Top Banner
Tutorial Klinik SEORANG WANITA 75 TAHUN DENGAN OS KATARAK SENILIS IMATUR Oleh: Rizky Saraswati I. G99141129 Sanda Puspa Rini G99142130 Rizky Mas’ah G99141130 Daniel Satyo N. G99142131 Muh. Alfian G99141131 Hanni Wardhani G99142132 Muh. Faizal G99142129 Dien Adiparadana G99142133 Pembimbing :
44

Preskas KATARAK IMATUR Fix 15 Nov 2015

Feb 17, 2016

Download

Documents

jfsjvhdfghk fbvhdfkvdfhkjgv fhvbdfhgvdfkh fvbhfdgvfhd fbgvdfhbvhdfv fvbhfdhf bhjfbhvfsd bhcbsdhvbhfsv fbvfdvhbfdhjv vbhfdvhdfbv vdfhvhdf vbfdbvhdfbjh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Preskas KATARAK IMATUR Fix 15 Nov 2015

Tutorial Klinik

SEORANG WANITA 75 TAHUN DENGAN OS

KATARAK SENILIS IMATUR

Oleh:

Rizky Saraswati I. G99141129 Sanda Puspa Rini G99142130

Rizky Mas’ah G99141130 Daniel Satyo N. G99142131

Muh. Alfian G99141131 Hanni Wardhani G99142132

Muh. Faizal G99142129 Dien Adiparadana G99142133

Pembimbing :

dr. Raharjo Kuntoyo, Sp.M

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MATA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/RSUD DR. MOEWARDI

SURAKARTA

2015

Page 2: Preskas KATARAK IMATUR Fix 15 Nov 2015

STATUS PENDERITA

I. IDENTITAS

Nama : Ny. M

Umur : 75 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Suku : Jawa

Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Pekerjaan : Pedagang

Alamat : Pracimantoro - Wonogiri

Tgl pemeriksaan : 7 November2015

No. CM : 01319625

II. ANAMNESIS

A. Keluhan utama :

Pandangan mata kiri terasa semakin kabur

B. Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien datang ke poli RSDM dengan keluhan pandangan mata kiri

kabur sejak 4 bulan sebelum masuk rumah sakit. Pandangan kabur

dirasakan terus – menerus sepanjang hari, menetap dan lama – kelamaan

terasa semakin kabur selama kurun waktu 4 bulan tersebut. Pasien

merasa terdapat kabut (bruwet), tidak merasa melihat pelangi, maupun

Page 3: Preskas KATARAK IMATUR Fix 15 Nov 2015

bintik pada pandangannya. Pasien terkadang merasa silau jika terkena

cahaya. penglihatan yang turun mendadak seperti tertutup tirai

disangkal. Mata merah (-/-), mata terasa gatal (-), cekot-cekot (-/-), nyeri

(-/-), nyerocos (-/-), blobok (-/-), terasa mengganjal (-/-), pusing (+).

