LAPORAN KASUSHORDEOLUM
Pembimbing:Dr. Agah Gadjali, Sp.MDr. Hermansyah, Sp.MDr. Gartati
Ismail, Sp.MDr. Mustafa, Sp.MDr. Henry A. W, Sp.M
Disusun oleh:Astri Faluna1102009044
KEPANITRAAN KLINIK ILMU PENYAKIT MATARUMAH SAKIT BHAYANGKARA TK.
1 RADEN SAID SUKANTOPERIODE 29 JUNI 2015 31 JULI 2015FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
BAB 1LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama :Ny. TTempat/ tanggal lahir: Jakarta, 01- Januari -
1976Umur: 39 TahunJenis Kelamin: PerempuanAgama: IslamSuku/Bangsa:
Betawi, IndonesiaStatus: MenikahPendidikan: S1Pekerjaan : Pegawai
SwastaAlamat: Jl. Jengki No.20 RT 006/09Tanggal Pemeriksaan: 06
Juli 2015
II. ANAMNESA (Autoanamnesis)
Keluhan utama : Benjolan di kelopak mata kiri bawah bagian dalam
sejak 6 bulan yang lalu.Keluhan tambahan : Mata seperti ada yang
mengganjal
Riwayat Penyakit Sekarang:Pasien datang ke Poliklinik Mata RS
Polri dengan keluhan ada benjolan di kelopak mata kiri bawah bagian
dalam kurang lebih sejak enam bulan yang lalu sebelum masuk rumah
sakit. Awalnya berupa benjolan kecil seperti jerawat yang terasa
nyeri bila ditekan dan gatal, kemudian semakin lama semakin
membesar sehingga kelopak mata kiri bawah merah dan bengkak.
Benjolan terasa lunak. Sekarang benjolan tidak terasa nyeri namun
pasien merasa mengganjal di bagian kelopak mata kiri bawah. Pasien
juga mengaku jarang membersihkan muka sehabis melakukan aktifitas.
Kebiasaan seperti penggunaan alat kosmetik seperti maskara
disangkal oleh pasien. Riwayat trauma sebelumnya disangkal serta
riwayat pada keluarga mempunyai penyakit yang sama juga disangkal
oleh pasien. Keluar kotoran, mata merah, mata berair dan
penglihatan kabur disangkal oleh pasien. Pasien tidak mengalami
demam.
Riwayat Penyakit Dahulu: Pasien sebelumnya tidak pernah
mengalami penyakit dengan keluhan serupa pada kedua mata pasien
Riwayat menggunakan kacamata disangkal Riwayat mengalami benturan
atau trauma benda lain pada mata disangkal Riwayat penyakit
diabetes melitus disangkal Riwayat hipertensi disangkal Riwayat
alergi makanan disangkal Riwayat alergi obat disangkal Riwayat
penyakit keluarga Riwayat keluarga dengan penyakit yang sama
disangkal Riwayat hipertensi dan diabetes melitus dalam keluarga
disangkal
III. PEMERIKSAAN FISIKStatus generalis:Diperiksa pada tanggal 6
Juli 2015 Keadaan Umum: Baik Kesadaran: Compos Mentis Tanda Vital
TD: 110/80mmHg Nadi: 80x/menit RR: 20x/menit Suhu: 36,5 C
IV. STATUS OFTALMOLOGI
INSPEKSI
VisusOD5/5 EOS5/5 E
Gerakan bola mata
Posisi HirschbergOrtoforia
Lapangan pandangDalam batas normalDalam batas normal
Super ciliaMadarosis (-)Sikatrik (-)Madarosis (-)Sikatrik
(-)
PalpebraSuperior
InferiorMassa (-), Edema (-), sikatriks (-), hiperemis (-),
hematom (-), pus (-), nyeri tekan (-), tidak ptosis, tidak ada
entropion dan ekstropion.
Massa (-), Edema (-), sikatriks (-), hiperemis (-), hematom (-),
pus (-), nyeri tekan (-), tidak ptosis, tidak ada entropion dan
ekstropion.Massa (-), Edema (-), sikatriks (-), hiperemis (-),
hematom (-), pus (-), nyeri tekan (-), tidak ptosis, tidak ada
entropion dan ekstropion.
Massa (+) konsistensi kenyal, Edema (+), hiperemis (+),
sikatriks (-), hematom (-), pus (-), nyeri tekan (-), tidak ptosis,
tidak ada entropion dan ekstropion.
