Top Banner
Laporan Kasus “Abses Paru” dr Pembimbing : dr. Bartholomeus Susanto P, Sp.PD Presentan : Silmi Kaaffah (1320221116) KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM RSUD AMBARAWA PERIODE 18 MARET 2015 – 24 MEI 2015
46

Presus Abses Paru

Nov 11, 2015

Download

Documents

silmikaaffah

abses paru
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

PowerPoint Presentation

Laporan KasusAbses Paru

dr Pembimbing: dr. Bartholomeus Susanto P, Sp.PD

Presentan: Silmi Kaaffah (1320221116)KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAMRSUD AMBARAWAPERIODE 18 MARET 2015 24 MEI 2015

IdentitiasNama: Ny. TUsia: 42 tahunNo CM: 077861-2015Alamat: DS delik 1/6 Sumowono, SemarangPekerjaan: Ibu Rumah TanggaKelompok pasien: BPJS-PBIBangsal/kelas: Teratai/IIIDokter yang merawat : dr. Hascaryo N, Sp.PD

KU:Batuk darahRPS:Batuk darah 5 hari SMRS, berwarna merah segar, sedikit. Sebelumnya batuk (+) berdahak 1 bln. Demam (-) sesak (-) riw. BB (+) riw. Keluar keringat masif di malam hari (+) nafsu makan baik.RPD:Riw memiliki kelaian serupa : (-)Riw. DM: (+) 2 thnRiw HT: (-)Riw sakit jantung: (-)Riw peny ginjal: (-)

RPK:Riw DM: (+)Riw HT: disangkalRiw peny ginjal: disangkalRPO:(-)Riw. Sosial Ekonomi:Os merupakan IRTTinggal di lingkungan cukup padat pendudukDi rumah & lingkungan tidak ada yg batuk-batukAnamnesisDifferential diagnosisTuberkulosis paruAbses paruTumor paruKeadaan umum : tampak sakit sedangKesadaran: compos mentisVital signsTD: 100/60 mmHgN: 80 x/menitS: 36oCRR: 20 x/menitStatus GeneralisKepala: normocephalMata: conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)Hidung: nafas cuping (-), sekret (-), septum deviasi (-)Telinga: discharge (-/-)Mulut: sianosis (-)T1-T1, arcus faring simetris, uvula ditengah, faring hiperemis (-)Leher: simetris, trakhea ditengah, pembesaran KGB (-)Pemeriksaan FisisCorInspeksi : Ictus cordis tidak tampakPalpasi : Ictus cordis kuat angkat di ICS V, 2 cm ke medial linea midclavicularis sinistra.Perkusi : Batas jantung kiri bawah: ICS V, 2 cm ke medial linea midclavicularis sinistra kiri atas: ICS II linea sternalis sinistra kanan atas: ICS II linea sternalis dextra pinggang : SIC III linea parasternalis sinistra Kesan : konfigurasi jantung normalAuskultasi: BJ I-II reguler, bising (-), gallop(-)PulmoInspeksi: simetris statis dinamis, tidak ada napas yang tertinggal. retraksi (-)Palpasi: NT (-) vocal fremitus kanan = kiriPerkusi: sonor pada lapang paru kiri, meredup di lapang paru tengah dan basal kanan.Auskultasi: Suara dasar vesikuler (+/+), Wheezing (-/-), ronki (+/-) suara napas amforik (-)AbdomenInspeksi: tampak datarAuskultasi: Bising usus (+) normalPerkusi: timpani di semua regio abdomenPalpasi: supel, Hepar dan lien tidak teraba, NT (-)

Ekstremitas Superior InferiorAkral dingin -/--/-Sianosis-/--/-Edema -/- -/-Sensibilitas+/+ +/+Motorik:Gerak+/+ +/+Kekuatan5/5 5/5TonusN/N N/NReflek fisiologis +/+ +/+Reflek patologis-/--/-

PEMERIKSAANHASILNILAI RUJUKANSATUANHEMATOLOGIDARAH LENGKAPHb11,712,5-15,5g/dLLeukosit6,54-10ribuEritrosit3,753,8-5,4jutaHt34,635-47%Trombosit526150-400ribuMCV92,882-98Mikro mm3MCH31,4>= 27pgMCHC33,832-36g/dLRDW13,610-16%MPV6,47-11Mikro mm3Limfosit1,21,0-4,5103/mikroMonosit0,10,2-1,0103/mikroPemeriksaan PenunjangPEMERIKSAANHASILNILAI RUJUKANSATUANEosinofil0,00,04-0,8103/mikroBasofil0,10-0,2103/mikroNeutrofil5,11,8-7,5103/mikroLimfosit %18,725-40%Monosit %1,82-8%Eosinofil %0,62-4%Basofil %0,80-1%Neutrofil %78,150-70%KIMIA KLINIKUreum8,5010-50Mg/dLKreatinin0,340,45-0,75Mg/dLAsam urat1,942-7Mg/dLCholesterol104 50 %PULMOTerdapat lusensi bulat dengan opasitas di daerah distal membentuk gambaran air-fluid level pada lapangan tengah paru kanan.Tampak infiltrat disekitarnyaBercak lapangan paru kanan atasKedua sudut lancip