C. Riwayat Penyakit Dahulu

1. Riwayat hipertensi : disangkal

2. Riwayat kencing manis : disangkal

3. Riwayat alergi obat dan makanan : disangkal

4. Riwayat trauma mata : disangkal

5. Riwayat kacamata : disangkal

D. Riwayat Penyakit Keluarga

1. Riwayat hipertensi : disangkal

2. Riwayat kencing manis : disangkal

3. Riwayat sakit serupa : disangkal

D. Kesimpulan Anamnesis

OD OS

Proses - Degenerasi

Lokalisasi - Lensa

Sebab - Penuaan

Perjalanan - Kronis

Komplikasi - Belum ditemukan

Page 4: Preskas KATARAK IMATUR Fix 15 Nov 2015

III. PEMERIKSAAN FISIK

A. Kesan umum

Keadaan umum baik, compos mentis, gizi kesan cukup

B. Vital Sign

TD : 120/80 mmHg RR : 20 x/menit

HR : 81x/menit T : 36.70C

C. Pemeriksaan subyektif

OD OS

A. Visus Sentralis

1. Visus sentralis jauh 6/20 1/~

a. pinhole Tidak maju Tidak maju

b. koreksi Tidak dilakukan Tidak dilakukan

c. refraksi Tidak dilakukan Tidak dilakukan

2. Visus sentralis dekat Tidak dilakukan Tidak dilakukan

B. Visus Perifer

1. Konfrontasi tes Tidak dilakukan Tidak dilakukan

2. Proyeksi sinar Tidak dilakukan Baik

3. Persepsi warna Tidak dilakukan Baik

Page 5: Preskas KATARAK IMATUR Fix 15 Nov 2015

D. Pemeriksaan Obyektif

1. Sekitar mata OD OS

a. tanda radang Tidak ada Tidak ada

b. luka Tidak ada Tidak ada

c. parut Tidak ada Tidak ada

d. kelainan warna Tidak ada Tidak ada

e. kelainan bentuk Tidak ada Tidak ada

2. Supercilia

a. warna Hitam Hitam

b. tumbuhnya Normal Normal

c. kulit Sawo matang Sawo matang

d. gerakan Dalam batas normal Dalam batas normal

3. Pasangan bola mata dalam

orbita

a. heteroforia Tidak ada Tidak ada

b. strabismus Tidak ada Tidak ada

c. pseudostrabismus Tidak ada Tidak ada

d. exophtalmus Tidak ada Tidak ada

e. enophtalmus Tidak ada Tidak ada

4. Ukuran bola mata

a. mikroftalmus Tidak ada Tidak ada

Page 6: Preskas KATARAK IMATUR Fix 15 Nov 2015

b. makroftalmus Tidak ada Tidak ada

c. ptisis bulbi Tidak ada Tidak ada

d. atrofi bulbi Tidak ada Tidak ada

5. Gerakan bola mata

a. temporal Tidak terhambat Tidak terhambat

b. temporal superior Tidak terhambat Tidak terhambat

c. temporal inferior Tidak terhambat Tidak terhambat

d. nasal Tidak terhambat Tidak terhambat

e. nasal superior Tidak terhambat Tidak terhambat

f. nasal inferior Tidak terhambat Tidak terhambat

6. Kelopak mata

a. pasangannya

1.) edema Tidak ada Tidak ada

2.) hiperemi Tidak ada Tidak ada

3.) blefaroptosis Tidak ada Tidak ada

4.) blefarospasme Tidak ada Tidak ada

b. gerakannya

1.) membuka Tidak tertinggal Tidak tertinggal

2.) menutup Tidak tertinggal Tidak tertinggal

c. rima

1.) lebar 10 mm 10 mm

Page 7: Preskas KATARAK IMATUR Fix 15 Nov 2015

2.) ankiloblefaron Tidak ada Tidak ada

3.) blefarofimosis Tidak ada Tidak ada

d. kulit

1.) tanda radang Tidak ada Tidak ada

2.) warna Sawo matang Sawo matang

3.) epiblepharon Tidak ada Tidak ada

4.) blepharochalasis Tidak ada Tidak ada

e. tepi kelopak mata

1.) enteropion Tidak ada Tidak ada

2.) ekteropion Tidak ada Tidak ada

3.) koloboma Tidak ada Tidak ada

4.) bulu mata Dalam batas normal Dalam batas normal

7. sekitar glandula lakrimalis

a. tanda radang Tidak ada Tidak ada

b. benjolan Tidak ada Tidak ada

c. tulang margo tarsalis Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan

8. Sekitar saccus lakrimalis

a. tanda radang Tidak ada Tidak ada

b. benjolan Tidak ada Tidak ada

Page 8: Preskas KATARAK IMATUR Fix 15 Nov 2015

9. Tekanan intraocular

a. palpasi Kesan normal Kesan normal

b. tonometri schiotz Tidak dilakukan Tidak dilakukan

10. Konjungtiva

a. konjungtiva palpebra superior

1.) edema Tidak ada Tidak ada

2.) hiperemi Tidak ada Tidak ada

3.) sekret Tidak ada Tidak ada

4.) sikatrik Tidak ada Tidak ada

b. konjungtiva palpebra inferior

1.) edema Tidak ada Tidak ada

2.) hiperemi Tidak ada Tidak ada

3.) sekret Tidak ada Tidak ada

4.) sikatrik Tidak ada Tidak ada

c. konjungtiva fornix

1.) edema Tidak ada Tidak ada

2.) hiperemi Tidak ada Tidak ada

3.) sekret Tidak ada Tidak ada

4.) benjolan Tidak ada Tidak ada

d. konjungtiva bulbi

1.) edema Tidak ada Tidak ada

Page 9: Preskas KATARAK IMATUR Fix 15 Nov 2015

2.) hiperemis Tidak ada Tidak ada

3.) sekret Tidak ada Tidak ada

4.)injeksi konjungtiva Tidak ada Tidak ada

5.) injeksi siliar Tidak ada Tidak ada

e. caruncula dan plika

semilunaris

1.) edema Tidak ada Tidak ada

2.) hiperemis Tidak ada Tidak ada

3.) sikatrik Tidak ada Tidak ada

11. Sclera

a. warna Putih Putih

b. tanda radang Tidak ada Tidak ada

c. penonjolan Tidak ada Tidak ada

12. Kornea

a. ukuran 12 mm 12 mm

b. limbus Jernih Jernih

c. permukaan Rata, mengkilap Rata, mengkilap

d. sensibilitas Tidak dilakukan Tidak dilakukan

e. keratoskop ( placido ) Tidak dilakukan Tidak dilakukan

f. fluorecsin tes Tidak dilakukan Belum dilakukan

Page 10: Preskas KATARAK IMATUR Fix 15 Nov 2015

g. arcus senilis Tidak ada Tidak ada

13. Kamera okuli anterior

a. kejernihan Jernih Jernih

b. kedalaman Dalam Dalam

14. Iris

a. warna Cokelat Cokelat

b. bentuk Tampak lempengan Tampak lempengan

c. sinekia anterior Tidak tampak Tidak tampak

d. sinekia posterior Tidak tampak Tidak tampak

15. Pupil

a. ukuran 3 mm 3 mm

b. bentuk Bulat Bulat

c. letak Sentral Sentral

d. reaksi cahaya langsung Positif Positif

e. tepi pupil Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan

16. Lensa

a. ada/tidak Ada Ada

b. kejernihan Jernih Keruh

c. letak Sentral Sentral

e. shadow test - +

Page 11: Preskas KATARAK IMATUR Fix 15 Nov 2015

17. Corpus vitreum

a. Kejernihan

b. Reflek fundus

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

IV. KESIMPULAN PEMERIKSAAN

OD OS

A. Visus sentralis jauh 6/20 1/~

B. Visus perifer

Konfrontasi tes Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Proyeksi sinar Tidak dilakukan Baik

