi Perdarahan
Post Partum14D.Gejala Klinik Perdarahan postpartum25E.Faktor resiko
perdarahan post partum25F.Diagnosis perdarahan post
partum26G.Komplikasi28H.Tatalaksana28I.Prognosis35BAB
III36PENUTUP36Kesimpulan36DAFTAR PUSTAKA38
BAB I
A. IDENTITASNama: Ny Siti SukarwatiUmur: 31 ThJenis Kelamin:
PerempuanAlamat: WonosoboAgama: IslamPekerjaan: Ibu Rumah TanggaNo.
Rm: 623027Tanggal Masuk: 25 desember 2014Tanggal Keluar: 29
Desember 2014B. ANAMNESISAnamnesis dilakukan secara alloanamnesis1.
Keluhan utamaPasien merasa kenceng-kenceng teratur sejak selasa (23
desember 2014) 2. Riwayat penyakit sekarangpasien datang diantar
bidan dengan keterangan G1P0A0 dalam persalinan kala satu fase
aktif lama buka 4 cm sejak 21.00 (24 desember 2014). Air ketuban
belum keluar, lendir darah sudah keluar. Riwayat ANC : bidan
Riwayat Obstetri : I. hamil iniRiwayat penyakit HT, DM, Asma,
Peny.Jantung, Alergi obat disangkalRiwayat menikah 1 kali (1,5
tahun)3. Riwayat penyakit dahuluRiwayat hipertensi pada kehamilan
sebelumnya disangkal4. Riwayat Penyakit KeluargaRiwayat penyakit
hipertensi, DM, jantung, ginjal, asma di keluarga disangkalC.
PEMERIKSAAN FISIK1. Keadaan umumCompos mentis tak anemis2. Vital
signTD : 120/90 mmhgHR :72kali/menit, teraba lemahRR :20
kali/menitT : afebris3. Status Generalisa. Kepala:CA -/- SI -/-b.
Leher :Pembesaran nll Jvp tidak meningkatc. Thorax :Pulmo : SDV +/+
ST-/-Cor : BJ 1> BJ2, bising -d. AbdomenInspeksi : stria
gravidarum +, distended +Palpasi : teraba janin tunggal hidup
memanjang preskep puki kepala teraba 3/5 bagian TFU 29 cm, his +
(1-2x/25-30/10) DJJ + 138 kpme. GenitaliaPD : v/u tenang mddv
licin, serviks lunak, eff 100%, di depan, 4 cm, selket (+),
preskep, kepala H1-2, AK(-), LD (+)f. EkstremitasAkral dingin,
edema (-)D. HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANGHb : 12,7 g/dLAL :
16.500/uLHCT: 36 %AT: 200.000 fLCT: 5,00 menitBT: 5, 00 menitGol.
Darah : OHbSag: -E. DIAGNOSIS KERJAPartus tak maju G1P0A0 h. Aterm
dalam persalinan kala I fase aktif
F. PENATALAKSANAAN 17.00 dilakukan CST
Hasil dikatakan reaktif stimulasi oksitosin 5 IU/500 ml RL 8 tpm
Djj 106 kpm CST ulang
- 19.00 Fetal distress SC emergensy a/i fetal distress partus
tak maju dp kala 1 fase aktif G1P0A0 h. aterm- 20.00 dilakukan SC
emergensi- Pukul 20.15 bayi lahir perabdominal, JK laki-laki BB
2750 gr, PB 48 cm, AS 1/3 - Perdarahan banyak, uterus lembek Atonia
uteri B Lynch Suture gagal histerektomi
Diagnosis akhir : post histerektomi a/i atonia uteri post SC
emergensi a/i fetal distress partus tak maju p1a0
G. FOLLOW UP BANGSAL26/12/1427/12/1428/12/1429/12/14
VsTD:100/70HR:80RR:20t:afebrisTD 110/70HR 88RR:20TD 110/80HR
67RR 18TD 110/70HR 68RR 20
SNyeri perut daerah sekitar luka operasiNyeri perut daerah
sekitar luka operasiNyeri +Nyeri +
OCM, tak anemisKU : CM,tak AnemisKU : CM,tak AnemisKU : CM, tak
Anemis
APost histerektomi subtotal a/i atonia uteri post SC emergensy
a/i fetal distress partus tak maju P1A0 h1Post histerektomi
subtotal a/i atonia uteri post SC emergensy a/i fetal distress