Konjungtiva Tarsal Superior
InferiorHiperemis (-), papil (-), edema (-)
Hiperemis (-), papil (-), edema (-)Hiperemis (-), papil (-),
edema (-)
Hiperemis (+), papil (-), edema (-)
Konjungtiva Bulbiinjeksi konjungtiva (-), injeksi siliar (-),
perdarahan (-)injeksi konjungtiva (-), injeksi siliar (-),
perdarahan (-)
KorneaBulat, isokor, jernih, berada di sentral, refleks cahaya
(+), diameter 3mmBulat, isokor, jernih, berada di sentral, refleks
cahaya (+), diameter 3mm
Bilik Mata DepanDalam, jernihDalam, jernih
PupilBentuk bulat, sentral, regulerRefleks cahaya langsung /
tidak langsung (+) / (+)Diameter 3mmBentuk bulat, sentral,
regulerRefleks cahaya langsung / tidak langsung (+) / (+)Diameter
3mm
Iris
Kripti (+)Sinekia anterior dan posterior (-) / (-)
Kripti (+)Sinekia anterior dan posterior (-) / (-)
Lensa JernihJernih
Vitreus Tidak dievaluasiTidak dievaluasi
Fundus Tidak dievaluasiTidak dapat dievaluasi
V. RESUMEPasien perempuan berusia 39 tahun datang dengan keluhan
benjolan kelopak mata kiri bawah bagian dalam sejak 6 bulan yang
lalu sebelum masuk rumah sakit. Awalnya berupa benjolan kecil
seperti jerawat yang terasa nyeri dan gatal kemudian semakin lama
semakin membesar sehingga kelopak kiri bawah merah dan bengkak.
Sekarang benjolan tidak terasa nyeri namun pasien merasa mengganjal
di bagian kelopak mata kiri bawah. Pasien juga mengaku jarang
membersihkan muka sehabis melakukan aktifitas.
Pada pemeriksaan fisik : Visus OD : 5/5 E Visus OS : 5/5 E
Palpebra inferior OS: Hiperemis (+) Edema (+) Massa (+) Nyeri
tekan (-)
Konjungtiva tarsal inferior OS: Hiperemis (+)
VI. DIAGNOSIS KERJAHordeolum internum palpebra inferior OS.
VII. DIAGNOSIS BANDINGHordeolum eksternum OSKalazion OS
VIII. PENATALAKSANAANRencana terapi : Insisi hordeolum
Antibiotik sistemik : Amoxicilin 3x500 mg NSAID : Asam mefenamat
3x500 mg Obat tetes Cendo Xitrol (Dexametason 0.1%, Neomisin sulfat
3.5 mg/ml, Polimiksin B sulfat 6000 iu/ml) 1 tetes setiap 2 jam
IX. PROGNOSIS Quo Ad Vitam: Ad Bonam Quo Ad Fungsionam: Dubia Ad
Bonam Quo Ad Sanactionam: Dubia Ad bonam Quo Ad Cosmetican: Ad
Bonam
BAB 2TINJAUAN PUSTAKAHordeolum adalah salah satu penyakit yang
cukup sering terjadi pada kelopak mata. Secara klinis kelainan ini
sering sulit dibedakan dengan kalazion akut. Hordeolum merupakan
infeksi lokal atau peradangan supuratif kelenjar kelopak mata. Bila
kelenjar Meibom yang terkena disebut hordeolum internum, sedangkan
bila kelenjar Zeiss atau Moll yang terkena maka disebut hordeolum
eksternum.3 Gejalanya berupa kelopak yang bengkak dengan rasa sakit
dan mengganjal, merah, serta nyeri bila ditekan.1 Hordeolum
biasanya menyerang pada dewasa muda, namun dapat juga terjadi pada
semua umur, terutama orang-orang dengan taraf kesehatan yang
kurang. Hordeolum mudah timbul pada individu yang menderita
blefaritis dan konjungtivitis menahun.4
A. Anatomi PalpebraPalpebra superior dan inferior adalah
modifikasi lipatan kulit yang dapat menutup dan melindungi bola
mata bagian anterior. Berkedip melindungi kornea dan konjungtiva
dari dehidrasi. Palpebra superior berakhir pada alis mata; palpebra
inferior menyatu dengan pipi. 6Palpebra terdiri atas lima bidang
jaringan utama. Dari superfisial ke dalam terdapat lapis kulit,
lapis otot rangka (orbikularis okuli), jaringan areolar, jaringan
fibrosa (tarsus), dan lapis membran mukosa (konjungtiva pelpebrae).