Kesan:Susp. KardiomegaliGambaran abses paru kananPemeriksaan BTA sputum:Tanggal 13 April 2015S: NegatifP: negatifS: negatif

DiagnosisAbses paruDM tipe II

TerapiInf RL 20 tpmInj. Cefotaxim 2x1Inj. As. Traneksamat 3x1Codein 3x1Glimepiride Metformin 3x1Inj. Cefoperazon 2x1Diet lunak TKTP

Follow Up11-4-2015S: Batuk lama 1 bln, berdahak, batuk darah (+) 5 hari SMRS, dahak (-) demam (-) mual (-) muntah (-) sesak (-) lemas (+)O:KU/kes : TSS/CMTD :100/70 N:88 RR:20 S:36Kepala : CA-/- SI -/-Thorax : S1-S2, reg, SDV +/+ melemah di basal paru kanan, rh+/+, wh -/-Abd : datar, super, BU (+) NT(-)Eks: akral hangat, CRT < 2det

Obs hemoptoeDM tipe IIInf RL 20 tpmInj. Cefotaxim 2x1Inj. As. Traneksamat 3x1Codein 3x1GlimepirideMetformin 3x112-4-2015S:Batuk (+) darah (-) nyeri kepala (+) lemas (+)O:KU/kes : TSS/CMTD :100/75 N:80 RR:20 S:35,8Kepala : CA-/- SI -/-Thorax : S1-S2, reg, SDV +/+ melemah di basal paru kanan, rh+/+, wh -/-Abd : datar, super, BU (+) NT(-)Eks: akral hangat, CRT < 2det

Obs hemoptoeDM tipe II

Inf RL 20 tpmInj. Cefotaxim 2x1Inj. As. Traneksamat 3x1Codein 3x1GlimepirideMetformin 3x1

13-4-2015S:Batuk (+) darah (-) nyeri kepala (+) lemas (+) BAB dan BAK dbn O:KU/kes : TSS/CMTD :90/60 N:70 RR:18 S:35,7Kepala : CA-/- SI -/-Thorax : S1-S2, reg, SDV +/+ melemah di basal paru kanan, rh+/+, wh -/-Abd : datar, super, BU (+) dbn NT(-)Eks: akral hangat, CRT < 2det

Obs hemoptoeDM tipe II

Inf RL 20 tpmInj. Cefotaxim 2x1Inj. As. Traneksamat 3x1Codein 3x1GlimepirideMetformin 3x1

14-4-2015S:Batuk sudah berkurang, nyeri kepala (-) sesak (-) demam (-) BAB & BAK dbnO:KU/kes : TSS/CMTD :100/60 N:84 RR:18 S:36,3Kepala : CA-/- SI -/-Thorax : S1-S2, reg, SDV +/+ melemah di basal paru kanan, rh+/+, wh -/-Abd : datar, super, BU (+) dbn NT(-)Eks: akral hangat, CRT < 2det

Abses paru dextraDM tipe IIInf RL 20 tpmInj. Cefoperazon 2x1Inj. As. Traneksamat 3x1Codein 3x1GlimepirideMetformin 3x1

15-4-2015S:Batuk sudah berkurang, nyeri kepala (-) sesak (-) demam (-) BAB & BAK dbnO:KU/kes : TSS/CMTD :100/60 N:84 RR:18 S:36,3Kepala : CA-/- SI -/-Thorax : S1-S2, reg, SDV +/+ melemah di basal paru kanan, rh+/+, wh -/-Abd : datar, super, BU (+) dbn NT(-)Eks: akral hangat, CRT < 2det

Abses paru dextraDM tipe II

Inf RL 20 tpmInj. Cefoperazon 2x1Inj. As. Traneksamat 3x1Codein 3x1GlimepirideMetformin 3x1

16-4-2015S:Batuk sudah berkurang, nyeri kepala (-) sesak (-) demam (-) BAB & BAK dbnO:KU/kes : TSS/CMTD :100/60 N:84 RR:18 S:36,3Kepala : CA-/- SI -/-Thorax : S1-S2, reg, SDV +/+ melemah di basal paru kanan, rh-/-, wh -/-Abd : datar, super, BU (+) dbn NT(-)Eks: akral hangat, CRT < 2det