Persepsi warna Tidak dilakukan Baik

C. Sekitar mata Dalam batas normal Dalam batas normal

D. Supercilium Dalam batas normal Dalam batas normal

E. Pasangan bola mata

dalam orbita

Dalam batas normal Dalam batas normal

F. Ukuran bola mata Dalam batas normal Dalam batas normal

G. Gerakan bola mata Dalam batas normal Dalam batas normal

H. Kelopak mata Dalam batas normal Dalam batas normal

I. Sekitar saccus

lakrimalis

Dalam batas normal Dalam batas normal

Page 12: Preskas KATARAK IMATUR Fix 15 Nov 2015

J. Sekitar glandula

lakrimalis

Dalam batas normal Dalam batas normal

K. Tekanan

intarokular

Dalam batas normal Dalam batas normal

L. Konjungtiva

palpebra

Dalam batas normal Dalam batas normal

M. Konjungtiva bulbi Dalam batas normal Dalam batas normal

N. Konjungtiva fornix Dalam batas normal Dalam batas normal

O. Sklera Dalam batas normal Dalam batas normal

P. Kornea Dalam batas normal Dalam batas normal

Q. Camera okuli

anterior

Kesan normal Dalam batas normal

R. Iris Bulat, warna coklat Bulat, warna coklat

S. Pupil Diameter 3 mm, bulat, sentral Diameter 3 mm, bulat,

sentral

T. Lensa Kesan normal Shadow test (+)

U. Corpus vitreum Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Page 13: Preskas KATARAK IMATUR Fix 15 Nov 2015

V. DIAGNOSIS BANDING

OS Katarak senilis imatur

OS Katarak senilis matur

OS Kekeruhan badan kaca

VI. DIAGNOSIS

OS Katarak senilis imatur

Page 14: Preskas KATARAK IMATUR Fix 15 Nov 2015

VII. PLANNING

1. C. catarlent eye drop 6 dd gtt I

2. Acc pro operasi katarak OS

3. Informed consent

4. Rencana ekstraksi katarak dengan phaco emulsifikasi dan IOL

implementasi

5. Cek lab darah rutin dan kimia darah

6. Pro keratometri

7. Pro biometri

VIII. PROGNOSIS

OD OS

1. Ad vitam Bonam Bonam

2. Ad fungsionam Bonam Bonam

3. Ad sanam Bonam Bonam

4. Ad kosmetikum Bonam Bonam

Page 15: Preskas KATARAK IMATUR Fix 15 Nov 2015

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Katarak termasuk golongan kebutaan yang tidak dapat dicegah dan

dapat disembuhkan. Definisi katarak menurut WHO adalah kekeruhan

yang terjadi pada lensa mata, yang menghalangi sinar masuk ke dalam

mata. Katarak terjadi karena faktor usia, namun juga dapat terjadi pada

anak - anak yang baru lahir. Katarak juga dapat terjadi setelah trauma,

inflamasi atau penyakit lainnya.

Katarak senilis adalah semua kekeruhan lensa yang terdapat pada

usia lanjut, yaitu usia diatas 50 tahun.3

B. Anatomi Lensa

Lensa berbentuk bikonveks dan transparan. Lensa menyumbang

kekuatan refraksi sebanyak 15-20 dioptri dalam penglihatan. Kutub

anterior dan posterior lensa dihubungkan oleh garis khayal yang disebut

axis, sedangkan equator merupakan garis khayal yang mengelilingi lensa.

Lensa merupakan struktur yang tidak memiliki pembuluh darah dan tidak

memiliki pembuluh limfe. Di dalam mata, lensa terfiksir pada serat zonula

yang berasal dari badan silier. Serat zonula tersebut menempel dan

menyatu dengan lensa pada bagian anterior dan posterior dari kapsul lensa.

Kapsul ini merupakan membran dasar yang melindungi nukleus, korteks

dan epitel lensa.

Kapsul lensa merupakan membran dasar yang elastis dan

transparan tersusun dari kolagen tipe IV yang berasal dari sel-sel epitel

lensa. Kapsul ini mengandung isi lensa serta mempertahankan bentuk

lensa pada saat akomodasi. Bagian paling tebal kapsul berada di bagian

anterior dan posterior zona pre-equator dan bagian paling tipis berada di

bagian tengah kutub posterior.

Page 16: Preskas KATARAK IMATUR Fix 15 Nov 2015

Lensa terfiksir oleh serat zonula yang berasal dari lamina basal

pars plana dan pars plikata badan silier. Serat-serat zonula ini menyatu

dengan lensa pada bagian anterior dan posterior kapsul lensa.

Tepat di belakang kapsul anterior lensa terdapat satu lapis sel-sel

epitel. Sel-sel epitel ini dapat melakukan aktivitas seperti yang dilakukan

sel-sel lainnya, seperti sintesis DNA, RNA, protein dan lipid. Sel-sel

tersebut juga dapat membentuk ATP untuk memenuhi kebutuhan energi

lensa. Sel-sel epitel yang baru terbentuk akan menuju equator lalu

berdiferensiasi menjadi serat lensa.