61. KulitKulit pada palpebra berbeda dari kulit bagian lain tubuh
karena tipis, longgar, dan elastis, dengan sedikit folikel rambut,
tanpa lemak subkutan.2. Musculus orbikularis okuliFungsi otot ini
adalah untuk menutup palpebra. Serat ototnya mengelilingi fissura
palpebra secara konsentris dan meluas sedikit melewati tepian
orbita. Sebagian serat berjalan ke pipi dan dahi. Bagian otot yang
terdapat di dalam palpebra dikenal sebagai bagian pratarsal; bagian
diatas septum orbitae adalah bagian praseptal. Segmen luar palpebra
disebut bagian orbita. Orbikularis okuli dipersarafi oleh nervus
facialis.3. Jaringan areolarTerdapat di bawah muskulus orbikularis
okuli, berhubungan degan lapis subaponeurotik dari kulit kepala.4.
TarsusStruktur penyokong utama dari palpebra adalah lapis jaringan
fibrosa padat yang disebut tarsus superior dan inferior. Tarsus
terdiri atas jaringan penyokong kelopak mata dengan kelenjar Meibom
(40 buah di kelopak atas dan 20 buah di kelopak bawah).5.
Konjungtiva palpebraBagian posterior palpebrae dilapisi selapis
membran mukosa, konjungtiva palpebra, yang melekat erat pada
tarsus.
Gambar 1. Anatomi Palpebra 11
Tepian palpebra dipisahkan oleh garis kelabu (batas mukokutan)
menjadi tepian anterior dan posterior. Tepian anterior terdiri dari
bulu mata, glandula Zeiss dan Moll. Glandula Zeiss adalah
modifikasi kelenjar sebasea kecil yang bermuara dalam folikel
rambut pada dasar bulu mata. Glandula Moll adalah modifikasi
kelenjar keringat yang bermuara ke dalam satu baris dekat bulu
mata. Tepian posterior berkontak dengan bola mata, dan sepanjang
tepian ini terdapat muara-muara kecil dari kelenjar sebasesa yang
telah dimodifikasi (glandula Meibom atau tarsal). 6
Gambar 2. Potongan melintang palpebra 11
Punktum lakrimalis terletak pada ujung medial dari tepian
posterior palpebra. Punktum ini berfungsi menghantarkan air mata ke
bawah melalui kanalikulus terkait ke sakus lakrimalis. 6 Fisura
palpebrae adalah ruang elips di antara kedua palpebra yang dibuka.
Fisura ini berakhir di kanthus medialis dan lateralis. Kanthus
lateralis kira-kira 0,5 cm dari tepian lateral orbita dan membentuk
sudut tajam. Septum orbitale adalah fascia di belakang bagian
muskularis orbikularis yang terletak di antara tepian orbita dan
tarsus dan berfungsi sebagai sawar antara palpebra orbita. 6 Septum
orbitale superius menyatu dengan tendo dari levator palpebra
superior dan tarsus superior; septum orbitale inferius menyatu
dengan tarsus inferior. 6Retraktor palpebrae berfungsi membuka
palpebra. Di palpebra superior, bagian otot rangka adalah levator
palpebra superioris, yang berasal dari apeks orbita dan berjalan ke
depan dan bercabang menjadi sebuah aponeurosis dan bagian yang
lebih dalam yang mengandung serat-serat otot polos dari muskulus
Muller (tarsalis superior). Di palpebra inferior, retraktor utama
adalah muskulus rektus inferior, yang menjulurkan jaringan fibrosa
untuk membungkus meuskulus obliqus inferior dan berinsersio ke
dalam batas bawah tarsus inferior dan orbikularis okuli. Otot polos
dari retraktor palpebrae disarafi oleh nervus simpatis. Levator dan
muskulus rektus inferior dipasok oleh nervus okulomotoris.
6Pembuluh darah yang memperdarahi palpebrae adalah a. Palpebra.
