PEMBIMBING: DR.RACHMAD AJI S, SP. PD DISUSUN OLEH : CELESTIA WOHINGATI G4A014095 EKA RIZKI FEBRIYANTI G4A014096 BRAHMA PUTRA JULIANSYAHG4A015013 YANESTRIA PURNAMASARI G4A015014 SMF ILMU PENYAKIT DALAM RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PURWOKERTO PRESENTASI KASUS
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
P E M B I M B I N G :
D R . R A C H M A D A J I S , S P. P D
D I S U S U N O L E H :
C E L E S T I A W O H I N G AT I G 4 A 0 1 4 0 9 5
E K A R I Z K I F E B R I YA N T I G 4 A 0 1 4 0 9 6
B R A H M A P U T R A J U L I A N S YA H G 4 A 0 1 5 0 1 3
YA N E S T R I A P U R N A M A S A R I G 4 A 0 1 5 0 1 4
S M F I L M U P E N YA K I T D A L A M
R S U D P R O F. D R . M A R G O N O S O E K A R J O
FA K U LTA S K E D O K T E R A N
U N I V E R S I TA S J E N D E R A L S O E D I R M A N
P U R W O K E R T O
PRESENTASI KASUS
PENDAHULUAN
Hepatitis B merupakan penyakit yang banyak ditemukan dan dianggap sebagai persoalan kesehatan
Sepuluh persen dari infeksi virus hepatitis B akan menjadi kronik dan 20 % penderita hepatitis kronik ini dalam waktu 25 tahun sejak tertular akan mengalami sirosis hepatis dan karsinoma hepatoselluler (hepatoma).
Hepatitis B biasanya ditularkan dari orang ke orang melalui darah/darah produk yang mempunyai konsentrasi virus hepatitis B yang tinggi, melalui semen, melalui saliva, melalui alat-alat yang tercemar virus hepatitis B seperti sisir, pisau cukur, alat makan, sikat gigi, alat kedokteran dan lain-lain.
IDENTITAS PENDERITA
Nama : Ny.KUmur : 35 tahunJenis kelamin : PerempuanStatus perkawinan : MenikahSuku bangsa : JawaAgama : IslamPekerjaan : Ibu rumah tanggaAlamat : Raga Tunjung RT 2/3 PaguyanganTanggal masuk : 14 September 2015Tanggal Periksa : 16 September 2015
SUBJEKTIF
Keluhan UtamaMata kuning kurang lebih 2 minggu
Riwayat Penyakit SekarangPasien datang ke IGD RS Margono Soekarjo dengan keluhan mata kuning sejak 2 minggu yang lalu, mual, perut terasa sebah, pasien sedang hamil 5 bulan anak kedua, buang air kecil seperti teh, keluhan dirasakan menetap dan mengganggu aktifitas
5. Riwayat Sosial Ekonomia. CommunityPasien tinggal di Paguyangan, dengan daerah padat penduduk. Rumah satu dengan yang lain berdekatan. Hubungan antara pasien dengan anggota keluarga yang lain, tetangga dan keluarga dekat cukup baik. Pasien sudah menikah.b. HomePasien tinggal di rumah dengan ukuran 20 x 10 m2 dan dihuni 4 orang, yaitu pasien, suami dan anak pasien. Lantai rumah beralaskan keramik, dan ada beberapa buah jendela serta ventilasi yang kadang-kadang dibuka.c. Personal habitPasien setiap harinya makan secara teratur 3 kali sehari. Pasien tidak memiliki kesukaan khusus terhadap jenis makanan baik asin, manis ataupun asam. Pasien tidak merokok dan tidak mengkonsumsi alkohol.
