PEMBERIAN STATUS PERSONA NON GRATA TERHADAP CALON DUTA BESAR (STUDI KASUS HERMAN BERNHARD LEOPOLD MANTIRI CALON DUTA BESAR INDONESIA UNTUK AUSTRALIA) Rama Pramu Wicaksono E0011254
PEMBERIAN STATUS PERSONA NON GRATATERHADAP CALON DUTA BESAR
(STUDI KASUS HERMAN BERNHARD LEOPOLD MANTIRI CALON DUTA BESAR INDONESIA UNTUK AUSTRALIA)
Rama Pramu WicaksonoE0011254
LATAR BELAKANG
Millenium Development Goals Develop a global Partnership for development
Sejarah hukum diplomatik Masa kerajaan kuno Kongres Wina 1815 → kongres Aix La Chapelle 1818
Konvensi Wina tentang HubunganDiplomatik dan Protokol Tambahan Tahun 1961 Pasal 9 tentang Persona non Gratapengaturan pemberiannya adalah secara jelas
Berbeda dengan yang terjadi kepada H.B.L. Mantiri
RUMUSAN MASALAH
1.Apa dasar pertimbangan suatu negara dalam memberikan status Persona non Grata terhadap calon duta besar ?
2.Apakah tindakan pemerintah Australia dalam memberikan status Persona non Grata terhadap calon duta besar Indonesia sesuai dengan Hukum Diplomatik ?
TUJUAN PENELITIAN MANFAAT PENELITIAN
Objektifmengkaji Rumusan Masalah
Subjektif Menambah wawasan Memenuhi prasyarat akademis Menerapkan ilmu hukum
Teoritis Perkembangan ilmu hukum Memperkaya refrensi
Praktis Memberi jawaban permasalahan yang diteliti
Mengembangkan dan membentu pola pikir
Memberikan tambahan pengetahuan
METODOLOGI PENELITIAN Jenis Penelitian = Penelitian Hukum
Sifat penelitian = Preskriptif
Pendekatan Penelitian = -Konseptual
-Undang-undang
Jenis dan Sumber Bahan Hukum = -Primer
-Sekunder
-Tersier
Teknik Pengumpulan Bahan Hukum = Studi Dokumen
Teknik Analisis Bahan Hukum = Deduksi
TINJAUAN PUSTAKAA. Kerangka Teori
1. Tinjauan tentang Hukum Diplomatika. Tinjauan tentang Pengertian Hukum Diplomatikb. Tinjauan tentang Asas Hukum Diplomatikc. Tinjauan tentang Sumber Hukum Diplomatikd. Tinjauan tentang Konvensi Wina Tahun 1961 tentang Hubugan Diplomatik dan Protokol Tambahan
2. Tinjauan tentang Perwakilan Diplomatik
3. Tinjauan tentang Hubungan Diplomatika. Tinjauan tentang Pembukaan Hubungan Diplomatikb. Tinjauan tentang Berakhirnya Hubungan Diplomatikc. Tinjauan tentang Penerimaan Perwakilan Diplomatikd. Tinjauan tentang Persona Gratae. Tinjauan tentang Persona non Grata
TINJAUAN PUSTAKAB. Kerangka
Pemikiran
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANHasil Penelitian
1.Peristiwa sebelum Pencalonan H.B.L. Mantiri sebagai Duta Besar
Latar belakang sejarah wilayah Timor Timur Wilayah administratif portugis Revolusi anyelir (25 april 1975) Aneksasi indonesia (7 desember 1957)
Peristiwa Santa Cruz Sebastiao Gomez (27 Oktober 1991)
24 april 1985
26 april 1985
1986-1988
Januari 1992
Mei 1992
Oktober 1994
31 mei 1995
Juni 1995
6 juli 1995
2. Kronologi penolakan H.B.L. Mantiri oleh Australia
PEMBAHASAN
1. Pertimbangan suatu negara dalam memberikan status Persona non Grata terhadap calon duta besar
Menurut Nahrider Mehta terdapat tiga penyebab diberikan penolakan terhadap calon duta besar
Dalam konvensi Wina Tahun 1961 juga didapati tiga sebab diberikannya status Persona non Grata terhadap seseorang
Cara diberikannya penolakan ada dua Penolakan terhadap H.B.L. Mantiri tergolong penolakan yang eksepsional
PEMBAHASAN2. Legalitas tindakan pemerintah Australia dalam memberikan status
Persona non Grata terhadap H.B.L. Mantiri berdasarkan Hukum Diplomatik
Hukum diplomatik memiliki 7 asas Persamaan, persaudaraan dan perdamaian Penghormatan atas perbedaan antar negara Penghormatan atas wakil negara dengan titik berat pada penghormatan kedaulatan negara Penghormatan atas adat dan kebiasaan internasional Kehendak bersama Tidak diganggu gugatnya perwakilan masing-masing negara Kepercayaan
Ditemukan terjadi pelanggaran atas prinsip Non-Interference Hukum Internasional Hubungan politik Kondisi sistem sosial Perkembangan politik saat terjadi penolakan
PENUTUP
Simpulan1. Ditemukan alasan alasan yang secara umum dipergunakan dalam sebuah
penolakan. Setelah dikaji, bila sebuah penolakan tidak berdasarkan alasan umum tersebut maka digolongkan sebagai pennolakan yang eksepsional
2. Tindakan Australia menolak H.B.L. Mantiri tidak melanggar Hukum Diplomatik. Namun ditemukan bahwa penolakan tersebut melanggar prinsip Non-Interference
Saran Diperlukan pembahasan untuk menambah maupun memperbaharui
Hukum Diplomatik yang telah ada. Dalam melakukan tindakan diplomatik tidak hanya sekedar melihat kesesuaiannya dengan Hukum Diplomatik, tetapi juga dengan Hukum Internasional
TERIMAKASIH
A diplomatic peace is not yet the real peace. It is an essential step in the peace process leading towards a real peace.
-Yitzhak Rabin