Persarafan sensorik kelopak mata atas didapatkan dari ramus frontal
nervus V (Trigeminus), sedang kelopak mata bawah oleh cabang kedua
nervus V (Trigeminus). 6 B. Hordeolum1. DefinisiHordeolum adalah
infeksi kelenjar pada palpebra. Bila kelenjar Meibom yang terkena,
timbul pembengkakan besar yang disebut hordeolum interna. Sedangkan
hordeolum eksterna yang lebih kecil dan superfisial adalah infeksi
kelenjar Zeiss atau Moll. 6 2. KlasifikasiDikenal 2 bentuk
hordeolum, yaitu hordeolum internum dan eksternum. Penjelasannya
adalah sebagai berikut : 1a) Hordeolum eksternumHordeolum eksternum
merupakan infeksi pada kelenjar Zeiss atau Moll dengan penonjolan
terutama ke daerah kulit kelopak. Pada hordeolum eksternum, nanah
dapat keluar dari pangkal rambut. Tonjolannya ke arah kulit, ikut
dengan pergerakkan kulit dan mengalami supurasi, memecah sendiri ke
arah kulit (Gbr.2).
Gambar 2. Hordeolum Eksternum 11
b) Hordeolum internum Hordeolum internum merupakan infeksi
kelenjar Meibom yang terletak di dalam tarsus dengan penonjolan
terutama ke daerah kulit konjungtiva tarsal. Hordeolum internum
biasanya berukuran lebih besar dibandingkan hordeolum eksternum.
Pada hordeolum internum, benjolan menonjol ke arah konjungtiva dan
tidak ikut bergerak dengan pergerakan kulit, serta jarang mengalami
supurasi dan tidak memecah sendiri (Gbr.3). Gambar 3. Hordeolum
Internum 11
Terdapat 2 fase pada hordeolum yaitu : Fase inflitratif : pada
fase ini terdapat gejala khas itu terdapat nyeri dan tanda-tanda
peradangan Fase supuratif : pada fase ini peradangan sudah reda dan
tidak terdapat rasa nyeri. Pada tahap ini perlu dilakukan insisi
dan kuretase
3. EpidemiologiData epidemiologi internasional menyebutkan bahwa
hordeolum merupakan jenis penyakit infeksi kelopak mata yang paling
sering ditemukan pada praktek kedokteran. insidensi tidak
tergantung pada ras dan jenis kelamin.12
4. Etiologi Staphylococcus aureus adalah agen infeksi pada
90-95% kasus hordeolum. 4
5. Faktor resiko Faktor resiko hordeolum adalah sebagai berikut
: 5a. Penyakit kronik.b. Kesehatan atau daya tahan tubuh yang
buruk.c. Peradangan kelopak mata kronik, seperti Blefaritis.d.
Diabetes.e. Hiperlipidemia, termasuk hiperkolesterolemia.f. Riwayat
hordeolum sebelumnya.g. Higiene dan lingkungan yang tidak
bersih.
6. PatogenesisPatogenesis terjadinya hordeolum eksterna diawali
dengan pembentukan nanah dalam lumen kelenjar oleh infeksi
Staphylococcus aureus. Biasanya mengenai kelenjar Zeis dan Moll.
Selanjutnya terjadi pengecilan lumen dan statis hasil sekresi
kelenjar. Statis ini akan mencetuskan infeksi sekunder oleh
Staphylococcus aureus. Terjadi pembentukan nanah dalam lumen
kelenjar. Secara histologis akan tampak gambaran abses, dengan
ditemukannya PMN dan debris nekrotik. Hordeolum interna terjadi
akibat adanya infeksi sekunder kelenjar Meibom di lempeng
tarsal.14,157. Manifestasi klinisa. Gejala 3,41) Pembengkakan.2)
Rasa nyeri pada kelopak mata.3) Perasaan tidak nyaman dan sensasi
terbakar pada kelopak mata.4) Penglihatan terganggu 5) Rasa tidak
nyaman saat berkedip 6) Sekret purulen di mata7) Iritasi pada
mata8) Sensitivitas terhadap cahayab. Tanda 1,81) Eritema.2)
Edema.3) Nyeri bila ditekan di dekat pangkal bulu mata.4) Seperti
gambaran absces kecil.9. DiagnosisDiagnosis hordeolum ditegakkan
berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan oftalmologis.1310.
Diagnosis bandingDiagnosis banding hordeolum adalah : 11)
Kalazion.2) Dakriosistitis.3) Selulitis preseptal.