OBJEKTIF
Pemeriksaan FisikKeadaan Umum : sedangKesadaran : compos mentisVital signTekanan Darah : 130/80 mmHg Nadi : 80 x/menitRR : 20x/menitSuhu : 36,0oCBerat Badan : 51 kgTinggi Badan : 156 cm
STATUS GENERALIS
Bentuk kepala : Mesocephal, simetris, tanda radang (-)
Rambut : Warna rambut hitam, tidak mudah dicabut, distribusi merata
Mata : Simetris, edema palpebra (-/-), konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (+/+), refleks pupil (+/+) normal isokor 3 mm
(-), ketinggalan gerak (-), jejas (-) Palpasi : Vokal fremitus paru kanan sama dengan paru kiri Perkusi : Sonor di kedua lapang paru Auskultasi : Suara Dasar Vesikuler (+/+), RBH (-/-), RBK (-/-), Wh
(-/-)Cor Inspeksi : Ictus cordis tampak SIC V 2 jari medial LMCS Palpasi : Ictus cordis teraba pada SIC V 2 jari medial LMCS, kuat
angkat (-) Perkusi : Batas jantung
Kanan atas SIC II LPSDKiri atas SIC II LPSSKanan bawah SIC IV LPSDKiri bawah SIC V 2 jari lateral LMCS
Pemeriksaan AbdomenInspeksi : cembung gravidAuskultasi : Bising usus (+) NormalPerkusi : Tympani, tes pekak alih (-), pekak sisi
(-)Palpasi : Supel, nyeri tekan (-)Hepar : Tidak teraba besarLien : Tidak teraba besarPemeriksaan Ekstremitas Superior : Oedem (-/-), jari tabuh (-/-), sianosis
Diagnosis Klinis :G3P2AO Hepatitis B AkutHipoalbumin
Diagnosis Banding :Cholelithiasis
PLANNING
Farmakologi :Inf D5% aminofusin
hepar 20 tpmInj ceftriaxone 2x1
ampCurcuma 3x1Albumin uxdalrexInj metoclopramid 1
amp /8 jamInj SNML 1 amp/24
jamRanitidine 2x1Cefixime 2x1
Non Farmakologi :Tirah baringMengurangi makanan
berlemakMonitoring :Keadaan umum dan
kesadaranTanda vitalPemeliharaan jalan nafasEvaluasi klinis
PROGNOSIS
Ad vitam : dubia ad bonamAd fungsionam : dubia ad bonamAd sanationam : dubia ad bonam
DEFINISI DAN ETIOLOGI
Hepatitis B adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh virus Hepatitis B, suatu anggota famili hepadnavirus yang dapat menyebabkan peradangan hati akut atau kronis yang dapat berlanjut menjadi sirosis hati atau kanker hati (Mustofa & Kurniawaty, 2013).
Etiologinya adalah virus hepatitis B (Hardjoeno, 2007). Masa inkubasi berkisar antara 15-180 hari dengan rata-rata 60-90 hari (Sudoyo et al, 2009).
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS
1. Asimtomatik
Gambaran klinik pada penderita asimtomatik tidak menunjukkan gejala klinik yang khas. Penderita tampak sehat hanya saja dalam darahnya didapati HBsAg positif. Bila dalam tubuhnya terdapat HBeAg maka penderita ini tergolong infeksius sebab HbeAg positif menggambarkan proses replikasi yang masih aktif bekerja.
2. Hepatitis B AkutPerjalanan klinis penyakit hepatitis akut dibagi menjadi 4 tahap yaitu:A. Masa inkubasi
Masa inkubasi adalah masa antara penularan infeksi dengan terjadinya gejala yang lamanya berkisar antara 28-225 hari atau rata-rata 75 hari. Lamanya masa inkubasi ini tergantung besar kecilnya inokulum yang infektif.B. Fase pra-ikterik Fase pra-ikterik adalah waktu antara timbulnya gejala pertama dengan timbulnya ikterus. Pada hepatitis, semakin sore hari muntah semakin berat sedangkan pada kehamilan muda muntah paling sering dirasakan pada pagi hari.
C. Fase ikterikIkterus akan timbul dan terjadinya berkisar antara 1-3 minggu tetapi dapat pula terjadi beberapa hari atau bahkan sampai 6 bulan. Fase ikterik berakhir antara 2-6 minggu. Ketika gejala ikterus tampak maka demam dan malaise akan menghilang. Pada fase ini pada pemeriksaan fisik teraba hepar dan lien membesar dan akan menetap pada beberapa waktu setelah ikterus hilang. Bla ikterus ini berlangsung dengan hebat maka akan terjadi hepatitis fulminan yang dapat menyebabkan kematian.
D. Fase penyembuhanFase penyembuhan adalah fase antara hilangnya ikterus sampai kesembuhan dari hepatitis. Pada pemeriksaan laboratorium terlihat HBsAg, HBeAg, dan DNA virus hepatitis B menghilang. Anti-HBc mulai timbul dengan disertai IgM anti-HBc meningkat sedangkan IgG anti-HBc timbul kemudian dan menetap. Pada fase ini pula sebelum HBsAg menghilang akan timbul anti-HBe yang berarti terjadi pengurangan replikasi virus dan mulai terjadi resolusi. Dalam waktu 6 bulan akan timbul anti-HBs setelah HBsAg menghilang pada 30-50% penderita.
3. Hepatitis B Kronis Gambaran klinis pada hepatitis B kronis dapat bermacam-macam,
mulai dari tanpa gejala sampai gejala yang khas. Gejala tersebut secara klinis seringkali sulit dibedakan apakah seseorang menderita hepatitis kronis persisten (HKP) atau hepatitis kronis aktif (HKA). Keluhan yang sering terjadi pada HKA adalah mudah lelah, nafsu makan menurun dan berat badan turun, kadang-kadang terdapat panas subfebril.