Sel-sel berubah menjadi serat, lalu serat baru akan terbentuk dan

akan menekan serat-serat lama untuk berkumpul di bagian tengah lensa.

Serat - serat paling tua yang terbentuk merupakan lensa fetus yang

diproduksi pada fase embrionik dan masih menetap hingga sekarang.

Serat-serat yang baru akan membentuk korteks dari lensa.4

C. Fisiologi Lensa

Lensa tidak memiliki pembuluh darah maupun sistem saraf. Untuk

mempertahankan kejernihannya, lensa harus menggunakan aquous humor

sebagai penyedia nutrisi dan sebagai tempat pembuangan produknya.

Namun hanya sisi anterior lensa saja yang terkena aqueous humor. Oleh

karena itu, sel-sel yang berada di tengah lensa membangun jalur

komunikasi terhadap lingkungan luar lensa dengan membangun low-

resistance gap junction antar sel.

Lensa normal mengandung 65% air, dan jumlah ini tidak banyak

berubah seiring bertambahnya usia. Sekitar 5% dari air di dalam lensa

berada di ruangan ekstrasel. Konsentrasi sodium di dalam lensa adalah

sekitar 20µM dan potassium sekitar 120µM. Konsentrasi sodium di luar

lensa lebih tinggi yaitu sekitar 150µM dan potasium sekitar 5µM.

Keseimbangan elektrolit antara lingkungan dalam dan luar lensa

sangat tergantung dari permeabilitas membran sel lensa dan aktivitas

Page 17: Preskas KATARAK IMATUR Fix 15 Nov 2015

pompa sodium, Na+, K+-ATPase. Inhibisi Na+, K+-ATPase dapat

mengakibatkan hilangnya keseimbangan elektrolit dan meningkatnya air

di dalam lensa. Keseimbangan kalsium juga sangant penting bagi lensa.

Konsentrasi kalsium di dalam sel yang normal adalah 30µM, sedangkan di

luar lensa adalah sekitar 2µM. Perbedaan konsentrasi kalsium ini diatur

sepenuhnya oleh pompa kalsium Ca2+-ATPase. Hilangnya keseimbangan

kalsium ini dapat menyebabkan depresi metabolisme glukosa,

pembentukan protein high-molecular-weight dan aktivasi protease yang

destruktif. Transpor membran dan permeabilitas sangat penting untuk

kebutuhan nutrisi lensa. Asam amino aktif masuk ke dalam lensa melalui

pompa sodium yang berada di sel epitel. Glukosa memasuki lensa secara

difusi terfasilitasi, tidak langsung seperti sistem transport aktif.4

Lensa memiliki kemampuan untuk mencembung dan menambah

kekuatan refraksinya, yang disebut dengan daya akomodasi lensa.

Mekanisme yang dilakukan mata untuk merubah fokus dari benda jauh ke

benda dekat disebut akomodasi. Akomodasi terjadi akibat perubahan lensa

oleh aksi badan silier terhadap serat serat zonula. Setelah umur 30 tahun,

kekakuan yang terjadi di nukleus lensa secara klinis mengurangi daya

akomodasi. Saat otot silier berkontraksi, serat zonular relaksasi

mengakibatkan lensa menjadi lebih cembung. Ketika otot silier

berkontraksi, ketebalan axial lensa meningkat, kekuatan dioptri meningkat,

dan terjadi akomodasi. Saat otot silier relaksasi, serat zonular menegang,

lensa lebih pipih dan kekuatan dioptri menurun.

Terjadinya akomodasi dipersarafi oleh saraf simpatik cabang

nervus III (okulomotorius). Obat - obat parasimpatomimetik (pilokarpin)

memicu akomodasi, sedangkan obat-obat parasimpatolitik (atropin)

memblok akomodasi. Obat-obatan yang menyebabkan relaksasi otot silier

disebut sikloplegik.

D. Klasifikasi Katarak

Page 18: Preskas KATARAK IMATUR Fix 15 Nov 2015

Katarak dapat diklasifikasikan menurut umur penderita:

1. Katarak Kongenital

Sejak sebelum berumur 1 tahun sudah terlihat disebabkan oleh

infeksi virus yang dialami ibu pada saat usia kehamilan masih dini

(Farmacia, 2009). Katarak kongenital adalah katarak yang mulai

terjadi sebelum atau segera setelah lahir dan bayi berusia kurang dari 1

tahun. Katarak kongenital merupakan penyebab kebutaan pada bayi

yang cukup berarti terutama akibat penanganannya yang kurang tepat.

Katarak kongenital sering ditemukan pada bayi yang dilahirkan

oleh ibu - ibu yang menderita penyakit rubela, galaktosemia,

homosisteinuri, toksoplasmosis, inklusi sitomegalik, dan

histoplasmosis, penyakit lain yang menyertai katarak kongenital

biasanya berupa penyakit - penyakt herediter seperti mikroftalmus,

aniridia, koloboma iris, keratokonus, iris heterokromia, lensa ektopik,

displasia retina, dan megalo kornea.