Abses paru dextraDM tipe II

BLPLAbses paru adalah infeksi destruktif berupa lesi nekrotik pada jaringan paru yang terlokalisir sehingga membentuk kavitas yang berisi nanah (pus) dalam parenkim paru pada satu lobus atau lebih.Ukuran dari bbrp mm s.d. 5 cm atau lebihEpidemiologiLaki-laki > perempuanUsia tua >>> aspirasi dan penyakit periodontalPrevalensi pada pasien immunocompromisedANAEROBBacteroides melaninogenusBakteroides fragilisPeptostrptococcus sp.Bacillus intermediusFlusobacterium nucleatumMicroaerophilic streptococcus

(89%)85-100% spesiimen yg didapat pada spirasi transthorakalAEROBGram +: Sekunder oleh sebab selain aspirasiStaphylococcus aureusStreptococcus microaerophilicStreptococcus pyogenesStreptococcus pneumonia

Gram -: biasanya krn nosokomialKlebseilla pneumoniaePseudomonas aeruginosaEschericia coliHaemophilus influenzaActinomyces sp.Nocardia sp.Gram negatif bacili

Jamur : mucoraceae, aspergilus sp.Parasit, amoeba21Cara terjadinya abses paru, melalui 2 cara:MultipelStaphilococcusAbses paru dapat terjadi akibat necrotizing pneumonia yang menyebabkan terjadinya neksrosis dan pencairan pada daerah yang menglami konsolidasi, dengan MO penyebabnya yang paling sering ialah S. aureus, Klebseilla pneumonia dan grup Pseudomonas. Abses yang terjadi biasanya multipel dan berukuran < 2cm.Abses paru biasanya satu (single), tapi bisa multipel yang biasanya unilateral pada satu paru, yang terjadi pada pasien dengan keadaan umum yang jelek atau pasien yang mengalami penyakit menahun seperti malnutrisi, sirosis hati, gangguan imunologis, yang menyebabkan daya tahan tubuh menurun atau penggunaan sitostatistika.Abses akibat aspirasi paling sering terjadi pada segmen posterior lobus atas dan segmen apikal lobus bawah dan sering terjadi pada paru kanan, karena bronkus utama kanan lenih lurus dibanding kiri.

Abses bisa mengalami ruptur ke dalam bronkus, dengan isinya diekspektorasikan keluar dengan meninggalkan kavitas yang berisi air dan udara. Kadang-kadang abses ruptut ke rongga pleura sehingga terjadi empiema yang bisa diikuti dengan terjadinya fistula bronkopleura.Manfisetasi KlinisBadan terasa lemahNafsu makan BB Batuk keringKeringat malam hariDemam intermiten dapat disertai menggigil dengan suhu tubuh mencapai 39,4oC atau lebih. (tidak ada demam tidak menyingkirkan abses paru)Setelah bbrp hari, dahak bisa menjadi purulen dan bisa mengandung darah.

Onset bisa berjalan lambat/mendadak (akut) < 4-6 minggu. Umumnya 1-3 minggu, dengan gejala:Abses tsb dapat menembus bronkus dan mengeluarkan banyak sputum dalam bbrp jam s.d. bbrp hari yang bisa mengandung jaringan paru yang mengalami gangren.Sputum yang berbau amis dan berwarna anchovy menunjukkan penyebabnya bakteri anaerob dan disebut dengan putrid abcesses.Bila terdapat nyeri dada menunjukkan keterlibatan pleura.Batuk darah dapat dijumpai, ringan-masif.Pemeriksaan FisisSuhu badan yang meningkat s.d. 40oCNT lokal (+)Pada daerah terbatas perkusi terdengar redup dengan suara napas bronkial. Bila abses luas dan letaknya dekat dengan dinding dada kadang-kadang terdengar suara amforik. Suara napas bronkial/amforik terjadi bila kavitasnya besar dan karena bronkus masih tetap dalam keadaan terbuka disertai adanya konsolidasi sekitar abses dan drainase abses yg baik.Biasanya juga akan terdengan suara ronkhiBila abses paru letaknya dekat pleura dan pecah, akan terjadi piothoraks (empiema torakis) sehingga pada px fisis ditemukan pergerakan dinding dada tertinggal pada tempat lesi, fremitus vokal (-), perkusi redup/pekak, bunyi napas menghilang dan terdapat tanda-tanda pendorongan mediastinum terutama pendorongan jantung ke arah kontra lateral tempat lesi.Pemeriksaan LaboratoriumLeukositosis 10.000-30.000/mm3 dengan shift to the left dan sel PMN yang banyak terutama neutrofil yg immatur.Bila abses berlangsung lama anemiaPx dahak mll aspirasi transtrakheal, transthorakal atau bilasan/sikatan bronkus. pewarnaan GramKultur darahPx serologisBronkoskopiBronkoskopi dengan biopsi sikatan yang terlindung dan bilasan bronkus cara diagnostik yang paling baik, akurasi > 80 %.Aspirasi Jarum PerkutanCara ini memiliki akurasi tinggi utk diagnosis bakteriologis dengan spesifitas melebihi aspirasi trastrakeal.Radiologis Foto Postero-Anterior dan lateralPada hari-hari pertama penyakit, foto dada menunjukkan gambaran opak dari satu atau lebih segmen paru, atau hanya berupa gambaran densitas homogen yg berbentuk bulat.

