Top Banner
LUKA BAKAR Pembimbing: dr. Yeppy A.N., Sp.B Disusun oleh : dr. Stefany Cinthya Kurniawan
48

Presentasi Case Bedah Combustio

Feb 16, 2016

Download

Documents

afnanfadiya

mm
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Presentasi Case Bedah Combustio

LUKA BAKAR

Pembimbing:dr. Yeppy A.N., Sp.B

Disusun oleh :dr. Stefany Cinthya Kurniawan

Page 2: Presentasi Case Bedah Combustio

IDENTITAS PASIEN

• Nama : Ny. L• Umur : 38 tahun• No. RM : 516949• Alamat : Kp. Babakan 5/5• Pekerjaan : Ibu rumah tangga • Agama : Islam• Tanggal periksa : 22 Juni 2015

Page 3: Presentasi Case Bedah Combustio

ANAMNESIS

• Os datang dengan keluhan utama kontrol luka bakar yang kedua kali. Luka bakar mengenai daerah wajah, tangan kanan, kedua paha, dan tungkai bawah kanan akibat terkena ledakan petasan di pekarangan rumah ±1 minggu yang lalu.

• Saat ini luka bakar dirasa gatal dan perih, dan tidak ada keluhan panas badan, demam, maupun mual-muntah. BAB dan BAK tidak ada kelainan.

Page 4: Presentasi Case Bedah Combustio

• Rambut, alis, bulu mata, dan mulut mengalami luka bakar. Suara serak, sesak nafas, bulu hidung terbakar, penurunan kesadaran, terjatuh atau pingsan saat kejadian disangkal.

• Usaha Berobat: Segera setelah kejadian, os mengolesi luka dengan madu saat di rumah. ±1 jam kemudian, os berobat ke IGD RSUD Soreang dan dilakukan pemecahan bula, pencucian luka serta diberikan salep Sibro (MEBO), antibiotik dan analgetik, suntikan antitetanus.

Page 5: Presentasi Case Bedah Combustio

• Os disarankan untuk rawat inap tetapi os menolak untuk dirawat.

• Os sudah kontrol yang pertama kali ke poli bedah 3 hari setelah kejadian dan dilakukan pembersihan ulang luka, diberi salep MEBO, serta diberi obat pulang clavamox, nutriflam, dan sanmol.

• RPD : DM disangkal, alergi obat (-)

Page 6: Presentasi Case Bedah Combustio

PEMERIKSAAN FISIK

• Kesadaran : Compos mentis• Kesan sakit : Sakit ringan• TTV :– TD: 110/80 N: 80x/menit R:16x/menit S: 36,5

• Kepala : B/U simetris, CA-, SI-• Leher : JVP tidak meningkat, KGB TTM• Thorak : B/P simetris

Cor : BJM reguler, murmur-Pulmo : VBS ki=ka, Rh-/-, Wh-/-

Page 7: Presentasi Case Bedah Combustio

• Abdomen : Cembung, soepel, BU+, NT di epigastrium (+), Hepar/Lien TTM

• Ekstremitas : Akral hangat, CRT<2”• Integumen : Turgor kembali cepat

Page 8: Presentasi Case Bedah Combustio

STATUS LOKALIS

• Luka bakar di wajah grade II dengan luas luka bakar 4,5% (rule of nine)

• Warna kulit kehitaman, bulla (-), nyeri (+)

Page 9: Presentasi Case Bedah Combustio

• Luka bakar di ekstremitas atas kanan grade II dengan luas luka bakar 4,5% (rule of nine)

• Warna kulit kehitaman, bulla (-), nyeri (+)

Page 10: Presentasi Case Bedah Combustio

Luka bakar di ekstremitas bawah grade II dengan luas luka bakar 13,5% (rule of nine). Warna kulit kehitaman, bulla (-), nyeri (+)

Page 11: Presentasi Case Bedah Combustio

• Menurut lund and browder : luka bakar grade II dengan luas luka bakar 19,5%

• (Kepala = 3,5% , tangan kanan = 3%, tungkai kanan =8,25%, paha kiri = 4,75%)

Page 12: Presentasi Case Bedah Combustio

• Diagnosis kerja– Luka bakar grade II dengan luas luka bakar 22,5%

• Penatalaksanaan – MEBO– Amoksisilin 3x500 mg– PCT 3x500 mg– CTM 3x2 mg– Omeprazole 1x20 mg

Page 13: Presentasi Case Bedah Combustio

HISTOLOGI

• Kulit terdiri dari 3 lapisan: – Dermis– Epidermis – Subkutis

Page 14: Presentasi Case Bedah Combustio

DEFINISI

• Luka bakar adalah luka yang terjadi akibat sentuhan permukaan tubuh dengan benda-benda yang menghasilkan panas (api, cairan panas, listrik, dll) atau zat-zat yang bersifat membakar (asam kuat, basa kuat).