Untuk mengetahui penyebab katarak kongenital diperlukan

pemeriksaan riwayat prenatal infeksi ibu seperti rubela pada kehamilan

trimester pertama dan pemakainan obat selama kehamilan. Kadang-

kadang terdapat riwayat kejang, tetani, ikterus, atau

hepatosplenomegali pada ibu hamil. Bila katarak disertai uji reduksi

pada urine yang positif, mungkin katarak ini terjadi akibat

galaktosemia. Sering katarak kongenital ditemukan pada bayi prematur

dan gangguan sistem saraf seperti retardasi mental.

Pemeriksaan darah pada katarak kongenital perlu dilakukan karena

ada hubungan katarak kongenital dengan diabetes melitus, fosfor, dan

kalsium. Hampir 50 % katarak kongenital adalah sporadik dan tidak

diketahui penyebabnya. Pada pupil bayi yang menderita katarak

kongenital akan terlihat bercak putih atau suatu leukokoria.

2. Katarak Juvenil

Page 19: Preskas KATARAK IMATUR Fix 15 Nov 2015

Katarak yang lembek dan terdapat pada orang muda, yang mulai

terbentuknya pada usia kurang dari 9 tahun dan lebih dari 3 bulan.

Katarak juvenil biasanya merupakan kelanjutan katarak kongenital.

Katarak juvenil biasanya merupakan penyulit penyakit sistemik

ataupun metabolik dan penyakit lainnya.

3. Katarak Senil, setelah usia 50 tahun akibat penuaan. Katarak senil

biasanya berkembang lambat selama beberapa tahun, Kekeruhan lensa

dengan nucleus yang mengeras akibat usia lanjut yang biasanya mulai

terjadi pada usia lebih dari 60 tahun.5

       Katarak Senil sendiri terdiri dari 4 stadium, yaitu:

a. Stadium awal (insipien).

Pada stadium awal (katarak insipien) kekeruhan lensa mata

masih sangat minimal, bahkan tidak terlihat tanpa menggunakan

alat periksa. Pada saat ini seringkali penderitanya tidak merasakan

keluhan atau gangguan pada penglihatannya, sehingga cenderung

diabaikan. Kekeruhan mulai dari tepi ekuator berbentuk jeriji

menuju korteks anterior dan posterior (katarak kortikal). Vakuola

mulai terlihat di dalam korteks. Katarak sub kapsular posterior,

kekeruhan mulai terlihat anterior subkapsular posterior, celah

terbentuk antara serat lensa dan dan korteks berisi jaringan

degenerative (benda morgagni) pada katarak insipien kekeruhan ini

dapat menimbulkan poliopia oleh karena indeks refraksi yang tidak

sama pada semua bagian lensa. Bentuk ini kadang - kadang

menetap untuk waktu yang lama.3

b. Stadium imatur.

Pada stadium yang lebih lanjut, terjadi kekeruhan yang

lebih tebal tetapi tidak atau belum mengenai seluruh lensa sehingga

masih terdapat bagian - bagian yang jernih pada lensa. Pada

stadium ini terjadi hidrasi kortek yang mengakibatkan lensa

menjadi bertambah cembung. Pencembungan lensa akan

Page 20: Preskas KATARAK IMATUR Fix 15 Nov 2015

mmberikan perubahan indeks refraksi dimana mata akan menjadi

mioptik. Kecembungan ini akan mengakibatkan pendorongan iris

kedepan sehingga bilik mata depan akan lebih sempit.3

c. Stadium matur.

Bila proses degenerasi berjalan terus maka akan terjadi

pengeluaran air bersama-sama hasil desintegrasi melalui kapsul.

Didalam stadium ini lensa akan berukuran normal. Iris tidak

terdorong ke depan dan bilik mata depan akan mempunyai

kedalaman normal kembali. Kadang pada stadium ini terlihat lensa

berwarna sangat putih akibat perkapuran menyeluruh karena

deposit kalsium (Ca). Bila dilakukan uji bayangan iris akan terlihat

negatif.3 

d. Stadium hipermatur.

Katarak yang terjadi akibatkorteks yang mencair sehingga

masa lensa ini dapat keluar melalui kapsul. Akibat pencairan

korteks ini maka nukleus "tenggelam" kearah bawah jam 6 (katarak

morgagni). Lensa akan mengeriput. Akibat masa lensa yang keluar

kedalam bilik mata depan maka dapat timbul penyulit berupa

uveitis fakotoksik atau galukoma fakolitik3

4. Katarak Intumesen.

Kekeruhan lensa disertai pembengkakan lensa akibat lensa

degeneratif yang menyerap air. Masuknya air ke dalam celah lensa

disertai pembengkakan lensa menjadi bengkak dan besar yang akan

mendorong iris sehingga bilik mata menjadi dangkal dibanding dengan

keadaan normal. Pencembungan lensa ini akan dapat memberikan

penyulit glaukoma. Katarak intumesen biasanya terjadi pada katarak

yang berjalan cepat dan mengakibatkan miopi lentikularis. Pada

keadaan ini dapat terjadi hidrasi korteks hingga akan mencembung dan

daya biasnya akan bertambah, yang meberikan miopisasi. Pada

pemeriksaan slitlamp terlihat vakuol pada lensa disertai peregangan

jarak lamel serat lensa.3

Page 21: Preskas KATARAK IMATUR Fix 15 Nov 2015

5. Katarak Brunesen.

Katarak yang berwarna coklat sampai hitam (katarak nigra)