Radiolusen dalam bayangan infiltrat yg padat

Bila abses ruptur, terjadi drainase abses yg tidak sempurna ke dalam bronkus, maka akan tampak kavitas yg irreguler dengan batas cairan dan permukaan udara (air fluid leve) di dalamnyaCT scan menunjukkan tempat lesi yang menyebabkan obstruksi endobronkial dan gambaran abses tampak seperti massa bulat dalam paru dengan kavitas sentral. CT scan juga bisa menunjukkan lokasi abses berada dalam parenkim paru yang membedakannya dari empiema.Differential DiagnoseInfeksi Tuberkulosis, bulla infeksi, emboli septik.Non-infeksi kavitas oleh karena keganasan, Wageners granulomatosis, infark paru, kongenital (bulla, kista, bleb).Tata laksanaTujuan eradikasi patogen penyebab secepatnya dengan pengobatan yang cukup, drainase yang adekuat dari empiema dan pencegahan komplikasi yang terjadi.

Bed restAbses > 4 cm Rawat InapPostural drainage Diet lunak TKTPAntibiotik:Klindamisin 3 x 600 mg I.V., kemudian 4 x 300 mg Oral/hari.Penisilin G 2-10 juta unit/hari dikombinasikan dgn streptomicyn kemudian dilanjut dengan penisilin oral 500-750 mg/hari.Penisilin 12-18 juta unit/hari + metronidazol 2 gram/hari dengan dosis terbagi diberikan selama 10 hari.Dosis tunggal metronidazol 15 mg/kgBB I.V. dalam waktu > 1 jam, kemudian diikuti 6 jam kemudian dengan infus 7,5 mg/kgBB 3-4 x/hari*Pengobatan penyebab aerobik kebanyakan dipakai klindamisin + penisilin / klindamisin + sefalosporin. Cefoktisin 3-4 x 2 g/hari I.V. (sef gen II), aktif terhadap bakteri Gram negatif resisten penisilinase dan bakteri anaerob, diberikan bila abses paru tsb diduga disebabkan o/ infeksi polimikrobial.Antibiotik parenteral dipindah ke oral bila pasien sudah tidak demam lagi.Resolusi sempurna 6-10 minggu*

Tindakan operasi6cm), peny. Dasar yg berat, immunocompromised, umur tua, empiema, nekrosis paru yg progresif, lesi obstruktif, abses yg disebabkan oleh kuman aerob dan abses paru yg belum mendapatkan pengobatan dalam jangka waktu yg lama. angka mortalitas 75 %, bila sembuh, mudah kambuh.KesimpulanBatuk darah (hemoptisis) merupakan suatu gejala non-spesifik dari beberapa kondisi klinis, salah satunya yaitu pada abses paru. Abses paru adalah kematian jaringan paru-paru dan pembentukan rongga yang berisi sel-sel mati atau cairan akibat infeksi destruktif berupa lesi nekrotik pada jaringan paru yang terlokalisir sehingga membentuk kavitas yang berisi nanah (pus) dalam parenkim paru pada satu lobus atau lebih. Abses paru dapat disebabkan oleh bermacam-macam mikroorganisme seperti bakteri, jamur dan parasit, namun 89 % penyebab tersering abses paru yaitu akibat bakteri anaerob. Faktor risiko yang terdapat pada pasien ini yaitu kebersihan gigi yang kurang baik dan status immunocompromised karena pasien mempunyai riw. DM. Diagnosis abses paru serta pengyingkiran terhadap penyakit lain yg kemungkinan timbul pada pasien Ny. T dapat ditegakkan serta dilemahkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisis serta pemeriksaan penunjang. Tatalaksana abses paru pada pasien ini yaitu dengan memberikan antibiotik yang adekuat serta edukasi postural drainage serta edukasi mengenai kebersihan gigi dan mulut dan pengaturan diet tinggi kalori tinggi protein mempercepat pemulihan. Penanganan lanjutan pada pasien ini yaitu dapat kila lakukan dengan mengkonsultasikan pasien ke dokter gigi untuk penanganan gigi berlubang guna mencegah kekambuhan. Prognosis pada pasien ini cukup baik dengan penanganan yang terpadu untuk pengontrolan kadar gula darah & edukasi tentang menjaga higienitas gigi & mulut.Sekian dan terima kasih ..