4. Karsinoma hepatoselular primer (KHP)Gejala klinis KHP akan timbul dan perlu dicurigai bila penderita sirosis memburuk. Keluhan umum berupa malaise, rasa penuh daerah perut, anoreksia, berat badan menurun, dan panas subfebril. Pada pemeriksaan terlihat perut yang membengkak karena asites dan hati yang membesar. Gambaran yang mencurigakan ke arah kanker hati adalah bila hati membesar ke atas dan ke bawah disertai benjolan keras tak teratur di daerah kuadran kanan atas. Kadang-kadang teraba tidak nyeri atau bahkan nyeri tekan dengan keadaan umum yang parah.
PENEGAKKAN DIAGNOSIS
Gejala klinisTidak ada nafsu makan, kelelahan, mual, muntah, nyeri daerah perut sebelah kanan atas, dan ikterus. Riwayat penyakit keluarga ada yang sakit hepatitis B dan sebagainya akan membantu tegaknya diagnosis hepatitis B kronis.
Pemeriksaan laboratorium klinikPeningkatan SGOT dan SGPT, gamma GT meningkat, peningkatan bilirubin.Pertanda serologis hepatitis BPertanda serum merupakan kunci dalam menegakkan diagnosis hepatitis B.Pertanda infeksi: HBsAg adalah sebagai tanda ada infeksi hepatitis B dan bila dalam 6 bulan tidak hilang berarti menjadi kronis. IgM anti-HBc adalah salah satu antibodi yang terlihat selama masa akut sedangkan IgG anti-HBc tetap positif seumur hidup.Pertanda replikasi: pertanda untuk mengetahui adanya replikasi virus ialah dengan HBeAg dan DNA VHB.Pertanda untuk mengetahui penyakit akut atau kronis, yaitu IgM anti-HBc yang menunjukkan adanya kerusakan hati pada hepatitis akut.
Pemeriksaan penunjang USGPada pemeriksaan USG akan tampak pembesaran hati serta bertambah densitas gema dari parenkim hati pada hepatitis akut-kronis.
PENATALAKSANAAN
Penanganan untuk hepatitis B akut pada kehamilan adalah sama dengan pada wanita tidak hamil yaitu cukup istirahat, diet tinggi protein dan karbohidrat. Tetapi bila gejalanya berat maka jumlah protein harus dibatasi. Bila terjadi hepatitis fulminan maka diperlukan perawatan di HCU (Soemohardjo, 1999).
Centers for Disease Control (CDC) memberikan pedoman untuk penanganan pasien dengan hepatitis virus yang dirawat di rumah sakit. Salah satu hal yang penting adalah mencegah terpaparnya tenaga kesehatan terhadap infeksi virus hepatitis B. (Angsar, 1999).
Saat ini belum ditemukan pengobatan yang spesifik terhadap infeksi virus hepatitis B sehingga aspek pencegahan menjadi sangat penting. Beberapa macam obat yang pernah digunakan untuk pengobatan infeksi virus hepatitis B adalah interferon (IFN), Lamivudin, dan vaksinasi terapeutik. Namun efektivitas dan keamanan obat-obat tersebut masih dipertanyakan terutama pada wanita hamil (Soemohardjo, 1999).
KESIMPULAN
Diagnosis kasus pasien ini adalah hepatitis B Evaluasi pasien meliputi evaluasi keadaan
umum, tanda vital dan evaluasi klinis. Terapi pada pasien ini cukup istirahat, diet
tinggi protein dan karbohidrat Belum ditemukan pengobatan yang spesifik
terhadap infeksi virus hepatitis B sehingga aspek pencegahan menjadi sangat penting
DAFTAR PUSTAKA
Angsar, I. 1999. Pelatihan pencegahan infeksi virus hepatitis B. Denpasar: SMF Obstetri & Ginekologi FK UNUD.
Hardjoeno H dkk. 2007. Interprestasi hasil tes laboratorium diagnostik. Hasanuddin University Press (LEPHASS): Makassar.
Mustofa S, Kurniawaty E. 2013. Manajemen gangguan saluran serna : Panduan bagi dokter umum. Bandar Lampung: Aura Printing & Publishing. hlm.272-7
Silverman, A. 1995. Pediatric clinical gastroenterology 4th ed. Boston: Mosby-Year Book Inc.
Sulaiman Ali, Yulitasari, 1995. Virus Hepatitis A sampai E di Indonesia, Yayasan Penerbitan IDI, Jakarta
Surya, IGP. 1999. Pencegahan penularan vertikal virus hepatitis B sebagai upaya partisipatif meningkatkan kualitas hidup generasi yang akan datang. Majalah Obstetri Ginekologi Indonesia; 23: 13 – 22.
Soemohardjo, S; Gunawan, S. 1999. Hepatitis virus B. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Sherlock, S; Dooley, J. 1998. Diseases of the liver and biliary system 9th ed. London: Blackwell Scientific Publications Inc.