terutama pada lensa, juga dapat terjadi pada katarak pasien diabetes

militus dan miopia tinggi. Sering tajam penglihatan lebih baik dari

dugaan sebelumnya dan biasanya ini terdapat pada orang berusia lebih

dari 65 tahun yang belum memperlihatkan adanya katarak kortikal

posterior.5

Tabel 1.1 Perbedaan karakteristik Katarak6

Insipien Imatur Matur Hipermatur

Kekeruhan Ringan Sebagian Seluruh Masif

Cairan Lensa Normal Bertambah Normal Berkurang

Iris Normal Terdorong Normal Tremulans

Bilik mata depan Normal Dangkal Normal Dalam

Sudut bilik mata Normal Sempit Normal Terbuka

Shadow test (-) (+) (-) +/-

Visus (+) < << <<<

Penyulit (-) Glaukoma (-) Uveitis+glaukoma

Klasifikasi katarak berdasarkan lokasi terjadinya:

1. Katarak Inti ( Nuklear )

Merupakan yang paling banyak terjadi. Lokasinya terletak pada

nukleus atau bagian tengah dari lensa. Biasanya karena proses

penuaan.

2. Katarak Kortikal

Page 22: Preskas KATARAK IMATUR Fix 15 Nov 2015

Katarak kortikal ini biasanya terjadi pada korteks. Mulai dengan

kekeruhan putih mulai dari tepi lensa dan berjalan ketengah sehingga

mengganggu penglihatan. Banyak pada penderita DM

3. Katarak Subkapsular.

Mulai dengan kekeruhan kecil dibawah kapsul lensa, tepat pada

lajur jalan sinar masuk. DM, renitis pigmentosa dan pemakaian

kortikosteroid dalam jangka waktu yang lama dapat mencetuskan

kelainan ini. Biasanya dapat terlihat pada kedua mata.

E. Etiologi

Katarak memiliki banyak etiologi. Umumnya adalah karena faktor

usia. Berdasar waktu terjadinya, katarak dibedakan menjadi katarak

didapat (99% kasus, terdiri dari 90% kasus katarak senilis dan 9% katarak

lainnya) dan kongenital (kurang dari 1% kasus). Katarak kongenital

disebabkan karena kelainan genetik, gangguan perkembangan, dan infeksi

virus (terutama rubella) pada masa pertumbuhan janin. Katarak juga dapat

disebabkan karena kelainan sistemik atau metabolik (contohnya DM) dan

terapi kortikosteroid sistemik dalam jangka waktu yang lama. Rokok dan

konsumsi alkohol meningkatkan faktor risiko katarak.7

F. Patofisiologi

Katarak memiliki banyak patofisiologi tergantung dari jenis

katarak itu sendiri. Biasanya terjadi bilateral, tapi tiap mata memiliki

kecepatan perkembangan katarak yang berbeda.

Katarak senilis patogenesisnya multifaktorial dan belum

sepenuhnya dimengerti. Semakin bertambahnya usia, terjadi peningkatan

berat dan ketebalan dari lensa serta menurunnya kemampuan akomodasi.

Perubahan fisik dan kandungan zat kimia mengakibatkan penurunan

hingga hilangnya transparansi lensa. Perubahan pada serabut zunula yang

memanjang dari badan silier ke daerah sekitar luar lensa menyebabkan

distorsi penglihatan. Sedangkan perubahan konsentrasi zat kimia dalam

Page 23: Preskas KATARAK IMATUR Fix 15 Nov 2015

lensa seperti protein dapat menyebabkan koagulasi sehingga mengabutkan

pandangan karena jalannya cahaya ke retina terhalang.8

Katarak diabetikum disebabkan karena keadaan konsentrasi

glukosa yang tinggi di dalam darah yang juga berpengaruh terhadap

komposisi glukosa pada humor aquous. Kadar glukosa yang tinggi pada

humor aquous menyebabkan difusi glukosa ke lensa. Keadaan glukosa

yang tinggi di lensa ini menyebabkan terbentuknya sorbitol oleh enzim

aldose reduktase yang tidak akan dimetabolisme melainkan akan tetap

berada di dalam lensa. Akumulasi dari sorbitol ini akan mengakibatkan

perubahan tekanan osmotik dalam lensa. Perubahan tekanan osmotik ini

menyebabkan influx cairan sehinggan menyebabkan edema kemudian

terjadi penurunan kekuatan refraksi lensa dan penurunan daya akomodasi.9

G. Manifestasi Klinis

Gejala subjektif dari pasien dengan katarak antara lain:

1. Biasanya klien melaporkan penurunan ketajaman penglihatan dan silau

serta gangguan fungsional yang diakibatkan oleh kehilangan

penglihatan tadi.

2. Menyilaukan dengan distorsi bayangan dan susah melihat di malam

hari

Gejala objektif biasanya meliputi:

1.  Pengembunan seperti mutiara keabuan pada pupil sehingga retina tak

akan tampak dengan oftalmoskop. Ketika lensa sudah menjadi opak,

cahaya akan dipendarkan dan bukannya ditransmisikan dengan tajam

menjadi bayangan terfokus pada retina. Hasilnya adalah pandangan

menjadi kabur atau redup.

