Oleh: ulandari Permatasari/ 09.6171/ 4 SE 4 Pembimbing: Drs. Josep Rasmuli Tarigan M.M. Kajian Daya Saing dan Faktor-faktor yang Memengaruhi Ekspor Industri Furnitur Kayu Indonesia di Pasar Uni Eropa Tahun 2003-2011
Nov 22, 2014
Oleh: Wulandari Permatasari/ 09.6171/ 4 SE 4
Pembimbing: Drs. Josep Rasmuli Tarigan M.M.
Kajian Daya Saing dan Faktor-faktor yang Memengaruhi Ekspor Industri Furnitur Kayu Indonesia di Pasar Uni Eropa Tahun 2003-2011
Outline
Pendahuluan
Kajian Teori dan Kerangka Pikir
Metodologi
Hasil dan Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
Pendahuluan
Sumber Daya Alam Melimpah
Tenaga Kerja dalam Jumlah Besar
Produk Furnitur Indonesia Sebagian Besar Berorientasi
Ekspor
1. Industri Padat Karya
2. Industri Kecil dan Menengah
3. Industri Barang Modal
4. Industri Berbasis Sumber
Daya Alam
5. Industri Pertumbuhan
Tinggi
6. Industri Prioritas Khusus
• Industri Furnitur• Industri Tekstil• Industri Alas Kaki
Fokus Pengembangan Industri Prioritas Periode 2010-2014
Industri fesyen, kerajinan, batu mulia, keramik, minyak atsiri
Industri penghasil modal, perkapalan
Industri makanan dan minuman, kelapa sawit, karet, kakao, baja & alumunium hulu, rumput laut
Industri otomotif, elektronika, telematika
Industri gula, pupuk, petrokimia
Sumber: Kemenperin
Gambar 1. Fokus Penge,bangan Industri Prioritas Periode 2010-2014
Persentase Produksi Furnitur Indonesia
64%20%
13% 2% 1% Furnitur kayu
Furnitur rotan dan/ atau bambu
Furnitur logam
Furnitur plastik
Furnitur lainnya
Sumber: BPS (diolah)Gambar 2. Diagram Persentase Produksi Furnitur Indonesia
Tahun 2010
Pada tahun 2011, lima dari delapan negara utama tujuan ekspor furnitur kayu Indonesia adalah negara-negara Uni Eropa.
Indonesia termasuk tiga besar yang menikmati fasilitas pengurangan bea masuk melalui skema GSP (Generalized System of Preference) Uni Eropa.
Adanya peningkatan pertumbuhan ekonomi negara-negara di kawasan Uni Eropa pada periode 2003-2011.
Peluang Ekspor Produk Furnitur Kayu Indonesia di Pasar Uni Eropa
Gambar 3. Grafik Nilai Ekspor Furnitur Kayu Indonesia dan Negara Pesaing Utama Tahun 2003-2011
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
1.6
1.8
2
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Mili
ar D
olar
US
$
Tahun
Brazil
China
Indonesia
Malaysia
Viet Nam
Negara Pesaing Utama dan Tahun Penelitian
Sumber: UN COMTRADE (diolah)
• Uni Eropa sebagai pasar potensial ekspor furnitur kayu
• Cina, Malaysia, dan Vietnam sebagai pesaing utama
• Indonesia mulai tersaingi oleh Cina pasca tahun 2003
• Posisi daya saing ekspor furnitur berdasarkan kode HS 940330, 940340, 940350, dan 940360.
• Nilai produksi berdasarkan kode KBLI 31001.
• Negara tujuan sebanyak 23 negara di kawasan Uni Eropa
• Periode penelitian tahun 2003-2011
Identifikasi Batasan
Identifikasi dan Batasan Masalah
Mengetahui perkembangan ekspor industri furnitur kayu Indonesia di pasar Uni Eropa
tahun 2003-2011.
Mengetahui posisi daya saing ekspor industri furnitur kayu Indonesia di pasar Uni Eropa
pada tahun 2003-2011.
Menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi ekspor industri furnitur kayu Indonesia di pasar
Uni Eropa tahun 2003-2011.