partus tak maju P1A0 h2Post histerektomi subtotal a/i atonia uteri
post SC emergensy a/i fetal distress partus tak maju P1A0 h3Post
histerektomi subtotal a/i atonia uteri post SC emergensy a/i fetal
distress partus tak maju P1A0 h3
PCefotaxim, ketorolac, metronnidazol, kalnexCefotaxim,
ketorolac, metronnidazol, kalnex, mobilisasiLanjutkan terapi, aff
DC, observasi drainLanjutkan terapi, aff drain, BLPL
PxHb : 12,4 g/dlAL : 13,600 u/LHmt : 34 %AT : 126 fL
BAB II
TINJAUAN PUSTAKAA. Anatomi dan FisiologiAnatomi UterusUterus
merupakan organ berongga yang berbentuk buah Pir, berdinding otot
tebal. Pada orang dewasa muda nullipara,uterus panjangnya 8 cm,
lebar 5 cm dan tebal 2,5 cm. Uterus dibagi menjadi beberapa bagian.
Fundus, Korpus, dan Servix. Hampir seluruh bagian uterus tertutup
oleh lapisan serosa yang merupakan peritoneum viscerale. Bagian
bawah peritoneum membentuk batas anterior cul-de-sac rektouterina
atau kavum douglasi. (williams,2014)
Gambar 1. Anatomi Uterus (Williams, 2014)
Bagian atas yang berbentuk seperti kubah disebut fundus. Fundus
merupakan bagian uterus yang terletak di atas muara tuba uterin.
Sedangkan korpus merupakan bagian uterus yang terletak di bawah
muara tuba uterin. Korpus uteri bagian bawah sempit dan dilanjutkan
sebagai servix. Servix terhubung dengan uterus pada os interna.
(Sarwono, 2002)Ada beberapa lapisan yang terdapat dalam korpus
uteri, antara lain endometrium, miometrium dan membrana basalis.
(Sarwono, 2002)Pasokan darah uterus terutama berasal dari arteri
uterina dan arteri ovarica: 1. Arteria Uterina Adalah cabang utama
arteria Iliaca Interna (arteria Hypogastrica) yang masuk uterus
melalui ligamentum latum lalu ke medial ke samping uterus. Pada
tempat setinggi servik pars supravaginalis, arteria Uterina terbagi
menjadi dua, sebagian kecil menjadi arteria servicovaginalis kearah
bawah, yang mendarahi serviks bawah dan vagina atas. Cabang utama
berjalan sepanjang batas uterus, sedikit sebelum cabang utama
arteri uterina mencapai tuba, arteri tersebut terbagi menjadi tiga
cabang terminal. Cabang ovarium arteri uterina beranastomosis
dengan cabang terminal arteri ovarika. Cabang tuba membuat jalur
melalui mesosalfing dan mendarahi bagian tuba uterina, cabang
fundus mendistribusikan darah ke arah atas uterus. (cunningham,
dkk, 2014)Kira-kira 2 cm lateral servik, arteria uterina menyilang
ureter dan hal ini perlu memperoleh perhatian saat melakukan
histerektomi atau ligasi arteri uterina. (sarwono, 2002)2. Arteria
Ovarika Cabang langsung dari Aorta yang memasuki ligamentum latum
melalui ligamentum infundibulopelvikum. Didaerah hillus ovarii,
arteria ovarica terbagi menjadi sejumlah cabang kecil yang masuk
ovarium. Cabang utama arteria ovarika selanjutnya berjalan
sepanjang mesosalphynx yang beranastomosis dengan ramus ovarikus
arteri uterina. (cunningham, dkk, 2014)
Gambar 2. Vasa Uterina (Williams, 2014)B. Definisi Perdarahan
Post PartumPerdarahan post partum adalah perdarahan lebih dari 500
ml yang keluar dari vagina dan terjadi setelah bayi lahir
pervaginam atau lebih dari 1000 ml setelah persalinan cesar.