Page 15: Presentasi Case Bedah Combustio

ETIOLOGI

• Termis :- benda panas: padat, cair, udara/uap api sengatan matahari / sinar panas

• Elektris : aliran listrik tegangan tinggi• Khemis : asam kuat, basa kuat

Page 16: Presentasi Case Bedah Combustio

Penilaian derajat luka bakar• Luka bakar grade I :– luka bakar superficial– Mengenai lapisan luar epidermis (epidermal burn)– Kulit kemerahan, sedikit oedem, dan terasa nyeri– hari IV deskuamasi epitel (peeling).

Page 17: Presentasi Case Bedah Combustio

• Luka bakar grade II :▫ Superficial partial thickness:

meliputi epidermis & lap atas dr dermis Bula muncul dlm bbrp jam, bila disingkirkan luka merah muda,

basah Luka sangat sensitive dan akan menjadi lebih pucat bila terkena

tekanan sembuh sendiri dalam 3 minggu

▫ Deep partial thickness meliputi epidermis + dermis disertai juga dengan bula permukaan luka berbecak merah muda dan putih luka akan sembuh dalam 3-9 minggu.

Page 18: Presentasi Case Bedah Combustio

• Luka bakar grade III :– Disebut juga Full thickness burn– Mengenai seluruh lapisan kulit– gejala kulit kering dan leathery skin – Kulit hitam, kuning, coklat, putih maupun kuning,

pembengkakan– Rasa sakit kadang tidak terlalu terasa

Page 19: Presentasi Case Bedah Combustio

• Luka bakar grade IV :• Luka bakar meliputi kulit, lemak subkutis sampai mengenai

otot dan tulang

Page 20: Presentasi Case Bedah Combustio

Penilaian luas luka bakar

Rule of nine (Wallace)

Page 21: Presentasi Case Bedah Combustio
Page 22: Presentasi Case Bedah Combustio

PEMBAGIAN LUKA BAKAR• Luka bakar berat (major burn)– Derajat II-III > 20 % pada pasien berusia di bawah 10

tahun atau di atas usia 50 tahun– Derajat II-III > 25 % pada kelompok usia selain

disebutkan pada butir pertama– Luka bakar pada muka, telinga, tangan, kaki, dan

perineum– Adanya cedera pada jalan nafas (cedera inhalasi)

tanpa memperhitungkan luas luka bakar– Luka bakar listrik tegangan tinggi– Disertai trauma lainnya– Pasien-pasien dengan resiko tinggi

Page 23: Presentasi Case Bedah Combustio

• Luka bakar sedang (moderate burn)– Luka bakar dengan luas 15 – 25 % pada dewasa,

dengan luka bakar derajat III kurang dari 10 %– Luka bakar dengan luas 10 – 20 % pada anak usia < 10

tahun atau dewasa > 40 tahun, dengan luka bakar derajat III kurang dari 10 %

– Luka bakar dengan derajat III < 10 % pada anak maupun dewasa yang tidak mengenai muka, tangan, kaki, dan perineum

• Luka bakar ringan– Luka bakar dengan luas < 15 % pada dewasa– Luka bakar dengan luas < 10 % pada anak dan usia

lanjut– Luka bakar dengan luas < 2 % pada segala usia (tidak

mengenai muka, tangan, kaki, dan perineum

Page 24: Presentasi Case Bedah Combustio

• Pembagian zona luka bakar:– Zona hiperemis : ↑perfusi jaringan vasodilatasi– Zona statis : gangguan perfusi jaringan– Zona koagulasi kerusakan jaringan irreversible

Epidermis

Dermis

Jaringan Sub-Kutis

Zona Koagulasi

Zona Statis

Zona Hiperemi

Page 25: Presentasi Case Bedah Combustio

PATOFISIOLOGI

Page 26: Presentasi Case Bedah Combustio

Penanganan luka bakar

Page 27: Presentasi Case Bedah Combustio

Penilaian Awal dan Managemen Airway13

Stridor atau Respiratory Distress terdapat pada luka bakar: Wajah, leher

|↓¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯↓

Tidak ada

*Segera Intubasi*Gunakan ETT dengan ukuran sesuai*O2 lembab*Elevasi kepala*Transferke Burn Center

*Sediakan 100% Oxygen*Cari tanda-tanda trauma airway- Oropharyngeal erythema    - suara serak    -  Status Pulmonal* Laryngoscopy bila perlu* Bila terdapat edema intubate* Transfer ke Burn Center jika didapatkan riwayat trauma inhalasi

ada

Page 28: Presentasi Case Bedah Combustio

Resusitasi cairan

• Pemberian cairan IV dilakukan luas luka bakar >15% TBSA.