Tujuan Penelitian
Kajian Teori dan Kerangka Pikir
Definisi Ekspor
Faktor-faktor yang memengaruhi ekspor
Teori Ekspor
Harga barang
Nilai tukar mata uang
Pendapatan konsumen
Produksi
Biaya membawa barang
Kebijakan pemerintah
Selera konsumen
Definisi Peubah Operasional
Nilai ekspor riil
PDB riil per kapita
Kurs riil
Nilai riil produksi
Harga rill
nilai ekspor hasil industri furnitur kayu Indonesia yang dideflasi dengan IHPB ekspor (2005=100)
nilai PDB riil per kapita masing-masing negara di kawasan Uni Eropa
nilai produksi yang dideflasi dengan IHPB menurut subsektor (2005=100)
rasio nilai ekspor dan volume ekspor yang dideflasi dengan IHPB ekspor (2005=100)
nilai kurs riil mata uang 23 negara di kawasan Uni Eropa terhadap dolar Amerika Serikat
Ln(EXP)it : nilai logaritma natural nilai ekspor riil (US$)
Ln(GDP)it : nilai logarima natural Produk Domestik Bruto (PDB) riil per kapita (US$)
Ln(REER)it : nilai logaritma natural kurs riil (mata uang domestik/US$)
Ln(PROD)it : nilai logaritma natural nilai produksi riil (Rp)
Ln(PRICE)it : nilai logaritma natural harga ekspor riil (US$/Kg)
Diduga (+)
Hipotesis dan Model Penelitian
di mana :
Ekspor Industri Furnitur
Kayu Indonesia di
Pasar Uni Eropa
Tahun 2003-2011
Diduga (-)
Diduga (+)
Diduga (-)
Kerangka Pikir
Daya Saing dan Faktor-faktor yang Memengaruhi Ekspor Industri Furnitur Kayu Indonesia di Pasar Uni Eropa
Analisis Deskriptif
Gambaran Umum dan Posisi Daya Saing
dengan RCA Dinamis
Nilai Ekspor Furnitur Kayu
Analisis Inferensia
< PDB per kapita,
< kurs,
< nilai produksi,
< harga
Kesimpulan
Metodologi
Sumber Data• BPS Nilai dan volume
ekspor, nilai produksi, IHPB • UNCOMTRADE Nilai dan
total ekspor furnitur kayu Cina, Malaysia, dan Vietnam ke Uni Eropa
• UNSD jumlah penduduk negara-negara Uni Eropa
• UNCTAD kurs dan PDB riil Uni Eropa
• IFS Wholesale Price Index USA dan Uni Eropa
& Metode Analisis• Analisis deskriptif
• Analisis RCA dinamis
• Analisis regresi data panel
Sumber Data dan Metode Analisis
RCA Dinamis
di mana :
DRCAi = indikator RCA dinamis negara produk i
Xi,j = nilai ekspor produk i negara j ke pasar Uni Eropa (US$)
Xt,j = nilai total ekspor negara j ke pasar Uni Eropa (US$)
Wi = nilai ekspor produk i dunia ke pasar Uni Eropa (US$)
Wt = nilai total ekspor dunia ke pasar Uni Eropa (US$)
Pangsa i pada ekspor
negara j
Pangsa i pada ekspor pasar
Uni EropaPosisi
RCA Naik
↑ > ↑ Rising stars
↑ > ↓ Falling stars
↓ > ↓ Lagging Retreat
RCA Turun
↓ < ↑ Lost opportunity
↓ < ↓ Leading retreat
↑ < ↑Lagging opportunity
Matriks Posisi Daya Saing Ekspor
Tabel 1. Matriks Posisi Daya Saing Ekspor
Sumber: Edwards dan Schoer (2001) dalam Widyasanti (2010)
Hasil dan Pembahasan
Gambar 5. Perkembangan Total Nilai Ekspor Industri Furnitur Kayu Indonesia ke 23 Negara di Kawasan Uni Eropa Tahun 2003-2011 Dalam Ratus Juta US$
Sumber: BPS (diolah)
Perkembangan Total Nilai Ekspor Furnitur Kayu Indonesia ke 23 Negara Tujuan di Uni Eropa
Perkembangan Rata-rata PDB Riil Per Kapita 23 Negara di Uni Eropa
Gambar 6. Perkembangan Rata-rata PDB Riil Per Kapita 23 Negara di Kawasan Uni Eropa Tahun 2003-2011 Dalam Ribu US$
Sumber: UNCTAD (diolah)
Perkembangan Nilai Produksi Furnitur Kayu Indonesia
Gambar 7. Perkembangan Nilai Produksi Industri Furnitur Kayu Indonesia Tahun 2003-2011
Sumber: BPS (diolah)
0123456789
10111213141516
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Triliu
n R
up
iah
Tahun
Nilai Produksi
Posisi Daya Saing Indonesia
Gambar 8. Posisi Daya Saing Industri Furnitur Kayu Indonesia di Pasar Uni Eropa Tahun 2003-2011
Sumber: UNCOMTRADE (diolah)
Posisi Daya Saing Cina
Gambar 9. Posisi Daya Saing Industri Furnitur Kayu Cina di Pasar Uni Eropa Tahun 2003-2011
Sumber: UNCOMTRADE (diolah)
Posisi Daya Saing Malaysia
Gambar 10. Posisi Daya Saing Industri Furnitur Kayu Malaysia di Pasar Uni Eropa Tahun 2003-2011
Sumber: UNCOMTRADE (diolah)
Posisi Daya Saing Vietnam
Gambar 11. Posisi Daya Saing Industri Furnitur Kayu Vietnam di Pasar Uni Eropa Tahun 2003-2011
Sumber: UNCOMTRADE (diolah)
Dari hasil pemilihan model terbaik diperoleh model fixed effect cross-section weights dengan Seemingly Unrelated Regression (SUR), karakteristik dari model yang terbentuk dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 2. Ringkasan statistik hasil estimasi model fixed effect dengan cross section weight SUR pada model nilai ekspor.