(Matthews, dkk, 2007) (Sardjito, 2000) (Smith & Brennan, 2004)
(Mochtar, 1998) (Cunningham.F, dkk, 2002)Kondisi dalam persalinan
menyebabkan kesulitan untuk menentukan jumlah perdarahan yang
terjadi, maka batasan jumlah perdarahan disebutkan sebagai
perdarahan yang lebih dari normal dimana telah menyebabkan
perubahan tanda vital, antara lain:1. Pasien mengeluh lemah2.
Bingung/disorientasi3. Berkeringat dingin4. Menggigil5. Hiperkapnea
6. Tekanan sistolik 100 x/menit8. Kadar Hb 1500 ml.2. Fresh Frozen
Plasma (Plasma segar dan plasma biasa)Pada Plasma biasa berisi
200ml, dimana semua faktor pembekuan ada kecuali faktor V dan VII.
Pada plasma segar faktor V dan VII tetap aktif, dan biasnaya
diberikan pada transfusi darah masif setelah terapi warfarin dan
koagulopati pada penyakit hepar.3. Packed cell biasa dan cuciSatu
unit packed cell berisi 240-340 ml dengan hematokrit 75-80% dan hb
24 gr/dl. Diperlukan packed cell 4 ml/kgbb atau 1 unit untuk
menaikan kadar hematokrit 3-5%. Packed cell diberikan pada
perdarahan lambat, anemia, atau pada kelainan jantung. 4. Trombosit
mampat (thrombocyt concentrate)Cryopricipitate-AHF5. Komponen lain,
misal buffycoat-granulocyt concentrate
a. Tatalaksana Umum (Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di
Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan, 2013) - Panggil bantuan tim
untuk tatalaksana secara simultan
Gambar 6. Penatalaksanaan perdarahan post partum (uku Saku
Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan,
2013)
- Nilai sirkulasi, jalan napas, dan pernapasan pasien.- Bila
menemukan tanda-tanda syok, lakukan penatalaksanaan syok- Berikan
oksigen.- Pasang infus intravena dengan kanul berukuran besar (16
atau 18)dan mulai pemberian cairan kristaloid (NaCl 0,9% atau
Ringer Laktat atauRinger Asetat) sesuai dengan kondisi ibu. Saat
memasang infus, lakukan juga pengambilan sampel darah untuk
pemeriksaan.- Jika fasilitas tersedia, ambil sampel darah dan
lakukan pemeriksaan: Kadar hemoglobin (pemeriksaan hematologi
rutin) Penggolongan ABO dan tipe Rh serta sampel untuk pencocokan
silang Profil Hemostasiso Waktu perdarahan (Bleeding Time/BT)o
Waktu pembekuan (Clotting Time/CT)o Prothrombin time (PT)o
Activated partial thromboplastin time (APTT)o Hitung trombosito
Fibrinogen Lakukan pengawasan tekanan darah, nadi, dan pernapasan
ibu. Periksa kondisi abdomen: kontraksi uterus, nyeri tekan, parut
luka, dan tinggi fundus uteri. Periksa jalan lahir dan area
perineum untuk melihat perdarahan dan laserasi (jika ada, misal:
robekan serviks atau robekan vagina). Periksa kelengkapan plasenta
dan selaput ketuban. Pasang kateter Folley untuk memantau volume
urin dibandingkan dengan jumlah cairan yang masuk. (CATATAN:
produksi urin normal 0.5-1 ml/ kgBB/jam atau sekitar 30 ml/jam)
Siapkan transfusi darah jika kadar Hb < 8 g/dL atau secara
klinis ditemukan keadaan anemia berat 1 unit whole blood (WB) atau
packed red cells (PRC) dapat menaikkan hemoglobin 1 g/dl atau
hematokrit sebesar 3% pada dewasa normal. Mulai lakukan transfusi
darah, setelah informed consent ditandatangani untuk persetujuan
transfusi Tentukan penyebab dari perdarahannya dan lakukan
tatalaksana spesifik sesuai penyebabTabel 4. Penyebab dan Gejala
perdarahan postpartum (Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di
Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan, 2013)
Gambar 7. Algoritma Penanganan Perdarahan Pascapersalinan (Buku
Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan
Rujukan)I. PrognosisDubia, Terganung dari ketepatan dan kecepatan
diagnosisBAB IIIPENUTUP
KesimpulanDiagnosis pada kasus ini ditegakan berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisik, perjalanan penyakit pasien selama
dirumah sakit dan pemeriksaan penunjang.Dari anamneis didapatkan
seorang pasien datang rujukan bidan dengan keterangan G1P0A0
h.aterm partus tak maju,buka 4 cm dan tidak maju selama 15 jam.
