Top Banner
Presentasi Kasus DIARE AKUT DENGAN DEHIDRASI SEDANG PADA ANAK PEREMPUAN USIA 9 BULAN Oleh: Nur Dwi Fajarini G99141030 / L-19- 2014 Eli Dwy Purbaningrum G99141031 / L-20- 2014 Pembimbing: dr. Yulidar Hafidh, Sp.A (K)
50

PRESENTASI KASUS DIARE

Sep 14, 2015

Download

Documents

Gresmita Rindi

pediatri
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

Presentasi Kasus

DIARE AKUT DENGAN DEHIDRASI SEDANG PADA ANAK PEREMPUAN USIA 9 BULAN

Oleh:Nur Dwi Fajarini

G99141030 / L-19-2014Eli Dwy PurbaningrumG99141031 / L-20-2014Pembimbing:

dr. Yulidar Hafidh, Sp.A (K)KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN/ SMF ILMU KESEHATAN ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN UNS / RSUD DR. MOEWARDI

SURAKARTA

2015HALAMAN PENGESAHAN

Presentasi kasus ini disusun untuk memenuhi persyaratan kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret/RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Presentasi kasus dengan judul :

DIARE AKUT DENGAN DEHIDRASI RINGAN SEDANG PADA

ANAK PEREMPUAN USIA 9 BULANHari/tanggal : Februari 2015Oleh:Nur Dwi Fajarini

G99141030 / L-19-2014Eli Dwy PurbaningrumG99141031 / L-20-2014Mengetahui dan menyetujui,

Pembimbing Presentasi Kasus

dr. Yulidar Hafidh, Sp.A (K)BAB I

LAPORAN KASUSI. Identitas PasienNama

: An. AUmur

: 9 bulanJenis Kelamin

: PerempuanBerat Badan

: 9 kgTinggi Badan

: 74 cmAgama

: IslamAlamat

: Joyotakan, Serengan, SurakartaTanggal masuk

: 25 Januari 2015Tanggal pemeriksaan

: 25 Januari 2015No. RM

: 01252306II. AnamnesisAnamnesis diperoleh dengan cara alloanamnesis dengan ibu penderitaA. Keluhan UtamaBAB cairB. Riwayat Penyakit SekarangPasien datang ke IGD RSUD Dr. Moewardi dengan keluhan BAB cair. Keluhan dirasakan sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien BAB cair kurang lebih 8 kali sehari. BAB warna kuning dengan cairan lebih banyak dari ampasnya tidak disertai lendir darah. Jumlah setiap kali BAB sekitar gelas aqua. Pasien muntah 2 kali, @1/4 gelas aqua, isi makanan dan minuman yang dikonsumsi. Pada saat diperiksa di IGD pasien tampak rewel dan kehausan.Demam (+), batuk pilek (-), perut kembung (-), kejang (-), sesak (-). Pasien BAK warna kuning, BAK terakhir 4 jam SMRS. Ibu pasien mengatakan pasien tidak ada penurunan berat badan serta penurunan nafsu makan dan minum.C. Riwayat Penyakit DahuluRiwayat penyakit serupa

: disangkalRiwayat makan sembarangan

: disangkal

Riwayat ganti susu

: disangkalRiwayat alergi obat dan makanan

: disangkalD. Riwayat Penyakit Keluarga dan LingkunganRiwayat sakit serupa di keluarga

: disangkalRiwayat sakit serupa di lingkungan sekitar : disangkalSumber air minum

: PDAME. Riwayat Kehamilan Riwayat pemeriksaan kehamilan teratur di bidan. Pemeriksaan ANC pada trimester I satu kali/bulan, trimester II dua kali/bulan, trimester III setiap dua minggu sekali. Tidak didapatkan adanya keluhan selama kehamilan. Selama hamil ibu hanya mengkonsumsi vitamin dan tablet besi.F. Riwayat KelahiranPasien lahir di bidan dengan berat badan lahir 2800 gram dan panjang 48 cm, lahir spontan, langsung menangis kuat segera setelah lahir, usia kehamilan 38 minggu.G. Riwayat Post NatalRutin ke posyandu tiap bulan untuk menimbang badan dan mendapat imunisasi.H. Riwayat Imunisasi