11. Penatalaksanaana. Preventif: Jaga kebersihan mata dan
membiasakan mencuci tangan sebelum menyentuh mata Jangan menyetuh
mata yang sehat setelah menyentuh mata yang sakit Tidak memakai
kosmetik pada mata yang sakit Hindari penggunaan kontak lensa
selama mata belum sembuh Menggunakan sapu tangan atau tissue bersih
untuk memegang mata yang sakit Menggunakan kacamata pelindung jika
bepergian atau saat mengendarai motor
b.Promotif: Memberikan edukasi bahwa penyakit ini kebanyakan
disebabkan oleh infeksi dan penyakit gampang menular dan bagaimana
cara pencegahannya
c. Kuratif: Biasanya hordeolum dapat sembuh sendiri dalam waktu
5-7 hari. 9 FarmakologiAntibiotik diindikasikan bila dengan kompres
hangat selama 24 jam tidak ada perbaikan dan bila proses peradangan
menyebar ke sekitar daerah hordeolum.41) Antibiotik
topikalBacitracin atau tobramicin salep mata diberikan setiap 4 jam
selama 7-10 hari. 4 Dapat juga diberikan eritromisin salep mata
untuk kasus hordeolum eksterna dan hordeolum interna yang
ringan.10
2) Antibiotik sistemikDiberikan bila terdapat tanda-tanda
bakterimia atau terdapat tanda pembesaran kelenjar limfe di
preauricular.4 Pada kasus hordeolum internum dengan kasus yang
sedang sampai berat. Dapat diberikan cephalexin atau dicloxacilin
500 mg per oral 4 kali sehari selama 7 hari. Bila alergi penisilin
atau cephalosporin dapat diberikan clindamycin 300 mg oral 4 kali
sehari selama 7 hari atau klaritromycin 500 mg 2 kali sehari selama
7 hari. 10 PembedahanBila dengan pengobatan tidak berespon dengan
baik, maka prosedur pembedahan mungkin diperlukan untuk membuat
drainase pada hordeolum.9Pada insisi hordeolum terlebih dahulu
diberikan anestesi topikal dengan pantokain tetes mata. Dilakukan
anestesi filtrasi dengan prokain atau lidokain di daerah hordeolum
dan dilakukan insisi : 71) Hordeolum internum dibuat insisi pada
daerah fluktuasi pus, tegak lurus pada margo palpebra.2) Hordeolum
eksternum dibuat insisi sejajar dengan margo palpebra.Setelah
dilakukan insisi, dilakukan ekskohleasi atau kuretase seluruh isi
jaringan meradang di dalam kantongnya dan kemudian diberikan salep
antibiotik.
Gambar 4. Insisi hordeolum10 Non MedikamentosaKompres hangat 3 -
4 kali sehari selama 10 - 15 menit tiap kalinya untuk membantu
drainase. Lakukan dengan mata tertutup. Jangan mencoba memecahkan
hordeolum, biarkan pecah sendiri. Bersihkan kelopak mata dengan air
bersihd. Rehabilitatif :Pasien kontrol kembali 1 minggu lagi untuk
melihat efek pengobatan dan untuk dilakukan insisi dan kuretase
12. KomplikasiKomplikasi hordeolum adalah mata kering,
simblefaron, abses, atau selulitis palpebra yang merupakan radang
jaringan ikat jarang palpebra di depan septum orbita dan abses
palpebra.1413. PencegahanPencegahan hordeolum dapat dilakukan
dengan cara berikut : 14a. Menjaga kebersihan wajah dan membiasakan
mencuci tangan sebelum menyentuh wajah agar hordeolum tidak mudah
berulang.b. Mengusap kelopak mata dengan lembut menggunakan washlap
hangat untuk membersihkan ekskresi kelenjar lemak.c. Menjaga
kebersihan peralatan make-up mata agar tidak terkontaminasi oleh
kuman. d. Menggunakan kacamata pelindung jika bepergian di daerah
berdebu.14. PrognosisPrognosis umumnya baik, karena proses
peradangan pada hordeolum bisa mengalami penyembuhan dengan
sendirinya, asalkan kebersihan daerah mata tetap dijaga dan
dilakukan kompres hangat pada mata yang sakit serta terapi yang
sesuai.14
BAB 3PEMBAHASAN
Dari hasil anamnesis didapatkan bahwa pasien memiliki keluhan
utama yaitu terdapat benjolan di kelopak mata kiri bawah. Keluhan
ini dirasakan enam bulan sebelum pasien datang ke rumah sakit.