Pasien sudah melewati garis bertindak partograf 4 kali dan baru di
rujuk RSUD.Dari pemeriksaan fisik keadaan umum pasien compos mentis
tak anemis, TD 120/90, HR 72 x/m, RR 20 pada palpasi abdomen tampak
janin tunggal memnjang preskep puki kepala teraba 3/5 bagian his +
jarang DJJ + 132 kpm. Periksa dalam V/U normal dinding, dinding
vagina licin, serviks lunak, eff 100%, di depan, 4 cm, selket (+),
preskep, kepala H1-2, AK(-), LD (+) lalu pasien dilakukan CST dan
distimulai oksitosin 5 IU/500 ml RO 8 tpm dan terjadi fetal
distrees lalu dilakukan SC emergensi. Setelah plasenta lahir,
uterus lembek, darah mengalir aktif . Pasien ini di diagnosis
atonia uteri dan dicoba dilakukan b lynch suture namun gagal hingga
akhirnya pasien dilakukan histerektomi subtotal.
Pada pasien ini atonia uteri terjadi dikarenakan partus tak
maju, serta riwayat stimulai oksitosinyang dapat menyebabakan kerja
miometrium meningkat karena terus menerus berkontraksi, hingga
ketika plasenta telah lahir, miometrium mengalami kelelahan yang
menyebabakan tidak dapat berkontraksi sehingga perdarahan tidak
dapat terhenti.
DAFTAR PUSTAKA Cunningham F., dkk, 2014. Williams Obstetrics
24th edition, New York : McGraw-Hill Education Cunningham F, dkk,
2009. Obstetri Williams Edisi 23, Jakarta : EGC. (Cunningham.F,
Norman.F, Kenneth.J, Larry.J, John.C, & Katherine.C,
2002)(Mochtar,1998)(Saifuddin, Adriansz, Wiknjosastro, &
Wapodo, 2002)(Sardjito, 2000)(Smith & Brennan, 2004) Demling
RH, Wilson RF.: Decision Making in Surgical Critical Care.B.C.
Decker Inc, 1988. P 64 Kementrian Kesehatan Indonesia, 2013, Buku
Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan
Rujukan. Jakarta : Kemenkes Kompresi Bimanual Interna (KBI). Sumber
Anderson, JM. Etches D. Prevention and Management of Postpartum
Haemorrhage. American Academy of Family Physician (AAFP). 15 Maret
2007. 75(6): 875-882 Latief, S. A., dkk, 2001. Petunjuk Praktis
Anestesiologi edisi kedua. Jakarta : FKUI Manuaba, Ida Bagus Gde,
2002 Konsep obstetri & ginekologi sosial indonesia Jakarta :
EGC. Prawirohardjo, Sarwono, 2002, Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal, Jakarta : YBP SP. Royal college of Obstetricians and
gynaecologists, 2009. Prevention and Management of Postpartum
Haemorrhage Wiknjosastro, H. 2005. dalam Ilmu Kebidanan Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo World Health
Organization, 2009, WHO Guidelines for The Management of Post
Partum Haemorrhage and Retained Placenta. France : WHO World Health
Organization, 2007, Managing Complications in Pregnancy and
Childbirth: A guide for midwives and doctors, China : WHO
37