2. Pupil yang normalnya hitam akan tampak abu-abu atau putih.

Pengelihatan seakan - akan melihat asap dan pupil mata seakan akan

bertambah putih.

Page 24: Preskas KATARAK IMATUR Fix 15 Nov 2015

3. Pada akhirnya apabila katarak telah matang pupil akan tampak benar-

benar putih, sehingga refleks cahaya pada mata menjadi negatif.

Gejala umum gangguan katarak meliputi: 

1. Penglihatan tidak jelas, seperti terdapat kabut menghalangi objek.

2. Gangguan penglihatan bisa berupa:

a. Peka terhadap sinar atau cahaya.

b. Dapat melihat dobel pada satu mata (diplopia).

c. Memerlukan pencahayaan yang terang untuk dapat membaca.

d. Lensa mata berubah menjadi buram seperti kaca susu.

e. Kesulitan melihat pada malam hari

f. Melihat lingkaran di sekeliling cahaya atau cahaya terasa

menyilaukan mata

g. Penurunan ketajaman penglihatan ( bahkan pada siang hari )

Gejala lainya adalah :

1. Sering berganti kaca mata

2. Penglihatan sering pada salah satu mata. Kadang katarak menyebabkan

pembengkakan lensa dan peningkatan tekanan di dalam mata

(glaukoma ) yang bisa menimbulkan rasa nyeri.

H. Tatalaksana

Pemeriksaan rutin

Page 25: Preskas KATARAK IMATUR Fix 15 Nov 2015

1. Pemeriksaan visus dengan kartu snellen atau chart projector

dengan koreksi terbaik serta menggunakan pinhole

2. Pemeriksaan dengan slit lamp untuk melihat segmen anterior

3. Tekanan intraocular (TIO) diukur dengan tonometer non contact,

aplanasi atau schiotz

4. Jika TIO dalam batas normal (kurang dari 21 mmHg) dilakukan

dilatasi pupil. Setelah pupil cukup lebar dilakukan pemeriksaan slit

lamp untuk melihat derajat kekeruhan lensa apakah sesuai dengan

visus pasien.

a. Derajat 1 : nukleus lunak, biasanya visus masih lebih baik

dari 6/12, tampak sedikit kekeruhan dengan warna agak

putih. Reflek fundus masih mudah diperoleh. Usia

penderita biasanya kurang dari 50 tahun.

b. Derajat 2 : nukleus dengan kekerasan ringan, biasanya

visus antara 6/12-6/30, tampak nukleus mulai sedikit

berwarna kekuningan. Reflek fundus masih mudah

diperoleh dan paling sering memberikan gambaran seperti

katarak subkapsuler posterior.

c. Derajat 3 : nukleus dengan kekerasan medium, biasanya

visus antara 6/30 – 3/60, tampak nukleus berwarna kuning

disertai kekeruhan korteks yang berwarna keabu-abuan.

d. Derajat 4 : nukleus keras, biasanya visus antara 3/60 – 1/60,

tampak nukleus berwarna kuning kecoklatan. Reflek fundus

sulit dinilai.

e. Derajat 5 : nukleus sangat keras, biasanya visus hanya 1/60

atau lebih jelek. Usia penderita sudah diatas 65 tahun.

Tampak nukleus berwarna kecoklatan bahkan sampai

kehitaman. Katarak ini sangan keras dan disebut juga

sebagai Brunescene cataract atau black cataract.

5. Pemeriksaan funduskopi jika masih memungkinkan.10

Pemeriksaan penunjang:

Page 26: Preskas KATARAK IMATUR Fix 15 Nov 2015

- USG untuk menyingkirkan adanya kelainan lain pada mata selain

katarak.

Pemeriksaan tambahan:

- Biometri untuk mengukur power IOL jika pasien akan dioperasi

katarak

- Retinometri untuk mengetahui prognosis tajam penglihatan setelah

operasi10

Terapi

Sampai sekarang tidak ada terapi konservatif untuk mencegah,

memperlambat, atau mengembalikan perkembangan katarak, kecuali

untuk katarak galaktosemik yang merupakan kasus khusus. Operasi

merupakan pilihan terapi utama dan tersering untuk menangani katarak.

Sebelumnya operasi katarak tergantung pada kematangan katarak, tapi

hal ini sudah bukan menjadi masalah pada operasi katarak modern.7

Berdasarkan INASCRS terapi katarak adalah sebagai berikut:

1. Penatalaksanaan non bedah untuk visus lebih baik atau sama

dengan 6/12, yaitu pemberian kacamata dengan koreksi terbaik.

2. Jika visus masih lebih baik dari 6/12 tetapi sudah mengganggu

untuk melakukan aktivitas yang berkaitan dengan pekerjaan pasien

atau ada indikasi medis lain untuk operasi, pasien dapat dilakukan

operasi katarak.

3. Tatalaksana pasien katrak dengan visus terbaik kurang dari 6/12

adalah operasi katarak berupa EKEK + IOL atau fako -

emulsifikasi + IOL dengan mempertimbangkan ketersediaan alat,

derajat kekeruhan katarak dan tingkat kemampuan ahli bedah.