Awalnya berupa benjolan kecil seperti jerawat yang terasa nyeri
bila ditekan dan gatal kemudian semakin lama semakin membesar
sehingga kelopak mata kiri bawah merah dan bengkak. Benjolan terasa
lunak. Sekarang benjolan tidak terasa nyeri namun pasien merasa
mengganjal di bagian kelopak mata kiri bawah. Visus pasien normal
dan tidak terganggu, Hal ini sesuai dengan manifestasi klinis pada
hordeolum.Dari hasil pemeriksaan fisik khusus dengan membalikan
kelopak mata inferior kiri terlihat benjolan dan terdapat daerah
yang berwarna kemerahan. Hal ini sesuai dengan keadaan klinis
hordeolum internum terjadi apabila yang terkena kelenjar Meibom
yang terletak di dalam tarsus dengan penonjolan terutama ke daerah
kulit konjungtiva tarsal. Hal ini membedakan hordeolum interna
dengan externa. Pada hordeolum eksternum terjadi apabila yang
terkena kelenjar yang berada di anterior palpebra yaitu pada
kelenjar Moll atau Zeiss dengan kemerahan dan bengkak yang mengarah
ke kulit. Edema pada kelopak mata kiri inferior disebabkan adanya
peningkatan permeabilitas pembuluh darah. Gejala ini disebabkan
infeksi atau peradangan pada kelenjar Meibom di kelopak mata bagian
bawah. Penyebab dari hordeolum adalah infeksi bakteri, biasanya
bakteri Staphylococcus (Staphylococcus aureus). Pasien saat datang
ke rumah sakit sudah tidak mengalami rasa nyeri lagi dan tanda
peradangan hanya tersisa sedikit. Hal ini menunjukkan bahwa pasien
sedang dalam tahap supurasi. Berdasarkan gejala dan tanda yang
didapat pada pasien ini disimpulkan bahwa pasien ini mengalami
hordeolum internum fase supurasi pada mata kirinya. Ada beberapa
penyakit yang menyerupai penyakit hordeolum, seperti kalazion.
Kalazion dan hordeolum secara klinis dibedakan oleh ada atau
tidaknya rasa nyeri pada pasien.Pengobatan yang diberikan pada
pasien ini adalah Cendo xytrol tetes, asam mefenamat, dan
amoxicilin oral. C xytrol merupakan salah satu contoh antibiotika
steroid yang memberikan efek sangat baik pada peradangan utamanya
pada hordeolum. Obat ini mengurangi permeabilitas pembuluh darah,
mengurangi gejala radang, dan mengurangi pembentukan jaringan parut
atau scar. Asam mefenamat merupakan salah satu jenis dari obat anti
inflamasi non steroid yang dapat mengurangi keluhan merah atau
tanda peradangan lainnya pada hordeolum. Amoxicilin per oral
diberikan sebagai antibiotik untuk menghambat penyebaran infeksi
bakteri, dan mencegah timbulnya infeksi pasca insisi. Prognosis
pada penderita baik, karena sebagian besar hordeolum akan sembuh
sendiri, tidak berbahaya bagi mata dan tidak mengganggu
penglihatan.
BAB 4DAFTAR PUSTAKA
1. Kamus Saku Kedokteran Dorland Edisi 25. 1996. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC2. American Academy of Ophthalmology.
2008. Classification and Management of Eyelid Disorders. In Orbit,
Eyelids, and Lacrimal System. Singapore: Lifelong Education
Ophthalmologist. pp 165-167.3. Vaughan DG, Asbury T, Eva PR. 2000.
Palpebra dan Aparatus Lakrimalis. Dalam Oftamologi umum. Edisi 14.
Jakarta : Widya Medika. Hal 81-824. Ilyas,Sidharta. 2005. Kelopak
Mata. Dalam Penuntun Ilmu Penyakit Mata. 3rd edisi. Jakarta : Balai
Penerbit FKUI, hlm : 58-605. Ehranheus, Michael P. Hordeolum.
Diakses dari: http://www.emedicine.com pada tanggal 30 Maret
2013.6.
http://www.prod.hopkins-abxguide.org/diagnosis/heent/hordeolum_stye_
chalazion.html7. http://dermatlas.med.jhml.edu/derm8.
http://dokterie.wordpress.com/2010/03/09/hordeolum/ 9.
http://indonesiaindonesia.com/f/13173-hordeolum/10.
http://www.aafp.org.afp/980600ap/articles.html11.
http://www.emedicine.com/oph/LID.html12.
http://www.emedicine.com/emerg/OPHTHALMOLOGY.htm13.
http://www.3-rx.com/stye/default.php14.
http://www.emedicinehealth.com/script.main/art.asp?articlekey=58821&page=1
21