• dilakukan dalam 24-48 jam pertama• diberikan berdasarkan burn resuscitation

formula spt formula Baxter atau Parkland, Formula Evans, dan Formula Brooke Army.12

Page 29: Presentasi Case Bedah Combustio

Resusitasi cairan

Page 30: Presentasi Case Bedah Combustio

NUTRISI • Penderita luka bakar membutuhkan kuantitas dan

kualitas yang berbeda dari orang normal karena umumnya penderita luka bakar mengalami keadaan hipermetabolik.

• Kebutuhan kalori pasien dewasa dapat dihitung dengan menggunakan formula Curreri, adalah 25 kcal/kgBB/hari + 40 kcal/% luka bakar/hari.

• Perhitungan kebutuhan kalori pada penderita luka bakar perlu perhatian khusus karena kurangnya asupan kalori akan berakibat penyembuhan luka yang lama dan juga meningkatkan resiko morbiditas dan mortalitas.

Page 31: Presentasi Case Bedah Combustio

• Formula HARRIS BENEDICK yang melibatkan faktor BB, TB dan Umur.

• EER = BMR x activity factor x injury factor• Pria : BMR= 66,5 + (13.7 x BB) + (5 x TB) - (6.8 x usia)• Wanita : BMR = 65,6 + (9.6 x BB) + (1.8 x TB) - (4.7 x age)• Activity factor:

– Istirahat di tempat tidur: 1.2– Aktivitas minimal: 1.3

• Injury factor– < 20% TBSA: 1.5– 20-40% TBSA: 1.6– 40% TBSA: 1.7

Page 32: Presentasi Case Bedah Combustio

Kriteria rawat (ALBI)

• LB derajat II > 15 % pada dewasa, >10% pada anak-anak

• derajat II pada muka, tangan dan kaki, perineum ,sendi.

• LB derajat III > 2% pada dewasa, setiap derajat III pada anak2.

• LB disebabkan listrik, disertai cedera jalan nafas atau komplikasi lain.

Page 33: Presentasi Case Bedah Combustio

KOMPLIKASI

• Komplikasi luka bakar terdiri atas:– Fase Akut : syok dan gangguan keseimbangan

cairan dan elektrolit– Fase Subakut : infeksi dan sepsis– Fase Lanjut : jaringan parut hipertropik dan

kontraktur

Page 34: Presentasi Case Bedah Combustio

Trauma listrik • Luka bakar listrik disebabkan oleh kontak langsung

aliran listrik dengan badan, dan sering lukanya lebih serius dibandingkan dengan luka di permukaan.

• Tubuh manusia dapat bertindak sebagai penghantar energi listrik dan mengakibatkan kerusakan jaringan akibat panas yang ditimbulkan.

• Urutan jaringan tubuh yang terkena listrik tahanan terbesarterendah (berdasarkan kandungan air dlm jaringan):Tulang – darah – tendon – kulit – otot – PD – saraf.

• Tanda patognomonik: ada luka masuk dan ada luka keluar (yang berhubungan dengan tanah)

Page 35: Presentasi Case Bedah Combustio

TRAUMA LISTRIK

• Penanganan meliputi perhatian terhadap jalan napas dan pernapasan, pemberian cairan infus, EKG dan pemasangan kateter.

• Pemberian cairan harus ditingkatkan hingga urin 100ml/jam.

• Penangan luka bakar sesuai dengan luka bakar pada umunya.

Page 36: Presentasi Case Bedah Combustio

Komplikasi

- Cardiac arrest- Respiratory arrest- Abnormalitas EKG : atrial fibrilasi, fibrilasi

ventrikel- Nekrosis otot- Penurunan kesadaran, paralisis- Cedera ortopedik (spasme otot, devaskularisasi

tulang)- Pengendapan mioglobin di ginjal gagal ginjal

Page 37: Presentasi Case Bedah Combustio

TRAUMA KIMIA

• Etiologi – Asam• Asam kuat umumnya memiliki pH kurang dari 2• Asam sulfat, asam fosfat, asam asetat, asam hidrolorid.• Asam dengan pH kurang dari 2 akan mempresipitasikan

protein, sehingga menyebabkan nekrosis koagulasi, kulit tampak kering, teraba keras dan kasar.

Page 38: Presentasi Case Bedah Combustio

– Basa• Basa kuat lebih dari pH 11.5 • Sodium hidroksida, pottasium hidroksida, kalsium

hidroksida, ammonia, kalsium oxide, sodium karbonat, litium• Menyebabkan: nekrosis lequefaktif, kulit yang terkena

basa tampak lunak, oedem, warna merah kecoklatan dan teraba licin.• Luka bakar kimia basa lebih serius drpd asam krn dapat

menembus jaringan lunak.