4. Operasi katarak dilakukan menggunakan mikroskop operasi dan

peralatan bedah mikro, dimana pasien dipersiapkan untuk

implantasi IOL

5. Ukuran IOL dihitung berdasarkan data keratometri serta

pengukuran biometri A-scan.

Page 27: Preskas KATARAK IMATUR Fix 15 Nov 2015

6. Apabila tidak tersedia peralatan keratometri dan biometri ukuran

IOL dapat ditentukan berdasar anamnesis ukuran kacamata yang

selama ini dipakai pasien. IOL standar power +20.00 dioptri, jika

pasien menggunakan kacamata, power IOL standar dikurangi

dengan ukuran kacamata.misalnya pasien menggunakan kacamata

S -6.00 maka dapat diberikan IOL power +14.00 dioptri

7. Operasi katarak bilateral (dilakukan pada kedua mata sekaligus

secara berurutan) sangat tidak dianjurkan berkaitan dengan risiko

pasca operasi yang berdampak kebutaan. Tetapi ada beberapa

keadaan khusus yang bisa dijadikan alas an pembenaran dan

keputusan tindakan operasi katarak bilateral ini harus dipikirkan

sebaik-baiknya10

Indikasi operasi

Indikasi operasi katarak dibedakan menjadi dua, yaitu indikasi

optik dan indikasi medis.

Indikasi optik:

- Pada katarak bilateral, ketika pasien merasakan kecacatan pada

penglihatannya maka mata dengan visus paling buruk harus

segera dilakukan operasi. Bagaimanapun, batasan ini sangat

bergantung pada pekerjaan pasien.

- Pada keadaan katarak unilateral, pasien cenderung menunda

operasi selama kemampuan mata normalnya masih mencukupi.

Indikasi medis:

- Pada keadaan katarak matur, pasien sangan disarankan untuk

segera melakukan operasi untuk mencegah phacolytic

glaucoma.

- Pada keadaan penyakit retina, pengambilan katarak mungkin

dibutuhkan untuk membersihkan axis optik dalam diagnosis

dan terapi laser pada retina.7

Komplikasi paska operasi

Page 28: Preskas KATARAK IMATUR Fix 15 Nov 2015

Jika ada komplikasi yang harus diperhatikan, maka daftar berikut

merupakan yang pertama kali harus diperhatikan:

1. Luka yang tidak sempurna menutup

2. Edema kornea

3. Inflamasi dan uveitis

4. Atonik pupil

5. Pupillary captured

6. Masalah yang berkaitan dengan IOL

7. Kekeruhan kapsul posterior

8. TASS (toxic anterior segment syndrome)

9. Capsular bag distention syndrome

10. Sisa masa lensa/korteks

11. Cystoid macular edema

12. Choroidal detachment

13. Ablasio retina

14. Endoftalmitis10

Page 29: Preskas KATARAK IMATUR Fix 15 Nov 2015

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan oftalmologi, pasien didiagnosa

dengan OS Katarak senilis imatur. Adapun penatalaksanaan pasien ini adalah

dengan dilakukan operasi phaco emulsifikasi dan IOL implementasi jika

kekeruhan lensa menyebabkan penurunan tajam pengelihatan sedemikian rupa

sehingga mengganggu pekerjaan atau aktivitas sehari-hari.

B. Saran

Dokter umum sebaiknya mengenali tanda – tanda dari katarak sehingga

dapat memberikan penatalaksanaan awal dan rujukan yang tepat bagi pasien

sehingga mengurangi resiko kebutaan.

Page 30: Preskas KATARAK IMATUR Fix 15 Nov 2015

DAFTAR PUSTAKA

1. Perdami (PerhimpunanDokterSpesialis Mata Indonesia). 2011.

Katarak. http://www.perdami.or.id/?page=news_seminat.detail&id=2

(diakses tanggal 13 November 2015)

2. WHO. 2015. Fact Sheets: Visual impairment and blindness.

http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs282/en/

3. Sidarta,Ilyas. 2004. IlmuPenyakit Mata. Edisiketiga. Jakarta:

BalaiPenerbit FKUI

4. AAO (American Academy of Ophthalmology). 2011. Cataract.

http://www.geteyesmart.org/eyesmart/diseases/cataracts.cfm (diakses

tanggal 13 November 2015)

5. Sidarta, Ilyas. Dasar-dasarPemeriksaandalamIlmuPenyakit Mata Edisi

ke-3. 2009. Jakarta: BalaiPustaka FKUI

6. Sidarta, Ilyas. 2002. IlmuPenyakit Mata Edisi ke-2. Jakarta: CV.

SagungSeto

7. Lang, G. Ophthalmology 2edition: A Pocket Textbook Atlas. Thieme.

Germany: 2007

8. Michael, R and Brown, A.J. 2011. The Ageing Lens and Cataract: A

Model of Normal and Pathological ageing. Phil.Trans.R.Soc. B, Vol

366: 1278-1292

9. Pollreisz, Andreas and Schmidt-Erfurth, Ursula. 2010. Diabetic

Cataract-Pathogenesis, Epidemiology and Treatment. Hindawi

Publishing Corporation. Journal of Ophthalmology, Vol 2010.

10. Indonesian Society of Cataract and Refractive Surgery (INASCRS).

2011. Panduan Penatalaksanaan Medis (PPM)