Pasien sudah mendapat imunisasi:Jenis0IIIIIIIV

Hepatitis B0 bulan2 bulan3 bulan4 bulan

Polio0 bulan2 bulan3 bulan4 bulan

BCG1 bulan

DPT2 bulan3 bulan4 bulan

Campak9 bulan

Kesan: imunisasi dasar sesuai jadwal KemenkesI. Pertumbuhan dan Perkembangan AnakPertumbuhan BB lahir 2800 gr, PB lahir 47 cm. Umur sekarang 9 bulan, BB 9 kg, PB 74 cm.Kesan : pertumbuhan sesuai usia. Perkembangan Motorik kasar Duduk tanpa pegangan Berdiri dengan pegangan Motorik halus Memindahkan kubus Mengambil 7 kubus Bahasa Papa/mama/tidak spesifik Kombinasi silabel, Mengoceh Personal sosial Tepuk tangan, Menyatakan keinginan Daag daag dengan tangan Kesan : perkembangan sesuai usia. J. Riwayat Nutrisi Usia 0 6 bulanMinum susu formula, sehari minimal 10 botol @60 ml Usia 6 bulan sekarangMinum susu formula sehari minimal 10 botol @120 ml, makan bubur, nasi tim, telur, ayam, ikan , tempe, tahu, daging, wortel, bayam. Makan 3 kali sehari dan diselingi dengan buah, biskuit, atau kue kira-kira 2 kali sehari.

Kesan : kualitas dan kuantitas nutrisi cukup

K. Pohon Keluarga

III. Pemeriksaan FisikA. Keadaan umum: Tampak sakit sedang, compos mentis, kehausan, gizi kesan baik.B. Tanda vital

Nadi

: 120x/ menit, reguler, isi,dan tegangan cukup Laju nafas: 30x/ menit, kedalaman cukup, reguler Suhu

: 38,5C (aksila) TD

: 80/50 mmHg

C. Kepala

: Mesochepal, LK 43 cm, UUB cekung (+), rambut hitam, sukar dicabut D. Mata

: Mata cekung (+/+), air mata (+/+) sedikit menurun, konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor (2mm/2mm), reflek cahaya (+/+) E. Hidung

: napas cuping hidung (-/-), sekret (-/-)F. Telinga

: sekret (-/-)G. Mulut

: mukosa basah (+), sianosis (-)H. Tenggorok

: uvula di tengah, mukosa faring hiperemis (-), tonsil T1-T1I. Leher

: Kelenjar getah bening tidak membesar, JVP tidak meningkatJ. ThoraxBentuk : normochest, retraksi (-), gerakan simetris kanan kiriPulmo :Inspeksi: Pengembangan dada kanan = kiri

Palpasi : Fremitus raba kanan = kiri

Perkusi : Sonor / Sonor di semua lapang paru

Batas paru-hepar

: SIC V kananBatas paru-lambung

: SIC VI kiri

Redup relatif

: SIC V kanan

Redup absolut

: SIC VI kanan (hepar)

Auskultasi: Suara dasar vesikuler (+/+), suara tambahan (-/-)Cor : Inspeksi: iktus kordis tidak tampak

Palpasi: iktus kordis tidak kuat angkat

Perkusi: batas jantung kesan tidak melebar

Kiri atas : SIC II LPSS

Kiri bawah : SIC IV LMCS

Kanan atas: SIC II LPSD

Kanan bawah: SIC IV LPSDAuskultasi : bunyi jantung I-II intensitas nomal, regular, bising (-)K. Abdomen

:

Inspeksi: dinding perut sejajar dengan dinding dadaAuskultasi: bising usus (+) meningkatPerkusi: timpaniPalpasi: supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba, turgor kulit kembali lambatL. Anorektal: hiperemis (-)M. Ekstremitas:Akral Dingin

--

--

Oedem

--

--

Capillary refill time < 2 detik

Arteri dorsalis pedis teraba kuat

IV. Perhitungan Status Gizia) Secara KlinisGizi kesan baik

b) Secara AntropometriBB: 9 kg, TB: 74 cm, Usia: 9 bulan

BB/U = 9/8,2 x 100 % = 109,7% ( 2 SD < Z Score < 0 SD (normoweight)

TB/U = 74/70 x 100 % = 105,7% ( 2 SD < Z Score < 0 SD (normoheight)

BB/TB = 9/9 x 100 % = 100 % ( 1 SD < Z Score 10% berat badan)

a) Apabila didapatkan dua tanda utama ditambah dua atau lebih tanda tambahanb) Keadaan umum lemah, letargi atau komac) Ubun-ubun besar sangat cekung, mata sangat cekung, air mata tidak ada, mukosa mulut dan bibir sangat keringd) Turgor buruke) Akral dinginf) Pasien harus rawat inap. 3Penilaian dehidrasi menurut MTBS

Terdapat 2 atau lebih dari tanda-tanda berikut ini :

Letargis atau tidak sadar

Mata cekung

Tidak bisa minum atau malas minum

Cubitan kulit perut kembalinya sangat lambatDehidrasi berat

Terdapat 2 atau lebih tanda-tanda berikut ini:

Gelisah, rewel

Mata cekung

Haus, minum dengan lahap

Cubitan kulit perut kembalinya lambatDehidrasi ringan/sedang

Tidak cukup tanda-tanda untuk diklasifikasikan dehidrasi berat atau ringan/sedangTanpa dehidrasi

c. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan tinja

1) makroskopis : bau, warna, lendir, darah, konsistensi

2) mikroskopis : eritrosit, lekosit, bakteri, parasit

3) kimia : pH, clinitest, elektrolit (Na, K, HCO3)

4) biakan dan uji sensitivitas3Evaluasi laboratorium pasien tersangka diare infeksi dimulai dari pemeriksaan feses adanya leukosit. Kotoran biasanya tidak mengandung leukosit, jika ada itu dianggap sebagai penanda inflamasi kolon baik infeksi maupun non infeksi. Karena netrofil akan berubah, sampel harus diperiksa sesegera mungkin. Sensitivitas leukosit feses terhadap inflamasi patogen (Salmonella, Shigella, dan Campylobacter) yang dideteksi dengan kultur feses bervariasi dari 45%-95% tergantung dari jenis patogennya. 1

Pasien dengan diare berat, demam, nyeri abdomen, atau kehilangan cairan harus diperiksa kimia darah, natrium, kalium, klorida, ureum, kreatinin, analisa gas darah, dan pemeriksaan darah lengkap. 1Pemeriksaan radiologis seperti sigmoidoskopi, kolonoskopi, dan lainnya biasanya tidak membantu untuk evaluasi diare akut infeksi. 17. Pengobatan

a. Atasi dehidrasi

1) Tanpa dehidrasi

Cairan rumah tangga dan ASI diberikan semaunya, oralit diberikan sesuai usia setiap kali buang air besar atau muntah dengan dosis :

15 kg = 135 cc/kgBB/24jam3) Dehidrasi Berat

Rehidrasi parenteral dengan cairan Ringer Laktat atau Ringer Asetat 100 cc/kgBB. Cara pemberian :

< 1 tahun 30 cc/kgBB dalam 1 jam pertama dilanjutkan 70 cc/kgBB dalam 5 jam berikutnya.

1 tahun : 30 cc/kgBB dalam jam pertama dilanjutkan 70 cc/kgBB dalam 2 jam berikutnya.