Page 39: Presentasi Case Bedah Combustio

Penatalaksanaan - Segera bersihkan zat kimia dan rawat luka - Berat ringannya luka bakar kimia tergantung dari

lamanya waktu kontak, konsentrasi dan jumlahnya.- Guyur zat kimia dengan air sebanyak-banyaknya selama

20-30 menit. - Untuk zat basa penyemprotan air lebih lama. Sebelum

melakukan irigasi- bila ada serbuk kimia sikat terlebih dahulu untuk

menghilangkan zatnya. - Zat penawar kimia jangan diberikan karena reaksi zat

kimia dengan penawarnya dapat menimbulkan panas dan menghasilkan kerusakan jaringan yang lebih parah.

Page 40: Presentasi Case Bedah Combustio

TRAUMA DINGIN

• Klasifikasi: - Frostnip- Frostbite- Non freezing injury

Page 41: Presentasi Case Bedah Combustio

Frostnip

• Frostnip merupakan bentuk paling ringan trauma dingin

• Terjadi pada suhu sekitar 15oC • Tanda nyeri, pucat, dam kesemutan pada

daerah yang terkena.• Dengan penghangatan keadaan ini dapat

pulih sempurna tanpa kerusakan jaringan

Page 42: Presentasi Case Bedah Combustio

Frostbite– Pembekuan jaringan yang diakibatkan

olehpembentukan kristal es intraselular dan bendungan mikrovaskular sehingga terjadi anoksia jaringan.

– Frosbite dibagi menjadi 4 derajat:• Derajat pertama : hiperemia dan edema tanpa nekrosis kulit.• Derajat kedua: pembentukan vesikel/bulla disertai dengan

hiperemi dan edema dengan nekrosis sebagian lapisan kulit.• Derajat tiga: nekrosis seluruh lapisan kulit dan jaringan

subkutan, biasanya disertai vesikel hemoragik.• Derajat empat: nekrosis seluruh lapisan kulit dan gangren

otot serta tulang.

Page 43: Presentasi Case Bedah Combustio

DERAJAT I DERAJAT 2

DERAJAT 4DERAJAT 3

Page 44: Presentasi Case Bedah Combustio

Non Freezing Injury• Non Freezing Injury disebabkan oleh kerusakan

endotel mikrovaskular, stasis, dan sumbatan vaskular. • Trench foot atau cold immertion foot /hand adalah

contoh non freezing injury tangan dan kaki akibat terkena udara basah terus-menerus yang suhunya masih di atas titik beku, yaitu antara 1.6oC sampai 10oC.

• Biasanya diderita oleh para tentara, pelaut. • Walaupun seluruh kaki terlihat hitam, tidak terdapat

kerusakan jaringan yang terlalu dalam.

Page 45: Presentasi Case Bedah Combustio

• Vasospasme dan vasodilatasi arteri terjadi silih berganti mengakibatkan jaringan yang dingin dan matirasa, berubah menjadi hiperemi dalam waktu 24-48 jam

• Hiperemi menimbulkan rasa sakit yang hebat dan adanya kerusakan jaringan ditandai dengan edema, bula, kemerahan, ekimosis, dan ulserasi.

• Komplikasi lebih jauh berupa selulitis, limfangitis atau gangrene.

• Mencegah trauma seperti ini bisa dicegah dengan memperhatikan higiene kaki.

Page 46: Presentasi Case Bedah Combustio

PENATALAKSANAAN• Penanganan harus segera dilakukan untuk

memperpendek berlangsungnya pembekuan jaringan

• Baju yang sempit dan basah diganti dengan selimut hangat, diberi makanan dan minuman hangat.

• Rendam bagian tubuh yang terkena dalam air hangat 40oC yang mengalir, sampai warna kulit berubah menjadi merah dan perfusinya kembali normal (biasanya dicapai dalam waktu 20-30 menit).

Page 47: Presentasi Case Bedah Combustio

• Tujuan penanganan luka frostbite adalah mencegah kerusakan jaringan dengan mencegah terjadinya infeksi, mencegah pecahnya vesikel yang tidak terinfeksi, elevasi daerah luka serta membiarkan jaringan yang luka terkena di udara terbuka.

• Jarang frostbite diikuti dengan kehilangan cairan masif.• Pemberian profilaksis ATS tergantung pada status imunisasi

sebelumnya. • Antibiotik sistemik diberikan bila ada infeksi. • Luka hendaknya dijaga agar tetap bersih dan usahakan bula

tidak pecah selama 7-10 hari sebagai pembalut biologis steril yang melindung epitelialisasi dibawahnya.

Page 48: Presentasi Case Bedah Combustio

TERIMA KASIH