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob Adj R2
C -25,01746 10,3130 -2,4258 0,0163 0,9655
LN(GDP) 6,4091 0,8246 7,7727 0,0000
LN(REER) 0,4680 0,4642 1,008 0,3147
LN(PROD) -0,8099 0,2316 -3,4965 0,0006
LN(PRICE) 0,3831 0,1016 3,7694 0,0002
Sumber: Keluaran/ output dari Eviews 6
Hasil Regresi Data Panel
Model yang terbentuk dalam penelitian ini adalah :
Hasil Regresi Data Panel (Lanjutan)
Uji Asumsi Klasik•Dengan
tingkat keyakinan 95 persen, asumsi normalitas terpenuhi karena nilai probability Jarque Bera yang melebihi 0,05.
Normalitas
•Berdasarkan nilai VIF, tidak terdapat nilai VIF yang lebih dari 10, sehingga dapat asumsi non multikolinearitas terpenuhi.
Non multikolinearitas
Kesimpulan dan Saran
2. Semua produk furnitur kayu Indonesia yang diekspor berada pada posisi leading retreat berdasarkan penghitungan RCA dinamis. Posisi tersebut mengindikasikan bahwa pertumbuhan pangsa ekspor produk furnitur kayu negara Indonesia mengalami penurunan yang lebih besar dibanding pertumbuhan pangsa pasar furnitur kayu dunia juga sedang mengalami penurunan selama periode 2003 hingga 2011.
Kesimpulan (1)
1. Nilai ekspor furnitur kayu Indonesia ke 23 negara di kawasan Uni Eropa secara garis besar memiliki trend yang tidak terlalu berfluktuatif pada periode 2003-2011. Pasca krisis ekonomi Eropa, nilai ekspor furnitur kayu Indonesia ke pasar Uni Eropa mengalami penurunan yang drastis pada tahun 2011.
5. Seluruh variabel yang digunakan pada penelitian ini yaitu PDB riil per kapita, kurs riil, nilai produksi tahun lalu, dan harga riil secara simultan memengaruhi nilai ekspor riil furnitur kayu Indonesia ke 23 negara di kawasan Uni Eropa. Secara parsial, variabel PDB riil per kapita, nilai produksi riil, dan harga riil berpengaruh terhadap nilai ekspor industri furnitur kayu Indonesia ke pasar Uni Eropa.
3. Berdasarkan penghitungan RCA dinamis, produk furnitur kayu Indonesia yang cukup baik perkembangannya adalah produk furnitur kayu yang digunakan di kantor (kode HS 940330).
4. Jika dibandingkan dengan negara pesaingnya seperti Cina, Malaysia, dan Vietnam, furnitur kayu Indonesia memiliki daya saing ekspor/ keunggulan komparatif yang rendah.
Kesimpulan (2)
2. Perlu adanya peningkatan keunggulan kompetitif produk furnitur kayu Indonesia karena Indonesia memiliki daya saing yang rendah jika dibandingkan dengan Cina, Malaysia, dan Vietnam. Furnitur Indonesia masih bisa bersaing di pasar Uni Eropa dengan mengandalkan keunggulan berupa keunikan desain yang terus diperbarui.
Saran (1)
1. Perusahaan furnitur kayu Indonesia sebaiknya menghubungi asosiasi atau galeri-galeri furnitur kayu di masing-masing negara tujuan eskpor pada kawasan Uni Eropa, sehingga dapat bertukar informasi daya beli masyarakat atau mempelajari lebih dalam mengenai standar, kualitas, model, dan consumen behaviour di kawasan Uni Eropa.
4. Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya tidak hanya mengkaji keunggulan komparatif, tapi juga keunggulan kompetitif ekspor furnitur kayu Indonesia dibandingkan negara-negara pesaingnya. Selain itu, perlu dilakukan penambahan variabel-variabel yang dapat memengaruhi ekspor furnitur kayu Indonesia di pasar Uni Eropa pada khususnya.
Saran (2)
3. Dari keempat jenis furnitur kayu, produk furnitur kayu Indonesia yang cukup tinggi daya saingnya adalah produk furnitur kayu yang digunakan di kantor. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan kualitas dan kreasi produk furnitur kayu yang digunakan di kantor pada khususnya.