Minum diberikan jika pasien sudah mau minum 5 cc/kgBB selama proses rehidrasi.

b. Pemakaian antibiotik

Bila ada indikasi seperti pada Shigella dan Cholera. Antibiotik sesuai dengan hasil pemeriksaan penunjang. Sebagai pilihan adalah kotrimoksazol, amoksisilin dan atau sesuai hasil uji sensitivitas.

c. Diet

Anak tidak boleh dipuasakan, makanan diberikan sedikit-sedikit tapi sering, rendah serat, buah-buahan diberikan terutama pisang.

d. Jangan menggunakan spasmolitika

e. Koreksi elektrolit : koreksi bila terjadi hipernatremia, hiponatremia, hiperkalemia atau hipokalemia.

f. Probiotik

g. Vitamin A

6 bulan- 1 tahun : 100.000 IU

> 1 tahun

: 200.000 IU

Pendidikan orangtua : penyuluhan tentang penanganan diare dan cara-cara pencegahan diare.38. Pemantauan

a. Terapi

Setelah pemberian cairan rehidrasi harus dinilai ulang derajat dehidrasi, barat badan, gejala dan tanda dehidrasi. Jika masih dehidrasi maka dilakukan rehidrasi ulang sesuai dengan dehidrasinya. Jika setelah 3 hari pemberian antibiotik klinis dan laboratorium tidak ada perubahan maka dipikirkan penggantian antibiotik sesuai hasil uji sensitivitas.b. Tumbuh Kembang

c. Timbang berat badan sebelum dan sesudah rehidrasi, 2 minggu setelah sembuh dan seterusnya secara periodik sesuai umur. Jika anak mengalami gizi buruk maka dikelola sesuai dengan SPM gizi buruk. 39. Komplikasi

Sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak, dapat terjadi berbagai macam komplikasi seperti :

a. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik).

b. Syok hipovolemik

c. Hipokelemia (dengan gejala meteorismus, hipotoni otot, lemeh, bradikardi, perubahan pada EKG).

d. Hipoglikemia.

e. Intoleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktase karena kerusakan vili mukosa usus halus.

f. Kejang, terutama pada dehidrasi hipertonik

g. Malnutrisi energi protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga mengalami kelaparan. 510. PROGNOSIS

Dengan penggantian cairan yang adekuat, perawatan yang mendukung, dan terapi antimikrobial jika diindikasikan, prognosis diare infeksius hasilnya sangat baik dengan morbiditas dan mortalitas yang minimal.611. PENCEGAHAN

a. Upayakan ASI tetap diberikan.

b. Kebersihan perorangan, cuci tangan sebelum makan.

c. Kebersihan lingkungan, buang air besar di jamban.

d. Imunisasi campak.

e. Memberikan makanan penyapihan yang benar.

f. Penyediaan air minum yang bersih

g. Selalu memasak makanan. 3DAFTAR PUSTAKA

1. Soebagyo B. (2008). Diare Akut Pada Anak. UNS Press. Surakarta.2. Umar Z., Khalid H.S., dan Josia G. (2004). Diare Akut Disebabkan Bakteri. http://library.usu.ac.id/download/fk/penydalam-umar5.pdf3. Irwanto, 2002. Ilmu Penyalit Anak; Diagnosa dan Penatalaksanaan. Salemba Medika. Jakarta, hal : 73 79.

4. IDAI, 2004. Standar Pelayanan Medis. Badan Penerbit IDAI. Jakarta. Hal :49-52

5. WHO, 2004. Diarrhoea : Water, Sanitation and Hygiene Links to Health.

6. Rusepno H dan Husein A. (1988). Ilmu Kesehatan Anak. FKUI. Infomedika. Jakarta.

7. Cahyadi E. (2006). Gastroenteritis. http://fkuii.org/tiki-read_article.php?articleId=17&comzone=show

14